otitis media

18

Click here to load reader

Upload: muhammad-ricky-kurniawan

Post on 05-Aug-2015

41 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Media

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyakit yang ditemui di daerah telinga sebetulnya merupakan dampak

dari adanya radang tenggorok, sinusitis, infeksi adenoid, dan lainnya yang

berkelanjutan. (dapus)

Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit yang sering dijumpai pada

masa anak-anak. Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-

anak mengalami serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya. Insidens

tertinggi kasus OMA yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah pada umur 6

sampai dengan 20 bulan. 33% anak akan mengalami sekurang-kurangnya satu

episode OMA pada usia 3 tahun pertama. Terdapat 70% anak usia kurang dari 15

tahun pernah mengalami satu episode OMA. Faktanya, ditemukan bahwa otitis

media menjadi penyebab 22,7% anak-anak pada usia dibawah 1 tahun dan 40%

anak-anak pada usia 4 sampai dengan 5 tahun yang datang berkunjung ke dokter

anak. Di Amerika Serikat, insidens OMA tertinggi dicapai pada usia 0 sampai

dengan 2 tahun, diikuti dengan anak-anak pada usia 5 tahun. (dapus)

Penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Saudi Arabia

menunjukkan 62% anak-anak dibawah 12 tahun yang menderita OMA

mempunyai riwayat ISPA. (dapus)

Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non

supuratif (= otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa,

otitis media efusi (OME)). Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan

kronis. 1

Penyebab otitis media akut dapat merupakan virus maupun bakteri. Pada

25% pasien tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada

25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Streptococcus

pneumonia bakteri yang paling sering menyebabkan otitis media akut, diikuti oleh

Haemophillus influenza dan Moraxella catarrhalis. Selain itu kadang-kadang

1

Page 2: Otitis Media

ditemukan juga Escheria coli, Streptococcus anhamoliticus, Proteus vulgaris dan

Pseudomonas aeruginosa.1

Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas

5 stadium, yaitu 1 :

(1) Stadium oklusi tuba eustachius

(2) Stadium hiperemis

(3) Stadium supurasi

(4) Stadium perforasi

(5) Stadium resolusi

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut:2

1.  Penyakitnya muncul mendadak (akut)

2.  Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga

tubuh) di telinga tengah.

3.  Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah

Tujuan pengobatan otitis media akut adalah pengurangan tanda dan gejala,

pemberantasan infeksi, dan pencegahan komplikasi. Parasetamol atau NSAID

dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan malaise. Amoksisilin memiliki

spektrum sempit dan terjangkau, untuk menghindari terjadinya resisten terhadap

S. pneumonia. (dapus)

Menurut panduan terapi Departemen Kesehatan (2005), terapi otitis media

akut meliputi pemberian antibiotik oral dan tetes bila disertai pengeluaran sekret.

Lama terapi otitis media akut selama 5 hari bagi pasien risiko rendah (usia lebih

dari 2 tahun serta tidak memiliki riwayat otitis ulangan ataupun otitis kronik) dan

10 hari bagi pasien risiko tinggi. Pemberian antibiotik yang digunakan dibagi

menjadi dua pilihan yaitu lini pertama dan kedua. Antibiotik pada lini kedua

diindikasikan apabila antibiotik pilihan pertama gagal, riwayat respon yang

kurang terhadap antibiotik pilihan pertama, hipersensitivitas, dan organisme

resisten terhadap antibiotika pilihan pertama yang dibuktikan dengan tes

sensitivitas, serta adanya penyakit penyerta yang mengharuskan pemilihan

antibiotik pilihan kedua. (dapus)

2

Page 3: Otitis Media

Untuk pasien dengan sekret telinga (otorrhea) sebaiknya diberikan terapi

tetes telinga ciprofloksasin atau ofloksasin. Pilihan terapi untuk otitis media akut

yang persisten yaitu otitis yang menetap 6 hari setelah menggunakan antibiotik,

dengan memberikan antibiotik yang berbeda dengan terapi pertama. Profilaksis

bagi pasien dengan riwayat otitis media berulang menggunakan amoksisilin

20mg/kg satu kali sehari selama 2-6 bulan berhasil mengurangi kejadian otitis

media sebesar 40-50%. (dapus)

Sumber seperti AAFP (American Academy of Family Physician)

menganjurkan pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak dengan risiko

rendahdan 80 mg/kg berat badan/hari untuk anak dengan risiko tinggi.

Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua tahun,

dirawatsehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian antibiotik dalam tiga

bulan terakhir.

WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan

maksimumnya 500 mg.

AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari. Dosis ini terkait

dengan meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengandosis

standar di Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada data yang

mengemukakan hal serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah menggunakan

dosis 40 mg/kg/hari. Dokumentasi adanya bakteri yang resisten terhadap dosis

standar harus didasari hasil kultur dan tes resistensi terhadap antibiotik.

Buku ajar THT UI menganjurkan pemberian pada anak, ampisilin

diberikan dengan dosis 50-100 mg/BB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau

amoksisilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari.

3

Page 4: Otitis Media

BAB II

SIMULASI KASUS

1. Kasus

Anamnesa

Seorang anak bernama Marissa berumur 2 tahun (BB = 15 kg) datang ke

poliklinik THT RSU Ulin bersama kedua orang tuanya dengan keluhan sudah 3

hari badannya panas tidak terlalu tinggi, disertai pilek, cairan hidung yang keluar

kuning dan kental. Sejak pagi anak mengeluh nyeri telinga kanan dan kepala

sebelah kanan.

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital: N = 90 x/menit RR = 24 x/menit t = 37,5oC

Pemeriksaan hidung : secret (+) kuning, kental, tidak ada polip,

oedem concha (+)

Pemeriksaan telinga kanan : serumen (+) sedikit, membran timpani

hyperemia dan membengkak, conus of light (-).

Diagnosis :

Rinitis dan Otitis media akut

2. Tujuan Pengobatan

a. Pengobatan kausatif, dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi

bakteri penyebab otitis media akut serta rinitis

b. Pengobatan simtomatik, dengan pemberian antipiretik, analgetik,

dekongestan untuk mengatasi keluhan-keluhan pasien yang bersifat simptomatik

3. Daftar Kelompok Obat beserta Jenisnya untuk Kasus Di atas

No. Kelompok Obat Obat

1 Antibiotik sistemikAmoksisilin

Eritromisin

2 Antipiretik, analgetikParacetamol

Ibuprofen

3 Dekongestan, antihistamin Actifed

4

Page 5: Otitis Media

Rhinos Junior

4. Perbandingan Obat Menurut Khasiat, Keamanan, dan

Kecocokannya

Kelompok/

Jenis Obat

Khasia

t (Efek)

Keamanan

BSO

(Efek

Samping Obat)

Kontraindi

kasi

Amoksisilin Antibio

tik sistemik

mual,

muntah , lelah, diare,

urtikaria, nyeri sendi,

demam, edem.

Hipersensiti

f terhadap penisilin

Eritromisin Antibio

tik sistemik

Mual, muntah,

diare (pada dosis

yang besar), urtiaria.

Hipersensiti

f

terhadap

Eritromisin

Paraseta

mol

Analget

ik, antipiretik

Eritema,

urtikaria, demam, lesi

pada mukosa

Hipersensiti

f

Ibuprofe

n

Antipir

etik, analgetik

Mual, muntah,

diare, konstipasi,

eritema, sakit kepala,

trombositopenia

Pasien

dengan riwayat

tukak lambung, ibu

hamil dan

menyusui

Actived Dekong

estan,

antihistamin

Mengantuk,

tinitus, pandangan

kabur, sakit kepala,

ruam kulit

Hipersensiti

f, hipertensi berat,

penderita dengan

terapi MAOI

Rhinie Dekong

estan,

Takikardi,

palpitasi, sakit

Terapi

MAOI, hipertensi

5

Page 6: Otitis Media

antihistamin kepala, pusing, mual,

mulut kering,

anoreksia, disuria

berat,

hipertiroidisme,

retensi urine,

pasien diabetes.

