paper pvbp tikus kel 12

29
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU – B “Pengendalian Tikus” Disusu Oleh : kelompok 12 Astyka haryanti Devi Ariviani Maulana Riansyah Tingkat II DIV

Upload: oliviana-malik

Post on 16-Dec-2015

282 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Paper PVBP Tikus Kel 12

TRANSCRIPT

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU B

Pengendalian Tikus

Disusu Oleh : kelompok 12

Astyka haryanti

Devi Ariviani

Maulana Riansyah

Tingkat II DIV

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II

Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2015

Latar belakang

Tikus dan mencit adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan penggangu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup didekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari kelompok virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan tungau).

Tikus dan mencit merupakan masalah rutin di mana-mana, karena itu pengendaliannya harus dilakukan secara rutin. Hewan mengerat ini menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak bahan pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan kantor seperti kabel-kabel, mesin-mesin komputer, perlengkapan laboratorium, dokumen/file dan lain-lain, serta dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis, leptospirosis, murin typhus.

Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan tikus akan menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan serta. Mengingat besarnya dampak negatif akibat keberadaan tikus dan mencit maka perlu dilakukan pengendalan dan teknik pencegahan sebagai langkah dalam upaya mencegah kemungkinan timbulnya penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya kerugian sosial dan ekonomi yang tidak diharapkan,

Klasifikasi

Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia (hewan yang mengerat), subordo Myomorpha,famili Muridae, dan sub famili Murinae. Untuk lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sbb :

Dunia: Animalia

Filum: Chordata

Sub Filum: Vertebrata

Kelas: Mammalia

Subklas: Theria

Ordo: Rodentia

Sub ordo: Myomorpha

Famili: Muridae

Sub famili: Murinae

Genus: Bandicota, Rattus, dan Mus

BiologiAnggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik adalah : Gigi

Gigi serinya yang beradaptasi untuk mengerat dan mengigit benda benda yang keras. Laju pertumbuhan gigi tikus konstan yaitu 0,4 mm per hari, tekanan gigitan tikus mencapai 7000 psi atau 500 kg/cm2 dengan kecepatan gigitan mencapai 6 gigitan per detik. Tikus mengerat semua benda yang ditemui disamping untuk menahan laju pertumbuhan gigi bawahnya , juga adalah cara tikus untuk merasakan / mencari makanan yang diinginkan .

Telapak kaki

semua rodentia komersial berjalan dengan telapak kakinya. Bantalan telapak kaki disesuaikan dengan kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik . rattus norvegicuc berprilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilubang tersebut sedangkan rattus rattus diardi tidak tinggal ditanah tetapi hidup disemak semak atau di atap bangunan sehingga memiliki guratan guratan beralur sedangkan mus musculus memiliki bantalan kaki yang haus karena hidupnya didalam bangunan dan sarangnya biasa ditemukan didalam dinding , kotak atau laci.

Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus, Rattus rattus diardi, Mus musculus perbandingan bentuk tubuhnya seperti terlihat pada gambar 1

Ciri-ciri morfologi dari R.norvegicus, R.rattus dan Mus musculus.R.norvegicusR.rattus diardiiM.musculus

Berat150-600 gram80-300 gram10-21 gram

Kepala & badanHidung tumpul, badan besar,pendek,18-25 cmHidung runcing, badan kecil,16-21 cmHidung runcing, badan kecil,6-10 cm

EkorLebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek kaku 16-21 cmLebih panjang dari kepala+badan,warna tua merata,tidak berambut,19- 25 cmSama atau lebih panjang sedikit dari

kepala+badan,tak

berambut, 7-11 cm

TelingaRelatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-23 mmBesar,tegak,tipis dan tak berambut, 25-28 mmTegak,besar untuk ukuran binatang 15mm/kurang

BuluBagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada bagian perutAbu-abu kecoklatan sampai kehitam-hitaman dibagian punggung,bagian perut kemungkinan putih atau abu-abu,hitam keabu-abuanSatu sub spesies : abu-abu kecoklatan bagian perut,keabu-abuan,

