tikus dibedah

Upload: erwinpermana

Post on 16-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN KOLEKSI TIKUS

A. KOLEKSI BASAH Alat yang digunakan untuk membuat koleksi basah tikus yaitu : 1. Toples kaca 2. Cling wrap untuk menutup rapat toples berisi koleksi. 3. Gelas ukur untuk menakar campuran bahan pengawet. 4. Pompa untuk memindahkan cairan kedalam toples Bahan bahan yang dibutuhkan yaitu : 1. Tikus Kebun Kakao 2. Tikus Kebun Kelapa 3. Chloroform Bahan ini digunakan untuk membunuh tikus, penggunaan Chloroform dalam dosis tinggi dapat membunuh tikus. 4. Formalin Digunakan untuk mengawetkan tikus dalam bentuk koleksi basah, tetapi juga dapat digunakan untuk sebagai bahan pengawetan dalam koleksi kering. 5. Kapas Digunakan sebagai isian kulit tikus. 6. Alkohol.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 1

B. KOLEKSI KERING Alat yang digunakan untuk membuat koleksi basah tikus yaitu : 1. Pisau bedah Pisau bedah yang digunakan harus steril, oleh karena itu disarankan menggunakan pisau bedah yang masih baru. Pisau bedah hanya digunakan untuk satu kali proses pembedahan.

Pisau bedah yang masih terbungkus beserta gagang pisaunya.

2. Sarung tangan karet Sarung tangan karet yang sensitif lebih nyaman untuk digunakan sesuai standar kedokteran.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 2

Sarung tangan karet

3. Alas bedah atau lapak untuk meja bedah tikus (bisa dibuat dari kayu atau bahan keras lainnya, dalam hal ini saya menggunakan ubin keramik putih)

Alas bedah dari keramik diatas kertas karton

4. Seperangkat alat jahit Yang kita siapkan adalah jarum jahit, benang berwarna putih atau hitam, dan gunting.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 3

Alat jahit berupa benang, jarum dan gunting

5. Jarum Suntik Digunakan untuk menyuntikkan formalin pada beberapa bagian tubuh dari tikus. Jarum suntik yang digunakan berukuran 5 10 ml.

Jarum suntik 10 ml

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 4

6. Kawat besi putih Kawat yang digunakan bukan kawat tipis untuk bahan beton, tetapi kawat putih yang agak tebal berbahan semi tembaga sehingga tidak mudah berkarat. Kawat ini bisa didapatkan di toko bangunan.

Kawat besi

7. Kotak Kaca 8. Styrofoam 9. Tang pemotong kawat

Tang

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 5

Bahan bahan yang dibutuhkan yaitu : 1. Tikus Kebun Kakao 2. Tikus Kebun Kelapa 3. Chloroform Bahan ini digunakan untuk membunuh tikus, penggunaan Chloroform dalam dosis tinggi dapat membunuh tikus. 4. Formalin 5. Bedak atau Talk Bedak atau Talk digunakan untuk menaburi tubuh tikus agar bulunya yang rontol tidak beterbangan dan membahayakan kesehatan. Bedak juga membantu dalam menangkal terjadinya alergi pada kulit si pembedah.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 6

6. Kapas Digunakan sebagai isian kulit tikus.

7. Kamper

8. Alkohol.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 7

PROSES PEMBUATAN KOLEKSI TIKUS

Selama proses pembuatan koleksi dilakukan, dianjurkan untuk memakai masker dan jas lab atau pakaian lengan panjang. PELEMASAN/MEMATIKAN TIKUS Tikus dimatikan dengan cara dibius oleh chloroform dosis tinggi. Kapas yang telah dibasahi oleh chloroform dimasukkan kepada kurungan atau perangkap yang berisi tikus. Untuk memberikan hasil yang maksimal, kurungan atau perangkap tikus ditutup oleh plastik atau karung. Setelah tikus lemas, kemudian dikeluarkan dari kurungan atau perangkap. Untuk memastikan bahwa tikus telah mati, kita dapat menggosokkan kapas basah berisi formalin pada gigi tikus sehingga cairan formalin masuk ke dalam tubuh dan mematikan tikus. Lakukan pemilihan terhadap tikus, tikus dengan umur dan ukuran yang lebih besar dipisahkan sebagai bahan koleksi kering. Ini didasarkan pada kulit tikus yang relatif lebih tebal dan kuat, sehinggaPage 8

