optimasi volume penyari etanol 96% dan suhu … filestudi preformulasi steviosida sebagai pemanis...

92
OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU DALAM PROSES PERKOLASI DAUN STEVIA (Stevia Rebaudiana Bertonii.) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi oleh : Maria Margaretha Christiani NIM : 058114139 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Upload: doantu

Post on 31-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU DALAM

PROSES PERKOLASI DAUN STEVIA (Stevia Rebaudiana Bertonii.)

DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

oleh :

Maria Margaretha Christiani

NIM : 058114139

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

ii

OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU DALAM

PROSES PERKOLASI DAUN STEVIA (Stevia Rebaudiana Bertonii.)

DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

oleh :

Maria Margaretha Christiani

NIM : 058114139

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

 

Page 4: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

 

Page 5: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

v

Thanks be to God!!

He Gives us the victory through

and Lord Jesus Christ

(1 Corinthus 15:27)

Kupersembahkan karya ini bagi:

Tuhan Yesusku yang indah dan selalu berbicara dalam

diam untuk membuatku kuat

Kedua orang tua dan saudaraku

Almamaterku

Page 6: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

vi

Tak takut ku lelah dilikuku...

Ketika ku yakin Tuhan selalu berjalan disampingku..

Tak penat ku melangkah...

Ketika ku tau Tuhan selalu siap menggendongku...

Tak menangisku disaat mataku tertutup...

Karena ku tahu Tuhan selalu ingin ku tertawa...

Kuatku bukan karena diriku..

Tangisku tidak untuk diriku..

Kumelangkah tak hanya diriku..

Karena Tuhan menyatu menemaniku..

Page 7: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

 

vii  

 

Page 8: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

viii

Prakata

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Optimasi Volume Penyari Etanol 96% dan Suhu dalam Proses

Perkolasi Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertonii.) dengan Metode Desain

Faktorial” ini dengan baik.

Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian payung Program Hibah

Penelitian Payung PHK A3 Dikti yang berjudul “Optimasi Proses Isolasi dan

Studi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula“.

Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus, yang selalu memberi kekuatan disaat penulis mengerjakan

skripsi ini.

2. Mama, Lidya Lementaria Marbun, pemberi sayang terbesar dalam

hidupku, dan alasan terbesar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Papa, Perjuangan Paulus Simorangkir, abang, Freddy dan Fransiskus

Simorangkir, adik, Barnabas Simorangkir, atas dukungan dan kasih sayang

yang tulus.

Page 9: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

ix

4. Rita Suhadi, M.Si., Apt., Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

5. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., dan Yohanes

Martono, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan

dan mendampingi penulis selama proses penelitian dan penyusunan

skripsi.

6. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., dan Ignatius Yulius Kristio

Budiasmoro,M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan

pendampingan, dukungan, saran, dan kritik.

7. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

tradisional atas bantuan dan kerja samanya untuk menyediakan simplisia

dan gambar tanaman.

8. Segenap laboran atas bantuan dan kerjanya selama penulis menempuh

perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

9. “Sahabat-sahabat terbaik”; Rika, Valen, Indri, Anita, Febri, Desi, Dery,

Sinta, Lussy, Agus atas dukungan dan semangat yang diberikan.

10. Wiwid, Isti, Rina, Rini, Medy, Resty, Rian, Lidia, Andrew atas dukungan,

semangat dan keceriaan bersama penulis.

11. Team Stevia”, Totok, Very, febrian, Diana, Natalia, Tyas, Nia, dan Siska

atas keceriaan dan kerjasama selama mengerjakan skripsi ini.

12. Seseorang, atas waktu, dukungan, kenangan, dan kebersamaan selama

proses penyusunan skripsi ini

Page 10: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

x

13. Teman-teman Kelas C angkatan 2005 dan FST 2005 atas semua kenangan

indah selama ini.

14. Teman-teman di Modist home: Yesse, Sekar, Nolen, Siska, Ika, Ina, Rini,

Tyas, Kristi, Tina, Katrin atas kebersamaan, keceriaan, dan kenangan

indah selama ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia

ini. Keterbatasan pikiran, waktu, dan tenaga membuat penulisan skripsi ini tidak

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini

bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 13 Januari 2009

Penulis

Page 11: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

 

xi  

 

 

Page 12: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xii

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan dan pengaruh interaksi antara suhu dan volume penyari etanol 96% serta kombinasi yang optimum untuk memperoleh kadar steviosida terbesar dari proses ekstraksi secara perkolasi.

Penelitian ini termasuk eksperimental murni menggunakan desain faktorial dengan dua faktor yaitu volume penyari etanol 96%-suhu dan dua level, level rendah dan level tinggi. Penelitian diawali pengumpulan dan determinasi tanaman, pembuatan serbuk simplisia, defatisasi, kemudian penyarian secara perkolasi dengan penyari etanol 96%. Perkolat diuji kualitatif menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak kloroform:metanol:akuabides (10:15:2 v/v). Identifikasi bercak steviosida dengan pereaksi Iodium, lalu vanilin-asam sulfat pekat, kemudian dipanaskan. Penetapan kadar steviosida dengan mencari nilai AUC (daerah bawah kurva) bercak pada KLT dan dianalisis menggunakan image-J. Dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan Yate’s Treatment dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan etanol 96% sebanyak 375 ml dengan suhu 50oC untuk 30 g serbuk stevia menghasilkan steviosida terbesar yaitu 2297,9388 mg (7,8818 %b/b). Etanol 96% merupakan faktor dominan yang signifikan dengan nilai F hitung 578,35 lebih besar dari F tabel 10,128. Kata kunci: daun stevia, perkolasi, steviosida, Image-J, desain faktorial, Yate’s Treatment

Page 13: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xiii

ABSTRACT

Stevia is the original plants from Brazil and Paraguay with chemistry pregnancy steviosida which use as sweetener. The purpose of this examination is to know the dominant factor and the influence of interaction between temperatures and volume of etanol 96% also combination to get the biggest percent of stevioside from extraction process with percolation.

This research, which is using factorial design and belong as pure experimental. Examination preced by means of collecting and plant determination, powder simplisia enactment, defatitation, Percolation extraction with ethanol 96 %. Perkolat is tested qualitative Thin Layer Chromatography (TLC) with quiet phase silica gel GF254 and movement phase chloroform: methanol: aquabidest (10:15:2). Pockmarked identification stevioside done with Iodium then vanillin sour sulfate, then heating. Quotation stevioside degree by seeking values of AUC (Curve Under Area) through pocks in TLC and analyzed by Image J. The effect of temperatures and ethanol 96% evaluated with factorial design accordance of statistics analysis Yate's Treatment with 95% level of confidence.

The result of examination shows volume which using ethanol 96% as much as 375 ml with temperature 50oC for 30 gram stevia powder produces 2297,9388 mg (7,8818 %b/b) stevioside. Ethanol 96% be dominant factor with F count ethanol 96% larger ones from F table. F count ethanol 96% 578, 35 while F table 10,128.

Key word: leaf of stevia, percolation, stevioside, Image-J, Factorial Design, Yate’s Treatment

Page 14: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii

PRAKATA .......................................................................................................... viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. xi

INTISARI ........................................................................................................... xii

ABSTRACT .......................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1 Perumusan masalah ..................................................................... 3

2. Keaslian penelitian ...................................................................... 3

3. Manfaat penelitian ...................................................................... 3

Page 15: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xv

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1. Tujuan umum ............................................................................. 4

2. Tujuan khusus ............................................................................ 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Stevia (Stevia Rebaudiana Bertonii.). ................................................ 5

1. Deskripsi ..................................................................................... 6

2. Ekologi dan Penyebaran ............................................................. 6

3. Kandungan Kimia ....................................................................... 6

B. Steviol Glikosida ............................................................................... 7

C. Senyawa Steviosida .......................................................................... 8

D. Sokletasi ........................................................................................... 9

E. Etanol ................................................................................................ 10

F. Penyarian ........................................................................................... 10

G. Perkolasi ............................................................................................ 12

H. Ekstrak .............................................................................................. 14

I. Kromatografi Lapis Tipis .................................................................. 14

J. Penetapan Kadar Steviosida .............................................................. 17

K. Metode Desain Faktorial ................................................................... 17

L. Landasan Teori .................................................................................. 19

M. Hipotesis ........................................................................................... 20

Page 16: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xvi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 21

B. Variabel Penelitian ............................................................................ 21

C. Definisi Operasional ........................................................................ 22

D. Alat Penelitian ................................................................................... 23

E. Bahan Penelitian ............................................................................... 23

F. Tata Cara Penelitian ......................................................................... 24

1. Pengumpulan tanaman ............................................................... 24

2. Pembuatan serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii .................. 24

3. Pembuatan ekstrak daun Stevia rebaudiana Bertonii ................. 25

4. Analisis Kualitatif Steviosida ..................................................... 26

5. Analisis Kuantitatif Steviosida ................................................... 26

6. Analisis Hasil .............................................................................. 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman Stevia ............................................................ 32

B. Pembuatan serbuk daun stevia .......................................................... 33

C. Pembuatan ekstrak daun stevia ......................................................... 34

D. Analisis Kualitatif Steviosida Dalam Ekstrak Stevia dengan KLT .. 36

E. Analisis Kuantitatif Steviosida Dalam Ekstrak Stevia dengan

Image-J .............................................................................................. 40

Page 17: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xvii

1. Pembuatan Kurva Baku .............................................................. 40

2. Analisis Kuantitatif Steviosida dengan Image-J ......................... 41

F. Analisis Hasil Steviosida .................................................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

LAMPIRAN ..................................................................................................... 52

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 72

Page 18: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor

dan dua level ........................................................................... 18

Tabel II. Perbandingan cairan penyari dan suhu untuk 4 gram serbuk

Stevia ........................................................................................ 26

Tabel III. Jumlah volume etanol 96% dan suhu untuk 30 gram serbuk .. 34

Tabel IV. Volume akhir perkolat setiap perbandingan Akuades:Etanol 96%

.................................................................................................. 35

Tabel V. Nilai Rf untuk masing-masing bercak dengan fase gerak

kloroform : metanol : aquades (10 : 15 : 2) dan fase diam

Silika gel GF254, jarak elusi 15 cm, deteksi KI dan

Vanilin-Asam Sulfat P ............................................................. 38

Tabel VI. Kadar steviosida baku yang ditotolkan (µg) dengan

luas area dibawah kurva (AUC) steviosida baku ..................... 40

Tabel VII. Kadar steviosida pada sampel dengan masing-masing kondisi

.................................................................................................. 43

Tabel VIII. Kadar rata-rata steviosida pada sampel dengan masing-

Masing koefisien ...................................................................... 44

Tabel IX. Efek suhu, etanol 96%, dan interaksi dalam menentukan

Kadar steviosida ....................................................................... 45

Tabel X Hasil Perhitungan Yate’s Treatment pada respon kadar steviosida

(%b/b) ...................................................................................... 47

Page 19: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Stevia rebaudiana Bertonii....................................................... 5

Gambar 2. Struktur Glikosida Steviol ........................................................ 7

Gambar 3. Struktur Steviosida ................................................................... 8

Gambar 4 Skema Tata Cara Penelitian ..................................................... 24

Gambar 5 Hasil KLT Ekstrak Daun Stevia dan Baku Steviosida

dengan jarak pengembangan 15 cm ......................................... 37

Gambar 6 Grafik Kurva Baku antara kadar steviosida (mg) dengan

area dibawah kurva (AUC) ...................................................... 41

Gambar 7 Alur penggunaan program Image-J untuk memperoleh

nilai AUC ................................................................................. 42

Gambar 8 Gambar a. grafik hubungan antara etanol 96% (ml) dengan

respon kadar steviosida (%b/b); Gambar b. grafik hubungan

antara suhu (Celcius) dengan respon kadar

steviosida (%b/b) ...................................................................... 45

Gambar 9 Counter plot kadar steviosida ekstrak daun stevia ................... 47

Page 20: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

xx

DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi................................................ 54

lampiran 2. Kurva Baku Steviosida........................................................... 56

lampiran 3. Penetapan Kadar Steviosida Dalam Stevia rebaudiana

Bertonii................................................................................... 58

lampiran 4 Perhitungan Yate’s Treatment................................................. 63

lampiran 5 Dokumentasi........................................................................... 68

Page 21: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pada makanan banyak ditambahkan pemanis terutama pemanis buatan.

