pada pemilu fh uns - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/ledak-6-1.pdf · sidang...
TRANSCRIPT
Ledak Edisi Desember/VI/2018
1(Bersambung ke halaman 5)
(Bersambung ke halaman 3)
Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085201046529
1
Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126
Salam Pers Mahasiswa
� Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisi kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas fenomena kotak kosong pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM Fakultas Hukum UNS, dan kurangnya partisipasi KMFH dalam proses pengesahan UUD KMFH.� Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas mengenai UNS yang berhasil meraih bintang tiga pada QS Star Rating dan urgensi pembentukan UKM BIP sebagai keluaran dari Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2018. Sebagai penutup, terdapat opini yang mengangkat isu hangat yaitu mengenai pencitraan yang marak dilakukan oleh politisi di Indonesia.
Selamat Membaca
�
emilihan umum (pemilu) PP r e s i d e n d a n Wa k i l Presiden Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (BEM F H U N S ) p e r i o d e 2 0 1 9 berlangsung pada tanggal 3 – 4 Desember 2018. Pemilu kali ini
terasa berbeda dari pemilu sebelumnya, sebab hanya ada satu pasangan calon (paslon) yang maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden BEM FH UNS. Paslon tunggal yang maju pada pemilu tersebut ialah Reyhan Rezki Nata sebagai calon presiden
Munculnya Permenristekdikti (Peraturan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi mendapat respon dari berbagai pihak. Tidak hanya terkait keluaran dari peraturan tersebut, tetapi mengenai urgensi dibentuknya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai pengawal ideologi yang mengacu pada empat pilar kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
e m e n t e r i a n R i s e t , KT e k n o l o g i , d a n P e n d i d i k a n T i n g g i
R e p u b l i k I n d o n e s i a ( K e m e n r i s t e k d i k t i ) t e l a h mengeluarkan peraturan baru yaitu Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi pada Jumat, 26 Oktober
2018. Sejak saat itu, maka peraturan tersebut telah sah untuk d i t e r a p k a n d i I n d o n e s i a , khususnya di Perguruan Tinggi dan tak terkecuali di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Keluaran dari peraturan tersebut adalah dibentuknya UKM Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB). Hal tersebut tertulis dalam Pasal 3 ayat (1) yaitu: “Perguruan
URGENSI PEMBENTUKAN UKM PIB YANG DIPERTANYAKAN
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM FH UNS 2019 yang diselenggarakan pada awal Desember lalu telah menjadi perbincangan di lingkup Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum (KMFH). Pasalnya, pada pemilihan tersebut lahir suatu fenomena baru yakni keberadaan kotak kosong pada hari pemilihan. Hal ini lantas membuat banyak pihak bertanya-tanya terkait penyebab terjadinya kotak kosong tersebut.
DIFLA FILDZANIA AZZAHRA / MAHASISWA FH UNS
FENOMENA KOTAK KOSONG PADA PEMILU FH UNS
KILAS KAMPUS
2
UNS RAIH BINTANG TIGA PADA QS STAR RATING 2018
Ledak Edisi Desember/VI/2018
Di penghujung tahun 2018, Quacqurelli
Symonds (QS) Star kembali merilis rating
terbaru untuk Universitas Sebelas Maret
(UNS). Setelah tahun 2011 mendapatkan
rating bintang dua (2), kini UNS naik menjadi
bintang tiga (3). Hasil ini tak menjadikan
UNS berpuas dir i , melainkan terus
berkomitemen untuk memperbaiki kinerja di
seluruh bidang terkait UNS pun menargetkan .
akan berupaya untuk penuhi seluruh bintang
QS Star.
N S m e l a k u k a n b e r b a g a i Uterobosan dalam memenuhi visi menjadi pusat pengembangan
ilmu, teknologi, dan seni yang unggul di t i n g k a t i n t e r n a s i o n a l d e n g a n berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya nasional. Salah satunya ialah ambisi untuk menjadi perguruan tinggi yang menyandang predikat World Class University (WCU). Langkah awal dalam menuju WCU tersebut, kiranya perlu untuk mengetahui bagaimana posisi UNS saat ini diantara perguruan tinggi dunia lainnya.
UNS melakukan penilaian atas kinerjanya melalui peratingan QS Star Rating guna mengetahui posisi UNS saat ini. Melalui QS Star Rating, nantinya akan diketahui kualitas suatu universitas dilihat dari bintang yang diperoleh. QS Star Rating merupakan sistem evaluasi yang dilakukan oleh QS Intelligence Unit untuk mengevaluasi universi tas dengan menggunakan sistem rating.
