pandangan ekonomi kristen

5
Ekonomi Kristen LUSIANA [email protected] Belum ada sistem ekonomi kristen yang dijadikan atau diberlakukan menjadi suatu sistem atau standar yang baku seperti sistem ekonomi Syariah menurut Islam. Namun nilai-nilai ekonomi dalam ajaran agama Kristen sebenarnya juga sangat banyak dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Banyak pandangan yang memisahkan kehidupan agama tersendiri terlepas dari kehidupan ekonomi, politik, sosial dll tetapi pandangan tersebut salah karena kehidupan itu utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Demikian juga dengan nilai-nilai religius dalam aspek ekonomi. Bagaimana ekonomi dari sudut pandang kristen?? Mari kita akan melihat uraian berikut ini : A. Pandangan Alkitab terhadap ekonomi Didalam Alkitab yang merupakan Kitab Suci umat Kristen banyak memuat berbagai ajaran dan perintah yang berhubungan dengan aspek ekonomi, antara lain sebagai berikut : 1. Kejadian 1:26; 28-30; 2:15 : Tuhan menciptakan manusia pada hari yang terakhir dimana semua kebutuhan manusia telah tersedia dibumi, manusia diberi mandat untuk berkuasa mengelola seluruh isi bumi namun disertai dengan tanggungjawab untuk mengusahakannya dan memeliharanya. Pemilik mutlak adalah Allah, manusia hanya wakil Allah dibumi dan harus mempertanggunjawabkannya kepada Allah. 2. Aturan ekonomi Tuhan di Imamat 25 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang : a. Penebusan tanah dimana ketika tanah dijual maka dapat dibeli kembali oleh pemilik asal dan jika pemilik asal tidak mampu membeli kembali maka setelah 50 tahun tanah itu dapat dikembalikan kepada pemilik asal, supaya tidak ada orang yang miskin yang memiliki tanah. b. Penebusan rumah dimana jika sebuah rumah berpagar tembok terletak di kota dijual maka ada tempo selama 1 tahun untuk ditebus kembali oleh pemilik asal tapi jika telah lewat 1 tahun maka rumah tersebut menjadi milik si pembeli turun temurun, tetapi jika rumah tidak berpagar tembok terletak di desa perlakuannya sama dengan tanah yaitu tahun ke-50 kembali ke pemilik asal, karena rumah di desa yang tidak berpagar tembok dianggap sebagai kepunyaan orang miskin supaya mereka tetap punya rumah. c. Perlakuan terhadap orang miskin dimana jika ada seorang miskin maka sesama manusia haruslah menyokong mereka, jangan mengambil bunga uang/riba dari uang atau makanan yang telah diberikan kepada mereka, dapat mempekerjakan mereka sebagai orang upahan tapi pada tahun yobel (tahun ke-50) mereka dibebaskan. Supaya ada rasa kepedulian diantara sesama untuk mau menolong. 3. Aturan ekonomi Tuhan di Ulangan 15-16 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang : a. Penghapusan Utang dimana jika ada seorang miskin yang sangat susah maka harus diberi pinjaman dan jika sampai tahun ketujuh tidak sanggup membayar maka utangnya dihapuskan. Supaya tidak ada beban berat pada orang miskin.

Upload: lushie

Post on 11-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pandangan Ekonomi Kristen

Ekonomi Kristen

LUSIANA

[email protected]

Belum ada sistem ekonomi kristen yang dijadikan atau diberlakukan menjadi suatu sistem atau

standar yang baku seperti sistem ekonomi Syariah menurut Islam. Namun nilai-nilai ekonomi dalam

ajaran agama Kristen sebenarnya juga sangat banyak dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia sehari-hari. Banyak pandangan yang memisahkan kehidupan agama tersendiri terlepas dari

kehidupan ekonomi, politik, sosial dll tetapi pandangan tersebut salah karena kehidupan itu utuh

dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Demikian juga dengan nilai-nilai religius dalam aspek ekonomi.

Bagaimana ekonomi dari sudut pandang kristen?? Mari kita akan melihat uraian berikut ini :

A. Pandangan Alkitab terhadap ekonomi

Didalam Alkitab yang merupakan Kitab Suci umat Kristen banyak memuat berbagai ajaran dan

perintah yang berhubungan dengan aspek ekonomi, antara lain sebagai berikut :

1. Kejadian 1:26; 28-30; 2:15 : Tuhan menciptakan manusia pada hari yang terakhir dimana semua

kebutuhan manusia telah tersedia dibumi, manusia diberi mandat untuk berkuasa mengelola

seluruh isi bumi namun disertai dengan tanggungjawab untuk mengusahakannya dan

memeliharanya. Pemilik mutlak adalah Allah, manusia hanya wakil Allah dibumi dan harus

mempertanggunjawabkannya kepada Allah.

