paper gunung kaba

4
Pesona Gunung Kaba Bunga Bumi Heir Bintang 21100114120025 Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia Abstract Gunung Kaba dengan nama lain Kaaba memiliki 8 kawah di puncak yaitu Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan 1951 (Vogelsang II). Dengan lokasi pada titik koordinat 3°31' LS, dan 102°07' BT , Gunung Kaba berada di wilayah Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu dengan ketinggian 1952 m di atas permukaan laut. Pemantauan kegiatan gunungapi dilakukan dari Pos Pengamatan Gunungapi Kaba yang terletak di Desa Sumber Urip. Pengamatan kegempaan dan visual dilakukan terus menerus dari pos pengamatan, sedangkan pemeriksaan kondisi fisik kawah-kawah, pengukuran suhu solfatara/fumarola/mata air panas dilakukan secara temporal. Pengamatan kegempaan dilakukan dengan menggunakan sensor seismometer merek Ranger SS-1 buatan Kinematrics yang mempunyai frekuensi natural 1 Hz yang ditanam ditubuh Gunungapi Kaba (Gbr. 2), dengan drum perekam dipasang di pos pengamatan (Gbr. 3) Pengiriman dilakukan dengan menggunakan sistem radio telemetri. Dengan tipe letusan explosive magmatik, menghasilkan tiang abu letusan dan hujan abu serta tidak jarang disertai awan panas dan leleran lava. Lama waktu letusan cukup panjang, bahkan pernah terus menerus selama setahun. Pusat erupsi sering berpindah-pindah mengikuti arah jurus N63°E. Letusan freatik dan freato magmatik tidak jarang terjadi, terlebih dengan keadaan kawah yang mudah. Keywords : gunung berapi;Gunung Kaba Pendahuluan Gunung Kaba adalah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong , Provinsi Bengkulu. Dari Kota Curup, gunung ini berada di sebelah tenggara dengan jarak sekitar 15 km. Mulanya, Lokasi disekitar Gunung Kaba merupakan salah satu cagar alam untuk perlindungan bunga Rafflesia. Namun, kini kondisi daerah wisata ini mulai tidak dapat diandalkan sebagaimana tujuan awal dibuat, yakni untuk taman lindung bagi beberapa flora Sumatra. Gunung dengan ketinggian 1.938 m dpl ini menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Puncak Gunung ini dihiasi dengan dua buah kawah yang masing-masing berwarna hijau dan putih kecoklatan. Terdapat dua buah jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak. Jalur pertama menyuguhkan pemandangan hutan lebat yang penuh semak belukar dengan jurang di kanan-kirinya. Sedang jalur yang lain telah dikeraskan

Upload: heirbintang

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

paper gunung api Kaba, Bengkulu

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Gunung Kaba

Pesona Gunung

Kaba

Bunga Bumi Heir Bintang21100114120025

Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia

Abstract

Gunung Kaba dengan nama lain Kaaba memiliki 8 kawah di puncak yaitu Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru,

Vogelsang I, lubang letusan 1951 (Vogelsang II). Dengan lokasi pada titik koordinat 3°31' LS, dan 102°07' BT , Gunung Kaba berada di wilayah

Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu dengan ketinggian 1952 m di atas permukaan laut. Pemantauan kegiatan

gunungapi dilakukan dari Pos Pengamatan Gunungapi Kaba yang terletak di Desa Sumber Urip. Pengamatan kegempaan dan visual dilakukan

terus menerus dari pos pengamatan, sedangkan pemeriksaan kondisi fisik kawah-kawah, pengukuran suhu solfatara/fumarola/mata air panas

dilakukan secara temporal. Pengamatan kegempaan dilakukan dengan menggunakan sensor seismometer merek Ranger SS-1 buatan Kinematrics

yang mempunyai frekuensi natural 1 Hz yang ditanam ditubuh Gunungapi Kaba (Gbr. 2), dengan drum perekam dipasang di pos pengamatan

(Gbr. 3) Pengiriman dilakukan dengan menggunakan sistem radio telemetri. Dengan tipe letusan explosive magmatik, menghasilkan tiang abu

letusan dan hujan abu serta tidak jarang disertai awan panas dan leleran lava. Lama waktu letusan cukup panjang, bahkan pernah terus menerus

selama setahun. Pusat erupsi sering berpindah-pindah mengikuti arah jurus N63°E. Letusan freatik dan freato magmatik tidak jarang terjadi,

terlebih dengan keadaan kawah yang mudah.