Hasil penilaian UNS pada tahun ini berdasarkan tujuh kriteria antara lain, Kualitas Pengajaran (Teaching) 3 bintang, Lulusan yang Bekerja (Employability) 5 bintang, Infrastruktur (Facilities) 3 bintang, Publikasi Penelitian (Research) dengan 2 bintang, Internasionalisasi (Internationalization) 2 bintang, Respon t e r h a d a p K e s e j a h t e r a a n S o s i a l Universitas (Social Responsibilty) 5 bintang, dan Inklusivitas (Inclusiveness) 5 bintang.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, UNS berada pada posisi bintang tiga dari total lima bintang yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwasanya UNS m u l a i m e n a r i k p e r h a t i a n d u n i a internasional. Hasil penilaian UNS tahun ini pun, naik satu bintang dibanding tahun
2011. Tetapi, kenaikan satu bintang dari sebelumnya tak dapat diartikan semata, karena penilaian yang dilakukan ini memerlukan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik dari segala elemen UNS.
Hal ini didukung oleh pernyataan Dr. Sutanto, S.Si,DEA, selaku Staf Ahli Rektor Bidang Pengembangan Akademik UNS, “Ketika mengukur pertama kali membuat perencanaan kemarin masih bintang 1 (satu), kemudian kita kira-kira akan jadi bintang 2 (dua) itu kapan ya? Kalau sudah kita jadi bintang 3 (tiga) itu kapan ya? Kemudian kapan kita akan jadi bintang 4 (empat) ya? Nah menentukan kapan-kapannya ini tidak boleh ngawur, menentukan kapan-kapan itu berarti (seperti) operating system (sistem o p e r a s i ) y a n g b e r g e r a k h a r u s menghasilkan sesuatu, hasilnya itu (nantinya) diukur, kalau ukurannya pantas untuk jadi bintang 3 (tiga) berarti UNS akan jadi bintang 3 (tiga) tahun ini.”
Adanya sistem operasi yang tertata tersebut, akan membuat hasil yang baik pula. Seperti salah satu aspek penilaian y a n g p e r l u d i a p r e s i a s i y a i t u Employability, UNS memperoleh hasil yang sempurna yaitu bintang 5. Hal tersebut juga disinggung oleh Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. selaku Wakil R e k t o r B i d a n g A k a d e m i k U N S , “Employability kita bintang 5, artinya bahwa tingkat kepercayaan masyarakat menggunakan lulusan kita setelah lulus itu tinggi sekali. Lulusan UNS cepat diserap di tenaga kerja menurut penilaian dari QS Star Rating ini.”
Hal sebaliknya terjadi pada aspek p e n i l a i a n I n t e r n a t i o n a l i z a t i o n (Internasionalisasi) dan Research (Penelitian) yang mana UNS memperoleh
2 bintang dalam 2 aspek penilaian tersebut. “Internasionalisasi, secara keseluruhan memang masih perlu ditingkatkan. Bahkan itu kan terkait komunikasi secara lisan, komunikasi ilmiah seperti jurnal-jurnal ilmiah yang dipublikasikan ke jurnal internasional. Nah itu masih perlu ditingkatkan, kita menargetkan tahun depan ini semua prodi harus memiliki minimal satu kolaborasi internasional untuk penelitiannya. Lalu penelitian, sebenarnya sudah cukup bagus, cukup banyak alokasi dana khusus penelitian di UNS, hanya saja efek secara internasional masih kurang,” ujar Sutarno.
Perbaikan dan peningkatan pada aspek-aspek tersebut didukung oleh M. Robby Haridian, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, “Dengan adanya pemeringkatan ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk UNS sendiri mana saja yang masih kurang baik dan perlu ditingkatkan lagi dan mana hal y a n g p e r l u d i p e r t a h a n k a n a g a r kedepannya UNS bisa lebih baik.”
Hal tersebut menjadi catatan untuk semua elemen di UNS. Jika semuanya turut andil dalam menaikkan eksistensi UNS dalam penilaian dari QS Star Rating tersebut, maka dibutuhkan kolaborasi yang baik dan sejalan. Khususnya kepada mahasiswa yang merupakan subyek u tama da lam peni la ian te rsebut . Mahasiswa pun juga harus mempunyai komunikasi, kepemimpinan, dan kerja yang baik sebagai tonggak utama. “Coba lah k i t a punya sc i ence o f internasionalization karena dunia saat ini sangat dekat dan tidak ada batas. Kalau kita kalah di situ, nanti ya repot,” tutup Sutarno. (Azalia Deselta/Gustaf Ardiansyah)***
AKUN INSTAGRAM @UNS_OFFICIAL
Sambungan halaman 1...
FOKUS FOKUS
3
dan Ridwan Yoga Pratama sebagai calon wakil presiden.
Adanya calon tunggal tersebut mengakibatkan lahirnya fenomena kotak kosong, yang mana fenomena ini baru pertama kali terjadi di FH UNS. Melihat kondisi ini, Panitia Penyelenggara Pemi lu (PPP) mengeluarkan peraturan baru yaitu, Peraturan PPP Nomor 6 tahun 2018 tentang Teknis dan Konsekuensi Adanya Calon Tunggal di Pemilu.
