slptt padi

38
1 INOVASI TEKNOLOGI PADI Pemerintah bertekad mempercepat upaya peningkatan produksi padi nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini diimplementasikan, antara lain, melalui program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dimulai pada tahun 2007 hingga 2009, program P2BN ditargetkan mampu meningkatkan produksi beras 5% setiap tahun. Salah satu strategi yang diterapkan dalam program P2BN adalah meningkatkan produktivitas padi melalui penerapan inovasi teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi, di antaranya varietas unggul yang sebagian di antaranya telah dikembangkan oleh petani. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan dan mengembangkan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi. Dalam upaya pengembangan PTT secara nasional, Departemen Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. Panduan SL-PTT padi ini dimaksudkan sebagai: (1) acuan dalam pelaksanaan SL-PTT padi dalam upaya peningkatan produksi beras pada tahun 2008 di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; (2) pedoman dalam koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program peningkatan produksi padi melalui SL-PTT antara di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota; (3) acuan dalam penerapan komponen teknologi PTT padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung upaya peningkatan produksi; dan (4) pedoman dalam peningkatan produktivitas, produksi, pendapatan, dan kesejahteraan petani padi.

Upload: ahmadyahdin

Post on 30-Nov-2015

452 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

INOVASI TEKNOLOGI PADI

Pemerintah bertekad mempercepat upaya peningkatan produksi padinasional untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkatseiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.Hal ini diimplementasikan, antara lain, melalui program PeningkatanProduksi Beras Nasional (P2BN). Dimulai pada tahun 2007 hingga2009, program P2BN ditargetkan mampu meningkatkan produksiberas 5% setiap tahun.

Salah satu strategi yang diterapkan dalam program P2BN adalahmeningkatkan produktivitas padi melalui penerapan inovasi teknologi.Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telahmenghasilkan berbagai inovasi teknologi yang mampu meningkatkanproduktivitas padi, di antaranya varietas unggul yang sebagian diantaranya telah dikembangkan oleh petani. Sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan LitbangPertanian juga telah menghasilkan dan mengembangkan pendekatanPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampumeningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi.

Dalam upaya pengembangan PTT secara nasional, DepartemenPertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. PanduanSL-PTT padi ini dimaksudkan sebagai: (1) acuan dalam pelaksanaanSL-PTT padi dalam upaya peningkatan produksi beras pada tahun2008 di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; (2) pedoman dalamkoordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program peningkatan produksipadi melalui SL-PTT antara di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; (3) acuan dalam penerapan komponen teknologi PTT padioleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan danketerampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung upayapeningkatan produksi; dan (4) pedoman dalam peningkatanproduktivitas, produksi, pendapatan, dan kesejahteraan petani padi.

id1191906 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

2

PTT: PENGERTIAN, TUJUAN, DAN PRINSIP

PTT adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman,organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadudan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatanpetani, dan kelestarian lingkungan.

PTT padi dirancang berdasarkan pengalaman implementasiberbagai sistem intensifikasi padi yang pernah dikembangkan diIndonesia, hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar lahansawah telah mengalami kemunduran kesuburan (lahan sakit), danadopsi filosofi Sistem Intensifikasi Padi (System of Rice Intensification)yang semula dikembangkan di Madagaskar.

Tujuan penerapan PTT padi adalah untuk meningkatkanproduktivitas dan pendapatan petani padi serta melestarikanlingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air, tanaman, OPT,dan iklim secara terpadu.

Prinsip PTT mencakup empat unsur, yaitu integrasi, interaksi,dinamis, dan partisipatif.

Integrasi

Dalam implementasinya di lapangan, PTT mengintegrasikan sumberdaya lahan, air, tanaman, OPT, dan iklim untuk mampu meningkatkanproduktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan manfaatyang sebesar-besarnya bagi petani.

Interaksi

PTT berlandaskan pada hubungan sinergis atau interaksi antara duaatau lebih komponen teknologi produksi.

3

Dinamis

PTT bersifat dinamis karena selalu mengikuti perkembangan teknologidan penerapannya disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani.Oleh karena itu, PTT selalu bercirikan spesifik lokasi. Teknologiyang dikembangkan melalui pendekatan PTT senantiasa memper-timbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial-ekonomi petani setempat.

Partisipatif

PTT juga bersifat partisipatif, yang membuka ruang bagi petani untukmemilih, mempraktekkan, dan bahkan memberikan saran kepadapenyuluh dan peneliti untuk menyempurnakan PTT, serta me-nyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain.

4

KOMPONEN DAN RAKITAN TEKNOLOGI

Komponen Dasar

Komponen teknologi dasar (compulsory) adalah komponen teknologiyang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas, antara lain:1) Varietas modern: varietas unggul baru (VUB), varietas unggul

hibrida (VUH), dan varietas unggul tipe baru (VUTB),2) Bibit bermutu dan sehat (perlakuan benih),3) Pemupukan efisien menggunakan bagan warna daun (BWD),

perangkat uji tanah sawah (PUTS), petak omisi, dan PermentanNo. 40/OT.140/4/2007 tentang pemupukan spesifik lokasi, atausoft ware Sistem Pakar Pemupukan Padi (SIPAPUKDI), dan

4) PHT sesuai OPT sasaran.

Komponen Pilihan

Komponen teknologi pilihan yaitu komponen teknologi spesifik lokasi,antara lain:1) Pengelolaan tanaman yang meliputi populasi dan cara tanam

(legowo, larikan, dll)2) Bibit muda umur 14 hari setelah sebar (HSS) atau 21 HSS3) Bahan organik, pupuk kandang, dan amelioran4) Irigasi berselang (perbaikan aerasi tanah)5) Pupuk cair (PPC, pupuk organik, pupuk bio-hayati, ZPT, pupuk

mikro)6) Penanganan panen dan pascapanen.

Rakitan Teknologi

Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhansetempat, maka proses pemilihan atau perakitannya didasarkan padahasil analisis potensi, kendala, dan peluang atau dikenal dengan PRA(Participatory Rural Appraisal).

5

Dari hasil PRA teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upayapeningkatan produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilihteknologi yang akan diintroduksikan, baik dari komponen teknologidasar maupun pilihan. Komponen teknologi pilihan dapat menjadikomponen teknologi dasar jika hasil PRA memprioritaskan penerapankomponen teknologi tersebut untuk pemecahan masalah utama diwilayah setempat.

Alur perakitan komponen teknologi PTT dapat dilihat berikutini.

Contoh Kasus Penerapan PTT

Pada tahun 2003 PTT diterapkan dalam Program PeningkatanProduktivitas Padi Terpadu (P3T) di 23 Kabupaten, salah satulokasinya adalah Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, DeliSerdang, Sumatera Utara.

Dari PRA teridentifikasi masalah yang berkaitan dengan upayapeningkatan produksi padi, kemudian diintroduksikan komponenteknologi untuk memecahkan masalah tersebut yang merupakan rakitanPTT spesifik lokasi di Deli Serdang seperti disajikan pada Tabel 1.

Sesuai dengan masalah yang dihadapi di lapang, maka teknologiyang akan dikembangkan dengan pendekatan PTT di Deli Serdangadalah: 1) PHT yang mencakup teknik gropyokan, sanitasi, danpestisida; 2) bibit muda berumur 15-18 HSS; 3) perbaikan caratanam dengan jajar legowo 4:1, 20 cm x 10 cm; 4) pemupukanberimbang berdasarkan hasil analisis tanah; 5) pengairan berkala;dan 6) penertiban pola tanam.

PRAIden-tifikasi

masalah

Pemilihankomponenteknologi

PTT(Rakitan teknologi

spesifik lokasi)PRA

Iden-tifikasi

masalah

Pemilihankomponenteknologi

PTT(Rakitan teknologi

spesifik lokasi)

6

Tabel 1. Prioritas masalah dan introduksi komponen teknologi untuk pemecahanmasalah di Deli Serdang.

