pkkmb fh uns - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/ledak-2.pdf · pun mewadahinya...

8
Ledak Edisi September/II/2017 1 (Bersambung ke halaman 5) (Bersambung ke halaman 4) PKKMB FH UNS yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 Agustus 2017 kemarin, masih membekas khususnya pada mahasiswa baru. Tidak lupa juga salah satu tugas dari panitia, yaitu adanya pembawaan KUHP dan KUHPer yang telah menjadi tradisi bagi mahasiswa FH UNS pun ternyata sebenarnya menimbulkan pertanyaan besar terkait kegunaan dan manfaatnya bagi mahasiswa baru di saat PKKMB berlangsung. Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085655337334 1 Alamat Redaksi Gedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 [email protected] KRS “Buta”, Buta atau Buramkah Nama Dosenku? DOKUMENTASI BEM FH UNS Salam Pers Mahasiswa, Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisinya kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas salah satu permasalahan terkait tugas “tradisi” yang diberikan oleh panitia PKKMB FH UNS. Kemudian Ledak kali ini juga mengajak kita untuk lebih mengenal prodi baru yang ada di Fakultas Hukum UNS, yaitu D4 Studi Demografi dan Pencatatan Sipil. Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas pencapaian UNS dalam pemecahan dua Rekor MURI serta berita mengenai jatuhnya korban jiwa pada saat Program KKN berlangsung. Sebagai penutup, Ledak juga mempersembahkan opini yang tidak kalah menarik dengan mengangkat isu Perppu Ormas yang sedang hangat dibicarakan. Selamat Membaca! egiatan Program Kenal K Kampus Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (PKKMB FH UNS) memang selalu memiliki cerita tersendiri tiap tahunnya. Para panitia selalu memberikan nuansa yang berbeda dalam setiap rangkaian acara tersebut. Disamping itu, panitia juga tidak lupa memberikan hiburan maupun tugas pada mahasiswa baru guna memberikan rasa kebersamaan, kedisiplinan dan tanggungjawab. Terkecuali pada PKKMB kali ini, Studi Diploma Empat Demografi dan Pencatatan Sipil resmi dibuka dan pertama kalinya melaksanakan kuliah umum pada jumat kemarin (25/8.) Banyak sambutan dan harapan positif dari adanya prodi baru ini. Walaupun seperti itu, tetap saja dengan adanya prodi baru D4 menjadikan suatu warna dan tantangan tersendiri bagi Fakultas Hukum UNS. rogram Studi Diploma Empat P Demografi Dan Pencacatan Sipil resmi dibuka tahun ini untuk pertama kalinya di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (FH UNS) sesuai SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 333/ KPT/I/2017 Tentang Izin Pembukaan Program Studi Demografi dan Pencatatan Sipil Diploma Empat Pada Universitas Sebelas Maret di Kota Surakarta. Perencanaan didirikannya prodi tersebut dimulai sejak tahun 2015 yang awalnya didasari pertemuan antara pihak UNS terkait dengan Direktur Jendral Kependudukan Pencacatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI, Prof. Dr. Zudan Arif PKKMB FH UNS : TUGAS PEMBAWAAN KUHP & KUHPER YANG DIPAKSAKAN D4 Demografi Dan PencaTatan Sipil : Tantangan Baru Untuk FH M. SONHAJI AKBAR M/NOVUM

Upload: phungtu

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

Ledak Edisi September/II/2017

1(Bersambung ke halaman 5)

(Bersambung ke halaman 4)

PKKMB FH UNS yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 Agustus 2017 kemarin, masih membekas khususnya pada mahasiswa baru. Tidak lupa juga salah satu tugas dari panitia, yaitu adanya pembawaan KUHP dan KUHPer yang telah menjadi tradisi bagi mahasiswa FH UNS pun ternyata sebenarnya menimbulkan pertanyaan besar terkait kegunaan dan manfaatnya bagi mahasiswa baru di saat PKKMB berlangsung.

Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085655337334

1

Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126

[email protected]

KRS “Buta”, Buta atau BuramkahNama Dosenku?

DOKUMENTASI BEM FH UNS

Salam Pers Mahasiswa,

Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisinya kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas s a l ah s a tu permasalahan terkait tugas “tradisi” yang diberikan oleh panitia PKKMB FH UNS. Kemudian Ledak kali ini juga mengajak kita untuk lebih mengenal prodi baru yang ada di Fakultas Hukum UNS, yaitu D4 Studi Demografi dan Pencatatan Sipil.

Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas pencapaian UNS dalam pemecahan dua Rekor MURI serta berita mengenai jatuhnya korban jiwa pada saat Program KKN ber langsung. Sebagai penutup, Ledak juga mempersembahkan opini yang tidak kalah menarik dengan mengangkat isu Perppu Ormas yang sedang hangat dibicarakan.

Selamat Membaca!

egiatan Program Kenal KKampus Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta (PKKMB FH UNS) memang selalu memiliki cerita tersendiri tiap tahunnya. Para panitia selalu memberikan nuansa yang

berbeda dalam setiap rangkaian acara tersebut. Disamping itu, panitia juga tidak lupa memberikan hiburan maupun tugas pada mahasiswa baru guna memberikan rasa kebersamaan, kedisiplinan dan tanggungjawab.

