p u t u s a n - pt-medan.go.id filemenimbang, bahwa pelawan i dan pelawan ii dengan surat gugatan...
TRANSCRIPT
P U T U S A NNomor : 194 / PDT / 2015 / PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
KEPALA KANTOR PT.BANK TABUNGAN PENSIUN NASIONAL.Tbk MUR
CABANG KOTA PINANG, beralamat di Jalan
Bukit Kota Pinang, Kecamatan Kota Pinang,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi
Sumatera Utara dan selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING I semula TERLAWAN I ;
KEPALA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG
(KPKNL) KISARAN, beralamat di Jalan Prof.HM.
Yamin, SH No. 47 Kisaran, Kabupaten Asahan
Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya disebut
sebagai PEMBANDING II semula TERLAWAN II;
MELAWAN
1. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE, umur ± 32 tahun, agama Islam,
Kebangsaan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta,
Tempat tinggal Jalan Lintas Sumatera Langga
Payung, Kelurahan Langga Payung, Kecamatan
Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi
Sumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING I semula PELAWAN I;
2. LISMAWATI HARAHAP, umur ± 33 tahun, agama Islam, Kebangsaan
Indonesia,Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Tempat
2
tinggal Jalan Lintas Sumatera Langga Payung,
Kelurahan Langga Payung, Kecamatan Sei
Kanan, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi
Sumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING II semula PELAWAN II ;
Bahwa Pelawan I dan Pelawan II dalam hal ini
diwakili oleh Kuasanya Pdt. DORITZ BIDOULD
TAMPUBOLON, SH, Avdokat dari Kantor
Bantuan Hukum/Konsultasi Hukum Pdt.
DORITZ BIDOULD TAMPUBOLON, SH, yang
beralamat Kantor di Komplek Perumahan Puri
Kampung Baru Blok C No. 108 Kelurahan Kartini,
Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten
Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 02
Juni 2013 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantauprapat pada tanggal 12
Juni 2013,
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA;
Menimbang, bahwa Pelawan I dan Pelawan II dengan Surat Gugatan
Perlawanannya tertanggal 10 Juni 2013, yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantauprapat dengan Register Perkara
Nomor : 36/Pdt.PLW/2013/PN.RAP tertanggal 12 Juni 2013, telah
mengajukan gugatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
3
I. DALAM POSITA :-- Bahwa PELAWAN-I mendapat fasilitas kredit mengembangkan usaha
Garuda Tani di Langga Payung dari TERLAWAN-I, berupa jenis
kredit modal usaha pertanian dengan diketahui PELAWAN-II sebagai
isterinya karena harta bersama. Dimana pinjaman kredit pertama
diperoleh PELAWAN-I dibulan Agustus 2011 sebesar
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dan jangka waktu
pelunasan selama 60 (enam puluh) bulan. Sedangkan angsuran
kredit setiap bulan, dibayar PELAWAN-I kepada TERLAWAN-Isebesar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah)
disertai bunga setiap bulannya.
-- Bahwa pada mulanya usaha dagang Garuda Tani dijalankan
PELAWAN-I dibantu PELAWAN-II (suami-isteri) berjalan lancar dan
maju, kemudian oleh TERLAWAN-I pada tanggal 4 Mei 2012
diberikan tambahan fasilitas (suplesi) sebesar Rp.125.000.000,-
(seratus dua puluh lima juta rupiah). Sehingga total pinjaman
PELAWAN-I kepada TERLAWAN-I menjadi sebesar
Rp.625.000.000,-(enam ratus dua puluh lima juta rupiah), sementara
angsuran kredit setiap bulan berubah dibayar PELAWAN-I kepada
TERLAWAN-I sebesar Rp.16.700.000,- (enam belas juta tujuh ratus
ribu rupiah) diserta bunga dan jangka waktu tetap.
-- Bahwa jaminan kredit diberikan PELAWAN-I kepada TERLAWAN-Iterdapat 3 (tiga) Sertifikat Hak Milik (SHM) berlokasi, di Jalan Lintas
Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung Kecamatan
Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara.
Diantaranya berupa, 1. SHM No.372 An. MUHAMMAD HITLERDALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan seluas 1.492
M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491 An. LISNAWATI HARAHAP(isteri) disertai tanah dan bangunan seluas 158 M2/81 M2 , 3. SHM
No.423 An. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE Isuami) disertai
tanah dan bangunan seluas 1.994 M2/224 M2.
-- Bahwa dalam perjalanan pengelolaan tentang usaha Garuda Tani
dibidang pertanian mengalami stagnasi atau tidak lancar sebagaimana
semula, sehingga mengakibatkan pembayaran kredit dari PELAWAN-Ikurang lancar kepada TERLAWAN-I. Akibatnya dibulan keempat
diajukan PELAWAN-I keringanan pembayaran cicilan kredit, dengan
kesanggupan pembayaran sebesar Rp.8.000.000,- (delapan juta
4
rupiah) setiap bulannya. Namun oleh TERLAWAN-I tidak ditanggapi
positif cara menanggulanginya atas terjadinya kemunduran usaha,
menjadi pembayaran kredit tersendat dan dapat normal kembali
secara berkala.
-- Bahwa semua keluhan dan mencari jalan keluar untuk
mempertahankan usaha bangkit kembali, dilakukan PELAWAN-Idibantu PELAWAN-II selaku isteri tidak diresponi oleh TERLAWAN-I.Sekaligus melakukan pengumuman Lelang Pertama Eksekusi Hak
Tanggungan di iklan Surat Kabar Medan Pos tertanggal 15 Mei 2013
dihalaman 7 bagian umum, berdasarkan pasal 6 UUHT No.4 Tahun
1965 dengan perantaraan TERLAWAN-II sebagai Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran. Sehingga atas
pengumuman di Surat kabar itu oleh PELAWAN-I melalui Kuasa
Hukumnya Pdt DORITZ BIDOULD TAMPUBOLON SH melakukan
Nota Keberatan ditujukan kepada TERLAWAN-I dan TERLAWAN-IItertanggal 3 Juni 2013.
-- Bahwa adapun tertera setoran pembayar setiap bulannya dilakukan
PELAWAN-I, atas pinjamin kredit sebesar R.500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) dari TERLAWAN-I adalah sebagai berikut dibawah ini :
I.Tanggal 5 September 2011 dibayar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta
lima ratus ribu rupiah), II. Tanggal 5 Oktober 2011 dibayar
Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah), III. Tanggal 5
Nopember 2011 dibayar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus
ribu rupiah), IV.Tanggal 5 Desember 2011 dibayar Rp.13.500.000,-
(tiga belas juta lima ratus ribu rupiah), V.Tanggal 5 Januari 2012
dibayar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah),
VI.Tanggal 2 Pebruari 2012 dibayar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta
lima ratus ribu rupiah) dan VII. Tanggal 1 Maret 2012 dibayar
Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah).
-- Bahwa adapun tertera setoran pembayar setiap bulannya dilakukan
PELAWAN-I, atas pinjamin kredit sebesar Rp .625.000.000,- (enam
ratus dua puluh lima juta rupiah) dari TERLAWAN-I adalah sebagai
berikut dibawah ini :
I.Tanggal 5 Mei 2012 dibayar Rp.16.700.000,- (enam belas juta tujuh
ratus ribu rupiah), II. Tanggal 5 Juni 2012 dibayar Rp.16.700.000,-
(enam belas juta tujuh ratus ribu rupiah), III. Tanggal 5 Juli 2012
dibayar Rp.17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah), IV.Tanggal 3
5
Agustus 2012 dibayar Rp.15.800.000,- (lima belas juta delapan ratus
ribu rupiah), V.Tanggal 5 September 2012 dibayar Rp.16.700.000,-
(enam belas juta tujuh ratus ribu rupiah). VI.Tanggal 11 Oktober 2012
dibayar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah), VII. Menyusul lupa tanggal
dan bulan tapi ditahun 2012 dibayar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah),
VIII. Menyusul lupa tanggal dan bulan tapi ditahun 2012 dibayar
Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), IX. Menyusul lupa tanggal dan
bulan tapi ditahun 2012 dibayar Rp.2.700.000,- (dua juta tujuh ratus
ribu rupiah), X. Tanggal Tanggal 6 November 2012 dibayar
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), dan XI. Tanggal 8 November 2012
dibayar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
-- Bahwa oleh karena PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri) adalah
pemilik sah objek perkara berada dilokasi sama, di Jalan Lintas
Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung Kecamatan
Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara
harus dibatalkan saat pelaksanaan Eksekusi masih berlangsung, akan
dilaksanakan Hari Kamis Tanggal 13 Juni 2013 Lelang Pertama
Eksekusi Hak Tanggungan oleh TERLAWAN-I dengan perantaraan
TERLAWAN-II. Terhadap, 1.SHM No.372 An. MUHAMMADHITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan
seluas 1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491 An. LISNAWATIHARAHAP (isteri) disertai tanah dan bangunan seluas 158 M2/81
M2, 3. SHM No.423 An. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE(suami) disertai tanah dan bangunan seluas 1.994 M2/224 M2.
