optimalisasi biaya produksi penambangan …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra...

12
1 OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN MENGGUNAKAN PERT DAN CPM Indra Manggala 1 , Amar Sumarsa 2 , Ani Andriyati 2 Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya produksi penambangan di PT. Batu Sarana Persada,Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang sudah di olah dalam bentuk, laporan-laporan, dokumentasi, atau informasi yang lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian. Pengoptimalisasian biaya produksi penambangan dapat di analisis melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing (mempercepat waktu proyek). Pengolahan data menggunakan PERT adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode CPM adalah metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang mempunyai data biaya di masa lampau. Berdasarkan hasil analisis disusun rancangan penelitian yang mencakup penggunaan model-model matematik untuk penggunaan jaringan kerjaPT. Batu Sarana Persada yang sedang berjalan membutuhkan waktu 24 jam dengan biaya yang dibutuhkan 12.600.000. Ternyata kegiatan produksi ini bisa dipercepat 9 jam dari biasanya setelah sebelumnya mempertimbangkan SDM dan peralatan, dengan biaya yang di butuhkan menjadi 13.500.000.mencapai optimal karena kegiatan produksi yang dilakukan membutuhkan biaya yang lebih kecil dibanding dengan biaya yang dianggarkan sesuai kontrak sebesar 14.000.000 Kata kunci :optimalisasi, metode PERT dan CPM. 1 Mahasiswa Program Studi Matematika Universitas Pakuan 2 Staf Pengajar Pada Program Studi Matematika Universitas Pakuan

Upload: danghanh

Post on 28-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

1

OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN

MENGGUNAKAN PERT DAN CPM

Indra Manggala1, Amar Sumarsa

2, Ani Andriyati

2

Program Studi Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

Bogor

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya produksi penambangan di PT. Batu

Sarana Persada,Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari perusahaan yang sudah di olah dalam bentuk, laporan-laporan,

dokumentasi, atau informasi yang lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian. Pengoptimalisasian biaya produksi penambangan dapat di analisis

melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing (mempercepat waktu

proyek). Pengolahan data menggunakan PERT adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian

bagi proyek-proyek yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode CPM adalah metode

perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang mempunyai data biaya di masa lampau.

Berdasarkan hasil analisis disusun rancangan penelitian yang mencakup penggunaan model-model

matematik untuk penggunaan jaringan kerjaPT. Batu Sarana Persada yang sedang berjalan

membutuhkan waktu 24 jam dengan biaya yang dibutuhkan 12.600.000. Ternyata kegiatan

produksi ini bisa dipercepat 9 jam dari biasanya setelah sebelumnya mempertimbangkan

SDM dan peralatan, dengan biaya yang di butuhkan menjadi 13.500.000.mencapai optimal

karena kegiatan produksi yang dilakukan membutuhkan biaya yang lebih kecil dibanding

dengan biaya yang dianggarkan sesuai kontrak sebesar 14.000.000

Kata kunci :optimalisasi, metode PERT dan CPM.

1 Mahasiswa Program Studi Matematika Universitas Pakuan

2 Staf Pengajar Pada Program Studi Matematika Universitas Pakuan

Page 2: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

2

LATAR BELAKANG

Dampak krisis moneter sampai

pada saat ini masih sangat dirasakan

oleh bangsa Indonesia. Berbagai

permasalahan yang semakin

kompleks menjadikan perekonomian

di Indonesia menjadi semakin tidak

stabil. Hal ini mendorong setiap

perusahaan untuk dapat lebih

meningkatkan potensi sumberdaya-

sumberdaya yang dimiliki dengan

dilengkapi teknologi yang ada, agar

perusahaan bisa bertahan dalam

persaingan, baik secara regional,

nasional, maupun global. Perusahaan

yang tidak mampu bersaing akan

mengalami kekalahan atau kemerosotan, bahkan banyak

diantara perusahaan-perusahaan yang

ada di Indonesia mengalami gulung

tikar. Hal ini disebabkan karena

perusahaan-perusahaan tersebut tidak

mampu bersaing dalam berbagai hal.

Dalam hal biaya produksi, sebagai

salah satu faktor untuk meningkatkan

daya saing perusahaan harus lebih

efisien dalam penggunaan waktu di

setiap kegiatan atau aktivitas,

sehingga biaya produksi dapat

diminimalkan dari rencana semula.

