pada tabel1

12
Pada tabel1.dapat dilihat bahwa setiap konsentrasi ekstrak rimpang kunyit mempunyai nilai rata-rata diameter pertumbuhan miselia jamur F. Oxysporum Schletct lebih kecil dibandingkan dengan diameter pertumbuhan miselia jamur F. Oxysporum Schletct pada kontrol. Hal ini berarti ekstrak rimpang kunyit mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan miselia jamur F. oxysporum Schletct . Konsentrasi efektif yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schletct pada re ntang konsentrasi antara 0,00% (b/v) sampai 0,13% (b/v) adalah 0,10% (b/v). Karena pada konsentrasi ekstrak 0,10% (b/v) persentase penghambatan ekstrak rimpang kunyit terhadap jamur F. oxysporum Schletct sudah melebihi 50%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak rimpang kunyit menghambat diameter pertumbuhan jamur F. oxysporum Schletct. Hasil dari uji One Way Anova pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai probabilitas atau signifikansi 0,00 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak artinya ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas antifungal untuk menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum Schletct secara in vitro . Jika dilihat dari rata- rata (mean) dari hasil uji One Way Anova dapat dijelaskan bahwa setiap adanya penambahan konsentrasi ekstrak memperlihatkan adanya penambahan daya hambat. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi ekstrak rimpang kunyit yang terdapat dalam medium, maka jumlah ekstrak yang berdifusi ke dalam sel jamur semakin meningkat yang mengakibatkan sel jamur menjadi hipertonik dan terjadi berbagai mekanisme gangguan di dalam sel jamur yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan jamur bahkan menyebabkan kematian. Membran sel kaya akan lipida, terutama fosfolipida. Membran mencakup hanya 8 - 15% dari massa kering sel dan mengandung sampai 70 - 90% lipida sel (Schlegel, 1994 : 43). Dengan adanya senyawa lipofilik pada ekstrak kunyit, maka senyawa ini akan melarutkan lipid yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga dapat merusak struktur membran sel itu sen diri. Membran merupakan penahan osmosis dari sel dan mengendalikan masuk keluarnya berbagai zat, serta tempat terjadinya sistem transport aktif (Schlegel, 1994 : 44). Melihat begitu banyak dan pentingnya fungsi membran bagi keberlangsungan suatu sel, maka rusaknya membran sel akan mengganggu mekanisme kerja yang terdapat di

