out of the box ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
TRANSCRIPT
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 1
Hak Cipta 2013, pada Penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.
14122013, UPI
Sifa Siti Mukrimah
NIM : 1104176
Bisnis Berbasis Syariah
Pendidikan Manajemen Bisnis A
Universitas Pendidikan Indonesia
Sifa Siti Mukrimah (Editor)
Sifa Siti Mukrimah (Desain Cover)
DR. B. Lena Nuryanti, M.Pd. (Dosen Pembimbing)
Class A
Business Management of Education
Indonesian University of Education
Bumi Siliwangi, Bandung
2013
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas berkat rahmat
dan karunianya, saya dapat menyelesaikan buku “Out of The Box - Ekonomi Kreatif
Berbasis Syariah” ini dengan penuh suka cita dan kebaikan di dalamnya.
Buku ini disusun sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan minat kaum
muda dalam memulai berwirausaha dengan menitik-beratkan pada ide dan inovasi di
era ekonomi kreatif. Tak asal memulai bisnis, kaum muda diajak untuk memulai
bisnis berbasis syariah sesuai dengan apa yang dipraktekkan Rasullullah.
Buku ini dilengkapi pula dengan contoh peluang bisnis berbasis syariah di
bidang kuliner pada era Ekonomi kreatif abad ke-21 ini. Mulai dari landasan hukum
makanan dan minuman halal-haram serta kiat sukses berbisnis kuiner.
Pada kesempatan ini, saya menghaturkan terimakasih kepada pihak penerbit
dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Semoga buku ini dapat
memberikan manfaat bagi para kaum muda untuk dapat memulai bisnisnya dan
menjadi sosok Muda, Kaya, dan Sukses.
Bumi Siliwangi, Desember 2013
Penulis
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 3
MOTTO
“Young, Rich, and Success”
Adalah harapan penulis untuk para penerus bangsa. Dengan berbekal ilmu bisnis
berbasis syariah diharapkan kaum muda dapat ikut meramaikan gairah ekonomi
kreatif di abad ke-21 saat ini.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
MOTTO ........................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 4
BAB I BISNIS BERBASIS SYARIAH ................................................................................... 5
A. SEJARAH PEREKONOMIAN ISLAM ...................................................................... 6
B. BERBISNIS ALA RASUL ..................................................................................... 19
C. APA ITU SYARIAH ? ......................................................................................... 26
D. LANDASAN HUKUM SYARIAH .......................................................................... 36
E. PRINSIP SYARIAH ............................................................................................ 70
F. PENTINGNYA AKAD DALAM BISNIS BERBASIS SYARIAH .................................... 78
G. ETIKA BERBISNIS SYARIAH ............................................................................... 87
H. SISTEM MANAJEMEN SYARIAH ........................................................................ 92
I. PRODUK-PRODUK SYARIAH ........................................................................... 102
J. OUTCOME DAN FEED BACK BISNIS SYARIAH .................................................. 120
BAB II EKONOMI KREATIF ......................................................................................... 123
A. APA ITU EKONOMI KREATIF ? ........................................................................ 124
B. PRINSIP EKONOMI KREATIF ........................................................................... 126
C. LINGKUP INDUSTRI KREATIF .......................................................................... 128
BAB III BISNIS KREATIF BERBASIS SYARIAH (BIDANG KULINER) .................................. 132
A. PENDAHULUAN............................................................................................. 133
B. KAIDAH KAIDAH PENENTUAN HALAL DAN HARAM MAKANAN ....................... 134
C. MAKANAN HALAL DAN HARAM MENURUT AL’QURAN DAN SUNNAH ............ 137
D. KIAT SUKSES BERBISNIS KULINER................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 151
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................... 158
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 5
BAB I BISNIS BERBASIS SYARIAH
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 6
A. SEJARAH PEREKONOMIAN ISLAM
Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW
ditunjuk sebagai seorang Rasul. Rasullullah SAW mengeluarkan sejumlah kebijakan
yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan,
selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau
ekonomi (muamalah). Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian
Rasullullah SAW, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan
yang harus diperhatikan. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan Rasullullah SAW dijadikan
pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam memutuskan masalah-
masalah ekonomi. Al-Qur’an dan Al-Hadist digunakan sebagai dasar teori ekonomi
oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata kehidupan
perekonomian negara. Berikut perkembangan pemikiran-pemikiran pada masa-masa
tersebut seperti yang dikutip dalam buku The Middle East in The World Economy
(Roger Owen, 1993)
1. Perekonomian di Masa Rasullullah SAW (571-632 M)
Rasullullah diberi amanat untuk mengemban dakwah Islam pada umur 40
tahun. Pada masa Rasullullah SAW, tidak ada tentara formal. Semua muslim yang
mampu boleh jadi tentara. Mereka tidak mendapatkan gaji tetap, tetapi mereka
diperbolehkan mendapatkan bagian dari harta rampasan perang. Rampasan
tersebut meliputi senjata, kuda, unta, domba, dan barang-barang bergerak lainnya
yang didapatkan dari perang. Situasi berubah setelah turunnya Surat Al-Anfal (8)
ayat 41.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 7
Artinya: “Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, Kerabat Rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah
dan kepada yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqaan,
yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ”
Rasullullah SAW biasanya membagi seperlima (khums) dari rampasan
perang tersebut menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk beliau dan keluarganya,
bagian kedua untuk kerbatnya dan bagian ketiga untuk anak yatim piatu, orang yang
sedang membutuhkan dan orang yang sedang dalam perjalanan. Empat perlima
bagian yang lain dibagi diantara prajurit yang ikut perang, dalam kasus tertentu
beberapa orang yang tidak ikut serta dalam perang juga mendapat bagian.
Penunggang kuda mendapat dua bagian, untuk dirinya sendiri dan kudanya.
Seperti yang dikutip dalam buku Adiwarman Karim (2004:231), pada masa
Rasullullah SAW, beliau mengadopsi praktik yang lebih manusiawi terhadap tanah
pertanian yang telah ditaklukkan sebagai fay’ atau tanah dengan kepemilikan umum.
Tanah-tanah ini dibiarkan dimiliki oleh pemilikinya dan penanamnya, sangat berbeda
dari praktik kekaisaran Romawi dan Persia yang memisah-misahkan tanah ini dari
pemiliknya dan membagikannya kepada elit militernya dan para prajurit. Semua
tanah yang dihadiahkan kepada Rasullullah SAW ( iqta’) relatif lebih kecil jumlahnya
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 8
dan terdiri dari tanah-tanah yang tidak bertuan. Kebijakan ini tidak hanya mambantu
mempertahankan kesinambungan kehidupan administrasi dan ekonomi tanah-tanah
yang dikuasai, melainkan juga mendorong keadilan antar generasi dan mewujudkan
sikap egaliter.
Pada tahun kedua setelah hijrah, shodaqoh ini kemudian dengan Zakat
Fitrah yang dibayarkan setiap kali setahun sekali pada bulan ramadhan. Besarya
satu sha kurma, gandum, tepung keju, atau kisimis, setengah sha gandum untuk
setiap muslim, budak atau orang bebas, laki-laki atau perempuan, muda atau tua
dan dibayar sebelum Shalat Idul Fitri.
Zakat diwajibkan pada tahun ke-9 hijrah, sementara shodaqoh fitrah pada
tahun ke-2 hijrah. Akan tetapi ahli hadist memandang zakat telah diwajibkan sebelum
tahun ke-9 hijrah ketika Maulana Abdul Hasa berkata zakat diwajibkan setelah hijrah
dan kurun waktu lima tahun setelahnya. Sebelum diwajibkan, zakat bersifat sukarela
dan belum ada peraturan khusus atau ketentuan hukum.
2. Perekonomian Di Masa Khulafaurrasyidin
a. Abu Bakar As-Sidiq (51 SH – 13 H / 537 – 634 M)
Sebelum menjadi khalifah Abu Bakar tinggal di pinggiran kota Madinah.
Setelah 6 bulan, Abu Bakar pindah ke Madinah dan bersamaan dengan itu sebuah
Baitul Mal dibangun. Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarganya diurus oleh
kekayaan dari Baitul Mal ini. Menurut beberapa keterangan beliau diperbolehkan
mengambil dua setengah atau dua tiga perempat dirham setiap harinya dari Baitul
Mal dengan beberapa waktu. Ternyata tunjangan tersebut kurang mencukupi
sehingga ditetapkan 2000 atau 2500 dirham dan menurut keterangan 6000 dirham
per tahun.
Khalifah Abu Bakar sangat memperhatikan keakuratan perhitungan zakat.
Beliau juga mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengumpulkan zakat dari
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 9
semua umat Islam termasuk Badui yang kembali memperlihatkan tanda-tanda
pembangkangan sepeninggal Rasullullah SAW.
b. Umar bin Khattab (40SH – 23H / 584 – 644 M)
Khalifah Umar sangat memperhatikan sektor ekonomi untuk menunjang
perekonomian negerinya. Pada masa kekhalifahan Umar banyak dibangun saluran
irigasi, waduk, tangki kanal, dan pintu air seba guna untuk mendistribusikan air di
ladang pertanian
Hukum perdagangan juga mengalami penyempurnaan untuk menciptakan
perekonomi secara sehat. Umar mengurangi beban pajak untuk beberapa barang,
pajak perdagangan nabati dan kurma Syiria sebesar 50%. Hal ini untuk
memperlancar arus pemasukan bahan makanan ke kota. Pada saat yang sama juga
dibangun pasar agar tercipta peradangan dengan persaingan yang bebas. Serta
adanya pengawasan terhadap penekanan harga. Beliau juga sangat tegas dalm
menangani masalah zakat. Zakat dijadikan ukuran fiskal utama dalam rangka
memecahkan masalah ekonomi secara umum. Umar menetapkan zakat atas harta
dan bagi yang membangkang didenda sebesar 50% dari kekayaannya.
Pada masa beliau dibangun Institusi Administrasi dan Baitul Mal yang reguler
dan permanen di Ibu Kota, yang kemudian berkembang dan didirikan pula Baitul Mal
cabang di ibu kota propinsi. Baitul Mal secara tidak langsung berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan fiskal negara Islam. Harta Baitul Mal dipergunakan mulai untuk
menyediakan makanan bagi para janda, anak-anak yatim, serta anak-anak terlantar,
membiaya penguburan orang-orang miskin, membayarkan utang orang-orang yang
bangkrut, membayar uang diyat, untuk kasu-kasus tertentu, sampai untuk pinjaman
tanpa bunga untuk tujuan komersial. Bersamaan dengan reorganisasi Baitul Mal,
Umar mendirikan Diwan Islam yang disebut Al-Divan. Al- Divan adalah kantor yang
mengurusi pembayaran tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiun serta
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 10
tujangan lainnya secara reguler dan tepat. Khalifah Umar juga membentuk komite
yang terdiri dari Nassab ternama untuk membuat lapran sensus penduduk Madinah
sesuai dengan tingkat kepentingan dan kelasnya. Khalifah Umar menetapkan
beberapa peraturan sebagai berikut:
Wilayah Irak yang ditaklukan menjadi muslim, sedangkan bagian yang
berada dibawah perjanjian damai tetap dimiliki oleh pemilik sebelumnya dan
kepemilikannya tersebut dapat dialihkan
Kharaj (pajak yang dibayarkan oleh pemilik-pemilik tanah negara taklukan),
dibebankan pada semua tanah yang termasuk kategori pertama, meskipun
pemilik tersebut kemudian memeluk Islam dengan demikian tanah seperti itu
tidak daat dikonversi menjadi tanah ushr
Bekas pemilik tanah diberi hak kepemilikan, sepanjang mereka memberi
kharaj dan jizyah (pajak yang dikenakan bagi penduduk non muslim sebagai
jaminan perlindungan oleh negara)
Sisa tanah yang tidak ditempati atau ditanami (tanah mati) atau tanah yang
diklaim kembali bila ditanami oleh muslim diperlakukan sebagai tanah ushr.
Di Sawad, kharaj dibebankan sebesar saaau dirham atau satu rafiz (satu
ukuran lokal) gandum dan barley (sejenis gandum) dengan ngapan tanah
tersebut dapat dilalui air. Harga yang lebih tinggi dikenakan kepada ratbah
(rempah atau cengkih) dan perkebunan,
Di Mesir, menurut sebuah perjanjian Amar, dibebankan dua dinar, bahkan
hingga tiga irdabb gandum, dua qist untuk setiap minyak, cuka, dan madu
dan rancangan ini telah disetujui Khalifah.
Perjanjian Damaskus (Syiria) menetapkan pembayaran tunai, pembagian
tanah dengan muslim. Beban per kepala sebesar satu dinar dan beban satu
jarib (unit berat) yang diproduksi per jarib (ukuran) tanah.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 11
c. Ustman bin Affan ( 47 SH – 35H / 577 – 656 M )
Dalam buku Jaribah Ibn Ahmad al-Haritsi (hal. 643) Khalifah Ustman
mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Umar. Pada enam tahun pertama Balkh,
Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukan. Kemudian tindakan efektif dilakukan
untuk pengembangan sumber daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-
pohon ditanam untuk diambil buah dan hasilnya dan kebijakan di bidang keamanan
perdagangan dilaksanakan dengan pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Usman mengurangi jumlah zakat dari pensiun. Tabri menyebutkan ketika
khalifah Ustman menaikkan pensiun sebesar seratus dirham, tetapi tidak ada
rinciannya.Beliau menambahkan santunan dengan pakaian. Selain itu ia
memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk orang-orang
miskin dan musafir.
Pada masa Ustman, sumber pendapatan pemerintah berasal dari zakat,
ushr, kharaj, fay, dan ghanimah. Zakat ditetapkan 2,5 persen dari modal aset. Ushr
ditetapkan 10 persen iuran tanah-tanah pertanian sebagaiman barang-barang
dagangan yang diimpor dari luar negeri. Kharaj merupakan iuran pajak pada daerah-
daerah yagn ditaklukan. Persentase dari kharaj lebih tinggi dari ushr. Ghanimah yang
didapatkan dibagi 4/5 kepada para prajurit yang ikut andil dalam perang sedangkan
1/5-nya disimpan sebagai kas negara.
d. Ali bin Abi Thalib ( 23H – 40H / 600 – 661 M )
Pada masa pemerintahan Ali, beliau mendistribusikan seluruh pendapatan
provinsi yang ada di Baitul Mal Madinah, Busra, dan Kuffah. Ali ingin
mendistribusikan sawad, namun ia menahan diri untuk menghindari terjadi
perselisihan. Secara umum, banyak kebijakan dari khalifah Ustman yang masih
diterapkan, seperti alokasi penegeluaran yang tetap sama. Pengeluaran untuk
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 12
angkatan laut yang ditambahkan jumlahnya pada masa Ustman hampir dihilangkan
seluruhnya.
Khalifah Ali mempunyai konsep yang jelas mengenai pemerintahan,
administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannnya seperti
mendiskripsikan tugas dan kewajiban dan tanggung jawab penguasa, menyusun
dispensasi terhadap keadilan, kontrol atas pejabat tinggi dan staf, menjelaskan
kebaikan dan kekurangan jaksa, hakim dan abdi hukum, menguraikan pendapatan
pegawai administratif dan pengadaan bendahara.
3. Perkembangan Ekonomi Pasca Khulafaurrasyidin
a. Pendapatan Pemerintah
Pendapatan pada masa pasca khulafaurrasyidun masih menggunakan
sistem perpajakan yang dikenal dengan kharaj. Pajak ini ditetapkan atas tanah
pertanian yang dibayar dalam bentuk uang. Besar kecilnya ditentukan oleh
kesuburan dan luas lahan. Jizyah tidak dipandang lagi sebagai sumber pendapatan.
Kemudian pajak ini dikenal dengan al-jawali. Ketika pendapatan jizyah menurun,
timbul berbagai macam pajak baru. Pajak ini dikenal dengan pajak hilali, karen ditarik
setiap tanggal baru (hilal) kalender hijriyah. Pajak lainnya adalah al-mufariq yang
dikenakan terhadap terhadap barang ekspor dan impor melalui pentai.
Pendapatan negara tidak dikumpulkan di Baitul Mal sebagaimana pada masa
khulafaurrasyidin. Setiap pendapatan dikhususkan untuk biaya suatu kegiatan
tertentu. Kemudian sisa pendapatan barulah dikumpulkan di kas negara sebagai dan
cadangan.Pengaitan antara pendapatan dan pengeluaran dalan bentuk neraca.
Neraca ini diperhitungkan setiap tahun berdaarkan tahun masehi, karena kharaj
(sumber terbesar waktu itu) dipungut berdasarkan tahun masehi. Sejak abad kedua
hijrah muncul diwan yang mirip dengan jasa akuntansi dewasa ini. Diwan bertugas
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 13
meneliti pendapata, mengatur pengeluaran, dan mengkaitkan pendapatan dan
pengeluaran.
b. Mata Uang
Pada masa permulaannya Muslim menggunakan emas dan perak dengan
beratnya. Dinar dan dirham yang mereka gunakan adalah mata uang kekaisaran
Persia. Mata uang Islam dibuat pada masa Khalifah Abdullah Malik bin Marwan. Saat
itu beliau memerintahkan untuk pembuatan dirham yang dicap dengan kata-kata
“Allah adalah Satu, Allah adalah Abadi“. Beliau memerintahkan untuk membuang
semua gambar-gambar manusia (raja/pahlawan) atau binatang dan menggantikan
dengan tulisan/bacaan seperti tahlil, tahmid, dan sebagainya.
4. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pasca Khulafaurrasyidin
Perkembangan pemikiran ekonomi pasca Rasullullah SAW dan
khulafaurrasyidin dibagi menjadi 3 periode yang didasarkan atas nama tokoh
ekonomi Islam tersebut hidup.
Ekonomi Islam periode awal Islam sampai 1058 M
Tokohnya antara lain: Zaid bin Ali (738), Abu Hanifa (798), Ibnu Farabi (950),
Ibnu Sina (1037), dll.
Ekonomi Islam periode kedua (1058-1446M)
Tokohnya antara lain: Al-Ghazali (1111), Ibnu Taimiyah (1328), Ibnu Khaldun
(1040), Ibnu Rusyd (1198), dll
Ekonomi Islam periode ketiga (1446-1931 M)
Tokohya antara lain: Jamaluddin Al-Afghani (1897), Muhammad Iqbal (1938),
Syekh Ahmaad Sirhindi (1524), dll[5]
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 14
5. Tokoh pemikiran-pemikiran ekonomi
Berikut adalah beberapa kontribusi pemikiran Ekonom -ekonom Islam diatas,
terutama untuk periode awal yang menjadi tonggak ekonomi Islam, dan periode
tengah yang merupakan periode puncak pemikiran ekonomi :
a. Zayd bin Ali (699 – 738)
Salah satu ahli fiqih yang terkenal di Madinah. Zaid bin Ali memperbolehkan
penjualan suatu komiditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga
tunai. Beliau tidak memperbolehkan harga yang ditangguhkan pembayannya lebih
tinggi dari pembayaran tunai, sebagaimana halnya penambahan pembayaran dalam
penundaan pengembalian pinjaman. Setiap penambahan terhadap penundaan
pembayaran adalah riba
Prinsipnya jenis transakai barang atau jasa yang halal kalau didasarkan atas
suka sama suka diperbolehkan. Sebagaiman firman Allah dalam surat An-Nisaa’( 4)
ayat 29:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka dia ntara kamu.“
b. Abu Hanifa (80-150 H /699 –767 M)
Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep ekonomi, saah satnya adalah
salam,yaitu suatu bentuk transaksi diman antara pihak penjual dan pembeli sepakat
bila barang dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak disepakati.
Abu Hanifa mengkritisi prosedur kontrak tersebut yang cenderug mengarah pada
perselisihan antara yang memesan barang dengan cara membayar lebih dahulu,
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 15
dengan orang yang membelikan barang. Beliau mencoba menghilangkan
perselisihan ini dengan merinci kontrak, seperti jenis komoditi, kualitas, kuantitas,
waktu, dan tempat pengiriman. Beliau memberikan persyaratan bahwa komoditi
harus tersedia di pasar selama waktu kontrak dan pengiriman.
Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan ambiguitas dan
perselisihan dalam masalah transaksi, hal ini merupakan salah satu tujuan syariah
dalam hubungan dengan jual beli. Abu Hanifah sangat memperhatikan pada orang-
orang lemah. Beliau tidak memperbolehkan pembagian hasil panen (muzara’ah) dari
penggarap kepada pemilik tanah dalam kasus tananh tidak menghasilkan apapun.
Hal ini untuk melindungi para penggarap yang umumnya orang lemah.
c. Abu Yusuf (113 – 182H/731 – 798M)
Abu Yusuf terkenal sebagai Qadi (hakim ). Diantara kitab-kitab Abu Yusuf
yang paling terkenal adalah kitab Al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas permintaan khalifah
Harun Ar-Rasyid untuk pedoman dalam menghimpun pemasukan atau pendapatan
negara dari kharaj, ushr, zakat, dan jizyah. Kitab ini dapat digolongkan sebagai
public finance dalam pengertian ekonomi modern.
Menurut Abu Yusuf, sistem ekonomi Islam menjelaskan prinsip mekanisme
pasar dengan memberikan kebebasan yang optimal bagi para pelaku di dalamnya
yaitu produsen dan konsumen. Jika karena suatu hal selain monopoli, penimbunan
atau aksi sepihak yang itdak wajar dari produsen terjadi karena kenaikan harga,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi dengan mematok harga.
Penetuan harga sepenuhnya harga sepenuhnya diperankan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran dalam ekonomi.
Selain Al-Kharaj, beliau menulis Al-Jawami, buku yang sengaja ditulis untuk
Yahya bin Khalid, selain itu juga menyusun Usul Fiqh Hanafiah (data-data fatwa
hukum yang disepakati Imam Hanafiah bersama murid-muridnya)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 16
d. Al-Ghazali (450 – 505H/ 1058 –1111M)
Al-Ghazali lahir 1058M di kota kecil Khorasan bernama Toos. Bagi Ghazali
pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami”, secara rinci beliau juga
menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar.
Al-Ghazali juga mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia terdiri dari 3,
yaitu kebutuhan dasar (darruriyah), kebutuhan sekunder (hajiat), dan kebutuhan
mewah (takhsiniyyat). Teori hierarki kebutuhan ini kemudian “diambil” oleh William
Nassau Senior yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan
dasar (necessity), sekunder (decency), dan kebutuhan tersier (luxury). Beliau juga
menyatakan tentang tujuan utama dan penerapan syariah adalah masalah religi atau
agama, kehidupan, pemikiran, keturunan, dan harta kekayaan yang bersangkutan
dengan masalah ekonomi.
Beliau juga memperkenalkan mengenai peranan uang dalam ekonomi (ditulis
dalam kitab Ihya’ Ulum Din). Menurut beliau, manusia memerlukan uang sebagai alat
perantara/pertukaran (medium exchange) untuk membeli barang. Fungsi ini
kemudian dijabarkan kembali oleh Ibnu Taimiyah dengan menambahkan 1 fungsi
tambahan, yakni bahwa uang juga berfungsi sebagai alat untuk menetukan nilai
(measurement of value)
Karya yang ditulisnya antara lain yang cukup monumental : Alajwibah Al-
Ghazaliyah fi Al-Masa’il Al-Ukhrawiyah, Ihya’ Ulum Din, Al-Adab fi Al-Dina, dan lain
sebagainya.
e. Ibnu Rusyd (1198)
Dikenal sebagai Aveorrus di Barat. Beliau adalah seorang pemikir Islam yang
banyak mempengaruhi pemikiran pemikir-pemikir dunia terutama Barat. Beliau
menghasilkan sebuah karya yang mengungkapkan sebuah teori dengan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 17
memperkenalkan fungsi keempat dari uang (Roger E Backhouse, 2002, “The Pinguin
History of Economic” ). Sebelumnya filsuf Yunani, Aristoteles menyebutkan bahwa
fungsi uang ada 3, yaitu sebagai alat tukar, alat mengukur nilai dan sebagai
cadangan untuk konsumsi di masa depan. Ibnu Rusyd menambahkan fungsi
keempat dari uang, yakni sebagi alat simpanan daya beli dari konsumen, yang
menekankan bahwa uang dapat digunakan kapan saja oleh konsumen untuk
membeli keperluan hidupnya.
Ibnu Rusyd juga membantah Aristoteles tentang teori nilai uang dimana
nilainya tidak boleh berubah-ubah. Ibnu Rusyd menyatakan bahwa uang tiu tidak
boleh berubah-ubah karena 2 alasan, yakni pertama uang berfungsi sebagai alat
untuk mengukuir nilai, maka seperti Allah SWT Yang Maha Pengukur, Allah Tidak
Berubah-Ubah, maka uangpun sebagai pengukur keadaan tidak boleh berubah.
Kedua uang berfungsi sebagai cadangan untuk konsumsi masa depan, maka
perubahan padanya sangatlah tidak adil. Dari kedua alasan tersebut maka
sesungguhnya nilai nominal uang itu harus sama dengan nilai intrinsiknya.
f. Ibnu Taimiyah ( 661 – 728H / 1263 –1328M)
Menurut Ibnu Taimiyah naik turunnya harga bukan saja dipengaruhi oleh
penawaran dan permintaan tetapi ada faktor-faktor yang lain : “Sebab naik turunnya
harga di pasar bukan hanya karena adanya ketidakadilan yang disebabkan orang
atau pihak tertentu, tetapi juga karena panjang singkatnya masa produksi (khalq)
suatu komoditi. Jika produksi naik dan permintaan turun, maka harga di pasar akan
naik, sebaliknya jika produksi turun dan permintaan naik, maka harga di pasar akan
turun”.
Teori dikenal dengan “price volality” atau turun naiknya harga di pasar. Teori
ini jika dikaji lebih mendalam adalah menyangkut hukum permintaan dan penawaran
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 18
(supply dan demand) di pasar, yang kini justru secara ironi diakui sebagi teori yang
bersal dari Barat.
Lebih jauh beliau juga memberikan penjelasan mengenai Hak Atas
Kepemilikan Intelektual (HAKI) atau paten. Menurut beliau kepemilikan (property)
adalah suatu kekuatan yang diberikan oleh syariah untuk memakai sebuah objek dan
kekuatan itu beragam dalam macam dan kadarnya. Seorang dapat membuang/tidak
memanfaatkan miliknya selama tidak bertentangan dengan syariah. Beliau membagi
subjek kepemilikan menjadi 3; individu, masyarakat dan negara. Kepemilikan individu
diakui dan didapatkan dari membuka dan memanfaatkan tanah, wari, membeli dan
kepemilikan individu individu tidak boleh bertentang dengan kepemilikan individu
tidak boleh bertentang dengan kepemilikan masyarakat dan negara. Tujuan
yangyang paling utama dari kepemilikan adalah kegunaannya pada orang lain.
g. Ibnu Khaldun (732 – 807H / 1332 – 1383M)
Ibnu Khaldun mempunyai nama sebenarnya yakni Wali Al-Din Abd Al-
Rahman bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin Al-Hasan, lahir di Tunisia, 1
Ramadhan 732 H, berasal dari keluarga Arab Hadramaut. Beliau banyak dipuji oleh
Barat karena buah fikirannya yang banyak berpengaruh bagi Barat dan memberi
pencerahan bagi dunia ekonomi, bahkan bisa dibilang beliau adalah Bapak Ekonomi
Dunia (untuk lebih jelas baca artikel: Ibn Khaldun Bapak Ekonomi).
Sumbangan terbesar dalam bidang Ekonomi banyak dimuat dalam karya
besarnya, Al-Muqadimmah. Beberapa prinsip dan falsafah ekonomi telah
difikirkannya, seperti keadilan (al-adl), hardworking, kerjasama (cooperation),
kesederhanaan (moderation), dan fairness. Ibnu Khaldun menekankan bahwa
keadilan adalah tulang punggung dan asas kekuatan sebuah ekonomi. Dalam
karyanya tersebut, disebutkan mengenai “rasa kebersamaan” yang akan terbentuk
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 19
dan menguat jika ada keadilan untuk menjamin adanya kesejahteraan masyarakat
melalui pemenuhan kewajiban bersama dan pemerataan hasil pembangunan.
B. BERBISNIS ALA RASUL
1. Bisnis dan Berdagang ala Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa
kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia.
Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam
pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam
bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin
negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun
berikutnya).
Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para
ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW
ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah
maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen
bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan
selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat
Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib
lalu memeliharanya.
Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana
anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari
Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi
bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang
kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12 tahun. Tidak
heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan
Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging
dalam sosoknya.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 20
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari
Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang
kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu.
Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut
sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar
negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman.
Dalam semua lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar
dan tidak pernah mendapatkan kerugian.
Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang
wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid. Khadijah
yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar reputasi
Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang amanah.
Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya.
Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun,
Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh
dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada
saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad
adalah bisnis konglomerat.
Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga
bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ?
Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan
Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah
disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai
manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya.
Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan
sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh
elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 21
Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A
Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat
perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering
menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat
waktu. Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang
besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau
melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan
(customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,
efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif. Dalam
menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran
(transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan
keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya.
Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk
menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai
dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya (melakukan
service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau (melakukan
prinsip customer satisfaction).
Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil
margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis lainnya
pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan secukupnya saja dalam
menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin keuntungan yang dilakukan
beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang
lebih suka membeli barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain
karena bisa mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau
melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin
efisien dan efektif.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 22
Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan
prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan
mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan pernyataan
tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah SAW
mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum.
Berdasarkan hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang
nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal
sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah
terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang dibangun atas
dasar saling setuju.
2. Prinsip Nabi Muhammad SAW dalam Berbisnis
Rasulullah SAW adalah seorang pebisnis dan pedagang yang handal. Visi
beliau dalam berdagang hanya satu, yaitu: “Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak
ditujukan untuk memupuk kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun
kehormatan dan kemuliaan bisnis dengan etika yg tinggi. Adapun hasil yang didapat
harus didistribusikan ke sebanyak mungkin umat.”. Prinsip yang beliau pegang cukup
3 hal saja, yaitu:
Jujur
Saling menguntungkan kedua pihak
Hanya menjual produk yang bermutu tinggi
Tiga prinsip di atas menjiwai cara bisnis beliau. Berikut adalah teladan beliau
sebagai seorang pedagang/penjual:
Tidak boleh berbohong dan menipu pembeli mengenai barang yang dijual
Carilah keuntungan yang wajar. Jika pembeli bertanya, sebutkan harga
modalnya
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 23
Kepada para pelanggan yang tidak mampu membayar kontan (tunai),
berikanlah waktu untuk melunasinya. Bila dia betul-betul tidak mampu
membayar setelah masa tenggat pengunduran itu, padahal dia telah
berusaha, maka ikhlaskanlah
Hindari sumpah yang berlebihan, apalagi sumpah palsu untuk mengelabui
konsumen
Lakukan transaksi jika telah ada kata sepakat antara penjual dan pembeli
Lakukan penimbangan dan penakaran dengan benar dan setepat mungkin
Camkan pada pembeli bahwa yang membayar di muka bahwa ia tidak boleh
menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya (terbayar
lunas terlebih dahulu)
Jangan melakukan transaksi monopoli dalam perdagangan, berikan
kesempatan yang lain untuk berdagang juga.
Rasulullah SAW telah menentukan indikator jual beli yang mabrur dalam
sebuah hadits sebagai berikut: ” Jika penjual dan pembeli itu jujur dan transparan,
maka akan diberkahi dalam transaksinya” (HR. Bukhori no.2079 dan Muslim
no.1532)
QS: An-Nisa : 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu”
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 24
Dalam Islam sendiri Bisnis perdagangan juga diatur dengan sangat baik dan
diatur dengan syarat sah suatu akad jual-beli, tentu saja dengan dasar saling
menguntungkan kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan syari'at Islam.
Syarat sahnya akad jual beli
Ijab dan qobul
Suka sama suka
Dilakukan oleh orang yang dibenarkan untuk melakukannya
Barang yang diperjual belikan halal beserta kegunaannya
Yang menjalankannya adalah pemilik atau wakilnya
Barangnya dapat diserah terimakan
Barangnya telah diketahui oleh kedua belah pihak
Harga barang ditentukan dengan jelas ketika akad
Bisnis atau jual beli terdiri dari beberapa jenis, Menurut syar’i pantangan
moral bisnis (moral hazard) yang harus dihindari adalah sebagai berikut:
Maysir yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematikan sektor
riil dan tidak produktif.
Asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan norma social.
Gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga
berpotensi merugikan salah satu pihak.
Haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang diharamkan syariah.
Riba yaitu segala bentuk distorsi mata uang menjadi komoditas dengan
mengenakan tambahan (bunga) pada transaksi kredit atau pinjaman dan
pertukaran/barter lebih antar barang ribawi sejenis. Pelarangan riba ini
mendorong usaha yang berbasis kemitraan dan kenormalan bisnis,
disamping menghindari praktik pemerasan, eksploitasi dan pendzaliman oleh
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 25
pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap pihak yang berposisi tawar
rendah.
Ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan
permainan harga.
Berbahaya yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang membahayakan
individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan maslahat dalam
maqashid syari’ah.
3. Tips Berdagang Ala Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad SAW, berusia 25 tahun, sebelum diangkat menjadi
seorang nabi dan rasul, beliau pernah menjalankan perniagaan bersama Siti
Khadijah ke negeri Syam. Pada waktu berdagang, ia ditemani oleh Maisarah, budak
Siti Khadijah. Yang dilakukan Nab Muhammad SAW dalam berdagang antara lain :
Kejujuran
Keramahan
Sopan santun yang ditunjukan oleh pemuda Muhammad dalam berdagang
membuat kagum Maisarah. Misalnya jika barang dagangannya dijual jelek
maka dikatakan jelek. Begitu pun sebaliknya, jika barang-barang itu baik
dikatakan baik. Beliau tidak menyembunyikan barang-barang yang jelek di
balik barang-barang yang baik.
Harga yang ditawarkan kepada pembeli sesuai dengan yang disepakati Siti
Khadijah. Ia tidak mengambil untung diluar yang disepakati. Oleh karena itu,
banyak pembeli yang terkesan dan tertarik cara berdagang beliau.
Keluhuran sifat beliau ini kemudian diceritakan oleh Maisarah kepada
majikannya. Khadijah pun merasa kagum dan terkesan dengan sifat-sifat Nabi
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 26
Muhammad SAW. Maka hubungan perdagangan antara keduanya berlanjut ke
jenjang perkawinan.
C. APA ITU SYARIAH ?
Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah
perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan
seluruh kebajikan. Kata syariat berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti
menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan syariah
yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara
langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain.
Syariat dalam istilah syar’i hukum -hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-
hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari
perkataan, perbuatan dan penetapan. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah
hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah
serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas. Syariat
Islam dalam istilah adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-
Nya dari keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, muamalah, sistem kehidupan dengan
dimensi yang berbeda-beda untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.
Demikian juga istilah “hukum Islam” sering diidentikkan dengan kata norma
Islam dan ajaran Islam. Dengan demikian, padanan kata ini dalam bahasa Arab
barangkali adalah kata “al-syari’ah”. Namun, ada juga yang mengartikan kata hukum
Islam dengan norma yang berkaitan dengan tingkah laku, yang padanannya
barangkali adalah “al-fiqh”.
Penjabaran lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa kalau
diidentikkan dengan kata “al-syari’ah”, hukum Islam secara umum dapat diartikan
dalam arti luas dan dalam arti sempit.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 27
Syari'ah Dalam Arti Luas
Dalam arti luas “al-syari’ah” berarti seluruh ajaran Islam yang berupa norma-
norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem
kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang individual
dan kolektif.
Dalam arti ini, al-syariah identik dengan din, yang berarti meliputi seluruh
cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam, tasawuf, tafsir, hadis, fikih,
usul fikih, dan seterusnya. (Akidah, Akhlak dan Fikih).
Syari'ah Dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit al-syari’ah berarti norma-norma yang mengatur sistem
tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-
syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan usul fikih. Syari'ah dalam arti sempit
(fikih) itu sendiri dapat dibagi menjadi empat bidang:
‘ibadah
mu’amalah
‘uqubah dan
lainnya.
1. Definisi Syariah Menurut Ulama Kamus
Imam Ibnu Mandzur di dalam Kitab Lisaan al-'Arab (Juz 8, hal 175)
menyatakan: "Kata عة شري شراع ,ال شرعة dan ,ال م ضع bermakna ال موا تى ال ال
نحدر ى ي ماء ال -Berkata al-Laits, al .(tempat-tempat yang darinya dikucurkan air) ال
Syariah dinamakan juga dengan syariat yang disyariatkan (ditetapkan) Allah swt
kepada hamba, mulai dari puasa, sholat, haji, nikah dan sebagainya. Sedangkan
kata شرعة عة dan ال شري شرعة menurut bahasa Arab artinya adalah ,ال ماء م ال
(sumber air), yakniة مورد شارب ىال ال شرعها ت ناس ي ون ال شرب ي نها ف قون م ت س وي
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 28
(sumber air minum yang dibuka oleh manusia, kemudian mereka minum dari tempat
itu, dan menghilangkan dahaga).
Imam Al-Raaziy di dalam Kamus Mukhtaar al-Shihaah (Juz 1, hal 161)
menyatakan:"Lafadz al-Syariah bermakna masyra'at al-maa' (maurid al-syaaribah:
sumber air). Kata al-Syariah juga bermakna: agama yang disyariatkan Allah swt
kepada hamba-hambaNya. Jika dinyatakan Allah telah mensyariatkan kepada
mereka, maksudnya adalah sanna (menetapkan aturan untuk mereka). Kata al-
syir'ah bisa bermakna al-Syariah, sebagaimana firman Allah swt, dalam surat al-
Maidah :48 كل نا ل ل ع كم ج ن شرعة م نهاجا و ,Untuk setiap umat di antara kamu) م
Kami jadikan aturan dan jalan yang terang).
Pengarang Kitab al-'Ain, Ibnu Saidah (Juz 3, hal 163) mengatakan: "al-
Syariah wa al-syir'ah: perkara agama yang Allah swt telah menetapkannya, dan
memerintahkan untuk selalu berpegang teguh dengannya, seperti sholat, puasa, haji.
Dan Allah swt telah mensyariatkan perkara tersebut, maksudnya adalah Allah swt
telah menetapkan perkara tersebut secara syar'iy (menurut hukum)".
Al-Shaahib bin ' Ibad, di dalam Kamus al-Muhiith fi al-Lughah (Juz 1, hal 44)
menyatakan; "شرع وارد شروعا ال ماء : ناول ال عة Kata .(memberi air) ت شري ,ال
شراع شرعة ,ال م شروعة dan ,ال م adalah tempat yang dipersiapkan untuk :ال
minum…عة شري شرعة ال urusan agama yang disyariatkan (ditetapkan) Allah swt : ال
kepada hamba-hambaNya. Dan Dialah yang membuat hukum-hukumnya".
Dalam Kamus Bahr al-Muhiith, Fairuz Abadiy (Juz 2, hal 290) disebutkan: "
Al-Syariah: perkara yang disyariatkan oleh Allah swt kepada hamba-hambaNya. Dan
bisa juga berarti madzhab-madzhab (rujukan-rujukan) yang jelas dan lurus".
2. Definisi Syariah Menurut Ulama Tafsir
Makna syarii'at menurut ulama tafsir, tidak jauh berbeda dengan makna yang
dipahami oleh ulama ahli bahasa Arab. Ketika menafsirkan firman Allah swt, surat al-
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 29
Maidah ayat 48, Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menjelaskan: "Kata
شرعة عة dan ال شري bermakna jalan terang yang mengantarkan pada ال
keselamatan. Menurut bahasa, kata عة شري ق bermakna ,ال طري ذي ال صل ال تو ي
نه ى م ماء ال .(jalan yang mengantarkan kepada air) ال
Lafadz al-Syariah juga bermakna agama yang disyariatkan (ditetapkan)
Allah kepada hamba-hambaNya; dan Allah telah mensyariatkan (kepada mereka),
maksudnya adalah mensyariatkan (menetapkan) syariat atau jalan. Kata al-syaari`
bermakna al-thariiq al-a'dzam (jalan besar)….Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt
telah menetapkan Taurat kepada pemeluknya, Injil kepada pemeluknya, al-Quran
kepada pemeluknya. Ayat ini berbicara pada konteks syariat-syariat (hukum-hukum)
dan ibadah-ibadah. Sedangkan pokok ketauhidan tidak ada perbedaan. Makna
semacam ini dituturkan dari Qatadah.
Mujahid berkata, "Kata al-syir'ah dan al-minhaaj maknanya adalah agama
(diin) Muhammad saw, dan ia telah menasakh (menghapus) seluruh agama lain."
(Imam al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, juz XVI hal. 163)
Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsiir al-Quran al-'Adziim (Juz 3, hal 129)
mengungkapkan: "Kata al-syir'ah juga bermakna al-Syariah; yakni sesuatu yang
membuka ke sesuatu. Dari sini dinyatakan,"شرع ى ذا ف mensyariatkan yang) " ك
demikian); sedangkan maknanya adalah تدأ يه اب memulai, atau membuka jalan) ف
pertama kali). Demikian juga al-Syariah, ia bermakna "شرع ما نها ي ى م ماء ال jalan) "ال
yang mengantarkan menuju air)". Adapun kata "نهاج م ق adalah "ال طري ضح ال وا ال
سهل نن Kata .(jalan yang jelas dan mudah) ال س ق maknanya adalah ,ال طرائ -jalan) ال
jalan). Oleh karena itu, menafsirkan firman Allah swt "شرعة نهاجا و dengan jalan "م
dan sunnah jelas lebih sesuai dari sebaliknya. Wallahu a'lam".
Imam Syaukani di dalam Kitab Fath al-Qadiir (Juz 2, hal 48) menyatakan;
"Pada asalnya, kata al-syir'ah dan al-Syariah bermakna jalan terang yang bisa
mencapai air. Selanjutnya kata ini digunakan dengan makna, agama (d iin)yang
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 30
disyariatkan Allah swt kepada hambaNya. Sedangkan kata al-minhaaj: jalan terang
dan jelas. Abu al-'Abbas Muhammad bin Yazid al-Mubarrad,"Kata al-Syariah
bermakna ibtidaa' al-thariiq (permulaan jalan), sedangkan al-minhaaj bermakna jalan
yang berulang-ulang (al-thariiq al-mustamirah).Makna ayat ini [surat al-Maidah :48]
adalah; sesungguhnya Allah swt menjadikan Taurat untuk pemeluknya, Injil untuk
pemiliknya, dan al-Quran untuk pemeluknya. Ini terjadi sebelum penghapusan
syariat-syariat terdahulu oleh al-Quran. Adapun setelah turunnya al-Quran, maka
tidak ada syir'ah dan minhaaj, kecuali yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw".
3. Definisi Syariah Menurut 'Urf Para Ulama
Pada konteks awalnya (hakekat lughawiyyah) kata "Syariah bermakna "al-
thariiqah al-dzaahirah allatiy yatawashshalu bihaa ila al-maa" (jalan terang yang bisa
mencapai air). Selanjutnya kata "al-Syariah" digunakan oleh para pengguna bahasa
Arab dengan makna "urusan agama yang ditetapkan Allah swt kepada hambaNya".
Mereka juga memaknai kata Syariah sebatas pada aturan-aturan agama yang
bersifat 'amaliyyah (praktis), bukan i'tiqaadiyyah (keyakinan).
Imam Thabariy telah menuturkan pemahaman semacam ini di dalam riwayat-
riwayat shahih. "Telah meriwayatkan kepada kami, Basyar bin Mu'adz, bahwasanya
ia berkata,"Telah meriwayatkan kepada kami Yazid, ia berkata, "Telah meriwayatkan
kepada kami Sa'iid, dari Qatadah mengenai firman Allah swt "Likulli ja'alnaa minkum
syir'ah wa minhajan", ia berkata, "Maksudnya adalah jalan dan sunnah. Sedangkan
jalan-jalan itu sangat beragam. Taurat memiliki syariat tersendiri, Injil memiliki syariat
tersendiri, dan al-Quran juga memiliki syariat sendiri. Di dalamnya, Allah
menghalalkan apa yang Dia kehendaki dan mengharamkan apa yang Dia kehendaki,
untuk mengetahui siapa yang mentaatiNya dan siapa yang membangkang
kepadaNya. Hanya saja diin (pokok keyakinan) tetaplah satu dan tidak menerima
keyakinan yang lain; yakni al-tauhid (pengesaan Allah) dan ikhlash beramal semata-
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 31
mata untuk Allah swt, yang mana prinsip tauhid dan ikhlash ini diturunkan kepada
para Rasul.”
"Telah meriwayatkan kepada kami al-Hasan bin Yahya, bahwasanya ia
berkata, "Telah mengabarkan kepada kami 'Abd al-Razaq, bahwasanya ia berkata,
"Telah meriwayatkan kepada kami Ma'mar , dari Qatadah mengenai firman Allah swt
"likulli ja'alnaa minkum syir'atan wa minhaajan", ia berkata, "Diin itu satu sedangkan
syariat (hukum) itu beragam".( Imam Thabariy, Tafsir al-Thabariy, juz 10, hal. 385)
Imam Ibnu Katsir menyatakan: "Ayat ini merupakan ikhbar (berita) mengenai
umat-umat yang memiliki agama beragam, yakni syariat yang sangat beragam dalam
masalah hukum-hukum yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya yang mulia, namun
berkesesuaian dalam masalah tauhid.Sebagaimana ditetapkan di dalam Shahih
Bukhari dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda, حن شر ن عا م
ياء ب الت اخوة األن ع نا ,ل Kami para Nabi adalah bersaudara, diin" واحد دن
(keyakinan) kami satu". Maksudnya adalah tauhid yang disampaikan Allah kepada
semua Rasul yang diutusNya, dan dicantumkan di semua Kitab yang diturunkanNya.
Sebagaimana disebut di dalam firman Allah swt, " Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku".[Al-Anbiyaa':25], dan juga firman Allah swt, " Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)".[An Nahl: 36].
Adapun dalam masalah syariat, maka perintah dan larangannya berbeda-beda.
Kadang-kadang, ada sesuatu yang di dalam syariat ini haram, kemudian Allah
menghalalkannya di syariat yang lain, dan begitu pula sebaliknya.Kadang-kadang,
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 32
ada sesuatu yang di dalam syariat ini, ringan, kemudian diperberat pada syariat yang
lain".
4. Ciri-ciri Umum Syariah
a. Ketuhanan (ية ان رب (ال
Bahwa hukum syariah di turunkan oleh Allah Sang Pencipta dan Pengatur
alam semesta dan bukan dari hasil pikiran manusia yang terbatas. Allah maha
mengetahui semua kebutuhan setiap makhluk, sampai daun yang terjatuh pun
adalah ketetapannya. maka tidak mungkin syariah yang di turunkan tidak sesuai
dengan kemaslahatan makhluk-Nya.
Karena hukum syari’ah berasal dari Allah, maka tidak ada khiyar bagi
seorang muslim untuk menghindar dari hukum yang telah ditetapkan Allah baik dia
seorang hakim atau yang dihakimi. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-
Maidah:44
م ومن كم ل ح ما ي زل ب هللا ان ئك أول رون هم ف كاف دة) ال مائ (44:ال
“barang siapa yang tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itulah orang-orang kafir”.
Dan firman Allah dalam surat an-Nur:51
ما ان ان ول ك ين ق ن مؤم ى دعوا اذا ال هللا ال ه سول كم ور يح نهم ل ي وا ان ب قول نا ي ع سم
نا ع ئك ,واط لحون هم وأول ف م نور) ال (51:ال
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan
RasulNya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka, mereka berkata: kami
mendengar dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Dikarenakan syari’at islam berasal dari Allah, maka dalam diri setiap muslim
terdapat ketaatan dan kepatuhan pada hukum yang ditetapkan Allah, yang mana hal
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 33
ini tidak terdapat pada hukum yang dibuat manusia. Seorang muslim yang taat pada
hukum Allah dan menjalankannya, berkeyakinan bahwa dia sedang beribadah
kepada Tuhannya dan mendekatkan diri kepadaNya. Dan ini adalah sebagai
pendorong keimanan dan tuntutan dalam Islam. (Yusuf Qardhawi, Madkhal lidirasati
al-Syari’ah al-Islamiyyah, hal 89-90)
b. Moralitas ( ية الق (األخ
Hukum syariah lebih menitik beratkan pada pendidikan manusia secara
akhlak, memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dengan akhlak
yang mulia. Rasulullah saw bersabda:
ما ثت ان ع مم ب كارم ألت الق م م أخرجه) األخ حاك صححه ال (و
Dengan ini kesadaran setiap manusia akan sangat berdampak pada keadaan
kehidupannya. Oleh karena itu, iming-iming yang Allah tawarkan adalah berupa
pahala, bukan sebuah benda nyata yang dapat di pegang dengan tangan dan dapat
di gunakan di kehidupan dunia. Pengertian ini membedakan syari’ah dengan
undang-undang ciptaan manusia. Karena undang undang buatan manusia bersifat
memaksa dan yang berpengaruh adalah kekuatannya. Kekuatan undang-undang
(pemerintah) lemah tidak seorangpun mempraktekkannya. Dan jika kekuatan itu
kuat, maka semua rakyat akan tunduk.
c. Realitas (ية ع واق (ال
Syariat Islam adalah hukum yang realistis yang selalu memperhatikan
keutamaan akhlak yang luhur. Syari’at Islam bukanlah omong kosong belaka seperti
khayalan orang-orang komunis tentang masyarakat yang tidak mengenal perbedaan
dan kepemilikan individu, masyarakat yang tidak membutuhkan negara, hukum ,
polisi, dan penjara.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 34
Diantara realitas hukum islam adalah dalam keadaan dhorurot,
diperbolehkan melakukan sesuatu yang diharamkan, seperti memakan bangkai bagi
orang yang terpaksa, dan lain-lain.
d. Kemanusiaan (ية سان (االن
Hukum Islam disyariatkan diantaranya untuk memelihara kemuliaan manusia
itu sendiri. Karena kemuliaan manusia bukanlah pemberian raja, pemimpin ataupun
parlemen, tapi merupakan pemberian Allah swt, dzat yang telah menjadikan manusia
sebagai khalifah diatas bumi dan malaikat pun membungkuk kepadanya. Mengenai
kemuliaan manusia, Allah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 70:
قد نا ول رم نى ك .ادم ب
Syariat Islam datang dengan membawa misi persamaan diantara manusia,
tanpa memandang perbedaan warna kulit, jenis, ataupun bahasa. Yang
membedakan adalah amal shalih dan ukuran kebaikan yang dilakukannya. Allah
berfirman dalam surat al-Hujurat: 13:
ا ها ي ناس أي ا ال م ان ناك ق ل ر من خ ثى ذك م وأن ناك ل ع ا وج عوب ش بائ وا لوق عارف ت ان ل
كم رم ند اك هللا ع م قاك .ات
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mulia disisi
Allah adalah orang yang bertaqwa, tanpa memandang apakah dia orang Arab atau
bukan, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, semuanya sama disisi Allah.
e. Ketertiban (سق نا ت (ال
Yaitu pengaplikasian beberapa bagian dari keseluruhan aturan secara teratur
dan saling bahu membahu dalam melaksanakan tujuan bersama sekira tidak terjadi
benturan antara bagian satu dengan lainnya.
Syariat Islam mengangkat derajat wanita dan memelihara nilai
kemanusiaannya (harkat dan martabat) dan menjadikannya saudara kandung laki-
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 35
laki dan saudaranya dalam ketaatan hukum (taklif). Dalam al-Qur’an telah
disebutkan كم ض ع عض من ب :juga disebutkan dalam hadits ,(195:عمران ال) ب
ما ساء ان ن ق ال قائ ش رجال ال
Ketika kita melihat al-Qur’an, dalam bab waris dikatakan:
كم ي ص و هللا ي ى م ف ر اوالدك لذك ثل ل ين حظ م ي ث .األن
maka janganlah al-Qur’an dianggap telah mendiskriminasikan kaum hawa atau
menurunkannya dari kedudukan yang telah ditetapkan baginya oleh berbagai ayat
dan hadis. Akan tetapi itu merupakan keadilan yang memberi bagian kepada
masing-masing jenis sesuai dengan haknya.
Dan hal itu tidak dapat dipahami kecuali jika kita bertaammul dalam
mempelajari islam dan hukum-hukumnya, niscaya kita akan mengetahuinya secara
keseluruhan dengan teratur dan tersusun. Dan kita juga akan mengetahui kalau
bagian wanita itu sudah sesuai menurut porsinya.
f. Komprehensif (شمول (ال
Syariah islamiyah adalah suatu aturan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan. Oleh karena itu syariah islamiyah menetapkan jalan keimanan bagi
manusia, juga menjelaskan tentang pokok-pokok aqidah dan mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya. Syariat islam juga memerintahkan kepada manusia
untuk membersihkan jiwanya, dan mengatur hubungan antar sesama. Secara garis
besar hukum- hukum syariah terbagi menjadi tiga:
Hukum yang berhubungan dengan aqidah, seperti iman kepada Allah dan
iman kepada hari akhir. Hukum ini dinamakan hukum kepercayaan, dan ilmu
yang mempelajarinya adalah ilmu kalam atau tauhid.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 36
Hukum yang berhubungan dengan akhlaq, seperti kewajiban jujur, amanah,
menepati janji, dan juga mengenai keharaman berbohong, khiyanat, dan
melanggar janji. Hukum ini dinamakan hukum moralitas, dan ilmu yang
mempelajarinya adalah ilmu akhlaq atau tasawwuf.
Hukum yang berhubungan dengan perkataan dan perbuatan manusia dalam
hubungan antar sesama. Hukum ini dinamakan hukum mu’amalah dan ilmu
yang mempelajarinya adalah ilmu fiqh.
D. LANDASAN HUKUM SYARIAH
Yang menjadi landasan hukum utama dalam bisnis berbasis syariah adalah
Al-Qur’an dan Hadist yang disunahkan langsung oleh Rasullullah SAW. Namun
dalam perkembangannya, para ulama sepakat untuk menambahkan ijma, ijtihad dan
qiyash sebagai sumber hukum pendukung dalam perekonomian islam. Dalam
sebuah tatanan kenegaraan, Undang-undang dan Fatwa dari lembaga agama dalam
sebuah Negara pun menjadi sumber hukum pendukung dalam kegiatan bisnis
syariah. Berikut beberapa kebijakan yang tergambar dan ditentukan oleh beberapa
landasan hukum seperti Al-Qur’an, Hadist, Ijtihad, Ijma, Qiyash, Undang-undang,
dan Fatwa MUI.
1. AL QUR’AN
Secara istilah Al-Qur`an adalah "Kalam ALLAH yang merupakan mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkan secara mutawatir
dan membacanya adalah ibadah". Al-Qur`an adalah kalamullah, firman ALLAH SWT,
ia bukanlah kata-kata manusia, bukan pula kata-kata jin, setan, atau malaikat. Al-
Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula
produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 37
Al-Qur’an membahas tentang banyak hal, salah satunya adalah tentang
syariah. Di dalam syariah tak hanya membahas tentang hubungan kita dengan
Tuhan, tetapi membahas pula tentang hubungan kita dengan manusia dan makhluk
Tuhan lainnya. Karena hal itu pulalah, syariah juga mempengaruhi pola perilaku kita
dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, yaitu cara berbisnis yang kita kenal
dengan bisnis syariah. Al-Qur’an menjadi sumber hukum utama tentang bisnis
syariah.
Berikut ini penulis kutip beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dan
menerangkan tentang tata cara berbisnis yang Allah perintahkan.
1) Q.S. Ash-Shaff ayat 10
ا ا ي ه ين أ ي ن وا ال ذ ل ك م ه ل م ل ى أ د ة ع ار ج يك م ت ج ن ت ن ا م ذ ل يم ع أ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian (dapat dibaca tunjiikum dan
tunajjiikum, yakni tanpa memakai tasydid dan dengan memakainya) dari azab yang
pedih yang menyakitkan; mereka seolah-olah menjawab, mengiyakan”.
2) Q.S. At-Taubah ayat 111
يقاتلون في سبيل ن أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة اشترى من المؤمني يقتلون ويقتلون إن للا ف للا
نجيل وراة وال ا في التحق شروا ببيعكم الذي بايعتم وعدا عليه فاستب قرآن ومن أوفى بعهده من للا وال
و الفوز العظيم لك ه به وذ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah ? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar ”.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 38
3) Q.S. Faathir ayat 29
ية يرجو ا وعلن ا رزقناهم سر فقوا مم لة وأن وأقاموا الص اب للا ارة لن ن الذين يتلون كت تبور ن تج
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi”.
4) Q.S. Al-Baqarah ayat 282
ه وليكتب بينكم كا ب بالعدل ول يأب كاتب يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسم ى فاكتبو ت
ليكتب ف خس منه شيئا فإن كان أن يكتب كما علمه للا ه ول يب رب وليملل الذي عليه الحق وليتق للا
ه بالعدل ليملل ولي ع أن يمل هو ف و ل يستطي و ضعيفا أ هيدين من واستشهدوا ش الذي عليه الحق سفيها أ
هداء أن تضل إحد ن ترضون من الش ن فرجل وامرأتان مم ا رجلي اهما فتذكرر رجالكم فإن لم يكون
هداء إذا ما دعوا ول تسأموا أن ت لكم إحداهما الخرى ول يأب الشيرا إلى أجله ذ كتبوه صغيرا أو كب
د ة حاضرة ت هادة وأدنى أل ترتابوا إل أن تكون تجار وأقوم للش ليس عليكم أقسط عند للا ينكم ف يرونها ب
بوها قوا وأشهدوا إذا تبايعتم ول يضار كاتب ول شهيد وإن تفعلوا فإنه فسوق بكم وات جناح أل تكت
بكلر شيء عليم وللا ويعلرمكم للا للا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika
tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 39
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ”.
5) Q.S. An-Nisa ayat 29
ا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون تجارة عن تراض منكم ول تقتلوا
كان بكم رحيما أنفسكم إن للا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
6) Q.S. At-Taubah ayat 24
ة تخشون قل إن كان آباؤكم وأبناؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اقترفتموه ا وتجار
تربصوا حتى ورسوله وجهاد في سبيله ف ليكم من للا مره كسادها ومساكن ترضونها أحب إ بأ يأتي للا
ل يهدي القوم الفاسقين وللا
Artinya: “Katakanlah: jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-
isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 40
cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik”.
