juknis slptt padi

15
ISBN: ___ ___ ____ ___ _ PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN TEKNOLOGI SL-PTT PADI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2010

Upload: irawan-prastomo

Post on 22-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JUKNIS SLPTT PADI

TRANSCRIPT

ISBN: ___ ___ ____ ___ _

PETUNJUK TEKNIS

PENDAMPINGAN TEKNOLOGISL-PTT PADI

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan TengahBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian

2010

ISBN: ___ ___ ____ __ _

Penanggungjawab

I Gusti Putu WigenaKepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Pangan

Penyusun

M. Saleh MokhtarSuriansyahAndy Bhermana

Redaksi Pelaksana

Elmi KamsiatiSuparman

Diterbitkan oleh :

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah

Petunjuk Teknis Pendampingan Teknologi SLPTT Padidi Kalimantan Tengah

Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT i  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

 

Kata Pengantar Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan pendekatan paling efektif dalam mendukung program percepatan peningkatan produksi padi nasional.

BPTP memiliki peran sangat strategis dalam mendukung SL-PTT ini. BPTP tidak saja merupakan sumber inovasi teknologi bagi petani, akan tetapi sekaligus sebagai narasumber dan pendamping teknologi di lapangan.

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi tim pendampingan teknologi SL-PTT padi di BPTP dan pihak terlibat lainnya. Penyusunan dilakukan oleh suatu tim inti pelaksana pendampingan teknologi SL-PTT di BPTP Kalteng, mengacu pada Pedoman Pelaksana SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai Nasional dan Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT, dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Juknis ini disusun agar kegiatan pendampingan teknologi SL-PTT Padi oleh Peneliti dan Penyuluh BPTP Kalteng dapat dilaksanakan dengan tertib, terarah, dan bersinergi, sehingga pelaksanaan pendampingan SLPTT berkualitas dan dapat mendorong pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan produktivitas padi nasional.

Palangka Raya, 20 Maret 2010

Kepala Balai,

Dr. Ir. I Gusti Putu Wigena, M.Si

ii Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT 

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 

Daftar Isi

Halaman Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………. i Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………. iiDaftar Gambar………………………………………………………………………………………………… iv1 Pendahuluan………………………………………………………………………………………….. 1 1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1 1.2. Tujuan dan Sasaran Pendampingan…………………………………………………. 12 Penyelengaraan PTT……………………………………………………………………………….. 2 2.1. Pengertian dan Prinsip PTT……………………………………………………………. 2 2.2. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi…………………………………………. 2 3 Penyelengaraan SL-PTT…………………………………………………………………………… 3 3.1. Penciri SL- PTT……………………………………………………………………………… 3 4 Sinergi Pendampingan ……………………………………………………………………………. 4 4.1. Puslitbangtan………………………………………………………………………………… 4 4.2. Balit…………………………………………………………………………………………….. 4 4.3. BBSDL…………………………………………………………………………………………. 4 4.4. BB Mektan……………………………………………………………………………………. 4 4.5. BB P2TP………………………………………………………………………………………. 4 4.6. BPTP……………………………………………………………………………………………. 4 5 Bentuk Kegiatan Pendampingan ……………………………………………………………… 5 5.1. Display Varietas/Uji Adaptasi VUB ………………………………………………….. 5 5.2. Penyediaan Juknis dan Leaflet……………………………………………………….. 5 5.3. ApresiASI DAN Bimbingan Lapangan r…………………………………………….. 5 5.4. Gelar Teknologi?Demonstrasi Plot PTT……………………………………………. 5 5.5. Narasumber . ……………………………………………………………………………….. 5 6 Operasionalisasi Pendampingan …………….................................................. 6 6.1. Pendampingan Oleh Peneliti Puslit/BB/Balit Komoditas …………………….. 6 6.2. Pendampingan Oleh BPTP………………………………………………………………. 6 6.3. Pembiayaan………………………………………………………………………………….. 7 6.4. Pelaporan……………………………………………………………………………………… 8 7 Penutup…………………………………………………………………………………………………. 8

LAMPIRAN: 1. Lokasi Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi 2010 2. Tim Pendampingan Teknologi SL-PTT BPTP Kalimantan Tengah

Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT iii  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

 

Daftar Gambar

Halaman Gambar 1 Sinergi UK/UPT dalam Pendampingan SL PTT Padi…………………………………………………

4

Gambar 2 Mekanisme Pendampingan SL-PTT……………………………………………………………………….. 7

Petunjuk Teknis PendampinganeTeknologi SL-PTT 1 K l  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Kalimantan Tengah mempunyai potensi lahan yang masih cukup luas, namun belum sebanding dengan luas lahan pertanian yang sudah termanfaatkan. Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang semakin kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang amat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan, antara lain dampak fenomena iklim (DFI), semakin berkurangnya ketersedian lahan produksi untuk tanaman pangan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi karena sumber – sumber air yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan air diluar sektor pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan penduduk.

