paper teknik perkolaman.docx

26
PEMILIHAN LOKASI TAMBAK UDANG WINDU (Penaeus monodon) PAPER TEKNIK PERKOLAMAN Oleh kelompok 14 M. KHOIRON NENCY MAHARANI TAK -B PROGRAM DIPLOMA IV PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN

Upload: nency-maharani

Post on 10-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: paper teknik perkolaman.docx

PEMILIHAN LOKASI TAMBAK UDANG WINDU

(Penaeus monodon)

PAPER TEKNIK PERKOLAMAN

Oleh kelompok 14

M. KHOIRON

NENCY MAHARANI

TAK -B

PROGRAM DIPLOMA IV

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

JAKARTA

2015

Page 2: paper teknik perkolaman.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar belakang

Tambak yang ada di Indonesia sudah ada sejak zaman Majapahit hal ini terlihat

adanya bangunan berbentuk persegi panjang yang terletak di pinggir sungai Bengawan Solo,

hanya saja bentuk bangunannya masih sangat sederhana. Berdasarkan penjelasan Schuster

(1940) bahwa pembangunan tambak diawali dengan pembuatan bendungan kecil oleh orang-

orang yang tinggal di wilayah pantai dan bendungan tersebut di penuhi ikan bandeng (Chanos

chanos).

Sesuai dengan meningkatnya peradaban manusia dan kemajuan teknologi, maka

masyarakat mulai mengembangkan usahanya untuk kegiatan pertambakan yang lebih baik.

Upaya pembukaan lahan baru dan pemanfaatan lahan yang lama di lakukan untuk usaha

pertambakan. Persyaratan lokasi untuk kegiatan budidaya udang merupakan keharusan teknis

dan disesuaikan dengan tata ruang potensi lahan serta infrastruktur yang ada di lingkungan

tersebut (Adiwidjaya, 2006). Lokasi dalam kegiatan budidaya merupakan faktor utama berkaitan

dengan sumber air dan kemudahan transportasi (berhubungan dengan pengangkutan sarana

produksi kegiatan tambak dan mempermudah pemanenan).

Kegiatan budidaya udang merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua proses

produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh manusia dapat memenuhi

persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan udang yang optimal. Usaha ini

pernah menunjukkan hasil yang memuaskan hingga Indonesia menjadi produsen udang papan

atas di dunia yaitu pada tahun 1994 mampu mencapai angka produksi > 300.000 ton/tahun

(produksi dari tambak intensif sekitar 60 %, tambak sederhana mencapai 20% dan tambak semi-

intensif sekitar 10%). Sedangkan mulai tahun 1997 hingga sekarang produksi udang Indonesia

Page 3: paper teknik perkolaman.docx

mengalami penurun yang tidak sedikit, yaitu kira-kira produksi per tahun berkisar antara

160.000-200.000 ton( Anonim, 2003).

Sukses tidaknya usaha budidaya udang di tambak dapat ditentukan dengan langkah awal

yang urgen dalam hal ini PEMILIHAN LOKASI untuk mendukung kebutuhan biologis udang

yang harus terpenuhi. [emilihan lokasi tambak ini dilakukan demi terpenuhinya persyaratan

teknis baik daroi segi lingkungan maupun dari segi fisik/lahan. Persyaratan lokasi untuk tambak

pembesaran udang secara umum tidak jauh berbeda dengan jenis udang lainnya (terutama untuk

udang jenis payau).

Page 4: paper teknik perkolaman.docx

BAB II

PEMILIHAN LOKASI

Sukses tidaknya usaha budidaya udang di tambak dapat ditentukan pula dengan langkah

awal yang sangat urgen, dalam hal ini penentuan lokasi untuk mendukung kebutuhan biologis

udang yang dipelihara harus terpenuhi. Pemilihan lokasi untuk budidaya udang sangatlah mutlak

dilakukan demi terpenuhinya persyaratan teknis baik dari segi lingkungan maupun dari segi

fisik/lahan. Persyaratan lokasi/ lahan untuk tambak pembesaran udang secara umum tidak jauh

berbeda dengan jenis udang lainnya. Pemilihan lokasi yang dikehendaki untuk kegiatan budidaya

jenis udang windu tercantum pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Persyaratan minimal parameter kualitas lokasi/lahan