Pemanis buatan yang banyak terdapat dipasaran diantaranya siklamat dan sakarin

(Achyar, 2005). Penggunaan pemanis buatan dapat menimbulkan efek berbahaya

dan rasa tidak nyaman. Penggunaan siklamat dapat merangsang timbulnya kanker

(Mudjajanto, 2005), sedangkan penggunaan sakarin dapat menimbulkan rasa pahit

(Achyar, 2005).

Adanya dampak negatif akibat penggunaan pemanis buatan menyebabkan

dibutuhkannya suatu pemanis baru yang lebih aman dan nyaman dalam

penggunaan. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah pemanis alami yang

berasal dari stevia (Stevia rebaudiana Bertonii) yang merupakan tanaman asli

Brazil dan Paraguay. Stevia mengandung steviosida yang kemanisannya 150-300

kali lebih manis daripada sukrosa (Hawke, 2002).

Penggunaan gula alami tersebut meminimalkan dampak negatif karena

steviosida tidak menimbulkan efek teratogenik, mutagenik, dan karsinogenik

terhadap penggunanya. Gula alami yang berasal dari tanaman stevia juga mulai

banyak dikonsumsi oleh para penderita diabetes karena faktor keamanan dan

kandungan kalori pada stevia yang lebih rendah dibandingkan pemanis sintetis baik

sakarin maupun siklamat (Ognean, 2003).

Page 22: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

2

Sebenarnya untuk penderita diabetes, sudah ada pemanis buatan berkalori

rendah yang dapat dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, yakni sakarin dan

siklamat. Namun, setelah diujikan secara praklinis terhadap tikus, ditemukan bahwa

kedua pemanis sintetis tersebut dapat menimbulkan tumor hingga kanker pada

kantung kemih. Penggunaan sakarin dan siklamat dianggap berbahaya dan perlu

diganti dengan pemanis yang lebih aman namun tetap rendah kalori (Mudjajanto,

2005).

Telah dilakukan uji terhadap kemanfaatan steviosida terhadap penyakit

diabetes. Penelitian dilakukan terhadap tikus 2 cara pemberian yakni secara

inravena dan oral. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa

steviosida yang terkandung pada tanaman stevia memberikan efek positif

menurunkan kadar gula darah dan mempertahankan sekresi insulin pada penderita

diabetes tipe 2 (Gregersen, 2004).

Martono (2007) telah melakukan penelitian mengenai jumlah kristal

steviosida yang dapat dihasilkan dengan metode ekstraksi secara sokletasi. Namun,

ada kekurangan dari metode sokletasi yakni suhu yang tidak bisa dikontrol, selain

itu untuk senyawa yang peka seperti glikosida, penggunaan pemanasan dalam

jangka waktu yang lama akan menyebabkan glikosida mudah terdegradasi sehingga

dapat mengurangi kadar senyawa aktif dalam ekstrak (Voigt, 1994).

Perlu dilakukannya penelitian dengan menggunakan perkolasi, untuk

mengetahui kemampuan ekstraksi secara perkolasi dalam mengekstraksi steviosida

yang jumlahnya pada tanaman stevia cukup kecil yakni 3%-8% dari daun kering

(Melis, 1992). Kemampuan etanol 96% untuk melarutkan steviosida menyebabkan

Page 23: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

3

steviosida lebih cepat untuk tersari. Sedangkan penggunaan suhu akan membantu

meningkatkan kelarutan steviosida dalam etanol 96% sehingga steviosida akan lebih

mudah untuk berdifusi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu

dilakukannya suatu optimasi terhadap volume penyari etanol 96% dan suhu untuk

memperoleh kadar steviosida terbesar secara perkolasi.

1. Perumusan Masalah

a. Manakah yang dominan berpengaruh antara volume etanol 96%,

suhu, atau interaksi keduanya dalam menentukan kadar steviosida dari

hasil perkolasi daun stevia?

b. Berapakah volume etanol 96% dan suhu yang optimum untuk

memperoleh perkolat dengan kadar steviosida terbesar ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai

optimasi volume penyari etanol 96% dan suhu dalam proses perkolasi terhadap

kadar steviosida dalam ekstrak stevia dengan metode desain faktorial belum pernah

dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah pengetahuan

bidang farmasi Sains Teknologi khususnya mengenai optimasi volume

penyari etanol 96% dan suhu dalam proses perkolasi daun stevia dengan

metode desain faktorial.

Page 24: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

4

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor

yang dominan berpengaruh antara etanol 96%, suhu, dan interaksi

keduanya dalam menentukan kadar steviosida. Mengetahui volume

penyari etanol 96% dan suhu yang paling optimum untuk memperoleh

perkolat dengan kadar steviosida yang optimal.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses perkolasi yang optimum untuk memperoleh kadar

steviosida terbesar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dominasi faktor-faktor yang berpengaruh antara etanol

96%, suhu, atau interaksi keduanya dalam menentukan kadar steviosida

dari hasil perkolasi daun stevia.

b. Mengetahui penggunaan volume etanol 96% dan suhu yang

optimum untuk memperoleh perkolat dengan kadar steviosida terbesar.

Page 25: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Stevia

Gambar 1. Tanaman Stevia rebaudiana Bertonii.

Stevia (Stevia rebaudiana Bertonii) termasuk dalam familia Asteracea dan

merupakan tanaman asli dari Brazil dan Paraguay. Stevia sudah ditanam dan

dikembangkan di Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan beberapa negara lainnya

(Bakal, 1986).

Kegunaan utama dari stevia adalah sebagai pemanis dengan kadar

kemanisan 150 sampai 300 kali lebih besar dibandingkan dengan gula. Stevia juga

dimanfaatkan sebagai obat atau makanan kecil (Hawke, 2002).

Pemanis yang berasal dari daun dari Stevia rebaudiana Bertonii

direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh para penderita diabetes karena kalori

yang dimiliki relatif rendah. Selain itu, sudah diujikan pada hewan dan digunakan

oleh manusia tanpa menimbulkan efek samping (Megeji, 2005).

Page 26: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

6

1. Deskripsi

Habitus: semak, semusim, tinggi 30-90 cm. Batang: bulat, berbulu, beruas,

bercabang, hijau. Daun: tunggal, bulat telur, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi

rata, panjang 2-4 cm, lebar 1-3 cm, pertulangan menyirip, berbulu, tangkai pendek,

hijau, bunga: majemuk, bentuk malai, di ujung dan di ketiak daun, bentuk cawan,

kelopak bentuk tabung, berbulu, berbagi lima, hijau, tangkai benang sari dan

tangkai putik pendek, kepala sari kuning, putik bentuk silindris, putih. Buah: kotak,

berambut, cokelat. Biji: bentuk jarum, putih kotor. Akar: tunggang, putih kotor

(Backer, 1968).

2. Ekologi dan Penyebaran

Stevia adalah tanaman herba dengan tangkai dan akar yang berukuran kecil

dan rapuh. Stevia akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan kondisi lembab yang

teratur dan perairan yang memadai. Selain di Paraguay, Stevia tumbuh pada daerah

subtropis termasuk beberapa negara dari Amerika Serikat (Goettemoeller and

Ching, 1999). Stevia juga tumbuh di Brazil, Korea, Meksiko, Indonesia, Tanzania,

dan Kanada. Tanah yang baik untuk pertumbuhan stevia adalah tanah dengan

kandungan karbon yang rendah (0,2%), kandungan nitrogen total yang tinggi

(0,15%), dan pH sebesar 5,6 (Megeji et.al, 2005).

3. Kandungan Kimia

Pada kondisi daun yang kering, komponen yang larut air sebesar 42% dari

berat daun (Bakal and Nabors, 1986). Steviosida merupakan komponen pemanis

terbesar yang terdapat pada daun Stevia rebaudiana Bertonii. Komponen lain yang

ditemukan dalam jumlah kecil antara lain: steviolbiosida, rebaudiosida A, B, C,D,

Page 27: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

7

E, F, dulkosida A (Starrat, Kirby, Brandle, 2002), dan rubusosida (Kuznesof, 2007).

Steviosida dan rebaudiosida A merupakan komponen glikosida steviol yang paling

menarik perhatian karena khasiatnya sebagai pemanis (Kuznesof, 2007).

Impurities yang terdapat pada ekstrak daun stevia merupakan ciri khas dari

material tanaman, seperti pigmen dan sakarida. Senyawa-senyawa nonfraksi

glikosida dari ekstrak daun stevia terdiri dari : spathulenol; asam dekanoat; 8,11,14-

asam ecosatrienoic; 2-metiloktadekan; pentacosane; octacosane; stigmasterol; b-

sitosterol; a- dan b- amyrin; lupeol; b-amyrin asetat; dan pentasiklik triterpen.

Senyawa-senyawa tersebut merupakan substansi non polar mewakili 56% dari total

ekstrak non glikosida, 44% lainnya masih belum teridentifikasi (Kuznesof, 2007).

B. GLIKOSIDA STEVIOL

Gambar 2. Struktur Glikosida Steviol (Geuns, 2003)

Pada tanaman stevia, minimal terdapat 95% dari total tujuh golongan

glikosida steviol. Steviosida dan rebaudiosida A adalah golongan glikosida steviol

yang paling dikenal karena kegunaannya sebagai pemanis (Kuznesof, 2007).

Glikosida steviol merupakan serbuk berwarna putih sampai kuning terang,

larut dalam air dan etanol, relatif tidak memiliki bau, dan cukup stabil terhadap suhu

dan kelembaban. kadar kemanisan dari glikosida steviol 200 sampai 300 kali lebih

tinggi daripada sukrosa (Kuznesof, 2007).

Page 28: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

8

Glikosida steviol stabil terhadap suhu dan hidrolisis baik pada kondisi

produksi ataupun penyimpanan sehingga aman digunakan sebagai pemanis untuk

minuman berbasis susu, makanan pencuci mulut, kue, yoghurts, permen, dan

manisan (Kuznesof, 2007).

C. STEVIOSIDA

Gambar 3. Struktur Steviosida (Srimaroeng, 2005)

Steviosida(13-[(2-O-β–D-glucopyranosyl-β–D-glucopyranosyl)oxy]kaur-

16-en-18-oic acid β-D-glucopyranosyl ester) merupakan glikosida steviol yang

diekstraksi dari daun Stevia rebaudiana Bertonii. Organoleptis dari steviosida

adalah tampak seperti mentol, adanya after taste yang dapat dikurangi dengan

meningkatkan kemurnian steviosida. Larutan steviosida pada rentang pH 3-9

dengan suhu 1000C selama 1 jam tidak menunjukkan penurunan kadar yang

signifikan. Steviosida dipertimbangkan mengalami dekomposisi pada pH 10.

Penelitian lain menunjukkan steviosida sangat stabil dalam larutan asam dan

dengan adanya garam. Selain itu juga tidak terfermentasi sehingga tidak

karsiogenik (Bakal and Nabors, 1986).

Page 29: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

9

Telah dilakukan uji mutagenik terhadap steviosida dan hasilnya negatif.

Dari hasil uji tersebut, dapat dinyatakan bahwa steviosida tidak memiliki efek

mutagenik yang signifikan atau aktivitas genetoksik. Steviosida juga dinyatakan

memiliki efek hipoglikemik (Bakal and Nabors, 1986). Steviosida memiliki

toksisitas akut yang rendah, dan dalam penggunaannya tidak memberikan efek

reaksi alergi (Kroger, Meister, Kava, 2006).

D. SOKLETASI

Pada sokletasi, alat yang digunakan dinamakan soklet. Mekanisme

kerjanya adalah cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada

tabung. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap penyari akan naik ke atas

melalui serbuk simplisia. Uap penyari mengembun karena didinginkan oleh

pendingin balik. Embun turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat

aktifnya dan kembali ke labu (Anonim, 1986).

Keuntungan metode sokletasi antara lain: cairan penyari yang diperlukan

lebih sedikit, dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat; serbuk simplisia

disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat aktif lebih

banyak; dan penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah

volume cairan penyari. Kekurangan metode sokletasi antara lain: larutan dipanaskan

terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan peralatan untuk

mengurangi tekanan udara; dan cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga

cairan penyari yang baik harus murni atau campuran azeotrop (Anonim, 1986).

