pandangan guru dan permasalahan dalam perubahan pembelajaran
DESCRIPTION
Tugas S2TRANSCRIPT
PANDANGAN GURU DAN PERMASALAHAN
DALAM PERUBAHAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia).
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan
untuk mendidik peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu. Kegiatan belajar
mengajar umumnya dilakukan di sekolah dan bisa juga dilaksanakan di luar
sekolah. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang pandangan guru
terhadap perubahan pembelajaran di sekolah begitu juga permasalahan-
permasalan yang yang ada di dalamnya.
1
Dalam pembahasan ini penulis akan mengutarakan dulu pandangan
beberapa guru fisika di beberapa sekolah. Kemudian mempelajari semua kondisi-
kondisi yang ada. Setelah itu mengambil suatu kesimpulan yang akan menjawab
isu-isu yang berkaitan dengan perubahan pembelajaran.
Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa guru:
Nama Guru dan
tempat mengajarRangkuman hasil wawancara
Ibu Sri Awanti
Guru fisika di SMA
N 8 Takengon (Aceh
Tengah)
Ada beberapa materi yang harus dijelaskan
(permasalahan)
Materi yang dijelaskan akan dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Keaktifan siswa tergantung pada materi.
Guru tidak boleh melepas siswa begitu saja.
Guru lebih berperan sebagai fasilitator
Ibu Surina Sari
Guru fisika di SMA
N 1 Takengon
Perubahan pembelajaran dari yang lama ke yang
baru adalah sesuatu yang baik (bagus).
Siswa yang aktif bukan berarti guru tidak aktif.
Sebenarnya guru yang dituntut lebih aktif.
Guru banyak menyalahgunakan kata siswa yang aktif
(permasalahan)
Guru harus aktif mengontrol siswa misal dalam
menggunakan internet untuk mencari referensi.
Guru merupakan pusat informasi.
Ibu Rie Dahniar
Pengawas sekolah,
Mantan Guru fisika
SMA
Perubahan pembelajaran merupakan sebuah inovasi
dalam belajar mengajar dimana siswa dituntut lebih
aktif.
Setiap guru wajib membuat RPP atau standar
kompetensi dan disampaikan ke siswa sebagai bahan
yang harus dimiliki dan dikuasai.
2
Sebagian besar guru mampu menjalankan metode
student center.
Satu-satunya permasalahan adalah siswa masih
malas-malasan.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa guru tersebut. Penulis akan
mengutarakan bagaimana pandangan guru dan permasalahan terhadap perubahan
pembelajaran. Yaitu proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.
Gambar salah satu sekolah tempat wawancara guru
Kelemahan cara belajar yang berpusat pada guru
3
Pada umumnya para guru menyadari bahwa perubahan pembelajaran dari
teacher center menjadi student center akan lebih membuat siswa paham akan
pelajaran fisika. Ketika seorang guru yang aktif menjelaskan dengan detail. Hanya
sedikit siswa yang mampu menangkap pelajaran. Itu tergantung pada fokus si
siswa. Seberapa besar ia fokus pada saat belajar. Ketika siswa fokus sejatinya ia
bisa memahami pelajaran. Namun ketika siswa tidak fokus penjelasan guru
hanyalah sebagai angin lalu. Tidak banyak guru yang mampu membuat siswa
fokus. Ini merupakan permasalahan yang nyata dalam sistem pelajaran teacher
center, dimana terdapat kesulitan dalam membuat siswa fokus. Apalagi jumlah
siswa dalam sekelas melebihi kapasitas. Terlalu banyak yang diurusi sehingga
waktupun menjadi tidak efektif.
