paper sudarianto (alumni simkes dari makassar)

5

Click here to load reader

Upload: gustama-arsitrapurna-sunuasta

Post on 05-Jul-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Sudarianto (Alumni Simkes Dari Makassar)

MODIFIKASI APLIKASI SISFOMAS DALAM RANGKA PENERAPAN REKAM KESEHATAN ELEKTRONIK

DI SULAWESI SELATAN

Sudarianto Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Jl. Wijaya Kusuma I K2/22 Makassar e-mail : [email protected]

ABSTRACT Background: Kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan menuntut kemampuan penyediaan informasi yang memiliki akurasi dan validasi tinggi baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Kualitas informasi ini ditentukan antara lain oleh kualitas perangkat keras dan perangkat lunaknya, serta yang terpenting adalah kualitas manusia yang berperan sebagai pengelola dan pengguna informasi tersebut. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh data akurat dan tepat waktu yaitu dengan dengan menggunakan software data individu. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem pencatatan dan pelaporan elektronik dengan memodifikasi aplikasi open source sesuai dengan kebutuhan. Objectives: Sasaran penulis adalah aplikasi SisfoMas. Methods: Metode modifikasi aplikasi yang telah teruji di tempat lain. Results: Dalam rangka penerapan Sisfomas di Sulawesi Selatan, dilaksanakan workshop pengoperasian dan modifikasi aplikasi pada tim data kesehatan se Sulawesi selatan. Setelah itu berhasil memodifikasi aplikasi kemudian diinstall di Puskesmas Tolo Kabupaten Jeneponto. Dengan kegiatan ini dapat memiliki aplikasi dengan biaya yang murah. Conclusions: Sebanyak 83,3% tim data kesehatan di Sulawesi selatan yang mampu memodifikasi aplikasi sisfoMas, dapat memodifikasi sesuai kebutuhan, dengan biaya yang murah. .Keywords: Modifikasi, SisfoMas, biaya murah. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era global saat ini, informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seluruh organisasi di Indonesia. Berbagai strategi dalam meningkatkan kinerja akan sangat membutuhkan akurasi informasi dimasa sekarang dan masa yang akan datang, karena informasi akan menjadi alat pemetaan untuk menentukan strategi. Salah satu dari 4 permasalahan spesifik yang terjadi dalam era desentralisasi ini adalah : belum optimalnya kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan secara lintas program, lintas sektor dan lintas wilayah/daerah, termasuk sistem pembiayaan dan informasi kesehatan mengakibatkan strategi dan perencanaan untuk kesehatan menjadi sangat lemah dan terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan data dan informasi yang akurat dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masalah kesehatan setempat serta penentuan

strategi yang tepat untuk menciptakan evidence based planning and policy. Informasi adalah sesuatu yang berasal dari data, sementara akurasi data akan menentukan akurasi informasi. Setelah data diolah menjadi informasi maka diharapkan informasi tersebut ditindaklanjuti agar mampu diaplikasikan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh data akurat dan tepat waktu yaitu dengan dengan menggunakan software data individu. Berdasarkan dengan hal tersebut di atas maka diperlukan sistem perangkat lunak yang dapat mengatasi sistem pelaporan cepat ditingkat puskesmas, kabupaten dan propinsi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan yang lengkap tetapi efisien anggaran, maka memilih metode modifikasi aplikasi yang sudah teruji kualitasnya di tempat lain. Dalam hal ini perlu dikembangkan sistem pencatatan dan pelaporan elektronik dengan memodifikasi aplikasi open source sesuai dengan kebutuhan. 1.2 Tujuan Modifikasi 1.2.1 Untuk meningkatkan kemampuan Sumber

Daya Manusia (SDM) dalam memodifiksi aplikasi yang sudah jadi.

1.2.2 Untuk memiliki aplikasi sistem rekam kesehatan elektronik yang sesuai dengan kebutuhan.

1.2.3 Untuk memperoleh aplikasi dengan biaya minimal.

1.3 Manfaat Modifikasi 1.3.1 Bagi pemerintah daerah dan pusat Dapat mengefesienkan anggaran dalam rangka mendukung ketersediaan sumber daya data dan informasi kesehatan pada setiap level administrasi di Sulawesi Selatan. 1.3.2 Bagi dinas kesehatan Hasil modifikasi aplikasi dapat diaplikasikan di puskesmas maupun Dinas Kesehatan dalam menerapkan rekam kesehatan elektronik.

