pap smear

16
Pap Smear

Upload: sucirestudamalia

Post on 07-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pap smear

TRANSCRIPT

Page 1: Pap Smear

Pap Smear

Page 2: Pap Smear

Pap Smear

Konvensional pap smear

Liquid base pap

smear

(THINPrep pap test

)

Metode screening untuk menemukan proses premalignant dan malignant pada epitel serviks

Page 3: Pap Smear

THINPrep pap test

menggantikan Pap smear

konvensional skrining terhadap:

Negatif (reactive cellular

change akibat infeksi atau

iritasi)

Sel Atypikal, Squamous cell

carcinoma, Adenocarcino

ma, Abnormalitas sel glandula

High-grade squamous

intraepithelial lesion [HSIL])

Page 4: Pap Smear

No Liquid-based cytology(THINPrep pap test) Pap Smear Konvensional

1 Sel didapat dari lendir rahim Sel didapat dari lendir leher rahim

2 Sel dimasukkan ke dalam larutan, sehingga tidak ada yang terbuang

Langsung disapukan pada kaca obyek, termasuk lendir dan darah yang mungkin ikut, Sebagian sel terbuang

3Sel tersebar dengan baik di kaca obyek, bersih dan jelas untuk penilaian Banyak faktor yang dapat menganggu

penilaian (Faktor kontaminasi seperti lendir atau darah)

4

Meningkatkan kesempatan mendapatkan perubahan sel abnormal

Page 5: Pap Smear

Kelebihan THINPrep papReview in Obstetry Gynecology (Randall et al, 2011)

Kontaminasi darah, discharge dan lubrikasi saat pengambilan sampel akan di filter oleh processor

ThinPrep Pap Test memberikan hasil 65% lebih tinggi dalam diagnosis terhadap LSIL

Kualitas spesimen lebih baik dari pada tes konvensional

Deteksi LSIL dan HSIL lebih baik dibanding konvensional

Deteksi adenocarcinoma dan lesi glandula lebih baik

Dapat sebagai skrining resiko tinggi HPV, Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae

Page 6: Pap Smear

Kekurangan THINPrep pap ( Ilter et al (2011) )

Biaya yang lebih mahal dibandingkan

Konvensional. memerlukan biaya tambahan sebanyak 10$ dibandingkan konvensional

Page 7: Pap Smear

Pengambilan spesimen

Page 8: Pap Smear

Persiapan alat meliputi spekulum bivalve ,spatula

Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan

alkohol 95%.

Pasien berbaring dengan posisi

litotomi.

Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian

atas, forniks posterior,serviks uterus, dan kanalis

servikalis.

Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke

dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar

360˚ searah jarum jam.

Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi

tanda membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.

Celupkan kaca objek ke dalam larutan

alkohol 95% selama 10 menit.

Teknik Pap smear konvensional

Page 9: Pap Smear

Teknik THINPrep pap test

Spesimen diambil

menggunakan teknik brush (teknik yang sama saat pengambilan

sampel konvensional).

spesimen dibilas dalam ThinPrep

vial berisi larutan khusus (PreservCyt® atau

PapSpin®)

Kemudian sampel dibawa

ke lab Diperiksa melalui

ThinPrep Processor Prosedur

menggunakan liquid-base filtration

Page 10: Pap Smear
Page 11: Pap Smear

Manfaat Pap Smear

Diagnosis dini keganasan

Perawatan ikutan dari keganasan

Menentukan proses

peradangan

Page 12: Pap Smear

American Cancer Society (2009)

Who’s Need Pap Smear ???

- Skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual

- wanita dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun

- Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun

- Skrining konvensional Pap Smear : dilakukan setiap tahun

- Skring Liquid base Pap smear : dilakukan 2 tahun sekali dengan syarat hasil pemeriksaan liquid base pap smear selama tiga kali berturut-turut dinyatakan normal

Page 13: Pap Smear

Persiapan Waktu yang paling tepat 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir.Menghindari penggunaan tampon, pil vagina, atau mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan

Tidak melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear

Page 14: Pap Smear

CIN I : displasia ringan dimana ditemukan sel

neoplasma pada kurang dari sepertiga

lapisan epitelium.

CIN II : displasia sedang dimana melibatkan dua

pertiga epitelium.

CIN III : displasia berat atau karsinoma in situ yang

dimana telah melibatkan sampai ke

basement membrane dari epitelium.

Kelas I : Tidak ada sel abnormal.

Kelas II : Terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak

ada indikasi adanya keganasan

Kelas III : Gambaran sitologi yang dicurigai keganasan,

displasia ringan sampai sedang.

Kelas IV : Gambaran sitologi dijumpai displasia

berat.

Kelas V : Keganasan.

Kriteria Papanicolaou Cervical Intraepithelial Neoplasma

(CIN)

Page 15: Pap Smear

NATURAL HISTORYCERVICAL CANCER

NORMAL CIN I CIN II CIN III STAGE 0 INVASIVE

PRA - CANCER CANCER 15 % 30 % 45 %

40 % 20 %

Low grade SIL High grade SIL IDENTIFIED by METHODE VIA

Infeksi HPV Kronis

Page 16: Pap Smear

Wassalamualaikum