Proyek merupakan kegiatan

sementara yang berlangsung dalam

jangka waktu terbatas, dengan

alokasi sumberdaya tertentu dan

bertujuan untuk melaksanakan tugas

yang sasarannya telah digariskan

dengan jelas. Kegiatan proyek dalam

proses mencapai hasil akhirnya

dibatasi oleh waktu dan biaya.

Berbeda dengan kegiatan

operasional, proyek sifatnya dinamis,

tidak rutin, multi kegiatan dengan

intensitas yang berubah-ubah, serta

memiliki siklus yang pendek.

Pelaksanaan proyek dalam organisasi

pada umumnya dilakukan untuk

mencapai tujuan khusus, aktivitasnya

ditentukan dengan jelas kapan

dimulai dan kapan berakhir, serta

adanya pembatasan dana untuk

menjalankan aktivitas proyek

tersebut.

Pada saat ini PT. Batu Sarana

Prasada sebagai salah satu penyedia

barang tambang (batu) untuk

melayani berbagai macam proyek,

dalam melakukan kegiatan –

kegiatan produksi hanya

berdasarkan pengalaman. Dalam hal

proses produksi PT. Batu Sarana

Prasada belum menggunakan metode

ilmiah sehingga biaya produksi

diduga belum optimal.

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengoptimalkan biaya

produksi barang tambang

menggunakan PERT dan CPM di PT.

Batu Sarana Prasada.

METODOLOGI PENELITIAN

Data

Data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa data

sekunder yaitu data yang

diperoleh dari perusahaan yang

sudah di olah dalam bentuk,

laporan-laporan, dokumentasi,

atau informasi yang lainnya

yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang akan di

bahas dalam penelitian. Pada

penelitian ini, peneliti

mengambil data di PT. Batu

Sarana Persada, yaitu data biaya

produksi pada periode Maret-

Mei 2015, data kegiatan

produksi, biaya dan waktunya.

Metode Analisis

Page 3: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

3

Berikut tahapan penelitian

yang dilakukan mengenai biaya

produksi penambangan di PT.

Batu Sarana Persada :

Langkah – langkah dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Langkah pertama yaitu survei

awal dilakukan dengan observasi

dan studi lapangan pada

perusahaan untuk menggali

permasalahan yang dihadapi dan

mencari solusi untuk masalah

tersebut.

2. Langkah kedua yaitu identifikasi

masalah dilakukan untuk

merumuskan permasalahan yang

ada di PT. Batu Sarana Persada,

identifikasi masalah lebih

difokuskan dalam perencanaan

kegiatan produksi yaitu

menentukan optimalisasi biaya

produksi.

3. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan data struktur

rincian kegiatan. Data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yaitu data

kegiatan produksi penambangan

dari PT. Batu Sarana Persada

4. Pada tahap ini dilakukan analisa biaya kegiatan produksi,

bertujuan menekan

ketidakpastian biaya pada

pelaksanaan penyelenggaraan

kegiatan penambangan sehingga

analisa sumber daya dan biaya

dapat dilakukan. Tahap analisa

dilakukan melalui pembanding

kegiatan secara normal dan

setelah dilakukan crashing.

Pengolahan data menggunakan

metode PERT adalah suatu

metode perencanaan dan

pengendalian bagi proyek-

proyek yang belum pernah

dilakukan sebelumnya. Metode

CPM adalah metode

perencanaan dan pengendalian

bagi proyek-proyek yang

mempunyai data biaya di masa

lampau.

5. Perancangan, berdasarkan hasil

analis disusun rancangan

penelitian yang mencakup

penggunaan model-model

matematik untuk penggunaan

jaringan kerja.

5.1 Earliest Time (TE)

TE adalah saat paling

awal suatu kejadian yang

mungkin terjadi dan tidak

mungkin terjadi sebelumnya.

Manfaat ditetapkannya TE

suatu kejadian adalah untuk

mengetahui saat paling awal

mulai melaksanakan kegiatan

yang keluar dari kejadian yang

bersangkutan.

a) Untuk kegiatan menuju

sebuah kejadian.