Lainnya : keabu-abuan bagian punggung dan putih keabu-abuan bagian perut

Reproduksi

Tikus dan mencit mencapai umur dewasa sangat cepat, masa kebuntingannya sangat pendek dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak pada setiap kebuntingan. Potensi perkembangan tikus sangat tinggi , karena ; Kematangan seks kelamin sangat cepat dan waktu yang diperlukan dari anak tikus menjadi dewasa relatif cepat (dewasa kelamin : tikus rumah 5 8 minggu, tikus got dan atap 8 12 minggu)

Kurun waktu menyusui ( 24 48 jam. Setelah melahirkan dapat hamil kembali)

Setiap betina sering beranak dan jumlah anaknya relatif banyak ( tikus rumah : 4 -7 anak ( 8 kali per tahun, tikus got : 8 -12 anak ( 4 -7 kali per tahun, tikus atap 4 8 anak ( 4 -6 kali per tahun)

Tikus betina dewasa dapat mengandung dan beranak sepanjang tahun (tikus komersal betina beranak setiap 24 28 hari) Tikus jantan mampu kawin bergantian dengan 20 tikus betina dalam waktu 6 jam

Kebiasaan dan habitat.Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolitan yaitu menempati hampir di semua habitat (Lampiran 1). Habitat dan kebiasaan jenis tikus yang dekat hubungnnya dengan manusia adalah sebagai berikut : R. norvegicus

Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb. Hidup dalam rumah, toko makanan dan gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, dok dan saluran dalam tanah/riol/got.

R. ratus diardii

Sangat pandai memanjat, biasanya disebut sebagai pemanjat yang ulung, menggigit benda-benda yang keras. Hidup dilobang pohon, tanaman yang menjalar. Hidup dalam rumah tergantung pada cuaca.

M. musculus

Termasuk rondensia pemanjat, kadang-kadang menggali lobang, menggigit hidup didalam dan diluar rumah.Tikus got Tikus atap Tikus rumah

Habitat Membuat lubang / sarang ditanah, bersembunyi di basement dan bagian terendah gedung, nocturnal social hierarchy, day jelajah 300 feet per hari dan pandai berenang sampai 1 mil Bersarang diatas atap/ bagian gedung di area luar; hidup diatas pohon (terutama pohon pakm) dan daun daunan, nocturnal social hierarchy, daya jelajah 100 -300 feet per hari dan tahan jatuh dari ketinggian 25 feet pada permukaan yang keras Ditemukan hampir diseluruh area yang berpotensi sebagai tempat persembunyian , excellent climbers, Curious , , nocturnal social hierarchy, daya jelajah 12 feet per detik dan tahan jatuh dari ketinggian 8 feet pada permukaan yang keras

Kebisaan makanan Omnivora

Kebutuhan ; tiga per empat sampai 1 ons makanan perhari, setengah sampai 1 ons air/minum Omnivora

Kebutuhan ; setengah sampai 1 ons makanan per hari, 1 ons air/minum Omnivora

Kebutuhan ; tiga per empat sampai 1 ons makanan perhari, setengah sampai 1 ons air/minum

Kemampuan alat indera1. MenciumRodensia mempunyai daya cium yang tajam, sebelum aktif/keluar sarangnya ia akan mencium-cium dengan menggerakkan kepala kekiri dan kekanan. Mengeluarkan jejak bau selama orientasi sekitar sarangnya sebelum meninggalkannya. Urin dan sekresi genital yang memberikan jejak bau yang selanjutnya akan dideteksi dan diikuti oleh tikus lainnya. Bau penting untuk Rodensia karena dari bau ini dapat membedakan antara tikus sefamili atau tikus asing. Bau juga memberikan tanda akan bahaya yang telah dialami.

2. MenyentuhRasa menyentuh sangat berkembang dikalangan rodensia komensal, ini untuk membantu pergerakannya sepanjang jejak dimalam hari. Sentuhan badan dan kibasan ekor akan tetap digunakan selama menjelajah, kontak dengan lantai, dinding dan benda lain yang dekat sangat membantu dalam orientasi dan kewaspadaan binatang ini terhadap ada atau tidaknya rintangan didepannya.

3. Mendengar.Rodensia sangat sensitif terhadap suara yang mendadak. Disamping itu rondesia dapat mendengar suara ultra. Mengirim suara ultrapun dapat.4. Melihat.Mata tikus khusus untuk melihat pada malam hari, Tikus dapat mendekteksi gerakan pada jarak lebih dari 10 meter dan dapatmembedakan antara pola benda yang sederhana dengan obyek yang ukurannya berbeda-beda. Mampu melakukan persepsi/perkiraan pada jarak lebih 1 meter, perkiraan yang tepat ini sebagai usaha untuk meloncat bila diperlukan.