Page 30: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

10

E. ETANOL

Etanol mutlak mengandung tidak kurang dari 99,2% b/b setara dengan

tidak kurang dari 99,5% v/v C2H5OH pada suhu 15,56oC. Pemerian: cairan mudah

menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 oC.

mudah terbakar (Anonim, 1995).

Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida,

kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar, dan klorofil, lemak,

malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut. Untuk meningkatkan penyarian

biasanya digunakan campuran antara etanol dan air, perbandingannya tergantung

pada bahan yang akan disari. Keuntungan dari pengunaan etanol sebagai penyari

adalah lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas,

tidak beracun, netral, absorpsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada

segala perbandingan, panas yang diperlukan lebih sedikit. Kerugian dari

penggunaan etanol sebagai penyari adalah harganya yang relatif mahal (Anonim,

1986).

F. PENYARIAN

Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung zat aktif

yang dapat larut dan zat yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein,

dan lain-lain (Anonim, 1986). Proses penyarian dapat dipisahkan menjadi:

Pembuatan serbuk, Pembasahan, Penyarian dan Pemekatan (Anonim, 1986).

Page 31: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

11

Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk

simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas. Tetapi dalam

pelaksanaannya tidak selalu demikian, karena penyarian masih tergantung juga pada

sifat fisik dan kimia simplisia yang bersangkutan (Anonim, 1986).

Pembasahan serbuk sebelum dilakukan penyarian dimaksudkan

memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari memasuki seluruh

pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian selanjutnya (Anonim,

1986).

Dengan mengalirnya bahan pelarut ke dalam ruang sel juga

mengakibatkan protoplasma membengkak, dan bahan kandungan sel akan terlarut

sesuai dengan kelarutannya. Gaya yang bekerja adalah adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan didalam sel dengan cairan ekstraksi yang mula-mula

masih tanpa bahan aktif yang mengelilinginya. Bahan kandungan sel akan

mencapai ke dalam cairan di sebelah luar selama difusi melintasi melintasi

membran sampai terbentuknya suatu keseimbangan konsentrasi antara larutan di

sebelah dalam dan di sebelah luar sel (Voight, 1994).

Penyarian dipengaruhi oleh :

a. Derajat kehalusan serbuk

b. Perbedaan konsentrasi yang terdapat mulai dari pusat serbuk simplisia sampai

ke permukaannya, maupun pada perbedaan konsentrasi yang terdapat pada lapisan

batas, sehingga suatu titik akan dicapai, oleh zat-zat yang tersari jika ada daya

dorong yang cukup untuk melanjutkan perpindahan massa (Anonim,1986).

Page 32: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

12

G. PERKOLASI

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah sebagai

berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian

bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui

serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai

mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh gaya beratnya sendiri

dan cairan diatasnya dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan

(Anonim, 1986).

Cara perkolasi lebih baik daripada dengan maserasi karena aliran cairan

penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang konsentrasinya lebih rendah

sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. Ruangan diantara butir-butir

serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena

kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi

lapisan batas sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi (Anonim, 1986).

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang

digunakan untuk menyari disebut cairan penyari. Larutan zat aktif yang keluar dari

perkolator disebut sari atau perkolat, sedang sisa setelah dilakukan penyarian

disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim, 1986).

Cairan penyari yang digunakan harus memenuhi syarat kefarmasian atau

dalam perdagangan dikenal dengan kelompok spesifikasi “ Pharmaceutical grade”

sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air dan

alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti methanol, heksana

Page 33: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

13

(hidrokarbon alifatik), toluene (hidrokarbon aromatik), kloroform (dan

segolongannya), aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk separasi dan

tahap pemurnian (Anonim, 1995).

Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke

dalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan

cairan penyari. Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup. Maserasi penting

terutama pada serbuk simplisia yang mengandung bahan yang mudah

mengembang bila terkena air. Bila serbuk tersebut langsung dialiri dengan cairan

penyari maka cairan penyari tidak dapat menembus keselurahan sel dengan

sempurna (Anonim, 1986).

Setelah maserasi, massa dimasukkan ke dalam perkolator. Pemindahan

dilakukan sedikit-demi sedikit untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan

penyari. Bila ada kekhawatiran bahwa aliran cairan penyari terlalu cepat, hingga

zat aktif tidak tersari sempurna maka penekanan dapat dilakukan dengan agak

kuat. Sebaiknya bila perkolat tidak menetes, berarti massa terlalu padat atau

serbuk simplisia terlalu halus. Bila hal ini terjadi, isi perkolator harus dibongkar,

dan kemudian dimasukkan kembali dengan penekanan yang agak longgar

(Anonim, 1986). Untuk menentukan akhir perkolasi dapat dilakukan dengan

pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir (Anonim, 1986).

Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan hingga di atas permukaan massa

masih tergenang dengan cairan penyari. Cairan penyari harus ditambahkan

sehingga terjaga adanya lapisan cairan penyari di atas permukaan massa. Untuk

memudahkan penambahan cairan penyari diatas perkolator dipasang botol cairan

Page 34: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

14

penyari. Karena penetes cairan penyari diatur sehingga kecepatan menetes cairan

penyari sama dengan kecepatan menetes sari (Anonim, 1986).

H. EKSTRAK

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut metode yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung. Cairan penyari digunakan air, eter, atau campuran etanol-air.

Penyarian dengan campuran etanol-air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi,

atau penyeduhan dengan air mendidih (Anonim, 1995).

Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat

di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi dalam hal ini

memudahkan zat berkhasiat diatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat

distandarisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat dalam

simplisia sukar didapat yang sama (Anief, 1998).

I. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Kromatografi Lapis Tipis merupakan suatu cara yang sederhana dan dapat

dipercaya untuk mengidentifikasi suatu tanaman obat asli atau dalam bentuk

ekstraknya (List dan Schmidt, 1989).

Kromatografi Lapis Tipis adalah cara pemisahan dengan adsorbsi pada

lapisan tipis adsorben. Kromatografi Lapis Tipis digunakan untuk memisahkan

berbagai senyawa organik, komplek senyawa organik dengan anorganik dan

senyawa organik alam maupun sintetik (Sastrohamidjodjo, 1991).

Page 35: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

15

Kromatografi Lapis Tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan

yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan

pada penyangga yang berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok.

Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita

(awal). Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi

larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan

kapiler (pengembangan). Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus

ditampakkan (dideteksi) (Stahl, 1985).

Metode pemisahan didasarkan atas pembagian campuran senyawa dalam

dua fase dimana fase gerak bergerak terhadap fase diam pada bidang datar. Fase

diam ditempatkan pada penyangga berupa pelat kaca yang cocok. Campuran

senyawa yang akan dipisahkan ditotolkan pada larutan, kromatogram dikembangkan

dalam bejana tertutup rapat berisi fase gerak. Pemisahan terjadi selama perambatan

kapiler, selanjutnya berwarna harus ditampakkan atau dideteksi (Stahl, 1985).

Fase diam dibuat dari salah satu penjerap yang khusus digunakan untuk

KLT yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan. Panjang lapisan tersebut 200 mm

dengan lebar 200 atau 100 mm. Untuk analisis, tebalnya 0,1-0,3 mm, biasanya 0,2

mm. Sebelum digunakan, lapisan disimpan dalam lingkungan yang tidak lembab

atau bebas dari uap laboratorium (Stahl, 1985).

Fase gerak ialah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut.

Ia bergerak di dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler.

Yang digunakan hanyalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan,

sistem pelarut multikomponen ini harus berupa suatu campuran sesederhana

Page 36: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

16

mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen. Pada kromatografi jerap,

pelarut pengembang dapat dikelompokkan ke dalam deret eluotropik berdasarkan

sifat elusinya. Misalnya, heksana nonpolar mempunyai efek elusi lemah, kloroform

cukup kuat, dan metanol yang polar efek elusinya kuat. Tetapan dielektrik memberi

informasi mengenai kepolaran suatu senyawa. Laju rambat tergantung kepada

viskositas pelarut dan tentu juga kepada struktur lapisan (misalnya butiran penjerap)

(Stahl, 1985).

Fase gerak dapat berupa hampir segala macam pelarut atau campuran

pelarut. Silika gel merupakan fase diam yang paling banyak digunakan dalam KLT.

Material ini dapat langsung digunakan atau dicampur dengan pengikat misalnya

kalsium sulfat untuk membuat lapisan yang lebih kohesif. Bila digunakan pengikat

CaSO4 maka pada namanya diberi tanda G, misalnya silika gel G, dan bila dicampur

dengan indikator fluoresensi diberi tanda F, misalnya silika gel GF (Stahl,1985).

Identifikasi senyawa pada kromatogram dibawah lampu ultra violet pada

daerah 254 nm dan 366 nm, ditandai dengan ada atau tidaknya warna atau

fluoresensi. Untuk menampakkan bercak senyawa dengan intensitas lemah dapat

digunakan reaksi semprot sesuai. Untuk identifikasi suatu senyawa menggunakan

harga Rf, dimana harga Rf ini diidentifikasikan sebagai perbandingan antara jarak

senyawa dari titik awal dan jarak elusi pelarut dari titik awal (Stahl, 1985).

pelarutolehditempuhyangjarakzatolehditempuhyangjarakRf =

Angka Rf berkisar antara 0,00–1,00 dan hanya dapat ditentukan dengan

dua desimal (Stahl, 1985).

Page 37: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

17

J. PENETAPAN KADAR STEVIOSIDA

Image J adalah program analisis gambar yang sangat kuat dan dibuat oleh

National Institutes of Health. Image J dapat digunakan oleh masyarakat umum,

merupakan program dengan system pengoperasian yang beraneka ragam dan dapat

diperbaharui secara setiap waktu (Reinking, 2007).

Image J adalah program yang dapat digunakan masyarakat umum untuk

mengolah dan menganalisa suatu gambar. Image J dapat mengukur luas area dan

nilai piksel gambar, jarak dan sudut, membuat densitas histogram, dan plot kurva

Keuntungan dari penggunaan program ini adalah hasil yang diperoleh akan akurat

dan reprodusibel (Girish and Vijayalakshmi, 2004).

K. METODE DESAIN FAKTORIAL

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel

bebas (Bolton, 1997). Desain faktorial merupakan desain yang digunakan untuk

mengevaluasi efek dari faktor yang dipelajari secara simultan dan efek yang relatif

penting dapat dinilai (Armstrong and James, 1996).

Desain faktorial 2 level berarti ada 2 faktor (misal A dan B) yang masing-

masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi.

Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui faktor

yang dominan berpengaruh secara significan terhadap respon. Juga memungkinkan

mengetahui interaksi diantara faktor-faktor tersebut (Bolton, 1997).

Page 38: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

18

Desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan (2n =

4, 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor). Rancangan percobaan

desain faktorial dengan 2 faktor dan 2 level seperti tabel berikut:

Tabel I. Rancangan percobaan desan faktorial dengan dua faktor dan dua level:

Formula Faktor A Faktor B Interaksi

1 - - +

a + - - b - + - ab + + +

Keterangan : - : level rendah + : level tinggi Formula 1 : Faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah Formula a : Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah Formula b : Faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi Formula ab : Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi

Rumus yang berlaku :

Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12 XA XB……………………………………….(1)

Dengan:

Y = respon hasil atau sifat yang diamati XA, XB = level faktor A, level faktor B bo, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaaan

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki

efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam

menentukan respon. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian

jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1997).

Page 39: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

19

Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini

memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek

interaksi antar faktor. (Muth, 1999).

L. Landasan Teori

Steviosida merupakan salah satu dari golongan glikosida steviol yang

terdapat pada ekstrak daun stevia. Steviosida merupakan komponen terbesar dan

komponen yang berperan sebagai pemanis selain Rebaudiosida A.

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan cairan penyari secara

terus menerus melalui serbuk simplisia yang sebelumnya sudah dibasahi terlebih

dahulu. Adanya aliran penyari yang terus menerus maka senyawa aktif yang terlarut

akan keluar dari sel terus menerus sehingga jumlah senyawa aktif yang terekstraksi

akan lebih banyak.