Dalam cara belajar yang berpusat pada guru. Permasalahan yang tampak
adalah si siswa tidak memiliki referensi. Tidak memiliki buku. Buku hanya
dimiliki guru. Dalam hal ini siswa hanya menunggu pelajaran dari guru ketika
belajar dikelas. Apa yang disampaikan guru, itu lah yang didapat oleh siswa. Jika
dibiarkan seperti ini. Masih ada bagusnya ketika guru tersebut memiliki
pengetahuan yang luas dan semua disampaikan kepada siswa. Namun akan sangat
tidak bagus ketika seorang guru tidak memiliki pengetahuan yang luas akan mata
pelajaran yang diajarkan.
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru juga tidak memungkinkan
siswa untuk berkembang secara maksimal. Dikarenakan keterbatasan referensi
dan sumber belajar. Sumber belajar hanya dari guru. Apa yang dibawa guru itu
yang diterima.
Permbelajaran yang berpusat pada siswa, guru lebih santai??
4
Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa sebaiknya jangan ada salah
paradigma pada para guru. Paradigama yang salah itu bisa berupa siswa yang aktif
guru hanya mengarahkan dengan memberikan tugas. Misalnya seorang guru
masuk ke kelas “silahkan buka halaman sekian dan kerjakan, setelah jam
pelajaran selesai dikumpul.” Kondisi seperti ini adalah persepsi yang tidak benar.
Guru hanya memberikan pekerjaan tanpa mengarahkan siswa. Maka harus
dilakukan pelurusan persepsi yang benar.
Pada hakikatnya pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak menjadikan
guru tidak aktif. Kendatinya guru sebenarnya dituntut lebih aktif dari pada
sebelumnya. Artinya pada cara belajar yang berpusat pada siswa ini guru dituntut
kreatif dan super aktif agar siswanya juga aktif. Guru harus aktif dalam
menciptakan strategi belajar yang membuat siswa mau untuk aktif. Dalam hal ini
guru tidak boleh melepas siswa begitu saja, guru harus mampu mengarahkan
siswa untuk aktif, senantiasa mengontrol siswa dalam belajar.
Fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik.
Banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan
pelajaran yang membosankan. Ini terjadi karena tidak ada yang menarik minat
mereka untuk mempelajari fisika. Mereka tidak tau apa gunanya belajar fisika,
mereka tidak menyadari bahwa segala phenomena alam yang ada disekitar adalah
fisika. Dibutuhkan peran guru yang mampu menarik minat mereka untuk lebih
tertarik pada pelajaran fisika. Guru bisa memulai dengan memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat belajar. Guru menjelaskan apa sebenarnya manfaat
mempelajari fisika. Apa keuntungan mempelajarinya untuk kehidupan sehari-hari.
Menjelaskan aplikasi fisika dalam teknologi yang digunakan.
Menjelaskan fisika kepada siswa dengan memberikan contoh-contoh
aplikasi dalamkehidupan akan mendorong/motivasi dan meningkatkan minat
belajar mereka. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa merupakan jalan terbaik
5
untuk membuat si siswa aktif. Dengan demikian pembelajaran yang berfokus pada
siswa akan berjalan dengan baik.
Guru tidak boleh melepas siswa
Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, bukan berarti guru dapat
melepas siswa begitu saja. Peran guru yang sebenarnya adalah memunculkan
minat belajar yang besar pada siswa. Ini dapat dilakukan dengan memancing rasa
ingin tahu dalam diri siswa tersebut dan mendorong mereka untuk mau berpikir.
Ketika rasa ingin tahu siswa besar, kemungkinan besar yang terjadi adalah
siswa akan lebih giat mencari referensi-referensi belajar di luar kelas. Keadaan ini
menjadikan pembelajaran pada siswa dengan pencarian sendiri. Pembelajaran
sendiri sesuai penelitian yang pernah dilakukan akan memberikan pemahaman
yang lebih besar daripada metode pembelajaran ceramah.
Sehingga dapat disimpulkan Guru harus mampu meningkatkan rasa ingin
tahu dan mampu meluruskan referensi/pemahaman siswa yang kurang tepat pada
suatu materi pembelajaran fisika.
Permasalahan yang ada pada materi.
