osce stase saraf

Upload: silvia-safitri

Post on 07-Jul-2018

353 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    1/77

    http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Draf-Final-Lampiran-3.-Daftar-

    Ketrampilan-Klinis-rev1mei.pdf 

    !"#$

    "%&"$ "&(&F

    SARAF KRANIAL DAN SARAF SPINAL

    &. Pengertian"istem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf taksadar )sistem saraf otonom*."araf perifer ) saraf sadar * di +agi men,adi 2 aitu :

    1. "araf ranial :

    "istem ini terdiri dari ,aringan saraf ang +erada di+agian luar otakdan medulla spinalis. "istem ini ,uga menakup saraf kranial ang+erasal dari otak saraf spinal ang +erasal dari medulla spinalis danganglia serta reseptor sensorik ang +erhu+ungan.

    merupakan +agian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf 3pasang memiliki ,enis sensori )saraf 0 00 000* pasang ,enis motorik)saraf 000 0 0 40 400* dan 5 pasang ,enis ga+ungan )saraf 00 044*. Pasangan saraf-saraf ini di+eri nomor sesuai urutan dari depanhingga +elakang "araf-saraf ini terhu+ung utamana dengan strukturang ada di kepala danleher manusia

    seperti mata hidung telinga mulut dan lidah. Pasangan 0 dan 00menuat dari otak +esar sementara ang lainna menuatdari +atang otak.

     %erdapat 12 pasang saraf ranial aitu:a. "K 0 )olfatorius* &dalah saraf sensorik

    Fungsi : peniuman "ensori 6enerima rangsang dari hidung danmenghantarkanna ke otak untuk diproses se+agai sensasi +au 00

    6ekanisme : "istem olfaktorius dimulai dengan sisi ang menerimarangsangan olfaktorius "araf ini merupakan saraf sensorik murni angsera+ut-sera+utna +erasal dari mem+ran mukosa hidung dan

    menem+us area kri+riformis dari tulang etmoidal untuk +ersinaps di+ul+us olfaktorius dari sini traktus olfaktorius +er,alan di+a7ah lo+usfrontal dan +erakhir di lo+us temporal +agian medial sisi ang sama.

    +. "K 00 )!ptius* &dalah saraf sensorikFungsi : Penglihatan input re8eks fokusing dan konstriksi pupil di

    lim+i"ensori 6enerima rangsang dari mata dan menghantarkannake otak untuk diproses se+agai persepsi visual 000

    6ekanisme : "araf !ptikus merupakan saraf sensorik murni angdimulai di retina. "era+ut-sera+ut saraf ini ini mele7ati foramen

    optikum di dekat arteri optalmika dan +erga+ung dengan saraf dari sisilainna pada dasar otak untuk mem+entuk kiasma optikum "era+ut-

    http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Draf-Final-Lampiran-3.-Daftar-Ketrampilan-Klinis-rev16mei.pdfhttp://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Draf-Final-Lampiran-3.-Daftar-Ketrampilan-Klinis-rev16mei.pdfhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_saraf_sadar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kepalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Leherhttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Telingahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lidahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otak_besar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_otakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sensasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_saraf_sadar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kepalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Leherhttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Telingahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lidahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otak_besar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_otakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sensasi&action=edit&redlink=1http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Draf-Final-Lampiran-3.-Daftar-Ketrampilan-Klinis-rev16mei.pdfhttp://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Draf-Final-Lampiran-3.-Daftar-Ketrampilan-Klinis-rev16mei.pdf

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    2/77

    sera+ut dari lapangan visual temporal )separuh +agian nasal retina*menilang kiasma sedangkan ang +erasal dari lapangan visual nasaltidak menilang. "era+ut-sera+ut untuk indeks ahaa ang +erasaldari kiasma optikum +erakhir di kolikulus superior dimana ter,adihu+ungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. "isa sera+ut ang

    meninggalkan kiasma +erhu+ungan dengan penglihatan dan +er,alandi dalam traktus optikus menu,u korpus genikulatum lateralis. Dari sinisera+ut-sera+ut ang +erasal dari radiasio optika mele7ati +agianposterior kapsula interna dan +erakhir di korteks visual lo+us oksipital.

    Dalam per,alananna sera+ut-sera+ut terse+ut memisahkan dirisehingga sera+ut-sera+ut untuk kuadran +a7ah melalui lo+us parietalsedangkan untuk kuadaran atas melalui lo+us temporal. &ki+at daridekusasio sera+ut-sera+ut terse+ut pada kiasma optikum sera+ut-sera+ut ang +erasal dari lapangan penglihatan kiri +erakhir di lo+usoksipital kanan dan se+alikna.

    . "K 000 )!kulomotorius* &dalah saraf motorikFungsi : Pergerakan +ola mata elevasi alis konstriksi pupil dan

    memfokuskan lensa "araf ini mengontrol se+agian +esar gerakanmata konstriksi pupil dan mempertahankan ter+ukana kelopak mata)saraf kranial0 dan 0 ,uga mem+antu pengontrolan gerakan mata.*

    d. "K 0 )%rohlearis* &dalah saraf motorikFungsi: Pergerakan +ola mata ke +a7ah

    e. "K )%rigeminus* &dalah saraf motorik dan saraf sensorik

    Fungsi :1* o1)"araf optalmik* adalah saraf sensorik

    fungsi : input dari kornea rongga hidung +agian atas kulitkepala +agian frontal dahi +agian atas alis kon,ungtiva kelen,arair mata

    2* o2 )"araf maksilari* adalah saraf sensorikfungsi : input dari dagu +i+ir atas gigi atas mukosa ronggahidung palatum faring

    3* o3 )"araf 6andi+ular*adalah saraf motorik dan sensorikfungsi :

    a* sensorik : input dari lidah )+ukan pengeapan* gigi+a7ah kulit di +a7ah dagu

    +* motorik : mengunahf. "K 0 )&+dusen* &dalah saraf motorik

    Fungsi : Pergerakan mata ke lateralg. "K 00 )Fasialis* &dalah saraf motorik dan sensorik

    1* Fungsi :a* "ensorik: 6enerima rangsang dari +agian anterior lidah

    untuk diproses di otak se+agai sensasi rasa+* 6otorik: 6engendalikan otot 7a,ah untuk meniptakan

    ekspresi 7a,ah2* 6ekanisme :

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Troklear&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdusen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan_mata_(sensori)&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Troklear&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdusen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan_mata_(sensori)&action=edit&redlink=1

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    3/77

    "araf fasialis mempunai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsimotorik +erasal dari 9ukleus motorik ang terletak pada +agianventrolateral dari tegmentum pontin +a7ah dekat medula o+longata.Fungsi sensorik +erasal dari 9ukleus sensorik ang munul +ersamanukleus motorik dan saraf vesti+ulokoklearis ang +er,alan ke lateral

    ke dalam kanalis akustikus interna."era+ut motorik saraf fasialismempersara otot-otot ekspresi 7a,ah terdiri dari otot or+ikularisokuli otot +uksinator otot oksipital otot frontal otot stapedius ototstilohioideus otot digastriktus posterior serta otot platisma. "era+utsensorik menghantar persepsi pengeapan +agian anterior lidah.

    h. "K 000)esti+uloohlearis*: &dalah saraf sensorik1* Fungsi : esti+ular untuk keseim+angan ohlearis untuk

    pendengaran2* 6ekanisme :

    "araf vesti+ulokoklearis terdiri dari dua komponen aitu sera+ut-sera+ut aferen ang mengurusi pendengaran dan vesti+uler angmengandung sera+ut-sera+ut aferen ang mengurusikeseim+angan. "era+ut-sera+utuntuk pendengaran +erasal dariorgan orti dan +er,alan menu,u inti koklea di pons dari siniterdapat transmisi +ilateral ke korpus genikulatum medial dankemudian menu,u girus superior lo+us temporalis. "era+ut-sera+ut untuk keseim+angan mulai dari utrikulus dan kanalissemisirkularis dan +erga+ung dengan sera+ut-sera+ut auditorik didalam kanalis fasialis. "era+ut-sera+ut ini kemudian memasukipons sera+ut vesti+utor +er,alan mene+ar mele7ati +atang dan

    sere+elum.

    i. "K 04);lossofaringeus* &dalah saraf motorik dan sensorik1* Fungsi :

    a* 6otoris : mem+antu menelan+* "ensoris : 6enerima rangsang dari +agian posterior lidah untuk

    diproses di otak se+agai sensasi rasa2* 6ekanisme :

    "araf ;losofaringeus menerima ga+ungan dari saraf vagus danasesorius pada 7aktu meninggalkan kranium melalui foramen

    terse+ut saraf glosofaringeus mempunai dua ganglion aituganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior."etelah mele7ati foramen saraf +erlan,ut antara arteri karotisinterna dan vena ,ugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antaraotot ini dan otot stiloglosal saraf +erlan,ut ke +asis lidah danmempersara mukosa faring tonsil dan sepertiga posterior lidah.

     ,. "K 4 )vagus* &dalah saraf motorik dan sensorik1* Fungsi :

    "ensori: 6enerima rangsang dari organ dalam6otorik: 6engendalikan organ-organ dalam 40

    2* 6ekanisme :

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    4/77

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    5/77

      !tot A otot representative dan segmen A segmen spinal ang+ersangkutan serta persarafanna:

    1. !tot +isep lengan # A #2. !tot trisep # A #@3. !tot+rakial # A #B

    5. !tot intrinsi tangan #@ A %1. "usunan otot dada %1 A %@. !tot a+domen % A %12B. !tot quadrisep paha L2 A L5@. !tot gastrok nemius re8ek untuk ektensi kaki L A "2

    Kemudian diantara +e+erapa saraf ada ang men,adi satu ikatanatau ga+ungan)pleksus*mem+entuk ,aringan urat saraf.Pleksuster+agimen,adi 3 maamaitu:

    1* Ple

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    6/77

    tungkai atas dan tungkai +a7ah. Cang ter+esar adalah saraf tulangduduk. "araf ini terletak di +idang posterior tulang paha.

    BAB IIMATERI2.1. Konsep TeoriPemeriksaan sik merupakan penin,auan dari u,ung ram+ut sampai u,ung

    kaki pada setiap sstem tu+uh ang mem+erikan informasi o+,ektif tentang klien dan memungkinkan pera7at untuk me+uat penilaian klinis.Keakuratan pemeriksaan sik mempengaruhi pemilihan terapi angditerima klien dan penetuan respon terhadap terapi terse+ut.)Potter danPerr 2*Pemeriksaan sik dalah pemeriksaan tu+uh klien seara keseluruhan atauhana +agian tertentu ang dianggap perlu untuk memperoleh data angsistematif dan komprehensif memastikan/mem+uktikan hasil anamnesamenentukan masalah dan merenanakan tindakan kepera7atan angtepat +agi klien. ) De7i "artika 21*

    &dapun teknik-teknik pemeriksaan sik ang digunakan adalah:

    1. 1. Inspeksi

    0nspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatanpendengaran dan peniuman. 0nspeksi umum dilakukan saat pertama kali+ertemu pasien. "uatu gam+aran atau kesan umum mengenai keadaankesehatan ang di +entuk. Pemeriksaan kemudian ma,u ke suatu inspeksiloal ang +erfokus pada suatu sstem tunggal atau +agian dan +iasanamengguankan alat khusus seperto optalomoskop otoskop speulum danlain-lain. )Laura &.%al+ot dan 6ar 6eers 1EEB*

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    7/77

    0nspeksi adalah pemeriksaan ang dilakukan dengan ara melihat +agiantu+uh ang diperiksa melalui pengamatan )mata atau kaa pem+esar*.)De7i "artika 21*Fokus inspeksi pada setiap +agian tu+uh meliputi : ukuran tu+uh 7arna+entuk posisi kesimetrisan lesi dan penon,olan/pem+engkakan.

    setelah inspeksi perlu di+andingkan hasil normal dan a+normal +agiantu+uh satu dengan +agian tu+uh lainna.2. PalpasiPalpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera pera+a denganmeletakkan tangan pada +agian tu+uh ang dapat di ,angkau tangan.Laura &.%al+ot dan 6ar 6eers 1EEB*Palpasi adalah teknik pemeriksaan ang menggunakan indera pera+a tangan dan ,ari-,ari untuk mendeterminasi iri2 ,aringan atau organseperti: temperatur keelastisan +entuk ukuran kelem+a+an danpenon,olan.)De7i "artika21*>al ang di deteksi adalah suhu kelem+a+an tekstur gerakan vi+rasipertum+uhan atau massa edema krepitasi dan sensasi.3. PerkusiPerkusi adalah pemeriksaan ang meliputi pengetukan permukaan tu+uhunutk menghasilkan +uni ang akan mem+antu dalam mem+antupenentuan densitas lokasi dan posisi struktur di +a7ahna.)Laura&.%al+ot dan 6ar 6eers 1EEB*Perkusi adalah pemeriksaan dengan ,alan mengetuk +agian permukaantu+uh tertentu untuk mem+andingkan dengan +agian tu+uh lainna)kiri/kanan* dengan menghasilkan suara ang +ertu,uan untukmengidentikasi +atas/ lokasi dan konsistensi ,aringan. De7i "artika

    21*4. Auskulasi&uskultasi adalah tindakan mendengarkan +uni ang ditim+ulkan oleh+ermaam-maam organ dan ,aringan tu+uh.)Laura &.%al+ot dan 6ar6eers 1EEB*&uskultasi &dalah pemeriksaan sik ang dilakukan dengan aramendengarkan suara ang dihasilkan oleh tu+uh. ?iasana menggunakanalat ang dise+ut dengan stetoskop. >al-hal ang didengarkan adalah :+uni ,antung suara nafas dan +ising usus.)De7i "artika 21* Dalam melakukan pemeriksaan sik ada prinsip-prinsip ang harus diperhatikan aitu se+agai +erikut:

    1. Kontrol infeksi

    6eliputi menui tangan memasang sarung tangan steril memasangmasker dan mem+antu klien mengenakan +a,u periksa ,ika ada.