Kendati demikian, pemilu kali ini dimenangkan oleh paslon tunggal tersebut. Pasangan Reyhan-Ridwan memperoleh 664 suara, sedangkan kotak kosong sendiri memperoleh 303 suara. Menurut pendapat salah satu mahasiswa, tingginya angka pemilih kotak kosong dipengaruhi oleh rasa penasaran di KMFH. “Ya pasti ada rasa penasaran, gimana kalau kotak kosong menang. Tahun ini juga marak-maraknya kotak kosong, di UNS ada tiga fakultas yang lawannya kotak kosong,” ujar Idialis Sittus Pratama, salah satu tim sukses paslon Reyhan-Ridwan.
Terkait dengan hanya adanya paslon tunggal yang maju dalam p e m i l u k a l i i n i , M a a k h i n Fatkhurrozaq selaku Ketua PPP 2018 mengaku bahwa mereka sudah berusaha untuk menghindari adanya calon tunggal dalam pemilu. Salah satu usaha PPP dalam mengantisipasi adanya calon tunggal yakni dengan memperpanjang masa pendaftaran dan pengembalian formulir sesuai dengan Peraturan Dewan Mahasiswa (DEMA) FH UNS. “Makanya kita tambahkan dua hari dari target waktu seharusnya,” ujar Maakhin.
Maakhin mengungkapkan kembali bahwa sebenarnya sudah ada enam paslon yang mendaftarkan diri dan mengambil formulir. Namun, sampai akhir pendaftaran ditutup, h a n y a s a t u p a s l o n y a n g m e n g e m b a l i k a n f o r m u l i r . “Sebenarnya kejadian seperti ini setiap tahun ada ya, formulir diambil namun tidak semua mengembalikan. Mereka mikir, seenggaknya sudah ambil formulir, jadi atau enggak, itu (urusan) belakangan,” ujar Maakhin.
Menurut Maakhin, penyebab hanya ada satu paslon yang maju disebabkan kurangnya partisipasi KMFH terhadap pemilu tahun ini. Maakhin juga menambahkan tentang adanya paslon lain yang sebenarnya sudah mendaftarkan diri tetapi mundur dari pemilu, “Karena mungkin pertimbangan suaranya kok ke sana (paslon tunggal) semua, jadi dia (paslon lain) tidak jadi maju.”
Hal ini didukung oleh pendapat salah satu mahasiswa FH UNS angkatan 2018, Afifah Eranie, sebagai s a l a h s a t u p e m i l i h . A f i f a h menyatakan, “Mungkin sebenarnya ada mahasiswa yang berkeinginan untuk menyalonkan diri, tetapi merasa takut ataupun tidak percaya diri. Atau ada mahasiswa yang sebenarnya tertarik, tetapi melihat (potensi) paslon lain (sehingga) merasa tidak dapat menyaingi.”
Mawar (nama samaran), salah satu mahasiswa FH UNS mengatakan bahwa faktor lain yang mungkin adalah adanya konsolidasi yang d i lakukan antar pas lon . “Ya sebenernya ada konsolidasi yang dilakukan paslon, tapi itu enggak
terang-terangan memaksa mundur. Tapi kayak ngasih beban moral ke paslon lain aja,” ungkapnya.
M e n a n g g a p i p e r i h a l konsolidasi tersebut, Reyhan selaku calon Presiden BEM FH UNS periode 2019/2020 membenarkan bahwa memang ada konsolidasi terhadap sesama paslon yang mendaftar. Reyhan mengatakan, “Pada dasarnya tentu ada, pendekatan segala macam. Cuma kan bagi kita, ini tuh bentuknya personal. Sebuah obrolan personal, yang kayak alasan pribadi. Seperti alasan mereka (paslon lain yang mendaftar) maju atau alasan mereka tidak jadi maju.”
Reyhan dan Ridwan juga mengaku bahwa mereka menemui paslon lain hanya sebatas berdiskusi terkait gagasan-gagasan yang akan dibawa oleh mereka. Mereka mengaku tidak pernah membahas visi dan misi maupun hal lain di luar itu. Di sisi lain, menurut Idialis, sebuah konsolidasi pasti ada dan dilakukan oleh antar paslon, “Pasti dilakukan (konsolidasi), tetapi bukan dari timses melainkan antar paslon, detailnya kurang tau pasti, tapi memang ada.”� Mengenai konsolidasi dan iklim politik di FH UNS, Maakhin turut memberi komentarnya. “Kalau konsolidasi sampai mempengaruhi paslon lain, ya tidak sehat,” ujarnya. Maakhin berharap agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi ke depannya, ia menambahkan bahwa jika ingin bersaing, maka bersainglah dengan sehat sesuai ketentuan yang sudah dibuat oleh DEMA FH UNS. (Bidari Aufa S./Fatma Fitrianuari F)***
fenomena kotak kosong...