Karena gugatan Perlawanan Lelang Pertama Eksekusi Hak
Tanggungan diajukan PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri) di
Pengadilan Negeri Rantauprapat, sesuai prosedur upaya hukum
berdasarkan bukti outentik disertai kebenaran tidak dapat dibantah
oleh TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II.-- Bahwa awal bulan Agustus 2011 dikantor TERLAWAN-I datang
Notaris Kamil Bakti Siregar SH membuat Akte perjanjian kredit antara
PELAWAN-I dengan TERLAWAN-I diketahui PELAWAN-II selaku
isteri disebabkan harta bersama, namun tidak pernah memberikan
kuasa kepada TERLAWAN-I sebagai kuasa subtitusi atau pengganti
sebagaimana disebut dalam pasal 1813 KUHPerdata. Dimana
berbunyi sebagai berikut tertera dibawah ini, Pemberian kuasa
berakhir dengan penarikan kembali kuasa penerima kuasa, dengan
6
pemberitahuan penghentian kuasanya oleh penerima kuasa ,dengan
meninggalnya, pengampuan atau pailitnya, baik pemberi kuasa
maupun penerima kuasa dengan kawinya perempuan yang
memberikan atau menerima kuasa.
-- Bahwa akibat terjadi kredit tersendat dalam dagang Garuda Tani
milik PELAWAN-I dibantu PELAWAN-II (suami-isteri), maka ditanggal
10 November 2012 dilakukan campur usaha Crosir sembako (sembilan
bahan pokok) bermerek Laa Tan Sa. Guna bertujuan menanggulangi
kelanjutan usaha untuk membayar angsuran kredit kepada
TERLAWAN-I. Sedangkan soal kredit PELAWAN-I masih tergolong
subs standart atau kurang lancar usaha dan dapat menjadi normal
kembali, sehingga tidak ada alasan hukum untuk dilakukan Lelang
Pertama Eksekusi Hak Tanggungan oleh TERLAWAN-I melalui
TERLAWAN-II, maka tindakan itu sudah dikategorikan melakukan
perbuatan melawan hukum.
-- Bahwa dibulan Januari 2012 akibat usaha dagang PELAWAN-Itersendat dan dimohonkan kepada TERLAWAN-I untuk diberikan
keringanan dengan pembayaran Rp.8.000.000,- (delapan juta ribu
rupiah) setiap bulan, menyangkut pinjaman pembayaran cicilan kredit
total sebesar Rp.625.000.000,- (enam rautus dua puluh lima juta
rupiah). Namun semua keluhan diderita PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri) tidak mendapat tanggapan, akhirnya membuat agak
tersendat pembayaran dilakukan secara cicilan tidak menentu seperti
biasa, namun tetap dicatat dipembukuan setiap TERLAWAN-I datang
untuk menagih pelunasan pembayaran kredit dimaksud.
-- Bahwa begitupun PELAWAN-I dibantu PELAWAN-II selaku isteri
cukup setia dan mau bekerja sama, untuk beretikad baik akan
membayar kredit dimaksud sesuai kesanggupan, namun kenyataan
diterima berita dihari Rabu tanggal 15 Mei 2013 terbit pengumuman
Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan di iklan Surat Kabar Medan
Pos dihalaman 7 bagian umum. Akan melakukan lelang tersebut di hari
Kamis tanggal 13 Juni 2013 di Kantor TERLAWAN-I di Kotapinng,
berdasarkan pasal 6 UUHT No.4 Tahun 1965 dengan perantaraan
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran atau
TERLAWAN-II. Sedangkan UUHT adalah ketentuan hukum materiil
perdata dimana HIR/RBg suatu ketentuan hukum acara perdata, ini
7
berarti ketentuan tentang Eksekusi dalam hukum acara perdata
dipinjam oleh hukum materiil perdata.
-- Bahwa sehingga PELAWAN-I dan PELAWAN-II memberikan
argumen hukum terhadap TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II, untuk
dipertimbangkan dalam mengambil putusan oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Rantauprapat. Tentang akibat hukum dari hal ini
adalah pelaksanaan Eksekusi objek HT, hanya sah apabila didasarkan
pasal 224 HIR/pasal 258 RBg. Dimana seluruh ketentuan UUHT
tentang Eksekusi (termasuk pasal 6 UUHT) belum berlaku, maka
dengan demikian pelaksanaan Eksekusi objek Hak Tanggungan
berdasarkan pasal 6 UUHT adalah tanpa dasar hukum akibatnya
pelaksanaan Eksekusi tersebut tidak sah dan batal demi hukum.
Sebagaimana sedang diproses tata cara dilaksanakan TERLAWAN-Idan TERLAWAN-II, atas jenis Jaminan kredit kepemilikan
PELAWAN-I dan PELAWAN-II selaku harta bersama diperoleh dalam
perkawinan.-- Bahwa agar kelalaian hukum yang fatal tidak berlanjut maka Para
PELAWAN bermohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Rantauprapat,
untuk menjatuhkan terlebih dahulu Putusan Provisi dalam perkara ini.
Berupa penghentian seluruh proses hukum tindak lanjut Eksekusi
Lelang atas objek jaminan kredit, diberikan PELAWAN-I dengan
diketahui dan disaksikan PELAWAN-II selaku isteri kepada
TERLAWAN-I. Berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) sebanyak 3 (tiga)
buah diantaranya adalah, 1. SHM No.372 An. MUHAMMADHITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan
seluas 1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491 An. LISNAWATIHARAHAP (isteri) disertai tanah dan bangunan seluas 158 M2/81
M2 , 3. SHM No.423 An. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE(suami) disertai tanah dan bangunan seluas 1.994 M2/224 M2.
Dimana ketiga jenis jaminan itu berada dilokasi sama, di Jalan
Lintas Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung
Kecamatan Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi
Sumatera Utara. Sehingga akibat dihubungkan satu sama lain dalam
kaidah hukum menjadi Jurisprudensi, maka membuat UU Tentang Hak
Tanggungan tidak berjalan, lantaran adanya putusan MA
No.3021/K/1984 tertanggal 30 Januari 1986 terkait Eksekusi Hak
Tanggungan dilaksanakan atas perintah Ketua Pengadilan Negeri.
8
-- Bahwa TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II secara tanggung-renteng
atau tanggung-menanggung, untuk membayar uang pemulihan harga
diri sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Disamping
meminta maaf, melalui 2 (dua) Media Massa berturut-turut selama 2
(dua) kali diterbitkan berupa pengumuman. Disebabkan tercemarnya
nama baik PELAWAN-I dan PELAWAN-II atas tindakan ParaTERLAWAN, seolah-olah debitur tidak beretikad baik soal
pembayaran pinjaman kredit usaha tani dicampur sembako.
-- Bahwa berdasarkan alasan hukum diuraikan diatas, selanjutnya mohon
PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri) supaya Ketua
Pengadilan Negeri Rantauprapat berkenan memanggil kedua belah
pihak berperkara, agar hadir menghadap persidangan ditentukan
untuk itu. Sekaligus dalam perkara ini mohon Para PELAWAN agar,
putusan dapat dijalankan secara serta merta (uit voorbar bij
voorad).Sehingga dapat Majelis Hakim memutuskan perkara ini,
bermuara secara objektif dengan amar (bunyi) putusan tertera
dibawah ini:
DALAM PROVESI :-- Menyatakan, penghentian seluruh proses hukum tindak lanjut Eksekusi
Lelang soal objek jaminan kredit, atas Sertifikat Hak Milik (SHM)
sebanyak 3 (tiga) buah. Dalam melakukan perbuatan lainnya, sampai
putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap.
Termasuk diantaranya adalah, 1. SHM No.372 An. MUHAMMADHITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan
seluas 1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491 An. LISNAWATIHARAHAP (isteri) disertai tanah dan bangunan seluas 158 M2/81
M2 , 3. SHM No.423 An. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE(suami) disertai tanah dan bangunan seluas 1.994 M2/224 M2.
Dimana ketiga jenis jaminan itu berada dilokasi sama, di Jalan
Lintas Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung
Kecamatan Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi
Sumatera Utara.
II. DALAM PETITUM :P R I M E R :1. Menyatakan, menerima dan mengabulkan gugatan Perlawanan
Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan diajukan PELAWAN-I
9
dan PELAWAN-II (suami-isteri), terhadap TERLAWAN-I dan
TERLAWAN-II untuk seluruhnya.
2. Menyatakan, PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri), adalah
Para PELAWAN yang benar dan harus dilindungi.
3. Menyatakan, TERLAWAN-I tidak berhak mengajukan permohonan
penjualan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan, atas objek
sengketa jenis Jaminan berupa 3 (tiga) buah SHM (Sertifikat Hak
Milik), di Jalan Lintas Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga
Payung Kecamatan Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Provinsi Sumatera Utara diantaranya, 1. SHM No.372 An.
MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah
dan bangunan seluas 1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491
An. LISNAWATI HARAHAP (isteri) disertai tanah dan
bangunan seluas 158 M2/81 M2, 3. SHM No.423 An.
MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah
dan bangunan seluas 1.994 M2/224 M2.
4. Menyatakan, penjualan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan
pada hari Kamis tanggal 13 Juni 2013 pukul 11.00 WIB sampai
selesai bertempat di Kantor TERLAWAN-I di Jalan Bukit Kota
Pinang Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Provinsi Sumatera Utara, melalui TERLAWAN-II terhadap objek
sengketa atas Jaminan berupa 3 (tiga) buah Sertifikat Hak Milik
(SHM) diantaranya, 1. SHM No.372 An. MUHAMMAD HITLERDALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan seluas
1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM No.491 An. LISNAWATIHARAHAP (isteri) disertai tanah dan bangunan seluas 158
M2/81 M2 , 3. SHM No.423 An. MUHAMMAD HITLERDALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan bangunan seluas
1.994 M2/224 M2. Berlokasi di Jalan Lintas Sumatera Langga
Payung Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sei.Kanan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara, adalah
batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya.
