city lite: tinderology · bareng (walaupun beda tugas), juga temen makan pop mie malem-malem sambil...
TRANSCRIPT
Tinderology
A NOVEL BY
larasaty laras
haldep.indd 1 9/13/2018 10:26:03 AM
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
haldep.indd 2 9/13/2018 10:26:03 AM
Tinderology
larasaty laras
Penerbit PT Elex Media Komputindo
haldep.indd 3 9/13/2018 10:26:03 AM
TinderologyCopyright © 2018 Larasaty Laras
Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 oleh PT Elex Media
Komputindo,Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
TinderologyEditor: M.L Anindya Larasati
718031552 ISBN: 978-602-04-8429-7
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
haldep.indd 4 9/13/2018 10:26:03 AM
Being a public relation oficer is cool.Menurutku.
Aku merasakannya sendiri. Bayangkan, jam lima pagi
kamu sudah ditelepon bos kamu untuk meeting dadakan jam
delapan pagi dengan salah satu perusahaan produsen pangan
terbesar di Indonesia. Lalu, tiga puluh menit setelahnya kamu
sudah harus kece dengan pakaian kantor, berita terkini, dan
duduk manis di mobil perusahaan yang akan mengantar kamu
ke tempat meeting.
Well, ditambah ocehan bosmu yang nggak akan pernah
berhenti.
Madam British dan Lemak Babi
isi.indd 1 9/13/2018 10:30:29 AM
2
“Arawinda! Are you listening to me?”“Yes, Madam!” Setelah memposting kicauan tersebut, aku
kembali melihat timeline twitter yang masih ramai dengan lemak
babinya. “Ini saya sedang pantau berita, Madam.” Dengan cepat
aku membuka salah satu portal berita dan menunjukkannya
kepada bosku.
“Good,” sahutnya singkat sembari membenahi kacamata
bundarnya yang melorot. Kalau lihat bosku ini, aku jadi ingat
bibinya Harry Potter yang jahat itu. Aku jadi ngebayangin
gimana aku 30 tahun lagi. Well, aku nggak mau kayak Madam
British—which is bosku tersayang ini. Umur 50 tahun aku masih
harus kelihatan segar tanpa perlu botox dan sedot lemak. Kudu
rajin pilates, yoga, dan belly dance.
“Coba, gimana your strategy untuk masalah ini?” Bosku ini kalau
ngomong suka banget dicampur-campur, terus medok British.
“Saya baca artikel di portal berita online, bukan pemerintah
saja yang meminta produk susu ini ditarik dari pasaran, tapi
ulama juga ikutan, Madam. Apalagi ormas-ormas Islam,
mereka juga menuntut untuk mengharamkan produk susu
ini. Kalau menurut saya, bagaimana kalau mengundang badan
pemerintahan, ulama, ormas, dan pers untuk melihat proses
pembuatan susu tersebut? Biar clear.
“Setidaknya produsen susu tidak akan menutup-nutupi
prosesnya. Dimulai dari pemerahan susu sapi ke proses peng-
olahan hingga pengemasan,” jelasku.
Arawinda Kani now
@arawindakani
Omelan pagi ini masih tentang lemak
babi. Pagi gw kebayang lemak perut
Madam British, bukan lemak babi.
isi.indd 2 9/13/2018 10:30:29 AM
3
“Good idea.” Madam British mengangguk-anggukkan kepala.
“Nanti kamu jelaskan, ya.”
Siaplah, Madam! Asal bonusku gede tahun ini.
Arawinda Kani 1h
@arawindakani
@falanabila meet up lunch, di
tempat biasa. plis, jgn bahas
lemak babi. gw bisa gumoh
Seperti biasa, di tanggal-tanggal mendekati tanggal tua seperti
sekarang, aku dan Fala—sahabatku sejak zaman kuliah dan
kebetulan bekerja satu tower denganku—akan makan siang di
foodcourt yang letaknya di lantai 20. Yang membedakan adalah,
perusahaan PR tempat aku bekerja berada di lantai 10 sementara
perusahaan telekomunikasi tempat Fala bekerja ada di lantai 17.
