p u t u s a n - pt-medan.go.id filehal. 2 dari 28 hal. put. no.325/pdt/2014/pt-mdn. menimbang, bahwa...
TRANSCRIPT
Hal. 1 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
PUTUSANNomor : 325 / PDT / 2014 / PT MDN.-
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara
Perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara gugatan antara :
PANTAS SORMIN, beralamat di Jalan Patuan Anggi / Jalan Asrama Polisi,
Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten
Tapanuli Utara, semula disebut sebagaiTERGUGAT, sekarang PEMBANDING;
-------------------------- L A W A N ---------------------------1. KARTINI PAKPAHAN, beralamat di Jalan Sisingamangaraja Nomor 96,
Pangaribuan Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten
Tapanuli Utara, dalam perkara ini telah memberikan
kuasa kepada : SUMINAR SIBARANI, SH dan
PERTIN TAMBUNAN, SH, keduanya adalah advokat
pada Kantor Hukum Suminar Sibarani, SH dan
Partners yang beralamat di Jalan Putri Lopian Nomor
10, Laguboti, Tobasa, berdasarkan surat kuasa
khusus tertanggal 04 Nopember 2013, semuladisebut sebagai PENGGUGAT, sekarangTERBANDING;
2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah(Dipenloka) Kabupaten Tapanuli Utara, beralamat
di Kantor Bupati Tapanuli Utara, Kota Tarutung,
Kabupaten Tapanuli Utara, semula sebagai TURUT
TERGUGAT, sekarang TURUT TERBANDING;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;
Setelah membaca berkas perkara Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN.Trt.-
tanggal 16 Juli 2013 dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara
tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA ;
Hal. 2 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa Penggugat / Terbanding dengan surat gugatannya
bertanggal 27 Nopember 2012 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Tarutung pada tanggal 27 Nopember 2013 dalam Register
Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN.Mdn.- telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT1. Bahwa suatu hari di awal bulan Pebruari 2002, Tergugat yang bekerja
sebagai seorang guru di Pangaribuan, Kec. Pangaribuan, Kab. Tapanuli
Utara, Prop. Sumatera Utara yang bertetangga agak jauh dengan
Penggugat, menyampaikan keluh kesahnya kepada Zihar Siregar (almarhum
meninggal tanggal 23 Juli 2007) dan isterinya Kartini Pakpahan, mengenai
pelecehan-pelecehan dari tetangganya, seseorang yang bernama Badia
Silitonga (almarhum meninggal bulan Oktober 2010). Bahwa menurut
pengakuan Tergugat, latar belakang pelecehan tersebut adalah kondisi
Terugat yang meskipun sudah lama (sekian tahun) bekerja sebagai guru,
namun Tergugat tetap saja mengontrak(tidak memiliki rumah tinggal sendiri);
2. Bahwa dengan alasan sering dilecehkan oleh tetangga dekatnya itu (Badia
Silitonga), Tergugat dengan berurai air mata mengajukan permintaannya
kepada Penggugat (dan almarhum suaminya) agar diijinkan meminjam pakai
sebidang tanah milik Penggugat seluas lebih kurang 180 m2, terletak di
Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi, Pangaribuan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara dengan
maksud untuk didirikan sebuah rumah tinggal di atasnya, dengan batas-
batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Rumah Rihat Tambunan ;
Sebelah Selatan : Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi ;
Sebelah Timur : Rumah Silitonga ;
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan.
3. Bahwa karena pertimbangan kemanusiaan (kasihan) akhirnya Penggugat
(dan almarhum suaminya) mengijinkan Tergugat meminjam pakai tanah
miliknya itu untuk masa 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak tahun 2002
sampai Deesember 2012. Bahwa adapun Kesepakatan Pinjam Pakai Tanah
tersebut, ditutup secara lisan oleh para pihak (Penggugat dengan suaminya
[almarhum Zihar Siregar] ) dan Tergugat dengan isterinya, Boru Hutapea;
4. Bahwa setelah Tergugat pensiun yang menurut pengakuannya pada tahun
2012, yang bersangkutan berencana kembali ke kampung halamannya di
Garoga, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera
Hal. 3 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Utara, sedangkan mengenai EKSISTENSI ATAU KELANGSUNGAN
KEBERADAAN RUMAH TINGGAL YANG DIBANGUN OLEH TERGUGAT
DI TANAH MILIK PENGGUGAT, setelah masa pinjam pakai berakhir,
DISEPAKATI KELAK DITAWARKAN KEPADA TURMAN SIREGAR, putera
ketiga dari Penggugat, melalui lembaga MARDAMEDAME, artinya akan
dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat tentang (harga) jual beli
atas rumah dimaksud, dan terhadap klasul ini, Turman Siregar menyatakan
persetujuannya;
5. Bahwa tak lama kemudian, dalam tahun 2002, Tergugat membangun/
mendirikan sebuah rumah tinggal permanen di atas tanah milik Penggugat
yang dipinjam pakainya, yaitu bangunan berlantai dua di bagian belakang;
6. Bahwa karena Kesepakatan Pinjam Pakai Tanah pada tahun 2002 ditutup
secara lisan, maka pada tahun bulan Juni 2004, Pertin Tambunan,S.H., telah
menuangkan inti kesepakatan tersebut dalam sebuah Surat Perjanjian
Pinjam Pakai Tanah, namun ketika Penggugat menyodorkannya kepada
Tergugat untuk ditandatangani, yang bersangkutan menampik dengan
berucap; “HADUAN MAI AKKANG “, ( terjemahan bebas : “ Nanti Sajalah
Kakak Ditandatangani “);
7. Bahwa pada bulan Desember 2002, ketika AKBP Turman
Siregar,SiK,S.H.,M.H., putera ketiga Penggugat pulang ke kampungnya,
Pangaribuan, Tergugat mengajak yang bersangkutan ke lokasi tanah pinjam
pakai tersebut yang saat itu, di atasnya telah dibangun sebuah rumah
tinggal permanen. Bahwa ketika itu Tergugat berujar kepada Turman Siregar
( dalam bahasa daerah Batak Toba), pada intinya dalam bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut : “ Inilah rumah yang kami bangun dan yang akan
menjadi milikmu nanti setelah saya pensiun tahun 2012“;
8. Bahwa kemudian, pada tanggal 28 September 2009, Ali Sadikin, SE,M.Min,
putera keempat Penggugat, yang kala itu pulang ke kampung halamannya
Pangaribuan, menemui Tergugat di rumahnya dengan membawa Surat
Perjanjian Pinjam Pakai Tanah yang dulu ditutup secara lisan, kini
dituangkan suatu akta, untuk ditandatangani oleh Tergugat, akan tetapi kali
ini Tergugat juga menolak dengan alasan yang sama seperti sebelumnya,
katanya : “NANTI SAJALAH DITANDATANGANI “;
9. Bahwa pada bulan Juli 2011, seluruh anak-anak dan cucu-cucu Penggugat
yang berada di perantauan, pulang ke kampung halaman mereka ke
Pangaribuan, Sumatera Utara, untuk menghadiri acara keluarga. Dalam
masa kunjungan itu, pada tanggal 27 Juli 2011, sekitar jam 19.30 WIB,
Hal. 4 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Penggugat beserta dua puteranya, Turman Siregar dan Murlan Siregar serta
menantunya, Pertin Tambunan, bertamu ke rumah Tergugat dengan maksud
dan tujuan untuk membicarakan dan mengingatkan Tergugat akan
berakhirnya perjanjian Pinjam Pakai Tanah antara Penggugat dengan
Tergugat pada Desember 2012. Bahwa pertemuan itu diadakan terutama
dilatarbelakangi oleh fakta-fakta yang telah diuraikan pada posita butir 6, 7,
