otitis media aku1y

8
Otitis Media Akut Definisi Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu. OMA adalah suatu radang mukoperiosteum dari rongga telinga tengah yang disebabkan oleh kuman. Pada umumnya merupakan komplikasi dari infeksi atau radang saluran nafas atas, misalnya common cold, influenza, sinusitis, morbili, dan sebagainya. Infeksi kebanyakan melaui tuba Eustachii, selanjutnya masuk ke telinga tengah atau cavum timpani. Menurut Klein dan Howie frekuwensi tertinggi di OMA terdapat pada bayi dan anak berumur 0-2 tahun. Sedangkan menurut Moch. Zaman melaporkan 50 % dari kasus OMA ditemukan pada anak berumur 0 – 5 tahun dan frekwensi tertinggi pada umur 0-1 tahun. Gambar: peradangan pada telinga tengah. Perlunya mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan atas terutama pada bayi dan anak – anak. Karena Infeksi saluran nafas atas merupakan faktor utama penyebab terjadinya OMA pada bayi dan anak – anak disamping bentuk anatomi dari tuba Eustachii yang lebih lebar, pendek dan mendatar dibanding orang dewasa. Etiologi Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering. Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,Haemophilus

Upload: paulinatia

Post on 11-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Media Aku1y

Otitis Media Akut

Definisi

Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh

periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

OMA adalah suatu radang mukoperiosteum dari rongga telinga tengah yang disebabkan

oleh kuman. Pada umumnya merupakan komplikasi dari infeksi atau radang saluran nafas atas,

misalnya common cold, influenza, sinusitis, morbili, dan sebagainya. Infeksi kebanyakan melaui

tuba Eustachii, selanjutnya masuk ke telinga tengah atau cavum timpani.

Menurut Klein dan Howie frekuwensi tertinggi di OMA terdapat pada bayi dan anak

berumur 0-2 tahun. Sedangkan menurut Moch. Zaman melaporkan 50 % dari kasus OMA

ditemukan pada anak berumur 0 – 5 tahun dan frekwensi tertinggi pada umur 0-1 tahun.

Gambar: peradangan pada telinga tengah.

Perlunya mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan atas terutama pada bayi dan

anak – anak. Karena Infeksi saluran nafas atas merupakan faktor utama penyebab terjadinya

OMA pada bayi dan anak – anak disamping bentuk anatomi dari tuba Eustachii yang lebih lebar,

pendek dan mendatar dibanding orang dewasa.

Etiologi

Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan

tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam

telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang

paling sering. Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik,

seperti Streptococcus hemoliticus,Haemophilus Influenzae (27%), Staphylococcus

aureus (2%), Streptococcus Pneumoniae (38%),Pneumococcus. Pada anak-anak, makin sering

terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA

dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

Page 2: Otitis Media Aku1y

Gambar: Perbedaan antara anatomi tuba eustahius pada anak dan dewasa, hal inilah yang

menyebabkan anak lebih sering terkena OMA.

Patogenesis

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan

atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui

saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi

pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk

melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka

sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan

jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang

telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di

telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya

sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan

gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga

Page 3: Otitis Media Aku1y

akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat

merobek gendang telinga karena tekanannya.

OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung

lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang

terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.

OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain:

1. Stadium oklusi tuba eustachius

a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.

b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat.

c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.

2. Stadium hiperemis

a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani.

b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar

terlihat.

3. Stadium supurasi

a. Membran timpani menonjol ke arah luar.

b. Sel epitel superfisila hancur.

c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.

d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.

4. Stadium perforasi

a. Membran timpani ruptur.

b. Keluar nanah dari telinga tengah.

c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.

5. Stadium resolusi

a. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.

b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.

c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.

Gejala Klinik

Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta usia pasien. Pada anak yang

sudah dapat bicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping keluahan suhu

badan yang tinggi. Biasanya tedapat riwyat batuk pilek sebelumnya.

Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selainrasa nyeri terdapat pula

gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau kurang dengar. Pada bayi dan anak

kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi yang dapat mecapai 39,5 derajat C (pada

stadium supurasi), anak gelisah dan susah tidur, diare, dan kadang-kadang anak memegang

Page 4: Otitis Media Aku1y

telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga ,

suhu tubuh menurun dan anak dapat tertidur tenang.

Diagnosis

Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh tinggi serta

ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur,

diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur

membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur

tenang.

Pada anak yang lebih besar atau dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan

pendengaran dan rasa penuh dalam telinga.

Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran

timpani biasanya diagnosis sudah dapat ditegakkan. Penilaian membrane timpani dapat dilihat

melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. Perforasi yang terdapat pada membran timpani

bermacam-macam, antara lain perforasi sentral, marginal, atik, subtotal, dan total.

Gambar: pemeriksaan MT menggunakan otoskop, tampak hiperemi, edem, dan mengalami pencembungan

Penatalaksanaan

Terapi OMA tergantung pada stadium perjalanan penyakitnya. 1. Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius.

Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan

HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain

itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik. 

2. Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila

membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang

diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi

dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar

Page 5: Otitis Media Aku1y

konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak

diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40

mg/kgBB/hari. 

3. Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan

miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar

nyeri dapat berkurang.

4. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta

antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. 

5. Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat

dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi

mastoiditis.

Miringotomi

Meringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase

sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Isttilah meringotomi sering dikacaukan denan

parasintesis. Timpanosintesis sebenarnya adalah pungsi pada membran timpani untuk

mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologi (dengan semprit jarum khusus).

Perlunya dilakukan miringotomi pada stadium dua, terutama stadium tiga bila membran

timpani masih utuh, untuk menghindari terjadinya perforasi spontan.

Meringotomi meruakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat

tindakan ini harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang dan dapat

dikuasai, sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. Lokasi meringotomi adalah di

kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini diharuskan memakai lampu kepala yang

mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga,

dan pisau khusus (meringotom) yang digunakan berukuran kecil dan steril.

Komplikasi Meringotomi

Komplikasi meringotomi yang mungkin ialah perdarahan akibat trauma pada liang

telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma padda fenestra rotundum, trauma pada n.

Facialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anatomi letak). Mengingat adanya komplikasi

tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan meringotomi dengan narkosis umum dan memakai

mikroskop. Selain aman, dapat juga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak-

banyaknya. Hanya dengan cara ini biasanya akan lebih mahal.

Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sebetulnya meringotomi tidak perlu dilakukan,

kecuali bila jelas terdapat nanah di telinga tengah dewasa ini sebagian ahli berpendapat bahwa

Page 6: Otitis Media Aku1y

meringotomi tidak perlu dilakukan, apabila terapi yang adekuat dapat diberikan (antibiotika

adekuat dan dengan dosis yang cukup). Komplikasi timpanosintesis kurang lebih sama dengan

komplikasi meringotomi.

Tabung Grommet-Tabung Telinga

Prosedur ini dapat dilakukan di bawah Anaesthesia lokal di klinik atau di

bawah genderal Anaesthesia di ruang operasi pada anak-anak. Prosedur

yang disebut miringotomi yang memakan waktu sekitar 5 menit. Sebuah

sayatan kecil dibuat di gendang telinga, cairan diambil dari telinga tengah

dan Grommet dimasukkan. alat ini dapat digunakan dalam kasus: Persistent Otitis Media

Infeksi Telinga Tengah atau Otitis Media Kambuhan

Tekanan negatif yang kuat di telinga tengah yang mempengaruhi pendengaran

Mencabut gendang Telinga dari Masalah Telinga Tengah

   Ada berbagai tabung telinga dan ini biasanya bertahan di atas 6 bulan. Grommet ini lepas secara spontan dan memerlukan pengangkatan khusus.

Komplikasi   OMA

Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses subperiosteal

sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis media yang tidak diatasi

juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

Pencegahan

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.

2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

Page 7: Otitis Media Aku1y

3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.

4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.