orientasi dan ruang lingkup bk

9
1. Orientasi Bimbingan dan Konseling Orientasi yang dimaksud disini ialah pusat perhatian atau titik berat pandangan atau apa yang menjadi pusat perhatian konselor terhadap kliennya. Macam-macam orientasi Bimbingan dan Konseling: 1.1 Orientasi Perseorangan Bimbingan dan Konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada siswa secara individual. Satu persatu siswa secara individual. Satu persatu siswa perlu mendapat perhatian secara masing-masing. 1.2 Orientasi Perkembangan Orientasi perkembangan dalam Bimbingan dan Konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan Konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu. Menurut Myrick perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti dari pelayanan Bimbingan dan Konseling. Peranan Bimbingan dan Konseling adalah memberikan kemudahan- kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Secara Khusus, Thompson dan Rudolph melihat perkembangan individu dari sudut pandang kognisi, dalam perkembangannya anak-anak memiliki kemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi. Macam-macam hambatan perkembangan kognisi:

Upload: khaerul

Post on 30-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bimbingan dan konseling

TRANSCRIPT

Page 1: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

1.      Orientasi Bimbingan dan Konseling

Orientasi yang dimaksud disini ialah pusat perhatian atau titik berat pandangan atau

apa yang menjadi pusat perhatian konselor terhadap kliennya.

Macam-macam orientasi Bimbingan dan Konseling:

1.1     Orientasi Perseorangan

Bimbingan dan Konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada

siswa secara individual. Satu persatu siswa secara individual. Satu persatu siswa perlu

mendapat perhatian secara masing-masing.

1.2     Orientasi Perkembangan

Orientasi perkembangan dalam Bimbingan dan Konseling lebih menekankan lagi

pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri

individu. Bimbingan dan Konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses

perkembangan itu.

Menurut Myrick perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang

menjadi inti dari pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Peranan Bimbingan dan Konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak

individu menjalani alur perkembangannya.

Secara Khusus, Thompson dan Rudolph melihat perkembangan individu dari sudut

pandang kognisi, dalam perkembangannya anak-anak memiliki kemungkinan mengalami

hambatan perkembangan kognisi.

Macam-macam hambatan perkembangan kognisi:

1. Hambatan Egosentrisme

2. Hambatan Konsentrasi

3. Hambatan Reversibilitas

4. Hambatan Tranformasi

1.3     Orientasi Permasalahan

Orientasi permasalahan secara langsung bersangut paut dengan fungsi pencegahan dan

fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari

masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, fungi pengentasan menginginkan agar

individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat terselesaikan masalahnya.

Page 2: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

Roos L. Money membagi 330 masalah yang digolongkan dalam 11 kelompok masalah yaitu:

a. Perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)

b. Keuangan, keadaan lingkungan dan pekerjaan (KLP)

c. Kegiatan social dan reaksi (KSR)

d. Hubungan muda-mudi, pacaran dan perkawinan (HPP)

e. Hubungan social kejiwaan (HSK)

f. Keadaan pribad kejiwaan (KPK)

g. Moral dan agama (MDA)

h. Keadaan rumah tangga dan keluarga (KRK)

i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)

j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)

k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)

2.      Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

Pelayanan Bimbingan dan Konseling memiliki peranan penting baik bagi individu

yang berada dalam lingkungan sekolah keluarga maupun masyarakat pada umumnya.

Uraian dibawah ini membicarakan peranan bimbingan dan Konseling pada masing-masing

ruang lingkup kerja tersebut:

2.1     Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang scara khusus dibentuk untuk

menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat

sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbigan dan konseling mempunyai

kedudukan dan peranan yang khusus.

2.1.1  Keterkaitan antara Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling dan

Bidang-Bidang Lainnya

Dalam proses pendidikan, khususnya sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976)

mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-

bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada dan apabila diinginkan aar pendidikan di

sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan

peserta didik dalm proes perkembanganya.

Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang

administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:

Page 3: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

a) Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum

dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan penetahuan,

keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.

b) Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi

berkenaan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk

kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan,

pengadaan, pengaduan, dan perkembangan staf, prasarana dansarana fiik, dan

pengawasan.

c) Bidang Kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang

mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta

didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta

tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dkenal sebagai bidang pelayanan

bimbingan dan konseling.

Kendatipun ketiga bidang tersebut tampknya terpisah antara satu dengan yang

lainnya, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan

bai pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik. Pelayanan bimbingan dan

konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya,

proes belajar-mengajar akan dapat berjalan dengan efektif apabil siswa terbebas dari

masalah-masalah yang menggangu proses belajarnya.. Pembebasan masalah-masalah

siswa tersebut dilakukan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Demikian juga

terhadap adminitrasi dan supervise, bimbingan dan koseling dpat memberikan

sumbangan yang berarti; misalnya dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum,

pengembangan program-program belajar, pengambilan kebijakan yang tepat dalam

rangka pencipataan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan

kebutuhan dan perkembangan siswa.

Sebaliknya, bidang pengajaran dan administrasi dapat memberkan sumbangan

yang besar bagi suksesnya bidang bimbingan dan konseling. Bidang kurikulum dan

pengajaran merupakan lahan yang sangat efektif bagi telaksananya di dalam praktek

materi-materi layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanan pengajaran yang sehat

dan mantap, baik dalam isi maupun suasananya, akan memberikan sumbangan besar

bagi pencegahan timbulnya masalah siswa, dan juga merupakan wahana bagi

pengetahuan masalah-masalah siswa. Bidang pengelolaan dan administrasi dapat

memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling melalui

berbagai kebijaksanaan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi yang

Page 4: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

memungkinkan berjalannya layanan itu secara optimal, sehingga segenap fungsi-

fungsi dan jenis layanan serata kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana

dengan lancer dan mencapai sasaran.