    1. Kontrol lingkungan

     Caitu memastikan ruangan dalam keadaan naman hangat dan ukuppenerangan untuk melakukan pemeriksaan sik +aik +agi klien maupun

    +agi pemeriksa itu sendiri. 6isalna menutup pintu/,endala atau skeremuntuk men,aga priva klien

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    8/77

    1. Komunikasi )pen,elasan prosedur*

    2. Priva dan kenamanan klien

    3. "istematis dan konsisten ) head to toe dr eksternal ke internal dr

    normal ke a+9*

    5. ?erada di sisi kanan klien

    . $siensi

    . Dokumentasi

    2.2. Tu!uan Pe"eriksaan Fisik "eara umum pemeriksaan sik ang dilakukan +ertu,uan:

    1. ntuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

    2. ntuk menam+ah mengkonrmasi atau menangkal data angdiperoleh dalam ri7aat kepera7atan.

    3. ntuk mengkonrmasi dan mengidentikasi diagnosa kepera7atan.

    5. ntuk mem+uat penilaian klinis tentang peru+ahan statuskesehatan klien dan penatalaksanaan.

    . ntuk mengevaluasi hasil siologis dari asuhan.

    9amun demikian masing-masing pemeriksaan ,uga memiliki tu,uantertentu ang akan di ,elaskan nanti di setiap +agian ti+ug ang akan dilakukan pemeriksaan sik.2.3. Man#aa Pe"eriksaan Fisik Pemeriksaan sik memiliki +anak manfaat +aik +agi pera7at sendirimaupun +agi profesi kesehatan lain diantarana:

    1. "e+agai data untuk mem+antu pera7at dalam menegakkan

    diagnose kepera7atan.

    2. 6engetahui masalah kesehatan ang di alami klien.

    3. "e+agai dasar untuk memilih intervensi kepera7atan ang tepat

    5. "e+agai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan kepera7atan

    2.4. In$ikasi

    6utlak dilakukan pada setiap klien tertama pada:

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    9/77

    1. klien ang +aru masuk ke tempat pelaanan kesehatan untuk dira7at.

    2. "eara rutin pada klien ang sedang di ra7at.

    3. "e7aktu-7aktu sesuai ke+utuhan klien

    2.%. Prose$ur pe"eriksaan &sik Persiapan

    1. &lat

    6eteran %im+angan ?? Penlight "teteskop %ensimeter/spighnomanometer %hermometer &rlo,i/stop7ath (e8eks>ammer !toskop >andshoon +ersih ) ,ika perlu* tissue +uku atatanpera7at.&lat diletakkan di dekat tempat tidur klien ang akan di periksa.

    1. Lingkungan

    Pastikan ruangan dalam keadaan naman hangat dan ukuppenerangan. 6isalna menutup pintu/,endala atau skerem untuk men,agapriva klien

    1. Klien )sik dan siologis*

    ?antu klien mengenakan +a,u periksa ,ika ada dan an,urkan klien untukrileks.

    Prose$ur Pe"eriksaan

    1. 'u(i an)an

    2.  *elaskan prose$ur

    3. Lakukan pe"eriksaan $en)an +er$iri $i se+ela, kanan klien$an pasan) ,an$s(,oen +ila $i perlukan

    5. Pe"eriksaan u"u" "elipui - pena"pilan u"u" saus"enal $an nurisi.

    Posisi klien : duduk/+er+aring#ara : inspeksi

    1. Kesadaran tingkah laku ekspresi 7a,ah mood. )9ormal : Kesadaranpenuh $kspresi sesuai tidak ada menahan neri/ sulit +ernafas*

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    10/77

    2. %anda-tanda stress/ keemasan )9ormal :*(elaks tidak ada tanda-tanda emas/takut*

    3. Genis kelamin

    5. sia dan ;ender

    . %ahapan perkem+angan

    . %? ?? ) 9ormal : ?60 dalam +atas normal*

    B. Ke+ersihan Personal )9ormal : ?ersih dan tidak +au*

    @. #ara +erpakaian )9ormal : ?enar/ tidak ter+alik*

    E. Postur dan ara +er,alan

    1. ?entuk dan ukuran tu+uh11. #ara +iara. )(elaks laner tidak gugup*12. $valuasi dengan mem+andingkan dengan keadaan normal.13. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.

    1. Pen)ukuran an$a /ial 0Di+a,as kelo"pok 2 le+i, $ala"

    Posisi klien : duduk/ +er+aring

    1. "uhu tu+uh )9ormal : 3-3B*

    2. %ekanan darah )9ormal : 12/@ mm>g*

    3. 9adi

    a* Frekuensi H 9ormal : -1

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    11/77

    setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda vital evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat.

    1. Pe"eriksaan kuli $an kuku

    Tu!uana* 6engetahui kondisi kulit dan kuku+* 6engetahui peru+ahan oksigenasi sirkulasi kerusakan ,aringansetempat dan hidrasi.Persiapana* Posisi klien: duduk/ +er+aring+* Penahaaan ang ukup/lampu* "arung tangan )utuk lesi +asah dan +erair*

    Prose$ur Pelaksanaan

    1. a. Pe"eriksaan kuli

    1. 1. Inspeksi : ke+ersihan 7arna pigmentasilesi/perlukaanpuat sianosis dan ikterik.

    Normal: kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.

    1. 2. Palpasi : kelem+apan suhu permukaan kulit teksturkete+alan turgor kulit dan edema.

    Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak ada edema.setelah diadakan pemeriksaan kulit dan kuku evaluasi hasil ang di dapatdengan mem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. +. Pe"eriksaan kuku

    2. Inspeksi : ke+ersihan +entuk dan 7arna kuku

    Normal: bersih, bentuk normaltidak ada tanda-tanda jari tabuh (clubbing

    fnger), tidak ikterik/sianosis.

    1. Palpasi : kete+alan kuku dan apillar rele ) pengisian kapiler *.

    Normal: aliran darah kuku akan kembali < 3 detik.setelah diadakan pemeriksaan kuku evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. Pe"eriksaan kepala a!a, "aa elin)a ,i$un) "ulu

    $an le,er

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    12/77

    Posisi klien : duduk untuk pemeriksaan 7a,ah sampai dengan leherpera7at +erhadapan dengan klien

    1. a. Pe"eriksaan kepala

    Tu!uana* 6engetahui +entuk dan fungsi kepala +* 6engetahui kelainan ang terdapat di kepala Persiapan alaa* Lampu+* "arung tangan ),ika di duga terdapat lesi atau luka*

    Prose$ur Pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi : ukuran lingkar kepala +entuk kesimetrisanadana lesi atau tidak ke+ersihan ram+ut dan kulit kepala 7arnaram+ut ,umlah dan distri+usi ram+ut.

    Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-tandakekurangan gii(rambut jagung dan kering)

    1. 2. Palpasi : adana pem+engkakan/penon,olan dan teksturram+ut.

    Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut lebat dankuat/tidak rapuh.

    setelah diadakan pemeriksaan kepala evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat.

    1. +. Pe"eriksaan a!a,

    2. Inspeksi : 7arna kulit pigmentasi +entuk dan kesimetrisan.

    Normal: !arna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat/ikterik,simetris.

    1. Palpasi : neri tekan dahi dan edema pipi dan rahang

    Normal: tidak ada n"eri tekan dan edema.setelah diadakan pemeriksaan 7a,ah evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. (. Pe"eriksaan "aa

    Tu!uan

    a* 6engetahui +entuk dan fungsi mata+* 6engetahui adana kelainan pada mata.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    13/77

    Persiapan alaa* "enter Keil+* "urat ka+ar atau ma,alah* Kartu "nellen

    d* Penutup 6atae* "arung tangan

    Prose$ur Pelaksanaan

    1. Inspeksi-  +entuk kesimestrisan alis mata +ulu mata kelopakmata kesimestrisan +ola mata 7arna kon,untiva dan slera)anemis/ikterik* penggunaan kaamata / lensa kontak dan responterhadap ahaa.

    Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika, !arna konjungti#a pink, dan sclera ber!arna putih.Tes Kea!a"an Pen)li,aan  Keta,aman penglihatan seseorang mungkin +er+eda dengan oranglain. %a,am penglihatan terse+ut merupakan dera,ad persepsi deteil dankontour +eda. isus terse+ut di+agi dua aitu:1. isus senralis.isus sentralis ini di+agi dua aitu visus sentralis ,auh dan visus sentralisdekat.

    1. visus entralis ,auh merupakan keta,aman penglihatan untuk

    melihat +enda +enda ang letakna ,auh. Pada keadaan ini matatidak melakukan akomodasi. ($%. &utrisna, dkk, hal ').

    1. virus entralis dekat ang merupakan keta,aman penglihatanuntuk melihat +enda +enda dekat misalna mem+aamenulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasisupaa +aangan +enda tepat ,atuh di retina. ($%. &utrisna,dkk, hal ').

    2. isus peri#erPada visus ini menggam+arkan luasna medan penglihatan dan diperiksa

    dengan perimeter. Fungsi dari visus perifer adalah untuk mengenaltempat suatu +enda terhadap sekitarna dan pertahanan tu+uh denganreaksi menghindar ,ika ada +ahaa dari samping. Dalam klinis visussentralis ,auh terse+ut diukur dengan menggunakan grak huruf "nellenang dilihat pada ,arak 2 feet atau sekitar meter. Gika hasilpemeriksaan terse+ut visusna e2/2 maka ta,am penglihatannadikatakan normal dan ,ika isus J2/2 maka ta,am penglihatanadikatakan kurang Pene+a+ penurunan ta,am peglihatan seseorang+ermaam maam salah satuna adalah refraksi anomal/kelainanpem+iasan.

     prose$ur pe"eriksaan /isus $en)an "en))unakan pea snellenaiu-

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    14/77

    •   6emperkenalkan diri dan men,elaskan maksud tu,uan pemeriksaan.

    •   6eminta pasien duduk menghadap kartu "nellen dengan ,arak meter.

    •   6em+erikan pen,elasan apa ang harus dilakukan )pasien dimintamenguapkan apa ang akan ditun,uk di kartu "nellen* denganmenutup salah satu mata dengan tanganna tanpa ditekan )matakiri ditutup dulu*.

    •   Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien mene+utkansim+ol di kartu "nellen dari kiri ke kanan atas ke +a7ah.

    •   Gika pasien tidak +isa melihat satu sim+ol maka diulangi lagi dari+arisan atas. Gika tetap maka nilai visus ouli de

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    15/77

    Pada phoria otot-otot ekstrinsik atau otot luar +ola mata +erusaha le+ihtegang atau kuat untuk men,aga posisi kedua mata tetap se,a,ar."ehingga rangsangan untuk +erfusi atau menatu inilah men,adi faktorutama ang mem+uat otot -otot terse+ut +erusaha e

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    16/77

    1. 6inta pasien untuk selalu melihat dan memperhatikan titik ksasi ,ika o+,ek ,auh kurang ,elas maka gunakan kaamata koreksina.