5. Menyatakan, TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II telah melakukan
perbuatan melawan hukum, akibat sedang berlangsung maupun
dilaksanakan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan tanpa izin
atau kuasa sepenuhnya dari pemilik jaminan kredit PELAWAN-Idan PELAWAN-II.
10
6. Menyatakan, fasilitas kredit yang diberikan TERLAWAN-I kepada
PELAWAN-I diketahui PELAWAN-II selaku isteri atas harta
bersama diperoleh dalam perkawinan, masih tergolong standart
atau kurang lancar dapat normal kembali, sehingga tidak ada
alasan hukum untuk di Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan
diminta TERLAWAN-I melalui TERLAWAN-II.7. Menyatakan, mengembalikan posisi PELAWAN-I sebagai debitur
dari TERLAWAN-I selaku kreditur dalam keadaan semula,
sebelum dilaksanakan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan
dilakukan TERLAWAN-I melalui TERLAWAN-II.8. Menyatakan, putusan ini dapat dijalankan secara serta merta (uit
voorbar bij voorad). Meskipun ada timbul upaya hukum seperti,
verzet dan banding maupun kasasi.
9. Menghukum, TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II secara tanggung-
renteng, membayar uang pemulihan harga diri sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Disamping meminta maaf,
melalui 2 (dua) Media Massa berturut-turut selama 2 (dua) kali
diterbitkan berupa pengumuman. Disebabkan tercemarnya nama
baik PELAWAN-I dan PELAWAN-II atas tindakan ParaTERLAWAN, seolah-olah pekerjaan Para Pelawan selaku debitur
tidak beretikad baik soal pembayaran pinjaman kredit usaha tani
dicampur sembako.
10.Menghukum, untuk menjamin dilaksanakan putusan ini oleh
Para TERLAWAN dihukum membayar uang paksa (dwang soom)
kepada Para PELAWAN sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) perhari. Sejak dihitung dari putusan diucapkan, sampai
mempunyai kekuatan hukum tetap.
11.Menghukum, TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II untuk membayar
ongkos perkara dari semua tingkat peradilan, secara tanggung-
menanggung atau tanggung-renteng.
12.Menghukum, TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II patuh menjalankan
putusan ini, setelah mempunyai kekuatan hukum tetap yang
dimenangkan oleh Para PELAWAN.SUBSIDAIR :
Apabila Ketua (Majelis Hakim) Pengadilan Negeri Rantauprapat
terhormat berpendapat lain, mohon diambil putusan yang seadil-adilnya (ex
ague bono) dalam perkara ini.
11
Membaca Jawaban Terlawan I tertanggal 28 Nopember 2013.
terhadap Perlawanan Pelawan I dan II, sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI:Bahwa Terlawan I dengan menyatakan menolak seluruh dalil-dalil
gugatan Perlawanan Para Pelawan dalam surat gugatan Perlawanannya
tertanggal 10 Juni 2013, kecuali secara tegas-tegas Terlawan I diakui
kebenarannya :
A. EKSEPSI GUGATAN PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI LANDASANHUKUM
Bahwa dalam gugatan perlawanannya, para Pelawan mengajukan
gugatan perlawanan atas lelang pertama hak tanggugan, menyatakan
adanya Perbuatan melawan hukum, meminta ganti kerugian pemulihan harga
diri, permintaan maaf di media dan dwangsom. Gugatan perlawanan para
pelawan yang demikian bertentangan dengan pengakuan para pelawan
sendiri di dalam posita perlawanannya (point/bagian paragraph 1,2,3,4,8 dan
9) tentang adanya perjanjian Kredit dan perubahan penambahan beserta
syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit dengan jaminan yang
diikat Hak Tanggugan yang telah jelas adanya jumlah nominal kredit beserta
segala penghitungannya. Dalam hal telah adanya pengakuan dan
kesepakatan perjanjian kredit termasuk adanya penghitungan bunga denda
maka telah mengikat dan melekat segala hak dan kewajiban masing-masing.
Karenanya menjadi hak terlawan 1 sebagai kreditur (Bank) untuk
melaksanakan haknya dengan menegur/mengigatkan Debitur (Pelawan 1
yang diketahui dan disetujui pelawan II) untuk melaksanakan kewajibannya
apabila terdapat ketentuan perjanjian kredit yang dilanggar/tidak
dilaksanakan oleh pelawan I (Debitur). Dimana pelawan I telah mendapatkan
teguran dengan adanya surat peringatan 3 (tiga) kali dari Terlawan I agar
Pelawan I Debitur membayar segala kewajiban hukumnya yang tertunggak.
Bahkan hingga Terlawan I melaksanakan lelang sesuai ketentuan Hak
Tanggugan dan prosedur lelang. Perbuatan Terlawan I I yang melaksanakan
hak haknya selaku kreditur bukanlah perbuatan melawan hukum, karena
melaksanakan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggugan yang telah
disepakati mengikat sebagai undang undang antara para pelawan dengan
terlawan I. Dengan demikian gugatan perlawanan para pelawan tidak jelas
rechtifeiten (peristiwa hukum) dan rechtground (dasar hukumnya), gugatanPerlawanan Para Pelawan bertentangan/melanggar perjanjian kredit danbertentangan dengan kewajibannya hukumnya sendiri selaku debitur .
12
Maka patut dan berdasar perlawanan para pelawan harus ditolak atau
setidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijke veerklaard);
Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I No.1357/K/Sip/1984 tanggal27 Februari 1986, memberikan kaidah hukum sebagai berikut :
“……..Berdasarkan azas hukum acara Perdata yang berlaku umum yaituseseorang yang akan mengajukan gugatan harus dilandasi suatukepentingan yang cukup dank arena dari posita maupun petitumternyata tidak jelas adanya kepentingan yang dimaksud atau setidak-tidaknya kabur, maka Gugatan Penggugat asal harus dinyatakan tidakdapat diterima”.
B.EKSEPSI GUGATAN PENGGUGAT OBSCUURE LIBELLI
Bahwa para pelawan mengajukan gugatan perlawanan atas lelang
pertama hak tanggugat, menyatakan adanya perbuatan Melawan Hukum,
meminta ganti kerugian pemulihan harga diri, permintaan maaf di media dan
dwangsom. gugatan perlawanan para pelawan yang demikian bertentangan
dengan pengakuan para Pelawan sendiri di dalam posita perlawanannya
(poin / bagian paragraph 1,2,3,4,10 dan 11) tentang adanya perjanjian kredit
dan perubahan penambahan beserta syarat dan ketentuan umum pemberian
fasilitas kredit dengan jaminan yang diikat Hak Tanggugan yang telah jelas
adanya jumlah nominal kredit beserta segala penghitungannya. Dalam hal ini
telah adanya pengakuan dan kesepakatan perjanjian kredit termasuk adanya
jumlah nominal kredit dan penghitungan bunga, denda maka telah mengikat
dan melekat segala hak dan kewajiban masing-masing. Hal demikian sah
mengikat sebagai undang undang bagi pembuatnya. Karenanya menjadi hak
Terlawan I sebagai Kreditur (Bank) untuk melaksanakan haknya dengan
menegur / mengigatkan Debitur (Pelawan I) untuk melaksanakan
kewajibannya apabila terdapat ketentuan perjanjian kredit yang dilanggar /
tidak dilaksanakan oleh Pelawan (Debitur). Perlawanan dibuat asal asalan,
mengada ngada. Sehingga sudah seharusnya perlawanan yang demikian
haruslah dikesampingkan dan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke veerklaard), terlebih Gugatan perlawanan Para
Pelawan tidak memenuhi syarat formil suatu gugatan Perlawanan yang baik
dan benar menurut hukum (vide: Pasal 8 No.3 RV) ;
13
Dalam Pokok Perkara1. Bahwa seluruh dalil-dalil Terlawan I yang dikemukakan dalan Eksepsi
sepanjang masih relevan, mohon dianggap dan diberlakukan pula
dalam dalil-dalil jawaban Terlawan I dalam pokok perkara ;
2. Bahwa pada pokoknya Terlawan I menolak seluruh dalil-dalil Gugatan
Perlawanan Para Pelawan pada pokok perkara, kecuali yang secara
tegas-tegas diakui kebenarannya ;
3. Bahwa sepanjang mengenai rangkaian / runtutan peristiwa maupun
perbuatan hukum Terlawan I telah menunduki secara hukum, sesuai
dan berdasar hukum sebagaimana keabsahan dari adanya dokumen
dokumen bukti yang ada maupun pendukung serta khususnya
Perjanjian kredit beserta seluruh ketentuan umum kredit di perbankan,
perubahan dan dokumen pengikatan jaminan / hak tanggungan yang
sah secara hukum , dapat dipertanggugjawabkan serta tidak pernah
ada pembatalan maupun syarat kebatalan suatu perbuatan hukum
pembuatan dan isi akta tersebut ;
4. Bahwa uraian keseluruhan posita Perlawanan Para Pelawan
sebagaimana poin 1 (satu), 2 (dua) dan poin 3 (tiga), 4 (empat) telah
mengakui tegas tegas dan membenarkan adanya perjanjian kredit
beserta seluruh syarat dan ketentuan umum pemberi kredit, termasuk
telah adanya perubahan penambahan fasilitas kredit dan telah ada
pengikatan jaminan dengan adanya pembebanan hak tanggugan atas
obyek jaminan yang memiliki irah irah “ Berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa” yang dapat dieksekusi lelang apabila debitur / Pelawan
tegas tegas dalam persidangan adalah bukti yang sempurna dan
menentukan (volending bidende beslisande bewisjkracht). Dengan
demikian Para Pelawan telah mengetahui dan sadar atas hubungan
hukum perjanjian kredit dengan jaminan yang telah dibebani hak
tanggugan, yang apabila Pelawan I tidak melaksanakan kewajiban
hukumnya menyelesaikan kreditnya yang telah jatuh tempo tagihan
sebagiamana yang telah diperjanjian memiliki akibat hukum obyek
jaminan berhak dan berdasar hukum untuk dilakukan eksekusi
pelelangan. Oleh karena Para Pelawan nyata nyata telah mengetahui
secara sadar dan mengakui tegas tegas, maka Perlawanan terhadap
Bank / Terlawan I I tidak berdasar hukum, sehingga sudah sepatutnya
dan berdasar hukum Perlawanan Para Pelawan harus
dikesampingkan dan ditolak ;
14
5. Bahwa dalil Para Pelawan dalam posita gugatannya poin 5 (lima)
hingga poin 9 (Sembilan) tidak benar sama sekali, nyata nyata
perjanjian kredit telah terdapat Perubahan penambahan fasilitas
sebagai bagian deri kesepakatan yang sah antara Pelawan I dengan
Terlawan I I yang secara sadar wajib untuk ditaati dan dilaksanakan.
