pai

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial ia senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram dan gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya, ini menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika kehidupan. Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari hal-hal yang mengecewakan.Mampu tidaknya seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen, watak serta kecerdasan seseorang.Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur penting yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis. Setiap orang memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah. Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada tataran rohani

Upload: gilang-giandi

Post on 08-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dwde

TRANSCRIPT

Page 1: Pai

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial ia

senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram dan

gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang

kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya, ini

menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika kehidupan.

Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa

senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh

kebahagiaan dan terhindar dari hal-hal yang mengecewakan.Mampu tidaknya

seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen,

watak serta kecerdasan seseorang.Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat

tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur

penting yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis.

Setiap orang memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah.

Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian

meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada

tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap hidup

seseorang.

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah memberikan pemahaman

tentang akhlaq seorang pribadi muslim yang diimplementasikan terhadap diri

sendiri

Page 2: Pai

1.2.2 Tujuan- Pemahaman tehadap akhlaq seorang muslim khusunya terhadap diri

sendiri

- Aplikasi pemahaman akhlaq terhadap diri sendiri dalam kehidupan sehari

– hari

Page 3: Pai

BAB II PRIBADI SEORANG MUSLIM

2.1 Pengertian Kepribadian MuslimKata kepribadian telah menjadi kosa kata umum dalam percakapan

sehari-hari, tidak jarang dari kita yang belum paham benar pengertian

kepribadian secara etimologi maupun menurut pendapat para ahli. Dalam

literatur ilmu jiwa kata kepribadian secara etimologi berasal dari kata Personality

(bahasa Inggris) ataupun persona (bahasa latin), yang berarti kedok atau topeng.

Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung, maksudnya untuk

menggambarkan prilaku, watak, atau pribadi seseorang. Dari makna kata

tersebut diatas kemudian terumuskan pengertian kepribadian, antara lain oleh

Gordon W. allpert mengatakan: Kepribadian adalah oganisasi yang dimanis di

dalam individu dari sistem-sistem psikophisik yang menentukan penyesuaian diri

yang unik terhadap lingkungannya.

Para intelektual Muslim telah mendefinisikan kepribadian yakni

merupakan bentuk integrasi antara sistem kalbu, akal dan nafsu manusia yang

menimbulkan tingkah laku. Substansi nafsani memiliki tiga daya yaitu kalbu atau

fitrah ilahiyah, akal atau fitrah insani dan nafsu atau firah hayawaniah.

Kepribadian pada dasarnya merupakan perpaduan antara ketiga daya tersebut,

hanya saja biasanya ada salah satu diantaranya yang mendominasi yang lain.

Al Kindi mendefinisikan jiwa adalah an nafs nathiqah substansinya

bersifat ilahi rabbani yang berasal dari cahaya (nur) sang pencipta . Oleh karena

itu jiwa atau hati harus senantiasa dihidupkan dengan cahaya ilahi. Dalam Islam

hati yang hidup adalah sumber kebaikan dan kematian hati adalah sumber

keburukan. Akar semua kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba adalah

kesempurnaan hidup dan cahayanya. Hati yang sehat dan hidup akan bisa

membedakan antara kebaikan dan keburukan.

Kepribadian seorang Muslim berarti menuntut agar jiwanya selalu hidup dengan

nur ilahi. Inilah yang membedakan antara kepribadian menurut konsep Islam.

Kepribadian Islam merupakan ciri khas, watak maupun karakter umat Islam.

Kepribadian Muslim atau sering disebut akhlak Islami yaitu prilaku seorang

Page 4: Pai

Muslim yang merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan fitrah

insani.

Jika dilihat dari definisi definisi tersebut maka kepribadian adalah buah

dari akhlak karena akhlak itu sendiri adalah sistem kerja rohani yang terdapat

dalam jiwa manusia.

Kadang-kadang dalam kondisi tertentu terjadi perubahan tingkah laku.

Hal ini disebabkan karena salah satu substansi jiwa mendominasi yang lainnya.