Rumus : (TE)b = (TE)a

+ L

Keterangan :

a : kejadian awal

kegiatan X

b : kejadian akhir

kegiatan X

(TE)a : saat paling awal

kejadian awal

(TE)b : saat paling awal

kejadian akhir

Page 4: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

4

L : lama kegiatan x

b) Untuk beberapa

kegiatan menuju sebuah

kejadian.

Rumus : (TE)b =

maksimum (TEan + Ln)

Keterangan :

an : kejadian awal

kegiatan Xn

b : kejadian akhir

n : nomor kegiatan

(n = 1, 2, 3, …)

Ln : lama kegiatan

Xn

Xn : nama kegiatan

Xn

(TE)an : saat paling awal

kejadian awal dari

kegiatan Xn

(TE)b : saat paling awal

kejadian akhir bersama

seluruh kegiatan Xn

c) Prosedur menghitung

TE

Prosedur menghitung

TE kejadian-kejadian

dalam analisis jaringan

kerja adalah :

- Hitung atau

tentukan TE dari

kejadian-kejadian

mulai dari nomor 1

berturut-turut

sampai dengan

nomor maksimal.

- Saat paling awal

(TE) kejadian

nomor 1 sama

dengan nol.

- Selanjutnya dapat

dihitung TE

kejadian nomor 2, 3,

4, … dst.

5.2 Latest Time (TL)

TL adalah waktu paling

lambat suatu kejadian boleh

terjadi dan tidak boleh terjadi

sebelumnya (meskipun itu

mungkin). Sehingga proyek

mungkin selesai pada waktu

yang telah ditentukan. Manfaat

ditetapkannya TE setiap

kejadian yang ada dalam

analisis jaringan adalah untuk

mengetahui saat paling lambat

selesainya semua kegiatan yang

menuju kejadian yang

bersangkutan, agar proyek

masih dapat selesai pada waktu

yang telah direncanakan.

a) Untuk sebuah kegiatan

keluar dari sebuah

kejadian

Rumus : (TL)a = (TL)b – L

Keterangan :

a : kejadian awal

kegiatan X

b : kejadian akhir

kegiatan X

X : nama kegiatan

L : lama kegiatan

TLa : saat paling

lambat kejadian aawal

TLb : saat paling

lambat kejadian akhir

b) Untuk beberapa kegiatan

keluar dari sebuah

kejadian

Rumus : (TL)a = minimum

(TLbn – Ln)

Keterangan :

A : kejadian awal

bersama dari kegiatan-

kegiatan n

Page 5: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

5

b : kejadian

akhir masing-masing

kegiatan n

n : nomor

kegiatan (1, 2, 3, …)

Xn : nama

kegiatan

Ln : lama

kegiatan Xn

TLa : saat paling

lambat kejadian awal

kegiatan Xn

TLbn : saat paling

lambat kejadian akhir

kegiatan Xn

c) Prosedur menghitung TL

Prosedur yang harus diikuti

dalam menghitung TL

kejadian-kejadian dalam

analisis jaringan kerja

adalah :

a) Hitung atau tentukan

kejadian mulai dari

nomor maksimal

kemudian mundur

berturut-turut sampai

dengan nomor 1

b) TL kejadian nomor

maksimal sama dengan

TE kejadian nomor

maksimal

c) Selanjutnya dapat

dihitung TL kejadian

nomor maksimal,…3, 2,

1.

5.3 Kejadian Kritis Kejadian kritis adalah

kejadian yang tidak

mempunyai tenggang waktu

atau TE sama dengan TL. Jadi

untuk kejadian kritis adalah

TE – TL = 0. Kejadian kritis

ini pada analisis jaringan dapat

dilihat dari bilangan pada

ruang kanan atas sama dengan

ruang kanan bawah dari

kejadian tersebut.