Permasalahan sub sektor tanaman pangan khususnya padi dan kedelai adalah adanya kesenjangan produktivitas ditingkat petani yang cukup besar, dibanding potensi yang dapat dicapai petani. Penyebabnya antara lain penggunaan benih unggul varietas potensi tinggi dan bersertifikat ditingkat petani masih rendah sekitar 25 – 30 %, penggunaan pupuk yang belum berimbang dan efisien, penggunaan pupuk organik yang masih terbatas, teknik budidaya spesifik lokasi masih belum berkembang, pendampingan penyuluh, POPT, PBT dan peneliti belum optimal, lemahnya akses petani terhadap sumber permodalan/pembiayaan usaha serta pasar dll.

Diperlukan upaya khusus peningkatan produksi, untuk mencapai swasembada pangan dan/atau mempertahankan swasembada beras. Pemerintah telah mencanangkan program peningkatan produktivitas dan produksi pangan sejak tahun 2007 yang diawali dengan pencanangan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), diikuti dengan komoditas pangan lainnya utamanya jagung dan kedelai.

Strategi yang disusun untuk peningkatan produktivitas dan produksi meliputi: 1) Peningkatan produktivitas, 2) Perluasan areal tanam, 3) Pengamanan produksi, dan 4) Pemberdayaan kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usahatani.

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui introduksi varietas unggul baru produktivitas tinggi yang dibudidayakan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Penyebarluasan pendekatan PTT dilakukan melalui metode sekolah lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis Departemen Pertanian untuk Peningkatan Produktivitas dan Produksi Pangan.

Berkenaan dengan SL-PTT sebagai salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian, peneliti Badan Litbang Pertanian dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan/pengalawalan teknologi untuk mempercepat penyebaran dan adopsi teknologi budidaya padi di tingkat lapangan (petani). Sebagai pedoman peneliti dan penyuluh BPTP Kalimantan Tengah, petugas pendamping di lapang serta stakeholder lainnya dalam melaksanakan pendampingan teknologi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah menyusun petunjuk teknis (Juknis) pendampingan teknologi SL-PTT Padi.

1.2. Tujuan dan Sasaran Pendampingan Pendampingan teknoli oleh peneliti dan penyuluh BPTP Kalimantan bertujuan agar teknologi padi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian dapat menyebar secara lebih cepat dan diterapkan secara optimal oleh petani pelaksana SL-PTT Padi, sehingga implementasi pendekatan PTT Padi lebih baik dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan produksi padi nasional.

Sasaran pendampingan teknologi pada 1000 unit SL-PTT padi pada tahun 2010 di 9 kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah. Target sasaran peningkatan produktivitas pada lahan hamparan SL-PTT Padi inbrida adalah 0,5-1 t/ha. Sedangkan pada LL, untuk padi inbrida 1-1,5 t/ha.

 

2  PetunjukTeknis Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

2. Penyelenggaraan PTT

2.1. Pengertian dan Prinsip PTT PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.

Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan.

PTT dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip utama, yaitu:

(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan.

(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.

(3) Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah, dan air dikelola dengan baik secara terpadu.

(4) Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.

(5) Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan Iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat.

2.2. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi 2.2.1. Teknologi Dasar

Teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Teknologi ini terdiri dari:

(1) Varietas unggul baru, inbrida, atau hibrida

(2) Benih bermutu dan berlabel

(3) Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos

(4) Pengaturan populasi tanaman secara optimum

(5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah

(6) Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu).

2.2.2. Teknologi Pilihan

Teknologi yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas:

(1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam

(2) Penggunaan bibit muda (< 21 hari)

(3) Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun

(4) Pengairan secara efektif dan efisien

(5) Penyiangan dengan landak atau gasrok

(6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok

Petunjuk Teknis PendampinganeTeknologi SL-PTT 3 K l  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

3. Penyelenggaraan SL-PTT

SL-PTT adalah salah satu metode penyuluhan atau pendidikan non formal kepada petani yang seluruh proses belajar–mengajarnya di lakukan di lapangan/lahan usahatani dan di tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang kelas.

