p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor indonesia (lihat grafik 2). kendala yang dihadapi...

16
1 Ekspor Lemah, Impor Bertambah p. 03 Zakat dan Pengentasan Kemiskinan p. 9 Buletin APBN Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI www.puskajianggaran.dpr.go.id ISSN 2502-8685 Vol. III, Edisi 11, Juni 2018

Upload: vuongdien

Post on 14-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

1

Ekspor Lemah, Impor Bertambah p. 03

Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

p. 9

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RIwww.puskajianggaran.dpr.go.id ISSN 2502-8685

Vol. III, Edisi 11, Juni 2018

Page 2: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

2

Penanggung JawabDr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E., M.Si.Pemimpin RedaksiRobby Alexander SiraitRedakturJesly Yuriaty PanjaitanRatna ChristianingrumMartha CarolinaAdhi Prasetyo S. W.Rendy AlvaroEditorDahiriMarihot Nasution

Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

Ekspor Lemah, Impor Bertambah p.3

BELAJAR dari melemahnya mata uang rupiah belakangan ini, diperlukan strategi cerdas dari pemerintah untuk menyikapi kondisi tersebut jika terulang lagi. Melemahnya nilai tukar rupiah merupakan momen yang baik bagi eksportir Indonesia untuk memacu penjualannya ke luar negeri. Namun dengan kebijakan dan manuver pemerintah terutama terkait ekspor, ternyata belum mampu memacu kinerja ekspor, sehingga target pertumbuhan ekspor sebesar 11 persen di akhir tahun akan sulit tercapai.

Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

p.9

ZAKAT memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Dilihat dari pertumbuhan zakat yang terus meningkat setiap tahunnya, zakat berpotensi untuk membantu mengentaskan kemiskinan. Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, seharusnya mampu memiliki peran aktif dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan optimalisasi potensi zakat. Namun, walaupun pertumbuhan zakat meningkat, Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dalam pengelolaannya.

Update APBN

[email protected]

p.2

Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Dewan Redaksi

Kritik/Saran

Page 3: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

1

Update APBNAngkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Menurut rilis Badan Pusat Statistik Jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Sedangkan jumlah pengangguran mencapai 6,87 juta orang yang mengalami penurunan 140 ribu orang jika dibandingkan Februari 2017. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2018 sebesar 5,13 persen yang mengalami penurunan sebesar 0.20 poin dibandingkan TPT Februari 2017 yang sebesar 5.33 persen. Pada Februari 2018, TPT tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten masing-masing sebesar 8,16 persen dan 7,77 persen, sedangkan TPT terendah terjadi di Provinsi Bali dan Provinsi Sulawesi Barat masing-masing sebesar 0,86 persen dan 2,45 persen.

Sumber: BPS; 2018, data diolah

Page 4: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

2

Ekspor Lemah, Impor Bertambaholeh

Marihot Nasution*)

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

Momentum melemahnya rupiah terhadap dollar AS saat ini, dinilai memang

masih belum mengkhawatirkan bagi kestabilan ekonomi. Kondisi ini dapat berdampak positif jika pemerintah menindaklanjuti dengan kebijakan yang tepat. Saat ini pelemahan rupiah disikapi oleh Bank Indonesia melalui kebijakan moneternya yaitu berupa menaikkan suku bunga dan operasi pasar. Namun kebijakan tersebut hanya untuk merespon kondisi pelemahan rupiah dalam jangka pendek. Sehingga untuk jangka panjang diperlukan kebijakan fiskal yang mampu menjaga kestabilan ekonomi terutama untuk mengantisipasi pelemahan rupiah. Salah satu kebijakan fiskal yang diajukan pemerintah adalah melalui peningkatan ekspor dan investasi.

Dampak positif pelemahan rupiah dapat dinikmati oleh ekspor. Hal ini terjadi jika Indonesia memacu ekspornya hingga melebihi impor maka secara sederhana pemasukan ekspor akan lebih besar. Namun peningkatan ekspor dan penekanan laju impor tidak dapat dilakukan serta-merta dan mengharapkan dampak segera. Diperlukan penerapan kebijakan yang komprehensif untuk

memperbaiki struktur ekonomi domestik. Penerapan kebijakan ini tentunya menjadi strategi penting bagi pemerintah yang mentargetkan pertumbuhan ekspor di tahun ini naik menjadi 11 persen. Dan jika melihat kinerja neraca perdagangan bulan April 2018 lalu, tampaknya target pertumbuhan 11 persen masih menjadi tantangan.