5.4 Kegiatan Kritis Kegiatan kritis adalah

kegiatan yang sangat sensitif

terhadap keterlambatan,

sehingga bila sebuah kegiatan

kritis terlambat satu hari saja,

sedangkan kegiatan-kegiatan

lainnya tidak terlambat, maka

proyek akan terlambat selama

satu hari. Kejadian kritis harus

mulai pada satu saat awal saja

dan selesai pada satu saat

akhir saja dan memenuhi

rumus :

TEa + L = TEb

TLa + L = TLb

Keterangan :

L : lama kegiatan

TEa : saat paling awal

kejadian awal

TEb : saat paling akhir

kejadian akhir

TLa : saat paling akhir

kejadian awal

TLb : saat paling akhir

kejadian akhir

5.5 Jalur Kritis

Jalur kritis dalam

analisis jaringan adalah jalur

yang terdiri dari kegiatan-

kegiatan kritis, kejadian-

kejadian kritis, dan dummy

(bila diperlukan). Jalur kritis

dimulai dari kejadian awal

diagram jaringan kerja. Dari

jalur kritis ini dapat

disimpulkan bahwa umur

produksi sama dengan umur

jalur kritis. Sedangkan jalur

Page 6: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

6

kritis adalah jalur yang paling

lama umur pelaksanaannya.

5.6 Analisa Biaya Dalam

penyelenggaraan suatu proyek

diberikan masukan yang

berupa biaya dan waktu.

Analisa biaya bertujuan untuk

mengetahui jumlah biaya yang

diperlukan selama

penyelenggaraan proyek. Pada

kenyataannya waktu

pelaksanaan kegiatan tidak

terlalu tetap. Kadang-kadang

pihak manajemen berusaha

memperpendek waktu

kegiatan dengan menambah

pekerja, dengan konsekuensi

biasanyadisertai dengan

penambahan biaya. Usaha ini

disebut “crashing”.

Dalam analisis biaya

melibatkan biaya normal dan

biaya mempercepat.

- Biaya normal adalah biaya

yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu

kegiatan jika kegiatan

berjalan normal.

- Biaya mempercepat adalah

biaya yang diperlukan

untuk melaksanakan suatu

kegiatan yang dipercepat.

- Rumus

Secara formulatif untuk

untuk menyelesaikan

crashing adalah :

Crashing perperiode

waktu : biaya mempercepat −biaya normal

waktu normal −waktu cepat

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alokasi Waktu Kegiatan

Produksi

Analisa perencanaan

kegiatan optimalisasi produksi

(studi kasus pada PT. Batu Sarana

Persada) merupakan proses

penguraian proyek menjadi

kegiatan-kegiatan. Data awal yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel

1.

Tabel 1. Alokasi waktu kegiatan

produksi

Pendataan kegiatan produksi

merupakan awal dari pembuatan

perencanaan analisis jaringan

kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut

dimulai dengan keputusan bahwa

proyek layak dan dapat

dilaksanakan serta telah dilakukan

negoisasi keuangan (dana

investasi). Setelah tercapai

negosiasi keungan kemudian

proyek produksi dimulai dengan

kegiatan perencanaan sampai

finishing kegiatan tersebut.

a. Land Clearing

Land Clearing adalah

kegiatan pembukaan dan

Page 7: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

7

pengolahan lahan

sampai lahan tersebut

siap untuk digunakan

sebagai jalan atau

kegiatan pembersihan

lahan dari semak-semak,

pohon-pohon besar.

b. Stripping of overburden

Stripping of overburden

adalah bagian

pengupasan lapisan

tanah penutup atau

permukaan tanah bagian

atas dari sisa pohon

yang sudah ditebang

kemudian membuang

bagian tanah atau batuan

yang dapat menghalangi

pekerjaan selanjutnya.

c. Exploitation

Exploitation adalah

penggunaan sumber

daya atau penggunaan

barang tambang pada

sebuah indrustri sebagai

pengolahan bahan baku.

d. Drilling

Drilling adalah suatu

aktifitas yang dilakukan

guna pengambilan

sampel maupun

pemboran produksi yang

bertujuan untuk

mendapatkan bahan

galian secara vertikal

yang berada di bawah

permukaan tanah.

e. Blasting

Blasting bertujuan untuk

memecah atau

membongkar batuan

padat atau material atau

endapan bijih yang

bersifat kompak atau

massive dari batuan

induknya.

f. Evacuation

Evacuation adalah

kegiatan yang bertujuan

untuk mengetahui

pergerakan arah, dalam

hal penambangan

tujuannya adalah untuk

membatasi daerah

ledakan pengeboman.

g. Loading

Loading adalah kegiatan

untuk memasukan atau

mengisikan material

atau endapan bahan

galian hasil

pembongkaran ke dalam

alat angkut.

h. Houling

Houling adalah kegiatan

yang dilakukan untuk

mengangkut atau

membawa material

maupun endapan bahan

galian dari front

penambangan dibawa ke

tempat pengolahan

untuk proses lanjut.

i. Minerral Dressing

Mineral Dressing

bertujuan untuk

menaikkan kadar atau

mempertinggi mutu

bahan galian yang

dihasilkan dari tambang

sampang memenuhi

persyaratan untuk

diperdagangkan atau

dipakai sebagai bahan

baku untuk industri lain.