2.1.2       Tanggung Jawab Konselor Sekolah

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi

“pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi

terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta

didik. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya behubungan

dengan peserta didik atau siwa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan

berbagai pihak yang dapat secara bersama-bersama menunjang pencapaian tujuan tersebut,

yaitu sejawat (sesame konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orangtua,dan

masayarakat pada umumnya.

Berikut merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh konselor:

1.    Tanggung jawab konselor terhadap siswa

2.     Tanggung jawab kepada orang tua

3.     Tanggung jawab terhadap sejawat

4.     Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat

5.     Tanggung jawab terhadap diri sendiri

6.     Tanggung jawab terhadap profesi

2.2     Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah

2.2.1        Bimbingan dan Konseling Keluaraga

Resiko terhadap permasalahan dapat menimpa anggota keluarga. Palmo, Lowry,

Weldon, dan Scioscia (1984) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi secara

signfikan mempenaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya tinkat perceraian,

kedua orangtua bekerja, pengangkatan anak, emansipasi pria-wanita, dan kebebasan

hubungan seksual.

Selain itu meningkatnya kesadaran tentang anak cacat, keadaan depresi dan bunuh

diri, kesulitan mencari pekerjaan dan ketidakmampuan ekonomi pada umumnya menambah

unsure-unsur yang mempengaruhi kehidupan keluarga. Unsur-unsur yang tidak

menguntungkan tersebut secara tidak langsung ataupun langsung membawa pengaruh kepada

anggota keluarga, baik mereka yang sudah dewasa maupun yang masih muda, mereka yang

Page 5: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

masih bersekolah maupun mereka yang sudah tidak bersekolah lagi. Permasalahan yang

ditimbulkan oleh pengaruh yang tidak menguntungkan itu mengundang berperannya

bimbingan dan konseling ke dalam keluarga.

2.2.2        Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas

Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi di lingkungan

sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya. Warga masayarakat di

lingkungan perusahaan, industri, kantor-kantor (baik pemerintah maupun swasta) danlembaga

kerja lainnya ,organisasi pemuda dan organisasi kemasyarakatan lainnya, bahkan di lembaga

pemasayarakatan, rumah jompo,rumah yatim piatu atau panti asuhan, rumah sait, dan lain

sebagainya, seluruhnya tidak terhindar dari kemungkinan menghadapi masalah. Oleh karena

itu diperlukan jasa bimbingan san konseling.

Pelayanan bimbingan dan konseling yang menjangkau daerah kerja yang lebih luas itu

perlu diselengarakan oleh konselor yang bersifat multidimensional (Chiles & Eiken, 1983),

yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guru, administrator, dan orangtua, juga

dengang berbagai komponen dan lembaga masyarakatsecara lebih luas. Konselor seperti itu

bekerja dengan masalah-masalah personal, emosional, social, pendidikan, dan pekerjaan,

yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah, pengentasan masalah, dan

menunjang perkembangan individu anggota masyarakat.KOnsep professional yang

multidimensional itu akan lbih banyak berperan sebagai pelatih dan supervisor, disamping

penyelenggaraan layanan dan kegiatan “tradisional” bimbingan dan konseling, bagi kaum

muda dan angota masyarakat lainnya (Goldman, 1976).

Konselor profeional yang multidimensional benar-benar menjadi ahli yang

memberikan jasa berupa bantuan kepada orang-orang yang memfungsikan dirinya pada tahap

perkembangan tertentu, membantu mereka mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari

kondisidan apa yang sudah mereka miliki, membantu mereka menangani hal-hal tertentu agar

lebih efektif, merencanakan tindak lanjut atas langkah-langkah yang telah diambil, serta

membantu lembaga ataupun organisasi melakukan perubahan agar lebih efektif. Dalam

melaksanakan perananya yang lebih luas itu konselor berada di mana-mana, di lembaga

formal dan non-formal, di desa-desa, dan di kota-kota, konselor bekerja sama dengan

keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa dan camat, dengan para pemimpin formal

dan non-formal. Konselor di masa depan bekerja di semua bidang kehidupan, mengabdikan

peranan dan jasanya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan sumber daya manusia,

membantu individu warga masyarakat dari bergai umur, mencegah timbulnya masalah dan

Page 6: Orientasi Dan Ruang Lingkup BK

mengentaskan berbagai masalah yang dihadapi warga masyarakat, dan menjadikan tahap

perkembangan yang mereka jalani menjadi optimal (Prayitno, 1990).

Konselor yang bekerja di luar sekolah dapat mengikatkan diri pada lembaga tertentu

(misalnya perusahaan, kantor, dan lain-lain), dapat bekerja sama dengan sejawat dalam satu

“tim pelayanan bimbingan dan konseling”, dapat bekerja mandiri, dan dapat pula

menciptakan bentuk-bentuk baru konselor bekerja dan apa pun tugas-tugas khusus yang

diselenggarakan konselor namun fungsi, prinsip, asas, jenis layananan kegiatan kegiatan

bimbingan dan konseling pada dasarnya tetap sama. Modifikasi dan penyesuaian diperlukan

berdasarkna kekhususan yang ada pada sasaran layanan, lembaga tempat bekerja, tujuan dan

kondisi yang menyertai diperlukannya pelayanan bimbingan dan konseling itu.