Ledak Edisi Desember/VI/2018
UD KMFH merupakan aturan Um e n g e n a i k e t e n t u a n -k e t e n t u a n u m u m d a n
mendasar yang ditujukan untuk mahasiswa dan alat perlengkapannya dalam lingkup Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS). UUD ini sebelumnya merupakan aturan peralihan dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ( A D / A R T ) K M F H y a n g amendemennya hanya bisa dilakukan
setelah pelantikan Dewan Mahasiswa (DEMA) serta adanya jangka waktu pengerjaan 30 hari setelah pelantikan tersebut.
P e l a n t i k a n D E M A y a n g bertepatan dengan uj ian akhir semester dan liburan akhir tahun mengak iba tkan t e rhamba tnya a m e n d e m e n A D / A RT K M F H . Sehingga, muncullah usulan untuk mengganti AD/ART KMFH menjadi UUD KMFH. “Jad i , UUD in i
akhirnya akan bisa diubah setiap t a h u n , k a p a n p u n . N a n t i a d a mekanisme baru, yaitu kongres mahasiswa di mana nanti itu layaknya sidang umum. Membahas UUD yang mau diubah tidak perlu menunggu 30 hari setelah pelantikan,” ujar Alfan Prahasta Adhisatya selaku Ketua DEMA 2018.
Pembentukan UUD KMFH ditujukan untuk mempertegas struktur keorganisasian serta keharmonisan
DEMA FH UNS telah mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) pada akhir November lalu dalam rangka mengesahkan Undang-Undang Dasar (UUD) Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum (KMFH). Namun dalam proses pengesahannya, terdapat kendala berupa kurangnya partisipasi dari KMFH untuk menghadiri Mubes.
KURANGNYA PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PROSES PENGESAHAN UUD KMFH
(Bersambung ke halaman 7)
SURAT PEMBACA
4 Ledak Edisi Desember/VI/2018
SURAT PEMBACA
Christiara Febriliani (Ilmu Hukum 2015)
Dalam perkuliahannya, semoga terjadi peningkatan pembelajaran yang lebih efektif dan mahasiswa juga
diharap bisa lebih aktif bertanya jika dalam perkuliahan terdapat materi yang mungkin kurang dipahami
sehingga menjadi bekal ilmu yang memadahi di kemudian hari. Jadi kuliah tidak sekedar datang - presensi -
pulang. Semoga lebih baik lagi ke depannya ya untuk FH kita!
Estri Krismona Sasmita (Ilmu Hukum 2016)
Lebih diperhatikan pengawasan kinerja masing-masing staff yang bertugas terkait dengan kebersihan
lingkungan Gedung 1 FH terutama toiletnya yang rusak segera dibenahi juga. Saran untuk kedepannya,
alangkah lebih nyaman apabila masing-masing gedung di FH memiliki mushola sendiri.
Erlando Andriansa Buana (Ilmu Hukum 2017)Terimakasih kepada fakultas hukum yang telah memperbaiki bahkan menambah fasilitas di FH. Namun, dalam perbaikan toilet mohon segera dipercepat karena keberadaan toilet di setiap lantai sangatlah penting sehingga bagi mahasiswa yang ingin ke toilet tidak harus turun menuju lantai satu terlebih dahulu.
Salsabila Cahyawati Nur Hanifah (Ilmu Hukum 2018)
Fasilitas yang ada di FH UNS sebenarnya sudah lumayan lengkap. Tetapi banyak yang perlu pembenahan,
seperti tong sampah di FH UNS yang hanya terdapat di beberapa titik saja. Perlunya penambahan jumlah
tong sampah yang ada. Selain itu, kebersihan kamar kecilnya dapat lebih ditingkatkan lagi. Semoga untuk ke
depannya, FH UNS dapat berkembang lebih baik lagi dan sukses selalu bagi keluarga besar fakultas hukum
UNS.
Rofikah, S.H., M.H. (Dosen FH UNS)Menyangkut sarana dan prasarana masih ada yang perlu dibenahi, seperti kenyamanan ruang kuliah tidak dibarengi dengan kenyamanan dosen. Bila mengajar meggunakan power point, tidak jarang operasional LCD terkendala, misalkan tidak ada tempat untuk flashdisk atau komputernya tidak sambung dengan LCD nya. Selain itu, mengenai penempelan poster tata tertib kuliah, seharusnya tertempel di depan pintu masuk ruang kuliah agar mahasiswa membaca petunjuk itu. Saya percaya masukan ini pasti segera mendapat perhatian dari pihak-pihak yang berwenang.