4.2 Alokasi Biaya Produksi

Analisa lanjutan kegiatan

produksi adalah proses crashing

pada waktu dan biaya. Beberapa

kegiatan dengan waktu dan biaya

dalam rangka proses crashing

pada proyek optimasi kegiatan

Page 8: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

8

produksi dapat dilihat pada tabel

2.

Tabel 2. Alokasi waktu dan

biaya kegiatan produksi

4.3 Analisis Jaringan Kerja

Dengan Metode PERT dan

CPM

Berdasarkan alokasi

waktu dan kegiatan proyek

pada tabel 1. Maka dapat

dilanjutkan dengan tahap

pembuatan diagram proyek

perencanaan jaringan kerja dan

perhitungannya.

4.4 Analisis Jaringan Kerja

Dengan Metode PERT dan

CPM

Berdasarkan alokasi

waktu dan kegiatan proyek

pada tabel 1. Maka dapat

dilanjutkan dengan tahap

pembuatan diagram proyek

perencanaan jaringan kerja dan

perhitungannya.

Nilai – nilai yang tertera

tertera pada diagram jaringan

kerja tersebut di atas dihitung

berdasarkan model yang sudah

dijelaskan pada tahap

perancangan dan secara rinci

dapat dijelaskan sebagai

berikut

a. Earlist Time (TE)

Rumus :

Kejadian nomor 0 : TE0 = 0

Kejadian nomor 1 : TE1 = 0 +

5 = 5

Kejadian nomor 2 : TE2 = 5+

3 = 8

Kejadian nomor 3 : TE3 = 5+

2 = 7

Kejadian nomor 4 : TE4 = 8 +

4 = 12

Kejadian nomor 5 : TE5 = 5+

3 = 14

Kejadian nomor 6 : TE6 = 12

+ 3 = 15

Kejadian nomor 7 : TE7 = 15

+ 2 = 17

Rumus : (TE)b = (TE)a

+ L

Page 9: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

9

Kejadian nomor 8 : TE8 = 17

+ 4 = 21

Kejadian nomor 9 : TE9 = 21

+ 3 = 24

b. Latest Time (TL)

Rumus :

Kejadian nomor 9 : TE9 = 24

Kejadian nomor 8 : TE8 = 24

– 3 = 21

Kejadian nomor 7 : TE7 = 21

– 4 = 17

Kejadian nomor 6 : TE6 = 17

– 2 = 15

Kejadian nomor 5 : TE5 = 15

Kejadian nomor 4 : TE4 = 12

Kejadian nomor 3 : TE3 = 12

Kejadian nomor 2 : TE2 = 8

Kejadian nomor 1 : TE1 = 5

Kejadian nomor 0 : TE0 = 0

c. Kejadian kritis

Pada diagram jaringan kerja,

kejadian kritisnya adalah

kejadian nomor 1, 2, 4, 6, 7,

8, 9.

Kejadian nomor 1 merupakan

kejadian kritis (TE1 = TL1 =

5)

Kejadian nomor 2 merupakan

kejadian kritis (TE2 = TL2 =

8)

Kejadian nomor 4 merupakan

kejadian kritis (TE4 = TL4 =

12)

Kejadian nomor 6 merupakan

kejadian kritis (TE6 = TL6 =

15)

Kejadian nomor 7 merupakan

kejadian kritis (TE7 = TL7 =

17)

Kejadian nomor 8 merupakan

kejadian kritis (TE8 = TL8 =

21)

Kejadian nomor 9 merupakan

kejadian kritis (TE9 = TL9 =

24)

d. Kegiatan Kritis

Pada diagram jaringan kerja

tersebut, kegiatan-kegiatan

kritisnya adalah kegiatan A,

B, D, F, G, H, I.