Ranking Masalah Solusi/introduksi komponenteknologi

I Hama dan penyakit (tikus, PHT (gropyokan, sanitasi,keong mas, penggerek batang, pestisida)kepinding tanah

I Kesuburan tanah belum diketahui Analisis tanah

II Umur bibit yang ditanam pindah Menggunakan bibit mudabervariasi 15-18 hari setelah sebar

II Sistem tanam belum baik Perbaikan sistem tanam denganjajar legowo 4:1, 20 cm x 10 cm

III Petani belum menggunakan Introduksi varietas unggul baru,varietas unggul dan benih bermutu benih bermutu

III Penggunaan pupuk belum tepat Pemupukan berimbangjenis, dosis, dan waktu

IV Pengelolaan air belum baik P3A diaktifkan, pengairanberkala, penertiban pola tanam

IV Penyediaan dan harga saprodi Rekayasa kelembagaan petanitidak seimbang dengan harga dan pendukunggabah hasil panen

7

SL-PTT: DEFINISI, TUJUAN, DAN AZAS

Definisi

SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajar-nya dilakukan di lapangan. Hamparan sawah milik petani pesertaprogram penerapan PTT disebut hamparan SL-PTT, sedangkanhamparan sawah tempat praktek sekolah lapang disebut laboratoriumlapang (LL). Sekolah lapang seolah-olah menjadikan petani pesertasebagai murid dan pemandu lapang (PL I atau PL II) sebagai guru.Namun pada sekolah lapang tidak dibedakan antara guru dan murid,karena aspek kekeluargaan lebih diutamakan, sehingga antara �gurudan murid� saling memberi pengetahuan yang diperoleh daripengalaman.

SL-PTT juga mempunyai kurikulum, evaluasi pra dan pasca-kegiatan, dan sertifikat. Bahkan sebelum SL-PTT dimulai perludilakukan registrasi terhadap peserta yang mencakup nama dan luaslahan sawah garapan, pembukaan, dan studi banding atau kunjunganlapang (field trip).

Penciri SL-PTT adalah sebagai berikut:1. Peserta dan pemandu saling memberi dan menghargai2. Perencanaan dan pengambilan keputusan dilakukan bersama

dengan kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani(gapoktan)

3. Komponen teknologi yang akan diterapkan berdasarkan hasilPRA yang dilakukan oleh petani peserta

4. Pemandu tidak mengajari petani, tetapi petani belajar denganinisiatif sendiri, pemandu sebagai fasilitator memberikanbimbingan

5. Materi latihan, praktek, dan sarana belajar ada di lapangan6. Kurikulum dirancang untuk satu musim tanam, sehingga dalam

periode tersebut diharapkan terdapat 10-18 kali pertemuan antarapeserta dengan pemandu.

8

Sasaran dan Tujuan

Pada tahun 2008 diharapkan dapat terselenggara SL-PTT di 60.000unit. Satu unit SL-PTT padi inbrida dilaksanakan pada hamparanlahan sawah seluas 25 ha, 24 ha di antaranya untuk SL-PTT dan 1ha untuk Laboratorium Lapang. Untuk padi hibrida, satu unit SL-PTT dilaksanakan pada lahan sawah seluas 15 ha.

Luas lahan sawah yang akan menerapkan PTT melalui SL-PTTdiperkirakan 1,58 juta ha. Strategi ini diharapkan dapat memperluaspenyebaran PTT yang akan berdampak terhadap percepatanimplementasi program P2BN.

Tujuan utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melaluipelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya. Narasumbermemberikan ilmu dan teknologi (IPTEK) yang telah dikembangkankepada pemandu lapang I (PL I) sebagai Training of Master Trainer(TOMT). PL I terdiri atas penyuluh pertanian, Pengamat OrganismePengganggu Tanaman (POPT), dan Pengawas Benih Tanaman (PBT)tingkat provinsi yang telah dilatih di tingkat nasional (Balai BesarPenelitian Tanaman Padi-BB-Padi). Selanjutnya PL I menurunkanIPTEK tersebut kepada PL II yang terdiri atas penyuluh pertanian,POPT, dan PBT tingkat kabupaten/kota. Pelatihan bagi PL IIdiselenggarakan di tingkat provinsi dan materinya diberikan olehnarasumber dan PL I. Pelatihan bagi pemandu lapang diselenggarakandi kabupaten/kota. Peserta pelatihan adalah penyuluh pertanian, POPTdan PBT tingkat kecamatan/desa. Materi pelatihan diberikan olehnarasumber dan PL II.

Melalui SL-PTT diharapkan terjadi percepatan penyebaranteknologi PTT dari peneliti ke petani peserta dan kemudian ber-langsung difusi secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani disekitarnya. Seiring dengan perjalanan waktu dan tahapan SL-PTT,petani diharapkan merasa memiliki PTT yang dikembangkan.Keuntungan yang diperoleh pemberi dan penerima dalam kegiatanini adalah:

9

Keuntungan bagi pemandu, PPL, dan PHP

Dengan motto �memberi lebih baik dari menerima�, pemandu(PPL atau PHP) memberikan pengetahuan dan pengalamannyakepada petani sehingga pemandu merasa bermanfaat bagi banyakorang, terutama petani. Dalam hal ini pemandu dituntut untuk mampuberkomunikasi dengan baik dan mampu pula menggerakkan petanimengembangkan dan memajukan usahatani di wilayah kerjanya.

Keuntungan bagi petani

Petani peserta SL-PTT diberi kebebasan memformulasikan ide,rencana, dan keputusan bagi usahataninya sendiri. Mereka dilatihagar mampu membentuk dan menggerakkan kelompok tani dalamalih teknologi kepada petani lain. Melalui SL-PTT, petani pesertadiharapkan terpanggil dan bertanggung jawab untuk bersama-samameningkatkan produksi padi dalam upaya mewujudkan swasembadaberas. Kebersamaan semua pihak yang terlibat dalam SL-PTT me-rupakan faktor pendorong bagi petani dalam mengelola usahataninya.

Azas

Beberapa azas SL-PTT yang perlu dipahami oleh pemandu dan petanipeserta SL-PTT adalah sebagai berikut:

Sawah sebagai sarana belajar

Keterampilan yang dituntut dari petani peserta sekolah lapang dalammenerapkan PTT adalah keterampilan membawa PTT ke lahanusahataninya sendiri dan lahan petani yang lain. Oleh karena itu,petani peserta SL-PTT akan menghabiskan hampir seluruh waktunyauntuk menerapkan teknologi di lapang dan hanya sebagian kecilwaktu yang digunakan di kelas untuk membahas aspek yang terkaitdengan usahatani, seperti koperasi, gapoktan, kelompok tani, danpemasaran hasil.

10

Belajar lewat pengalaman dan penemuan sendiri

Sesuai dengan motto petani SL-PTT �mendengar, saya lupa;melihat, saya ingat; melakukan, saya paham; menemukansendiri, saya kuasai�, maka setiap kegiatan yang dilakukan sendiriakan memberikan pengalaman yang berharga. Oleh karena itu, petanidituntut untuk mampu menganalisis kegiatan yang telah dilakukan,kemudian menyimpulkan dan menindaklanjutinya. Kesimpulan yangtelah dibuat merupakan dasar dalam melakukan perubahan dan ataupengembangan teknologi.

Pengkajian agroekosistem sawah

SL-PTT dicirikan oleh adanya pertemuan petani peserta dalam periodetertentu, mingguan atau dua mingguan, bergantung kepada pengalamanmereka setelah mengamati perubahan ekosistem persawahan. Aktivitasmingguan berupa monitoring yang hasilnya diperlukan dalampengambilan keputusan. Untuk itu, petani peserta SL-PTT perludidorong untuk membiasakan diri menganalisis ekosistem dan mengkajiproduktivitas dan efektivitas teknologi yang dicoba pada petaklaboratorium lapang dan menerapkannya di lahan sendiri.

Metode belajar praktis

Aktivitas SL-PTT perlu dirancang sedemikian rupa agar petani mudahmemahami masalah yang dihadapi di lapangan dan menetapkanteknologi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut.Misalnya, bagaimana petani mengetahui kondisi tanaman yang kurangpupuk, hubungan antara iklim dan keberadaan OPT, atau bagaimanamereka dapat mengetahui kesuburan tanah. Dalam memberikanpanduan dan motivasi kepada petani, pemandu SL-PTT harus mampuberkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa yang mudahdipahami petani.

