laporan destilasi cap tikus

22
DISTILASI CAP TIKUS I. Tujuan : - Mempelajari prinsip kerja distilasi - Mengetahui titik didih etanol II. Dasar Teori Distilasi merupakan suatu proses pemurnian yang didasari atas perbedaan titik didih. Proses pemurnian yang dilakukan dengan cara menguapkan sampel dan didinginkan lalu ditampung di dalam suatu wadah. Zat yang pertama menguap adalah senyawa yang memiliki titik didih yang paling rendah. Zat yang menguap didinginkan untuk mendapatkannya dalam kondisi cair dan ditampung di dalam Erlenmeyer. Distilasi merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Tujuan praktikum distilasi sederhana adalah untuk memperkenalkan alat dan tehnik distilasi sederhana. Prinsip percobaan dari praktikum ini yaitu melakukan pemisahan dua senyawa polar (etanol dan aquades) berdasarkan berbedaan titik didihnya. Distilasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu distilasi sederhana. Peralatan distilasi terdiri dari pemanas, labu alas bulat, termometer, kondensor, selang keluar dan selang masuknya air, pipa konektor dan erlenmeyer. Larutan yang didistilasi yaitu metanol hasil mestirasi dengan volume 100 mL. Dari hasil distilasi, rendaman murni metanol yaitu 12 %. Etanol atau etil

Upload: april

Post on 11-Nov-2015

168 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

jdhfcuishdfkjnsjcn

TRANSCRIPT

DISTILASI CAP TIKUS

I. Tujuan : Mempelajari prinsip kerja distilasi Mengetahui titik didih etanol

II. Dasar TeoriDistilasi merupakan suatu proses pemurnian yang didasari atas perbedaan titik didih. Proses pemurnian yang dilakukan dengan cara menguapkan sampel dan didinginkan lalu ditampung di dalam suatu wadah. Zat yang pertama menguap adalah senyawa yang memiliki titik didih yang paling rendah. Zat yang menguap didinginkan untuk mendapatkannya dalam kondisi cair dan ditampung di dalam Erlenmeyer. Distilasi merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Tujuan praktikum distilasi sederhana adalah untuk memperkenalkan alat dan tehnik distilasi sederhana. Prinsip percobaan dari praktikum ini yaitu melakukan pemisahan dua senyawa polar (etanol dan aquades) berdasarkan berbedaan titik didihnya. Distilasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu distilasi sederhana. Peralatan distilasi terdiri dari pemanas, labu alas bulat, termometer, kondensor, selang keluar dan selang masuknya air, pipa konektor dan erlenmeyer. Larutan yang didistilasi yaitu metanol hasil mestirasi dengan volume 100 mL. Dari hasil distilasi, rendaman murni metanol yaitu 12 %. Etanol atau etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol memiliki titik didih 78,5 0C pada tekanan 766 mmHg. Mempunyai kalor pembakaran 328 kkal. Etanol adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya murni masih tercampur dengan komponen cair lainnya (Ibrahim, 2013).Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen komponen yang akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan secara distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang di peroleh makin murni. Etanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon tinggi. Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum bila dalam minuman beralkohol atau arak, selain digunakan di dalam arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api bagi menggantikan gasolin, Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik. Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96% (Ibrahim, 2013).Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Etanol asli ialah cairan jernih yang mudah terbakar dengan titik didih pada 78.5C dan titik beku pada - 114.5C. Etanol digunakan sebagai bahan anti-beku dan mempunyai bau vodka. Ketumpatan etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20% dari pada ketumpatan air. Etanol mudah larut dalam air, dan merupakan pelarut yang baik untuk pewangi, cat, dan tinktur. Ini membolehkan perisa ditambah ke dalam etanol semasa proses pembaruan. Etanol merupakan asid lemah, lebih lemah dari pada air dan membentuk ion etanoat (C2H5O). Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 40 persen yang dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa). Distilasi terdiri atas distilasi sederhana, distilasi bertingkat, distilasi uap dan lain sebagainya, distilasi yang sering digunakan yaitu distilasi sederhana. Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Proses distilasi bertujuan untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien (Liemda, 1998).Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen komponen yang akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan secara distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang di peroleh makin murni. Distilasi digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik didihnya dibawah 250C. Pendistilasian senyawa dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didistilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada distilasi senyawa yang akan diambil komponen yang diinginkan didihkan dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin sehingga mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran udara dipermukaan. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi sama dengan tekanan uap dipermukaan. Tekanan udara dipermukaan terjadi oleh adanya udara diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada 760 mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal dan titik didihnya disebut titik didih normal. Tinggi rendahnya kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula kadar alkoholnya. Kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada teknologi penyulingan. Petani sejauh ini masih menggunakan teknologi tradisional, yakni saguer dimasak kemudian uapnya disalurkan dan dialirkan melalui pipa bambu ke tempat penampungan. Tetesan-tetesan itulah yang kemudian dikenal dengan minuman Cap Tikus.Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa Kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh AlRazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu bahwa suhu yang menghasilkan rendaman minyak paling banyak adalah pada suhu 120 C. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga semakin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa suhu yang tinggi dan pergerakan air yang disebabkan oleh kenaikan suhu dalam ketel penyuling, mempercepat proses difusi. Sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi (Setya, 2012).Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan ROH mendekati nilai tetrahedral dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus OH merupakan gugus yang polar, dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan yang intramolekuler sehingga mempunyai titik didih lebih besar dari eter yang bersesuaian. Faktor lain yang menentukan besar kecilnya titik didih suatu hidrokarbon adalah berat molekul dan bentuk molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan naiknya jumlah atom karbon pada alkohol, maka naik pula titik didihnya sebaliknya titik didih akan menurun dengan adanya rantai cabang. Alkohol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memiliki berat molekul lebih besar dari pada alkohol. Hal ini karena alkohol sama seperti air yang mempunyai ikatan hydrogen. Meskipun aldehid dan eter mempunyai oksigen, namun hirogennya hanya berikatan dengan atom karbon. Ini mengakibatkan atom hydrogen relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengikat oksigen (Purba, 2004). Pada proses distilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan murni (destilat). Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang pertama, dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian, akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi (Riswayanto, 2009).Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu (Riswayanto, 2009).Menurut Riswayanto (2009), distilasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu: Distilasi kontinyu Distilasi batch2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu: Distilasi atmosferis Distilasi vakum Distilasi tekanan3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu: Distilasi system biner Distilasi system multi komponen4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu: Single-stage Distillation Multi stage Distillation

