pai 117310011-abs

31
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN (Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Oleh: ARIF KURNIAWAN NIM. 06410314 KEMENTERIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011 M/1432 H

Upload: cha-aisyah

Post on 06-Aug-2015

49 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

1

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN

(Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah

Oleh:

ARIF KURNIAWAN

NIM. 06410314

KEMENTERIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2011 M/1432 H

2

ABSTRAK

ARIF KURNIAWAN : Konsep Pendidikan Islam Studi Terhadap Tafsir Al-Qur’an

Surat Al-Baqarah Ayat 31-32

Minimnya pemahaman, penjiwaan, penghayatan dan pengamalan peserta didik

mengenai ajaran-ajaran Islam itu, maka generasi muda penerus bangsa itu pun terjebak ke

dalam lingkaran berbagai kebejadan akhlak (dekadensi moral) karena mereka tidak memiliki

pegangan hidup atau pedoman kehidupan yang sudah gamblang dan nyata tertuang di dalam

al-Qur‟an dan as-Sunnah.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut

QS. al-Baqarah ayat 31-32, materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32 dan

mengetahui metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.

Penelitian ini bertolak dari pemikiran dasar bahwa pendidikan dalam konsepsi

ajaran Islam merupakan manifestasi dari tugas kekhalifahan ummat manusia di muka bumi.

Manifestasi ini akan bermakna fungsional jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul

dapat di beri batasan-batasan nilai moralitasnya, sehingga tugas kekhalifahan itu tidak justru

berada di luar lingkar nilai-nilai itu. Dan konsekuensinya, mengisyaratkan kepada manusia

agar dalam proses pendidikannya selalu cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari sang

Pendidik yang paling utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-„alamiin dan sekaligus

sebagai rab an-naas.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik studi kepustakaan (Library

research), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif untuk

selanjutnya akan dianalisis dengan pendekatan logika.

Dari uraian di atas, maka dapat kita ketahui bahwa: 1) tujuan pendidikan yang

terkandung dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 31-32 adalah: pertama, menyiapkan

manusia (peserta didik) untuk menjadi khalifah di muka bumi, dan mampu berperan aktif dalam mengemban amanat-amanat kekhalifahannya. Dan kedua, menyiapkan manusia (peserta didik) yang memiliki pengetahuan yang dapat bermanfaat baik untuk dirinya, maupun orang lain. 2) Materi pendidikan yang tercermin dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah

ayat 31-32, tidak hanya mendorong untuk belajar ilmu akidah, syari‟ah dan akhlak saja, juga

mendorong manusia untuk menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Al-Qur‟an

menetapkan alam semesta ini adalah „buku‟ yang harus dibaca untuk menuju ma‟rifatullah.

Sehingga al-Qur‟an mendorong pembelajaran dalam konteks yang seluas-luasnya. Jadi,

seorang muslim wajib belajar sains, karena sains menjadi salah satu alat untuk membuktikan

kekuasaan Allah, selain ayat-ayat tanziliyah (wahyu). 3) Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah

ayat 31-32, menunjukkan adanya penggunaan metode ta‟liim (memberi tahu). Ta‟liim secara

harfiah artinya memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu. Metode ta‟liim

merupakan metode dasar dalam pendidikan, bahkan dalam aktivitas komunikasi antara

seseorang dengan orang lain. Sebelum pembicaraan lebih jauh dan untuk menghindari

kesalahpahaman, maka pihak-pihak yang bersangkutan harus menyamakan pemahaman

tentang obyek yang dibicarakan, dengan cara saling memberi tahu pengenalan atau

pengetahuan tentang obyek yang dimaksud.