Kenapa bisa beda konsentrasi pekerjaan sementara aku
bilang dia sahabat sejak zaman kuliah? Dulu kami satu indekos,
sama-sama berangkat ospek bareng, dan ngerjain bahan ospek
bareng (walaupun beda tugas), juga temen makan Pop Mie
malem-malem sambil nonton Indonesian Idol. Jangan lupakan
rutinitas berburu bakpau di sekitaran kampus jam 9 malam. Apa
pun, tentang makanan kami cocok! Termasuk bahan obrolan
mengenai cowok dan ... ya, di atas jam 12 malam kalau kami
masih terjaga sembari mengerjakan tugas, biasanya iseng nonton
acara adult rated, kayak Harta, Takhta, Wanita—yang makin
ke sini bahasannya malah kriminalitas, lama-kelaman acara itu
lenyap—dan sambil bahas yang kayak ‘gitu-gitu’. Yeah, kind of
dirty talk.
isi.indd 3 9/13/2018 10:30:30 AM
4 5
Saat memasuki foodcourt aku melihat Fala sudah duduk di salah satu meja dengan dua porsi makanan. “Ya ampun, baik bener udah dipesenin.” Mataku yang tadinya sayu langsung ber-binar melihat semangkuk soto betawi yang masih mengepul dan segelas es jeruk. “Juara deh, lo!”
Fala mengibaskan tangannya. “Gue ngerti, lo habis dijajah sama Inggris.” Aku meringis dan mulai menyantap seporsi soto betawi yang dipesankan oleh Fala. Well, dia selalu mengatakan ‘aku dijajah Inggris’ saat bosku tiba-tiba menculikku untuk meeting mendadak seperti tadi pagi. Memang, bosku itu setengah Inggris, setengahnya Minang. Kalau boleh meminjam olok-olokan Fala, dia sering menyebut bosku ini Madam KW, bukan Madam British seperti yang aku sematkan untuknya. Lalu kenapa dia dipanggil Madam? Jangan tanya aku, Madam British sendiri yang minta dipanggil begitu.
“Makanya, cari pacar dong!”“Uhuk!” Aku hampir tersedak daging soto betawi karena
ucapan Fala yang agak keluar jalur. “Apa hubungannya gue dijajah Inggris sama punya pacar?”
“Ya, biar ada yang mesenin lo soto betawi kalo lagi sibuk. Bukan gue mulu yang merhatiin lo. Lo pikir, Kemal nggak butuh perhatian gue?”
Aku langsung cemberut. Kemal dan Fala sudah berpacaran sejak SMA, dan akhir bulan Januari kemarin mereka baru saja bertunangan, dan bulan Agustus nanti akan menggelar pernikahan. “Kan, gue sahabat lo, Fa.”
“Denger ya, sahabat gue yang cantik tapi nggak laku-laku.” Aku makin mencebik mendengar ledekannya. “Gue udah mulai sibuk ngurusin nikahan. Lo pikir, nyiapin nikahan perkara undangan sama dekorasi, doang? Ini lagi, lo minta gue perhatiin. Pusing kepala gue!”
isi.indd 4 9/13/2018 10:30:30 AM
5
“Lo jangan kayak Madam British, dong!”
“Kenapa?”
“Tadi selesai meeting si Madam bilang, ‘Arawinda is really cer–
das, but I don’t know why cowok-cowok nggak interest sama dia.
Single.’ Si Madam ini ngomong depan klien, dong! Bikin malu
aja!”
Fala tertawa ngakak sambil menggebrak-gebrak meja. “Sini
coba hape lo!”
“Buat apaan?”
“Udah, siniin!” Fala mengibas-ngibaskan tangannya meminta
ponselku. Aku nggak peduli dengan apa yang dilakukan Fala
dengan ponselku, woman, soto betawi di perut keroncongan
seperti sekarang ini itu juara sekali! Aku bahkan nggak peduli
kalau ada Tom Cruise lewat depanku sambil bawa semangkok
rawon. Bodo amat udah!
“Nih, nih!” Fala menyodorkan ponselku. Aku melihatnya
dan langsung terpampang sebuah foto laki-laki dengan kaca
mata hitam dan rambut super-euwhhh, aku nggak tahu ini jenis
potongan apa.
“Apaan sih, ini? Lo mau ngenalin gue sama laki-laki model
begini?” Aku langsung merinding ngeri dan melotot pada Fala.
“Itu namanya Tinder.”
“Apa lagi itu?”