Menurut Murni (2012), menyebutkan macam-macam distilasi, yaitu:1. Distilasi sederhanaBiasanya distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak. Distilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu distilasi, pemanas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa. 2. Distilasi bertingkat (fraksional)Distilasi bertingkat adalah proses pemisahan distilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk distilasi ulang. Distilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, distilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses distilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu distilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu distilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat. Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan distilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak. 3. Distilasi azeotropDigunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran-campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut : Titik A pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap.4. Distilasi vakumDistilasi ini digunakan untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau biasa rusak pada pemanasan yang tinggi. Sehingga dengan penurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka distilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.5. Refluks / destruksiRefluks/destruksi ini biasa dimasukkan dalam macammacam distilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks. Fungsi refluks, adalah memperbesar L/V di enriching section, sehingga mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk product quality yang ditentukan, atau dengan jumlah stage yang sama, akan menghasilkan product quality yang lebih baik dengan menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap agar panas yang digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam-macam distilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks. 6. Distilasi keringMemanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.Etanol digolongkan menjadi tiga jenis (grade) yaitu jenis industrial jika kadarnya 90-94%, jenis netral jika berkadar 96-99,5% digunakan untuk bahan baku farmasi, dan jika kadarnya di atas 99,5-100 % termasuk jenis bahan bakar. Etanol akan membentuk campuran azeotrop dengan air sehingga sulit dipisahkan dengan distilasi fraksinasi biasa. Pada umumnya kondisi azeotrop dapat diatasi dengan dua cara. Cara yang pertama adalah distilasi azeotrop ekstraktif yakni distilasi dengan penambahan suatu senyawa yang dapat memecah azeotrop (entrainer). Kedua adalah dengan cara distilasi bertingkat dimana tekanan masing-masing proses berbeda (Pressure Swing Distillation) (Latifah 2006).

III. IV. Alat dan Bahan

3.1 Alat Mantel pemanas Labu destilat Tabung destilasi Pipa teh Pipa penghubung Termometer Selang Erlenmeyer Ember Aluminium Voil Statif dan Klem Kondensor

3.2 Bahan Cap Tikus Air Es batu Vaselin

V. VI. PROSEDUR KERJA1. Cap tikus dimasukkan ke dalam labu yag dipanaskan melalui pemanas dengan Heater2. Alat dirangkai seperti pada gambar

Gambar 1.