Beberapa guru mengungkapkan bahwa dalam belajar fisika setiap materi
tidaklah sama. Ada beberapa materi yang harus dijelaskan dan beberpa materi
tidak harus dijelaskan. Pandangan pada permasalahan seperti ini perlu diluruskan.
Pada dasarnya semua materi harus dijelaskan dalam artian bahwa guru tidak boleh
melepas siswa. Yang dimaksud dengan menjelaskan disini adalah guru harus
mampu membuat siswa berpikir. Dengan kata lain siswa tidak boleh dilepas
begitu saja. Melainkan harus dituntun agar muncul keinginannya untuk berpikir.
Dalam hal ini ada dua kemungkinan model berpikir siswa yaitu berpikirnya benar
dan berpikirnya salah. Berpikir yang salah inilah yang perlu pantauan dari guru
sehingga pada akhirnya pemahaman semua siswa sama dan sesuai dengan yang
diharapkan dalam kurikulum pembelajaran.
6
Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
Bagaimana seorang guru mampu menghubungkan pelajaran fisika dengan
kehidupan sehari-hari. Ini akan menjadi indikator ketertarikan siswa dalam belajar
fisika dengan minat belajar yang tinggi. Dalam fisika SMA materi yang diajarkan
kebanyakan hanya sekedang menghitung saja. Terkadang yang dihitungpun tidak
dapat dicerna oleh akal. Misal sebuah soal yang menyatakan kecepatan sebuah
mobil yang bergerak 100 m/s. Kendatinya siswa langsung menghitung tanpa
menyadari seberapa cepat mobil tersebut. Banyak ditemui soal-soal seperti itu.
Seorang guru mestinya mampu meluruskan permasalahan ini. Contoh lain adalah
pada materi pluida atau disebut dengan zat alir. Materi di SMA hanya digunakan
untuk menghitung laju air dalam pipa. Memang benar, namun alangkah baiknya
jika guru meningkatkan sedikit materinya agar siswa mau berpikir dan mencri
referensi lainnya agar mereka mengetahui fungsi dari pelajaran zat alir tersebut
dalam kehidupan. Guru dapat memulai dengan menjelaskan contoh zat alir seperti
udara yang dimanfaatkan oleh pesawat terbang. Mengapa dibutuhkan sayap pada
pesawat tersebut. Bagaimana aliran udara melewati sayap tersebut. Dengan
semikian sangat diperlukan sekali menghubungkan pelajaran fisika kedalam
kehidupan seharari-hari untuk meningkatkan minaat belajar siswa.
Keaktifan siswa tergantung pada materi
Siswa aktif jika materi pembelajaran menarik. Disinilah peran guru yang
harus mampu membuat semua materi menarik sehingga siswa aktif dalam semua
materi pembelajaran fisika. Misal sebuah materi pembelajaran fisika yang akan
didiskusikan secara kelompok. Guru harus mampu membuat kelompok itu benar-
benar hidup. Setiap anggota kelompok mampu melakukan kerjasama satu sama
lain. Guru tidak boleh hanya sekedang mengatakan kepada siswa materi ini
dikerjakan secara kelompok dan melepasnya begitu saja. Melainkan guru harus
dapat mengarahkan siswa bagaimana agar criteria kerjasama dalam kelompok
7
dikatakan berhasil. Maka guru harus menjelaskan bagaimana prosedur dalam
mengerjakan tugas/sebuah materi dengan cara berkelompok.
Dengan demikian siswa akan aktif disemua materi pembelajaran fisika dan
pencapaian kompetensi yang diinginkan akan tercapai dengan baik.
Guru sebagai fasilisator
Dikatakan guru sebagai fasilisator ini berarti guru harus mampu
mempasilitasi siswa dalam hal belajar. Contoh sesderhananya adalah guru
menyediakan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa. Guru sebagai
penjawan atas persoalan-persoalan yang tidak ditemukan jawabannya oleh siswa.