NO Komponen Kisaran Optimal Keterangan

1

2

3

4

Jenis Tanah

pH tanah

Bahan Organik

NH3

Liat berpasir

(70:30) 6,5 – 8,0

3 – 5 %

0,05 – 0,25 ppm

Jenis tanah masih ada

toleransi, yaitu dapat

digunakan untuk liat

berdebu/ berlumpur

Tabel 2. Persyaratan minimal paramater kualitas air pasok

NO Komponen Kisaran Optimal Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Salinitas

pH

Suhu

Alaklinitas

Bahan Organik

PO4

NH3

15 – 30 ppt

7,5 – 8,7

28 – 31,5 0C

90 – 150 ppm

45 – 55 ppm

0,1 – 0,5 ppm

0,03 – 0,25 ppm

Bila bahan organik air

di atas 55 ppm dapat

diantsipasi dengan

pengendapan pada

petak tandon air.

Page 5: paper teknik perkolaman.docx

Pemilihan lokasi tambak sangat penting untuk menentukan bisa dan tidaknya suatu lokasi

dibangun pertambakan . Salah satu penialain yang diperlukan untuk menentukan hal tersebut

adalah

2.1 Topografi

Topografi cukup significan untuk dijadikan ukuran tingkat kerataan lahan, daerah yang

memupunyai topografi bergelombang perlu dipertimbangkan untuk diratakan apabila akan

dijadikan lahan pertambakan, karena akan menyangkut cost untuk land clearing. Walaupun pada

umumnya lokasi diwilayah pantai jarang ditemukan dengan topografi bergelombang, namun ada

di beberapa tempat terdapat lahan dengan topografi bergelombang. Untuk mengetahui topografi,

harus dilakukan pemetaan secara „grid‟ (scale 1:25 sd 1:100, sesuai tingkat kepentingan)

sehingga akan dihasilkan peta kontur lahan yang akurat (gambar 1).

Page 6: paper teknik perkolaman.docx
Page 7: paper teknik perkolaman.docx

Gambar 1. Contoh peta kontur lokasi calon tambak

  Lokasi tambak harus memiliki kontur yang relatif rata dan elevasi ideal, hal ini untuk

mempermudah pengerjaan pembuatan tambak dengan biaya yang rendah. Topografi berkaitan

dengan letak ketinggian lokasi dan pasang surut

  Apabila lokasi tambak bergelombang hal ini tidak menguntungkan dari segi rancang bangun

maupun operasional tambak nantinya KARENA

a.        Meratakan tanah butuh biaya besar

b.        Dalam meratakan tanah yang bergelombang otomatis akan menghilangkan “top soil”

karena bagian yang tinggi dipotong dan bagian yang dalam akan ditimbun tanah sehingga upaya

ini membutuhkan biaya yang relatif besar dan waktu yang cukup lama serta tingkat kesuburan

yang tidak merata.

Catatan : Untuk lahan yang baru di buka biasanya bersifat asam, penimbunan dan

penggalian tanah menimbulkan masalah baru yakni memberikan kesempatan oksidasi pyrit yang

cukup sulit diatasi. Kondisi pyrit di tandai dengan munculnya warna merah kekuning-kuningan

pada lapisan permukaan tanah dan air.

2.2 Elevasi

Elevasi atau kemiringan tanah berkaitan dengan kemampuan irigasi tanah untuk

mencapai pada suatu tempat. Semakin tingi letak lokasi akan semakin susah dijangkau oleh

pasang surut. Semakin landai letak lokasi, daerah yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan

tambak akan semakin banyak (Gambar 2 & 3).

Gambar 2. Penampang bentuk lahan dan sudut elevasi yang berbeda

Lahan yang sudut elevasinya terlalu besar akan menyulitkan dalam pembangunan tambak

terutama pada bagian hulu. Pengelolaan air pada bagian hulu banyak mengalami kendala yakni

Page 8: paper teknik perkolaman.docx

tidak mendapatkan air pasok yang cukup setiap saat baik kualitas atauapun kuantitas sehingga

dalam pemasukan air diperlukan pompa atau menggali tanah yang lebih dalam sehingga

penggalian tanah ini akan berpeluang munculnya pyrit.