3

PERSETUJUAN

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN

(Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)

Oleh:

ARIF KURNIAWAN

NIM. 06410314

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Maksum, M.A Drs. H. Suteja, M.Ag

NIP. 19540809 198803 1 001 NIP. 19630305 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan PAI

Drs. H. Suteja, M.Ag

NIP. 19630305 199903 1 001

4

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Islam Studi Terhadap Tafsir

al-Qur’an (Telaah Surat al-Baqarah Ayat 31-32)”, oleh ARIF KURNIAWAN

NIM. 06410314, telah diujikan dalam sidang munaqosah pada tanggal 26 Agustus

2011 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Cirebon, 26 Agustus 2011

Sidang Munaqosah,

Ketua, Sekretaris,

Merangkap Anggota Merangkap Anggota

Drs. H. Suteja, M.Ag Akhmad Affandi, M.Ag

NIP. 19630305 199903 1 001 NIP. 19721214 200312 1 003

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Nurlaela, M.Ag Drs. H. Aen Zaenudin, M.A

NIP. 19610627 198603 2 001 NIP. 19530724 198103 1 002

5

NOTA DINAS

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

di

Cirebon

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap

penulisan skripsi saudara:

Nama : Arif Kurniawan

NIM : 06410314

Judul : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-

QUR’AN (Telaah Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32)

Kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diajukan kepada Dekan

Fakultas Tarbiyah untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cirebon, Juli 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Maksum, M.A Drs. H. Suteja, M.Ag

NIP. 19540809 198803 1 001 NIP. 19630305 199903 1 001

6

PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: KONSEP

PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN (Telaah

Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32), ini beserta seluruh isinya adalah benar-

benar karya saya sendiri. Dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apapun yang

dijatuhkan pada saya.

Cirebon, Juli 2011

Yang membuat pernyataan:

ARIF KURNIAWAN

NIM : 06410314

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: KONSEP

PENDIDIKAN ISLAM STUDI TERHADAP TAFSIR AL-QUR’AN (Telaah

Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 31-32).

Sholawat serta salam semoga Allah SWT melimpahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir

zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan

dari semua pihak, baik berupa moril maupun materil. Untuk ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, M.A, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

2. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M.Ag, Dekan Fakutas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati

Cirebon.

3. Bapak Drs. H. Suteja, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, M.A, Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Drs. H. Suteja, M. Ag, Dosen Pembimbing II.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam memperlancar penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah diperbuat Bapak-

bapak di atas, Amiin.

i

8

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan

yang perlu diperbaiki. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti demi

kesempurnaan skripsi ini dan semoga menjadi titik sumbangan yang bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Cirebon, Juli 2011.

Penulis

ii

9

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini untuk orang-orang

yang menyayangiku…..

Kedua orang tuaku yang selalu menyayangiku

sampai akhir zaman.

Guru-guru dan dosen-dosenku yang mengajari

ilmunya dengan ikhlas.

Keluarga besarku (kakak-kakak dan adik-adikku).

Untuk teman-temanku PAI Angkatan 2006.

Dan semua pihak yang membantu dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Jazakumullah ...

10

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Arif Kurniawan dilahirkan di Brebes pada

tanggal 31 Desember 1987. Ayahanda bernama M. Khajirin

dan ibunda Wamroh yang beralamatkan Jl. Pulosaren Desa

Prapag Lor RT. 03/RW. 03 Kec. Losari Kabupaten Brebes.

Pendidikan yang ditempuh:

Pendidikan Tahun Tempat

SD 1994-2000 SDN 1 PRAPAG LOR

SMP 2000-2003 SMP 3 LOSARI

SMA 2003-2006 MAN BUNTET PESANTREN CIREBON

S1 2006-2011 IAIN SYEKH NURJATI

11

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................................. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................. 9

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 10

E. Langkah-Langkah Penelitian................................................................... 16

BAB II TAFSIR TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 31-32 ..................... 18

A. Teks dan Terjemahan Qur‟an Surat al-Baqarah Ayat 31-32 ................... 18

B. Penjelasan Mufradat ................................................................................ 18

C. Tafsir Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 menurut Para Mufasir ......... 22

BAB III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM ........................................................... 32

A. Hakikat Pendidikan ................................................................................. 32

B. Karakteristik Pendidikan Islam ............................................................... 48

C. Tujuan Pendidikan Islam ......................................................................... 54

BAB IV KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

DALAM QS. AL-BAQARAH AYAT 31-32 ............................................ 62

A. Tujuan Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 .......... 62

B. Materi Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 ........... 66

C. Metode Pendidikan menurut Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32 ......... 71

BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di masa ini, masalah pendidikan yang masih saja menjadi bahan diskusi

bahkan masih dipertanyakan sejak mulai pendidikan prasekolah hingga

pendidikan tinggi, adalah bagaimana membangun kerangka pendidikan yang

berkesinambungan sehingga didapatkan hasil yang optimal dari proses

pendidikan.

Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup

individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.

Melalui pendidikan, setiap potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT dapat

dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di

muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan perbuatan manusiawi oleh karena

itu pendidikan lahir dari pergaulan antar orang dewasa dan orang yang belum

dewasa dalam suatu kesatuan hidup (Hasbullah, 2005: 5).

Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar

dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya

memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Namun, apabila kita amati berita-

berita di media massa, anak yang durhaka kepada orang tuanya, sudah bukan

lagi seperti hanya dalam dongeng “Malin Kundang” atau “Sangkuriang-Dayang

Sumbi” saja, melainkan sudah merupakan kejadian nyata. Ada anak membunuh

2

ayah atau ibu kandungnya, atau neneknya hanya karena permintaan si anak tidak

dipenuhi. Untuk menambah uang jajan, ada sejumlah anak menipu kedua orang

tuanya, atau mencuri barang berharga milik mereka, serta tindakan kriminal yang

merisaukan masyarakat.

Akibat minimnya pemahaman, penjiwaan, penghayatan dan pengamalan

peserta didik mengenai ajaran-ajaran Islam itu, maka generasi muda penerus

bangsa itu pun terjebak ke dalam lingkaran berbagai kebejadan akhlak

(dekadensi moral) karena mereka tidak memiliki pegangan hidup atau pedoman

kehidupan yang sudah gamblang dan nyata tertuang di dalam al-Qur‟an dan as-

Sunnah. Allah SWT berfiriman:

Artinya:

“Katakanlah (hai Muhammad): „Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh

Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama

Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang

yang musyrik” (QS. al-An‟am: 161) (Hasbi Ashshiddiqi dkk, 1977:

216).

Demikian juga dengan kasus pornografi dan pornoaksi di kalangan peserta

didik mulai dari level SLTP, SLTA hingga mahasiswa sebagai agent of

intellectuality (pendukung ilmu-pengetahuan). Dalam kesehariannya, ternyata

3

mereka sudah tidak lagi merasa berdosa jika pakaian yang mereka kenakan itu

justru memamerkan aurat. Lebih dari itu kita saksikan pula dari berita media

massa, bahwa para pelajar kita sudah banyak yang terlibat ke dalam pergaulan

bebas dengan lawan jenis tanpa ikatan nikah. Sehingga menurut I Nyoman Naya

MA, peneliti masalah remaja yang pendapatnya dikutip Abu al-Ghifari (2002:

18), berpendapat bahwa kenakalan remaja kini bukan lagi kenakalan biasa tapi

sudah menjurus pada tingkat kriminalitas.

Kasus lemahnya kadar Iman, Islam, dan Ikhsan dari para pelajar itu juga

berakibat pada meningkatnya gejala “kenakalan remaja” yang menjurus pada

tindak melanggar agama, susila, budi pekerti atau tindak kriminal, yang sering

diistilahkan dengan sebutan crossboys atau remaja yang menyimpang. Generasi

muda kita menjadi mudah terjerumus ke dalam lembah maksiat, pecandu

minuman keras (miras), narkotik, obat terlarang dan zat adiktif (narkoba), atau

perzinahan yang sudah menjadi gaya hidup remaja sekarang.

Oleh karena itu, pantas jika periode ini dikatakan sebagai periode

keberingasan. Buktinya perkosaan dan perkelahian pelajar yang dulu hanya

terbatas di Jakarta, kini merambah di kota-kota lainnya seperti Bandung,

Surabaya, Semarang, dan lain-lain. Bahkan akhir-akhir ini perkelahian antar

kampung sudah menjadi trend. Bukan hal mustahil masa mendatang akan lahir

geng-geng sebagai konsekuensi logis dari hukum rimba (Abu al-Ghifari, 2002:

16).