Terkecuali pada PKKMB kali ini,

Studi Diploma Empat Demografi dan Pencatatan Sipil resmi

dibuka dan pertama kalinya melaksanakan kuliah umum pada

jumat kemarin (25/8.) Banyak sambutan dan harapan positif

dari adanya prodi baru ini. Walaupun seperti itu, tetap saja

dengan adanya prodi baru D4 menjadikan suatu warna dan

tantangan tersendiri bagi Fakultas Hukum UNS.

rogram Studi Diploma Empat PDemografi Dan Pencacatan Sipil resmi dibuka tahun ini

untuk pertama kalinya di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (FH UNS) sesuai SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pend id ikan Tingg i Repub l ik Indonesia No. 333/ KPT/I/2017 Tentang Izin Pembukaan Program

Studi Demografi dan Pencatatan Sipil Diploma Empat Pada Universitas Sebelas Maret di Kota Surakarta. Perencanaan didirikannya prodi tersebut dimulai sejak tahun 2015 yang awalnya didasari pertemuan antara pihak UNS terkait dengan Direktur Jendral Kependudukan Pencacatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI, Prof. Dr. Zudan Arif

PKKMB FH UNS : TUGAS PEMBAWAANKUHP & KUHPER YANG DIPAKSAKAN

D4 Demografi Dan PencaTatan Sipil :Tantangan Baru Untuk FH

M. SONHAJI AKBAR M/NOVUM

Page 2: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

UNS Student Vaganza merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan

PKKMB yang diselenggarakan pada saat bertepatan dengan Hari

Kemerdekaan Indonesia ke-72. Luar biasanya, kegiatan tersebut

memecahkan Rekor MURI lagi dengan konsep yang lebih baru yaitu

Konfigurasi Gambar Terbanyak Bertemakan Pariwisata dan Persatuan

Indonesia dengan Mahasiswa Terbanyak dan Penulisan Buku Antologi

Resolusi Hidup oleh Penulis Terbanyak

KKN merupakan suatu program pengabdian yang diberlakukan bagi mahasiswa. Pada tahun ini, KKN UNS mengalami permasalahan dan tragedi yang tragis karena

mengakibatkan tewasnya dua orang mahasiswa. Hal tersebut lantas menjadikan KKN kali ini meninggalkan cerita pelik dan evaluasi tersendiri bagi pihak kampus.

ebagai salah satu universitas yang Sberdiri di Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)

turut serta dalam pelaksanaan visi yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri merupakan suatu visi yang terdiri dari tiga hal yang wajib untuk dijalankan. Salah satu dari ketiga hal itu adalah “Pengabdian Kepada Masyarakat”. Demi terlaksananya suatu pengabdian, UNS pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

UNS kini melaksanakan Program KKN dua periode tiap tahunnya. Namun pada tahun ini, berakhirnya KKN UNS periode Juli-Agustus 2017 membawa kisah duka yang mendalam dan pelajaran be rharga bag i pa ra akademis i . Pelaksanaan Program KKN UNS pada pertengahan tahun ini meninggalkan kisah tragis dengan adanya dua mahasiswa yang dinyatakan meninggal dunia. Korban pertama berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bernama Fadhel Eka Pramudita yang

melaksanakan KKN di Klaten. Dia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan Jalan MT. Haryono, Beduri, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/7/2017). Korban jiwa selanjutnya berasal dari Fakultas Hukum UNS angkatan 2014 bernama Hendri Gusti Nugraha, dia dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam dan terseret arus ombak ketika sedang berenang di Pantai Nipah, Minggu (6/8/2017).

Terjadinya peristiwa tersebut tentunya merupakan sebuah pengalaman yang buruk bagi pelaksanaan Program KKN. Disisi lain, banyak yang beranggapan bahwa semua terjadi karena kurangnya pengawasan dari kampus terhadap mahasiswa KKN. Namun, Dr. Sc.Agr. Rahayu, SP.,MP., selaku Kepala Unit Pelaksana KKN (UPKKN) membantah hal tersebut, “Korban meninggal bukan dalam program KKN, tetapi berada di luar program yang dimana mereka meninggal saat melakukan refreshing dengan berenang dan yang lainnya meninggal saat pulang

ke Klaten setelah mengunjungi temannya di Ponorogo.”

Pihak kampus mengaku sudah melakukan pengawasan yang benar terhadap mahasiswa yang mengikuti KKN. Hal i tu te rbukt i dengan diadakannya pembekalan sebelum mengikuti KKN, adanya asuransi bagi peserta KKN, dan beberapa aturan yang harus dipatuhi selama pelaksanaan Program KKN berlangsung. “Kita sudah melakukan pengawasan yang ketat, hal itu sudah terdapat dalam peraturan KKN. Salah satunya bagi peserta KKN yang meninggalkan lokasi KKN wajib mengisi b langko dengan diketahui o leh Koordinator Kelompok dan Kepala Desa, saya rasa pengawasan yang dilakukan oleh pihak kampus sudah maksimal,” jelas Rahayu.