Sekolah lapang (SL) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, utamanya dalam mengenali potensi, penyusunan rencana usahatani, dan mengatasi permasalahan.

Melalui SL petani akan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian, usahataninya lebih efisien, berproduktivitas tinggi, dan berkelanjutan.

Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok, serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.

3.1.1. Penciri SL-PTT:

(1) Satu unit SL-PTT Padi inhibrida luasnya 25 hektar dan di dalam SL-PTT terdapat laboratorium lapang (LL) seluas satu hektar. LL adalah kawasan atau area dalam kawasan SL-PTT yang berfungsi sebagai media percontohan, tempat belajar dan tempat praktek penerapan teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama kelompok tani/petani. Komponen teknologi yang diterapkan berdasarkan hasil kajian kebutuhan dan peluang (KKP) oleh petani.

(2) Didukung Pemandu Lapang (PL) yang terdiri dari Penyuluh Pertanian, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), dan Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti pelatihan. Pemandu sebagai fasilitator memberikan bimbingan. Peserta dan pemandu saling memberi dan menghargai.

(3) Menggunakan sarana kelompok tani yang sudah terbentuk dan masih aktif, berbasis domisili atau hamparan dimana lokasi lahan usahataninya masih dalam satu hamparan. Perencanaan pengambilan keputusan dilakukan bersama dengan kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

(4) Materi pelatihan, praktek, dan sarana belajar ada di lapangan dan memiliki programa kegiatan untuk satu musim tanam.

(5) Terdapat Pos Simpul Koordinasi (POSKO) I – V yaitu sebagai tempat melaksanakan koordinasi dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan SL-PTT. POSKO yang telah ada antara lain POSKO P2BN.

(6) Penyelenggaraan SL-PTT berlandaskan pada beberapa azas sebagai berikut:

• Sawah sebagai sarana belajar • Belajar lewat pengalaman dan penemuan petani sendiri • Pengkajian agroekosistem sawah • Metode belajar praktis • Programa berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan

(7) Pendidikan yang dikembangkan dalam SL-PTT meliputi tiga aspek, yaitu: • Aspek teknologi: keterampilan dan pengetahuan • Aspek hubungan antar petani: interaksi dan komunikasi • Aspek pengelolaan: manajer di lahan usaha

Kegiatan SL-PTT di tiap lokasi akan memiliki jadwal waktu tanam yang beragam, tergantung lokasi spesifik masing-masing.

 

4  PetunjukTeknis Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

4. Sinergi Pendampingan

Gambar 1. Sinergi UK/UPT dalam Pendampingan SL PTT Padi

Areal SLPTT = 24 Ha Padi Non Hibrida

4.1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) (1) Menyusun Buku Pedoman Umum PTT Padi dan Panduan Pelaksanaan SL-PTT Padi.

(2) Melakukan Koordinasi pendampingan oleh BBPadi dan Lolit Tungro.

(3) Bersama BBP2TP menyusun juklak pendampingan dan melakukan koodinasi pendampingan UK/UPT lingkup Badan Litbangtan yang terkait.

4.2. Balit (BB Padi dan Lolit Tungro) (1) Menyediakan benih sumber untuk uji adaptasi VUB.

(2) narasumber

4.3. BBSDLP dan Balit lingkup BBSDLP (1) Menyediakan sebagian jumlah PUTS/PUTK dan merakit sesuai permintaan.

(2) Menyediakan peta status hara.

(3) Menyusun buku petunjuk teknis.

(4) Narasumber.

4.4. BB Mektan (1) Narasumber.

4.5. BBP2TP Bersama Puslitbangtan menyusun juklak pendampingan dan melakukan koodinasi pendampingan teknologi SL-PTT 33 BPTP se Indonesia dan UK/UPT lingkup Badan Litbangtan yang terkait.

4.6. BPTP (1) Berkoordinasi dengan dinas-dinas (2) Melakukan uji adaptasi VUB. (3) Mendistribusikan materi pelatihan dan diseminasi teknologi. (4) Mengorganisasikan pendampingan (peneliti, penyuluh, mahasiswa, POPT, dll). (5) Narasumber pelatihan/Apresiasi teknologi. (6) Evaluasi adopsi komponen teknologi PTT. (7) Memimpin tim teknis teknologi.