“Semacam dating application gitu deh, Wi. Anak-anak lantai
gue lagi pada iseng mainin ini. Seru katanya.”
“Fa,” aku memandang Fala dengan kesal. “Gue nggak se-
hopeless itu buat dapetin cowok yang gue mau!” Aku kembali
menatap aplikasi itu dengan sedikit ngeri. “Terus ini mainnya
gimana?”
“Nah! Penasaran juga kan, lo?” Fala kemudian mengajariku
cara memainkan Tinder yang terhubung langsung dengan
isi.indd 5 9/13/2018 10:30:30 AM
6
platform Facebook. “Ini lumayan aman, jadi lo bisa liat dulu
proil cowoknya. Ntar ketahuan common friendnya. Ini jaraknya
udah gue atur sekitar 10 kilometer aja. Jadi, ntar nggak jauh-jauh
amat kalo lo mau kopi darat.” Fala lalu mengajariku beberapa
hal seperti swipe kiri kalo kita nggak suka dan swipe kanan kalo
kita suka.
“Terus gimana dengan lemak babi?” Setelah masalah Tinder
itu selesai, Fala membahas apa yang sedang aku kerjakan.
“Plis, Fa! Kan gue udah bilang buat nggak bahas itu? Gue
dari pagi baca berita itu rasanya udah enek banget. Jangan
salahkan gue kalo soto betawi yang tinggal separo mangkuk ini
bakal gue lempar ke muka lo!”
Fala tertawa ngakak. “Bonus lo kali ini gede dong, Wi? Per-
usahaan pangan nomor satu di Indonesia itu!”
Aku tersenyum puas. “Lumayanlah, buat nambahin tabungan
gue jalan-jalan ke Praha tahun depan. Buat beli gantungan kunci.
Hehehe.”
“Ya, lo sepik-sepik aja ke itu tuh, maskapai penerbangan
yang lo pegang dua bulan lalu. Yang kasus delay parah itu. Bisa
dapet gratis kali.”
“Hmmm, nggak gratis juga keles.” Aku lalu menimbang-
nimbang sejenak. “Kalau dapat diskon, lo mau?”
Fala menepuk tangannya. “Lo emang sahabat gue paling
kece, dah!” Kami kemudian tertawa bersamaan dan melanjutkan
makan siang dengan obrolan kami.
isi.indd 6 9/13/2018 10:30:30 AM
Masih dalam rangkaian kasus lemak babi, hari ini aku dan tim
juga Madam British sedang di Bogor bersama dengan orang-
orang yang kami undang untuk melihat langsung pembuatan
susu bubuk—setelah minggu lalu, kami menggelar press conference di sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Kini aku hanya duduk
manis di conference hall pabrik, mempersiapkan materi meeting
dengan perusahaan susu ini selepas round trip. Aku dan tim
berbagi tugas sebenarnya. Madam menemani para petinggi
pemerintahan untuk round trip bersama teman-teman satu timku
yang bertugas untuk update kegiatan ini di media sosial.
Well, sebenarnya aku ini bukan orang yang jago beramah-
tamah, tapi terjun di dunia PR membuatku mau tidak mau harus
bisa beramah-tamah dan “bawel” tentang apa pun, like, APA
PUN. Aku dituntut harus up-to-date dengan segala berita yang
IT’S A MATCH!
isi.indd 7 9/13/2018 10:30:30 AM
8
lagi panas-panasnya (minus berita selebriti yang kayak sinetron),
juga perkembangan di bidang kesehatan, juga gaya hidup karena
aku memang berada pada tim healthcare, consumers, and lifestyle. Tapi, karena hal itulah, setiap hari ada saja aku mengirim BBM
ke klien atau relasi dengan:
Wah, rambut baru, Bu? Cantik. Salon mana?Pak, perusahaan A baru aja launching produk baru. Menurut bapak
bagaimana?Bu, Chanel ngeluarin lisptik terbaru. Saya rasa warna pink nude
cocok dengan Ibu. Jadi kelihatan muda.
Semacam dan sejenis itu. PR nggak hanya dituntut baik
dalam menyampaikan sebuah berita, membuat press release, dan
mengundang media tapi juga whole communication strategy, jadi
apapun yang dikomunikasikan akan tersampaikan dengan baik
dan tidak salah kaprah.