Kegiatan A merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE0 = TL0 = 0

2) TE1 = TL1 = 5

3) TE0 + LA = TE1 (0 + 5 =

5)

TL0 + LA = TL1 (0 + 5 =

5)

Kegiatan B merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE1 = TL1 = 5

2) TE2 = TL2 = 8

3) TE1 + LB = TE2 (5 + 3 =

8)

TL1 + LB = TL2 (5 + 5 =

8)

Kegiatan C merupakan bukan

kegiatan kritis, sebab :

1) TE1 = TL1 = 5

2) TE3 ≠ TL3 TE3 = 7 ≠

TL3 = 12

3) TE1 + LC = TE3 (5 + 2 =

7)

TL1 + LC = TL3 (5 + 2 ≠

5)

Kegiatan D merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE2 = TL2 = 8

2) TE4 = TL4 = 12

3) TE2 + LD = TE4 (8 + 4 =

12)

TL2 + LD = TL4 (8 + 4 =

12)

Kegiatan E merupakan bukan

kegiatan kritis, sebab :

1) TE4 = TL4 = 12

2) TE5 ≠ TL5 TE5 = 14 ≠

TL5 = 15

3) TE4 + LE = TE5 (12 + 2

= 14)

Rumus : (TL)a = (TL)b – L

Page 10: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

10

TL4 + LE = TL5 (12 + 2

≠ 15)

Kegiatan F merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE4 = TL4 = 12

2) TE6 = TL6 = 15

3) TE4 + LF = TE6 (12 + 3

= 15)

TL4 + LF = TL6 (12 + 3 =

15)

Kegiatan G merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE6 = TL6 = 15

2) TE7 = TL7 = 17

3) TE6 + LG = TE7 (15 + 2

= 17)

TL6 + LG = TL7 (15 + 2 =

17)

Kegiatan H merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE7 = TL7 = 17

2) TE8 = TL8 = 21

3) TE7 + LH = TE8 (17 + 4

= 21)

TL7 + LH = TL8 (17 + 4 =

21)

Kegiatan I merupakan

kegiatan kritis, dengan syarat

:

1) TE8 = TL8 = 21

2) TE9 = TL9 = 21

3) TE8 + LI = TE9 (21 + 3 =

24)

TL8 + LI = TL9 (21 + 3 =

24)

e. Jalur Kritis

Pada diagram jaringan kerja

tersebut jalur kritisnya adalah

kejadian 1, kegiatan A,

kejadian 2, kegiatan B,

kejadian 4, kegiatan D,

kejadian 6, kegiatan F,

kejadian 7, kegiatan G,

kejadian 8, kegiatan H,

kejadian 9, kegiatan I.

f. Proses crashing

Berdasarkan alokasi

waktu dan biaya pada tabel 2.

Maka dapat dilanjutkan

dengan proses crashing pada

setiap kegiatan yang dapat

dilihat pada tabel 3.

Secara formulatif untuk

untuk menyelesaikan

crashing adalah :

Crashing perperiode waktu : biaya mempercepat −biaya normal

waktu normal −waktu cepat

Tabel 3. Alokasi waktu, biaya

dan proses crashing kegiatan

produksi penambangan PT.

Batu Sarana Persada.

Penjelasan pada tabel 3

adalah :

Crashing perhari, kegiatan A

adalah = 150.000

Crashing perhari, kegiatan B

adalah = 200.000

Crashing perhari, kegiatan C

adalah = 700.000

Crashing perhari, kegiatan D

adalah = 600.000

Page 11: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

11

Crashing perhari, kegiatan E

adalah = 500.000

Crashing perhari, kegiatan F

adalah = 600.000

Crashing perhari, kegiatan G

adalah = 800.000

Crashing perhari, kegiatan H

adalah = 300.000

Crashing perhari, kegiatan I

adalah = 250.000

Jalur kritis pada diagram

jaringan kerja tersebut adalah

kejadian 1, kegiatan A,

kejadian 2, kegiatan B,

kejadian 4, kegiatan D,

kejadian 6, kegiatan F,

kejadian 7, kegiatan G,

kejadian 8, kegiatan H,

kejadian 9, kegiatan I.

Dengan lamanya kegiatn

produksi tersebut 24 jam dan

total biaya yang harus

dikeluarkan 12.600.000.