Upload: katharina-novita

Post on 02-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sertujkl

TRANSCRIPT

Page 1: Pada Tabel1

Pada tabel1.dapat dilihat bahwa setiap konsentrasi ekstrak rimpang kunyit mempunyai nilai rata-rata diameter pertumbuhan miselia jamur F. Oxysporum Schletct lebih kecil dibandingkan dengan diameter pertumbuhan miselia jamur F. Oxysporum Schletct pada kontrol. Hal ini berartiekstrak rimpang kunyit mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan miselia jamur F. oxysporum Schletct . Konsentrasi efektif yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schletct pada re ntang konsentrasi antara 0,00% (b/v) sampai 0,13% (b/v) adalah 0,10% (b/v). Karena pada konsentrasi ekstrak 0,10% (b/v) persentase penghambatan ekstrak rimpang kunyit terhadap jamur F. oxysporum Schletct sudah melebihi 50%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak rimpang kunyit menghambat diameter pertumbuhan jamur F. oxysporum Schletct.Hasil dari uji One Way Anova pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai probabilitas atau signifikansi 0,00 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak artinya ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas antifungal untuk menghambat pertumbuhan jamurF. oxysporum Schletct secara in vitro . Jika dilihat dari rata- rata (mean) dari hasil uji One Way Anova dapat dijelaskan bahwa setiap adanya penambahan konsentrasi ekstrak memperlihatkan adanya penambahan daya hambat. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi ekstrak rimpang kunyit yang terdapat dalam medium, maka jumlah ekstrak yang berdifusi ke dalam sel jamur semakin meningkat yang mengakibatkan sel jamur menjadi hipertonik dan terjadi berbagai mekanisme gangguan di dalam sel jamur yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan jamur bahkan menyebabkan kematian. Membran sel kaya akan lipida, terutama fosfolipida. Membran mencakup hanya 8 - 15% dari massa kering sel dan mengandung sampai 70 - 90% lipida sel (Schlegel, 1994 : 43). Dengan adanya senyawa lipofilik pada ekstrak kunyit, maka senyawa ini akan melarutkan lipid yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga dapat merusak struktur membran sel itu sen diri. Membran merupakan penahan osmosis dari sel dan mengendalikan masuk keluarnya berbagai zat, serta tempat terjadinya sistem transport aktif (Schlegel, 1994 : 44). Melihat begitu banyak dan pentingnya fungsi membran bagi keberlangsungan suatu sel, maka rusaknya membran sel akan mengganggu mekanisme kerja yang terdapat di dalam sel. Hasil dari ekspansi membran ini antara lain dapat menurunkan fluiditas dan permeabilitas membran, mengganggu protein yang menempel pada membran, menghalangi respirasi, dan perubahan proses transport ion. Hasil uji Tukey pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kelompok konsentrasi antara setiap perlakuan dengan kelompok kontrol DMSO 1% dan aquades terhadap pertumbuhan jamur F. oxysporum Schletct menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada setiap kelompok konsentrasi ekstrak terjadi penambahan diameter hambatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kelompok konsentrasi memiliki aktivitas antifungi yang berbeda signifikan terhadap pertumbuhan jamur F. oxysporum Schlecht jika dibandingkan dengan kontrol. Adanya hambatan dari ekstrak kasar rimpang kunyit terhadap pertumbuhan jamur F.Oxysporum Schlecht dapat disebabkan adanya senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamekstrak kasar rimpang kunyit yang mempunyai sifat anti fungi maupun anti mikroba. Hal ini menunjukkan ekstrak kasar rimpang kunyit mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum Schlecht sebagai penyebab layu fusarium pada berbagai tanaman dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan terdahulu dijelaskan bahwa ekstrak cairdari kunyit mempunyai sifat fungitoksik secara in vitro untuk menghambat pertumbuhan miselium Fusarium udum (Raja & Kurucheve, 1998 : dalam Stangarlin, 2006) dan mengurangipertumbuhan miselium dan perkecambahan Macrophomina phaseolina(Tassi) Goid (Singh & Rai,2000 : 165).

Page 2: Pada Tabel1

Tabel 1. menunjukkan bahwa konsentrasi 0,10% (b/v) untuk jamur F. oxysporum Schlecht sudah menunjukkan penghambatan lebih dari 50%. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi efektif yaitu konsentrasi minimal yang sudah bisa menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum Schlecht adalah konsentrasi 0,10%(b/v) untuk F. oxysporum Schlecht. Adanya penghambatan dari ekstrak kasar kunyit terhadap pertumbuhan jamur F. oxysporum Schlecht disebabkan adanya senyawa yang bersifat fungitoksik. Senyawa tersebut merupakan senyawa hasil proses metabolisme sekunder dan sebagian besar berhubungan dengan tiga jalur biosintesis yaitu jalur asam mevalonat, jalur asam sikimat, dan malonat (Griffin, 1981 : 324).

Beberapa penelitian yang mengemukakan aktivitas dari minyak atsiri kunyit sebagai antifungi seperti penelitian yang dilakukan oleh Singht al.(2002 : 737) dimana minyak atsiri dari kunyit pada konsentrasi 1000 ppm dapat menghambat pertumbuhan miselium dari jamur Colletotric hum falcatum Went dan Fusarium moniliforme J. Sheld. Sedangkan pada konsentrasi 400 mg/l ekstrak kunyit dapat menghambat pertumbuhan miselium Altenaria solani lebih dari 30% (Stangarlin : 2006).