7) Q.S. An-Nur ayat 37
يتاء ال لة وإ وإقام الص ة ول بيع عن ذكر للا هيهم تجارل يه القلوب رجال ل ت لب ف تق فون يوما ت كاة يخا ز
والبصار
Artinya: “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang”.
8) Q.S. Al-Jumu’ah ayat 11
ا ا و ذ و أ ة ر ار ا أ و ت ج وا ل ه و ه ا انف ض ل ي ك وك ت ر ا و ا ق ل ق ائ م ند م ر هللا ع ي ن خ ن الل ه و م م ة و ار ج الت
هللا ر و ي خ
ق ين از الر
Artinya: “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada
permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.”
2. HADIST
Hadist adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum
dalam agama Islam. Hadist dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-
Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber
hukum kedua setelah Al-Qur'an.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 41
Berikut ini penulis kutip beberapa hadist yang disampaikan Rasulullah SAW
melalui para sahabat yang membahas dan menerangkan tentang tata cara berbisnis
yang Rasul perintahkan dan Rasul contohkan dalam kehidupannya.
1) Bisnis merupakan pekerjaan yang paling mulia .
فقال بيع مبرور عليه وسلم عن أفضل الكسب جل بيده سئل النبي صلى للا (رواه أحمد)وعمل الر
Artinya: “Dari Hani’ bin Nayar bin Amru ra berkata, bahwa Nabi Muhammad
SAW ditanya mengenai pekerjaan yang paling mulia. Beliau menjawab, ‘Jual beli
(bisnis) yang mabrur (sesuai syariat dan tidak mengandung unsur tipuan dan dosa)
dan pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan kedua tangannya.” (HR. Ahmad)
2) Bisnis membuka jalan keberkahan dari Allah SWT.
ه وسلم قال البيرعان علي عنه عن النبير صلى للا ن حزام رضي للا قا فإن عن حكيم ب تفر بالخيار ما لم ي
بيعهما كة ت بر ن كذبا وكتما محق نا بورك لهما في بيعهما وإ ي (رواه البخاري ومسلم)صدقا وب
Artinya: “Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Penjual dan pembeli keduanya bebas memilih selagi keduanya belum berpisah.
Maka jika keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan
diberkahi pada bisnis keduanya. Namun jika menyembunyikan cacat dan dusta,
maka terhapuslah keberkahan jual beli tersebut”. (HR. Bukhari-Muslim)
3) Pelaku bisnis yang jujur dan amanah akan dikumpulkan di surga
bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’.
دوق المين مع النبيرين ه وسلم قال التاجر الص علي ين واعن أبي سعيد عن النبير صلى للا يق در لصر
هداء (رواه الترمذي)والش
Artinya: “Dari Abu Sa’id ra, dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang
pebisnis yang jujur lagi amanah, maka ia akan bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada’.” (HR. Turmudzi)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 42
4) Dalam kegiatan bisnis, barang siapa memudahkan urusan bisnis orang
lain maka akan Allah mudahkan pula bisnis yang ia jalankan.
مؤمن كربة من س عن ه وسلم من نف علي صلى للا س عن أبي هريرة قال قال رسول للا نيا نف كرب الد
عنه نيا واآلخرة و للا ه في الد علي ر للا ر على معسر يس يوم القيامة ومن يس ة من كرب من ستر كرب
في عون العبد ما كان العبد في عون اآلخرة وللا نيا و في الد (رواه مسلم)أخيه مسلما ستره للا
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang membebeaskan seorang mu’min dari himpitan kehidupan di
dunia, maka Allah akan membebaskannya kelak dari himpitan di hari akhir. Dan
barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah
akan memudahkannya kesulitannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang
menutupi aib seorang muslim, maka Allah pun akan menutupi aibnya di dunia dan di
akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba, selagi hamba tersebut
selalu menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
5) Rezeki yang baik adalah rezeki dari hasil bekerja keras sendiri.
ا د أ ك ل م ام ا أ ح ع ا ق ط ط ي ر ن خ أ ك ل أ ن م ن ي م ل م د ع ب ى و ن ، ي ن د هللا او ه – د ل ي ال م ع ان – الس أ ك ل ك ن ي م
ل م د ع ي
Artinya: “Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari
makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya
nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR.
Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 No. 2072).
6) Pebisnis jujur akan bersama Rasul, orang-orang jujur dan orang-orang
mati syahid.
تاجر صدوق ال ين ال ين مع األم ي ب ن ين ال ق صدي شهداء وال وال
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 43
Artinya: “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para
nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR.
Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti No. 1130)
7) Penghasilan yang baik adalah penghasilan pedagang yang jujur, baik,
sopan dan selalu menepati janji.
ي ن س أط ك س ال تجار ك ذي ال وا ذا ال م حدث وا ل كذب نوا ذا و ي تم م ائ وا ل خون و ي
م وعدوا ذا فوا ل ل خ تروا ذا و ي ش م ا ذموا ل اعوا ذا و ي م ب طروا ل ان ذا و ي يهم ك ل م ع ل
لوا مط ان ذا و ي هم ك م ل سروا ل ع .(ي
Artinya: “Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para
pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak
khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela,
apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak
menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang
yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman,
Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221)
8) Penghasilan yang baik adalah dari berbisnis yang mabrur.
Dari Rafi’ bin Khadij radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ada seseorang bertanya,
“Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:
رجل عمل يد ال ل ب يع وك برور ب م
Artinya: “Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan
setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad no.16628)
3. IJTIHAD
Ijtihad berasal dari bahasa arab yaitu “Jahada” yang mempunyai arti
mencurahkan segala kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang sulit atau yang
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 44
ingin di capainya badzlul al-juhdi li istinbath al-ahkam min al-nash (mencurahkan
segala pikiran untuk merumuskan sebuah hukum dari teks wahyu).
Dengan kata lain, ijt ihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang
faqih (pakar fiqih Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu
melalui dalil syara’ (agama). Dalam istilah inilah ijtihad lebih banyak dikenal dan
digunakan bahkan banyak para fuqaha yang menegaskan bahwa ijtihad dilakukan di
bidang fiqih.
Secara substansial, hukum Islam adalah bagian dari hukum positif Indonesia
yang bersumber al-Qur’an, al-Hadits, dan al-ijtihâd, terutama yang mengatur tentang
al-‘aqdu sebagai dasar timbulnya hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perikatan
Islam. Perikatan Islam dan kegiatan bisnis Islam selalu berdasarkan prinsip-prinsip
syarî’ah yang harus bebas dari unsur ketidakjelasan (garar), perjudian (maisir),
bunga (ribâ), dan penzaliman. Tetapi secara formal dari segi bentuk usaha (badan
usaha) dalam kegiatan bisnis Islam bersumber dari hukum perundang-undangan.
Oleh karena itu, kedudukan hukum syarî’ah (perikatan syarî’ah dan bisnis
syarî’ah) secara yuridis adalah kuat dan legal dalam sistem hukum Indonesia, dan
secara bisnis operasional memperoleh dukungan kuat dari masyarakat karena di
dasarkan pada akad yang benar, adil, jujur, transparan, bebas dari ketidak jelasan
(garar) , perjudian (maisir), bunga (ribâ), dan penzaliman.
Adapun ijtihâd sebagai sumber hukum Islam ketiga memberi peluang untuk
berkembangnya pemikiran umat Islam dalam menghadapi segala permasalahan di
era globalisasi ini. Berbagai jenis transaksi telah muncul dan menyebar keseluruh
penjuru dunia, terutama ke negeri Indonesia. Banyak jenis transaksi baru yang di
tawarkan yang juga menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda. Berikut
merupakan ijtihâd yang mengatur tentang al-‘aqdu yaitu Pembaharuan Dalam
Bidang Perikatan. Perikatan dalam istilah fiqh disebut dengan al-‘aqdu, secara
etimologi berarti:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 45
ر ط ال ي جمع وهو ب طرف ين ال ل ب شد ح ر أحدهما وي اآلخ تى ب صال ح ت بحا ي ص ي ف
قطعة واحدة ك
“Ikatan, yakni mengumpulkan dua tepi dan mengikat salah satunya dengan yang
lainnya hingga tergabung, maka menjadilah ia seperti sepotong benda.”
Berdasarkan pengertian ini, para fuqahâ’ menggunakan juga lafal aqad untuk
sumpah, untuk al-‘ahdu (perjanjian), dan untuk sesuatu persetujuan dalam bidang
jual beli. Oleh karenanya, para fuqahâ kemudian mendefinisikan kata al-‘aqdu secara
terminologi, yakni :
باط جا رت بول اإلي ق لى ب شروع وجه ع بت م ث ضى ي تر ال
“Perikatan antara ijab dengan qabul dengan jalan yang dibenarkan oleh syari’at,
yang menetapkan keridhaan kedua belah pihak.”
Dalam melaksanakan transaksi (perikatan atau al-‘aqdu) terdapat rukun dan
syarat yang harus dipenuhi. Pendapat mengenai rukun aqad dalam hukum Islam ini
beraneka ragam di kalangan para ahli fiqh. Di kalangan madzhab Hanafi
berpendapat bahwa rukun akad hanya sigat al-‘aqdu, yakni ijab dan kabul.
Sedangkan syaratnya adalah al-‘aqidain (subjek akad) dan mahal al-‘aqdi (objek
akad).
Adapun dalam perkembangannya di Indonesia, transaksi (ijab-kabul) dapat
dilakukan dengan empat cara berikut ini :
a. Lisan. Para pihak mengungkapkan kehendaknya dalam bentuk perkataan
secara jelas.
b. Tulisan. Adakalanya, suatu perikataan (transaksi) dilakukan secara tertulis.
Hal ini dapat dilakukan oleh para pihak yang tidak dapat bertemu langsung
dalam melakukan transaksi, atau untuk transaksi- transaksi yang sifatnya
lebih sulit, seperti yang dilakukan oleh badan hukum.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 46
c. Isyarat. Suatu transaksi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang
normal, orang yang cacat pun dapat melakukan transaksi (al-‘aqdu). Apabila
cacatnya adalah tuna wicara maka dimungkinkan akadnya dengan isyarat,
asalkan terdapat sepemahaman dalam transaksi tersebut.
d. Perbuatan. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, kini
transaksi dapat pula dilakukan dengan cara perbuatan saja, tanpa secara
lisan, tulisan maupun isyarat. Hal ini dapat disebut dengan ta’âti atau mu’âtah
(saling memberi dan menerima). Adanya perbuatan ini dari pihak yang telah
saling memahami perbuatan transaksi tersebut dengan segala akibat
hukumnya. Hal ini sering terjadi di supermarket yang tidak ada proses tawar
menawar. Pihak pembeli telah mengetahui harga barang yang secara tertulis
dicantumkan pada barang tersebut. Pada saat pembeli datang ke meja kasir
menunjukkan bahwa di antara mereka akan melakukan transaksi jual-beli.
4. QIYASH
Qiyash dalam bahasa Arab berasal dari kata “qasa, yaqisu, qaisan” artinya
mengukur, menyamakan dan ukuran. Secara etimologi qiyas berarti pengukuran
sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Qiyas
berarti, membandingkan atau mengukur, seperti menyamakan si A dengan si B,
karena kedua orang itu mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh yang sama,
wajah yang sama dan sebagainya. Qiyas juga berarti mengukur, seperti mengukur
tanah dengan meter atau alat pengukur yang lain. Demikian pula membandingkan
sesuatu dengan yang lain dengan mencari persamaan-persamaannya.
Sedangkan menurut ulama’ ushul fiqih qiyas berarti menetapkan hukum
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara
membandingkannya kepada suatu kejadian atau peristiwa yang lain yang telah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 47
ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat antara kedua
kejadian atau peristiwa itu.
Jadi qiyas merupakan mashodirul ahkam yang keempat setelah Al-Qur’an,
As-Sunnah dan ijma’. Yakni cara mengishtinbatkan suatu hukum dengan cara
menganalogikan antara dua hal yang memiliki kesamaan illat tetapi yang satu belum
ada ketentuan hukumnya dalam nash.
ياس ق ل ما هو وال ل ط دالئ قة ال مواف لى ال بر ع قدم خ ت م تا من ال ك نة ال س وال
“Qiyas adalah metode berfikir untuk menemukan petunjuk makna yang sesuai
dengan khabar yang sudah ada dalam al-Qur’an dan sunnah”.
Adapun cara mengoperasionalkan qiyas ini yakni dimulai dengan
mengeluarkan hukum yang ada pada kasus yang disebutkan dalam nash, setelah itu
kita teliti illatnya. Selanjutnya kita cari dan teliti illat yang ada pada kasus yang tidak
disebutkan dalam nash, sama ataukah tidak. Jika sudah diyakini bahwa illat yang
ada dalam kedua kasus tersebut ternyata sama maka kita menggunakan ketentuan
hukum pada kedua kasus itu berdasarkan keadaan illat.
Penerapan Qiyas dalam Ekonomi Islam
Memahami bunga bank dari aspek legal-formal dan secara induktif,
berdasarkan pelarangan terhadap larangan riba yang diambil dari teks (nas), dan
tidak perlu dikaitkan dengan aspek moral dalam pengharamannya. Paradigma ini
berpegang pada konsep bahwa setiap utang-piutang yang disyaratkan ada
tambahan atau manfaat dari modal adalah riba, walaupun tidak berlipat ganda. Oleh
karena itu, betapapun kecilnya, suku bunga bank tetap haram. Karena berdasarkan
teori qiyâs, kasus yang akan di-qiyas-kan (fara’) dan kasus yang di-qiyas-kan (asal)
keduanya harus disandarkan pada illat jâlî (illat yang jelas). Dan kedua kasus
tersebut (bunga bank dan riba) disatukan oleh illat yang sama, yaitu adanya
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 48
tambahan atau bunga tanpa disertai imbalan. Dengan demikian, bunga bank sama
hukumnya dengan riba.
Adapun di antara tokoh-tokoh fikih Islam kontemporer yang menganut
paradigma ini adalah Abû Zahrah, Wahbah Zuhayli, Yûsûf al-Qardawi (masing-
masing ahli fikih Timur Tengah), Abdul Mannan, Syafi’i Antonio, Adiwarman Azwar
Karim (masing-masing ahli hukum Islam dan praktisi perbankan Islam Indonesia).
Yûsûf al-Qardawi berpendapat bahwa riba yang diharamkan dalam Alquran
tidak membutuhkan penjelasan dan pembahasan lebih lanjut, karena tidak mungkin
Allah mengharamkan sesuatu kepada manusia yang tidak mereka ketahui
bentuknya. Pemahaman riba sesuai yang tertuang dalam Q.S Al-Baqarah [2]:278-
279 menunjukkan segala kelebihan dari modal adalah riba, sedikit maupun banyak.
Maka setiap tambahan bagi modal yang disyaratkan atau ditentukan terlebih dahulu,
karena adanya unsur tenggang waktu semata adalah riba.
Adapun Syafi'i Antonio yang merupakan praktisi dan akademisi ekonomi
Islam di Indonesia, terkait dengan bunga bank, mengatakan bahwa kriteria berlipat-
ganda bukanlah syarat terjadinya riba, tapi itu hanya sifat. Artinya, besar atau kecil,
bunga bank tetap riba, sebab sifat umum riba adalah berlipat ganda (Antonio,
1999:82).
Sementara dari segi konteks atau illat, pengharaman riba dalam Alquran
adalah karena adanya faktor zulm, yaitu memungut tambahan utang dari pihak-pihak
yang seharusnya ditolong. Sementara konteks bank adalah niaga (tijârah) untuk
mencari keuntungan bersama antara pihak yang punya modal (investor), pihak yang
membutuhkan modal (debitur/pengusaha), dan pihak perbankan sebagai mediator
dan penyedia jasa. Sehingga sama sekali tidak ada kaitannya dengan tolong
menolong antara si kaya dan si miskin, melainkan upaya kerjasama dalam
mengembangkan modal dengan menjadikan bank sebagai mediator antara
penabung, pengusaha dan bank . Karena itu, aspek aniaya (ketidakadilan) di sini
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 49
amat kecil kemungkinan terjadi sebab masing-masing pihak telah saling rela dan
mengetahui hak serta kewajibannya masing-masing.
Dengan konsep seperti itu, akhirnya mereka sampai kepada satu kesimpulan
bahwa antara riba dengan bunga bank memiliki konteks dan esensi yang berbeda.
Riba dianggap kelebihan yang diambil dari pinjaman yang ditujukan untuk keperluan
konsumtif, sedangkan bunga bank adalah kelebihan atas pinjaman yang ditujukan
dalam rangka, kebutuhan produktif.
Dengan analisis seperti itu, penganut paradigma ini mengharuskan mereka,
meninggalkan qiyâs dan lebih memilih mengambil metode istihsân sebagai dasar
untuk sampai kepada suatu konklusi hukum yang dianggap lebih tepat untuk
dijalankan. Di antara tokoh dan ahli hukum Islam yang menganut paradigma
kontekstual dalam menilai permasalahan bunga bank adalah Munawir Syadzali,
Quraish Shihab, Umar Shihab dan M . Dawam Raharjo (masing-masing adalah ulama
fikih dan cendekiawan muslim Indonesia). Demikian pula, Fazlur Rahman, Mahmoud
Syaltout, dan Mustafa Ahmad al-Zarqa'.
5. IJMA
Ijma secara bahasa (فاق عزم واالت berarti niat yang kuat atau (ال
kesepakatan. Ijma’ artinya kesepakatan semua ulama’ mujtahidin dari ummat
Muhammad SAW pada suatu masa, atas suatu hukum syari’at. Jadi, apabila para
ulama’ itu telah sepakat-baik di masa sahabat maupun sesudahnya-atas salah satu
hukum syari’at, maka kesepakatan mereka adalah merupakan ijma’, sedang
melaksanakan apa yang mereka sepakati adalah wajib. Sebagai rujukan hukum,
ijma’ menempati urutan ketiga. Artinya, apabila kita tidak mendapatkan hukum dalam
al-Qur’an maupun dalam as-Sunnah, maka kita tinjau apakah para ulama’ kaum
muslimin telah ijma’. Apabila ternyata demikian, maka ijma’ mereka kita ambil dan
kita laksanakan. Ijma merupakan hujjah, dengan dalil-dalil diantaranya:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 50
1) Firman Allah:
ل ك ذ ك اك م و ل ن ع طا أ م ة ج س ك ون وا و اء ل ت د ل ى ش ه الن اس ع
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.” (QS. Al-
Baqoroh:143)
Maka firman-Nya: “Saksi atas manusia“, mencakup persaksian terhadap
perbuatan-perbuatan mereka dan hukum-hukum dari perbuatan mereka, dan
seorang saksi perkataannya diterima.
2) Firman Allah :
ع ف ن از ن م ت ء ف ي ت ي و ش د ل ى ف ر س ول هللا الر و
“Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan
Rasul-Nya.” (QS. An-Nisa’:59)
3) Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ال تمع ج تي ت لى أم ة ع ضالل
“Umatku tidak akan bersepakat diatas kesesatan”
4) Kami mengatakan: Ijma’ umat atas sesuatu bisa jadi benar dan bisa jadi
salah, jika benar maka ia adalah hujjah, dan jika salah maka bagaimana
mungkin umat yang merupakan umat yang paling mulia disisi Allah sejak
zaman Nabi-nya sampai hari kiamat bersepakat terhadap suatu perkara yang
batil yang tidak diridhoi oleh Allah? Ini merupakan suatu kemustahilan yang
paling besar.
Ijma terdiri dari dua macam, yaitu Ijma Qoth’i dan Ijma Dzonni. Ijma Qoth’i
adalah Ijma’ yang diketahui keberadaannya di kalangan umat ini dengan pasti,
seperti ijma’ atas wajibnya sholat lima waktu dan haramnya zina. Ijma’ jenis ini tidak
ada seorangpun yang mengingkari ketetapannya dan keberadaannya sebagai
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 51
hujjah, dan dikafirkan orang yang menyelisihinya jika ia bukan termasuk orang yang
tidak mengetahuinya.
Sedangkan Ijma Dzonni adalah Ijma’ yang tidak diketahui kecuali dengan
dicari dan dipelajari (tatabbu’ & istiqro’). Dan para ulama telah berselisih tentang
kemungkinan tetapnya ijma’ jenis ini, dan perkataan yang paling rojih dalam masalah
ini adalah pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan dalam Al-
Aqidah Al-Wasithiyyah: “Dan ijma’ yang bisa diterima dengan pasti adalah ijma’nya
as-salafush-sholeh, karena yang setelah mereka banyak terjadi ikhtilaf dan umat ini
telah tersebar”. Ijma’ sendiri memiliki syarat-syarat, diantaranya:
Tetap melalui jalan yang shohih, yaitu dengan kemasyhurannya dikalangan
‘ulama atau yang menukilkannya adalah orang yang tsiqoh dan luas
pengetahuannya.
Tidak didahului oleh khilaf yang telah tetap sebelumnya, jika didahului oleh
hal itu maka bukanlah ijma’ karena perkataan tidak batal dengan kematian
yang mengucapkannya.
Ijma memiliki peran penting dalam pembentukan bisnis syariah, salah
satunya adalah dalam pembentukan Asuransi Syariah. Asuransi Syariah adalah
sebuah sistem di mana para peserta mendonasikan sebagian atau seluruh
kontribusi/premi yang mereka bayar yang digunakan untuk membayar klaim atas
musibah yang dialami oleh peserta yang lain.
Ijma memiliki peran sangat penting dalam menentukan produk asuransi
syari’ah, dan merupakan sumber hukum bagi perkembangan roda ekonomi islam
dalam bidang ini.
Ijma’ sebagai penentu prinsip dasar Asuransi syari’ah. Suatu asuransi
diperbolehkan secara syari, jika tidak menyimpang dari pr insip-prinsip dan aturan-
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 52
aturan syariat Islam. Untuk itu dalam muamalah tersebut harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Asuransi syariah harus dibangun atas dasar taawun (kerja sama), tolong
menolong, saling menjamin, tidak berorentasi bisnis atau keuntungan materi
semata.Allah SWT berfirman, “Dan saling tolong menolonglah dalam
kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan
permusuhan”.
2) Asuransi syariat tidak bersifat mu’awadhoh, tetapi tabarru’ atau mudhorobah.
3) Sumbangan (tabarru’) sama dengan hibah (pemberian), oleh karena itu
haram hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi peristiwa, maka diselesaikan
menurut syariat.
4) Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah
ditentukan, harus disertai dengan niat membantu demi menegakan prinsip
ukhuwah. Kemudian dari uang yang terkumpul itu diambilah sejumlah uang
guna membantu orang yang sangat memerlukan.
5) Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan
tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah.
Akan tetapi ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut
izin yang diberikan oleh jamaah.
6) Apabila uang itu akan dikembangkan, maka harus dijalankan menurut aturan
syar’i.
Hasil Ijma’ dan fatwa para ulama, telah melahirkan berbagai produk asuransi
syari’ah yang berguna dan bermanfaat bagi ummat Islam, bahkan bagi seluruh
ummat selain islam
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 53
6. UNDANG-UNDANG
Dalam hukum positif sekarang di Indonesia, menurut UU No. 10 Tahun 2004
Tentang Peraturan Pembentukan Perundang-Undangan, dalam pasal 1 angka 2
yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis
yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat
secara umum.
Melihat perkembangan ekonomi Islam di dunia, dan khususnya di Indonesia
sendiri, Pemerintah Republik Indonesia dengan tanggap membuat peraturan tentang
pelaksanaan bisnis syariah, agar kegiatan bisnis syariah di Indonesia memiliki
kekuatan hukum resmi yang mengikat.
Beberapa Undang-undang yang pernah dikeluarkan dan mengalami
perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 tentang Agama
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”
Dalam pasal ini, pemerintah mengungkapkan bahwa setiap Warga Negara
berhak melakukan segala aktivitasnya sesuai dengan agama masing-masing,
termasuk dalam aktivitas bisnis mereka.
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang Undang Nomor 10
Tahun 1998 pasal 1 angka 13 (Tentang Perbankan)
Dalam Bagian Kedua tentang Usaha Bank Umum pasal 6 huruf m,
menyebutkan:
menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ;
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 54
Pasal 7 huruf c, menyebutkan:
melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan
syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
Pasal 8 ayat 1 dan 2, menyebutkan:
1) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang
mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur
untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
dengan yang diperjanjikan.
2) Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
Beberapa pasal lainnya adalah sebagai berikut:
Pasal 11 ayat 1, 3 dan 4 (a)
Pasal 13 huruf c
Pasal 29 ayat 3
Pasal 37 ayat 1 huruf c; dll
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Undang-undang Nomor 50
Tahun 2009 (Peradilan Agama)
Pasal 3A point 2
Peradilan Syari’ah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan
pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 55
menyangkut kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus
dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut
kewenangan peradilan umum.
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 (Perbankan Syariah)
Point penting dalam UU No. 21Tahun 2008 ini adalah sebagai berikut:
1) Dalam definisi Prinsip Syariah terdapat dua hal penting yaitu: (1) pr insip
syariah adalah prinsip hukum Islam, dan (2) penetapan pihak/lembaga yang
berwenang mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip syariah.
2) Fungsi dari perbankan syariah, selain melakukan fungsi penghimpunan dan
penyaluran dana masyarakat, juga melakukan fungsi sosial yaitu:(1) dalam
bentuk lembaga baitul maal yang menerima dana zakat, infak, sedekah,
hibah dan lainnya untuk disalurkan ke organisasi pengelola zakat, dan (2)
dalam bentuk lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang yang
menerima wakaf uangdan menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang
ditunjuk (Pasal 4).
3) Pihak - pihak yang akan melakukan kegiatan usaha Bank Syariah atau Unit
Usaha Syariah (UUS) wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai
Bank Syariah atau UUS dari Bank Indonesia.
4) Selain mendirikan Bank Syariah atau UUS baru, pihak-pihak yang ingin
melakukan kegiatan usaha perbankan syariah dapat melakukan pengubahan
(konversi) bank konvensional menjadi Bank syariah. Pengubahan dari Bank
Syariah menjadi bank konvensional merupakan hal yang dilarang dalam UU
ini (Pasal 5).
5) Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh warga
negara Indonesia (WNI) dan/atau badan hukum Indonesia, WNI dan/atau
badanhukum Indonesia dengan warga negara asing (WNA) dan/atau badan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 56
hukum asing secara kemitraan, atau Pemerintah daerah. Sedangkan BPRS
hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh WNI dan/atau badan hukum
Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI, pemerintah daerah, atau gabungan
dua pihak atau lebih dari WNI, badan hukum Indonesia dan pemerintah
daerah (Pasal 9).
6) UU Perbankan Syariah hanya mengenal bentuk badan hukum Perseroan
Terbatas (Pasal 7).Setiap upaya penggabungan, peleburan dan pengambil-
alihan BankSyariah wajib mendapat izin terlebih dahulu dari Bank Indonesia.
Hasilpenggabungan dan peleburan antara Bank Syariah dengan bank
lainnyadiwajibkan untuk menjadi Bank Syariah (Pasal 17)
7) Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah menjadi Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya perbedaan
antara kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
8) Secara umum bank syariah dan UUS dilarang untuk melakukan kegiatan
usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, melakukan kegiatan jual
beli saham secara langsung di lantai bursa serta kegiatan perasuransian
kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah (Pasal 24 dan
Pasal 25). Bagi BPRS, selain larangan tersebut, juga dilarang untuk
membuka produk simpanan giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
serta kegiatan valuta asing kecuali penukaran valuta asing (Pasal 25).
9) UU Perbankan Syariah juga mewajibkan dibentuknya Dewan Pengawas
Syariah di setiap Bank Syariah dan Bank Umum konvensional yang memiliki
UUS, dengan tugas antara lain memberikan nasihat dan saran kepada
direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah
(pasal 32). Dewan Pengawas Syariah tersebut diangkat oleh Rapat Umum
Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 57
10) Pengaturan mengenai rahasia bank pada umumnya sama dengan UU
Perbankan konvensional, yang wajib dirahasiakan adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan keterangan mengenainasabah penyimpan dan
simpanannya, serta kewajiban tersebut berlaku bagi bank dan pihak
terafiliasi. Beberapa pengaturan mengenai rahasia bank dalam UU
Perbankan Syariah yang berbeda dengan UU Perbankan konvensional,
antara lain:
a) Tidak diaturnya pengecualian rahasia bank untuk kepentingan piutang
yang sudah diserahkan kepada BUPLN/PUPN, seperti halnya yang
diatur dalam UU Perbankan konvensional. Dengan demikian
pengecualian rahasia bank yang dapat dimintakan izinnya ke BI terbatas
hanya untuk kepentingan perpajakan, dan kepentingan peradilan dalam
perkara pidana. Di samping itu terdapat pengecualian lainnya yang tidak
memerlukan izin dari BI, yaitu dalam perkara perdata antara bank
dengan nasabahnya, dalam rangka tukar menukar informasi antar bank,
dan atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah, serta bagi
ahli waris yang sah dalam hal nasabah telah meninggal dunia.
b) Pengaturan mengenai penyidik diperluas, tidak hanya terbatas pada
jaksa atau polisi, tetapi berlaku juga bagi penyidik lain yang diberi
wewenang berdasarkan UU (Pasal 43). Dengan demikian para penyidik
di luar polisi atau jaksa dapat meminta keterangan mengenai rahasia
bank, namun permintaan tersebut tetap diajukan oleh pimpinan
instansi/departemen atau setingkat menteri.
11) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Agama atau di luar Peradilan Agama apabila dalam
akad telah diperjanjikan sebelumnya sepanjang tidak bertentangan
denganPrinsip Syariah (Pasal 55).
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 58
12) Dalam Aturan Peralihan telah diaturmengenai batasan UUS beralih menjadi
Bank Umum Syariah,mengingat UUS hanya bersifat sementara, yaitu :
a) Dalam hal Bank Umum Konvensional memiliki UUS yang nilai asetnya
telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluhpersen) dari total nilai aset
bank induknya, maka Bank Umum Konvensional dimaksud wajib
melakukan Pemisahan UUS tersebut menjadi Bank Umum Syariah; atau
b) 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Perbankan
Syariah, maka Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS wajib
melakukan pemisahan UUS yang dimilikinya menjadi Bank Umum
Syariah.
7. FATWA MUI
MUI (Majelis Ulama Indonesia) adalah lembaga yang mengelurakan fatwa
tentang kegiatan-kegiatan yang berlandaskan agama. MUI pun mengeluarkan
beberapa fatwa tentang kegiatan bisnis syariah. Berikut beberapa fatwa MUI yang
berhubungan dengan kegiatan bisnis syariah.
1. Fatwa MUI tentang Perdagangan Valas
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 28/DSN-
MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf).
Pertama : Ketentuan Umum
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan).
2) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan).
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 59
3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus
sama dan secara tunai (at-taqabudh).
4) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang
berlaku pada saat transaksi dan secara tunai.
Kedua : Jenis-jenis transaksi Valuta Asing
1) Transaksi SPOT, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling
lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena
dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses
penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi
internasional.
2) Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang
akan datang, antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah
haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan
(muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga
pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang
disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk
kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah)
3) Transaksi SWAP yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan
harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas
yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung
unsur maisir (spekulasi).
4) Transaksi OPTION yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 60
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
2. Fatwa MUI tentang MLM
Money Game menurut fatwa DSN MUI No. 75/DSN MUI/VII/2009 adalah
kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik
memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendaftaran mitra usaha yang
baru/bergabung kemudian, dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil
penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya kamuflase atau tidak
mempunyai mutu/kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. MUI tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek
Beberapa tahun belakangan ini, Bursa Efek Indonesia ramai dibicarakan oleh
khalayak ramai. Terutama tentang kehalalan efek yang diperjualbelikan disana. Atas
dasar banyaknya desakan masyarakat yang menginginkan jual beli efek yang halal
maka dibentuklah Jakarta Islamic Index (JII). Dengan dibukanya JII maka investor
dapat lebih tenang karena efek yang diperjual belikan disana dapat dikatakan halal
dan sesuai syariah. Berikut ini isi dari Fatwa MUI yang membahas tentang
Mekanisme Perdagangan Efek di Bursa Efek.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 61
Pertama:, Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas --selanjutnya disingkat Perdagangan Efek
di Pasar Reguler Bursa Efek adalah kontrak jual beli efek yang dibuat oleh
Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa
Efek. Perdagangan ini termasuk perdagangan online yang dilakukan dalam
satu majelis dengan mekanisme dan peraturan yang menjamin terpenuhinya
hak dan kewajiban para pihak;
2. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau efek yang dapat ditukar dengan
saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1
tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan
Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik;
3. Efek Bersifat Ekuitas Sesuai Prinsip Syariah adalah Efek BersifatEkuitas
yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh
Bapepam dan LK, yang dalam penyusunannya melibatkan DSN-MUI;
4. Pasar Reguler adalah pasar di mana Perdagangan Efek di Bursa Efek
dilaksanakan berdasarkan proses tawar menawar yang berkesinambungan
(bai’ al-Musawamah) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaian
administrasinya dilakukan pada hari bursa ketiga setelah terjadinya
Perdagangan Efek di Bursa Efek;
5. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
6. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK) sebagai PerantaraPedagang Efek sebagaimana
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 62
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal dan telah
memperoleh persetujuan keanggotaan bursa untuk mempergunakan sistem
dan atau sarana bursa dalam rangka melakukan kegiatan Perdagangan Efek
di Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek;
7. Harga Pasar Wajar adalah harga pasar dari Efek Bersifat Ekuitas Sesuai
Prinsip Syariah yang sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar
dan efisien serta tidak direkayasa;
8. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi
Bursa;
9. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain;
10. Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek yang memenuhi ketentuan dan
persyaratan LKP untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian Transaksi Bursa;
11. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi;
12. Novasi adalah Pengalihan hak dan kewajiban antara Anggota Kliring jual
dengan Anggota Kliring beli menjadi hak dan kewajiban antara Anggota
Kliring jual/beli dengan LKP sebagai akibat penjaminan LKP atas
Perdagangan Efek di Bursa Efek;
13. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang atau
pemberian jasa/pekerjaan dalam waktu tertentu dengan pembayaran
sewa/ujrah;
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 63
14. Hawalah bil Ujrah adalah akad pengalihan utang dari pihak yang berutang
kepada pihak lain yang bersedia atau berkomitmen (iltizam) untuk
menanggung (membayar)-nya, dengan ujrah;
15. Ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (ju’l)
tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan;
16. Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barangbarang ribawi
(al-amwal al-ribawiyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang
dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak;
17. Bai’ adalah akad pertukaran harta yang bertujuan memindahkan kepemilikan
harta tersebut;
18. Bai’ al-Musawamah adalah akad jual beli dengan kesepakatan harga pasar
yang wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan;
19. Gharar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau
kuantitas obyek akad maupun mengenai penyerahannya;
20. Taghrir adalah upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan
maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong untuk
melakukan transaksi;
21. Bai’ al-Ma’dum adalah jual beli yang obyek (mabi’)-nya tidak ada pada saat
akad, atau jual beli atas barang (efek) padahal penjual tidak memiliki barang
(efek) yang dijualnya;
Kedua : Ketentuan Hukum
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek boleh
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan khusus.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 64
Ketiga : Ketentuan Khusus
1. Perdagangan Efek
a. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual
beli (bai’);
b. Akad jual beli dinilai sah ketika terjadi kesepakatan pada harga serta
jenis dan volume tertentu antara permintaan beli dan penawaran jual;
c. Pembeli boleh menjual efek setelah akad jual beli dinilai sah
sebagaimana dimaksud dalam huruf b, walaupun penyelesaian
administrasi transaksi pembeliannya (settlement) dilaksanakan di
kemudian hari, berdasarkan prinsip qabdh hukmi;
d. Efek yang dapat dijadikan obyek perdagangan hanya Efek Bersifat
Ekuitas Sesuai Prinsip Syariah;
e. Harga dalam jual beli tersebut dapat ditetapkan berdasarkan
kesepakatan yang mengacu pada harga pasar wajar melalui mekanisme
tawar menawar yang berkesinambungan (bai’ almusawamah);
f. Dalam Perdagangan Efek tidak boleh melakukan kegiatan dan/atau
tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana
dimaksud dalam angka 3.
2. Mekanisme Perdagangan Efek
a. Bursa Efek boleh menetapkan aturan bahwa:
Perdagangan Efek hanya boleh dilakukan oleh Anggota Bursa Efek;
Penjual dan Pembeli Efek yang bukan Anggota Bursa Efek dalam
melaksanakan Perdagangan Efek harus melalui Anggota Bursa Efek;
b. Akad antara penjual atau pembeli efek yang bukan Anggota Bursa Efek
dengan Anggota Bursa menggunakan akad ju’alah;
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 65
c. Bursa Efek wajib membuat aturan yang melarang terjadinya dharar dan
tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam
Perdagangan Efek yang berdasarkan prinsip syariah di Bursa Efek;
d. Bursa Efek menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan Efek,
termasuk namun tidak terbatas pada peraturan bursa dan sistem dalam
rangka melakukan pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk
mendeteksi dan mencegah kegiatan atautindakan yang diindikasikan
tidak sesuai dengan prinsip syariah;
e. Bursa Efek dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) Perdagangan Efek
berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan sistem dan/atau sarana
perdagangan kepada Anggota Bursa Efek;
f. LKP dapat melakukan novasi atas Perdagangan Efek yang dilakukan
Anggota Bursa, berdasarkan prinsip hawalah bil ujrah;
g. LKP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) kliring dan penjaminan dari
Anggota Bursa/Kliring atas jasa yang dilakukan;
h. Penyimpanan dan penyelesaian atas Perdagangan Efek dilakukan
melalui LPP;
i. LPP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) penyimpanan dan
penyelesaian dari Anggota Bursa Efek selaku Perusahaan Efek.
3. Tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah Pelaksanaan
Perdagangan Efek harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi, manipulasi, dan tindakan lain yang di
dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat
dan kezhaliman, taghrir, ghisysy, tanajusy/najsy, ihtikar, bai’ al-ma’dum,
talaqqi al-rukban, ghabn, riba dan tadlis. Tindakan-tindakan tersebut antara
lain meliputi:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 66
a. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Tadlis antara lain:
Front Running yaitu tindakan Anggota Bursa Efek yang melakukan
transaksi lebih dahulu atas suatu Efek tertentu, atas dasar adanya
informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam
volume besar atas Efek tersebut yang diperkirakan mempengaruhi
harga pasar, tujuannya untuk meraih keuntungan atau mengurangi
kerugian.
Misleading information (Informasi Menyesatkan), yaitu membuat
pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak
benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di
Bursa Efek.
b. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Taghrir antara lain:
Wash sale (Perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan)
yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang
tidak menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya
(beneficiary of ownership) atas transaksi saham tersebut. Tujuannya
untuk membentuk harga naik, turun atau tetap dengan memberi
kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan
wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa Efek tersebut aktif
diperdagangkan.
Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan
order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang
terjadi karena adanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya.
Tujuannya untuk membentuk harga (naik, turun atau tetap) atau
kepentingan lainnya baik di dalam maupun di luar bursa
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 67
c. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Najsy antara lain:
Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek diawali oleh
pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian
transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai
level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah
terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume
yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya
adalah menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi
agar memperoleh keuntungan
Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek yang diawali oleh
pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi
positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga
disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk
harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga
mencapai leveltertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan
terhadapkenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian
transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat
mendorong penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip dengan
pola transaksi pump and dump, yang tujuannya menciptakan
kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh
keuntungan
Creating fake demand/supply (Permintaan/Penawaran Palsu), yaitu
adanya 1 (satu) atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan
order beli/jual pada level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang
dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di-delete
atau diamend (baik dalam jumlahnya dan/atau diturunkan level
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 68
harganya) secara berulang kali. Tujuannya untuk memberi kesan
kepada pasar seolah-olah terdapat demand/suplpyyang tinggi
sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/menjual.
d. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Ikhtikar antara lain:
Pooling interest, yaitu aktivitas transaksi atas suatu Efek yang
terkesan liquid, baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak,
pada suatu periode tertentu dan hanyadiramaikan sekelompok
Anggota Bursa Efek tertentu (dalam pembelian maupun penjualan).
Selain itu volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut
selalu dalam jumlah yang hampir sama dan/atau dalam kurun periode
tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastis.
Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau
mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu
dapat dijadikan benchmark.
Cornering, yaitu pola transaksi ini terjadi pada saham dengan
kepemilikan publik yang sangat terbatas. Terdapat upaya dari
pemegang saham mayoritas untuk menciptakan supply semu yang
menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan
investor publik melakukan short selling. Kemudian ada upaya
pembelian yang dilakukanpemegang saham mayoritas hingga
menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang
menyebabkan pelaku short sell mengalami gagal serah atau
mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian di harga
yang lebih mahal.
e. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Ghisysy antara lain:
Marking at the close (pembentukan harga penutupan), yaitu
penempatan order jual atau beli yang dilakukan di akhir hari
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 69
perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai
dengan yang diinginkan, baik menyebabkan harga ditutup meningkat,
menurun ataupun tetap dibandingkan harga penutupan sebelumnya.
Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok Anggota Bursa
tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara
bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar.
Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik atau turun.
Tujuannya untuk memberi kesan bahwa suatu efek aktif
diperdagangkan.
f. Tindakan yang termasuk dalam kategori Ghabn Fahisy, antara lain:
Insider Trading (Perdagangan Orang Dalam), yaitu kegiatan ilegal di
lingkungan pasar finansial untuk mencari keuntungan yang biasanya
dilakukan dengan cara memanfanfaatkan informasi internal, misalnya
rencana-rencana atau keputusan-keputusan perusahaan yang belum
dipublikasikan.
g. Tindakan yang termasuk dalam kategori Bai’ al-ma’dum, antara lain:
Short Selling (bai’ al-maksyuf/jual kosong), yaitu suatu cara yang
digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga
tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun.
h. Tindakan yang termasuk dalam kategori riba, antara lain: Margin Trading
(Transaksi dengan Pembiayaan), yaitu melakukan transaksi atas Efek
dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga (riba) atas kewajiban
penyelesaian pembelian Efek;
Keempat : Penyelesaian Perselisihan
Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya akan dilakukan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal tidak tercapai kemufakatan,
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 70
maka penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah
atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai prinsip-
prinsip syariah.
Kelima : Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya
E. PRINSIP SYARIAH
Ada empat prinsip (aksioma) dalam ilmu ikonomi Islam yang mesti diterapkan
dalam bisnis syari’ah, yaitu: Tauhid (Unity/kesatuan), Keseimbangan atau
kesejajaran (Equilibrium), Kehendak Bebas (Free Will), dan Tanggung Jawab
(Responsibility).
1. Tauhid mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan Allah selaku
Tuhan semesta alam. Dalam kandungannya meyakini bahwa segala sesuatu
yang ada di alam ini bersumber dan berakhir kepada-Nya. Dialah pemilik
mutlak dan absolut atas semua yang diciptakannya. Oleh sebab itu segala
aktifitas khususnya dalam muamalah dan bisnis manusia hendaklah
mengikuti aturan-aturan yang ada jangan sampai menyalahi batasan-batasan
yang telah diberikan.
2. Keseimbangan atau kesejajaran (Equilibrium) merupakan konsep yang
menunjukkan adanya keadilan sosial. Kehendak bebas (Free Will) yakni
manusia mempunyai suatu potensi dalam menentukan pilihan-pilihan yang
beragam, karena kebebasan manusia tidak dibatasi. Tetapi dalam kehendak
bebas yang diberikan Allah kepada manusia haruslah sejalan dengan prinsip
dasar diciptakannya manusia yaitu sebagai khalifah di bumi. Sehingga
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 71
kehendak bebas itu harus sejalan dengan kemaslahatan kepentingan individu
telebih lagi pada kepentingan umat.
3. Tanggung Jawab (Responsibility) terkait erat dengan tanggung jawab
manusia atas segala aktifitas yang dilakukan kepada Tuhan dan juga
tanggung jawab kepada manusia sebagai masyarakat. Karena manusia
hidup tidak sendiri dia tidak lepas dari hukum yang dibuat oleh manusia itu
sendiri sebagai komunitas sosial. Tanggung jawab kepada Tuhan tentunya
diakhirat, tapi tanggung jawab kepada manusia didapat didunia berupa
hukum-hukum formal maupun hukum non formal seperti sangsi moral dan
lain sebagainya.
4. Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam,tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu
dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang
dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya
kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat.infak dan
sedekah.
Ada beberapa prinsip dan konsep yang melatarbelakangi keberhasilan
Rasulullah SAW dalam bisnis, prinsip-prinsip itu intinya merupakan Fundamental
Human Etic atau sikap-sikap dasar manusiawi yang menunjang keberhasilan
seseorang. Menurut Abu Mukhaladun (1994:14-15) bahwa prinsip-prinsip Rasulullah
meliputi Shiddiq, Amanah dan Fatanah. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Shiddiq
Rasulullah telah melarang pebisnis melakukan perbuatan yang tidak baik,
seperti beberapa hal dibawah ini.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 72
a. Larangan tidak menepati janji yang telah disepakati.
Ubadah bin Al Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah
kepadaku enam jaminan dari kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1)
berlaku benar manakala kamu berbicara, 2) tepatlah manakala kamu
berjanji…(HR. Imam Ahmad dikutip dari Syeikh Abod dan Zamry Abdul Kadir,
1991: 102)
b. Larangan menutupi cacat atau aib barang yang dijual.
Apabila kamu menjual, katakanlah: “tidak ada penipuan”. (HR. Imam Bukhari
dari Abdullah bin Umar r.a. dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W,
2002:112)
Tidak termasuk umat Nabi Muhammad seorang penjual yang melakukan
penipuan dan tidak halal rezki yang ia peroleh dari hasil penipuan.
Bukanlah termasuk umatku, orang yang melakukan penipuan. (HR. Ibnu
Majah dan Abu Dawud melalui Abu Hurairah dikutip Yusanto dan Muhammad
K.W, 2002:112)
Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu, melainkan hendaknya dia
menerangkan kekurangan (cacat) yang ada pada barang itu. (HR. Ahmad
dikutip dari Alma, 1994: 62)
c. Larangan membeli barang dari orang awam sebelum masuk ke pasar.
Rasulullah telah melarang perhadangan barang yang dibawa (dari luar kota).
Apabila seseorang menghadang lalu membelinya maka pemilik barang ada
hak khiyar (menuntut balik/membatalkan) apabila ia telah sampai ke pasar
(dan merasa tertipu). (Al-Hadits dikutip dr Alma, 1994: 70)
Rasulullah telah melarang membeli barang dari orang luar atau desa
dikarenakan akan terjadi ketidakpuasan, di mana pembeli akan membeli
dengan harga rendah dan akan dijual di pasar dengan harga tinggi sehingga
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 73
pembeli akan memperoleh untung yang banyak. Hal in merupakan penipuan,
padahal Rasulullah melarang bisnis yang ada unsur penipuannya.
Sedangkan larangan yang lainnya adalah larangan mengurangi timbangan
diterangkan dalam Al-Quran dalam surat Al-Muthaffifin ayat 1-6 sebagai
berikut:
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang
yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, Dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya
mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (Al-Muthaffifin : 1-6)
Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain
Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya Aku
melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya Aku
khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (Huud:
84)
Penjual harus tegas dalam hal timbangan dan takaran. Mengenai ini Nabi
juga berkata yang artinya:
Tidak ada suatu kelompok yang mengurangi timbangan dan takaran tanpa
diganggu olah kerugian. (Al-Hadits, Dikutip dari Afzalurahman, 1997: 28)
Nabi berkata kepada pemilik timbangan dan takaran: “Sesungguhnya kamu
telah diberi kepercayaan dalam urusan yang membuat bangsa-bangsa
terdahulu sebelum kamu dimusnahkan”. (Al-Hadist, dikutip dari
Afzalurahman, 1997: 28)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 74
Apabila sikap Shiddiq dilakukan oleh pelaku bisnis maka praktek bisnis
jahiliyah tidak akan terjadi, perbuatan penipuan dan sebagainya akan
terhapus.
2. Amanah
Amanah berarti tidak mengurangi apa-apa yang tidak boleh dikurangi dan
sebaliknya tidak boleh ditambah, dalam hal in termasuk juga tidak menambah harga
jual yang telah ditentukan kecuali atas pengetahuan pemilik barang. Maka seorang
yang diberi Amanah harus benar-benar menjaga dan memegang Amanah tersebut,
ayat tersebut adalah sebagai berikut: Sesungguhnya kami Telah mengemukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
(Al-Ahzab: 72)
Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu menjaga Amanah
yang diberikan kepadaNya. Sabda Nabi akan hal ini yang artinya: Tunaikanlah
amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap
orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud dikutip dari Yusanto dan
Muhammad K.W, 2002: 105)
Ubadah bin Al Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah
kepadaku enam jaminan dari diri kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1) berlaku
benar apabila kamu berbicara, 2) tepatlah manakala kamu berjanji, 3) Tunaikanlah
manakala kamu diamanahkan, 4) pejamkanlah mata kamu (dari yang di tengah), 5)
peliharalah faraj kamu, 6) tahanlah tangan kamu”. (HR. Imam Ahmad dikutip dari
syeikh Abod dan Zamry Abdul Kadir, 1991: 102)
Seseorang yang melanggar Amanah digambarkan oleh Rasulullah sebagai
orang yang tidak beriman. Bahkan lebih jauh lagi, Digambarkan sebagai orang
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 75
munafik. Sabda Nabi tentang hal ini: Tidak beriman orang yang tidak memegang
Amanah tidak ada agama orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad Dalimi Dikutip
dari Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 105) Tanda orang munafik itu ada tiga
macam: jika berbicara, ia berdusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi
kepercayaan, dia khianat. (HR. Ahmad dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W,
2002: 105)
Seorang yang jujur dan amanah akan mendapatkan pahala dari Allah SWT
dan akan dimasukkan ke dalam surga bersama para Rasul dan orang yang beriman,
orang jujur seperti sabda Nabi SAW yang artinya: Para pedagang yang jujur dan
Amanah akan berada bersama para Rasul, orang-orang yang beriman, dan orang-
orang yang jujur. Rizki Allah terbesar pada (hambanya) ada dalam bisnis. (Al-Hadits
dikutip dari Raharjo, 1987: 17)
Sikap Amanah mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Sikap
Amanah diantaranya tidak melakukan penipuan, memakan riba, tidak menzalimi,
tidak melakukan suap, tidak memberikan hadiah yang diharamkan, dan tidak
memberikan komisi yang diharamkan. Hadis nabi yang berkenaan dengan hal
tersebut yang artinya:
a. Larangan memakan riba.
Beliau (Nabi SAW) melaknat orang yang memakan riba, orang yang
menyerahkannya, para saksi serta pencatatnya. (HR. Ibnu Majah dari Ibnu
Mas’ud Dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 112)
b. Larangan melakukan tindak kezaliman.
Seorang muslim terhadap sesama muslim adalah haram: harta bendanya,
kehormatannya, dan jiwanya. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah Dikutip dari
Yusanto dan Muhammad K.W, 2000: 109)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 76
c. Larangan melakukan suap.
Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap di dalam kekuasaan.
(HR. Imam Abu Dawud dari Hurairah Dikutip dari Yusanto dan Muhamm ad
K.W, 2002: 108) Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap. (HR.
Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Amr Dikutip dari Yusanto dan Muhammad
K.W, 2002: 108)
d. Larangan memberikan hadiah haram .
Hadiah yang diberikan pada penguasa adalah ghulul (perbuatan curang).
(HR. Imam Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Hamid As-Sunnah Saidi dari
‘Ibbadh; Dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 108)
Hadiah yang diberikan kepada pejabat adalah suht (haram). (HR. Al-Khatib
dari Anas r.a, Dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 108)
e. Larangan memberikan komisi yang haram .
Rasulullah mengutusku ka Yaman (sebagai penguasa daerah). Setelah aku
berangkat, beliau SAW, mengutus orang menyusulku. Aku pulang kembali.
Rasulullah SAW, bertanya kepadaku, “tahukah engkau, mengapa aku
mengutus orang menyusulmu? “janganlah engkau mengamb il sesuatu untuk
kepentinganmu sendiri tanpa seizinku. (jika hal itu kamu lakukan) itu
merupakan kecurangan, dan barang siapa berbuat curang pada hari kiamat
kelak dibangkitkan dalam keadaan memikul beban kecurangannya. Untuk
itulah, engkau aku panggil dan sekarang berangkatlah untuk melakukan
tugas pekerjaanmu. (HR. Imam Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal r.a, Dikutip dari
Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 109).
Barang siapa yang kami pekerjakan untuk melakukan tugas dan kepadaNya
kami telah berikan rizki (yakni imbalan atas jerih payahnya) maka apa yang
diambil olehnya selain itu adalah suatu kecurangan. (HR. Imam Abu Dawud
Dikutip dari Yusanto dan Muhammad K.W, 2002: 109)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 77
3. Fathanah
Fathanah berarti cakap atau cerdas. Dalam hal ini Fathanah meliputi dua
unsur, yaitu:
a. Fathanah dalam hal administrasi/manajemen dagang, artinya hal-hal yang
berkenaan dengan aktivitas harus dicatat atau dibukukan secara rapi agar
tetap bisa menjaga Amanah dan sifat shiddiqnya.
b. Fathanah dalam hal menangkap selera pembeli yang berkaitan dengan
barang maupun harta. Dalam hal fathanah ini Rasulullah mencontohkan tidak
mengambil untung yang terlalu tinggi dibanding dengan saudagar lainya.
Sehingga barang beliau cepat laku. (Abu Mukhaladun, 1999: 15, syeikh Abod
dan Zambry Abdul Kadir 1991:288).
Dengan demikian fathanah di sini berkaitan dengan strategi pemasaran (kiat
membangun citra). Menurut Afzalurahman (1997:168) kiat membangun citra dari
uswah Rasulullah SAW meliputi: penampilan, pelayanan, persuasi dan pemuasan.
Penampilan, tidak membohongi pelanggan, baik menyangkut besaran
(kuantitas) maupun kualitas. Hadits nabi tentang hal ini yang artinya:
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang
merugikan; Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah
kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi dengan membuat kerusakan; (Asy-Syu’ara: 181-183). Tidak
ada suatu kelompok yang merugikan timbangan dan takaran tapa diganggu
oleh kerugian. (Al-Hadits dikutip dari Afzalurahman, 1997: 28)
Pelayanan, pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hendaknya
diberi tempo untuk melunasinya. Selanjutnya, pengampunan (bila
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 78
memungkinkan) hendaknya diberikan jika ia benar-benar tidak sanggup
membayarnya.
Persuasi, menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang.
Hadits nabi tentang hal in yang artinya: Sumpah dengan maksud melariskan
barang dagangan adalah penghapus berkah. (HR. Bukhari dan Muslim
dikutip dari Alma, 1994: 60)
Pemuasan, hanya dengan kesempatan bersama, dengan suatu usulan dan
penerimaan, penjualan akan sempurna. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu. (An Nisaa': 29)
Dengan demikian sikap fathanah ini sangat penting bagi pebisnis, karena
sikap fathanah ini berkaitan dengan marketing , keuntungan bagaimana agar barang
yang dijual cepat laku dan mendatangkan keuntungan, bagaimana agar pembeli
tertarik dan membeli barang tersebut.
F. PENTINGNYA AKAD DALAM BISNIS BERBASIS SYARIAH
1. PENGERTIAN AKAD
Pengertian akad dalam Kamus Besar bahasa Indonesia adalah janji;
perjanjian; kontrak. Akad secara bahasa adalah ikatan; mengikat. Dikatakan ikatan
(al rabth) maksudnya adalah menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikatkan salah satunya pada yang lainnya hingga keduanya bersambung dan
menjadi seperti seutas tali yang satu. Sebagaimana pengertian akad adalah
perjanjian, istilah yang berhubungan dengan perjanjian di dalam Al Qur’an
setidaknya ada 2 istilah yaitu al ‘aqdu (akad) dan al ‘ahdu (janji). Istilah al ‘aqdu
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 79
terdapat dalam Surat Al Maidah ayat 1, bahwa dalam ayat ini ada kata bil ’uqud
dimana terbentuk dari hurf jar ba dan kata al ‘uqud atau bentuk jamak taksir dari kata
al‘aqdu oleh team penerjemah Departemen Agama RI di artikan perjanjian (akad).
Sedangkan kata al ‘ahdu terdapat dalam Surat Ali Imron ayat 76 , bahwa
dalam ayat ini ada kata bi’ahdihi dimana terbentuk dari huruf jar bi, kata al’ahdi dan
hi yakni dhomir atau kata ganti dalam hal ini yang kita bahas kata al ‘ahdi oleh Team
penerjamah departemen Agama RI di artikan janji. Menurut Fathurrahman Djamil,
istilah al ‘aqdu ini dapat disamakan dengan istilah verbintenis dalam KUHPerdata.
Sedangkan istilah al ‘ahdu bisa disamakan dengan istilah perjanjian atau
overeenkomst, yaitu suatu pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak
mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan orang lain.
Kesepakatan Ahli Hukum Islam (Jumhur Ulama) mendefinisikan akad adalah
suatu perikatan antara ijab dan qobul dengan cara yang di benarkan syar’i yang
menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada obyeknya.
Menurut Abdurrauf, al ‘aqdu (Perikatan Islam) bisa terjadi dengan melalui
tiga tahap, yaitu :
1) Tahap Pertama : Al ’ahdu (perjanjian) yaitu pernyataan dari seseorang untuk
melakukan sesuatu dan tidak untuk melakukan sesuatu dan tidak ada
sangkut pautnya dengan kemauan orang lain. Syarat sahnya suatu al ‘ahdu
(perjanjian) adalah :
Tidak menyalahi hukum syari’ah yang di sepakati adanya. Maksudnya
bahwa perjanjian yang diadakan oleh para pihak itu bukanlah perbuatan
yang bertentangan dengan hukum atau perbuatan yang melawan hukum
syari’ah, sebab perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan hukum
syari’ah adalah tidak sah, dan dengan sendirinya tidak ada kewajiban
bagi masing-masing pihak untuk menempati atau melaksanakan
perjanjian tersebut, atau dengan perkataan lain apabila isi perjanjian itu
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 80
merupakan perbuatan yang melawan hukum syari’ah , maka perjanjian
yang diadakan dengan sendirinya batal demi hukum. Dasar Hukum
tentang kebatalan suatu perjanjian yang melawan hukum ini dapat di
rujuki ketentuan hukum yang terdapat dalam hadist Rosululloh SAW
hadist dari Jabir bin Abdullah Rhodliyallohu ‘anhuma dalam kitab
Syurutuhum Bainahum yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori.
