pap smear dan iva test - rien novia maulida

34
BAB I PENDAHULUAN Pemeriksaan sitologi vagina atau sering disebut Pap Smear test merupakan salah satu metode diagnosis dini pada karsinoma servisis uteri dan karsinoma korporis uteri yang dianjurkandilakukan rutin (0,5 – 1 tahun sekali). Pada pemeriksaan ini bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks (endo- dan ektoserviks) dengan spatel Ayre (dari kayu atau plastik). Sel-sel yang diambil pada Pap Smear kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan- perubahan yang terjadi pada sel.Sitologiginekologi pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoservik, dan endometrium. Pap Smear merupakan suatu skrining untuk mencari abnormalitas dari wanita yang tidak mempunyai keluhan sehingga dapat mendeteksi perubahan sel sebelum berkembang menjadi kanker atau kanker stadium dini. Tindakan ini sangat mudah, cepat dan tidak atau relatif kurang rasa nyerinya. Selain menurunkan angka kematian, pemeriksaan Pap Smear secara rutin dapat mempermudah pengobatan, karena kanker serviks lebih awal diketahui. Di seluruh 1

Upload: riennovia

Post on 20-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pap smear dan iva test

TRANSCRIPT

Page 1: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan sitologi vagina atau sering disebut Pap Smear test merupakan

salah satu metode diagnosis dini pada karsinoma servisis uteri dan karsinoma

korporis uteri yang dianjurkandilakukan rutin (0,5 – 1 tahun sekali). Pada

pemeriksaan ini bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks (endo- dan

ektoserviks) dengan spatel Ayre (dari kayu atau plastik).

Sel-sel yang diambil pada Pap Smear kemudian diperiksa dibawah

mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada

sel.Sitologiginekologi pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas

atau deskuamasi dari alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari

vagina, serviks, endoservik, dan endometrium. Pap Smear merupakan suatu

skrining untuk mencari abnormalitas dari wanita yang tidak mempunyai keluhan

sehingga dapat mendeteksi perubahan sel sebelum berkembang menjadi kanker

atau kanker stadium dini. Tindakan ini sangat mudah, cepat dan tidak atau relatif

kurang rasa nyerinya.

Selain menurunkan angka kematian, pemeriksaan Pap Smear secara rutin

dapat mempermudah pengobatan, karena kanker serviks lebih awal diketahui. Di

seluruh dunia, diperkirakan sebanyak 500.000 kasus baru kanker serviks dan

sebanyak 274.000 orang meninggal akibat kanker serviks tiap tahunnya. Hal ini

menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian tersering kedua akibat

kanker pada wanita. Namun insiden kanker serviks telah mengalami penurunan

lebih dari 50 % dalam 30 tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh peningkatan

skrining kanker serviks dengan sitologi servikal.

Pada kenyataannya, insiden kanker serviks di USA telah berkurang dari

14,8 kasus per 100.000 wanita pada tahun 1975 menjadi 6,5 kasus per 100.000

wanita pada tahun 2006. Meskipun secara global, insidensi danprevalensi kanker

serviks telah menurun drastis namun pada negara berkembang hal tersebut masih

tinggi akibat kurangnya program skrining, dan diperkirakan 80% dari seluruh

penderita kanker serviks meninggal pada negara berkembang.

1

Page 2: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Anatomi Serviks

Serviks adalah bagian uterus yang terendah dan menonjol ke vagina

bagian atas. Terbagi menjadi dua bagian, bagian atas disebut bagian supravaginal

dan bagian bawah disebut bagian vaginal (portio). Serviks merupakan bagian

yang terpisah dari badan uterus dan biasanya membentuk silinder, panjangnya

2,5-3 cm, mengarah ke belakang bawah. Bagian luar dari serviks pars vaginalis

disebut ektoserviks dan berwarna merah muda. Di bagian tengah portio terdapat

satu lubang yang disebut ostium uteri eksternum yang berbentuk bundar pada

wanita yang belum pernah melahirkan dan berbentuk bulan sabit bagi wanita yang

pernah melahirkan.

Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum dihubungkan oleh

kanalis servikalis yang dilapisi oleh epitel endoserviks. Biasanya panjang kanalis

servikalis adalah 2,5 cm, berbentuk lonjong, lebarnya kira-kira 8 mm dan

mempunyai lipatan mukosa yang memanjang. Serviks sendiri disusun oleh sedikit

otot polos (terutama pada endoserviks), jaringan elastik, dan banyak jaringan ikat

sehingga kanalis servikalis mudah dilebarkan dengan dilator. Jika terjadi infeksi

pada kanalis servikalis, dapat terjadi perlekatan dan pembengkakan lipatan-lipatan

mukosa sehingga spekulum endoserviks sulit ataupun tidak mungkin dimasukkan

sehingga tidak dapat dilakukan penilaian kanalis servikalis.

Pembuluh darah serviks berada pada bagian kanan kirinya. Arteri terutama

berasal dari cabang servikovaginalis arteri uterina, dari arteri vaginalis, dan secara

langsung dari arteri uterina. Serviks diinervasi oleh susunan saraf otonom baik

susunan saraf simpatis maupun saraf parasimpatis. Susunan saraf simpatis berasal

dari daerah T5-L2 yang mengirimkan serat-serat yang bersinaps pada satu atau

beberapa pleksus yang terdapat pada dinding abdomen belakang atau di dalam

pelvis sehingga yang sampai di serviks adalah serat post ganglionik. Serat

parasimpatis berasal dari daerah S2-S4 dan bersinaps dalam pleksus dekat atau

2

Page 3: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

dinding uterus. Karena otot lebih banyak terdapat di sekitar ostium uteri internum,

maka inervasi di daerah tersebut lebih banyak daripada di ostium uteri eksternum.

Saraf sensorik serviks sangat erat hubungannya dengan saraf otonom dan

memasuki susunan saraf pusat melalui daerah torakolumbal dan daerah sakral.

Serat-serat dalam stroma terlihat berjalan sejajar dengan serat otot walaupun

ujung-ujung saraf sensorik belum pernah ditemukan.

1. Histologi Serviks

Epitel Serviks terdiri dari dua macam epitel : bagian ektoserviks dilapisi

oleh sel-sel yang sama dengan sel-sel pada vagina yaitu epitel skuamosa,

berwarna merah muda dan tampak mengkilat. Bagian endoserviks atau kanalis

servikalis dilapisi oleh epitel kolumner, yang berbentuk kolom atau lajur, tersusun

selapis dan terlihat berwarna kemerahan. Batas kedua epitel tersebut disebut

sambungan skuamokolumner (SSK).

Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologik pada epitel

serviks dimana epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa, proses ini

disebut metaplasia. Metapalsia terjadi karena pH vagina yang rendah. Pada

keadaan Ph vagina berada pada pH terendah pada saat pra pubertas dan pra

menopause. Hal ini dikarenakan pada saat tersebut terjadi peningkatan esterogen.

Peningkatan esterogen menyebabkan peningkatan glikogen di vagina yang

kemudian diubah oleh bakteri lactobacillus döderlein. Pada proses metaplasia

terjadi proliferasi sel-sel cadangan yang terletak di bawah sel epitel kolumnar

endoserviks dan secara perlahan-lahan akan mengalami pematangan menjadi

epitel skuamosa.Jordan mengemukakan proses metaplasia sebagai berikut:

Fase pertama

Sel cadangan subkolumnar berproloferasi menjadi beberapa lapis,

sel-sel belum berdiferensiasi dan proses ini biasanya dimulai dari

puncak jonjot.

3

Page 4: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Fase kedua

Pembentukan beberapa lapis sel yang belum berdiferensiasi meluas

ke bawah dan ke samping sehingga menjadi satu.

Fase ketiga

Penyatuan beberapa jonjot menjadi lengkap sehingga didapatkan

daerah yang licin permukaannya.