Guru tahu buku apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam belajar. Dengan kata lain
guru menyediakan semua informasi yang dibutuhan oleh siswa termasuk ketika
siswa ingin mengungkapkan masalah pribadinya kepada guru. Guru wajib
memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan siswa khususnya yang
berkaitan dengan pembelajaran fisika.
Guru sebagai Motivator
Dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan guru mampu membuat
siswanya untuk mau belajar atau memiliki minat belajar yang tinggi. Hal ini dapat
dilakukan guru dengan rajin-rajin memotivasi untuk meningkatkan minat belajar
siswa. Misalnya bagaimana menjadi juara kelas dan apa keistimewasaan menjadi
seorang juara. Misal guru menjelaskan tentang tindakan cara belajar di kelas dan
di luar kelas (dirumah, dilapangan, dll). Berikut contoh motivasi yang dapat
disampaikan guru, Untuk menjadi seorang juara kelas. Maka seminimalnya
seorang siswa itu harus maju satu langkah dari teman-temannya. Misal rata-
ratadikelas itu sudah membaja 10 lembar sebuah buku pelajaran, maka jika ingin
maju satu langkah harus lebih dari 10 lembar, misal membaca sebanyak 20
lembar. Jika rata2 dikelas itu 20 lembar, maka harus lebih dari 20 lembar, misal
membaca sebanyak 30 lembar. Begitu juga dengan hafalan, Jika rata-rata di
sebuah kelas sudah menghafal 20 rumus, maka agar dikatakan maju satu langkah
8
dari teman-temannya minimal sudah menghafal 30 rumus. Begitu juga dengan
jumlah buku yang dimiliki. Jika teman-teman di sebuah kelas memiliki 3 buku,
maka untuk maju satu langkah maka sudah memiliki 4 buku atau lebih.
Dengan selalu memberikan motivasi pada siswa. Diharapkan agar siswa
senantiasa bersemangat dalam belajar sehingga terciptalah produk-produk yang
baik dalam dunia pendidikan. Bagaimana tidak anak muda adalah agen of change
yaitu sebagai generasi penerus yang akan menggantikan guru-guru, dosen-dosen,
pengusaha-pengusaha, dan lain-lain. Agar mendatangkan keadaan yang lebih baik
barang tentu para pengganti harus lebih baik dalam berbagai hal seperti skill,
softskill dan sebagainya.
Sesekali guru pun semestinya mampu mengajak siswa membuat sebuah
tujuan. Dengan adanya tujuan siswa akan lebih bersemangat dalam menjalankan
sebuah perkerjaan – dalam hal ini perkerjaannya adalah belajar – sehingga dapar
dituntaskan dengan baik. Mengajak siswa untuk menetapkan cita-cita.
Mengarahkan siswa agar memilih cita-cita yang tepat dan lebih baik dari pilihan
lainnya.
Guru sebagai Mediator
Dikatakan media, berarti sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan
sebuah meteri agar materi itu dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Dalam hal
ini guru senantiasi mampu membuat media yang akan membuat siswa berpikir
dalam memahami suatu materi. Contoh ketika guru ingin menjelaskan tentang
aliran udara yang yang dilewati sebuah benda. Kemara arah udara saat dilewati
sebuah benda. Dengan adanya media berbentuk tiga dimensi siswa akan lebih
paham tentang maksud yang ingin disampaikan oleh guru. Dalam hal ini dapt
dikatakan guru juga sebagai mediator bagi siswa di dalam kelas.
Seorang guru yang berperan sebagai mediator dan fasilitator tidak akan
pernah membenarkan ajarannya dengan mengklaim “ini satu-satunya yang benar”.
Oleh karena itu, perlu kiranya dikembangkan dalam sistem belajar mengajar
adalah semakin dikembangkannya kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan
9
apa yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Dengan mengungkapkan
gagasan dan pemikirannya, siswa akan dibantu untuk lebih berpikir dan
merefleksikan pengetahuan mereka. Diskusi kelompok, debat, menulis makalah,
membuat laporan penelitian, berdiskusi dengan para ahli, meneliti di lapangan,
mengungkapkan pertanyaan dan juga sanggahan terhadap yang diungkapkan guru,
dll. Semua ini dapat menantang siswa lebih berpikir dan membangun pengetahuan
mereka.