Pemilihan tikus

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

mudah dalam pengulitan. Tikus dengan ukuran yang lebih kecil dipersiapkan untuk dibuat sebagai koleksi basah.

Dibagi berdasarkan ukurannya

Setelah dilakukan pemilihan kemudian tikus dibiarkan selam 1 2 jam dalam keadaan mati. Hal ini dilakukan supaya darah tikus menggumpal dan tidak menetes ketika dilakukan pengulitan. Berdasarkan pengalaman jika tikus langsung dikuliti, maka akan mengalir darah ketika dilakukan pemotongan tulang lehernya. Jika kita mendapatkan tikus yang telah mati lebih dari 2 jam, maka tikus cenderung akan kaku. Tikus yang telah mati kurang dari 24 jam masih dapat dipakai sebagai bahan koleksi, tetapi perlu dilakukan pemijatan untuk melemaskan tubuhnya sebelum dilakukan pengulitan.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 9

PEMBUATAN KOLEKSI KERING Pembuatan koleksi kering pada dasarnya adalah untuk memisahkan daging dan tulang dari tubuh tikus, sehingga hanya kepala dan kaki kakinya yang masih dalam keadaan utuh. Tahapan pekerjaan koleksi kering tikus adalah sebagai berikut : 1. Membedaki seluruh badan tikus Untuk mencegah bulu tikus beterbangan juga mencegah terjadinya gatal gatal pada kulit si pembedah, maka bedak ditaburkan merata di permukaan tubuh tikus.Bedak ditaburkan merata permukaan tubuh tikus di

2. Memotong kulit leher tikus, lakukan dengan mencubit kulitnya secara hati hati sehingga tidak menarik bagian dagingnya. Kemudian potong melintang 1cm.

Potong disini

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 10

3. Memotong bagian kulit membujur ke arah kelamin tikus (lakukan dengan hati hati supaya tidak terpotong pada bagian dagingnya).

4. Menguliti tikus, proses menguliti dimulai dengan menarik kulit sehingga terpisah dari daging (seperti menarik baju dari badan) dengan hati hati jangan sampai kulit sobek atau daging ikut tertarik.MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 11

Tikus dikuliti dengan menggunakan bantuan pisau bedah.

5. Menarik kulit tikus sampai batas kaki kaki tikus di pergelangannya. Pada bagian paha, kaki tikus ditekan ke arah dalam, sedangkan kulitnya ditarik ke arah luar sehingga terlepas dari bagian paha, sedangkan kulitnya masih menempel di bagian mata kaki tikus. Ketelitian dalam proses menguliti akan sangat berpengaruh pada hasil akhir dari koleksi yang dibuat. Memerlukan keterampilan dan kehati-hatian ekstra dalam melakukannya.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 12

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 13

Tikus dikuliti dengan menggunakan bantuan pisau bedah.

Seperti terlihat pada gambar diatas, kulit tikus sebagian lepas telah terpisah dari tubuhnya. Bagian kaki dan kepala masih menempel, setelah ini proses dilanjutkan dengan memotong pada bagian kaki dan kepala tikus. Bagian memotong inilah yang harus menjadi perhatian, apalagi untuk tikus yang baru saja dimatikan karena kemungkinan masih akan meneteskan darah.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 14

6. Memotong kaki tikus pada pergelangan, siapkan tisu untuk antisipasi keluarnya darah.

Memotong pada bagian kaki depan dan belakang tikus

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 15

Pijat bagian ekor tikus, perlahan tarik tulang ekor keluar dari selubung kulitnya. Pijat agak lama, karena walaupun ekor tikus keras dan kuat, tetapi sebetulnya kulitnya sangat rapuh, apalagi pada bagian yang dekat dengan anusnya. Karena kulit ekor bersatu lubang anus dan kelamin, maka hati hati dalam menarik kulit ekornya jangan sampai terputus.