    2. Pemeriksa menempatkan dirina di depan pasien sedemikian rupasehingga apa+ila ter,adi gerakan dari mata ang +arusa sa,a ditutup

    dapat di lihat dengan ,elas atau di deteksi dengan ,elas.

    3. Perhatian dan konsentrasi pemeriksa selalu pada mata ang ditutup.

    5. "e7aktu tutup di +uka +ila terlihat adana gerakan dari luar)temporal* kearah dalam )nasal* pada mata ang +aru sa,a di tutup+erarti terdapat kelainan E89P:9RIA. $perphoriadinatakan dengan inisial H 8  )gam+ar $*

    B. "e7aktu tutup di +uka +ila terlihat adana gerakan dari +a7ah)inferior* kearah atas )superior* pada mata ang +aru sa,a di tutup

    +erarti terdapat kelainan :;P9P:9RIA.>pophoria dinatakandengan inisial H 8  )gam+ar F*

    @. ntuk mendeteksi >eterophoria ang keil seringkali kita tidakdapat mengenali adana suatu gerakan seolah kondisi mata tetapdi tempat. ntuk itu metode ini sering kita ikuti dengan metodetutup mata +ergantian )&lternating #over %est*.

    "etelah diadakan pemeriksaan mata evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. $. Pe"eriksaan elin)a

    Tu!uan6engetahui keadaan telinga luar saluran telinga gendang telinga danfungsi pendengaran.Persiapan Alaa* &rlo,i +er,arum detik+* ;arpu tala* "peulum telinga

    d* Lampu kepalaProse$ur Pelaksanaan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    17/77

    1. Inspeksi  : +entuk dan ukuran telinga kesimetrisan integritasposisi telinga 7arna liang telinga )erumen/tanda-tanda infeksi*alat +antu dengar..

    Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, !arna

    sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda ineksi, dan alat bantudengar.

    1. Palpasi : neri tekan aurikuler mastoid dan tragus

    Normal: tidak ada n"eri tekan.setelah diadakan pemeriksaan telinga evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.Pe"eriksaaan Telin)a Den)an Men))unakan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    18/77

    . e. Pe"eriksan ,i$un) $an sinus

    Tu!uana* 6engetahui +entuk dan fungsi hidung+* 6enentukan kesimetrisan struktur dan adana in8amasi atau infeksi

    Persiapan Alaa* "pekulum hidung+* "enter keil* Lampu penerangd* "arung tangan ),ika perlu*Prose$ur Pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi  : hidung eksternal )+entuk ukuran 7arnakesimetrisan* rongga hidung ) lesi sekret sum+atan pendarahan*hidung internal )kemerahan lesi tanda2 infeksi*

    Normal: simetris kika, !arna sama dengan !arna kulit lain, tidak ada lesi,tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda ineksi.

    1. 2. Palpasi $an Perkusi frontalis dan maksilaris )+engkakneri dan septum deviasi*

    Normal: tidak ada bengkak dan n"eri tekan.setelah diadakan pemeriksaan hidung dan sinus evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. #. Pe"eriksaan "ulu $an +i+ir

    Tu!uan6engetahui +entuk kelainan mulutPersiapan Alaa* "enter keil+* "udip lidah* "arung tangan +ersihd* KasaProse$ur Pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi $an palpasi srukur luar : 7arna mukosa mulutdan +i+ir tekstur lesi dan stomatitis.

    Normal: !arna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi danstomatitis.

    1. 2. Inspeksi $an palpasi srukur $ala" : gigilengkap/penggunaan gigi palsu perdarahan/ radang gusikesimetrisan 7arna posisi lidah dan keadaan langit2.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    19/77

    Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang ataukerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris,!arna pink, langit' utuh dan tidak ada tanda ineksi.  ;igi lengkap pada orang de7asa +er,umlah 3 +uah ang terdiri dari1 +uah di rahang atas dan 1 +uah di rahang +a7ah. Pada anak-anak

    gigi sudah mulai tum+uh pada usia enam +ulan. ;igi pertama tum+uhdinamakan gigi susu di ikuti tum+uhna gigi lain ang dise+ut gigi sulung.&khirna pada usia enam tahun hingga empat +elas tahun gigi terse+utmulai tanggal dan dig anti gigi tetap.  Pada usia +ulan gigi +er,umlah 2 +uah )dirahang +a7ah* usia B-@+ulan +er,umlah B +uah)2 dirahang atas dan 5 dirahang +a7ah* usia E-11 +ulan +er,umlah @ +uah)5 dirahang atas dan 5 dirahang +a7ah* usia12-1 +ulan gigi +er,umlah 12 +uah ) dirahang atas dan dirahang+a7ah* usia 1-1E +ulan +er,umlah 1 +uah )@ dirahang atas dan @dirahang +a7ah* dan pada usia 2-3 +ulan +er,umlah 2 +uah )1dirahang atas dan 1 dirahang +a7ah*setelah diadakan pemeriksaan mulut dan +i+ir evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. ). Pe"eriksaan le,er

    Tu!uana* 6enentukan struktur integritas leher+* 6engetahui +entuk leher serta organ ang +erkaitan* 6emeriksa sstem limfatik

      Persiapan Ala"tetoskopProse$ur Pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi le,er- 7arna integritas +entuk simetris.

    Normal: !arna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer gondok.

    1. 2. Inspeksi $an auskulasi areri karois- lokasi pulsasi

    Normal: arteri karotis terdengar.

    1. 3. Inspeksi $an palpasi kelen!er iroi$ )nodus/difuspem+esaran+atas konsistensi neri gerakan/perlengketan padakulit* kelen,er limfe )letak konsistensi neri pem+esaran* kelen,erparotis )letak terlihat/ tera+a*

    Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada n"eri, tidak ada pembesaran kel.lime, tidak ada n"eri.

    1. 4. Auskulasi - +ising pem+uluh darah.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    20/77

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    21/77

    1. 4. Auskulasi: suara nafas trahea +ronhus paru. )dengarkandengan menggunakan stetoskop di lapang paru kika di (0# 1 dan 2di atas manu+rium dan di atas trahea*

    Normal: bun"i napas #esikuler, broncho#esikuler, brochial, tracheal.

    "etelah diadakan pemeriksaan dada evaluasi hasil ang di dapat denganmem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. +. Sse" kar$io/askuler

    Tu!uana* 6engetahui ketifdak normalan denut ,antung+* 6engetahui ukuran dan +entuk ,antug seara kasar* 6engetahui +uni ,antung normal dan a+normald* 6endeteksi gangguan kardiovaskulerPersiapan alaa* "tetoskop+* "enter keilProse$ur pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi - 6uka +i+ir kon,ungtiva vena ,ugularis arterikarotis

    2. 2. Palpasi- denutan

    Normal untuk inspeksi dan palpasi: den"utan aorta teraba.

    1. 3. Perkusi- ukuran +entuk dan +atas ,antung )lakukan dari arahsamping ke tengah dada dan dari atas ke +a7ah sampai +uniredup*

    Normal: batas jantung: tidak lebih dari ,,0 cm ke arah kiri dari garismid sterna, pada 12 ,4,dan 5.

    1. 4. Auskulasi- +uni ,antung arteri karotis. )gunakan +agian

    diafragma dan +ell dari stetoskop untuk mendengarkan +uni ,antung. *

    Normal: terdengar bun"i jantung 2/& (lub) dan bun"i jantung 22/&' (dub),tidak ada bun"i jantung tambahan (&3 atau &)."etelah diadakan pemeriksaan sstem kardiovaskuler evaluasi hasil angdi dapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. (. Da$a $an aksila

    Tu!uan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    22/77

    a* 6engetahui adana masa atau ketidak teraturan dalam ,aringanpaudara+* 6endeteksi a7al adana kanker paudaraPersiapan alaa* "arung tangan sekali pakai ),ika diperlukan*

    Prose$ur pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi pau$ara: 0ntegritas kulit

    2. 2. Palpasi pau$ara: ?entuk simetris ukuran aerola puttingdan pene+aran vena

    3. 3. Inspeksi $an palpasi aksila- neri per+esaran nodus limfekonsistensi.

    "etelah diadakan pemeriksaan dadadan aksila evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. Pe"eriksaan A+$o"en 0Peru

    Posisi klien: ?er+aringTu!uana* 6engetahui +etuk dan gerakan-gerakan perut+* 6endengarkan suara peristalti usus* 6eneliti tempat neri tekan organ-organ dalam rongga perut

    +en,olan dalam perut.Persiapana* Posisi klien: ?er+aring+* "tetoskop* Penggaris keild* Pensil gam+are* ?ntal keilf* Pita pengukurProse$ur pelaksanaan

    1. 1. Inspeksi : kuadran dan simetris ontour 7arna kulit lesi

    sar ostom distensi ton,olan pele+aran vena kelainanum+ilius dan gerakan dinding perut.

    Normal: simetris kika, !arna dengan !arna kulit lain, tidak ikterik tidak terdapat ostom", distensi, tonjolan, pelebaran #ena, kelainan umbilicus.

    1. 2. Auskulasi : suara peristaltik )+ising usus* di semua kuadran)+agian diafragma dari stetoskop* dan suara pem+uluh darah danfrition ru+ :aorta a.renalis a. illiaka )+agian +ell*.

    Normal: suara peristaltic terdengar setiap 4-'06/dtk, terdengar den"utanarteri renalis, arteri iliaka dan aorta.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    23/77

    1. 3. Perkusi se"ua kua$ran : mulai dari kuadran kanan atas+ergerak searah ,arum ,am perhatikan ,ika klien merasa neri dan+agaiman kualitas +unina.

    2. 4. Perkusi ,epar: ?atas

    3. %. Perkusi Li"#a: ukuran dan +atas

    5. =. Perkusi )in!al: neri

    Normal: timpani, bila hepar dan lima membesarredup dan apabilaban"ak cairan hipertimpani

    1. >. Palpasi se"ua kua$ran )hepar limfa gin,al kiri dan kanan*:massa karakteristik organ adana asistes neri irregular lokasidan neri.dengan ara pera7at menghangatkan tangan terle+ihdahulu

    Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada n"eri tekan, tidak ada massadan penumpukan cairan"etelah diadakan pemeriksaan a+domen evaluasi hasil ang di dapatdengan mem+andikan dengan keadaan normal dan dokumentasikan hasilpemeriksaan ang didapat terse+ut.1. Pe"eriksaan ekser"ias aas 0+a,u siku an)an %u,uan :

    1. 6emperoleh data dasar tetang otot tulang dan persendian

    2. 6engetahui adana mo+ilitas kekuatan atau adana gangguanpada +agian-+agian tertentu.

    &lat :

    1. 6eteran

    Posisi klien: ?erdiri. duduk

    1. 1. Inspeksi srukur "uskuloskleal - simetris danpergerakan 0ntegritas (!6 kekuatan dan tonus otot.

    Normal: simetris kika, integritas kulit baik, 17% akti, kekuatan otot  penuh.

    1. 2. Palapasi- denutan a.+rahialis dan a. radialis .

    Normal: teraba jelas

    1. 3. Tes re?e@ :tendon trisep +isep dan +rahioradialis.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    24/77

    Normal: re8ek bisep dan trisep positi "etelah diadakan pemeriksaan ekstermitas atas evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.11. Pe"eriksaan ekser"ias +aa, 0pan))ul luu per)elan)an

    kaki $an elapak kaki

    1. 1. Inspeksi srukur "uskuloskleal - simetris danpergerakan integritas kulit posisi dan letak (!6 kekuatan dantonus otot

    Normal: simetris kika, integritas kulit baik, 17% akti, kekuatan otot  penuh

    1. 2. Palpasi : a. femoralis a. poplitea a. dorsalis pedis: denutan

    Normal: teraba jelas

    1. 3. Tes re?e@ :tendon patella dan arhilles.

    Normal: re8e6 patella dan archiles positi "etelah diadakan pemeriksaan ekstermitas +a7ah evaluasi hasil ang didapat dengan mem+andingkan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.12. Pe"eriksaan )enialia 0ala )enial anus re(u"Posisi Klien : Pria +erdiri dan 7anita litotom

    Tu!uan-

    1. 6elihat dan mengetahui organ-organ ang termasuk dalamgenetalia.

    2. 6engetahui adana a+normalitas pada genetalia misalna varisesedema tumor/ +en,olan infeksi luka atau iritasi pengeluaranairan atau darah.