4

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun

2003 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

Menurut Zakiah Darajat, dalam Nur Uhbiyati (1999: 41), mengatakan

bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan yaitu kepribadian seseorang

yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa. Insan kamil artinya

manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan

normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa

pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi

dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan

mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan

sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam

semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.

Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam ialah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya. Artinya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan

5

rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung

jawab terhadap diri, masyarakat dan bangsa.

Namun, penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan

nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi

sebaliknya yang terjadi. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah

menjadi industri bisnis, yang memiliki visi dan misi yang pragmatis. Pendidikan

diarahkan untuk melahirkan individu-individu pragmatis yang bekerja untuk

meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memakmuran diri,

perusahaan dan Negara. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan

secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai

keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak

didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak

akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab. Pendidikan

yang bertujuan pragmatis dan ekonomis sebenarnya merupakan pengaruh dari

paradigma pendidikan Barat yang sekular.

Sebenarnya, agama Islam memiliki tujuan yang lebih komprehensif dan

integratif dibanding dengan sistem pendidikan sekular yang semata-mata

menghasilkan para anak didik yang memiliki paradigma yang pragmatis. Dalam

Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja,

melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education). Jauh sebelum orang-

orang Barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup.

6

Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas

keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya

mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk

menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang terkait urusan

ukhrowi saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan pengetahuan yang terkait

dengan urusan duniawi juga. Karena tidak mungkin manusia mencapai

kebahagiaan hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini.

Sehingga oleh Hujair AH. Sanaki (2003: 142) menyebut istilah tujuan

pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya

sebenarnya pendidikan Islam telah memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu

“Rohmatan Lil „Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis

pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi

dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan

manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam

rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan

lestari.

Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 31-32:

7

Artinya:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!. Mereka menjawab: “Maha

suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah

Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Baqarah: 31-32)

Al-Quran merupakan sumber dan pedoman yang pertama dalam

membentuk akhlakul karimah sedangkan sumber yang kedua adalah As-Sunnah.

Manusia diciptakan Allah mempunyai tugas-tugas sendiri yang berupa Hablum

Minallah dan Hablum Minannas, maka akhlaklah yang mempunyai kedudukan

terpenting dalam menjaga hubungan tersebut.

Islam merupakan agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Allah

kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada

hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja,

akan tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia. (Nasution, 1985: 24).

Salah satu diantaranya yaitu mengatur interaksi antar individu dan masyarakat.

Di dalam interaksi tersebut akan terjadi komunikasi antar individu yang mana

akan mewujudkan berbagai perilaku, baik itu perilaku positif maupun perilaku

negatif.

8

Berdasarkan wacana dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang konsep pendidikan islam dengan mengupas al-Qur‟an surat al-

Hajj ayat 41 dengan analisis tafsir yang akan dituangkan dalam sebuah judul:

“Konsep Pendidikan Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur’an (Telaah Surat al-

Baqarah Ayat 31-32)”.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam skripsi ini penulis membagi ke dalam tiga

bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

a. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah Tafsir Tarbawi.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan normatif

kewahyuan. Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneliti sumber

literatur yang terkait dengan judul, utamanya penafsiran al-Qur‟an tentang

Konsep Pendidikan Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (Telaah Surat

al-Baqarah ayat 31-32).

9

c. Jenis Masalah

Jenis masalah dalam penelitian ini berbentuk eksploratif ialah menelaah

dan mengkaji problematika penafsiran tentang Konsep Pendidikan Islam

Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (al-Baqarah ayat 31-32).

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam masalah

yang dibahas, maka penulis akan membatasinya pada Konsep Pendidikan

Islam Studi terhadap Tafsir al-Qur‟an (Telaah Surat al-Baqarah ayat 31-32).

Adapun ayat-ayat lain tidak menjadi objek penelitian penulis.

3. Pertanyaan Penelitian

Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tujuan pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?

2. Bagaimana materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?

3. Bagaimana metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tujuan pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.