Indonesia saat ini tidak memiliki industri manufaktur yang berkembang dengan baik yang menghasilkan produk bernilai tambah. Diperparah dengan Indonesia mengimpor berbagai produk bernilai tambah untuk memenuhi permintaan domestik (seperti smartphone, mesin, dan suku cadang mobil, dll). Selain itu, prasarana dan proyek konstruksi negara juga membutuhkan bahan impor tingkat tinggi (seperti baja). Selain itu dikombinasikan dengan impor minyak yang mahal (Indonesia sebagai pengimpor minyak bersih setelah output minyak negara itu telah menurun drastis selama dua dekade terakhir), neraca perdagangan Indonesia telah berubah menjadi defisit struktural yang justru menempatkan tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah Indonesia. Jika hal tersebut tidak disikapi dengan

AbstrakBelajar dari melemahnya mata uang rupiah belakangan ini, diperlukan

strategi cerdas dari pemerintah untuk menyikapi kondisi tersebut jika terulang lagi. Melemahnya nilai tukar rupiah merupakan momen yang baik bagi eksportir Indonesia untuk memacu penjualannya ke luar negeri. Namun dengan kebijakan dan manuver pemerintah terutama terkait ekspor, ternyata belum mampu memacu kinerja ekspor, sehingga target pertumbuhan ekspor sebesar 11 persen di akhir tahun akan sulit tercapai. Sementara itu, pertumbuhan impor belum dapat ditekan dikarenakan Indonesia sedang dalam kondisi membutuhkan barang-barang impor untuk terus melanjutkan pembangunan infrastruktur. Selain itu ketergantungan industri manufaktur terhadap bahan baku impor juga membebani kinerja ekspor Indonesia.

Page 5: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

3

bijak, dan pemerintah tidak merilis kebijakan yang dirasa berani untuk mendorong ekspor produk Indonesia, maka pelemahan nilai tukar rupiah perlu diwaspadai.

Kinerja Ekspor Lemah

Posisi Indonesia dalam perdagangan internasional masih terbilang lemah. Di ASEAN, Indonesia memiliki neraca perdagangan positif hanya dengan Filipina dan Vietnam pada tahun 2017. Tahun ini neraca perdagangan positif dialami Indonesia dengan Malaysia dan Filipina. Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia terlibat dalam perjanjian pasar bebas

dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu masalah yang dihadapi perdagangan internasional Indonesia adalah bahwa negara ini masih memiliki infrastruktur yang lemah yang berarti daya saing perusahaan Indonesia relatif rendah karena biaya logistik yang tinggi1. Oleh karena itu, kadang-kadang lebih murah mengimpor produk asing daripada mentransfer produk yang sama (diproduksi di dalam negeri) dari satu titik ke titik lain.

Berdasarkan data BPS, ekspor Indonesia pada April 2018 menurun 7,19 persen dibanding Maret 2018, yaitu dari US$15.586,9 juta menjadi

Gambar 1.

Gambar 2.

1) Berdasarkan survei Bank Dunia, pada tahun 2014 biaya logistik nasional cukup besar yaitu 24 persen dari PDB. Hingga saat ini belum dilakukan penghitungan lagi terhadap biaya logistic, namun kinerja logistik nasional juga dapat dilihat dari Logistic Performance Index (LPI) yang disurvei oleh World Bank. Dari 160 negara yang disurvei, Indonesia mendapatkan peringkat ke-63 dengan skor 2,98, mengalami penurunan dibandingkan hasil survei periode sebelumnya di tahun 2014, di mana saat itu Indonesia mendapatkan peringkat ke-53 dengan skor 3,08. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia berada di posisi ke-4 di tingkat ASEAN, jauh lebih unggul dari Kamboja, Myanmar dan Laos.

Page 6: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

4

US$14.465,8 juta. Sementara bila dibanding April 2017, ekspor meningkat 9,01 persen. Penurunan ekspor April 2018 dibanding Maret 2018 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 6,80 persen, yaitu dari US$14.248,9 juta menjadi US$13.279,3 juta, dan juga ekspor migas yang turun 11,32 persen dari US$1.338,0 juta menjadi US$1.186,5 juta.

Penurunan ekspor ini tentunya perlu jadi perhatian di tengah kondisi rupiah yang cenderung melemah saat ini. Selain itu, berdasarkan data BPS, selama 4 tahun terakhir, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan pola yang hampir sama tiap tahunnya. Artinya, kebijakan ekspor dari pemerintah masih terbilang sama, atau tidak ada manuver baru yang ekstrim untuk mendorong kinerja ekspor.

Dengan kata lain pemerintah tidak memanfaatkan kesempatan untuk menambah pendapatan dari transaksi ekspor secara optimal. Jika pemerintah tidak segera mengatasi “lesunya” ekspor ini maka kebijakan moneter yang telah disiapkan BI tidak akan berjalan lama untuk menjaga posisi nilai tukar mata uang domestik saat ini.