Petunjuk Teknis PendampinganeTeknologi SL-PTT 5 K l  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

5. Bentuk Kegiatan Pendampingan Bentuk kegiatan pendampingan teknologi SL-PTT Padi oleh BPTP Kalimantan Tengah Tahun 2010 adalah :

5.1. Display Varietas/Uji Adaptasi VUB Penyebarluasan inovasi dilakukan melalui Demplot seluas 0,25 ha di LL yang luasnya 1 ha. Pada LL diintroduksi tiga - empat varietas unggul baru yang berproduksi tinggi dan satu varietas pembanding yang telah digunakan petani secara luas. Varietas yang diuji adaptasi dibudidayakan dengan pendekatan PTT seperti pada demoplot/Gelar Teknologi PTT Padi.

5.2. Penyediaan Juknis dan Leaflet (1) Penyediaan Juknis pendampingan teknologi SL-PTT Padi sebanyak 500 eksampelar untuk Tim

Pendampingan SL-PTT Padi, petugas lapang Display Varietas Padi

(2) Penyediaan Leaflet Informasi teknologi sebyak 5.000 eks;

5.3. Apresiasi dan Bimbingan Lapang o Berpartisipasi sebagai narasumber pada pelatihan pemandu lapang II dan Pemandu Lapang III

untuk pelatihan 60% dari jumlah PL-III di setiap kabupaten.

o Melaksnakan apresiasi teknologi kepada PL-III dan petani pelaksana Display Varieats di 1- 3 BPP yang representatif di 9 kabupaten

o Melaksanakan supervisi dan bimbingan lapangan pada minimal 20% lokasi Display Varietas Padi di 9 Kabupaten.

o Menyiapkan insentif petugas lapang yang ditugasi secara khusus untuk melaksanakan pengawalan secara intensif pada kegiatan display varietas padi 0,25 ha di 1000 unit LL SL-PTT Padi di 9 Kabupaten.

5.4. Gelar Teknologi/ Demonstrasi Plot PTT Demonstrasi plot PTT dilakukan pada lahan seluas 0,5 - 1,0 Ha di luar LL (dalam SL) pada 1 unit SL-PTT Padi di kabupaten Sukamara untuk menguji paket teknologi lengkap PTT.

Lahan demoplotPTT yang luasnya 0,5 – 1,0 ha tersebut dapat dianggap sebagai super imposed oleh BPTP, sekaligus sebagai media pembuktian teknologi PTT yang sebenarnya. Perlakuan yang diterapkan sepenuhnya memenuhi kaidah-kaidah pengkajian. Hasilnya bisa diekspos sebagai contoh bagi pengembangan SL-PTT di tempat lain.

Lahan SL yang luasnya 24 ha bisa dijadikan lahan perluasan inovasi teknologi yang dikembangkan dalam LL dan lahan demoplot. Penyelenggaraan pendampingan di SL dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan.

5.5. Narasumber Menghadirkan peneliti (Puslit/Balai Besar, BPTP, Balitkomoditas, Lolit) sebagai narasumber pada 60% unit SL-PTT pada waktu pertemuan petugas lapang/petani untuk membahas topik khusus minimal sekali selama berlangsungnya SL-PTT Padi.

 

6  PetunjukTeknis Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

6. Operasionalisasi Pendampingan

6.1. Pendampingan oleh Peneliti Puslit / BB / Balit Komoditas BPTP Kalimantan Tengah dalam melaksanakan pendampingan Teknologi SL-PTT Padi tahun 2010 mendapat pendampingan dari peneliti BBSDLP.

Pendampingan oleh peneliti BBSDLP dilakukan sesuai dengan SK. Kepala Badan Litbang Pertanian dengan tugas:

• Menjadi narasumber teknologi untuk membantu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Penyuluh dalam diseminasi teknologi spesifik lokasi melalui SL-PTT.

• Melakukan supervisi teknologi.

6.2. Pendampingan Teknologi oleh BPTP (1) Mengkoordinasikan struktur Tim Pendampingan SL-PTT :

• Tim Tingkat Provinsi terdiri dari beberapa instansi, dengan saran: Kadistan sebagai ketua, BPTP sebagai Sekretaris dan Bakorluh sebagai Wakil Ketua dan anggotanya dinas/instansi terkait mengikuti struktur organisasi PUAP. Kepala BPTP sebagai sekretaris dalam teknis operasionalnya dibantu oleh Tim Teknis SL-PTT dari BPTP.