2.3 Pasang surut

Lebih dari 75% dari planet bumi terdiri atas air, khususnya air laut. Pasang surut adalah

merupakan fenomena alam, dimana terjadinya perubahan ketinggian air dimuka bumi seiring

dengan berubahnya waktu. Pergerakan air ini berbeda dari satu tempat dengan tempat lain dan

dari waktu ke waktu sesuai dengan posisi lintang. Pasang surut dipengaruhi oleh 3 planet besar,

yaitu: matahari-bumi-dan bulan. Namun secara lebih detail masih ada pengaruh lain, lebih dari

50 parameter yang ikut menentukan pergerakan pasang surut air laut. Pasang surut sangat

penting bagi perikanan, khususnya budidaya tambak. Pemasukan dan pengeluaran air tambak

sangat bergantung pada pasang surut. Jenis perairan baik itu payau atau tawar tergantung dari

jenis kultivan (udang) yang akan di pelihara, untuk daerah pertambakan yang cocok adalah

daerah pasang surut dengan  fluktuasi pasang surut 2 -3 meter.

Gambar 3. Tipe – tipe pasang surut

2.4. Kualitas Tanah

Tanah bagi kepentingan budidaya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai faktor fisik

untuk dijadikan bangunan tambak; dan faktor kimia yang berkaitan dengan kesuburan. Secara

Page 9: paper teknik perkolaman.docx

fisik yang perlu diperhatikan adalah: tekstur tanah, dimana hal ini berkaitan dengan kemampuan

tanah untuk dibentuk menjadi tanggul sehingga mampu menahan tekanan air hingga ketinggian

yang diinginkan. Secara garis besar, fraksi tanah „liat berpasir‟ merupakan bahan terbaik untuk

dipertimbangkan menjadi tangul tambak. Secara umum, sebaiknya menghindari tanah ber pH

rendah (< 6), sebab dengan kondisi demikian tentu banyak masalah yang akan dihadapi,

khususnya potensi pyrit yang akan menghantui selama proses budidaya. Reklamasi adalah salah

satu penyelesaian masalah pyrit, namun hal ini akan berlangsung sangat lama untuk menjadikan

tanah siap dipergunakan untuk berbudidaya „udang‟ khususnya.

Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk dibentuk dan dijadikan tanggul

sehingga mampu menahan tekanan air sampai ketinggian yang diinginkan. Tekstur tanah yang

ideal untuk kegiatan usaha budidya udang adalah tanah liat berpasir (sandy clay) atau liat

berlumpur (clay loam) karena tanah tersebut baik untuk pematang karena kompak, kuat, dapat

menahan air dan tidak pecah pecah.

Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu/ lumpur berpasir dengan kandungan

pasir tidak lebih dari 20 % dan tidak porous.

Tanah dengan kandungan pasir tinggi akan sangat porus dan sulit ditumbuhi pakan

alami/plankton.

 Sedangkan tanah dengan kandungan debu tinggi kurang kompak dalam keadaan kering sehingga

mudah longsor.

Selain itu konstruksi petakan yang akan digunakan untuk berbudidaya harus kedap air hal ini

untuk memudahkan kegiatan produksi dan meminimalkan penularan penyakit. Kutty 2006

menjelaskan bahwa :

1)     Tekstur tanah Liat diameter 0.05 – 0.002 mm (terasa lembut seperti bedak).

2)    Tekstur tanah Pasir diameter 2 – 0,05 mm (individual partikel)

3)    Tekstur tanah Lempung diameter <  0.002 mm (terasa kasar)

Cat = Secara garis besar fraksi tanah ’liat berpasir” baik untuk tanggul tambak

Selain tekstur tanah, warna tanah juga menjadi indikator kelaancaraan proses dekomposisi

berikut ini Berikut ini tabel warna sedimen (Reis, 1903 dalam Iskandar 1986)

Page 10: paper teknik perkolaman.docx

Tabel 3. Warna sedimen tanah

NO Warna Tanah Pot Redok (mV) Senyawa KET

1 Coklat - 100 Fe(OH)3 Dekomposisi Oxic

2 Hitam < - 200 FeS Dekomposisi anoxic

3 Abu-abu - 100 s/d - 200 FeS2 Dekomposisi terhambat

Parameter kualitas tanah merupakan salah satu faktor utama yang diperhatikan dalam

pemilihan lokasi budidaya (di sesuaikan dengan jenis kultivan yang akan di pelihara), Untuk

kultivan udang yang merupakan hewan based living dengan menghabiskan hidupnya di bagian

dasar permukaan maka tanah dengan kualitas yang laayak akan menunjaang bagi kelangsungan

hidup udang. Berikut ini parameter kualitas tanah yang ideal untuk di jadikan tambak

pemeliharaan udang (Tabel 4)