5. Pilihan Dan Alternatif Obat Yang Digunakan

a. Antibiotik Sistemik

Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif

Antibiotik

SistemikAmoksisilin Eritromisin

BSO (Generik,

Paten, Kekuatan)

tablet 500 mg, sirup

kering 125 mg/5 ml

Kapsul 250 mg,

sirup 200 mg/5ml

BSO yang

diberikan dan alasan

SirupLebih mudah ditelanDosisnya dapat disesuaikan sesuai dosis terapi yang ingin dicapaiRasanya Menyenangkan

SirupLebih mudah ditelanDosisnya dapat disesuaikan sesuai dosis terapi yang ingin dicapai Rasanya menyenangkan

Dosis

Referensi

Anak : 40 mg/kgBB terbagi

3 dosis

Anak : 40 mg/kbBB/hari,

terbagi 2 dosis

Dosis dalam

kasus

600 mg/hari, terbagi

3 dosis sesuai dengan dosis

anak

600 mg/hari

terbagi 4 dosis sesuai

dengan dosis anak

Frekuensi

Pemberian dan alasan

Diberikan 3 kali

sehari, sesuai dengan

guideline

Diberikan 4 kali

sehari, karena hasil akan

lebih memuaskan bila

dosis yang dibutuhkan

dibagi empat dan

diberikan setiap 6 jam

Cara

Pemberian dan alasan

Per Oral, karena

penderita masih dapat makan

dan minum dan untuk

mencegah terjadinya

Per Oral, karena

penderita masih dapat

makan dan minum dan

untuk mencegah

6

Page 7: Otitis Media

komplikasi terjadinya komplikasi

Saat

Pemberian dan

alasannya

Sebelum makan

karena tidak mengiritasi

lambung dan absorpsi obat

berlangsung lebih baik

Sebelum makan

karena tidak mengiritasi

lambung dan absorpsi

obat berlangsung lebih

baik

Lama

Pemberian

5-10 hari, untuk

mendapatkan penyembuhan

yang sempurna

7-10 hari, untuk

mendapatkan

penyembuhan yang

sempurna

b. Analgetik, antipiretik

Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif

Analgetik,

AntipiratikParasetamol Ibuprofen

BSO

(Generik, Paten,

Kekuatan)

Tablet :100 dan 500

mg, sirup 120mg/5ml,

suppositoria 120 dan 240

mg

Tablet : 200 dan

400 mg

BSO yang

diberikan dan alasan

Sirup 120 mg/5ml

karena lebih praktis, sesuai

dgn sediaan yang ada dan

disukai anak-anak

Tablet 200 mg

dalam bentuk puyer karena

lebih praktis, sesuai dgn

sediaan yang ada

Dosis

Referensi

Anak: 10-15 mg/kb

BB, 4-6x/hari tiap

diperlukan

Anak : 10

mg/kgBB, 3-4x/hari tiap

diperlukan

Dosis dalam

kasus

180 mg

Karena sesuai

dengan dosis untuk anak

150 mg

Karena sesuai

dengan dosis untuk anak

Frekuensi

Pemberian dan alasan

Diberikan 4 kali

sehari karena sudah

Diberikan 3 kali

sehari, karena sudah

7

Page 8: Otitis Media

mencukupi dosis mencukupi dosis

Cara

Pemberian dan alasan

Per Oral, karena

penderita masih dapat

makan dan minum

Per Oral, karena

penderita masih dapat

makan dan minum

Saat

Pemberian dan

alasannya

Sebelum makan

karena tidak mengiritasi

lambung dan absorpsi obat

berlangsung lebih baik

Sesudah/pada saat

makan karena efek

samping obat yang dapat

menyebabkan mual dan

muntah

Lama

Pemberian

3 hari, bila keluhan

simptomatik penderita

sembuh

3 hari, bila keluhan

simptomatik penderita

sembuh

c. Dekongestan, antihistamin

Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif

Dekongestan,

antihistaminRhinos Junior Alco Sir Plus

BSO

(Generik, Paten,

Kekuatan)

