panduan penyusunan konsep usulan dan proposal lengkap2

66
TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATRA (PROGRAM TFCA-SUMATERA) PANDUAN PENYUSUNAN KONSEP USULAN DAN PROPOSAL LENGKAP Administrator TFCA-Sumatera Yayasan Keanekaragaman Hayati

Upload: atri-iswandi

Post on 11-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

konsep

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATRA(PROGRAM TFCA-SUMATERA)

PANDUAN PENYUSUNANKONSEP USULAN DAN PROPOSAL LENGKAP

Administrator TFCA-SumateraYayasan Keanekaragaman Hayati

2011

Page 2: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

FORMAT DAN PEDOMAN UMUM PEMBUATAN PROPOSAL TFCA

Secara umum kegiatan yang diusulkan dapat dikelompokkan ke dalam 3 wilayah intervensi yang pada ujungnya akan berdampak nyata dan terukur pada bentang alam target, dan dapat digambarkan seperti skema berikut

Gambar 1. Skema Intervensi Kegiatan Mitra di Tingkat Bentang Alam

Selain memenuhi syarat sesuai dengan enam tujuan yang dibolehkan yang secara langsung memberikan manfaat bagi konservasi hutan tropis di lokasi geografis maka proposal pengajuan hibah harus memenuhi kriteria utama dan prioritas-prioritas sebagai berikut:

A. KRITERIA UTAMAPertimbangan pemberian dana hibah didasarkan pada ketentuan bahwa proposal permohonan hibah harus memenuhi seluruh komponen (unsur) dari empat (4) kriteria utama berikut:

I. Dasar pembenaran (Justifikasi) dan kecocokan kegiatan (proyek)Semua proposal pengajuan hibah harus:1. Memperlihatkan pelaksanaan Rencana Strategis Program TFCA-Sumatera yang disusun oleh

Oversight Committee sesuai FCA bagian 6.7.1 (r)(i).2. Memperlihatkan pemahaman dan secara jelas mengarah pada kegiatan untuk mengatasi

ancaman-ancaman terhadap konservasi dan mengedepankan keberlangsungan serta dampak dari kegiatan dalam jangka panjang.

3. Berisi hal-hal berikut secara jelas: tujuan-tujuan konservasi, luaran (output), kegiatan, jangka waktu, dan deliverables, yang konsisten dengan format standar.

4. Memperhitungkan biaya yang konsisten dan realistis dengan kegiatan yang diusulkan.5. Menunjukkan bahwa dampak konservasi dari kegiatan yang didanai tersebut dapat dipantau

dan dievaluasi, sesuai dengan rencana pemantauan dan evaluasi yang dikembangkan dan dilakukan oleh Oversight Committee sesuai dengan FCA bagian 6.7.1 (r)(iii).

6. Jika dimungkinkan, meningkatkan pelaksanaan rencana pengelolaan/ konservasi yang telah ada untuk kawasan konservasi (kawasan dilindungi) dan koridor.

2

Kegiatan di tingkat institusi yang mendorong perbaikan kebijakan, peningkatan kapasitas, pengembangan kolaborasi, dsb.

2. Kegiatan di tingkat bentang alam yang mendorong perbaikan kapasitas bentang alam, seperti restorasi, perlindungan, efektivitas pelaksanaan pengelolaan SDA terbaik dsb

Dampak langsung konservasi hutan di tingkat bentang alam, yang dapat ditunjukkan dalam peta di mana dan berapa luasnya

3. Kegiatan di tingkat masyarakat lokal untuk mendorong perbaikan sosial ekonomi masyarakat sehingga berdampak pada konservasi hutan pada bentang alam target

Page 3: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

7. Jika dimungkinkan, menunjukkan dukungan dari organisasi lain, termasuk masyarakat lokal, otorita pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, terhadap kegiatan yang diusulkan, serta apabila memungkinkan berkoordinasi dengan institusi di atas dalam perencanaan dan pengelolaan kegiatan yang diusulkan.

8. Menunjukkan kesediakan dana pendukung untuk mendanai kegiatan yang diusulkan, sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu 10% dari jumlah dana yang diajukan ke TFCA-Sumatera, apabila total dana yang diajukan ke TFCA-Sumatera tersebut lebih atau setara dengan Rp. 5,000,000,000 (Lima milyar rupiah)

II. Kapasitas Teknis dan AdministratifPemohon hibah harus memperlihatkan kapasitas yang memadai dalam bidang administrasi dan teknis serta berpengalaman dalam menjalankan usulan yang sesuai dengan authorized purposes.

III. Ketaatan terhadap hukum (peraturan) dan kebijakan terkait1. Taat terhadap semua aturan hukum Republik Indonesia dan Amerika Serikat.2. Mendukung prioritas-prioritas dan kebijakan nasional yang terkait, seperti Indonesian

Biodiversity Action Plan (IBSAP), Indonesian Action Plan for Protected Areas, dan Strategic Plan for the Wise Use of Wetland.

3. Apabila kegiatan yang direncanakan secara langsung mempengaruhi pengelolaan kawasan konservasi atau kawasan lindung lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta, pemerintah daerah atau masyarakat lokal, harus disertai persetujuan tertulis terhadap proyek yang diusulkan dari otoritas atau pengelola kawasan tersebut, serta harus menunjukkan adanya koordinasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan dengan otorita atau pengelola kawasan tersebut.

4. Perlindungan terhadap hak-hak Adat. Program TFCA-Sumatera memandang penting terhadap perlindungan hak-hak adat. Oleh sebab itu kegiatan yang didanai oleh Program TFCA-Sumatera harus memperhatikan keterlibatan masyarakat adat di dalam kegiatan, pemberitahuan akan adanya kegiatan di wilayah masyarakat adat atau minimal tidak membahayakan hak-hak adat yang telah ada di lokasi kegiatan yang berada di wilayah adat atau mungkin berdampak pada wilayah adat.

IV. Manfaat bagi konservasi hutan tropisProposal pengajuan hibah harus memenuhi minimal tiga dari kriteria berikut:1. Berkontribusi terhadap konservasi spesies (jenis-jenis) yang terancam punah secara global

(berdasar IUCN redlist) atau endemik dan bergantung pada hutan tropis untuk habitat kritisnya.

2. Berkontribusi terhadap konservasi ekosistem hutan alam yang mempunyai nilai konservasi tinggi yang terancam atau rentan.

3. Berkontribusi terhadap konservasi keterwakilan tipe-tipe hutan di Indonesia.4. Berkontribusi dalam mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati

hutan tropis.5. Berkontribusi terhadap penurunan ancaman atau peningkatkan pada konektivitas/conectivity

antara kawasan-kawasan hutan tropis.6. Berkontribusi terhadap penetapan kawasan konservasi (kawasan lindung) baru.7. Secara langsung berkontribusi terhadap efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

(kawasan lindung) lain beserta target-target konservasinya, yang telah ada dan dikelola pemerintah, swasta, pemerintah daerah, atau masyarakat lokal.

3

Page 4: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

B. PRIORITISASIProposal permohonan hibah yang memenuhi kriteria 3.4.1 (kriteria utama) akan diprioritisasi

berdasarkan prioritas program di tingkat bentang alam dan prioritas umum biologis untuk setiap lokasi geografis, yaitu:

I. Prioritas Program terintegrasi di tingkat bentang alamProposal permohonan hibah akan diprioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang yang berbasis

pada bentang alam dengan kegiatan yang merupakan kombinasi untuk mencapai tujuan-tujuan konservasi hutan di tingkat kebijakan, tingkat tapak (kegiatan konservasi) dan tingkat masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak langsung pada konservasi hutan.Secara umum Program TFCA-Sumatera memprioritaskan usulan-usulan yang mengarah pada kegiatan konservasi terintegrasi yang berbasis bentang alam (lansekap), sehingga diharapkan usulan tidak merupakan kegiatan tunggal seperti penelitian, disain atau peningkatan kapasitas. Secara lebih tegas prioritas-prioritas tapak untuk pelaksanaan kegiatan akan dipandu di dalam Rencana Strategis yang merupakan dokumen dasar pelaksanaan Program TFCA-Sumatera.2. Prioritas Biologis

a) Keterwakilan (representativeness): Tapak-tapak di dalam lokasi geografis (Tropical Forest Areas Sites) yang menjamin adanya keterwakilan seluruh spektrum ekoregion hutan tropis, terutama ekosistem-ekosistem hutan tropis yang sangat penting dan unit-unit phyto-geografis di dalam sistem jaringan kawasan konservasi dan kawasan dilindungi lainnya.

b) Tak tergantikan (irreplaceability): Tapak-tapak di dalam lokasi geografis (Tropical Forest Areas Sites) yang mewakili satu populasi yang paling penting dari spesies target dan atau ekoregion hutan tropis atau ekosistem hutan tropis alam yang menyimpan keanekaragaman hayati tinggi, yang berada pada kondisi terancam punah secara global atau endemic.

c) Mendesak (urgency): Tapak-tapak di dalam lokasi geografis (Tropical Forest Areas Sites) yang memerlukan tindakan konservasi segera dan atau mengalami ancaman yang sangat tinggi terhadap ekoregion hutan tropis, ekosistem alam hutan tropis, dan spesies-spesies yang secara global terancam dan atau endemik.

d) Komplementaritas (complementarity) Tapak-tapak di dalam lokasi geografis (Tropical Forest Areas Sites) yang spesies, ekoregion, ekosistem hutan tropis alamnya berbeda dengan kawasan yang dikelola di dalam sistem kawasan konservasi yang telah ada.

e) Fungsional (functionality): Tapak-tapak di dalam lokasi geografis (Tropical Forest Areas Sites) yang secara ekologis mendukung (viable) atau mempunyai luasan cukup dan kompak untuk dapat bertahan dalam periode yang lama.

f) Inisiatif berbasis ekosistemPrioritas juga akan diberikan pada proposal-proposal yang mendukung kebijakan atau inisiatif nasional maupun lokal yang mengarah pada konservasi hutan Sumatera dan komitmen Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar minimum 26% dengan sumbangan dari sektor kehutanan sebesar minimum 14%, Kesepakatan Gubernur se-Sumatera mengenai Tata Ruang Berbasis Ekosistem yang didukung oleh 4 kementrian, yaitu Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kehutanan, Kementrian Pekerjaan Umum dan Kementrian Lingkungan Hidup.

C. LEMBAGA PENERIMA HIBAHA. Entitas yang Diperbolehkan ( Eligible entity )

Organisasi yang dapat menerima hibah dari Program TFCA-Sumatera adalah:

4

Page 5: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)1 bidang lingkungan, kehutanan dan konservasi. 2. Masyarakat lokal dan organisasi berbasis masyarakat yang didirikan dan beroperasi di

Indonesia, selain dari Entitas yang Tidak Diperbolehkan (non-eligible entity). 3. Lembaga lokal dari lembaga internasional atau regional lainnya yang memenuhi syarat,

atau aktif di Indonesia, yang bukan merupakan Entitas yang Tidak Diperbolehkan (non-eligible entity).

4. Universitas, termasuk perguruan tinggi negeri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia, yang bukan merupakan Entitas yang Tidak Diperbolehkan (non-eligible entity) dapat menerima dana hibah Program TFCA-Sumatera.