    3. 6elakukan pera7atan genetalia

    5. 6engetahui kema,uan proses persalinan pada i+u hamil ataupersalinan.

    Ala -

    1. Lampu ang dapat diatur penahaaanna

    2. "arung tangan

    Pe"eriksaan re(u"

    Tu!uan -

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    25/77

    1. 6engetahui kondisi anus dan retum

    2. 6enentukan adana masa atau +entuk tidak teratur dari dindingrektal

    3. 6engetahui intregritas spingter anal eksternal

    5. 6emeriksa kangker retal dll

    Ala -

    1. "arung tangan sekali pakai

    2. Oat pelumas

    3. Penetangan untuk pemeriksaan

    Prose$ur Pelaksanaan

    1. Nanita:

    2. 1. Inspeksi )enialia eksernal: mukosa kulit integritas kulitontour simetris edema pengeluaran.

    Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, semetris tidak adaedema dan tanda-tanda ineksi (pengeluaran pus /bau)

    1. 2. Inspeksi /a)ina $an ser/ik  : integritas kulit massapengeluaran

    2. 3. Palpasi /a)ina uerus $an o/ariu": letak ukurankonsistensi dan massa

    3. 4. Pe"eriksaan anus $an re(u": feses neri massa edemahaemoroid stula ani pengeluaran dan perdarahan.

    Normal: tidak ada n"eri, tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/ tanda-

    tanda ineksi dan pendarahan."etelah diadakan pemeriksaan di adakan pemeriksaan genitalia evaluasihasil ang di dapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    1. Pria-

    2. 1. Inspeksi $an palpasi penis- 0ntegritas kulit massa danpengeluaran

    Normal: integritas kulit baik, tidak ada masa atau pembengkakan, tidak ada pengeluaran pus atau darah

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    26/77

    1. 2. Inspeksi $an palpassi skrou"- integritas kulit ukuran dan+entuk turunan testes dan mo+ilitas massa neri dan ton,olan

    Normal : integritas kulit baik, sistematika tidak ada penonjolan, tidak adan"eri teken

    1. 3. Pe"eriksaan anus $an re(u" - feses neri massaedema hemoroid stula ani pengeluaran dan perdarahan.

    Normal: tidak ada n"eri , tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/ tanda-tanda ineksi dan pendarahan."etelah diadakan pemeriksaan dadadan genitalia 7anita evaluasi hasilang di dapat dengan mem+andikan dengan keadaan normal dandokumentasikan hasil pemeriksaan ang didapat terse+ut.

    2.=. E/aluasiPera7at +ertanggung ,a7a+ untuk asuhan kepera7atan ang mereka+erikan dengan mengevaluasi hasil intervensi kepera7atan. Keterampilanpengka,ian sik meningkatkan evaluasi tindakan kepera7atan melaluipemantauan hasil asuhan siologis dan perilaku. Keterampilan pengka,iansik ang sama di gunakan untuk mengka,i kondisi dapat di gunakanse+agai tindakan evaluasi setelah asuhan di+erikan.  Pera7at mem+uat pengukuran ang akurat terperini dano+,ektif melalui pengka,ian sik. Pengukuran terse+ut menentukanterapaina atau tidak hasil asuhan ang di harapkan. Pera7at tidak+ergantung sepenuhna pada intuisi ketika pengka,ian sik dapat

    digunakan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan.

    2.>. Doku"enasiPera7at dapat memilih untuk menatat hasil dari pengka,ian sik padapemeriksaan atau pada akhir pemeriksaan. "e+agian +esar institusimemiliki format khusus ang mempermudah penatatan datapemeriksaan. Pera7at menin,au semua hasil se+elum mem+antu klien+erpakaian untuk +er,aga-,aga seandaina perlu memeriksa kem+aliinformasi atau mendapatkan data tam+ahan. %emuan dari pengka,ian sikdimasukkan ke dalam renana asuhan.Data di dokumentasikan +erdasarkan format "!&P0$ ang hamper sama

    dengan langkah-langkah proses kepera7atan.Format "!&P0$ terdiri dari:

    1. Data )ri7aat* "u+,ektif aitu apa ang dilaporkan klien

    2. Data )sik* !+,ektif aitu apa ang di o+servasi inspeksi palpasiperkusi dan auskultasi oleh pera7at.

    3. &ssessment )pengka,ian* aitu diagnose kepera7atan danpernataan tentang kema,uan atau kemunduran klien

    5. Plan )Perenanaan* aitu renana pera7atan klien

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    27/77

    . 0mplementation )pelaksanaan* aitu intervensi kepera7atandilakukan +erdasarkan renana

    . $valuation )evaluasi* aitu tin,auan hasil renana ang sudah diimplementasikan.

    2.1 TIN

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    28/77

    dikeap. Dan sterusna * +ersifat sesuai dan tepat. Keadaan ketika aksisama sekali tidak di+alas dengan reaksi dikenal se+agai ko"a. Kesadaranang terganggu dapat menon,olkan kedua segina aitu unsure tingkatdan unsure kualitasna."uatu ilustrasi per+edaan tingkat dan kualitaskesadaran ketika seorang klien ang sakit tidak dapat mengenal lagi

    orang-orang ang +iasana +ergaul akra+ dengan dia. !rang a7ammenamakan keadaan itu M tidak sadar atau pikiran kaau. &pa angdimaksud dengan istilah itu adalah kualitas kesaradaranna terganggu.Dalam hal ini klien tidak menun,ukkan gangguan tingkat kesaradan olehkarena apa+ila pera7at mem+eri stimuli klien akan mem+erikan responsdengan peru+ahan ekspresi neri atau klien akan menarik +agian angdi+erikan stimuli untuk menghindarina.

    Kualitas kesadaran ang menurun tidak senantiasa menurunkan ,uga tingkat kesadaran. %etapi tingkat kesadaran ang menurunsenantiasa menggangu kualitas kesadaran. !leh karena itu fungsi mental

    ang ditandai oleh +er+agai maam kualitas kesadaran sangat ditentukanoleh tingkat kesadaran.Pengertian kualitas dan tingkat kesadaran dapat diartikan +ah7a ,umlah)kuantitas* input susunan saraf pusat menentukan tingkat kesadaran.#ara pengolahan input itu ang melahirkan pola-pola output susunansaraf pusat menentukan kualitas kesadaran. 0nput susunan saraf pusatdapat di+edakan men,adi input ang +ersifat spesik dan ang +ersifatnonspesik.Pengertian spesik itu meru,uk kepada per,alanan impulsaferen ang khas dan kesadaran ang dilahirkan oleh impuls aferen ituang khas itu ,uga. >al ini +erlaku +agi semua lintasan angmenghu+ungkan suatu titik pada tu+uh dengan suatu titik di daerah

    korteks perseptif primer. !leh karena itu penghantaran impuls spesik itudikenal se+agai penghantaran impuls aferen dari titik ke titik. "eti+anaimpuls aferens spesik ditingkat korteks teriptalah suatu kesadaran akansuatu modalitas perasaan aitu perasaan neri di kaki atau di 7a,ah atausuatu penglihatan peniuman atau pendengaran tertentu.Pengertian input ang +ersifat nonspesik itu adalah se+agian dari impulsaferen spesik ang disalurkan melalui lintasan aferen nonspesik.Lintasan ini terdiri atas serangkaian neuron-neuron di su+stansia medullaspinalis dan +atang otak ang menalurkan impuls aferen ke thalamusaitu ke inti intralaminaris.0mpuls aferen spesik se+agian disalurkan

    melalui kolateralna ke rangkaian neuron-neuron su+stansia metikularisdan impuls aferen itu selan,utna +ersifat nonspesik oleh karena arapenaluranna ke thalamus +erlangsung seara multisinaptik unilateraldan +ilateral dan seti+ana di nuleus intralaminaris akan mem+angkitkaninti terse+ut untuk memanar impuls ang menggiatkan seluruh korteksseara divus dan +ilateral. Lintasan aferen ang nonspesik itu le+ihdikenal se+agai di9use ascending reticular s"stem.

    Dengan adana dua lintasan aferen itu maka ter+entukpenghantaran aferen ang pada prinsipna +er+eda. Lintasan spesik),aras spino-talamik lemniskus medialis ,aras genikolo-kalkarina ds+*menghantarkan impuls dari satu alat reseptor ke satu titik pada korteksperseptif primer. "e+alikna lintasan aferen nonspesik menghantarkan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    29/77

    setiap impuls dari titik manapun dari tu+uh ke titik-titik di+agian seluruhkorteks sere+ri.9euron-neuron diseluruh korteks sere+ri ang di+angkitkan oleh impulsaferen nonspesik dise+ut Neuron Pen)e"+an Keaspa$aan olehkarena +ergantung pada ,umlah neuron-neuron terse+ut ang aktif maka

    dera,at kesadaran +isa tinggi atau rendah. &ktivasi neuron-neuronterse+ut dilakukan oleh neuron-neuron ang menusun inti talamik angdise+ut Nukleus Inrala"inaris. &pa+ila ter,adi gangguan sehinggakesadaran menurun sampai tingkat ang terendah maka koma angdihadapi dapat ter,adi karena neuron pengem+an ke7aspadaan samasekali tidak +erfungsi dise+ut Ko"a Korikal Bi,e"is#erik  atau olehkarena neuron pem+angkit ke7aspadaan tidak +erdaa untukmengaktifkan neuron pengem+an ke7aspadaan dise+ut Ko"aDiense#alik  ang dapat +ersifat "upratentorial atau 0nfratentorial.

    Kualitas kesadaran klien merupakan parameter ang paling

    mendasar dan penting ang mem+utuhkan pengka,ian. %ingkatketer,agaan klien dan respons terhadap lingkungan adalah indiator palingsensitive untuk disfungsi sstem persarafan. ?e+erapa sstem digunakanuntuk mem+uat peringkat peru+ahan dalam ke7aspadaan danketer,agaan. 0stilah-istilah seperti letargi stupor dan semikomatosaadalah istilah ang umum digunakan dalam +er+agai area.

    2.1.1 PEN

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    30/77

    1. 6enilai respon mem+uka mata )$*)5* : spontan)3* : dengan rangsang suara )suruh pasien mem+uka mata*.)2* : dengan rangsang neri )+erikan rangsangan neri misalna

    menekan kuku ,ari*

    )1* : tidak ada respon2. 6enilai respon er+al/respon ?iara )*

    )* : orientasi +aik)5* : +ingung +er+iara mengaau ) sering +ertana +erulang-ulang *

    disorientasi tempat dan 7aktu.)3* : kata-kata sa,a )+er+iara tidak ,elas tapi kata-kata masih ,elas namun

    tidak dalam satu kalimat. 6isalna Maduh +apak*)2* : suara tanpa arti )mengerang*)1* : tidak ada respon

    3. 6enilai respon motorik )6*

    )* : mengikuti perintah)* : melokalisir neri )men,angkau Q men,auhkan stimulus saat di+erirangsang neri*

    )5* : 7ithdra7s )menghindar / menarik e

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    31/77

    2.2 STAT6S MENTAL

    "tatus mental merupakan keadaan ke,i7aan ang dimiliki seseorang."eara ringkas prosedur pengka,ian status mental klien dapat dilakukanmeliputi:

    1. !+servasi penampilan klien dan tingkah lakuna dengan melihat ara+erpakaian klien kerapihan dan ke+ersihan diri.

    2. !+servasi postur sikap gerakan-gerakan tu+uh ekspresi 7a,ah danaktitas motorik semua ini sering mem+erikan informasi penting tentangklien.

    3. Penilaian gaa +iara klien dan tingkat kesadaran ,uga dio+servasi.5. &pakah gaa +iara klien ,elas atau masuk akal R

    . &pakah klien sadar dan +erespons atau mengantuk dan stupor R

    ntuk melihat le+ih ,auh penilaian status mental +agi pera7at terdapatpada ta+le +erikut :

    PENILAIAN RESP9NS

    Perhatian (entang perhatian ke depan dan ke +elakang

    Daa ingat - Gangka pendek: mengingat kem+ali tiga item setelah menit- Gangka pan,ang : mengingat nama depan i+una mengingat

    kem+ali menu makanan pagi ke,adian pada hari se+elumna.Perasaan)efektif*

    - &mati suasana hati ang terermin pada tu+uh ekspresitu+uh- Deskripsi ver+al efektif - er+al kongruen indiator tu+uh tentang suasana hati.