Gambar 1. Anatomi dan Histologi Serviks

Fase berikutnya adalah fase pematangan atau maturasi, sel-sel akan

mengalami pematangan dan stroma jonjot yang terdahulu akan menghilang,

sehingga terbentuk epitel skuamosa metaplastik Akibat proses metaplasia ini

secara morfogenetik terdapat dua sambungan skumokolumnar. Pertama adalah

SSK original dimana epitel skuamosanya asli yang menutupi portio vaginalis

bertemu dengan epitel kolumner endoserviks. Pertemuan antara kedua epitel

berbetas jelas. Kedua adalah SSK fungsional yang merupakan pertemuan epitel

skuamosa metaplastik dengan epitel kolumnar. Daerah di antara kedua SSK

tersebut disebut daerah transformasi.

4

Page 5: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Pembentukan daerah transformasi ini sebenarnya tidak saja melalui proses

metaplasia, tetapi juga melalui proses pembentukan langsung dari epitel skuamosa

yang berhubungan langsung dengan epitel kolumnar. Pemeriksaan histopatologi,

kolkoskopi, dan mikroskop elektron menunjukkan bahwa lidah-lidah epitel

skuamosa asli tumbuh ke bawah dan menyusup di antara sel-sel epitel kolumnar.

Sel-sel tersebut selanjutnya mengalami maturasi dan secara bertahap akan

mengantikan sel-sel epitel kolumnar diantaranya.

2.2. Definisi Pap Smear

Pap Smear atau tes Pap adalah suatu proseduruntuk memeriksa

kanker serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari

leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskopuntuk mendeteksi

lesi kanker atau prakanker. Tes Pap merupakan tes yang aman, murah dan

telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan

yang terjadi pada sel-sel leher rahim.

Skrining utama dari kanker serviks selama 60 tahun terakhir adalah

tes Papanicolaou. Tes Papanicolaou, juga dikenal sebagai tes Pap atau Pap

smear, dikembangkan pada 1940-an oleh Georgios Papanikolaou. Pap smear

mengambil nama dari Papanikolau, yang merupakan seorang dokter yang

meneliti,mengumumkan serta mempopulerkan tentang teknik tersebut.

Berkaspenelitian yang dilakukan dengan ahli patologi Dr Herbert Traut

mempunyai dampak yang luar biasa pada pengurangan jumlah kematian

akibat kanker rahim di seluruh dunia.Pada awalnya diharapkan untuk

mendeteksi kanker leher rahim pada tahap awal, tetapi seiring waktu bahkan

lesi pra-kanker juga dapat terdeteksi.

2.3. Tujuan dan Manfaat Pap Smear

5

Page 6: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:

1. Evaluasi sitohormonal

Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui

pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaannya adalah sekret vagina

yang berasal dari dinding lateral vagina satu pertiga bagian atas.

2. Mendiagnosis peradangan

Peradangan pada vagina dan serviks pada umumnya

dapatdidiagnosa dengan pemeriksaan pap smear. Baik peradangan

akutmaupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaranperubahan sel

yang khas pada sediaan pap smear sesuai denganorganisme penyebabnya.

Walaupun terkadang ada pulaorganisme yang tidak menimbulkan reaksi

yang khas pada sediaanpap smear.

3. Identifikasi organisme penyebab peradangan

Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman

yangsebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagiorgan

tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradanganpada vagina dan

serviks sulit diidentifikasi dengan pap smear,sehingga berdasarkan

perubahan yang ada pada sel tersebut, dapatdiperkirakan organisme

penyebabnya.

4. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dankanker leher

rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif).

Pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagaialat

pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kankerleher rahim.

Pap smear yang semula dinyatakan hanya sebagai alatskrining deteksi

kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alatdiagnostik prakanker dan

kanker leher rahim yang ampuh denganketepatan diagnostik yang tinggi,

6

Page 7: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

yaitu 96% terapi didiagnostiksitologi tidak dapat menggantikan diagnostik

histopatologik sebagaialat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap

diagnosik sitologikanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan

pemeriksaanhistopatologi jaringan biopsi leher rahim, sebelum

dilakukantindakan selanjutnya.

5. Memantau hasil terapi

Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas

ataugangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasuskanker

leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantauadanya

kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi, memantau hasil

terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yangtelah diobati dengan

elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.