B. Entitas yang Tidak Diperbolehkan (Non-eligible entity) Entitas / Organisasi yang tidak dapat menerima hibah dari Program TFCA-Sumatera adalah Entitas yang Tidak Diperbolehkan (non-eligible entity) yaitu orang atau lembaga berikut termasuk yang berafiliasi padanya, seperti:1. Administrator Program TFCA-Sumatera.2. Depositori, yaitu perusahaan yang mengelola dan menyimpan dana Program TFCA-

Sumatera.3. Institusi pemerintah, lembaga pemerintah, dinas-dinas pemerintah, pemerintah daerah,

kelurahan, departemen atau institusi sejenis apapun kecuali universitas negeri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia.

4. Conservation International.5. Yayasan KEHATI.6. Lembaga dari Anggota Tidak Tetap OC (berlaku selama lembaga tersebut menjadi Anggota

Tidak Tetap OC).7. Siapapun yang (i) namanya tercantum pada Daftar Orang Terlarang (Prohibited Person List),

atau (ii) termasuk didalamnya dimiliki oleh, dikendalikan oleh, bertindak untuk dan atas nama, menyediakan bantuan, dukungan, sponsor atau layanan dalam bentuk apapun pada, atau dengan cara lain berhubungan dengan orang yang dimaksud atau dijabarkan dalam Daftar Orang Terlarang. Termasuk dalam Daftar Orang Terlarang adalah daftar yang dikeluarkan oleh PBB atau lembaga keamanan negara Indonesia atau the OFAC (Office of Foreign Assets Control of the US Treasury) List.

8. Lembaga lainnya yang sewaktu-waktu ditetapkan oleh Oversight Committee. 9. Perusahaan pribadi dan umum, termasuk Koperasi dan Asosiasi yang didanai pemerintah.10. Asosiasi perusahaan/industri dan buruh.11. Militer, organisasi para militer atau polisi.12. Organisasi politik.13. Individu/perorangan.

Secara khusus isi proposal/usulan konsep disarankan mengacu pada hal-hal berikut:1. Masukkan prioritas pemerintah pusat dan pemerintah daerah di wilayah kerja proponen dan

jelaskan sejauh mana proposal ini mendukung prioritas pemerintah tersebut.2. Identifikasikan donor dan lembaga lain yang bekerja di wilayah yang sama di mana proyek ini

akan dilaksanakan. Identifikasi pula apa kegiatannya, di mana lokasi proyeknya, kapan dilaksanakannya, dan apa hasil proyek tersebut?

3. Agar penulisan proposal secara konsisten mengacu kepada format berikut, semakin ke bawah semakin terukur:I. Tujuan (Goal), merupakan ringkasan umum tentang keadaan diinginkan yang sedang dituju

oleh sebuah proyek. Tujuan harus memenuhi kriteria 1) visioner, 2) relatif umum, 3) singkat, 4) dapat diukur. Tujuan dipilah menjadi:

1 LSM Internasional dapat menjadi bagian dari suatu konsorsium tetapi tidak menjadi pemimpin konsorsium yang akan menerima hibah

5

Page 6: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak (Outcomes) pada bentang alam, merupakan pernyataan yang menggambarkan dampak proyek yang harus terjadi pada skala bentang alam sebagai ukuran kesuksesan ketika proyek selesai.

Luaran hasil kegiatan (Outputs), Luaran adalah hasil atau jasa yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan serta menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai. Luaran harus memenuhi kriteria 1) kerangka waktu yang jelas, 2) komprehensif, 3) sistem yang terintegrasi, 4), desain yang jelas.

II. Sasaran (Objectives), merupakan pernyataan tujuan khusus yang merinci hasil atau keluaran proyek yang diinginkan. Sasaran harus memenuhi kriteria 1) berorientasi dampak, 2) dapat diukur, 3) dibatasi waktu, 4) spesifik, 5) praktis.

III. Kegiatan (Activities) dan Sub Kegiatan (Sub Activities), merupakan tindakan atau tugas yang dirancang untuk dilakukan dalam rangka mencapai setiap sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan harus memenuhi kriteria 1) terkait, 2) terfokus, 3) layak dikerjakan, 4) tepat guna.

IV. Indikator (Indicators), merupakan unit informasi yang diukur menurut waktu untuk mendokumentasikan perubahan dalam sebuah kondisi spesifik. Indikator harus 1) dapat diukur, cermat, 3) konsisten, 4) peka. Indikator dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Indikator dapat berupa pertanyaan terkait dengan ukuran atau berapa banyak (kuantitas), berapa bagus (kualitas), kelompok atau orang (siapa), waktu / durasi (kapan/berapa lama), lokasi (di mana).

V. Alat verifikasi (verifier), merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau pembuktian indicator. Identifikasikan sumber informasi yang akan digunakan untuk membuktikan pencapaian indicator.

VI. Asumsi (assumption), merupakan kondisi atau factor eksternal di mana proyek yang dapat mempengaruhi keberlangsungan proyek baik dapat atau tidak dapat dikontrol oleh pengelola.

4. Dalam bagian Metoda, diharapkan proponen dapat menjelaskan metoda dan pendekatan dalam pelaksanaan proyek, terutama agar proponen mengedepankan pendekatan yang menggunakan inovasi-inovasi terutama pengembangan program yang dilaksanakan secara multi-stakeholders, serta sinergi dengan masyarakat, pemerintah daerah dan unsur swasta. Pendekatan yang dapat memberikan insentif bagi pemerintah daerah, masyarakat dan swasta sehingga mereka melaksanakan governans sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi hutan akan sangat membantu. Hal ini penting karena peran pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sangat vital dalam pelaksanaan program konservasi hutan. Tanpa peran mereka maka pelaksanaan proyek konservasi hutan oleh LSM tidak akan efektif.

5. Proposal sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia secara konsisten.6. Proponen agar menjelaskan di mana lembaga pengusul pernah bekerja, apa kegiatannya, kapan

proyek tersebut dilaksananakan, apa hasil yang dicapai proyek tersebut dan siapa mitra dan donor yang mendukung proyek tersebut.

7. Dikaitkan dengan proyek/kegiatan yang pernah dilaksakanan sebagaimana dijelaskan di atas, agar menjelaskan apa kaitannya dengan proposal ini. Apakah proposal ini merupakan kelanjutan, melengkapi, atau merupakan usulan baru?

8. Proponen agar memperhatikan dan memastikan konsistensi alur dan kesesuaian antara Narasi, Kerangka Logis, dan Anggaran, sehingga susunan anggaran benar-benar sesuai dengan kegiatan yang merupakan penjabaran dari tujuan dan dampak kegiatan.

9. Agar menjelaskan kontribusi pengusul (alokasi waktu, sumber daya manusia, peralatan, dan komponen anggaran) terhadap proposal ini.

10. Agar menjelaskan kontribusi dari donor lain untuk Dana Pendamping (cost shares).11. Agar memperhatikan rasionalitas komponen Biaya Pengelolaan (Management Cost) dan Sumber

daya Manusia (Human Resources).12. Perlu melampirkan peta lokasi yang lebih jelas, spesifik, dan rinci untuk menjelaskan lokasi dan

kegiatan yang dilakukan, terutama lokasi hutan mana dan seberapa luasnya yang akan terlindungi karena adanya proyek ini (dampak konservasi).

6

Page 7: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

13. Perlu menjelaskan analisis ancaman (threat analysis) terhadap kawasan dan keanekaragaman hayati di kawasan spesifik untuk menentukan intervensi / kegiatan, sehingga terlihat jelas kegiatan apa untuk mengatasi ancaman yang mana.

7

Page 8: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

FORMAT KONSEP USULAN (CONCEPT PAPER)

KONSEP USULAN (CONCEPT PAPER) APLIKASI HIBAH

Judul Usulan Kegiatan

Diajukan kepada Administrator Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) untuk mendapatkan bantuan hibah

Diusulkan oleh :

Tahun

8

Lembaga pengusul

Page 9: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

1. Nama Organisasi :2. Alamat Lengkap : ………………….

(untuk organisasi utama yang merupakan wakil dari anggota konsorsium, jika dalam bentuk konsorsium)

3. Status Organisasi:4. Organisasi peserta dalam konsorsium:5. Contact person :

Alamat : No Telpon : HP : Fax : Email :

Pemohon,

……………………………………..(Direktur atau yang diberi wewenang)

9

I. Informasi Dasar ORGANISASI

Page 10: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

1. Judul usulan kegiatan (program) :

2. Bentang alam/lansekap 2) :

3. Dampak konservasi hutan (ha) :

4. Total anggaran yang diusulkan :

5. Jangka waktu pelaksanaan (tahun):

6. Nama organisasi/donor lain :……………………. (dimana proposal yang sama atau serupa sedang diajukan dan atau yang sedang mendanai kegiatan).

Ringkasan Usulan:

NARASI USULAN1. Latar B elakang . Sampaikan latar belakang singkat mengenai analisis permasalahan

atau ancaman, tantangan dan kesempatan/peluang serta mengapa perlu dilakukan aksi sehingga proposal ini diperlukan (threat/problem analysis). Pada bagian ini pengusul agar memasukkan pohon masalah (problem tree) dan pohon tujuan (objective tree). Format pohon masalah, pohon tujuan ada dalam “Panduan Penyusunan Usulan Konsep dan Proposal Lengkap” terlampir. Apabila terlalu panjang pohon masalah dan pohon tujuan dapat dimuat di lampiran dari usulan konsep.

2. Kerangka Kerja Logis . Kerangka kerja logis yang berisi Komponen Proyek, Dampak Konservasi (Outcome), Luaran (output), Kegiatan, Sub-kegiatan, Indikator dan Verifier (alat verifikasi) agar disampaikan secara jelas dengan contoh kerangka logis seperti pada format dalam “Panduan Penyusunan Usulan Konsep dan Proposal Lengkap” terlampir. Untuk KONSEP USULAN (CONCEPT PAPER) Kerangka Kerja Logis disampaikan hanya ditunjukkan sampai pada tingkat SUB-KEGIATAN

2 (a) Bentang alam Kerumutan-Semenanjung Kampar-Senepis; (b) Batang Toru dan Batang Gadis; (c) Taman Nasional Kerinci Seblat dan sekitarnya; (d) Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser; (e) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan; (f) Taman Nasional Sembilang-Berbak; (g) Taman Nasional Siberut dan Kepulauan Mentawai; (h) Taman Nasional Tesso Nilo; (i) Taman Nasional Bukit Tiga Puluh; (j) Taman Nasional Way Kambas; (k) Toba Barat; (l) Angkola; (m) Ulu Masen/ Seulawah.

10

II. Informasi KEGIATAN

Page 11: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

saja. Kerangka Kerja Logis harus dinarasikan dalam teks analisis situasi. (uraian lengkap berbentuk tabel disertakan dalam lampiran).

3. Sasaran dan Tujuan . Pernyataan tentang sasaran dan tujuan, serta bagaimana tujuan tersebut berhubungan dengan upaya menghadapi ancaman dan tantangan dan memanfaatkan kesempatan yang ada di wilayah geografis/bentang alam dimaksud. Sasaran dan Tujuan di tingkat ini adalah Sasaran dan Tujuan di tingkat Proyek, dimana dampak konservasi perlu disampaikan di sini.