Sementara itu, bagi keluarga mahasiswa yang meninggal dunia juga akan diberikan asuransi dari pihak kampus sebagai bentuk tanggungjawab terhadap peserta KKN. Disamping itu, dalam pemberian asuransi harus

(Bersambung ke halaman 7)

KILAS KAMPUS

2

(Bersambung ke halaman 6)

Ledak Edisi September/II/2017

rogram Kenal Kampus Mahasiswa PBaru Universitas Sebelas Maret Surakarta (PKKMB UNS) telah

terlaksana dengan baik pada tanggal 14 Agustus hingga 17 Agustus 2017 kemarin. Rangkaian acara dimulai dengan upacara pelantikan yang diikuti oleh 9034 mahasiswa baru dan diakhiri dengan UNS Student Vaganza : One Indonesia 2017 yang didalamnya terdapat pemecahan dua Rekor MURI yaitu Konf iguras i Gambar Terbanyak Bertemakan Pariwisata dan Persatuan Indonesia serta Penulisan Buku Antologi Resolusi Hidup dengan mahasiswa Terbanyak. Pemecahan Rekor MURI tersebut terlaksana atas inisiatif bersama dari panitia PKKMB 2017 dan pihak Rektorat.

Tahun ini merupakan ketiga kalinya PKKMB dipanitiai oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UNS setelah sebelumnya dipegang oleh pihak Rektorat. Pada tahun 2016 lalu, panitia PKKMB membuat dua konfigurasi dan juga memecahkan satu Rekor MURI yaitu shuttlecock juggling. Kemudian dengan segala halangan dan rintangan, kali ini BEM UNS beserta para panitia berhasil melakukan peningkatan lagi

M. THORIQ ARDiANSYAH/NOVUM

INSTAGRAM.COM/BEMUNS

KKN UNS 2017 : KEJADIAN TRAGISYANG MERENGGUT NYAWA

PKKMB UNS 2017 : KONSEP BARUYANG PECAHKAH REKOR (LAGI)

FARA NOVANDA FATURA/NOVUM

Page 3: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

Siti Zulaika Wulandary (2013)

Semoga FH semakin lebih baik lagi sarana prasarananya biar mahasiswanya semakin nyaman kuliahnya.

Kemudian perbaiki terus sistem KRSnya agar tidak selalu mengalami kesusahan pada saat input KRS.

Semoga juga terus bersinergi antara UKM dan Komutias dan ormawa dengan pihak fakultas, supaya FH

lebih kompak dalam banyak hal.

Sulton Abdul. D (2014)

FH tolong berikan pelayanan yang ramah bagi mahasiswa, lalu terus membenahi sistem transparansi

keuangan dan KRSnya. Dekanat juga harus penuhi janji-janjinya beberapa tahun yang lalu.

Diva Satria Bhaskara (2015)

Kembaliin aja sistem KRS-nya jadi terbuka, biar kita kalo saingan bener-bener fair, atau mungkin rubah

lagi sistem nya menjadi paketan, at least kalo mau tetap di jadikan tertutup atau buta, belajarlah menjadi

orang yang jujur.

Iqbal Bagas (2016)

Fasilitas parkir Gedung 3 banyak lumut, sehingga jalan menjadi licin dan membahayakan. Terdapat AC

yang tidak berfungsi dengan baik sehingga suasana kelas menjadi kurang nyaman.

SURAT PEMBACA

Ledak Edisi September/II/2017 3

Open

Senin�-�Sabtu09.00-20.00

0852-9082-5498

Pasar Panggungrejo blok BD 18-19#ayamgeprekpokwe

Delivery Order

Luqman Nabil (2017)

Untuk Bagian kemahasiswaan dan akademik, mahasiswa Angkatan 2017 belum mendapatkan buku

panduan akademik Fakultas Hukum. Kemudian tolong diperhatikan mengenai jumlah kuota perkelas

ketika input KRS. Lalu untuk bagian sarana prasana, tolong ruang terbuka hijau di FH UNS dimaanfaatkan

lebih maksimal, sekiranya untuk tempat parkir di gedung 2 tanahnya harap diratakan agar tidak

bergelombang. Tidak lupa, gedung maupun ruang kelas juga sekiranya dapat direnovasi dengan standar

ramah untuk difabel.

Page 4: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

Sambungan halaman 1...

FOKUSFOKUS

4

panitia ternyata masih mempertahankan adanya pemberian tugas pembawaan Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau KUHPer) dan Wetboek van Strafrecht (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP). Tugas tersebut sudah dianggap tradisi setiap tahunnya dan bersifat individu.“Tugas itu memang sudah mendarah daging,” ujar Azizah selaku Ketua Panitia PKKMB FH UNS 2017.

Menurut I rsyad Afi f se laku Penanggung Jawab (PJ) Sie Acara tahun ini, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa baru tentang dunia hukum yang akan mereka pelajari. “Belum jadi anak hukum kalau belum punya (buku) itu, soalnya itu adalah buku saku anak hukum,” ujar Irsyad. Padma Widyantari yang juga merupakan panitia Sie Acara mendukung dan menambahkan pernyataan tersebut, “Walaupun kegunaan KUHP dan KUHPer untuk semester awal masih kurang efektif, tetapi jika mereka tidak ditugaskan membawanya pada saat PKKMB, maka belum tentu mereka lulus nanti mempunyai bekal yang cukup.”