11

Kurikulum berdasar keterampilan yang dibutuhkan

Kurikulum dirancang atas dasar analisis keterampilan yang perludimiliki petani SL-PTT, agar mereka dapat memahami dan menerap-kan PTT di lahan sendiri dan mengembangkan kepada petani lainnya.Selain keterampilan teknis, petani peserta SL-PTT juga memperolehkecakapan dalam perencanaan kegiatan, kerja sama, dinamikakelompok, pengembangan materi belajar, dan komunikasi. Hal inipenting artinya bagi petani peserta SL-PTT untuk dapat menjadifasilitator yang mampu memotivasi dan membantu kelompok tani.

Prinsip Pendidikan dalam SL-PTT

Agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, SL-PTThendaknya dilaksanakan berdasarkan prinsip pendidikan untuk orangdewasa berdasarkan pengalaman sendiri. Untuk itu, materi pendidikanyang akan diberikan dalam SL-PTT mencakup aspek yang diperlukanoleh kelompok tani di wilayah pengembangan PTT. Dalam kaitanitu, tiga aspek berikut perlu mendapat perhatian:1. Aspek teknologi: keterampilan dan pengetahuan

Dalam SL-PTT, petani diberikan berbagai keterampilan danpengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjadi manager dilahan usahataninya sendiri, seperti analisis ambang ekonomi hamadan penyakit tanaman, analisis perubahan iklim, analisiskecukupan hara bagi tanaman, dan efisiensi penggunaan airdengan sistem pengairan berselang.

2. Aspek hubungan antarpetani: interaksi dan komunikasiSL-PTT mendorong petani untuk dapat berkerja sama, melakukananalisis secara bersama-sama, diskusi, dan berkomunikasi dengansantun menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh oranglain.

3. Aspek pengelolaan: manager di lahan usahatani sendiriDalam SL-PTT, petani peserta didorong untuk pandai meng-analisis masalah yang dihadapi dan membuat keputusan tentangtindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

12

Proses Belajar melalui Pengalaman

Proses belajar pada SL-PTT berawal dari kegiatan yang kemudianmemberikan pengalaman pribadi, mengungkapkan pengalamantersebut, menganalisis masalah yang terjadi, dan menyimpulkan hasilkegiatan. Kalau petani peserta SL-PTT telah merasakan dampakpositif dari teknologi yang diterapkan, baik dari aspek materi maupunnonmateri, maka mereka akan menerapkan teknologi itu kembalipada musim berikutnya.

Petani merasa bangga setelah memahami dan menerapkan kajiansendiri di lahan sendiri dengan hasil di atas rata-rata, apalagi kalaumenjadi yang terbaik di lingkungan sendiri. Karena itu, petani perludidorong untuk berimprovisasi untuk menghasilkan karya yang lebihbaik.

13

KOORDINASI SL-PTT DALAM P2BN

Penerapan inovasi teknologi adalah salah satu strategi dalam men-dukung program P2BN. Inovasi teknologi tersebut diimplementasikandengan pendekatan PTT yang terbukti mampu meningkatkan produk-tivitas dan efisiensi usahatani padi. SL-PTT diharapkan menjadiandalan dalam mempercepat pengembangan PTT secara nasional.

Pola SL-PTT

Lahan petani yang digunakan untuk PTT disebut areal SL-PTT.Satu unit areal SL-PTT terdiri atas 15-25 ha lahan sawah milikpetani peserta SL-PTT (Gambar 1). Untuk setiap unit areal SL-PTTdipilih lahan seluas 1 ha untuk laboratorium lapang atau arealpercontohan (demplot) bagi petani peserta SL-PTT denganpendampingan PPL dan PHP. Untuk laboratorium lapang disediakanbantuan sarana produksi berupa benih unggul bermutu, pupuk urea,NPK, dan pupuk organik. Bagi petani di areal SL-PTT hanyadiberikan bantuan berupa benih unggul bermutu. Dengan adanyalaboratorium lapang diharapkan dapat mempercepat alih teknologimelalui interaksi antara petani peserta SL-PTT dengan petaninonpeserta SL-PTT. Agar mudah dan cepat terlihat, laboratoriumlapang hendaknya menempati lahan di pinggir areal SL-PTT.

Tiap unit SL-PTT terdiri atas petani peserta yang berasal darisatu kelompok tani yang sama. Dalam setiap unit SL-PTT perlu

Gambar 1. Skema percepatan adopsi PTT dalam SL-PTT.

Petani non SL-PTT

Petani non SL-PTT

14

ditetapkan seorang ketua yang bertugas mengkoordinasikan aktivitasanggota kelompok, seorang sekretaris yang bertugas sebagai pencatatdalam setiap pertemuan, dan seorang bendahara yang bertugasmengelola keuangan.

Untuk menjamin kelangsungan dinamika kelompok dalam kelasSL-PTT, perlu diusahakan minimal satu orang dari kelompok tanisebagai motivator yang responsif terhadap inovasi dan mendoronganggota kelompok lainnya untuk memberikan pandangan yang sama.

Petani peserta SL-PTT mengadakan pengamatan bersama-samadi petak percontohan atau laboratorium lapang, mendiskripsikan,dan membahas berbagai temuan di lapangan. Pemandu lapangberperan sebagai fasilitator dalam mengarahkan diskusi kelompok.

Petani peserta SL-PTT dituntut untuk senantiasa mengikuti semuatahapan kegiatan di lapangan dan mengaplikasikan komponenteknologi spesifik lokasi, mulai dari pengolahan tanah dan budi dayahingga panen dan pascapanen. Dalam melakukan kegiatan di lapangan,petani peserta bekerja sesuai dengan rencana dan jadwal yang telahditetapkan, baik di laboratorium lapang maupun di lahan usahatanisendiri.

Agar SL-PTT dapat berdaya guna dan berhasil guna makadiperlukan:1. Pemandu yang memahami potensi, masalah, kebutuhan, dan

kekuatan yang ada di lapangan/desa.2. Dinamisator yang mampu menghidupkan suasana bagi peserta

sehingga terdorong untuk mengikuti pelatihan.3. Motivator yang kaya dengan pengalaman usahatani dan dapat

membangkitkan kepercayaan diri para peserta.4. Konsultan bagi petani peserta sehingga memudahkan mereka

menentukan langkah yang akan ditempuh setelah SL-PTT selesai.5. Petugas yang mahir membuat laporan pelaksanaan SL-PTT, baik

laporan awal dan bulanan maupun laporan akhir kegiatan.

15

Matrik Manajemen

Pembagian tugas dan tanggung jawab eselon I lingkup DepartemenPertanian dan Dinas Pertanian untuk pelaksanaan SL-PTT disajikanpada Tabel 2.

Di tingkat pusat, triparti antara Ditjentan, Badan Litbang Pertanian,dan Badan SDM Pertanian bekerja sama menyusun perencanaanSL-PTT. Pendamping teknologi dari Badan Litbang Pertanian disiaga-kan di tingkat provinsi sebagai narasumber teknologi dan membantupemecahan masalah dalam penerapan teknologi (Gambar 2).

Tabel 2. Matrik manajemen.

Institusi Tanggung jawab

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Perencanaan dan pengusulan dana

Badan Litbang Pertanian Menyediakan teknologi, pedomanumum, peneliti sebagai narasumber,pendamping teknologi, dan pelatihbagi pelatih inti.

Badan SDM Pertanian Mengorganisasikan dan melaksanakanpelatihan bagi pemandu

Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota Melaksanakan sekolah lapang

16

Tahapan Pelatihan

Dalam pelaksanaan SL-PTT diperlukan pelatihan secara berjenjang,mulai dari Pemandu Lapang I (PL I) di tingkat provinsi sebagaitraining of master trainer (TOMT), PL II di tingkat kabupaten/kotasebagai training of trainer (TOT), hingga Pemandu Lapang yangterdiri atas Penyuluh Pertanian, POPT, dan PBT di tingkat kecamatan/desa. Pelatihan bagi PL I diprakarsai oleh BB-Padi di Sukamandi,pelatihan PL II diselenggarakan oleh PL I di tingkat provinsi, pelatihanpemandu lapang diselenggarakan oleh PL II di tingkat kabupaten,pelatihan dan bimbingan kepada petani diselenggarakan oleh pemandulapang (Tabel 3).