Memijat untuk memisahkan kulit dari tulang ekor tikus

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 16

7. Bagian terakhir dari proses menguliti adalah memotong bagian leher dari tikus, sehingga bagian yang tersisa hanya kepala dan kaki kaki tikus.

Pemotongan leher tikus sehingga kepala dan kulit tikus terpisah dari daging tubuhnya

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 17

Setelah proses menguliti selesai maka bagian berikutnya adalah menyiapkan bahan bahan untuk pengisian kulit tikus dengan kapas kemudian menjahitnya. Siapkan jarum suntik, kemudian sedot formalin dalam botol sampai batas 5 ml. Masukkan benang kedalam jarum, dengan panjang benang disesuaikan dengan perkiraan untuk menjahit sepanjang tubuh tikus dari mulai kelamin sampai ke leher tikus. 8. Pertama kita mulai menyuntikkan formalin pada bagian kepala tikus. Untuk membuat mata tikus lebih hidup, suntikkan formalin di bagian rahang tikus menuju ke arah mata, kemudian dipijat halus supaya formalin masuk ke arah lubang bola mata yang terdapat di tengkorak kepala tikus (yang harus diingat adalah bukan menyuntikkan formalin pada bola mata, tetapi pada tempat bola mata tersebut berada).

Formalin disuntikkan dibawah mata tikus

Formalin yang masuk akan mendesak dan mengisi lubang bola mata, sehingga kelopak mata tikus terbuka seperti tikus tersebut masih hidup dalam keadaan mata terbuka.MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 18

9. Menyuntikkan formalin pada lubang nafas tikus, menuju kepala bagian tengah tikus. Hal ini dilakukan untuk mengawetkan daging dan otak di bagian dalam tengkorak kepala tikus.

Formalin disuntikkan pada bagian kepala tikus

10. Menyuntikkan formalin pada bagian kaki tikus. Bagian kaki tikus relatif lebih tahan dalam pengawetan karena dagingnya tidak mengandung banyak darah dan kering, tetapi untuk menjaga keawetannya bisa juga disuntikkan sedikit formalin pada bagian kaki kaki tikus. 11. Memercikan formalin pada bagian kulit tikus bagian dalam dengan suntikan secara merata.MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 19

12. Memasang kawat ke dalam ekor tikus. Kawat diukur panjangnya sesuai dengan panjang tikus dari ekor sampai kepala. Kawat dimasukkan mulai dari ekornya dan ujung kawat yang lain dimasukkan pada lubang pernafasan tikus di bagian kepala.

Kawat dimasukkan dari ekor sampai kepala tikus

13. Mengisi badan tikus dengan kapas. Kapas dimasukkan mulai pada bagian kaki kaki (hal ini tergantung dari keadaan tikusnya, untuk tikus ukuran kecil agak susah dilakukan, sehingga bisa dilewat tanpa diisi). Kemudian sejumlah kapas pada bagian tubuh tikus dari mulaiMEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 20

perut sampai kepala. Pengisian kapas disesuaikan dengan bentuk asli dari tikusnya, jangan terlalu banyak atau sedikit. Hal ini menjadi penting dan harus diperhatikan karena tujuan dari pengawetan adalah untuk mempertahankan bentuk asli dari spesimen sehingga bisa menjadi sumber informasi yang akurat.