Page 2: Paper Sudarianto (Alumni Simkes Dari Makassar)

1.3.3 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Sebagai referensi pustaka dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang rekam kesehatan elektronik. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modifikasi Aplikasi Modifikasi aplikasi adalah suatu upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan untuk merubah profil dan menu SisfoMas yang telah teruji dan digunakan di tempat lain dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam membuat/ memodifikasi aplikasi open source, untuk memiliki aplikasi sistem informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, serta untuk memperoleh aplikasi dengan biaya minimal Dengan kegiatan ini diharapkan pengelola data di Sulawesi Selatan mampu memodifikasi aplikasi yang sudah jadi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing dengan biaya yang minimal. 2.2 SisfoMas Aplikasi SisfoMas ini dikembangkan sejak tahun 2004 dengan nama SIKESDA yang merupakan aplikasi sistem informasi puskesmas yang dikembangkan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Puskesmas Depok 2 Kab. Sleman merupakan puskesmas yang pertama kali mengimplementasi aplikasi SIKESDA ini untuk membantu kegiatan pencatatan dan pelaporan. Fitur awal dari aplikasi ini masih sangat sederhana sekali karena hanya mendukung kegiatan rawat jalan di BP umum dan BP gigi saja dan fungsi pelaporan yang ada hanya untuk merekap laporan bulanan 1 (LB1). Aplikasi telah beberapa kali di kembangkan dan saat ini aplikasi SisfoMas telah dikembangkan dengan fitur yang jauh lebih lengkap dan didevelop dengan menggunakan Framework CI (CodeIgniter) yang bisa mempermudah developer untuk mengembangkan aplikasi ini. Modul aplikasi yang ada di dalam aplikasi SisfoMas ini didesain dan dirancang untuk mendukung kegiatan pelayanan dan manajemen puskesmas baik untuk kegiatan-kegiatan dalam gedung maupun kegiatan luar gedung baik yang terkait dengan kegiatan transaksional harian secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah modul-modul aplikasi yang bisa ditemukan di dalam aplikasi SsisfoMas, antara lain : modul pendaftaran, modul pemeriksaan, modul KIA, modul pelaporan, modul statistik dan pemetaan, serta modul manajemen data(Panduan SisfoMas 2010). 2.3 Rekam Kesehatan Elektronik 2.3.1 Pengertian rekam kesehatan elektronik Johan Harlan menyebutkan bahwa Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) adalah rekam medis seumur hidup (tergantung penyedia layanannya) pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau

meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. RKE menjadi kunci utama strategi terpadu pelayanan kesehatan di berbagai sarana kesehatan. Sedangkan menurut Shortliffe, 2001 Rekam medic elektronik (rekam medic berbasis-komputer) adalah gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam medis yang sah. Dalam rekam kesehatan elektronik juga harus mencakup mengenai data personal, demografis, sosial, klinis dan berbagai event klinis selama proses pelayanan dari berbagai sumber data (multi media) dan memiliki fungsi secara aktif memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan medis. Dengan menggunakan rekam kesehatan elektronik menghasilkan system yang secara khusus memfasilitasi berbagai kemudahan bagi pengguna, seperti proses kelengkapan data, pemberi tanda peringatan waspada, pendukung system keputusan klinik dan penghubung data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya. 2.3.2 Keamanan data pada rekam kesehatan

elektronik Dalam Sabarguna 2008 menyebutkan bahwasanya keamanan computer mencakup empat aspek yaitu privacy, integrity, authentication, availability, sedangkan untuk dunia kedokteran maka terdapat aspek lain yang harus juga diperhatikan yaitu access control dan non-repudiation. 2.3.2.1 Privacy atau confidentiality Hal utama dari aspek privacy atau confidentiality adalah bagaimana untuk menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk mengakses informasi tersebut. Data rekam medis yang berisi riwayat kesehatan pasien yang bersifat rahasia harus dapat dijaga kerahasiaanya, karena infomasi tersebut merupakan milik pasien. Sedangkan dokumennya merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan. seperti yang tertuang pasa pasal 47 UU praktik kedokteran no 29 tahun 2004. 2.3.2.2 Integrity Integrity berkaitan mengenai perubahan informasi. Seperti yang tertuang dalan permenkes 269 tahun 2009, pasal 5 ayat 6 “Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.” Pencoretan tentu saja tidak bisa dilakukan dalam rekam kesehatan elektronik. Oleh karena itu diperlukan pengamanan atau proteksi yang lebih yaitu tidak begitu saja menghapus data yang tersimpan dalam rekam kesehatan elektronik tersebut dan segala perubahanya dapat diketahui.