Saat merevisi target pertumbuhan ekspor menjadi 11 persen pada Februari lalu, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan empat strategi untuk mendorong target pertumbuhan ekspor tahun ini. Target tersebut diutarakan sekaligus menjawab teguran Presiden terhadap kinerja ekspor Indonesia yang monoton. Strategi pertama yang akan dilakukan guna menggenjot ekspor adalah lewat upaya menyelesaikan perjanjian dagang. Perjanjian dagang diperlukan untuk membebaskan bea masuk komoditas andalan Indonesia. Hingga saat ini, Kemendag mencatat terdapat sekitar 17 perundingan perjanjian perdagangan Internasional yang akan diselesaikan, seperti Australia,

European Free Trade Association (EFTA), Iran, Uni Eropa, dan Regional Comprehensive Economics Partnership (RCEP). Sementara itu, perjanjian dagang yang diusulkan untuk difinalisasi antara lain adalah dengan Turki, Peru, Nigeria, Mozambique, Kenya, Maroko, Afrika Selatan, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, dan Eurasia. Namun perjanjian tersebut baru akan berdampak signifikan di tahun depan. Selain itu, Indonesia masih kurang memanfaatkan perjanjian dagang internasional yang sudah ada dengan baik dan hanya terfokus pada negara langganan untuk melakukan ekspor (Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang; BPS, 2018).

Strategi kedua adalah mendukung pengusaha untuk melakukan misi perdagangan. Misi perdagangan adalah kegiatan mempertemukan calon buyer di suatu daerah (dalam hal ini pembeli asing di luar negeri) dengan calon eksportir dari Indonesia. Keterlibatan pengusaha dalam misi dagang bisa menjadi salah satu cara meningkatkan ekspor. Proses bisnis melalui misi dagang ini bakal mempercepat perdagangan internasional. Selain melalui misi dagang, strategi lain adalah dengan melakukan inovasi perdagangan seperti upaya barter atau counter-trade. Namun menurut penulis, baik misi dagang maupun inovasi dagang dampaknya bagi ekspor masih sedikit dan belum dapat dirasakan. Pelaksanaan counter-trade saat ini sangat sedikit dan masih belum mampu mengangkat nilai ekspor.

Strategi keempat adalah dengan pemanfaatan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan atase dagang Indonesia. Namun kinerja ITPC dan atase dagang Indonesia selaku agen promosi dan pemasaran bagi ekspor Indonesia perlu dievaluasi. Mengingat kehadiran ITPC dan atase dagang tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap ekspor Indonesia (lihat Grafik 2).

Kendala yang dihadapi ekspor

Page 7: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

5

Indonesia adalah kurangnya trade intelligence untuk melihat peluang ekspor strategis dan pemanfaatannya. Saat ini ekspor Indonesia masih berjalan sesuai business as usual tanpa adanya inovasi strategi. Indonesia tidak memiliki road map penguatan daya saing ekspor yang jelas dan terintegrasi. Hal ini perlu menjadi evaluasi bagi pemerintah jika berharap untuk meningkatkan ekspornya ke depan.

Industri Manufaktur Masih Lesu

Melihat lesunya ekspor Indonesia, maka perlu ditinjau kembali kebijakan terkait ekspor yang sudah dilakukan pemerintah selama ini, terutama pada sektor industri pengolahan/manufaktur. Sektor ini diutamakan karena sektor ini merupakan sektor dengan potensi besar untuk mengangkat ekspor Indonesia. Masalah yang dihadapi sektor ini ketika tidak dapat mengangkat kinerja ekspor adalah bahwa industri manufaktur Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor dan belum mampu memenuhi permintaan domestik. Saat ini produk hasil industri manufaktur hanya mencakup 35 persen dari total ekspor negara (sisanya adalah komoditas).

Saat ini industri manufaktur Indonesia memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 20,27 persen dari PDB di 2018. Kondisi ini telah menurun drastis dari 28 persen di 2004 (BPS, 2018), meskipun dibanding sektor yang lain, industri manufaktur adalah kontributor terbesar dalam PDB. Industri manufaktur Indonesia belum berkembang sempurna dikarenakan minimnya kehadiran industri hulu. Hal ini menimbulkan struktur industri yang rapuh. Akibatnya industri manufaktur sangat bergantung pada bahan baku yang diperoleh dari impor. Sehingga untuk memacu ekspor dari sektor ini maka naiknya impor tidak dapat dihindari. Hal inilah yang menjadi

penyebab ekspor Indonesia tetap bergantung pada ekspor komoditas mentah dan industri jasa. Hal ini dapat menjadi masalah jika harga komoditas rendah dan daya beli masyarakat Indonesia yang lemah. Permintaan komoditas Indonesia akan melemah sehingga penerimaan dari ekspor akan berkurang.

