padi sayarif

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya kecenderungan menurunnya produktifitas lahan. Di sisi lain sumber daya alam terus menerus menurun sehingga perlu di upayakan untuk menjaga kelestariannya. Demikian pula usahatani padi, agar usahatani padi dapat berkelanjutan maka teknologi yang di terapkan harus memperhatikan faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga agribisnis padi dapat terlanjutkan. Kegiatan praktek lapangan ini adalah kegiatan yang nyata yang dilaksanakan dilapangan tentang usaha yang dikelola oleh petani untuk mengetahui teknik budidaya tanaman padi sawah dan menambah wawasan tentang padi. Padi merupakan makanan pokok penduduk indonesia oleh karena itu di indonesia tidak sedikit yang membudidayakan tanaman padi. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana keterampilan pengembangan padi sawah 2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan budidaya padi sawah 3. Pemeliharaan padi sawah 1.2 Tujuan 1

Upload: aghoezz-blinkers

Post on 01-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Padi Sayarif

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya

kecenderungan menurunnya produktifitas lahan. Di sisi lain sumber daya alam terus

menerus menurun sehingga perlu di upayakan untuk menjaga kelestariannya. Demikian

pula usahatani padi, agar usahatani padi dapat berkelanjutan maka teknologi yang di

terapkan harus memperhatikan faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial, sehingga agribisnis padi dapat terlanjutkan.

Kegiatan praktek lapangan ini adalah kegiatan yang nyata yang dilaksanakan

dilapangan tentang usaha yang dikelola oleh petani untuk mengetahui teknik budidaya

tanaman padi sawah dan menambah wawasan tentang padi.

Padi merupakan makanan pokok penduduk indonesia oleh karena itu di indonesia

tidak sedikit yang membudidayakan tanaman padi.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana keterampilan pengembangan padi sawah

2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan budidaya padi sawah

3. Pemeliharaan padi sawah

1.2 Tujuan

Adapun tujuan diadakannya praktek lapangan ini adalah psebagai berikut:

1.      Menambah keterampilan didalam pengembangan padi sawah

2.      Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang budidayapadi sawah

3.      Menambah pengetahuan tentang pemeliharaan padi sawah

1.3 Manfaat

Adapun manpaat yang didapat selama dilaksanakannya parktek lapangan adalah

sebagai berikut:

1. Dapat megetahui cara-cara pengendalian hama dan penyakit yang menyerankan

tanaman padi

2.   Dapat mengetahui struktur tanah yang baik untuk tanaman padi sawah

3.   Dapat mengetahui cara-cara membudidayakan tanaman padi sawah

1

Page 2: Padi Sayarif

BAB IIPROFIL BPTP GORONTALO

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROVINSI GORONTALO

Sejarah BPTP

2

 Kementerian Pertanian

 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo

PROFIL

Page 3: Padi Sayarif

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo sebagai unit pelaksana teknis

Kementerian Pertanian memiliki tupoksi melaksanakan pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. Dalam pelaksanannya BPTP Gorontalo

mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian dan Program Pembangunan Pertanian

Provinsi Gorontalo. BPTP Gorontalo pada awalnya adalah sebagai Satuan Kerja Pengkajian

Teknologi Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 104/Kpts/KU.610/2/2003 tanggal 5 Pebruari 2003 dan SPAAP Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 1/031/A.21/01/2003 tanggal 1 Januari 2003, sebagai respon

Depertemen Pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian atas terbentuknya propinsi

Gorontalo. Sejak tanggal 1 Maret 2006 berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.

16/Permentan/ OT.140/3/2006, berubah dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP).Tugas pokok BPTP adalah melaksanakan kegiatan pengkajian,

perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

Dasar Pembentukan BPTP Gorontalo :

Permentan No. 16/Permentan/ OT.140/ 3/2006 tanggal 16 Maret 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

SK Menteri Pertanian No. 394/Kpts/ Kp.330/6/2006, bulan Juni 2006 tentang

Penunjukan Kepala BPTP Gorontalo.

3

Page 4: Padi Sayarif

Struktur Organisasi BPTP Gorontalo sebagai berikut :

Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo merupakan bagian

integral dari visi pertanian dan pedesaan 2020; ruh, visi, dan misi pembangunan pertanian

2010 – 2014; visi dan misi Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014; serta visi dan misi Balai

Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) yang dirumuskan untuk

menggali dan menyampaikan persepsi yang sama mengenai masa depan pembangunan

pertanian dan pedesaan. Persepsi tersebut diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran

BPTPGorontalo dalam merealisasikan tujuannnya. Oleh karena itu, dalam mengemban

tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna

spsesifik lokasi di Provinsi Gorontalo, maka BPTP Gorontalo harus mempunyai visi yang

bersifat futuristik dan mampu menjadi akselerator kegiatan penelitian pengkajian dan

perakitan teknologi pertanian spesifik lokasi. Berdasarkan hal tersebut, BPTP Gorontalo

menetapkan Visi yaitu “Menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi

pertanian spesifik lokasi yang unggul dan berkelanjutan dalam mendukung program strategis

Kementrian Pertanian dan pembangunan agropolitan Provinsi Gorontalo”.Sedangkan misi

BPTP Gorontalo merupakan pernyataan mengenai garis besarkiprah utama BPTP dalam

mewujudkan visi di tersebut. Untuk itu, BPTP Gorontalo menetapkan Misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengkajian, pengembangan, penyebarluasan dan pendayagunaan

inovasi pertanian spesifk lokasi yang berorietasi agribisnis.

4

Page 5: Padi Sayarif

2. Memperkuat keterpaduan peneliti/pengkaji, penyuluh dan stakeholder lainnya dalam

rangka peningkatan kesejahteraan petani.

3. Melaksanakan dan mengembangkan program strategis Kementerian Pertanian dan

Agropolitan Propinsi Gorontalo .

Tujuan dan Sasaran

Sesuai mandat Badan Litbang Pertanian kepada BPTP Gorontalo untuk melakukan

pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi maka tujuan BPTP

Gorontalo adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem.

2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem.

3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian unggulan spesifik agroekosistem.

Sasaran :

1. Tersedianya inovasi pertanian unggulan.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi pertanian.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi

dan pendayagunaan inovasi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

Kebijakan, Program, dan Kegiatan-Kegiatan BPTP Gorontalo

Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian yang telah

dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014, maka BPTP

Gorontalomenetapkan kebijakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian sebagai

berikut:

1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan pengembangan

berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada potensi sumberdaya

wilayah.

2. Meningkatkan kuantitas/kualitas iinformasi, media dan lembaga diseminasi inovasi

pertanian.

5

Page 6: Padi Sayarif

3. Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk memperluas

jejaring kerjasama.

4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian.

5. Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.

Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, program BPTP Gorontalo yang

dilaksanakan dalam kurun waktu 2010 – 2014 dengan satu program yaitu: Program

Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian.Untuk

mengimplementasikan mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa

kegiatan utama dan indikator, yaitu :

1. Pengkajian inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem, dengan indikator

utama jumlah inovasi pertanian.

2. Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah

jenis materi inovasi.

3. Pendampingan program strategis pembangunan pertanian wilayah, dengan indikator

utama jumlah program strategis pembangunan pertanian wilayah yang mencapai

sasaran.

4. Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan pertanian wilayah, regional

dan nasional, dengan indikator utama jumlah rekomendasi.

5. Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan

pendayagunaan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah laporan kerjasama

pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian.

6. Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian, dengan indikator utama jumlah sinergi operasional pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian.

7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak) /petunjuk teknis (juknis) pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah juklak/juknis.

8. Penguatan manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi instituís,

dengan indikator utama jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta

administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.

9. Peningkatan kualitas manajemen institusi, dengan indikator utama jumlah dokumen

pedoman penerapan ISO 9001:2008

6

Page 7: Padi Sayarif

10. Pengembangan kompetensi SDM, dengan indikator utama jumlah SDM yang

meningkat kompetensinya.

11. Peningkatan pengelolaan laboratorium, dengan indikator utama jumlah laboratorium

yang produktif.

12. Peningkatan pengelolaan kebun percobaan, dengan indikator utama jumlah kebun

percobaan yang produktif.

13. Peningkatan pengelolaan website dan database, dengan indikator utama Jumlah

website dan database yang ter-update secara berkelanjutan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , BPTP Gorontalo didukung dengan sarana

prasarana antara lain: Gedung Kantor, 1 Gedung Peneliti, 1 Gedung Perpustakaan Digital, 1

Gedung Aula, 1 Gudang benih UPBS, 1 Guest house, rumah dinas jabatan kepala balai dan

13 rumah dinas (sementara). Jumlah SDM sampai tahun 2011 berjumlah 46 orang pegawai,

dimana 9 orang fungsional peneliti, 12 orang peneliti non fungsional, 3 orang penyuluh non

fungsional, 6 orang teknisi lapangan, 10 orang administrasi dan 6 orang tenaga

honorer/kontak bagian rumah tangga.Jumlah pegawai sampai Desember 2011 sebagai

berikut:

No. Bidang/Seksi/Kelji 

Pendidikan

JumlahS3 S2 S1

SM/D3

SLTA

SLTP/SD

1 Sub Bagian Tata Usaha - - 3 1 10 2 16

2 KSPP - - 2 - 6 - 8

3 Kelji Budidaya dan Pasca Panen - 5 10 - - - 15

4 Kelji Sumber Daya dan Sosek - 4 3 - - - 7

Jumlah - 9 18 1 16 2 46

Keterangan : 2 honorer, 2 harian kontrak, 2 satminkal, 1 titipan, 3 staf S3 dan 2 Staf S2

Kegiatan yang telah dilakukan oleh BPTP Gorontalo semenjak berdirinya (2003 - 2011)

dalam mendukung program pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo antara lain :

7

Page 8: Padi Sayarif

1. Peta AEZ Kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Utara, yang melengkapi peta AEZ

sebelumnya (Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Boalemo) yang dijadikan salah satu

acuan dalam penyusunan pewilayahan komoditas.