• Tim Pendamping SL-PTT tingkat Kabupaten terdiri dari Kasie Dinas Pertanian Kabupaten, Bappeluh, POPT, PL-II, dan LO/Koordinator Wilayah dari BPTP.

• Tim Pendamping SL-PTT di tingkat kecamatan adalah POPT, Koordinator penyuluh, KCD, Penyuluh pendamping.

• Tim pendamping SL-PTT di tingkat Lapang/Desa adalah penyuluh pendamping, POPT, dan PBT setempat.

(2) Membentuk Tim Inti Pelaksana di BPTP dengan keanggotaan yang kompeten

Tim Inti Pelaksana BPTP tersebut bertugas untuk:

• Merancang, merencanakan mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan SL-PTT

• Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pendampingan teknologi SL-PTT spesifik lokasi

• Melakukan koordinasi pelaksanaan SL-PTT di tingkat provinsi dan pusat

• Membantu mekanisme kelancaran distribusi benih dari BB Padi/Balit Lingkup Puslitbangtan ke lokasi demoplot.

(3) Membentuk Liason Officer (LO) atau Koordinator Wilayah (Korwil) di setiap Kabupaten

Tugas LO/Korwil:

• Membuat demplot PTT Padi 0.25 hektar di luar LL (dalam SL) pada 2 – 5 titik per kabupaten. Demplot berisikan (a) keragaan berbagai varietas unggul baru dan (b) Komponen teknologi PTT seara lengkap. Sebelum panen diadakan temu lapang yang dihadiri oleh penyuluh, petani dan pengambil kebijakan di daerah.

• Membuat Demplot/Uji Adaptasi VUB Padi 0,25 ha di dalam LL pada 60% unit SL-PTT

• Sebagai narasumber untuk teknologi pendekatan PTT (padi ) pada pelatihan PL-III, Apresiasi, pertemuan kelompoktani

• Mengumpulkan data, menganalisis dan penulisan laporan pendampingan (usahatani) • Membantu kelancaran distribusi benih dari Balit-Balit lingkup Puslitbangtan ke lokasi-lokasi

SL-PTT dan demplot

Petunjuk Teknis PendampinganeTeknologi SL-PTT 7 K l  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

(4) Intervensi inovasi pertanian terhadap SL-PTT. Pada saat yang sama dilakukan secara sinerji, membantu mengarahkan Rencana Usaha Bersama (RUB) untuk mendukung Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Hal ini dilakukan mengingat lokasi SLPTT di beberapa tempat berhimpit dengan lokasi PUAP.

(5) Membangun Sinergi Dengan Program Strategis Deptan

Di wilayah kerja BPTP dijumpai beberapa Program Strategis Dep. Pertanian yang berkaitan dengan pengembangan inovasi teknologi pertanian yang meliputi: P2BN-SLPTT, P2SDS, Pengembangan Kawasan Hortikultura, dan PUAP.

Berkenaan dengan adanya beberapa program strategis itu, skenario pendampingan SL-PTT dilakukan dengan mekanisme kerja sebagai berikut:

• Membangun sinergi dengan Dinas Lingkup Pertanian di Provinsi, Kabupaten/Kota, dan KCD/BPP di tingkat kecamatan untuk menggerakan PPL/THL/POPT.

• Menugaskan LO atau Korwil untuk berkoordinasi dengan Tim Pembina PUAP/POSKO II P2BN dan Posko SL-PTT di Kantor Dinas Pertanian atau Badan Koordinator Penyuluhan Provinsi.

• Di tingkat Kabupaten/Kota, koordinasi dilakukan dengan Tim Teknis PUAP/POSKO III P2BN , POSKO SL-PTT, Dinas Pertanian Kabupaten, dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian.

• Mengintegrasikan pelaksanaan kegiatan PUAP dengan SL-PTT

• Melakukan outsourcing tenaga melalui kerjasama dengan perguruan tinggi atau relawan sarjana.

Secara ringkas, mekanisme operasional pendampingan SL-PTT disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme Pendampingan SL-PTT

6.3. Pembiayaan

Biaya diperlukan untuk mendukung kegiatan perjalanan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

Pembiayaan pendampingan oleh peneliti Puslit/BB/Balit/Lolit ditanggung dari DIPA masing-masing.

Pembiayaan pendampingan oleh peneliti dan penyuluh BPTP dari Lingkup kegiatan yang mendukug SL-PTT tahun 2010 ( 7 kegiatan) dan dapat disinergikan dengan kegiatan PUAP.

