palet - itpc.or.jpitpc.or.jp/wp-content/uploads/2014/04/mb-maret-2014-palet.pdf · bantu angkat...
TRANSCRIPT
1
PALET HS 4414.20
ITPC Osaka, 2014
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 3
Peta Jepang ................................................................................................................... 4
I. Pendahuluan ............................................................................................................ 5
1. Pemilihan Negara .............................................................................................. 5
2. Pemilihan Produk .............................................................................................. 5
3. Profil Jepang ..................................................................................................... 6
II. Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 10
1. Ragam Palet Produksi Jepang .......................................................................... 10
2. Impor Produk Palet dan Bahan Baku Palet di Jepang ....................................... 17
3. Produksi Palet di Jepang ................................................................................... 23
4. Kebijakan Impor dan Labeling Palet di Jepang .................................................. 24
5. Saluran Distribusi Impor Palet di Jepang ........................................................... 27
III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 28
IV. Informasi Penting ..................................................................................................... 31
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia ..................................................... 31
2. Kamar Dagang Jepang ..................................................................................... 31
3. Asosiasi Palet di Jepang ................................................................................... 33
4. Perwakilan Indonesia di Jepang ........................................................................ 33
5. Referensi........................................................................................................... 33
3
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Palet” untuk Edisi pada bulan Maret 2014 ini.
Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan
potensi pasar Palet di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan
acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh
Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel
Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief
disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan
impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi
pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung
Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan
komoditi Palet di Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat
bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam
menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Maret 2014
KATA PENGANTAR
4
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat
(bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan
di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
4 ( empat ) pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
PETA JEPANG
5
1. Pemilihan Negara
Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan
data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 ( lima ) tahun terakhir, yaitu periode
2009 - 2013, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 10%.
Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun
2013, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 45,95 milliar, dengan nilai
ekspor sebesar 17,04 miliar dan impor sebesar USD 28,90 milliar. Pada periode ini
Indonesia mengalami defisit sebesar USD 11,86 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD
3,79 miliar); natural rubber, balata (USD 1,13 miliar); nickel mattes, nickel oxide
sinters (USD 0,93 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,81 miliar); plywood,
veneered panels and similar laminated wood (USD 0,74 miliar).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti parts &
access of motor vehicles (USD 1,77 miliar); Trucks, motor vehicles for the transport of
goods (USD 0,64 miliar); cars (incl. station wagon) (USD 0,52 miliar); Flat-rolld
products of iron/non-al/s wdth>/=600mm,hr,not clad (USD 0,46 miliar).
2. Pemilihan Produk
Penggunaan palet ( HS 4415.20 ) yang dalam bahasa Inggerisnya disebut Pallet,
sudah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengiriman barang,
baik ekspor, impor, maupun yang dilalulintaskan antar daerah. Palet memudahkan
proses pengangkatan dan pemindahan barang dari dan ke dalam kontainer
dikarenakan permukaan palet yang rata sehingga penggunaan forklift sebagai alat
bantu angkat menjadi memungkinkan. Di Jepang, negara yang memiliki beberapa
pelabuhan tersibuk di dunia, jumlah palet yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan domestik tentunya tidak sedikit. Akan tetapi, berdasarkan data yang
dihimpun Japan Pallet Association, terjadi penurunan yang signifikan pada jumlah
produksi palet setiap tahunnya di Jepang dikarenakan menurunnya impor bahan
baku pembuat palet. Selain itu, tingginya biaya pekerja di Jepang juga menjadi salah
satu alasan mengapa Jepang lebih tertarik untuk mengimpor palet dari luar negeri.
Mengingat besarnya potensi pasar palet di Jepang menjadikan hal ini sebagai
peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor produk palet ke
Jepang.
BAB I. PENDAHULUAN
6
3. Profil Jepang
a. Geografi
Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang
dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki,
Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu
Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan
Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar
sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi
rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri.
Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang
terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242
kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.
c. Demografi
Populasi penduduk Jepang per Oktober 2013 mencapai 127.298.000 jiwa. Data
ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 127.515.000 jiwa.
Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah
61.909.000 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah
65.388.000 (51.4%).
Tabel 1. Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin
di Jepang per Oktober 1, 2013 (in thousands)
Age (years) Total Male Female
0-14 16390 8395 7996
15-24 12252 6280 5971
25-54 49359 24951 24408
55-64 17397 8579 8818
≥ 65 52040 21009 31030
Sumber: Japan Statistic Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications.