Pada penelitian ini dilakukan optimasi terhadap volume cairan penyari

etanol 96% dan suhu yang digunakan dalam proses perkolasi. Etanol 96%

digunakan sebagai cairan penyari karena steviosida memiliki kelarutan dalam etanol

96%. Penggunaan suhu pada perkolasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

menyari etanol 96% sehingga steviosida yang terekstraksi semakin besar.

Metode desain faktorial digunakan untuk mengetahui efek rata-rata faktor

maupun interaksi sehingga diketahui pengaruh tiap faktor dan interaksinya terhadap

respon. Pada Penelitian ini, desain faktorial digunakan untuk mengetahui volume

cairan penyari etanol 96% dan suhu optimum untuk memperoleh kadar steviosida

yang terbesar dari ekstrak stevia.

Page 40: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

20

M. HIPOTESIS

1. Semakin besar volume penyari etanol 96% yang digunakan pada proses

ekstraksi secara perkolasi, maka semakin meningkat pula kadar steviosida

yang dihasilkan.

2. Semakin tinggi suhu yang digunakan pada proses ekstraksi secara

perkolasi, maka semakin meningkat pula kadar steviosida yang dihasilkan.

Page 41: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental karena adanya

intervensi atau perlakuan terhadap subyek uji, dengan metode desain faktorial.

B. Variabel dalam Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level volume penyari etanol 96%

dan level suhu. Level etanol 96% yang digunakan adalah 150 ml sebagai level

rendah dan 375 ml sebagai level tinggi. Level suhu yang digunakan adalah 30ºC

sebagai level rendah dan 50°C sebagai level tinggi.

2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar steviosida

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah suhu sokletasi.

Page 42: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

22

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak stevia adalah ekstrak cair yang diperoleh dari ekstraksi serbuk

daun stevia secara perkolasi dengan menggunakan penyari etanol 96%.

2. Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan etanol 96% melalui

serbuk daun stevia yang telah dibasahi dengan kecepatan alir 1ml/menit

hingga penyari habis.

3. Steviosida yang digunakan dalam penelitian ini adalah steviosida yg

dinyatakan setara dengan baku steviosida (99,2% Assay dengan HPLC

BM 804,87 wako Jepang).

4. Penetapan kadar steviosida adalah suatu analisis dengan KLT

Densitometri terhadap ekstrak stevia hasil perkolasi untuk mengetahui

kadar steviosida pada stevia. Pada penelitian ini penetapan kadar

steviosida dengan KLT densitometri menggunakan program Image-J.

5. Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk

mengetahui efek yang dominan dalam menentukan kadar steviosida.

6. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini

digunakan 2 faktor, yaitu penyari suhu sebagai faktor A dan etanol 96%

sebagai faktor B.

7. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya

dapat dikuantitatif. Respon pada penelitian ini adalah kadar steviosida.

Page 43: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

23

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: oven untuk suhu

1000C, Memmert, labu ukur (10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml, 1 liter) Pyrex-

Fortuna, mikropipet IntraEND, oven untuk suhu penyimpanan serbuk hasil soklet

Termak’s, manttell heater Merk Toshniwal, hotplate magnetic stirer merk Cenco

Instrumen.b.v, Breda, the Netherland’s, alat soklet: Merk Quickfit (1 set),

perkolator, pipa kapiler 1 µl Merk Einmal- Mikropipetten, neraca ayakan dengan no

mesh 50, timbangan analitik merk Metler Toledo, lampu UV dengan λ 254 nm, Alat

Scanner Canon MP 160, seperangkat alat dengan program Image J.

E. Bahan – bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Simplisia berupa

tanaman Stevia rebaudiana Bertonii diambil dari Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) yang dipanen

setiap 4 bulan sekali, baku steviosida (99,2% Assay dengan HPLC BM 804,87

wako Jepang), kloroform p.a (Merck), metanol p.a (Merck), etanol 96% teknis

(Brataco Chemika), N-Hexan teknis (Brataco Chemika), aquabidest (Aqua

Bidestilata Steril) pro injection 500ml (PT. Ikapharmindo Putramas), Kalium Iodida

(MKRChemical’s), Iodium Crystal (MKRChemical’s), Vanilin asam sulfat, Silika

gel GF254 Merck, aquadest, (Produksi USD), Kertas saring

Page 44: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

24

F. Tata Cara Penelitian

Pengumpulan tanaman stevia

Pembuatan serbuk daun stevia

Pembuatan ekstrak daun stevia

Analisis kualitatif ekstrak Analisis kuantitatif ekstrak

Intensitas Warna dan nilai Rf dari metode KLT Nilai AUC dari program Image J

Gambar 4. Skema Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan tanaman

Tanaman stevia diperoleh peneliti dari Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Tawangmangu dalam kondisi

sudah kering.

2. Pembuatan serbuk simplisia Stevia rebaudiana Bertonii

a. Sortasi Kering

Sortasi kering dilakukan dengan cara memisahkan daun tanaman

stevia dari batang, bunga, ranting dan juga pengotor lain yang masih

tertinggal sehingga hanya didapatkan daun saja.

Page 45: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

25

b. Pembuatan serbuk

Daun tanaman stevia hasil sortasi yang telah dioven selama satu hari,

diserbuk menggunakan grinder (mesin penyerbuk). Kemudian serbuk diayak

dengan ayakan dengan nomor mesh 50.

3. Pembuatan Ekstrak Tanaman Stevia rebaudiana Bertonii

a. Defatisasi serbuk simplisia

50 g sampel yang telah halus, dipisahkan dari senyawa–senyawa

non polar menggunakan pelarut heksan sejumlah volume 2 kali sirkulasi

dengan alat soklet. Sokletasi ini dilakukan selama 2 x 8 jam, dengan jumlah

sirkulasi 3–4 kali per 10 menit pada suhu 600C-640 C. Simpan residu sampel

dalam oven suhu 400C. Setelah kering residu sampel kemudian siap untuk

diekstraksi.

b. Ekstraksi serbuk simplisia secara perkolasi dengan adanya variasi

volume penyari etanol 96% dan suhu menggunakan metode Desain

Faktorial

Sebelumnya serbuk dibasahi dengan larutan penyari terlebih

dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam bejana tertutup selama 3 jam.

Kemudian massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator

sambil tiap kali ditekan hati–hati. Selanjutnya dituangi dengan cairan

penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih

terdapat 1-2 cm cairan penyari (Voigt, 1994). Kemudian perkolator ditutup

dan dibiarkan menetes perlahan–lahan atau dengan kecepatan ±1 ml/menit

Page 46: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

26

dan ditambahkan berulang–ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu

terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia.

Tabel II. Perbandingan cairan penyari dan suhu untuk 4 g serbuk stevia

Etanol 96% (ml) Suhu (ºC)

20 30 ºC

50 50 ºC

20 50 ºC

50 30 ºC

Pada penelitian, serbuk yang digunakan adalah 30 g dengan

masing-masing perlakuan dilakukan replikasi 2 kali.

4. Analisis Kualitatif steviosida

Perkolat yang diperoleh kemudian ditotolkan bersamaan dengan baku

steviosida pada lempeng KLT dan dielusi menggunakan fase gerak kloroform:

metanol: aquades (10 :15 :2 v/v). Setelah elusi selesai, dikeringkan, deteksi dengan

UV pada λ 254 nm. Hasil elusi yang telah dideteksi lalu disemprot dengan iodium,

vanilin-asam sulfat pekat, kemudian dikeringkan dan dipanaskan untuk memperoleh

bercak. Nilai Rf dari bercak sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari baku

steviosida, apabila sebanding maka sampel mengandung steviosida.

5. Analisis Kuantitatif Steviosida

a. Pembuatan kurva baku

Larutan standar steviosida (2 mg/ml) ditotolkan pada lempeng

silika gel GF254 dengan Mikro pipa kapiler, dengan jumlah totolan masing-

masing 1µl, 2µl, 3µl, 4µl, 5µl, dan 6µl, dan 7 µl dimana masing-masing

totolan mengandung seri jumlah standar steviosida sebanyak 2µg, 4µg, 6µg,

8µg, 10µg, 12µg, dan 14 µg. Kemudian dielusi dengan fase gerak

Page 47: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

27

kloroform: metanol: akuabides (10 :15 :2 v/v). Kadar yang diperoleh

ditetapkan dengan menggunakan program Image J dengan menghitung luas

bercak. Ditentukan persamaan kurva baku antara seri baku dengan luas area.

b. Penentuan kadar sampel dengan Program Image J

Pada penetapan kadar dengan menggunakan Program Image J harus

diperoleh pemisahan yang baik terlebih dahulu pada sampelnya. Pemisahan

dilakukan dengan KLT dengan fase diam silika gel GF254 dan fase geraknya

kloroform: methanol :akuabides (10:15:2 v/v). Larutan sampel ditotolkan

pada pelat dengan pipa mikro kapiler sebanyak 3µl, kemudian dielusi

dengan jarak elusi 15 cm dengan batas bawah 2 cm. Kadar sampel diketahui

melalui luas area bercak yang diketahui pada Image J lalu dihitung

menggunakan persamaan kurva baku.

6. Analisis Hasil

a. Optimasi Formula

Berdasarkan respon tiap kombinasi dapat diperoleh persamaan

desain faktorial :

Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB

Keterangan :

Y = respon hasil percobaaan/sifat yang diamati, dalam

hal ini banyaknya steviosida

XA = faktor pertama, dalam hal ini suhu (0C)

XB = faktor kedua, dalam hal ini etanol 96 % (ml)

b0, b1, b2, b12 = koefisien yang dapat dihitung berdasarkan hasil

percobaan

Page 48: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

28

Dari pengolahan data dapat dihitung efek suhu, etanol 96%, dan

efek interaksi sehingga diketahui efek yang dominan dalam menentukan

kadar steviosida.

b. Yate’s Treatment

Analisis statistik Yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui

faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap respon dari

setiap faktor dan interaksi. Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat

ditentukan ada atau tidaknya hubungan dari setiap faktor dan interaksi

terhadap respon. Hal tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F tabel.

Sebelumnya ditentukan hipotesis terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1)

menyatakan adanya regresi (hubungan) antara faktor dengan respon,

sedangkan H0 merupakan negasi dari H1 yang menyatakan tidak adanya

regresi (hubungan) antara faktor dengan respon. H1 diterima dan H0 ditolak

bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel yang berarti bahwa

faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. F tabel diperoleh dari Fα

(numerator, denominator) dengan taraf kepercayaan 95 %. Derajat bebas

dan interaksi (experiment) sebagai numerator yaitu 1, dan derajat bebas

experimental error sebagai denominator yaitu 3, sehingga diperoleh harga

F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon adalah F0,05 (1,3)

=10,128.

Page 49: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman Stevia

Determinasi tanaman dilakukan untuk mendapat kepastian kebenaran

identitas tanaman yang digunakan dalam penelitian dan menghindari kesalahan dalam

pemilihan bahan yang akan diteliti. Determinasi tanaman stevia dilakukan oleh Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

Tawangmangu, Surakarta dengan menggunakan acuan baku menurut C.A Backer

(1968). Berdasarkan hasil determinasi (lampiran 1), dapat dinyatakan bahwa tanaman

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stevia rebaudiana Bertonii.

B. Pembuatan Serbuk Stevia

1. Pengumpulan bahan

Stevia yang digunakan sebagai bahan penelitian merupakan hasil panen pada

bulan September. Stevia diproleh dari para petani di daerah Tawangmangu yang telah

dikumpulkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman dan Obat

Tradisional Tawangmangu, Surakarta dalam kondisi kering. Alasan pemilihan sampel

di daerah tersebut karena stevia yang dihasilkan merupakan tanaman hasil budidaya

sehingga faktor seperti umur, asal, dan tingkat kematangan stevia dapat dikendalikan.

Stevia yang digunakan merupakan hasil panen setelah berumur ± 4 bulan yang

merupakan kondisi dimana stevia dinyatakan sudah siap dipanen.

Page 50: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

30

2. Sortasi Kering

Sortasi kering dilakukan dengan tujuan memisahkan daun tanaman stevia

dari bagian-bagian yang tidak diinginkan seperti batang, bunga, ranting, dan juga

pengotor lain seperti tanah, dan pasir yang masih tertinggal sehingga hanya

didapatkan daun saja. Dalam penelitian ini digunakan daun dari tanaman stevia

dikarenakan kandungan steviosidanya paling tinggi (3% - 8% dari berat kering

daunnya). Tanah merupakan pengotor yang harus dipisahkan dari daun

dikarenakan mengandung berbagai macam mikrobia dalam jumlah tinggi.