Tugas guru adalah membantu agar siswa mampu mengkonstruksi
pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang kongkret, maka strategi mengajar
perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi siswa. Oleh karena
itu, tidak ada suatu strategi mengajar yang satu-satunya yang dapat digunakan
dimanapun dan dalam situasi apapun. Setiap guru yang baik akan
memperkembangkan caranya sendiri. Mengajar adalah suatu seni yang menuntut
bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi.
Permasalahan menggunakan kata siswa aktif
Ada sebagian guru yang menyalahgunakan kata siswa aktif untuk sehingga
menganggap dirinya hanya sebagai pemberi tugas, pemeriksa tugas, pemberi nilai.
Tidak lebih dari itu. Siswa yang aktif bukan berarti guru menjadi sedikit
kewajibannya. Justru kewajiban guru itu semakin banyak. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas. Guru bakan hanya sekedar datang dan memberikan tugas
melainkan harus senantiasa mengawasi perserta didik, mengarahkan peserta didik,
memotivasi perserta didik, mempasilitasi, dan membuat media yang mendukung
pembelajaran. Dalam permasalah ini dibutuhkan peran pengawas sekolah yang
dibantu oleh kepala sekolah. Dimana pengawas akan menilai setiap guru dan
melaporkannya kepusat. Dengan demikian aka nada control terhadap guru-guru
yang ada sehingga guru dapat memperbaiki kesahannya dalam menjalankan
pembelajaran sebagaimana mestinya.
10
Guru sebagai pusat informasi
Peran guru sebagai pendidik juga dapat dikatakan sebagai pusat informasi.
Diawal semester guru akan memberikan informasi terkait pelajaran kepada semua
siswa. Tentang materi yang akan dipelajari, pencapaian pemahaman yang ingin
diraih, dan bagaimana guru memberikan nilai kepada siswa. Siswa juga akan
menerima informasi dari guru tentang bagaimana mengerjakan tugas-tugas. Saat
guru menjelaskan juga bisa dikatakan guu sedang memberikan informasi. Ilmu
pengertahuan erat hubungannya dengan informasi.
Informasi yang diberikan oleh guru akan menjadi rujukan oleh siswa
dalam belajar. Misal informasi tentang materi pelajaran. Siswa akan mencerap
informasi ini ke dalam otak mereka dengan menggunakan panca indra mata dan
telinga. Di dalam otak informasi ini akan diolah dan dihubungakan dengan
informasi-informasi dari sumber lain seperti buku, internet, dan lain-lain. Ini
memungkinkan siswa untuk berkembang dengan lebih baik. Perkembangan ini
akan terjadi jika mereka benar-benar memiliki minat belajar yang tinggi, rasa
ingin tahu yang tinggi, motivasi yang tinggi. Tentu itu semua akan dimiliki oleh
para siswa jika para guru memberikan informasi-informasi yang tepat dan benar.
Guru aktif dalam mengontrol siswa
Pendidikan adalah proses belajar yang dilakukan oleh manusia yang belum
memiliki informasi tentang suatu permasalahan. Dalam menjalankan pendidikan
manusia harus memiliki sumber informasi yang tepat. Untuk siswa sumber
informasi utama adalah guru.
Ketika seorang bayi dididik untuk berjalan. Maka ada alat bantu yang
dapat digunakan untuk mewujutkan pendidikan si bayi untuk berjalan. Kendatipun
demikian seorang pendidik bayi harus selalu aktif mengontrol proses belajar si
bayi.
Hal ini juga harus diterapkan dalam proses belajara mengajar di kelas
dimana guru harus senantiasa mengontrol siswa agar belajar benjalan dengan baik.