2.4. Indikasi tes pap smear

Tes Pap Smear diindikasikan untuk skrining lesi kanker dan lesi prakanker

dari serviks.Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya

mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga

wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri.

Abnormal sitologi serviks paling sering pada wanita muda dan hampir

seluruh kelainan sitologi pada remaja terselesaikan tanpa pengobatan. Wanita di

bawah usia 21 tahun terhitung hanya 0,1% yang mengidap kanker serviks dan

tidak ada bukti yang kuat bahwa skrining kanker serviks pada kelompok usia

tersebut dapat menurunkan insidensi, morbiditas atau mortalitas dari kanker

serviks.Menyadari fakta tersebut dan kemungkinan skrining kanker serviks

menyebabkan evaluasi tidak perlu dan berpotensi berbahaya pada wanita berisiko

sangat rendah untuk keganasan, ACOG merevisi pedoman skrining kanker

serviks, yaitu dimulai saat usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat

seksual sebelumnya.

7

Page 8: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Tabel.1 Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society, American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical PathologyParameter ACS Rekomendasi

Usia memulai skrining

Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 21–29

Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan HPV tidak harus dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65

Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. * Skrining HPV saja secara umum tidak direkomendasikan..

Usia berhenti skrining

Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan tidak dinyatakan risiko tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi

tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa riwayat lesi prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau kanker serviks.

Wanita yang vaksin HPV

Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa vaksin HPV.

Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat kanker serviks, wanita yang rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang immunocompromised) yang mungkin membutuhkanskrining lebih intensif atau alternatif lain.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pap smear, yaitu :

1. Umur

Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering

ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk

menderita kanker leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan

mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak

terjadi pada suatu alat saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian

tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lebih lama

kemungkinan jatuh sakit.

8

Page 9: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

2. Sosial ekonomi

Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan

pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap

smear secara rutin.

3. Paritas

Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak

persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya

perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak

menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang

dapat berkembang pada keganasan.

4. Usia wanita saat nikah

Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami

perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel

rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap

zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya,

jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak

seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat

menjadi sel kanker.

2.6. Jenis-Jenis Test Pap Smear:

Ada 2 cara pemeriksaan Pap Smear:

a. Pemeriksaan Sitologi Konvensional

Keterbatasan pemeriksaan Sitologi Konvensional :

Sampel tidak memadai karena sebagian sel tertinggal pada brus (sikat

untuk pengambilan sampel), sehingga sampel tidak representatif dan tidak

menggambarkan kondisi pasien sebenarnya

Subyektif dan bervariasi, dimana kualitas preparat yang dihasilkan

tergantung pada operator yang membuat usapan pada kaca benda

Kemampuan deteksi terbatas (karena sebagian sel tidak terbawa dan

preparat yang bertumpuk dan kabur karena kotoran/faktor pengganggu)

b. Pemeriksaan Sitologi Berbasis cairan atau Liquid

9

Page 10: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Merupakan metode baru untuk meningkatkan keakuratan deteksi kelainan sel-

sel leher rahim. Dengan metode ini, sampel (cara pengambilan sama seperti

pengambilan untuk sampel sitologi biasa/Pap Smear) dimasukkan ke dalam cairan

khusus sehingga sel atau faktor pengganggu lainnya dapat dieliminasi.

Selanjutnya, sampel diproses dengan alat otomatis lalu dilekatkan pada kaca

benda kemudian diwarnai lalu dilihat di bawah mikroskop oleh seorang dokter

ahli Patologi Anatomi.

Keungulan pemeriksaan sitologi berbasis cairan/Liquid :

a. Sampel memadai karena hampir 100 % sel yang terambil

dimasukkan ke dalam cairan dalam tabung sampel

b. Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor otomatis,

sehingga preparat (usapan sel pada kaca benda) representatif,

lapisan sel tipis, serta bebas dari kotoran/pengganggu

c. Meningkatkan kemampuan/keakuratan deteksi awal adanya

kelainan sel leher rahim

d. Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV-DNA

Gambar 5. Gambaran Pemeriksaan Sitologi Konvensional dan

berbasis Cairan

2.7. Persiapan Pemeriksaan Pap Smear

10

Page 11: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

a. Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun

mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan,

untuk menghindari ‘kontaminasi’ ke dalam vagina yang dapat

mengacaukan hasil pemeriksaan.

b. Tidak sedang  menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahim dapat

mengganggu keakuratan hasil pap smear.