Optimalnya sektor manufaktur menyumbang setidaknya 35 persen PDB, maka dapat mendukung perekonomian suatu negara (Basri dalam Kompas, 2017). Untuk mencapai angka itu dibutuhkan kerja keras setidaknya 25 tahun. Oleh karena itu, sektor industri yang kuat akan mengubah ekonomi Indonesia menjadi ekonomi yang lebih stabil, asalkan industri domestik yang berorientasi ekspor yang dikembangkan.

Kebijakan yang ditetapkan pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi yang bertujuan meningkatkan daya saing industri Indonesia di tengah ekonomi global masih terfokus pada pembangunan infrastruktur dan pemberian kemudahan usaha melalui deregulasi, debirokratisasi dan kemudahan dalam perizinan usaha memang sangat membantu untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Namun, kebijakan tersebut dampaknya akan dirasakan secara jangka panjang dan tidak berdampak langsung pada pengembangan industri manufaktur saat ini jika tidak diarahkan pada pengembangan industri yang tepat. Dampak kebijakan pemberian insentif pajak dan insentif bagi industripun masih terpusat bagi sektor industri tertentu saja. Selain itu, peran pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan kinerja industri manufaktur masih lemah. Kemudahan investasi belum diarahkan pada pengembangan industri hulu dimana hal ini sebaiknya menjadi tugas Kementerian Perindustrian untuk menyediakan road map-nya. Memahami potensi sumber daya alam Indonesia bagi industri pengolahan dan menghadirkan industri yang mampu

Page 8: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

6

mengembangkan potensi tersebut merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh pemerintah untuk memenuhi asupan bahan baku bagi industri manufaktur.

Impor Terus Bertambah

Sementara itu, nilai impor Indonesia April 2018 mencapai US$16.095,1 juta atau naik US$1.631,5 juta (11,28 persen) dibanding Maret 2018. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar US$81,1 juta (3,62 persen) dan US$1.550,4 juta (12,68 persen). Kenaikan impor saat ini memang bukan hal yang tidak bisa dihindari. Indonesia yang sedang membangun infrastrukturnya tidak akan lepas dari kebutuhan impor mesin berat dan bahan bangunan. Selain itu ketergantungan impor akan migas juga tidak dapat diturunkan

secara tiba-tiba. Mengingat penekanan laju impor tidak dapat dengan mudah dilakukan, maka kondisi ketergantungan impor sebaiknya didampingi dengan kebijakan yang mendukung penggunaan barang lokal. Mendorong penggunaan produk lokal bagi penggunaan domestik di beberapa sektor akan sangat membantu menekan laju impor. Meskipun dampaknya tidak signifikan untuk menurunkan nilai impor namun penggunaan produk lokal juga dapat memicu industri lokal untuk terus meningkatkan kualitasnya demi memenuhi kebutuhan domestik serta memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri manufaktur. Namun jika impor tidak dapat ditekan dan dibiarkan naik tanpa kendali maka dampak positif naiknya nilai tukar bagi ekspor Indonesia tidak akan terasa seperti yang terjadi bulan lalu.

RekomendasiDemi meningkatkan ekspor Indonesia, maka perlu tindakan agresif untuk mencapai target ekspor yang ditetapkan. Percepatan penyelesaian perjanjian dagang perlu menjadi perhatian utama, pembuatan perjanjian dagang baru bagi negara potensial lain juga perlu dilakukan agar ekspor Indonesia tidak hanya tergantung pada negara tertentu. Pemerintah melalui Kemendag perlu memetakan produk unggulan Indonesia untuk terus dipasarkan ke negara potensial baru melalui ITPC dan atase dagang secara gencar, mengingat mereka adalah gerbang bagi dunia global mengenal potensi Indonesia.

Dukungan bagi industri manufaktur untuk meningkatkan kualitas produksi industri olahan dan komoditas melalui riset dan pengembangan serta inovasi sangat membantu meningkatkan citra produk dan komoditas Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan terus memperkuat industri hulu bagi komoditas utama Indonesia. Selain itu menekan laju impor dengan mengutamakan produk lokal dalam konsumsi domestik juga diperlukan agar ekspor memberi dampak optimal di tengah momen lemahnya nilai tukar rupiah saat ini.