11
Ketika belajar mampu untuk berjalan dengan baik. Sama seperti bayi tadi tujuan
belajar yang ingin diraih akan tercapai secara tuntas dan sukses.
Sebagai contoh dalam menggunakan internet. Dengan menggunakan wifi
dikelas guru akan mengontrol dan mengarahkan siswa dalam menggunakan
internet tersebut. Kemudian dalam hal diskusi. Guru pun harus mengontrol
berjalannya diskusi, senantiasa meluruskan kesalahan-kesalahan dalam berdiskusi.
Menjelaskan bagaimana menjalankan diskusi yang baik.
Guru harus mampu melihat mana siswa yang aktif dan mana siswa yang
tidak aktif. Ketika ada siswa yang tidak aktif. Alangkah baiknya guru melakukan
pendekatan secara pribadi dan meneliti apa permasalahan yang ada dalam diri
siswa sehingga siswa tersebut tidak aktif ketika belajar.
Perubahan pembelajaran merupakan sebuah inovasi
Perubahan cara belajar dikelas dari teacher center ke student center
merupaan sebuah usaha agar proses belajar-mengajar di kelas menjadi lebih
bermakna dan epektif. Pembelajaran yang berpusat pada guru dapat dikatakan
juga sebagai model pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Dalam
beberapa penelitian dihasilkan bahwa metode ceramah tidak mampu mengcopy
pengetahuan guru secara menyeluruh kedalam pemahaman siswa. Metode
ceramah hanya mampu memberikan sedikit pemahaman kepada siswa. Dengan
kata lain siswa tidak mendapatkan kompetensi yang diharapkan secara
menyeluruh. Selain ketidakberhasilan metode ceramah dalam memberikan
pemahaman kepada siswa. Metode ini juga membutuhkan banyak waktu.
Bayangkan saja jika ada buku fisika dengan begitu banyak materi dan
pembahasan semua diceramahkan dalam satu semester. Kemungkinan besar tidak
akan cukup waktu untuk menceramahi isi dari buku tersebut.
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu
bentuk belajarnya adalah metode pembelajaran koperatif. Dimana siswa dituntut
harus mampu melakukan kerja sama team dalam mendiskusikan suatu pokok
bahasan. Metode diskusi jauh lebih baik bila dibandingkan dengan metode
12
ceramah yang dilakukan oleh seorang guru. Diskusi mampu mendorong siswa
untuk berpikir. Kegiatan diskusi ini akan mengasah kemampuan berpikir siswa
menjadi lebih baik. Diskusi juga mendorong siswa untuk memililki mental yang
baik. Siswa menjadi berani berpendapat dan menyatakan sebuah argument.
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa pembelajaran yang berpusat pada
siswa bertolak ukur pada siswa yang mau berpikir. Agar siswa mau berfikir maka
wajib bagi seorang guru untuk aktif merangsang siswa agar siswa berfikir.
Dengan demikian, pembelajaran yang berpusat pada siswa akan memberkan
pemahaman pada siswa dengan porsi yang besar. Ini terjadi karena siswa belajar
dengan menemukan sendiri. Walaupun tidak ketemu masih ada guru yang tidak
melepas siswa begitu saja tanpa pengamatan dan control dari guru. Dengan
demikian siswa akan memahami sebuah pokok bahasan karena rasa ingin tahu nya
akan hal itu. Kondisi akan membuat sebuah pelajaran lengket di memori sorang
siswa dalam waktu yang cukup lama.
Perbedaan cara belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran yang
berpusat pada siswa yang cukup signifikan. Dimana siswa akan lebih banyak dan
cepat memahami pelajaran dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini
merupakan suatu terobosan atau inovasi cara belajar yang akan mewujudkan
tercapainya kompetensi-kompetensi yang diharapkan.