Jika dalam interaksi seseorang didominasi oleh nafsu maka yang muncul ialah

sifat pendusta, egois, bakhil, suka mengacau dan amarah. Hal ini dalam psikologi

Islam dinamakan jiwa yang sedang sakit. Tetapi apabila yang mendominasi akal

dan kalbu maka yang muncul adalah sifat-sifat terpuji dan ma’rifat kepada Allah,

inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan .

Hasil kerja kalbu atau kepribadian yang didominasi dengan kalbu akan

menghasilkan kepribadian mutmainah wujudnya kepribadian atas dasar iman,

Islam, dan ikhsan. Sedangkan kepribadian yang didominasi dengan akal akan

menghasilkan kepribadian lawwamah, suatu kepribadian yang berdasarkan

sosial moral dan rasional. Dan kepribadian yang didominasi leh nafsu

menghasilkan kepribadian amarah, ia bersifat produktif, kreatif dan konsumtif.

Oleh karena itu kepribadian ada yang menarik dan ada yang tercela.

Kepribadian yang menarik ialah kepribadian yang memiliki sifat-sifat positif

seperti rajin, sabar, pemurah dan suka menolong. Sedangkan kepribadian yang

tercela yaitu kepribadian yang negatif seperti pemalas, pemarah, kikir, sombong

dan sebagainya.

2.2 Struktur Kepribadian Substansi jiwa menurut para filosof maupun psikolog Islam terdiri atas

tiga bagian yaitu jasmani, rohani dan nafsani atau nafsu. Substansi jasmani

berupa organisme fisik manusia ia lebih sempurna dibanding makhluk-makhluk

yang lain bersifat lahiriyah yang memiliki unsur-unsur tanah, udara, api, dan air,

ia akan hidup jika diberi daya hidup atau al bayah . Substansi ruh adalah

substansi yang merupakan kesempurnaan awal. Al Gazali menyebutnya lathifah

yang halus dan bersifat ruhani. Ruh sudah ada ketika tubuh belum ada dan tetap

ada meskipun jasadnya telah mati. Fathur Rahman menyatakan bahwa ruh

adalah amanah, karena itu ia memiliki keunikan dibanding dengan makhluk yang

Page 5: Pai

lain. Dengan amanah inilah ia menjadi kalifah di muka bumi . Substansi nafsani

berarti jiwa, nyawa atau ruh, konotasinya ialah kepribadian dan substansi psiko

fisik manusia. Nafs ini merupakan gabungan dari jasad dan ruh. Karena itu nafs

adalah potensi jasadi dan rohani. Ia berupa potensi aktualisasinya akan

membentuk suatu kepribadian Muslim yaitu merupakan perpaduan harmonis

antara kalbu, akal dan nafsani.

Struktur kepribadian Islam merupakan perpaduan harmonis antara kalbu,

akal, dan nafsani.

1. Al Qalb atau kalbu merupakan materi organik yang memiliki system

kognisi yang berdaya emosi.

Al Gazali menyatakan bahwa kalbu memiliki insting yang disebut al nur al

ilahy dan al bashirah al bathinah (mata batin) . Kalbu dalam arti jasmani adalah

jantung (heart) bukan hati (lever). Kalbu dalam artian rohani ialah menunjukan

kepada hati nurani (conscience) dan ruh (soul) . Kalbu ini berfungsi sebagai

pemandu, pengontrol dan pengendali struktur nafs yang lain. Apabila kalbu ini

berfungsi normal maka manusia menjadi baik sesuai dengan fitrah aslinya.

Karena kalbu memiliki nature ilahiyah yang dipancarkan dari Tuhan. Ia tidak saja

mampu mengenal fisik dan lingkungannya tetapi juga mampu mengenal

lingkungan spiritual ketuhanan dan keagmaan.

2. Akal secara estimologi memiliki arti al imsak (menahan) al Ribath (ikatan) al

Bajr (menahan) al Naby (melarang) dan manin (mencegah) .

Berdasarkan makna ini maka yang disebut orang berakal adalah orang

yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat

maka rasionalitynya mampu bereksistensi. Dengan akal seseorang mampu

membedakan yang baik dan yang buruk, yang menguntungkan dan merugikan.

