p. ibnu
DESCRIPTION
sdssTRANSCRIPT
1.
Hukum sebagai objek dari ilmu hukum juga merupakan suatu ilmu yang diperoleh dengan
aktifitas kajian dan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode tertentu. Pada
mulanya orang mengkaji hukum melalui metode yuridis dogmatis. Dalam hal ini hukum
diartikan sebagai sesuatu yang otonom yang tidak mendapat pengaruh dari faktor-faktor lainnya
di luar hukum. Namun, berkembangnya ilmu-ilmu sosial dengan metode empirisnya sedikit
banyak berpengaruh terhadap penelitian hukum. Penelitian hukum yang yuridis dogmatis itu
dianggap tidak ilmiah, karena masih dalam tataran berfikir secara rasional dan tidak mendapat
dukungan data secara empiris. Ilmu-ilmu sosial menganggap bahwa berfikir secara rasional harus
diikuti dengan berfikir secara empiris. Gabungan kedua model berfikir itulah oleh mereka
dikatakan sebagai sesuatu yang ilmiah.
2.
Filsafat ilmu merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam mengenai dasar-dasar ilmu.
Pendekatan yang digunakan dalam menguak landasan-landasan atau dasar-dasar ilmu adalah
melalui tiga hal. Pertama, pendekatan ontologi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang hakikat. Teori
hakikat pertama kali dikemukakan oleh filsuf Thales yang mengatakan bahwa hakikat segala
sesuatu itu adalah air. Kemudian dalam perkembangannya, bermuncullah paham-paham tentang
ontologi meliputi monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme, dan agnotisisme. Kedua,
pendekatan epistemologi, yaitu cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam menemukan sumber pengetahuan
itu terdapat beberapa metode yaitu induktif, deduktif, positivisme, kontemplatif, dan dialektis.
Ketiga, pendekatan aksiologi, yaitu teori tentang nilai (etika dan estetika). Pada adasarnya ilmu
harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana
untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya dengan menitik beratkan pada
kodrat dan martabat manusia itu sendiri, maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dan
dipergunakan secara komunal dan universal.Ketiga pendekatan ini harus bisa menjawab hal-hal
berikut:
- Bagaimana hakikat dari sesuatu yang ditelaah?
Bagaimana cara-cara memahami pengetahuan, langkah-langkahnya, sumbernya dan
metodologinya?
Bagaimana urgensi, nilai dan kegunaan dari sesuatu itu?
Ke tiga landasan di atas merupakan dasar pijakan yang sangat penting untuk dipahami dalam
mendalami dasar-dasar segala ilmu pengetahuan. Karena ke tiganya saling berkaitan erat satu
sama lain sebagai titik tolak dalam pencapaian kajian hakekat kebenaran ilmu.
3.
4.
Contoh kerangka Berpikir pada Kasus Pencurian yang marak terjadi akhir-akhir ini. Kewaspadaan dan lemahnya control masyarakat berperan penting dalam berhasil atau tidaknya kasus pidana itu terjadi.
Penelitian hukum di bagi menjadi 2,yaitu:
1. penelitian hukum normatif
2. penelitian hukum sosiologis /yuridis empiris
secara singkat dapat di bedakan antara penelitian hukum normatif dan penelitian hukum
sosiologis adalah data yang digunakan.penelitian normatif menggunakan data sekunder yaitu
data primer yang sudah jadi atau sudah tersaji,sedangkan penelitian sosiologis menggunakan data
primer yaitu data yang dipetik langsung dari sumbernya jadi masih berupa data mentah.
5.
Menemukan KEBENARAN
1.) Pendekatan Non Ilmiah
¶ Akal sehat (logika)
Yaitu suatu tindakan atau serangkai konsep yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
kemanusiaan.
¶ Prasangka
Yaitu pencapaian pengetahuan secara akal sehat yang diwarnai oleh kepentingan orang yang
melakukan hal tersebut.
¶ Intuisi (pendekatan a priori)
Yaitu orang yang menentukan pendapatnya mengenai sesuatu berdasarkan atas pengetahuan
yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau yang tidak
dipikirkan terlebih dahulu.
¶ Penemuan coba-coba
Yaitu penemuan yang diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya suatu kondisi tertentu akan
dipecahkan suatu masalah.
Pada umunya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran pemecahan permasalahan
tertentu, pemecahan permasalahan terjadi secara kebetulan setelah terjadi serangkaian usaha.
¶ Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.
Otoritas ilmiah yaitu orang-orang yang biasanya telah memperoleh atau menempuh pendidikan
formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang yang cukup.
2.) Pendekatan Ilmiah
¶ Metode Ilmiah
Yaitu metode yang didasari dengan teori-teori tertentu dimana teori tadi berkembang melalui
penelitian yang sistematis dan terkontrol berdasarkan data empiris dan tentunya teori tadi dapat
diuji kebenarannya secara obyektif.
- Hasrat Ingin Tahu (animal rationalitas)
Untuk mencari kebenaran yang universal atau diakui oleh masyarakat secara umum harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
¤ Koheren
¤ Koresponden
- Pragmatis
Hasrat ingin tahu bias didapat secara :
- Secara Ilmiah
Dapat diperoleh dengan cara penelitian yang disertai dengan metode-metode tertentu dengan
teori-teori yang berkaitan. Dan tentunya teori tadi akan berguna, bermanfaat serta berkembang
apabila disusun secara sistematis dan terkontrol.
- Secara Non ilmiah
Dapat dilakukan dengan cara :
– Akal sehat (logika)
– Prasangka
– Intuisi (pendekatan a priori)
– Penemuan coba-coba
– Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.
TUGAS UAS
METODOLOGI PENELITIAN
OLEH :
RATIH SEPTIA AFANDI
1228 2091 2115
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
FAKULTAS HUKUM – REGULER B
TA. 2012 - 2013