Kewajiban guru membuat RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau
proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran. RPP mengambarkan prosedur dan pengoraginasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Adapun tujuan dan manfaat
pembuatan RPP adalah untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa
dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai
acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan pendekatan
13
sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena
dirancang secara matang sebelum pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran akan menjadi sebuah acuan dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas. Dalam melakukan suatu perbuatan
mestinya dilakukan dulu plan atau perencanaan-perencanaan yang akan
mensukseskan tujuan dari perbuatan tersebut. Hal yang sudah terencana saja
masih memungkinkan terjadinya kegagalan dalam tujuan suatu perbuatan. Apalagi
sesuatu yang tidak direncanakan. Dengan demikian pembejaran yang berpusat
pada siswa pun harus memiliki perencanaan yang baik sehingga indicator-
indikator yang diharapkanpun terlaksana. Selain perencanaan mestinya harus ada
tujuan yang jelas dalam melakukan pembelaran. Dengan adanya tujuan, guru atau
siswa akan tau harus berbuat apa dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan guru menjalankan student center
Berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung pada pengawas sekolah.
Beliau menyatakan bahwa hampir semua guru mampu melakukan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Secara umum guru mampu melakukan pembelajaran
yang berpusat pada siswa dengan baik. Namun begitu masih banyak guru yang
tidak memenuhi aturan main yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan. Banyak
guru yang tidak membuat RPP dan kewajiban lainnya.
Dalam proses mengawas, ada guru yang menyatakan telah membuat dan
menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan. Namun guru
tersebut tidak dapat menunjukkan hasil kerjanya. Dalam hal ini guru tersebut
berbohong dan mendapatkan ancaman langsung dari pengawas yang
mengawasnya. Ada juga guru yang jujur dan meminta diberikan konpensasi untuk
menyelesaikan terlebih dahulu baru dinilai dan diserahkan kedinas.
Berdasarkan data sederhana tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak akan tercapai secara maksimal jika
guru berperilaku seperti itu. Ini merupakan isu yang sangat penting. Guru adalah
tauladan yang akan diikuti oleh siswa-siswanya. Hendaknya guru bersikap displin
14
dalam menjalan tugas sehingga akan turun kepada siswanya yang juga displin
dalam belajar.
Permasalahan yang utama adalah siswa masih malas-malasan
Pada hakikatnya sifat malas ini terjadi karena siswa tidak memiliki
motivasi dalam belajar. Dalam hal ini seorang guru harus mampu melakukan
pendekatan pada siswa secara merata dan melakukan penyesuaian. Dalam proses
penyesuaian, tentu akan terdapat ketidaksesuaian karena perbedaan persepsi,
perilaku, dan harapan. Namun, ketidaksesuaian itu akan menjadi bentuk
kesesuaian setelah terjadi persamaan persepsi, kehendak, perilaku, dan seterusnya.
Dengan begitu, dapat dikatakan kalau siswa bandel, malas, dan manja merupakan
bawaan asli anak-anak yang belum menemukan titik kesesuaian seperti yang
diharapkan oleh guru. Ini merupakan hal yang wajar jika siswa itu bandel, malas,
dan manja. Kewajaran itu ditentukan oleh diri anak yang belum matang, belum
dewasa, dan belum menemukan jati dirinya.
Tugas guru adalah untuk mengajak siswa bandel, malas, dan manja
berubah menjadi siswa yang sepadan dengan aturan. Misal dengan cara
menganggap bahwa bandel, malas, dan manja merupakan hal yang wajar terjadi
dalam diri siswa. Mengidentifikasi tingkat kebandelan, kemalasan, dan
kemanjaannya siswa tersebut. menggolongkan tingkat kebandelan, kemalasan,
dan kemanjaan berdasarkan kesamaan dari siswa. Mencari penyebab kebandelan,
kemalasan, dan kemanjaan siswa secara detail. Memberikan perhatian yang sesuai
dengan tingkat kebandelan, kemalasan, dan kemanjaan. Terus-menerus
memberikan perhatian kepada siswa-siswa tersebut. Menciptakan kondisi tertentu
sampai pada taraf siswa tersebut mempunyai kedekatan dengan guru.
15