5. Mengecap.Rasa mengecap pada tikus berkembang sangat baik. Tikus dan mencit dapat mendekteksi dan menolak air minum yang mengandung phenylthiocarbamide 3 ppm, pahit. Senyawa racun.

Kemampuan fisik. Menggali R. norvegicus adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan. Memanjat.R. komensal adalah pemanjat yang ulung. Tikus atap atau tikus rumah yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih beradaptasi untuk memanjat dibandingkan dengan tikus riol/got. Namun demikian kedua spesies tersebut dapat memanjat kayu dan bangunan yang permukaannya kasar. Tikus riol/got dap memanjat pipa baik di dalam maupun di luar. Meloncat dan melompat.R.norvegicus dewasa dapat meloncat 77 cm lebih (vertikal). Dari keadaan berhenti tikus got dapat melompat sejauh 1,2 meter. M. musculus meloncat arah vertikal setinggi 25 cm. Menggerogoti.Tikus menggerogoti bahan bangunan/kayu, lembaran almunium maupun campuran pasir, kapur dan semen yang mutunya rendah. Berenang dan menyelam.Baik R. norvegicus, R. rattus dan M. musculus adalah perenang yang baik. Tikus yang dusebut pertama adalah perenang dan penyelam yang ulung, perilaku yang semi akuatik, hidup disaluran air bawah tanah, sungai dan areal lain yang basah.Biologi dan pencirian ektoparasitEktoparasit yang ditemukan menginfestasi rodensia terdiri dari pinjal, kutu, caplak dan tungau.

1. Pinjal

Pinjal adalah serangga dari ordo Siphonaptera berukuran kecil (antara 1,54 mm), berbentuk pipih dibagian samping (dorso lateral). Kepala-dada-perut terpisah secara jelas. Pinjal tidak bersayap, berkaki panjang terutama kaki belakang, bergerak aktif di antara rambut inang dan dapat meloncat. Serangga ini berwarna coklat muda atau tua, ditemukan hampir di seluruh tubuh inang yang ditumbuhi rambut. Pinjal dewasa bersifat parasitik sedang predewasnya hidup di sarang, tempat berlindung atau tempat-tempat yang sering dikunjungi tikus ( Gambar 4 ).

2. Kutu

Kutu adalah serangga dari ordo Anoplura yang selama hidupnya menempel pada rambut inang Tubuh kutu terbagi 3 bagian yaitu kepala-dada-perut berukuran 0,5 mm 1 mm. Kutu pipih dibagian perut (dorso ventral) dan kepala lebih sempit daripada dada, tidak bersayap dan di ujung kaki kakinya terdapat kuku besar untuk bergantung pada rambut inang bergerak lambat, berwarna putih dan umum ditemukan menempel pada rambut punggung dan perut ( Gambar 5).

3. Caplak

Caplak adalah sejenis kutu hewan yang termasuk ke dalam kelompok labalaba (Arachnida). Caplak dibedakan dari serangga (insekta) karena kepala- dada-perut bersatu menjadi suatu bentuk yang terlihat sebagai badannya (Gambar 6). Caplak dibedakan atas keluarga (familia) yaitu Argasidae (caplak lunak) dan Ixodidae (caplak keras). Pada caplak keras dibagian depan (anterior) terlihat ada semacam kepala yang sebenarnya adalah bagian dari mulutnya/capitulum, sedangkan pada caplak lunak bagian mulutnya tidak terlihat dari arah punggung (dorsal).

4. Tungau

Tungau adalah Arthropoda yang telah mengalami modifikasi pada anatominya. Kepala-dada-perut bersatu. Ukuran badan 0,5mm-2mm, termasuk ordo Acariformes, familia Trombiculidae. Tungau aktif bergerak dan berwarna putih kekuningan atau kecoklatan. Banyak ditemukan di seluruh tubuh tikus terutama di badan bagian atas dan bawah. Larva tungau berukuran tidak lebih dari 0,5mm, berkaki tiga pasang, bergerak pasif, menempel berkelompok di bagian dalam daun telinga atau pangkal ekor rodensia. Larva tungau trombikulid bersifat parasitik sedang tungau dewasa hidup bebas ( Gambar 7 ).