dan 8 tentang penolakan Tergugat menandatangani Kesepakatan Pinjam
Pakai Tanah yang pada tahun 2002 ditutup secara lisan dan kemudian
pokok-pokoknya dituangkan secara tertulis dalam Surat Perjanjian yang
sudah dua kali ditolak untuk ditandatangani oleh Tergugat;
10.Bahwa pembicaraan berlangsung antara jam 19.30 WIB sampai jam 20.40
WIB, namun tidak dapat fokus karena isteri Tergugat, Boru Hutapea selalu
berusaha membiaskan substansi pembicaraan, antara lain dengan dalih : ”
Kami (baca : Tergugat dan isterinya) merasa telah membeli tanah”,
maksudnya tanah objek pinjam pakai , tanpa memberikan bukti apapun;
11.Bahwa pada tanggal 2 Maret 2013, Kuasa Hukum Penggugat mensomir
Tergugat yang intinya mengingatkan yang bersangkutan agar
mengembalikan tanah (yang Tergugat pinjam pakai) dalam keadaan kosong
dan baik, sebagaimana dulu disepakati pada saat Kesepakatan Pinjam
Pakai ditutup secara lisan, dan mengenai keberadaan rumah yang dibangun
oleh Tergugat diatas tanah tersebut,diminta supaya dibicarakan oleh
Tergugat dengan Turman Siregar, melalui lembaga Mardamedame;
12.Bahwa batas waktu untuk mengosongkan tanah pinjam pakai dan/atau
MARDAMEDAME telah lewat, sehingga Tergugat telah terbukti lalai
melaksanakan kewajiban kontraktualnya;
13.Bahwa pada tanggal 27 Maret 2013, Kuasa Hukum Penggugat, Pertin
Tambunan,S.H.dan Tergugat bertemu di rumah Parsaoran Pakpahan,orang
yang disepakati oleh Para Pihak sebagai PANDAMEI (mediator) atas
sengketa Pinjam Pakai Tanah (sebagaimana telah diuraikan di atas), dan
pertemuan itu juga dihadiri oleh Penggugat prinsipal (Kartini Pakpahan) serta
disaksikan oleh Efendi Siregar, Parsaoran Pakpahan (tuan rumah), Armina
Simatupang (isteri tuan rumah), Poltak Pakpahan dan Boru Pasaribu
(masing-masing anak tertua dan menantu dari Parsaoran Pakpahan) dengan
agenda membicarakan/memusyawarahkan sengketa pinjam pakai tanah
dimaksud dan/atau jual beli rumah tinggal milik Tergugat kepada Turman
Siregar;
Hal. 5 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
14.Bahwa pada awal pembicaraan, Parsaoran Pakpahan (tuan rumah)
menanyakan kepada Tergugat perihal mengapa isterinya boru Hutapea tidak
ikut serta, terhadap pertanyaan tersebut, Tergugat menjelaskan bahwa
mereka (in casu Tergugat dan isterinya) telah sepakat agar Tergugat saja
yang menghadiri pertemuan dimaksud sebab (menurut pengakuan Tergugat)
isterinya tidak stabil emosinya, dalam frasa Bahasa Batak Toba dinyatakan :
“ Muramura do iboto mu taroktohon ”;
15.Bahwa pada pertemuan itu, Kuasa Hukum Penggugat menawarkan 2 (dua)
opsi kepada Tergugat, yaitu : pertama, menyelesaikan sengketa secara
kekeluarga (untuk maksud itu telah disiapkan konsep perdamaian), atau
kedua, diselesaikan melalui putusan pengadilan/litigasi (untuk pilihan kedua
itu, Kuasa Hukum Kartini Pakpahan, in casu Penggugat, telah menyiapkan
Surat Gugatan yang akan didaftarkan di Pengadilan Negeri Tarutung pada
tanggal 29 Maret 2013;
16.Bahwa akhirnya setelah bermusyarah selama kurang lebih 2 (dua) jam,
Kuasa Hukum Penggugat menanyakan tanggapan Tergugat terhadap
konsep perdamaian yang telah dibaca oleh yang bersangkutan, dan
terhadap pertanyaan itu, Tergugat meminta waktu untuk berembuk dengan
isterinya, dan berjanji akan memberitahu keputusan mereka esok harinya ;
17.Bahwa benar keesokan harinya, pada tanggal 28 Maret 2013, sekitar jam
7:30 WIB Tergugat bertelepon kepada Parsaoran Pakpahan,pada pokoknya
mengatakan : ”NUNGNGA SETUJU HAMI ”, artinya Tergugat dan isterinya
telah setuju dengan isi (konsep) Perjanjian Damai tertanggal 28 Maret 2013
itu;
18.Bahwa selanjutnya pada tanggal 28 Maret 2013, sekitar jam 13.20 WIB, di
rumah Parsaoran Pakpahan, di Pangaribuan, telah disepakati dan
ditandatangani Perjanjian Damai Atas Sengketa Pinjam Pakai Tanah di Jl.
Patuan Anggi, Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan, yang intinya
menentukan/mengatur hal-hal berikut:
1. Pantas Sormin (berkualitas sebagai Pihak Kedua dalam perjanjian
tersebut atau Tergugat dalam perkara ini), setuju mengembalikan
sebidang tanah seluas 180 meter persegi kepada Pihak Pertama; Kartini
Pakpahan selaku pemilik tanah yang berkualitas Penggugat dalam
perkara a quo (Vide Pasal 1) ;
2. Turman Siregar, berkualitas sebagai Pembeli atas rumah milik Tergugat
yang didirikan diatas tanah milik Penggugat seharga Rp. 72.500.000.-
Hal. 6 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
(tujuh puluh dua juta lima ratus ribu rupiah), sebagaimana diatur dalam
Pasal 3;
3. Pihak Kedua (in casu Tergugat) diberi waktu 4 (empat) bulan untuk
pindah dan mengembalikan tanah objek perjanjian pinjam pakai kepada
Pihak Pertama (in casu Penggugat) serta mengosongkan rumah yang
telah dijual kepada Turman, selambat-lambatnya pada tanggal 28 Juli
2013;
19.Bahwa untuk mengingatkan Pantas Sormin (in casu Tergugat) mengenai
batas waktu pengembalian tanah yang dipinjam pakainya dari Penggugat
dan pengosongan rumah yang telah dibeli oleh Turman Siregar,paling
lambat sampai tanggal 28 Juli 2013, maka pada tanggal 1 Juli 2013, Kuasa
Hukum Penggugat mengirimkan Surat No.046/B.S.P-A/VII/2013 kepada
Tergugat, tetapi tidak ada jawaban terhadap surat itu;
20.Bahwa pada tanggal 27 Juli 2013, Kuasa Hukum Penggugat menelepon
Tergugat untuk mengingatkan yang bersangkutan tentang batas waktu
pengembalian tanah pinjam pakai dan pengosongan rumah yang dibeli
Turman Siregar, akan tetapi TERGUGAT BERDALIH BAHWA ISTERINYA
TIDAK SETUJU DENGAN JUAL BELI RUMAH ITU ( pernyataan/dalih itu
sangat bertolak belakang dengan inti posita butir 18 diatas);
21.Bahwa pasca pembicaraan tanggal 27 Juli 2013 via telepon itu, karena
Tergugat terus menerus berdalih yang senantiasa berubah-ubah, semuanya
inti dari dalih-dalih itu menjelaskan bahwa yang bersangkutan tidak mau
mengembalikan tanah pinjam pakai dan mengosongkan rumah yang telah
dibeli oleh Turman Siregar, maka akhirnya tanggal 13 Agustus 2013, di
Kantor Polsek Pangaribuan, Jual Beli Rumah tertanggal 28 Maret 2013 itu
dibatalkan;
22.Bahwa pada tanggal 14 Agustus 2013, Kuasa Hukum Penggugat
mengirimkan Surat No.053/B.S.P-A/PPT/VIII/2013 kepada Tergugat yang
pada pokoknya meminta Tergugat untuk mengosongkan tanah milik
Penggugat sampai batas waktu 23 Agustus 2013;
23.Bahwa karena pesan/isi Surat No.053/B.S.P-A/PPT/VIII/2013 tertanggal 14
Agustus 2013 itu tidak dilaksanakan oleh Tergugat, maka pada tanggal 26
Oktober 2013, Kuasa Hukum Penggugat mengirim Surat Somasi
No.065/B.S.P-A/SOM/X/2013.- yang intinya meminta Tergugat
mengembalikan tanah pinjam pakai dalam keadaan kosong paling lambat
sampai tanggal 15 Nopember 2013 atau apabila somasi tidak diindahkan,
Hal. 7 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
maka penyelesaiannya dilakukan melalui jalur hukum (litigasi), dan terbukti
bahwa somasi ini tidak ditanggapai atau dilaksanakan oleh Tergugat;
HAK DAN KEWAJIBAN KONTRAKTUAL PENGGUGAT DAN TERGUGATBERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM PAKAI TANAH TAHUN 2002.