Gambar 2. Bagan alur pelaksanaan SL-PTT.

Keterangan: PP = Peneliti Padi; PL-I = Pemandu Lapang-I;PL-II = Pemandu Lapang-II; PL = Pemandu Lapang

Peneliti Padi

Penyuluh Provinsidan Pendamping

PenyuluhKabupaten/Kota

PPL/POPT/PBT

PUSAT (TRIPARTI)

POSKO 1

POSKO 2

POSKO 3

POSKO 4

PP

PL I

PL II

PL

SL

PROVINSI

KABUPATEN

BPP

KELOMPOK TANI

SL ± 15-25 haLL

POSKO 5

� 1 ha� Paket

saprodi

� Kemitraan� Saprodi dan

pemasaran hasil

Bantuan1. Pendampingan

oleh penyuluh, peneliti, PBT dan POPT

2. Benih3. Pupuk

Peneliti Padi

Penyuluh Provinsidan Pendamping

PenyuluhKabupaten/Kota

PPL/POPT/PBT

PUSAT (TRIPARTI)

POSKO 1

POSKO 2

POSKO 3

POSKO 4

PP

PL I

PL II

PL

SL

PROVINSI

KABUPATEN

BPP

KELOMPOK TANI

SL ± 15-25 haLL

POSKO 5

� 1 ha� Paket

saprodi

� Kemitraan� Saprodi dan

pemasaran hasil

Bantuan1. Pendampingan

oleh penyuluh, peneliti, PBT dan POPT

2. Benih3. Pupuk

17

Tabel 3. Rencana pelatihan.

Jenis pelatihan/ Pelatih Lokasi pelatihan/ Periodepeserta lapangan (waktu)

Pemandu lapang I Narasumber/ BB-Padi/ 1 minggu(PPL I): Penyuluh Peneliti Padi KP BB-PadiPertanian, POPT, dan di SukamandiPBT tingkat provinsiPemandu lapang II PL I Provinsi/ 1 minggu(PL II) : Penyuluh Demplot PTTPertanian, POPT, BPTPPBT tingkat kabupaten/kota PL II Kabupaten/kota 1 mingguPemandu lapang (PL) :Penyuluh Pertanian,POPT, PBT tingkatkecamatan/desaSL-PTT: Petani dalam PL Kecamatan/desa 1 musimluasan 25 ha (hamparan)/LL tanam

dan SL-PTT

* SL-PTT di lahan padi nonhibrida 25 ha, di lahan hibrida adalah 15 ha,

18

MEKANISME PELAKSANAAN SL-PTT

Persiapan

Kegiatan dalam persiapan SL-PTT meliputi pemilihan desa danhamparan lahan sawah 25 ha beserta kelompok tani, pemilihan petanipeserta, tempat, dan areal laboratorium lapang untuk prosespembelajaran seluas 1 ha, bahan dan alat belajar, materi, dan waktubelajar. Kegiatan persiapan ini dibahas dalam pertemuan di tingkatdesa/kecamatan dan di tingkat kelompok tani.

Pertemuan di tingkat desa dan kecamatan

Pertemuan tingkat desa dan kecamatan diperlukan untuk memperolehdukungan dari aparat desa dan pejabat kecamatan dalam halpenentuan lokasi, jumlah, dan nama calon peserta. Pada pertemuanini juga ditentukan waktu pertemuan di tingkat kelompok tani.

Pertemuan persiapan SL-PTT di tingkat kecamatan mengikut-sertakan Camat, KCD, POPT, dan penyuluh pertanian untukmenentukan desa yang akan dipilih dalam penyelenggaraan SL-PTT.Pertemuan di tingkat desa mengikutsertakan perangkat desa, tokohmayarakat, penyuluh pertanian, POPT, ketua gapoktan, ketuakelompok tani, ketua P3A, dan tokoh wanita tani. Pertemuanpersiapan di tingkat desa dan kecamatan dilakukan 4-5 minggusebelum SL-PTT dimulai.

Pertemuan di tingkat kelompok tani

Pertemuan persiapan SL-PTT di tingkat kelompok tani merupakanupaya dalam menginventarisasi kelompok tani, nama, dan luas garapanmasing-masing petani di kawasan SL-PTT seluas 25 ha. Dalampertemuan dibicarakan waktu pelaksanaan SL-PTT, kegiatanmingguan, lokasi laboratorium lapang, tempat belajar, materipelajaran, dan PRA.

19

Dalam pertemuan di tingkat kelompok tani juga dilakukanpembagian kelompok (unit SL-PTT) menjadi subkelompok yangterdiri atas 20-30 petani. Pertemuan di tingkat kelompok tanidilaksanakan paling lambat 3 minggu sebelum SL-PTT dimulai.

Pelaksanaan

Proses belajar dalam SL-PTT berlangsung secara periodik menurutstadia tanaman, aktivitas pengelolaan hama dan penyakit tanamanpadi, dan kemungkinan terjadinya anomali iklim. Untuk itu, per-temuan periodik dimulai beberapa minggu sebelum tanam untukmelihat potensi, kendala, dan peluang melalui pelaksanaan PRA.Pertemuan berikutnya dilakukan pada saat pengolahan tanah, pem-buatan pesemaian, pemupukan, pengairan, dan pada saat tanamanpadi dalam fase anakan maksimum, primordia, bunting, berbunga,pengisian bulir, panen, dan pascapanen. Adakalanya diperlukan per-temuan nonregular jika ada masalah yang mendesak untuk dipecahkan,misalnya kerusakan saluran irigasi atau serangan hama dan penyakittanaman.

Proses belajar mengajar pada SL-PTT dilakukan pada pagi hariselama 6 jam, agar petani peserta mempunyai waktu untuk mencarinafkah dan kegiatan lainnya. Sebagai pedoman, pada Tabel 4 disajikanjadwal belajar mengajar dan alokasi waktu berbagai kegiatan dalamSL-PHT.

Pengamatan pada agroekosistem

Setiap subkelompok peserta SL-PTT diwajibkan melakukan peng-amatan terhadap kondisi lahan sawah dan pertumbuhan tanamanmasing-masing. Aspek yang diamati antara lain adalah kondisi cuaca,keadaan air, populasi hama dan musuh alaminya, tingkat kerusakantanaman, tingkat kehijauan warna daun padi dengan BWD, jumlahanakan, dan tinggi tanaman. Jumlah rumpun contoh yang diamatidisarankan paling sedikit 20 rumpun untuk memudahkan perhitungantingkat kerusakan tanaman oleh hama pemakan daun. Hasilpengamatan dicatat dalam buku catatan yang telah disiapkan.

20

Pengamatan pada petak laboratorium lapang

Setelah mengamati kondisi lahan sawah dan pertumbuhan tanamanmasing-masing, setiap subkelompok peserta SL-PTT diharuskan pulamelakukan pengamatan terhadap agroekosistem dan pertumbuhantanaman pada petak laboratorium lapang, dan hasil pengamatandicatat.

Menggambar keadaan agroekosistem

Setiap subkelompok peserta SL-PTT dituntut untuk mampu meng-gambar keadaan agroekosistem yang digunakan pada dua lembarkertas gambar (karton manila). Lembaran pertama untuk meng-gambarkan agroekosistem lahan sawah sekolah lapang dan lembarkedua untuk agroekosistem laboratorium lapang. Gambar agro-ekosistem dibuat pada saat pengamatan dan berisikan potret per-tanaman dan aspek yang mempengaruhi. Bagaimana dan apa yangakan digambar?

Tabel 4. Jadwal pertemuan dalam satu hari.