3. Suhu pemanasan dapat diatur dengan mengamati termometer4. Pada saat dipanaskan sedikit demi sedikit campuran menguap.5. Uap kemudian naik melalui Tabung Fraksi melalui Pipa Teh dan mengalir menuju kondensor6. Pendingin uap dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui dinding pendingin.

VII. Hasil Pengamatan Suhu (Volume Cap TikusVolume etanol yang dihasilkan (mL)Volume residu yang dihasilkan

75-80785 mL440 mL345 Ml

Jumlah keseluruhan cap tikus yang dipakai pada praktikum ini adalah 785 mL. pada suhu minimal 75 dan maksimal 78 cap tikus di destilasi dengan tujuan untuk memisahknnya dari etanol. Dari 785 mL etanol yang digunakan melalui proses destilasi menghasilkan 440 mL etanol murni, dan 345 mL residu.

VIII. PEMBAHASANPada praktikum kali ini membahas tentang distilasi Cap Tikus. Distilasi merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Karena sifat larutan yang selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdasarkan hal tersebut maka dengan proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan melihat perbedaan titik didih dalam campuran, dimana larutan volatil cenderung lebih cepat mendidih daripada larutan non volatil. Cara yang digunakan pada praktikum destilasi cap tikus adalah Destilasi Sederhana. Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa. Pada saat alat dirangkai dengan benar seperti Gambar 1, destilasi cap tikus dimulai. Pertama masukkan terlebih dahulu cairan cap tikus ke dalam labu destilat. Lalu letakkan di atas mantel pemanas. Setelah itu hidupkan pemanas beserta mesin yang memompa air dingin kedalam kondensor. Naikkan skalar ke angka 3 agar suhu pada mantel pemanas naik. Perhatikan apabila suhu mulai naik, turunkan skalar ke angka 2. Titik didih etanol berada pada 78,5 jaga suhu agar tidak turun sampai 75 kebawah, dan atur suhu agar tidak melewati 80 .Termometer akan bergerak ke suhu kesetimbangan air-etanol, sekitar 80C. Jarum termometer akan tetap pada suhu ini sampai kadar etanolnya berkurang. Jarum termometer akan bergerak naik, ini menunjukkan kalau kadar etanolnya mulai berkurang. Dalam proses ini pengaturan suhu adalah bagian paling penting. Kalau kita bisa mempertahankan suhu pada titik didih etanol, kadar etanol yang diperoleh akan semakin tinggi. Meskipun kita sudah mempertahankan suhu sebaik mungkin. Uap air akan selalu terbawa, ada sedikit air yang ikut menguap. Ini yang menyebabkan distilasi tidak bisa menghilangkan semua air. Kadar maksimal yang bisa diperoleh sekitar 95%. Ini dikerjakan oleh tenaga yang sudah trampil. Kalau operatornya belum berpengalaman bisa lebih rendah dari itu. Sisa air yang 5% bisa dihilangkan dengan proses dehidrasi. suhu titik didih etanol kurang lebih 79C, tapi biasanya pada suhu 80-81C. Etanol akan menguap dan uap etanol ditampung dandisalurkan melalui tabung. Di tabung ini suhu uap etanol diturunkan sampai di bawah titik didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak penampungan.Cairan cap tikus yang digunakan sebanyak 785 mL, dan menghasilkan 440 mL etanol murni, dan 345 mL residu.

IX. Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan Prinsip kerja destilasi yaitu destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Titik didih etanol adalah 78,5

9.2 Saran Kegiatan praktikum sudah berjalan dengan baik dengan kemudahan alat dan bahan, hanya perlu dipertahankan atau ditingkatkan agar semakin baik.

DAFTAR PUSTAKAHandojo, Lienda, Dr. Ir. M. Eng. 1998. Teknologi Kimia. Pradnya Paramita. Jakarta.Ibrahim, Sanusi H.M dan Sitorus, Marham. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Graha Ilmu : Yogyakarta.N. Q. Latifah .2006. UJI EFEKTIVITAS KOLOM FRAKSINASI DAN PEMVAKUMAN PADA PROTOTYPE TEKNOLOGI DESTILASI BIOETANOL TERHADAP PENINGKATAN KADAR ETANOL.Jurnal Sains Kimia. Purba,Michael.2004.Kimia Organik .Jakarta : ErlanggaRiswayanto, S, Drs.M.Si. 2009. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta.Sarifudin, Asep. 2012. Kimia Umum. Cintra Aditya Bakti : JakartaSetya, N.H., Budiarti, Aprilia., Mahfud. 2012. Kimia Organik Dasar : Bandung

LAMPIRAN-LAMPIRAN