Tanda-tanda keberadaan tikus dan mencit

Infestasi rodensia disuatu tempat dapat diketahui secara awal dengan mengamati adanya kotoran, jejak, bekas gigitan dan baunya yang khas ( Gambar 8).

Bebarapa penyakit bersumber tikus dan mencit

Penyakit bersumber rodensia yang disebabkan oleh berbagai agen penyakit seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing dapat ditularkan kepada manusia secara langsung, melalui feses,urin dan ludah atau gigitan rodensia dan pinjal dan tidak Langsung, melalui gigitan vektor ektoparasit tiku dan mecit (kutu, pinjal, caplak, tungau). Beberapa penyakit yang ditularkan melalui tikus, pernah dilaporkan secara klinis dan serologis pada manusia dan hewan rodensia resevoir di Indonesia dapat diihat pada tabel 3. PenyakitPenyebab PenyakitVektorCara penularan

PesBakteri Yersinia pestisPinjalMelalui gigitan

Murine typhus,Rickettsia mooserPinjalMelalui sisa hancuran tubuh pinjal terinfeksi lewat luka akibat

garukan

Scrub tyohusRickettsiaTungau trombikulidMelalui gigitan tungau

Spotted fever group rickettsiaeRickettsia conoriiCaplakMelalui gigitan caplak

Sptted fever group rickettsiaeRickettsia conoriiCaplakMelalui gigitan caplak

LeptospirosisBakteri Leptospira-Melalui selaput lendir atau luka dikulit bila terpapar oleh air yang tercemar dengan urin tikus

SalmonelosisSalamonella-Melalui gigitan tikus atau pencemaran makanan

Demam gigitan tikusBakteri Spirillum atau Streptobakcillus-Melalai luka gigitan tikus

TrichinosisCacing Trichinella spiralis-Tidak langsung dengan cara memakan hewan pemakan tikus

AngiostongiliasisCacing Angiostrongilus-Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantata penyakit ini

Demam berdarah KoreaVirus hantavirus (Hantavirus),-Melalui udara yang tercemar feses,urin atau ludah tikus yang infektif

Implementasi intergrated pest managemen (IPM)DEFINISI IPM

Sebelum dicetus konsep IPM digunakan istilah Pest Control. Pest control identik dengan chemical contol. Untuk mengurangi penggunaan pestisida secara berlebihan digunakan istilah Pest Management

DEFINISI PEST MANAGEMENT

Adalah pemanfaatan semua teknik yang ada dalam suatu program terpadu untuk mengendalikan populasi sehingga tidak menimbulkan kerugian , sementara akibat samping terhadap lingkungan ditekan seminimal mungkin (smith dan Reynaldo, 1996;NAS, 1969)

Menurut Rabb (1972), pest management adalah pendekatan pengendalian hama secara bijaksana dengan cara cara yang menjamin akan memberikan hasil yang memuaskan dipandang dari sisi akonomi, ekologi maupun social.

Terkendalianya populasi hama adalah populasi dibawah tingkat ambang ekonomi yaitu tingkat populasi yang masih dapat ditoleransi dari segi ekonomi atau kerugian yang diakibatkan hama tidak seimbang dengan biaya pengendalian.

Penambahan kata integrated didepan kata pest management hanya merupakan penekanan untuk mengingatkan agar berbagai macam pendekatan pengendalian diikat dalam satu program terkoordinasi dengan tujuan dan sasaran yang jelas.

Program IPM dapat mencapai hasil maksimal , jika dipahami beberapa hal berikut ;

1. ETHOLOGY SYSTEM

2. Ikhwal strategi pengendalian yang ditempuh : siapa sasarannya , bagaimana melaksanakannya, dimana dan kapan waktu yang paling tepat.

3. Ikhwal materi pengendalian , apakah itu peptisida, toksikologi dan persistensinya, organism musuh alamiataupun cara non pestisida lainnya.