Waktu* Alokasi waktu Kegiatan(menit)

07.00-07.15 15 Kesepakatan hasil yang ingin dicapai pada hari itu07.15-08.00 45 Pengamatan agroekosistem di sawah SL dan di LL

(komponen yang diamati tergantung kepada fasepertumbuhan tanaman)

08.00-09.00 60 Menggambar keadaan agroekosistem09.00-10.00 60 Diskusi subkelompok (proses analisis)10.00-10.30 30 Diskusi pleno (pemaparan kesimpulan, dan

keputusan tiap subkelompok)10.30-10.45 15 Rehat10.45-11.15 30 Dinamika kelompok (mengakrabkan peserta)11.15-11.45 30 Topik khusus11.45-12.00 15 Evaluasi pencapaian hasil hari itu

*Waktu dapat disesuaikan dengan kesepakatan petani SL-PTT

21

� Tulis terlebih dahulu di kiri atas kertas gambar nama sub-kelompok, tanggal pengamatan, dan fase tanaman.

� Gambarkan tanaman padi dengan jumlah anakan rata-rata hasilpengamatan dari 20 rumpun, lebih baik menggunakan pensilberwarna, sesuai dengan warna tanaman, misalnya hijau, agakkekuningan, ada garis hijau di tulang daun, dsb. Beri catatan disebelah kiri gambar tentang tinggi tanaman, umur setelah tanam,tanggal semai, tanggal tanam, dan kegiatan yang telah dilakukanpada minggu yang lalu.

� Kalau ditemukan pada saat pengamatan, gambarkan seranggahama dan musuh alaminya di sebelah kanan gambar. Tuliskannama dan rata-rata populasi hama dan musuh alami tersebutserta rata-rata kerusakan tanaman (%) dari 20 rumpun.

� Jika ditemukan pada saat pengamatan, gambarkan pula penyakittanaman padi dan gejalanya, lalu catat tingkat kerusakan (%)tanaman yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

� Kalau ditemukan pada saat pengamatan, gambarkan gejalatanaman yang mengalami kekurangan hara

� Gambarkan pula jenis dan nama gulma yang ditemukan, dancatat kondisi populasinya.

� Catat lingkungan fisik lahan, air, matahari, dan faktor iklimlainnya seperti keadaan cuaca, hujan, gerimis, berawan, dsb.

Diskusi kelompok

Dua gambar agroekositem yang dibuat sesuai dengan hasil pengamatanpada lahan sawah sekolah lapang dan petak laboratorium lapangdidiskusikan di subkelompok masing-masing. Intisari dari diskusitersebut dibuat dalam bentuk tabel sebagaimana dicontohkan padaTabel 5.

Data yang disajikan pada tabel tersebut diharapkan dapat memberi-kan pemahaman kepada setiap peserta SL-PTT di masing-masingsubkelompok, sehingga tahu apa yang harus dilakukan pada lahansawah mereka. Dalam diskusi, pemandu memberikan penjelasan danmenghimpun umpan balik dari peserta tentang kegiatan usahatani,

22

misalnya sumber pupuk tunggal atau pupuk majemuk, dan untungrugi setiap kegiatan yang dilakukan.

Formulir pada Lampiran 3 dapat digunakan oleh pemandu sebagaiacuan dalam menandai ketuntasan adopsi komponen teknologi PTToleh petani peserta SL-PTT.

Tabel 5. Contoh analisis perbandingan agroekosistem lahan sawah sekolah lapangdengan laboratorium lapang dan tindak lanjutnya.

Sub- Sawah SL Petak LL Keputusankelompok di sawah SL*

I Warna daun nilai 3 Warna daun nilai 5 Tambah pupuk

Air tergenang < 5 cm Air tergenang < 5 cm +

Populasi hama di atas Populasi hama di bawah Dikendalikanambang setelah dikoreksi ambang setelah dikoreksidengan musuh alami dengan musuh alami

Keparahan penyakit di Keparahan penyakit di +bawah ambang bawah ambang

II Warna daun nilai 3 Warna daun nilai 5 Tambah pupuk

Air tergenang < 5 cm Air tergenang < 5 cm +

Populasi hama dibawah Populasi hama di bawahambang setelah dikoreksi ambang setelah dikoreksidengan musuh alami dengan musuh alami +

Keparahan penyakit di Keparahan penyakitbawah ambang di bawah ambang +

III dst dst dst

IV dst dst dst

V dst dst dst

*Catatan: Bila sama analisis agroekosistem di sawah SL dan LL, maka diberinilai + pada keputusannya, sebagai penghargaan prestasi bagikelompok tani

23

Diskusi pleno

Dalam diskusi pleno setiap kelompok diberi kesempatan melaporkanhasil analisis agroekosistem secara singkat, lugas, dan tegas.Kesimpulan dari diskusi ini digunakan sebagai bahan dalampengambilan keputusan oleh subkelompok, terutama yang terkaitdengan pertanaman di lapang. Keputusan ditetapkan oleh ketua/wakilketua subkelompok, terutama untuk mencegah pertanaman darikerusakan.

Diskusi pleno memberikan kesempatan kepada petani pesertaSL-PTT untuk berani berbicara dan mengungkapkan masalah yangdihadapinya. Hal ini penting artinya untuk melatih petani berbicaradi depan umum. Bila di kemudian hari ada kunjungan aparat daridinas pertanian dan institusi lainnya, mereka sudah mampu berbicaratentang kondisi usahataninya. Dalam hal ini, pemandu hanya berperansebagai fasilitator.

Topik khusus

Topik khusus yang dibicarakan dalam pertemuan adalah masalahnonteknis, misalnya kelangkaan pupuk dan cara mengatasinya,dukungan gapoktan setempat, dsb. Bila tidak ada permasalahankhusus, pemandu hendaknya mengambil inisiatif agar diskusi dapatberlangsung hangat. Hal yang dibicarakan dapat berupa perkiraanmunculnya hama pada musim tertentu, field trip, rencana pem-bentukan organisasi, penangkaran benih, dsb.

Dinamika kelompok

Kegiatan dinamika kelompok diperlukan untuk menambah wawasanpeserta SL-PTT tentang beberapa hal, seperti kerja sama, komunikasi,dan organisasi. Pada awal pembentukan kelompok atau subkelompok,tugas utama pemandu adalah menciptakan suasana yang mendukungpara peserta untuk saling mengenal, termasuk pemandu sendiri.

24

Kegiatan dinamika kelompok juga dimaksudkan untuk me-numbuhkan kekompakan dan keinginan perserta menjadi petani yangdinamis, luwes dalam bergaul, saling mendukung, dan saling memberipengalaman. Beberapa permainan yang dapat digunakan untuk tujuantersebut antara lain adalah:1. Perkenalan dan pengakraban: permainan rantai nama, meng-

gambar wajah, membuat barisan, kapal tenggelam, dan Samson-Delilah

2. Penyegar suasana: permainan tolong tangkap, pecah balon, danikuti saya

3. Kreatifitas: permaian sembilan titik, potong sebanyak mungkin,berapa bujur sangkar, dan penjepit kertas

4. Kerja sama: permainan menggambar rumah, bermain tali, salingpercaya, dan membimbing tuna netra

Studi khusus

Agar peserta SL-PTT dapat memahami konsep, prinsip, danimplementasi teknologi PTT secara benar, maka perlu materipenunjang berupa studi khusus yang bersifat praktis, sederhana,mudah dilaksanakan, waktu relatif singkat, dan dapat cepat menjawabpermasalahan petani. Studi khusus dapat dilakukan di petak sekolahlapang, bergantung pada kesepakatan subkelompok. Dalam hal ini,yang melakukan studi adalah petani sendiri.

Praktek petani di lahan sekolah lapang

Dengan adanya pertemuan mingguan, petani peserta SL-PTT akandatang di petak laboratorium lapang untuk melakukan pengamatandan menganalisis mengenai masalah yang terjadi. Mereka diharapkandapat membandingkan masalah tersebut dengan kenyataan yang adapada lahan sekolah lapang. Bila terdapat perbedaan penampilantanaman antara di laboratorium lapang dengan di lahan sekolahlapang, misalnya, petani diharapkan sudah mampu mengatasinya.Oleh karena itu, petak laboratorium lapang harus dapat menjadiacuan bagi petani.