4. Komponen Proyek . Gambar 1 pada “Panduan Penyusunan Usulan Konsep dan Proposal Lengkap” terlampir disampaikan 3 tingkat kelompok wilayah intervensi yang mungkin bisa dilakukan oleh pengusul. Komponen Proyek merupakan elemen dari wilayah intervensi dimana berdasar latar belakang dan tujuan yang akan dicapai pengusul menentukan satu atau lebih atau tidak sama sekali komponen dari setiap level wilayah intervensi. Agregat dari komponen-komponen proyek tersebut akan mengarah pada pencapaian sasaran dan tujuan proyek. Untuk Setiap komponen agar ditetapkan tujuan komponen (tujuan umum)

5. Kegiatan . Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan komponen proyek, sehingga kegiatan adalah rincian dari komponen proyek. Untuk setiap kegiatan agar ditetapkan tujuan kegiatan (kegiatan khusus)

6. Luaran (output) Kegiatan. Hasil yang direncanakan dan ukuran-ukuran indikatif (indikator) untuk evaluasi hasil. Merupakan luaran terukur dari setiap kegiatan.

7. Anggaran Indikatif. Untuk setiap kegiatan agar diprakirakan kebutuhan angggaran, yang bila memungkinkan dapat diperhitungkan sampai ke tingkat Sub-Kegiatan. Dalam anggaran indikatif ini perlu disampaikan juga Dana Pendamping (Cost Sharing) seperti contoh tabel berikut. Rencana anggaran disertakan dalam Rupiah, termasuk tipe anggaran bantuan yang dimohonkan dari Program TFCA-Sumatera, dipisahkan dalam program costs dan management costs. Dalam Rencana Anggaran disertakan pula tabel Rencana Anggaran Indikatif seperti tabel di bawah. Rincian Anggaran yang lebih lengkap disertakan dalam lampiran. Dana pendamping (Cost share), perlu disampaikan sumber-sumber finansial atau in kind yang akan tersedia. Dana pendamping atau matching program dari sumber lain, baik donor, NGO lain atau Pemerintah RI sebesar 10% diperlukan untuk kegiatan dengan usulan dana TFCA-Sumatera sama dengan atau lebih dari Rp. 5,000,000,000 (Pada saat penyusunan proposal lengkap komitmen dari pihak lain untuk dana pendamping perlu dilampirkan).

Tabel Anggaran Indikatif.

No Elemen Anggaran Dana dari TFCA-Sumatera

Swadaya Donor Lain

Total Anggaran

Komponen 1: judul Kegiatan 1.1.Kegiatan 1.2. dst Komponen 2: judulKegiatan 2.1Kegiatan 2.2. dstKomponen 3: judulKegiatan 3.1Kegiatan 3.2. dst

11

Page 12: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Komponen 4: judulKegiatan 4.1Kegiatan 4.2. dst Manajemen ProyekTotal

8. Metoda /P endekatan . Yaitu proses pelaksanaan proyek yang menekankan pada inovasi-inovasi yang dipakai/dilakukan, termasuk pendekatan kolaboratif atau kemitraan dengan masyarakat, pihak swasta, pemerintah daerah, penyertaan pemangku pihak penentu, pelibatan masyarakat lokal, fokus terhadap gender, dll sehingga dari proyek ini ada insentif yang bermakna bagi para pemangku pihak terutama pemerintah daerah, unsur swasta dan masyarakat. Dalam bagian ini agar disampaikan siapa saja mitra (kolaborator) dalam pelaksanaan proyek ini. Bentuk kemitraan yang diusulkan LSM, Pemerintah dan atau aliansi dengan sektor swasta, termasuk jumlah dan sumber kontribusi dana pendamping (penyertaan pembiayaan) dalam bentuk tunai atau in kind, oleh pemohon.

9. Pemantauan dan evaluasi . Pemantauan dan evaluasi tentang kegiatan yang dilakukan, termasuk metode atau cara yang akan digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi.

10. Keberlanjut an Proyek (Project Sustainability ) . Sampaikan bagaimana kegiatan yang direncanakan akan berlanjut setelah hibah berakhir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN (tidak dibatasi jumlah halamannya tetapi diharapkan sesingkat-singkatnya), meliputi : Riwayat Hidup Singkat (CV) dan Tugas Tiga Personalia Utama (Penanggung Jawab,

Koordinator Program, Koordinator Keuangan & Administrasi) dalam Program ini Kegiatan singkat Organisasi selama 5 tahun terakhir, termasuk penjelasan singkat tentang

kegiatan, jumlah dana yang dikeluarkan, sumber dana (donor). Pernyataan singkat sejarah organisasi, fokus utama, kemampuan dan tantangan. Bagan organisasi Kerangka Kerja Logis (Logframe), Pohon Masalah (Problem tree), Pohon Tujuan

(Objectives tree) Rencana Anggaran Biaya (Budget) Peta lokasi kegiatan

12

Page 13: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

FORMAT PROPOSAL LENGKAP TFCA-SUMATERA

PROPOSAL LENGKAP (FULL PROPOSAL)

APLIKASI HIBAH

Judul Usulan Kegiatan

Diajukan kepada Administrator Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) untuk mendapatkan bantuan hibah

Diusulkan oleh :

Tahun

13

Lembaga pengusul

Page 14: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

1. Nama Organisasi:

2. Alamat Lengkap: (Jalan dan Nomor, Kota, Kode Pos, Propinsi, Telepon, Faximile, e-mail)

3. Status Organisasi : Lembaga Swadaya Masyarakat; Masyarakat Ilmiah; Organisasi Kebudayaan; Organisasi

Pemuda; Kelompok Swadaya Masyarakat; Organisasi Keagamaan; Asosiasi Profesi; Organisasi Mahasiswa; Organisasi Lainnya (sebutkan).

4. Akte Notaris: (No. dan Nama Notaris) Copy Akte dilampirkan

5. Tanggal Berdiri: (Hari, bulan, tahun)

6. Susunan Dewan Pengurus: (Nama/Jabatan)

7. Direktur/Ketua:

8. Tujuan Organisasi:

9. Dana yang Dikeluarkan Tahun Sebelumnya: Rp.

10. Sumber dan Jumlah Organisasi Lain yang Memberikan Dukungan/Dana dalam 3 (tiga) kegiatan terakhir

No Tahun Pemberi Dana/Dukungan Judul Kegiatan Dukungan/Dana

1

2

3

11. Rujukan Kepada siapa TFCA-Sumatera dapat meminta informasi lebih lanjut

mengenai lembaga Anda dari pihak di luar lembaga Anda.Rujukan Nama Lembaga Alamat Telepon Faximile

1

2

3

12. Rekening Bank Milik Lembaga No. Rekening; Pemegang rekening (atas nama lembaga); Nama Bank, Cabang dan alamat

lengkapnya.

13. Ringkasan Gagasan Usulan Kegiatan Tuliskan gagasan lembaga Anda mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan

sesuai dengan kriteria/topik TFCA Sumatera (1 halaman) dengan format sebagai berikut:

14

Informasi Dasar ORGANISASI

Page 15: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA TFCA-SUMATERA

PROPOSAL LENGKAP

JUDUL:

NOMOR REGISTER:

AUTHORISED PURPOSES:

BENTANG ALAM:

DAMPAK KONSERVASI HUTAN (HA):

DIAJUKAN OLEH:

RINGKASAN

Diisi dengan ringkasan proposal yang secara singkat sekitar satu halaman yang menjelaskan latar belakang permasalahan dan mengapa proyek ini menjadi penting. Narasikan dalam bentuk ringkas kerangka logisnya, intervensi yang akan dilakukan, metoda dan pendekatan yang dipakai, output yang akan dicapai, ringkasan kegiatan untuk mencapai output dan dampak konservasi yang menggambarkan berapa luas hutan yang terlindungi dengan proyek ini.

ORGANISASI PELAKSANA Nama organisasi (Lembaga Koordinator Konsorsium)

Telepon: Fax.: Email:Website:

WAKTU PELAKSANAAN Tahun/Bulan

RENCANA ANGGARAN DAN SUMBER ANGGARAN:

TFCA: Rp.

Internal: Rp.

Donor lain: Rp.

Total: Rp.

Narasi Ringkasan:

15

Page 16: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

halaman

Judul

Ringkasan proyek

BAGIAN 1. KONTEKS PROYEK

1.1. Latar Belakang

1.2. Relevansi

1.2.1. Kesesuaian dengan Tujuan, Prioritas dan kebijakan TFCA

1.2.2. Kesesuaian dengan Kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah tentang Konservasi Hutan

1.3. Bentang Alam Target

1.3.1 Lokasi Geografis

1.3.2 Aspek Sosial, Budaya, Ekonomi dan Lingkungan

1.4. Dampak Proyek pada saat berakhirnya kegiatan

BAGIAN 2. DISAIN PROYEK

2.1. Analisis Pemangku Pihak (Stakeholders Analysis)2.1.1 Issue Kelembagaan dan Organisasi

2.1.2 Analisis Pemangku kepentingan

2.2. Analisis Masalah dan Ancaman

2.3. Deskripsi Tujuan

2.3.1 Deskripsi Tujuan Umum (Goals) dan Indikator Dampak

2.3.2 Deskripsi Tujuan Khusus (Objectives) dan Indikator Outcome

2.4 Kerangka Logis

BAGIAN 3. DESKRIPSI INTERVENSI PROYEK

3.1. Komponen proyek, Luaran dan Kegiatan

3.1.1 Komponen Proyek

3.1.2 Luaran

3.1.3 Kegiatan/ Sub-Kegiatan

3.2. Metoda dan Pendekatan Pelaksanaan

3.3 Rencana Kerja (Workplan)

3.4 Anggaran

3.4.1 Sumber Pendanaan

3.4.2. Rincian Anggaran

3.4.3. Rincian Anggaran Tahunan TFCA

3.4.4 Anggaran per Komponen Kegiatan

3.4.5 Arus Dana (Cash Flow) per Komponen Kegiatan

3.5. Asumsi, Risiko dan Keberlanjutan

16

DAFTAR ISI

Page 17: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

3.5.1 Asumsi dan Resiko

3.5.2 Keberlanjutan

BAGIAN 4. PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Struktur Organisasi dan Mekanisme Pelibatan Pemangku Kepentingan

4.1.1 Lembaga Pelaksana dan Mitra

4.1.2 Pengelola Proyek dan Tim

4.1.3 Steering Committee Proyek (bila diperlukan)

4.1.4 Mekanisme Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Mitra Penerima Manfaat

4.2. Pelaporan, Review, Pemantauan dan Evaluasi

4.3. Rencana Pemantauan Kinerja

LAMPIRAN

A. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Organisasi dan Ketua Pelaksana

B. Kerangka Logis (Logframe) : Tujuan (Goal), Dampak (Outcome), Luaran (Output), Kegiatan, Sub Kegiatan, Indikator, Verifier

C. Rencana Kerja (Work Plan) : Tindakan Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan, Anggaran yang dialokasikan, Hasil yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, dan Pelaksana / Mitra yang dilibatkan

D. Rencana Anggaran

E. Arus Dana (Cash Flow)

F. Peta Lokasi

G. Rencana Pemantauan Kinerja

17

Page 18: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

BAGIAN 1: KONTEKS PROYEK

1.1. Latar Belakang

A. Analisis Kepentingan

Deskripsikan tentang latar belakang perlunya proyek ini dilaksanakan, termasuk hubungannya dengan dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Kondisi terkini yang menyebabkan proyek ini penting.