4. Ikhwal lingkungan yang dihadapi , khususnya kondisi structural dan tata ruang.Perbedaan pest control (tradisional dan IPMELEMENPEST CONTROLIPM

Strategi programRektif Preventive

Edukasi CustomerMinimalExtensive

Inspection dan monitoringMinimal Maksimal

Aplikasi pestisidaRutinJika diperlukan

Rodent control RodenticideEkslusi dan traping

Tahap Kegiatan IPMTahap 1 : INSPEKSI

Tahap kegiatan Inspeksi

1. Mendapatkan konfirmasi dari pemilik atau penanggung jawab lokasi, mengenai hal hal berikut ;

a. Luas bangunan , luas tanah, tingkat penggunaan dan kerusakan yang disebabkan oleh tikus, dimana dan kapan waktunya

b. Informasi dan fakta tentang praktek pengelolaan lokasi yang menpengaruhi populasi baik yang positif maupun yang negative

c. Usaha pengendalian yang telah atau sedang dilakukan

2. Mengetahui tanda tanda fisik keberadaan tikus ;a. Jalur tikus

b. Kotoran : kotoran dan urine tikus dileletakan diamana saja melakukan perjalanan dan khususnya di sudut. Cirri kotoran baru adalah warna lembut dan mengkilat, cirri kotoran lama warna ke abu abuan dan mudah hancur

c. Populasi tikus : sulit dilakukan karna tikus aktif di malam hari.

d. Urine tikus : dapat dideteksi melalui lampu Black light

e. Tanda tanda gigit tikus : ukuran gigitan tikus 1/16 inchi (gigitan Mus Musculus), 1/18 inchi (gigitan rattus norvegicus)

f. Rubmarks : tanda hitam yang ditinggalkan oleh tikus yang berasal dari minyak atau keringat yang ada ditubuh tikus dan debu di sepanjang didinding yang dilewati

g. Smears : tanda baru keberadaan tikus

h. Jejak kaki

i. Upset pets

3. Melakukan pemerikasaan area masuk tikus, sarang, tempat cari makanan, sumber air, ventilasi, lubang, persembunyian, jalur pipa luar dalam dan luar, lubang atau retakkan bangunan

4. Pembuatan denah lokasi (maaping)

5. Penaburan serbuk penjejak (bila diperlukan)

6. Inspeksi malam hari untuk mendapatkan informasi area yang terinfestasi dan mengetahui aktivitas interaksi tikus.

Tahap 2 : IDENTIFIKASI MASALAH Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi karena gangguan tikus dengan melihat tanda tanda keberadaan tikus. Setelah itu menetapkan rekomendasi pengendalian yang tepat

Tahap 3 : PENGENDALIAN POPULASI TIKUS

PENGENDALIAN NON KIMIAWI1. Sanitasi dan higiensi lingkungan

Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan,air, tempat berlindung dan tempat tinggal yang tidak terganggu. Untuk mencegah tikus mendapat makanan, bisa dilakukan dengan menyimpan makanan dan sisa makanan di wadah wadah yang kedap tikus. Dan untuk menghilangkan tempat tinggal dan menurunkan jumlah populasinya dapat dilakukan dengan mencari dan merusak sarang tikus yang ditemukan. Selain itu juga dapat dilakuka dengan meminimalisasi tumpukan barang sehingga tidak menjadi sarang tikus.2. Pencegahan secara fisik dan mekanis

Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap tikus untuk mencegah tikus dapat masuk kedalam bangunan antara lain dengan menutup semua akses keluar masuk tikus (celah, lubang) pada bangunan , mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang menjulur ke bangunan , tidak membuat taman terlalu dekat dengan struktur bagunan.

Secara mekanik dilakukan degan membuat pelindung(proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah , ruangan dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon. Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan atara lain dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem , perangkap jepit, perangkap missal dan perangkap elektrik