2. Mengetahui materi pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.

3. Mengetahui metode pendidikan menurut QS. al-Baqarah ayat 31-32.

10

D. Kerangka Pemikiran

Konsep pendidikan menurut al-Qur‟an merujuk kepada informasi al-

Qur‟an mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas kepada

manusia semata yakni dengan menempatkan Allah sebagai pendidik yang Maha

Agung. Konsep pendidikan al-Qur‟an sejalan dengan konsep pendidikan Islam

yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib.

Tarbiyah berasal dari kata rabba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah

selaku murabbi (pendidik) sekalian alam. Kata rabb (Tuhan) dan murabbi

(pendidik) berasal dari akar kata seperti termuat dalam ayat al-Qur‟an:

Artinya:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”

(QS. al-Israa: 24).

Menurut Syed Naquib al-Attas yang pendapatnya dikutip Jalaluddin

(2003: 115), al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara,

menjaga, dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan

tumbuhan. Sedangkan Samsul Nizar (2001: 87), menjelaskan kata al-tarbiyah

mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan,

11

mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi

baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah.

Kata rabb dalam al-Qur‟an diulang sebanyak 169 kali dan dihubungkan

pada objek-objek yang sangat banyak. Pada rabb ini juga sering dikaitkan

dengan kata alam, sesuatu selain Tuhan. Pengkaitan kata rabb dan kata alam

tersebut seperti pada surat al-A‟raf ayat 61:

Artinya:

“Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun

tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam” (QS. al-A‟raf: 61).

Pendidikan diistilahkan dengan ta‟dib yang berasal dari kata kerja addaba.

Kata al-ta‟dib diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada

pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik (Samsul

Nizar, 2001: 90). Kata ta‟dib tidak dijumpai langsung dalam al-Qur‟an tetapai

pada tingkat operasional, pendidikan dapat dilihat pada praktek yang dilakukan

oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan pendidikan

islam, sejalan dengan tujuan Allah mengutus beliau kepada manusia yaitu untuk

menyempurnakan akhlak (Jalaluddin, 2003: 125). Allah juga menjelaskan, bahwa

sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan bagi kamu sekalian.

12

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan

kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. al-Ahzab:

21).

Pendidikan disebut dengan ta‟lim yang berasal dari kata „allama

berkonotasi pembelajaran yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan.

Dalam kaitan pendidikan ta‟lim dipahami sebagai proses bimbingan yang dititik

beratkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik (Jalaluddin, 2003:

133). Proses pembelajara ta‟lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-

Qur‟an ketika penciptaan Adam as. oleh Allah SWT. Adam as. sebagai cikal

bakal dari makhluk berperadaban (manusia) menerima pemahaman tentang

konsep ilmu pengetahuan langsung dari Allah SWT sedang dirinya (Adam as)

sama sekali kosong. Sebagaimana tertulis dalam QS. al-Baqarah ayat 31-32:

Artinya:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha

13

suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah

Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Baqarah: 31-32).

Dari ketiga konsep di atas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta‟lim dan

ta‟dib. Ketiga konsep tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan

teleologis (tujuan) dalam pendidikan islam sesuai al-Qur‟an yaitu membentuk

akhlakul karimah.

Pendidikan dalam konsepsi ajaran Islam merupakan manifestasi dari tugas

kekhalifahan ummat manusia di muka bumi. Manifestasi ini akan bermakna

fungsional jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul dapat di beri batasan-

batasan nilai moralitasnya, sehingga tugas kekhalifahan itu tidak justru berada di

luar lingkar nilai-nilai itu. Dan konsekuensinya, mengisyaratkan kepada manusia

agar dalam proses pendidikannya selalu cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari

sang Pendidik yang paling utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-

„alamiin dan sekaligus sebagai rab an-naas.

Pendidikan Islam memahami alam dan manusia sebagai totalitas ciptaan

Allah, sebagai satu kesatuan, di mana manusia yang diberi otoritas relatif untuk

mendayagunakan alam, tidak bisa terlepas dari sifat ar-rahman dan ar-rahim

Allah yang termasuk sifat ke-rubbubiyyahan-Nya. Oleh karena itu pendidikan

sebagai bagian pokok dari aktifitas pembinaan hidup manusia harus mampu

mengembangkan rasa kepatuhan dan rasa syukur yang mendalam kepada Khaliq-

14

nya. Sehingga beban tanggungjawab manusia tidak ditujukan kepada selain

Allah. Inilah sebenarnya makna tauhid yang mendasari segala aspek pendidikan

Islam.