2. Penyusunan rekomendasi pemupukan padi sawah sebanyak 187 desa di 19 kecamatan,

sedangkan untuk jagung sebanyak 184 desa di 18 kecamatan sepropinsi Gorontalo dan

menjadi acuan dalamrekomendasi pemupukan spesifik lokasi padi dan jagung di Propinsi

Gorontalo.

3. Pengembangan teknologi integrasi ternak sapi-jagung.Dampak pengkajian tercermin pada

antusiasme para petani/peternak di sekitar lokasi pengkajian untuk ikut-serta sebagai

petani kooperator. Berdasarkan wawancara terhadap penerimaaan usahatani integrasi

tanaman – ternak dengan B/C ratio di atas 1,3 dengan nilai kualitatif positif terhadap

dayadukung lahan (keawetan produktivitas lahan) sehingga kegiatan ini dapat berdampak

secara efektif bagi pendapatan dan kesejahteraan petani/peternak

4. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian

(Primatani). Keberhasilan suatu kegiatan diukur dari manfaat serta dampak yang

ditimbulkan sesudah kegiatan tersebut. Sejumlah manfaat signifikan dari Primatani

Biyonga yaitu diadopsinya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah khususnya

penggunaan varietas-varietas unggul baru berlabel serta sistem tanam jajar legowo 2:1

dan 4:1. Keberhasilan lain adalah ditetapkannya Biyonga sebagai wilayah / desa inovasi

teknologi padi sawah irigasi sehingga dijadikan tempat show window padi sawah, studi

banding maupun praktek lapang. Keberhasilan dalam aspek budidaya tersebut ditunjang

oleh aspek penyediaan benih berkualitas berupa kemudahan perolehan benih melalui

kelompok penangkar yang dibentuk sebagai salah satu seksi usaha dalam Gapoktan.

Kelembagaan kelompok penangkar tersebut telah berkembang dengan tidak hanya

menjadi pemasok kebutuhan benih di Biyonga dan diluar desa. Penangkar tersebut juga

telah membentuk sub kelompok binaan penangkar diluar Biyonga yang bertujuan

memperluas jaringan pemasaran benih.

5. Primatrans, merupakan duplikasi dari Primatani yang dikelola oleh transmigrasi dan

didampingi oleh BPTP. Pendampingan dan pengembangan kelembagaan, berdampak

makin seringnya diadakan pertemuan diantara warga sehingga mereka berdiskusi, tukar

pendapat dan berinteraksi satu sama lain. Peningkatan pengetahuan petani mengenai

budidaya jagung, hortikultura, kakao dan buah-buahan yang diperoleh baik dari pelatihan,

pendampingan, diskusi maupun melalui buku yang disediakan di klinik agribisnis. Hasil

evaluasi pendapatan transmigran mulai mengalami peningkatan yang semula memiliki

8

Page 9: Padi Sayarif

pendapatan Rp 9.844.499/KK/tahun menjadi Rp. 12. 626.710/KK/tahun. Akses petani

terhadap saprodi semakin mudah dengan didirikannya koperasi “Prima Trans”.

6. Klinik Teknologi Pertanian di Desa Puncak, Kecamatan Pulubala, Kab. Gorontalo.

Setelah pelaksanaan kegiatan Klittan, hingga saat ini sistem pengelolaan usahatani

jagung di Desa Puncak sudah diwarnai oleh penerapan teknologi spesifik lokasi yang

semakin baik dan telah dilaksanakan secara terpola dari musim ke musim.