7
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang tahun 2013
Sumber: United States Census Bureau
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan
fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang
berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70 % dari penduduk tinggal di
dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan
majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota
besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3
populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di
dua kota besar Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2013 tingkat harapan hidup di Jepang adalah 82.97 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi
Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca
perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
8
Gambar 2. Estimasi Penurunan Populasi Penduduk Jepang
Sumber: Japan Ministry of Internal Affairs
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit
populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat
orang Korea Zainichi, China Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan
orang Peru-Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial,
terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya
biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan
generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika
dewasa.
d. Infrastruktur
Berdasarkan data tahun 2012, energi di Jepang berasal dari batu bara 90,78%,
2,69% tenaga nuklir dan 6,18% tenaga air serta new energy dll 0,55%.
Transportasi utama di jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman
bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik
terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah
Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Central
International Airport dan untuk pelabuhan laut terbesarnya adalah Nagoya Airport.
e. Ekonomi
Jepang adalah salah satu dari 3 ( tiga ) negara dunia dengan ekonomi terbesar
serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional,
ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia ( dibawah China ) dan
9
ketiga didunia ( selain AS dan China ). Jepang selama ini dikenal sebagai negara
yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga
walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena
Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang
menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2013,
Jepang memiliki GDP perkapita US $ 47.096,48 dan berhasil menjadi Negara
ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern
umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan
kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu
dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun
Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya
dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan.
Tidak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan
negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu
menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk
Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an
produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS
dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan
pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri
dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.
Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain
seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju
dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang
yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada
memenuhi kebutuhan domestiknya.
10
2.1. Ragam Palet Produksi Jepang
Palet yang dalam bahsa Inggerisnya disebut Pallet ( HS 4415.20 ) merupakan
tempat untuk meletakkan barang dengan tujuan memudahkan penyimpanan,
perhitungan, dan transportasi barang tersebut. Material utama dari sebuah palet
biasanya terbuat dari kayu. Bahan lain yang juga biasa digunakan adalah plastik, logam
dan kertas dimana masing-masing material mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Palet didesain dengan berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan. Palet yang sering
digunakan dalam transportasi barang pada umumnya berbentuk kotak segi empat, bisa
dalam bentuk persegi maupun persegi panjang. Palet klasik yang biasa disebut dengan
flat pallet ini pada umumnya terdiri dari 3 ( tiga ) bagian utama yaitu atas, kaki ( stinger ),
dan bawah ( gambar 3 ). Bagian atas biasanya terdiri dari potongan papan sesuai
dengan ukuran lebar yang dikehendaki, yang disusun dari depan ke belakang, dengan
ada rongga diantara papan-papan tersebut. Bagian kaki biasanya berjumlah 3 atau 4,
dengan 2 kaki dibagian ujung kanan dan kiri, 1 atau 2 sisanya berada ditengah. Kaki
bagian tengah ini biasanya selain berfungsi sebagai penyangga, juga berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan acuan forklift dalam membawa barang. Bagian bawah palet
terdiri dari minimal 4 ( empat ) buah papan yang dibentuk kotak segi empat, 2 sisi
dikanan dan kiri akan bertemu dengan kaki kanan dan kiri, sedangkan papan bagian
depan dan belakang akan memperkuat ketiga kaki, dan juga sebagai bantuan
keamanan forklift dalam membawa barang..
Gambar 3. Contoh Flat Pallet
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
11
Selain flat pallet, di Jepang terdapat berbagai macam bentuk palet yang dibuat
berdasarkan kebutuhan tertentu. Diantaranya adalah box pallet, silo pallet, tank pallet,
post pallet, roll pallet, roll box pallet, cold roll box pallet, dan sheet pallet (gambar 4). Box
pallet, silo pallet, tank pallet, roll box pallet, dan cold roll box pallet pada umumnya
digunakan untuk penyimpanan barang di gudang. Silo pallet biasa digunakan untuk
penyimpanan barang berupa serbuk seperti semen, pasir, bahan kimia, sedangkan tank
pallet biasa digunakan untuk penyimpanan benda dalam bentuk cairan. Cold roll box
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda yang memerlukan penyimpanan
dengan kondisi temperatur di bawah suhu ruangan. Post pallet dan roll pallet pada
umumnya serupa dengan flat pallet, tetapi pada post pallet terdapat penyangga untuk
menopang palet yang diletakkan di atasnya, sedangkan pada roll pallet terdapat roda
yang memudahkan untuk pemindahan barang. Sheet pallet merupakan palet yang
berupa lembaran yang khusus digunakan dalam bongkar muat barang dengan forklift
yang memiliki fungsi push and pull.