2. Aturan ekonomi Tuhan di Imamat 25 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar sesama

manusia dimana Tuhan mengatur tentang :

a. Penebusan tanah dimana ketika tanah dijual maka dapat dibeli kembali oleh pemilik asal dan

jika pemilik asal tidak mampu membeli kembali maka setelah 50 tahun tanah itu dapat

dikembalikan kepada pemilik asal, supaya tidak ada orang yang miskin yang memiliki tanah.

b. Penebusan rumah dimana jika sebuah rumah berpagar tembok terletak di kota dijual maka

ada tempo selama 1 tahun untuk ditebus kembali oleh pemilik asal tapi jika telah lewat 1

tahun maka rumah tersebut menjadi milik si pembeli turun temurun, tetapi jika rumah tidak

berpagar tembok terletak di desa perlakuannya sama dengan tanah yaitu tahun ke-50 kembali

ke pemilik asal, karena rumah di desa yang tidak berpagar tembok dianggap sebagai

kepunyaan orang miskin supaya mereka tetap punya rumah.

c. Perlakuan terhadap orang miskin dimana jika ada seorang miskin maka sesama manusia

haruslah menyokong mereka, jangan mengambil bunga uang/riba dari uang atau makanan

yang telah diberikan kepada mereka, dapat mempekerjakan mereka sebagai orang upahan

tapi pada tahun yobel (tahun ke-50) mereka dibebaskan. Supaya ada rasa kepedulian diantara

sesama untuk mau menolong.

3. Aturan ekonomi Tuhan di Ulangan 15-16 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar

sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang :

a. Penghapusan Utang dimana jika ada seorang miskin yang sangat susah maka harus diberi

pinjaman dan jika sampai tahun ketujuh tidak sanggup membayar maka utangnya

dihapuskan. Supaya tidak ada beban berat pada orang miskin.

Page 2: Pandangan Ekonomi Kristen

b. Memerdekakan budak dimana jika mempekerjakan seorang budak (budak berbeda dengan

orang upahan, budak tidak dibayar dan mengikuti semua keinginan pemiliknya) tapi ditahun

ke-7 dia dibebaskan. Supaya tidak ada orang-orang yang menjadi budak selamanya.

c. Pengadilan yang adil dimana hakim dilarang menerima suap. Supaya ada keadilan didalam

pengadilan.

4. Aturan ekonomi Tuhan di Ulangan 25-26 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar

sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang :

a. Timbangan yang benar dimana tidak boleh menggunakan 2 macam timbangan untuk

melakukan kecurangan, timbangan haruslah yang tepat dan benar agar tidak merugikan

orang lain.

b. Persembahan dimana Tuhan memerintahkan umatNya untuk membawa persembahan bagi

pekerjaan Tuhan di Bait Allah dan menjadi bagian untuk hamba-hamba Tuhan, anak yatim

dan para janda.

5. Ekonomi Yusuf (Kejadian 39-47)

Yusuf adalah salah seorang tokoh di Alkitab yang dapat dijadikan teladan, dimana beberapa

keteladanan yang dapat dipelajari dari Yusuf adalah :

a. Yusuf bekerja dengan giat dan jujur sehingga dia mendapat kepercayaan.

b. Yusuf berada ditengah dunia tetapi tidak terkontaminasi oleh dunia, dia tidak pernah menjadi

korban dari sistem meskipun ia dipaksa untuk menjadi seperti itu. Dia menjadi pencipta

sistem yang baik setelah lolos dari sistem-sistem buruk yang melanda dia sebelumnya.

Dimana ia berada Yusuf selalu menjadi berkat.

c. Yusuf selalu merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya, dia bukan budak

nafsu kedagingannya atau budak hak asasinya sendiri. Ia bahkan mampu mengampuni,

hidupnya untuk mengabdi kepada sesama manusia.

d. Yusuf selalu membangun nilai-nilai keilahian dalam tindakannya. Tidak pernah memakai

kesempatan kedudukannya untuk keluarganya sendiri. Dalam ekonomi, Yusuf juga

mengaturnya berdasarkan prinsip-prinsip keilahian. Dan ketika kelaparan melanda seluruh

kawasan peradaban pada waktu itu, suku-suku bangsa dari penjuru bumi datang kepada

Yusuf untuk mencari bahan makanan, Yusuf tidak memberikan harga yang selangit walaupun

orang-orang sangat bergantung kepadanya. itulah etika bisnis Kristen yang sesungguhnya.