7. Penyebaran varietas unggul baru padi sawah (VUB).Pada tahun 2007-2008 dilakukan

penangkaran varietas unggul Mekongga di lokasi Primatani, dalam perkembangannya

hingga tahun 2009 diperkirakan telah ditanam pada 15-25% dari luas pertanaman padi

sawah di Propinsi Gorontalo. Varietas Inpari-3 dan inpari-4 telah berkembang melalui

jalur benih antar lapang dengan sistem pertukaran hasil gabah dengan benih sebanyak 19

titik dengan luas 18,3 ha untuk varietas Inpari-3 melalui penangkar AmrullahHasiru di

Desa Lamahu, Kabupaten Bone Bolango dan penangkar Sura Adam I Desa Iloheluma,

Tilongkabila, Kabupaten BoneBolango dan 15 titik dengan luas 5,35 ha untuk varietas

Inpari-4 melalui penangkar Umar Latekka di Desa Toluwaya, Bulango Timur,

Kabupaten Bone Bolango. Sebanyak 723 kg benih Inpari-3 kelas SS pada 43 lokasi

dengan luas 44,4 ha dan 162 kg benih Inpari-4 pada 72 lokasi dengan luas 7,7 ha

menyebar sekabupaten/kota Gorontalo melalui BPTP Gorontalo.

8. Gelar Teknologi Hortikultura. Gelar Teknologi ini dikunjungi oleh beberapa stakeholder

baik pemda propinsi, kunjungan staf ahli menteri, serta menjadi tempat praktek siswa

SMK Pertanian. Sebagai dampak dari kegiatan Gelar Teknologi Hortikultura terutama

adalah semakin terperhatikannya pengembangan usaha hortikultura yang di kawasan ini

dengan menetapkan Desa Permata sebagai Kawasan Hortikultura.

9. Penyebarluasan juknis, leaflet, dan poster teknologi pertanian keseluruh BPP dan kepada

sekitar 300 PPL di Propinsi Gorontalo. Penyebaran buku leaflet baik kepada BPP,

penyuluh, dan petani menyabkan banyak animo petani ataupun para PPL untuk

berkomunikasi langsung dengan BPTP, hal ini tercermin dari banyaknya permintaan

pelatihan atau memberi materi pada acara pelatiha yang dilaksanakan pada kegiatan

FMA di tingkat petani.Disamping itu penyebaran poster Inpari-3 menyebabkan banyak

pemintaan akan benih Inpari-3, sehingga pada musim tanam 2009 dan 2010 sudah

tersebar keberbagai lokasi di Propinsi Gorontalo. Penyebaran poster sistem tanam

legowo juga sangat bermanfaat dalam mempercepat adopsi teknologi pada pelaksanaan

SPTT padi. Pada 2011, Perbanyakan dan distribusi materi diseminasi sebanyak 500

eksemplar booklet (5 judul); 2000 eksemplar poster (4 judul) dan 1000 eksemplar leaflet

9

Page 10: Padi Sayarif

(2 judul). Semua cetakan tersebut disalurkan ke seluruh BP4K dan BP3K se-Provinsi

Gorontalo

10. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (UPPTIP)

atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI)

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usahatani melalui pemberdayaan

dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk

mengembangkan usaha agribisnis dan kemitraan dengan sektor swasta secara optimal

dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pelaku usahatani

secara berkelanjutan. BPTP melakukan pendampingan terhadap kelompok tani FMA di 4

Kabupaten pelaksana FEATI (Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo dan Pohuwato) antara

lain Narasumber pelatihan penyuluh, Pemateri pelatihan FMA, Penyebaran Materi-

materi Teknologi, Demplot Teknologi di 4 Kabupaten.

11. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Tujuan pelaksanaan kegiatan PUAP adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan

menciptakan lapangan kerja diperdesaan, meningkatkan kemampuan pelaku usaha

agribisnis, memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan dan

meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi mitra lembaga

keuangan.Setiap gapoktan/desa mendapat bantuan modal sebesar Rp.100 juta.Jumah

desa yang mendapatkan Program PUAP tahun 2008 sebanyak 132 desa, tahun 2009

sebanyak 113 Desa, dan 2010 sebanyak 91 desa meliputi kabupaten Gorontalo,

Pohuwato, Bone Bolango, Gorontalo Utara, Boalemo dan Kota Gorontalo. Tahun 2010

Gapoktan Kota Gorontalo menjadi juara I PUAP tingkat nasional.

12. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi dan Jagung di Kab. Bone

Bolango, Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo dan

Kota Gorontalo. Program SL-PTT ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan

pendapatan petani.Model pendampingan BPTP pada pelaksanaanSL-PTT di Provinsi

Gorontalo antara lain melalui Display Varietas Unggul Baru, Penyebaran Materi

Teknologi, Narasumber Pelatihan Pemandu Lapang/Penyuluh dan Narasumber

pelaksanaan SL-PTT, Demfarm PTT Padi 5 ha tiap Kabupaten sebanyak 60% dari unit

SL-PTT di Gorontalo. Produktivitas VUB padi pada kegiatan demfarm dan display di 6

kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel berikut:

10

Page 11: Padi Sayarif

No VarietasProduktivitas (t/ha)

