panduan penulisan artikel ilmiah untuk antologi arie...

11

Click here to load reader

Upload: lenhan

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi

Oleh

Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd.

Pendahuluan

1. Meneruskan Surat Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 : Wajib Publikasi Ilmiah Bagi

S1/S2/S3.

Bahwa salah satu syarat kelulusan, yang berlaku terhitung mulai kelulusan Agustus

2012, yaitu sebagaimana diuraikan berikut.

a. Untuk program S1 harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah.

b. Untuk program S2 harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah nasional

terutama yang terakreditasi Dikti.

c. Untuk program S3 harus ada makalah yang sudah diterima terbit di jurnal

Internasional.

2. Mempertimbangkan Peraturan Rektor UPI No. 5805/UN40/HK/2015 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan UPI.

3. Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015 tentang Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah UPI.

4. Diwajibkan bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan untuk membuat artikel ilmiah

yang akan dipublikasikan melalui web journal dalam bentuk OJS (Open Journal

Systems).

Panduan Penulisan Antologi PGSD Bumi Siliwangi

Departemen Pedagogik FIP UPI

1. Artikel merupakan ringkasan atau bentuk pendek skripsi dengan jumlah kata: a)

untuk MIPA dan Teknologi Kejuruan (2500-5000 kata), b) humaniora (3000-6000

kata).

2. Artikel ditulis berjarak satu spasi, huruf Times New Roman 12, dan margin kiri dan

atas masing-masing 3 cm serta margin bawah dan atas masing-masing 2,5 cm.

3. Judul ditulis dengan huruf kapital jenis huruf Berlin Sans FB 16, diikuti oleh nama

penulis tanpa gelar dengan huruf Gill Sans MT14, di bawahnya dituliskan afiliasi

penulis yaitu Jurusan..., Fakultas..., Universitas Pendidikan Indonesia, dan email

penulis penanggung jawab dengan huruf Gill Sans MT 12, dengan dicetak miring.

4. Tempatkan pembimbing sebagai penulis kedua, ketiga, dst..... Bubuhkan catatan

kaki di belakang nama pembimbing “Penulis Penanggung Jawab”

Page 2: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

5. Di bawah afiliasi, tuliskan abstrak dengan huruf Times New Roman 11, dengan

inden kiri dan kanan masing-masing 1 cm.

6. Abstrak harus berisi uraian pentingnya topik yang dibahas, kesenjangan yang

ditemukan antara teori dan kenyataan atau antara harapan dan kenyataan,

penelitian yang dibahas, metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dalam

bahasa Indonesia dan Inggris.

7. Judul dan abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

8. Pada setiap halaman ganjil berikan header atau sirahan berupa Nama Jurnal,

Volume, Nomor edisi, bulan dan tahun penerbitan serta halaman artikel yang

dimuat dengan rata kiri.

9. Pada setiap halaman genap, berikan sirahan berisi nama penulis dan judul artikel

dengan rata kanan. Bila tak mencukupi, judul tidak perlu ditulis lengkap.

10. Di bawah abstrak tuliskan kata kunci tidak lebih dari lima kata.

11. Setelah kata kunci lansung uraikan mengenai latar belakang sekaligus teori yang

digunakan dalam penelitian tanpa diawali subjudul dengan panjang bagian ini tak

lebih dari 20% dari panjang seluruh tulisan.

12. Setelah uraian teori, beri subjudul METODE dengan Times New Roman 12 huruf

kapital diikuti uraian mengenai desain penelitian, responden yang terlibat,

instrumen yang digunakan, serta prosedur analisis data dengan panjang uraian

tidak lebih dari 15% dari seluruh panjang tulisan.

13. Ikuti uraian mengenai metode dengan subjdul berupa HASIL DAN PEMBAHASAN

yang berisi uraian mengenai temuan dan pembahasan hasil penelitian dengan

panjang tidak lebih dari 60% panjang seluruh tulisan.

14. Ikuti uraian mengenai pembahasan dengan KESIMPULAN yang berisi ringkasan

dan komentar atas temuan penelitian panjang tidak lebih dari 5% dari total tulisan.

15. Setelah kesimpulan, masukan REFERENSI dengan menggunakan model

American Psychological Association (APA Style) dengan rata kiri.