Box pallet Silo pallet
Tank pallet Post pallet
12
Roll pallet Roll box pallet
Cold roll box pallet Sheet pallet
Gambar 4. Variasi Pallet Berdasarkan Fungsi
Pada umumnya, spesifikasi flat pallet di Jepang serupa dengan negara-negara
lain termasuk Indonesia karena mayoritas palet yang diproduksi di Jepang dibuat
dengan mengacu pada standar yang berlaku internasional. Penjelasan mengenai
spesfikasi flat pallet yang mencakup ukuran, konstruksi, jenis entri, dan bahan palet
adalah sebagai berikut:
Ukuran palet:
Ukuran palet ditetapkan berdasarkan panjang dan lebar palet seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5. Pada umumnya ukuran palet di Jepang mengacu pada
ukuran yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization (ISO).. ISO
6780: “Flat pallets for intercontinental material handling-Principal dimensions and
tolerances” menetapkan ada 6 ( enam ) ukuran palet. Beberapa ukuran palet yang
ditetapkan oleh ISO ditunjukkan dalam tabel 2. Namun, untuk pengangkutan barang
dalam negeri Jepang sendiri, palet yang digunakan biasanya memiliki ukuran yang
mengacu pada standardisasi yang dikeluarkan oleh Japanese Industrial Standards (JIS)
seperti yang ditunjukkan tabel 3. Selain ukuran yang mengacu pada ISO dan JIS,
Jepang juga memproduksi palet yang mengacu pada standar yang ditetapkan oleh
13
negara-negara tertentu seperti Australia dan Amerika untuk keperluan ekspor ke
negara-negara tersebut.
Gambar 5. Panjang dan Lebar Palet
Tabel 2. Ukuran flat pallet yang ditetapkan oleh ISO6780 (1988)
Dimensi
(Panjang x Lebar) (mm)
Keterangan
1140 x 1140 Biasa digunakan untuk bongkar muat container
1200 x 1000 Mengacu pada ukuran ISO basic wrapping
1200 x 800 Mengacu pada ukuran ISO basic wrapping
1219 x 1016 Biasa digunakan di negara yang menggunakan system
inchi
Sumber: MOL Logistics Japan.
Tabel 3. Ukuran flat pallet yang ditetapkan oleh JIS
Dimensi
(Panjang x Lebar) (mm)
Keterangan
1100 x 800 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1100 x 900 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1100 x 1100 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1200 x 800 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1200 x 1100 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1300 x 1100 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1400 x 1100 Deviasi yang diperbolehkan ±3 mm
1440 x 1130 Hanya digunakan untuk palet plastik
Sumber: MOL Logistics Japan.
Konstruksi palet:
Berdasarkan konstruksinya, palet dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu Single-Face,
Double-Face Non-Reversible, dan Double-Face Reversible (Gambar 6). Single-Face
14
pallet hanya memiliki 1 (satu) dek yang biasa disebut dengan Skids. Double-Face
Non-Reversible pallet memiliki 2 (dua) dek yang terbagi secara khusus menjadi bagian
atas dan bagian bawah sehingga palet ini tidak dapat digunakan secara terbalik.
Double-Face Reversible pallet mempunyai 2 (dua) dek yang identik yang memungkinan
penggunaan di kedua permukaan palet tersebut.
Gambar 6. Ragam Konstruksi Palet
Jenis entri palet:
Berdasarkan jenis entrinya, palet dibagi secara umum menjadi 2 (dua) jenis,
yaitu 2-Way Entry Pallet dan 4-Way Entry Pallet. 4-Way Entry Pallet memungkinkan alat
pengangkut seperti forklift untuk masuk dan mengangkat palet dari segala sisi.
Sebaliknya, 2-Way Entry Pallet hanya dapat diangkat oleh forklift dari dua sisi tertentu
saja. 4-Way Entry Pallet sendiri dibagi lagi menjadi 3 macam, yaitu Partial 4-Way Entry
Pallet, Partial 4-Way Entry Pallet With Blocks, dan Full 4-Way Entry Pallet. Perbedaan
dari 3 macam palet ini terletak pada bentuk entri yang disesuaikan dengan jenis alat
yang dipergunakan untuk membawa palet tersebut. Pada Partial 4-Way Entry Pallet dan
Partial 4-Way Entry Pallet With Blocks, hanya forklift yang dapat memasuki palet
tersebut dari segala sisi, sedangkan pada Full 4-Way Entry Pallet, tidak hanya forklift,
hand pallet juga dapat memasuki palet tersebut dari keempat sisinya.