Sekaligus melaksanakan ketentuan / kebijakan Bank Indonesia.
Sementara hal demikian telah ternyata diatur, disepakati dan tertuang
didalam perjanjian kredit No.0001099-SPK-7151-0711 tanggal 28 juli
2011 dan perjanjian perubahan terhadap perjanjian kredit No.
7001467-ADPK-7151-0312 tanggal 30 Maret 2012 kesemuanya
antara Pelawan I (Muhammad HL Dalimunthe) yang mendapat
persetujuan dan diketahui Pelawan II (Lismawati Harahap) dengan
Terlawan I (PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk). Termasuk
Para Pelawan telah dengan sadar dan setuju untuk memberikan,
menyerahkan jaminan jaminan kepada Terlawan I diantaranyan adalah
tanah dan bagunan sebagaimana tanda bukti hak berupa SHM No.423
/ Langga Payung atas nama Muhammad Hilter dan SHM No. 491 /
Langga Payung atas nama Lismawati Harahap (Pelawan II/ isteri
Pelawan I) yang juga telah diikat dengan dibebani hak tanggugan /akta
pemberian hak tanggugan masing masing sebagaimana tertuang
didalam Akta pemberian hak tanggugan No. 155/2011 tanggal 11
Agustus 2011 yang dibuat dan dihadapan Kamil Bakti Siregar, SH.
PPAT Kabupaten Labuhan Batu Selatan yang telah pula didaftar dan
diterbitkan Sertifikat Hak Tanggungan No.2322/2011 Kantor
Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu tanggal 24 Agustus 2011
peringkat I (Pertama) ; dan tertuang juga didalam akta pemberian hak
tanggugan No.107/2012 tanggal 13 April 2012 yang dibuat dan
dihadapan Kamil Bakti Siregar, SH. PPAT Kabupaten Labuhan Batu
Selatan yang telah pula didaftar dan diterbitkan Sertifikat Hak
Tanggugan No. 1497/2012 Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan
Batu tanggal 24 Agustus 2011 peringkat II (kedua) ;
6. Bahwa terhadap poin 12 (duabelas), hingga posita poin 14 (empat
belas) mengenai dalil Para Pelawan tentang kedudukan ketentuan
eksekusi hak tanggungan sesuai Undang Undang No.4 tahun 1996
dengan parate eksekusi Pasal 224 HIR/258 Rbg adalah keliru sama
sekali. Para Pelawan telah menafsirkan lain dari ketentuan yang diatur
UU Hak Tanggugan dengan sekolah oleh wajib mensyaratkan adanya
15
fiat eksekusi dari Pengadilan Negeri. Pelaksanaan lelang eksekusi
obyek Hak Tanggugan berdasarkan ketentuan Pasal 6 UUHT Jo.Pasal
20 ayat (1) huruf a telah sesuai dengan ketentuan UUHT sebagai lexspecialist yang mengatur terkait benda yang dibubuhi Hak
Tanggugan. Konstruksi Pasal 20 ayat (1) huruf a Jo. Pasal 6 UUHT
tidaklah berbeda dengan prosedur pelaksanaan eksekusi menurut
ketentuan Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata, yang pada intinya
mengatur janji untuk menjual benda jaminan atas kekuasaan (beding
van eigen machtige verkoop) dan janji penjualan lelang harus
dilakukan menurut cara sebagaimana diatur dalam Pasal 1211 KUH
Perdata, sehingga ketentuan Pasal 6 UUHT menegaskan pelaksanaan
executie melalui pelelangan umum. Sedangkan eksekusi eks pasal
224 HIR / 258 Rbg seperti yang didalilkan Para Pelawan merupakan
eksekusi sebagaimana dimaksud didasarkan pada istilah parate
eksekusi hypotek dan belum diberlakukan ketentuan UU Hak
Tanggugan. Sehingga membawa konsekwensi hukum yang berbeda ;
7. Bahwa pengajuan lelang melalui Terlawan II tanpa melalui pengadilan
adalah sah menurut hukum, sebagaimana disebutkan dalam pasal 10
ayat (1) peraturan Menteri Keuangan Nomor :93 / PMK/ 010 / 2010
tentang Petunjuk pelaksanaan lelang ;
“Penjual /Pemilik Barang yang bermaksud melakukan penjualan
barang secara lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat
permohonan lelang secara tertulis kepada kepala KPKNL untuk
memintakan jadwal pelaksanaan lelang, disertai dokumen persyaratan
lelang sesuai dengan jenis lelangnya “.
1.
2.
3. Telah ternyata Bahwa Para Pelawan benar benar mengakui,
mengerti dan memahami keberadaan hutang kreditnya dan
sebagaimana pula telah disepakati bersama tertuang didalam
perjanjian kredit No. 0001099-SPK-7151-0711 tanggal 28 Juli
2011, perjanjian perubahan terhadap perjanjian kredit
No.7001467-ADDPK-7151-0312 tanggal 30 Maret 2012
kesemuanya antara Pelawan I (Muhammad Hilter Dalimenthe)
yang mendapat persetujuan dan diketahui pelawan II (Limawati .
16
Dan Pelawan I dalam hal ini telah menerima pemberian fasilitas
kredit, telah disetujui dan mengerti tentang keberadaan runtutan
perjanjian kredit beserta seluruh syarat dan ketentuan umum, serta
perubahan, maka perjanjian antara Pelawan I dengan Terlawan I
sudah merupakan perjanjian riil. Hutang sudah terjadi, sehingga
Pelawan I (Debitur) berkewajiban untuk mengembalikan sesuai
syarat syarat perjanjian ;
4.
5.
6. Bahwa nyata nyata sesuai perjanjian kredit beserta syarat syarat
dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit pasal 8 mengenai
peristiwa kelalaian telah diatur tentang Bank / Terlawan I berhak
seketika mengakhiri perjanjian kredit dan menuntut pembayaran
dengan seketika dan sekeligus bilamana debitur / Pelawan I tidak
memenuhi kewajibannya / lalai membayar sesuai dan berdasarkan
perjanjian kredit ;
Pasal 8 diatur dan ditegaskan sebagai berikut ;
“ Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiriPerjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketikadan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah yang terhutang olehDEBITUR berdasarkan perjanjian Kredit, baik karena hutangpokok, bunga, provisi, dan karenanya pemberitahuan dengansurat juru sita atau surat-surat lain yang berkekuatan hukumserupa itu tidak diperlukan lagi, bilamana DEBITUR dan / atauPENJAMIN : i) oleh Pengadilan Negeri dinyatakan Pailit ; ii)meminta penundaan pembayaran hutang-hutangnya(surseance van betaling); iii) meninggal dunia ; IV) tidakmembayar bunga pada waktu yang telah ditentukan atau lalai /tidak memenuhi kewajibannya menurut Perjanjian Kredit atauPerjanjian lainnya dengan Bank ; v) dinyatakan lalai /wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya menurutperjanjian lainnya dengan kreditur / pihak ketiga lainnya ; vi)terlibat dalam suatu perkara pengadilan .”
17
bahwa karena Pelawan I tidak dapat melakukan kewajibannya
untuk melakukan pembayaran kepada Terlawan I, maka telah
membuktikan Pelawan I telah melakukan Perbuatan Ingkar Janji
(wanprestasi) yurisprudensi Mahkamah Agung RepublikIndonesia No. 2123K/Pdt/1996, memberikan kaidah yang
berbunyi sebagai berikut :
“Agar dapat menilai ada atau tidaknya wanprestasiharuslah dilihat apakah ada perjanjian yang dibuat dan salahsatu pihak tidak melaksanakan ketentuan yang telahdisepakati dalam perjanjian “.