B. Dasar pembenaran (rationale/justification): Dasar pembenaran (rationale/justification) mengapa proposal ini perlu mendapat

dukungan dari TFCA-Sumatera? Mengapa lembaga anda perlu melakukannya? Kontribusi apa yang dapat ditawarkan oleh kegiatan yang diajukan dalam konstelasi

program-program serupa?C. Referensi:

Kegiatan-kegiatan riset, studi, analisis, rekomendasi proyek lain yang sudah dilakukan yang mendasari dan menjadi justifikasi ilmiah, shg kegiatan ini menjadi penting dan mempunyai dasar ilmiah yang kuat.

1.2. Relevansi

1.2.1. Kesesuaian dengan Kebijakan TFCA Sumatera Kesesuaian dengan Enam Tujuan Utama (Six Authorized Purposes) Kesesuaian dengan lokasi geografis (dari 13 Prioritas Kawasan) Kesesuaian dengan kriteria utama Kesesuaian dengan prioritisasi (Rencana Strategis) TFCA Sumatera

1.2.2. Kesesuaian dengan Kebijakan pemerintah Pusat dan daerah

Kesesuaian dengan Rencana Aksi Pengelolaan Kawasan Konservasi Kesesuaian dengan Analisis Kesenjangan Ekologis Keterwakilan Ekosistem di Kawasan

Konservasi Kesesuaian dengan Rencana-rencana Aksi Nasional Konservasi Spesies Terancam Punah

1.3. Bentang Alam Target

Lokasi Geografis: Sertakan Peta yang jelas tentang lokasi proyek dan areal dampak yang akan terselamatkan/ terlindungi dengan adanya proyek baik langsung maupun tidak langsung.

Aspek Sosial, Budaya, Ekonomi dan Lingkungan: Deskripsikan mengenai kondisi sosial, budaya, ekonomi daerah lokasi proyek yang relevan dengan rencana kegiatan yang diusulkan sehingga memperjelas permasalahan dan rasional pengembangan kegiatan proyek.

1.4. Outcomes (Dampak) Proyek pada saat berakhirnya kegiatan

Apa harapan dampak yang dihasilkan dari proyek pada saat berakhirnya kegiatan

2. DISAIN PROYEK

2.1. A nal i sis Pemangku Pihak ( Stakeholders Analysis )

Issue Kelembagaan dan Organisasi: Deskripsi mengenai issu-issu dan sistem kelembagaan dan organisasi pengelolaan hutan yang ada di lokasi target, termasuk peran-peran yang ada dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, lembaga adat, masyarakat pelaku kegiatan, NGO, dll, maupun issue marginalisasi satu atau lebih kelompok masyarakat.

18

Informasi KEGIATAN

Page 19: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Analisis Pemangku kepentingan: Deskripsi mengenai pemangku kepentingan yang terlibat di lokasi target baik pemangku kepentingan yang legal maupun tidak legal yang mempengaruhi pengelolaan kawasan target sehingga memerlukan adanya penanganan

2. 2 . Analisis Masalah dan Ancaman

Pengertian masalah merupakan satu atau kombinasi dari hal berikut:• Situasi yang tidak dikehendaki• Suatu ketimpangan, ketidak-adilan• Situasi yang akan diubah oleh suatu program

Masalah Prioritas perlu diidentifikasi karena: terdapat banyak masalah, tetapi perlu menemukan masalah prioritas/paling strategis. Kriteria masalah prioritas/strategis adalah masalah yang mempengaruhi tujuan/efektivitas baik dari segi besaran/cakupan masalah (magnitude) maupun dampak sosial/ kesehatan/ ekonomi. Masalah prioritas akan mempengaruhi pelaksanaan baik dari segi biaya, tenaga dan teknologi.

Narasikan permasalahan, yaitu apa yang menjadi masalah prioritas sehingga perlu dilakukan perbaikan? Lakukan analisis ancaman (threat analysis) sehingga dengan program yang diusulkan ancaman tersebut akan menurun atau hilang. Identifikasikan dan analisis masalah-masalah prioritas terkait dengan keadaan yang ingin diperbaiki oleh KEGIATAN. Siapa penerima manfaat (beneficiary)/“Kelompok Sasaran” yang akan merasakan manfaat. Identifikasi seberapa besar dampak kegiatan ini terhadap konservasi hutan, sedapat mungkin dalam satuan luas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebutkan manfaat langsung bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kegiatan. Dalam analisis masalah perlu digambarkan POHON MASALAH, sebagaimana contoh di bawah ini.

Contoh Pohon Masalah

19

Hilangnya akses masyarakat local terhadap sumber daya

& hasil hutan dan kesejahteraan ekonominya

Terjadinya Bencana Ekologis (Banjir, Asap, Longsor, Kekeringan,

dll)

Pelepasan stok karbon

Deforestasi masive

Lemahnya ekonomi dan kesadaran masyarakat dalam

perlindungan hutan

Lemahnya koordinasi dan kebijakan pengelolaan kawasan

Kampar

Perbaikan kualitas kawasan (Restorasi,

bloking kanal)

Pengelolaan kebun sawit masyarakat tidak menerapkan

prinsip berkelanjutan

Kanalisasi hutan

gambut

Pembangunan jalan yg

membelah kawasan

Konversi hutan menjadi konsesi industry

kehutanan/perkebunan

Konversi hutan menjadi kebun

(sawit) oleh masyarakat

SEBAB

AKIBAT

Page 20: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

2.3. Deskripsi Tujuan

2.3.1. Tujuan Proyek (Goals) dan Indikator Dampak

Apa yang ingin dicapai oleh Proyek secara keseluruhan atau secara umum yang dapat diukur melalui indikator dampak yang akan dicapai

Dampak konservasi hutan adalah hasil akhir yang ingin dicapai dari kegiatan ini. Dampak utama kegiatan yang diusulkan terhadap luas hutan yang secara langsung dan atau tidak langsung terlindungi. Contoh: 700 ribu ha hutan gambut di Semenanjung Kampar terlindungi dan terkelola secara berkelanjutan serta terhindar dari kegiatan konversi hutan alam gambut menjadi penggunaan lain.

.

2.3.2. Tujuan Umum

Merupakan tujuan untuk setiap komponen proyek sesuai dengan wilayah intervensi yang ditentukan. Komponen proyek dapat dilihat pada Bagian 3.1.1 sehingga tujuan umum berkorelasi dengan komponen proyek.

2.3.3. Tujuan Khusus (Objectives) dan Indikator Luaran (Outcome)

Tujuan khusus merupakan tujuan dari Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan umum. Agregat dari tujuan khusus diharapkan akan mencapai tujuan umum. Ketercapaian tujuan khusus ini dapat diukur melalui indikator luaran (outcome) yaitu apa yang ingin dicapai oleh kegiatan-kegiatan.

Luaran berkorelasi dengan KEGIATAN karena merupakan hasil dari suatu kegiatan dan harus terukur.

Contoh: Pohon Tujuan

20

HASIL

INTERVENSI

Meningkatnya akses masyarakat local terhadap

sumber daya & hasil hutan dan kesejahteraan ekonominya

Berkurangnya Bencana Ekologis (Banjir, Asap,

Longsor, Kekeringan, dll)

Meningkatnya simpanan

karbon

Penguatan ekonomi dan kesadaran masyarakat dalam perlindungan

hutan (lembaga ekonomi desa, hutan desa)

Pengelolaan koloboratif kawasan (revisi draft RTRWK, RTGL, Badan Pengelola)

Perbaikan kualitas kawasan (Restorasi,

bloking kanal)

Reforestasi

Pengelolaan kebun sawit

masyarakat yang menerapkan

prinsip berkelanjutan

Meningkatnya kualitas kawasan (meningkatnya luasan hutan,

permukaan air)

Dihentikannya rencana/kegiatan

Pembangunan jalan yg membelah

kawasan

Moratorium ijin konversi hutan menjadi konsesi

industry kehutanan/perkebunan

Meningkatnya perlindungan

terhadap hutan sekitar desa

Page 21: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

2.4 Kerangka Kerja Logis ( Logical Framework )

2.4.1. Pengertian

Kerangka Kerja Logis (KKL) merupakan ringkasan proyek yang menunjukkan tingkatan tujuan-tujuan proyek serta hubungan sebab akibat pada setiap tingkatan indikator dan sasaran kinerja. KKL berguna untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian kesepakatan serta untuk mengetahui secara rinci tujuan proyek, baik secara mikro maupun makro. KKL dibuat secara singkat tetapi cukup rinci, sehingga dengan hanya melihat kerangka kerja logis, garis besar isi keseluruhan proyek sudah dapat diketahui. KKL dibuat pada saat proyek direncanakan untuk disertakan dalam dokumen usulan proyek. Matriks KKL sebaiknya selalu diperbaiki sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perkembangan perencanaan dan pelaksanaan proyek. KKL dapat dipakai untuk menilai proyek pada setiap tahap, yaitu tahap perencanaan (ex-ante = appraisal), tahap pelaksanaan (on-going evaluation) dan tahap selesainya proyek (ex-post evaluation).

Penyusunan KKL mencakup :1. menentukan masukan, luaran, hasil, manfaat dan dampak proyek dalam suatu indikator

dan sasaran kinerja; 2. menentukan indikator atau ukuran yang dapat menunjukan tingkat pencapaian setiap tujuan

secara kuantitatif; 3. hubungan kausal (means-end) antara indikator-indikator tersebut; 4. asumsi-asumsi yang mengikuti tujuan di setiap tingkatan, yaitu faktor-faktor luar (eksternal)

yang tidak dapat dikontrol oleh proyek, tetapi dapat mempengaruhi tercapainya tujuan proyek dan hubungan antara masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

2.4.2. Struktur Kerangka Kerja Logis

Kerangka Kerja Logis disajikan dalam bentuk matriks yang menunjukkan tingkatan tujuan proyek, serta hubungan antara masukan dan keluaran yang diharapkan dari proyek. Logika vertikal (Vertical logic) dibaca dari baris ke baris menjelaskan tentang logika kegiatan proyek. Sedangkan logika horizontal (horizontal logic) dibaca dari kolom ke kolom, menjelaskan pencapaian tujuan proyek pada setiap tingkatan. Dari KKL ini perencana dan penilai proyek dapat melihat dengan jelas seluruh kegiatan proyek beserta informasi proyek, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2.4.3. Matriks Kerangka Kerja Logis

2.4.3.1. Logika Horisontal

Logika horisontal yang dibaca dari kolom ke kolom menunjukkan ukuran kegiatan proyek yang berhubungan dengan tujuan proyek di semua tingkatan indikator dan sasaran kinerja. Logika ini, untuk semua kolom dibuat untuk setiap komponen proyek. Dari kiri ke kanan di awali dengan dampak konservasi (kolom 1) yang merupakan dampak proyek dapat diukur dengan pencapaian komponen proyek yang diindikasikan melalui tujuan komponen/tujuan umum (kolom 2) dan outcome komponen (kolom 3). Outcome komponen tersebut akan dicapai dengan pelaksanaan kegiatan (kolom 6)yang menghasilkan output (kolom 5) sesuai dengan tujuan khusus (kolom 4). Kolom 7 merupakan input yang berupa dana untuk membiayai kegiatan. Kegiatan akan dibagi lebih lanjut ke dalam sub kegiatan (kolom 8) yang akan diukur keberhasilannya melalui indikator (kolom 9) dan diukur dengan alat verifikasi di kolom (10). Kolom 11 merupakan asumsi-asumsi penting terhadap keberhasilan kegiatan.