Bahwa Perjanjian Pinjam Pakai Tanah yang ditutup secara lisan tahun 2002
tersebut, pada intinya mengatur hal-hal berikut:
1. Pantas Sormin (Tergugat) berhak mendirikan sebuah rumah tinggal di
atas tanah milik Penggugat seluas lebih kurang 180 m2, terletak di Jalan
Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi, Pangaribuan, Kec. Pangaribuan, Kab.
Tapanuli Utara, Prop. Sumatera Utara;
2. Tergugat berhak menempati rumah tinggal milik yang didirikan di atas
tanah milik Penggugat sampai bulan Desember 2012;
3. Tergugat dan putera ketiga Penggugat, AKBP Turman Siregar, SiK, S.H.,
M.H., berkewajiban melakukan musyawarah tentang jual beli rumah yang
didirikan Tergugat, apabila masa pinjam pakai tanah berakhir bulan
Desember 2012;
TERGUGAT TELAH MELAKUKAN WANPRESTASI TERHADAPPENGGUGAT.
Bahwa Tergugat telah ingkar atas pelaksanaan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dari Perjanjian Pinjam Pakai Tanah yang disepakati secara lisan
pada tahun 2002, kemudian inti dari perjanjian itu dituangkan dalam bagian
Sebab/Akibat pada Perjanjian Damai Atas Sengketa Pinjam Pakai Tanah di
Jalan Patuan Anggi, Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan tanggal 28
Maret 2013), yaitu:
1. Tergugat tidak mengembalikan tanah dalam keadaan kosong dan baik
yang dipinjampakainya dari Penggugat meskipun masa perjanjian telah
lewat;
2. Tergugat telah ingkar janji dengan berdalih kalau isterinya tidak setuju
dengan jual beli rumah yang dibangun di atas tanah milik Penggugat
yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013, kemudian akhirnya
dibatalkan pada tanggal 13 Agustus 2013;
3. Tergugat telah ingkar janji atas ketentuan Perjanjian tanggal 28 Maret
2013 sebagaimana pada Pasal 8 ditentukan bahwa Tergugat harus
mengembalikan tanah pinjam pakai paling lambat tanggal 28 Juli 2013;
Hal. 8 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PENGGUGAT AKIBAT PERBUATANWANPRESTASI DARI TERGUGAT.
Bahwa untuk menuntut haknya atas pengembalian tanah objek sengketa
dalam perkara a quo, Penggugat harus dan telah mengeluarkan biaya untuk
membayar Lawyer Fee sebesar Rp. 35.000.000.- (Tiga puluh lima juta
rupiah) akibat perbuatan ingkar janji dari Tergugat;
Bahwa selain kerugian untuk membayar Lawyer Fee tersebut di atas,
Penggugat mengalami kerugian immateril yang disetarakan sebesar Rp.
100.000.000.- (Seratus juta rupiah) akibat ketenangannya sangat terganggu
oleh sengketa ini dan menghabiskan banyak waktu dan pikiran (lelah phisik
dan psikis) untuk menangani sengketa atas perkara a quo;
Bahwa untuk menghindari terjadinya kerugian lebih besar bagi Penggugat,
maka sudah sepantasnya dan berdasar hukum Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000.- (satu juta
rupiah) setiap hari, apabila Tergugat tidak bersedia secara sukarela
memenuhi isi putusan atas perkara a quo yaitu mengembalikan tanah objek
sengketa kepada Penggugat dalam keadaan kosong dan baik, apabila kelak
gugatan a quo dikabulkan yang dapat ditagih sejak adanya putusan
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) atas perkara ini;
Bahwa untuk menghindari agar gugatan atas perkara a quo tidak sia-sia
(illusoir) apabila kelak dikabulkan, maka adalah beralasan hukum dan
pantas, sebagian sebesar Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah) dari gaji
Tergugat (saat ini bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Tapabuli Utara)
atau dimanapun nanti Tergugat bekerja, dipotong setiap bulan oleh Juru
Bayar, dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (Dipenloka), Kabupaten Tapanuli Utara, beralamat di Kantor Bupati
Tapanuli Utara,Kota Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi
Sumatera Utara, atau oleh badan lain apabila ada perubahan dikemudian
hari, dan pemotongan gaji Tergugat bagi pembayaran kewajiban tersebut
dapat diambil langsung oleh Penggugat atau dengan cara lain di kantor
Turut Tergugat atau di badan lain, apabila ada penggantian di kemudian
hari, hingga seluruh kewajiban Tergugat berdasar putusan pengadilan
terbayar lunas;
Bahwa untuk menghindari terjadinya tindakan-tindakan Tergugat yang dapat
merugikan Penggugat, maka adalah beralasan hukum apabila diletakkan
Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas tanah sengketa seluas lebih kurang
180 m2 dan sebuah bangunan rumah tinggal yang berdiri di atasnya,
Hal. 9 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
terletak di Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi, Pangaribuan,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera
Utara dengan maksud untuk didirikan sebuah rumah tinggal di atasnya,
dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Rumah Rihat Tambunan.
Sebelah Selatan : Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi.
Sebelah Timur : Rumah Silitonga.
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan.
Bahwa upaya-upaya penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan yang
telah diusahakan oleh Penggugat atas sengketa ini, termasuk tetapi tidak
terbatas pada mengirimkan surat-surat penegasan, somasi kepada Tergugat,
dan mengadakan pertemuan, sebagaimana telah diuraikan diatas, tetapi
Tergugat tidak menanggapinya dengan itikad baik, tidak melaksanakan
kewajiban kontraktualnya, sehingga akhirnya terjadi pembatalan jual beli tanggal
28 Maret 2013 pada tanggal 13 Agustus 2013, tidak dikembalikannya tanah
pinjam pakai hingga saat ini, oleh karenanya Penggugat mohon agar Yang
Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Tarutung berkenan memanggil para pihak
yang berperkara untuk diperiksa dan diadili dan selanjutnya memutuskan
sebagai berikut:
DALAM PROVISI:1. Meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap sebidang tanah
seluas lebih kurang 180 m dan sebuah bangunan rumah tinggal yang berdiri
di atasnya, terletak di Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi, Pangaribuan,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera
Utara dengan maksud untuk didirikan sebuah rumah tinggal di atasnya,
dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Rumah Rihat Tambunan.
Sebelah Selatan : Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi.
Sebelah Timur : Rumah Silitonga.
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan.
DALAM POKOK PERKARA.PRIMAIR:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi)
terhadap Penggugat;
3. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Pinjam Pakai Tanah
yang dibuat secara lisan tahun 2002 oleh Penggugat dan Tergugat;
Hal. 10 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
4. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Damai Atas
Sengketa Pinjam Pakai Tanah di Jl. Patuan Anggi, Pangaribuan, Kecamatan
Pangaribuan tanggal 28 Maret 2013, terkecuali syarat-syarat dan ketentuan
yang menyangkut jual beli rumah (Vide Pasal 3,4, 5, dan 7) yang telah
dibatalkan pada tanggal 13 Agustus 2013;
5. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk mengembalikan tanah milik
Penggugat yang dipinjam pakai sejak tahun 2002 sampai Desember 2012,
dalam keadaan baik dan kosong secara segera dan serta merta;
6. Menghukum Tergugat untuk mengganti Lawyer Fee yang harus dan telah
dikeluarkan oleh Penggugat sebesar Rp. 35.000.000.- (tiga puluh lima juta
rupiah) guna menuntut haknya akibat perbuatan ingkar janji (wanprestasi)
Tergugat kepada Penggugat;
7. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi immateril disetarakan
sebesar Rp. 100.000.000.- (seratus juta rupiah);
8. Menghukum Tergugat untuk membayar dwangsom sebesar Rp.1.000.000.-
(satu juta rupiah) setiap hari, apabila Tergugat tidak bersedia secara
sukarela melaksanakan amar putusan atas perkara ini yaitu mengembalikan
tanah pinjam pakai dalam keadaan baik dan kosong yang dapat ditagih
sejak putusan atas perkara ini telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde);
9. Memerintahkan Juru Bayar Gaji Tergugat yaitu Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Dipenloka), Kabupaten Tapanuli
Utara, beralamat di Kantor Bupati Tapanuli Utara, Kota Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, untuk memotong sebagian
sebesar Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah) dari gaji Tergugat yang saat ini
bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Tapabuli Utara atau dimanapun
nanti Tergugat bekerja, atau badan lain apabila ada perubahan dikemudian
hari, dan pemotongan gaji Tergugat bagi pembayaran tersebut dapat
diambil langsung oleh Penggugat di kantor Turut Tergugat atau dengan cara
lain, atau di badan lain , apabila terjadi penggantian dikemudian ,hingga
seluruh kewajiban Tergugat berdasar putusan pengadilan atas perkara ini
terbayar lunas;
10.Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh melaksanakan isi
putusan atas perkara ini;
11.Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul;
Hal. 11 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
SUBSIDAIR:Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono);
Menimbang, atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat / Pembanding
telah mengajukan Jawaban, yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI:A. Gugatan Penggugat kurang pihak (exceptio plurium consortium).