Daftar Pustaka

Kementerian PPN/Bappenas dan LPEM FEB UI. 2015. Temuan Riset Kebijakan Transformasi Struktural dan Perangkap Pendapatan Menengah: Menelaah Proses Pembangunan di Indonesia Menuju 2030. Diakses dari

http://www.lpem.org/wp-content/uploads/2015/08/Temuan-Riset-Kebijakan-34881.pdf

Kompas. 2017. Manufaktur Sentuh Titik Nadir. Diterbitkan pada 8 Februari 2017. Diakses dari https://www.pressreader.com/indonesia/

Page 9: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

7

kompas/20170208/281479276154945

Kementerian Perdagangan. 2017. Kinerja Logistik Indnesia 2016. Leaflet Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan

Industribisnis.com. 2018. Biaya Logistik Dihitung Ulang, Bukan Hanya Berdasarkan PDB. Diakses dari http://industri.bisnis.com/read/20180517/98/796147/biaya-logistik-dihitung-ulang-bukan-hanya-berdasarkan-pdb

Munandar, Yusuf. 2017. Potret Daya Saing Logistik Indonesia. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/potret-daya-saing-logistik-indonesia/

CNN Indonesia. 2017. Kemendag Akan Evaluasi ITPC dan Pejabat Atase Beberapa Negara. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/konomi/20170221172458-92-195068/kemendag-akan-evaluasi-itpc-dan-pejabat-atase-beberapa-negara

Sindonews. 2018. Jokowi Minta Atase Perdagangan dan ITPC Tak Produktif

Ditutup. Diakses dari https://ekbis.sindonews.com/read/1278227/34/jokowi-minta-atase-perdagangan-dan-itpc-tak-produktif-ditutup-1517385841

Katadata.co.id. 2018. Kemendag Siapkan Empat Strategi Untuk Kejar Target Ekspor 11%. Diakses dari https://katadata.co.id/berita/2018/02/07/strategi-mendag-untuk-kejar-target-ekspor-11

Indonesia Investments. 2015. Manufacturing in Indonesia: Key to Boost Export Performance. Diakses dari https://www.indonesia-investments.com/id/business/business-columns/manufacturing-in-indonesia-key-to-boost-export-performance/item5337

BPS. 2018. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia April 2018. Berita Resmi Statistik No. 43/05/Th.XXI, 15 Mei 2018

Indonesia Investments. 2016. Manufacturing Industry Indonesia in Need of Development. Diakses dari https://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/manufacturing-industry-indonesia-in-need-of-development/item7070

Page 10: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

8

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah

satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut adalah melalui program-program pengentasan kemiskinan untuk memberdayakan ekonomi bagi masyarakat miskin. Namun, berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah seringkali kurang efektif dikarenakan koordinasi dan manajemen yang kurang baik. Untuk itu, diperlukan upaya pemerintah yang dapat menjadi solusi terhadap masalah kemiskinan dan masalah-masalah ekonomi lainnya. Salah satu instrumen tersebut adalah zakat.

Zakat adalah salah satu sektor penting dalam filantropi Islam, dimana setiap muslim yang memenuhi syarat (muzzaki) wajib membayarkan zakat untuk menyucikan hartanya kepada penerima zakat (mustahik) (BAZNAS 2017). Selain berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik, zakat juga dapat menjadi instrumen penyeimbang sektor ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, tujuan utama zakat adalah mentransformasi para mustahik

menjadi muzakki. Hal ini menunjukkan bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu negara.

Indonesia tercatat sebagai salah satu satu negara dengan mayoritas penduduk muslim yaitu sejumlah 216,66 juta penduduk atau dengan persentase muslim sebesar 85 persen dari total populasi (BPS, 2015). Fakta ini menyiratkan bahwa dengan jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia memiliki potensi zakat dan dapat berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan. Data zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat kenaikan jumlah penghimpunan zakat dari tahun 2002 hingga 2016 yang tersaji pada Gambar 1.

Penghimpunan dana ZIS yang tersaji pada Gambar 1, menunjukkan bahwa setiap tahunnya dana ZIS yang terkumpul mengalami peningkatan dalam kurun waktu 15 tahun. Jika dirata-ratakan dari tahun 2002 sampai 2016, maka pertumbuhan penghimpunan ZIS mencapai angka rata-rata kenaikan sebesar 35,8 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan kesadaran

Zakat dan Pengentasan Kemiskinanoleh

Slamet Widodo*)Dyah Maysarah**)

AbstrakZakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Dilihat dari

pertumbuhan zakat yang terus meningkat setiap tahunnya, zakat berpotensi untuk membantu mengentaskan kemiskinan. Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, seharusnya mampu memiliki peran aktif dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan pengoptimalan potensi zakat. Namun, walaupun pertumbuhan zakat meningkat, Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dalam pengelolaannya. Tulisan ini membahas bagaimana dampak zakat terhadap pengentasan kemiskinan di Indonesia sebagai negara mayoritas muslim di dunia.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

Page 11: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

9

perzakatan nasional.