    ?ahasa - 0si dan kualitas uapan spontan- 6ene+utkan +enda-+enda ang umum +agian-+agian darisuatu +enda- Pengulangan kalimat- Kemampuan untuk mem+aa dan men,elaskan pesan-pesansingkat pada surat ka+ar ma,alah.- Kemampuan menulis seara spontan di-dikte.

    Pikiran - 0nformasi dasar )misalna presiden ter+aru 3 presidenterdahulu*- Pengetahuan tentang ke,adian-ke,adian +aru.- !rientasi terhadap orang tempat dan 7aktu.- 6enghitung : menam+ahkan dua angka mengurangi 1dengan B.

    Persepsi - 6enalin gam+ar : persegi tanda silang ku+us tigadimensi.- 6enggam+ar +entuk ,am mem+uat peta ruangan.

    - 6enun,uk ke sisi kanan dan kiri tu+uh.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    32/77

    - 6emperagakan : mengenakan ,aket meniup peluitmenggunakan sikat gigi.

     

    2.2.1 Pe"eriksaan saus "enalPemeriksaan status mental terdiri dari hal-hal +erikut ini :

    S ?iaraS !rientasiS Pengetahuan ke,adian mutakhirS Pertim+angan

    S &+straksiS KosakataS (espon emosionalS Daa ingatS ?erhitungS Pengenalan +endaS Praktis )integrasi aktivitas motorik*

    2.2.2 Pe"eriksaan ke"a"puan +er+i(ara Gika pasien +angun dan 7aspada anda sudah dapat mengamati

    ara +er+iarana. Pasien sekarang diminta untuk mengulangi ungkapan

    singkat. &pakah ada disatria disfonidisfasia atau afasiaR Disatria adalahkesukaran artikulasi. ?iasana disatria dise+a+kan oleh lesi pada lidah danpalatum. Disfoni adalah kesulitan dalam fonasi. &ki+atna peru+ahanvolume dan nada suara. Lesi palatum dan pita suara seringkali men,adipene+a+na. Disfasia adalah kesukaran memahami atau +er+iarase+agai aki+at gangguan fungis sere+ral. Pasien ang kehilangankemampuan +er+iarana sama sekali menderita afasia. ?er+agai daerahdi otak mene+a+kan afasia ang +er+eda-+eda. &fasia tidak lanarmotorik ekspresif ada ,ika pasien mengetahui apa ang ingindikatakanna tetapi menderita gangguan motorik dan tidak dapat

    menguapkanna dengan tepat. 0a memahami tulisan dan perintah ver+altetapi tidak dapat mengulangina. "uatu lesi di lo+us frontal seringmen,adi pene+a+na. &fasia sensorik reseptif lanar ada ,ika pasienmenguapkan kata-kata seara spontan tetapi memakai kata-kata searatidak tepat. Pasien mengalami kesukaran dalam memahami perintahtertulis dan ver+al serta tidak dapat mengulangina. Keadaan seringdise+a+kan oleh lesi temporoparietal.

    2.2.3 Pen)enalan saus "enal se(ara #or"al"elama 7a7anara pemeriksa telah memperoleh +anak informasi

    mengenai status mental pasien. Pe7a7anara mungkin sudah dapat

    menilai daa ingat ,angka pan,ang pasien afek dan pertim+anganna.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    33/77

    Pemeriksaan status mental seara formal se+agai +agian pemeriksaanneurologik diperkenalkan oleh pemeriksa.2.2.4 Pe"eriksaan 9rienasi

    !rientasi pasien terhadap orang tempat dan 7aktu harusditentukan. !rientasi menun,ukkan kesadaran orang +ersangkutan dalam

    hu+unganna dengan orang lain tempat dan 7aktu. Disorientasi ter,adidalam kaitanna dengan gangguan daa ingat dan rentang perhatian.2.2.% Pe"eriksaan pen)ea,uan "en)enai ke!a$ian "uak,ir

    Pemeriksaan pengetahuaan mengenai ke,adian mutakhir dapatdiperiksa dengan menanakan kepada pasien nama empat presidenterakhir amerika serikat. 6enanakan kepada pasien nama 7alikota ataugu+ernur. Kemampuan mene+utkan peristi7a mutakhir memerlukanorientasi ang utuh daa ingat mutakhir ang utuh dan kemampuan+erpikir seara a+strak.2.2.= Pe"eriksaan $aa peri"+an)an

    Pemeriksaan daa pertim+angan dilakukan dengan meminta pasienuntuk menafsirkan suatu masalah sederhana.

    2.2.> Penilaian $aa a+sraksi&+straksi adalah suatu fungsi luhur sere+ral ang memerlukan

    pemahaman dan pertim+angan. Peri+ahasa la=im dipakai untuk mengu,ipenalaran a+straksi. Pasien dengan kelainan penalaran a+strak mungkinmenafsirkan peri+ahasa dengan memakai tafsiran konkrit. (espon konkritla=im di,umpai pada pasien dengan retardasi mental atau dengankegagalan otak. Pasien ski=ofrenia sering men,a7a+ dengan penafsirankonkrit tetapi penilaian ang aneh ,uga la=im di,umpai. #ara lain untuk

    memeriksa penalaran a+strak adalah dengan menanakan kepada pasien+agaimana sepasang +enda serupa atau tidak serupa.2.2. Pe"eriksaan kosakaa

    Kosakata seringkali sangat sulit untuk diperiksa. Kesulitan ini+erdasarkan atas +anak faktor ang menakup pendidikan pasien latar+elakang peker,aan lingkungan dan fungsi sere+ral. %etapi kosakatamerupakan parameter penting dalam menilai kemampuan intelektual.Pasien retardasi mental mempunai kosakata ang ter+atas sedangkanpasien dengan kegagalan otak mental mempunai kosakata angterpelihara dengan +aik. Pasien harus diminta untuk mendenisikan kata-kata atau memakaina dalam kalimat. Kata apa sa,a dapat dipakai tetapi

    harus dipakai dengan tingkat kesukaran ang makin +ertam+ah.2.2. Pe"eriksaan respon e"osional

    6eskipun respon emosional sudah diamati seara tidak formalpenting untuk ditanakan seara spesik apakah pasien memperhatikanadana peru+ahan suasana hati seara ti+a-ti+a. &fek didenisikanse+agai respon emosional terhadap suatu peristi7a. (esponna mungkintepat a+normal atau mendatar. (espon ag tepat terhadap kematianorang ang diintai mungkin menangis. (espon ang tidak tepat mungkinterta7a. (espon mendatar memperlihatkan sedikit respon emosional.Pasien dengan kerusakan sere+ral +ilateral kehilangan kendali akan

    emosina.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    34/77

    2.2.1C Pe"eriksaan $aa in)antuk memeriksa daa ingat pasien harus diminta untuk

    mengingat ke,adian ang +aru sa,a ter,adi dan dominan. &utotopagnosiaadalah istilah ang dipakai untuk melukiskan ketidak mampuan untukmengenali tu+uh pasien sendiri seperti tangan atau tungkaina.

    2.2.11 Pe"eriksaan ine)rias aki&as "oorik Praksis adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktitas motorik

    apraksia adalah ketidakmampuan pasien untuk melakukan suatu gerakanvolunter tanpa adana gangguan dalam kekuatan sensasi ataukoordinasi motorik. Dispraksia adalah +erkurangna kemampuan untukmelakukan aktitas. Pasien mendengar dan memahami perintah tetapi iatidak dapat mengintegrasikan aktitas motorik ang akan melakukangerakan itu. 6intalah kepada pasien untuk menuangkan air dari tempatair minum kedalam gelas minumanna. ;angguan ini sering dise+a+akanoleh lesi ,auh di dalam lo+us frontal.,enis apraksia lainna dise+utapraksia konstruksi pada penakit ini pasien tidak mampu menusunatau menggam+ar desain sederhana. Pasien dengan apraksia konstruksisering menderita lesi dipars posterior lo+us pariental.2.2.12 Pe"eriksaan 9l#aksi

    Pasien diminta untuk menutup matana dan satu lu+ang hidungketika pemeriksa mendekat =at pengu,i kelu+ang hidung lainna.pasiendiminta untuk menghirup =at pengu,i itu. Oat pengu,i itu harus mudahmengguap dan tidak mengiritasiseperti enggkehvanila +eankopi ang+aru digilingatau lavender.

    2.2.13 Pe"eriksaan ke"a"puan +er,iun).Kemampuan +erhitung tergantung kepada integritas +emisfer

    sere+ral ang dominan dan ,uga intelegensia pasien.2.2.14 Pe"eriksaan ke"a"puan "en)enal +en$a

    Pengenalan +enda dise+ut genosia. &gnosia adalah kegagalanmengenali suatu rangsangan sensorik meskipun ada sensasi primer angnormalontohna:memperlihtakan +enda ang sudah dikenal seara luasseperti uang logampenakaamata dll. Dan mintalah kepadana untukmne+utkan nama-nama +enda itu. Gika pasien mempunai daa visusnormal dan tidak dapat mengenal +enda itu dikatakan +ah7a iamangalami agnosia visual.

    &gnosia taktil adalah ketidakmampuan seorang pasien mengenal se+uah+enda dengan palpasi tanpa ada gangguan sensorik. "emua ter,adi padalesi lu+us pariental ang tidak.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    35/77

    1.2 *enis Pe"eriksaan Fisik Sensori

    Pemeriksaan sistem sensori dilakukan dengan memeriksa kondisi kelima

    sistem indra aitu penglihatan pendengaran pem+au pengeap dan

    pera+a.

     

    1.2.1 Pemeriksaan Fisik 0ndra Penglihatan

    Pemeriksaan sik mata dapat dilakukan dengan +e+erapa ara. ?erikut ini

    akan di,elaskan ara melakukan pemeriksaan mata aitu:1. Pemeriksaan keta,aman penglihatan )pemeriksaaan visus*

    6ata merupakan organ tu+uh ang +erfungsi se+agai indera penglihatansehingga pemeriksaan keta,aman mata sangat penting untuk +isa

    mengetahui fungsi mata. Pemeriksaan keta,aman mata dilakukan paling

    a7al se+elum melakukan pemeriksaan mata le+ih lan,ut.

    Keta,aman penglihatan dituliskan dalam rasio per+andingan ,arak

    penglihatan normal seseorang dengan ,arak penglihatan ang dapat

    dilihat oleh orang seseorang. 6isalna keta,aman penglihatan 2/3 ang

    +erarti seseorang dapat melihat dengan ,arak 2 kaki sedangkan pada

    penglihatan normal dapat dilihat dengan ,arak 3 kaki. !rang dengan

    mata normal memiliki nilai keta,aman mata 2/2.1. &lat:

    1* Kartu "nellen

    2* Lampu senter

    3* Karton untuk menutup mata1. 0ndikasi: pada pasien ang diduga mengalami gangguan sensori.

    2. Kontraindikasi: -

    3. #ara:

    1* Pemeriksaan menggunakan kartu snellen standar#ara melakukan pemeriksaan keta,aman penglihatan menggunakan kartu

    snellen ini aitu:1. Pasien +erdiri se,auh meter )2 kaki* dari kartu snellen.

    2. 6inta pasien untuk menutup salah satu mata dengan karton.

    3. 6inta pasien untuk mem+aa huruf ang ada pada kartu sampaipasien tidak dapat mem+aa lagi huruf terse+ut.

    2* 6enilai pasien dengan penglihatan +uruk

     Gika pasien tidak dapat mem+aa huruf ang ada pada kartu snellen

    maka pasien harus diperiksa menggunakan kemampuan mem+aa ,ari

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    36/77

    tangan. #ara pemeriksaan menggunakan kemampuan mem+aa ,ari

    tangan aitu:1. %utup salah satu mata pasien.

    2. Pera7at +erdiri di depan pasien dengan menun,ukkan angka pada

     ,ari pera7at.3. Gika pasien tidak dapat melihat ,ari pera7at maka dilakukan

    pemeriksaan menggunakan ahaa.

    9amun seringkali pemeriksaan sistem penglihatan menghadapi kendala

    pada pasien anak-anak orang dengan gangguan mental dan orang ang

    +erpura-pura tidak melihat karena pemeriksaan ini +erfokus pada

    su+ektifaitu interpretasi dari respon ang dirasakan pasien. ntuk

    mengatasi hal terse+ut diperlukan suatu teknik pemeriksaan ang

    +erfokus pada o+,ektif dan memiliki korelasi dengan daa penglihatanna

    melalui alat ang dise+ut nstagmometer.