KeteranganPadi Jagung

1 Inpari 3 5,2 - 7,3 - Demfarm2 Inpari 4 5,2 - 9,0 - Demfarm3 Inpari 6 5,6 - 8,1 - Demfarm4 Inpari 10 6,2 - 8,0 - Demfarm5 Inpari 13 6,3 - 9,2 - Demfarm6 Inpari 2 - -7 Inpari 3 5,7 - Display8 Inpari 4 6,8 - Display9 Inpari 6 5,6 - Display10 Inpari 7 7,8 - Display11 Inpari 8 7,8 - Display12 Inpari 9 7,6 - Display13 Inpari 10 7,0 - Display14 Inpari 11 5,9 - Display15 Inpari 13 7,6 - Display16 Bima-3 - 8,2 Demfarm17 Bisi-2 - 7,4 Demfarm

13. Dari berbagai kegiatan diseminasi PTT Padi sawah telah tersebar komponen teknologi PTT khususnya varietas unggul baru hasil Badan Litbang Peranian sebagai berikut :

NoJenis

Tanaman (Varietas)

Kota Gorontalo

(Ha)

Kab. Gorontal

o (Ha)

Kab. Boalemo

(Ha)

Kab. Pohuwato

(Ha)

Kab. Bone

Bolango (Ha)

Kab. Gorontalo Utara

(Ha)

Jumlah(Ha)

1 Bondoyudo - 71,20 36,00 - - - 107,202 Cibogo 96,80 16,87 215,60 - 76,50 405,773 Cigeulis 111,60 1.061,77 140,00 112,65 90,72 57,50 1.574,244 Ciherang 310,50 3.311,20 1.648,00 934,38 60,91 157,50 6.422,495 Ciliwung - - - 1.048,00 - - 1.048,006 Cimelati - - 43,00 - - - 43,007 Cisantana - - 6,00 - - - 6,008 Inpari 1 - - 26 15 - - 419 Inpari 3 55 100 17 311 40 17 54010 Inpari 4 - 70 6 207 - 134 41711 Inpari 6 - 10 - 20 - 17 4712 Inpari 8 - - 26 - - - 2613 Inpari 9 - - 26 15 - - 4114 Inpari 10 - 22 - 153 - - 17515 IR 64 1,80 7,30 275,00 475,45 26,10 - 785,6516 Luk Ulo - 20,00 48,00 - - - 68,0017 Mekongga 202,00 6.553,78 982,00 394,75 96,00 63,00 8.291,53

18Tukad Balian - 154,60 25,00 - - - 179,60

11

Page 12: Padi Sayarif

19 Way Apo - 8,61 53,00 202,45 - 64,00 328,06

JUMLAH 777.7 11.406,73 3.357 4.103,85 313.73 586.5 20.546,54% VUB Badan Litbang

82.7 % 86.31 % 84.3 % 74.6 % 17 % 11.19 %

% Kontribusi BPTP

39.22 % 60.33 % 31.51 % 40.48 % 12.3 % 5.51 %

Potensi lahan sawah di Provinsi Gorontalo adalah 28.254 ha.Dari potensi tersebut seluas

20.546 ha atau 73 % telah ditanami varietas unggul dari Badan Litbang Pertanian. BPTP

Gorontalo cukup berperan dalam distribusi inovasi teknologi terutama komponen

varietas unggul baru dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dengan memberikan kontribusi

sebesar 11.331 ha atau 40,1% khususnya untuk varietas Mekongga, Tukad Balian,

Cigeulis dan Inpari. Persentasi sebaran varietas Badan Litbang Pertanian di Provinsi

Gorontalo terlihat pada tabel di atas.

14. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Gorontalo telah dirintis sejak tahun 2006,

namun dukungan dana/pembiayaan masih berasal dari Koperasi Pegawai Negeri BPTP

Gorontalo, dan mulai TA 2011 telah dibuat Surat Keputusan (SK) pembentukan UPBS

BPTP Gorontalo. Lahan BPTP Gorontalo yang dapat dimanfaatkan untuk UPBS seluas ±

4 ha untuk komoditas Padi Sawah. Sampai bulan Juni 2011 pemanfaatan lahan UPBS

baru berkisar 1.5 ha dari dana APBN, sisanya ± 2.5 ha masih dikelola oleh Koperasi

BPTP Gorontalo. Kedepan luas lahan sebesar ± 4 ha tersebut akan dimanfaatkan

seluruhnya oleh UPBS. Varietas Unggul Baru Padi yang dikembangkan oleh UPBS

adalah Inpari 3, 4, 6, 8, 10, 13, dan Tukad Balian. TA 2011 telah dibangun Gudang

Benih UPBS dan lantai jemur guna mendukung pelaksanaan perbenihan BPTP

Gorontalo. Total Produksi Benih Padi Tahun 2011 sebanyak 12,86 ton Varietas Inpari 3,

4, 7, 10 dan Inpari 13. Hasil produksi benih ini didistribusikan untuk keperluan

pendampingan SL-PTT berupa Display VUB, distribusi ke petani penangkar, dan PT

Sang Hyang Seri.