Kolom 1: Dampak konservasi dan Target, merupakan informasi yang menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya proyek. Menggambarkan aspek makro proyek, tujuan proyek secara sektoral, regional maupun nasional. Berisi Ringkasan Narasi dari dampak Konservasi (Narrative Summary) serta penjabaran proyek dan targetnya di semua tingkatan secara kuantitatif dan kualitatif. Narasikan secara singkat target akhir proyek dan dampak konservasi yang akan dicapai pada saat proyek

21

Page 22: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

berakhir. Sebagai contoh, target dampak konservasi selamatnya ekosistem gambut pada bentang alam Semenanjung Kampar, Senepis dan Kerumutan seluas 700 ribu hektar melalui pengembangan penata gunaan lahan secara berkesinambungan, restorasi lahan gambut dan pengembangan ekonomi rakyat. Kolom 2: Merupakan rincian Tujuan Umum (Goals) yang merupakan tujuan setiap komponen. Kolom 3: Hasil (outcome) yang merupakan hasil untuk mengukur kinerja dari tujuan umum komponen. Tujuan umum (goals) merupakan tujuan dari Komponen, sehingga satu komponen mempunyai satu tujuan umum dan satu hasil yang akan diukur. Hasil atau outcome sedapat mungkin dapat diukur (tangible).Kolom 4: Tujuan umum dapat dibagi menjadi beberapa Tujuan Khusus yang lebih kecil untuk memudahkan pencapaian hasil sehingga secara agregat tujuan-tujuan khusus ini ditujukan untuk mencapai hasil (outcome) sebagaimana diuraikan dalam tujuan umum.Kolom 5: Berisi uraian mengenai Luaran (Output). Luaran harus terukur dan kuantitatif karena output sebenarnya merupakan indikator hasil kegiatan yang diuraikan di kolom 6.Kolom 6: Kegiatan merupakan uraian tindakan-tindakan yang dilaksanakan yang hasilnya diukur melalui luaran (output) sebagaimana dimaksud pada kolom 5.Kolom 7: Dana (input) yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan di kolom 6 sehingga luaran (output) di kolom 5 dapat tercapai. Kolom 8: Sub Kegiatan merupakan pemecahan atau pembagian (breakdown) kegiatan menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil, yang secara agregat ditujukan untuk mencapai luaran (output) yang diinginkan (kolom 5). Hasil atau kinerja sub kegiatan diukur melalui indikator sebagaimana dimaksud dalam kolom 8. Kolom 9: Rincian indikator dan sasaran kinerja secara kuantitatif (Objectively Verifiable Indicators-OVI). Menunjukkan indikator-indikator yang menjelaskan secara kuantitatif hasil yang ingin dicapai pada setiap tingkatan indikator dan sasaran kinerja.Kolom 10: Alat Verifikasi atau alat penjelasan dan pembuktian (Means of Verification-MOV atau Verifier). Alat/sumber informasi/data yang digunakan untuk menjelaskan indikator dan sasaran kinerja pada kolom 8.Kolom 11: Asumsi-asumsi terpenting (Important Assumptions). Asumsi-asumsi terpenting yang mengikuti tujuan disetiap tingkatan. Merupakan faktor-faktor eksternal (diluar kontrol pengelola proyek) yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan indikator dan sasaran kinerja disemua tingkatan. Apabila hasil proyek tidak sesuai dengan rencana, maka penilai dapat meneliti kolom 10, apakah asumsi yang diperkirakan dalam perencanaan terpenuhi/tidak. Penentuan asumsi harus dilakukan dengan cermat, karena hanya asumsi terpenting saja yang layak dicantumkan.

2.3.2. Logika Vertikal

Logika vertikal dibaca dari atas ke bawah. Lajur I dan seterusnya merupakan penjabaran (breakdown) dari komponen sehingga setiap lajur mempunyai bobot yang setara.

Tabel 1. Matriks Kerangka Kerja Logis

Dampak Konservasi

Komponen Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan khusus

Luaran (Output)

Kegiatan Input Dana

Sub-Kegiatan

Indikator MoV Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

DAMPAKPROYEK

Komponen 1:TU.1 H.1 TK.1.1 L.1.1 K.1.1 Rp.1.1 SK.1.1.1

SK.1.1.2Ind.1.1.1Ind.1.1.2

MoV.1.1.1MoV.1.1.2

As.1.1.1As.1.1.2

TK.1.2 L.1.2 K.1.2 Rp.1.2 SK.1.2.1SK.1.2.2SK.1.2.3

Ind.1.2.1Ind.1.2.2Ind.1.2.3

MoV.1.2.1MoV.1.2.2MoV.1.2.3

As.1.2.1As.1.2.2As.1.2.3

TK.1.3 L.1.3 K.1.3 Rp.1.3 SK.1.3.1 Ind.1.3.1 MoV.1.3.1 As.1.3.1Komponen 2:

TU.2 H.2 TK.2.1 L.2.1 K.2.1 Rp.2.1 SK.2.1.1SK.2.1.2SK.2.1.3SK.2.1.4

Ind.2.1.1Ind.2.1.2Ind.2.1.3Ind.2.1.4

MoV.2.1.1MoV.2.1.2MoV.2.1.3MoV.2.1.4

As.2.1.1As.2.1.2As.2.1.3As.2.1.4

TK.2.2 L.2.2 K.2.2 Rp.2.2 SK.2.2.1 Ind.2.2.1 MoV.2.2.1 As.2.2.1

22

Page 23: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

SK.2.2.2SK.2.2.3SK.2.2.4SK.2.2.5

Ind.2.2.2Ind.2.2.3Ind.2.2.4Ind.2.2.5

MoV.2.2.2MoV.2.2.3MoV.2.2.4MoV.2.2.5

As.2.2.2As.2.2.3As.2.2.4As.2.2.5

Komponen 3:

TU.3 H.3 TK.3.1 L.3.1 K.3.1 Rp.3.1 SK.3.1.1SK.3.1.2SK.3.1.3SK.3.1.4SK.3.1.5

Ind.3.1.1Ind.3.1.2Ind.3.1.3Ind.3.1.4Ind.3.1.5

MoV.3.1.1MoV.3.1.2MoV.3.1.3MoV.3.1.4MoV.3.1.5

As.3.1.1As.3.1.2As.3.1.3As.3.1.4As.3.1.5

Komponen 4:

TU.4 H.4 TK.4.1 L.4.1 K.4.1 Rp.4.1 SK.4.1.1 Ind.4.1.1 MoV.4.1.1 As.4.1.1

BAGIAN 3. DESKRIPSI INTERVENSI PROYEK

3.1. Komponen proyek, Luaran dan Kegiatan

3.1.1 Komponen Proyek

Komponen Proyek merupakan bagian dari proyek yang dapat dibedakan berdasar 3 wilayah intervensi yaitu komponen yang terkait dengan (i) intervensi di tingkat institusi yang mendorong perbaikan kebijakan, peningkatan kapasitas, pengembangan kolaborasi, dsb.; (ii) intervensi di tingkat bentang alam yang mendorong perbaikan kapasitas bentang alam, seperti restorasi, perlindungan, efektivitas pelaksanaan pengelolaan SDA; dan (iii) intervensi di tingkat masyarakat lokal untuk mendorong perbaikan sosial ekonomi masyarakat sehingga berdampak pada konservasi hutan pada bentang alam target. Untuk setiap tingkat intervensi, komponen dapat berjumlah lebih dari satu.

3.1.2 Luaran

Luaran merupakan hasil terukur dari suatu kegiatan sesuai dengan tujuan kegiatan. Luaran harus dapat diukur dan diverifikasi, oleh sebab itu luaran biasanya bersifat kualitatif dan kuantitatif.

3.1.3 Kegiatan/ Sub-Kegiatan

Kegiatan dan sub-kegiatan merupakan aktivitas dimana intervensi akan diterjemahkan ke dalam luaran-luaran yang diukur melalui indikator yang dapat diverifikasi melalui means of verification atau verifier. Kegiatan dan atau sub kegiatan inilah yang akan dilaksanakan dan dapat dilihat di lapangan. Dalam suatu proyek atau program sangat penting menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dan harus dapat mengukur dan memprediksi bahwa dengan kegiatan yang dilakukan maka output dan outcome proyek akan tercapai. Kegiatan/sub kegiatan berisi tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai “Hasil yang Diharapkan” dan perlu dijabarkan sebagai berikut:

1. Apa bentuk kegiatan secara kongkret/nyata dilapangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.2. Apa tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai “Hasil yang Diharapkan” dari

usulan kegiatan yang akan diajukan ke TFCA Sumatera ?.

3.2. Metode dan Pendekatan Pelaksanaan

Program TFCA-Sumatera harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan pengelolaan lansekap terpadu sebagai instrumen untuk memperbaiki kegagalan upaya masa lampau yang umumnya terfokus pada lokasi spesifik atau permasalahan tertentu, misalnya: pengelolaan taman nasional dan program pemberdayaan masyarakat. Program TFCA-Sumatera sangat menghargai pengelolaan kolaboratif yang dikembangkan para pihak dan dilembagakan dalam bentuk konsorsium atau lembaga kolaboratif lain yang melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan, baik LSM, Perguruan Tinggi, Pemerintah, Swasta dan Kelompok Masyarakat/KSM. Pembiayaan program TFCA-Sumatera akan disalurkan melalui LSM, Perguruan Tinggi dan Lembaga Masyarakat/KSM.

Pendekatan konseptual yang harus diadopsi para pihak dalam mengusulkan Konsep Usulan (Concept Paper) untuk mendapatkan pendanaan program TFCA-Sumatera perlu dilakukan melalui pendekatan

23

Page 24: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

pengelolaan kolaboratif. Pengelolaan kolaboratif dan multipihak merupakan pendekatan kunci program TFCA-Sumatera yang diharapkan mampu meningkatkan sinergi para aktor dan keberhasilan upaya pelestarian keanekaragaman hayati pada skala lansekap serta dapat digunakan dalam menyusun strategi dan cara kerja kegiatan konservasi. Pengelolaan kolaboratif harus disusun oleh para aktor pembangunan yang memiliki kepentingan terhadap sumberdaya hayati dan ekosistemnya di dalam lansekap yang akan dikelola, baik penentu kebijakan (pemerintah), pengelola kawasan hutan (pemerintah maupun swasta), pelaku pembangunan di tingkat tapak, LSM, lembaga masyarakat/KSM, Perguruan Tinggi dan aktor-aktor pendukung lain yang relevan.