Terkait tugas pembawaan KUHP dan KUHPer, muncul berbagai tanggapan dari para peserta. Abdullah, salah satu mahasiswa baru menilai bahwa, “Menurut saya gak ada esensinya sih, kalo gitu disuruhnya nanti aja pada saat perkuliahan berjalan. Gak dibaca juga, jadi buat apa?” jelas Abdullah.

Lebih parahnya lagi, panitia memberikan arahan terkait tugas dengan menggunakan istilah Bahasa Belanda untuk KUHP dan KUHPer, hal tersebut terkesan menyulitkan mahasiswa baru yang notabene masih asing dengan bahasa yang disampaikan. Berkaca pada tahun sebelumnya, banyak peserta juga

melakukan kesalahan dengan membeli sebuah buku yang bukan dimaksud, sehingga membuat mahasiswa baru merasa bingung. Padma mengaku, bahwa dalam hal ini panitia mempunyai pertimbangan khusus yang tidak dapat dipublikasikan.

D i s i s i l a i n , t u g a s t e r s e b u t diumumkan sehari sebelum KUHP dan KUHPer ditunjukkan kepada panitia, yaitu pada hari kedua PKKMB. “Kita merasa kalau tugas pra-ospek udah banyak dan tugas hari kedua itu dikit, sedangkan hari ketiga kita udah harus clear masalah tugas yang berpacu dalam akademik,” ujar Padma menjelaskan. Kemudian dalam pembawaan tugas tersebut mahasiswa baru hanya diberi waktu satu hari untuk menyelesaikannya.

Namun tidak diduga sebelumnya, terjadi sebuah kesalahan dari internal panitia terkait tugas pembawaan KUHP dan KUHPerd yang bocor dan diketahui terlebih dahulu dikalangan mahasiswa luar. Hal tersebut mengakibatkan adanya beberapa Organisasi Kemahasiswaan bersaing secara diam-diam menjual dan menawarkan KUHP dan KUHPer kepada mahasiswa baru.

Lalu terkait hal ini, Hernawan Hadi, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan berpendapat, “Sebetulnya saya sendiri kurang setuju tugas seperti itu namun kalau ditelisik lebih jauh lagi toh nanti digunakan juga tapi kalau diterapkan sekarang memang belum tepat karena belum digunakan.” Lalu Hernawan juga menambahkan, “Sebenarnya dari pihak fakultas itu tidak membolehkan, waktu itu tahun berapa juga sudah saya tegur karena mahasiswa baru kerepotan. Sudah saya larang, namun ada dendam turunan karena angkatan sebelumnya diberikan tugas

tersebut maka angkatan selanjutnya juga harus diberikan.”

Kemudian menanggapi pernyataan tersebut, panitia mengaku tidak mengetahuinya. “Kalau larangan itu belum sampai ke telinga (Sie) Acara sih, gak tau ke panitia lain udah ngomong apa belum yang pasti gak sampai ke (Sie) acara,” balas Irsyad. Pada dasarnya, permasalahan ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara mahasiswa dan pihak fakultas. “Jadi apa yang ditugaskan oleh panitia kepada adik-adik itu tidak dilaporkan ke saya, saya sendiri lupa menanyakan tugasnya apa saja dan panitia tidak melapor.” Ucap Hernawan.

Namun, tidak sedikit mahasiswa baru yang merespon positif tugas tersebut. “Kalau untuk sekarang ini mungkin belum ada gunanya tapi untuk kedepannya mungkin gunanya banyak buat pegangan, malah bagus disuruh bawa lebih awal,” ujar Rizki Sagoro salah satu mahasiswa baru FH UNS.

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai tugas yang diberikan kepada mahasiswa baru, pihak fakultas mengapresiasi kegiatan ini dikarenakan panitia tidak memberikan tugas yang rumit dan masih dalam batas yang wajar. “Saya rasa tugas-tugas yang diberikan oleh panitia masih dalam batas wajar dan tidak mengarah kepada perploncoan. Kalo ada yang dilarang itu paling tugas-tugas yang membuat peserta terbebani seperti push-up gitu, untungnya tugas seperti itu sudah tidak ada di FH. Saya sih berharap PKKMB mampu berjalan dengan baik kedepannya,” ujar Prof. Dr. Supanto, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum UNS. (Chiara Sabrina, Vivi Savira)***

PKKMB FH UNS...

PRICELLIA GRISELDA/NOVUM M. SONHAJI AKBAR M/NOVUM

Ledak Edisi September/II/2017

Page 5: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

5

FOKUS

5

Fakrullah S.H., M.H. yang merupakan alumni FH UNS. Hal tersebut juga dikarenakan minimnya pegawai berlatarbelakang hukum pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sehingga prodi baru ini memiliki tujuan untuk mengisi kekosongan sumber daya manusia yang paham dan s iap diterjunkan ke dalam bidang pencacatan sipil.

Materi yang dipelajari dalam prodi ini mencakup materi dasar ilmu hukum seperti yang dipelajari oleh mahasiswa S1 Ilmu Hukum ditambah dengan materi-materi sesuai bidang demografi dan pencacatan sipil, sementara untuk ruang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ditempatkan di Lantai 4 Gedung 3 FH sehingga tidak akan mengganggu KBM S1 Ilmu Hukum.