Pihak Penggugat dalam perkara ini tidak lengkap.
Bahwa Tergugat pada tahun 2002 melakukan transaksi atas tanah
a quo (tanah sengketa) adalah dengan Zihar Sormin dan Penggugat
(Kartini Pakpahan), dan berhubung sdr. Zihar Sormin sudah
meninggal dunia, maka sudah seharusnya ahli waris dari Zihar
Sormin ikut serta sebagai Penggugat dalam perkara ini;
B. Dalam gugatan ini keliru pihak yang ditarik sebagai Tergugat. Bahwa sesuai dengan isi gugatan Penggugat, bahwa yang melakukan
hubungan hukum berkaitan dengan tanah sengketa adalah
Penggugat dengan Tergugat, dengan demikian tidak ada kaitan
dalam bentuk hubungan hukum apapun dengan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah (Dispeloka) Kabupaten
Tapanuli Utara. Oleh karena itu Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan aset Daerah (Dispeloka) Kabupaten Tapanuli Utara
seharusnya tidak ikut digugat dalam perkara ini;
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Tergugat memohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa serta mengadili perkara ini agar berkenan
untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
II. DALAM POKOK PERKARA:1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan Penggugat
sebagaimana tertuang dalam surat gugatannya tertanggal 27 Nopember
2013, kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui oleh Tergugat
sebagai kebenaran;
2. Bahwa hal-hal yang terurai dalam bagian eksepsi mohon dianggap
terurai pula dalam bagian jawaban pokok perkara ini dan menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya;
3. Bahwa sebelum menanggapi dalil gugatan Penggugat, sebelumnya
Tergugat akan menyampaikan kronologis proses penguasaan Tergugat
Hal. 12 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
atas sebidang tanah berikut bangunan rumah di atasnya yang terletak di
Jl. Patuan Anggi / Jl. Asrama Polisi, Kota Pangaribuan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara (tanah sengketa), yaitu sebagai
berikut:
a. Bahwa Tergugat sebagai seorang guru di SMA Negeri Pangaribuan,
hidup sederhana beserta isteri dan 5 (lima) orang anak, dan sejak
tahun 1987 tinggal dengan mengontrak rumah di Jl. Patuan Anggi,
Kota Pangaribuan hingga tahun 2002;
b. Bahwa pada bulan Juli tahun 2002 setelah Tergugat menabung
sekian lama, Tergugat berencana mendirikan rumah di Kota
Kecamatan Pangaribuan dan untuk keperluan tersebut Tergugat
menawar tanah kosong milik Kel. Zihar Sormin (suami Penggugat)
yang kebetulan dekat dengan rumah kontrakan tempat tinggal
Tergugat di jalan Patuan Anggi, Kota Pangaribuan. Waktu itu
Tergugat langsung menemui dan membicarakan tanah tersebut
kepada Zihar Sormin, lalu Zihar Sormin pada saat itu mengatakan:
“tunggu istri saya pulang dari Jakarta”;
c. Bahwa setelah istri Zihar Sormin pulang dari Jakarta, Tergugat
beserta istri kembali menemui Penggugat beserta suaminya Zihar
Sormin, untuk menyampaikan permintaan Tergugat membeli tanah
pertapakan Zihar Sormin tersebut, pada saat itu Zihar Sormin beserta
Penggugat menolak. Akan tetapi pada tanggal 20 Juli 2002,
Penggugat (Kartini Br. Pakpahan, istri dari Zihar Sormin) datang
menemui istri Tergugat ke rumah Tergugat, dengan bertanya dalam
bahasa Batak : “Sadia huroha Anggi tuhoronmu tanoi ? “ (berapa
rupanya kesanggupan kalian membeli tanah tersebut ?), atas
pertanyaan tersebut, istri Tergugat membandingkan harga tanah yang
baru dibeli tetangga Tergugat dengan ukuran 8x31 meter seharga
Rp. 7.500.000, (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) yang letaknya
berdekatan dengan tanah milik Pengugat / Zihar Sormin, sementara
tanah milik Zihar Sormin bersama Penggugat hanya 6 x 31 M2, akan
tetapi Pengguat (Kartini Br. Pakpahan) pada saat itu menawarkan
kepada isteri Tergugat dengan harga yang sama yaitu sebesar
Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) yang pada akhirnya
kedua belah pihak (Kel. Penggugat dan Kel. Tergugat) sepakat
dengan harga jual-beli sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus
ribu rupiah), dimana pada hari itu juga telah dibayar tunai dan lunas
Hal. 13 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
oleh Tergugat bersama istrinya kepada Penggugat beserta suaminya
Zihar Sormin, namun pada saat itu suratnya tidak dibuat karena
Penggugat pada saat itu mengatakan kepada isteri Tergugat dalam
bahasa Batak : “haduan mai Anggi tabahen surat na ate” (nanti
sajalah Adik kita bikin suratnya ya), pada saat itu Tergugat beserta
istri percaya penuh kepada Penggugat dan keluarga karena merasa
sudah saling dekat, Tergugat sudah menganggap Penggugat sebagai
orang tua, dan kebetulan masih satu marga (marga Sormin);
d. Bahwa transaksi jual beli tanah seperti tersebut di atas, adalah
sesuatu hal yang umum berlaku dalam hukum kebiasaan masyarakat
setempat (hukum Adat Batak) oleh karena itu sejak tanah tersebut
dibayar lunas oleh Tergugat maka tanah a quo yang terletak di Jl.
Patuan Anggi / Jl. Asrama Polisi, Kota Pangaribuan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Rumah Kel. Rihat Tambunan;
Sebelah Selatan : Jl. Patuan Anggi / Jl. Asrama Polisi;
Sebelah Timur : Rumah Kel. Silitonga;
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan;
Sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat (Hukum adat batak)
sudah sah menjadi milik Tergugat;
e. Bahwa setelah tanah tersebut dibeli Tergugat, tidak lama kemudian di
atas tanah tersebut oleh Tergugat langsung didirikan bangunan
rumah yang kokoh dan permanen yang hingga saat ini ditinggali oleh
Tergugat dengan keluarga;
f. Bahwa pada bulan Desember 2002, (setelah bangunan rumah
tersebut selesai dibangun dan ditinggali oleh Tergugat dengan
keluarga) Penggugat datang menemui isteri Tergugat dan pada saat
itu Penggugat mengatakan bahwa anaknya yang bernama AKBP
Turman Siregar ingin memiliki rumah di tanah yang kami beli tersebut.