    ;am+ar: Kartu "nellen

      9stagmometer merupakan alat pemeriksaan visus seara o+,ektif 

    ang disasarkan pada ge,ala faal ang dikenal dengan nama Mpursuit ee

    movement aitu +ah7a mata seseorang akan +ergerak mengikuti suatu

    +enda ang men,adi perhatianna apa+ila +enda terse+ut +ergerak

    )"ar7ono: 1E@2*. Peristi7a terse+ut dise+ut se+agai optokinetik

    nstagmus. 0ntina seseorang akan mengikui o+,ek pene+a+

    nstagmug-na terse+ut. "emakin keil o+,ek ang dapat menim+ulkangerakan +ola mata aki+at mata ang mengikuti gerakan o+,ek terse+ut

    semakin +aik daa penglihatan orang terse+ut.

    Kelainan pada mata:1. &stigmatis

    &stigmatis atau ang sering dikenal dengan mata silindris merupakan

    suatu kelainan mata ang mene+a+kan mata penderitana men,adi

    ka+ur. ;angguan ini ter,adi aki+at penderita tidak dapat melihat garis

    hori=ontal dan vertial seara +ersamaan. Kornea pada penderita

    astigmatis +er+entuk a+normal. Kornea normal +er+entuk +ulat seperti

    +ola tetapi pada gangguan ini kornea mata memiliki lengkungan ang

    terlalu +esar pada salah satu sisina. #ara menangani astigmatis ini

    adalah dengan menggunakan kaamata silinder atau lensa kontak.

     

    1. 6iopi

    6iopi atau ra+un ,auh merupakan kelainan mata ang mene+a+kan

    penderitana tidak dapat melihat dalam ,arak ,auh. Pene+a+ dari miopiadalah +ola mata ang terlalu pan,ang dan +aangan +enda ang ,atuh di

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    37/77

    depan +intik kuning. #ara menangani miopi aitu dengan menggunakan

    kaamata ekung )negative*.1. >ipermetropi

    >ipermetropi atau ra+un dekat merupakan gangguan pada mata ang

    ditandai dengan penderita tidak dapat melihat dengan ,elas dalam ,arak

    dekat. Pene+a+ dari hipermetropi ini aitu adana kelainan +ola mata

    ang terlalu pendek dan +aangan ,atuh di +elakang +intik kuning. #ara

    menangani gangguan ini adalah dengan memakai kaamata lensa

    em+ung )positif*.1. Pres+iopi

    Pres+iopi atau ra+un dekat dan ,auh merupakan gangguan mata ang

    ditandai dengan penderita tidak dapat melihat dalam ,arak dekat dan

     ,auh. Pene+a+ dari gangguan ini adalah semakin +erkurangna daaakomodasi dari mata. #ara mengatasi gangguan ini adalah dengan

    memakai kaamata +erlensa rangkap )atas negative +a7ah positif*.1. (a+un sen,a

    ;angguan ini ditandai dengan penderitana tidak dapat melihat dengan

    +aik saat malam hari atau kurang ahaa. Pene+a+ dari gangguan ini

    adalah kurangna vitamin &. ara menegah dan mengatasi masalah ini

    adalah dengan mengkonsumsi makanan kaa vitamin &.1. Keratomalasi

    ;angguan ini ditandai dengan kornea mata ang keruh ang

    pene+a+na kekurangan vitamin & ang sangat parah sehingga penakit

    ini merupakan tingkat lan,ut dari ra+un sen,a. &pa+ila hal ini tidak segera

    diatasi akan mene+a+kan ke+utaan.

     

    1. Katarak

    Kelainan pada lensa mata karena lensa mata men,adi ka+ur dan keruhang mene+a+kan ahaa ang masuk tidak dapat menapai retina.

    Katarak dapat diatasi dengan ara operasi.1. Guling

    Kelainan ini se+agai aki+at ketidakserasian ker,a otot penggerak +ola

    mata kanan dan kiri. Penakit ini +isa diatasi dengan ara operasi pada

    otot mata.1. ;laukoma

    ;angguan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam +ola matakarena dana sum+atan pada saluran di dalam +ola mata dan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    38/77

    pem+entukan airan +erle+ih dalam +ola mata. ;angguan ini +isa diatasi

    dengan ara pem+edahan atau o+at-o+atan ang diminum seumur hidup.1. ?uta Narna

    Penderita umumna tidak dapat mem+edakan 7arna tertentu misal hi,au

    dan +iru. Penakit ini merupakan penakit keturunan ang tidak dapat

    disem+uhkan akan tetapi ada ,uga pene+a+ lainna misalkan sa,a karena

    keelakaan atau trauma pada mata.

     1. Pemeriksaan lapangan pandangan

    #ara ang paling mudah dalam melakukan pemeriksaan lapangan

    pandangan adalah menggunakan metode u,i telun,uk.1. 0ndikasi: pasien ang diduga mengalami gangguan sensori.

    2. Kontraindikasi: -3. #ara:

    1* Pasien dan pera7at duduk +erhadapan.

    2* 6inta pasien untuk menutup salah satu matana.

    3* Pera7at ,uga ikut menutup salah satu matana. 6isalna ,ika

    pasien menutup mata kirina maka pera7at menutu mata kananna.

    5* 6inta pasien memandang hidung pera7at.

    * 6inta pasien menghitung ,umlah ,ari ang ada pada +agian

    superior dan inferior lirikan temporal dan nasal.1. Pemeriksaan +uta 7arna )tes isihara*

    "alah satu gangguan mata ang +ersifat herediter aitu +uta 7arna. ?uta

    7arna merupakan penglihatan 7arna-7arna ang tidak sempurna

    seringkali dise+ut se+agai aat penglihatan 7arna. #aat penglihatan

    7arna +ersifat didapat terkadang merupakan ge,ala dini kerusakan mata.

    ntuk mengetahui adana aat penglihatan mata perlu dilakukan tes

    isihara.

     %es isihara merupakan gam+ar-gam+ar pseudoisokromatik ang disusun

    oleh titik dan kepadatan 7arna ang +er+eda +erasal dari 7arna primerang didasarkan 7arna ang hamper sama. %itik-titik 7arna terse+ut

    disusun dengan +entuk dan pola tertentu tanpa adana kelainan persepsi

    7arna.1. &lat dan +ahan:

    ;am+ar pseudoisokromatik

    +. %eknik:1. Kartu isihara diletakkan di tempat dengan penerangan +aik

    2. Pasien diminta mene+utkan gam+ar atau angka pada kartuterse+ut dalam 1 detik

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    39/77

    . Penilaian

    ?ila le+ih dari 1 detik +erarti terdapat kelainan penglihatan 7arna +uta

    7arna merah hi,au terdapat atro saraf optik +uta 7arna +iru kuning

    terdapat pada retinopati hipertensif retinopati dia+eti dan degenerasi

    maula senile dini. Degenerasi pada maula stargardts dan fundus

    lamikulatus mem+erikan gangguan penglihatan 7arna merah-hi,au.

    d.Petun,uk Pengisian ;am+ar

    9o 1 : semua orang +aik normal atau +uta 7arna dapat mem+aa dengan

    +enar angka 12. ?agian ini +iasana digunakan pada a7al test.

    9o 2 : pada orang normal ter+aa M@ dengan desiensi merah-hi,au M3.

    9o 3 : pada orang normal ter+aa M dengan desiensi merah-hi,au M2.

    9o 5 : pada orang normal ter+aa M2E dengan desiensi merah-hi,au

    MB.

    9o : pada orang normal ter+aa MB5 dengan desiensi merah-hi,au

    M21.

    9o -B : pada orang normal dapat mem+aa dengan +enar tetapi pada

    orang dengan desiensi merah hi,au susah atau tidak dapat

    mem+aana.

    9o @ : pada orang normal dengan ,elas M2 tetapi +agi desiensi merah-

    hi,au tidak ,elas.

    9o E : pada orang normal susah atau tidak ter+aa tetapi ke+anakan

    pada orang dengan desiensi merah hi,au melihat M2.9o 1 : pada orang normal angka ter+aa M1 tetapi +agi desiensi

    merah hi,au tidak dapat mem+aa.

    9o 11 : gam+ar garis ang melilit diantara 2

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    40/77

    ;am+ar: ishihara test

     

    3.2.2 Pemeriksaan Fisik 0ndra Pendengaran

    "ama halna dengan pemeriksaan mata dalam melakukan pemeriksaan

    telinga ,uga dapat dilakukan dengan +e+erapa ara aitu:1. %es keta,aman auditorius

     %es ini akan dapat mengetahui kemampuan pasien dalam mendengarkan

    +isikan kata)voie test* atau detakan ,am tangan.1. &lat: +el keil

    2. 0ndikasi: dapat dilakukan pada semua usia ang diduga mengalamigangguan sensori.

    3. Kontraindikasi: -

    5. #ara:1*?ai:

    a* Pera7at +erdiri di +elakang anak.

    +* ?unikan se+uah +el keil +unikan ,ari-,ari atau tepuk tangan.

    * >asilna: pada +ai ang kurang dari 5 +ulan menun,ukkan re8ek

    terke,ut. ?ai ang +erusia +ulan/le+ih meno+a menari suara dengan

    menggerakkan mata atau kepala mereka.

    2*&nak usia prasekolah:

    a* Pera7at +erdiri sampai E meter di depan anak.

    +* ?erikan instruksi tertentu pada anak.

    * >asil: anak dengan pendengaran normal akan melakukan instruksi.

    3*&nak usia sekolah

    a* ?erdiri kira-kira 3 m di +elakang anak.

    +* Perintahkan anak untuk menutup telingana.

    * ?isikkan angka pada anak.

    d* Perintahkan anak untuk menirukan angka ang di+isikkan.

    e* Lakukan pada telinga lainna.

     1. ,i garputala

    2.1 ,i 7e+er1. &lat: garputala.

    2. %u,uan: untuk mem+edakan tuli konduktif dan tuli sensorineural.

    3. 0ndikasi: +isa digunakan pada anak-anak dan de7asa.

    5. Kontraindikasi: -

    . #ara:

    1*Pukulkan garputala pada telapak tangan.2*Letakkan garputalapada garis tengah kepala pasien.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    41/77

    3*%anakan pada pasien letak suara ang terdengar paling keras.1. >asil: pada pasien sensorineural suara terdengar pada telinga ang

    tidak terganggu. "sedangkan pada tuli konduktif suara terdengar le+ih ,elas pada telinga ang terganggu.

     ;am+ar: tes 7e+er

     

    2.2 ,i rinne1. &lat: garputala.

    2. %u,uan: untuk mem+andingkan hantaran udara dan tulang.

    3. 0ndikasi: dapat dilakukan pada anak dan de7asa.

    5. Kontraindikasi:

    . #ara:1*Pukulkan garputala pada telapak tangan.

    2*Letakkan +atang garputala ke tulang mastoideus pasien.

    3*Ketika pasien menun,ukkan +ah7a suara tidak terdengar lagi dekatkan

    gigi garputala ke meatus eksternus salah satu telinga.

    5*Lakukan ara ang sama pada telinga lainna.

    ;am+ar: rinne test

    2.3 u,i "7a+ah1. &lat: garputala.

    2. %u,uan: untuk mem+andingkan hantaran +uni dari 2 su+ek.

    3. 0ndikasi: dapat dilakukan pada anak dan de7asa.

    5. Kontraindikasi: -

    . #ara:

    1. ;etarkan garputala ang dipegang

    2. Letakkan u,ung garputalapada lu+ang telinga pasien

    3. Ketika pasien menun,ukkan +ah7a suara tidak terdengar lagi

    5. Lakukan ara ang sama pada telinga su+ek kedua ataupemeriksa

    . ?andingkan hasilna dari kedua su+ek terse+ut

    . >asil:

    1*9ormal: anak akan mendengar suara garputala di meatus eksternus

    setelah tidak terdengar di prosesus mastoideus dan suara dapat

    terdengar sama +aikna.

    2*&+normal: pada kehilangan pendengaran sensorineural memungkinkan

    suara ang dihantarkan le7at udara le+ih +aik dari pada le7at tulang dan

    segala suara diterima seperti sangat ,auh dan lemah.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    42/77

     

    3.2.3 Pemeriksaan Fisik Pengeap.

    Pada hakekatna lidah mempunai hu+ungan erat dengan indera khusus

    pengeap. Oat ang mem+erikan impuls pengeap menapai sel reseptor

    le7at pori pengeapan. &da empat kelompok pengeap atau rasa aitu

    manis asin asam dan pahit.