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1238 KUH Perdatamengatur sebagai berikut :
“Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau denganakta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatansendiri, yaitu bila perikatan inimengakibatkan debitur harusdianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan .”
Bahwa menurut pendapat dari Prof. R.Subekti, SH, dalam
bukunya “Hukum Perjanjian “, PT Intermasa, Jakarta, 2008,
cetakan ke 22, halaman 45, disebutkan bahwa yang dimaksud
wanprestasi adalah :
“Apabila si Berutang (debitur) tidak melakukan apa yang
diperjanjikannya, maka dikatakan ia melakukan wanprestasi, yang
dapat berupa empat macam :
a. Tidak melakukan apa yang disangupi akan dilakukannya;
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak
sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuai yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya.”
18
Bahwa pendapat dari prof. R.Subekti tersebut sesuai dengan
yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.494 K
/Pdt/1995, yang dengan tegas menyatakan dengan tidak
dilunasinya sisa hutang oleh debitur, maka debitur telah
wanprestasi ;
7. Bahwa sejak dikirimkannya surat peringatan I tanggal 6 Desember
2012, melalui Surat TERLAWAN I No.001/SP/BTPN/1212, dan surat
peringatan II pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Surat
TERLAWAN I No. 002/SP/BTPN/1212, hingga surat peringatan III
pada tanggal 12 Februari 2013, melalui Surat TERLAWAN I No.
001/SPIII/BTPN/7151/0213, Pelawan I (debitur) sudah tidak
memenuhi menyelesaikan kewajiban hukumnya, dan didalam
ketentuan Akta Pemberian Hak Tanggugan (APHT) telah jelas
adanya kesepakatan bersama bahwaTerlawan I sebagai
pemegang Hak Tanggugan memiliki hak untuk menjual atas
kekuasaan sendiri obyek hak tanggugan jika pelawam I (debitur)
ingkar janji / wanprestasi (vide : Pasal 11 ayat 2 UU No. 4 Tahun
1996 Tentang Hak Tanggungan). Telebih lebih sertifikat hak
Tanggungan memiliki irah irah ; “Demi Keadilan BerdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa” yang hal tersebut memiliki kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap ;
Bahwa dalam Akta pemberian Hak Tanggugan telah disepakati
janji-janji sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat 2 Undang
Undang Hak Tanggugan No.4 Tahun 1996, termasuk tetapi tidak
terbatas pada janji bahwa Terlawan I sebagai Pemegang Hak
Tanggugan Pertama mempunyai hak untuk menjual atas
kekuasaan sendiri obyek Hak Tanggugan jika Pelawan I ingkar
janji/wanprestasi ;
Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan No.4 Tahun 1996
berbunyi :
“janji bahwa pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri obyek Hak Tanggugan
apabila debitor cidera janji .”
19
Bahwa berdasarkan pada ketentuan-ketentuan diatas, dalam hal
Pelawan I selaku Debitur ingkar janji/wanprestasi, maka Terlawan I
berhak untuk dengan seketika menjalankan hak-hak dan wewenang
yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Jaminan (Akta
Pemberian Hak Tanggugan), Termasuk namun tidak terbatas pada
melakukan pelelangan dimuka umum terhadap barang-barang jaminan
yang berupa obyek Hak Tanggugan (vide: Pasal 6 UU Hak
Tanggugan No.4 Tahun 1996 );
Pasal 6 Undang Undang Hak Tanggugan No.4 Tahun 1996, berbunyi :
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggugan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggugan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan tersebut ”.
-- Bahwa nyata justeru Pelawan I selaku debitur telah wanprestasi / tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana diperjanjikan, dan atas dasar
adanya perjanjian Terlawan I berhak untuk dengan seketika
menjalankan hak hak dan wewenang yang timbul dari atau
berdasarkan perjanjian jaminan (Akta Pemberian Hak Tanggungan)
termasuk namun tidak berbatas juga melakukan pelelangan di muka
umum terhadap barang barang jaminan yang merupakan obyek hak
tanggugan (vide ; Pasal 6 UU No.4 Tahun 1996 Tentang Hak
Tanggugan );
Bahwa dengan demikian perbuatan Terlawan I yang mengajukan
lelang atas barang jaminan yang sudah diikat dengan Hak Tanggugan
merupakan perbuatan yang berlandaskan hukum yang diperbolehkan
sesuai perjanjian kredit beserta perubahannya dan telah diatur dalam
syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit, sehingga
perbuatan Terlawan I bukanlah merupakan perbuatan perbuatan yang
melawan hukum. Karenanya perlawanan Para Pelawan adalah
Perlawanan yang dibuat buat dan tidak berdasar hukum dan sudah
seharusnya gugatan perlawanan Para Pelawan yang demikian harus
dikesampingkan dan ditolak ;
20
18 Bahwa berdasarkan hal hal tersebut diatas serta dasar gugatan
Perlawanan para Pelawan nyata nyata tidak memiliki landasan hukum,
karenanya Para Pelawan yang meminta pembatalan lelang, Tuntutan
provisi ganti kerugian harga diri, permintaan.
19 maaf dan dwangsom sebagaimana posita dan petitum perlawananya
haruslah dikesampingkan dan ditolak untuk seluruhnya ;
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon kepada yang Terhormat
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara agar berkenan menerima,
memeriksa, mengadili dan memberikan putusan yang amarnya
berbunyi sebagai berikut ;
Dalam Provisi1. Menolak tuntutan provisi Para Pelawan untuk seluruhnya ;
2. Menghukum PELAWAN I dan PELAWAN II untuk membayar biaya
perkara yang timbul dari perkara ini menetapkan biaya perkara menuntut
hukum ;
Dalam Eksepsi1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Terlawan I untuk seluruhnya ;
2. Menolak Perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ( niet ontvankelij verklaard);
3. Menghukum PELAWAN I dan PELAWAN II untuk membayar biaya
perkara yang timbul dari perkara ini Menetapkan biaya perkara menurut
hukum ;
Dalam Pokok Perkara1. Menerima dan Mengabulkan Jawaban Terlawan I untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Para Pelawan sebagai Pelawan yang tidak baik ;
3. Menolak Perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelij verklaard) ;
4. Menghukum PELAWAN I dan PELAWAN II untuk membayar biaya
perkara yang timbul dari perkara ini;
SubsidairApabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka mohon putusan yang
seadil-adilnya atas perkara ini (ex aequo et bono);
21
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Rantauprapat telah menjatuhkan putusan tanggal 11 Juni 2014
Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM PROVISI :- Menolak Permohonan Provisi Pelawan I dan Pelawan II ;
DALAM EKSEPSI :- Menolak Eksepsi Terlawan I untuk seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA :1. Mengabulkan gugatan Perlawanan PELAWAN-I dan PELAWAN-II
untuk sebahagian ;
2. Menyatakan, PELAWAN-I dan PELAWAN-II (suami-isteri), adalah
Para PELAWAN yang benar dan harus dilindungi ;
3. Menyatakan, penjualan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan
pada hari Kamis tanggal 13 Juni 2013 pukul 11.00 WIB sampai selesai
bertempat di Kantor TERLAWAN-I di Jalan Bukit Kota Pinang
Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi
Sumatera Utara, melalui TERLAWAN-II terhadap objek sengketa atas
Jaminan berupa 3 (tiga) buah Sertifikat Hak Milik (SHM) diantaranya,
1. SHM No.372 An. MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE (suami)
disertai tanah dan bangunan seluas 1.492 M2/81 M2. Dan 2. SHM
No.491 An. LISNAWATI HARAHAP (isteri) disertai tanah dan
bangunan seluas 158 M2/81 M2 , 3. SHM No.423 An.
MUHAMMAD HITLER DALIMUNTHE (suami) disertai tanah dan
bangunan seluas 1.994 M2/224 M2. Berlokasi di Jalan Lintas
Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung Kecamatan
Sei.Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara,
adalah batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya ;
4. Menyatakan Terlawan I dan Terlawan II telah melakukan perbuatan
Melawan Hukum ;
5. Menyatakan, fasilitas kredit yang diberikan TERLAWAN-I kepada
PELAWAN-I diketahui PELAWAN-II selaku isteri atas harta bersama
diperoleh dalam perkawinan, masih tergolong standart atau kurang
lancar dapat normal kembali, sehingga tidak ada alasan hukum untuk
di Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan diminta TERLAWAN-Imelalui TERLAWAN-II.