7
62
Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : [email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke 5201046529.08
Pemimpin Umum: Okta Ahmad Faisal, Sekretaris Umum: Ikhwan Tamtomi, Wakil Sekretaris Umum I: Riwayati, Wakil Sekretaris Umum II: Lintang Astika N, Bendahara Umum: Ratih Yustitia, Wakil Bendahara Umum: Christy Ayu S, Pimpinan Redaksi: M Thoriq Ardiansyah, Kadiv Newsletter: Chiara Sabrina A, Kadiv Majalah: Taufiqulhidayat khair, Kadiv Buletin: Vivi Savira, Kadiv OA: Alfian Ghaffar, Tim OA: Cucut Fatma Mutia L, Jimmy Aldeo, M Satria Praja P, Redaktur Pelaksana: Annisa Fianni S, Azalia Deselta, Bidari Aufa S, Dinda Nisa' El Salwa, Fatma Fitrinuari F, Gustaf Ardiansyah, Tyara Devy P, Vera Rahayu, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Jastrian Renskyrio, Kadiv PSDM: Pricellia Griselda P. G, Staf PSDM: Aditya Kurniawan, Armeraliesty Kusuma M, Genies Wisnu P, Laras Iga M, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Amalia Rahma H, Staf Diskusi dan Penelitian: Alfin Ramadhan, Neiska Aranafta N, Ghirindra Chandra M, Kadiv Jaringan Kerja: Fara Novanda Fatura, Staf Jaringan Kerja: Akbar Rosyad S, Tiara Aninditia, Pimpinan Perusahaan: M. Fuadi Sisma, Kadiv Produksi dan Distribusi: Yunita Savira B, Staf Produksi dan Distribusi: Nindita Widi A, M Ghusni Ridho, Sonia Damayanti S, Anisa Nur H, Kadiv Niaga dan Periklanan: Kurnia Larasati, Staf Niaga dan Periklanan: Zolla Andre Pramono, Novena Larasati, Andini Indriawati, Yuliana Silvy R. Z.
KILAS KAMPUS
5
Sambungan halaman 1...
tinggi dapat membentuk organisasi kemahasiswaan yang secara khusus memiliki fungsi sebagai wadah pembinaan ideologi bangsa.” UKM ini nantinya akan diisi oleh beberapa delegasi dari organisasi eksternal kampus, bukan berupa adanya sekretariat organisasi eksternal di dalam kampus.
Terkait dengan pembentukan UKM tersebut, hingga saat ini UNS belum melakukan persiapan apapun. “Turunan dari Permen (Peraturan Menteri) itu kita belum menerima, jadi kalo kita mau bikin Ormawa (Organisasi Mahasiswa) itu belum memperoleh gambaran yang lebih jelas dan detail,” ujar Drs. Rohman Agus Pratomo selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNS.
Menanggapi peraturan yang m e n j a d i l a n d a s a n r e n c a n a dibentuknya UKM PIB di UNS tersebut, Lisa Elfena selaku Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat UNS mengatakan, “Bagus, dari pihak yang pro itu berarti pemerintah mulai melihat bahwasanya kampus yang memang menjadi benteng terakhir bagi kita merawat nalar, ternyata masuk paham-paham radikalisme. Nah dengan adanya UKM ideologi ini bisa menjaga (ideologi) teman-teman semua.”
Selain dari pihak GMNI, Intan Baretta Nur Annisa selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum UNS mengatakan, “Ada konsekuensi masing-masing, ada sisi bagusnya
juga, karena organisasi eksternal bisa masuk. Meskipun juga sebenarnya sedikit ambigu karena kita (dulunya) tidak boleh pakai atribut pun sebelum (adanya peraturan) ini, juga masuk kampus. Jadi, ya kita masih mengkaji lagi ini enaknya bagaimana sama (organisasi) eksternal lain.”
Sosialisasi kepada organisasi eksternal tentu dibutuhkan untuk memperjelas peraturan itu secara keseluruhan. Pembahasan terkait perbedaan ideologi setiap organisasi eksternal yang akan disatukan dalam UKM PIB menjadi pertanyaan bagi beberapa pihak. Salah satunya Intan, “Sebenarnya juga kalau dari pemerintah kan tujuan agar anak-anak eksternal ini bantu biar menjaga ideologi agar tidak ada ekstremis-ekstremis ideologi. Cuma yang menjadi pertanyaan adalah tiap-tiap organisasi eksternal ini punya ideologi masing-masing, meskipun nggak menyeleweng dari Pancasila, terus nanti kalau mau digabungin juga tidak tahu akan bagaimana.”