Tabel 4. Parameter Kualitas Tanah untuk pemeliharaan budidaya udang

NO PARAMETER TANAH SATUAN KISARAN

OPTIMAL

1 pH 5.5 – 7

2 B.Organik, maksimal mg/L 5 – 7

3 Potensial redoks,maksimal mV 50

4 Nitrit mg/L 0.03 – 0.05

5 H2S mg/L 0.05 – 0.10

6 Phosphat mg/L 0.30 – 0.50

7 Tekstur

Lempung

%

20 – 50

50 – 70

10 – 20

8 Unsur Hara tanah*)

Nitrogen %

mg/L

0.21

500

Page 11: paper teknik perkolaman.docx

Kalsium

Magnesium

Total besi

mg/L

mg/L

mg/L

700

300

< 1

         Berdasarkan SNI 01-7246-2006 dan *) Ditjenkan 2003

2.5. Kualitas Air

Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya

ikan/udang. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a) mempunyai jumlah yang cukup;

b) tidak keruh; c) pH sekitar 7,0; d) salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e) tidak berada pada

daerah polluted area baik dari jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Seperti diketahui

bahwa wilayah pantai adalah merupakan daerah „buangan‟ seluruh aktivitas didaerah daratan

mulai dari: pemukiman; pertanian; dan industri. Pada daerah yang memiliki peluang terpulasi

sebaiknya tidak dipilih untuk dijadikan lahan pertambaka, karena biaya perbaikan lingkungan

pasti akan mahal sekali walupun bisa dilakukan.

Berikut ini persyaratan parameter kualitas air yang layak dalam masa pemeliharaan berdasarkan

SNI 01-7246-2006 (tabel 2 dan 3).

Tabel 5. Parameter Kualitas Air petak tandon

NO PARAMETER AIR SATUAN KISARAN

OPTIMAL

1 Salinitas Ppm 10 – 40

2 Suhu °C 28 – 30

3 pH 7.5 – 8.5

4 DO, minimal mg/L 3

5 Alkalinitas mg/L 100 – 200

6 B.Organik, maksimal mg/L 55

7 Total padatan terlarut mg/L 150 - 200

8 Unsur hara

mg/L

mg/L

0 – 0.01

0 – 0.3

Page 12: paper teknik perkolaman.docx

mg/ L 0 – 0,01

Tabel 6. Parameter kualitas air pemeliharaan budidaya udang.

NO PARAMETER AIR SATUAN KISARAN

OPTIMAL

1 Salinitas Ppm 15 – 25

2 Suhu °C 28,5 – 31,5

3 pH 7.5 – 8.5

4 DO, minimal mg/L 3.5

5 Alkalinitas mg/L 100 – 150

6 B.Organik, maksimal mg/L 55

7 Amoniak total, maksimal mg/L 0.01

8 Nitrit mg/L 0.01

9 Nitrat mg/L 0.5

10 Phosphat mg/L 0.1

11 Ketinggian air Cm 120 - 200

12 Kecerahan air Cm 30 – 45

2.6. Vegetasi

Vegetasi yang tumbuh disuatu tempat, khususnya diwilayah pantai dapat dijadikan

indikator untuk menentukan kualitas tanah dan kepentingan pemilihan lokasi. Vegetasi yang

tumbuh merupakan cerminan dari mineral tanah yang terkandung di sekitar lokasi tersebut.

Wilayah mangrove memang merupakan daerah yang paling sesuai dijadikan tambak, karena

terletak pada daerah „intertidal‟ atau peralihan. Namun pada daerah tertentu banyak ditumbuhi

vegetasi „nipah‟ yang merupakan cerminan bahwa daerah tersebut adalah daerah “tanah asam”.

Jika ketemu daerah yang seperti ini sebaiknya tidak dipilih menjadi daerah pertambakan karena

akan menuai segudang masalah karena tanah asam berpotensi sebagai tanah pyrit.

Berikut ini parameter fisik dan kimia dari lokasi dengan dominasi tumbuhnya jenis  vegetasi di

areal calon lokasi tambak (Tabel 1).

Page 13: paper teknik perkolaman.docx

Tabel 7. Dominasi tumbuhnya jenis  vegetasi di areal calon lokasi tambak

Nipah (Nipa fructicans) dan Api-api (Avicenia

sp)

Bakau (Mangrove)

1.     Kandungan bahan organik tinggi

2.     Kandungan liat tinggi

3.     Salinitas air rendah (5-10 ppt)

       Tidak berkarang

      Elevasi yang cukup rendah sehingga

air pasang dapat menjangkau daerah ini

dengan baik.

   

Dalam pembersihan tumbuhan harus dilakukan sampai benar-benar bersih karena sisa

batang/akar tumbuhan dapat mengakibatkan tanah kurang kompak dan pH tanah menjadi rendah.