ق ال اب ر و ن ج ب ب ي ، هللا د ع ض ا هللا ر ه م ن ات ف ي ع ه م ال م ك وط م ش ر ه ن ي ق ال .ب ر اب ن و م ، ع
م ر أ و ط ك ل ع ال ش ر ا خ ت ل ف ه و هللا ك اط ط و ن ب ت ر ئ ة اش ط م .ش ر
“Segala bentuk persyaratan yang tidak ada dalam Kitab Allah (Hukum
Allah) adalah batal, sekalipun sejuta syarat” (HR Bukhori )”
Harus sama ridho dan ada pilihan. Maksudnya akad yang di adakan oleh
para pihak haruslah di dasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak,
yaitu masing-masing pihak ridho/rela akan isi akad tersebut, atau dengan
perkataan lain harus merupakan kehendak bebas masing-masing pihak.
Dalam hal ini berarti tidak boleh ada paksaan dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain, dengan sendirinya akad yang diadakan tidak
tidak didasarkan kepada mengadakan perjanjian.
Harus Jelas dan Gamblang. Maksudnya apa yang diperjanjikan oleh
para pihak harus terang tentang apa yang menjadi isi akad, sehingga
tidak mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman di antara para pihak
tentang apa yang telah mereka perjanjikan di kemudian hari.
2) Tahap Kedua : Persetujuan pernyataan setuju dari pihak kedua untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu sebagai reaksi terhadap janji yang
dinyatakan oleh pihak pertama. Perjanjian tersebut harus sesuai dengan janji
pihak pertama.
3) Tahap Ketiga : Al ‘aqdu (akad/perikatan Islam) yaitu pelaksanaan dua buah
janji tersebut.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 81
Terjadinya suatu perikatan Islam (al ‘aqdu) ini tidak terlalu jauh berbeda
dengan terjadinya perikatan yang di dasarkan dengan Buku III KUH Perdata, Yang
mana definisi Hukum Perikatan adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan
harta kekayaan antara dua orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas
sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu.
Sedangkan Pengertian Perjanjian adalah suatu persetujuan atau suatu
perbuatan dengan nama satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih. Perbedaan antara perikatan Islam (Akad) dengan Perikatan KUH
Perdata adalah dalam tahapan perjanjiannya dimana dalam hukum Perikatan Islam
(Akad) janji Pihak Pertama dan Pihak Kedua terpisah atau dua tahap sedangkan
dalam KUH Perdata hanya satu tahap setelah ada perjanjian maka timbul perikatan.
Perbedaan antara perikatan Islam (Akad) dengan Perikatan KUHPerdata
adalah dalam tahapan perjanjiannya dimana dalam hukum Perikatan Islam (Akad)
janji Pihak Pertama dan Pihak Kedua terpisah atau dua tahap sedangkan dalam
KUH Perdata hanya satu tahap setelah ada perjanjian maka timbul perikatan.
2. UNSUR-UNSUR AKAD
Definisi Akad menurut jumhur ulama bahwa akad adalah suatu perikatan
antara ijab dan qobul dengan cara yang di benarkan syar’i yang menetapkan adanya
akibat-akibat hukum pada obyeknya dapat diperoleh tiga unsur yang terkandung
dalam akad, yaitu sebagai berikut:
1) Pertalian Ijab dan Qobul
Ijab adalah pernyataan kehendak oleh satu pihak (mujib) untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 82
Qobul adalah pernyataan menerima atau menyetujui kehendak mujib
tersebut oleh pihak lainnya (qobil). Ijab dan Qobul ini harus ada dalam
melaksanakan suatu perikatan (akad)
2) Dibenarkan oleh syara’.
Akad yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan syari’ah atau hal-hal
yang diatur oleh Allah SWT dalam Al Qur’an dan Nabi Muhammad SAW
dalam Al Hadist. Pelaksanaan akad, tujuan akad, maupun obyek akad tidak
boleh bertentangan dengan syari’ah. Jika bertentangan, akan mengakibatkan
akad itu tidak sah. Sebagai contoh suatu perikatan(akad) yang mengandung
riba atau obyek perikatan yang tidak halal (seperti minuman keras)
mengakibatkan tidak sahnya suatu perikatan menurut Hukum Islam.
3) Mempunyai akibat hukum terhadap obyeknya.
Akad merupakan salah satu dari tindakan hukum (tasharruf). Adanya akad
menimbulkan akibat hukum terhadap obyek hukum yang diperjanjikan oleh
para pihak dan juga memberikan konsekuensi hak dan kewajiban yang
mengikat para pihak.
3. SYARAT-SYARAT AKAD
Definisi syarat adalah ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus di
indahkan dan dilakukan. Dalam syari’ah Islam syarat di definisikan adalah sesuatu
yang tergantung padanya keberadaan hukum syar’i dan ia berada di luar hukum itu
sendiri, yang ketiadaannya menyebabkan hukum pun tidak ada.
Adapun syarat akad ada yang menyangkut rukun akad, ada yang
menyangkut obyek akad, dan ada yang menyangkut subyek akad. Menurut T.M.
Hasbi Ash-Shiddieqy, suatu akad terbentuk dengan adanya empat komponen yang
harus di penuhi (syarat), yaitu :
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 83
1) Dua aqid yang di namakan Tharafyil aqdi atau aqidain sebagai subyek
perikatan/para pihak (the contracting parties).
2) Mahallul aqdi (ma’qud alaih), yaitu sesuatu yang di akadkan sebagai obyek
perikatan (the object matter).
3) Maudhu’ al-Aqdi (ghayatul akad) yaitu cara maksud yang dituju sebagai
prestasi yang dilakukan (the subject matter)
4) Shighat al-aqd sebagai rukun akad (a formation).
4. SUBJEK AKAD
Subyek Akad (aqid) dalam Hukum Perikatan Islam adalah sama dengan
subyek hukum pada umumnya yaitu pribadi-pribadi yang padanya terdapat
ketentuan berupa: pembebanan kewajiban dan perolehan hak. Subyek Hukum ini
terdiri dari dua macam yaitu manusia dan badan hukum kaitannya dengan ketentuan
dalam hukum Islam.
Pada kehidupan seseorang, ada tahapan untuk dapat melihat apakah
seseorang telah dapat dibebani hukum. Dalam Hukum Islam, kapasitas hukum
seseorang dapat dilihat dari tahapan-tahapan dalam kehidupannya (the stages of
legal capacity). Menurut Abdurrahman Raden Aji Haqqi, para ahli Ushul Fiqih telah
membagi kapasitas hukum seseorang ke dalam 4 (empat) tahap Subjek Hukum
(Stages of Legal Capacity). Adapun ke-empat tahap itu adalah: Marhalah al-Janin,
Marhalah al-Saba, Marhalah al-Tamyiz, dan Marhalah al-Bulugh.dan juga Daur al-
Rushd. Di antara fuqaha (ahli hukum Islam) telah merumuskan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh seseorang sebagai aqid yaitu : Aqil, Tamyiz, dan Muhktar.
5. OBJEK AKAD
Objek Akad atau Mahalllul ‘Aqdi adalah benda yang berlaku padanya hukum
akad, atau disebut juga sebagian sesuatu yang menjadi objek perikatan dalam istilah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 84
Hukum Perdata. Misalnya benda-benda yang dijual dalam akad jual beli (al
buyu’/bai) atau hutang yang dijamin seseorang dalam akad. Dalam hal ini hanya
benda-benda yang halal dan bersih (dari najis dan maksiat) yang boleh menjadi
objek perikatan. Sehingga menurut fikih jual beli buku-buku ilmu sihir, anjing , babi
dan macan bahkan alat-alat musik (alat malahy) adalah tidak sah. Adapun syarat-
syarat objek akad, yaitu: halal menurut Syara’, bermanfaat (bukan merusak atau
digunakan untuk merusak), dimiliki sendiri atau atas kuasa si pemilik, Dapat diserah
terimakan (berada dalam kekuasaan), dan dengan harga jelas.
6. PRESTASI AKAD
Maudhu’u al- Aqdi ialah tujuan akad atau maksud pokok mengadakan akad
atau dalam istilah hukum perikatan disebut Prestasi. Tujuan ini sesuai dengan jenis
akadnya, seperti: tujuan dalam jual beli (buyu’/bai’) ialah menyerahkan barang dari
penjual kepada pembeli dengan ganti/bayaran (iwadh), dalam hibah ialah
menyerahkan barang kepada penerima hibah (Mauhub) tanpa ganti (iwadh) dan
pada akad sewa (Ijarah) ialah memberikan manfaat dengan ganti ( iwadh).
Dalam KUHP perdata hal ini merupakan suatu prestasi (hal yang dapat
dituntut oleh satu pihak kepada pihak lainnya), yang dirumuskan dengan
menyerahkan barang,melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Syarat-
syarat dari tujuan akad atau prestasi,yaitu: Baru ada pada saat dilaksanakan akad,
Berlangsung adanya hingga berakhirnya akad, dan Tujuan akad harus dibenarkan
syara.
7. RUKUN AKAD
Rukun akad adalah Ijab dan Qobul (serah terima). Ijab dan Qobul dinamakan
shihgatul ‘aqdi atau perkataan yang menunjukkan kepada kehendak kedua belah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 85
pihak. Shighatul aqdi ini memerlukan empat syarat: Jala’ul Ma’na, Tawafuq, Jazmul
Iradataini, dan Ittishal al-kabul bil-ijab
8. JENIS-JENIS AKAD
Dalam Kitab-Kitab Fiqh terdapat banyak bentuk akad yang kemudian dapat
dikelompokkan dalam berbagai variasi jenis-jenis akad. Mengenai pengelompokan
jenis-jenis akad ini pun terdapat banyak variasi penggolongannya. Namun yang
berkaitan dengan kegiatan perbankan dan perasuransian syariah, menurut Gemala
Dewi secara garis besar ada pengelompokan jenis-jenis akad yaitu: Pertukaran,
Titipan, Syarikat, Memberi kepercayaan, Memberi Izin atau Tugas Kerja,
Penyelesaian Sengketa, dan Perlidungan atas Hak.
9. BENTUK-BENTUK AKAD
Mengenai bentuk-bentuk akad yang dikenal sejak awal penerapan Hukum
Islam di zaman Nabi Muhammad, para ahli hukum Islam telah menuangkannya ke
dalam kitab-kitab fiqh. Tidak terdapat kesamaan dalam pengelompokannya dari para
ahli hukum Islam tersebut dalam mengklarifikasi bentuk-bentuk akad ke dalam suatu
kelompok. Masing-masing literatur menggunakan kriteria tersendiri dalam
menggolongkan berbagai macam bentuk akad tersebut ke dalam satu kelompok
tertentu.
Jumlah bentuk perikatan (akad) pada masing-masing literature pun berbeda-
beda, dalam rentang antara 12 sampai 38 macam. Abdurrahman Raden Aji haqqi,
menggelompokkan ke 38 bentuk akad. Dari ke 38 bentuk akad tersebut dapat kita
kelompokkan seperti pada penjelasan sub bab jenis-jenis akad di atas tadi.
Mengenai masing-masing bentuk akad yang di kenal dalam kita-kitab fiqh tersebut
dapat dilihat penjabarannya di bawah ini.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 86
Bentuk-Bentuk Akad Yang di kenal dalam Fiqh yaitu : Jual Beli, Mudharabah,
Al-Ijarah, Syirkah, Hiwalah, Asy-Syuf’ah, Rahn atau gadai, ‘Ariyah, Ji’alah, Shulhu,
Luqathah, Hibah, Sedekah (Shadaqah) dan Hadiah.
Ketika kita baca dalam keterangan di atas ternyata banyak sekali dalam akad
Mualah, dalam Islam yang sesuai dengan Syara’. Maka Di dalam Hadist di atas
penulis jelaskan bahwa hadist diatas sebagai dasar para Fuqoha yang menyaratkan
Khiyar majelis yang dijadikan dasar dalam berhujjah, ini masalah perselisihan
pendapat tentang waktu terjadinya ikatan Jual Beli.
Menurut Maliki, Abu Hanifah, dan para pengikut keduannya serta golongan
Fuqoha Madinah, ikatan jual beli terjadi dalam Majelis walaupun kedua belah pihak
belum terpisah. Sedang Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, dan Ibnu Umar dari
kalangan sahabat mengatakan bahwa jual beli terjadi (sudah mengikat) dengan
terjadinya pepisahan dari majelis jika keduanya belum berpisah, maka jual beli tidak
terjadi dan tidak mengikat.
Pendapat seperti ini juga dikemukakan oleh Ibu Abi Dzi’b dari golongan
Fuqoha Madinah, Suwar al-Qadhi, Ibnu Mubarok, Syuraih al-Qadhi, segolongan
tabiiin, dan lainnya. Pendapat tersebut juga diriwayatkan Ibnu Umar R.A dan Abu
Barzah al-Aslami r.a dari kalangan sehabat tanpa ada sahabat yang menentangnya.
Dalam Hadist di atas juga ada hadits yang lain yaitu : “Kecuali salah seorang
di antara keduanya berkata kepada temannya, pilihlah”.
Fuqoha yang berbeda pendapat, mengemukakan alasan pendapat yang
kacau dalam menolak pengunaan hadist di atas. Dalam menolak hadist tersebut
imam Malik berdasar pada alasan, bahwa ia tidak menemukan penduduk madinah
melakukan Khiyar Majelis. Dan juga beliau berpendapat bahwa hadits tersebut
bertentangan dengan Hadist Munqoti’ yang diriwayatkannya dari Ibnu Mas’ud ia
berkata:
م ين اأي ع ي عا ب باي قول ت ال ال ما ف ع ق بائ ترادان أو ال مى أخرجه ) ي دال (ال
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 87
“Siapa saja dua orang yang berjual beli, maka yang menjadi pegangan adalah
perkataan penjual atau saling mengembalikan”. (HR. Dailami)
Dari sini bisa dipahami bahwa seolah-olah malik mengartikan hadist tersebut
kepada umumnya dan ini mengharuskan adanya jual beli pada majelis atau
sesudahnya. Hadist ini muqothi’ dan tidak bisa menentang hadist pertama. Apabila
pertentangan tersebut hanya berdasarkan perkiraan akan adanya keumuman pada
hadist munqothi’ tersebut. Yang lebih baik adalah jika hadist terakhir munqothi’ ini
ditegaskan atas hadist pertama. Sepengetahuan saya hadist terakhir ini tidak pernah
diriwayatkan oleh seseorang dengan musnad (yakni disandarkan kepada Nabi saw.).
begitulah pegangan Malik dalam meninggalkan Hadist tersebut. Dalam menolak
hadist Khiyar ini, para pengikut Malik berpegangan pada lahiriah dalil-dalil sam’iyat
dan qiyas. Dan diantara dalail lahir yang paling jelas dalam masalah ini ialah firman
Allah Surat Al-Maidah ayat petama.
ا ه ين يأ ي ن وا ال ذ ف وا م ح ل ت ب ال ع ق ود أ و ة ل ك م أ يم ه ام ب ع
ا ال األ ن ل ى م ك م ي ت ل ي ر ع ي د م ح ل ي ي ت م الص أ ن ن و م ح ر
ك م هللا ح ا ي يد م دة] (1) ي ر مائ [1 : ال
G. ETIKA BERBISNIS SYARIAH
1. DEFINISI ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM
Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a
code or set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan
refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu
orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan
rasional mengapa menipu itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan
etika. Perbedaan antara moral dan etika sering kabur dan cendrung d isamakan.
Intinya, moral dan etika diperlukan manusia supaya hidupnya teratur dan
bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan dengan sanksi
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 88
masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian yang
tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia.
Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi manusia, bisnis juga dihadapkan pada
pilihan-pilihan penggunaan faktor produksi. Efisiensi dan efektifitas menjadi dasar
prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era modern, masalah etika
bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom klasik banyak
berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan
Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan
ekonomis belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat
dikorbankan, lingkungan rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.
Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang selama ini dipahami
dalam kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan orientasi jangka panjang
(akhirat). Prinsip ini dipastikan lebih mengikat dan tegas sanksinya. Etika bisnis
syariah memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan
memiliki manajemen internal yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan,
perlakuan yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan
kedua, cakupan eksternal meliputi aspek trasparansi, akuntabilitas, kejujuran dan
tanggung jawab. Demikian pula kesediaan perusahaan untuk memperhatikan aspek
lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder perusahaan.
Abdalla Hanafi dan Hamid Salam, Guru Besar Business Administration di
Mankata State Univeristy menambahkan cakupan berupa nilai ketulusan, keikhlasan
berusaha, persaudaraan dan keadilan. Sifatnya juga universal dan bisa dipraktekkan
siapa saja. Etika bisnis syariah bisa diwujudkan dalam bentuk ketulusan perusahaan
dengan orientasi yang tidak hanya pada keuntungan perusahaan namun juga
bermanfaat bagi masyarakat dalam arti sebenarnya. Pendekatan win-win solution
menjadi prioritas. Semua pihak diuntungkan sehingga tidak ada praktek “culas”
seperti menipu masyarakat atau petugas pajak dengan laporan keuangan yang
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 89
rangkap dan lain-lain. Bisnis juga merupakan wujud memperkuat persaudaraan
manusia dan bukan mencari musuh. Jika dikaitkan dengan pertanyaan di awal
tulisan ini, apakah etika bisnis syariah juga bisa meminimalisir keuntungan atau
malah merugikan ?. Jawabnya tergantung bagaimana kita melihatnya. Bisnis yang
dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip etika dan syariah seperti pemborosan,
manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif
dan menimbulkan inefisiensi.
Etika yang diabaikan bisa membuat perusahaan kehilangan kepercayaan
dari masyarakat bahkan mungkin dituntut di muka hukum. Manajemen yang tidak
menerapkan nilai-nilai etika dan hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka
pendek, tidak akan mampu bertahan (survive) dalam jangka panjang. Jika demikian,
pilihan berada di tangan kita. Apakah memilih keuntungan jangka pendek dengan
mengabaikan etika atau memilih keuntungan jangka panjang dengan komit terhadap
prinsip-prinsip etika –dalam hal ini etika bisnis syariah-.
Bisnis Syariah. Bisnis itu dalam Islam merupakan kegiatan berdagang.
Kegiatan Bisnis Syariah dalam Islam sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi
sekuler (kapitalis) yang beranggapan bahwa dalam setiap urusan bisnis tidak dikenal
adanya etika sebagai kerangka acuan, sehingga dalam pandangan kaum kapitalis
bahwa kegiatan bisnis amoral. Prinsip ini menunjukkan bahwa se tiap kegiatan Bisnis
Syariah tidak ada hubungannya dengan moral apa pun, bahkan agama sekalipun.
Menurut ekonomi kapitalis setiap kegiatan ekonomi didasarkan pada perolehan
kesejahteraan materi sebagai tujuan utama. Dalam Bisnis Syariah manusia memiliki
peranan yang sangat penting sebagai pelaku bisnis.
Pemuatan prinsip-prinsip moral dalam sumber hukum menjadikan etika
Bisnis Syariah sebagai basis yang harus dipegang dan dijalankan seseorang atau
kelompok dalam melakukan aktivitasnya. Islam membangun pribadi individu secara
terpadu antara kebutuhan dunia dan akherat secara bersamaan, seimbang
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 90
(harmonis) dengan melihat pertimbangan dan hasil yang akan diperoleh sebagai
pertanggungjawaban manusia.
2. TUJUAN UMUM ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM
Dalam hal ini, etika bisnis islam merupakan hal yang penting dalam
perjalanan sebuah aktivitas bisnis profesional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr.
Syahata, bahwa etika bisnis Islam mempunyai fungsi substansial yang membekali
para pelaku bisnis, beberapa hal sebagai berikut:
1) Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan dan
menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik ini
juga menjadi simbol arahan agar melindungi pelaku bisnis dari resiko.
2) Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggungjawab para
pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis,
masyarakat, dan diatas segalanya adalah tanggungjawab di hadapan Allah
SWT.
3) Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan
persoalan yang muncul, daripada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
4) Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan
yang terjadi antara sesama pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka
bekerja.
5) Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan (ukhuwah) dan kerja
sama antara mereka semua.
3. TEORI DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai bagian dari
peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat dengan manusia,
tentang upaya pengaturan kehidupan dan perilakunya. Jika barat meletakkan "Akal"
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 91
sebagai dasar kebenarannya. Maka, Islam meletakkan "Al-Qur'an" sebagai dasar
kebenaran. Berbagai teori etika Barat dapat dilihat dari sudut pandang Islam,
sebagai berikut :
a. Teleologi Utilitarian dalam Islam hak individu dan kelompok adalah penting
dan tanggung jawab adalah hak perseorangan.
b. Distributive Justice dalam Islam adalah Islam mengajarkan keadilan. Hak
orang miskin berada pada harta orang kaya. Islam mengakui kerja dan
perbedaan kepemilikan kekayaan.
c. Deontologi dalam Islam adalah Niat baik tidak dapat mengubah yang haram
menjadi halal. Walaupun tujuan, niat dan asilnya baik, akan tetapi apabila
caranya tidak baik, maka tetap tidak baik.
d. Eternal Law dalam Islam adalah Allah mewajibkan manusia untuk
mempelajari dan membaca wahyu dan ciptaanNya. Keduanya harus
dilakukan dengan seimbang, Islam mewajibkan manusia aktif dalam
kegiatan duniawi yang berupa muamalah sebagai proses penyucian diri.
e. Relativisme dalam Islam adalah perbuatan manusia dan nilainya harus
sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis. Prinsip konsultasi dengan
pihak lain sangat ditekankan dalam Islam dan tidak ada tempat bagi
egoisme dalam Islam.
f. Teori Hak dalam Islam adalah menganjurkan kebebasan memilih sesuai
kepercayaannya dan menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa
tanggungjawab tidak dapat diterima. Dan tanggungjawab kepada Allah
adalah hak individu.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 92
H. SISTEM MANAJEMEN SYARIAH
1. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen berasal dari kata kerja to manage (bahasa inggris), yang artinya
mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola (Faustino Cardoso Gomes,
1995). Serta Manajemen menurut syariah menurut Edy Setiadi, SE, MM. dalam
Modul Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani Bank Syariah. Hal 13, Manajemen
dalam bahasa arab disebut Idarah diambil dari kata ’adarta bihi (kamu
menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu), kata idarah (manajemen) itu
suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan
personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan.
Sedangkan Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu sumber daya
yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas
(Faustino Cardoso Gomes, 1995). Serta Sumber daya manusia syariah secara
ensensial adalah keimanan SDM syariah terhadap keesaan Allah dan kesadaran
tertingginya untuk tunduk sepenuhnya pada kehendak Allah dan kesadaran bahwa
dia sangat dekat dengan Allah. serta SDM syariah memposisikan seakan-akan
melihat Allah yang selalu mengawasinya, atau Allah selalu berada didalam hati
setiap individu SDM syariah kapanpun dan dimanapun (Iwan Triyuwono, 2000:254).
Dan Syariah dalam kontek agama berarti jalan menuju kehidupan yang benar
dan baik. Serta syariah tidak saja sebagai jalan menuju Allah tetapi juga sebagai
jalan yang ditunjukkan oleh Allah melalui Rosulnya, Nabi Muhammad SAW. Selain
itu syariah adalah suatu bagian dari sistem islam yang komprehensive sebagai way
of life dimana islam tidak saja mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT
(hablumminallah) akan tetapi Islam juga mengatur hubungan manusia dengan
manusia (hablumminnas) yang disebut dengan muamalah, sehingga tidak sempurna
Islam seseorang apabila tidak ada keseimbangan antara kedua hubungan tersebut .
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 93
Manajemen sumber daya manusia syariah dalam melakukan perencanaan
serta pengawasan haruslah sesuai dengan Al quran dan Hadis. Karena orang yang
melakukan sesuatu berdasarkan Al Quran dan Hadis akan mendapatkan
keselamatan sepanjang hidupnya, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri
(jiwa dan raga), akal, harta benda, serta keselamatan nasab keturunan.
Sebaliknya, orang yang tidak melakukan sesuatu dengan berdasarkan Al
Quran dan Hadis akan menyebabkan kehancuran dalam kehidupannya, serta
mendapatkan balasan dari Allah di akhirat nanti.
Manajemen merupakan hal terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi
yaitu dengan mendidik sumber daya manusianya agar terampil, cakap, berdisplin,
tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental, setia kepada cita -cita dan
tujuan organisasi, yang menghasilkan kepada keberhasilan dan kemajuan organisasi
(Faustino Cardoso Gomes, 1995).
Oleh karena itu Sumber daya manusia syariah sangatlah berpengaruh dalam
suatu syariah syariah untuk pencapaian tujuannya. karena betapa pun majunya
teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan,
namun jika tanpa sumber daya manusia syariah maka akan sulit bagi bisnis syariah
tersebut untuk mencapai tujuannya.
SDM merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan
opersional suatu usaha. untuk itu penyediaan sumber daya manusia (karyawan)
sebagai motor penggerak opersional perusahaan haruslah di siapkan sebaik
mungkin sehingga mereka memliki kemampuan dalam menjalankan setiap kegiatan
perusahaan dengan baik.
Dalam manajemen sumber daya manusia syariah terdapat tiga pembahasan
menurut KH Didin Hafinuddin pembahasan pertama adalah perilaku sumber daya
manusia syariah adalah dalam suatu organisasi haruslah memiliki nilai-nilai
ketauhidan dan kimanan, karena dengan memiliki itu akan merasakan kenyamanan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 94
dalam melakukan sesuatu, dan merasakan bahwa Seolah-olah Allah itu dekat
dengannya serta selalu mengawasinya dalam melakukan segala sesuatu apa yang
dikerjakannya.
Selanjutnya hal kedua ialah struktur organisasi, didalam manajemen sumber
daya manusia syariah struktur organisasi sagatlah diperlukan unuk membuat
perencanaan sehingga mampu mempermudah dan mengkomodasi lebih banyak
kontribusi positif bagi organisasi ketimbang hanya untuk mengendalikan performansi
yang menyimpang. Serta lebih menjamin fleksibilitas baik di dalam maupun antar
posisi-posisi yang saling berinteraksi.
Dan hal yang ketiga dalam manajemen sumber daya manusia syariah adalah
sistem. Sistem syariah yang disusun harus menjadikan perilakunya berjalan dengan
baik. Yaitu dengan pelaksanan sistem kehidupan secara konsisten dalam semua
kegiatan yang akhirnya akan melahirkan sebuah tatanan kehidupan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia syariah yang baik adalah manajemen
yang mengetahui tentang SDMnya, dan selalu melakukan sesuatu perencanaan itu
berdasarkan dengan syariat islam. Serta menjadikan SDMnya itu sebagai SDM yang
memiliki wawasan yang luas dan yang selalu tunduk terhadap aturan-aturan yang
berlaku baik hukum pemerintah maupun hukum agama.
Dengan demikian segala sesutu yang yang dillakukan dengan baik, benar,
terencana, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-
raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Sesuatu yang
dikerjakan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal
dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat.
2. MANAJEMEN KEUANGAN
Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi
meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 95
dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka.
Dalam bahasa inggris keuangan berarti finance yang dalam Oxford Dictionary
dijelaskan, bahwa finance is management of finance, yang berarti manajemen
keuangan. Dengan begitu tidak ada perbedaan antara keuangan dan manajemen
keuangan. Adapun manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu individu, organisasi atau perusahaan.
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
1) Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana,
baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksterna.
2) Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan
dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
3) Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana
pada berbagai aktiva
Keuangan pada Masa Pemerintahan Rasulullah
Rasulullah saw adalah kepala negara pertama yang memperkenalkan
konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh. Semua penghimpunan
kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan negara. Adapun sumber APBN terdiri dari kharaj, zakat,
khums, jizyah, dan sumber lain seperti kaffarah dan harta waris. Tempat pusat
pengumpulan dana itu disebut dengan bait al mal yang di masa Nabi saw. terletak di
Masjid Nabawi. Pemasukan negara yang sangat sedikit disimpan di lembaga ini
dalam jangka waktu yang pendek untuk selanjutnya didis tribusikan seluruhnya
kepada masyarakat. Dana tersebut dialokasikan untuk penyebaran islam, pendidikan
dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pembangunan infrastuktur,
pembangunan armada perang dan keamanan, dan penyediaan layanan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 96
kesejahteraan sosial. Akan tetapi penerimaan negara secara keseluruhan tidak
tercatat secara sempurna, karena beberapa alasan, seperti minimnya jumlah orang
yang bisa membaca, menulis, dan mengenal aritmatika sederhana.
Adapun pada masa sahabat, tidak terdapat banyak sistem keuangan yang
berbeda dengan sistem keuangan pada masa Nabi saw. Perbedaannya hanya
terletak pada pengalokasian harta yang menyesuaikan keadaan pada masanya
masing-masing. Akan tetapi, langkah penting yang dilakukan oleh Khalifah Ali Bin
Abi Thalib pada masa pemerintahannya adalah pencetakan mata uang koin atas
nama Negara islam.
