Dunia mahasiswa kini banyak kehilangan arah, entah apa penyebabnya, yang jelas ini tidak seperti mahasiswa sebagaimana mestinya,mahasiswa sekarang mulai tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Agent of change, control social, dan man of analisis kini tak begitu berarti, hanya menjadi hafalan ketika OSPEK, implementasi dari trifungsi mahasiswa kini sudah jarang ditemui misalnya seperti yang terjadi di univeritas Trunojoyo Madura. Menurut penulis, hal ini terjadi karena system pendidikan yang terjadi, penyampai teori terlalu monoton tampa mencoba dibenturkan dengan realita yang ada,yang terjadi apa? Teori hanya menjadi sebuah hafalan yang di gunakan untuk menempuh UAS guna mendapat nilai tinggi setelah itu tidak pernah dipikirkan bahkan mahasiswa banyak yang sudah lupa tentang teori tersebut. Selain itu, dosen tidak pernah merangsang agar mahasiswanya belajar menganalisis terhadap apa saja yang terjadi disekitarnya, padahal ini yang nantinya mampu membuat mahasiswa terbiasa menganalisis, memang untuk melakukan analisis tidak selesai dengan satu minggu saja tetapi ini mempunyai dampak yang bagus bagi mahasiswa kelak ketika mereka sudah keluar dari universitasnya masing-masing.

Jaman sekarang yang semakin pesatnya pertumbuhan teknologi juga mempengaruhi kehidupan semua orang baik secara positif maupun negative. Namun, bagi sebagian mahasiswa saat ini banyak yang menyalahgunakan teknologi. Bagi mahasiswa ,teknologi yang ada tidak dimanfaatkan dengan begitu baik, kenapa ? saat ini kecanggihan teknologi seperti internet hanya di gunakan untuk hiburan seperti facebook, twitter, Bahkan digunakan untuk hal-hal lain yang mengarah ke pornografi. Hal ini yang membuat mahasiswa menjadi tidak berkualitas. Seandainya saja mereka lebih bijaksana menggunakan teknologi yang ada (dalam hal ini internet) mungkin nasib masyarakat kedepannya akan berbeda dibandingkan dengan saat ini.

Selain teknologi, hal lain yang membuat mahasiswa sekarang berbeda dengan yang dulu ialah pola pikir. Pola pikir mahasiswa saat ini cenderung apatis dan hedonis, mereka tidak peduli dengan keadaan sekitarnya serta mereka cenderung senang berfoya-foya,

Selain apatis dan hedonis, sepertinya pola pikir mereka seakan-akan dididik untuk bekerja dikantor ketika lulus kelak, tidak banyak dari mahasiswa saat ini yang berminat menjadi pengusaha, ketika mereka fokus pada kerja sedangkan intelektualitas mereka rendah sudah tentu nantinya mereka juga tidak bisa bekerja karena perusahaan tidak mungkin mempekerjakan orang yang tidak punya kualitas yang mumpuni, jika hal ini terjadi akibatnya ialah semakin tingginya tingkat pengangguran semakin tinggi, dan inilah yang saat ini terjadi di Indonesia.

Faktor lain yang membuat mahasiswa kehilangan tri fungsinya ialah rasa keingintahuannya yang sangat rendah sehingga mahasiwa cenderung pasif, mereka tidak peduli tahu atau tidak tentang sesuatu, yang terpenting bagi meraka hanyalah bagaimana mereka dikenal di kampusnya menjadi mahsiwa yang ganteng atau mahasiswi yang cantik itu saja, tak jarang meraka mengatakan lebih baik tidak kuliah dari pada tidak mandi.