25

Temu Lapang Petani

Sebelum panen, petani peserta SL-PTT dianjurkan untuk mengadakantemu lapang sebagai media komunikasi antara petani dengan aparatdari dinas terkait, peneliti, petani nonSL-PTT, dan masyarakat tanipada umumnya. Acara ini diperlukan dalam upaya memperkenalkanPTT dan alih teknologi kepada masyarakat di sekitar SL-PTT. Padasaat temu lapang, peserta sekolah lapang menampilkan proses SL-PTT, hasil kajian, analisis agroekosistem, organisasi kelompok tani,dan diskusi di lapang pada saat pertanaman akan di panen.

Pengorganisasian SL-PTT

Setiap desa SL-PTT dipandu oleh pemandu lapang (penyuluhpertanian, POPT, dan peneliti). Peserta adalah petani dalam kawasan25 ha. Petani dibagi ke dalam beberapa subkelompok tani yangjumlahnya sekitar 20-30 orang per subkelompok. Dari 25 han lahanSL-PTT, 24 ha di antaranya dikelola oleh subkelompok tani dansisanya 1 ha untuk laboratorium lapang dikelola oleh pemandu lapangatau petugas PL II dari Dinas Pertanian dan atau Balai PengkajianTenologi Pertanian setempat.

Sarana dan Prasarana

Kelompok tani

Kelompok tani dipilih berdasarkan kriteria:� Sentra produksi padi� Respon terhadap inovasi baru� Luas hamparan adalah 25 ha untuk padi inbrida dan 15 ha untuk

padi hibrida� Air pengairan terjamin sepanjang musim� Memiliki anggota aktif� Hamparan dekat jalan yang mudah dilintasi kendaran roda 4,

dan menjadi lalu lintas petani

26

Petani peserta

Petani peserta dipilih berdasarkan kriteria� Bisa membaca dan menulis� Usia produktif� Berasal dari satu hamparan 25 ha� Sanggup mengikuti SL-PTT selama 1 musim� Mempunyai lahan garapan

Tempat belajar

Peserta SL-PTT menghabiskan hampir 85% waktunya untuk belajardi lapang, hanya 15% waktunya yang digunakan untuk belajar diruangan atau di tempat lain (di pasar untuk diskusi harga dll).

Lahan belajar

Lahan belajar petani adalah di petak laboratorium lapang seluas 1ha. Pengalaman dan pelajaran yang diperoleh dari laboratorium lapangdiimplementasikan pada lahan sawah miliknya sebagai lahan sekolahlapang.

Bahan dan alat belajar

Bahan dan alat belajar yang digunakan harus bersifat praktis,sederhana, mudah didapat, terdiri atas alat tulis (kalau bisa berwarna),bahan praktek, petunjuk lapang, alat peraga, dll.

Sertifikat

Peserta yang berhasil menyelesaikan SL-PTT perlu diberi sertifikatdengan tingkat kelulusan yang berbeda, misalnya sangat memuaskandan memuaskan, setelah melalui proses wawancara tentang ke-terampilan pelaksanaan penerapan PTT dan mengikuti pertemuanminimal sebanyak 80%.

27

Evaluasi

Evaluasi petani

Evaluasi proses belajar (alih teknologi) dilakukan untuk mengetahuitingkat kehadiran, aktivitas, dan pemahaman peserta terhadap materiyang dipelajari dalam SL-PTT, serta tingkat implementasinya di lahansekolah lapang. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, wawancaralangsung, pengisian matrik penanda adopsi teknologi dan matrikkualitas seperti disajikan pada Lampiran 3 dan 4.

Evaluasi pelaksanaan SL-PTT

Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilakukan berjenjang. Bagi pemandulapang tingkat kecamatan/desa, evaluasi dilakukan oleh PL II, evaluasiterhadap pelaksanaan pelatihan bagi PL II dilakukan oleh PL I,sedangkan pelaksanaan pelatihan bagi PL I dievaluasi oleh nara-sumber/BB-Padi.

Worskshop

PL I melaporkan pelaksanaan SL-PTT di tingkat provinsi dalam suatulokakarya yang dihadiri oleh narasumber dan peneliti BB-Padi.

Laporan

Laporan pelaksanaan SL-PTT dibuat oleh PL II, penyuluh pertanian,POPT, dan bersama PBT membuat laporan kegiatan mingguan danlaporan akhir musim. Laporan berisikan data dan informasi tentanganalisis agroekosistem mingguan, produktivitas, peningkatan produksi,dan masalah yang terkait dengan SL-PTT.

Laporan tersebut disampaikan oleh PL II kepada Kepala DinasPertanian Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada PL I. Laporanditeruskan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kepadaKepala Dinas Pertanian Provinsi dengan tembusan kepada KepalaBPTP setempat. Dari Dinas Pertanian Propinsi laporan diteruskankepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

28

PENUTUP

Peningkatan produktivitas padi melalui pendekatan SL-PTTmerupakan salah satu strategi yang diharapkan mampu memberikankontribusi yang lebih besar terhadap produksi padi nasional.Pendekatan ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatanpetani apabila didukung oleh semua pihak, termasuk pemangkukepentingan baik di hulu, onfarm, mapun hilir, dan pelaksanaannyaterkoordinasi secara sinkron dan sinergis di setiap tingkat, mulaidari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga ke tingkatdesa. Dengan pendekatan tersebut SL-PTT diharapkan tersosialisasisecara luas dalam upaya percepatan pengembangan PTT secaranasional.

Untuk menambah pengalaman dan wawasan, para pemandu SL-PTT disarankan membaca publikasi yang terkait dengan PTT, sepertipetunjuk teknis PTT, deskripsi varietas, dan masalah lapang hama,penyakit, dan hara padi yang sudah diterbitkan oleh BB-Padi.

29

Lampiran 1. Daftar publikasi penunjang.

No. Judul publikasi

1. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi2. Daerah Pengembangan dan Ajuran Budi Daya Padi Hibrida3. Petunjuk Teknis PTT Padi Sawah4. Petunjuk Teknis PTT Padi Gogo5. Petunjuk Teknis PTT Padi Sawah Tadah Hujan6. Petunjuk Teknis PTT Lahan Rawa Lebak7. Petunjuk Teknis PTT Lahan Rawa Pasang Surut8. Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara pada Padi9. PHSL Padi Sawah Irigasi10. Bagan Warna Daun11. Omission Plot

30

Lampiran 2. Daftar topik khusus SL-PTT padi.

No. Pertemuan Umur Kegiatan dan topik Buku sumberke tanaman khusus

1 M-4 ± 28 hari Pupuk organik Pupuk dansebelum tanam Pembuatan kompos Pemupukan

2 M-3 ± 21 hari PRA dan penentuan pola Petunjuksebelum tanam tanam. Identifikasi masalah PRA

dan introduksi komponenteknologi

3 M-2 ± 14 hari Pengolahan tanah Buku Padisebelum tanam Aplikasi bahan organik Juknis PTT

Penentuan varietas DiskripsiPembuatan pesemaian dan varietas padiperlakuan benih Juknis PTT

4 M-1 ± 7 hari Konsep PHT PHT Padisebelum tanam Cara menggunakan PUTS Manual PUTS

5 1 0 hari Sistem tanam, cara tanam, Juknis PTTpopulasi dan umur bibit, Juknis PTTPengaturan irigasi,Konsep Permentan No. 40pupuk berimbang, Kondisicuaca

6 2 ± 7 hari Pengenalan bahan kimia PHT Padisetelah tanam pertanian Juknis PTT

Pemupukan dasar

7 3 ± 14 hari Fase anakan aktif Buku Padisetelah tanam Cara penggunaan BWD Juknis PTT

Mengenal hama/penyakit PHT Paditanaman padi dan musuhalami

8 4 ± 21 hari Pengendalian gulma terpadu Juknis PTTsetelah tanam Siklus hidup dan jaring- PHT Padi

jaring makanan serangga

9 5 ± 28 hari Pemupukan susulan Juknis PTTsetelah tanam Pengelanan kahat hara Juknis PTT

10 6 ± 35 hari Pencegahan OPT dan PHT Padisetelah tanam pertumbuhan populasi tikus

11 7 ± 42 hari Ambang ekonomi OPT PHT Padisetelah tanam

12 8 ± 49 hari Anatomi primordia bunga Buku Padisetelah tanam Pemupukan susulan Juknis PTT

31

Lampiran 2. Lanjutan.