16. Kutipan blok diberi inden 0,75cm, lebar kolom 7,43 dan jarak antarkolom 0,6 cm.

17. Gunakan garis horizontal untuk tabel (lihat tabel Model APA). Berikan nomor dan

judul tabel di atasnya.

18. Setiap sumber yang dikutip dalam naskah harus tercantum dalam Referensi;

sebaliknya rujukan yang tercantum Referensi harus muncul dalam teks.

Dilampirkan contoh, & juga bisa diakses ke alamat situs berikut.

https://antologipgsdbumsil.wordpress.com.

Catatan: Konsultasikan Secara Intensif dengan Pembimbing Masing-Masing.

Page 3: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

1

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL VIDEO PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

2dan Isah Cahyani 1Syaripudin Tatang ,ardaniwWawan Setia

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas belajar dan keterampilan

berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara melalui penerapan media audio-visual. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, model Kemmis &

Taggart. Subjek penelitian ini 47 siswa kelas V SDN Barunagri Lembang, Bandung

Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media audio-visual pada

pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Kata kunci: media audio-visual, keterampilan berbicara.

Abstract: The background of the reasearch was the low students' studying activities

and speaking skill on Indonesian Language subject. The aim of the research is

increasing speaking skill through audio-visual media. Method of the research used

was Classroom Action Research (CAR) by Kemmis and Mc. Taggart model. Subjects

of the research involves 47 students of the fifth grade semester II SDN Barunagri

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Result of the research showed that by using

audio-visual media on learning Indonesian Language was able to increase students'

speaking skill.

Keywords: audio-visual media, speaking skill.

1 Penulis Penanggung Jawab

2 Penulis Penanggung Jawab

Page 4: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Wawan Setiawardani. Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

2

PENDAHULUAN

Pendidikan bahasa Indonesia di

sekolah dasar bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa

Indonesia siswa sesuai dengan fungsi

bahasa sebagai wahana berfikir dan

berkomunikasi untuk mengembangkan

potensi intelektual, emosional dan sosial.

Bahasa sangat fungsional dalam kehidupan

manusia, karena selain merupakan alat

komunikasi yang paling efektif, berfikir

pun menggunakan bahasa.

Ada beberapa aspek keterampilan

berbahasa yang harus terus dibina untuk

meningkatkan mutu pembelajaran bahasa

sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai

macam atau beberapa macam cabang dari

keterampilan berbahasa, mulai dari tingkat

paling sederhana yakni menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis.

Menurut Resmini (2009: 49)

“berbicara adalah keterampilan

menyampaikan pesan melalui bahasa

lisan”.

Berbicara tidak sekedar

mengucapkan kata-kata, berbicara

merupakan alat untuk

mengkomunikasikan gagasan-

gagasan yang disusun dan

dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan sang penyimak. Berbicara

merupakan instrumen yang

mengungkapkan kepada penyimak

hampir secara langsung apakah sang

pembicara memahami atau tidak

pembicaraan yang disampaikannya

maupun para penyimaknya; apakah

dia bersikap tenag serta dapat

menyesuaikan diri atau tidak, pada

saat dia mengkomunikasikan

gagasan-gagasannya dan apakah dia

antusias atau tidak (Tarigan 1983:

15).

Dalam menyampaikan pesan,

seseorang akan mempergunakan ragam

bahasa lisan. Tujuan seseorang

menyampaikan pesan yaitu mengharapkan

agar pendengar atau penerima pesan dapat

memahaminya. Proses menyampaikan

pesan tersebut disebut berbicara. Dengan

demikian, berbicara adalah keterampilan

seseorang dalam menyampaikan pesan

kepada penyimak.

Keterampilan berbicara harus dilatih

melalui proses belajar dan latihan secara

berkesinambungan dan sistematis agar

dapat memperlancar seseorang dalam

berkomunikasi. Oleh karena itu guru

sebagai fasilitator yang akan

mengembangkan dua keterampilan diatas

harus menerapkan cara dan media yang

efektif untuk membelajarkan keterampilan

berbahasa. Namun, kenyataan dilapangan,

kemampuan dan prestasi siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas V

SDN Barunagri Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat masih rendah.

Hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh

peneliti banyak siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditentukan sebesar 65. Dari

47 siswa, hanya 18 orang yang mencapai

KKM. Artinya sebanyak 62% siswa belum

mencapai ketuntasan belajar Bahasa

Indonesia.

Guru harus dapat melihat situasi kelas

atau siswa dan kemudian memilih media

seperti apa yang akan di gunakan dalam

pembelajarannya. Materi yang sama belum

tentu dapat diterapkan pada kelas yang

berbeda. Namun, dalam pemilihan media

pembelajaran tetap harus mengacu pada

tujuan utama dalam pencapaian belajar

yaitu penekanan pada unsur pemahaman

siswa, bukan sekedar menghafal dan akan

lebih baik lagi jika dilanjutkan pada

praktek aplikasi dari materi yang telah

diajarkan. Dalam pencapaian tujuan

pembelajaran itu perlu di terapkan

pembelajaran yang aktif, dinamis, dan

menyenangkan. Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan diperoleh

informasi bahwa rendahnya hasil belajar

siswa kelas V tersebut dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya :

1. Kurangnya partisipasi siswa dalam

pembelajaran di kelas. Siswa tidak

Page 5: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

3

menggunakan kesempatan-kesempatan

yang diberikan oleh guru untuk

bertanya mengenai materi pelajaran

yang belum dimengerti tidak

dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.

2. Seringnya siswa berada diluar kelas

pada saat jam pelajaran yang

seharusnya digunakan untuk belajar

dikarenakan guru yang tidak hadir.

3. Guru mengajar dengan menggunakan

metode yang monoton yaitu metode

ceramah, sehingga siswa cenderung

bosan dalam pembelajaran.

4. Guru jarang sekali menggunakan

media pembelajaran, sehingga kurang

menarik minat siswa dalam proses

pembelajaran.

5. Guru sering masuk terlambat dan

sering membiarkan siswa berada diluar

kelas. Sehingga hal ini membuat

pembelajaran tidak berlangsung sesuai

dengan yang semestinya.

6. Aktifitas siswa dalam menjawab,

menyelesaikan tugas-tugas masih

sangat kurang.

Bahasa Indonesia lebih sering

dipandang pelajaran yang sederhana dan

tidak terlalu penting. Bahasa Indonesia

yang dipelajari di sekolah lebih banyak

disampaikan melalui ceramah, atau

mengerjakan buku LKS. Guru cenderung

hanya mentransfer ilmu dan siswa hanya

menerima dengan pasif. Padahal teori

perkembangan intelektual dari Piaget, anak

SD berada pada periode operasional

konkret. Siswa SD masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh

panca indra. Sebab itu, pembelajaran

bahasa Indonesia diharapkan tidak hanya

disampaikan dengan cara ceramah akan

tetapi membutuhkan objek konkret yang

dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, siswa

memerlukan alat bantu berupa media dan

alat peraga yang disampaikan oleh guru

sehingga lebih cepat dipahami dan

dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan permasalahan diatas

penggunaan media pembelajaran yang

bervariasi dan inovatif sangat diperlukan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Adapun salah satu caranya adalah dengan

menggunakan media Audio-visual.

Seperti yang diungkapkan Rusman

(2013: 201) manfaat penggunaan audio-

visual meliputi : siswa dapat memperoleh

persepsi yang sama dan benar dalam

menerima materi pelajaran. Guru membuat

siswa lebih fokus pada pembelajaran dan

membantu mengigat kembali materi

sehingga lebih mudah berbagi pengetahuan

dan keterampilan yang telah dipelajari.

Penggunaan media audio-visual

dipandang tepat untuk memberikan

pemahaman yang bersifat konkret,

sehingga mempermudah siswa menyerap

materi yang disampaikan. Materi yang

diserap selanjutnya akan disampaikan

kembali oleh siswa melalui teknik

berbicara. Media audio-visual ini berupa

media video yang ditayangkan didepan

kelas melalui proyektor.

Berdasarkan uraian pada latar

belakang di atas maka masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini bisa dinyatakan

secara umum dengan rumusan seperti

dibawah ini.

“Bagaimana penggunaan media

audio-visual untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa di kelas V

SDN Barunagri dalam pelajaran bahasa

Indonesia?”