Page 3: Paper Sudarianto (Alumni Simkes Dari Makassar)

2.3.2.3 Authentication Authentication berhubungan dengan akses terhadap informasi. Dalam rekam medis tidak semua tenaga kesehatan dapat memasukkan data atau melakukan perubahan data. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kapasitanya masing-masing. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan akses. Setiap perubahan harus ada pertanggungjawaban. Pada pasal 46 UU praktik kedokteran no 29 tahun 2004 menyebutkan bahwa “ setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan”. Dan pada pasal yang sama ayat (3) menyebutkan “apabila dalam pencatatan rekam medic menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (PIN)”. 2.3.2.4 Availability Availability atau ketersediaan adalah aspek yang menekankan ketertersediaan informasi ketika dihubungkan oleh pihak-pihak yang terkait. Sebagai alat komunikasi rekam medis harus selalu tersedia secara cepat dan dapat menampilkan kembali data yang telah tersimpan sebelumnya. Untuk rekam kesehatan ekektronik juga harus mempunyai sifat ketersediaan. 2.3.2.5 Access control Access control adalah aspek yang menekankan pada cara pengaturan akses terhadap informasi. Access control dapat mengatur siapa-siapa saja yang berhak untuk mengakses infomasi atau siapa-siapa saja yang tidak berhak mengakses informasi. 2.3.2.6 Non-repudiation Aspek ini erat kaitannya dengan suatu transaksi atau perubahan informasi. Aspek ini mencegah agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan transaksi atau perubahan terhadap suatu informasi. 2.3.3 Manfaat Rekam Kesehatan Elektronik Manfaat teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi adalah mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan pasien (patient safety). Salah satu peranan kecil teknologi informasi dalam tindakan pencegahan medical error, yakni dengan melakukan pengaturan rekam medis pada suatu sistem aplikasi manajemen rekam medis. Dengan adanya sistem aplikasi manajemen rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dapat dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan rekam medis pasien yang telah ada. Salah satu cara meningkatkan pelayanan kesehatan adalah dengan menggunakan Teknologi Informasi untuk melakukan tindakan pencegahan medical error melalui 3 mekanisme, yakni : 2.3.3.1 Pencegahan adverse event Salah satu contoh pencegahan adverse event adalah dengan penerapan system penunjang keputusan dimana

dokter bisa diberikan peringatan mengenai kemungkinan terjadinya hal-hal yang membahayakan keselamatan pasien mulai dari kemungkinan alergi, kontraindikasi pengobatan, maupun kegagalan prosedur tertentu. 2.3.3.2 Memberikan respon cepat setelah

terjadinya adverse event Dengan adanya respon cepat untuk penanggulangan adverse event, maka hal-hal yang tidak diinginkan akan cepat dihindari. Misalkan adanya penarikan obat karena telah ditemukan adanya kontraindikasi yang tidak diharapkan. Maka, sistem informasi yang telah dibangun, bisa saling berinteraksi untuk mencegah pemakaian obat tersebut lebih lanjut. 2.3.3.3 Melacak dan menyediakan feedback secara

cepat Teknologi Informasi saat ini memungkinkan komputer untuk melakukan pengolahan terhadap data pasien dalam jumlah besar dan menghasilkan analisa secara lebih cepat dan akurat. Dengan metode datamining maka komputer bias mendeteksi pola-pola tertentu dan mencurigakan dari data klinis pasien. Teknik analisa ini relatif tidak memerlukan para tenaga kesehatan untuk melakukan analisa, melainkan komputer sendiri yang melakukan analisa dan memberikan hasil interpretasinya. 2.3.4 Kekuatan rekam kesehatan elektronik a. Memungkinkan akses informasi secara cepat dan

mudah. b. Memungkinkan adanya copy cadangan (duplikat)

informasi yang dapat diambil bila yang asli hilang atau rusak.

c. Memproses transaksi dalam jumlah besar dan sulit secara cepat.

d. Memungkinkan siap mengakses seara cepet untuk beragam sumber professional

e. Memungkinkan mengakses secara lebih canggih dan dapat melihat rancang yang sesuai dengan kehendak(customization).

