paper rico bab i & bab ii

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Equilibrium adalah suatu kondisi keseimbangan tubuh dalam ruang. Dalam mengatur keseimbangan tubuh tersebut, terdapat tiga sistem yang berperan penting, yaitu sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensori. Masing-masing sistem tersebut terdiri dari 3 tingkat: resepsi, integrasi, dan persepsi. Informasi sensorik diterima oleh retina, labirin (telinga dalam), dan propioseptor sendi dan otot. Jaras asendens terutama diproyeksikan ke serebelum dan nukleus vestibularis yang ada di medulla oblongata melalui neuron yang bersinaps kepadanya. Ada juga yang mencapai korteks serebri, tetapi integrasi keseimbangan terutama terjadi di serebelum. Sistem inilah yang membentuk persepsi tentang lokasi berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungan. Jaras desendens dari nukleus vestibularis menuju beberapa nukleus motorik yang melibatkan gerak mata menimbulkan reflex vestibulookularis. Jaras ini menolong mata mengunci objek penglihatan bila kepala bergerak 1,2

Upload: rico-afriyanto

Post on 24-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Paper

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Rico Bab i & Bab II

BAB I

PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG

Equilibrium adalah suatu kondisi keseimbangan tubuh dalam ruang. Dalam

mengatur keseimbangan tubuh tersebut, terdapat tiga sistem yang berperan

penting, yaitu sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensori. Masing-

masing sistem tersebut terdiri dari 3 tingkat: resepsi, integrasi, dan persepsi.

Informasi sensorik diterima oleh retina, labirin (telinga dalam), dan propioseptor

sendi dan otot. Jaras asendens terutama diproyeksikan ke serebelum dan nukleus

vestibularis yang ada di medulla oblongata melalui neuron yang bersinaps

kepadanya. Ada juga yang mencapai korteks serebri, tetapi integrasi

keseimbangan terutama terjadi di serebelum. Sistem inilah yang membentuk

persepsi tentang lokasi berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain dan

juga terhadap lingkungan. Jaras desendens dari nukleus vestibularis menuju

beberapa nukleus motorik yang melibatkan gerak mata menimbulkan reflex

vestibulookularis. Jaras ini menolong mata mengunci objek penglihatan bila

kepala bergerak 1,2

Oliva

inferior

Integrasi

Resepsi

Korteks

Thalamus

Nuc.vestibularis

Serebelum

Persepsi

Kornu

anterior

Nuc.oculomotorius

Sendi leher dan kaki (sistem somatosensorik

Labirin (sistem vestibuler)

Retina

(Sistem visual)

Page 2: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Gambar 1. Tiga Sistem Keseimbangan Tubuh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.2. Defenisi

Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere, yang berarti memutar. Vertigo

adalah suatu perasaan gangguan keseimbangan 3,4. Vertigo seringkali dinyatakan

sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya

berputar-putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir balik. Vertigo

disebabkan karena alat keseimbangan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan

tubuh dengan baik.3

Vertigo harus dibedakan dengan keluhan dizziness non-vertigo, yaitu

adanya ilusi pergerakan, bukan hanya sensasi presinkop, lightheadedness.

Bertentangan dengan vertigo, sensasi-sensasi ini diakibatkan oleh gangguan suplai

darah, oksigen, dan glukosa (contohnya: stimulasi vagal, hipotensi ortostatik,

aritmia jantung, iskemik miokardium, hipoksia, dan hipoglikemia) dan mungkin

mengakibatkan penurunan kesadaran.4

1.3. Klasifikasi Vertigo

Skema 1. Klasifikasi vertigo

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-

vestibular. Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan

sistem vestibular, sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang

disebabkan oleh gangguan sistem visual dan somatosensori.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 2

VertigoVestibular

sentral

perifer

Non-vestibularsistem visual

sistem somatosensori

Page 3: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-vestibular

Waktu Episodik Konstan

Sifat Vertigo Berputar Melayang

Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan

posisi

Stress, hiperventilasi

Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan

somatosensorik

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular 7

Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer

dan sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan

alat keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf

Vestibulokoklear) divisi vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang

terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di

pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area persepsi (korteks).

Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau iskemik di

serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di sistem

saraf pusat, infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan

neuroma akustik juga termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di

korteks sangat jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala kejang parsial

kompleks 5,6

Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral

Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan, onset gradual

Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan

Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan

Intensitas Berat Sedang

Mual muntah Tipikal Sering kali tidak ada

Diperparah perubahan

posisi kepala

Ya Kadang tidak berkaitan

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 3

Page 4: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Usia pasien Berapapun, biasanya

muda

Usia lanjut

Gangguan status

mental

Tidak ada atau kadang-

kadang

Biasanya ada

Defisit nervi cranial

atau cerebellum

Tidak ada Kadang disertai ataxia

Pendengaran Seringkali berkurang atau

dengan tinnitus

Biasanya normal

Nistagmus Nistagmus horizontal dan

rotatoar; ada nistagmus

fatique 5-30 detik

Nistagmus horizontal atau

vertical; tidak ada

nistagmus fatique

Penyebab Meniere’s disease

Labyrinthitis

Positional vertigo

Massa Cerebellar / stroke

Encephalitis/ abscess otak

Insufisiensi A. Vertebral

Neuroma Akustik

Sklerosis Multiple

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral 7

1.4. EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap

tahunnya. Dari stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5%

diantaranya terjadi di serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan

dengan stroke perdarahan serebelum adalah 3-5: 1. Sebanyak 10% dari pasien

infark serebelum, hanya memiliki gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insidens

sklerosis multiple berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun. Sekitar 3000 kasus

neuroma akustik didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat 5

Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria

dibandingkan wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio

antara penderita pria dibandingkan wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali

lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 4

Page 5: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya

faktor resiko yang berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus,

atherosclerosis, dan stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65

tahun, dengan setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun.

Dalam satu seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun.

Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan

kerusakan yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada

vertigo perifer akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.

Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7%

dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior

serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar

sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke

empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan bedah saraf yang

agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya datang dengan Glasgow

Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan kesadaran yang

signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya lebih dari 8,

adalah 20%.

Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat

didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun

gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi.

1.1. ETIOLOGI

Beberapa penyebab vertigo sentral adalah: 2, 5

a. Perdarahan dan infark serebelum

b. Sindrom Wallenberg

c. Insufisiensi vertebrobasilar

d. Diseksi arteri vertebral

e. Sklerosis multiple

f. Neoplasma (termasuk neuroma akustik)

g. Infeksi sistem saraf pusat

h. Trauma

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 5

Page 6: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

1.2. PATOGENESIS

Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang

dideteksi atau diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem

propioseptif, yang kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu

dipersepsikan oleh korteks. Cara berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala

bergerak, semua bergantung pada sensasi keseimbangan yang utuh. Gangguan

informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat pada gangguan

keseimbangan.5

Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat

gangguan di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks).

Pathogenesis beberapa penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.

a. Oklusi arterial dan infark iskemik

Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli

dari plak arteri vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri

vertebral, arteri basilar, dan cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun,

oklusi total arteri besar tidak akan berakibat pada kematian karena adanya

anastomosis dari sirkulus arteriosus wilisi dan arteri posterior komunikans.

Perdarahan serebelum lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark serebelum.

Namun begitu, perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam

jiwa. Perdarahan serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular

hipertensif dan antikoagulasi. 5

b. Sklerosis Mutiple

Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat.

Perjalanan penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda. 5

c. Neuroma Akustik

Neuroma Akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi

vestibular saraf cranial VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna

proksimal. Neuroma akustik biasanya berkembang di satu sisi (unilateral).

