one group pretest posttest design riset

3
One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempuma jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. a. One- Group Pretest-Posttest Design Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. O 1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat) O 2 = nilai posttest( setelah diberi diklat) Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O 2 - O 1 ) Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut: O1 X O2 Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini: O1 O2 O3 X O4 O5 O6 O 1 X O 2

Upload: nurulamini

Post on 03-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

riset

TRANSCRIPT

Page 1: One Group Pretest Posttest Design Riset

One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempuma jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.

a. One- Group Pretest-Posttest DesignBila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = nilai posttest( setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2- O1)

Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:O1 X O2

Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:

O1 O2 O3 X O4 O5 O6

Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.

Desain The One Group Pretest-Posttest

 1. Kelemahan

1) Tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya factor atau balikan factor utama yang menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2

O1 X O2

Page 2: One Group Pretest Posttest Design Riset

2) Ada beberapa hipotesis tandingan yang mungkin diajukan (problem error)

a. History: Misalnya selama mendapat perlakuan subjek pindah ke rumah yang lebih baik atau orang tua mereka lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan belajar mereka.

b. Maturation: Kenyataan bahwa mereka menjadi lebih dewasa, atau lelah atau bahkan menjadi kurang menaruh perhatian, atau menjadi lebih antusias.

c. Testing Effect: Pengalaman dengan T1 itu sendiri mungkin telah meningkatkan motivasi belajar, atau mengubah sikap, atau merangsang persaingan terhadap diri sendiri.

d. Changing Effect of Instrument: Setiap perubahan pada test, cara skoringnya, teknik observasi atau wawancara, menyebabkan bahwa T1 berbeda dengan T2.

e. Statistical Regression: Suatu hal yang tak dapat dihindarkan apabila kelompok- kelompok ekstrim yang dibandingkan dalam pretes dan postes.

f. Selection Biases and Mortality: Apabila subjek yang sama tidak mengambil kedua test itu, yaitu T1 dan T2, perbedaan yang ada mungkin disebabkan oleh sifat-sifat yang tak terkontrol yang berkaitan dengan perbedaan itu.

2. Keuntungan

Pretes itu memberi alasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah dikenai X (experimental treatment). Rancangan ini juga memungkinkan utnuk mengontrol selection variable and mortality variable, jika subjek yang sama mengambil T1 dan T2 kedua-duanya.