Pertanyaan yang tak jauh berbeda pun dilontarkan oleh Lisa, “Untuk apa (urgensinya). Kita harus sadar bahwa ideologi antara organisasi-organisasi eksternal itu berbeda. Lalu untuk apa? Apakah akan ada (kemungkinan) pertarungan atau seperti apa, atau hanya sebuah pengalihan (ideologi).” Intan pun menambahkan, “Semuanya tujuannya juga satu, buat mengembangkan Indonesia, kalau aku sendiri sebenarnya nggak masalah itu diadakan, cuma ya tadi urgensinya itu
sepenting apa. Ekstremis-ekstremis yang mau dicegah itu juga seperti apa. Kita masih belum diajak ke forum gitu lho inginnya pemerintah itu seperti apa.”
Menanggapi hal tersebut, Rohman mengatakan, “Ya (perbedaan ideologi) itu mungkin yang harus d i r u m u s k a n , y a n g p a s t i d i Permenristek itu kan yang tidak dibolehkan tetap politik praktisnya. Kalau saya sih event-nya (diskusi) sekalian ilmiah pun tidak masalah, selama itu ilmiah itu kan bagus. Justru itu yang harus kita kembangkan karena kita di dunia intelektual.”
M e n e n g a h i b e r b a g a i pandangan serta respon dari pihak pro dan kontra atas peraturan tersebut, Rohman mengatakan, “Bagi kami, selama itu mendukung Pancasila tidak apa-apa, yang tidak dibolehkan itu pasti politik praktis di kampus. Nuansa kekhususan (ideologi) masing-masing itu yang mungkin masih digodok. Semua kan harus ada toleransi yang tinggi. Semuanya baik. Menuju Indonesia yang lebih baik.”
Selain itu menanggapi rencana pembentukan UKM PIB tersebut, Intan mengatakan, “Inginnya sih yah namanya juga mahasiswa masih dalam umur-umur mencari jati diri, dan berkembang. Kalau bisa ya jangan sampai ada kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan yang membatasi ruang gerak mahasiswa.” (Annisa Fianni Sisma/Dinda Nisa' El Sawa)***
URGENSI PEMBENTUKAN...
Ledak Edisi Desember/VI/2018
PERATURAN KEMENRISTEK-DIKTI
6 Ledak Edisi Desember/VI/2018
foTRIK ! FOTOKRITIK
Gedung IKA yang digunakan sebagai pusat kesekretariatan UKM maupun komunitas di Fakultas Hukum UNS sering kali luput dari perhatian banyak orang. Pada gedung IKA, terdapat fasilitas yang tidak pernah dirawat bahkan dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Harapannya, seluruh elemen di Fakultas Hukum UNS terutama mahasiswa dapat merawat fasilitas yang sudah ada agar senantiasa dapat digunakan dengan nyaman dan aman.
CUCUT FATMA MUTIA LUBIS / NOVUM
RISET
7Ledak Edisi Desember/VI/2018
a n t a r O r g a n i s a s i M a h a s i s w a (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), komunitas serta himpunan. “UUD setelah disahkan akan menjadi dasar hukum teman-teman lain untuk berkegiatan. Diharapkan dari teman-teman bisa menyesuaikan dan lebih sadar bahwa ini adalah aturan dasar dan aturan main kita. Sehingga menjadi batasan-batasan agar tidak ada konflik dan UUD ini menjaga agar tidak saling bersinggungan satu sama lain,” jelas Alfan.
Kehadi ran KMFH sangat dibutuhkan untuk mengoreksi apabila terdapat isi RUUD KMFH yang kurang sesuai dengan organisasi yang bersangkutan. Selain itu, kehadiran KMFH juga berperan besar dalam pengambilan keputusan saat Mubes berlangsung. Namun selama proses pengesahan UUD KMFH terutama pada pembahasan is i pasalnya mengalami banyak kendala, salah satunya adalah tidak terpenuhinya quota forum.
Hari pertama Mubes, partisipan dari KMFH bisa dibilang cukup banyak. Akan tetapi, pada hari-hari selanjutnya partisipan dari KMFH semakin berkurang. “Awalnya banyak ya, hampir lengkap. Tapi begitu hari kedua, ketiga dan keempat, kepotong sedikit-sedikit, lama-lama tinggal kita-kita (DEMA) aja,” ujar Divya Aviva Marsyafi selaku Pimpinan Sidang Musyawarah Besar RUUD KMFH.
Hal ini dibenarkan oleh Alfian Bagaswara selaku Ketua Umum Kelompok Studi dan Penelitian (KSP) “Principium” yang rutin menghadiri Musyawarah Besar tersebut. Alfian mengungkapkan bahwa kehadiran
KMFH sangat minim. Saat hari per tama, UKM dan komunitas masing-masing bisa menghadirkan paling banyak empat perwakilan. Tetapi di hari-hari berikutnya hanya satu atau dua perwakilan yang hadir.�
Sangat disayangkan bahwa banyak organisasi yang tidak memberi k o n fi r m a s i t e r k a i t k e h a d i r a n p e r w a k i l a n n y a . D a m p a k d a r i kurangnya konfirmasi kehadiran da l am Musyawarah Besa r i n i mengak iba tkan ke te r l ambatan dimulainya sidang. Apabila forum tidak memenuhi quota forum yang telah di tentukan, maka sidang Musyawarah Besar terpaksa dimulai. “Forum itu sah ketika dihadiri oleh 16 orang, tetapi apabila sudah ditunda 30 menit, forum tersebut menjadi sah berapapun orang yang hadir,” ucap Alfan.