Neuroma akustik bilateral biasa terjadi pada orang dewasa muda dan berkaitan

dengan neurofibromatosis tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan, neuroma akustik

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 6

Page 7: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

dapat berkembang ke sudut serebelopontin dan menekan saraf cranial VII

(Fasialis) dan saraf kranial lainnya. 5

d. Penyebab lainnya

Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan

kejang lobus temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan

oleh perdarahan petekie di nukleus vestibular di batang otak.

1.3. MANIFESTASI KLINIS

Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah 2:

1. Onset gradual

2. Lebih konstan

3. Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)

4. Intensitas ringan sampai sedang

5. Tidak dipengaruhi posisi kepala

6. Seringkali tidak disertai mual dan muntah

7. Seringkali disertai dengan gangguan status mental

8. Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran

9. Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue

10. Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:

a. Ataxia

b. Pandangan kabur

c. Diplopia

d. Disfagia

e. Disartria

A. Perdarahan dan infark serebelum

Perdarahan serebelum biasanya menyebabkan gejala vertigo akut dan ataxia.

Nyeri kepala, mual, dan muntah dapat tidak terjadi. Selain vertigo berat, pasien

seringkali mengeluhkan adanya sensasi pergerakan sisi samping atau depan

belakang. Pasien juga dapat mengalami ataxia trunkal dan tidak dapat duduk tanpa

penyangga. Tes Romberg dan Tandem akan memberikan hasil abnormal.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 7

Page 8: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Biasanya terdapat kelemahan saraf kranial VI (Abdusens) atau deviasi konjugat

mata berlawanan dengan lesi perdarahan. Infark serebelum memberikan gambaran

klinik yang serupa. 2

B. Sindrom Wallenberg

Infark medulla lateral dari batang otak dapat menyebabkan vertigo sebagai

bagian dari presentasi klinisnya. Penemuan ipsilateral klasik meliputi rasa baal

pada wajah, hilangnya refleks kornea, sindron Horner, dan paralisis atau paresis

pada palatum mole, faring, dan laring (mengakibatkan disfagia dan disfonia).

Penemuan kontralateral meliputi hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada sumbu

tubuh dan anggota gerak. Biasanya lesi saraf kranial VI (Abdusens), VII

(Fasialis), dan VIII (Vestibulokoklear) dapat muncul menyebabkan vertigo, mual,

muntah, dan nistagmus. 2

C. Insufisiensi Vertebrobasilar

Transient ischemic attack (TIA) dari batang otak dapat memicu vertigo. Tanda

orthostatik harus ditentukan, karena orthostatik akan memperburuk gejala iskemik

vertebrobasilar. Sama seperti TIA secara umum, vertigo mungkin terjadi secara

tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan

definisi TIA, gangguan harus hilang secara total dalam 24 jam. Vertigo yang

diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai diplopia, disfagia,

disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti penyebab

vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat

diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri

vertebral ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara

pada batang otak.2

D. Diseksi Arteri Vertebralis

Diseksi arteri vertebral dapat menyebabkan stroke pada sirkulasi posterior.

Gejala dan tanda dari diseksi arteri vertebral meliputi nyeri kepala, vertigo, dan

sindrom Horner unilateral. 2

E. Sklerosis Multiple

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 8

Page 9: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

Penyakit demyelinasi dapat disertai dengan vertigo yang berlangsung

beberapa jam hingga minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo

ringan-sedang dan terdapat nistagmus. Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan

atau sudah berlangsung sebelumnya. 2

F. Neoplasma

Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala

dan tanda gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah

ependimoma pada pasien yang berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien

yang berusia lebih tua. 2

Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik

memiliki gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat

ditemukan sejak presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan

gejala akibat penekanan saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala

gangguan batang otak dan saraf kranial lain dapat muncul karena efek sekunder

dari perkembangannya hingga ke fossa posterior 2

G. Infeksi Sistem Saraf Pusat

Beberapa infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan vertigo adalah

abses pada serebelum, infeksi serebelum, encephalitis, dan sebagainya. Gejala

vertigo biasanya disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti demam, malaise,

tanda-tanda serebelar (gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, dan

sebagainya).