2.8. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

Prosedur pemeriksaan Pap Smear adalah:

1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor

bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan

alkohol 95%.

2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.

11

Page 12: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks

posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.

4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.

5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai

dari arah jam 12 dan diputar 360˚ searah jarum jam.

12

Page 13: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang

telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.

7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.

13

Page 14: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

8. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke

ahli patologi anatomi.

Pada gambar dibawah ini, terdapat ilustrasi dari pemeriksaan Pap Smear.

Gambar 1. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/1947979-overview

2.9. Syarat Pengambilan Bahan

Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis lesi

prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan interpretasi sitologi

yang akurat bila memenuhi syarat yaitu:

1. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.

2. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid,

yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.

3. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai

penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu

walaupun ada perdarahan.

14

Page 15: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

4. Pada peradangan berat,pengambilan sediaan ditunda sampai selesai

pengobatan.

5. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan

vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan

hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.

6. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.13

2.10. Interpretasi Hasil Pap Smear

Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan

Pap Smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma

(CIN), dan sistem Bethesda.

Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:

1. Kelas I : tidak ada sel abnormal.

2. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada

indikasi adanya keganasan.

3. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia

ringan sampai sedang.

4. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.

5. Kelas V : keganasan.

Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di

Amerika Serikat Pada sistem ini, pengelompokan hasil uji Pap Smear terdiri dari:

1. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada

kurang dari sepertiga lapisan epitelium.

2. CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga

epitelium.

3. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana

telah melibatkan sampai ke basement membrane dari epitelium.

15

Page 16: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Klasifikasi Bethesda pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988. Setelah

melalui beberapa kali pembaharuan, maka saat ini digunakan klasifikasi Bethesda

2001. Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

1. Sel skuamosa

a. Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-US) yaitu sel

skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan. Sel

skuamosa adalah datar, tipis yang membentuk permukaan serviks.

b. Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu tingkat rendah

berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada

daerah jaringan abnormal, intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat

pada permukaan lapisan sel-sel.

c. High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa terdapat

perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-sel

(prakanker) yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal.

d. Squamous Cells Carcinoma

16

Page 17: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

2. Sel glandular

a. Atypical Glandular Cells(AGC), specify endocervical,endometrial or not

otherwise specified (NOS)

b. Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify endocervical or not

otherwise specified (NOS)

c. Endocervical AdenocarcinomaIn situ(AIS)

d. Adenocarcinoma.15

2.11. Kelebihan Pap Smear :

17

Page 18: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di tingkat

Puskesmas

Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau

2.12. Kekurangan Pap Smear Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga

ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi

Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya

Akurasi antara 80% hingga 90%

2.13. Komplikasi

Komplikasiyang terjadi jarang, hal ini berupa perdarahanringan daninfeksi.

Pasien harusdiedukasi tentangkemungkinanbercak darah yang keluar dari

vaginasegerasetelahpap smeardilakukan, karena hal inidianggap normal.

Gambar 2. Alur penatalaksanaan hasil pap smear

18

Page 19: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

IVA Test

Pemeriksaan IVA diperkenalkan Hinselman 1925.Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) meneliti IVA di India, Muangthai, dan

Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah dari pada tes Pap.

IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan carain

speksi visual pada serviks dengan aplikasi asamasetat (IVA). Dengan

19

Page 20: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu

laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas,

diharapkan temuan kanker serviks dini akan bias lebih banyak.

Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..

a. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.

b. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah

c. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi

d. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi,

dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan

ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih

e. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat

sederhana.

f. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Syarat ikut IVA TEST :

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Tidak sedang dating bulan/haid

c. Tidak sedang hamil

d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Pelaksanaan skrining IVA

Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan

tempat dan alat sebagai berikut:

a. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisilitotomi.

b. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada

posisilitotomi.