Atas dasar ketauhidan tersebut, pendidikan Islam haruslah mendasarkan

orientasinya pada penyucian jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu

meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkatan ikhsan yang mendasari

seluruh kerja kemanusiaannya (amal sholeh).

Dari orientasi pendidikan Islam ini, maka asas pendidikan Islam tidak lain

adalah berupaya mengefektifkan aplikasi-aplikasi nilai-nilai agama yang dapat

menimbulkan transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia,

masyarakat, dan dunia pada umunya (Syamsul Arifin, 1996: 166-167).

Manusia adalah makhluk rohaniah, di samping ia juga makhluk jasmaniah,

biologis. Tiga potensi dasar yang dimiliki manusia sebagai khalifah adalah:

fitrah, unifikasi ruh dan jasad, dan kemampuan untuk berkehendak (qudrah, free

will) (Abdullah Abdurrahman Shalih, 1991: 170). Dalam dunia pendidikan

manusia dibedakan dari makhluk-makhluk lain semisal jin, malaikat, dan

binatang karena ketiga potensi dasar tersebut. Karena ketiga potensi dasar itu

pula manusia diberi amanat dan didaulat oleh Allah SWT untuk menjadi

khalifah-Nya di bumi ini (Suteja, 2009: 28).

Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Khalifah, baik Adam AS

maupun keturunannya diberi kepercayaan atau amanat untuk mengelola bumi

15

demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh umat manusia serta kemanusiaan.

Namun manusia sebagai khalifah Allah tidak mungkin melaksanakan tugasnya,

kecuali dibekali dengan potensi-potensi yang memungkinkan dirinya

mengemban tugas dan amanat tersebut. Al-Qur‟an menyatakan, manusia

memiliki karakteristik unik sejak mula manusia mempunyai fitrah baik. Manusia

tidak mewarisi dosa hanya akibat pengusiran Nabi Adam AS dari surga

(Abdullah Abdurrahman Shalih, 1991: 70).

Manusia yang dianggap layak sebagai khalifah tidak akan dapat

memegang tanggung jawab sebagai khalifah kecuali ia dilengkapi dengan

potensi-potensi yang memungkinkannya berbuat demikian. Al-Qur‟an

menyatakan bahwa, ada beberapa ciri yang dimiliki manusia sehingga layak

menjadi khalifah. Dari segi fitrahnya, manusia sejak lahir adalah baik dan tidak

mewarisi dosa Adam as. Ciri ketiga adalah manusia dikaruniai kebebasan

kemauan (iradah). Ciri keempat adalah akal yang memungkinkan manusia

melakukan pilihan antara baik dan buruk. Keempat ciri inilah yang membedakan

manusia sebagai khalifah dari makhluk-makhluk lain, dan tujuan tertinggi dari

pendidikan Islam adalah membina individu-individu yang akan menjadi khalifah

(Hasan Langgulung, 1995: 57-58).

16

E. Langkah-Langkah Penelitian

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi ke dalam lima langkah,

yaitu metode penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan di bawah ini:

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian skripsi ini adalah jenis data kualitatif yang

menyangkut data tentang masalah yang akan dibahas, yaitu Konsep

Pendidikan Islam.

2. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi sumber data ke dalam dua

bagian, yaitu:

a. Sumber data primer, yaitu literatur utama tentang pembahasan tafsir

Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 31-32, yaitu Tafsir al-Thabari, Tafsir al-

Baghawi Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Maraghi, Tafsir Fi Dhilal al-Qur‟an,

dan Tafsir al-Misbah.

b. Sumber data sekunder, yaitu literatur pelengkap yang sesuai dengan

pembahasan, yaitu Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Holistik Mengenai

Tujuan Pendidikan Nasional, Pengantar Filsafat Pendidikan, Ilmu

Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Pengantar Ilmu Tafsir, Metodologi

Tafsir al-Qur‟an, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.