 

8  PetunjukTeknis Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

6.4. Pelaporan Pelaporan pelaksanaan pendampingan oleh peneliti dan penyuluh BPTP dilakukan secara berjenjang oleh LO melalui pengumpulan data di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten, ditembuskan kepada Tim Teknis SL-PTT di Provinsi dan Kabupaten. BPTP juga menyampaikan laporan kepada BBP2TP.

Puslitbangtan bersama dengan BBP2TP merangkum laporan pelaksanaan pendampingan untuk dilaporkan kepada Badan Litbang Pertanian.

7. Penutup Petunjuk teknis pendampingan ini sebagai acuan bagi tim pendampingan SL-PTT di BPTP Kalteng, Tim Teknis Provinsi, Tim Teknis Kabupaten, Kecamatan, Pendamping Lapangan, dan ketua kelompoktani pelaksana.

Koordinasi dan sinergisme antara pihak yang terlibat baik di internal BPTP Kalteng maupun dengan unsur lain yang relevan dan terkait, menjadi faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan pendapingan SL-PTT di di Provinsi Kalimantan Tengah. Oleh karena itu jalinan kerjasama dan komunikasi yang baik antar pihak perlu terus dibina dan ditingkatkan.

Petunjuk Teknis PendampinganeTeknologi SL-PTT 9 K l  

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

Lampiran:

1. Lokasi Pendampingan SL-PTT Padi Tahun 2010

RENCANA LOKASI PENDAMPINGAN SL-PTT BPTP KATENG TA 2010DI 9 KABUPATEN (DEMPLOT @ 5 kg VUB Padi)

NO Kabupaten ? Unit SL-PTT Padi Sawah

? Lokasi Pdmp

( 60%)

? Unit SL-PTT Padi Lahan

Kering

? Lokasi Pdmp

( 60%)

? Lokasi Pdmp

Padi (Sawah+Ladang)

( 60%)

1. Kapuas 400 200 260 100 300

2. Pulang Pisau 200 150 - - 150

3. Kotim 100 50 180 100 150

4. Barito Timur 80 50 - - 50

5 Seruyan 80 50 - - 506. Gunung Mas 100 50 - - 50

7. Barito Seltn 160 50 - - 50

8. Barito Utara 200 50 160 100 1509. Katingan 160 50 50

700 300 1.000

SERUYAN

KOTAWARINGIN TIMUR

PULANG PISAU

KAPUAS

BARITO SELATAN

BARITO TIMUR

BARITO UTARA

KATINGAN

 

10  PetunjukTeknis Pendampingan Teknologi SL-PTT Padi

Balai  Pengkajian  Teknologi  Pertanian Kalimantan Tengah 

Lampiran 2. TIM PENDAMPINGAN TEKNOLOGI SL-PTT PADI BPTP KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2010

1. Penanggung Jawab : Dr, Ir. I. Gusti Putu Wigena, M.Si 2. Tim Inti Pelaksana Khusus (TIPK)

a. Koordinator : Dr. Ir. M.Saleh Mokhtar, MP b. Sekretaris

: 1. Suparman, SP 2. Elmi Kamsiati, S.TP

c. Anggota : Ir. Suriansyah Andy Bhermana, SP, M.Sc Dewi Ratna Sari, A.md Andriansyah 3. LO/Koordinator Kabupaten 1. Kabpaten Kapuas : 1. Ir. Suriansyah

2. Suparman, SP 2. Kabupaten Pulang Pisau : 1. Dr. Ir. M. Slaeh Mokhtar, MP

2. Hijrah Tunisa,SP 3. Kabupaten Barito Timur

: 1. Ir. Rahmadi Ramli, MS 2. Andy Bhermana, SP, M.Sc

4. Kabupaten Gunung Mas : 1. Twenty Liana, SP 2. Lumban Rangin, SP, M.Si

5. Kabupaten Barito Utara : 1. Suparman, SP 2. Hijrah Tunisa, SP

6. Kabupaten Katingan : 1. Dr. Ir. M. Anang Firmansyah, SP.M.Si 2. Wahyu Adi Nugroho, SP

7. Kabupaten Seruyan : 1. Ir. Rukayah 2. Nurmili Yuliani, SP

8. Kabupaten Kotawaringin Timur : 1. Ir. Marlon Siahaan, M.Si 2. Shinta E. Purwandari, S.TP

9. Kabupaten Barito Selatan : 1. Ir. Ary Hartono 2. Fitri Kurniawati, S,TP