6. Menyatakan, mengembalikan posisi PELAWAN-I sebagai debitur dari
TERLAWAN-I selaku kreditur dalam keadaan semula, sebelum
22
dilaksanakan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan dilakukan
TERLAWAN-I melalui TERLAWAN-II.7. Menghukum, Para TERLAWAN membayar uang paksa (dwang
soom) kepada Para PELAWAN sebesar Rp. 500.000,- (limaratus ribu
rupiah) perharinya dihitung dari putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap ;
8. Menghukum, TERLAWAN-I dan TERLAWAN-II untuk membayar
ongkos perkara secara tanggung-renteng sebesar Rp. 1.574.790,-
(satu juta lima ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus sembilan puluh
rupiah) ;
9. Menjatuhkan Putusan ini tanpa hadir (Verstek) terhadap Terlawan II ;
10.Menolak gugatan Gugatan Perlawanan Pelawan I dan Pelawan II
untuk selain dan selebihnya ;
Membaca :
Relaas Pemberitahuan Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat
Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, dan telah diberitahukan kepada TerlawanII tanggal 03 Juli 2014 ;
Akta Pernyataan Permohonan Banding Nomor.36/Pdt.Plw/
2013/PN.Rap, yang dibuat oleh BAIK SITEPU, SH Wakil Panitera
Pengadilan Negeri Rantauprapat yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum
Pembanding semula Terlawan I pada tanggal 18 Juni 2014, telah
mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
Rantauprapat tanggal 11 Juni 2014 Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap,
permohonan banding mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada
Kuasa Hukum Terbanding semula Kuasa Para Terlawan pada tanggal 22
Juli 2014 dan tanggal 25 Juni 2014 ;
Akta Pernyataan Permohonan Banding Nomor.36/Pdt.Plw/
2013/PN.Rap, yang dibuat oleh MEGAWATI SIMBOLON, SH Panitera
Pengadilan Negeri Rantauprapat yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum
Pembanding semula Terlawan II pada tanggal 16 Juli 2014, telah
mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
Rantauprapat tanggal 11 Juni 2014 Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap,
permohonan banding mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada
Kuasa Hukum Terbanding semula Kuasa Para Terlawan pada tanggal 22
Juli 2014 dan tanggal 25 Juni 2014 ;
23
Relas Pemberitahuan Pernyataan Banding Kepada Terbanding
Nomor :36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap tanggal 23 Juli 2014 kepada Terbanding
semula Terlawan I ;
Relas Pemberitahuan Pernyataan Banding Kepada Terbanding
Nomor :36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap tanggal 23 Juli 2014 kepada Terbanding
semula Terlawan II ;
Memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding
semula Terlawan I tertanggal 16 Juli 2014, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantauprapat pada tanggal 16 Juli 2014, memori
banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada
Kuasa Para Pelawan / Terbanding I pada tanggal 23 Juli 2014;
Memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding
semula Terlawan II tertanggal 11 Juni 2014, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantauprapat pada tanggal 25 September 2014, memori
banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada
Kuasa Para Pelawan / Terbanding I pada tanggal 23 Juli 2014;
Kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para
Terbanding semula Para terlawan pada tanggal 1 September 2014, yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantauprapat pada tanggal 01
September 2014, kontra memori banding mana telah dengan sempurna
diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Terbanding II semula Terlawan
II pada tanggal 04 September 2014 ;
Risalah Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara Pengadilan
Negeri Rantauprapat yang disampaikan kepada Terbanding I semula
Kuasa Para Pelawan pada tanggal 30 April 2015, dan kepada Terlawan I
tanggal 29 April 2015 dan kepada Terlawan II tanggal 08 Mei 2015, yang
menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah
diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara Nomor
: 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke
Pengadilan Tinggi Medan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Para
Pembanding I dan Pembanding II semula Terlawan I dan Terlawan II telah
diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi
24
syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang, oleh karenanya permohonan
banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Pembanding I semula Terlawan I dalam memori
banding pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut :
A. Dasar Hukum yang digunakan sudah dicabut dan tidak berlaku.
- Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan hukum
Majelis Hakim pemeriksa perkara Pengadilan Negeri Rantauprapat,
karena pertimbangan dasar hukum yakni Surat Keputusan Direktur
Bank Indonesia No.31/150/KEP/DIR/1998 sudah dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku sejak tahun 2005 dengan dikeluarkannya Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kwalitas Aktiva
Bank Umum dalam pasal 76 jelas dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku.
- Bahwa dengan tidak berlaku dasar hukum yang dijadikan
pertimbangan hukum tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri
Rantauprapat Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap tidak berdasarkan
peraturan Perundang-Undangan, maka putusan tersebut tidak
memenuhi syarat sebuah putusan pengadilan, alasan pembanding
didasarkan Pasal 50 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
- Bahwa pertimbangan hukum lainnya menurut pembanding tidak
berdasarkan hukum yang jelas pada halaman 57, tidak
mencantumkan dan menjelaskan peraturan Perundang-Undangan yang
menyebutkan bahwa Terlawan I harus / wajib menggnakan mekanisme
administrasi perkreditan.
B. Kekeliruan Penerapan Hukum tentang dasar hukum yangdipergunakan
- Bahwa Restrukturisasi hanyalah salah satu upaya untuk menghindari
resiko kerugian Bank selaku Kreditur di samping upaya penagihan
kepada debitur, meminta pembayaran dari pihak yang memberikan
garansi dan pengambil alihan angsuran (Penjelasan Pasal 08 ayat (1)
PBI No.14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kwalitas Aset Bank Umum)
dan tidak sama sekali bersifat imperatif / wajib.
C. Pertimbangan Hukum bertentangan dengan Fakta di persidangan.- Bahwa pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan putusan
pada halaman 58 yang menyebutkan Bahwa : “Hakim berpendapat
25
bahwa Pelawan I dan Pelawan II telah berhasil membuktikan dalil-dalil
gugatannya”.
- Bahwa berdasarkan fakta di persidangan Penggugat tidak pernah
mengajukan bukti maupun saksi apapun terkait dalil para Pelawan
bahwa pernah mengajukan permohonan angsuran kreditnya dikurangi
menjadi Rp.8.000.000.- (delapan juta rupiah) setiap bulan.
- Bahwa pertimbangan putusan lainnya yang saling bertentangan dan
telah keliru dalam menerapkan hukumnya yakni :
- Bahwa Majelis Hakim pemeriksa perkara dalam putusan Pengadilan
Negeri Rantauprapat Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap Tanggal 11 Juni
2014 di satu sisi mempertimbangkan dalil Para Pelawan bahwa pernah
mengajukan permohonan angsuran kreditnya dikurangi menjadi
Rp.8.000.000.- setiap bulan (Vide Hal.56). Namun dalam pertimbangan
lainnya Majelis Hakim juga menyatakan bahwa :
“Terlawan I harus memberikan solusi kepada Nasabahnya yang
berada dalam keadaan sulit sebagaimana yang telah dipertimbangkan
diatas yaitu dengan cara penyelesaian dengan cara administrasi
perkreditan dalam bentuk Penjadwalan kembali (rescheduling)
atau persyaratan kembali ( reconditiong) atau penataan kembali
( restructuring)” .................. namun Majelis Hakim tidak melihat hal
tersebut diajukan sebagai bukti di persidangan”.
Maka berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut Pembanding
Majelis Hakim keliru dalam menerapkan hukum, dalam hukum pembuktian
Para Pelawan lah yang harus membuktikan dalil adanya permohonan
keringanan kredit tersebut, hal ini mengacu pada pasal berdasarkan 1865
KUHPerdata jo. Pasal 163 HIR ;
“Barang siapa yang menyatakan bahwa setiap orang yang
mendalilkan sesuatu hak atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun
membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa,
diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”
D. Kekeliruan Penerapan Hukum tentang Hubungan Hukum DanFakta Hukum Yang terungkap Di Persidangan.
- Bahwa Para Terbanding/Para Pelawan telah mengakui tegas dan
membenarkan adanya perjanjian kredit beserta seluruh syarat dan
ketentuan umum pemberian kredit, termasuk telah adanya perubahan
penambahan fasilitas kredit dan telah ada pengikatan jaminan
dengan adanya pembebanan hak tanggungan atas obyek jaminan
26
yang memiliki irah “Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” yang
dapat dieksekusi lelang apabila debitur / Pelawan I telah wanprestasi.
Oleh karenanya pengakuan Para terbanding / Para Pelawan tegas
dalam persidangan seharusnya merupakan bukti yang sempurna dan
menentukan (volending bidende beslisande bewisjkracht) ;
- Bahwa Pelaksanaan lelang eksekusi obyek Hak Tanggungan
berdasarkan ketentuan Pasal 6 UUHT jo. Pasal 20 ayat (1) huruf a
telah sesuai dengan ketentuan UUHT, konstruksi Pasal 20 ayat (1)
huruf a jo.Pasal 6 UUHT jo. Ketentuan Pasal 1178 ayat (2)
KUHPerdata, yang pada intinya mengatur janji untuk menjual benda
jaminan atas kekuasaan (beding van eigen machtige verkoop) dan
janji penjualan lelang harus dilakukan menurut cara sebagaimana
diatur dalam pasal 1211 KUHPerdata, sehingga ketentuan pasal 6
UUHT menegaskan pelaksanaan executie melalui pelelangan umum ;
- bahwa sesuai perjanjian kredit beserta syarat-syarat dan ketentuan
umum pemberian fasilitas kredit Pasal 8 mengenai peristiwa kelalaian
telah diatur tentang Pembanding / Bank / Terlawan I berhak seketika
mengakhir perjanjian kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika
dan sekaligus bilamana Para Terbanding/debitur/Para Pelawan tidak
memenuhi kewajibannya / lalai membayar sesuai dan berdasarkan
perjanjian kredit ;
Pasal 8 diatur dan ditegaskan sebagai berikut :
“Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiri
Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan
sekaligus lunas dari jumlah-jumlah yang terhutang oleh DEBITUR
berdasarkan Perjanjian Kredit, baik karena hutang pokok, bunga, provisi
dan karenanya pemberitahuan dengan surat juru sita atau surat-surat
lain yang berkekuatan hukum serupa itu tidak diperlukan lagi,
bilamana DEBITUR dan / atau PENJAMIN :i) oleh Pengadilan Negeri
dinyatakan Pailit ; ii) meminta penundaan pembayaran hutang-
hutangnya (surseance van betaling) ; iii ) meninggal dunia ; iv) tidak
membayar bunga pada waktu yang telah ditentukan atau lalai/tidak
memenuhi kewajibannya menurut Perjanjian Kredit atau Perjanjian
lainnya dengan BANK ; v) dinyatakan lalai /wanprestasi atau tidak
memenuhi kewjibannya menurut perjanjian lainnya dengan
kreditur/pihak ketia lainnya;vi) terlibat dalam suatu perkara pengadilan
27
- bahwa seharusnya Majelis Hakim pemeriksa perkara dalam putusan
Pengadilan Negeri Rantau Prapat No.36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap Tanggal
11 Juni 2014 menilai dan menimbang bahwa sejak dikirimkannya
surat peringatan I hingga surat peringatan III, Para Terbanding/Para
Pelawan (debitur) sudah tidak memenuhi menyelesaikan kewajiban
hukumnya, dan di dalam ketentuan Akta Pemberian Hak Tanggungan
(APHT) telah jelas adanya kesepakatan bersama bahwa Pembanding/
Terlawan sebagai pemegang Hak Tanggungan memiliki hak untuk
menjual atas kekuasaan sendiri obyek hak tanggungan jika Para
Terbanding / Para Pelawan (debitur) ingkar janji /wanprestasi (vide :
Pasal 11 ayat 2 UU no.4 tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan ).