Pengusul perlu mengembangkan metoda atau pendekatan pelaksanaan yang dapat memberikan insentif bagi pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sehingga dari kegiatan proyek ini terjadi perubahan perilaku baik dari pemerintah daerah, swasta dan masyarakat ke arah konservasi hutan dan atau pemanfaatan hutan yang berkelanjutan. Pendekatan dengan cara ini sangat penting karena dengan pendekatan yang tradisional dimana LSM melaksanakan proyek konservasi tanpa adanya insentif bagi pemerintah daerah, swasta atau masyarakat terbukti tidak berhasil dalam jangka panjang. TFCA-Sumatera sangat mengharapkan proponen mengembangkan inovasi-inovasi pendekatan yang dapat mendatangkan insentif tersebut.

Berdasarkan prinsip-prinsip, antara lain: kesinambungan bentang alam (konektivitas lansekap), populasi minimal yang mampu berkembang-biak secara normal (viable population), praktek pengelolaan yang baik (best management practices), prinsip kesetaraan/keadilan lintas generasi, prinsip kehati-hatian, dan prinsip tata kelola yang baik, para pihak diharapkan mampu menguraikan akar masalah yang dihadapi dalam pengelolaan keanekaragaman hayati pada skala lansekap yang menjadi prioritas program TFCA-Sumatera, serta mengusulkan cara mengatasi masalah dengan memahami akar masalah tersebut, baik melalui pendekatan kebijakan, kelembagaan dan rencana pengelolaan kolaboratif yang disepakati.

Berdasarkan rencana kolaboratif tersebut dapat dirumuskan peran masing-masing pihak pada tingkat implementasi pengelolaan, termasuk sumberdaya yang diperlukan. Berbagai aktivitas/program yang merupakan bagian dari rencana kolaboratif dapat diusulkan untuk dibiayai program TFCA-Sumatera sepanjang sesuai dengan strategi dan kebijakan program TFCA-Sumatera.

3.3 Rencana Kerja (Workplan)

Rencana kerja merupakan alat untuk memandu pelaksanaan kegiatan. Rencana kerja minimal memuat kegiatan dan atau sub kegiatan yang akan dilaksanakan, tata waktu dan batas waktu penyelesaian untuk setiap kegiatan/sub kegiatan, siapa pelaksananya dan anggaran biaya untuk setiap kegiatan. Contoh rencana kerja dapat dilihat pada lampiran. Dalam proposal perlu disampaikan rencana kegiatan per lokasi seperti contoh di bawah ini.

Lokasi dan Jadwal Implementasi Program

Lokasi (Tentukan tempat dilakukannya KEGIATAN)

No Kegiatan Propinsi Lokasi (Kabupaten/ Kecamatan)

Waktu Pelaksanaan

(Bulan, Tahun)

1 Kegiatan 1.1.1. Fasilitasi penyusunan rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambuthutan gambut

Riau Kab. Pelelawan, Kab Kampar, Kab Siak

Januari-Maret 2011

2 Kegiatan 1.2.1. Fasilitasi Riau Kab. Pelelawan, Kab April – Juni 2011

24

Page 25: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

penyelesaian rancangan Perda/Pergub/Perbup mengenai pengelolaan multi pihak ekosistem gambut Semenanjung Kampar

Kampar, Kab Siak

3 Kegiatan 1.2.2. Sosialisasi Perda/Pergub/Perbup

Riau Kab. Pelelawan, Kab Kampar, Kab Siak

Juli – Oktober 2011

4 Kegiatan 1.3.1. Fasilitasi penyelesaian blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

Riau Kab. Pelelawan, Kab Kampar, Kab Siak

Oktober – Desember 2011

5 Dst Dst Dst Dst

3.4 Anggaran

Anggaran merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Anggaran merupakan unsur input utama karena input-input lain seperti tenaga kerja, alat, bahan, dll dapat diterjemahkan ke dalam bentuk anggaran.

3.4.1 Sumber Pendanaan

Selain sumber pendanaan yang dimohonkan dari TFCA cantumkan juga sumber pendanaan lain, termasuk swadaya yang berasal dari dalam organisasi (konsorsium), anggaran pemerintah, donor lain, yang dapat diperhitungkan sebagai kontribusi pendanaan (cost share) dari pengusul.

3.4.2. Rincian Anggaran

Anggaran agar dirinci sampai ke tingkat detil dimana perlu disampaikan biaya per unitnya (budget assumption).

3.4.3. Rincian Anggaran Tahunan TFCA

Anggaran tahunan dari sumber dana TFCA agar dirinci dan dipisahkan dari sumber dana lain (cost share).

3.4.4 Anggaran per Komponen Kegiatan (Anggaran Indikatif)

Menjelaskan secara singkat (indikatif) besaran dana yang diusulkan untuk pelaksanaan tiap Komponen Proyek. Contoh Rencana Anggaran per komponen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Contoh Anggaran Indikatif

No Komponen Kegiatan

Total Anggaran

(dalam Rupiah)

TFCA-Sumatera

Swadaya/ Sumber lain

1 Fasilitasi Penguatan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (Sustainable land use)

1,462,225,000 1,162,225,000 300,000,000

2 Restorasi bentang alam terdegradasi 1,724,510,000 1,200,000,000 524,510,000

3 Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan

1,524,510,000 924,510,000 600,000,000

4 Kegiatan pendukung dan Manajemen 868,700,000 868,700,000 0

Total 5,579,945,000 4,155,435,000 1,424,510,000

25

Page 26: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Note : Rincian anggaran disajikan dalam lampiran B Proyeksi Arus dana disajikan dalam lampiran C

3.4.5 Arus Dana (Cash Flow) per Komponen Kegiatan

Rencana arus dana cair merupakan hal yang penting agar tidak ada kegiatan yang terkendala karena keterlambatan pencairan atau pengiriman dana. Contoh arus dana dapat dilihat pada lampiran.

3.5. Asumsi, Risiko dan Keberlanjutan

3.5.1 Asumsi dan Resiko

Proponen agar mengindikasikan asumsi dan resiko apa yang digunakan dalam merencanakan kegiatan proyek. Asumsi merupakan situasi yang menyebabkan kegiatan yang diusulkan dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Resiko merupakan prediksi yang dapat diperhitungkan dan diantisipasi yang dapat menyebabkan gagalnya suatu kegiatan. Untuk itu proponen perlu mempersiapkan tindakan yang diperlukan.3.5.2 Keberlanjutan

Setelah proyek berakhir, maka tidak boleh terjadi bahwa berakhir pulalah seluruh kegiatan yang ada di lokasi proyek. Untuk itu proponen harus dapat menjamin keberlanjutan (sustainability) kegiatan setelah proyek berakhir.

BAGIAN 4. PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Struktur Organisasi dan Mekanisme Pelibatan Pemangku Kepentingan

4.1.1 Lembaga Pelaksana dan Mitra

Sebutkan susunan lembaga pelaksana proyek beserta mitra. Proponen perlu memperlihatkan hubungan antar lembaga dalam pelaksanaan proyek, termasuk pembagian tanggung jawab masing-masing lembaga anggota konsorsium dan lembaga di luar konsorsium.

4.1.2 Pengelola Proyek dan Tim

Pengelola proyek dan Tim pelaksana kegiatan merupakan individu yang duduk dalam pengelolaan proyek. Agar disebutkan jabatan-jabatan yang bersifat penuh waktu (full timer) dan jabatan paruh waktu (part timer). Sampaikan susunan struktur pengelola proyek baik di tingkat kantor yang berkedudukan di provinsi/kabupaten maupun di tingkat lapangan.

4.1.3 Steering Committee Proyek (bila diperlukan)

Apabila ada dan atau diperlukan sebutkan juga susunan Komite Pengarah (steering committee) di tingkat proyek dalam rangka mempermudah pelaksanaan proyek dan atau mendapatkan dukungan yang bersifat politis maupun teknis dari adanya komite pengarah.

4.1.4 Mekanisme Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Mitra Penerima Manfaat

Mitra Kerjasama

Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan, baik yang menerima dana hibah langsung maupun sebagai mitra dalam mendukung pelaksanaan kegiatan/program? Termasuk apakah kegiatan ini masuk dalam kegiatan yang tergabung dalam konsorsium serta pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan swasta. Perlu disebutkan Mitra Kerja baik ditingkat Nasional, Regional maupun Daerah (Lokal).

Penerima Manfaat/Kelompok SasaranSiapakah yang menjadi kelompok sasaran dari KEGIATAN? Tentukan jenis dan jumlah kelompok sasaran (Kelompok masyarakat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan tinggi, Lembaga Swadaya

26

Page 27: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Masyarakat, dll) serta lokasi “Kelompok Sasaran” yang menjadi bagian dari Kegiatan. Berapa lama waktu pendampingan terhadap kelompok sasaran telah berlangsung?

4.2. Pelaporan, Review, Pemantauan dan Evaluasi

Proponen agar menyampaikan rencana pelaporan, review, pemantauan dan evaluasi periodik untuk menjamin ketercapaian proyek. Siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana mekanismenya.

4.3. Rencana Pemantauan Kinerja (Performance Monitoring Plan/PMP).

Menguraikan rencana pemantauan untuk menilai kemajuan dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan usulan / perencanaan kegiatan. Menyebutkan target yang harus dicapai setiap tahunnya serta indiktornya. Tabel Rencana Pemantauan Kinerja ditampilkan dalam lampiran D.

Lampiran

A. Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Organisasi dan Ketua Pelaksana

B. Lampiran B. Contoh Kerangka Kerja Logis

C. Lampiran C. Tindakan Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan, Hasil Yang Diharapkan Dan Indikator Keberhasilan

D. Lampiran D. Rencana Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

E. Lampiran E. Anggaran / Rencana Biaya *)

F. Lampiran F. Arus Dana (Cash Flow)

G. Lampiran G. Peta Lokasi Kegiatan

27

Page 28: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Organisasi dan Ketua Pelaksana

1. Direktur/Penanggungjawab Lembaga2. Koordinator Kegiatan Program TFCA-Sumatera 3. Koordinator Keuangan

28

Page 29: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran B. Contoh Kerangka Kerja Logis

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya proyek. Menggambarkan aspek makro proyek, tujuan proyek secara sektoral, regional maupun nasional. Berisi Ringkasan Narasi dari dampak Konservasi (Narrative Summary) serta penjabaran proyek dan targetnya di semua tingkatan secara kuantitatif dan kualitatif

Merupakan tujuan setiap komponen

Merupakan hasil untuk mengukur kinerja dari tujuan umum komponen yang sedapat mungkin dapat diukur (tangible.

Tujuan umum dapat dibagi menjadi beberapa Tujuan Khusus yang lebih kecil untuk memudahkan pencapaian hasil sehingga secara agregat tujuan-tujuan khusus ini ditujukan untuk mencapai hasil (outcome) sebagaimana diuraikan dalam tujuan umum

Luaran harus terukur dan kuantitatif karena output sebenarnya merupakan indikator hasil kegiatan

merupakan uraian tindakan-tindakan yang dilaksanakan yang hasilnya diukur melalui luaran (output)

jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehingga luaran (output) dapat tercapai

Sub Kegiatan merupakan pemecahan atau pembagian (breakdown) kegiatan menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil, yang secara agregat ditujukan untuk mencapai luaran (output) yang diinginkan (kolom 5). Hasil atau kinerja sub kegiatan diukur melalui indikator sebagaimana dimaksud dalam kolom 8.