SW Yulianti S.H., M.H. selaku Kepala Prodi menjelaskan, “Program studi baru ini bekerjasama dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri tetapi bukan dalam kategori ikatan dinas.” Prodi ini pun sudah terakreditasi C oleh Badan Administrasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT). Meskipun tergolong jurusan yang masih baru dan satu-satunya di Indonesia, prodi ini mempunyai prospek yang menjanjikan dikarenakan lulusan D4 Demografi dan Pencatatan Sipil nantinya memiliki kesempatan besar untuk bekerja di beberapa Kedinasan seperti Kemendagri, Kemenlu, dan kantor- kantor Dukcapil yang ada di seluruh Indonesia. Menurut Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Moch. Najib I m a n u l l a h , S . H . , M . H . , P h . D menjelaskan bahwa, “Tetap masih ada

celah pada prodi ini, karena prodi ini terbilang baru dan masih asing terdengar ditelinga masyarakat, oleh karena itu kita m e n d a t a n g k a n m e d i a u n t u k mempromosikannya.”

“Pada awalnya prodi ini ditujukan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dukcapil untuk meningkatkan kualitas dalam bidang pekerjaannya, namun dari pihak PNS pendaftarnya masih kurang,” ujar Ibu SW Yulianti. Minimnya pendaftar tersebut disebabkan karena ada beberapa persyaratan yang tidak dapat dipenuhi oleh para calon pendaftar PNS, diantaranya harus ada izin dari atasan, batas usia maksimal 35 tahun, pendaftar harus PNS belum Sarjana, dan juga adanya anggaran dari instansi asal PNS tersebut.

Maka dari itu, prodi ini membuka juga pendaftaran untuk fresh graduate, yaitu bagi lulusan SMA/SMK sederajat. Meskipun terdapat dua golongan antara PNS dan lulusan SMA/SMK sederajat, KBM mereka tidak dibedakan dan tidak ada pengkhususan untuk golongan tertentu. Lalu waktu dibukanya penerimaan mahasiswa baru pada prodi ini juga tidak bersamaan dengan waktu penerimaan prodi diploma lainnya. Hal ini disebabkan karena izin operasional yang terlambat, sehingga sistem penerimaannya pun bersamaan dengan program Pascasarjana.

Kemudian, sebagai angkatan pertama di prodi ini, para mahasiswa baru tentu belum memiliki wadah untuk kegiatan di luar bidang akademik. S e h i n g g a o l e h p i h a k f a k u l t a s diperbolehkan untuk mengikutan

kegiatan kemahasiswaan yang sudah ada di FH seperti Organisasi, UKM, dan Komunitas. “Kemudian ke depannya mereka dapat membentuk kegiatan sendiri apabila menginginkan apabila buku pedoman akademik prodi D4 sudah keluar,” jelas Yulianti.

Prodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil ini juga menyuguhkan masa depan baru untuk masyarakat Indonesia. Hal tersebut seperti yang disebutkan Yulianti, “Bahwa kedepannya semoga masyarakat lebih mengenal prodi ini. Lalu PNS Dukcapil seluruh Indonesia juga banyak yang bisa mendaftarkan diri. Kemudian PNS yang telah mengenyam pendidikan D4 ini, diharapkan saat kembali ke d a e r a h m a s i n g - m a s i n g d a p a t melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Disamping itu, untuk instansi terkait supaya menyediakan beasiswa kepada pegawainya untuk mendapatkan pendidikan pencatatan sipil. Keberadaan prodi ini juga sebagai kekuatan baru untuk menyokong UNS sebagai badan hukum.”

“Harapan saya ini bisa sama bagusnya lah dengan jurusan kita, dan bisa bersinergi di keluarga mahasiswa FH,” tambah Raditya Pradipta, salah satu mahasiswa FH angkatan 2016. Sejalan dengan harapan para petinggi fakultas, Ketua Angkatan Faris Anand Fatah pun mengakatakan, “Kita mahasiswa berharap banyak untuk bekerja sama dengan para dosen dan staf untuk membuat jurusan baru ini dapat menciptakan kader-kader berkualitas.” (Riwayati, Taufiqulhidayat Khair)***

D4 Demografi Dan...Sambungan halaman 1...

DOKUMENTASI MUHAMMAD AMIRUL FARRAS

Ledak Edisi September/II/2017

Page 6: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

6

KILAS KAMPUS

dalam bentuk konfigurasi maupun pemecahan Rekor MURI.

Pada awalnya penulisan puisi sempat dipilih sebagai bahan pemecahan rekor dalam PKKMB tahun ini. Namun untuk menghindari plagiasi, maka penulisan resolusi mahasiswa dipilih agar lebih original. Sedangkan untuk pembuatan konfigurasi, sejak awal panitia telah merencanakan pembuatan konfigurasi yang dilakukan oleh mahasiswa baru dengan persiapan yang dibantu oleh pihak Rektorat.