3. Pembuatan serbuk

Daun tanaman stevia hasil sortasi kemudian dikeringkan. Pengeringan ini

dilakukan dengan oven pada suhu 400C – 500C selama satu hari. Peletakan daun

dalam oven secara merata dan tidak terlalu tebal untuk menjamin keseragaman

dan keefektifan pengeringan. Tujuan dari pengeringan adalah untuk mendapatkan

simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang

lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik

maka akan mencegah penurunan mutu dan kerusakan simplisia. Air yang masih

tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu merupakan media pertumbuhan kapang

dan jasad renik. Adanya kapang dapat menyebabkan perubahan kimia pada

senyawa aktif dan menyebabkan kemunduran mutu simplisia. Selain itu, adanya

kapang juga dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengganggu kesehatan bagi

penggunanya. Enzim dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang dapat

menguraikan atau mengubah senyawa aktif yang dikandung dengan pengaruh air

Page 51: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

31

yang terdapat di lingkungan. Pada simplisia yang cukup kering atau kadar airnya

rendah, enzim tidak dapat bekerja lagi.

Akhir pengeringan secara organoleptik dapat ditandai dengan bagian

daun atau terdengar bunyi gemerisik jika diremas. Daun yang sudah kering ini

mempermudah penyerbukan dengan grinder pada tahap selanjutnya. Kemudian

serbuk diayak dengan ayakan dengan nomor mesh 50. Tujuan pengayakan adalah

untuk meningkatkan efektivitas penyerapan penyari pada saat ekstraksi. Penyarian

akan semakin meningkat apabila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan

dengan cairan penyari makin luas. Apabila serbuk terlalu halus maka cairan tidak

dapat turun karena ruang antar sel berkurang. Ruang antar sel merupakan jalan

yang mudah untuk ditembus oleh cairan penyari.

Pengayakan dilakukan selama 5 menit hingga diperoleh derajat

kehalusan yang dikehendaki. Waktu pengayakan berperan penting dalam

menjamin seminimal mungkin partikel lain selain parenkim daun yang lolos

ayakan. Jika terlalu cepat, banyak serbuk yang belum terpisah secara maksimal.

Jika terlalu lama, maka pengayakan tidak akan efektif. Lalu serbuk disimpan

dalam wadah tertutup rapat untuk melindungi isi dari masuknya bahan padat dan

mencegah kehilangan bahan selama penanganan dan penyimpanan (Anonim,

1985).

Page 52: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

32

C. Pembuatan Ekstrak dari Daun Stevia

1. Defatisasi serbuk simplisia

Pada tahap defatisasi, senyawa non polar yang akan dihilangkan adalah

lemak, minyak esensial, pigmen tumbuhan, spathulenol, asam dekanoat, asam

ecosatrionat, pentacosane, stigmasterol, sitosterol, lupeol, dan pentasiklik triterpen

(Kuznesof, 2007). Senyawa non polar ini perlu dihilangkan untuk meminimalkan

pengaruhnya terhadap proses ekstraksi steviosida. Pelarut heksan digunakan

dalam defatisasi ini, dikarenakan kepolarannya yang sangat rendah sehingga akan

lebih efektif untuk menyari senyawa non polar.

Defatisasi ini dilakukan dengan sokletasi. Heksan dipanaskan pada suhu

60oC-64oC, uap penyari akan naik ke atas dan akan mengembun karena

didinginkan. Embun akan turun melalui serbuk dan akan melarutkan senyawa non

polarnya. Lalu penyari tersebut akan menguap kembali untuk melarutkan senyawa

non polar. Peristiwa ini berlangsung terus menerus sehingga dikatakan sebagai

penyarian berkesinambungan. Volume yang digunakan adalah untuk 2 kali

sirkulasi. Tujuanya adalah agar penyarian dapat terus berlangsung. Waktu yang

digunakan untuk defatisasi adalah 2 x 8 jam (Martono, 2007). Waktu dan jumlah

sirkulasi sudah dioptimasi untuk menghasilkan titik akhir defatisasi yang

menunjukkan cairan terlihat jernih sebagai indikator senyawa non polar telah

tersari seluruhnya menggunakan heksan.

Setelah proses defatisasi berlangsung, serbuk dikeringkan dengan

menggunakan oven untuk menguapkan pelarut heksan yang masih terdapat pada

Page 53: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

33

serbuk hasil sokletasi sehingga ketika digunakan dalam perkolasi, serbuk sudah

dalam kondisi kering kembali.

2. Ekstraksi serbuk simplisia secara Perkolasi dengan aplikasi desain

faktorial

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cairan yang dibuat dengan

menyari simplisia dengan metode yang sesuai.  Ekstraksi secara perkolasi

dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah

dibasahi.

Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk simplisia

kemudian cairan penyari melarutkan zat aktif sel-sel yang dilewati sampai

keadaan jenuh. Cairan penyari bergerak ke bawah karena adanya kekuatan gaya

beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan gaya kapiler yang

cenderung untuk menahan sehingga akan meningkatkan daya dorong cairan

penyari terhadap zat-zat yang disari untuk keluar dari sel. Jumlah serbuk simplisia

yang digunakan pada proses perkolasi adalah 30 gram dengan jumlah penyari

akuades tetap namun berbeda pada penyari etanol 96% dan suhu yang digunakan.

Tabel III. Perbandingan cairan penyari Etanol 96% dan suhu untuk 30 g serbuk stevia

Volume etanol 96% (ml)

Suhu perkolator (ºC)

150 30 ºC

150 50 ºC

375 50 ºC

375 30 ºC  

Page 54: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

34

Sebelum dilakukan ekstraksi, dilakukan pembasahan selama 3 jam.

Pembasahan atau maserasi penting untuk simplisia yang mengandung bahan yang

mudah mengembang jika kontak dengan air. Tujuan dari pembasahan adalah

untuk memaksimalkan jumlah cairan penyari yang masuk ke dalam seluruh pori-

pori pada simplisia sehingga akan mempermudah proses penyarian selanjutnya.

Jika bahan tersebut langsung dialiri cairan penyari tanpa pembasahan, maka cairan

penyari tidak dapat menembus ke seluruh bagian sel dengan sempurna sehingga

penyarian menjadi tidak efektif. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam

perkolator yang telah diberi penyaring dengan diberikan penekanan secara hati-

hati. Tujuan dari pemberian penyaring tersebut adalah untuk menahan serbuk agar

tidak ikut masuk ke dalam perkolat yang akan diperoleh. Tujuan dari penekanan

adalah mengatur kecepatan aliran penyari.

Setelah serbuk terbasahi, ditambahkan cairan penyari sampai serbuk

terendam dan terlihat 1-2 cm cairan penyari. Lapisan cairan penyari tersebut

dijaga tetap ada karena apabila cairan kurang maka akan terdapat gelembung-

gelembung udara yang akan mengganggu penyarian. Hal tersebut disebabkan

cairan penyari tidak mampu menembus dalam sel-sel zat aktif, karena terhalang

oleh gelembung udara. Serbuk yang sudah terendam tersebut ditetesi cairan

penyari dengan kecepatan 1 ml/menit. 

Untuk memudahkan penambahan cairan penyari maka pada bagian atas

dari perkolator dipasang botol untuk cairan penyari. Tujuan pengaturan penetesan

cairan penyari adalah untuk menjaga agar kecepatan menetes cairan penyari akan

sama dengan kecepatan menetes sari. Apabila penetesan terlalu cepat maka

Page 55: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

35

penyarian tidak sempurna, sebaliknya apabila penetesan terlalu lama maka

kemungkinan pelarut menguap akan lebih besar.

Selain pengaturan tetesan, juga dilakukan pengaturan suhu. Hal tersebut

ditunjukkan adanya pemanas sebagai pengatur suhu pada perkolator. Penambahan

pemanas pada perkolator bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh suhu

terhadap proses perkolasi dan penyimpanan. Suhu yang digunakan adalah 30oC

dan 50oC. Suhu 30oC menggambarkan kadar steviosida yang diperoleh apabila

perkolasi berlangsung pada suhu ruangan. Steviosida tahan pada pemanasan 50oC-

95oC (Matsushita, 1984). Pemilihan suhu 50oC bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemanasan terhadap kadar steviosida dalam ekstrak dengan tetap

meminimalkan volume etanol 96% yang menguap.

Secara umum, hasil akhir dari metode ekstraksi secara perkolasi adalah

didapatkan perkolat yang tidak berwarna/jernih. Namun, dikarenakan penelitian

ini menggunakan metode desain faktorial dengan level rendah dan level tinggi

pada penggunaan etanol 96% dan suhu, maka hasil akhir yang digunakan adalah

volume total perkolat sesuai dengan jumlah volume cairan penyari dan suhu yang

telah ditentukan. Perkolat diperoleh dari 2 kali replikasi.

Tabel IV. Volume akhir perkolat setiap perbandingan Akuades:Etanol 96%

Akuades : Etanol 96% Perkolat

150:150 300 ml

150:375 525 ml

Penggunaan level rendah etanol 96% sebesar 150 ml didasarkan pada

perbandingan minimal serbuk dengan cairan penyari untuk mendapatkan hasil

Page 56: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

36

ekstrak yang optimal adalah 1:10. Serbuk yang digunakan untuk perkolasi sebesar

30 gram, sehingga total volume cairan penyari minimal adalah 300 ml.

D. Analisis Kualitatif Steviosida Dalam Ekstrak Stevia

dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Analisis kualitatif steviosida hasil perkolasi dilakukan dengan KLT.

Tujuan dilakukan KLT adalah untuk memastikan bahwa zat aktif yang

terekstraksi mengandung steviosida.

Penelitian dilakukan dengan menotolkan ekstrak hasil perkolasi pada

lempeng KLT. Fase diam yang digunakan adalah Silika gel GF254 Merck yang

bersifat polar. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform: metanol: aquades

(10: 15: 2 v/v) yang bersifat lebih polar dibandingkan fase diam dan telah

dijenuhkan dalam bejana dengan jarak pengembangan yang digunakan adalah 15

cm. Sampel yang akan diteliti bersifat polar. Fase gerak yang digunakan harus

memiliki sifat relatif sama dengan senyawa yang akan dipisahkan tetapi harus

memiliki sifat yang tidak saling campur dengan fase diam (Sastrohamidjodjo,

1991). Sampel yang bersifat lebih polar akan terelusi bersamaan dengan fase

gerak hingga akan terbentuk bercak pada ketinggian tertentu. Bercak ekstrak daun

stevia yang diperoleh diamati nilai Rf dan warna yang dihasilkan kemudian dapat

dilihat kesesuaiannya dengan bercak dari baku steviosida. Apabila bercak

keduanya sama atau hampir sama maka dapat dinyatakan bahwa sampel

mengandung senyawa yang diteliti. Dari hari hasil KLT yang diperoleh, terlihat

adanya kemiripan antara bercak yang dihasilkan dari elusi ekstrak daun stevia

dengan baku steviosida yang digunakan.