2-Way Entry Pallet
15
Partial 4-Way Entry Pallet
Partial 4-Way Entry Pallet With Blocks
Full 4-Way Entry Pallet
Gambar 7. Ragam Palet Berdasarkan Jenis Entri
Bahan palet:
Dilihat dari bahan pembuatnya, palet biasanya dibedakan menjadi palet kayu,
palet plastik, palet logam, dan palet kertas. Biasanya palet bisa menampung beban
hingga 1000 kg. Menurut data yang dihimpun Japan Pallet Association, seperti
negara-negara lain pada umumnya, palet kayu merupakan palet yang paling banyak
digunakan di Jepang. Palet kayu menjadi pallet yang paling populer dikarenakan relatif
mudah didapat, mudah untuk direparasi, tidak mudah slip, dan harga relatif murah. Akan
tetapi, harga palet kayu yang cenderung berubah-ubah dikarenakan pasokan kayu yang
terkadang tidak stabil menjadi salah satu faktor mengapa pengguna palet di Jepang
beralih menggunakan palet yang terbuat dari bahan lain, terutama bahan plastik.
Kekurangan lain dari penggunaan palet kayu adalah diperlukannya biaya perawatan anti
rayap.
Palet plastik merupakan palet kedua yang paling sering digunakan di Jepang
setelah palet kayu. Pada tahun 2012, 18 % palet yang diproduksi di Jepang merupakan
palet plastik. Bila dibandingkan dengan palet kayu, palet plastik memiliki struktur bagian
atas yang berbeda. Bagian atas palet kayu pada umumnya terbuat dari papan yang
disusun melintang dan terdapat jarak diantara papan-papan tersebut. Sedangkan palet
plastik normalnya mempunyai permukaan bagian atas yang datar, tanpa ada rongga.
Harga palet plastik relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan palet kayu, namun palet
jenis ini tidak mudah rusak dan anti rayap. Selain itu palet plastik memiliki keunggulan
16
lain yaitu tahan air dan higienis. Kelemahan palet plastik yang paling mendasar adalah
mudah berubah bentuk ketika diberi beban berlebih dan susah untuk direparasi.
Untuk masalah daya tahan, palet logam menjadi alternatif pengganti palet kayu
dan palet plastik. Di Jepang sendiri palet logam sering digunakan untuk mengangkut
mesin-mesin yang berbobot di atas 1 ( satu ) ton. Kekurangan dari palet logam antara
lain adalah harganya yang relatif mahal, berat, mudah slip, dan sulit untuk direparasi.
Jenis terakhir yang juga sudah mulai populer di Jepang adalah palet kertas. Jenis ini
mulai digunakan di Jepang karena harganya yang relatif murah, tidak memerlukan
fumigasi, dan ramah lingkungan. Kelemahan mendasar dari pallet ini adalah mudah
rusak, terutama bila terkena air, dan tidak dapat diperbaiki.
Palet Kayu Palet Plastik
Palet Logam Palet Kertas
Gambar 8. Ragam Bahan Palet
17
Gambar 9. Statistik Jumlah Produksi Palet di Jepang Tahun 2012
Sumber: Japan Pallet Association
Selain spesifikasi yang disebutkan di atas tentunya di Jepang banyak juga palet
yang dibuat tanpa mengikuti standar baku, tetapi dibuat sesuai dengan spesifikasi
permintaan pelanggan. Terutama untuk palet selain flat palet, hampir tidak ada aturan
standar yang berlaku sehingga pada umumnya palet tersebut dibuat sesuai dengan
kriteria yang diinginkan oleh pengguna palet.
2.2. Impor Produk Palet dan Bahan Baku Palet di Jepang
Jumlah impor packaging materials, termasuk di dalamnya palet, berdasarkan
bahan pembuatnya dalam kurun tiga tahun terakhir di Jepang ditunjukkan pada gambar
10. Total impor packaging materials cenderung stabil di kisaran 120 ribu ton
pertahunnya. Jumlah packaging materials yang terbuat dari plastik dan kertas
meningkat, akan tetapi packaging materials berbahan logam dan kayu menurun tiap
tahunnya. Secara keseluruhan, China merupakan pengekspor terbesar packaging
materials ke Jepang, diikuti oleh Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Sekitar 52% impor
packaging materials berbahan plastik, termasuk di dalamnya palet plastik, berasal dari
China, diikuti negara Asia lainnya seperti Thailand dan Indonesia. Untuk palet kayu,
China mendominasi dengan market share sebesar 27 %, diikuti oleh Indonesia dengan
market share sebesar 25 %. Untuk palet kertas, China mendominasi sekitar 45 % pasar
Kayu 73%
Plastik 18%
Logam 3%
Kertas 3%
Lainnya 3%
Jumlah Produksi Palet di Jepang Tahun 2012
Total = 66,804,878 unit
18
Jepang. Indonesia merupakan pengekspor kedua terbesar dengan market share
sebesar 25 %. Sedangkan untuk palet berbahan logam, pasar Jepang didominasi oleh
Taiwan, disusul oleh China, dan Irlandia.