Keywords : gunung berapi;Gunung Kaba

Pendahuluan

Gunung Kaba adalah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong , Provinsi Bengkulu. Dari Kota Curup, gunung ini berada di sebelah tenggara dengan jarak sekitar 15 km.

Mulanya, Lokasi disekitar Gunung Kaba merupakan salah satu cagar alam untuk perlindungan bunga Rafflesia. Namun, kini kondisi daerah wisata ini mulai tidak dapat diandalkan sebagaimana tujuan awal dibuat, yakni untuk taman lindung bagi beberapa flora Sumatra.

Gunung dengan ketinggian 1.938 m dpl ini menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Puncak Gunung ini dihiasi dengan dua buah kawah yang masing-masing berwarna hijau dan putih kecoklatan. Terdapat dua buah jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak. Jalur pertama menyuguhkan pemandangan hutan lebat yang penuh semak belukar dengan jurang di kanan-kirinya. Sedang jalur yang lain telah dikeraskan dengan menggunakan aspal. Waktu tempuh dari pos pendakian menuju puncak adalah 2-3 jam perjalanan.

Latar Belakang karena meletusnya Gunung Kaba. Tujuan untuk mengetahui catatan letusan Gunung Kaba.

Tinjauan Pustaka

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Geologi Regional

Cekungan Bengkulu adalah salah satu cekungan forearc di Indonesia. Cekungan forearc artinya cekungan yang berposisi di depan jalur volkanik (fore – arc; arc = jalur volkanik). Tetapi, kita menyebutnya demikian berdasarkan posisi geologinya saat ini. Apakah posisi tersebut sudah dari dulu begitu? Belum tentu, dan inilah yang harus kita selidiki. Publikasi-publikasi dari Howles (1986), Mulhadiono dan Asikin (1989), Hall et al. (1993) dan Yulihanto et al. (1995)—semuanya di proceedings IPA baik untuk dipelajari soal Bengkulu Basin.

Berdasarkan berbagai kajian geologi, disepakati bahwa Pegunungan Barisan (dalam hal ini adalah volcanic arc-nya) mulai naik di sebelah barat

Page 2: Paper Gunung Kaba

Sumatra pada Miosen Tengah. Pengaruhnya kepada Cekungan Bengkulu adalah bahwa sebelum Misoen Tengah berarti tidak ada forearc basin Bengkulu sebab pada saat itu arc-nya sendiri tidak ada.

Begitulah yang selama ini diyakini, yaitu bahwa pada sebelum Miosen Tengah, atau Paleogen, Cekungan Bengkulu masih merupakan bagian paling barat Cekungan Sumatera Selatan. Lalu pada periode setelah Miosen Tengah atau Neogen, setelah Pegunungan Barisan naik, Cekungan Bengkulu dipisahkan dari Cekungan Sumatera Selatan. Mulai saat itulah, Cekungan Bengkulu menjadi cekungan forearc dan Cekungan Sumatera Selatan menjadi cekungan backarc (belakang busur).

Sejarah penyatuan dan pemisahan Cekungan Bengkulu dari Cekungan Sumatera Selatan dapat dipelajari dari stratigrafi Paleogen dan Neogen kedua cekungan itu. Dapat diamati bahwa pada Paleogen, stratigrafi kedua cekungan hampir sama. Keduanya mengembangkan sistem graben di beberapa tempat. Di Cekungan Bengkulu ada Graben Pagarjati, Graben Kedurang-Manna, Graben Ipuh (pada saat yang sama di Cekungan Sumatera Selatan saat itu ada graben-graben Jambi, Palembang, Lematang, dan Kepahiang). Tetapi setelah Neogen, Cekungan Bengkulu masuk kepada cekungan yang lebih dalam daripada Cekungan Sumatera Selatan, dibuktikan oleh berkembangnya terumbu-terumbu karbonat yang masif