Page 57: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

37

Gambar 5. Hasil KLT Ekstrak Daun Stevia dan Baku Steviosida dengan jarak pengembangan 15 cm

Keterangan: Fase Diam : Silika Gel GF254 Fase Gerak : Kloroform : Etanol : Akuades (10 : 15 : 2) Deteksi :

1. disemprot dengan Iodium 2. disemprot dengan vanilin-asam sulfat pekat

Keterangan: a : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu

30°C replikasi 1 diperoleh secara perkolasi b : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu

30°C replikasi 2 diperoleh secara perkolasi c : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu

50°C replikasi 1 diperoleh secara perkolasi d : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu

50°C replikasi 2 diperoleh secara perkolasi e : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu

30°C replikasi 1 diperoleh secara perkolasi f : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu

30°C replikasi 2 diperoleh secara perkolasi

-0,00

-1,00

-0,50

Page 58: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

38

g : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C replikasi 1 diperoleh secara perkolasi

h : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C replikasi 2 diperoleh secara perkolasi

1 : Baku Steviosida 1µg/µl 2 : Baku Steviosida 2µg/µl 3 : Baku Steviosida 3µg/µl 4 : Baku Steviosida 4µg/µl 5 : Baku Steviosida 5µg/µl 6 : Baku Steviosida 6µg/µl 7 : Baku Steviosida 7µg/µl

Tabel V. Nilai Rf dan warna untuk masing-masing bercak dengan fase gerak kloroform : metanol : aquades (10 : 15 : 2) dan fase diam Silika GF254, jarak

elusi 15 cm, deteksi Iodium dan Vanilin-Asam Sulfat P

Keterangan: A : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C rep.1 B : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C rep.2 C : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C rep.1 D : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C rep.2 E : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C rep.1 F : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C rep.2 G : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C rep.1 H : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C rep.2

Kesesuaian nilai Rf dan dan intensitas warna antara bercak hasil elusi

ekstrak daun stevia dengan baku steviosida menunjukkan adanya kandungan

steviosida pada ekstrak daun stevia. Nilai Rf tersebut dapat dicari dengan

Deteksi Nilai Rf Warna Bercak Iodium Vanilin-Asam

Sulfat Iodium Vanilin-Asam

Sulfat Baku steviosida - 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap

Sampel A 0,76 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel B 0,78 0,78 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel C 0,76 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel D 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel E 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel F 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel G 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelapSampel H 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap

Page 59: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

39

menghitung jarak yang ditempuh bercak terhadap jarak yang ditempuh oleh

pelarut. Dalam hal ini, nilai Rf didapat dengan menghitung jarak yang ditempuh

oleh steviosida pada ekstrak daun stevia dan baku steviosida terhadap jarak

pengembangan 15 cm.

Deteksi secara kimia dengan disemprot iodium menunjukkan adanya

senyawa yang mengandung oksigen. Deteksi dengan vanilin-asam sulfat pekat

yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 110oC selama 10 menit

menunjukkan adanya senyawa organik. Hal tersebut terlihat dari adanya bercak

cokelat gelap pada latar putih. Bercak yang diperoleh berwarna gelap dikarenakan

senyawa organik hangus terbakar menjadi karbon (arang). Berdasarkan deteksi

tersebut dapat dinyatakan bahwa senyawa yang dielusi adalah steviosida

dikarenakan senyawa steviosida mengandung oksigen dan senyawa organik. Hasil

KLT lalu di-scan untuk kemudian dicari nilai AUC dengan program Image-J.

E. Analisis Kuantitatif Steviosida Dalam Ekstrak Stevia

Dengan Image-J

1. Pembuatan kurva baku

Kurva baku dibuat dengan menotolkan suatu deret kadar steviosida pada

plat Silika gel GF254 dan dikembangkan pada fase gerak kloroform: metanol:

aquades (10: 15: 2 v/v) dengan jarak pengembangan 15 cm. Setelah mencapai

jarak pengembangan, plat KLT didiamkan hingga kering untuk menguapkan

pelarut yang digunakan. Bercak pada plat KLT dideteksi dengan pereaksi semprot

iodium dan vanilin-asam sulfat, lalu dipanaskan untuk mempertegas bercak yang

diperoleh sebelumnya. Warna gelap yang dihasilkan menunjukkan bahwa

Page 60: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

40

senyawa aktif yang dielusi mengandung atom oksigen dan golongan glikosida

diterpen. Selanjutnya dilakukan penghitungan bercak dengan menggunakan

program Image J. Data yang diperoleh adalah luas daerah dibawah kurva (AUC).

Persamaan kurva baku diperoleh dari hubungan kadar steviosida yang ditotolkan

dengan luas daerah dibawah kurva (AUC), ditunjukkan pada tabel:

Tabel VI. Kadar steviosida baku yang ditotolkan (µg) dengan luas area dibawah kurva (AUC) steviosida baku

Jumlah Totolan Kadar (µg) AUC 1 2,0280 6,7550 2 4,0560 11,1880 3 6,0840 15,9270 4 8,1120 23,610 5 10,140 28,5390 6 12,1680 39,3710 7 14,1960 48,3720

Dari data (Tabel VI) diperoleh persamaan kurva baku: Y = 2,8090 X + 2,1718,

dengan r = 0,9941.

Gambar 6. Grafik Kurva Baku antara kadar steviosida (µg) dengan luas area dibawah kurva (AUC)

Kurva Baku

0

10

20

30

40

50

0 5 10 15

Kadar Steviosida (µg)

AUC

Page 61: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

41

2. Analisis kuantitatif steviosida dengan program Image J

Ekstrak stevia ditotolkan pada KLT dengan fase diam silika gel GF254

dan fese gerak kloroform: metanol: aquades (10: 15: 2 v/v) dan dielusi dengan

jarak pengembangan yang digunakan 15 cm dengan volume 3 µl. Kemudian

diukur kerapatan bercak dengan program Image J sehingga didapat data luas area

dibawah kurva (AUC).

File→ Open→ Pilih plat KLT yang digunakan →Image→Type→ 8 bit→

Image→ Adjust→ Brightness and Contrast→ Save as → pilih tiff → Open in

adobe photoshop ready→ wand tools → Save as tiff→ Open in Image-J→ Eraser

tools→ Process→ Make Binary→ Analyze→ Calibrate→ Rectangular

selections→ Analyze→ Gels→ select lane→ plot lanes→ wand tools→ AUC

Gambar 7. Alur penggunaan program Image-J untuk memperoleh nilai AUC

Pada program Image-J (Gambar 7), tipe warna yang dipilih adalah 8 bit

sehingga pada plat KLT yang digunakan akan terdapat warna hitam, putih, dan

abu-abu. 8 bit memberikan pixel antara 0-255 dengan 0 merupakan warna hitam

dan 255 merupakan warna putih. Warna abu-abu medium berada pada pixel 128.

Brightness and Contrast berfungsi untuk memperjelas bercak yang terdapat pada

gambar plat KLT. Brightness and Contrast yang digunakan adalah 150 dan 252.

File disimpan dalam bentuk tiff dengan pixel 2381 x 2319. Penyimpanan dalam

bentuk tiff karena memberikan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan JPEG.

Penggunaan wand tools pada adobe photoshop ready bertujuan untuk menandai

bercak pada plat KLT sehingga akan mempermudah pada saat penghapusan

daerah selain bercak. Pada Make Binary bercak hanya akan dibuat dalam 2 warna

Page 62: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

42

yakni hitam dan putih, warna abu-abu dengan pixel kurang dari 128 akan

dihitamkan sedangkan warna abu-abu dengan pixel lebih dari 128 akan

diputihkan. Rectangular berfungsi untuk membatasi area yang akan dihitung

hanya pada sekitar bercak. Plot lanes merupakan kurva yang dihasilkan dari

masing-masing bercak. Wands tools diletakkan didalam area kurva untuk

memperoleh nilai AUC.

Kadar steviosida diperoleh dengan memasukkan data AUC sampel dari

perkolasi ke dalam persamaan kurva baku. Setelah diperoleh kadar sampel untuk

setiap kondisi lalu dicari kadar rata-rata.

Tabel VII. Kadar steviosida pada sampel dengan masing-masing kondisi

Replikasi Suhu

(0C)

Etanol

96% (ml)

AUC

Sampel

Kadar

Sampel

(%b/b)

Kadar rata-

rata Sampel

(%b/b)

SD

1 30 150 27,739 3,0340 2,9869

0,0665

2 30 150 26,946 2,9399

1 50 150 33,002 3,6585 3,5406

0,1667

2 50 150 31,015 3,4227

1 30 375 35,402 6,9008 6,7704

0,1845

2 30 375 34,146 6,6399

1 50 375 37,988 7,4378 7,6598

0,3140

2 50 375 40,126 7,8818

Dari data (Tabel VII) diperoleh kadar steviosida paling tinggi terdapat

pada perkolat dengan jumlah cairan penyari etanol 96% paling besar. Semakin

Page 63: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

43

banyak etanol 96% yang digunakan maka akan semakin banyak steviosida yang

larut sehingga kadar yang diperoleh akan semakin besar.

F. Analisis Hasil Kadar Steviosida

Dalam daun stevia, Steviosida merupakan zat aktif yang akan diekstraksi

untuk digunakan sebagai pemanis. Steviosida dengan konsentrasi lebih dari 3%

terkandung pada tanaman stevia.

Steviosida merupakan zat aktif yang mulai dikembangkan sebagai

pemanis pengganti gula. Hal tersebut dikarenakan steviosida memiliki kandungan

kalori yang rendah sehingga aman untuk dikonsumsi terutama bagi penderita

diabetes.

Steviosida merupakan senyawa aktif yang bersifat non polar, hal tersebut

terbukti dari banyaknya gugus –OH yang dimiliki. Sehingga untuk memperoleh

steviosida dari tanaman stevia diperlukan suatu penyari yang bersifat polar

sehingga dapat melarutkan steviosida. Dan dalam hal ini yang digunakan sebagai

penyari adalah akuades dan etanol 96% karena steviosida memiliki kelarutan

didalamnya. Dengan menggunakan penyari yang dapat melarutkan steviosida,

maka dapat memaksimalkan kadar steviosida yang tersari.

Selain faktor penyari, faktor suhu saat ekstraksi juga mempengaruhi

kadar steviosida yang akan diperoleh. Adanya pengaruh etanol 96% dan suhu

terbukti dari kadar steviosida yang dihasilkan dengan penggunaan perbandingan

suhu dan pelarut yang berbeda.

Page 64: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

44

Kadar steviosida yang diperoleh kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode Desain faktorial untuk menghitung koefisien 1, a, b, dan ab

sehingga diperoleh persamaan Y = 0,0859 + 0,0127XA + 0,0138XB + 0,0001XAXB.

Tabel VIII. Kadar rata-rata steviosida pada sampel dengan masing-masing koefisien

Koefisien Suhu Etanol 96% interaksi Respon (%b/b)

1 - - + 2,9869 A + - - 3,5406 B - + - 6,7704 ab + + + 7,6598

Dari data (Tabel VIII) dapat dilihat bahwa pada koefisien 1 yakni kondisi

dimana suhu dan etanol 96% yang digunakan berada dalam level rendah diperoleh

kadar steviosida terkecil. Sedangkan pada koefisien ab dimana suhu dan etanol

96% yang digunakan berada pada level tinggi yakni pada suhu 500C dengan

etanol 96% sebanyak 375 ml menunjukkan kadar steviosida terbesar. Hal tersebut

membuktikan bahwa suhu dan jumlah penyari yang digunakan akan

mempengaruhi kadar steviosida yang terkandung dalam perkolat.

Tabel IX. Efek suhu, etanol 96%, dan interaksi dalam menentukan Kadar steviosida

Berdasarkan perhitungan desain faktorial pada kadar steviosida, efek

etanol 96% lebih dominan dibandingkan suhu dan interaksinya. Secara kuantitatif,

besar efek suhu, etanol 96%, dan interaksi bernilai positif, hal tersebut berarti

Efek Kadar steviosida (%b/b) Suhu 0,7216

Etanol 96% 3,9514 Interaksi 0,1679

Page 65: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

45

suhu, etanol 96% dan interaksi akan meningkatkan kadar steviosida. Semakin

banyak penggunaan etanol 96% maka akan semakin banyak zat aktif tersari.

Grafik Hubungan Etanol 96% dengan Kadar Steviosida (%b/b)

2

4

6

8

10

120 160 200 240 280 320 360 400

Etanol 96% (ml)

Kad

ar S

tevi

osid

a (%

b/b)

Suhu Tinggi (Celcius)

Suhu Rendah (Celcius)

Gambar 8a

Grafik Hubungan Suhu (Celcius) dengan Kadar Steviosida (%b/b)

2

4

6

8

10

20 30 40 50 60

Suhu (Celcius)

Kad

ar S

tevi

osid

a (%

b/b)

Etanol 96% tinggi (ml)

Etanol 96% rendah (ml)

Gambar 8b

Gambar 8a. grafik hubungan antara etanol 96% (ml) dengan respon kadar steviosida (% b/b); Gambar 8b. grafik hubungan antara suhu (Celcius)

dengan respon kadar steviosida (% b/b)

Berdasarkan gambar 8a, dapat dinyatakan bahwa semakin besar volume

etanol 96% yang digunakan sebagai penyari maka semakin besar kadar steviosida

yang akan tersari, baik pada penggunaan suhu level rendah maupun level tinggi.