15. Pada tahun 2010 – 2014, BPTP Gorontalo akan lebih mengarahkan kegiatan-kegiatan

pada : a). Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian (SL-PTT, Gernas

Kakao,Kawasan Hortikultura dan PSDS), b). Peningkatan indeks panen baik dilahan

optimal maupun sub optimal, c). Pengembangan integrasi ternak dengan jagung, padi,

dan kakao, d). Percepatan penyebarluasan VUB tanaman pangan dan hortikultura e).

Meningkatkan penyebarluasan paket teknologi spesifik lokasi baik ke PPL, petani,

12

Page 13: Padi Sayarif

institusi, atau stakeholder lainnya dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk

elektronik, f). Pengembangan inovasi dan penyebaran informasi teknologi pertanian g)

Kegiatan penelitian dan pengkajianh). Pengembangan UPBS, Peningkatan Diversivikasi

Pangan, M-KRPL (Model Kawasan Rumah Pangan Lestari),dan MP3MI (Model

Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi).

16. Untuk meningkatkan peran BPTP di Propinsi Gorontalo, dilakukan kerjasama program

antara lain :a)Rancang Bangun dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Provinsi

Gorontalo bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (dilaksanakan

2011) b) Peningkatan Indeks Panen Padi dari 200 menjadi IP 300 di Kabupaten

BoneBolangobekerjasama dengan Pemda Kabupaten Bone Bolango, c) Pengembangan

benih jagung hibrida, bekerjasama dengan Pemda KabupatenGorontalo Utara, d).

Pengembangan benih padi sawah inbrida, bekerjasama dengan PT. Shangyangseri dan

Pemda Kabupaten Gorontalo.Pada TA 2011 telah dilaksanaan kerjasama penyusunan

profil dan road map pengembangan kawasan hortikultura di Kabupaten Bone Bolango,

Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato berkerjasama

dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo.

17. Pada Tahun 2011 dilakukan Kajian pola dan faktor penentu distribusi penerapan inovasi

pertanian spesifik lokasi di provinsi gorontalo. Hasil wawancara pada 120 petani

responden di 4 Kabupaten lokasi penelitian bahwa umumnya pola distribusi inovasi

teknologi yang diinginkan petani responden adalah dari Balit komoditas ke BPTP,

melalui PPL dan langsung ke petani. Disamping itu 37% petani responden juga memilih

pola yang sudah ada sekarang (Balit-BPTP-Dinas/Bakorluh-BP4K/BP3K-Poktan-Petani)

sebagai pola yang masih efektif saat ini. Sedangkan metode yang efektif menurut

pendapat petani responden umumnya adalah melalui dempot (60%)

13

Page 14: Padi Sayarif

BAB III PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat

1.   Waktu

Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 April

2012 sampai dengan 2 Juli 2013

2.   Tempat

Kegiatan praktek lapangan  ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian BPTP Gorontalo yang beralamat di :

Desa                         : Iloheluma

Kecamatan               : Tilongkabila

Kabupaten                : Bonebolango

Provinsi                    : Gorontalo

Pelaksanaan praktek lapangan budidaya padi sawah di BPTP Gorontalo meliputi

kegiatan:

1.      jadwal kegiatan

2.      Jadwal Pembelajaran

3.      Daftar Peserta Praktek Lapangan

2.2 Teknik produksi budidaya tanaman padi sawah

Budidaya padi sawah di mulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan,

penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen.

1.      Persiapan bahan tanam

Kegiatan untuk mendapatkan bahan tanam yang baik meliputi:

a.   Pemilihan benih

Salah satu cara untuk memilih benih yang baik yaitu dengan cara di rendam dengan

air, ciri bahwa benih tidak hampa yaitu benih terendam di dalam air sedangkan benih yang

hampa terapung, benih yang terapung dibuang.

b.   Merendam benih

Setelah pemilihan benih selesai benih direndam selama 24 jam, apabila alat yang

digunakan mengandung oksigen/menggunakan air yang sedikit maka setiap 12 jam airnya di

14

Page 15: Padi Sayarif

ganti,karena O2 yang ada dalam air habis. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk

mempercepat tumbuhnya calon akar, Ciri bahwa benihselesai di rendam  yaitu benih

membengkak.

c.   Memeram benih

Setelah benih di rendam selama 24 jam selanjutnya benih diperam selama 48 jam, alat

untuk memeram sebaiknya menyerap air seperti karung goni. Selama pemeraman, benih

ataupun wadah benih harus selalu lembab, ciri bahwa pemeraman selesai yaitu muncul titik

putih atau calon akar pada permukaan benih.

d.  Persiapan bedengan persemaian

Sebelum benih di semai dibuat bedengan dengan lebar 1,25 m, tinggi 15-30 cm, dan

panjang di sesuaikan, luas persemaian yaitu 3-5 % dari luas lahan yang akan di tanami,

setelah itu di pupuk dengan pupuk organik.