H. Trauma

Trauma yang biasanya terjadi adalah trauma leher. Biasanya gejala muncul

dalam 7-10 hari setelah terjadi whiplash injury. Episode vertigo muncul terutama

ketika menggerakkan kepala dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu

juga terdapat nyeri pada leher dan nistagmus pada pergerakkan kepala.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 9

Page 10: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

1.4. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting

dalam mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.

A. Gangguan kesadaran

Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan

kesadaran mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada

infark serebelum, penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh

darah arteri serebelum posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan

batang otak adalah lethargi, yang terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam

setelah infark serebelum. Pasien dengan perdarahan serebelum, 46% mengalami

perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam setelah presentasi.

B. Nistagmus

Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada,

merupakan infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat

mata dalam satu arah diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya.

Nistagmus horizontal bukanlah tanda spesifik dari vertigo perifer. Pada infark

serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak ditemukan. Nistagmus vertikal

dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi sentral

lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan nistagmus

pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan. Selain itu

nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada

lesi perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi. (9)

Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi

A. Dix-Hallpike (Manuver Nylen- Barany)

a. Pertama, perubahan posisi (dari duduk menjadi supine)

dilakukan dengan kepala lurus menghadap ke depan

b. Lalu diulangi dengan kepala 45° ke kanan, lalu ke kiri

c. Leher sedikit lebih diekstensikan ketika pasien dalam posisi

supine

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 10

Page 11: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

d. Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus

tidak terjadi secara tiba-tiba setelah perubahan posisi, dan

setelah nistagmus muncul, dapat hilang dengan cepat, kurang

dari 1 menit (nistagmus fatigue)

Gambar 2. Manuver DixHallpike

B. Drachman Dizziness Stimulation Battery

a. Tanda Vital postural

b. Manuver Valsava

c. Berbelok tiba-tiba ketika berjalan

d. Tiga menit hiperventilasi

e. Hallpike

f. Geleng kepala dengan posisi berdiri dan mata terbuka

g. Stimulasi sinus carotid

C. Opthalmoplegia Intranuklear

Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya

pergerakan adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah

pandangan lateral. Hal ini terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus

longitudinal medial dan diagnosis sklerosis multiple dan gangguan batang otak

lainnya.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 11

Page 12: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

D. Defisit Saraf Kranial

Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnya

ditemukan pada pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf

kranial lain seperti kelemahan otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy

pandangan lateral, disarthria, membutuhkan evaluasi lanjutan.

E. Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi

Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasi

lanjutan. Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar.

Pemeriksaan ataxia meliputi tes jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.

F. Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke

emboli. Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya

fibrilasi atrium.

1.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah: 5

A. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan

penyakit lainnya seperti anemia, kehamilan, dan kondisi

ketidakseimbangan metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, dll).

B. Pencitraan

Pencitraan fossa posterior penting dilakukan jika terdapat kecurigaan

adanya vertigo sentral.

a. MRI adalah pencitraan terpilih, terutama untuk mendiagnosis

infark, perdarahan, tumor, dan lesi substansi alba seperti sklerosis

mutiple.

b. CT scan dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat

digunakan jika tidak tersedia MRI. CT Scan terbatas karena

resolusi yang lebih buruk dan adanya artifak tulang.

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 12

Page 13: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

c. Angiografi intraarterial dahulu digunakan untuk mendiagnosis

oklusi di sistem vertebrobasilar. Namun, sekarang telah

berkembang CT angiografi, MRA, dan Doppler USG

menggantikan angiografi intrarterial.