Gambar 10. Jumlah Impor Packaging Materials di Jepang
Sumber: Japan Customs
Gambar 11. Negara Eksportir Packaging Materials Berbahan Kayu Tahun 2013
Sumber: Japan Customs
19
Gambar 12. Negara Eksportir Packaging Materials Berbahan Kertas Tahun 2013
Sumber: Japan Customs
Gambar 13. Negara Eksportir Packaging Materials Berbahan Plastik Tahun 2013
Sumber: Japan Customs
20
Gambar 14. Negara Eksportir Packaging Materials Berbahan Logam Tahun 2013
Sumber: Japan Customs
Palet yang diproduksi di Jepang, terutama untuk palet kayu dan palet kertas,
tidak semuanya menggunakan bahan baku dari Jepang. Total impor volume kayu log
dan balok kayu yang merupakan bahan dasar dari palet kayu ditunjukkan pada gambar
15. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa terjadi penurunan volume impor yang
drastis pada kayu log dan balok kayu dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor, dengan faktor utamanya adalah menurunnya jumlah
ketersedian kayu di negeri pengekspor. Pada tahun 2010, Amerika Serikat merupakan
pengekspor terbesar kayu log, disusul oleh Kanada. Sedangkan untuk balok kayu,
Kanada mendominasi volume impor dengan market share sebesar 36 %.
21
Gambar 15. Volume Impor Kayu Log dan Balok Kayu di Jepang Tahun 2010
Sumber: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Total impor volume pulp yang merupakan bahan dasar dari palet kertas
ditunjukkan pada gambar 16. Seperti halnya dengan kayu log dan balok kayu, dalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir terjadi penurunan yang signifikan dalam jumlah
volume pulp yang diimpor oleh Jepang. Pada tahun 2010, lebih dari seperempat volume
pulp yang diimpor oleh Jepang adalah berasal dari Australia. Chili merupakan negara
pengekspor terbesar kedua, diikuti oleh Amerika, Afrika Selatan, Kanada, Vietnam, dan
Brazil.
Kayu Log Balok Kayu
22
Gambar 16. Volume Impor Pulp di Jepang Tahun 2010
Sumber: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Pulp
23
2.3. Produksi Palet di Jepang
Gambar 17. Jumlah Produksi Palet di Jepang
Sumber: Japan Palet Association
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Japan Pallet Association, produksi
palet di Jepang mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2010 dan 2011,
jumlah produksi palet melebihi 70 juta unit, sedangkan pada tahun 2012 menurun
menjadi sekitar 67 juta unit. Hal ini disebabkan menurunnya jumlah produksi palet kayu
secara signifikan. Pada tahun 2010 jumlah produksi palet kayu hampir mencapai 60 juta
unit akan tetapi pada tahun 2012 menurun menjadi di bawah 50 juta unit. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, menurunnya jumlah impor bahan baku kayu merupakan
pemicu utama berkurangnya produksi palet kayu di Jepang. Berkurangnya produksi
palet kayu membuat produksi palet plastik meningkat tiap tahunnya. Hal ini
menandakan palet plastik merupakan palet yang digemari sebagai alternatif pengganti
palet kayu. Palet selain palet kayu dan plastik tidak mengalami perubahan jumlah yang
signifikan.
24
2.4. Kebijakan Impor dan Labeling Palet di Jepang
Berdasarkan Plant Protection Law yang dikeluarkan oleh Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries di Jepang, kayu yang digunakan untuk pembungkus material
(wood packaging material), termasuk palet kayu di dalamnya, wajib untuk mendapatkan
fumigasi dengan metil bromida dan juga perlakuan panas (heat treatment) sebelum
diekspor ke Jepang. Peraturan ini mengacu pada International Standards for
Phytosanitary Measure No. 15 ( ISPM 15 ) yang bertujuan untuk mengurangi resiko
masuknya organisme pengganggu tumbuhan yang mungkin hidup di dalam materi kayu
yang digunakan untuk melindungi atau membungkus komoditi ke negara tujuan ekspor
tersebut.
Prosedur yang ditetapkan untuk memenuhi standar perlakuan panas dan
fumigasi ditunjukkan pada gambar 18. Perlakuan panas dilakukan dengan cara
pemanasan palet selama 30 menit hingga suhu palet mencapai 56 o C atau lebih.
Sedangkan fumigasi dapat dilakukan dengan cara pemberian metil bromida dengan
dosis standar 48 gr/m3, dengan suhu palet lebih dari 21o C. Waktu paparan fumigasi
tidak boleh kurang dari 24 Jam dan perubahan konsentrasi metil bromida harus diawasi
agar memenuhi konsentrasi minimum seperti yang tertera pada gambar 14. Jika palet
yang diekspor ke Jepang tidak mendapatkan perlakuan panas dan fumigasi atau pada
saat inspeksi ditemukan organisme pengganggu tumbuhan maka palet tersebut akan
dikarantina oleh pihak Bea dan Cukai Jepang.