Per 5 ml:

pseudoephedrine HCl 15

mg dan dexclorpheniramine

maleate 1 mg

Per 5 ml:

pseudoephedrine HCl 30

mg dan brompheniramin

maleat 2 mg

BSO yang

diberikan dan alasan

Sirup, karena lebih

praktis, sesuai dgn sediaan

yang ada dan rasanya

menyenangkan

Sirup, karena lebih

praktis, sesuai dgn sediaan

yang ada dan rasanya

menyenangkan bentuk

puyer

Dosis

Referensi

Anak : 5 ml 3x

sehari

Anak : 2,5 ml 3x

sehari

Dosis dalam

kasus

1 sendok teh ½ sendok teh,

karena sesuai dengan dosis

8

Page 9: Otitis Media

Karena sesuai

dengan dosis untuk anakuntuk anak

Frekuensi

Pemberian dan alasan

Diberikan 3 kali

sehari, karena sudah

mencukupi dosis

Diberikan tiap 3

kali sehari, karena sudah

mencukupi dosis

Cara

Pemberian dan alasan

Per Oral, karena

penderita masih dapat

makan dan minum

Per Oral, karena

penderita masih dapat

makan dan minum

Saat

Pemberian dan

alasannya

Sebelum makan,

karena tidak mengiritasi

lambung dan absorpsi obat

berlangsung lebih baik

Sebelum makan,

karena tidak mengiritasi

lambung dan absorpsi obat

berlangsung lebih baik

Lama

Pemberian

3 hari, bila keluhan

simptomatik penderita

sembuh

3 hari, bila keluhan

simptomatik penderita

sembuh

Resep Pilihan

9

Page 10: Otitis Media

dr. Rina Mita Risa KurniawanSIP No. 0311/SPD/2006

Praktek Umum

Alamat Praktek :Alamat Rumah :Jl A. Yani Km. 5,7 Komp. Banjar Jl. A. Yani Km. 5,7 Gg. Karya NyataIndah Permai Rt, 3 No. 11 Rt. 3 No. 21 Telp 3256128 Telp 7765458 Jam Praktek : 17.00-20.00 WITAHari Praktek : Senin-Sabtu Banjarmasin, 11 Juli 2012

R/Amoxicillin Syr 60 ml No.Fl IVS. t.d.d cth 2 ½ a.c (o.8.h)

R/ Paracetamol syr 60 ml No. Fl II S. prn t.d.d cth 1 ½ a.c (febris)

R/Rhinos Junior syr 60 ml No. Fl II S.prn t.d.d cth 1 p.c (pilek)

Pro : An. MarissaUmur : 2 tahunAlamat: Jl A. Yani Km. 4 Gg Sari No. 9

dr. Rina Mita Risa KurniawanSIP No. 0311/SPD/2006

Praktek Umum

Alamat Praktek :Alamat Rumah :Jl A. Yani Km. 5,7 Komp. Banjar Jl. A. Yani Km. 5,7 Gg. Karya NyataIndah Permai Rt, 3 No. 11 Rt. 3 No. 21 Telp 3256128 Telp 7765458 Jam Praktek : 17.00-20.00 WITAHari Praktek : Senin-Sabtu Banjarmasin, 12 Juli 2012

R/Erytromicin syr 60 mlNo.Fl IIS. q.d.d cth ¾ a.c (o.6.h)

R/ Ibuprofen tab 150 mgf.l.a pulv No. X S. prn t.d.d pulv I p.c (febris)

R/Alco sir plusNo. Fl IS. prn t.d.d cth ½ ac (pilek)

Pro : An. MarissaUmur : 2 tahunAlamat: Jl A. Yani Km. 4 Gg Sari No. 9

Resep Alternatif

10

Page 11: Otitis Media

Pembahasan

11

Page 12: Otitis Media

Diagnosa pada kasus ini adalah rinitis dan otitis media akut, rinitis

merupakan peradangan pada hidung dan otitis media akut merupakan peradangan

akut dari telinga tengah. Pada anamnesa didapatkan adanya keluhan sakit telinga

dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya hiperemis pada membran timpani,

reflek cahaya (-) serta sekret kental pada hidung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djaafar, ZA. Kelainan telinga tengah dalam buku ajar ilmu

kesehatan telinga hidung tenggorok leher. Edisi Ke Lima. FK UI, Jakarta. 2001.

2. Marcy SM. New guidelines on acute otitis media:An overview of

their key principles for practice. Cleveland Clinic Journal Of Medicine. Volume

71 • Sup Plement. 4 June 2004.

12