2.3.5 Kelemahan rekam kesehatan elektronik

a. Kurang definisi yang jelas b. Sulit memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam c. Kurangnya standarisasi d. Adanya potensi ancaman terhadap provasi dan

sekuritas e. Biaya (Hatta, 2008)

3. HASIL MODIFIKASI 3.1 Peningkatan kemampuan SDM Dalam rangka peningkatan SDM pengelola data kesehatan, dilakukan kegiatan workshop modifikasi aplikasi SisfoMas di Sulawesi Selatan yang dilaksanakan pada tanggal 10-12 Desember di Hotel Clebes Indah Jl. G.Lantimojong Makassar yang diikuti

Page 4: Paper Sudarianto (Alumni Simkes Dari Makassar)

oleh 24 orang dari tim POKJA data kabupaten/ kota se Sulawesi Selatan ditambah dengan 6 orang dari tim provinsi. Workshop modifikasi aplikasi ini difasilitasi oleh programmer dari PT. Sisfomedika sebagai pembuat aplikasi SisfoMas yaitu Harmi Prasetyo dan Suhartanto. Peserta workshop antusian mengikuti praktek modifikasi aplikasi SisfoMas. Modifikasi aplikasi memilih profil dan data wilayah Puskesmas Tolo Kab. Jeneponto karena puskesmas tersebut sudah siap dari segi sarana dan telah dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pilot project. Hasil modifikasi khusus langsung diuji coba di salah satu Puskesmas di Kabupaten Jeneponto, yaitu Puskesmas Tolo (kebetulan puskesmas ini sudah lengkap komputer beserta jaringannya). 3.2 Aplikasi rekem elektronik yang sesuai

kebutuhan Selain praktek pengoperasian aplikasi Sisfomas, juga dilakukan modifikasi aplikasi berdasarkan kebutuhan. Adapun modul yang dimodifikasi antara lain : manajemen data yang berupa profil, data wilayah, data paramedic, dan data pengguna. Sedangkan modul lainnya, pada umumnya sudah sesuai dengan kebutuhan wilayah. Berikut beberapa output hasil modifikasi yang telah dipraktekkan:

Gambar 1. Dashboard hasil modifikasi

Gambar 2. Profil hasil modifikasi

Gambar 3. Modul pengguna

Dengan keberhasilan pengelola data kesehatan kabupaten/ kota mampu memodifikasi aplikasi ini, berarti telah memiliki aplikasi rekam kesehatan elektronik sesuai dengan kebutuhan. 3.3 Memiliki aplikasi dengan biaya relatif murah Dengan memilih metode modifikasi aplikasi open sourch dan telah teruji di tempat lain, hanya menggunakan anggaran sebesar Rp. 81.750.000,- Dana tersebut digunakan untuk memodifikasi aplikasi untuk wilayah Kab. Jenneponto, sudah termasuk biaya konsultan, programmer, biaya pendampingan di Puskesmas dan transport programmer Yogyakarta Makassar PP. Biaya dapat lebih murah lagi jika tim data kabupaten/ kota sudah mampu memodifikasi aplikasi sendiri yang merupakan harapan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 4. PEMBAHASAN 4.1 Peningkatan kemampuan SDM Kemampuan SDM yang memadai setelah mengikuti workshop modifikasi aplikasi SisfoMas diantara 30 orang yang mengikuti workshop modifikasi aplikasi, sebanyak 83,3% yang sudah mampu memodifikasi sendiri, dan 16,7% peserta yang belum mampu memodifikasi sendiri. Sampai dengan bulan Maret 2010, empat kabupaten/ kota di Sulawesi Selatan yang telah menindak lanjuti hasil modifikasi tersebut dengan mengaplikasikan hasil modifikasi yang telah dilakukan pada puskesmas atau kabupaten/ kota yang bersangkutan. Kabupaten/ kota yang dimaksud yaitu Kota Makassar, Kab. Jeneponto, Sinjai dan Bone. Dengan demikian, hasil evaluasi menunjukkan bahwa memodifikasi aplikasi open source yang sudah teruji jauh lebih muda dilakukan dibanding dengan beru akan membuat aplikasi baru. 4.2 Aplikasi rekam medik sesuai dengan kebutuhan Dengan diberinya kesempatan kepada tim data Sulawesi Selatan oleh programmer untuk memodifikasi aplikasi Sisfomas, telah dirasakan kepuasan tersendiri oleh tim data kesehatan se Sulawesi Selatan karena dapat memodifikasi aplikasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayahnya masing-masing.