6. Ajaran Yesus tentang uang, antara lain :

a. Ajaran Yesus dalam Matius pasal 6 adalah tentang prinsip memberi sedekah (berbagi harta),

mengumpulkan harta (agar tidak diperbudak oleh kekayaan), kekuatiran (mencari Tuhan

lebih utama maka yang lain akan ditambahkan, karena Tuhan adalah Sang Pemelihara

kehidupan jadi jika kita mengutamakan Tuhan maka tidak perlu khawatir).

b. Ajaran Yesus dalam Matius 17 :24-27; 22:15-22 tentang membayar pajak (berikan apa yang

wajib diberikan kepada pemerintah, Yesus mengajarkan untuk menghormati para pemimpin).

c. Ajaran Yesus dalam Matius 19:16-23 tentang perumpamaan tentang orang muda yang kaya

(memberikan gambaran tentang orang-orang yang terlalu mencintai kekayaan sukar masuk

sorga).

d. Ajaran Yesus dalam Matius 24:45-51; 25:14-30 tentang pertanggungjawaban (suatu saat

setiap orang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepada

manusia, termasuk kekayaan dihadapan Tuhan kelak).

Page 3: Pandangan Ekonomi Kristen

e. Ajaran Yesus dalam Lukas 10:25-37 tentang perumpamaan tentang orang Samaria (seseorang

yang berbuat kasih terhadap orang asing yang rela mengorbankan hartanya/rugi secara

materi).

f. Ajaran Yesus dalam Lukas 16:19-30 tentang perumpamaan orang kaya dan Lazarus (dimana

orang kaya yang selama hidupnya tidak peduli pada penderitaan orang miskin-Lazarus, ketika

meninggal si kaya masuk neraka dan si miskin mendapat penghiburan di surga).

7. Kehidupan jemaat mula-mula Kis 2:41-47 ; 4:32-37

Kehidupan jemaat yang mula-mula dapat dijadikan contoh dimana mereka saling mengasihi,

saling berbagi (ada yang menjual harta kekayaannya untuk berbagi dengan sesamanya sesuai

dengan kebutuhan masing-masing, prinsipnya kepunyaan mereka menjadi kepunyaan bersama),

dan ketika ada bencana kelaparan di daerah lain maka mereka bersatu hati, sekalipun ada yang

dalam kekurangan namun tetap berusaha mengumpulkan persembahan karena rasa kasih

persaudaraan yang amat dalam.

8. Nasehat Rasul tentang uang antara lain :

a. 1 Timotius 6:10 akar segala kejahatan adalah cinta uang, cinta uang secara berlebihan

menyebabkan keserakahan, kerakusan, egoisme dan merusak kehidupan.

b. 2 Timotius 3:2 ; Ibrani 13:5 dimana diperingatkan untuk tidak menjadi hamba uang, bukan

manusia yang mengendalikan uang tapi semata-mata uang sudah menjadi tuannya.

Itulah beberapa ayat dalam Alkitab yang menjelaskan tentang konsep ekonomi, masih ada

banyak jika mau dijabarkan namun karena keterbatasan penulis tidak bisa menjabarkannya secara

lengkap. Dari ajaran-ajaran diatas jelas bahwa Tuhan peduli terhadap kehidupan ekonomi dan

bahkan Dia menetapkan banyak peraturan untuk mengingatkan manusia bagaimana bersikap dan

memandang ekonomi secara benar dan sesuai kehendak Tuhan.

B. Ekonomi Kristen

Ekonomi Kristen didasarkan kasih kepada Allah dan sesama yang dapat dijelaskan lebih lanjut

sebagai berikut :

1. Ekonomi yang berorientasi pada Allah. Sebagai wakil Allah dibumi, manusia sebagai makhluk yang

paling istimewa diberi kuasa atas bumi (termasuk hewan, tumbuhan, hasil alam) untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia dan bersamaan dengan itu manusia diberi tanggungjawab

untuk mengelola dan memelihara alam dengan tujuan untuk memuliakan Allah sebagai Sang

Pencipta dan demi kebaikan manusia dan segenap ciptaan. Oleh sebab itu manusia

diperkenankan untuk mengusahakan/mengelola alam melalui keahlian dan teknologi untuk

membangun peradaban tapi tidak diperkenankan merusak alam demi kepentingan ekonomi

semata, yang didasarkan pada keserakahan manusia. Pada dasarnya alam diciptakan untuk

kebaikan ciptaan Tuhan, jika alam kemudian dirusak maka hal itu menjadi tidak sesuai lagi

dengan tujuan Tuhan. Semua perilaku ekonomi harus dikembalikan pada kehendak Allah. Oleh

sebab itu manusia harus menerima dan memanfaatkan alam dengan rasa ucapan syukur kepada