Hal tersebut ditegaskan oleh b e b e r a p a o r g a n i s a s i y a n g m e n g u n g k a p k a n b a h w a k e t i d a k h a d i r a n m e r e k a j u g a dipengaruhi oleh faktor internal. Firdaus Maulidina Achmad selaku perwakilan dari Himpunan Mahasiwa Demografi dan Pencatatan Sipil (HIMADEPSI) mengungkapkan ketidak ikut sertaan mereka pada hari terakhir dikarenakan tidak bisa s e m b a r a n g o r a n g y a n g d a p a t mewakili. Menurutnya, menjadi perwakilan tidak hanya sekadar duduk dan mendengarkan, mereka membawa nama HIMADEPSI. Ketika terdapat suatu hal yang berkaitan dengan mereka, maka perwakilan harus bisa bertanggung jawab.
Tidak hanya HIMADEPSI saja, beberapa organisasi lainnya juga memberi keterangan bahwa dalam
pengiriman perwakilan tidak bisa s e m b a r a n g o r a n g . M e r e k a mengutamakan perwakilan yang sekiranya telah memiliki cukup banyak pengalaman dan kontribusi dalam organisasi tersebut, misalnya seperti jajaran pimpinan maupun kepala divisi. Karena perwakilan tersebut dianggap lebih paham tentang s t ruk tur o rgan isas i dan dapa t memberikan saran terhadap RUUD KMFH.
Selain faktor partisipan yang dipilih secara selektif, Indirwan selaku Ketua Umum Komunitas Debat Fakultas Hukum mengungkapkan bahwa kurangnya quota forum bisa diakibatkan oleh beberapa faktor. Perwakilan UKM yang tidak hadir bisa jadi dikarenakan mereka memiliki alasan masing-masing, diantaranya kurang dapat himbauan dari pihak DEMA atau kurangnya informasi yang diberikan. Kemungkinan yang lain adalah kurangnya kesadaran pada diri tentang pentingnya kehadiran mereka (perwakilan organisasi) sehingga menganggap jika kehadiran mereka telah diwakilkan oleh UKM lain.
Kontr ibus i KMFH dalam seluruh kegiatan sangat diharapkan. Pengesahan UUD KMFH ini hanya satu dari sekian banyak kegiatan yang diadakan oleh suatu organisasi. “Mereka yang berorganisasi itu kadang terlihat terlalu idealis dan juga ego organisasinya masih tinggi. B a n y a k y a n g b e l u m m e l i h a t kepentingan bersama itu sebagai hal yang besar. Jadi ayo membuka diri dan bersinergi bersama,” tutup Alfian. (Tyara Devy/Vera Rahayu)***
kURANGNYA PARTISIPASI...
FOKUSSambungan halaman 3...
DOKUMENTASI DEMA FH UNS
novum.�[email protected] LPM NOVUM FH UNS LPMNOVUMFHUNS lpmnovum�uns @mpm6732f
8 Ledak Edisi Desember/VI/2018
enjelang tahun 2019, kita
Mberada pada tahun politik
dimana kita sebagai Warga
Negara Indonesia akan melaksanakan
pesta demokrasi pemilihan presiden dan
wakil pesiden (pilpres) bersamaan dengan
pemilihan legislatif (pileg). Kedua
pasangan calon presiden – wakil presiden
dan seluruh calon legislatif telah
m e m p e r s i a p k a n s t r a t e g i d e m i
kemenangan pada bulan April 2019
mendatang.
Salah satu cara klasik yang
dilakukan oleh para calon adalah dengan
mencitrakan diri sebagai kelompok-
kelompok tertentu. Pesan-pesan bahwa
suatu calon itu ada dan mendukung suatu
kelompok disampaikan melalui cara
bicara, orang-orang dalam lingkaran
pertemanannya, penampilannya, dll.
Contoh konkret dari penyampaian
pesan-pesan tersebut kepada masyarakat
misalnya Jokowi mencitrakan diri melalui
penampilannya dengan memakai pakaian
yang kekinian dan kasual. Di media massa
sering kita lihat gaya-gaya Jokowi yang
memakai jaket denim, bomber, sepatu
sneakers, mengendarai motor Chopper,
suka dengan musik rock, dll.