Potensi Zakat di Indonesia

Zakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Jika dilihat dari pertumbuhannya, zakat mengalami perkembangan yang pesat. Mengetahui potensi zakat merupakan hal yang penting untuk perencanaan, strategi pengelolaan dan evaluasi kinerja zakat nasional serta untuk meletakkan secara proporsional peran zakat di ranah publik. Terdapat beberapa studi yang mengestimasi potensi zakat nasional. Studi UIN Syarif Hidayatullah (2005) mengestimasi potensi zakat Indonesia sebesar Rp19,3 triliun atau 0,8 persen dari PDB tahun 2004. Kemudian, Firdaus, et. al. (2012) menemukan potensi zakat Indonesia mencapai Rp217 triliun atau 3,4 persen dari PDB tahun 2010. Terakhir studi Wibisono (2015) menemukan potensi zakat Indonesia pada 2010 mencapai Rp106,6 triliun atau 1,7 persen dari PDB tahun 2010.

Studi lain yang membahas mengenai potensi zakat di Indonesia yakni studi Public Interest Research & Advocacy Center (PIRAC) menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei ke-10 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat per muzakki mencapai Rp684.550 pada tahun 2007, meningkat dari sebelumnya yaitu Rp416.000 pada tahun 2004. Kemudian, PEBS FEUI

masyarakat yang cukup tinggi untuk berzakat melalui organisasi pengelola zakat (OPZ). Tren pertumbuhan ini juga mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja OPZ, baik BAZNAS maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Tingginya pertumbuhan penghimpunan ZIS juga dapat dibandingkan dengan pertumbuhan PDB sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2009, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen sebagai konsekuensi dari krisis finansial global. Namun, pertumbuhan zakat di tahun yang sama justru meningkat sebesar 6,11 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan zakat tidak terlalu dipengaruhi oleh krisis global sehingga kedepannya sangat berpotensi untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Pertumbuhan zakat pada kenyataannya belum dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja amil zakat didalamnya (BAZNAS 2017). Masih terdapat banyak permasalahan dan tantangan untuk membenahi perzakatan nasional, seperti lemahnya kualitas dan kuantitas SDM perzakatan, belum meratanya kinerja OPZ di seluruh daerah di Indonesia, kurangnya penataan sistem dan kelembagaan zakat, terbatasnya sinergi, integrasi, dan kerja sama pengelolaan zakat secara nasional, serta minimnya kajian, riset, dan integrasi data

Gambar 1. Penghimpunan Zakat Infak dan Sedekah (miliar Rp)

Sumber: Baznas, 2017, diolah

Page 12: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

10

layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Kesenjangan antara daerah di Indonesia (antar provinsi, antar pulau maupun antar kawasan) tidak saja terlihat dari nilai pertumbuhan ekonomi namun juga kemiskinan di setiap daerah.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia cenderung menurun. Penurunan persentase penduduk miskin di sebagian daerah berdampak secara akumulatif pada persentase penduduk miskin secara nasional. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia mulai dari 2013 sampai 2017 tersaji pada Gambar 2.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan yakni dari 28,01 juta jiwa per 2014 menjadi 28,55 juta jiwa per 2015. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2015 untuk pengentasan kemiskinan dari Kementerian Sosial sebesar Rp14 triliun belum memberikan dampak signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan (Kemsos, 2015).

Peran Zakat sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan

Dalam konteks yang lebih makro, konsep zakat diyakini akan memiliki

menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi Muslim Indonesia dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar zakat, maka dapat diproyeksikan potensi penghimpunan dana zakat pada tahun 2009 mencapai Rp12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010). Selanjutnya, menurut penelitian BAZNAS, potensi zakat nasional pada tahun 2015 sudah mencapai Rp286 triliun.

Potensi zakat di Indonesia yang sangat besar ini telah disadari oleh pemerintah. Kementerian BAPPENAS mengintegrasikan program-program zakat di OPZ ke dalam program nasional SDGs (Sustainable Development Goals). Selain itu, BAPPENAS juga memasukkan zakat ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015. Berdasarkan MAKSI, BAZNAS diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan, dan distribusi zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas kinerja BAZNAS.

Kondisi Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan adalah masalah multidimensi yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Masalah ini memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara

Gambar 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2013-2017

Sumber: BPS, 2018, diolah

Page 13: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

11

bentuk sharing economy yang diyakini akan memberikan dampak positif yang membangun (Beik, 2008).