PT. Batu Sarana Persada

menginginkan adanya percepatan

waktu dalam pengerjaan pengolahan

batu dengan biaya Rp 14.000.000,-.

Dengan adanya percepatan waktu

yang dilakukan dibutuhkan biaya

tambahan (Biaya Crash), maka

bentuk perhitungannya adalah

sebagai berikut :

Cari biaya dengan biaya Crash/Hari

terendah.

1. Crashing ke 1. Dari kegiatan

pada jalur kritis tersebut

ternyata kegiatan A memiliki

Crashing perjam yang paling

minimum yaitu 150.000

dengan kemampuan crashing

selama 5 – 3 = 2 jam, maka

waktu penyelesaian menjadi

24 – 2 = 22 jam, dan biaya

total menjadi = Rp

12.600.000,- + Rp 150.000,-

= Rp 12.750.000,-

2. Crashing ke 2. Dari kegiatan

pada jalur kritis tersebut

ternyata kegiatan B memiliki

Crashing perjam yang paling

minimum yaitu 200.000

dengan kemampuan crashing

selama 3 - 1 = 2 jam, maka

waktu penyelesaian menjadi

22 – 2 = 20 jam, dan biaya

total menjadi = Rp

12.750.000,- + Rp 200.000,-

= Rp 12.950.000,-

3. Crashing ke 3. Dari kegiatan

pada jalur kritis tersebut

ternyata kegiatan I memiliki

Crashing perjam yang paling

minimum yaitu 250.000

dengan kemampuan crashing

selama 3 - 1 = 2 jam, maka

waktu penyelesaian menjadi

20 – 2 = 18 jam, dan biaya

total menjadi = Rp

12.950.000,- + Rp 250.000,-

= Rp 13.200.000,-

4. Crashing ke 4. Dari kegiatan

pada jalur kritis tersebut

ternyata kegiatan H memiliki

Crashing perjam yang paling

minimum yaitu 300.000

dengan kemampuan crashing

selama 4 - 1 = 3 jam, maka

waktu penyelesaian menjadi

18 – 3 = 15 jam, dan biaya

total menjadi = Rp

13.200.000,- + Rp 300.000,-

= Rp 13.500.000,-

5. Karena sudah mendekati

biaya yang ditetapkan sebesar

Rp 14.000.000,- maka tidak

ada kegiatan lagi yang dapat

dipercepat. Maka hasilnya

adalah sebagai berikut :

Percepatan waktu = 15

jam

Total Biaya Crash = Rp

13.500.000,-

Page 12: OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal indra 064110022.pdf · melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing

12

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perencanaan

kegiatan produksi pada PT. Batu

Sarana Persada yang sedang berjalan

membutuhkan waktu 24 jam dengan

biaya yang di butuhkan 12.600.000.

Ternyata kegiatan produksi ini bisa

dipercepat 9 jam dari biasanya

setelah sebelumnya

mempertimbangkan SDM dan

peralatan, dengan biaya yang di

butuhkan menjadi 13.500.000. hal ini

sudah di anggap optimal karena

kegiatan produksi yang dilakukan

membutuhkan biaya yang lebih kecil

di banding dengan biaya yang di

anggarkan biasanya yaitu sebesar

14.000.000,-.

5.2 Saran

Optimalisasi biaya produksi

menggunakan PERT DAN CPM

dapat di aplikasikan untuk setiap

proyek atau kegiatan produksi di

instansi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali T. H., 1995. Prinsip – prinsip

Networking Planning, PT.

Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Levin. I dan Charles A.K., 1982,

Perencaan dan

Pengendsalian dengan PERT

dan CPM, PT Balai Aksara,

Jakarta

Pangestu, S. 1986. Dasar – dasar

operation research. Edisi

kedua. BPFE, Yogyakarta

Poerdwadarminta, W.J.S., 1991.

Kamus umum bahasa

Indonesia. Balai Pustaka.

Jakarta

Prawirosentono, Suyadi. 2005. Riset

Operasi dan Ekonofisika.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Simarmat DJ. A. 1985. Operation

Research. PT Gramedia

Gunadarma. Jakarta.

Siswanto. 2007. Operations

Research Jilid II. Jakarta : Erlangga.