Rumusan masalah diatas dapat

dijabarkankan menjadi pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana rencana pembelajaran

bahasa Indonesia dengan

menggunakan media audio-visual

untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa di kelas V SDN

Barunagri, Lembang?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran

bahasa Indonesia dengan

menggunakan media audio-visual

untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa di kelas V SDN

Barunagri, Lembang?

Page 6: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Wawan Setiawardani. Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

4

3. Berapa besar peningkatan kemampuan

berbicara siswa di kelas V SDN

Barunagri, Lembang dalam

pembelajaraan bahasa Indonesia

setelah menggunakan media audio-

visual?

Penelitian yang dilakukan tentunya

memiliki tujuan. Tujuan umum

diadakannya penelitian ini adalah “untuk

mendapatkan deskripsi mengenai

penggunaan media audio-visual untuk

meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas V sekolah dasar”, secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran proses

perencanaan pembelajaran siswa dan

guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia terutama yang berkaitan

dengan keterampilan berbicara dengan

menggunakan media audio-visual di

kelas V SDN Barunagri, Lembang.

2. Untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan media

audio-visual untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa di kelas

V SDN Barunagri, Lembang.

3. Untuk mengetahui sejauh mana media

audio-visual dapat meningkatkan

keterampilan berbicara siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di

kelas V SDN Barunagri, Lembang.

METODE

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas

merupakan terjemahan dari Classroom

Action Research, yaitu Action Research

yang dilakukan di kelas. Sedangkan

menurut Wardhani (2012: 3), ‘penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat’.

Penelitian tindakan ini dilakukan

dalam tiga siklus. Masing-masing siklus

mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan

(planing), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting)

(Emzir, 2008: 258).

Subjek pada penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V semester 2 di SDN

Barunagri, Lembang. Dengan jumlah siswa

sebanyak 47 siswa, yang terdiri dari 21

siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.

Instrumen penelitian yang dilakukan

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes kompetensi berbicara

Tes kemampuan berbicara ini

bertujuan untuk menilai kemampuan

berbicara siswa setelah mengikuti

pembelajaran. Tes kemampuan berbicara

dalam hal ini aspek-aspek yang dinilai

yaitu tekanan, tata bahasa, kosa kata,

kelancaran, dan pemahaman.

Pensekoran dilakukan dalam

penilaian kemampuan berbicara tersebut

kemudian akan di ubah dalam bentuk tabel.

b. Observasi

Penelitian ini berlangsung melalui

proses pengamatan atau observasi yang

dilakukan baik secara langsung atau

melihat hasil rekaman oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi tentang siswa

dengan cara mengamati, melihat, mencatat

tingkah laku dan kemampuan guru maupun

siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Adapun jenis yang digunakan

adalah observasi nonpartisipan, observer

berada di luar subjek yang diteliti dan tidak

ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan.

Pengolahan data yang diperoleh dari

hasil penelitian ini dilakukan secara

kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif

dalam penelitian ini berupa data yang

diperoleh dan di dapat dari hasil observasi

siswa dan guru serta hasil tes siswa pada

saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan

data kuantitatif yang didapat berupa data

Page 7: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

5

yang menunjukan proses interaksi yang

terjadi selama digunakan metode kualitatif.

Data yang diperoleh dari kegiatan

wawancara, lembar aktifitas siswa,

observasi guru dan studi dokumentasi

tersebut kemudian diolah dan dibuat

persentasenya.

1. Analisis Data Kualitatif

Prinsip data kualitatif dalam

analisisinya bersifat berkesinambungan,

sebagaimana yang dinyatakan oleh

Nasution dalam Satori dan Komariah

(2012: 167) “bahwa proses analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun

meneliti hingga penulisan hasil penelitian”.