Gambar 18. Standar fumigasi dan perlakuan panas untuk kayu pembungkus material
Sumber: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
25
Gambar di bawah ini merupakan label yang digunakan pada palet yang sudah
mendapatkan perlakuan panas dan fumigasi dengan metil bromida sesuai dengan
standar yang dijelaskan di atas. Keterangan mengenai label di bawah adalah sebagai
berikut:
Bagian sebelah kiri label merupakan logo dari IPPC (International Plant Protection
Convention).
XX merupakan kode negara. Kode negara Indonesia adalah ID.
0000 adalah contoh nomor registrasi.
YY merupakan kode perlakuan. Untuk perlakuan panas kodenya adalah HT,
sedangkan untuk fumigasi dengan metil bromida kodenya adalah MB.
Gambar 19. Label Sertifikasi Perlakuan Panas (heat treatment)
Sumber: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Ketentuan pemasangan label tersebut diatas diatur sebagai berikut:
1. Harus sesuai dengan gambar diatas.
2. Label harus terang dan dapat dibaca.
3. Permanen dan tidak dapat terpindahkan atau dilepas.
4. Ditempatkan pada lokasi yang jelas terlihat
5. Tidak memakai warna merah dan oranye sebab warna tersebut dipakai untuk label
barang berbahaya dan barang pecah belah.
Palet yang terbuat dari plastik, logam, maupun kertas tidak memerlukan
perlakuan panas dan fumigasi seperti pada palet kayu. Bahkan tidak ada peraturan
spesifik yang diperlukan untuk memenuhi syarat ekspor ke Jepang untuk palet-palet
tersebut.
Selain label diatas terdapat juga pelabelan yang sifatnya untuk memenuhi
standar industri yang ada, misalnya standar yang ditetapkan oleh Japan Industrial
Standards (JIS). Untuk mendapatkan label JIS, palet harus dibuat sesuai dengan
ukuran yang ditampilkan pada tabel 3 dengan kesalahan ukuran dibawah 3 mm. Selain
itu palet juga harus memiliki syarat ketahanan seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.
26
Gambar 20. Contoh Label Japan Industrial Standards Sumber: JETRO 2009
Tabel 4. Syarat ketahanan palet yang ditetapkan oleh JIS
Jenis palet
Kekuatan
kompresi
bagian kaki
palet
Kelenturan
Kekuatan
bagian bawah
deck
Daya banting
Jumlah strain Tingkat
defleksi
Tingkat
defleksi
Tingkat defleksi
panjang garis
diagonal palet
Flat pallet
kayu
< 4mm < 2.5% < 2.5% < 3%
Flat pallet
logam
< 2mm < 1% < 1% < 2%
Flat pallet
plastik
< 4mm < 1.5% < 2.5% < 1%
Sumber: Japan Pallet Association
Seperti komoditi lain pada umumnya, palet memiliki Harmonized System (HS)
number yang bertujuan untuk penggolongan barang sehingga memudahkan penarifan,
transaksi perdagangan, dan pengangkutan. Nomor HS palet berdasarkan bahan
pembuatnya ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 5. Harmonized System Number
Jenis palet Harmonized System Number
Palet kayu 4415.20.000
Palet kertas 4819.10.000
Palet logam 7310.29.090
Palet plastik 3923.10.000
27
2.5. Saluran Distribusi Impor Palet di Jepang
Saluran distribusi impor palet di Jepang ditunjukkan pada gambar berikut.
Untuk palet kayu, sebelum palet didistribusikan kepada pengguna, palet-palet yang
diimpor harus melewati inspeksi yang dilakukan oleh Ministry of Agriculture, Forestry
and Fisheries di Jepang. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk lolos proses inspeksi
dijelaskan pada bab 2.4.