Akal mampu memperoleh pengetahuan dengan daya nalar (al Nazhr) dan daya

argumentatif.

Akal terbagi menjadi dua yaitu akal dharuri dan akal muktasabah. dharuri

aitu akal yang dapat mengetahui secara mudah. Akal muktasabah ialah akal

yang baru mengetahui dengan cara diusahakan, akal muktasabah terbagi dua

yaknu muktasabah duniawi ialah akal yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah yang berhubungan dengan keduniawiyan. Akal muktasabah ukhrawi

yakni akal yang digunakan untuk mencapai akhirat

Page 6: Pai

3. Nafsani

Nafsu merupakan daya nafsani, ia memiliki dua kekuatan yaitu, al-

Ghadhabiyah dan al-Syahwaniyah. Al-Ghadhabiyah adalah suatu daya yang

berpotensi untuk menghindari segala hal yang membahayakan. Ghadab dalam

psikoanalisa disebut defenci (pertahanan, pembelaan dan penjagaan), yaitu

suatu tindakan untyk melindungi egonya sendiri terhadap kesalahan,

kecemasan, dan rasa malu atas perbuatannya sendiri, sedang syahwat dalam

psikologi disebut appetite yaitu hasrat atau keinginan atau hawa nafsu,

prinsipnya adalah kenikmatan. Apabila keinginannya tidak dipenuhi maka

terjadilah ketegangan, prinsip kerjanya adalah sama dengan prinsip kerja

binatang, baik binatang buas yang suka menyerang maupun binatang jinak yang

cenderung pada nafsu seksual.

Nafsu merupakan struktur di bawah sadar dalam kepribadian manusia,

apabila manusia didominasi oleh nafsunya, maka ia tidak akan dapat

bereksistensi baik di dunia maupun diakhirat. Karena itu apabila kepribadian

seseorang didomonasi oleh nafsu maka prinsip kerjanya adalah mengejar

kenikmatan dunia, tetapi apabila nafsu tersebut dibimbing oleh kalbu cahaya ilahi

maka ghadabnya akan berubah menjadi kemampuan yang tinggi derajatnya

2.3 Ciri-ciri Kepribadian MuslimAl-Qur’an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus

selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian

aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan

pribadi muslim.

Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi

yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai

yang datang dari ALLAH SWT.

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)

Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim.

Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat

kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang

dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.

Page 7: Pai

Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan

menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH. Seperti firman Allah dalam

surat Al An’am

“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku,

semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam [6]:162).

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)

Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang

penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana

melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW

yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)

Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh

setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan

makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam

hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rasulullah SAW diutus untuk

memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita

akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al

Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”

(QS. Al-Qalam [68]:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)

Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada.

Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga

dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat.

Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus

dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH

dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim

dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena

kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW

bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin

yang lemah. (HR. Muslim)

Page 8: Pai

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)

Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga

penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga

banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir,

misalnya firman Allah yang artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada

keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi

dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu

apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”.

Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu

berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)

Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada

pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada

yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan

menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan.

Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam

melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus

diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya

mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)

Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini

karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya.

ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama

waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. ALLAH SWT

memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam

sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan

tak sedikit manusia yang rugi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola

waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif,

tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah

memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni

Page 9: Pai

waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum

tua,senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)

Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang

ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam,

baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus

diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani

secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga

ALLAH menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional.

Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-

sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu

pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam

penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)

Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang

muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan

kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala

seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit

seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki

kemandirian dari segi ekonomi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat

dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab

baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH sediakan

harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.

Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia

berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan

seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan

berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik

dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

Page 10: Pai

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR.

Qudhy dari Jabir)

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al

Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-

masing. Wallahu’alam.

Page 11: Pai

BAB IIIAKHLAQ MUSLIM TERHADAP DIRI SENDIRI

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri

pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam

memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan

sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.

Untuk menghindari hal yang dapat merusak akhlaq tersebut di atas maka

kita dituntut untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah

hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat

keburukan dan kekufuran. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit

hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati

tersebut.

Dengki.