Kapas dimasukkan ke bagian dalam tubuh tikus

14. Menjahit badan tikus. Penjahitan, tidak menjahit terlalu rapat karena akan membuat kulit tikus keriput. Dijahit pada ujung kulit bekas sayatan sehingga besar tikus maksimal seperti keadaan semula. Kapas bisa disesuaikan isinya dalam proses penjahitan. Jahit sampai ujung leher tikus sehingga tertutup sempurna.MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 21

Menjahit dengan metode tusuk jelujur. Cara seperti ini sangat mudah dilakukan selain itu, jahitan yang tidak terlalu rapat mudah untuk dibuka dilakukan pemeliharaan ataupun perbaikan spesimen tikus.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 22

Menjahit pada ujung kulit tubuh tikus

15. Menjemur tikus Tikus ditempatkan dalam kotak kaca, kemudian jemur di bawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan selama 2 4 jam, tetapi intensif dilakukan setiap hari sampai tikus benar benar kering ( seminggu).

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 23

Menjemur tikus dalam kotak kaca

16. Menambahkan kamper di dalam kotak koleksi untuk mencegah jamur dan semut.

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 24

PEMBUATAN KOLEKSI AWETAN BASAH Pembuatan koleksi awetan basah relatif lebih sederhana. Tahapan pekerjaan pembuatan koleksi awetan basah adalah sebagai berikut : 1. Membuat cairan koleksi Formula cairan koleksi adalah : - Aquades 1,5 liter - Formalin 150 ml Campurlah kedua cairan tersebut di dalam toples. 2. Menguliti tikus Tikus yang sudah mati dibersihkan dengan air (kemudian dikuliti sama halnya dengan membuat awetan kering). Hal ini dilakukan supaya kotoran yang menempel pada tikus tidak mengotori cairan pengawet. 3. Meniriskan tikus Tikus ditiriskan pada kertas koran, masukkan dalam cairan pengawet.

kemudian

4. Memasukkan tikus ke dalam larutan Menutup rapat toples berisi awetan tikus dengan menggunakan cling wrap. Perlakuan tikus dengan pembedahan sama dengan metoda pembuatan awetan kering. Hal ini dilakukan karena kami pernahMEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP. Page 25

mencoba memasukkan tikus dalam cairan awetan langsung secara utuh, tetapi hasil tidak maksimal karena cairan pengawet akhirnya bereaksi dengan isi tubuh tikus. Reaksi tersebut membuat tubuh tikus mengembang dan mengeluarkan isi perutnya di bagian mulut tikus. 5. Mengganti cairan koleksi Cairan formalin diganti secara berkala jika warnanya sudah mulai keruh, supaya tikus tetap dalam keadaan bersih dan mudah untuk diamati. Cairan dapat bertahan relatif lama, tetapi untuk tetap menjaga kualitas awetan dilakukan penggantian cairan pengawet minimal tiap 3 bulan.

Awetan basah tikus dalam toples

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 26

PENUTUP

Semua proses dilakukan di Laboratorium Lapangan BPTP Pontianak. Untuk membantu tentang cara membuat koleksi tikus ini, disediakan juga dalam bentuk film yang akan akan diluncurkan setelah pembuatan buku ini. Buku ini menjadi panduan yang tidak diterbitkan, tetapi disimpan di perpustakaan BPTP Pontianak. Beberapa pedoman lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan di Laboratorium Lapangan Insya Allah akan segera diterbitkan sehingga dapat memberikan sedikit gambaran bagi yang membutuhkannya. Demikian apa yang telah kami lakukan di Laboratorium Lapangan BPTP Pontianak, yang kami paparkan disini berdasarkan pada apa yang sudah kami lakukan. Oleh karena itu masih terbuka peluang untuk didapatkan formulasi awetan dan cara yang lebih baik dari apa yang telah kami lakukan. Tapi tidak ada salahnya untuk selalu mencoba melakukan dan belajar dari kesalahan. Semoga bermanfaat.

Penulis,

MEMBUAT KOLEKSI TIKUS Erwin Irawan Permana, SP.

Page 27