Terlebih-lebih sertifikat hak tanggungan memiliki irah : “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” yang hal tersebut memiliki
kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan Pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap;
Menimbang, bahwa Pembanding II semula Terlawan II dalam
memori banding pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut :
- Bahwa adapun yang menjadi pokok/dasar dari gugatan Para Pelawan
di dalam mengajukan gugatannya khususnya terhadap Terlawan II
adalah sehubungan dengan tindakan Terlawan II melaksanakan
Lelang Eksekusi Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan yang
tercatat dalam Sertifikat Hak Milik ( SHM ) No.372 atas nama
Muhammad Hitler Dalimunthe, Sertifikat Hak Milik ( SHM ) No.491
atas nama Lisnawati Harahap, Sertifikat Hak Milik ( SHM ) No.423 atas
nama Muhammad Hitler Dalimunthe, yang terletak di jalan Lintas
Sumatera Langga Payung Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sei
Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara,
yang menurut Para Pelawan, Para Terlawan telah melakukan perbuatan
melawan hukum karena telah melelang obyek jaminan Para Pelawan.
- Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 6 angka 3.c. Akta Persetujuan
Membuka Kredit No.359 tanggal 28 Oktober 2004, Para
terbanding/Para Pelawan telah terbukti lalai melaksanakan
kewajibannya dan berdasarkan ketentuan Pasal 6 jo .Pasal 20 (ayat 1)
Undang-Undang No.4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan Pasal
29 (ayat 1) Undang-Undang No.42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia, terlawan I mempunyai hak untuk menjual obyek hak
28
tanggungan dan obyek jaminan fidusia atas kekuasaan sendiri
melalui pelelangan umum.
- Bahwa dengan demikian syarat yang ditetapkan dalam Pasal 6 jo.
Pasal 11 ayat (2) butir e Undang-Undang No.4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan, yaitu supaya pemegang hak tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum apabila debitur tidak melaksanakan
kewajibannya itu serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
penjualan tersebut telah terpenuhi ;
- Bahwa berdasarkan ketentuan dimaksud, jelas terbukti bahwa tidak
diperlukan adanya suatu kesepakatan mengenai besaran utang yang
tersisa antara Terlawan I dan Para Terbanding / Para Terlawan, untuk
dapat mengeksekusi hak tanggungan yang dijaminkan Para
Terbanding / Para Pelawan kepada Terlawan I ;
- Bahwa Pembanding / Terlawan II sangat keberatan atas putusan dan
pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat
dalam putusan perkara a quo pada halaman 60, yang pada pokoknya
menyatakan bahwa oleh karena ada prosedur yang terlewati yang
seharusnya dilakukan oleh terlawan I sebelum melaksanakan Lelang
Pertama eksekusi Hak Tanggungan yaitu penyelesaian kredit
bermasalah dengan cara administrasi kredit berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 31/150/KEP/DIR/1998,
oleh karena Terlawan I dan Terlawan II tidak ada melakukan
peraturan tersebut sebelum dilaksanakannnya proses lelang hal
tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum ;
- Bahwa dapat Pembanding/Terlawan II sampaikan bahwa Pembanding /
Terlawan II tidak berkewajiban untuk melaksanakan penyelesaian
kredit bermasalah dengan cara administrasi kredit berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 31/150/KEP/DIR/1998,
karena penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Bank Indonesia Nomor : 31/150/KEP/DIR/1998 yang seharusnya
dilakukan oleh Terlawan I ;
- Bahwa Pembanding/Terlawan II sangat keberatan atas amar putusan
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat dalam putusan perkara
a quo pada halaman 63, yang pada pokoknya menyatakan bahwa
penjualan Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan pada hari Kamis
tanggal 13 Juni 2013 bertempat di Kantor Terlawan I melalui
29
Pembanding/Terlawan II terhadap obyek sengketa atas jaminan berupa
3 (tiga) buah Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah batal demi hukum
dengan segala akibat hukumnya ;
- Bahwa dapat Pembanding/Terlawan II sampaikan bahwa terhadap
amar putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat tersebut, Pembanding/
Terlawan II tidak dapat melaksanakannya, karena pengembalian posisi
Pelawan I sebagai debitur dari Terlawan I selaku kreditur seharusnya
dilaksanakan oleh Terlawan I, sehingga amar putusan Pengadilan
Negeri Rantauprapat yang menghukum Para Terlawan untuk
membayar uang paksa (dwang soom) tidak patut untuk dilaksanakan
oleh Pembanding/ Terlawan II ;
- Bahwa oleh karena permohonan lelang yang diajukan terlawan I telah
disertai dengan surat dan dokumen yang diperlukan sehingga telah
memenuhi syarat untuk dilaksanakan lelang, maka berdasarkan pasal
12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor :93/PMK.06/2010 Tentang
petunjuk Pelaksanaan Lelang tanggal 23 april 2010 dengan tegas
dinyatakan : “ KP2LN/Pejabat lelang Kelas II tidak boleh menolajk
permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen
persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas
subyek dan obyek lelang”. Bahwa oleh karena permohonan Terlawan I
telah dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana yang telah
ditentukan dalam peraturan , maka Terlawan II berkewajiban untuk
melaksanakan lelang tersebut ;
- Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, jelas terbukti bahwa Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat telah salah dalam membuat
puitusan yang menyatakan bahwa lelang yang dilaksanakan pada
tanggal 13 Juni 2013 tersebut batal demi hukum, karena pada faktanya
proses pelaksanaan lelang terhadap obyek jaminan kredit milik Para
Terbanding / Para Pelawan yang dilakukan oleh Terlawan I melalui
Pembanding / Terlawan II dalam rangka memperoleh pelunasan hutang
Para Terbanding / Para Pelawan sebagaimana tercantum dalam risalah
Lelang No.095/2013 tanggal 13 Juni 2013 telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, sehingga tidak ada satupun tindakan Para
Terlawan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum
dan merugikan Para Terbanding / Para Pelawan;
- Bahwa dengan demikian putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Rantauprapat dalam perkara Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, tanggal
30
11 Juni 2014, haruslah dibatalkan, karena didasarkan atas pertimbangan
hukum yang keliru ;
Menimbang, bahwa Para Terbanding semula Pelawan I dan
Pelawan II dalam kontra memori banding pada pokoknya mengemukakan
sebagai berikut ;
- Bahwa putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat dalam
perkara Nomor : 36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, tanggal 11 Juni 2014 telah
tepat dan benar sesuai prosedur hukum acara perdata di Indonesia,
sehingga dapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan mengambil
alih pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Rantauprapat yang telah diputuskan secara objektif.
- Bahwa oleh karena diambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Rantauprapat, maka dengan sendirinya Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Medan menguatkan atas putusan Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat dalam perkara Nomor :
36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, tanggal 11 Juni 2014. Walau Terlawan I /
Pembanding I dan Terlawan II / Pembanding II mengajukan banding
atas putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat, atas
gugatan Perlawanan diajukan Para Pelawan/Para Terbanding ;
- Bahwa sehingga Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan menolak
Memori Banding dari Terlawan I / Pembanding I yang diajukan
tertanggal 16 Juli 2014, dan menguatkan putusan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Rantauprapat dalam perkara Nomor :
36/Pdt.Plw/2013/PN.Rap, tanggal 11 Juni 2014.