PENGENDAIAN DENGAN KIMIA Pemberantasan tikus secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan umpan beracun. Pengendalian tikus dengan menggunakan umpan beracun atau perangkap berumpan racun mempunyai efek sementara, racun perut (Rrodentisia campuran, antikoagulan kronik) adalah umpan beracun yang hanya dianjurkan digunakan didaerah/tempat yang tidak dapat dicapai oleh hewan Domestik dan anak-anak. Pengendalian tikus dengan umpan beracun sebaiknya sebagai pilihan terakhir. Bila tidak teliti cara pengendalian ini sering menimbulkan bau yang tidak sedap akibat bangkai tikus yang tidak segera ditemukan. Selain itu racun tikus juga sangat berbahaya bagi manusia hewan/binatang lainnya. Ada 2 macam racun tikus yang beredar saat ini yaitu racun akut dan kronis. Racun akut harus diberikan dalam dosis letal, karena kalau tidak maka tikus tidak mati dan tidak mau lagi memakan umpan yang beracun sejenis. Sedangkan kalau racun diberikan dalam dosis letal maka tikus akan mati dalam setengah jam kemudian. Menurut Departemen Pertanian (2001) Pestisida untuk pengendalian tikus (Rrodentiisida) yang terdaftar dan diizinkan penggunaannya di Indonesia saat ini dapat dilihat pada tabel 6.NAMA FORMULASIGOLONGANBAHAN AKTIFCARA KERJA RACUNORGANISESASARAN

DEKABIT 0,025 BIndandionDifasinon :0,025%AkutR.argentiventer

DIPHACIN 110IndandionDifasinon : 0,1 %KronisR. argentiventer

KLERAT RM-BKumarinBrodifakum :0,005 %KronisR.argentiventer danR. tiomannicus

KOVIN 80 P *AnorganikSeng fosida: 80%AkutR.argentiveter

PETROKUM 0,005RMBKumarinBrodifakum0,005%KronisR.argentiventerdan R. tiomanicus

PYTHON 0,005RMBKumarinBrodifakum0,005%KronisR.argentiventerdan R.exulans

RAMOLON 0,005RBKumarinBromandiolon:0,005 %KronisR. argentiventer dan R.tiomanicus

RATIKUS 0,01 RBIndanKlorofasinon:0.01 %KronisR. argentiventer

RATTROPIK 0,005 RBKumarinBromadiolon:0,005 %KronisR. argentiventer

STORM 0,005 RBKumarin; triflurometilFlokumafen:0,005 %KronisR. argentiventer dan R.tiomanicus

TIKUMIN 0,0375RBKumarinKumatetralil:0,0375 %KronisR.argentiventer

TIRAN 58 PSAnorganikBelerang : 0,005 %AkutR. argentiventer

YASODION 0,005BIndandionDifasion : 0,005 %KronisR. argentiventer

BASHTIC-B 0,005BKumarinBromadiolon:0,005 %Kro nisRattus diardi

PENANGANAN BANGKAI TIKUS PASCA PENGENDALIAN TIKUS Kumpulan tikus yang teperangkap atau mati , musnahkan dengan cara membakar dan dikubur dengan kedalaman sekurang kurangnya 50 cm , begitu pula dengan setiap bahan sisa atau sisa pembungkus umpan sampah.PERALATAN KESELAMATAN DAN PAKAIAN KERJA

1. Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentia, bangkai tikus

2. Masker penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan bangkai tikus

3. Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah berbahaya

4. Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya

5. Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan

6. Pakai tanda pengenal perusahaan yang masih berlaku

Tahap 4 : MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring (pemantauan) dan evaluasi (penilaian) secara berkala dilakukan untuk mengetahui keberhasilan cara cara pengendalian yang dilakuakan dengan melakukan inspeksi disemua area tanpa terkecuali dan tindakan perbaikan apabila masih ditemukan adanya gangguan tikus.

Tahap kegiatan Monitoring

Gunakan daftar periksa monitoring dan evaluasi dan kertas terpisah untuk mencatat informasi dan fakta yang dijumpai di lapangan. Kelengkapan peralatan monitoring/ evaluasi : lampu senter, obeng gebeng dan kembang, tang, pinset, plastik klip/botol vial, kertas label, kantong plastik, alat penjepit, kertas milimeter

Pemantauan bangkai tikus sekurang kurangnya dilakukan 5 hari pertama setelah penempatan umpan beracun atau secara rutin.

Perhatikan tanda tanda keberadaan tikus dan jumlah umpan racun yang dimakan

Tindakan koreksi dengan merubah penempatan racun, pengganti umpan racun atau bila diperlukan dikombinasi dengan tindakan pencegahan atau tindakan pengendalian secara mekanis

Laporan evaluasi hasil tangkapan dan hasil monitoring dilakukan setiap 1 bulan sekali.