Manajemen Keuangan dalam Perspektif Islam
Di atas telah dijelaskan bahwa manajemen keuangan terdiri dari tiga aktifitas,
yaitu perolehan, pengolahan, dan penggunaan dana. Dalam manajemen keuangan
syariah, ketiga aktifitas itu harus berlandaskan syariah. Berikut akan dirinci satu -
persatu:
1) Aktivitas perolehan dana
Setiap upaya-upaya dalam memperoleh harta semestinya
memperhatikan cara-cara yang sesuai dengan syariah seperti
mudharabah, musyarokah, murobahah, salam, istiahna’, ijarah, sharf,
wadi’ah, qardhul hasan, wakalah, kafalah, hiwalah, dan rahn.
Dilarang memperoleh harta dengan cara yang haram, seperti riba’,
maisir, tadlis, gharar, ihtikar, karahah, monopoli, suap, dan jenis-jenis
jual beli yang dilarang.
Dilarang bertransaksi dengan objek yang haram, seperti minuman keras,
obat-obat terlarang, dan lain sebagainya. (QS. Al Nisa’: 28)
2) Aktivitas pengelolaan aktiva, dalam hal ingin menginvestasikan uang juga
harus memperhatikan prinsip “uang sebagai alat tukar bukan sebagai
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 97
komoditi yang diperdagangkan”, dapat dilakukan secara langsung atau
melalui lembaga intermediasi seperti Bank Syariah dan Reksadana Syariah.
(QS. Al Baqarah: 275)
3) Aktivitas penggunaan dana, harta yang diperoleh digunakan untuk hal-hal
yang tidak dilarang seperti membeli barang konsumtif, rekreasi dan
sebagainya. Digunakan untuk hal-hal yang dianjurkan seperti infaq, waqaf,
shadaqah. Digunakan untuk hal-hal yang diwajibkan seperti zakat. (QS. Al
Dzariyaat: 19) & (QS. Al Baqarah: 254)
3. MANAJEMEN OPERASI
Manajemen operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau
jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan
dengan suatu fungsi operasi dan system transformasi yang digunakan. Dengan
demikian, manajemen operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu
fungsi operasi. Dari definisi ini terdapat tiga hal yang dapat kita simpulkan:
a. Fungsi: Manajer operasi bertanggung jawab mengelola fungsi organisasi
yang menghasilkan barang dan jasa. Pada manufaktur fungsi operasi disebut
dengan departemen manufaktur. Pada organisasi jasa disebut dengan
departemen operasi. Istilah operasi mengacu pada fungsi menghasilkan
barang dan jasa. Fungsi operasi diperlakukan sama dengan fungsi-fungsi
lainnya seperti fungsi pemasaran dan keuangan.
b. Sistem : Gambaran sisitem tidak hanya menjadi pijakan definisi jasa dan
faktur sebagai sistem transformasi, tetapi sebagai dasar yang kuat untuk
system rancangan dan analisis operasi. Dengan pandangan ini, manajer
operasi sebagai konversi perusahaan. Misalnya, jasa penjualan pada fungsi
pemasaran, dapat dipandang sebagai system yang produktif dengan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 98
masukan, transformasi dan keluaran. Konsep manajemen operasi memiliki
kemampuan melebihi fungsional operasi.
c. Keputusan :Seorang manajer wajar mengambil keputusan untuk
memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan sebagai tema pokok
operasi. Keputusan-keputusan itu antara lain adalah proses, kapasitas,
persediaan, tenaga kerja, dan mutu.
Manajemen operasi telah ada sejak manusia dapat memproduksi barang dan
jasa. Ada tujuh bidang kontribusi untuk manajeman operasi:
a. Pembagian tugas , tugas diberikan berdasar konsep yang sangat sederhana.
b. Pembakuan bagian-bagian, pembakuan dilakukan sedemikian rupa sehingga
dapat dipertukarkan.
c. Revolusi industri, inti dari substitusi tenaga manusia dengan mesin.
d. Kajian ilmiah tentang pekerjaan, berdasarkan pada metode ilmiah dapat
digunakan untuk mengkaji kerja sebagai sistem fisik dan ilmiah.
e. Hubungan manusiawi, pergeseran hubungan manusia menyoroti pentingnya
motivasi dan unsur manusia pada rancangan
f. Mode keputusan , digunakan untuk mengakaji sisten yang produktif dalam
bentuk matematis.
g. Komputer, komputer telah merubah bidang manajemen operasi. Penggunaan
komputer yang efektif merupakan bagian yang sangat penting dari bidang
manajemen operasi.
Manajemen operasi sebagai sistem yang mengelola sistem trasformasi, yang
mengubah masukan menjadi barang dan jasa melalui teknologi proses. Yaitu metode
yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut. Perubahan teknologi
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 99
menyebabkan perubahan cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya, mungkin
juga produk yang dihasilkan.
Masukan dari industri ke industri berbeda-beda. Operasi manufaktur
memerlukan masukan berupa modal dan m esin-mesin, fasilitas dan peralatan.
Sedangkan operasi industri jasa memerlukan masukan berbeda dengan manufaktur.
Misalnya, operasi penerbangan memerlukan masukan berupa modal untuk membeli
pesawat terbang dan fasilitas, tenaga kerja terlatih (pilot, pemelihara pesawat), dan
tenaga kerja biasa dan energi.
Sistem informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam
lingkungan yang harus diperhatikan. Yang pertama, fungsi bisnis lain atau tingkat
manajemen yang lebih tinggi, mengubah kebijakan, sumber daya dan asumsi. Yang
kedua, lingkungan diluar perusahaan mungkin mengalami perubahan sperti dari segi
hukum, sospol dan ekonomi sehingga mengalami perubahan pada masukan,
keluaran/sistem transformasi operasi.
Kerangka keputusan memperlihatkan hubungan yang erat antara tanggung
jawab manajemen dalam organisai operasi. Ada lima kelompok tanggung jawab,
tanggung jawab keputusan inilah yang ada dalam operasi:
a. Proses, keputusan mengenai proses ini termasuk proses fisik atau fasilitas
yang dipakai untuk memproduksi barang atau jasa.
b. Kapasitas, mengasilkan jumlah produk, waktu, dan tempat yang tepat.
c. Persediaan, menentukan apa, kapan dan berapa jumlah yang dipesan.
d. Tenaga kerja, mengelola manusia merupakan area keputusan yang
terpenting, karena tidak ada yang dapat dikerjakan tanpa manusia.
e. Kualitas, tanggung jawab operasi yang memerlukan dukungan organisasi
secara keseluruhan.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 100
Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut
pabrik. Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi. Posisi ini
menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab
khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan , penganggaran bekanja
dan pengendalian operasi. Tugas atau fungsi manajer antara lain:
a. Material manajer, mengelola dan mengintegrasi proses bahan mentah
menjadi barang jadi.
b. Inventori manajer, melakukan bahan pada saat yang tepat.
c. Production control and scheduling manajer, manajer pengendalian produksi,
bertanggungjawab terhadap pengembangan produksi dan pemakaian
sumber daya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
d. Quality manajer, perencanaan dan pengendalian mutu produk.
e. Facility manajer, mandesain, proses dan pengendalian fasilitas operasi.
f. Manajer lini, bertanggungjawab atas kerja dan unit-unit produksi, prestasi
kerja,pengembangan pribadi, organisasi kerja dan sistem balas jasa.
g. Analisis perencanaan operasi, bertanggungjawab atas perencanaan secara
manyeluruh, penganggaran, dan pengendalian operasi.
Perencanaan Bidang Operasi/produksi
Implementasi syariah pada bidang ini berupa penetapan bahan masukan
produksi dan proses yang akan dilangsungkan. Dalam dunia pendidikan, mislanya,
inpuntnya adalah SDM Muslim dan proses pendidikannya ditetapkan dengan
menggunakan kurikulum yang Islami. Dalam Indus tri pangan, maka masukannya
adalah bahan pangan yang telah dipastikan kehalalannya. Sementara proses
produksinya ditetapkan berlangsung secara aman dan tidak bertentangan dengan
syariah.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 101
4. MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak
sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
lebih baik terhadap perusahaan atau dapat di simpulkan bahwa pemasaran adalah
adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Berikut ini dipaparkan Fungsi-Fungsi
Pemasaran.
1) Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan
produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.
2) Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb.
Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak
kekurangan saat dibutuhkan.
3) Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen
dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 102
seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta
standarisasi / penggolongan produk.
Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan segmentasi
pasar, targeting dan positioning, juga termasuk promosi. Dalam dunia pendidikan,
misalnya, segmen yang dibidik adalah SDM muslim. Target yang ingin dicapai
adalah output didik (SDM) yang profesional. Sedangkan posisi yang ditetapkan
adalah lembaga yang memiliki unique position sebagai lembaga pendidikan
manajemen syariah. Dalam promosi tidak melakukan kebohongan, penipuan
ataupun penggunaan wanita tanpa menutup aurat sempurna.
I. PRODUK-PRODUK SYARIAH
Berikut ini adalah beberapa produk yang biasa muncul dalam kegiatan bisnis
berbasis syariah.
1) Al-Ba’i
Perkataan al-bai’ (jual beli) dari aspek bahasa bermaksud menukar suatu
barang dengan suatu barang yang lain. Dari sudut istilah syarak pula, al -bai’
mempunyai banyak pengertian yang diberikan para ulama. Menurut Mazhab Hanafi,
jual beli ialah pertukaran suatu harta dengan suatu harta yang lain mengikut cara
yang tertentu. Atau menukar sesuatu yang disukai dengan sesuatu yang lain yang
juga disukai dengan dengan cara tertentu yang berfaedah yaitu dengan tawaran atau
unjuk-mengunjuk. Menurut mazhab Syafie, jual beli ialah pertukaran sesuatu harta
benda dengan harta benda yang lain, yang keduanya boleh ditasharrufkan
(dikendalikan), dengan ijab dan qabul menurut cara yang diizinkan oleh syarak (al -
Husaini, Abi Bakr ibn Muhammad, 2005, Kifayatul akhyar fi halli ghayat al-ikhtisar,
Dar al-Salam, al-Qahirah, Misr, hlm.305). Al-Bai’ juga adalah kontrak pertukaran
harta benda yang memberikan seseorang hak memiliki sesuatu benda atau manfaat
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 103
untuk selama-lamanya, bukan dengan tujuan al-qurbah (mendampingi diri kepada
Allah) (Mughni al-muhtaj, jld.3, hlm.2).
Pensyariatan jual beli ini telah sabit dengan nas al-Quran, hadis dan juga
ijma. Terdapat lebih daripada sepuluh jenis akad jual beli dalam Islam yang boleh
berlaku dalam bentuk dan gambaran yang berbeda. Antara jenis-jenis akad jual beli
tersebut ialah:
Bai’ al-sil’ah bi al-naqd (يع عة ب ل س قد ال ن ال yaitu jual beli sesuatu barang :(ب
dengan mata uang. Jenis ini adalah yang paling meluas berlaku dikalangan
manusia. Contonya ialah membeli sehelai baju dengan Ringgit Malaysia atau
US Dollar dan seumpamanya.
Bai’ al-muqayadhah (يع ضة ب قاي م yaitu jual beli sesuatu barang dengan :(ال
barang, seperti menjual baju dengan beg atau menjual binatang ternakan
dengan beras dan sebagainya.
Bai’ al-salam (يع لم ب س ialah jual beli sesuatu barangan secara tangguh :(ال
dengan bayaran harga secara tunai, seperti menjual barangan yang telah
disifatkan butiran bentuk, spesifikasi, kualiti dan kuantiti secara terperinci
dengan bayaran harganya dibuat secara tunai, manakala penyerahan barang
ditangguhkan pada suatu masa yang ditetapkan.
Bai’ al-sharf (يع صر ب yaitu jual beli mata wang dengan mata uang :(ال
yang sama atau berbeda jenis, seperti menjual emas dengan emas, perak
dengan perak atau emas dengan perak, ringgit Malaysia dengan rial Saudi
dan sebagainya.
Bai’ al-murabahah (يع حة ب مراب yaitu jual beli sesuatu barangan pada :(ال
harga kos bersama tambahan margin keuntungan, seperti menjual sesuatu
barangan berharga RM100 dengan harga kos dan ditambah pula margin
keuntungan sebanyak RM10 yang dipersetujui oleh kedua-dua pihak.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 104
Bai’ al-wadhiah (يع عة ب ي ض و ia adalah lawan kepada jual beli secara :(ال
murabahah, yaitu jaul-beli yang dibuat atas sesuatu barangan dengan harga
yang lebih murah dari harga kos, seperti harga barangan adalah RM10 dan
dijual dengan harga RM9 atau lebih rendah.
Bai’ al- tauliah (يع ية ب تول ialah jual beli sesuatu barangan dengan :(ال
harga kos tanpa ada lebih mahupun kurang dari harganya. Seperti barangan
berharga RM100 dijual dengan RM100.
Bai’ al-urbun (يع ون ب عرب yaitu satu bentuk jual beli dimana pembeli :(ال
membayar sejumlah wang pendahuluan. Sekiranya jual beli diteruskan maka
wang pendahuluan ini akan menjadi sebahagian daripada harga barangan.
Jika tidak, maka wang yang ini tidak akan dikembalikan kepadanya.
Bai’ al-talji’ah (ع ي ئة ب لج ت ialah suatu bentuk jual beli yang dibuat oleh :(ال
penjual yang dalam kesempitan (terpaksa) kerana kuatir dan takut hartanya
diambil oleh orang lain. Bagi menyelamatkan hartanya, ia bersepakat dengan
seseoarang bagi menzahirkan akad jual beli dan menyembunyikan tujuannya
yang sebenar. Seperti menjual rumah untuk mengelak dari dilelong oleh bank
atau permiutang.
Bai’ al-wafa’ (يع اء ب وف yaitu jual beli barangan dengan syarat apabila :(ال
penjual membayar semula harga barangan yang dijual maka pembeli akan
mengembalikan semula barangan yang dijual kepada penjual.
Bai’ al-istishna’ (ع ي ناع ب ص ت س yaitu jual beli dalam bentuk tempahan :(اال
perbuatan barang tertentu dengan spesifikasi yang tertentu yang
menghendaki penjual, pemaju, pengilan atau orang lain membuatkan
Bai’ al-inah (يع نة ب ي ع yaitu jual beli yang berlaku antara penjual dan :(ال
pembeli, di mana penjual menjual asetnya kepada pembeli dengan harga
tangguh lebih tinggi, kemudian penjual membeli semula aset tersebut
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 105
daripada pembeli dengan harga tunai yang lebih rendah. Keadaan sebaliknya
boleh berlaku.
2) Khiyar
Kata khiyar berasal dari bahasa Arab berarti pilihan. Pembahasan khiyar
dikemukakan ulama fiqih dalam permasalahan menyangkut transaksi dalam bidang
perdata khususnya transaksi ekonomi, sebagai salah satu hak bagi kedua belah
pihak yang melakukan transaksi dimaksud. (Hasrun Haroen, 2007:129). Secara
terminologis para ulama fiqih medefinisikan khiyar dengan: (Wahbah az-Zuhaili, Jilid
IV: 519)
كون ان د ي عاق ت لم يار ل خ ين ال ضاء ب قد م ع ه وعدم ال ضائ سخه م ف قا ب رف
ن دي عاق ت لم ل
Artinya: “Hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang
melaksanakan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi yang
disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transakasi”.
Hak khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang yang melakukan transaksi
yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi
tercapai dengan sebaik-baiknya. Status khiyar menurut ulama fiqih, adalah
disyariatkan atau dibolehkan karena suatu keperluan yang mendesak dalam
mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang melakukan transaksi
(Imam al-Kasani, Jilid VI:207)
Dalam menetapkan pembahasan ini, hanya akan dibahas khiyar yang paling
masyhur saja, diantaranya sebagai berikut ini:
Khiyar Syarat
Pengertian syarat menurut ulama fiqih adalah: (Rachmat Syafei, 2001:104)
كون ان د ي ن ألح قدي ع لهما ال ي ك يرهما اول غ حق اول ي ال سخ ف قد ف ع ه او ال ضائ خالل م
لومة مدة مع
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 106
Artinya: “Suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad atau masing -
masing yang akad atau selain kedua pihak yang akad memiliki hak atas pembatalan
atau penetapan akad selama waktu yang ditentukan”.
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa khiyar syarat ini dibolehkan
dengan tujuan untuk memelihara hak-hak pembeli dari unsur penipuan yang
mungkin terjadi dari pihak penjual. Khiyar syarat menurut mereka hanya berlaku
dalam transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti jual beli, sewa
menyewa, perserikatan dagang, dan rahn (jaminan utang). Sedangkan khiyar syarat
menentukan bahwa baik barang maupun nilai/harga barang baru dapat dikuasai
secara hukum, setelah tenggang waktu khiyar yang disepakati itu selesai. ( Ibnu
Qudamah, Jilid III:589). Misalnya, seorang pembeli berkata: “Saya membeli barang
ini dari kamu dengan catatan saya berkhiyar (pilih-pilih) selama sehari atau tiga hari.”
Khiyar Syarat terdiri dari Khiyar Masyaru’ dan Khiyar Rusak. Khiyar Masyru’
adalah Khiyar yang disyari’atkan adalah khiyar yang ditetapkan batas waktunya,
sebagai mana hadits nabi tentang riwayat Hibban Ibnu Munqid yang menipu dalam
jual beli, kemudian perbuatan itu dilaporkan kepada Rasulullah SAW, lalu beliau
bersabdah:
عت ذ اي قل ب ة :ف الب ى الخ يار ول خ ة ال الث ام ث اي
Artinya: ”Jika kamu bertransaksi (jual-beli) katakanlah, tidak ada penipuan dan saya
khiyar selama tiga hari”. (HR. Muslim)
Sedangkan, Khiyar Rusak menurut pendapat paling masyhur dikalangan
ulama hanafiyah, syafi’iyah, dan hanabilah, khiyar yang tidak jelas batasan waktunya
adalah tidak sah, seperti pertanyaan “ saya beli barang ini dengan syarat saya khiyar
selamanya. Perbuatan ini mengandung unsur jahalah (ketidak jelasan). Menurut
ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, jual beli seperti itu hukumnya adalah batal. (Abu
Ishaq Asy-Syirazi, 259 dan 589)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 107
Ulama Hanafiyah, Jafar, dan Syafi’iyah berpendapat bahwa khiyar
dibolehkan dengan waktu yang ditentukan selagi tidak lebih dari tiga hari. Golongan
ini, selain beralasan dengan hadits dari Munqid diatas, juga mendasarkan pada
hadits dari Ibn Umar tentang Pernyataan Anas:
ال ان ترى رج ش يرا رجل من ع ترط ب ش يه وا ل يار ع خ عة ال ام ارب طل . اي اب سول ف ر
هللا يع .م.ص ب ال ال يار :وق خ ة ال الث ام ث بد روا ) .اي رزق ع (ال
Artinya:“Seorang laki-laki membeli sekor unta dari laki-laki lainnya, dan ia
mensyaratkan khiyar selama empat hari. Rasulullah SAW membatalkan jual beli
tersebut dan bersabda, “ khiyar adalah tiga hari.” (HR. Abdurazak).
Khiyar Majlis
Khiyar majlis menurut pengertian ulama fiqih adalah:
كون ان كل ي ن من ل دي عاق سخ حق ال قد ف ع ي مادام ال لس ف قد مج ع م ال فر ل ت ي
ها دان اب اب ير ق خ ر احدهما ي تار االخ يخ زوم ف قد ل ع ال
Artinya: “Hak bagi semua pihak yang melakukan akad untuk membatalkan akad
selagi masih berada ditempat akad dan kedua pihak belum berpisah. Keduanya
saling memilih sehingga muncul kelaziman dalam akad”.
Sebagaimana hadits Nabi SAW:
عان ي ب يار ال خ ال م ب ا مال فرق ت بخارى روا ) ي لم ال س (وم
Artinya:“Penjual dan pembeli boleh khiyar selama belum berpisah” (Riwayat Bukhori
dan Muslim).
Hadits nabi SAW juga:
ع اذ باي الن ت رج كل ال ل نهما واحد ف يار م خ ال م ما ب فرق ل ت بخارى روا ) ..... ي ال
لم س بد عن وم هللا ع ن (عمر ب
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 108
Artinya: “Apabila dua orang melakukan akad jual beli, maka masing-masing pihak
mempunyai hak pilih, selama keduanya belum pisah badan……” ( HR al-Bukhori dan
Muslim dari abdullah ibn Umar).
Para pakar hadits menyatakan bahwa yang dimaksud Rasulullah SAW,
dengan kalimat “berpisah badan” adalah setelah melakukan akad jual beli, barang
diserahkan kepada pembeli dan harga barang deserahkan kepada penjual. Imam
Nawawi, Muhaddits, dan para pakar fiqih Syafi’i, mengatakan bahwa untuk
menyatakan penjual dan pembeli telah berpisah badan, seluruhnya diserahkan
sepenuhnya kepada kebiasan masyarakat setempat dimana jual beli itu berlangsung.
Khiyar majlis menjadi bubar adakalanya disebabkan berpisahnya kedua
belah pihak dengan badannya dari tempat akad-akad atau pihak penjual dan pembeli
memilih tetapnya akad. (Asy-Syekh Muhammad bin Qasim al- Ghazi, 342)
Khiyar majlis dikenal dikalangan umala Syafi’iyah dan Hanabilah. Dengan
demikian, akad menjadi lazim, jika kedua belah pihak telah berpisah atau memilih.
Hanya saja, khiyar majlis hanya ada pada akad yang sifatnya mengikat kedua belah
pihak yang melaksanakan transaksi, seperti jual beli dan sewa menyewa.
Berkaitan dengan khiyar majlis, pendapat para ulama terbagi menjadi dua
bagian:
a. Ulama Hanafiyah dan Malikiyah
Golongan ini berpendapat bahwa akad dapat menjadi lazim dengan adanya
ijab dan qabul, serta tidak bisa hanya dengan khiyar, sebab Allah SWT, menyuruh
untuk menepati janji, sebagaimana firman-Nya: وا قود اوف ع ال kamu semua harus) ب
menepati janji), sedang khiyar menghilangkan keharusan tersebut.
Selain itu, suatu akad tidak akan sempurna, kecuali dengan adanya
keridhaan, sebagaimana firman-Nya:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 109
ال كون ان ا جارة ت راض عن ت م من ت ساء) ك ن ( :ال
Artinya: “Kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan suka sama suka”.
b. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah
Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat adanya khiyar majlis. Kedua
golongan ini berpendapat bahwa jika pihak yang akad menyetakan ijab dan qabul,
akad tersebut masih termasuk akad yang boleh atau tidak lazim selagi keduanya
masih berada ditempat atau belum berpisah badannya.
Khiyar ‘Aib
كون ان د ي ن ألح دي عاق حق ال ي ال سخ ف قد ف ع ه ال ضائ ي وجد اذا اوام ي ع بد احد ف ال
ين م ل كن ول به ي صاح ما عا ه ل ت ب قدز وق ع ال
Artinya: “Keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk
membatalkan akad atau menjadikannya ketika ditemukan aib dari salah satu yang
dijadikan alat tukar menukar yang tidak diketahui pemiliknya waktu akad.”
Ketetapan adanya khiyar mensyaratkan adanya barang pengganti, baik
diucapkan secara jelas ataupun tidak, kecuali jika kecacatan barang pengganti tidak
diperlukan lagi.
Khiyar aib disyariatkan dalam islam, yang didasarkan pada hadits-hadits
yang cukup banyak, diantaranya:
لم س م لم ال س م اع اخوال يه من ب عا اخ ي يه ب ي وف نة ع ي ه االب ن) ل عن ماجه رواهاب
بة ق ن ع (عامر ب
Artinya: “Seorang muslim dalah saudara muslim yang lainnya. Tidaklah halal bagi
seorang muslim untuk menjual barang bagi saudaranya yang mengandung
kecacatan, kecuali jika menjelaskannya terlebih dahulu.” (HR. Ibn Majah dari Uqbah
bin Amir)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 110
Manurut ulam Syafi’iyah ‘Aib Mengharuskan Khiyar adalah sega la sesuatu
yang dapat dipandang berkurang nilainya dari barang yang dimaksud atau tidak
adanya barang yang dimaksud, seperti sempitnya sepatu, potongannya tanduk
binatang yang akan dijadikan korban.
3) Syirkah
Syirkah menurut bahasa berarti percampuran. Sedangkan menurut istilah
syirkah berarti kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha yang
keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama. Landasan hukum syirkah
terdapat dalam Al Quran surat 38 ayat 34 yang artinya adalah “ Sesungguhnya
kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian dari mereka itu berbuat zalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh,
dan amat sedikitlah mereka ini.” Dan dalam sabda Rasulullah yang artinya “ Aku ini
ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang mereka tidak
mengkhianati temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat terhadap temannya,
aku keluar dari antara mereka.”
Rukun syirkah adalah adanya ijab dan qabul. Syarat-syarat syirkah menurut
Hanafiyah adalah:
1) Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta
maupun yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat, yaitu:
Yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat
diterima sebagai perwakilan.
Yang berkenaan dengan keuntungan yaitu pembagian keuntungan yang
elas dan diketahui orang pihak-pihak yang bersyirkah.
2) Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal (harta) dalam hal ini terdapat dua
perkara yang harus dipenuhi yaitu:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 111
Bahwa modal yang dijadikan objek akad syirkah adalah dari alat
pembayaran (nuqud).
Yang dijadikan modal (harta pokok) ada ketika akad syirkah dilakukan.
Menurut Malikiyah syarat-syarat yang bertalian dengan orang yang
melakukan akad adalah merdeka, baligh dan pintar. Syarat-syarat Syirkah menurut
Idris Ahmad adalah:
1) Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing anggota
serikat kepada pihak yang akan mengendalikan harta itu.
2) Anggota serikat itu saling mempercayai, sebab masing-masing mereka
adalah yang lain.
3) Mencampukan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing,
baik berupa mata uang maupun bentuk yang lain.1
Syirkah terdiri dari beberapa macam. Pertama, Syirkah Amlak ialah bahwa
lebih dari satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad. Adakalanya bersifat
ikhnari atau jabari. Kedua, Syirkah Uqud ialah bahwa dua orang atau lebih
melakukan akad untuk bergabung dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya
berupa keuntungan. Rukunnya adalah adanya ijab dan qabul. Hukumnya menurut
mazhab hanafi membolehkan semua jenis syirkah apabila syarat-syarat terpenuhi.
Macam-macam Syirkah Uqud adalah: (a) Syirkah Inan, adalah persekutuan dalam
urusan harta oleh dua orang bahwa mereka memperdagangkan dengan keuntungan
dibagi dua; (b) Syirkah Mufawadhah, adalah bergabungnya dua orang atau lebih
untuk melakukan kerja sama dalam suatu urusan; (c) Sirkah Wujuh, adalah bahwa
dua orang atau lebih membeli sesuatu tanpa permodalan yang ada hanyalah
berpegang kepada nama baik mereka dan kepercayaan para pedagang terhadap
mereka dengan catatan bahwa keuntungan untuk mereka. Syirkah ini adalah syirkah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 112
tanggung jawab tanpa kerja atau modal; (d) Syirkah Abdan, adalah bahwa dua orang
berpendapat untuk menerima pekerjaan, dengan ketentuan upah yang mereka
terima dibagi menurut kesepakatan. Argumentasi yang memperbolehkan syirkah ini
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ubaidah dari Abdullah yaitu “ Aku dan
Amar serta Said pernah bersyirkah dalam memperbolehkan perolehan perang badar,
lalu Said dating mambawa dua orang tawanan, sedang aku dan Amar tak membawa
apa-apa.”
Untuk mengakhiri Syirkah ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
(1) Salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lain;
(2) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk mengolah harta; (3) Salah satu
pihak meninggal dunia; dan (4) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum
dibelanjakan atas nama syirkah.
4) Mudharabah
Mudharabah (perkongsian untung) ialah pengaturan atau perjanjian di antara
pemberi modal dan pengusaha projek di mana pengusaha projek boleh
menggunakan dana bagi menjalankan aktivitas perniagaan beliau. Sedangkan,
keuntungan yang diperoleh akan dibagi di antara pemberi modal dan pengusaha
projek tersebut sesuai dengan nisbah yang telah dipersetujui sementara kerugian
akan ditanggung seluruhnya oleh pemberi m odal.
5) Kafalah
Kafalah secara bahasa artinya adh-dhamanu (menggabungkan), atau a-
dhaman (jaminan), hamalah (beban) dan za’amah (tanggungan).
Sedangkan menurut istilah, kafalah merupakan jaminan yang di berikan oleh
penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang di tanggung (Antonio Syafi’i, 2009: 123). Dalam pengertian lain , kafalah juga
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 113
berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang di jamin dengan berpegang
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
Kafalah menurut mazhab hanafi adalah suatu tindakan penggabungan
tanggungan orang yang menanggung dengan tanggungan penanggung utama terkait
tuntutan yang berhubungan dengan jiwa, hutang, barang atau pekerjaan. Sedangkan
definisi menurut ulama terkemuka lainnya, kafalah adalah penggabungan antara dua
tanggungan terkait tuntutan dan hutang (As-Sayyid Saabiq, 2009:386)
Kafalah kadang di sebut juga sebagai wakalah bersyarat (Adiwaraman A.