Hal ini disebabkan karena adanya pembusukan yang akan berpengaruh langsung terhadap

kualitas air.

2.7 sumber air

 Suplai air dalam jumlah yang cukup tersedia (debit air cukup), ada sepanjang tahun, tidak

adanya tingkat pencemaran,  parameter fisik dan kimia air. Keluar masuknya air ke dalam

tambak cukup dengan gaya gravitasi pada saat air pasang. Perbedaan pasang surut yang ideal 1.5

– 2.5 m.

Data pasang surut penting untuk :

a.      Tata letak dasar tambak

b.     Dasar saluran primer/utama

c.      Dasar saluran sekunder

d.     Lebar dan tinggi pematang serta dimensi saluran inlet dan outlet

Catatan

1. Sumber air meliputi = kualitas air dan pasang surut

2. Sebelum menentukan tata letak dasar tambak yang harus dilakukan adalah menentukan

titik datum (yaitu titik pasang terendah) 0 + 0 cm kemudian dipasang BM ”Behn

Mark”. Dari zero datum sebagai dasar penentu tata letak konstruksi tambak yang akan di

bangun.

Page 14: paper teknik perkolaman.docx

Letak dasar saluran utama yang ideal 40 cm di bawah titik zero datum agar saat surut terendah

saluran utama yang berfungsi sebagai inlet tetap terisi air. Untuk dasar saluran pembuangan

kurang lebih 25 cm, posisi letak dasar caren dalam petak tambak kurang lebih 40 cm dan letak

dasar tambak pelataran 100 cm, tinggi pematang utama yang ideal disarankan 50 cm dasar

pasang tertinggi.

2.8 Iklim 

Indonesia merupakan daerah dengan 2 iklim (penghujan dan kemarau). Mengingat perkembangan

zaman sekarang dengan pemanasan global ini sukar dipastikan kapan musim penghujan dan kapan musim

kemarau. Meski begitu bagi calon petambak yang akan menentukan calon lokasi tambak perlu melakukan

pencatatan data curah hujan. Data ini bisa di peroleh di BMG (Badan Meterologi Geofisika). Data

curah hujan dan angin penting bagi perencanaan tata letak (lay out) dan desain tambak dan

perencanaan waktu pembangunan konstruksi di mulai (Trobos, 2008)

Catatan: Data curah hujan berguna dalam menghitung ketinggian tanggul utama agar tambak

tidak kebanjiran juga pengaturan pergiliran penebaran kultivan dan jenis kultivan yang akan di

pelihara

Page 15: paper teknik perkolaman.docx

BAB III

ISTILAH DAN KEPERUNTUKANNYA

3.1. Definisi Tambak

Tambak adalah merupakan bangunan air yang dibangun pada daerah pasang surut yang

diperuntukkan sebagai wadah pemeliharaan ikan/udang dan memenuhi syarat yang diperlukan

sesuai dengan sifat biologi hewan yang dipeliharan.

3.2. Sejarah Perkembangan Tambak

Tambak di Indonesia sudah ada semenjak zaman kerajaan Majapahit (Schuster 1940),

yang diawali dengan orang yang tinggal di wilayah pantai membuat bendungan kecil, dan

ternyata banyak ditemukan ikan bandeng. Daerah pertambakan saat itu hanya ada di daerah

sekitar delta sungai Bengawan Solo (kota Gresik) dan sekitar delta sungai Porong (kota Sidoarjo)

--- lihat bentuk dan desain tambak pada Gambar 1 dan 2. Semenjak saat itu, teknologi budidaya

secara perlahan-lahan berkembang hingga sekarang ini, demikian pula dengan pengembangan

tambak berkembang hingga mencapai 300.000 hektar (Ditjenkan, 2003), Tabel 4. Namun data

hingga tahun 2005 lahan yang terbentuk tambak mencapai 800.000 hektar. Pembangunan tambak

pada umumnya dipilih di daerah sekiar pantai, khususnya yang mempunyai atau dipengaruhi

oleh sungai besar, sebab banyak petambak beranggapan, bahwa dengan adanya air payau akan

memberikan pertumbuhan ikan/udang yang lebih baik ketimbang air laut murni. Penyebaran

pembangunan tambak saat booming (dekade 80‟an) budidaya udang sepertinya tidak mempunyai

arah, dimana pembukaan lahan umumnya dilakukan pada wilayah hutan mangrove (bakau).