Senyawa antifungi yang terkandung di dalam ekstrak kunyit diduga berasal dari komponen minyak atsiri rimpang kunyit yang mengandung senyawa metabolit sekunder yang termasuk ke dalam golongan seskuiterpen. Senyawa turunan dari minyak atsiri rimpang kunyit yang termasuk ke dalam golongan sesquiterpen yaitu:turmerone,turmerol, ar-turmeron, curlon, ar-kurkumin dan senyawa turunan minyak atsiri lainnya diduga mempunyai sifat antifungi. Menurut Griffin (1981 : 303) Beberapa senyawa antifungi dapat mengganggu metabolism energi dalam mitokondria yaitu dalam tahap transfer elektron dan fosforilasi. Metabolisme energy dalam mitokondria dihambat dengan terganggunya transfer elektron. Terhambatnya transferelektron akan mengurangi oksigen dan mengganggu fungsi dari siklus asam trikarboksilat. Akibat tidak terjadinya tahap fos porilasi menyebabkan terhambatnya pembentukan ATP dan ADP. Terhambatnya pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schlecht dalam penelitian ini diduga karena adanya penurunan pengambilan O2 oleh mitokondria yang mengalami kerusakan membran dan kerusakan Krista akibat adanya aktivitas senyawa antifungi, sehingga menyebabkan energi ATP yang dihasilkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sel menjadi berkurang, sehingga pertumbuhannnya terhambat secara normal. Adanya senyawa terpen pada minyak atsiri kunyit yang mempunyai aktivitas anti jamur diduga dapat menyebabkan gangguan membran oleh senyawa lipopilik (Cowan, 1999 : 571). Senyawa seskuiterpen yang telah disebutkan di atas merupakan senyawa dari hasil proses metabolisme sekunder pada tanaman yang dikenal dengan nama metabolit sekunder. Metabolit sekunder sangat penting untuk kehidupan tanaman dan banyak dari senyawa tersebut dihasilkan sebagai mekanisme untuk melawan serangan bakteri, virus dan jamur (Margaret & Brian, 1981 ; 308).

Meskipun dalam peneli tian ini, ekstrak rimpang kunyit dapat menghambat pertumbuhan jamur, namun penghambatan tersebut tidak menghambat 100%, sehingga masih terlihat adanya daerah pertumbuhan miselium jamur. Adanya daerah pertumbuhan pada medium perlakuan dapat disebabkan oleh adanya senyawa polar yang terdapat dalam rimpang kunyit, misalnya mineral, vitamin, dan karbohidrat sederhana yang tertarik atau terlarut dalam etanol selama proses

Page 3: Pada Tabel1

maserasi (Duke, 1992 dalam Hidayati, 2002 : 44). Komponen - komponen tersebut dapat memacu pertumbuhan jamur pada medium tempat tumbuhnya. Selain itu, ekstrak etanol yang diperoleh masih berupa ekstrak kasar yang terdiri dari berbagai macam senyawa. Satu atau lebih senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak kasar tersebut kemungkinan bekerja antagonis dalammenghambat pertumbuhan jamur uji.

A. KUNYIT

2Sejarah Singkat

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang

tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas

kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang

mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum

dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus

menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak

dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan

Filipina.

2.1.2.  Uraian Tanaman

Klasifikasi

Divisio        :    Spermatophyta

Sub-diviso :    Angiospermae

Kelas          :    Monocotyledoneae

Ordo           :    Zingiberales

Famili         :    Zungiberaceae

Genus         :    Curcuma

Species       :    Curcuma domestica Val.

2.1.3.   Deskripsi

Page 4: Pada Tabel1

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang

semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari

pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40

cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk

yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar

3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun

yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-

kuningan.

2.1.4.   Jenis Tanaman

Jenis Curcuma domestica Val, C. domestica Rumph, C. longa Auct, u C. LongaLinn,

Amomum curcuma Murs. Ini merupakan jenis kunyit yang palingterkenal dari jenis kunyit

lainnya.

2.1.5.   Manfaat Tanaman

Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karenaberkhasiat

menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan

kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku

industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang

tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah

kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih

darah.

2.1.6.   Syarat Pertumbuhan

Iklim

a.    Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau

sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit

naungan.

b.    Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan1000-4000 mm/tahun. Bila

ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan

Page 5: Pada Tabel1

cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang

paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan.

c.    Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.

Media Tanam

1)        Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan

menghasilkan umbi yang berlimpah.

2)        Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung

berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.

Ketinggian Tempat

Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran  tinggi (> 2000 m

dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl.

ANTIJAMUR

Menurut Ganiswara (1995), zat antijamur merupakan bahan yang dapat membasmi jamur

pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas

selektif, senyawa antifungi dibagi atas fungisida dan fungistatik. Fungisida yaitu senyawa

antijamur yang mempunyai kemampuan untuk membunuh jamur sehingga dinding sel jamur

menjadi hancur karena lisis, akibatnya jamur tidak dapat bereproduksi kembali, meskipun kontak

dengan obat telah dihentikan. Fungistatik yaitu senyawa antijamur yang mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur yang hidup relatif tetap.