Mendengar perkataan Penggugat tersebut, Tergugat bersama isteri
sangat kaget dan shock, karena sebelumnya Tergugat sangat
mempercayai dan menaruh hormat kepada Penggugat. Dan pada
saat itu pula Tergugat menyadari mengapa surat jual-beli tanah
tersebut yang sudah beberapa kali diminta oleh isteri Tergugat belum
juga dikabulkan oleh Tergugat, ternyata Penggugat mempunyai niat
yang tidak baik untuk Tergugat;
Hal. 14 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
g. Bahwa berhubung di atas tanah tersebut sudah berdiri bangunan
rumah yang dibangun oleh Tergugat, walau dengan sangat berat hati,
Tergugat berupaya untuk melakukan pembicaraan secara inten untuk
mencari solusi dengan suami Penggugat (Zihar Sormin) guna
mengakhiri permasalahan tersebut secara adat Batak yaitu
Mardame-dame, dan melalui musyawarah Mardame-dame tersebut
akhirnya kedua belah pihak mencapai kata sepakat dengan isi
kesepakatan sebagaimana tertuang dalam Surat Perjanjian Tano
tertanggal 20 Juli 2002 (sengaja dibuat tanggal mundur, pada hal
sejatinya perjanjian tano itu dibuat pada bulan April tahun 2004),
dimana isi dari perjanjian tano tersebut pada intinya adalah apabila
Tergugat sudah pensiun tahun 2015, maka Tergugat akan
mengembalikan tanah tersebut kepada keluarga Zihar Sormin dengan
syarat apabila Kel. Zihar Sormin / Penggugat mengembalikan 75
gram emas, setara dengan Rp 7.500.000,- pada saat pembelian
tanah tersebut, dan harga bangunan akan diganti sesuai dengan
harga umum bangunan per meter pada tahun 2015;
h. Bahwa terhadap Surat Perjanjian Tano yang sudah disepakati
bersama tersebut, suami Penggugat (Zihar Sormin) mengatakan
biarlah dibawa dulu ke Jakarta untuk dibaca oleh anaknya yaitu AKBP
Turman Siregar, dan ternyata setelah Penggugat pulang dari tempat
anaknya AKBP Turman Siregar, Penggugat malah menyodorkan
konsep perdamaian yang konon dibuat oleh anak Penggugat (AKBP
Turman Siregar) yang akan Tergugat tanda tangani yang isinya
sangat berbeda dengan yang disepakati sebelumnya, dan Tergugat
tidak pernah mau menanda tangani surat tersebut sampai sekarang;
i. Bahwa setelah tahun 2007, Tergugat mendapat telepon dari Pertin
Tambunan, SH., yang mengaku sebagai kuasa hukum dari AKBP
Turman Siregar, sang kuasa hukum ini yang tidak lain adalah mantu
dari Penggugat sendiri selalu mengancam Tergugat dengan
mengatakan “apabila Tergugat tidak mau menandatangani surat yang
dibawa Penggugat dari Jakarta, maka Tergugat harus membongkar
rumah yang dibangun Tergugat di lokasi tanah a quo”;
j. Bahwa pada tahun 2011, AKBP Turman Siregar, Penggugat (Kartini
Br. Pakpahan), Ali Sadikin Siregar dan Pertin Tambunan, SH. datang
ke rumah Tergugat untuk mencari solusi. Pada saat itu istri Tergugat
mengatakan : kalau mau menyelesaikan permasalahan tanah/
Hal. 15 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
bangunan tersebut dengan cara “mardame dame” maka itu kita
laksanakan 2015 saat Tergugat pensiun, dan pada saat itu isteri
Tergugat dengan tegas menyatakan bahwa : “tanah ini sudah kami
beli, namun kami mau menyelesaikan permasalahan ini dengan cara
mardame-dame apabila sesuai dengan konsep perjanjian tano yang
sudah disepakati sebelumnya”, lalu AKBP Turman Siregar
menanyakan mana surat jual belinya. Tergugat tidak dapat
menunjukkan surat jual beli tersebut karena Penggugat (Kartini Br.
Pakpahan) hingga saat ini tidak pernah mau menandatangani
perjanjian jual beli yang disodorkan oleh Tergugat dan Penggugat
telah menjebak Tergugat setelah uang sampai ke tangannya;
k. Bahwa pada bulan Maret 2013 datang Parsaoran Pakpahan ke rumah
Tergugat menyampaikan pesan dari AKBP Turman Siregar, dengan
mengatakan : “Apabila persoalan tanah/rumah tersebut tidak segera
diselesaikan, maka AKBP Turman Siregar akan menyuruh Polisi
untuk memasang kawat duri keliling rumah Tergugat, sehingga
Tergugat beserta keluarga tidak bisa masuk ke rumah” dengan alasan
bahwa tanah tempat rumah Tergugat berdiri adalah tanah miliknya.
Berkenaan dengan pesan Sdr. Turman Siregar tersebut, Tergugat
meminta agar Sdr. Parsaoran Pakpahan menyampaikan pula kepada
pemberi pesan bahwa Tergugat hanya akan menyerahkan tanah
berikut rumah tersebut kepada Penggugat, apabila Penggugat atau
AKBP Turman Siregar bersedia mengembalikan emas 75 gram
ditambah dengan harga banguan rumah tersebut dengan rincian:
Luas bangunan lantai bawah 6 x 18 M = 108 M2, sedangkan luas
bangunan lantai atas adalah 6 x 6 M = 36 M2, sehingga total luas
bangunan adalah 144 M2 x harga standard bangunan per M2 adalah
sebesar Rp. 1.500.000,- maka harga bangunan tersebut diperkirakan
sebesar Rp. 216.000.000,- (dua ratus enam belas juta rupiah) sesuai
dengan harga standard bangunan minimal pada saat ini;
l. Bahwa menurut Parsaoran Pakpahan, AKBP Turman Siregar berjanji
akan datang ke Pangaribuan untuk menyelesaikan permasalahan itu
pada tanggal 27 Maret 2013, tetapi yang hadir adalah Pertin
Tambunan, SH., dan Tergugat diajak untuk berunding di rumah
Parsaoran Pakpahan. Setelah sampai di rumah tersebut Sdr. Pertin
Tambunan, SH., menyampaikan kronologis tanah tersebut yang
tidak sesuai dengan perjanjian antara Tergugat dengan Penggugat
Hal. 16 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
yang terdahulu, dia menjelaskan bahwa Penggugat (Kartini Br.
Pakpahan) hanya meminjam uang dari Tergugat dan Tergugat hanya
meminjam tanah untuk mendirikan bangunan, Pada saat itu Sdr.
Pertin Tambunan, SH., secara sepihak menilai harga bangunan
rumah Tergugat hanya Rp. 62.000.000,- (enam puluh dua juta
rupiah) dengan alasan adanya penyusutan nilai bangunan sebesar
3% tiap tahunnya, ditambah pengembalian uang sebesar Rp.
7.500.000,-. (tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Pada saat Tergugat
mau menyampaikan pendapat tentang tanah tersebut, Pertin
Tambunan, SH., membentak Tergugat dengan mengancam akan
membawa persoalan ke Pengadilan dan apabila sampai di pengadilan
maka rumah Tergugat akan dibongkar, dan pada saat itu sdr. Pertin
Tambunan, SH., mengingatkan bahwa yang dihadapi Tergugat
berperkara adalah seorang perwira Polisi dengan pangkat Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) Turman Siregar, dengan pendidikan
S2 Hukum. Lalu Parsaoran Pakpahan menyatakan bahwa AKBP
Turman Siregar, akan memberikan konpensasi kepada Tergugat
sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dan Tergugat
dipaksa untuk menyetujui, namun Tergugat mohon waktu untuk
berpikir dan kepada Tergugat diberi waktu sampai jam 8 pagi, apabila
tidak disetujui pada batas waktu tersebut akan dilimpahkan ke
Pengadilan dan bangunan rumah Tergugat akan diruntuhkan;
m. Bahwa sehubungan dengan besaran kompensasi dengan cara
intimidasi tersebut, Tergugat pada pagi harinya menyampaikan
kepada sang isteri, namun isteri Tergugat sangat tidak setuju,
karena menurut dia apalah yang dapat dibangun dengan uang
Rp.80.000.000,-. (delapan puluh juta rupiah). Namun berhubung
Tergugat sudah dibayangi rasa ketakutan atas ancaman/intimidasi
Sdr. Pertin Tambunan, SH., maka pada jam 7.50 WIB, tanpa setahu
dan persetujuan istri, Tergugat menghubungi Parsaoran Pakpahan
melalui telepon dengan menyatakan bahwa Tergugat sudah setuju.
Tindak lanjut dari persetujuan tersebut, maka pada tanggal 28 Maret
2013 Tergugat menandatangani perjanjian perdamaian
dan menerima uang kompensasi sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan
puluh juta rupiah);
n. Bahwa pada keesokan harinya yaitu pada tanggal 29 Maret 2013,
Tergugat memberitahukan perdamaian tersebut kepada isteri
Hal. 17 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Tergugat, lalu isteri Tergugat marah dan menangis sejadi-jadinya.