Sejumlah studi empiris dilakukan untuk mengetahui potensi zakat dalam pengentasan kemiskinan. Jehle (1994) dan Shirazi (1996) mencoba menganalisa dampak zakat terhadap kesenjangan dan ketimpangan yang terjadi di Pakistan. Sedangkan, Patmawati (2006) mencoba menganalisa peran zakat dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di negara bagian Selangor, Malaysia. Secara ringkas, berikut adalah dampak zakat terhadap pengentasan kemiskinan di beberapa negara yang tersaji pada tabel 1.

Jika melihat perkembangan pembangunan zakat di tanah air, maka sejak dekade 1990 telah tumbuh berbagai macam lembaga pengelola zakat yang berusaha mengedepankan prinsip-prinsip manajemen modern dalam prakteknya. Melihat kondisi bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka seharusnya Indonesia mampu memiliki peran aktif dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan pengoptimalan potensi zakat. Hal ini tercermin dari beberapa hasil penelitian tentang potensi zakat yang mampu menurunkan kemiskinan di beberapa daerah di Indonesia. Adapun rangkuman penelitian tersebut tersaji pada Tabel 2.

dampak yang sangat luar biasa (Beik 2008). Bahkan di Barat sendiri, telah muncul dalam beberapa tahun belakangan ini, sebuah konsep yang mendorong berkembangnya sharing economy atau gift economy, di mana perekonomian harus dilandasi oleh semangat berbagi dan memberi. Yochai Benkler, seorang profesor dari Universitas Yale AS, menyatakan bahwa konsep sharing atau berbagi, merupakan sebuah modal yang sangat penting untuk memacu dan meningkatkan produksi dalam ekonomi. Ia bahkan menyatakan bahwa perusahaan yang mengembangkan konsep berbagi dalam interaksi antar komponen di dalamnya, akan menjadi lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mau menerapkannya.

Swiercz dan Patricia Smith dari Universitas Georgia AS juga menegaskan bahwa solusi terbaik untuk menghadapi berbagai permasalahan tradisional resesi ekonomi, sebagaimana yang saat ini menimpa AS, adalah melalui semangat dan mekanisme “berbagi” antar komponen dalam sebuah perekonomian. Semangat berbagi inilah yang akan dapat mempertahankan level kemakmuran sebuah perekonomian. Artinya, ada korelasi yang sangat kuat antara memberi dan berbagi, dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Belajar dari studi tersebut, maka sudah sewajarnyalah jika bangsa Indonesia mengoptimalkan potensi zakat, infak dan sedekah, sebagai

Tabel 1. Dampak Zakat terhadap Pengentasan Kemiskinan

Sumber: Berbagai sumber

No. Peneliti Negara Dampak Zakat1. Jehle (1994) Pakistan Zakat mampu mengalirkan pendapatan

dari kelompok menengah kepada kelompok bawah

2. Shirazi (1996) Pakistan Kesenjangan kemiskinan menurun dari 11,2 persen menjadi 8 persen

3. Patmawati (2006) Malaysia Zakat mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan

Page 14: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

12

RekomendasiMembangun sebuah sistem pengentasan kemiskinan berbasis zakat tidaklah mudah. Perlu adanya kerja sama antar pihak untuk memaksimalkan peran zakat dalam pengentasan kemiskinan yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Besarnya potensi zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan belum dapat dikembangkan secara maksimal. Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan penulis yaitu: pertama, perbaikan pengelolaan zakat. Pemerintah perlu memperhatikan pengelolaan zakat yang disalurkan ke mustahik. Agar penggunaan zakat yang disalurkan lebih optimal dan memiliki manfaat jangka panjang, zakat dapat dikelola melalui zakat produktif. Dimana bantuan zakat, dapat diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha yang dapat dikembangkan oleh penerima zakat yang mampu membantu pengentasan kemiskinan.Kedua, pemusatan kelembagaan zakat. Secara kelembagaan, zakat harus dikelola dengan baik. Selama ini, masyarakat diberikan kebebasan untuk membayarkan zakatnya melalui berbagai organisasi dan lembaga zakat. Seharusnya, penghimpunan zakat terpusat dan diatur oleh Undang-Undang. Pemerintah seharusnya mampu membuat regulasi bahwa hanya ada satu lembaga zakat yang mengatur pengelolaan zakat mulai dari perencanaan sampai pengawasan. Kelembagaan yang terpusat tersebut juga didukung dengan keterlibatan berbagai lapisan masyarakat didalamnya. Sehingga zakat akan lebih mudah dikelola dan lebih memiliki impact dalam pengentasan kemiskinan.Ketiga, pengintegrasian data zakat. Perlu dilakukan pengintegrasian sistem pencatatan zakat secara nasional. Baik pemerintah, lembaga pengelola zakat maupun semua pihak yang terkait harus bekerja sama dalam pengintegrasian data perzakatan nasional. Dengan terintegrasinya data perzakatan nasional, pengelolaan zakat pun dapat berjalan dengan baik dan penyaluran zakat dapat lebih merata. Keempat, edukasi ke masyarakat. Dalam pelaksanaannya,kesadaran masyarakat untuk berzakat masih relatif rendah. Selain itu mayoritas masyarakat membayarkan zakatnya secara langsung kepada mustahik tanpa melalui lembaga zakat resmi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