Peneliti menganalisis data observasi

dan hasil tes berbicara yang kemudian

disajikan dalam bentuk table dan

dirangkum agar kesesuaian antara data dan

pembelajaran yang sebenarnya dapat

terlihat.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari tes

keterampilan berbicara. Setelah data

diperoleh kemudian dilakukan analisis

melalui langkah-langkah berikut:

a. Penyekoran hasil tes

Hasil dari penyekoran akan

dihitung dengan rumus:

Kemampuan Berbicara =

Untuk mengklasifikasikan kualitas

kemampumpuan berbicara siswa, maka

data hasil tes dikelompokan dengan

menggunakan skala 10-60.

b. Menghitung nilai rata-rata kelas

Ket : X = Rata – rata

= Jumlah

keseluruhan nilai yang

diperoleh

= banyak data (siswa)

c. Menghitung persentase

ketuntasan belajar (nilai > 65)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan pembelajaran menjadi

bagian yang penting dalam upaya

menciptakan pembelajaran yang efektif dan

efisien. oleh karenanya perencanaan

pembelajaran dalam setiap siklus disusun

secara sistematis. Rencana pelaksanaan

pembelajaran yang disusun dalam

penelitian ini mengacu pada prinsip-prinsip

penggunaan media audio-visual sebagai

sarana mendekatkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa. Untuk Indikator

dirumuskan berdasarkan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang

diambil dari Standar Isi. Materi pada

penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan

mengomentari persoalan faktual untuk

setiap siklus dari I sampai III.

Perencanaan pada siklus II dan III

dibuat dengan mengacu pada hasil refleksi

kegiatan pada siklus I dan II, perubahan

lebih terlihat dari pengkondisian dan

pengaturan ruangan kelas yang

memungkinkan siswa dapat duduk dengan

rapih dan mengikuti pembelajaran dengan

nyaman. Perubahan juga dilakukan dalam

Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

memberikan pemahaman mengenai teknik

berpidato dan berbicara efektif, memilih

materi video yang lebih sederhana dan

dekat dengan siswa sehingga siswa lebih

mengenal tentang materi yang

disampaikan, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berfikir

kritis dan menggomentari persoalan-

persoalan yang ditayangkan pada video.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru pada dasarnya sudah

mengikuti prinsip-prinsip penggunaan

media pembelajaran. Namun, dalam

pemilihan materi video pembelajaran masih

kurang memperhatikan perkembangan dan

Page 8: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Wawan Setiawardani. Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

6

pengalaman siswa, sehingga menyulitkan

siswa untuk memahami dan mengomentari

persoalan-persoalan yang ada didalamnya.

Guru pun masih kurang memberikan

kesempatan siswa untuk mengomentari

persoalan-persoalan dalam materi itu

sendiri, guru masih membantu siswa

mengarahkan dengan pertanyaan sehingga

siswa lebih fokus menjawab dari pada

mengomentari persoalan-persoalan

tersebut. Usaha yang dilakukan guru dalam

rangka perbaikan proses pembelajaran

berupa perencanaan ulang dengan mengacu

pada refleksi pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Hasilnya pada tindakan siklus II

dan III aktivitas guru dan siswa mulai

berubah. Pembelajaran berlangsung lebih

baik, guru memilih materi video

pembelajaran yang lebih dekat dengan

siswa sehingga siswa lebih mudah

memahami materi video pembelajaran yang

disampaikan, memberi kesempatan

mengomentari persoalan-persoalan yang

ditayangkan kepada siswa serta

memberikan npemahaman mengenai teknik

berpidato yang baik. Siswa lebih antusias

menyimak video-video yang ditayangkan,

serta mulai terbiasa menyusun dan

menyampaikan pidato dengan bahasa dan

teknik yang baik. Siswa juga lebih aktif

dalam mengomentari persoalan-persoalan

faktual yang sedang dibahas. Selain itu

pemahaman dan Kemampuan berbicara

tentang konsep materi yang diberikan

semakin meningkat ini menunjukan bahwa

tingkat kemampuan berbicara siswa bisa

meningkat dengan menggunakan media

audio-visual.

Pembahasan mengenai gambaran

pelaksanaan dan aktivitas guru dan siswa

dalam penelitian ini bisa dilihat dari hasil

observasi yang telah dilakukan oleh

observer. Dari hasil observasi tersebut

dapat dilihat secara keseluruhan proses

pembelajaran baik aktivitas guru maupun

siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan media audio-visual.

Peningkatan ini ternyata berpengaruh

terhadap hasil kemampuuan berbicara

siswa yang diperoleh dari hasil tes

kemampuan berbicara setiap tindakan baik

siklus II maupun siklus III.