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan
seksama berkas perkara dan salinan resmi putusan Pengadilan Negeri
Rantauprapat tanggal 11 Juni 2014 No.36/Pdt.G/2013/PN.Rap, serta surat
lainnya yang berhubungan dengan perkara ini serta memori banding dari
Pembanding I dan Pembanding II semula Terlawan I dan Terlawan II dan
Kontra memori banding dari Terbanding I dan Terbanding II semula
Pelawan I dan Pelawan II, Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan
pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama tentang Provisi : menolak
permohonan provisi Pelawan I dan Pelawan II, dan Dalam Eksepsi :
31
menolak eksepsi Terlawan I untuk seluruhnya sedangkan Dalam Pokok
Perkara Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Hakim tingkat pertama berpendapat oleh
karena Terlawan I (PT.Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. Cabang
Kota Pinang) tidak melakukan penyelesaian dengan cara administrasi
perkreditan dalam bentuk penjadwal kembali (rescheduling) atau
persyaratan kembali (recondisioning) atau penataan kembali
(restructuring), maka dalam perkara a quo mengabulkan gugatan
Perlawanan Pelawan I dan Pelawan II ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding tidak
sependapat dengan pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama dengan
alasan hukum sebagai berikut :
Menimbang, bahwa putusan Hakim tingkat pertama yang
menjatuhkan putusan tanpa hadir ( verstek) terhadap Terlawan II ( amar
nomor 9 (sembilan) telah keliru tidak berdasarkan hukum acara perdata,
karena dalam perkara a quo sebagai pihak Terlawan ada 2 II yaitu
Terlawan I PT.Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk Mur Cabang Kota
Pinang dimana Terlawan I sejak sidang kedua tanggal 25 Juli 2013 telah
hadir kuasa hukum Amrul Habibullah sampai saat persidangan putusan
tanggal 11 Juni 2014. Sedang Terlawan II Kepala Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kisaran tidak pernah menghadap
kepersidangan dan tidak menyuruh orang lain sebagai wakilnya yang syah
menurut hukum acara perdata apabila Para tergugat / Para Terlawan ada
yang hadir di persidangan, sedangkan bagi yang tidak hadir tidak dapat
dinyatakan sebagai putusan verstek terhadap dirinya, karena putusan
verstek upaya hukumnya berbeda yaitu verzet, oleh karena itu putusan
Hakim tingkat pertama telah keliru yang menjatuhkan putusan verstek
terhadap Terlawan II ;
Menimbang, bahwa selanjutnya putusan Hakim tingkat pertama
amar Nomor 7 (tujuh) menghukum Para Terlawan membayar uang paksa
(dwangsoom) kepada Para Pelawan sebesar Rp.500.000.- (lima ratus ribu
rupiah) per harinya dihitung dari putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap adalah tidak tepat dalam perkara a quo dikabulkan uang paksa
(dwang soom) karena sengketa pokok antara Para Pelawan / Terbanding
dengan Para Terlawan/Para pembanding adalah menyangkut hutang
piutang hal ini bertentangan dengan pasal 606 Rv.
32
Menimbang, bahwa pokok sengketa dalam permohonan Pelawan
Para Terbanding semula Para Pelawan adalah keberatan terhadap
penjualan lelang pertama Eksekusi Hak Tanggungan atas obyek sengketa
atas jaminan berupa 3 (tiga) buah SHM ;
SHM No.372 an. Muhammad Hitler Dalimunthe disertai tanah bangunan
seluas 1.492 M2 / 81 M2.
SHM No.491 an.Lisnawati Harahap disertai sawah dan bangunan seluas
158 M2/81 M2.
SHM No.423 an.Muhammad Hitler Dalimunthe disertai tanah dan
bangunan seluas 1.994 M2 / 224 M2.
Menimbang, bahwa surat bukti Pembanding I semula Terlawan I,
yaitu bukti T.I.1 s/d bukti T.I.20 dimana surat-surat bukti tersebut pihak
Terbanding I dan II semula Pelawan I dan II dalam persidangan tidak
membantah kebenarannya terutama dalam kesimpulan para Terbanding
tidak menaggapi terhadap berkas surat-surat bukti dimaksud, oleh karena
itu menurut Pengadilan Tinggi surat bukti T.I.1 s/d bukti T.I.20 dipandang
sebagai surat bukti yang sempurna dalam perkara a quo terutama surat-
surat bukti outentik ( bukti T.I.1. T.I.2, T.I.3, T.I.4, T.I.5, T.I.6, T.I.7, T.8, T.I.9,
T.I.10, T.I.11, T.I.12, T.I.13, T.I.18 ) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti T.I.1, T.I.2, T.I.3, T.I.4,
T.I.5, T.I.6, T.I.7, T.I.8, menjadi fakta hukum bahwa Terbanding I dan II
semula Pelawan I dan II telah memperoleh fasilitas kredit dari Pembanding
I semula Terlawan I dan sebagai jaminan kredit tersebut adalah SHM
No.372 an.Pelawan I ( bukti T.I.6) dan SHM No.423 an.Pelawan I ( bukti
T.I.7 ) serta SHM No.491 a.n Pelawan II ( bukti T.I.8). Selanjutnya di ikuti
dengan surat kuasa membebankan Hak Tanggungan No.111 tanggal 28
Juli 2011 (bukti T.I.9) dan surat kuasa membebankan Hak Tanggungan
No.118 tanggal 30 Maret 2012 ( bukti T.I.10) ;
Menimbang, bahwa Akta Pemberian Hak Tanggungan No107/2012
tertanggal 13 April 2012 (bukti TI. 11) dan Sertifikat Hak Tanggungan
No.2322/2011 peringkat Pertama tanggal 24 Juni 2011 (bukti TI. 12) dan
Sertifikat Hak Tanggungan No.1497 / 2012 Peringkat kedua tanggal 25
April 2012 (bukti TI. 13) menunjukkan bahwa perjanjian kredit antara
Pelawan I dan II / Para Terbanding dengan Terlawan I / Pembanding I
33
sebagai obyek Hak Tanggungan SHM No.372/ Langga Payung SHM
No.423 / Langga Payung dan SHM No.491 / Langga Payung telah
tercantum dalam bukti T1. 12 dan TI.13 tersebut.
Menimbang, bahwa surat bukti TI.14, TI.15 dan bukti TI.16 namun
berupa foto copy tidak ada asli di persidangan, tetapi pihak Pelawan I
dan Pelawan II / Para Terbanding tidak membantah kebenaran surat-surat
bukti tersebut ( Berita Acara persidangan dan Kesimpulan Pelawan I dan II
tertanggal 18 Maret 2014). Oleh karena itu menurut Majelis Hakim tingkat
banding atas dasar bukti TI.14, TI. 15 dan bukti TI.16 tersebut ternyata
Pelawan I dan Pelawan II telah diberikan surat peringatan I, II dan III
untuk pembayaran pokok dan/atau bunga ditambah denda keterlambatan
kepada Terlawan I atas perjanjian kredit No.7001467-ADDPK-7151-0312 (
bukti TI.2) ;
Menimbang, bahwa pasal 6 UU No.4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan
Tanah menyebutkan :
“Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut”.
Menimbang, bahwa atas dasar pasal 6 UU No.4 Tahun 1996
tersebut diatas Pembanding I semula Terlawan I melaksanakan
pelelangan melalui Pembanding II semula Terlawan II ( bukti TI.17 dan
TI. 18) ;
Menimbang, bahwa menurut Pengadilan Tinggi perbuatan
Pembanding I dan Pembanding II melakukan pelelangan obyek Hak
Tanggungan tersebut telah benar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, khususnya UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Terbanding I dan II
semula Pelawan I dan II tidak dapat membuktikan dalil perlawanannya,
sehingga Perlawanan Pelawan I dan II harus ditolak berkesimpulan
putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat tanggal 11 Juni 2014
No.36/Pdt.Plw/2013/PN.RAP tentang pokok perkara tidak dapat
34
dipertahankan lagi, harus dibatalkan dengan mengadili sendiri, yang
amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini ;
Menimbang, bahwa biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada pihak yang kalah yaitu Para Terbanding semula
Pelawan I dan Pelawan II untuk kedua tingkat peradilan ;
Mengingat dan memperhatikan peraturan Perundang-undangan
yang berkenaan dengan perkara ini , khususnya UU No.4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah serta benda-benda yang berkaitan
dengan tanah.
M E N G A D I L I- Menerima permohonan banding dari Pembanding I dan pembanding II
semula Terlawan I dan Terlawan II.
- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat tanggal 11
Juni 2014 No.36/Pdt.Plw/2013/PN.RAP yang dimohonkan banding
tersebut, dengan mengadili sendiri :
MENGADILI SENDIRIDALAM PROVISI- Menolak permohonan Provisi Pelawan I dan Pelawan II.
DALAM EKSEPSI- Menolak Eksepsi Terlawan I untuk seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA- Menolak Perlawanan Pelawan I dan Pelawan II untuk seluruhnya.
- Menghukum Pelawan I dan Pelawan II / Terbanding untuk membayar
ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat
banding sebesar Rp.150.000.- ( seratus lima puluh ribu rupiah ).
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Hakim
majelis pada hari Rabu tanggal 16 September 2015 oleh kami :
Hj.WAGIAH ASTUTI, SH Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Ketua Majelis, YANSEN PASARIBU, SH dan ABDUL FATTAH,SH.MH sebagai Hakim-Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 194/PDT/2015/PT-MDN tanggal
03 Juni 2015 dan putusan ini diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2015 oleh Hakim Ketua
Majelis dan didampingi Hakim - Hakim Anggota tersebut dengan dibantu
35
oleh ROSELINA, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan ,
tanpa dihadiri kedua belah pihak berperkara atau Kuasa Hukumnya .
HAKIM-HAKIM ANGGOTA : KETUA MAJELIS
TTD TTD
YANSEN PASARIBU, SH Hj.WAGIAH ASTUTI, SH
TTD
ABDUL FATTAH, SH.MHPANITERA PENGGANTI
TTD
ROSELINA, SH .
Perincian Biaya :1. Meterai Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 5.000,-
3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-