Page 16: paper teknik perkolaman.docx

Tidak semua wilayah mangrove dapat dikonversi menjadi tambak udang, dan memang harus

dilakukan evaluasi untuk memilih lokasi yang sesuai bagi pembangunan tambak. Secara umum

wilayah intertidal, merupakan daerah yang sangat cocok untuk membangun tambak karena

ketersediaan air laut sangat mempengaruhi bisa tidaknya tambak beroperasi dengan sukses.

Pembangunan untuk tambak sederhana hingga penerapan teknologi intensif cukup mempunyai

persyaratan tersendiri.

Adapun secara umum tambak harus memenuhi sayarat sebagai berikut:

Tanah tambak didominasi oleh tanah liat atau liat berpasir

Tambak tidak bocor

Dasar tambak bebas dari bekas vegetasi

Ada bagian caren dan pletaran

Kedalaman air mampu menampung sedikitnya 80 cm

Ada penampungan air/tandon

3.3 Bahan petakan tambak

Secara umum, tambak harus memenuhi persyaratan seperti diatas, untuk itu dalam rangka

memfungsikan tambak secara efisien maka petakan tambak dapat dibuat dari berbagai bahan:

yaitu: Tambak tanah. Tambak tanah merupakan jenis tambak yang banyak digunakan dalam

pembangunan tambak, karena jenis ini merupakan cara yang paling murah. Tekstur tanah

merupakan pertimbangan penting dalam membangun tambak jenis ini. Tekstur dengan

dominansi LIAT adalah yang terbagus dalam pembuatan tambak tanah karena tambak tidak akan

bocor. Jneis tanah liat berpasir masih memungkinkan untuk pembangunan tambak jenis ini.

Tambak Concrete. Tambak concrete atau pasangan batu umumnya dibangun pada daerah yang

mempunyai jenis tanah berpasir atau berkarang. Fraksi pasir tidak mampu menahan air sehingga

akan mengalami banyak kebocoran. Tambak Plastik. Demikian juga dengan jenis tambak

plastik, dapat dibangun pada daerah berpasir atau bergambut.

3.4 Bangunan Pendukung Tambak

Page 17: paper teknik perkolaman.docx

Dalam satu unit tambak atau kawasan, umumny dilengkapi dengan bangunan pendukung

yang berfungsi untuk menlengkapi fungsi tambak. Adapun bangunan pendukung tersebut

adalah: a) saluran dan b) pintu air.

Saluran.

Saluran berfungsi untuk menyalurkan air baik untuk pemasukan mapun pembuangan. Saluran

dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: a) saluran primer, yaitu saluran yang

berhunbungan dengan laut; b) saluran sekunder adalah merupakan saluran cabang dari saluran

primer; c) saluran tersier adalah merupakan cabang dari saluran sekunder; dan bahkan d) saluran

kwarter adalah saluran yang merupakan cabang dari saluran tersier. Dalam pembuatan saluran

memang harus diperhitungkan sehingga cukup untuk mengairi daerah target, khususnya

kemiringan saluran menjadi penting karena dengan kemiringan yang tidak cukup akan

mengakibatkan cepatnya pendangkalan. Dalam merancang saluran tambak, kemiringan dapat

dihitung dengan cara berikut:

Pintu air.

Pintu air dapat digongkan menjadi beberapa bagian, yaitu pintu UTAMA, yaitu pintu

yang terletak pada saluran utama, dimana fungsi dari pintu ini adalah untuk mengendalikan air

didalam saluran. Pintu TAMBAK adalah berfungi untuk mengendalikan air dalam tambak.

Pintu tambak dapat terbuat dari PVC, Kayu, concrete, bahkan bambu.

Page 18: paper teknik perkolaman.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada dasarnya pemilihan lokasi pada semua jenis udang yang hidupnya di air payau

adalah sama, namun tergantung sifat dan biologisnya ikan yang dapat dikondisikan dengan

wadah pemeliharaan. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya udang windu ini

adalah tergantung dengan pemilihan lokasi, dan syarat utama penentu keberhasilan yaitu kualitas

tanah, kualitas air dan sumber air.

Untuk itu dalam melakukan survey lokasi harus dilakukan dengan semaksimal mungkin

agar tidak mendapat banyak masalah di kemudian hari.

Page 19: paper teknik perkolaman.docx

REFRENSI

MARLIA CHANDRA MARTTA, S.Pi. BBPBAP Jepara-2009 (Pemilihan lokasi budiday udang) File PDF, ( Desain lokasi pemilihan tambak udang)