 Syarat bedengan:

Jauh dari pemukiman penduduk

Dekat dengan air

Mudah di jangkau

Menghadap Timur Barat

Untuk memperoleh bibit yang baik persemaian perlu dilakukan pemupukan

berimbang  dengan urea 10 gr/m2, kcl 5 gr/m2dan SP-36 sebanyak 7,5 gr/m2 ditabur merata

pada bedengan 1-2 hari sebelum tabur benih.

e.  Persemaian

Tanaman padi di semai dengan cara ditaburkan di atas permukaan bedengan sebanyak

± 2 genggam/m2, dengan jarak 10 cm dari samping kiri dan kanan. Setelah itu ditutup dengan

mulsa untuk mengurangi sinar matahari yang masuk yang akan menyebabkan tanaman padi

mati, pada musim panas sebaiknya tanaman padi disiram setiap hari karena padi sangat

membutuhkan air yang banyak untuk tumbuh. 

2.   Persiapan lahan

Kegiatan persiapan lahan di mulai dari:

a.  Pembersihan lahan

Sebelum dilakukan pengolahan tanah jerami harus di potong terlebih dahulu untuk

memudahkan pengolahan tanah, jerami yang ada di lahan dan gulma-gulma yang ada di lahan

di potong lalu dibenamkan untuk menambah kesuburan tanah.

15

Page 16: Padi Sayarif

b.  Perbaikan tanggul dan saluran air

Perbaikan tanggul bertujuan untuk mengokohkan tanggul/pematang supaya tidak

mudah jebol.

Langkah-langkahnya yaitu:

 Pematang yang sudah lama dibersihkan

Setelah itu dibuat pematang yang baru

Pematang sebaiknya tidak terlalu lebar untuk mencegah supaya tidak menjadi sarang

tikus, Setelah itu saluran air  yang masih belum lancar di perbaiki.

c.  Pengolahan tanah

Sebelum tanah dibajak sebaiknya sawah di airi/digenangkan selama satu minggu agar

sisa jerami mudah membusuk, menghambat tumbuhnya gulma dan tanah menjadi lebih

lembut sehingga mudah di olah, setelah itu lahan dibajak dengan menggunakan handtractor,

cangkul atau hewan ternak. Setelah itu digenangkan selama satu minggu lalu di garu,

sebelum dilakukan penggaruan sebaiknya lahan di keringkan untuk memudahkan penggaruan

lalu di garu, biasanya penggaruan dilakukan dua kali supaya tanah betul-betul hancur.

3.   Penanaman

Penanaman dilakukan pada saat tanaman telah berumur 20-25 hst, dengan cara pindah

cabut. Tanaman padi ditanam di lahan sawah biasanya menggunakan sistem jajar legowo

dengan perbandingan (2 : 1) dapat dilihat pada gambar A dengan jarak tanam 12,5 x 25 x 50

cm, dan perbandingan (4:1) dengan ukuran 12,5 x 25 x 25 x 50 cm pada gambar B

Gambar A Gambar B

Keterangan : Gambar A = jajar legowo perbandingan 2:1

Gambar B = jajar legowo perbandingan 4:1

16

Page 17: Padi Sayarif

Adapun keuntungan dengan menggunakan sistem jajar legowo yaitu:

memudahkan dalam pemeliharaan

menambah populasi tanaman

Penanaman dilakukan pada saat kondisi lahan macak-macak atau becek supaya

tanaman tidak mudah roboh. jumlah bibit perlubang tanam sebanyak 1-2 bibit dengan

kedalaman 3-5 cm. Kedalaman tanam jangan terlalu dangkal karena tanaman akan mudah

roboh dan jangan terlalu dalam karena perkembangan anaknya lambat dan akan berkurang,

adapun populasi tanaman per hektar (ha) sebanyak 160.000 Rpn untuk jarak tanam 25 x 25

cm dan 250.000 Rpn untuk jarak tanam 23 x 23 cm. 

4.  Pemeliharaan

a.  Penyiangan

Penyiangan dilakukan sebanyak 2-3 x yaitu pada saat tanaman berumur 15, 35, dan 45

hari. Dua hari setelah dilakukan penyiangan tanaman di pupuk.

Penyiangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu;

 Secara manual (Tradisional) yaitu dicabut dengan tangan.