Menghubungi para klien kami secara teratur adalah strategi
yang Madam terapkan ke anak buahnya. Harapannya, hubungan
kami dengan klien tidak berhenti setelah urusan kami selesai,
tapi masih ada follow-up yang nantinya bisa menguntungkan dua
belah pihak.
Selesai mengecek ulang bahan presentasi, aku merasa bo-
san lalu memilih mengeluarkan ponsel dan memainkannya.
Kayaknya kemarin-kemarin itu Fala menginstal dating application
bukan? Aku belum membukanya lagi semenjak makan siang
kemarin. Lemak babi lebih menyita perhatianku. Kayaknya
kalau aku punya pacar, dia bakal cemburu dengan lemak babi
ini. Lagian nih ya, kalau kata Fala—yang menurut aku sudah
mahir di dunia pacaran, secara dia pacaran udah kayak kredit
KPR yang sebentar lagi lunas—kalau pacar kita cemburu, ‘ya
isi.indd 8 9/13/2018 10:30:30 AM
9
ampun, easy girl,’ katanya dengan wajah songongnya, “kasih aja
ciuman tornado juga kicep.’.
Ya, dia memang sesableng itu.
Setelah beberapa kali swipe kiri karena dari foto awal saja
sudah nggak menarik, akhirnya aku menemukan juga yang ...
well, lumayan oke. Proil wajahnya nggak begitu jelas, tampak samping, dia mengenakan helm proyek berwarna kuning dengan
kemeja biru muda yang lengannya digulung. Hmmm, otot le-
ngannya lumayan. Lalu aku membuka proilnya, ada sekitar lima foto. Satu foto yang tadi, lalu back view-nya di ... gunung, soalnya
dia pakai semacam jaket gunung gitu. Foto ketiga menampilkan
dia mengenakan suit hitam dengan dasi kupu-kupu bersama em-
pat orang temannya dengan baju serupa—wow! He looks good in suit—sepertinya di acara pernikahan. Foto keempat nggak
begitu jelas, dan foto terakhir menampilkan proil wajah dia se-cara lengkap dengan senyum tipis. God, lagi-lagi dia HOT dengan
brewok tipis dan rambut berpotongan rapi.
Lalu aku scroll ke bawah, umurnya 30 tahun. Beda tiga tahun
dari umurku. Dia bekerja di PT Semen Jayakarta. Scroll ke
bawah lagi aku menemukan foto-foto yang terhubung dengan
instagramnya. Aku buka, dan kebanyakan hanya foto gunung,
motor, dan pendakian. Itu pun dia tampaknya nggak rutin
mengunggah foto. Dan saat aku scroll semakin ke bawah, hanya
ada satu common friend di situ. Arkana S. Wijaya. Seingatku Arka
adalah teman SMAku, pertanyaanku adalah, kenapa dia bisa kenal Arka?
Well, not bad. Aku kemudian swipe kanan. Nggak butuh waktu
lama untuk muncul notiikasi ‘It’s a match!’ yang bikin aku speechless nggak tahu harus ngapain setelahnya. Aku lalu menutup aplikasi
tersebut dan mengirim pesan kepada Fala.
isi.indd 9 9/13/2018 10:30:30 AM
I t ‘ s M e , A g a i n !
LarasatyLaras, kini bekerja sebagai content creator di salah satu
start-up IT Company and Consultant di kota dia tumbuh besar.
26 Maret 1992, 26 tahun, dan masih wondering rencana-rencana
masa depan. Walaupun bekerja sebagai content creator, tapi masih
sering clueless nulis caption dan bikin postingan apa. Instagram
dan twitter pribadinya, @larasatylaras, masih un-faedah. Jam
pulang kantor dimanfaatkannya sebagai freelance illustrator dan
graphic designer. Kadang menulis, kalau lagi mood. Tinderology
adalah buku keduanya. Buku pertamanya yang berjudul Starry
Night sudah disebar dan dijual di semua toko buku Tanah Air.
Kalau mau baca cerita yang lain bisa cek akun wattpadnya,
larasatylaras26. Atau mau sharing bisa e-mail larasatylaras.26@
gmail.com. Ocehan ngalor-ngidulnya bisa dibaca di larasatylaras.
wordpress.com, meskipun isinya sedikit, tapi sedang berusaha
untuk rajin update. Doakan saja!
isi.indd 342 9/13/2018 10:30:46 AM