osteoporosis.doc

18
A. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang kronik dan progresif, yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan struktural jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan kerapuhan tulang. (Sharon L. Lewis, 2007). Osteoporosis adalah penyakit metabolik dimana terjadi demineralisasi tulang yang menyebabkan penurunan densitas dan berikutnya menyebabkan fraktur. (Donna Ignatavicius, 2002). B. Klasifikasi 1. Osteoporosis primer : kondisi ini lebih sering terjadi, dan bukan karena kondisi patologis. Osteoporosis primer dapat terjadi pada pria dan wanita pada berbagai usia tetapi lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan pria pada usia lanjut. Osteoporosis primer dibagai lagi menjadi 2 subtipe yaitu :

Upload: rira-fauziah-i

Post on 18-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. Definisi

Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang kronik dan progresif, yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan struktural jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan kerapuhan tulang. (Sharon L. Lewis, 2007).

Osteoporosis adalah penyakit metabolik dimana terjadi demineralisasi tulang yang menyebabkan penurunan densitas dan berikutnya menyebabkan fraktur. (Donna Ignatavicius, 2002).

B. Klasifikasi

1. Osteoporosis primer : kondisi ini lebih sering terjadi, dan bukan karena kondisi patologis. Osteoporosis primer dapat terjadi pada pria dan wanita pada berbagai usia tetapi lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan pria pada usia lanjut. Osteoporosis primer dibagai lagi menjadi 2 subtipe yaitu :

a. Tipe I (postmenopause) : terjadi pada wanita antara usia 55 dan 65 tahun.

b. Tipe II (senile) : terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.2.Osteoporosis sekunder : disebabkan karena kondisi medis, seperti hiperparatiroid, terapi obat jangka panjang seperti kortikodteroid ataupun karena imobilisasi yang lama, seperti pada pasien dengan injuri spinal cord.

C. Anatomi Fisiologi

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan rangka tubuh. Ruang di tengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik, yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.

Komponen-komponen nonselular utama dar jaringan tulang adalah mineral-mineral dan matriks organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang. Matriks organik tulang disebut juga sebagai osteoid. Materi organik lain yang menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.Bagian-bagian khas dari sebuah tulang panjang :

1. Diafisis atau batang, adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder. Bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang besar. Sumsum kuning terdapat pada diafisis, terutama terdiri dari sel-sel lemak.

2. Metafisis, adalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama disusun oleh tulang trabekular atau tulang spongiosa yang mengandung sel-sel hematopoietik. Sumsum merah juga terdapat di bagian epifisis dan diafisis tulang.

3. Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, dan bagian ini akna menghilang pada tulang dewasa. Bagian epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang yang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang berhenti.

Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut perioteum yang mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi yang berperan dalam proses pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai arteria nutrisi khusus. Lokasi dan keutuhan dari arteri-arteri inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah.

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang terususun dari tiga jenis sel yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan prteoglikan sebagai metriks tulang atau jaringan oeteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jarigan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang peranana penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki alirah darah, dengan semikian maka kadar fosfatase alkali dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang padat.

Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.

D. Etiologi

Faktor risiko penyakit osteoporosis yaitu:1. Usia tua

2. Wanita

3. Kurus

4. Riwayat keluarga dengan osteoporosis

5. Diet rendah kalsium

6. Etnik kulit putih atau orang asia

7. Konsumsi alkohol berlebihan

8. Perokok

9. Gaya hidup inaktif

10. Penggunaan kortikosteroid, pengganti tiroid, heparin, sedativ long-acting, atau obat antikejang dalam jangka panjang

11. Postmenopause, termasuk menopause dini atau menopause akibat operasi

12. Riwayat anorexia nervosa atau bulimia, penyakit liver kronik, atau sindrom malabsorpsi

13. Konsumsi kafein berlebihan

14. Level testosteron rendah (hipogonadisme pada laki-laki)

E. Manifestasi Klinis

Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang timbul tanpa gejala. Seseorang tidak mengetahui ia mempunya osteoporosis sampai tulang mereka menjadi sangat lemah sehingga tiba-tiba berbunyi, berbenjol atau jatuh akibat fraktur panggul, vertebra, atau pergelangan tangan. Memendeknya vertebra dapat didahului dengan nyeri punggung, penurunan tinggi badan, atau deformitas spinal seperti kiposis, atau bungkuk.Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah :

1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12) adalah:

2. Nyeri timbul mendadak

3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang

4. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur

5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas

6. Deformitas vertebra thorakalis berhubungan dengan penurunan tinggi badan

F. Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis Pemeriksaan non-invasif yaitu ;

1. Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang.

2. Pemeriksaan absorpsiometri

3. Pemeriksaan komputer tomografi (CT)

4. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.

5. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).

G. Penatalaksanaan MedisAdapun penatalaksanaan pada klien dengan osteoporososis meliputi :

a. Pengobatan1) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik

2) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat

b. Pencegahan

Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan:

1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal

2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti:

a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)

b) Latihan teratur setiap hari

c) Hindari makanan tinggi protein, minum alcohol, merokok, minum kopi, minum antasida yang mengandung aluminium

B. Konsep Keperawatan1. Pengkajian

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

- Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit

- Kebiasaan minum alkohol, kafein

- Riwayat keluarga dengan osteoporosis

- Riwayat anoreksia nervosa, bulimia

- Penggunaan steroid

b. Pola nutrisi metabolik

- Inadekuat intake kalsium

c. Pola aktivitas dan latihan

- Fraktur

- Badan bungkuk

- Jarang berolah raga

d. Pola tidur dan istirahat

- Tidur terganggu karena nyeri

e. Pola persepsi kognitif

- Nyeri punggungf. Pola reproduksi seksualitas

- Menopause

g. Pola mekanisme koping terhadap stres

- Stres, cemas karena penyakitnya

2. Diagnosa Keperawatan

1. b. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien osteoporosis sebagai berikut :

1) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit.

2) Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan proses penyakit

3) Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot

4) Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoporotik

5) Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

1. c. TujuanSasaran umum pasien dapat meliputi dapat meningkatkan mobilitas dan aktivitas fisik, dapat menggunakan koping yang positif, nyeri reda, cedera tidak terjadi, dan memahami osteoporosis dan proram pengobatan.

1. d. IntervensiIntervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang ditemukan, meliputi :

1) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit

Intervensi :a) Gunakan matras dengan tempat tidur papan untuk membantu memperbaiki posisi tulang belakang

b) Bantu pasien menggunakan alat bantu walker atau tongkat

c) Bantu dan anjarkan latihan ROM setiap 4 jam untuk meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kontraktur

d) Anjurkan menggunakan brace punggung atau korset, pasien perlu dilatih menggunakannya dan jelas tujuannya

e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik, ekstrogen, kalsium, dan vitamin D

f) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam program diet tinggi kalsium serta vitamin C dan D

g) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau kadar kalsium

2) Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan proses penyakit

Intervensi :a) Bantu pasien mengekspresikan perasaan dan dengarkan dengan penuh perhatian. Perhatian sungguh-sungguh dapat meyakinkan pasien bahwa perawat bersedia membantu mengatasi masalahnya dan akan tercipta hubungan yang harmonis sehingga timbul koordinasi

b) Klasifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang proses penyakit dan pengobatan yang telah diberikan. Klasifikasi ini dapat meningkatkan koordinasi pasien selama perawatan

c) Bantu pasien mengidentifikasi pengalaman masa lalu yang menimbulkan kesuksesan atau kebanggan saat itu. Ini dapat membantu upaya mengenal diri kembali

d) Identifikasi bersama pasien tentang alternative pemecahan masalah yang positif. Hal ini akan mengembalikan rasa percaya diri

e) Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman

3) Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot

Intervensi :a) Anjurkan istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring

b) Atur posisi lutut fleksi, meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot

c) Kompres hangat intermiten dan pijat pungung dapat memperbaiki otot

d) Anjurkan posisi tubuh yang baik dan ajarkan mekanika tubuh

e) Gunakan korset atau brace punggung, saat pasien turun dari tempat tidur

f) Kolaborasi dalam pemberian analgesik untuk mengurangi rasa nyeri

4) Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoporotis

Intervensi :a) Anjurkan untuk melakukan aktivitas fisik untuk memperkuat otot, mencegah atrofi, dan memperlambat demineralisasi tulang progresif

b) Latihan isometrik dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh

c) Anjurkan pasien untuk berjalan, mekanika tubuh yang baik, dan postur tubuh yang baik

d) Hindari aktivitas membungkuk mendadak, melengok, dan mengangkat beban lama

e) Lakukan aktivitas di luar ruangan dan dibawah sinar matahari untuk memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D

5) Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi

a) Jelaskan pentingnya diet yang tepat, latihan, dan aktivitas fisik yang sesuai, serta istirahat yang cukup

b) Jelaskan penggunaan obat serta efek samping obat yang diberikan secara detail

c) Jelaskan pentingnya lingkungan yang aman. Misalnya, lantai tidak licin, tangga menggunakan pegangan untuk menghindari jatuh

d) Anjurkan mengurangi kafein, alcohol, dan merokok

e) Jelaskan pentingnya perawatan lanjutan

1. e. EvaluasiSetelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :

1) Aktivitas dan mobilitas fisik terpenuhi

a) Melakukan ROM secara teratur

b) Menggunakan alat bantu saat aktivitas

c) Menggunakan brace / korset saat aktivitas

2) Koping pasien positif

a) Mengekspresikan perasaan

b) Memilih alternatif pemecah masalah

c) Meningkatkan komunikasi

3) Mendapatkan peredaan nyeri

a) Mengalami redanya nyeri saat beristirahat

b) Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan sehari-hari

c) Menunjukkan berkurangnya nyei tekan pada tempat fraktur

4) Tidak mengalami fraktur baru

a) Mempertahankan postur yang bagus

b) Mempegunakan mekanika tubuh yang baik

c) Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin D

d) Rajin menjalankan latihan pembedahan berat badan (berjalan-jalan setiap hari)

e) Istirahat dengan berbaring beberapa kali sehari

f) Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumah

g) Menciptakan lingkungan rumah yang aman

h) Menerima bantuan dan supervisi sesuai kebutuhan

5) Mendapatkan pengetahuan mengenai oesteoporosis dan program penanganannya.

a) Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa tulang

b) Mengkonsumsi kalsium diet dalam jumlah yang mencukupi

c) Meningkatkan tingkat latihan

d) Gunakan terapi hormon yang diresepkan

e) Menjalani prosedur skrining sesuai anjuran

DAFTAR PUSTAKA

Kumar, Vinay, Abul K. Abbas dan Nelson Fausto. 2005. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Seventh Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.

Lewis, Sharon L. 2007. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Problems Volume 2. Seventh Edition. St.Louis : Mosby.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1.Edisi 6. Jakarta : EGC.

Attribute VB_Name = "ThisDocument"Attribute VB_Base = "1Normal.ThisDocument"Attribute VB_GlobalNameSpace = FalseAttribute VB_Creatable = FalseAttribute VB_PredeclaredId = TrueAttribute VB_Exposed = TrueAttribute VB_TemplateDerived = TrueAttribute VB_Customizable = True