“Berdasarkan konstelasi makro, mahasiswa Indonesia hendaknya memiliki dua perspektif sebagai warga bangsa. Yakni pespektif integritas sebagai warga Indonesia dan pespektif integritas sebagai sarjana yang harus memiliki kompetensi akademik yang baik. Pesan ke-Indonesia-an diwujudkan dalam kegiatan konfigurasi terbanyak dengan konsep budaya, pariwisata, dan cinta Indonesia. Pesan yang kedua adalah sebagai generasi muda harus mempunyai kompetensi akademik dalam bentuk tulisan, baca membaca, diwujudkan dalam penulisan karya tulis mengenai masa depan. Kedua pesan itu diterapkan dalam acara PKKMB 2017 yang nantinya akan menghasilkan rekor MURI. Atas dasar tersebut, panitia PKKMB 2017 dan pihak rektorat memilih kedua kegiatan tersebut untuk dipecahkan rekornya,” ujar Wakil Rektor III Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si.

Kemudian dalam pemecahan rekor MURI “Penulisan Buku Antologi Resolusi Hidup oleh Penulis Terbanyak”, UNS bekerja sama dengan GMBI (Gerakan Menulis Buku Indonesia) dengan melibatkan semua mahasiswa baru supaya menuliskan resolusinya

untuk empat tahun kedepan selama menempuh pendidikan di UNS sebanyak dua lembar. Lalu tulisan tersebut disatukan oleh GMBI yang menghasilkan kurang lebih 11.000 lembar buku ber-ISBN (International Standard Book Number) yang ditulis oleh 8937 mahasiswa baru. Kegiatan ini didukung oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS, PT. Liga Mahasiswa, Prim A, PT. Adi Karya, Mc Donald, dan sebagai wujud kolaborasi dari universitas dengan pihak alumni.

Disamping itu, guna pemecahan rekor konfigurasi gambar terbanyak yang diselenggarakan di Stadion UNS, ternyata menghabiskan dana lebih dari dua ratus juta rupiah. Parahnya lagi, sangat disayangkan bahwa dana tersebut diperoleh dari iuran seluruh mahasiswa baru sebesar Rp 50.000 per-orang. Walaupun seperti itu, dana tersebut nantinya tidak hanya digunakan untuk konfigurasi dan buku saja, tetapi juga perlengkapan PKKMB lainnya.

Membuat sebelas konfigurasi memang bukanlah hal yang mudah. Panitia penyelenggara mengalami lebih banyak kendala dalam mempersiapkan konfigurasi gambar. Sarana yang digunakan untuk konfigurasi gambar adalah lembaran kertas berbagai warna yang dijadikan satu dengan dijilid secara manual oleh panitia. Kemudian karena cara tersebut baru digunakan tahun ini, panitia sedikit kesulitan untuk memenuhi target penyelesaiannya.

“Salah satu kendalanya adalah kurangnya orang dalam penjilidan buku yang akan digunakan untuk pembuatan formasi. Formasi ini diikuti oleh 7520 mahasiswa di mana setiap mahasiswa akan memegang 22 kertas yang sudah

dijilid menjadi satu. Sedangkan panitia hanya 66 orang,” jelas Nirwan B. Shubhan selaku Penanggungjawab (PJ) Acara PKKMB. Meskipun seperti itu, dengan kerja keras dari semua panitia, semua tugas dapat terselesaikan tepat waktu sehingga pemecahaan Rekor MURI berjalan dengan baik.

Disisi lain, dalam pelaksaan “UNS Vaganza” banyak mahasiswa baru yang mengeluh karena udara yang sangat panas. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi semangat mahasiswa baru dan panitia dalam menjalankan semua tahapan acara. Sehingga acara “UNS Vaganza” terhitung lancar walaupun masih ada sedikit kendala seperti kurangnya orang demi memenuhi posisi dalam konfigurasi tersebut. “Panasnya siang yang membuat tangan aku belang kebayar setelah melihat formasi yang tadi kita bikin. Dan rasanya gak kebayang lagi senengnya. Gak nyesel aku masuk UNS, baru penyambutan aja sudah disuguhi pemecahan rekor, bagaimana nanti kedepannya,” seru Diva Lufiana Putri salah satu mahasiswa baru Fakultas Hukum UNS.

Konf iguras i yang d i lakukan mahasiswa baru tahun ini menampilkan sepuluh destinasi pariwisata Indonesia. Hal ini juga merupakan suatu kampanye untuk mempromosikan dan mendukung majunya pariwisata Indonesia serta juga menjadi formasi terbaik walaupun masih belum menjadi yang terbanyak. “Semoga PKKMB ini menjadi suatu kebanggan bagi teman-teman semua dan semoga menjadi inspirasi untuk PKKMB tahun depan atau pun untuk kampus-kampus lain,” tutup Ridlo Pratama selaku Ketua Panitia PKKMB UNS 2017. (Awwalia Iza, Pricellia Griselda)***

PKKMB UNS 2017...Sambungan halaman 2...

