pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah cairan amnion sampai kehamilan 24 minggu dan kostan sampai...

2
Pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah cairan amnion sampai kehamilan 24 minggu dan kostan sampai kehamilan 37 minggu, sekitar 1000mL. Setelah kehamilan 40 minggu terjadi penurunan cairan amnion sekitar 33% setiap minggunya. 4 Penurunan volume cairan amnion, penurunan aliran darah ginjal dan penurunan produksi urin janin terjadi pada kehamilan diatas 42 minggu. Hal ini mengakibatkan terjadinya oligohidramnion. Veille dkk (1993), melakukan pemeriksaan pada 50 wanita hamil dengan usia gestasi 40 minggu atau lebih. Dengan menggunakan bentuk-bentuk gelombang Doppler berdenyut, melaporkan bahwa aliran darah ginjal berkurang pada kehamilan lewat waktu. 1,2,3,4 Selain itu Leveno dan rekan-rekan (1984) melaporkan bahwa gawat janin pada kehamilan lewat waktu merupakan konsekuensi dari kompresi tali pusat. Terjepitnya tali pusat dapat menyebabkan stimulasi vagus yang menimbulkan peningkatan peristaltik janin dan menyebabkan keluarnya mekonium. Selain itu pengeluaran mekonium bisa disebabkan juga karena hipoksia janin, pada keadaan tersebut menyebabkan terjadinya relaksasi otot sfingter ani. Dengan keluarnya mekonium di dalam uterus dengan keadaan oligohidramnion maka akan menimbulkan terjadinya mekonium yang kental. Keadaan ini membuktikan adanya gawat janin yang baru terjadi dan bisa menetap serta bisa pula tidak. Keadaan ini akan menjadi berbahaya karena aspirasi mekonium dapat mengganggu system pernapasan pada bayi. Cairan amnion yang diwarnai oleh mekonium yang kental

Upload: zikril-hakim

Post on 02-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah cairan amnion sampai kehamilan 24 minggu dan kostan sampai kehamilan 37 minggu, sekitar 1000mL. Setelah kehamilan 40 minggu terjadi penurunan cairan amnion sekitar 33% setiap minggunya.4 Penurunan volume cairan amnion, penurunan aliran darah ginjal dan penurunan produksi urin janin terjadi pada kehamilan diatas 42 minggu. Hal ini mengakibatkan terjadinya oligohidramnion. Veille dkk (1993), melakukan pemeriksaan pada 50 wanita hamil dengan usia gestasi 40 minggu atau lebih. Dengan menggunakan bentuk-bentuk gelombang Doppler berdenyut, melaporkan bahwa aliran darah ginjal berkurang pada kehamilan lewat waktu.1,2,3,4

Selain itu Leveno dan rekan-rekan (1984) melaporkan bahwa gawat janin pada kehamilan lewat waktu merupakan konsekuensi dari kompresi tali pusat. Terjepitnya tali pusat dapat menyebabkan stimulasi vagus yang menimbulkan peningkatan peristaltik janin dan menyebabkan keluarnya mekonium. Selain itu pengeluaran mekonium bisa disebabkan juga karena hipoksia janin, pada keadaan tersebut menyebabkan terjadinya relaksasi otot sfingter ani. Dengan keluarnya mekonium di dalam uterus dengan keadaan oligohidramnion maka akan menimbulkan terjadinya mekonium yang kental. Keadaan ini membuktikan adanya gawat janin yang baru terjadi dan bisa menetap serta bisa pula tidak. Keadaan ini akan menjadi berbahaya karena aspirasi mekonium dapat mengganggu system pernapasan pada bayi. Cairan amnion yang diwarnai oleh mekonium yang kental mempunyai nilai pH yang lebih rendah serta lebih bermakna daripada pH cairan amnion dengan mekonium yang encer.1,2,9,11