Karim, 2010:69). Dalam hal ini kita bersedia memberikan jasa kita untuk melakukan
sesuatu atas nama orang lain, jika terpenuhi kondisinya, atau jika sesuatu terjadi.
Misalkan, seorang dosen menyatakan kepada asistennya demikian: “anda adalah
asisten saya. Tugas anda adalah menggantikan saya mengajar bila saya
berhalangan”. Dalam kasus ini asisten hanya bertugas mengajar (melakukan
sesuatu atas nama dosen) jika dosen berhalangan (bila kondisinya terpenuhi, jika
sesuatu terjadi).
6) Utang Piutang (Qiradh)
Qiradh berasal dari kata qaradh yang artinya hutang atau perjanjian seperti
firman alloh dalam surat al-Baqarah 245. sedangkan menurut istilah qiradh adalah
akad mengenai penyerahan modal kepada seseorang atau badan usaha tertentu
agar dikembangkan dan keuntungannya menjadi hak kedua belah pihak sesuai
dengan perjanjian. Adapun syarat dan rukun qiradh adalah sebagai berikut :
Kedua belah pihak adalah orang yang berakal sehat dan baligh (dibenarkan
melakukan tindakan hukum).
Modal harus jelas jumlahnya artinya dapat dihitung atau dinilai dengan uang
Ketentuan pembagian dicantumkan dalam perjanjian
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 114
Pihak pemilik modal mempercayakan sepenuhnya baik mengenai
kebijaksanaan maupun jenis usaha yang ditunjuk pihak pelaksana
Masing-masing pihak punya landasan amanah serta tolong menolong.
Para ulama’ telah sepakat bahwa mengenai objek qiradh adalah penyerahan
modal berbentuk uang untuk dikembangkan dalam perniagaan dan keuntungannya
menjadi hak kedua belah pihak sesuai perjanjian sewaktu akad. Qiradh
diperbolehkan oleh syara’ karena suatu kebutuhan. Oleh karena itu qiradh
dikhususkan pada barang-barang yang umumnya laku dan menarik keuntungan.
7) Sewa Meyewa (Ijarah)
Ijarah (pure leasing) adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk
mengambil kesempatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan
imbalan yang besarnya telah disepakati bersama. Sebagai contoh adalah
pembiayaan mobil, pelanggan akan memasuki kontrak pertama dan memberikan
harga sewa mobil tersebut pada kadar sewa yang telah dipersetujui untuk suatu
tempo tertentu. Pada akhir tempo pembayaran, kontrak kedua akan dikuasakan bagi
pelanggan untuk membeli kendaraan tersebut pada harga yang telah dipersetujui.
8) Hiwalah
Menurut bahasa, hiwalah adalah al-Intiqal dan al-Tahwil, yang artinya ialah
memindahkan atau mengoperkan, Abdurrahman al-Jaziri berpendapat, ilmu yang
dimaksud dengan hiwalah menurut bahasa ialah: “Pemindahan dari satu tempat ke
tempat lain”
Menurut Ibnu Abidin yaitu ulama kalangan Hanafiyah, yang dimaksud
hiwalah ialah: “Memindahkan kewajiban membayar hutang dari orang yang
berhutang (muhil) kepada orang yang berhutang lainnya (Muhtal Alaih)”. Menurut Al-
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 115
Jaziri sendiri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hiwalah ialah “Pernikahan
hutang dari tanggung jawab seseorang menjadi tanggung jawab orang lain”. Menurut
Shihab al-Din Al-Qalyubi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hiwalah ialah
“Akad yang menetapkan pemindahan beban hutang dari seseorang kepada orang
lain.”
9) Jialah (Pengupahan)
Ji’alah menurut bahasa arab berarti upah atau pemberian. Menurut istilah
berarti akad atas manfaat karena keberhasilan suatu hal dengan menjanjikan
imbalan kepada orang yang berhasil melaksanakan tugas. Seperti orang
memastikan memberikan suatu sebagai upah karena berhasil mengembalikan
barang yang hilang atau bagi yang dapat menyembuhkan orang yang sakit dan
sebagainya.
Hukum Ji’alah menurut kebanyakan ulama adalah mubah. Adanya ji’alah
bermula dari firman Allah sebagai berikut : “Penyeru-penyeru itu berkata: Kami
kehilangan piala raja dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh
bahan makanan (seberat beban) unta, dan aku menjamin terhadapnya” (Q.S.
Yusuf:72)
Selain itu Rasulullah SAW membolehkan pengambilan upah atas
pengobatan dengan mempergunakan Fatihah. Dalam keadaan darurat Ji’alah boleh
dilakukan atas sesuatu yang masih tersembunyi dan belum diberikan kepada pihak
lain. Rukun Ji’alah adalah sebagai berikut :
Lafadz yaitu ucapan menyampaikan janji atau sayembara. Misalnya :
“Barang siapa yang menemukan kambingku akan ku beri upah Rp.100.000.”
Syaratnya harus mengandung izin bagi yang akan bekerja dan tidak
ditentukan waktunya.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 116
Orang yang menjanjikan upah atau yang mengeluarkan sayembara.
Syaratnya orang yang mengeluarkan sayembara tidak boleh membatalkan
sayembaranya jika sudah dikerjakan oleh peserta-peserta sayembara.
Pekerjaan yaitu mencari barang yang hilang atau mencari orang yang
tersesat dan sebagainya.
Upah harus terwujud barang tertentu baik uang atau barang lainnya. Tidak
diisyaratkan orang yang mengeluarkan sayembara atau yang mengikutinya
harus hadir sebagaimana tidak perlu adanya akad dalam ji’alah.
Bila dikehendaki salah satu pihak dapat menggugurkan ji’alah sebab ji’alah
merupakan akad jaizah (yang dibolehkan) bukan lazimah (bukan yang diwajibkan)
selama peserta sayembara belum mengerjakannya. Apabila barang yang hilang
sudah ditemukan oleh beberapa orang bersama-sama, upah yang dijanjikan tadi
dibagi sama.
10) Syuf’ah (Gugatan)
Syuf’ah secara bahasa diambil dari kata syaf’, yang artinya pasangan.
Syuf’ah adalah hal yang sudah dikenal oleh orang-orang Arab pada zaman
Jahiliiyyah. Dahulu seseorang jika hendak menjual rumah atau kebunnya, maka
tetangga, kawan serikat atau kawannya datang mensyuf’ahnya, dijadikannya ia
sebagai orang yang lebih berhak membeli bagian itu. Dari sinilah disebut Syuf’ah,
dan orang yang meminta syuf’ah disebut syafii’. Ada yang mengatakan, bahwa
dinamakan syuf’ah karena pemiliknya menggabung sesuatu yang dijual kepada
miliknya, sehingga menjadi sepasang setelah sebelumnya terpisah.
Syuf’ah menurut fuqaha (ahli fiqh) adalah keberhakan kawan sekutu
mengambil bagian kawan sekutunya dengan ganti harta (bayaran), lalu syafii’
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 117
mengambil bagian kawan sekutunya yang telah menjual dengan pembayaran yang
telah tetap dalam akad.
Syuf’ah ini tsabit (sah) berdasarkan As Sunnah dan Ijma’. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,
ى ب ي ق ض ل ى الن ه هللا ص ل ي ل م ع س ة و ف ع ال ك ل ف ي ب الش م ل م م ا ي ق س ت ف ذ ق ع د ود و ح ف ت ال ص ر ق و ر ف ال الط
ة ش ف ع
“Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menetapkan syuf’ah pada harta yang
belum dibagi-bagi, ketika batasannya telah ditentukan dan jalan telah diatur, maka
tidak ada lagi syuf’ah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ار ار ج ق الد ح ار أ ب الد
“Tetangga rumah lebih berhak dengan rumahnya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud.
Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwaa’ no. 1539).
Para ulama juga telah sepakat tentang tetapnya hak syuf’ah bagi sekutu
yang belum melakukan pembagian pada sesuatu yang dijual, baik berupa tanah,
rumah maupun kebun.
11) Ariyah (Pinjam Meminjam)
Ariyah yaitu memberikan manfaat suatu barang kepada orang lain tanpa
memiliki barang tersebut. Rukun dari Ariyah sendiri adalah:
Orang yang meminjam
Orang yang meminjami.
Syarat keduanya berakal dan mukallaf
Barang yang dipinjamkan
Barangnya bermanfaat dan tidak rusak manfaatnya setelah digunakan.
Adil
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 118
12) Wadiah
Wadiah adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana
tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban
memberikan bunga, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada
nasabah.
13) Wakalah
Pengertian wakalah menurut bahasa Arab :
ة ال وك ي ال غة ف ل ي ض ال ف و أو الت ال ح ف ظ
"Wakalah menurut bahasa artinya adalah "menyerahkan" atau "menjaga"."
(Taqiyuddin al-Husaini, Kifayatul Akhyar, 1/283).
Pengertian wakalah menurut istilah syara' :
ال ة ك ل و ع ف ي ا ر ض الش ي ف و ص ت ر ل ى أ م ر ش خ م ا خ ل ف ي ق ب ة ي اب ي ل ه الن ف ع ات ه ف ي ل ي ي ح
"Wakalah dalam istilah syara' adalah tindakan seseorang menyerahkan urusannya
kepada orang lain pada urusan yang dapat diwakilkan [menerima adanya
niyabah(keterwakilan)], agar orang lain itu mengerjakan urusan tersebut pada saat
hidupnya orang yang mewakilkan." (Zakariya al-Anshari, Fathul Wahhab, 1/253;
Taqiyuddin al-Husaini, Kifayatul Akhyar, 1/283).
Contoh : seorang wali mewakilkan kepada petugas KUA untuk menikahkan anak
perempuannya.
14) Musyaqoh
Musaqah berasal dari kata al-saqa, yaitu seseorang yang bekerja mengurus
pohon tamar, anggur, atau pohon-pohon lainnya supaya mendatangkan
kemaslahatan, dan mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang diurusnya sebagai
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 119
imbalan. Sedangkan menurut syafi’iyah musaqah yaitu memberikan pekerjaan orang
yang memiliki pohon tamar dan anggur kepada orang lain untuk kesengangan
keduanya dengan menyiram, memelihara, dan menjaganya dan pekerja tersebut
memperoleh bagian tertentu dari buah yang dihasilkan pohon-pohon tersebut.
15) Muzara’ah & Mukharabah
Menurut bahasa al-muzara’ah yang berarti thaih al-zul’ah (melemparkan
tanaman), maksudnya adalah modal. Muzara’ah dan mukharabah memiliki makna
yang berbeda, yang dikemukakan oleh beberapa ulama, yaitu menurut Hanafiyah
muzara’ah ialah akan bercocok tanam dengan sebagian yang keluar dari bumi,
sedangkan mukharabah menurut nash al-syafi’I ialah menggarap tanah dengan apa
yang dikeluarkan dari tanah tersebut.
Mukharabah dan muzara’ah memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya ialah pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk
dikelola dan perbedaannya ialah terletak pada modal, jika modal berasal dari
pengelola, maka disebut mukharabah dan bila dikeluarkan dari pemilik tanah maka
disebut muzara’ah.
16) Ihyaul Mawat (Menghidupkan Tanah Mati)
Ihyaul mawat adalah membuka lahan atau tanah mati dan belum pernah
ditanami sehingga tanah tersebu t dapat memberikan manfaat untuk tempat tinggal,
bercocok tanam, dan sebagainya. Misalnya membuka hutan untuk pertanian.
Membuka tanah hukumnya ja’iz (boleh) dengan dua syarat, yaitu:
Orang yang membuka harus islam.
Tanah yang dibuka masih bebas
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 120
Sabda Rosulullah:
ن ا ا حيا م ض يتة ا ر ا ف له م ما ا جر ، فيه ل ه و ق ة ل ه ف هو ا لعواف ي اك د ي روا ) .ص سائ ن صححه ال ن و اب
بان (ح
Artinya: “ Barang siapa yang membuka tanah yang belum ada pemiliknya (mati)
maka dia mendapat pahala, dan apa-apa yang dimakan (tanamanya) maka hal itu
adalah merupakan shadaqoh baginya” (H.R. Nasa’I dan disahkan oleh Ibnu HIbban).
ن ا م ي ا ا ح ض تة ا ر ي ه ف هي م تر روا ) ل (مذي ال
Artinya: “ Barang siapa yang membuka tanah baru, maka tanah itu menjadi
pemiliknya. (H.R. Tirmidzi)
Apabila tanah yang dibuka itu milik seseorang, maka hal itu tidak
diperbolehkan kecuali dengan izin yang punya.
Sabda Rosulullah SAW:
ن عيد ع ضي زيد بن س هللا ر نه ل ا ن ع هللا رسو صل هللا يه ل لم ع س ال و ن :ق ا اقت طع م ب ر ش
ن ا ا ال رض م ل م و ض ا هللا ق ه ط م ا ي ن القيامة ي و بع م ن س ي اض خاري روا ) ا ر لم و ب س (م
Artinya: “ Said bin zaid r.a berkata: “ Rosulullah SAW bersabda: “ Brangsiapa yang
merampas sejengkal tanah dibumi ini dengan cara aniaya, Allah akan mengalungkan
tanah yang dirampasnya itu kelehernya diharikiamat, dan ketujuh petala bumi” (H.R.
Bukharidan Muslim)
J. OUTCOME DAN FEED BACK BISNIS SYARIAH
Bisnis Berbasis Syariah memiliki outcome dan feedback. Outcome dari Bisnis
Syariah adalah keluaran atau hasil yang didapat dalam menjalankan kegiatan bisnis
syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan feedback dalam kegiatan bisnis syariah
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis
syariah. Berikut ini adalah outcome dari bisnis syariah, yaitu:
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 121
Bisnis syariah prinsipnya haruslah menguntungkan kedua belah pihak (tidak
ada yang dirugikan).
Pembagian keuntungan dalam bisnis syariah haruslah sesuai dengan aturan
Allah dan cara mendapatkannya haruslah sesuai dengan syariah.
Bisnis syariah menggerakkan ekonomi syariah secara keseluruhan.
Berikut ini adalah feedback dari bisnis syariah, antara lain:
Maslahah, al-maslahah dapat berarti kebaikan, kebermanfaatan,
kepantasan, kelayakan, keselarasan, kepatutan. Kata al-maslahah
adakalanya dilawankan dengan kata al-mafsadah dan adakalanya
dilawankan dengan kata al-madarrah, yang mengandung arti: kerusakan.
Dengan kata lain, bisnis syariah memberikan kebermanfaatan pada kegiatan
manusia secara umum, dan khususnya pada kegiatan ekonomi manusia.
Barokah, Sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama, ك ة ل ب ر ا Al Barakah
adalah kebaikan yang banyak lagi tetap. Mereka mengembalikan pada
pecahan katanya. Kata ini berasal dari kata ك ة ب ر ل ا Al Birkah yang secara
bahasa bermakna ج ع م اء م tempat tergenangnya air (kolam air). Kolam ال م
yang merupakan tempat tergenangnya air merupakan tempat yang luas,
airnya banyak dan tetap. Jadi ة ك ل ب ر ا Al Barakah (keberkahan) adalah
kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun
ilmu. Bisnis syariah barokah berarti apa yang dilakukannya memberikan
kebaikan yang banyak lagi tetap dalam segi harta yang didapatkan maupun
yang lainnya.
Hablum Minallah, maknanya ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk Islam
atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di
dunia dan akherat. Atau tunduk kepada pemerintahan Muslimin dengan
jaminan dari pemerintah itu sebagaimana yang diatur oleh Syari'ah dalam
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 122
perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi (yaitu orang kafir yang menjadi
warga negara Islam) untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak-haknya
sebagai manusia di dalam kehidupan dunia saja, dan mendapat ancaman
adzab di akhirat. (Lihat Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi , dan Tafsir Ibnu
Katsir tentang pengertian surat Ali Imran 112). Dalam bisnis syariah, semua
kegiatannya berpacu pada hukum Allah.
Hablum Minannas, maknanya ialah perjanjian dari kaum Mukminin dalam
bentuk jaminan keamanan bagi orang kafir dzimmi dengan membayar upeti
bagi kaum Mukminin melalui pemerintahnya untuk hidup sebagai warga
negara Islam dari kalangan minoritas non Muslim. Atau dengan bahasa lain
ialah dalam berinteraksi dengan sesama manusia, maka jaminan yang bisa
dipercaya hanyalah dari kaum Muslimin yang dibimbing oleh Syari'at Allah
Ta'ala. Dalam bisnis syariah, kegiatannya tak lepas dari hubungan dengan
manusia lain baik selaku rekan bisnis, objek bisnis dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, bisnis syariah haruslah memperhatikan eksistensi manusia
lainnya.
Rahmatan Lil Alamin, rahmat untuk semua di alam semesta. Bisnis syariah
haruslah memiliki kebermanfaatan untuk seluruh makhluk Tuhan di alam
semesta dan memberikan rahmat untuk seluruh keberlangsungan alam
semesta.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 123
BAB II EKONOMI KREATIF
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 124
A. APA ITU EKONOMI KREATIF ?
Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi
baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan
stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi
dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis
Sumber Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke
era industri dan informasi. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian
gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama
adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga
adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat
yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan
gagasan kreatif.
Menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang
sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model
ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar
bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap
tumbuh. Ide adalah instruksi yang membuat kita mengkombinasikan sumber daya
fisik yang penyusunannya terbatas menjadi lebih bernilai. Romer juga berpendapat
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 125
bahwa suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide
yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi.
Howkins (2001) dalam bukunya The Creative Economy menemukan
kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun
1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar
US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif,
pertanian, dan pesawat. Menurut Howkins ekonomi baru telah muncul seputar
industri kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak
cipta, merek, royalti dan desain. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep
berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (Dos
Santos, 2007).
Konsep Ekonomi Kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak
negara karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian.
Di Indonesia, gaung Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara
untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global.
Pemerintah melalui Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan
Departemen Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design
Power 2006 2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi
produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter
nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap
negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan
meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 126
Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri kreatif,
pemerintah mengadakan program-program berskala besar seperti :
Peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada ajang
Trade Expo Indonesia
Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009
Pekan Produk Kreatif 2009
Pameran Ekonomi Kreatif
B. PRINSIP EKONOMI KREATIF
Prinsip dasar yang melandasi pengembangan ekonomi kreatif yakni industri
kultural (cultural industries) dan industri kreatif (creative industries). Pengembangan
ekonomi kreatif ini tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kreatifitas. Upaya-upaya
Pengembangan Ekonomi Kreatif di dalam Peraturan Daerah ini didasarkan pada
prinsip-prinsip:
Prinsip Kekeluargaan; prinsip kekeluargaan adalah prinsip yang melandasi
upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai bagian dari perekonomian
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 127
nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
Prinsip Demokrasi Ekonomi; prinsip demokrasi ekonomi adalah prinsip
bahwa pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif diselenggarakan
sebagai kesatuan dari pembangunan ekonomi nasional yang melibatkan
semua unsur masyarakat untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.
Prinsip Kebersamaan; prinsip kebersamaan adalah asas yang mendorong
peran seluruh pelaku usaha yang berbasis Ekonomi Kreatif dan sektor dunia
usaha yang lain secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Prinsip Efisiensi Berkeadilan; Prinsip efisiensi berkeadilan adalah prinsip
yang mendasari pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif dengan
mengedepankan proses efisiensi berkeadilan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
Prinsip Berkelanjutan; prinsip berkelanjutan merupakan prinsip yang secara
terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui
Pengembangan Ekonomi Kreatif yang dilakukan secara berkesinambungan
sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.
Prinsip Berwawasan Lingkungan; prinsip berwawasan lingkungan adalah
prinsip Pengembangan Ekonomi Kreatif yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan, pelestarian dan
pemeliharaan lingkungan hidup.
Prinsip Kemandirian; prinsip kemandirian adalah prinsip Pengembangan
Ekonomi Kreatif yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 128
potensi, kemampuan dan kemandirian pelaku usaha yang berbasis Ekonomi
Kreatif.
Prinsip Keseimbangan Kemajuan; prinsip keseimbangan kemajuan adalah
prinsip Pengembangan Ekonomi Kreatif yang berupaya menjaga
keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi
nasional.
Prinsip Kesatuan Ekonomi Nasional; Prinsip kesatuan ekonomi nasional
adalah prinsip Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai bagian dari
pembangunan kesatuan ekonomi nasional.
Prinsip Persaingan Sehat; prinsip persaingan sehat adalah prinsip
Pengembangan Ekonomi Kreatif yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan persaingan sehat dan menghindari praktik monopoli dan
persaingan tidak sehat.
C. LINGKUP INDUSTRI KREATIF
Pemerintah telah mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 14
subsektor, antara lain:
1) Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
periklanan, yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium
tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang
dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi periklanan, media
periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye
relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan
majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame
sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising materials or samples, serta
penyewaan kolom untuk iklan;
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 129
2) Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara
menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur
taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi
bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota,
konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa
mekanika dan elektrikal;
3) Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan
sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet,
meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film;
4) Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang
berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam
maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif
kecil (bukan produksi massal);
5) Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan
jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan;
6) Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,
desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode
dan aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen;
7) Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 130
film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron, dan eksibisi atau festival film;
8) Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan sematamata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran
atau edukasi;
9) Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi,
pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara;
10) Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan
wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik
tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan
busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan;
11) Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital
serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup
penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,
obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang,
dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir
(engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan,
dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film;
12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait
dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa
komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan
piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 131
piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain
portal termasuk perawatannya;
13) Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis,
reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten
acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran
radio dan televisi;
14) Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha
inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil
manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan
kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan
teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang
berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa,
sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 132
BAB III PELUANG BISNIS KREATIF
BERBASIS SYARIAH (BIDANG KULINER)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 133
A. PENDAHULUAN
Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari’at Islam, Allah
SWT menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik
yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun
masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang
memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini
tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang
mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan setelah hidayah dari
Allah dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan
berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.
Karenanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Daging mana saja
yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:
• Yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut
memang sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan
selainnya.
• Yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan
dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 134
haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut.
Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen
perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara acara yang bid’ah, dan
lain sebagainya.
B. KAIDAH KAIDAH PENENTUAN HALAL DAN HARAM MAKANAN
Sebelum kita menyebutkan satu persatu makanan dan minuman yang
disebutkan dalam Al Qur`an dan Sunnah beserta hukumnya masing masing, maka
untuk lebih membantu memahami pembahasan, kami dahului dengan beberapa
kaidah.
1. Kaidah Pertama
Asal dari semua makanan adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang
menyatakan haramnya. Allah Ta’ala berfirman: “Dia lah Allah, yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu”.(QS. Al Baqarah: 29). Ayat ini menunjukkan
bahwa segala sesuatu termasuk m akanan yang ada di bumi adalah nikmat dari
Allah, maka ini menunjukkan bahwa hukum asalnya adalah halal dan boleh, karena
Allah tidaklah memberikan nikmat kecuali yang halal dan baik.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan Nya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya”. (QS. Al An’am: 119). Maka semua makanan yang
tidak ada pengharamannya dalam syari’at berarti adalah halal.
2. Kaidah Kedua
Manhaj Islam dalam penghalalan dan pengharaman makanan adalah “Islam
menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung
mudhorot, demikian pula sebaliknya Islam mengharamkan semua makanan yang
haram, najis atau ternajisi, khobits (jelek), dan yang mengandung mudhorot”.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 135
Manhaj ini ditunjukkan dalam beberapa ayat, di antaranya: “Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al
Baqarah: 168)
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk”. (QS. Al A’raf: 157)
Allah melarang melakukan apa saja termasuk memakan makanan yang bisa
memudhorotkan diri, dalam firman Nya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan”.(QS. Al Baqarah: 195)
Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tidak boleh membahayakan
diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain”.
Karenanya diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang
bisa memudhorotkan diri apalagi kalau sampai membunuh diri baik dengan segera
maupun dengan cara perlahan. Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan
macamnya, rokok, dan yang sejenisnya.
Adapun makanan yang haram karena diperoleh dari cara yang haram, maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya darah darah
kalian, harta harta kalian, dan kehormatan kehormatan kalian antara sesama kalian
adalah haram”. (HR. Al Bukhary dan Muslim)
3. Kaidah Ketiga
Makanan manusia secara umum ada dua jenis:
• Selain hewan, terdiri dari tumbuh tumbuhan, buah buahan, benda benda (roti,
kue dan sejenisnya), dan yang berupa cairan (air dengan semua bentuknya).
Ibnu Hubairah rahimahullah dalam Al Ifshoh (2/453) menukil kesepakatan
ulama akan halalnya jenis ini kecuali yang mengandung mudhorot.
• Hewan, yang terdiri dari hewan darat dan hewan air.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 136
Hewan darat juga terbagi menjadi dua:
• Jinak, yaitu semua hewan yang hidup di sekitar manusia dan diberi makan
oleh manusia, seperti: hewan ternak
• Liar, yaitu semua hewan yang tinggal jauh dari manusia dan tidak diberi
makan oleh manusia, baik dia buas maupun tidak. Seperti: singa, kelinci,
ayam hutan, dan sejenisnya.
** Hukum hewan darat dengan kedua bentuknya adalah halal kecuali yang
diharamkan oleh syari’at.
Hewan air juga terbagi menjadi dua:
• Hewan yang hidup di air yang jika dia keluar darinya akan segera mati,
contohnya adalah ikan dan yang sejenisnya.
• Hewan yang hidup di dua alam, seperti buaya dan kepiting [10].
Hukum hewan air bentuk yang pertama, menurut pendapat yang paling kuat
adalah halal untuk dimakan secara mutlak. Ini adalah pendapat Al Malikiyah dan Asy
Syafi’iyah, mereka berdalilkan dengan keumuman dalil dalam masalah ini, di
antaranya adalah firman Allah Ta’ala: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu” (QS. Al
Ma`idah: 96)
Adapun bangkainya maka ada rincian dalam hukumnya:
• Jika dia mati dengan sebab yang jelas, misalnya: terkena lemparan batu,
disetrum, dipukul, atau karena air surut, maka hukumnya adalah halal
berdasarkan kesepakatan para ulama
• Jika dia mati tanpa sebab yang jelas, hanya tiba tiba diketemukan
mengapung di atas air, maka dalam hukumnya ada perselisihan. Yang kuat
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 137
adalah pendapat jumhur dari kalangan Imam Empat kecuali Imam Malik,
mereka menyatakan bahwa hukumnya tetap halal. Mereka berdalilkan
dengan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Dia (laut)
adalah pensuci airnya dan halal bangkainya”. (HR. Abu Daud, At Tirmidzy,
An Nasa`iy, dan Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Imam Al Bukhary).
Adapun bentuk yang kedua dari hewan air, yaitu hewan yang hidup di dua
alam, maka pendapat yang paling kuat adalah pendapat Asy Syafi’iyah yang
menyatakan bahwa seluruh hewan yang hidup di dua alam baik yang masih hidup
maupun yang sudah jadi bangkai seluruhnya adalah halal kecuali kodok.
Dikecualikan darinya kodok karena ada hadits yang mengharamkannya.
C. MAKANAN HALAL DAN HARAM MENURUT AL’QURAN DAN SUNNAH
Setelah memahami ketiga kaidah di atas, maka berikut penyebutan satu
persatu makanan yang dibahas oleh para ulama beserta hukumnya masing masing:
1. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’iy
dan juga bukan hasil perburuan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam
firman Nya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya”. (QS. Al Ma`idah: 3)
Dan juga dalam firman Nya: Dan janganlah kamu memakan binatang
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan”. (QS. Al An’am: 121)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 138
Jenis jenis bangkai berdasarkan ayat ayat di atas:
• Al Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.
• Al Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.
• Al Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang
tinggi.
• An Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
• Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
• Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
• Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
• Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan
membaca basmalah.
• Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini
berdasarkan hadits Abu Waqid secara marfu’: “Apa apa yang terpotong dari
hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka potongan itu
adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzy dan dishohihkan
olehnya)
Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:
• Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa
semua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
• Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar secara marfu’: “Dihalalkan untuk
kita dua bangkai dandua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan
belalang. Dan adapun kedua darah ituadalah hati dan limfa”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
• Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan
hadits yangdiriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An
Nasa`iy, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Penyembelihan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 139
untuk janin adalah penyembelihan induknya”. Maksudnya jika hewan yang
disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk
dimakan tanpa harus disembelih ulang.
2. Darah.
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al
An’am ayat 145: “Atau darah yang mengalir”. Dikecualikan darinya hati dan limfa
sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga
dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat urat setelah penyembelihan.
3. Daging babi.
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang
diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian bagian tubuhnya
termasuk lemaknya.
4. Khamar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Hai orang orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”. (QS. Al
Ma`idah: 90).
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma secara
marfu’: “Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah
haram”.
Dikiaskan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa
menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan
macamnya.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 140
5. Semua hewan buas yang bertaring.
Sahabat Abu Tsa’labah Al Khusyany radhiallahu ‘anhu berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaih i wasallam melarang dari
(mengkonsumsi) semua hewan buas yang bertaring”.(HR. Al Bukhary dan Muslim).
Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas yang
bertaring makamemakannya adalah haram”.
Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan
menggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan
lainnya. Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan
hadits hadits lain yang semakna dengannya.
6. Semua burung yang memiliki cakar.
Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar yang
kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari
kalangan Imam Empat kecuali Imam Malik dan selainnya menyatakan
pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu‘anhuma : “Beliau
(Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua
burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim)
7. Jallalah.
Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik
berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda,
angsa (yang memakan feses), ayam(pemakan feses), dan sebagian gagak.
Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat
dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi’iyah, mereka berdalilkan
dengan hadits Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 141
Shallallahu‘alaihi wasallam melarang dari memakan al jallalah dan dari meminum
susunya”. (HR. Imam Limakecuali An Nasa`iy (3787))
Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah :
Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah
yang diharamkan, akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan
makanannya adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua
hewan air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal
dimakan. Lihat Hasyiyatul Al Muqni’ (3/529).
Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari
feses maka tidak apa apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih
pendapat mengenai berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan
kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada sangkaan besar. Lihat Al Majmu’ (9/28).
8. Keledai jinak (bukan yang liar).
Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian
riwayat darinya. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah dan Rasul Nya
melarang kalian untuk memakan daging daging keledai yang jinak, karena dia adalah
najis”. (HR. Al Bukhary dan Muslim)
Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir radhiallahu ‘anhu berkata:
“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)
Inilah pendapat yang paling kuat, sampai sampai Imam Ibnu ‘Abdil Barr
menyatakan, “Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang
pengharamannya”. Lihat Al Mughny beserta Asy Syarhul Kabir (11/65).
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 142
9. Kuda.
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat
perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr radhiallahu
‘anhuma : “Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
lalu kamipun memakannya”. (HR. Al Bukhary dan Muslim). Maka ini adalah sunnah
taqririyyah (persetujuan) dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam .
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy Syafi’iyyah, Al
Hanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan
pendapat Muhammad ibnul Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan ini
yang dikuatkan oleh Imam Ath Thohawy sebagaimana dalam Fathul Bary (9/650)
dan Imam Ibnu Rusyd dalam Al Bidayah (1/3440).
10. Baghol.
Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Jabir radhiallahu
‘anhuma berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengharamkan yakni saat
perang Khaibar daging keledai jinak dan daging baghol. (HR. Ahmad dan At
Tirmidzy)
Dan ini (haram) adalah hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara
hewan yang halal dimakan dengan yang haram dimakan.
11. Anjing.
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang
menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring
yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu
maka Dia akan mengharamkan harganya“.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 143
Dan telah tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al Anshory riwayat Al Bukhary dan
Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya memperjual-belikan
anjing. [Al Luqothot point ke 12]
12. Kucing baik yang jinak maupun yang liar.
Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk
hewan yang bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang
dikuatkan oleh Syaikh Al Fauzan. Dan juga telah warid dalam hadits Jabir riwayat
Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan kucing, sehingga hal ini menunjukkan
haramnya. [Al Majmu' (9/8) dan Hasyiyah Ibni 'Abidin (5/194)]
13. Monyet.
Ini merupakan madzhab Syafi’iyah dan merupakan pendapat dari ‘Atho`,
‘Ikrimah, Mujahid, Makhul, dan Al Hasan. Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Dan
monyet adalah haram, karena Allah Ta’ala telah merubah sekelompok manusia yang
bermaksiat (Yahudi) menjadi babi dan monyet sebagai hukuman atas mereka. Dan
setiap orang yang masih mempunyai panca indra yang bersih tentunya bisa
memastikan bahwa Allah Ta’ala tidaklah merubah bentuk (suatu kaum) sebagai
hukuman (kepada mereka) menjadi bentuk yang baik dari hewan, maka jelaslah
bahwa monyet tidak termasuk ke dalam hewan hewan yang baik sehingga secara
otomatis dia tergolong hewan yang khobits (jelek)”
14. Gajah.
Madzhab jumhur ulama menyatakan bahwa dia termasuk ke dalam kategori
hewan buas yang bertaring. Dan inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr, Al
Qurthuby, Ibnu Qudamah, dan Imam An Nawawy rahimahumullah . [Al Luqothot
point ke 14]
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 144
15. Musang (arab: tsa’lab)
Halal, karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan
memangsa manusia atau hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga termasuk
dari hewan yang baik (arab: thoyyib). Ini merupakan madzhab Malikiyah, Asy
Syafi’iyah, dan salah satu dari dua riwayat dari Imam Ahmad.
16. Hyena/kucing padang pasir (arab: Dhib’un)
Pendapat yang paling kuat di kalangan ulama dan ini merupakan pendapat
Imam Asy Syafi’iy dan Imam Ahmad adalah halal dan bolehnya memakan daging
hyena. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau
berkata, “Saya bertanya kepada Jabir, “apakah hyena termasuk hewan buruan?”,
beliau menjawab, “iya”. Saya bertanya lagi, “apakah boleh memakannya?”, beliau
menjawab, “boleh”. Saya kembali bertanya, “apakah pembolehan ini telah diucapkan
oleh Rasulullah?”, beliau menjawab, “iya”“. Diriwayatkan oleh Imam Lima [14] dan
dishohihkan oleh Al Bukhary, At Tirmidzy dan selainnya. Pendapat ini yang dikuatkan
oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Fath (9/568) dan Imam Asy Syaukany.
Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasuk hewan
buas yang bertaring, maka kita jawab bahwa hadits Jabir di atas lebih khusus
daripada hadits yang mengharamkan hewan buas yang bertaring sehingga hadits
yang bersifat khusus lebih didahulukan. Atau dengan kata lain hyena diperkecualikan
dari pengharaman hewan buas yang bertaring. Lihat Nailul Author (8/127) dan I’lamul
Muwaqqi’in (2/117).
17. Kelinci.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhary dan Imam
Muslim dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu : “Sesungguhnya beliau (Nabi)
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 145
Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah diberikan hadiah berupa potongan daging kelinci,
maka beliaupun menerimanya”.
Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al Mughny, “Kami tidak mengetahui ada
seorangpun yang mengatakan haramnya (kelinci) kecuali sesuatu yang diriwayatkan
dari ‘Amr ibnul ‘Ash”.
18. Belalang.
Telah berlalu dalam hadits Ibnu ‘Umar bahwa bangkai belalang termasuk
yang diperkecualikan dari bangkai yang diharamkan. Hal ini juga ditunjukkan oleh
perkataan Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu: “Kami berperang bersama Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam sebanyak 7 peperangan sedang kami hanya memakan
belalang”. (HR. Al Bukhary dan Muslim).
19. Kadal padang pasir (arab: dhobbun).
Pendapat yang paling kuat yang merupakan madzhab Asy Syafi’iyah dan Al
Hanabilah bahwa dhabb adalah halal dimakan, hal ini berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang biawak: “Makanlah dan berikanlah makan
dengannya (dhabb) karena sesungguhnya dia adalah halal”. (HR. Al Bukhary dan
Muslim dari hadits Ibnu ‘Umar)
Adapun keengganan Nabi untuk memakannya, hanyalah dikarenakan dhabb
bukanlah makanan beliau, yakni beliau tidak biasa memakannya. Hal ini
sebagaimana yang beliau khabarkan sendiri dalam sabdanya: “Tidak apa apa, hanya
saja dia bukanlah makananku”. Ini yang dikuatkan oleh Imam An Nawawy dalam
Syarh Muslim (13/97).
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 146
20. Landak.
Syaikh Al Fauzan menguatkan pendapat Asy Syafi’iyyah akan boleh dan
halalnya karena tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan khobitsnya.
Lihat Al Majmu’ (9/10).
21. Ash shurod, kodok, semut, burung hud hud, dan lebah.
Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu , beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang
membunuh shurod, kodok, semut, dan hud hud. (HR. Ibnu Majah dengan sanad
yang shohih).
Adapun larangan membunuh lebah, warid dalam hadits Ibnu ‘Abbas yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud. Dan semua hewan yang haram
dibunuh maka memakannyapun haram. Karena tidak mungkin seeokor binatang bisa
dimakan kecuali setelah dibunuh.
22. Yarbu’
Halal. Ini merupakan madzhab Asy Syafi’iyah dan Al Hanabilah, dan
merupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al Khurosany, Abu Tsaur, dan Ibnul Mundzir,
karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak ada satupun dalil yang
menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Qudamah
dalam Al Mughny (11/71).
23. Kalajengking, ular, gagak, tikus, tokek, dan cicak.
Karena semua hewan yang diperintahkan untuk dibunuh tanpa melalui
proses penyembelihan adalah haram dimakan, karena seandainya hewan hewan
tersebut halal untuk dimakan maka tentunya Nabi tidak akan mengizinkan untuk
membunuhnya kecuali lewat proses penyembelihan yang syar’iy.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 147
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada lima (binatang) yang
fasik (jelek) yang boleh dibunuh baik dia berada di daerah halal (selain Mekkah)
maupun yang haram (Mekkah): Ular, gagak yang belang, tikus, anjing, dan rajawali
(HR. Muslim)
Adapun tokek dan wallahu a’lam diikutkan juga kepadanya cicak, maka telah
warid dari hadits Abu Hurairah riwayat Imam Muslim tentang anjuran membunuh
wazag (tokek). [Bidayatul Mujtahid (1/344) dan Tafsir Asy Syinqithy (1/273)]
24. Kura kura (arab: salhafat), anjing laut, dan kepiting (arab: sarthon).
Telah berlalu penjelasannya pada pendahuluan yang ketiga bahwa ketiga
hewan ini adalah halal dimakan. [Al Luqothot point ke 28 s/d 30]
25. Siput (arab: halazun) darat, serangga kecil, dan kelelawar.
Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Tidak halal memakan siput darat, juga tidak
halal memakan seseuatupun dari jenis serangga, seperti: tokek (masuk juga cicak),
kumbang, semut, lebah, lalat, cacing, kutu, nyamuk dan yang sejenis dengan
mereka, berdasarkan firman Allah Ta’ala , “Diharamkan untuk kalian bangkai”, dan
firman Allah Ta’ala , “Kecuali yang kalian sembelih”. Dan telah jelas dalil yang
menunjukkan bahwa penyembelihan pada hewan yang bisa dikuasai/dijinakkan,
tidaklah teranggap secara syar’iy kecuali jika dilakukan pada tenggorokan atau
dadanya. Maka semua hewan yang tidak ada cara untuk bisa menyembelihnya,
maka tidak ada cara/jalan untuk memakannya, sehingga hukumnya adalah haram
karena tidak bisa dimakan, kecuali bangkai yang tidak disembelih” [Al Luqothot point
ke 31 s/d 34]
Inilah secara ringkas penyebutan beberapa kaidah dalam masalah
penghalalan dan pengharaman makanan beserta contoh contohnya semoga bisa
bermanfaat. Penyebutan makanan sampai point ke 25 di atas bukanlah dimaksudkan
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 148
untuk membatasi bahwa makanan yang haram jumlahnya hanya sekitar itu, akan
tetapi yang kami inginkan dengannya hanyalah menjelaskan kaidah umum dalam
masalah ini yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur dalam menghukumi hewan hewan
lain yang tidak sempat kami sebutkan. Adapun makanan selain hewan dan
juga minuman, maka hukumnya telah kami terangkan secara global dalam
pendahuluan pendahuluan di awal pembahasan, yang mana pendahuluan
pendahuluan ini adalah semacam kaidah untuk menghukumi semuanya, wallahul
muwaffiq.
D. KIAT SUKSES BERBISNIS KULINER
Seiring iklim wirausaha yang semakin membaik, banyak usaha yang
berkembang dan mendulang sukses. Semakin terbuka peluang usaha yang
menjanjikan dan memberi peluang keuntungan. Diantaranya bisnis kuliner. Ketatnya
persaingan usaha makanan dan minuman ini tak menyurutkan mereka yang serius
dan profesional menekuninya.
Sebagai panduan, berikut beberapa pertanyaan dalam memilih bisnis kuliner
sebelum menekuni peluang yang menjanjikan ini:
1. Produk (makanan dan minuman) yang akan dijual? Makanan sekali-kali atau
sehari-hari?
2. Konsumen pasar dari produk yang akan dijual?
3. Waktu penjualan (kapan konsumen mengkonsumi produk yang ditawarkan)?
4. Fungsi makanan yang dijual bagi konsumen?
5. Operasional pelayanan seberapa cepat produk Anda dapat disajikan ke
konsumen?
6. Harga jual produk?
7. Pengembangan produk (apakah produk yang akan dijual dapat
dikembangkan sehingga ada pilihan produk lain yang akan ditawarkan ke
konsumen?
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 149
8. Invesati (besaran dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha)? Nilai
investasi harus dihitung berdasarkan volume penjualan dan keuntungan yang
didapat. Semakin tinggi investasi akan semakin tinggi pendapatan penjualan
yang diharapkan.
Ketatnya persaingan di bisnis kuliner memaksa setiap pelaku usahanya
untuk bekerja ekstra demi meraih loyalitas konsumen. Mau tak mau, mereka harus
lebih jeli dalam melihat pasar, mengemas produk yang ditawarkan, hingga
menghadapi perilaku pesaing usaha.
Berikut ini beberapa tips demi memenangkan persaingan di bisnis kuliner.
Para pemilik usaha kuliner harus mengetahui secara lebih detail tentang konsep dari
usaha yang dijalaninya, yaitu:
1. Produk: kekuatan dari produk yang djual, mulai dari bahan dasar, cara
pengolahan dan penyajiannya.
2. Harga: harga yang ditawarkan untuk konsumen tertentu dan diwaktu tertentu.
3. Menu: komposisi dan pilihan menu yang tersedia untuk masing-masing
segmen konsumen.
4. Pelayanan: menginformasikan berbagai jenis layanan yang tersedia untuk
konsumen.
5. Fasilitas: menginformasikan fasilitas yang tersedia.
6. Lokasi: menginformasikan lokasi usaha kepada konsumen.
Kemudian kenali pesaing usaha untuk masing-masing komponen konsep
yang disebutkan di atas, yaitu pesaing berdasarkan produk, harga, menu, layanan,
fasilitas dan lokasi.
Rencanakan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengungguli pesaing
di masing-masing komponen tersebut dan laksanakan segera mungkin. Setelah
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 150
dilaksanakan maka komunikasikan dan promosikan kepad para konsumen agar
mereka mengetahuinya. Dan lakukan hal ini secara terus-menerus minimal evaluasi
ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 151
DAFTAR PUSTAKA
Cecep Darmawan, 2006, Kiat Sukses Manajemen Rasulullah: Manajemen Sumber
Daya Insasni Berbasis Nilai-Nilai Ilahiyah, Penerbit Khazanah Intelektual,
Bandung
Werner, Jon M., dan DeSimone, Randy L., 2009, Human Resources Development,
5th Edition, South-Western Cengage Learning, Mason
Drs. Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
Andi, 1995)
Edy Setiadi, SE, MM, Modul Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani Bank Syariah.
Hal 13
Drs. Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
Andi, 1995)
Dr. Iwan Triyuwono, Organisasi Dan Akuntasi Syariah, hal. 253, penerbit : LKis,
Cetakan I, maret 2000
Edy Setiadi, SE, MM, Modul Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani Bank Syariah.
Hal 22
Drs. Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
Andi, 1995
KH. Didin Hafinuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, Hal. 5
Hasrun Haroen, Fiqih Muamalah,(jakarta Gaya Media Pratama, 2007) Hal 129
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa adilatuhu, jilid IV, 519
Imam al-Kasani, al-Badi’u ash-Shana’i’u, jilid VI, hal 207
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung Pustaka Setia, 2001) Hal 104
Ibnu Qudamah, al-Mughni, jilid III, hal 589
Abu Ishaq Asy-Syirazi, Muhadzab, hlm, 259, Ibn Qudamah , hlm 589
Al-Kamal Ibn Human, Fath Al-Qadir, juz V. hal 121
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 152
Asy-Syekh Muhammad bin Qasim al- Ghazi, Fath al-Qarib, Hal 342
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung Pustaka Setia, 2001) Hal 104
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Cet.14. Jakarta:
Gema Insani.2009. hal. 123.
As-Sayyid Saabiq, Fikih Sunnah 5. Jakarta: Cakrawala Publishing. 2009. hal. 386.
Adiwaraman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Cet.7.
Jakarta:Rajawali Pers. 2010. hal. 69.
Ibnu Abidin, Raad Almukhtar, Juz VIII, (Beirut: Darul Kitab Al- Ilmiah,1994)
Sayyid al bakri al-Dimyati, I’anat al Thalihin, (Semarang: Toha Putra. t.th.)
Roger E Backhouse, 2002, The Pinguin History of Economic, ….
Roger Owen, 1993, The Middle East in the world economy, London: Tauris
Abu Bakar Jabir Al Jazairi. Muhammad, My Beloved Prophet. 2007. 24-27
Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-'Arab, juz 8, hal. 175
Imam al-Raaziy, Mukhtaar al-Shihaah, juz 1, hal. 161
Ibnu Saidah, al-Mukhashshash, juz 3, hal. 163
Al-Shaahib bin 'Ibaad, al-Muhiith fi al-Lughah,juz 1, hal. 44
Fairuz Abadiy, al-Qaamuus al-Muhiith, juz 2, hal. 290
Imam al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, juz XVI hal. 163
Imam Ibnu Katsir, Tafsiir Ibnu Katsiir,juz 3, hal 129
Imam Syaukaniy, Fath al-Qadiir, juz 2, hal. 48
Imam Thabariy, Tafsir al-Thabariy, juz 10, hal. 385
Shahih Bukhari, 3443
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsiir, juz 3, hal. 129
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 153
Yusuf Qardhawi, Madkhal lidirasati al-Syari’ah al- Islamiyyah, hal 89-90
Ibid,132
Abd. Karim Zaidan, Al-madkhal lidirasati al-Syari’ah al-Islamiyyah, hal 35-36
Yusuf Qardhawi, Madkhal lidirasati al-Syari’ah al- Islamiyyah, hal 138-139
Abd. Karim Zaidan, Al-madkhal lidirasati al-Syari’ah al-Islamiyyah, hal 49-50
Adiwarman Azwar Karim, 2004, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Grafindo
Persada, h. 231
Ibid, Jaribah Ibn Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi……….hal. 643
Adimarwan Azwar Karim, 2006, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali
Press, hal.54-55
Admin. 2010. UU No 10 Tahun 1998 Perubahan Atas UU Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan. [Online]. Tersedia:
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/334/node/30/uu-no-10-tahun-
1998-perubahan-atas-undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-
perbankan
Admin. 2010. Undang-undang Republik Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01-A030-454A-BC75-
9858774DF852/13313/uu_bi_1099.pdf
Admin. 2011. Pengertian Undang-undang dan Peraturan. [Online]. Tersedia:
http://www.edukasiana.net/2011/08/pengertian-undang-undang-dan-
peraturan.html#sthash.lWrAquX6.dpuf
Admin. 2012. Undang-undang No 21 Th 2008 tentang Perbankan Syariah. [Online].
Tersedia:
http://www1.lps.go.id/documents/10157/182852/UU+No+21+Th+2008+ttg+Pe
rbankan+Syariah.pdf
Admin. 2012. Persekutuan Firma. [Online]. Tersedia:
http://www.badilag.net/data/UU/2009/UU%2050_2009.pdf
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 154
Admin. 2012. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Perbankan. [Online]. Tersedia:
http://www1.lps.go.id/in/web/guest/ketentuan-terkait/-
/asset_publisher/nZ5y/content/uu-21-th-2008-perbankan-syariah;
Admin. 2012. Al-Qur’an. [Online]. Tersedia: http://quran.ittelkom.ac.id/
Admin. 2012. Mempermudah Customer dalam Transaksi Bisnis. [Online]. Tersedia:
http://www3.eramuslim.com/peradaban/tafsir-hadits/mempermudah-
customer-dalam-transaksi-bisnis.htm
Admin. 2012. Qiyas Sebagai Sumber Hukum Ekonomi. [Online]. Tersedia:
http://beiperbankan.blogspot.com/2012/06/qiyas-sebagai-sumber-hukum-
ekonomi.html
Admin. 2013. Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam. [Online]. Tersedia:
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/05/etika-bisnis-dalam-ekonomi-
islam_2527.html
Admin. 2010. Pengertian Hablum Minallah dan Hablum Minannas. [Online]. Tersedia:
http://mossdefcommunity.blogspot.com/2010/02/pengertian-hablum-minallah-
dan-hablum.html
Admin. 2012. Fatwa MUI Tentang Trading Forex. [Online]. Tersedia:
http://www.syariahonline.com/v2/fatwa/mui/2674-fatwa-mui-tentang-trading-
forex.html
Admin. 2012. Fatwa MUI tentang Investasi. [Online]. Tersedia: http://www.k-
link.co.id/show_news.php?uid=9
Admin. 2011. Prinsip Syariah “Bursa Efek”. [Online]. Tersedia:
http://mbankdollar.files.wordpress.com/2011/11/80-
prinsip_syariah_bursa_efek.pdf
Admin. 2012. Pengertian Ijma dan Kedudukannya. [Online]. Tersedia:
http://islamiwiki.blogspot.com/2012/05/pengertian-ijma-dan-
kedudukannya.html#.UkqqOtIr0Zo
Admin. 2011. Pengertian Ijma dan Hal-hal yang Berkaitan Dengannya. [Online].
Tersedia: http://aljaami.wordpress.com/2011/03/21/pengertian-ijma-dan-hal-
hal-yang-berkaitan-dengannya/
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 155
Admin. 2012. Mudharabah Bank Syariah. [Online]. Tersedia:
http://pengusahamuslim.com/mudharabah-bank-syariah-1476#.UkqnztIr0Zo
Admin. 2011. Kepemimpinan dalam Perspektif Islam. [Online]. Tersedia:
http://dakwahpress.blogdetik.com/2011/12/10/kepemimpinan-dalam-
perspektif-islam/
Admin. 2013. Manajemen Keuangan Syariah. [Online]. Tersedia:
http://iesacentre.blogspot.com/2013/01/manajemen-keuangan-syariah.html
Admin. 2010. Konsep Akad dan Jenisnya dalam Muamalat Islam. [Online]. Tersedia:
http://www.islam.gov.my/muamalat/artikel/konsep-akad-dan-jenisnya-dalam-
muamalat-islam
Admin. 2011. Pengertian Syirkah. [Online]. Tersedia:
http://chellme.blogspot.com/2011/11/pengertian-syirkah.html
Admin. 2012. Fiqh Syuf’ah. [Online]. Tersedia:
http://wawasankeislaman.blogspot.com/2012/02/fiqh-syufah-1.html
Admin. 2011. Qiradh atau Memberi Modal. [Online]. Tersedia:
http://shoimnj.blogspot.com/2011/07/qiradh-atau-memberi-modal.html
Admin. 2013. Membuka Tanah Ihyaul Mawat dan Barang. [Online]. Tersedia:
http://massukron.blogspot.com/2013/04/membuka-tanah-ihyaul-mawat-dan-
barang_4144.html
Fawas, Abu. 2012. Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan
Pengusaha Muslim. [Online]. Tersedia:
http://abufawaz.wordpress.com/2012/04/10/hadits-hadits-shohih-tentang-
keutamaan-perniagaan-dan-pengusaha-muslim/
Prasetyo, Agung. 2012. Mengenai Pasal 29 UUD 1945. [Online]. Tersedia:
http://blog.agungprastyo.com/mengenai-pasal-29-uud-1945/
Sejati, Puji. 2011. Undang-undang Perbankan Syariah. [Online]. Tersedia:
http://pujisejati.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 156
Sahran, Ahmad Rajafi. 2009. IJTIHAD YÛSUF AL-QARADÂWI DAN HUKUM BISNIS
ISLAM; Upaya Merespon Perkembangan Praktek Bisnis di Indonesia .
[Online]. Tersedia: http://ahmadrajafi.wordpress.com/2009/01/25/ijtihad-
yusuf-al-qaradawi-dan-hukum-bisnis-islamupaya-merespon-perkembangan-
praktek-bisnis-di-indonesia/
Salim, Ahmad. 2013. Pengertian Ijtihad dan Mujtahid. [Online]. Tersedia:
http://newskripsi.blogspot.com/2013/01/pengertian-ijtihad-dan-mujtahid.html
Nahrawi. 2010. Peran Ijma dalam Produk Syariah. [Online]. Tersedia:
http://www.nahrawi.org/2010/06/peran-ijma-dalam-produk-asuransi.html
Muamar. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Syariah. [Online]. Tersedia:
http://muamar86.wordpress.com/manajemen-sumber-daya-manusia-syariah/
Rizki, S. 2010. Manajemen Syariah. [Online]. Tersedia:
http://suryasurizki.blogspot.com/2010/03/manajemen-syariah.html
Sakti, R. 2011. Pengertian dan Macam-macam Khiyar. [Online]. Tersedia:
http://rijalsakti.blogspot.com/2011/08/pengertian-dan-macam-macam-
khiyar.html
Tuti, A. 2011. Jialah Sayembara. [Online]. Tersedia:
http://alawiyahtuti18.blogspot.com/2011/05/jialah-sayembara.html
Farisna. 2010. Pengertian Al Barokah. [Online]. Tersedia:
http://farisna.wordpress.com/2011/06/04/pengertian-kata-
%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D9%83%D8%A9-al-barokah/
Indriyani, LN. 2011. Prinsip Etika Bisnis Syariah. [Online]. Tersedia:
http://liesnurindriyani-islamicbanking.blogspot.com/2011/06/prinsip-etika-
bisnis-syariah.html
Dwi. 2013. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. [Online]. Tersedia:
http://dwikcay.blogspot.com/2013/01/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam.html
Abu Fitri. 2010. Sejarah Pemikiran Islam. [Online]. Tersedia:
http://abufitriambardi.blogspot.com/2010/09/sejarah-pemikiran-ekonomi-
islam-abu.htm
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 157
Admin. 2013. Bisnis dan Berdagang Ala Nabi. [Online]. Tersedia:
http://gudangdoa.blogspot.com/2013/06/bisnis-dan-berdagang-ala-nabi-
muhammad.html
Arif. 2011. Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia: http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-
kreatif/
Admin. 2013. Pengertian Syariah. [Online]. Tersedia:
http://pengertiandarisyariah.blogspot.com/2013/01/pengertian-syariah.html
Burhan. 2012. Definisi Syariah. [Online]. Tersedia:
http://burhanhand.blogspot.com/2012/12/definisi-syariah.html
Admin. 2011. Kiat Sukses Bisnis Kuliner. [Online]. Tersedia:
http://www.hidupberkah.com/slide-news/kiat-sukses-bisnis-kuliner/
Admin. 2012. Dalil Ayat Al-Qur’an Tentang Makanan. [Online]. Tersedia:
http://hikmah-kata.blogspot.com/2012/11/dalil-ayat-al-quran-tentang-
makanan.html
Admin. 2011. Makanan dan Minuman - Halal dan Haram. [Online]. Tersedia:
http://www.qurandansunnah.wordpress.com/makanan-minuman-halal-
haram.pdf
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 158
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang akrab disapa Syifa ini bernama lengkap Siifa Siti Mukrimah.
Dilahirkan di Bandung, 10 Januari 1993. Anak dari pasangan pedagang, Bapak Asep
Saeful Muluk dan Ibu Siti Mardiah memperoleh kesempatan untuk mengenyam
bangku kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam Program Studi
Pendidikan Manajemen Bisnis (S1) Angkatan 2011.
Penulis yang memiliki hobi berorganisasi ini, pernah mengeluarkan beberapa
buku panduan kuliah. Buku pertamanya dibuat tahun 2012 berjudul Media
Pembelajaran Praktis dan disusul dengan diterbitkannya buku kedua di awal tahun
2013 berjudul Media Pembelajaran Praktis 2. Pada akhir tahun ini, penulis
mengelurkan kembali buku berjudul Out of The Box - Ekonomi Kreatif Berbasis
Syariah.
Penulis yang dulu bersekolah di TK Nurul Iman (1998-1999), SDN Kopo 1
Bandung (1999-2005), SMPN 3 Bandung (2006-2008), dan SMKN 1 Bandung (2009-
2011) bercita-cita menjadi seorang pendidik di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
agar dapat membantu membangun pendidikan Indonesia. Penulis pun berkeinginan
untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di Luar Negeri dalam Bidang Keuangan.
Nomor Kontak : 087821938973
Twitter : @syifaaa10
Facebook : Syifa S. Mukrimaa
Email : [email protected]
Alamat : Jl. Astanaanyar 59/22D Bandung
OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 159
Terimakasih Kepada Allah SWT
Terimakasih Kepada Kedua Orangtua Tercinta
(Bapak Asep & Ibu Diah)
Terimakasih Kepada Nenek Tercinta
(Almh. Ibu Sarmunah)
Terimakasih Kepada Saudara-Saudara Tercinta
(Bi Emut, Bi Janah, Ayah Samsul, A’ Nurdin, Lalan, Irgi,
Nazwa, Dede Ellen)
Terimakasih Kepada Teman-teman Tercinta
(Utari, Hilmi, Khelvin, Rafiqi, Lidya, Mita, Rani, Aini, Icam,
Rositah, Ucy, Silmi, Eza, Asep, dan lain-lain)
Terimakasih Kepada Dosen Pembimbing (Bu Lena),
Kaprodi (Pak Bowo) dan Dosen-dosen MB UPI.