Kemampuan etanol 96% melarutkan steviosida menyebabkan peningkatan kadar

steviosida tersari berbanding lurus dengan peningkatan volume penyari etanol

96% yang digunakan.

Berdasarkan gambar 8b, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi suhu

yang digunakan maka akan meningkatkan kadar steviosida yang diperoleh, baik

pada penggunaan etanol 96% level rendah maupun level tinggi.

Dari kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa pada penentuan kadar

steviosida dalam daun stevia dipengaruhi oleh volume penyari etanol 96% dan

suhu yang digunakan.

Page 66: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

46

Tabel X. Hasil Perhitungan Yate’s Treatment pada respon kadar steviosida(%b/b)

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares Mean Squares

F

Replicates 1 0,0027 0,0027 Treatment 3 32,3232 10,7744

A 1 1,0413 1,0413 19,2833 B 1 31,2255 31,2255 578,2500

Ab 1 0,0564 0,0564 1,0444Experimental

error 3 0,1621 0,0540

Total 7 32,4880

Hasil perhitungan harga F yang diperoleh dari Yate’s Treatment (Tabel

X) menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk suhu dan volume etanol 96% lebih

tinggi daripada F table (10,128). Oleh karena itu, Hi1 dan Hi2 statistik (Lampiran

4) diterima sehingga terbukti bahwa faktor suhu dan volume etanol 96%

memberikan perbedaan terhadap respon kadar steviosida yang dihasilkan (Tabel

VIII). Artinya, perbedaan suhu level rendah (30ºC) dengan suhu level tinggi

(50ºC) dan perbedaan volume etanol 96% level rendah (150 ml) dengan level

tinggi (375 ml) memberikan respon kadar steviosida yang berbeda. Suhu dan

volume etanol 96% dalam proses perkolasi meningkatkan kadar steviosida

(Gambar 8a dan 8b). Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

steviosida mempunyai kelarutan dalam etanol 96%, dimana peningkatan volume

etanol 96% akan meningkatkan kadar steviosida. Selain itu, juga sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa peningkatan penggunaan suhu akan meningkatkan

kemampuan etanol 96% untuk melarutkan steviosida sehingga semakin besar suhu

yang digunakan akan memberikan peningkatan untuk kadar steviosida yang

tersari. Nilai F hitung untuk pengaruh interaksi suhu-volume etanol 96% lebih

Page 67: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

47

rendah dari F tabel (10,128). Oleh karena itu.Ho3 statistik diterima sehingga

terbukti bahwa pengaruh interaksi suhu-volume etanol 96% tidak memberikan

perbedaan terhadap respon kadar steviosida (Tabel VIII).

Berdasarkan perhitungan desain faktorial, Y = 0,0859 + 0,0127 XA +

0,0138 XB + 0,0001 XAXB, maka dapat dibuat countour plot.

Gambar 9. Counter plot kadar steviosida ekstrak daun stevia

Dari countor plot (Gambar 9) dapat dinyatakan daerah kadar steviosida

pada ekstrak daun stevia yakni berada diantara 3,5%b/b-7,2%b/b dengan kadar

steviosida terbesar adalah 7,2%b/b. Kadar terbesar steviosida yang terdapat pada

ekstrak daun steviosida melebihi kadar steviosida yang dipersyaratkan yakni 3 %

(Melis. 1992).

Page 68: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Volume etanol 96% dan suhu yang optimum untuk memperoleh perkolat dengan

kadar steviosida terbesar yakni 7,6598%b/b adalah volume 375 ml dan suhu

50°C.

2. Volume etanol 96% dominan dalam menentukan kadar steviosida yang tersari

pada ekstraksi steviosida secara perkolasi.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan optimasi terhadap penggunaan akuades, etanol 96%, dan suhu,

serta interaksi antar ketiganya sehingga dapat diketahui pengaruh ketiga faktor

tersebut dan interaksinya terhadap kadar steviosida dalam ekstrak daun stevia.

Page 69: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

49

DAFTAR PUSTAKA Achyar, 2005, Zat Aditif Pada Makanan,

http://www.pppgtertulis.or.id/index.php?id=16, diakses tanggal 8 November 2008

Anief, 1998, Ilmu Meracik Obat, Jilid VI, 167-182, Universitas Gadja Mada,

Yogyakarta Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 52-53, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 6,7,16-21, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, hal 63-65, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta Armstrong N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and

Interpretation: Factorial design of Experiment, 131-165, Taylor and Francis, USA

Backer, C.A., and Bakhuizen van den Brink, 1968, Flora of Java, 42, 72, Vol. III,

N.V.P. Noordhoff, Groningen, The Netherlands Bakal, A.I and Nabors, L.B., 1986, Alternative Sweeteners, 295, 296, 299-302,

Marcel Dekker, New York, USA Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application. 3rd,

Ed., 308-337; 532-574, Marcel Dekker, Inc., New York Girish, V., Vijayalakshmi, A., 2004, Affordable Image Analysis using NIH

Image/Image J, Deparment of Preventive Medicine and Division of Haematology/Oncology, Robert H.Lurie Comprehensive Cancer Center, Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, United States

Goettemoeller, J., and Ching, A., 1999, Seed Germination in Stevia rebaudiana, 510-

511, Perspectives on new crops and new uses, ASHS Press, Alexandria

Page 70: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

50

Gregersen , S., Jeppesen, P.B., Holst, J.J., and Hermansen, 2004, Antihyperglycemic Effects Stevioside in Type 2 Diabetic Subjects, 73-75,Department of Endocrinology and Metabolism C and the Department of Medical Physiology, The Panum Institute, Copenhagen, Denmark

Hawke, J., 2002, STEVIA Natural Sweetener For Everyone,

http://209.85.175.104/search?q=cache:UNKrZmHnGsQJ:www.geocities.com/theelementmassage/Stevia.pdf diakses tgl 8 November 2008

Kroger, M., Meister, K., and Kava, R., 2006, Low-calorie Sweeteners and Other

Sugar Substitutes: A Review of the Safety Issues, 35-43, Comprehensive Reviews In Food Science And Food Safety, Vol.. 5, Institute of Food Technologist

Kuznesof, 2007, Report to JECFA: Steviol Glycosides: Chemical and Technical

Assessment, revised, I, Interntional Association for Stevia Research e.v., Germany

List, and Schmidt, 1989, Phytopharmaceutical Technology, 99-101, Institute for

Pharmaceutical Technology, University of Marburg, Germany Mantovaneli, I. C. C., Ferretti E. C., Simões M. R., and Ferreira da Silva, C., 2004,

The Effect Of Temperature And Flow Rate On The Of Clarifcation The Aqueous Stevia-Extract In A Fixed-Bed Column With Zeolites, 449-450, Universidade Estadual do Oeste do Paraná, Centro de Engenharias e Ciências Exatas, Brazil

Martono, Y., Kristopo, H., Sihasale, L.R., 2007, Recovery Produk Ekstrak Steviosida

sebagai Bahan Alternatif Pengganti Gula dari Stevia rebaudiana Bert., Laporan Penelitian, Fakultas SAins dan Matematika, Universitas Satya Wacana, Salatiga

Megeji N.W., Kumar, J.K, Singh, Virendra, Kaul, V.K., and Ahuja, P.S., 2005,

Introducing Stevia rebaudiana, a natural zero-calorie sweetener, 801-804, Current Science, vol. 88, no. 5, Institute of Himalaya Bioresource Technology, Palampur India

Melis, 1992, Renal Excretion Of Stevioside In Rats. J Nat;55 (5):688-690.

Mudjajanto, E.S, 2005, Keamanan Jajanan Tradisional, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/17/ilpeng/1563189.htm, diakes tanggal 8 November 2008

Page 71: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

51

Muth, J. E., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Applications, 265-

294, Marcel Inc., New York Ognean, C.F., Darie, N., and Ognean, M., 2003, The New Low Calorie Sweetener, 7-

9, ACTA Universitatis Cibiniensis, no. 7, vol. 1, University of Sibiu Reinking, Larry, 2007, Image J Basics (version 1.38), Department of Biology,

Millersville University, Millersville Sastrohamidjodjo, H., 1991, Spektroskopi, 5-8, Liberty, Yogyakarta Srimaroeng, C., Chatsudthipong, V., Aslamkhan, A.G., and Pritchard, J. B., 2005,

622, Transport of the Natural Sweetener Stevioside and Its Aglycone Steviol by Human Organic Anion Transporter (hOAT1; SLC22A6) and hOAT3 (SLC22A8), Department of Physiology, Faculty of Science, Mahidol University, Bangkok, Thailand, and Laboratory of Pharmacology and Chemistry, National Institute of Enviromental Health Science, Ntional Institutes of Health, Research Triangle Park, North Carolina

Stahl, E., 1985, Drug Anlysis by Chromatography, diterjemahkan oleh Padmawinata,

K. dan Soediro, I., hal 19-123, ITB- Press, Bandung Starrat, A. N., Kirby, C. W., Pocs, R. and Brandle, J. E., 2002, Rebaudioside F a diterpene glycoside from Stevia rebaudiana . Phytochemistry,, 59, 367–370 Voight, 1994, Lehrbruch der Pharmazeutischen Technologie, diterjemahkan oleh

Soeandhi, S.N. dan Widianto M.B., 559-569, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Page 72: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

52

Lampiran

Page 73: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

53

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Page 74: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

54

Page 75: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

55

Lampiran 2. Kurva Baku Steviosida

1. Data Penimbangan Baku Steviosida

Berat Cawan = 13,3605 g

Berat Cawan + Zat = 13,37079 g

Berat Zat = 0,01014 g

= 10,14 mg add 5 ml

Konsentrasi Baku Steviosida = 2,028 mg/ml

Kadar Steviosida dalam 1µl (1 totolan ) = 2,028 µg

2. Kurva Baku Steviosida

Jumlah Totolan Kadar (µg) AUC

1 2,0280 6,7550

2 4,0560 11,1880

3 6,0840 15,9270

4 8,1120 23,610

5 10,140 28,5390

6 12,1680 39,3710

7 14,1960 48,3720

A = 2,1718

B = 2,8090

R = 0,9941

Persamaan kurva baku:

Y = 2,8090 X + 2,1718

Page 76: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

56

Kurva Baku

0

10

20

30

40

50

0 5 10 15

Kadar Steviosida (mg)

AU

C

Page 77: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

57

LAMPIRAN 3. PENETAPAN KADAR STEVIOSIDA DALAM Stevia

rebaudiana Bertonii

1. Data Sampel

Replikasi Air (ml) Suhu (0C)

Etanol 96% (ml)

AUC Sampel

Kadar

(mg/30g)

Kadar

Sampel

(%b/b)

Kadar rata-

rata Sampel

(%b/b)

1 150 30 150 27,739 910,1887 3,0340 2,9869

2 150 30 150 26,946 881,9580 2,9399 1 150 50 150 33,002 1097,5507 3,6585 3,5406

2 150 50 150 31,015 1026,8138 3,4227 1 150 30 375 35,402 2070,2332 6,9008 6,7704

2 150 30 375 34,146 1991,9847 6,6399 1 150 50 375 37,988 2231,3403 7,4378 7,6598

2 150 50 375 40,126 2364,5372 7,8818

2. Perhitungan Desain Faktorial

Pengulangan Uji

1 a b ab

1 3,0340 3,6585 6,9008 7,4378 2 2,9399 3,4227 6,6399 7,8818

Rata-rata 2,9869 3,5406 6,7704 7,6598 SD 0,0665 0,1667 0,1845 0,3140

Kondisi suhu Etanol 96% interaksi respon

1 - - + 2,9869 a + - - 3,5406 b - + - 6,7704 ab + + + 7,6598

Page 78: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

58

Efek suhu = - 2,9869 + 3,5406 – 6,7704 + 7,6598

2

= 0,7216

Efek etanol 96% = - 2,9869 - 3,5406 + 6,7704 + 7,6598

2

= 3,9514

Efek interaksi = + 2,9869 - 3,5406 - 6,7704 + 7,6598

2

= 0,1679

Persamaan

Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB

Faktor A = level suhu

Faktor B = level etanol 96%

Formula 1

2,9869 = b0 + b1(30) + b2(150) + b12 (30) (150)

2,9869 = b0 + 30 b1 +150 b2 + 4500 b12 (1)

Formula a

3,5406 = b0 + b1(50) + b2(150) + b12 (50) (150)