Jokowi juga pernah berpidato di
forum-forum internasional dengan
menggunakan istilah perumpamaan pada
serial film-film terkenal yaitu Avengers
dan Game of Thrones. Dari hal-hal
tersebut, masyarakat seolah disuguhi suatu
imej bahwa Jokowi adalah sosok yang
berjiwa muda, modern dan progresif.
Namun pada saat deklarasi Calon
Wakil Presiden, ada sebuah kejutan
dimana Jokowi menggandeng Ma'ruf
Amin menjadi wakilnya. Ma'ruf Amin
adalah seorang ulama yang berumur 75
tahun. Ma'ruf adalah Rais 'Aam Syuriah
Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama dan
mantan Ketua Umum MUI. Saat masih
menduduki jabatan di MUI, Ma'ruf pernah
beberapa kali mengeluarkan fatwa yang
berbau konservatif seperti fatwa pengikut
Ahmadiyah adalah murtad, menfatwa
bahwa paham pluralisme, sekulerisme dan
liberalisme agama adalah haram dan
menfatwa bahwa Ahok menghina Al-
quran atau menghina Ulama. Ma'ruf Amin
adalah sebuah kontradiksi bagi citra
Jokowi.
Di sisi lain, Prabowo pernah
menyampaikan pesan bahwa Indonesia
akan bubar pada tahun 2030. Pesan
tersebut dikutip dari novel fiksi berjudul
Ghost Fleet yang merupakan karya dari
pengamat politik dan kebijakan asal
Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan
August Cole.
La lu P rabowo juga pe rnah
menyampaikan bahwa pidato mengenai
“Make Indonesia Great Again” dan
berbicara bahwa ia akan stop import jika ia
menjadi presiden. Prabowo dinilai dekat
dengan tokoh-tokoh GNPF Ulama dan
juga tokoh Aksi 212 dan menyepakati
Pakta Integritas Ijtima Ulama II. Hal-hal
t e r s e b u t m e m b u a t m a s y a r a k a t
mencitrakan Prabowo sebagai sosok yang
nasionalis, pro-Islam dan konservatif.
Namun di Pilpres 2019, Prabowo
menggandeng Sandiaga Uno, seorang
pebisnis muda yang terjun ke politik.
Sandiaga berumur 49 tahun, tergolong
muda diantara para politisi lainnya.
Sandiaga adalah sosok muda yang
memiliki citra luwes, muda dan kreatif.
Menjadi sebuah kontradiksi dari citra
maysrakat kepada Prabowo yang kaku dan
konservatif.
Partai-partai politik juga tidak mau
kalah mencitrakan diri di hadapan
masyarakat. Partai Solidaritas Indonesia
(PSI) misalnya ingin mencitrakan diri
sebagai partai milenial dan progresif.
Kader-kader dari partai ini adalah kaum
milenial seperti Grace Natalie dan
Tsamara Amany.
Namun pernyataan PSI lewat
videonya yang mendukung industri sawit
s e o l a h m e n c i d e r a i c i t r a y a n g
dibangunnya. Video ini menceritakan
bahwa industri sawit menghasilkan devisa
yang besar dan memperkuat rupiah. Lewat
video ini PSI seperti sangat konservatif
dengan mendukung industri konvensional,
bukan sebuah industri kreatif dan industri
yang merusak lingkungan.
Citra-citra yang dibangun tersebut
ten tu t idak sepenuhnya as l i dar i
kepribadian atau visi misi serta kebijakan
dari politisi dan partai politik. Contoh
nyata dari citra politik palsu yakni mantan
Presiden Brazil yang bernama Luiz Inácio
“Lula” da Silva. Lula dikenal sebagai
seorang bekas buruh pabrik yang berasal
dari gerakan sosialis. Namun saat terpilih
menjadi presiden, Lula menerima
p i n j a m a n d a r i l e m b a g a - l e m b a g a
imperialis, seperti International Monetary
Fund (IMF) dan Bank Dunia.
Pada dasarnya citra seorang politisi
atau partai politik adalah citra yang
s e n g a j a d i b a n g u n o l e h n y a a g a r
masyarakat mengenalnya dengan sifat dan
sikap yang dicitrakan. Bruce Newman
dalam The Marketing of The President:
Political Marketing as Campaign Strategy
mengatakan bahwa kampanye politik
menggunakan cara-cara dalam bisnis,
yaitu prinsip-prinsip dalam pemasaran.
Jadi citra-citra yang ditunjukan
oleh politisi dan partai politik tidak lain
adalah marketing yang dibangun untuk
mendapatkan simpati masyarakat. Maka
dari itu masyarakat harus cerdas, tidak
hanya melihat dari apa yang dicitrakan,
tetapi juga menilai kepribadian dan tujuan
sesungguhnya dari para politisi.
PENCITRAAN, CARA “JUALAN” POLITISIOleh : Okta Ahmad Faisal
KOPI
Ikuti berita teraktual dan terpercaya seputar kampus dan fakultas di media sosial kami