Gambar 21. Saluran Distribusi Impor Palet di Jepang
Sumber: JETRO 2009
28
Terdapat beberapa poin penting dalam pasar palet di Jepang yang dapat membuka
peluang untuk impor, terutama untuk produk palet yang terbuat dari bahan baku kayu
dan kertas, diantaranya adalah:
1. Impor produk kayu mentah dan kayu olahan termasuk di dalamnya palet kayu dan
palet kertas ke Jepang pada tahun 2010 antara lain berasal dari benua Amerika
seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Chili, sisanya berasal dari beberapa negara
lain seperti Australia, Malaysia, dan Indonesia. Akan tetapi, tingginya biaya pekerja
di Amerika Serikat dan Kanada membuat negara tersebut lebih cenderung untuk
mengekspor kayu mentah ketimbang kayu olahan untuk kedepannya. Kanada dan
Amerika Serikat biasanya mendatangkan kayu olahan dari negara yang dapat
memproses kayu mentah menjadi kayu olahan dengan biaya murah untuk
memenuhi kebutuhan kayu olahan domestik. Hal ini merupakan kesempatan bagi
Indonesia yang memiliki bahan baku yang cukup dan tenaga kerja yang relatif
murah untuk mengekspor palet berbahan kayu ke Jepang.
2. Data statistik yang dikeluarkan Japan Pallet Association menunjukkan penurunan
jumlah produksi palet di Jepang tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan
kemungkinan kurangnya jumlah palet untuk memenuhi kebutuhan domestik Jepang.
Selain itu, menurunnya impor kayu log, blok kayu, dan juga pulp yang merupakan
bahan baku pembuatan palet kayu dan palet kertas secara drastis dalam sepuluh
tahun terakhir menandakan terbukanya peluang untuk Indonesia untuk mengekspor
palet kayu dan palet kertas ke Jepang.
3. Seperti halnya Amerika Serikat dan Kanada, tingginya biaya pekerja di Jepang
membuat Jepang memiliki kecenderungan untuk mengimpor secara langsung palet
dari luar negeri daripada memproduksi sendiri. Pada umumnya, palet yang dibuat di
Jepang memiliki mutu yang tinggi, akan tetapi membutuhkan biaya produksi yang
lebih tinggi daripada palet buatan negara berkembang.
Melihat kondisi pasar Jepang untuk produk palet seperti yang dijelaskan diatas,
menandakan terdapat peluang yang cukup besar bagi Indonesia untuk mengekspor
palet ke Jepang, namun perlu diperhatikan strategi untuk memasuki pasar Jepang,
diantaranya adalah:
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI
29
1. Berkurangnya produksi palet kayu dan juga volume impor kayu mentah yang
merupakan bahan pembuat palet kayu dan palet kertas secara signifikan dalam
beberapa tahun terakhir di Jepang mengindikasikan perlunya Jepang untuk
mengimpor palet-palet tersebut dari negara lain. Ada beberapa keuntungan yang
dimilki Indonesia jika memfokuskan pada ekspor palet kayu dan palet kertas, antara
lain Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku kayu mentah dan pulp yang cukup,
dan bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan harga murah. Selain itu, produksi
palet kayu dan palet kertas relatif lebih mudah dan tidak membutuhkan biaya
produksi yang tinggi karena tidak membutuhkan mesin khusus seperti halnya pada
produksi palet logam dan palet plastik. Biaya pekerja di Indonesia yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Kanada juga memungkinkan
bagi Indonesia untuk memproduksi palet dengan harga yang kompetitif.
2. Di Jepang, pada umumnya produk yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan
tidak akan lolos dari pemeriksaan pihak Bea dan Cukai Jepang maupun diterima
oleh konsumen meskipun produk dijual dengan harga serendah mungkin. Oleh
karena itu, produsen palet wajib membuat palet sesuai standar ukuran, daya tahan,
dan konstruksi yang ditentukan, serta memenuhi persyaratan wajib seperti heat
treatment dan fumigasi seperti yang ditetapkan oleh pihak Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries Japan. Selain itu, persyaratan sukarela seperti yang
dikeluarkan oleh Japan Industrial Standards (JIS) merupakan salah 1 (satu) cara
bagi produsen untuk membuktikan ke konsumen bahwa produk yang dihasilkan
memiliki mutu yang baik. Sehingga memenuhi standar JIS merupakan strategi yang
penting untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak konsumen di Jepang untuk
memakai palet yang diproduksi oleh produsen Indonesia.
3. Walaupun sebagian besar perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia
menggunakan palet buatan Indonesia ketika mengekspor barang ke luar negeri,
terdapat pula beberapa perusahaan yang tidak menggunakan palet domestik. Oleh
karena itu, perlu adanya pendekatan secara langsung dari produsen palet ke
perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia untuk menggunakan palet
yang dibuat oleh produsen Indonesia ketika melakukan kegiatan ekspor. Jika
produsen palet dapat membangun kerja sama dengan perusahaan Jepang tersebut
dan membuktikan bahwa palet yang diproduksi memiliki kualitas yang baik,
hubungan kerja sama lebih lanjut seperti penggunaan palet buatan Indonesia untuk
tujuan ekspor dari Jepang ke negara-negara lain dapat terbentuk.