Rincian indikator dan sasaran kinerja secara kuantitatif (Objectively Verifiable Indicators-OVI). Menunjukkan indikator-indikator yang menjelaskan secara kuantitatif hasil yang ingin dicapai pada setiap tingkatan indikator dan sasaran kinerja

Alat Verifikasi atau alat penjelasan dan pembuktian (Means of Verification-MOV atau Verifier). Alat/sumber informasi/data yang digunakan untuk menjelaskan indikator dan sasaran kinerja

Asumsi-asumsi terpenting (Important Assumptions) Merupakan faktor-faktor eksternal (diluar kontrol pengelola proyek) yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan indikator dan sasaran kinerja disemua tingkatan

Komponen 1. Fasilitasi Penguatan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (Sustainable land use)

Dampak TU.1. H.1. TK.1.1. L.1.1. K.1.1. Fasilitasi Inp.1.1. Rp. SK.1.1.1. Perte Ind.1.1.1. MoV.1.1.1. As.1.1.1. Para

Page 30: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Proyek :

Terlindungi dan terkelolanya ekosistem hutan gambut di Semenanjung Kampar secara berkelanjutan seluas 700 ribu hektar

Melindungi dan menyelamatkan ekosistem gambut Semenanjung dengan mendorong terbitnya Kebijakan terpadu berupa Perda (pergub) tentang Perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut di Semenanjung Kampar

Diterbitkannya kebijakan berupa Perda (pergub) tentang Tata Ruang dan Tata Guna Lahan dan Pengelolaan Ekosistem gambut semenanjung Kampar secara Kolaboratif dan berkelanjutan

Memperkuat status perlindungan dan penataan wilayah ekosistem gambut semenanjung Kampar yang berkelanjutan

Terselesaikannya Draft (rancangan) Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Berkelanjutan berbasis penyelamatan hutan gambut di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Siak.

penyusunan rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

453,225,000 muan para pihak untuk membahas rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

SK.1.1.2. Pembuatan peta dasar/ tematik

SK.1.1.3. Fasilitasi pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

SK.1.1.4. Fasilitasi pembentukan tim penyusunan rencana tata ruang / tata guna lahan

Kesepakatan para pihak mengenai tata ruang berbasis konservasi

Ind.1.1.2. Peta dasar/ tematik sejumlah 8 tema dengan skala 1: 10.000 yaitu peta topografi, peta iklim, peta vegetasi, peta kubah gambut, peta tanah, peta konsesi

Ind.1.1.3. Hasil kajian lingkungan hidup strategis sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi hutan gambut

Ind.1.1.4. SK Gubernur/Bupati tentang Tim penyusun tata ruang dan tata guna lahan

Dokumen kesepakatan para pihak

MoV.1.1.2. Printout peta-peta dasar dan tematik

MoV.1.1.3. Dokumen kajian lingkungan hidup strategis Semenanjung Kampar

MoV.1.1.4. SK Gubernur/Bupati

pihak terkait memahami pentingnya tata ruang ekosistem gambut semenanjung Kampar yang berkelanjutan.

As.1.1.2. Data-data yang diperlukan tersedia.

As.1.1.3. Tim pelaksana Kajian Lingkungan Hidup Strategis memiliki kapasitas melakukan kajian tersebut.

As.1.1.4. Gubernur / Bupati mendukung rencana pembentukan

2

Page 31: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SK.1.1.5. Fasilitasi penyusunan rencana tata ruang / tata guna lahan

SK.1.1.6. Fasilitasi legalisasi rencana tata ruang / tata guna lahan

SK.1.1.7. dst

Ind.1.1.5. Kesepakatan-kesepakatan para pihak tentang draft tata ruang

Ind.1.1.6. Rancangan Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Berkelanjutan

Ind.1.1.7. dst.. dst..

MoV.1.1.5. Dokumen kesepakatan para pihak mengenai draft tata ruang dan tata guna lahan berkelanjutan

MoV.1.1.6. Perda ttg Tata Ruang / Tata Guna Lahan

Dst.. dst..

tim

As.1.1.5. Para pihak terkait memahami dan bersedia untuk menyusun rencana tata ruang dan tata guna lahan

As.1.1.6. Gubernur / Bupati bersedia memberikan legalisasi rancangan tata ruang dan tata guna lahan tersebut menjadi ranperda.

TK.1.2. Memperkuat Pengelolaan Multipihak ekosistem gambut Semenanjung Kampar

L.1.2. Terselesaikannya rancangan final Perda (Pergub) ttg Pengelolaan Multipihak ekosistem gambut Semenanjung Kampar

K.1.2. Fasilitasi penyelesaian rancangan Perda/Pergub/Perbup mengenai pengelolaan multi pihak ekosistem gambut Semenanjung Kampar

Inp.1.2. Rp. 468,682,000

SK.1.2.1. Fasilitasi Serial Pertemuan untuk menetapkan Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

SK.1.2.2. Fasilitasi penyusunan rancangan

Ind.1.2.1. Butir-butir kesepakatan dan ketentuan untuk dimasukkan dalam peraturan

Ind.1.2.2. Rancangan Perda/Pergub/ perbup

MoV.1.2.1. Dokumen masukan ketentuan-ketentuan yang akan dimasukkan ke dalam peraturan

MoV.1.2.2. Dokumen final Rancangan

As.1.2.1. Para Pihak terkait mendukung dibangun dan ditetapkanya Pengelolaan Multipihak

As.1.2.2. Gubernur / Bupati mendukung

3

Page 32: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

perda/pergub /perbup

SK.1.2.3. Legalisasi rancangan perda/pergub/ perbup

Ind.1.2.3. Rancangan Perda/Pergub/Perbup telah dimasukkan ke DPRD/Gubernur/Bupati

Perda/Pergub/ perbup.

MoV.1.2.3. Perda/Pergub/ perbup

rencana pembentukan Pengelolaan Multipihak

As.1.2.3. Gubernur / Bupati mendukung rencana pembentukan Pengelolaan Multipihak

TK.1.3. Memperkuat peran instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam implementasi perda ttg Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

L.1.3. Tersosialisasikannya Perda/ Pergub / Perbup ttg Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

Kegiatan 1.3. Sosialisasi Perda/Pergub/Perbup

Inp.1.3. Rp. 244,568,000

SK.1.3.1. Fasilitasi serial pertemuan sosialisasi

Ind.1.3.1. Butir-butir kesepakatan implementasi perda/pergub/perbup

MoV.1.3.1. Dokumen hasil sosialisasi

As.1.3.1. Para pihak terkait memahami dan sepakat untuk mengimplementasikan perda Pengelolaan Multipihak

TK.1.4. Memperkuat skema dan pelaksanaan pergub ttg Pengelolaan Multipihak ekosistem gambut

L.1.4. Terselesaikannya blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

Kegiatan 1.4. Fasilitasi penyelesaian blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

Inp.1.4. Rp. 295,750,000

SK.1.4.1. Pertemuan multi pihak identifikasi target, tujuan, kegiatan dan pembagian peran perda/pergub /perbup

Ind.1.4.1. Hasil identifikasi target, tujuan, kegiatan, dan pembagian peran

MoV.1.4.1. Dokumen hasil identifikasi target, tujuan, kegiatan, dan pembagian peran

As.1.4.1. Para pihak terkait memahami peran masing-masing dalam penyusunan blue print Pengelolaan Multipihak

4

Page 33: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Semenanjung Kampar SK.1.4.2.

Pengumpulan dan kajian data sekunder maupun primer (lapangan) bila diperlukan

SK.1.4.3. Workshop Penyusunan blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

SK.1.4.4. Workshop Pembahasan rancangan blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

SK.1.4.5. Legalisasi blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

Ind.1.4.2. Hasil kajian dan rekomendasi untuk pengelolaan multipihak

Ind.1.4.3. Butir-butir rancangan blue print pengelolaan multipihak

Ind.1.4.4. Rancangan blue print pengelolaan multipihak

Ind.1.4.5. SK Gubernur/Bupati tentang blue print Pengelolaan Multi Pihak Ekosistem Gambut Semenanjung Kampar

MoV.1.4.2. Dokumen hasil kajian dan rekomendasi pengelolaan multipihak

MoV.1.4.3. Dokumen kesepakatan rancanagan blue print Pengelolaan Multipihak

MoV.1.4.4. Dokumen rancangan blue print Pengelolaan Multipihak

MoV.1.4.5. SK Gubernur / Bupati ttg blue print Pengelolaan Multipihak

As.1.4.2. Akses kepada data yang dibutuhkan tersedia.

As.1.4.3. Para pihak terkait memahami peran masing-masing dalam penyusunan blue print Pengelolaan Multipihak

As.1.4.4. Para pihak terkait memahami peran masing-masing dalam penyusunan blue print Pengelolaan

As.1.4.5. Gubernur / Bupati mendukung implementasi blue print Pengelolaan Multipihak

5

Page 34: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Dampak Konservasi

(Conservation Impact)

Tujuan Umum (Goals)

Hasil (Outcomes)

Tujuan Khusus

Luaran (Outputs)

Kegiatan Input dana Sub Kegiatan Indikator MoV (Verifier) Asumsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Komponen 2. Restorasi bentang alam terdegradasi

T.U.2 H.2. TK.2.1.

TK.2.2.

TK.2.3.

L.2.1.

L.2.2.

TK.2.3.

K.2.1.

K.2.2.

K.2.3.

In.2.1.

In.2.2.

In.2.3.

SK.2.1.1.SK.2.1.2.

SK.2.2.1.SK.2.2.2.SK.2.2.3.

SK.2.3.1.

Ind.2.1.1.Ind.2.1.2.

Ind.2.2.1.Ind.2.2.2.Ind.2.2.3.

Ind.2.3.1.

MoV.2.1.1.MoV.2.1.2.

MoV.2.2.1.MoV.2.2.2.MoV.2.2.3.

MoV.2.3.1.

As.2.1.1.As.2.1.2.

As.2.2.1.As.2.2.2.As.2.2.3.

As.2.3.1Komponen 3. Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan

T.U.3 H.3. TK.3.1.

TK.3.2.

TK.3.3.

L.3.1.

L.3.2.

TK.3.3.

K.3.1.

K.3.2.

K.3.3.

In.3.1.

In.3.2.

In.3.3.

SK.3.1.1.SK.3.1.2.

SK.3.2.1.SK.3.2.2.

SK.3.3.1.

Ind.3.1.1.Ind.3.1.2.

Ind.3.2.1.Ind.3.2.2.

Ind.3.3.1.

MoV.3.1.1.MoV.3.1.2.

MoV.3.2.1.MoV.3.2.2..MoV.3.3.1.

As.3.1.1.As.3.1.2.

As.3.2.1.As.3.2.2.

As.3.3.1

Lampiran C. Contoh Tindakan Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan, Hasil Yang Diharapkan Dan Indikator Keberhasilan

Menguraikan rencana kerja terkait kegiatan yang akan dilakukan termasuk uraian waktu pelaksanaan, anggaran / biaya yang diusulkan, luaran (output), indicator dan mitra pelaksana.