Sehubungan dengan penolakan isteri Tergugat tersebut, maka
Tergugat langsung maupun melalui bantuan tetangga lingkungan
yang dituakan dan Kepala Desa setempat berusaha untuk
menawarkan beberapa solusi penyelesaian kepada Penggugat,
namun semuanya tidak ditanggapi oleh Penggugat;
o. Bahwa pada tanggal 21 Juli 2013, Wilson Sormin datang ke rumah
Tergugat untuk mengingatkan Tergugat supaya segera
mengosongkan rumah sesuai telepon dari AKBP Turman Siregar, dan
Tergugat menjawab dengan tegas bahwa rumah ini tidak akan
Tergugat kosongkan, karena Tergugat telah membeli tanah ini dan
membangun rumah ini. Tergugat juga menyatakan akan
mengembalikan uang yang sempat diterima, lalu dia pulang dari
rumah Tergugat dengan ucapan: “saya hanya menyampaikan pesan”;
p. Bahwa pada tanggal 27 Juli 2013, kembali datang telepon dari Pertin
Tambunan, SH., untuk mengingatkan supaya Tergugat
mengosongkan rumah dan jika tidak, rumah akan dikosongkan secara
paksa, lalu Tergugat menjawab : “tidak akan kami tinggalkan rumah
ini karena ini adalah rumah kami”, Lalu dia bilang “goblok kau, kalau
kau tidak mau, kau akan berhadapan dengan pengadilan” lalu
Tergugat menjawab bahwa Tergugat siap. Mendengar pertengkaran
tersebut, lalu istri Tergugat mengambil Hand Phone dari tangan
Tergugat dan dengan nada keras istri Tergugat mengatakan : “Kalian
itu telah menipu kami” lalu Pertin Tambunan, SH., menutup
teleponnya;
q. Bahwa pada tanggal 5 Agustus 2013, Sdr. Wilson Sormin datang ke
rumah Tergugat untuk menegaskan pengosongan rumah, lalu isteri
Tergugat menjawab : “bahwa kami tidak akan mengosongkan rumah
ini, karena ini adalah rumah kami”, selanjutnya Sdr. Wilson Sormin
menyatakan : “tetapi uang sudah kalian terima” dan istri saya
mengatakan : “itu tidak saya tahu dan saya tidak setuju, uang itu
kepada siapa harus kami kembalikan ?” lalu Wilson Siregar menjawab
bahwa bagi AKBP Turman Siregar tidak ada istilah uang kembali. Lalu
istri saya mengatakan : “kalau kalian tidak mau terima, maka uang ini
akan kami titipkan ke Pengadilan”;
r. Bahwa pada tanggal 12 Agustus 2013, Sdr. Wilson Sormin kembali
datang ke rumah Tergugat dan mengatakan : “biarlah uang yang
Hal. 18 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
sempat kami berikan, biar kalian kembalikan uang itu besok (13
Agustus 2013) di Kantor Polisi“, Lalu Tergugat katakan : “tidak lebih
baik di kantor Kepala Desa ?” tetapi Wilson Siregar menjawab biarlah
di Kantor Polisi. Lalu Tergugat setuju, yang penting bagi Tergugat
uang itu kembali kepada Penggugat atau ke Sdr. AKBP Turman
Siregar;
s. Bahwa pada tanggal 13 Agustus 2013, Tergugat beserta keluarga dan
saksi-saksi, datang ke Kantor Polisi untuk mengembalikan uang yang
sempat diterima dari Pertin Tambunan, SH. Dan uang itu pun kembali
kepada mereka/Penggugat disaksikan oleh petugas kepolisian
setempat;
t. Bahwa pada tanggal 14 Agustus 2013, Sdr. Wilson Sormin kembali
datang ke rumah Tergugat untuk menyampaikan pesan dari AKBP
Turman Siregar, yaitu agar supaya tanah segera dikosongkan
Tergugat, selanjutnya Tergugat kembali mengatakan bahwa tergugat
tidak akan mengosongkan tanah/rumah a quo, dan Tergugat siap
menghadapi di Pengadilan;
u. Bahwa pada tanggal 15 Januari 2014, Tergugat menghadap di
Pengadilan Negeri Tarutung, dan pada saat kesempatan mediasi
pada tanggal 22 Februari 2014, Tergugat menyampaikan usul agar
supaya Penggugat mengembalikan emas 75 gram ditambah
mengganti rugi bangunan rumah atau mendirikan rumah seperti
rumah yang kami dirikan;
4. Bahwa dari kronologis sebagaimana diuraikan di atas, maka Tergugat
menolak dengan tegas dalil posita gugatan Penggugat angka 1 dan 2
karena dalil tersebut sama sekali tidak benar dan hanya hasil reka-
rekaan Penggugat semata;
5. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil posita gugatan Penggugat
angka 3 dan 4, karena sebagaimana diuraikan di atas, bahwa sejatinya
yang disepakati oleh Penggugat bersama suaminya dengan Tergugat
beserta istrinya pada tanggal 20 Juli 2002 adalah transaksi jual-beli atas
sebidang tanah yang terletak di Jl. Patuan Anggi / Jl. Asrama Polisi, Kota
Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara,
dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Rumah Kel. Rihat Tambunan
Sebelah Selatan : Jl. Patuan Anggi/Jl. Asrama Polisi ;
Sebelah Timur : Rumah Kel. Silitonga ;
Hal. 19 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan ;
Jadi bukan kesepakatan pinjam pakai atas tanah a quo sebagaimana
didalilkan oleh Penggugat;
6. Bahwa sesuai dengan fakta dan sesuai dengan penegasan Penggugat
dalam posita gugatannya angka 5, bahwa di atas tanah a quo oleh
Tergugat telah dibangun rumah yang kokoh dan permanen berlantai 2
(dua). Dari fakta ini, maka hal yang sangat tidak masuk logika dan akal
sehat apabila Tergugat yang hanya seorang guru dengan tanggungan 5
(lima) orang anak mau menghabiskan tabungan yang sudah cukup lama
ditabung untuk membangun rumah yang hanya ditempati (pinjam pakai)
untuk jangka waktu kurang lebih 10 tahun yaitu dari tahun 2002 hingga
2012 sebagaimana didalilkan Penggugat. Justru dari fakta ini terlihat
dengan jelas bahwa Tergugat membangun rumah nan kokoh dan
permanen tersebut adalah didasari keyakinan sepenuhnya bahwa tanah
yang menjadi tempat bangunan tersebut berdiri benar-benar sudah dibeli
oleh Tergugat sesuai dengan transaksi yang berlangsung tertanggal 20
Juli 2002 tersebut;
7. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas dalil posita gugatan Penggugat
angka 6, karena dalil tersebut tidak benar, yang benar adalah bahwa
Tergugat tidak pernah mau menandatangani konsep perdamaian yang
dibawa oleh Penggugat setelah pulang dari Jakarta, karena konsep
perdamaian tersebut sama sekali berbeda dengan konsep yang sudah
disepakati oleh Tergugat dengan suami Penggugat (Zihar Sormin)
sebelumnya. Dan Tergugat juga dengan tegas menolak kata-kata seolah-
olah diucapkan Tergugat “Haduan mai Akkang” dalil ini jelas-jelas adalah
bohong;
8. Bahwa Tergugat juga menolak dalil posita gugatan Penggugat angka 7
dan 8, karena dalil tersebut adalah mengada-ada, bohong dan sama
sekali tidak benar, Tergugat sama sekali tidak pernah mengeluarkan
kata-kata:
pada angka 7 “ inilah rumah yang kami bangun dan yang akan
menjadi milikmu nanti setelah saya pensiun tahun 2012”;
pada angka 8 “Nanti sajalah ditandatangani”;
Bahwa perlu Tergugat tegaskan bahwa tanah a quo jelas-jelas telah
dibeli oleh Tergugat, dan adapun Tergugat mau melakukan musyawarah
untuk “Mardame-dame” adalah tidak lain dari konsep yang sudah
disepakati oleh Tergugat dengan Suami Penggugat. Akan tetapi selama
Hal. 20 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
ini Penggugat beserta Anak dan kuasa hukumnya selalu menyodorkan
konsep yang berbeda dari konsep perdamaian yang sudah disepakati
sebelumnya, oleh karena itu dengan tegas selalu ditolak oleh Tergugat
untuk ditanda-tangani;
9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil posita gugatan Penggugat
angka 12, yang pada intinya menyebutkan bahwa Tergugat telah terbukti
lalai melakukan melaksanakan kewajibannya, Tergugat sama sekali tidak
lagi mempunyai kewajiban hukum apapun kepada Penggugat, karena
tanah a quo sudah dibeli dan sudah dibayar lunas oleh Tergugat pada
tanggal 20 Juli 2002 itu juga;
10. Bahwa berkenan dengan dalil posita gugatan Penggugat angka 13, 14,
15, 16, 17 dan 18, dapat Tergugat tegaskan bahwa dalil tersebut tidak
seluruhnya benar, bahwa dalam pertemuan 27 dan 28 Maret 2013 di
rumah Parsaoran Pakpahan, istri Tergugat tidak mau ikut hadir adalah
semata-mata karena isteri Tergugat melihat setiap ada pertemuan selalu
yang ada adalah ancaman dan intimidasi dari keluarga maupun dari
kuasa hukum Penggugat. Dan terbukti benar, selama Tergugat mengikuti
musyawarah di rumah Parsaoran Pakpahan tanggal 27 Maret 2013
tersebut, Kuasa hukum Penggugat dengan arogan selalu menakut-
nakuti Tergugat dengan kata-kata apabila tidak tanda tangan bangunan