Dengan alat sederhana bulusan yang terbuat dari kayu (sekaligus untuk

menggemburkan tanah)

Dengan Herbisida

Pada saat penyiangan sebaiknya lahan dikeringkan supaya lebih mudah dalam

penyiangan. 

b.  Pemupukan

Pemupukan pada tanaman padi terbagi atas dua macam yaitu pupuk Dasar dan NPK,

pemupukan dasar diberikan pada saat penanaman atau sebelum tanam sedangkan pemupukan

NPK di berikan pada saat tanaman berumur 20 – 25 hari dan 30 – 40 hari dengan dosis urea

200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan Kcl 50-100 kg/ha.

c.   Pengendalian hama dan penyakit

Adapun penyakit utama pada tanaman padi sawah yaitu :

17

Page 18: Padi Sayarif

1. Keong mas

Keongmas menyerang tanaman padi sejak di persemaian maupun tanaman

berumur dibawah 4 MST. Pada tanaman tua (di atas 4 MST) keongmas cenderung

merusak anakan padi. Peningkatan populasi hama keongmas sangat cepat. Proses

perkembangan telur hingga menetas menjadi siput-siput kecil membutuhkan waktu 7–

14 hari dan jumlah telur yang menetas mencapai 80%. Hama ini terbilang ganas dan

keongmas muda (ukuran kecil sampai sedang) tergolong paling ganas menyerang

tanaman padi baik di persemaian maupun tanaman padi di sawah, dibandingkan dengan

keongmas dewasa.

Cara Pengendalian

Hama keongmas termasuk sulit untuk dibasmi secara tuntas. Bila pengendalian

dilakukan dengan menggunakan pestisida, keongmas memang dapat terbunuh, tetapi

cangkang atau rumahnya akan tertinggal di dalam tanah dan menimbulkan masalah

bagi petani yaitu melukai telapak kaki apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga

petani perlu kegiatan tambahan untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah

diberi pestisida. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (tahun 1999 dan 2000)

menunjukkan bahwa pengendalian dengan bahan kimia, biologi, dan mekanik secara

statistik tidak berbeda nyata. Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan kerja,

mudah dilaksanakan, dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan cara

pemungutan berkala (seminggu 3 kali), pemberian umpan perangkap, pemasangan

perangkap telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara pengendalian di atas,

mampu mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak menimbulkan

kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya berada di bawah ambang ekonomi.

2. Hama Putih Palsu

Hama putih palsu jarang menjadi hama utama padi. Serangannya menjadi berarti

bila kerusakan pada daun pada fase anakan maksimum dan fase pematangan mencapai

> 50%. Tanda-tanda Serangan Kerusakan akibat serangan larva hama putih palsu

terlihat dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman (Gb. 1). Larva (Gb. 2)

makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah

daun yang berwarna putih. Siklus hidup hama ini berkisar 30-60 hari. Tanda pertama

adanya infestasi hama putih palsu adalah kehadiran ngengat berwarna kuning coklat

yang memiliki tiga buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian

sayap depan. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segi tiga

Cara Pengendalian

18

Page 19: Padi Sayarif

Untuk mengendalikan hama putih palsu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Upayakan pemeliharaan tanaman sebaik mungkin agar pertanaman tumbuh secara

baik, sehat, dan seragam.

2. Gunakan insektisida (bila diperlukan) berbahan aktiffipronil atau karbofuran.

3. Jangan menggunakan insektisida sampai tanaman berumur 30 hari setelah tanam

pindah atau 40 hari sesudah sebar benih.

4. Tanaman padi yang terserang pada fase ini dapat pulih apabila air dan pupuk

dikelola dengan baik.

BAB III     PENUTUP

19

Page 20: Padi Sayarif

3.1 Kesimpulan

Dengan di adakannya praktik lapangan budidaya padi sawah penulis

mendapatkan pengalaman belajar, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta

menambahkan wawasan tentang budidaya padi sawah

       

3.2 Saran

            Saran yang dapat disampaikan oleh penulis setelah melaksanakan Praktek

lapangan antara lain :

- Untuk memudahkan pemeliharaan sebaiknya penanaman Padi Sawah sistem Legowo

(2:1, 4:1).

- Pengendalian hama tanaman padi sebaiknya menggunakan sistem ramah lingkungan

(PHT).

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Padi Sayarif

Badan Litbang Pertanian, 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Balitbang pertanian. Departemen pertanian.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. petunjuk teknis lapang

Badan penelitian pengembangan pertanian 2008. Teknologi budidaya padi. Petunjuk teknis lapang.

Mugnisjah W.Q. Setiawan A. 2006. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.

Ngapio, 2010, BBU, kepala laboratorium pengamat hama dan penyakit, kab.Musi rawas.

Soemartono Dkk, 1974 “bercocok tanaman padi” CV Yasaguna Jakarta

Tohirin, 2010, Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabinet Produksi Tanaman Pangan, Musi Rawas

21

Page 22: Padi Sayarif

22