17

3. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah tafsir tahlili, yaitu

penulis membahas ayat al-Qur‟an sesuai dengan tema atau judul yang telah

ditetapkan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik studi kepustakaan (Library

research), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi

obyek penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif untuk

selanjutnya akan dianalisis dengan pendekatan logika.

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-

Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1991. Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut al-

Qur‟an serta Implementasinya. Bandung: Diponegoro.

Azizy, Ahmad Qodri. 2000. Islam dan Permaslahan Sosial; Mencari Jalan Keluar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azra Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

al-Baidhowi, Nashiruddin Abi said Ibn Umar Muhammad al-Syaerozi. 1988. Tafsir

al-Baidhowi; Anwarul Tanzil wa Asrarul Ta‟wil. Bairut Libanon: Darul

Kutub al-Ilmiyah.

al-Baghdadi, Abu Fadl Syihabuddin Sayyid Mahmud al-Alusi. 2005. Ruhul Ma‟ani

Jilid VII. Beirut Lebanon: Darul Kutub al-„Ilmiyah.

al-Ghifari, Abu. 2002. Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern. Bandung:

Mujahid.

al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad al-Anshari. 2008. Tafsir al-

Qurthubi Jilid VI. Beirut Lebanon: Darul Fikr.

al-„Asqalani, al-Imam al-Hafidz ibnu Hajar. Fathul Bari bi Syarh Shahihul Bukhari”.

Bairut: Darul Maarif, tt.

__________. 2003. Bulughul Maram. Mesir: Darul „Aqidah.

al-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Ushulut Tarbiyah Islamiyah wa Asalibiha fi Baiti

wal Madrasati wal Mujtama', Cet. II, Terj., Shihabuddin. Jakarta: Gema

Insani Press.

al-Nawawi. 1982. Sahih Muslim bi Syarhi al-Nawawi Juz VII. Beirut: Darul Fikr.

al-Rifa‟i, Muhammad Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibn Katsir Jilid 3. Jakarta:

Gema Insani.

al-Thabari, Ja‟far Muhamaad ibn Jarir. 1996. Tafsir al-Thabari; Jami‟ul Bayan

Ta‟wilul Qur‟an. Bairut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Bahreisy, Salim. 1993. Terjemah Tafsir Ibn Katsir. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

86

Bahreisy, Hussein. 1980. Himpunan Hadits Pilihan: Hadits Shahih Bukhari.

Surabaya: al-Ikhlas.

Dewantara, Ki Hadjar. 1962. Karja Ki Hadjar Dewantara. Jogjakarta: Percetakan

Taman Siswa.

Drost, J. Mengajar adalah Mendidik. Kompas, 2 Mei 1998.

Gojali, Nanang. 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. STAIN Cirebon.

Hitami, Munzir. 2004. Menggagas Kembali Pendidikan Islam. Yogyakarta: Infinite

Press.

Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Latif, Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progressif.

Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

__________. 2009. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat at-Tarbawiy).

Jakarta: Rajawali Press.

Nur Uhbiyati & Abu Ahmadi. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Qardhawi, Yusuf. 1998. al-Quran Berbicara Akal dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta:

Gema Insani Press.

Sadulloh, Uyoh. 2007. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanaki, AH. Hujair. 2003. Paradigma Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat

Madani Indonesia. Yogyakarta: Safiria Insani Pers.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i atas berbagai

persoalan umat. Bandung: Mizan.

Shihab, Quraish. 2005. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur'an

Cetakan Ketiga, Vol. 9 . Jakarta: Lentera Hati.

Suteja. 2009. Pendidikan Berbasis al-Quran (Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan). Cirebon:

Pangger Press.

Syadid, Muhammad. 2003. Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam al-Quran.

Jakarta: Robbani Press.

87

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Taqiyuddin. 2008. Sejarah Pendidikan: Melacak Geneologi Pendidikan Islam

Indonesia. Bandung: Mulia Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia, 2003.

Widodo, Sembodo Ardi. 2008. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. Jakarta:

PT. Nimas Multima

Yasin, As‟ad, dkk. 2004. Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an: di Bawah Naungan al-

Qur‟an Jilid 8. Jakarta: Gema Insani Press.