20

Page 21: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat servik.

d. Spekulum vagina

e. Asamasetat (3-5%)

f. Swab-lidi berkapas

g. Sarung tangan

Teknik IVA

Dengan speculum melihat serviks yang dipulas dengan asamasetat 3-

5%. Pada lesipra kanker akan menampilkan warna bercak putih yang

disebut aceto white epithelium Dengan tampilnya porsio dan bercak

putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut

dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif, maka di

beberapa Negara dapat langsung dilakukan terapi dengan cryosergury.

Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam

menyingkirkan lesi invasif.

Kategori pemeriksaan IVA

a. IVA negative = Serviks normal.

b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak

lainnya (polipserviks).

c. IVA positif = ditemukan bercakputih (aceto white epithelium).

Kelompok kini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks

dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis

Serviks-prakanker (displasia ringan-sedang-berat atau kanker serviks

in situ).

d. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan

temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi

penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih

pada stadium invasive dini.

21

Page 22: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

BAB III

KESIMPULAN

Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari

leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan

tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk

mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.

22

Page 23: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

Pemeriksaan pap smear bertujuan sebagai evaluasi sitohormonal,

mendiagnosis peradangan, identifikasi organisme penyebab peradangan,

mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim

dini atau lanjut (karsinoma/invasif) dan memantau hasil terapi.

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka

yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita

yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pap smear, antara lain umur, sosial ekonomi, paritas,

dan usia wanita saat nikah.

Tindakan pap smear sangat mudah, cepat dan tidak atau relatif kurang rasa

nyerinya. Dengan dilakukannya pap smear dapat menurunkanangka kematian

akibat kanker serviks karena tes pap smear dapat secara akurat mendeteksi 90%

dari kanker serviks, bahkan sebelum gejalanya muncul.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.In: Pemeriksaan Ginekologik. Jakarta:

PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,164-165.

2. Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Volume 2. Edisi6. Jakarta: EGC.

23

Page 24: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

3. Ries LA, Melbert D, Krapcho M, Stinchcomb DG, Howlander N, Horner MJ,

et al.2009. SEER cancer statistics review. Bethesda (MD): National Cancer

Institute.

4. U.S. Cancer Statistics Working Group. 2010. United States Cancer Statistics:

1999-2007 Incidence and Mortality Web-based Report. Atlanta (GA):

Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and

Prevention, and National Cancer Institute.

5. Cervical cancer, human papillomavirus (HPV), and HPV vaccines: Key points

for policy-makers and health professionals. 31 December 2008. World Health

Organization.

6. Diananda, R. 2009. Panduan Lengkap Mengenai Kanker. Yogyakarta: Mirza

Media Pustaka.

7. Mayo Clinic. 2011.

(http://www.mayoclinic.com/health/pap-smear/MY00090diakses 18 Juli 2012).

8. Karjane NW, Chelmow D. Pap Smear. Medscape Medical News; 2012.

(http://emedicine.medscape.com/article/1947979-overview#showall diakses 18

Juli 2012).

9. Lestadi, Julisar. 2009. Sitologi Pap Smear : Alat Pencegahan & Deteksi Dini

Kanker Leher Rahim. Jakarta : EGC.

10. Cervical Cytology Screening. December 2009. ACOG Practice Bulletin.

11. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu

Semesta.

12. Soepardiman. 2002. Cermin Dunia Kedokteran: Pemeriksaan Pap Smear.

24

Page 25: Pap Smear Dan Iva Test - Rien Novia Maulida

13. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Memahami Kesehatan Reproduksi

Perempuan.Jakarta; EGC. 2009. Hal. 61-62.

14. Rasjidi, Imam. 2008. Manual Prakanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto.

15. Romauli, S. dan Vindari, A. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha

Medik.

16. Octavia, Chintami. 2009. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan

Pap Smear di Kelurahan Petisah Tengah, Skripsi. Medan USU.

17. Marquardt, N., 2002. Cervical Neoplasma and Carcinoma. In: Marquardt, N.,

ed.Obstetrics and Gynecology, 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins,547-565.

25