Page 5: Paper Sudarianto (Alumni Simkes Dari Makassar)

Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa metode modifikasi aplikasi lebih memenuhi kebutuhan pengguna dengan keterlibatan mereka dalam memodifikasi dari pada keterlibat pihak pengguna dalam menyusun struktur pada pembuatan aplikasi baru. 4.3 Memiliki aplikasi dengan biaya murah Biaya yang dikeluarkan pada workshop sampai dengan penginstalan aplikasi Sisfomas di Kab. Jeneponto sebesar Rp. 81.750.000,- jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Dinas Kesehatan Kab. Maros Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan Rp.300.000.000,- untuk pembuatan software Simpus pada tahun 2007. Jika kemampuan SDM yang pernah dilatih memodifikasi aplikasi melakukan modifikasi sendiri, maka anggaran yang dibutuhkan jauh lebih kecil lagi. Oleh karena itu, anggaran untuk modifikasi aplikasi jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan anggaran pembuatan software baru. 4.4 Hambatan dan dukungan penerapan SisfoMas Beberapa faktor penghambat penerapan SisfoMas di Sulawesi Selatan antara lain kurangnya keyakinan para pengguna di Puskesmas karena akibat kegagalan system informasi penyakit yang pernah diterapkan ke seluruh puskesmas di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sampai 2007.Menurut pengamatan penulis, membangun sistem di lingkungan pengguna yang pernah mengalami kegagalan jauh lebih sulit dibandingkan dengan membangun system pada lingkungan pengguna baru sama sekali. Sedangkan dukungan penerapan SisfoMas di Sulawesi Selatan, antara lain mudah modifikasinya, biayanya murah, hasil yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga memudahkan untuk meyakinkan pengambil kebijakan. 5. KESEIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Meningkatnya kemampuan SDM yang pernah

mengikuti workshop modifikasi aplikasi untuk melakukan modifikasi aplikasi SisfoMas.

b. Dapat memperoleh aplikasi rekam kesehatan elektronik yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kebutuhan wilayahnya.

c. Dapat memperoleh aplikasi dengan biaya yang murah.

5.2 Saran 5.2.1 Dinas Kesehatan se Sulawesi Selatan Menyarankan kepada Dinas Kesehatan se Sulawesi Selatan yang belum memiliki aplikasi rekam kesehatan elektronik di Puskesmas, supaya memanfaatkan tim data yang mampu memodifikasi aplikasi Sisfomas untuk digunakan di wilayahnya masing-masing. 5.2.2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Menyarankan kepada Kementerian Kesehatan RI supaya membangun koordinasi antara program di Pusat sehingga tidak muncul ego program yang akan membuat software pada masing-masing program sehingga akan berdampak menambah beban tenaga kesehatan di daerah. Setelah itu, merekomendasikan suatu aplikasi open source yang telah teruji untuk dimodifikasi berdasarkan kebutuhan wilayah masing-masing. 5.2.3 Perguruan tinggi Menyarankan kepada perguruan tinggi untuk melakukan uji layak suatu aplikasi yang dapat direkomendasikan ke Kementerian Kesehatan RI untuk dimodifikasi di daerah dengan biaya seminimal mungkin. 6. REFERENSI

1. Sudarianto, Harianto, Fuad Anis, Evaluasi

Penerapan Sitrapus di kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, 2008.

2. PT. Sisfomedika, Panduan Penggunaan Aplikasi SisfoMas, 2004

3. Harsono dan Abdurrahman Edi, Analisis Peranan Perangkat Lunak Komputer Bersifat Open Source bagi Efisiensi dan Efektifitas Pemanfaatan Teknologi Informasi, 2001.

4. Wijayanti Resti, Rekam Kesehatan Elektronik.