    ;angguan indera pengeap +iasana dise+a+kan oleh keadaan ang

    mengganggu tastants atau =at ang mem+erikan impuls pengeap pada

    sel reseptor dalam taste +ud )gangguan transportasi* ang menim+ulkan

    edera sel reseptor )gangguan sensorik* atau ang merusak sera+ut saraf

    aferen gustatorius serta lintasan saraf sentral gustatorius )gangguan

    neuron*.

    6anifestasi klinis dari indera pengeap apa+ila dilihat dari sudut pandang

    psikosis gangguan pada indera pengeap dapat digolongkan menurut

    keluhan pasien atau menurut hasil pemeriksaan sensorik ang o+,ektif

    missal se+agai +erikut.1. &geusia total adalah ketidakmampuan untuk mengenali rasa manis

    asin pahit dan asam.

    2. &geusia parsial adalah kemampuan mengenali se+agian rasa sa,a.

    3. &geusia spesik adalah ketidakmampuan untuk mengenali kualitasrasa pada =at tertentu.

    5. >ipogeusia total adalah penurunan sensitivitas terhadap semua =atpenetus rasa.

    . >ipogeusia parsial adalah penurunan sensitivitas terhadap se+agianpenetus rasa.

    . Disgeusia adalah kelainan ang mene+a+kan persepsi ang salahketika merasakan =at penetus rasa.

    Pasien dengan keluhan hilangna rasa +isa dievaluasi seara psikosis

    untuk fungsi gustatorik selain menilai fungsi olfaktorius. Langkah pertama

    melakukan tes rasa seluruh mulut untuk kualitas intensitas dan persepsi

    kenamanan dengan sukrosa asam sitrat kafein dan natrium klorida. %es

    rasa listrik )elektrogustometri* digunakan seara klinis untuk

    mengidentikasi desit rasa pada kuadran spesik dari lidah. ?iopsi

    papilla foliate atau fungiformis untuk pemeriksaan histopatologik dari

    kunup rasa masih eksperimental akan tetapi ukup men,an,ikan

    mengetahui adana gangguan rasa.

    3.2.5 Pemeriksaan Fisik Pera+a.

    Pemeriksaan sik indra pera+aan didasarkan pada sensi+ilitas.

    Pemeriksaan sik sensori indra pera+aan )taktil* ter+agi atas 2 ,enisaitu basic sensor" modalitiesdan testing higher integrati#e

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    43/77

    unctions. asic sensor" modalities )pemeriksaan sensori primer* +erupa

    u,i sensasi neri dan sentuhan u,i sensasi suhu u,i sensasi taktil u,i

    propiosepsi )sensasi letak* u,i sensasi getar )pallestesia* dan u,i sensasi

    tekanan. "edangkan testing higher integrati#e unctions )u,i fungsi

    integratif tertinggi* +erupa stereognosis diskriminasi 2 titik persepsi

    gure kulit )gratesia* ekstinksi dan lokalisasi titik.

    "ensasi ra+a dihantarkan oleh traktus spinotalamikus ventralis.

    "edangkan sensasi neri dan suhu dihantarkan oleh sera+ut saraf menu,u

    ganglia radiks dorsalis dan kemudian sera+ut saraf akan menilang garis

    tengah dan akan masuk menu,u traktus spinotalamikus lateralis

    kontralateral ang akan +erakhir di talamus se+elum dihantarkan ke

    korteks sensorik dan diinterpretasi. &dana lesi pada traktus-traktus

    terse+utlah ang dapat mene+a+kan gangguan sensorik tu+uh.

     1. asic sensor" modalities)pemeriksaan sensori primer*

    1. ,i sensasi neri dan sentuhan

    ,i sensasi neri dan sentuhan ter+agi men,adi 2 maam aitu neri

    superial )ta,am-tumpul* dan neri tekan.

    1* 9eri superial

    6erupakan metode u,i sensasi dengan menggunakan +enda ang

    memiliki 2 u,ung aitu ta,am dan tumpul. ?enda terse+ut dapat +erupa

    peniti ter+uka maupun ,arum pada re8ek hammer. Pasien dalam keadaanmata terpe,am saat dilakukan u,i ini dan dilakukan pengka,ian respon

    melalui pertanaan Mapa ang anda rasakanR dan mem+andingkan

    sensasi 2 stimulus ang di+erikan. &pa+ila ter,adi keraguan respon

    maupun kesulitandan ketidakmampuan dalam mem+edakan sensasi

    maka hal ini mengindikasikan adana deit hemisensori +erupa

    analgesia hipalgesia maupun hiperalgesia pada sensasi neri.

    "edangkan gangguan pada sensasi sentuhan +erupa anestesia dan

    hiperestesia.

    2* 9eri tekan

    6erupakan metode u,i sensori dengan mengka,i neri melalui penekanan

    pada tendon dan titik saraf. 6etode ini sering digunakan dalam u,i sensori

    protopatik )neri superial suhu dan ra+a* dan u,i propioseptik

    )tekanan getar posisi neri tekan*. 6isalna +erdasarkan ;badie

    sign pada daerah dorsalis tekanan ringan ang di+erikan pada tendon

    &hilles normalna adalah ThilangU. Dengan kata lain tidak dapat dirasakan

    sensasi neri +ila di+erikan tekanan ringan pada tendon &hilles.1. ,i sensasi suhu

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    44/77

    ,i sensasi suhu pada dasarna le+ih direkomendasikan apa+ila pasien

    terindikasi gangguan sensasi neri. >al ini dikarenakan path7as dari

    indra neri dan suhu saling +er+uhungan. 6etode ini menggunakan gelas

    ta+ung ang +erisi air panas dan dingin. Pasien diminta untuk

    mem+edakan sensasi suhu ang dirasakan terse+ut. &pa+ila pasien tidak

    dapat mem+edakan sensasimaka pasien dapat diindikasikan mengalami

    kehilangan Mslo#e and stocking )termasuk dalam gangguan neuropati

    perifer*.1. ,i sensasi taktil

    ,i sensasi taktil dilakukan dengan menggunakan sehelai da7ai )senar*

    steril atau dapat ,uga dengan menggunakan +ola kapas. Pasien ang

    dalam keadaan mata terpe,am akan diminta menentukan area tu+uh ang

    di+eri rangsangan dengan mem+erikan hapusan +ola kapas padapermukaan tu+uh +agian proksimal dan distal. Per+andingan sensitivitas

    dari tu+uh proksimal dan distal akan men,adi tolak ukur dalam

    menentukan adana gangguan sensori. 0ndikasi dari gangguan sensori

    pada u,i sensasi taktil ini +erupa hperestetis anastetis dan hipestetik.1. ,i propiosepsi )sensasi letak*

    ,i ini dilakukan dengan menggenggam sisi ,ari pada kedua tungkai ang

    dise,a,arkan dan menggerakkanna ke arah gerakan ,ari. 9amun ang

    perlu diperhatikan adalah menghindari menggenggam u,ung dan pangkal

     ,ari atau menentuh ,ari ang +erdekatan karena lokasi sensasina mudah

    dite+ak )mem+erikan isarat sentuh*. Pasien ang dalam keadaan mata

    terpe,am diminta untuk menentukan lokasi ,ari ang digerakkan.

    "elain itu u,i ini ,uga dapat dilakukan dengan mengu,i posisi sensasi di

    sendi metakarpalia palangeal untuk telapak kaki +esar. !rang muda

    normal memiliki dera,at diskriminasi se+esar 1 sampai 2 dera,at untuk

    gerakan sendi distal ,ari dan 3 sampai dera,at untuk kaki +esar.1. ,i sensasi vi+rasi )pallestesia*

    ,i sensasi vi+rasi dilakukan menggunakan garpu tala frekuensi rendah)12@ atau 2 >ert=* ang diletakkan pada +agian tulang ang menon,ol

    pada tu+uh pasien. Kemudian pasien diminta untuk merasakan sensasi

    ang ada dengan mem+erikan tanda +ah7a ia dapat merasakan sensasi

    getaran. &pa+ila pasien masih tidak +isa merasakan sensasi getaran

    maka pera7at menaikkan frekuensi garputala sampai pasien dapat

    merasakan sensasi getaran terse+ut. Pasien muda dapat merasakan

    getaran selama 1 detik di i+u ,ari kaki dan 2 deti di sendi distal ,ari.

    "edangkan pasien usia B tahun-an merasakan sensasi getaran masing-

    masing selama 1 detik dan 1 detik.1. ,i sensasi tekanan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    45/77

    ,i sensasi tekanan menerapkan kemampuan pasien dalam mem+edakan

    tekanan dar se+uah o+,ek pada u,ung ,ari. ,i ini dilakukan dengan ara

    menekan aspek tulang sendi dan su+kutan untuk mempersepsikan

    tekanan. (ekomendasi untuk u,i tekanan ini diutamakan pada penderita

    dia+etes dan dilakukan minimal sekali setahun.1. esting higher integrati#e unctions)u,i fungsi integratif tertinggi*

    1. "tereognosis

    "tereognosis merupakan kemampuan untuk mengenali o+,ek dengan

    perasaan. ,i ini merupakan identikasi +enda ang dikenal dan

    diletakkan di atas tangan pasien sehingga pasien dapat mengidentikasi

    +enda ang +erada di tanganna. &dana kesulitan identikasi +enda

    )gangguan stereognosis* mengindikasikan adana lesi pada kolumna

    posterior atau korteks sensori.1. Diskriminasi 2 titik

    Diskriminasi 2 titik merupakan metode identikasi sensasi 2 titk dari

    penekanan 2 titik pin ang +erada pada permukaan kulit. ,i ini terus

    dilakukan +erulang hingga pasien tidak dapat mengidentikasi sensasi 2

    titik ang terpisah. Lokasi ang sering digunakan untuk u,i ini adalah

    u,ung ,ari lengan atas paha dan punggung. &dana gangguan

    identikasi 2 titik mengindikasikan adana lesi pada kolumna posterior

    atau korteks sensori.

    1. 0dentikasi angka )gratesia*;ratesia merupakan metode penggam+aran angka di mana nantina

    pasien diminta untuk mengidentikasi angka ang tergam+ar pada

    telapak tangan. 6etode gratesia dapat menggunakan u,ung tumpul

    pulpen se+agai media stimuli. Kesulitan pada identikasi angka

    menun,ukkan adana glesi pada kolumna posterior atau korteks sensori.1. $kstinksi

    $kstinksi merupakan salah satu u,i sensori ang menggunakan metode

    sentuhan pada kedua sisi tu+uh. ,i ini dilakukan pada saat ang samadan lokasi ang sama pada kedua sisi tu+uh misalna lengan +a7ah pada

    kanan dan kiri lengan. &pa+ila pasien tidak +isa menggam+arkan ,umlah

    titik lokasi sentuhan )+iasana psien hana merasakan satu sensasi*

    maka dapat dipastikan pasien teridentikasi adana lesi sensoris.1. Lokalisasi titik

    Lokalisasi titik merupakan metode didentikasi letak lokasi sensasi

    stimulus. 6etode ini dilakukan dengan ara mem+erikan sensasi sentuhan

    ringan pada permukaan kulit dan meminta pasien untuk mene+utkan

    atau menun,ukkan letak sensasi ang dirasakan. &dana penurunan

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    46/77

    sensasi sensori di+uktikan dengan adana ketidak-akuratan identikasi

    lokalisasi. >al ini dise+a+kan adana lesi pada korteks sensori sehingga

    ter,adi penurunan maupun hilangna sensasi sentuhan pada sisi terse+ut.

     

    2.2. pemeriksaan Fisik 0ndra Peniuman

    0ndra peniuman merupakan penentu dalam identikasi aroma dan ita

    rasa makanan-minuman ang dihu+ungkan oleh saraf trigeminus se+agai

    pemantau =at kimia ang terhirup. 0ndra peniuman dianggap salah satu

    sistem kemosensorik karena se+agian +esar =at kimia menghasilkan

    persepsi olfaktorius trigeminus dan pengeapan. >al ini dikarenakan

    sensasi kualitatif peniuman ditangkap neuroepitelium olfaktorius

    sehingga menim+ulkan sensi+ilitas somati +erupa rasa dingin hangat

    dan iritasi melalui sera+ut saraf aferen trigeminus glosofaringeus dan

    vagus dalam hidung kavum oris lidah faring dan laring.

