documentp7

2
A. Pembahasan Praktikum kali ini yaitu tentang uji aktifitas antiinflamasi. Dimana percobaan inin dilakukan untuk mengetahui aktivitas farmakologi bahan alam yaitu akar alang-alang yang berkhasiat sebagai antiinflamasi pada tikus yang kemudian diberikan karagenan secara oral, sebagai inisiator terjadinya inflamasi tersebut. Inflamasi diidentifikasikan sebagai suatu reaksi lokal organisme terhadap suatu iritasi atau keadaan non fisiologik. Dalam percobaan kali ini tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Kelopmpok tersebut diantaranya adalah kelpompok kontrol (-), kontrol (+), dosis uji 1, dosis uji 2 dan dosis uji 3. Pertama-tama tikus yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu tikus diberikan tanda pada kaki belakang sebelah kanan untuk setiap tikus agar permukaan kaki ke dalam air raksa setiap kali selalu sama. Volume kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai volume dasar untuk setiap tikus. Selanjutnya yaitu pemberian dosis pada setiap masing-masing kelompok, kelompok kontrol (-) hanya diberi aquadest saja, untuk kontrol (+) diberi larutan obat natrium diklofenak, sementara untuk kelompok dosis uji ,1,2 dan 3 diberi sediaan ekstrak akar alang-alang dengan dosis yang berbeda-beda. Pemebrian dosis ini diberikan melalui oral.

Upload: rizal-ibeel

Post on 14-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

p

TRANSCRIPT

A. PembahasanPraktikum kali ini yaitu tentang uji aktifitas antiinflamasi. Dimana percobaan inin dilakukan untuk mengetahui aktivitas farmakologi bahan alam yaitu akar alang-alang yang berkhasiat sebagai antiinflamasi pada tikus yang kemudian diberikan karagenan secara oral, sebagai inisiator terjadinya inflamasi tersebut. Inflamasi diidentifikasikan sebagai suatu reaksi lokal organisme terhadap suatu iritasi atau keadaan non fisiologik.Dalam percobaan kali ini tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Kelopmpok tersebut diantaranya adalah kelpompok kontrol (-), kontrol (+), dosis uji 1, dosis uji 2 dan dosis uji 3. Pertama-tama tikus yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu tikus diberikan tanda pada kaki belakang sebelah kanan untuk setiap tikus agar permukaan kaki ke dalam air raksa setiap kali selalu sama. Volume kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai volume dasar untuk setiap tikus. Selanjutnya yaitu pemberian dosis pada setiap masing-masing kelompok, kelompok kontrol (-) hanya diberi aquadest saja, untuk kontrol (+) diberi larutan obat natrium diklofenak, sementara untuk kelompok dosis uji ,1,2 dan 3 diberi sediaan ekstrak akar alang-alang dengan dosis yang berbeda-beda. Pemebrian dosis ini diberikan melalui oral.Pada kelompok kontrol (+) diberikan sediaan natrium diklofenak, natrium diklofenak itu sendiri telah teruji sebagai obat antiinflamasi maka dari itu digunakan sebagai pembanding. Natrium diklofenak termasuk obat antiinflamasi nonsteroid yang mengandung garam kalium dari diklofenak. Obat ini memiliki efek analgesic dan antiinflamasi. Diklofenak merupakan derivate fenilasetat, termasuk AINS yang terkuat anti radangnya dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat lainnya seperti piroxicam dan indometasin. Obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migarin dan encok. Secara parenteral sangat