3. Peningkatan Kemampuan Berbicara

Siswa

Untuk melihat peningkatan

kemampuan bericara dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia pokok bahasan

mengomentari persoalan faktual di kelas V

SDN Barunagri pada penelitian ini, peneliti

membandingkan hasil tes kemampuan

berbicara pada siklus I sampai siklus III.

Peningkatan Kemampuan berbicara dapat

dilihat dari perubahan skor dan rata-rata

skor yang diperoleh oleh siswa.

Dari data hasil nilai siklus I

menunjukan 4 siswa atau 8% siswa

dinyatakan tuntas dan 47 siswa atau 92%

siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas dari

KKM yang ditentukan sebesar 65. Hal ini

disebabkan karena dalam berpidato siswa

masih banyak yang hanya membacakan

teks dan kurang memahami tentang

bagaimana cara berbicara di depan umum

yang baik.

“Berbicara merupakan keterampilan

menyampaikan pesan dengan lisan”

(Resmini, 2008: 35). Dalam berbicara

seseroang menyampaikan pesannya secara

lisan, berbeda dengan membaca. Membaca

merupakan suatu kegiatan untuk

memahami arti tulisan, meskipun dalam

prakteknya membaca menyampaikan pesan

secara lisan akan tetapi dalam penilaian

berbicara membaca tidak dibenarkan.

Dari data hasil nilai siklus II

menunjukan 27 siswa atau 57% siswa

dinyatakan tuntas dan 20 siswa atau 43%

siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas dari

KKM yang ditentukan sebesar 65. Hal ini

disebabkan karena dalam berpidato

kemampuan berbicara siswa cukup baik,

pemilihan katanya sudah bagus, namun

masih sering terjadi jeda karena siswa tidak

mampu mengingat apa yang ingin

disampaikan atau masih gugup dalam

berbicara yang mengakibatkan lupa

pembicaraan yang ingin disampaikan.

Page 9: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

7

Meski terdapat beberapa siswa yang belum

mencapai KKM tetapi apabila

dibandingkan dengan data pada siklus satu

terjadi kenaikan yang signifikan yaitu

sebesar 49%.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh

pemilihan materi video pembelajaran yang

cukup dekat dengan siswa, sehingga

mempermudah siswa untuk memahami

materi. Melalui penggunaan media audio-

visual juga mampu membantu siswa

mamahami materi. Edgar Dale (Rudi

Susilana dan Cepi Riyana, 2008: 19)

mengungkapkan bahwa pengetahuan akan

semakin abstrak apabila pengetahuan

disampaikan secara verbal. Dengan kata

lain melalui penggunaan media audio-

visual pembelajaran tidak hanya bersifat

verbal tetapi mampu memberikan

penggambaran jelas mengenai persoalan

yang sedang dibahas.

Pada data hasil nilai siklus III

menunjukan 27 siswa atau 100% siswa

dinyatakan tuntas dari KKM yang

ditentukan sebesar 65. Hal ini menunjukan

bahwa penggunaan media audio-visual

(video) dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia mampu membantu meningkatkan

keterampilan berbicara siswa. Berikut

adalah data peningkatan keterampilan

berbicara berdasarkan nilai rata-rata

persiklus.

Gambar 1.2

Diagram Batang Rata-Rata Skor Siswa Tiap Siklus

Aktivitas guru dan siswa

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai

siswa sehingga dapat dikatakan bahwa

penggunaan media audio-visual selain

dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran

juga dapat meningkatkan kemampuan

berbicara siswa. Selain itu, pelaksanaan

pembelajaran lebih berpusat kepada siswa

sehingga guru hanya memberikan

bimbingan dan memfasilitasi kegiatan

siswa untuk belajar. Dari gambar 1.3 dapat

dilihat ketuntasan belajar dari siklus ke

siklus, dapat diambil kesimpulan bahwa

Penggunaan Media Audio-visual dapat

meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas V dalam materi pokok

mengomentari persoalan faktual mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Page 10: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Wawan Setiawardani. Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