No. Pertemuan Umur Kegiatan dan topik Buku sumberke tanaman khusus

13 9 ± 56 hari Perkembangan malai dan Buku Padisetelah tanam bunga PHT Padi

Racun dalam pertanianaspek kesehatan

14 10 ± 63 hari Pemakaian PPC/ZPT Pupuk dansetelah tanam pemupukan

15 11 ± 70 hari Fase masak susu Buku Padisetelah tanam Demontrasi keracunan PHT Padi

pestisida

16 12 ± 77 hari Sarana penggerak masyarakat PHT Padisetelah tanam

17 13 ± 85 hari Fase masak fisiologi Buku padisetelah tanam Pestisida yang dilarang PHT Padi

untuk padi

18 14 Panen Fase masak penuh Buku PadiPerhitungan hasil PHT Padi

32

Lam

pira

n 3.

Acu

an a

nalis

is a

groe

kosi

stem

seb

agai

pen

anda

pen

capa

ian

adop

si k

ompo

nen

tekn

olog

i.

Pere

ncan

aan

sebe

lum

tana

mV

arie

tas

ungg

ul b

aru

anju

ran

mem

beri

kan

pelu

ang

untu

k m

enca

pai

targ

et p

enin

gkat

an p

rodu

ktiv

itas

Peng

guna

an v

arie

tas

ungg

ulV

arie

tas

padi

yan

g di

guna

kan

adal

ah v

arie

tas

anju

ran

Are

ape

ngel

olaa

nM

anfa

atK

ompo

nen

tekn

olog

iK

rite

ria

pena

nda

penc

apai

an a

dops

iko

mpo

nen

tekn

olog

i

Ben

ih b

erm

utu

men

ghas

ilkan

bib

itya

ng s

ehat

den

gan

pera

kara

n le

bih

bany

ak a

kan

tum

buh

lebi

h ce

pat,

mer

ata.

Ben

ih b

erla

bel b

iru

lebi

h m

urni

, le

bih

bers

ih d

an le

bih

sera

gam

den

gan

daya

kec

amba

h pa

ling

rend

ah 8

5%

Peng

guna

an b

enih

berm

utu

dan

bibi

tse

hat

Ben

ih b

erla

bel b

iru

pada

kem

asan

dan

day

a tu

mbu

htin

ggi.

Pem

isah

an b

enih

bern

as d

ilaku

kan

deng

ante

knik

pen

gapu

ngan

Bib

it m

uda

umur

kur

ang

dari

21

hari

sete

lah

seba

r (H

SS) b

erpe

luan

gm

engh

asilk

an a

naka

n le

bih

bany

akda

n st

res

tana

man

ren

dah

kare

nake

rusa

kan

akar

min

imal

Um

ur b

ibit

mud

aB

ibit

yang

dita

nam

pin

dah

umur

kur

ang

dari

21

HSS

Pem

elih

araa

nT

anam

anJu

mla

h ru

mpu

n ta

nam

an o

ptim

alak

an m

engh

asilk

an le

bih

bany

akm

alai

per

met

er p

erse

gi, m

embe

ripe

ran

besa

r un

tuk

penc

apai

an ta

rget

hasi

l tin

ggi

Tan

dur

jaja

r le

gow

o m

enin

gkat

kan

hasi

l dan

men

ekan

ham

a-pe

nyak

it

Peng

elol

aan

tana

man

untu

k m

enda

patk

anru

mpu

n ta

nam

anop

timal

Jum

lah

rum

pun

tana

man

perm

eter

per

segi

pad

a 14

har

ise

tela

h ta

nam

: L

egow

o 21

-40,

Teg

el 1

6-25

Jum

lah

min

imal

ana

kan

per

rum

pun

pada

aw

alpe

mbe

ntuk

an m

alai

: L

egow

o9-

18,

Teg

el 1

5-23

Pilih

sal

ah s

atu

vari

etas

yang

dia

njur

kan

ditin

gkat

kab

upat

en

Anj

uran

budi

day

a

Pisa

hkan

dan

bua

ngbe

nih

yang

apa

bila

dire

ndam

dal

am a

irga

ram

ata

u ab

u da

pur

men

gam

bang

dipe

rmuk

aan

air.

Tan

am p

inda

h bi

bit

umur

kur

ang

dari

21

HSS Jum

lah

beni

h ya

ngdi

sem

ai d

itent

ukan

ole

hsi

stem

tana

m, u

mur

bibi

t dan

jum

alh

bibi

tpe

r ru

mpu

n. T

andu

rja

jar le

gow

o

33

Pem

upuk

an n

itrog

en s

esua

i den

gan

kebu

tuha

n ta

nam

an d

an p

emup

ukan

P da

n K

ses

uai de

ngan

sta

tus

hara

akan

men

ingk

atka

n ef

isie

nsi i

nput

dan

mem

buat

tana

man

seh

at

Pem

upuk

anbe

rim

bang

War

na d

aun

tana

man

dia

tas

amba

ng d

ari p

emba

caan

BW

D ti

dak

teri

lihat

kah

at/

kera

cuna

nJum

lah

rum

pun

tana

man

opt

imal

terc

apai

Are

ape

ngel

olaa

nM

anfa

atK

ompo

nen

tekn

olog

iK

rite

ria

pena

nda

penc

apai

an a

dops

iko

mpo

nen

tekn

olog

i

Jika

ser

anga

n bu

rung

, tik

us,

atau

ham

a pe

nyak

it m

enca

pai 1

0%,

men

yeba

bkan

ber

kura

ngny

a an

akan

prod

uktif

dan

jum

lah

mal

ai b

erna

s,ha

sil y

ang

dipe

role

h ak

an m

enur

un.

Peng

enda

lian

gulm

a sa

ngat

pen

ting

pada

per

iode

aw

al s

ampa

i 30

hari

sete

lah

tana

m.

Peng

enda

lian

ham

ate

rpad

u se

suai

OPT

sasa

ran

Past

ikan

tida

k ad

a ke

hila

ngan

hasi

l kar

ena

ham

a da

npe

nyak

it

Lam

pira

n 3.

Lan

juta

n.

Pem

upuk

an e

fisi

enm

engg

unak

an B

WD

dan

PUT

S/pe

tak

omis

i/Pe

rmen

tan

No.

40/O

T.1

40/4

/200

7,at

au s

oft w

are

Sist

emPa

kar

Pem

upuk

an P

adi

(SIP

APU

KD

I)

Anj

uran

budi

day

a

Ter

apka

n be

rbag

aite

knik

pen

gend

alia

nbe

rtah

ap s

esua

i sta

dia

tana

man

.L

akuk

an p

enga

mat

an,

kend

alik

an d

enga

npe

stis

ida

apab

ila k

ondi

sim

eleb

ihi a

mba

ngke

ndal

i.K

enda

likan

gul

ma

saat

tana

man

mud

a se

cara

man

ual,

land

ak m

aupu

nde

ngan

her

bisi

da.

34

Mik

roor

gani

sme

tana

h da

n ak

arta

nam

an a

kan

tum

buh

deng

an b

aik

Perb

aika

n ae

rasi

tana

hPe

mat

ang

saw

ah c

ukup

ting

gida

n sa

lura

n ir

igas

i yan

gm

emas

ok a

ir k

e ha

mpa

ran

baik

.

Are

ape

ngel

olaa

nM

anfa

atK

ompo

nen

tekn

olog

iK

rite

ria

pena

nda

penc

apai

an a

dops

iko

mpo

nen

tekn

olog

i

Lam

pira

n 3.

Lan

juta

n.