Ledak Edisi September/II/2017

7

2

Pemimpin Umum: Wisnu Aji Pradhana, Sekretaris Umum: Sindi Ayu Anggraeni, Wakil Sekretaris Umum I: Febry Wulandari, Wakil Sekretaris Umum II: Yunanda Pahlawati W, Bendahara Umum: Amanda Athasya, Wakil Bendahara Umum: Nindita Widi A, Pimpinan Redaksi: Deas Markustianto, Kadiv Newsletter: Alodia Pandora, Kadiv Majalah: M. Thoriq Ardiansyah, Kadiv OA: Rio Cahya Nandika, Tim OA: M Sonhaji Akbar M, Alfian Ghaffar, Fara Novanda Fatura, Redaksi Pelaksana: Armeraliesty Kusuma M, Awwalia Nurul 'A, Chiara Sabrina A, Pricellia Griselda P. G, Riwayati, Sonia Damayanti S, Taufiqulhidayat khair, Vivi Savira, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Oba Lintang Permana, Kadiv PO: Okta Ahmad Faisal, Staf PO: Robby Saprilla M. P. P, Novena Larasati, Ratih Yustitia, Jastrian Renskyrio, M. Gafur S, Rizki Hidayat, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Ikhwan Tamtomi, Staf Diskusi dan Penelitian: M Ghusni Ridho, Amalia Rahma H, Christy Ayu S, Deni Darmawan, Aulia Z. Ghiffari, Pimpinan Perusahaan: Devina Ruth Merida, Kadiv Distribusi dan Periklanan: R. Mahrufah Riesa Putri, Staf Distribusi dan Periklanan: Bianca Aziza P, M. Fuadi Sisma, Financi W, Yunita Savira B, Kadiv Niaga: Nadhira Nurul Afinandiva, Staf Niaga: Zolla Andre Pramono, Walida'in Iga Pangestu, Kurnia Larasati.

Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : [email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke 085655337334.

Page 7: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

RISET

7

KOPI

eberapa bulan ini Perppu Nomor B2 Ta h u n 2 0 1 7 m e n j a d i perbincangan yang hangat bagi

khalayak ramai. Pro dan kontra menjadi dinamika tersendiri di dalamnya. Mendengar kata Perppu dengan sendirinya pasti kita berpikir tentang keadaan memaksa. Karena memang itulah yang menjadi dasar keluarnya Perppu menurut Pasal 22 UUD 1945. Kegentingan macam apa yang sedang terjadi di negara kita ini? Entahlah, pemerintah tidak menegaskan secara gamblang.

Menurut Freedom House ada beberapa indikator terhadap munculnya gejala otoritarianisme/totalitarianisme pada sebuah negara . Penguasa melumpuhkan oposisi, mengkooptasi media massa, mengikat kaki kelompok sipil, dan menyelenggarakan Pemilu

yang terbukan tapi selalu punya kecenderungan mendukung kelompok yang berkuasa. Memang terkesan aneh berbicara keotoriteran di dunia yang sudah sangat terbuka saat ini, di tengah alam demokrasi.

Kembali tentang Perppu Ormas, sejatinya Perppu ini terdapat sorotan besar baik secara formil maupun materiil. Benjamin Neil pernah mengingatkan bahwa pembuatan hukum tanpa legislasi (Perppu) akan memungkinkan dampak tidak baik untuk hukum dan demokrasi di suatu negara. Memang Perppu adalah hak istimewa yang dimiliki Presiden dalam struktur ketatanegaraan negara kita ini. Saya ingin berangkat dari frasa “kegentingan yang memaksa”, dalam Perppu tersebut dalam penjelasannya mencantumkan Pasal 4 ICCPR yang menyatakan bahwa negara boleh

melakukan pengecua l ian un tuk melindungi HAM disebabkan oleh keadaan darurat yang mengancam eksistensinya. Tetapi tidak disinggung mengenai keadaan darurat tersebut harus diumumkan secara resmi oleh negara dan pemberlakuannya yang hanya sementara waktu. Dengan kondisi yang demikian barulah dapat dilakukan penyimpangan terhadap HAM untuk mengatasi keadaan darurat yang terjadi. Pertanyaannya sekarang, kapan keadaan darurat tersebut diumumkan oleh Presiden? Dan hingga kapan keadaan darurat diberlakukan?

Menkopolhukam juga menyatakan bahwa sebenarnya penerbitan Perppu ini adalah buah dari pengamatan yang dilakukan pemerintah bertahun-tahun yang lalu. Sulit bagi saya untuk mencerna pernyatan itu, timbul pertanyaan “kalau sudah lama diamati kenapa yang diajukan

Perppu Ormas,Paradoks dalam Demokratisasi?

memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu. Tetapi adanya syarat-syarat tersebut malah menyebabkan keluarga dari salah satu korban sampai saat ini belum mendapatkan asuransi. Vita Nursantia Putri selaku teman dekat H e n d r i y a n g m e n g u r u s s e g a l a persyaratan asuransi mengaku bahwa dalam kepengurusan asuransi sempat mengalami beberapa kendala, “Ada berkas yang sudah saya berikan, tapi dari LPPM meminta berkas itu untuk saya lengkapi lagi. Padahal kan saya sudah berikan,” ungkapnya.

Kemudian, Putri juga mengaku setelah Hendri dinyatakan meninggal, pihak kampus seolah tidak ada komunikasi sama sekali terhadap Putri maupun keluarga Hendri sehingga menyebabkan adanya kesalahpahaman. “Miskomnya karna kan pas di Lombok itu aku yg ngurusin di RS sampe ke Jakarta, sama budes yg bantuin. Dari pihak kampus malem itu gak ada komunikasi sama keluarganya Hendri maupun aku. Pihak kampus kontak aku baru pas aku mau boarding, ke keluarganya Hendri malah gak ada sama sekali. Jadi kalo kata ayah Hendri 'kayak ayahnya Hendri ngurus semuanya sendiri sama Putri' Cuma sama dibantu dari budes," ungkapnya.