8

Gambar 1.3

Diagram Batang Perkembangan Ketuntasan Kemampuan Berbicara Siswa

Dalam penelitian ini, peneliti

menilai hasil tes kemampuan berbicara

siswa sesudah dilaksanakannya

pembelajaran dengan menggunakan media

audsio visual. Peningkatan kemampuan

berbicara dapat dilihat dari persentase

siswa yang mencapai KKM. Terlihat

adanya peningkatan dari setiap siklus,

berikut gambar peningkatan keterampilan

berbicara setiap tindakan baik siklus I

maupun siklus II.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, maka kesimpulan yang dapat

diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan media audio-visual video

, dibuat oleh peneliti sebaik mungkin

dengan mengacu kepada KTSP disertai

lembar observasi guru dan siswa dan tes

kemampuan berbicara di akhir setiap

siklus. Pemilihan video disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran, agar materi

video sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Selain itu, alat-alat

pendukung dipersiapkan agar

menunjang berlangsungnya

pembelajaran dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran melalui

penggunaan media audio-visual video

pada pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual dilaksanakan sesuai

rencana yang telah dipersiapkan.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus

I kegiatan pembelajaran sudah cukup

baik namun beberapa kesalahan yang

guru lakukan seperti kurangnya

memberi kesempatan siswa untuk

berfikir dan mengomentari persoalan

faktual sendiri masih terjadi, selain

kesalahan guru terdapat faktor yang

berpengaruh, diantaranya pengalaman

berbicara siswa yang kurang sehingga

kurang mampu meningkatkan hasil

belajar siswa (kemampuan berbicara)

pada siklus I. Setelah dilakukan refleksi

dari pengamatan siklus I, maka dalam

pelaksanaan siklus II beberapa kegiatan

pembelajaran dirubah, diantaranya

mengenai pemberian pemahaman

mengenai teknik berbicara di hadapan

orang lain serta pemilihan materi video

yang lebih dekat dengan siswa. Pada

sisklus III tidak terjadi banyak

perubahan dari pelaksanaannya

dibandingkan dengan siklus II,

perbedaan hanya pada materi video

pembelajaran.

3. Peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan penggunaan media audio-

visual video mampu dikatakan berhasil.

Dari perbaikan pembelajaran yang

dilakukan berdasarkan hasil refleksi

pada siklus I, pembelajaran pada siklus

II berhasil dengan baik ditandai dengan

adanya peningkatan hasil tes

kemampuan berbicara dari 43%

menjadi 57% terjadi peningkatan

sebanyak 14% dengan rata-rata sebesar

Page 11: Panduan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Antologi Arie ...arierakhmatriyadi.staf.upi.edu/files/2016/02/Panduan-Artikel-untuk... · Merujuk pada Peraturan Rektor UPI No. 5804/UN40/HK/2015

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

9

66,36. Dan hasil yang signifikan terlihat

pada Siklus III tes kemampuan

berbicaranya meningkat dari 57%

menjadi 100% dengan rata-rata 77,15.

DAFTAR PUSTAKA

__________. 2012. Bahan Ajar Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Bandung: UPI.

Depdiknas. 2010. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Sekolah Dasar.

Jakarta: Depdiknas.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian

Pendidikan Kuantitatif dan

Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Ferdiansyah, Ferda.2012. Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Melalui

Pendekatan Matematika Realistik

Pada Pembelajaran Matematika

Kelas V Sdn 3 Cikidang Pokok

Bahasan Pecahan. Skripsi.

Jurusan Pedagogik Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian

Pembelajaran Bahasa Berbiasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Resmini, Novi. 2010. Kemampuan

Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI

Press.

Resmini, Novi. Dkk. 2009. Pembinaan

Dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa

Dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI

Press.

Resmini, Novi. Juanda, Dadan. 2008.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Rofiudin, A. Zuhdi, D. 2001. Pendidikan

Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi.

Jakarta: Depdikbud.

Rusman dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan

Komunikasi.Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sofian. 2010. Pemanfaatan Media Video

untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa di MAN 3 Jambi.

Makalah Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan.

Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2008. Media

Pembelajaran. Bandung: Juruan

Kurtekpend FIP UPI.

Tarigan, H. G.1991. Menyimak Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Wardani, IGAK . Wihardit, Kuswaya.

2012. Penelitian tindakan kelas.

Tanggerang Seltan: Universitas

Terbuka.

Winata, Udin S. 1992. Pendekatan

Pembelajaran Kelas Rangkap.

Jakarta: Depdikbud.