4. Di Jepang, sistem rental palet mulai digemari oleh perusahaan-perusahaan
30
pengguna palet. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan-perusahaan tersebut dengan hanya merental, antara lain tidak
perlunya tempat untuk penyimpanan palet dan biaya perawatan palet. Selain itu,
pada umumnya jumlah palet yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda tiap
musimnya, adakalanya palet dibutuhkan dalam jumlah banyak dan sebaliknya.
Sistem rental palet memungkinkan perusahaan tersebut memakai palet sesuai
dengan jumlah yang diperlukan. Sehingga menciptakan sistem rental palet
merupakan salah 1 (satu) strategi untuk menembus pasar palet Jepang. Bagi
produsen palet, sistem rental memungkinkan penghematan bahan pembuat palet.
Di samping itu, sistem rental palet juga merupakan peluang untuk mendapatkan
pemasukan yang lebih jika sistem tersebut direncakanan dengan baik.
5. Aktif ikut serta dalam pertemuan yang membahas sistem perpaletan di Jepang. Asia
Pallet System Federation (APSF) tiap tahunnya mengadakan pertemuan yang
membahas sistem perpaletan dan juga standardisasi palet di Asia, termasuk
Jepang. Selain itu terdapat pula workshop yang dihadiri oleh Ministry of Land,
Infrastructure, Transport and Tourism Japan, Japan Pallet Association dan
pemerintah Indonesia yang membahas kondisi dan sitem perpaletan di Jepang dan
Indonesia. Pada Januari 2014 lalu, workshop ini diselenggarakan di Bogor.
31
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Duta Besar : Yoshinori KATORI
Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat
10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta
Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Pusat 10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya
Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl.
Sumatera 93,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Phone : (62-31) 503-0008
Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang - Medan
Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI
Wisma BII, 5th Floor,
Jl. Diponegoro No.
18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Phone : (62-61) 457-5193
Fax : (62-061) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar
Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA
Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Makasar, Indonesia Phone : (62-411)
871-030, 872-323, 851-882
Fax : (63-61) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang Cabang
Denpasar
Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address :
Jl. Raya Puputan No. 170,
Renon, Denpasar, Indonesia
Phone : (62-361) 227-628
Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce &
Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi,
Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan
T : (813) 3283 7523
F : (813) 3216 6497
W : www.tokyo-cci.or.jp/
Fukuyama Chamber of Commerce
and Industry 2-10-1 Nishi-machi
Fukuyama-City Hiroshima-
Prefecture 720-0067 Japan
T : (818) 4921 2345
F : (818) 4922 0100
W : www.fukuyama.or.jp/e
Hiroshima Chamber of
Commerce 44 Matomachi
5-chome, Naka-ku
Hiroshima 730 Japan
T : (818) 2222 6610
F : (818) 2211 0108
W : ww.hiroshimacci.or.jp/
Kawasaki Chamber of Commerce
and Industry 11-2, Ekimae Honcho,
Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan
T : (814) 4211 4111
F : (814) 4211 4118
W : www.kawasaki-cci.or.jp
BAB IV. INFORMASI PENTING
32
Kyoto Chamber of
Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-
agaru Karasumadori
Nakakyo-ku 604, Japan
T :(817) 5212 6450
F : (817) 5255 0428
W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/
Osaka Chamber of
Commerce & Industry
2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-
ku Osaka 540-0029 Japan
T : (816) 6944 6400
F : (816) 6944 6293
W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Okinawa Chamber of
Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome
Okinawa-shi 904 Japan
T : (819) 8938 8022
F : (819) 8938 2755
W : www.okinawacci.or.jp
Nagahama Chamber of
Commerce and Industry
10-1 Takada-cho Nagahama
Shiga 526-0037 Japan
T : (817) 4962 2500
F : (817) 4962 8001
W : www.nagahama.or.jp
33
3. Asosiasi Palet di Jepang
Name of Organization Phone Number Web Site
Japan Pallet Association +81335384774 http://www.jpa-palet.or.jp/
4. Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra
Atase Perdagangan : Julia G. Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,
Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : [email protected]
Website : www.indonesianembassy.jp
KJRI Osaka
KUAI : Bambang Soegianto
Resona Semba Building 6th Floor,
4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku,
Osaka 542-0081, Japan
Phone : (81-6) 6252-9826
Fax : (81-6) 6252-9872
Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala : Rosiana C. Frederick
Wakil : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : [email protected]
Website : http://www/itpc.or.jp
REFERENSI
1. Japan Custom www.customs.go.jp
2. JETRO, http://www.jetro.go.jp/
3. Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/
4. Japan Palet Association
5. Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries http://www.maff.go.jp/
6. http://www.theguardian.com/environment/2012/dec/11/china-illegal-logging-defores
tation