Walaupun begitu, kejadian tragis tersebut menjadi sebuah evaluasi penting

Oleh : RhezaNarendra Putra PratamaMahasiswa FH UNS 2015

(Bersambung ke halaman 8)

Ledak Edisi September/II/2017

6

Alamat: Jl. Kartika I, Ngoresan RT. 01 RW. 18 Jebres Surakarta 57126(Belakang Kampus UNS, Samping As Gross)

KKN UNS 2017...Sambungan halaman 2...

DOKUMENTASI KKN SEMBALUN BUMBUNG 2017

bagi pelaksanaan KKN kedepannya. “Ini akan menjadi bahan evaluasi, tentang apa yang bisa diperbaiki lagi baik dari pihak KKN dan LPPM. Tetapi dari kampus sesungguhnya hanya dapat memberikan pengawasan berupa aturan dan sistem saja. Kalo dari kampus untuk pengawasan tidak bisa dilakukan secara langsung, pengawasan dilakukan melalui Kepala Desa saja. Jika ingin meninggalkan lokasi harus benar-benar ijin kepada Kepala

Desa. Tetapi jika mahasiswa ingin keluar meninggalkan lokasi, Kepala Desa pun juga tidak mungkin tidak memberikan ijin, semua kembali ke individu masing-masing sih. Termasuk dalam kehati-hatian dan kewaspadaan saat masuk ke sebuah lingkungan baru,” tutup Andre R a h m a n t o d a r i H u m a s U N S . (Armeraliesty Kusuma M, Sonia D. Sitompul)***

KILAS KAMPUS

Page 8: PKKMB FH UNS - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/Ledak-2.pdf · pun mewadahinya dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). UNS kini melaksanakan Program KKN dua

8

KOPI

Perppu? Kenapa bukan RUU untuk dibahas bersama dengan DPR?”. Law without legislation adalah bentuk otoritarianisme modern atau kerennya stealth authoritarianism. Lebih lucu lagi, Perppu ini dikeluarkan pada tanggal 10 Juli 2017, dan pada tanggal tersebut DPR tidak sedang dalam masa reses. Dengan kata lain DPR masih in session, jadi sedarurat apakah hingga Perppu sebegitu pentingnya? Padahal tidak terjadi kekosongan hukum, karena UU Ormas menyediakan cara penjatuhan sanksi-sanksi juga. Lalu hingga sepuluh hari terbit, tidak ada ormas yang dibubarkan. Belum lagi kedudukan formalnya yang masih rancu, tidak selaras dengan UU Yayasan misalnya, dan juga norma sanksi pidana yang diberikan dapat dianggap tidak sesuai dengan UU No 12 Tahun 2012 yang mengamanatkan ketentuan pidana hanya bisa dimuat di dalam UU dan Perda.

Sekarang ke unsur materiilnya, Perppu ini menghapus 19 Pasal yang mengatur dengan sistematis cara penjatuhan sanksi terhadap ormas yang

melanggar norma UU. Dengan dalih asas contarius actus pemerintah bisa langsung mencabut status badan hukum ormas dan membubarkannya. Berbeda dengan sebelumnya untuk membubarkan ormas yang butuh proses peringatan yang panjang dan proses pengadilan sebagai sa lah sa tu c i r i negara hukum. Pembubaran badan hukum adalah hukuman terberat yang bisa didapatkan badan hukum sebagai subjek hukum. Layaknya hukuman mati pada orang. Apalagi opsi yang diberikan oleh pemerintah untuk menggugat SK pembubaran ke PTUN sangat di luar konteks. Apakah bisa orang dihukum mati sebelum ada putusan pengadilan? Apakah bisa PT dinyatakan pailit sebelum ada putusan pailit dari Pengadilan Niaga? Apakah bisa partai politik dibubarkan tanpa putusan MK? Tidak!

Apalagi ormas hanya ada waktu tujuh hari sejak diberi peringatan sebelum dibubarkan untuk melakukan koreksi. Tidak ada proses yang fair. Apalagi untuk kesalahan yang multitafsir

yakni menganut dan menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.

Dulu Masyumi dan PSI dibubarkan Bung Karno dengan pertimbangan Ketua MA. Tapi sesaat setelah lengser Wirjono P r o d j o d i k o r o y a n g K e t u a M A menyatakan pembubaran tersebut tidak sah. Lalu pada orde baru saat pers dibredel dengan mencabut SIUP, terjadi protes besar karena tidak ada proses hukum yang adil.

“Apakah kita akan mengulanginya sekali lagi sebagai negara demokrasi sekarang ini? Negara hukum nan demkratis kok membiarkan kekuasaan melakukan sesuatu seenaknya. Apa namanya kalau bukan paradoks? Apa salahnya kalau ada orang bersuara telah muncul gejala keotoriteran? Wong juga memenuhi unsur yang dirumuskan Freedom House. Karena semua (tidak hanya Perppu ormas) gelagat yang ditunjukkan penguasa terkesan untuk mengamankan hegemoninya. Tentu tidak jika masih ingin menepuk dada sebagai negara hukum nan demokratis.”

“Menulislah seperti wartawan, berbicalah seperti orator”

- H. O. S Tjokroaminoto -

Ledak Edisi September/II/2017