rumah akan lansung dibongkar/diratakan dengan tanah, akan dibawa ke
pengadilan dan rumah langsung dirubuhkan, dan lain-lain. Oleh karena
itu dalam keadaan yang sangat tertekan tanpa setahu dan persetujuan
istri, Tergugat menandatangani perjanjian tertanggal 28 Maret 2013. Dan
ternyata setelah perjanjian perdamaian tersebut diketahui istri Tergugat,
istri Tergugat sangat marah dan menangis, dan akhirnya Tergugat
beserta istri membatalkan perjanjian tertanggal 28 Maret 2013 dan
mengembalikan uang perdamaian tersebut kepada Penggugat pada
tanggal 13 Agustus 2013 di Kantor Polsek Pangaribuan;
11. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil posita gugatan Penggugat
angka 24, karena dalil tersebut sama sekali tidak benar, yang terjadi
pada tanggal 20 Juli 2002 adalah transaksi jual beli atas sebidang tanah
yang terletak di Jl. Patuan Anggi / Jl. Asrama Polisi, Kota pangaribuan,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara,dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Rumah Kel. Rihat Tambunan ;
Sebelah Selatan : Jl. Patuan Anggi/Jl. Asrama Polisi ;
Sebelah Timur : Rumah Kel. Silitonga ;
Hal. 21 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Sebelah Barat : Gereja HKBP Kota Pangaribuan ;
Dimana yang bertindak sebagai penjual adalah Penggugat dan Tergugat
adalah sebagai Pembeli, jadi bukan kesepakatan pinjam pakai
sebagaimana didalilkan oleh Penggugat;
12. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil posita gugatan Penggugat
angka 25, yang menyebutkan bahwa Tergugat telah melakukan ingkar
janji (wanprestasi) kepada Penggugat. Tergugat sama sekali tidak pernah
terikat perjanjian dengan Penggugat dalam bentuk pijam pakai atas
sebidang tanah a quo, yang ada adalah berupa transaksi jual-beli atas
tanah a quo, dan seluruh harga tanah tersebut telah dibayar lunas
kepada Penggugat, sehingga Tergugat tidak mempunyai kewajiban
hukum apapun terhadap Penggugat, oleh karena itu Tergugat sama
sekali tidak melakukan Wanprestasi sebagaimana didalilkan Penggugat;
13. Bahwa sesuai dengan hukum acara perdata, dalam hal berperkara di
semua tingkat peradilan, tidak ada kewajiban bagi setiap orang yang
berperkara untuk diwakili oleh seorang kuasa hukum (advokat), dengan
kata lain bahwa prinsipal dari setiap orang yang berperkara di
Pengadilan, boleh langsung beracara di Pengadilan untuk
mempertahankan hak dan kepentingannya, oleh karena itu bertitik tolak
dari pandangan tersebut maka dalil Penggugat dalam posita gugatannya
angka 26 yaitu tentang tuntutan lawyer fee yang telah ia keluarkan
kepada Advokat yang tidak lain adalah mantunya sendiri agar
dibebankan kepada Tergugat adalah tidak benar dan tidak berdasar
hukum sama sekali;
14. Bahwa tuntutan ganti rugi tanpa merinci kerugian yang dialami
Penggugat adalah bertentangan dengan hukum acara, oleh karena itu
dalil kerugian yang didalilkan Penggugat pada angka 27 yang sama
sekali tidak terinci adalah sangat tidak beralasan dan tidak berdasar,
maka harus ditolak;
15. Bahwa Terguggat menolak dengan tegas dalil posita gugatan Penggugat
angka 28 dan 29, tentang tuntutan membayar uang paksa (dwangsom)
dan pemotongan gaji Tergugat di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan aset Daerah (Dispeloka) Kabupaten Tapanuli Utara. Dalil-
dalil tersebut adalah sangat tidak berdasar dan tidak berdasar hukum,
oleh karena itu sudah sepatutnya ditolak;
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka Tergugat memohon
kepada Ketua Pengadilan Negeri Tarutung cq. Majelis Hakim yang memeriksa /
Hal. 22 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
mengadili perkara ini, kiranya berkenan untuk memutuskan, dengan amar
putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Menerima eksepsi Tergugat ;
Menolak gugatan Penggugat, atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini ;
Atau : Apabila Majelis Hakim yang memeriksa / mengadili perkara ini
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Turut Tergugat / Turut Terbanding
mengajukan Jawaban, yang pada pokoknya sebagai berikut:
A. TENTANG EKSEPSI :
1. Eksepsi tentang Gugatan yang tidak Memenuhi Syarat Materiil suatuGugatan.
Bahwa sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata yang
berlaku sampai saat ini di Negara Republik Indonesia, “syarat mutlak
untuk menuntut sesorang di depan pengadilan adalah adanya
perselisihan hukum antara kedua belah pihak” (vide Yurisprudensi tetap
Mahkamah Agung RI tertanggal 13 Desember 1958 Nomor 4K/Sip/1958);
Bahwa selanjutnya suatu surat gugatan juga harus memuat
Rechtelijke Grond, yaitu hubungan hukum antara Penggugat dengan
Tergugat berkaitan dengan materi dan objek gugatan serta adanya
Feitelijke Grond yang berkaitan dengan peristiwa hukum yang berkaitan
secara langsung antara Penggugat dengan Tergugat sehubungan
dengan materi dan objek gugatan;
Bahwa akan tetapi setelah Turut Tergugat mencermati seluruh
dalil gugatan Penggugat dalam perkara a quo, ternyata adalah
menyangkut sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam gugatannya
halaman 2 point 2;
Bahwa Penggugat dalam gugatannya sama sekali tidak ada
menguraikan peristiwa hukum serta hubungan hukum (rechttelijke grond)
antara Turut Tergugat dengan Penggugat berkaitan dengan objek
gugatan dimaksud, dengan demikian gugatan Penggugat sama-sekali
Hal. 23 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
tidak memenuhi syarat materiil suatu gugatan sebagaimana
dikemukakan di atas;
Bahwa dengan demikian gugatan Penggugat sepanjang
menyangkut Turut Tergugat harus ditolak serta dikesampingkann demi
hukum;
2. Eksepsi tentang Gugatan yang Error in Persona.Bahwa sebagaimana dikemukakan di atas, ternyata tidak terdapat
hubungan hukum dalam bentuk apapun antara Penggugat dengan Turut
Tergugat berkaitan dengan peristiwa hukum serta objek gugatan
Penggugat dalam perkara a quo;
Bahwa satu-satunya dalil gugatan yang ada kaitannya dengan
Turut Tergugat adalah sebagaimana dikemukakan dalam gugatannya
halaman 8 point 29 jo. Halaman 10 point 9, berkaitan dengan
pembayaran gaji kepada Tergugat berkaitan statusnya sebagai seorang
guru (vide halaman 2 point 1);
Bahwa terkait dengan peristiwa hukum dan objek gugatan
Penggugat dalam perkara a quo serta terkait dengan kedudukan
Tergugat sebagai guru, sama-sekali tidak ada kaitannya dengan Turut
Tergugat, bahkan Turut Tergugat sama-sekali tidak berstatus sebagai
juru bayar bagi Tergugat;
Bahwa dengan demikian gugatan Penggugat yang menarik Turut
Tergugat sebagai pihak dalam perkara ini adalah gugatan yang sangat
keliru serta salah sasaran (error in persona) sehingga patut dan adil
apabila gugatan Penggugat sepanjang menyangkut Turut Tergugat harus
ditolak serta dikesampingkan adanya;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon ke hadapan
Majelis Hakim untuk sudi menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya,
setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (niet onvanklijkverklaard),
sepanjang menyangkut Turut Tergugat;
B. TENTANG POKOK PERKARA :Bahwa Turut Tergugat sangat keberatan serta membantah dan
menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan Penggugat dalam perkara a
quo, khususnya sepanjang menyangkut Turut Tergugat ;
Bahwa apa yang telah diuraikan dalam bagian eksepsi tersebut di
atas, untuk tidak diulang-ulangi lagi mohon dianggap telah turut dimasukkan
sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara ini ;
Bahwa sebagaimana dikemukakan serta terbukti dalam bagian
Hal. 24 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
eksepsi tersebut di atas, ternyata gugatan Penggugat yang berkaitan
(tepatnya dikaitkan) dengan Turut Tergugat adalah sebagaimana diuraikan
dalam gugatannya halaman 8 point 29 jo. Halaman 10 point 9 ;
Bahwa gugatan Penggugat sebagaimana diuraikan dalam
gugatannya halaman 8 poin 29 jo. Halaman 10 point 9 tersebut adalah
terkait dengan kedudukan Tergugat selaku guru dan oleh Penggugat
mengklaim Turut Tergugat sebagai juru bayar untuk membayar gaji Tergugat