    &dana gangguan peniuman )osmia* dapat diaki+atkan oleh proses

    patologis sepan,ang olfaktorius ang hampir serupa dengan gangguan

    pendengaran +erupa defek konduktif maupun defek sensorineural. Defek

    konduktif )transport* ter,adi aki+at adana gangguan transisi stimulus

    +au menu,u neuroepitel sedangkan defek sensorineural enderung

    meli+atkan struktur saraf ang le+ih sentral. 9amun pene+a+ utama dari

    gangguan peniuman aitu penakit rongga hidung maupun sinus

    se+elum ter,adi infeksi saluran nafas atas dan trauma kepala )Kris 2*.;angguan peniuman )osmia* memiliki sifat total )seluruh +au* parsial

    )se,umlah +au* atau spesik )satu atau se,umlah keil +au*. Genis-,enis

    gangguan peniuman aitu:1. &nosmia merupakan ketidak-mampuan mendeteksi +au

    2. >iposmia merupakan penurunan kemampuan mendeteksi +au

    3. Disosmia merupakan distorsi identikasi +au )tidak +isamem+edakan +au*

    5. Parosmia merupakan peru+ahan persepsi pem+auan

    . Phantosmia merupakan persepsi +au tanpa adana sum+er +au

    . &gnosia merupakan ketidakmampuan mene+utkan maupunmem+edakan +au meski pasien dapat mendeteksi +au.

     

    $tiologi dari gangguan peniuman adalah se+agai +erikut.1. Defek konduktif 

    1. Proses in8amasi

    Proses in8amasi dapat mene+a+kan gangguan pem+auan aki+at rintitis

    dan sinus kronik. (intitis dan sinus kronik mengaki+atkan in8amasi

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    47/77

    mukosa nasal sehingga ter,adi a+normalitas sekresi muus. "ekreai

    muus ang +erle+ihan mengaki+atkan silia olfaktorius tertutup muus

    sehingga sensitivitas olfaktorius menurun/menghilang.1. 6assa/tumor

    &dana massa pada rongga hidung mengaki+atkan peru+ahan strutural

    dalam kavum nasi +erupa polip neoplasma maupun deviasi septum nasi

    sehingga dapat menghalangi aliran odoran )=at ang menim+ulkan +au*

    ke epitel olfaktorius.1. &+normalitas developmental

    &mnormalitas developmental dapat +erupa ensefalokel maupun kista

    dermoid ang mengaki+atkan o+struksi pada roingga hidung sehingga

    menghalangi aliran odoran ke epitel olfaktori.

     1. Defek sensorineural

    1. Proses in8amasi

    Proses in8amasi dapat diaki+atkan infeksi virus ang merusak neuroepitel

    sarkoidosis ang mempengaruhi struktur saraf maupun sklerosis multiple.

    0n8amasi ini +eraki+at pada destruksi neuroepitelium olfaktorius ang

    dapat mengganggu transmisi sinal )stimulus odoran* ke epitel

    olfaktorius.1. Pene+a+ ongenital

    #ongenital dapat men,adi faktor penentu gangguan peniuman. >al ini

    dikarenakan kelainan ang +ersifat ongenital +eraki+at pada hilangna

    struktur saraf. 6isalna Kallman sndrome mengaki+atkan anosmia

    aki+at gagalna ontogenesis struktur olfaktorius dan hipogonadisme

    hipogonadotropik.1. ;angguan endokrin

    ;angguan endokrin seperti dia+etes mellitus hipotiroidisme maupun

    hipoadrenalisme dapat mempengaruhi fungsi pem+auan +erupa

    gangguan persepsi +au.1. %rauma kepala

     %rauma kepala pada +asis fossa kranii anterior atau lamina kri+iformis

    maupun aki+at proses pem+edahan kepala atau saraf dapat

    mene+a+kan regangan kerusakan maupun terputusna la olfaktori

    halus sehingga mene+a+kan anosmia.

     

    1. %oksisitas o+at sistemik

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    48/77

    !+at-o+atan ang dapat mengu+ah sensitivitas +au aitu o+at

    neurotoksik )etanol amfetamin kokain tropial aminoglikosida

    tetrasiklin asap rokok*.1. Desiensi gi=i

    Desiensi gi=i +erupa vitamin & thiamin maupun =ink ter+ukti dapat

    mempengaruhi fungsi pem+auan.1. Penurunan ,umlah sera+ut +ul+us olfaktorius

    Penurunan sera+ut +ul+us olfaktorius se+esar 1V per tahun aki+at

    penurunan sel-sel sensorik pada mukosa olfaktorius dan penurunan fungsi

    kognitif di susunan saraf pusat.1. Proses degenerative.

    Proses degenerative pada sistem saraf pusat +erupa penakit Parkinson

    &l=heimer dan proses penuaan normal dapat mengaki+atkan hiposmia.Pada &l=heimer hilangna fungsi pem+auan merupakan ge,ala pertama

    proses penakitna. "edangkan proses penuaan ter,adi penurunan

    peniuman ang le+ih pesat daripada pengeapan dan penurunan paling

    pesat ter,adi pada usia Ban.

     

    ntuk mengidentikasi adana gangguan peniuman diperlukan

    pemeriksaan sik untuk menentukan sensasi kualitatif dan am+ang +atas

    deteksi.

    1. Pemeriksaan sik untuk emenentukan sensasi kualitatif 

    Pemeriksaan sik untuk emenentukan sensasi kualitatif ang paling

    sederhana dapat menggunakan +ahan-+ahan odoran +er+eda. #ontohna

    kopi vanilla selai kaang ,eruk limun oklat dan lemon. Pasien diminta

    untuk mengidentikasi +au dengan mata tertutup dan kemudian menium

    aroma dari +ahan-+ahan odoran terse+ut.

     

    "edangkan saat ini terdapat +e+erapa metode ang tersedia untuk

    pemeriksaan peniuman aitu:1. %es odor sti<

    ,i ini menggunakan pena penghasil +au-+auan. Pen+a ini dipegang dalam

     ,arak sekitar 3- ini dari hidung pasien untuk mengka,i persepsi +au

    pasien seara kasar.1. %es alkhohol 12 ini

    6erupakan metode pemeriksaan persepsi +au seara kasar dengan

    menggunakan paket alkhohol isopropil ang dipegang pada ,arak 12 ini.

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    49/77

    1. "rath and sniW ard

    6etode ini menggunakan kartu ang memiliki 3 +au untuk mengu,i

    peniuman seara kasar1. %he niversit of Pennslvania "mell 0dentiation %est )P"0%*

    6erupakan metode paling +aik untuk mengu,i peniuman dan paling

    direkomendasikan. ,i ini menggunakan 5 item pilihan ganda +erisi +au-

    +auan +er+entuk kapsul mikro. !rang ang kehilangan seluruh fungsi

    peniumanna memiliki skor kisaran 1-B dari skor maksimal 5. ntuk

    anosmia total skor ang dihasilkan le+ih tinggi karena terdapat adana

    se,umlah +au-+auan ang +ereaksi terhadap rangsangan terminal.1. Pemeriksaan sik untuk emenentukan am+ang +atas

    Penentuan am+ang deteksi +au menggunakan alkhohol feniletil ang

    ditetapkan dengan menggunakan rangsangan +ertingkat. 6asing-masinglu+ang hidung harus diu,i sensitivitasna melalui am+ang deteksi untuk

    fenil-etil metil etil kar+inol.http://leliha.+logspot.om/212/11/pemeriksaan-sik.html

    Pemeriksaan fisik

    Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui danmemahami materi mengenai pemeriksaan fisik secara umum dengan tepat.

     

    1.   Augustinus, Andy Santosa. 2000. Pemeriksaan Fisik Cetakan elima. !akarta" Sekolah

    #inggi $lmu eperawatan %S#$& St. Carolus.

    2. 'usrifatul (liyah, A. A)i) Alimul *idayat . Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk 

    Kebidanan (Edisi 2). !akarta" Salem+a 'edika.200.

    http://leliha.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik.htmlhttp://leliha.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik.html

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    50/77

     

    Pemeriksaan fisik +erasal dari kata physical examination +erarti memeriksa tu+uh

    dengan atau tanpa alat untuk mendapatkan informasi yang menggam+arkan kondisi

    klien. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu +agian dari rangkaian pengka-ian, dalam

    asuhan ke+idanan pengka-ian merupakan tahapan yang pertama dilakukan oleh

    seorang perawat atau +idan se+elum menentukan masalah ke+idanan atau

    keperawatan.

    emampuan +idan atau perawat melakukan pemeriksaan fisik secara

    komprehensip sangat diperlukan karena data yang diperolah dari pemeriksaan fisik ini

    akan men-adi dasar dalam penentuan masalah. (ntuk dapat memahami pemeriksaan

    fisik yang +aik dan +enar di+utuhkan pemahaman terhadap konsep anatomi, fisiologi

    tu+uh manusia dan pathofisiologi serta didukung oleh ketrampilan melalui latihanlatihan

    sehingga men-adi ter+iasa. /alam pemeriksaan fisik -uga diperlukan integrasi aspek

    kognitif, afektif, dan psikomotor dari pemeriksa sampai pada menginterprestasikan danmengintegrasikan data temuan satu dengan data temuan yang lainnya.

     

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui ge-ala atau

    masalah kesehatan yang dialami oleh pasien %A)is dan 'usrifatul, 200&. Pemeriksaan

    fisik +ertu-uan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menam+ah

    informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi

    masalah pasien, menilai peru+ahan status pasien, mengidentifikasi masalah pasien,

    menilai peru+ahan status pasien, dan mengealuasi pelaksanaan tindakan yang telah

    di+erikan. /alam melakukan pemeriksaan fisik, terdapat teknik dasar yang perlu

    dipahami, diantaranya"

    1.  Inspeksi

  • 8/19/2019 OSCE stase saraf

    51/77

    $nspeksi merupakan proses pengamatan atau o+serasi untuk mendeteksi masalah

    kesehatan pasien. Cara efektif melakukan inspeksi yaitu"

    • 

     Atur posisi pasien sehingga +agian tu+uhnya dapat diamati secara detail.

    •  erikan pencahayaan yang cukup

    •  akukan inspeksi pada area tu+uh tertentu

    untuk ukuran, bentuk, warna,kesimetrisan, posisi, dan abnormalitas.

    •  andingkan suatu area sisi tu+uh dengan +agian tu+uh lainnya.

    •  !angan melakukan inspeksi secara ter+uru+uru.

    2.  Palpasi

    Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indera pera+a, yaitu tangan, untuk

    menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mo+ilitas. Palpasi

    mem+utuhkan kelem+utan dan sensitiitas. (ntuk itu, hendaknya menggunakan

    permukaan palmar -ari, yang dapat digunakan untuk mengka-i posisi, tekstur,

    konsistensi, +entuk massa, dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar

    tangan le+ih sensitif pada getaran. Sedangkan untuk mengka-i temperature hendaknya

    menggunakan +agian +elakang tangan dan -ari.

    3.  Perkusi

    Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan

    u-ungu-ung -ari pada +agian tu+uh untuk mengetahui ukuran, +atasan, konsistensi

    organorgan tu+uh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tu+uh. Ada dua cara

    dalam perkusi yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung dilakukan

    dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua -ari. Sedangkan cara

    tidak langsung dilakukan dengan menempatkan -ari tengah di atas permukaan tu+uh

    dan -ari tangan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, -ari tangan

    ditarik ke +elakang.4.  Auskultasi

     Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan +unyi yang dihasilkan oleh

    tu+uh melalui stetoskop. /alam melakukan auskultasi, +e+erapa hal yang perlu

    didengarkan diantaranya"

    a.  Frekuensi atau siklus gelom+ang +unyi.

    +.  ekerasan atau amplitude +unyi.

    c.  ualitas dan lamanya +unyi.

    /alam melakukan pemeriksaan fisik yang perlu dipahami diantaranya"A.  Penusunan !ata Sub"ekti# 

    /ata su+-ektif didapat dari klien atau keluarganya maupun orang yang menghantar

    %tetangga, polisi, dan lainlain&. /ata ini dise+ut -uga anamnesa atau riwayat sakit3

    kesehatan.

    Penyusunan pertanyaan se+aiknya disusun secara padat, singkat dan relean

    dengan patofisiologi penyakitnya. uatlah kolom -udul keluhan, se-ak kapan ter-adi dan

    uraian tentang -udul keluhan dari awal ke-adian sampai saat hari pengka-ian termasuk