Ko

Ke

SK

Komponen, Kegiatan dan Sub Kegiatan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 ANGGARAN (jutaan Rupiah) LUARAN (Outputs) INDIKATOR MITRA

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4 Th 1 Th 2 Th 3 TOTAL Th. 1 Th. 2 Th. 3 Target

ProgramNo

Memuat pernyataan komponen kegiatan yang akan dilakukan

No

No

Memuat pernyataan Kegiatan yang akan dilakukan

Memuat luaran yang ingin dicapai

6

Page 35: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Ko

Ke

SK

Komponen, Kegiatan dan Sub Kegiatan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 ANGGARAN (jutaan Rupiah) LUARAN (Outputs) INDIKATOR MITRA

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4 Th 1 Th 2 Th 3 TOTAL Th. 1 Th. 2 Th. 3 Target

Programdari pelaksanaan kegiatan

No

No

No Memuat sub kegiatan yang akan dilakukan

Dana Th 1

Dana Th 2

Dana Th 3

Jumlah dana selama 3 tahun

Luaran Th 1 Luaran Th 2

Luaran Th 3

Luaran sampai tahun 3

Indicator sub kegiatan

Lembaga Pelaksana

Ko = Komponen; Ke=Kegiatan; SK=Sub Kegiatan

Contoh:1 Komponen 1. Fasilitasi Penguatan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (Sustainable land use)1 1 Kegiatan 1 Fasilitasi

penyusunan rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

Terselesaikannya Draft (rancangan) Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Berkelanjutan berbasis penyelamatan hutan gambut di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Siak

1 1 1 Pertemuan para pihak untuk membahas rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

Tercapainya Kesepakatan para pihak mengenai tata ruang berbasis konservasi

Tercapainya Kesepakatan para pihak mengenai tata ruang berbasis konservasi

Dokumen Kesepakatan para pihak mengenai tata ruang berbasis konservasi

1 1 2 Pembuatan Dihasilkann Dihasilkannya Peta dasar/

7

Jadwal kegiatan (K=Kuartal)

Page 36: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Ko

Ke

SK

Komponen, Kegiatan dan Sub Kegiatan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 ANGGARAN (jutaan Rupiah) LUARAN (Outputs) INDIKATOR MITRA

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4

K1

K2

K3

K4 Th 1 Th 2 Th 3 TOTAL Th. 1 Th. 2 Th. 3 Target

Programpeta dasar/ tematik

ya 8 Peta dasar/ tematik (skala 1: 10.000) : peta topografi, peta iklim, peta vegetasi, peta kubah gambut, peta tanah, peta konsesi

8 Peta dasar/ tematik (skala 1: 10.000) : peta topografi, peta iklim, peta vegetasi, peta kubah gambut, peta tanah, peta konsesi

tematik sejumlah 8 tema dengan skala 1: 10.000 yaitu peta topografi, peta iklim, peta vegetasi, peta kubah gambut, peta tanah, peta konsesi

1 1 3 Fasilitasi Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Didapatkan Hasil kajian lingkungan hidup strategis sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi hutan gambut

Didapatkan Hasil kajian lingkungan hidup strategis sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi hutan gambut

Hasil kajian lingkungan hidup strategis sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi hutan gambut

1 1 4 dstdst

1 2 Kegiatan 2. Dst… 1 2 1 Sub Kegiatan

1 Dst….

8

Page 37: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran D. Rencana Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Tabel Rencana Pemantauan Kinerja (Performance Monitoring Plan / PMP)

Indikator Kinerja Indikator Sumber Data Metode / Pendekatan Koleksi Data

Pemeriksaan dan Validasi Data Tersedia selama

Kegiatan

PelaporanDefinisi Unit

PengukuranFrekuensi / Jadwal

/ Data DasarPenanggung

jawabJadwal

PelaporanPenanggung Jawab / Mitra

Indikator kinerja secara spesifik mencantumkan data yang akan dikumpulkan untuk mengukur kemajuan / capaian program dibandingkan dengan perencanaan.

Mencantumkan definisi spesifik indicator kinerja kunci.

Ukuran dan dimensi spesifik yang digunakan untuk mengukur perubahan terjadi sesuai indikator kinerja.

Identifikasi sumber potensial untuk pengumpulan data dalam rangka pengukuran pencapaian indicator kinerja

Cara yang akan digunakan untuk pengumpulan data pemantauan kinerja. Data indicator kinerja harus absah, lengkap, akurat, dan konsisten, agar dapat digunakan untuk mengukur kinerja.

Frekuensi mencatumkan Seberapa sering data akan dikumpulkan. Agar lebih terorganisasi, perlu direncanakan kapan pengumpulan data akan dilakukan (missal bulan).

Data Baseline merupakan data awal sebagai acuan pengukuran kinerja. Pada beberapa kasus, data baseline dapat menggunakan data yang sebaru mungkin sebelum atau sesudah dimulainya program

Individu / jabatan / lembaga / Mitra pelaksana yang terlibat / melakukan ulasan / kegiatan pemantauan / pengukuran kinerja / evaluasi terhadap program.

Apakah data yang akan digunalan untuk pengukuran kinerja dapat selalu tersedia selama program berjalan

Kapan laporan pemantauan akan disajikan.

Individu / jabatan / lembaga / mitra pelaksana pemantauan yang bertanggung jawab untuk membuat laporan.

1.1.1.1. Kesepakatan para pihak mengenai tata ruang berbasis konservasi

Kesepakatan yang dibangun oleh para pihak secara kolaboratif sebagai dasar untuk penyusunan kebijakan tata ruang lansekap

Jumlah para pihak yang menandatangani kesepakatan,

Sekretariat Konsorsium, Bappeda, Dinhut

Pendokumentasian pertemuan-pertemuan dan hasilnya

Frekuensi : Satu kali.Maret 2011

Data Dasar : belum tersedia

Koordinator konsorsium

Ya April 2011 Koordinator konsorsium

9

Page 38: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

berbasis konservasi

1.1.1.2. Peta dasar/ tematik sejumlah 8 tema dengan skala 1: 10.000 yaitu peta topografi, peta iklim, peta vegetasi, peta kubah gambut, peta tanah, peta konsesi

Peta berbagai tematik yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi

Jumlah dan jenis peta

Divisi GIS konsorsium, Bappeda, Bakosurtanal, Kemenhut, Dinhut, WWF Riau,

Pengumpulan peta tematik

Frekuensi : satu kali

Jadwal :Juni 2011

Data Dasar : Peta topografi, citra satelit

Koordinator Konsorsium, Divisi GIS

Ya Juli 2011 Koordinator konsorsium

1.1.1.3. Hasil kajian lingkungan hidup strategis sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi hutan gambut

Hasil kajian lingkungan hidup akan digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang berbasis konservasi

Laporan hasil kajian

Konsorsium (coordinator, Divisi Riset), Bappedal, PPLH Univ Riau,

Pengumpulan laporan hasil kajian

Frekuensi : satu kali

Jadwal :September 2011

Data Dasar : Peta topografi, citra satelit

Koordinator Konsorsium, Divisi Riset

Ya Oktober 2011 Koordinator konsorsium

1.1.1.4. SK Gubernur/Bupati tentang Tim penyusun tata ruang dan tata guna lahan

SK Gubernur menjadi dasar penyusunan tata ruang berbasis konservasi

Surat Keputusan

Biro Hukum Pemprov, Pemkab

Pengumpulan SK

Frekuensi : satu kali

Jadwal :September 2011

Data Dasar : Peta topografi, citra satelit

Sekjen konsorsium

Ya Oktober 2011 Sekjen Konsorsium

Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst

10

Page 39: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran E. Anggaran / Rencana Biaya *)

Anggaran biaya lengkap menguraikan komponen biaya yang dibutuhkan, keterangan komponen biaya, jumlah unit yang diusulkan, harga per unit, total biaya yang diusulkan, persentase biaya dari total rencana anggaran, jumlah kontribusi TFCA-Sumatera, jumlah kontribusi swadaya, jumlah kontribusi lembaga donor lain (bila ada).

No Komponen Biaya Keterangan Unit Harga/ unit (Rp) Total (Rp) % dari

total TFCA (Rp) Swadaya (Rp)

PROGRAM COST

K.1 Komponen 1. Fasilitasi Penguatan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (Sustainable land use)

K.1.1. Fasilitasi penyusunan rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

K.1.1.1. Pertemuan para pihak untuk membahas rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

a Pengganti transportasi peserta pertemuan luar kota 10 org, pp 20 250,000 5,000,000 5,000,000 b Pengganti transportasi peserta pertemuan dalam kota 20 org, pp 40 100,000 4,000,000 4.000.000 c Paket pertemuan 40 org, 2 hr 80 150,000 12,000,000 12,000,000 d Pembuatan laporan 1 paket 1 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Sub Total 1.1.1. 22.000.000 21.000.000 1.000.000K.1.1.2 Pembuatan peta dasar/ tematik

a Honor staff GIS 1 orang x 6 bulan 6 3,000,000 18,000,000 12,000,000 6,000,000 b Perbanyakan peta 8 tema X 5 kopi 40 500.000 8,000,000 8,000,000

Sub Total 1.1.2 26.000.000 20.000.000 6.000.000Sub Total 1.1. 48,000,000 41,000,000 7,000,000

Dst DstMANAJEMEN COST

Sub Total Manajemen Cost

TOTAL GRANT*) Catatan : Menjelaskan apa yang diperlukan sehingga menghasilkan budget dengan jumlah tertentu.Biaya manajemen tidak lebih dari 15% dari total anggaran yang diajukan kepada TFCA.

Page 40: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran F. Arus Dana (Cash Flow)

Tabel arus kas (cash flow) menguraikan informasi usulan perencanaan anggaran yang diperlukan setiap bulannya untuk mendanai kegiatan yang diusulkan.

No Komponen / Kegiatan / Sub Kegiatan Total (Rp)Tahun I (dalam juta Rp)

1 2 3 4 5 6 dstPROGRAM COST

K. 1. Komponen 1. Fasilitasi Penguatan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (Sustainable land use)

K.1.1. Fasilitasi penyusunan rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut

K1.1.1 Pertemuan para pihak untuk membahas rencana tata ruang kabupaten berbasis konservasi hutan gambut 21,000,000 22.000.000

K.1.1.2 Pembuatan peta dasar/ tematik 20,000,000 10.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

Sub Total K.1.1. 25,000,000 32.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

K.1.2 Fasilitasi penyelesaian rancangan Perda/Pergub/Perbup mengenai pengelolaan multi pihak ekosistem gambut Semenanjung Kampar

K.1.2.1K.1.2.2dst

Sub Total K.1.2Sub Total K.1 (Sub Total K.1.1.+ Sub Total K.1.2)

Total Program Cost (Penjumlahan dari semua Komponen)

MANAJEMEN COST

Total Cost Program CostTOTAL GRANT (Penjumlahan Program Cost dan

Manajemen Cost)Catatan : Pengisian arus dana (Cash Flow) disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang akan dilakukan dan hanya dana dari TFCA-Sumatera.

2

Page 41: Panduan Penyusunan Konsep Usulan Dan Proposal Lengkap2

Lampiran G. Peta Lokasi Kegiatan

Gambar 1. Peta Lokasi kegiatan