Secara tektonik, mengapa terjadi perbedaan stratigrafi pada Neogen di Cekungan Bengkulu—yaitu Cekungan Bengkulu dalam fase penenggelaman sementara Cekungan Sumatera Selatan sedang terangkat. Karena pada Neogen, Cekungan Bengkulu menjadi diapit oleh dua sistem sesar besar yang memanjang di sebelah barat Sumatera, yaitu Sesar Sumatera (Semangko) di daratan dan Sesar Mentawai di wilayah offshore, sedikit di sebelah timur pulau-pulau busur luar Sumatera (Simeulue-Enggano). Kedua sesar ini bersifat dextral. Sifat pergeseran (slip) yang sama dari dua sesar mendatar yang berpasangan (couple strike-slip atau duplex) akan bersifat trans-tension atau membuka wilayah yang diapitnya. Dengan cara itulah semua cekungan forearc di sebelah barat Sumatera yang diapit dua sesar besar ini menjadi terbuka oleh sesar mendatar (trans-tension pull-apart opening) yang mengakibatkan cekungan-cekungan ini tenggelam sehingga punya ruang untuk mengembangkan terumbu karbonat Neogen yang masif asalkan tidak terlalu dalam.

Metodologi

Pada Paper ini, penulis menggunakan studi pustaka yang bahan dari paper ini bersumber dari website-website internet.

Deksripsi

Morfologi

Secara umum, morfologi Gunungapi Kaba dibagi dalam empat kelompok, masing-masing:

1. Morfologi PuncakMorfologi ini umumnya ditempati oleh kawah, solfatara, puncak-puncak bukit, dengan litologi umumya piroklastik jatuhan dan aliran, serta leleran lava. Guguran-guguran lokal banyak dijumpai, berpola aliran radial dengan tebing-tebing terjal dan lembah berbentuk V, kontour nya rapat

2. Morfologi TubuhSatuan morfologi ini memiliki relief yang bervariasi dari halus hingga kasar. Pola aliran sungainya pun bervariasi dari dendritik, dendritoparalel, serta semi parallel. Batuan penyusunnya terdiri dari aliran lava, dan aliran piroklastik. Kemiringan lereng terjal-landai, tingkat erosi stadium muda, dan bentuk punggungan melandai. Vegetasinya merupakan hutan lindung, perkebunan, dan perladangan.

3. Morfologi KakiSatuan morfologi kaki umumnya memiliki pola aliran sungai anastomik, bentuk punggungannya berupa pedataran, dengan tingkat erosi stadium tua. Batuan penyusunnya terdiri dari aliran piroklastik dan endapan lahar. Vegetasi terdiri dari perladangan.

4. Morfologi Vulkanik TuaSatuan ini menempati bagian terluar dari tubuh Gunungapi Kaba aktif.Bentuk penggungannya berupa perbukitan, lembah berbentuk V dengan kemiringan lereng terjal. Disini banyak dijumpai gerakan tanah longsor, batuan penyusunnya berupa leleran lava dan piroklastik.

Petrologi

Pembahasan

Page 3: Paper Gunung Kaba

Kesimpulan

Referensi

[1]https://www.google.com/search?hl=en&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1366&bih=667&q=gunung+kaba&oq=gunung+kaba&gs_l=img.1.0.0l3j0i24.2707.6285.0.10521.13.11.1.0.0.1.700.1693.3-1j0j1j1.3.0....0...1ac.1.58.img..10.3.1001.DwhNHL3xWWE#facrc=_&imgdii=_&imgrc=Iw0OR7KFyrxUcM%253A%3BW96jKZLOUqA5mM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.com%252F-WRcEzDeNh04%252FTvlLAIwbJUI%252FAAAAAAAAAAY%252FPbHxh-DwHbg%252Fs1600%252FFoto0425.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fxcoeeshenhandho.blogspot.com%252F2011%252F12%252Fperjalanan-bukit-kaba.html%3B1600%3B1200 (diakses pada hari sabtu tanggal 8 November 2014 pukul 10.50 WIB)

[2]http://volcanoindonesia.blogspot.com/2010/10/gunung-kaba.html (diakses pada hari sabtu tanggal 8 November 2014 pukul 10.50 WIB)

[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kaba(diakses pada hari sabtu tanggal 8 November 2014 pukul 10.50 WIB)

Lampiran

Gambar 1. Gunung Kaba