penerima zakat. Hal ini membuktikan bahwa apabila zakat dikelola dengan baik oleh institusi amil yang amanah dan profesional maka dapat direalisasikan pengurangan jumlah rumah tangga miskin penerima zakat.

Hasil diatas didapat dari kajian empiris yang membuktikan peran zakat dalam pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia. Dari hasil yang didapat terbukti bahwa zakat mampu menurunkan kemiskinan

No. Daerah Penurunan Kemiskinan (%)

Penurunan Tk. Kedalaman

Kemiskinan (%)

Penurunan Rasio Kesenjangan

Pendapatan (%)1 DKI Jakarta 16,8 13,9 13,722 Garut 21,4 7,52 7,523 Bogor 8,77 9,28 9,034 Lampung Selatan 18,6 19,7 19,7

Tabel 2. Dampak Zakat Tahun 2009 dalam Pengentasan Kemiskinan

Sumber: BPS, 2018, diolah

Page 15: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

13

Daftar Pustaka

Anriani. 2010. BAZ Kota Bogor dan Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Islam Republika: Iqtoshodia. Jakarta: Republika

Badan Amil Zakat Nasional. 2017. Outlook Zakat Nasional 2017. Jakarta: Pusat Kajian Strategis BAZNAS.

Beik, I.S. dan Hakiem, H. 2008. Zakat dan Masjid Sebagai Pengaman Sosial.

Beik IS. 2010. Peran Zakat Mengentaskan Kemiskinan dan Kesenjangan. Jurnal Ekonomi Islam Republika: Iqtoshodia. Jakarta: Republika

www.pkesinteraktif.com

Badan Pusat Statistik. 2018. Profil Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Firdaus, M., Beik, I. S., Irawan, T., Juanda, B. (2012). Economic Estimation and Determinations of Zakat Potential in Indonesia. (Working Paper Series WP#1433-07). Jeddah: Islamic Research and Training Institute.

Hartoyo S dan Purnamasari N. 2010. Pengentasan Kemiskinan Berbasis

Zakat: Studi Kasus di Garut. Jurnal Ekonomi Islam Republika: Iqtoshodia. Jakarta: Republika

Jehle, G.A. 1994. Zakat and Inequality: Some Evidence from Pakistan. Review of Income and Wealth, Series 40:2

LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2010). Indonesia Economic Outlook 2010. Jakarta : Grasindo

Patmawati. 2006. Economic Role of Zakat in Reducing Income Inequality and Poverty in Selangor. PhD Dissertation. Universiti Putra Malaya, Selangor.

Shirazi, N. S. 1994. An Analysis of Pakistan’s Poverty Problem and Its Alleviation through Infaq. PhD Dissertation. International Islamic University, Islamabad

Tsani T. 2010. Mengentaskan Kemiskinan dan Kesenjangan di Lampung Selatan. Jurnal Ekonomi Islam Republika: Iqtoshodia. Jakarta: Republika

Wibisono Y. 2016. Potensi Zakat dan Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan.disampaikan pada: Seminar Nasional Zakat 2016. Depok: 8 Desember 2016

kepercayaan masyarakat kepada lembaga pengelola zakat. Oleh sebab itu perlu diberikannya sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya penghimpunan zakat secara terpusat. Selain itu, hal ini juga menjadi tugas bagi lembaga pengelola zakat terkait, dimana tiap lembaga pengelola zakat harus mampu meningkatkan kinerjanya dan mampu memberikan pelaporan yang transparan dan amanah kepada masyarakat.

Page 16: p. 03 · ekspor, ternyata belum mampu ... ekspor Indonesia (lihat Grafik 2). Kendala yang dihadapi ekspor . 5 ... Indonesia tidak memiliki road map

14

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RI

www.puskajianggaran.dpr.go.idTelp. 021-5715635, Fax. 021-5715635

e-mail [email protected]

“Siap Memberikan

Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”