3,5406 = b0 + 50 b1 +150 b2 + 7500 b12 (2)

Formula b

6,7704 = b0 + b1(30) + b2(375) + b12(30) (375)

6,7704 = b0 + 30 b1 +375 b2 + 11250 b12 (3)

Page 79: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

59

Formula ab

7,6598 = b0 + b1(50) + b2(375) + b12(50) (375)

7,6598 = b0 + 30 b1 +375 b2 + 11250 b12 (4)

Eliminasi persamaan (1) dan (2)

2,9869 = b0 + 30 b1 +150 b2 + 4500 b12

3,5406 = b0 + 50 b1 +150 b2 + 7500 b12 -

-0,5537 = -20 b1 – 3000 b12 (5)

Eliminasi persamaan (3) dan (4)

6,7704 = b0 + 30 b1 +375 b2 + 11250 b12

7,6598 = b0 + 30 b1 +375 b2 + 11250 b12-

-0,8894 = -20 b1 – 7500 b12 (6)

Eliminasi persamaan (5) dan (6)

-0,5537 = -20 b1 – 3000 b12

-0,8894 = -20 b1 – 7500 b12 -

0,3357 = 4500 b12

b12 = 0,0001

Eliminasi persamaan (1) dan (3)

2,9869 = b0 + 30 b1 +150 b2 + 4500 b12

6,7704 = b0 + 30 b1 +375 b2 + 11250 b12 –

-3,7835 = -225 b2 – 6750 b12 (7)

Page 80: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

60

Substitusi b12 ke persamaan (5)

-0,5537 = -20 b1 – 3000 b12

-0,5537 = -20 b1 – 3000 (0,0001)

-0,5537 = -20 b1 – 0,3000

-0,2537 = -20 b1

b1 = 0,0127

Substitusi b12 ke persamaan (7)

-3,7835 = -225 b2 – 6750 b12

-3,7835 = -225 b2 – 6750 (0,0001)

-3,7835 = -225 b2 – 0,6750

-3,1085 = -225 b2

b2 = 0,0138

Substitusi b1,b2,b12 ke persamaan (1)

2,9869 = b0 + 30 b1 +150 b2 + 4500 b12

2,9869 = b0 + 30 (0,0127) +150 (0,0138) + 4500 (0,0001)

2,9869 = b0 + 0,3810 + 2,0700 + 0,4500

2,9869 = b0 + 2,9010

b0 = 0,0859

Persamaan Desain Faktorial

Y = 0,0859 + 0,0127 XA + 0,0138 XB + 0,0001 XAXB

Page 81: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

61

Hubungan antara etanol 96% (ml) dengan kadar steviosida (%b/b)

Grafik Hubungan Etanol 96% dengan Kadar Steviosida (%b/b)

2

4

6

8

10

120 160 200 240 280 320 360 400

Etanol 96% (ml)

Kad

ar S

tevi

osid

a (%

b/b)

Suhu Tinggi (Celcius)

Suhu Rendah (Celcius)

Hubungan suhu dengan kadar steviosida (%b/b)

Grafik Hubungan Suhu (Celcius) dengan Kadar Steviosida (%b/b)

2

4

6

8

10

20 30 40 50 60

Suhu (Celcius)

Kad

ar S

tevi

osid

a (%

b/b)

Etanol 96% tinggi (ml)

Etanol 96% rendah (ml)

Page 82: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

62

LAMPIRAN 4. PERHITUNGAN YATE’S TREATMENT

Faktor : A = Suhu

B = Etanol 96%

2yΣ = total sum of squares 2yΣ = (3,0340)2 + (2,9399)2 +(6,9008)2 + (6,6399)2 +( 3,6585)2 +

(3,4227)2 + (7,4378)2 +(7,8818)2 –89154,41

= 252,1006 – 219,6126

= 32,4880

Ryy = replicate sum of square

Ryy = ( ) ( ) ( )8

9154.144

20.884321.0311 222

−⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ +

= 219,6153 – 219,6126

= 0,0027

Tyy = treatment sum of squares

Tyy = ( ) ( ) ( )8

41,91542

15,3196)()7,0812(13,54075,9739 22222

−⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ +++

= 251,9358 – 219,6126

= 32,3232

Eyy = experiment al error sum of squares

= 32,4880 – 0,0027 – 32,3232

= 0,1621

Replikasi A1 A2

b1 b2 b1 b2

1 3,0340 6,9008 3,6585 7,4378

2 2,9399 6,6399 3,4227 7,8818

Page 83: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

63

Ayy = sum of squares associated with the different level of a

= ( ) ( ) ( )8

41,91544

22.400819.5146 222

−⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ +

= 220,6539 – 219,6126

= 1,0413

Byy = sum of squares associated with the different level of b

= ( ) ( ) ( )8

41,91544

28.860313.0551 222

−⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ +

= 250,8381 - 219,6126

= 31,2255

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares Mean Squares

F

Replicates 1 0,0027 0,0027 Treatment 3 32,3232 10,7744

a 1 1,0413 1,0413 19,2833 b 1 31,2255 31,2255 578,2500ab 1 0,0564 0,0564 1,0444

Experimental error 3 0,1621 0,0540

Total 7 32,4880

Fa = errorrimentalforsquaresmeans

effectaforsquaresmeanexp

= 0,05401,0413

= 19,2833

Fb = errorrimentalforsquaresmeans

effectbforsquaresmeanexp

=0,054031,2255

= 578,2500

Page 84: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

64

Fab =errorrimentalforsquaresmeans

effectabforsquaresmeanexp

= 0,05400,0564

= 1,0444

HIPOTESIS

1. Hi = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan suhu level tinggi menghasilkan ekstrak dengan

kadar steviosida yang berbeda dengan metode perkolasi dengan

suhu level rendah.

Ho = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan suhu level tinggi menghasilkan ekstrak dengan

kadar steviosida yang tidak berbeda dengan metode perkolasi

dengan suhu level rendah.

2. Hi = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan etanol 96% level tinggi menghasilkan ekstrak

dengan kadar steviosida yang berbeda dengan metode perkolasi

dengan etanol level rendah.

Ho = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan etanol 96% level tinggi menghasilkan ekstrak

dengan kadar steviosida yang tidak berbeda dengan metode

perkolasi dengan etanol level rendah.

Page 85: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

65

3. Hi = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan suhu level tinggi dan volume etanol 96% level tinggi

dan rendah menghasilkan ekstrak dengan kadar steviosida yang

berbeda dengan metode perkolasi yang menggunakan suhu level

rendah dan volume etanol 96% level tinggi dan rendah.

Ho = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii

menggunakan suhu level tinggi dan volume etanol 96% level tinggi

dan rendah menghasilkan ekstrak dengan kadar steviosida yang

tidak berbeda dengan metode perkolasi yang menggunakan suhu

level rendah dan volume etanol 96% level tinggi dan rendah.

Page 86: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

66

LAMPIRAN 5. COUNTER PLOT

Persamaan Desain Faktorial

Y = 0,0859 + 0,0127 XA + 0,0138 XB + 0,0001 XAXB

Counter Plot

30

35

40

45

50

150 200 250 300 350

Etanol 96% (ml)

Suh

u (C

elci

us) Kadar steviosida 3.5% b/b

kadar Steviosida 4.5 %b/bkadar steviosida 5.5 %b/bkadar steviosida 6.5 %b/bKadar Steviosida 7.2 %b/b

Kadar yang dipersyaratkan adalah 3% (Melis, 1992). Kadar steviosida yang

terdapat pada ekstrak daun stevia adalah 3,5%-7,2% dengan kadar terbesar 7,2%

pada volume penyari etanol 96% 375 ml dengan suhu 50°C

Page 87: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

67

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Tanaman Stevia

Serbuk Stevia Sebelum Sokletasi

Vanilin-Asam Sulfat P

Simplisia Stevia Kering

Serbuk Stevia sesudah Sokletasi

Kalium Iodida

Page 88: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

68

SOKLET

SPEKTROFOTOMETER UV

AIR:ETANOL:SUHU = 20:20:30

Replikasi 1

PERKOLATOR

OVEN

AIR:ETANOL:SUHU = 20:20:30

Replikasi 2

Page 89: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

69

AIR:ETANOL:SUHU = 20:20:50

Replikasi 1

AIR:ETANOL:SUHU =20:50:30

Replikasi 1

AIR:ETANOL:SUHU = 20:50:50

Replikasi 1

AIR:ETANOL:SUHU = 20:20:50

Replikasi 2

AIR:ETANOL:SUHU = 20:50:30

Replikasi 2

AIR:ETANOL:SUHU = 20:50:50

Replikasi 2

Page 90: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

70

Gambar 5. Hasil KLT Ekstrak Daun Stevia dan Baku Steviosida dengan jarak pengembangan 15 cm

Keterangan: Fase Diam : Silika Gel GF254 Fase Gerak : Kloroform : Etanol : Akuades (10 : 15 : 2) Deteksi :

1. disemprot dengan Iodium 2. disemprot dengan vanilin-asam sulfat pekat

Keterangan: a : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C

replikasi 1 diperoleh secara perkolasi b : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C

replikasi 2 diperoleh secara perkolasi c : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C

replikasi 1 diperoleh secara perkolasi d : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C

replikasi 2 diperoleh secara perkolasi e : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C

replikasi 1 diperoleh secara perkolasi f : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C

replikasi 2 diperoleh secara perkolasi

-0,00

-1,00

-0,50

Page 91: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

71

g : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C replikasi 1 diperoleh secara perkolasi

h : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C replikasi 2 diperoleh secara perkolasi

1 : Baku Steviosida 1µg/µl 2 : Baku Steviosida 2µg/µl 3 : Baku Steviosida 3µg/µl 4 : Baku Steviosida 4µg/µl 5 : Baku Steviosida 5µg/µl 6 : Baku Steviosida 6µg/µl 7 : Baku Steviosida 7µg/µl

Tabel V. Nilai Rf dan warna untuk masing-masing bercak dengan fase gerak

kloroform : metanol : aquades (10 : 15 : 2) dan fase diam Silika GF254, jarak elusi 15 cm, deteksi Iodium dan Vanilin-Asam Sulfat P

Keterangan: A : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C rep.1 B : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 30°C rep.2 C : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C rep.1 D : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 150 ml dan suhu 50°C rep.2 E : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C rep.1 F : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 30°C rep.2 G : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C rep.1 H : Sampel ekstrak dengan volume etanol 96% 375 ml dan suhu 50°C rep.2

Deteksi Nilai Rf Warna Bercak Iodium Vanilin-Asam

Sulfat Iodium Vanilin-Asam

Sulfat Baku steviosida - 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap

Sampel A 0,76 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel B 0,78 0,78 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel C 0,76 0,76 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel D 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel E 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel F 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel G 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap Sampel H 0,77 0,77 Cokelat muda Cokelat gelap

Page 92: OPTIMASI VOLUME PENYARI ETANOL 96% DAN SUHU … fileStudi Preformulasi Steviosida sebagai Pemanis Pengganti Gula

72

BIOGRAFI PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Maria Margaretha

Christiani adalah anak ketiga dari empat bersaudara

pasangan Bapak Paulus Perjuangan Simorangkir dan Ibu

Lidia Lementaria Marbun, lahir di Jakarta pada tanggal

13 Maret 1987. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman

Kanak-Kanak di TK Tunas Mawar Tangerang pada tahun

1992-1993, dilanjutkan di SD STRADA Slamet Riyadi 2

Tangerang pada tahun 1993-1999. Kemudian melanjutkan

di SLTP STRADA Slamet Riyadi Tangerang pada tahun

1999-2002.

Tahun 2002-2005 penulis menempuh pendidikan di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta dan kemudian dilanjutkan studi untuk jenjang S-1 di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, penulis pernah menjadi

Asisten Praktikum Biokimia. Selain itu, penulis juga aktif dalam Badan

Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) Farmasi 2005/2006 (Litbang dan

Advokasi), Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 2006/2007

(Litbang dan Advokasi), serta aktif di berbagai kepanitiaan seperti Inisisasi

Fakultas Farmasi TITRASI 2007 (Keamanan), Inisiasi Universitas Sanata Dharma

INSADHA 2007 (Koordinator Pendamping Kelompok), Inisisasi Fakultas

Farmasi TITRASI 2006 (Konseptor), Sumpahan Apoteker.