Tuhan dan memelihara alam sebagai wujud tanggungjawab kepada Tuhan Sang pemilik sejati

kehidupan. Tidak ada tempat bagi kehidupan ekonomi yang egosentris dan serakah. Manusia

tidak boleh menggarap alam semena-mena untuk dirinya atau golongannya sendiri, karena bukan

Page 4: Pandangan Ekonomi Kristen

manusia yang memiliki semua itu. Dengan mempertanggungjawabkan semua ekonomi seturut

perintah Allah, maka kesejahteraan manusia bisa dijaga.

2. Ekonomi yang menjadi berkat bagi kehidupan manusia, yaitu membawa kebaikan bagi kehidupan

secara utuh. Perilaku ekonomi merupakan keseimbangan antara aspek rohani dan jasmani,

bahkan menyangkut seluruh bagian kehidupan manusia yang bisa mempermuliakan Allah. Allah

sedemikian teliti mengatur berbagai aspek kehidupan ekonomi manusia agar umat Allah boleh

mencerminkan Ekonomi yang Allah kehendaki. Visi ekonomi Kristen bukan visi sosialisme atau

kapitalisme, tetapi visi ekonomi yang kudus sebagai akibat menghargai kepemilikan mutlak Allah,

mensyukuri setiap pemberian Allah dalam sikap penatalayanan, dan ekonomi yang bergerak maju

di dalam keadilan, kebenaran, kesucian, kebersyukuran, kepedulian dan kemurahan hati. Dalam

Kristen memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara untuk kepentingan

masyarakat didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik

dan individu serta menjaga moralitas.

3. Ekonomi dengan memegang prinsip ketaatan, kejujuran dan Integritas. Ekonomi disoroti oleh

Allah pemilik alam semesta yang menuntut ketaatan, kejujuran dan integritas dari setiap orang

yang diberi-Nya hak untuk mengelola alam milik-Nya yang pada akhirnya harus

dipertanggungjawabkan dihadapanNya.

4. Ekonomi Kristen memungkinkan manusia tidak menjadi perhambaan materi, pemberhalaan

hartabenda, perbudakan keserakahan, melainkan menjadi penuh syukur menyenangkan hati

Allah dan menjadi berkat bagi seluruh ciptaan Tuhan.

C. Ekonomi kristen VS Washington Consensus

Prinsip dari Washington Consensus antara lain Liberalisasi, Deregulasi dan Privatisasi yang mengarah

pada pasar bebas dimana memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pelaku ekonomi

mengembangkan usaha/bisnisnya tanpa dihalangi oleh gangguan-gangguan lain, seperti intervensi

dari pemerintah. Washington Consensus menganut sistem ekonomi kapitalis, dimana keadaan

perekonomian diserahkan ke pasar sehingga memungkinkan pemilik modal paling besar itulah yang

berkuasa sedangkan yang modalnya kecil akan kalah bersaing. Sistem ini memungkinkan adanya

sistem monopoli dimana kekayaan bisa terkumpul pada satu kelompok tertentu, sistem ini juga

mengabaikan prinsip keadilan tetapi mengarahkan ke persaingan murni. Sistem ini yang memberi

kesempatan pada manusia yang serakah menjadi semakin rakus dengan kepuasan yang tidak

terkendali dan bahkan rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan saingan bisnis. Sistem ini juga

berpaham sekuler dimana memisahkan kehidupan agama dan murni menjalankan kehidupan

ekonomi.

Maka Ekonomi Kristen yang didasar pada kasih kepada Allah dan sesama jelas bertentangan dengan

Washington Consensus. Ajaran Ekonomi Kristen mengajarkan tentang konsep kasih yang mengarah

pada keadilan, berupaya kekayaan tidak berkumpul pada satu kelompok tertentu tapi bisa tersebar

ke seluruh masyarakat. Tidak menjadi budak kekayaan tetapi prinsip melakukan kehendak Tuhan.

Dalam ekonomi kristen kita tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi memiliki

tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kualitas hidup sesama, belajar memerhatikan kebutuhan

orang-orang yang berkekurangan di sekitar kita dengan cara yang bijak dan membangun. Inilah

perspektif baru di dalam berinvestasi, membangun manusia seutuhnya, bukan membangun modal.

Page 5: Pandangan Ekonomi Kristen