Rasulullah bersabda: "Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah

Saw. Bersabda, "hati-hatilah pada kedengkian kaerena kedengkian

menghapuskan kebajikan, seperti api yang melahap minyak." (H.R. Abu

Dawud)

Munafiq.

Orang munafiq adalah orang yang berpura-pura atau ingkar. Adapun

tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan dalam hadits, yaitu:

, " . : ثالث المنافقين أيات صلعم االله رسول قال قال عنه الله رضي هريرة أبى عن

, خان اؤتمن وإذا أخلف وعد وإذا كذب حدث إذاDari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: " tanda-tanda orang munafiq

ada tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika

diberi amanat ia berkhianat." (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-

Nisa'i.

Dan adapun cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri

antara lain:

Page 12: Pai

Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai

hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang

menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah,

menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah

yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam

bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah

memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur

dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan

memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang

dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk

melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki

yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain

3.1 Akhlaq Terhadap Diri Sendiria. Berakhlak terhadap jasmani.

Menjaga kebersihan dirinya, Islam menjadikan kebersihan

sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara menyeluruh

meliputi pakaian dan juga tubuh badan. Beberapa adab Rasulullah

yang perlu ditiru terhadap diri sendiri :

- memakai pakaian yang bersih, baik dan rapi terutamanya pada

hari Jum'at, memakai wewangian dan selalu bersuci.

- Menjaga makan minumnya. Bersederhanalah dalam makan

minum, berlebihan atau melampau di tegah dalam Islam.

Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, satu

pertiga untuk minuman, dan satu pertiga untuk bernafas.

- Tidak mengabaikan latihan jasmaninya ,Riyadhah atau latihan

jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau

bagaimanapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh

Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga,

Page 13: Pai

masyarakat dan sebagainya, dalam artikata ia tidak

mengabaikan kewajiban sembahyang, sesuai kemampuan diri,

menjaga muruah, adat bermasyarakat dan seumpamanya.

Rupa diri,Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik.

Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-

camping, kusut, dan seumpamanya. Islam adalah agama yang

mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Sesetengah

orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya

sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah

yang bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam tidak

melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak

melampau dan takabbur.

b. Berakhlak terhadap akalnya

Memenuhi akalnya dengan ilmu, Akhlak Muslim ialah menjaganya agar

tidak rusak dengan mengambi sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan.

Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum,

salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu.

Ilmu fardh 'ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah

diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal

dan cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhadap

akalnya.

, Penguasaan ilmu.Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi

pemandu ilmu supaya manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran

(kufur akan nikmat) dan kealfaan ummat terhadap pengabaian penguasaan ilmu

ini.

Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab

Allah, bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah,

sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum hakam ibadat serta

muamalah.

Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya kepada

segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu

berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya

belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat

Page 14: Pai

yang memahami kepentingan menguasai bahasa asing, beliau mempunyai

seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan, dan apabila

berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh

mereka.

c. Berakhlak Terhadap Jiwa

Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu,

begitu juga dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad.

Ada beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:

Bertaubat.

Bermuqarabah.

Bermuhasabah.

Bermujahadah.

Memperbanyak ibadah.

Menghadiri majlis Iman.

Untuk meningkatkan tahap kejiwaan kita tidak boleh keseorangan.

Lantaran dari pada itu kita perlu sahabat yang boleh memperingatkan diri kita.

Disamping itu kita perlu berdoa kepada Allah.

Page 15: Pai

BAB IV KESIMPULAN

Pribadi islam merupakan perilaku yang mencerminkan seorang muslim

yang bersumber dari Alquran dan Hadits. Maka dari itu, sudah selayaknya umat

islam mengaplikasikan nilai – nilai Alquran dan Hadits dalam kehidupan sehari –

harinya. Ciri – ciri kepribadian seorang muslim antara lain :

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)

10.Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

Adapun akhlaq seorang muslim terhadap diri sendiri ialah :

a. Merawat jasmani

b. Berakhlak terhadap akalnya, dalam bentuk menambah ilmu dan

pengetahuannya

c. Berakhlak Terhadap Jiwa, yang berarti senantiasa bertaqwa kepada

Allah SWT