dalam kedudukannya selaku guru ;
Bahwa gugatan Penggugat yang mengklaim Turut Tergugat sebagai
juru bayar atas gaji Tergugat adalah sangat keliru serta tidak beralasan,
tidak benar serta tidak memiliki dasar hukum dalam bentuk apapun, dimana
Turut Tergugat tidak bertugas dan atau tidak ada kaitanya dalam bentuk
apapun dengan pembayaran gaji Tergugat ;
Bahwa sekedar pembelajaran kepada Penggugat, yang
membayarkan gaji kepada Tergugat adalah bendahara pada SKPD dimana
Tergugat bekerja (vide Permendagri Nomor 53 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah), sementara Dipenloka (ic Turut
Tergugat) tidak bertugas untuk membayarkan gaji pegawai (lihat Peraturan
Bupati Tapanuli Utara Nomor 17 Tahun 2010) ;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, patut dan beralasan menurut
hukum apabila Majelis Hakim berkenan untuk menolak gugatan Penggugat
seluruhnya, sepanjang menyangkut Turut Tergugat, seraya mengambil dan
menjatuhkan putusan hukum yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
A. Tentang Eksepsi :1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, setidak-tidaknya
menyatakan tidak dapat diterima (niet onvanklijkeverklaard), sepanjang
menyangkut Turut Tergugat ;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam pemeriksaan perkara ini ;
B. Tentang Pokok Perkara :1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, sepanjang menyangkut
kepentingan Turut Tergugat ;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam pemeriksaan perkara ini ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat serta jawaban dari pihak
Tergugat, Pengadilan Negeri Tarutung telah menjatuhkan putusan tanggal 16
Hal. 25 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Juli 2014, Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN-Trt.- yang amarnya berbunyi sebagai
berikut:
DALAM EKSEPSI:- Menolak eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat seluruhnya;
B. DALAM PROVISI:- Menyatakan tuntutan provisi Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijk Verklaard);
C. DALAM POKOK PERKARA:1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji
(wanprestasi) terhadap Penggugat ;
3. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Pinjam Pakai
Tanah yang dibuat secara lisan tahun 2002 oleh Penggugat dan
Tergugat;
4. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Damai Atas
Sengketa Pinjam Pakai Tanah di Jl. Patuan Anggi, Pangaribuan,
Kecamatan Pangaribuan tertanggal 28 Maret 2013, terkecuali syarat-
syarat dan ketentuan yang menyangkut jual beli rumah (Vide Pasal 3,4,
5, dan 7) yang telah dibatalkan pada tanggal 13 Agustus 2013;
5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang
telah dilakukan terhadap:
Sebidang tanah yang terletak di Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama
Polisi, Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli
Utara, Propinsi Sumatera Utara, seluas ± 180 m2, dengan batas-
batas:
Sebelah Utara : tanah milik Gereja HKBP;
Sebelah Selatan : Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi;
Sebelah Timur : Jalan milik Badia Silitonga (jalan menuju ke
Gereja HKBP);
Sebelah Barat : tanah dahulu milik Rihat Tambunan,
sekarang milik Makmur Sormin;
Makmur Sormin ;
6. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk mengembalikan dan
menyerahkan tanah milik Penggugat yang dipinjam pakai sejak tahun
2002 sampai Desember 2012, dalam keadaan baik dan kosong , yakni :
Sebidang tanah yang terletak di Jalan Patuan Anggi / Jalan Asrama
Polisi, Pangaribuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli
Hal. 26 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Utara, Propinsi Sumatera Utara, seluas ± 180 m2, dengan batas-
batas :
Sebelah Utara : tanah milik Gereja HKBP ;
Sebelah Selatan : Jalan Patuan Anggi/Jalan Asrama Polisi ;
Sebelah Timur : Jalan milik Badia Silitonga (jalan menuju ke
Gereja HKBP);
Sebelah Barat : tanah dahulu milik Rihat Tambunan,
sekarang milik Makmur Sormin;
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar : Rp. 3.851.000,- (tiga juta delapan ratus lima
puluh satu ribu rupiah);
8. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor :
07/Akta.Bdg/2014.- yang diperbuat oleh MARDINUS SINAGA, SH.MH., Wakil
Panitera Pengadilan Negeri Tarutung, yang menerangkan bahwa pada tanggal
21 Juli 2014, Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap
putusan Pengadilan Negeri Tarutung Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN.Trt.- tanggal 16
Juni 2014 dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak
Terbanding semula Penggugat melalui kuasa hukumnya pada tanggal 06
Agustus 2014 dan kepada Turut Tergugat semula Turut Terbanding, pada
tanggal 07 Agustus 2014;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan telah memberitahukan
kepada para pihak yang berperkara untuk mempelajari berkas perkara
dikepaniteraan Pengadilan Negeri Tarutung dalam tenggang waktu 14 (empat
belas) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan dimaksud, masing-masing
kepada Pembanding / Tergugat tanggal 17 September 2014 dan kepada kuasa
Terbanding / Penggugat tanggal 06 Agustus 2014 serta kepada Turut
Terbanding / Turut Tergugat, tanggal 06 Agustus 2014;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena
itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Hal. 27 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa pihak Pembanding semula Tergugat tidak ada
mengajukan Memori Banding, sehingga tidak dapat diketahui apa alasan
pihaknya mengajukan upaya hukum terhadap putusan tersebut diatas;
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mencermati berkas perkara
secara keseluruhan, berita acara acara persidangan, salinan resmi putusan
Pengadilan Negeri Tarutung tanggal 16 Juli 2014 Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN-
Trt.- Majelis Hakim Pengadian Tinggi menemukan fakta hukum bahwa alasan
dan pertimbangan hukum yang telah diambil oleh Hakim tingkat pertama dalam
putusannya telah tepat dan benar menurut hukum, oleh karena itu alasan dan
pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama dalam putusannya, diambil alih dan
dijadikan sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi sendiri dalam
memutus perkara a quo;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 35/Pdt.G/2013/PN-
Trt.- tanggal 16 Jul i 2014 harus dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama
dikuatkan, maka Pembanding semula Tergugat berada dipihak yang kalah,
sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang Undang serta ketentuan
hukum lain yang yang berhubungan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tarutung Nomor : 35/Pdt.G/
2013/PN-Trt.- tanggal 16 Juli 2014 yang dimohonkan banding tersebut;
- Menghukum Tergugat / Pembanding untuk membayar biaya perkara
yang timbul dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ini ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan, pada hari : SELASA tanggal : 03 MARET 2015, oleh
kami : DALIZATULO ZEGA, SH., Hakim Tinggi pada Tinggi Medan sebagai
Hakim Ketua, ROBERT SIMORANGKIR, SH.MH. dan AMRIL,SH.M.Hum,
masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan
Hal. 28 dari 28 Hal. Put. No.325/PDT/2014/PT-MDN.
Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor :
411/PDT/2014/PT.MDN.- tanggal 23 Desember 2014 putusan tersebut
diucapkan pada hari : K A M I S, tanggal : 12 MARET 2015 dalam persidangan
terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim
Anggota tersebut, serta HARSONO, SH.MH, Panitera Pengganti tanpa dihadiri
oleh kedua belah pihak yang berperkara maupun kuasanya.
Hakim Hakim Anggota : Hakim Ketua,
ROBERT SIMORANGKIR, SH.MH. DALIZATULO ZEGA, SH.
A M R I L , SH.M.Hum.PANITERA PENGGANTI,
H A R S O N O, SH.MH.
Perincian biaya:
1. Materai ……………… Rp. 6.000,002. Redaksi…….............. Rp. 5.000,003. Pemberkasan ……… Rp. 139.000,00
Jumlah …………….... Rp. 150.000,00.-(seratus lima puluh ribu rupiah)