Gambar 3. Perbandingan CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) dalam Pencitraan

Perdarahan Serebelar di Fossa Posterior

C. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:

a. Elektrokardiografi (EKG) digunakan untuk melihat adanya fibrilasi

atrium atau disaritmia lainnya dan bukti adanya infark myocardial

akut.

b. Tes kalori dan Elektronystagmografi (ENG) digunakan untuk

melokalisasi lesi di apparatus vestibukar atau di nukleus saraf

vestibular.

c. Audiometri dan Brain Auditory Evoked Response (BAER)

1.6. DIAGNOSIS

Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 13

Page 14: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

3. Pemeriksaan Neurologis

4. MRI

Skema 2. Alur diagnosis Vertigo 10

1.7. PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab. 5

1. Penatalaksanaan awal:

a. Penatalaksanaan tanda-tanda vital

b. Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi

a) Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien

b) Kalori 25 kkal/kgBB/hari

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 14

vertigo

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Neurologis

Penemuan sistem saraf pusat abnormal

MRI

abnormal

StrokeMassa

Neuroma akustik

Demyelinisasi

Trauma

normal

EEG

abnormalKejang dengan aura

vestibular

normalpe

meriksaan vestibular

Penemuan sistem saraf pusat normal

Audiogram

pendengaran simetris

Manuver DixHallpi

ke

positif

BPPV

negatifpe

meriksaan vestibular

mungkin gangguan sistem saraf pusat awal psikogenik

pendengaran asimetris

MRI telinga dalam

abnormalAkusti

k neuromaCholesteatom

a

normalpe

meriksaan vestibular

Page 15: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

c. Pemberian obat-obat simptomatik

d. Tirah baring

2. Penatalaksanaan stroke iskemik:

a. Terapi thrombolisis diberikan melalui kateter intrarterial ke dekat

sumbatan, atau secara intravena dalam tiga jam setelah onset gejala dan

tidak ada kontraindikasi.

b. Sebelum memberikan terapi thrombolitik, perhatikan beberapa hal

terutama resiko terjadinya perdarahan intraserebral, seperti:

a) Operasi mayor dalam 10 hari terakhir

b) Hipertensi berat

c) Adanya perdarahan akut atau edema pada CT Scan

d) Perbaikan gejala yang cepat

c. Keputusan untuk memberikan terapi thrombolitik dibuat setelah konsultasi

neurologis langsung dan dengan persetujuan pasien, setelah pasien diberi

penjelasan lengkap dan jelas.

3. Penatalaksanaan stroke perdarahan:

Penelitian menyatakan bahwa pemberian recombinant activated factor VII

jika diberikan dalam 4 jam setelah onset gejala, mungkin berguna. Namun

penelitian selanjutnya, khususnya untuk perdarahan serebelum,

diperlukan.

4. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala:

a. Pasien yang lethargi dan dengan gangguan kesadaran membutuhkan

pengawasan ketat, mencakup observasi secara langsung,

elektrokardiogram, dan monitor pulse oxymetry.

b. Pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala membutuhkan

intervensi yang cepat untuk meminimalisasi edema dan kompresi batang

otak

c. Hal yang dapat dilakukan diantaranya:

a) Intubasi endotrakeal untuk menjaga jalan nafas, mengontrol

pernafasan, dan untuk terapi hiperventilasi

b) Memberikan obat-obat dieresis seperti manitol dan furosemide

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 15

Page 16: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

c) Memberikan kortikosterois seperti dexamethason

1.8. PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari

penyakit yang mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis

beberapa kondisi serius Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau

basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan perdarahan serebelum spontan

adalah buruk. 5

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 16

Page 17: Paper Rico Bab i & Bab II

RSU dr. Pirngadi Medan

DAFTAR PUSTAKA

1. Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGraw-

Hill Companies, Inc; 2010

2. Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD.

Tintinalli’s Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed.

Amerika serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011

3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008

4. Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7th ed. Amerika

serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009

5. Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.

Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217

6. Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September

2009. Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104

7. Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011.

50th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011

8. Rowland L, editor. Merritt’s Neurology. 11th ed. Amerika Serikat: Lippincott

Williams and wilkins; 2005

9. Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 9 th

ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009

10. Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4th ed. Amerika Serikat:

Lippincott Williams and Wilkins; 2005

Judul : Vertigo SentralNama: Rico Afriyanto 17