Pertumbuhan jamur akan berlangsung kembali bila kontak dengan obat dihentikan.

Penentuan aktivitas antijamur dapat dilakukan dengan salah satu dari duametode utama

berikut :

1.        Metode dilusi cair atau padat

Sejumlah obat antimikroba tertentu dicampurkan pada perbenihan mikroba yang padat atau cair,

kemudian ditanami dengan bakteri atau jamur yang diperiksa, dan diinkubasi. Uji ini

tidak  praktis dan jarang digunakan bila pengenceran harus dibuat dalam tabung reaksi, namun

uji ini mempunyai keuntungan yaitu memungkinkan adanya suatu hasil kuantitatif yang

menunjukkan jumlah obat yang diperlukan untuk menghambat mikroorganisme yang diperiksa

(Jawetzetal., 1996).

Page 6: Pada Tabel1

2.        Metode difusi

Metode difusi Cakram kertas saring atau cawan berliang renik atau silinder tidak beralas yang

mengandung obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada media padat yang telah ditanami

dengan biakan kuman yang diperiksa. Setelah inkubasi, garis tengah daerah hambatan jernih

yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap organisme

yang diperiksa (Jawetz et al., 1996).

Senyawa Antijamur

Semenjak ditemukan, jamur selalu terkait dengan sifat patogen yang dimilikinya. Usaha

mengatasi berbagai penyakit yang disebabkan jamur bermuara pada penemuan-penemuan

senyawa antijamur. Secara umum senyawa antijamur dapat dikelompokkan berdasarkan cara

masing-masing mengatasi jamur, yaitu:

a.         Allylamin dan inhibitor biosintesis ergosterol bukan azol

Pada dasarnya kelompok ini mereduksi biosintesis argosterol. Contohnya adalah

terbinafine(Lamisil) yang menginhibisi epoksidase skualen. Epoksidase adalah enzim yang

berperan dalam jalur sintesis sterol di membran sel jamur.

Terbinafine

b.        Flucytosine

Flucytosine menginhibisi sintesis protein pada jamur dengan mengganti urasil dengan 5-

flurouracil dalam RNA. Flucytosine juga menginhibisi thymidylate synthetase melalui 5-

fluorodeoxy-uridine monophosphate sehingga menginterfensi sintesis DNA jamur.

Flucytosine

Page 7: Pada Tabel1

c.         Azol

Kelompok ini menginhibisi sintesis ergosterol dengan memblok aktifitas 14-alpha-demethylase.

Contohnya fluconazole, itraconazole, ketoconazole, ravuconazole,posaconazole, dan

voriconazole.

d.       

Inhibitor Sintesis Glucan

Inhibitor sintesis glucan adalah zat yang menghalangi sintesis dinding sel fungi dengan

menginhibisi kerja enzim 1,3-beta glucan synthase. Komponen utama dinding sel fungi adalah 1-

3-beta-D-glucan. Jika enzim yang berperan dalam sintesisnya diinhibisi, maka jamur tidak dapat

berkembang biak lebih lanjut. Yang termasuk kelompok ini adalah caspofungin, micafungin, dan

anidulafungin.

e.        

Page 8: Pada Tabel1

Polien

Kelompok ini berikatan dengan membran sel fungi. Akibatnya tekanan osmotik membran fungi

terganggu. Pada akhir proses akan terjadi kebocoran sitoplasmik yang meloloskan ion K, Mg, zat

gula, dan metabolit lain. Yang terjadi selanjutnya adalah lalu sel fungi mati. Yang termasuk

kelompok polien adalah nystatin, Amphotericin B, dan kitinase yang dihasilkanActinomycetes.

f.         Kelompok zat antijamur lain

Page 9: Pada Tabel1

Griseofulvin adalah contoh senyawa antijamur yang dapat mencegah proses mitosis pada

perkembangbiakkan jamur. Senyawa ini pertama kali diisolasi dari Penicillium sp. Senyawa ini

efektif digunakan untuk membasmi fungi pada rambut dan kulit. Griseofulvin tidak larut dalam

air.