opoi sambang (malem jelikua/malam gajeak-gajeak)

14
Agatha, Anisa, Mita, Yuniarti, Zelka, Riski. XII IPA 2 – SMAN 2 Arga Makmur

Upload: agatha-christy-ernesta

Post on 21-Jul-2015

144 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Agatha, Anisa, Mita, Yuniarti, Zelka, Riski.

XII IPA 2 – SMAN 2 Arga Makmur

Latar Belakang

Kebudayaan merupakan ciri khas dari suatudaerah yang menjadi lambang dari kepribadiansuatu bangsa atau daerah. Oleh karena itumenjaga, memelihara dan melestarikan budayamerupakan kewajiban dari setiap individu,dengan kata lain kebudayaan merupakankekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan olehsetiap suku bangsa.

Maksud dan Tujuan

Penyusunan laporan ini bertujuan agar pembacamengetahui bahwa suku Rejang merupakansuku yang kaya akan budaya serta menyadaribahwa menjaga dan melestarikan kebudayaandaerah merupakan kewajiban dari setiap orang.

Manfaat Penelitian

• Mengetahui budaya-budaya Indonesia yang belum kitaketahui sebelumnya, khususnya di daerah KabupatenBengkulu Utara.

• Menambah wawasan mengenai kebudayaan.• Menjadikan Opoi Sambang sebagai salah satu daya tarik

daerah Kabupaten Bengkulu Utara.• Dengan adanya laporan ini, masyarakat dapat berlomba-

lomba untuk mengetahui kebudayaan lain yang dimilikioleh Kabupaten Bengkulu Utara.

• Menjadi salah satu dasar kebanggaan sebagai pendudukKabupaten Bengkulu Utara, terutama suku Rejang.

• Lebih menghargai budaya-budaya yang tumbuh danberkembang di Bengkulu Utara.

Hasil Penelitian

• Opoi Sambang sendiri merupakan suatu tradisibudaya Rejang yang menggunakan bahantempurung-tempurung kelapa sebagai alatpenerangan pada malam 27 Ramadhan.

• Latar belakang adanya budaya Opoi Sambangdikarenakan pada saat itu belum ada peneranganyang memadai di desa terpencil, sehinggamasyarakat Rejang memiliki inisiatif untukmembuat penerangan yang biasa disebut denganOpoi Sambang.

Foto Dokumentasi Penelitian

• Menurut pendapat para sesepuh Rejang, OpoiSambang dilaksanakan malam 27 Ramadhankarena pada malam itu para arwahleluhur/nenek moyang tersesat dan kesulitanmencari jalan pulang, sehingga warga Rejangperlu membuat penerangan yang disebutOpoi Sambang untuk menerangi halamanrumah di waktu malam.

• Alat dan bahan yang digunakan untukmembuat Opoi Sambang antara lain pancangdengan tinggi ± 1,5 meter, tempurung kelapa,minyak tanah, dan korek api.

• Manfaat utama Opoi Sambang adalah untukmenerangi jalan depan rumah, sedangkanmanfaat lainnya ialah; masyarakat Rejangmenjadi sangat bersemangat untukmenyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri,keakraban bersama keluarga pun menjadisemakin erat karena Opoi Sambang menjadimomen kumpul keluarga yang menyenangkandan mereka bisa bercengkrama dengantetangga lain yang juga melaksanakan OpoiSambang.

• Mitos dari pelaksanaan Opoi Sambang adalahsuku Rejang masih mempercayai adanyaarwah leluhur/nenek moyang yang seringtersesat di malam 27 Ramadhan, sehinggasebagai anak-cucu mereka perlu menyalakanOpoi Sambang di depan rumah merekasebagai penerangan bagi arwah leluhur/nenekmoyang sehingga mereka takkan tersesat.Pandangan yang seperti ini dianggap kelirudan bertentangan dengan agama, termasukagama Islam.

• Salah seorang ustadzah menyampaikan bahwa carapandang masyarakat Rejang yang masih mempercayaiadanya arwah ataupun roh nenek moyang termasukSYIRIK.

• Menurut pandangan kelompok kami, cara pandangwarga Rejang yang keliru tersebut perlu diluruskansebab kita sebagai masyarakat modern tidakseharusnya mempercayai takhayul seperti itu.

• Budaya ini layak sekali dilestarikan namun semata-mata sebagai simbol kebahagiaan warga yang akanmenyambut Hari raya Idul Fitri dan menjadi momenkumpul keluarga saja, bukan karena hal-hal yang tidakrealistik dan tidak masuk akal.

Kesimpulan

• Kebudayaan Opoi Sambang merupakankebudayaan endemik yang unik khas suku Rejang,maksudnya kebudayaan ini hanya dilaksanakanoleh warga Suku Rejang dan tidak dimiliki olehdaerah atau suku lainnya.

• Kebudayaan ini dilatarbelakangi oleh hal-hal yangberhubungan dengan eksistensi para arwahleluhur/nenek moyang.

• Apabila disikapi secara positif, maka kebudayaanini tidak akan menjerumuskan kita pada hal-halberbau SYIRIK.

Saran

• Kegiatan penelitian kebudayaan ini patutdiapresiasikan karena berdampak positif,khususnya bagi para pelajar seperti kami yangmenjadi semakin mengerti akan warisanbudaya di Kabupaten Bengkulu Utara.

• Adanya kegiatan penelitian kebudayaan yangserupa, namun mendalami kebudayaan-kebudayaan suku Rejang lainnya yang sampaisaat ini belum diketahui orang banyak.