Men

unda

dau

n se

nesc

en d

anm

engu

rang

i ker

usak

an d

aun

akib

atin

feks

i pat

ogen

Pupu

k ca

ir a

tau

supl

emen

lain

nya

Apa

bila

kea

daan

keua

ngan

mem

ungk

inka

n da

pat

dila

kuka

n ap

likas

ipu

puk

cair

/sup

lem

enla

inny

a

Dila

kuka

n ap

likas

i pup

ukca

ir/s

uple

men

lain

nya

sesu

aide

ngan

dos

is a

njur

an

Pena

mba

han

baha

n or

gani

km

mpe

rbai

ki te

kstu

r ta

nah,

dis

ampi

ngm

engu

rang

i pen

amba

ngan

har

a

Pena

mba

han

baha

nor

gani

kJe

ram

i pad

i tid

akdi

baka

r. T

amba

hkan

baha

n or

gani

k bu

kan

seba

gai s

umbe

r ha

raut

ama,

teta

pi s

ebag

aipe

mbe

nah

tana

h

Jera

mi p

adi t

idak

dib

akar

Bah

an o

rgan

ik d

itam

bahk

anke

dal

am s

awah

den

gan

dosi

s 2

ton/

ha

Lak

ukan

pen

gena

ngan

dan

peng

erin

gan

peta

kan

saw

ah s

ecar

abe

rgan

tian

Anj

uran

budi

day

a

35

Pane

n te

rlal

u aw

al m

enye

babk

anga

bah

ham

pa,

gaba

h hi

jau,

dan

butir

kap

ur ti

nggi

. Pan

en te

rlam

bat

men

yeba

bkan

keh

ilang

an h

asil

kare

na g

abah

ron

tok

di la

pang

anda

n m

enin

gkat

kan

bera

s pa

tah

saat

peng

gilin

gan

Unt

uk m

enda

patk

an m

utu

gaba

hya

ng le

bih

baik

dan

har

ga y

ang

lebi

h tin

ggi,

kad

ar a

ir g

abah

har

usse

cepa

tnya

ditu

runk

an a

gar

terh

inda

rda

ri k

erus

akan

. Pe

nund

aan

pero

ntok

an 1

-2 h

ari m

enur

unka

nm

utu

gaba

h da

n m

enin

gkat

kan

kehi

lang

an h

asil,

teru

tam

a jik

ate

rjad

i huj

an w

aktu

pen

umpu

kan

padi

set

elah

pan

en

Pena

ngan

an p

anen

dan

pasc

apan

enPa

nen

dila

kuka

n bi

la 1

/5 d

ari

mal

ai a

tau

4-5

gaba

h pa

daba

gian

mal

ai te

lah

men

gera

sPe

ront

okan

gab

ah p

alin

agla

ma

1-2

hari

set

elah

pan

en

Are

ape

ngel

olaa

nM

anfa

atK

ompo

nen

tekn

olog

iK

rite

ria

pena

nda

penc

apai

an a

dops

iko

mpo

nen

tekn

olog

i

Lam

pira

n 3.

Lan

juta

n.

Pane

n da

nPa

scap

anen

Pane

n pa

da w

aktu

yang

tepa

t.

Anj

uran

budi

day

a

36

Lampiran 4. Matrik kualitas untuk kegiatan latihan SL-PTT.

Kegiatan CatatanTahap Petunjuk kualitas

Pertanyaan,permasalahan danskenario-skenariodiajukan olehpemandu kepada parapeserta. Maksudnyaadalah untukmendukung adanyadiskusi dan analisasecara mendalamtentang keadaanlapangan danmemecahkan masalah.

Analisagambaranagroekosistem

Sebelum kegiatan dimulai,para peserta diberitahutentang tujuan kegiatan danproses yang harus diikutidalam kegiatan tersebut.

APA INI?Dialog yangmemperhatikanfungsi

Pertanyaan dijawabdengan pertanyaan,jawaban menolongpeserta menemukanfungsi. Mendorongmunculnya analisakritis

Prosespertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan tidak dijawab,akan tetapi dibalas denganpertanyaan-pertanyaan yangmenyelidiki lebih jauh.Petanyaan-pertanyaan yangditanya oleh pemandumengarah pada hubunganfungsional (mis. antarahama dan musuh alami atauantara hama dan tanaman)yang ada dalamagroekosistem.

Petani menemukansendiri jawaban ataspertanyaannya.

Hasil Para peserta mampumenyebutkan hubunganfungsional dalamagroekosistem.

AGROEKOSISTEMMerupakankegiatan utamagunamengembangkanpemahamantentang konsepPTT yang baikdan benar, sepertimisalnya:Pemilihankomponenteknologi.Pengamatanmingguan.Analisa keadaansawah.Pengambilankeputusan.

Peserta dijelaskanbagaimanamelakukan PRAPeserta dan pemandumelakukan transekPeserta mengamatidan mencatat sumberdaya yang tersedia,kendala biofisik danmemikirkan peluangpemecahan.

PelaksanaanPRA

Sebelum kegiatan dimulaipara peserta diberitahutentang tujuan kegiatan danproses yang harus diikutidalam kegiatan tersebut.Selama melakukan kegiatanpeserta memahami kondisilapangan.Para peserta mencatat apayang mereka amati.Peserta aktif berdikusi.Terpilih komponenteknologi yang sesuai

37

Lampiran 4. Lanjutan.

Kegiatan CatatanTahap Petunjuk kualitas

Tujuannya adalahuntukmengembangkanketrampilanpengambilankeputusan dananalisa.Pemandu membantupeserta mencapaitujuan tersebut.

TOPIK KHUSUSUntuk beberapaaspek PHT(biologi, ekologidan ekonomi)

Para peserta jelasmengenai maksuddan tujuan kegiatanini.

Tujuannya Sebelum kegiatanberlangsung, pemandumenerangkan tujuan danproses kegiatan topikkhusus.

Para peserta mencapaitujuan kegiatan.Peserta menganalisakegiatan yangdilakukan dengandibantu pertanyaan-pertanyaan pemandusehingga peserta tahuapa yang telahdilakukan.

Hasil Para peserta dapatmenyajikan hasil kegiatandan meringkas apa yangsudah dilakukan dalamkegiatannya.Peserta dapat menerangkanapa yang telah merekapelajari dari kegiatan yangsudah dilakukan.Pemandu mengajukapertanyaan-pertanyaan untukmembantu pesertamemahami kegiatan yangsudah dilakukan,menerapkan apa yang sudahmereka pelajari kedalam�kehidupan nyata�

Para peserta jelasmengenai apa yangharus dilakukan,semua peserta aktif.

Proses Selama kegiatanberlangsung para pesertaterlibat dan berpartisipasisecara aktif.Kegitan kelompok tidakdidominasi oleh satu orangpeserta maupun pemandu.

38

Lampiran 4. Lanjutan.

Kegiatan CatatanTahap Petunjuk kualitas

Pemandu mengajukanpertanyaan untukmembantu parapeserta dalammenganalisa kegiatan.Diskusi mengenai apayang dilakukan dalamkegiatan, poin-poinyang penting, dan apayang dipelajari olehpeserta.

Analisa Pemandu mengajukanpertanyaan-pertanyaan untukmembantu pesertamemahami kegiatan yangdilakukan dan menerapkanapa yang sudah merekapelajari kedalam �kehidupannyata�.

DINAMIKAKELOMPOKUntukmemperbaikiketrampilanbekerjasama danpemecahanmasalah

Pemandu menjelaskanmaksud dan tujuankegiatan sebelumkegiatan dimulai.Sarana belajar tersediasebelum kegiatandimulai.Waktu kegiatan cukup

Proses Sebelum kegiatanberlangsung pemandumemberitahu peserta tentangtujuan dan proses kegiatanyang akan dilakukan.Semuapeserta terlibat aktif dalamkegiatan.

BALLOT-BOXProses evaluasiyang dapatdigunakan sebagai�pre-test� dan�post-test� untukmenilaiketrampilan dilapangan

Pertanyaanberdasarkan keadaanlapangan setempatmemperhatikanfungsi-fungsi yangada dalam ekologisawah, bukan namaserangga atau produk.Apabila digunakanuntuk pre-dan post-test maka kedua-duanya menilaitingkat keterampilansama

Persiapan Soal-soal benar-benarberadsarkan pengetahuandan ketrampilan lapanganNama-nama latin tidakdigunakan

Para peserta benar-benar memahamikerjasama maupunpengambilankeputusan.

Hasil Para peserta dapatmenerangkan apa yang telahmereka pelajari dari kegiatanyang sudah dilakukan.

Sebagai saranapendorong belajar danevaluasi kegiatan

Hasil Pemandu menggunakansebagai sarana pendorongbelajar dan memperhatikanserta mempertimbangkanisinya.