upaya peningkatan minat dan hasil belajar …lib.unnes.ac.id/22134/1/4201410042-s.pdfdengan one...
TRANSCRIPT
i
UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI METODE LEARNING
START WITH A QUESTION PADA SISWA KELAS XI
SMAN 1 KENDAL
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Adhi Tya Restu Nugroho
4201410042
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas dari plagiat, dan apabila di kemudian
hari terbukti terdapat plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 29 Januari 2015
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada
Hari : Kamis
Tanggal : 29 januari 2015
Semarang, 26 Januari 2015
Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.
NIP. 19600611 198403 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajasr Siswa melalui Metode
Learning Start With A Question pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Kendal
disusun oleh
Adhi Tya Restu Nugroho
4201410042
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 29 Januari 2015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh urusan yang lain dan hanya kepada
Tuhanlah hendaknya kamu berharap “(QS Al-
Insyiroh : 6-8).
Dengan bakat kita dapat pergi melangkah jauh,
tetapi dengan kerja keras kita dapat melangkah
kemanapun (Hiruma Yoichi).
Bermimpilah! Maka tuhan akan memeluk mimpi-
mimpimu (Andrea Hirata).
Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Persembahan
Skripsi ini kami persembahkan untuk orang-orang
terkasih,
Bapakku „Trimo Raharjo‟ dan almarhum ibuku „Sugiarti‟
yang selalu menyayangiku, memberikan nasihat dan
mendoakanku.
Istriku tercinta „Reskyana Juwita Wardhani‟ yang tak kenal
lelah mensupportku dan selalu setia bersamaku.
Putriku tersayang „Balqisha Shakelaa Putri Ayana‟ sebagai
anugrah terindah dalam hidup.
Teman-teman PGSBI 2010 dan teman-teman Risa Kos yang
selalu membuatku tertawa.
Teman-teman Pendidikan Fisika 2010 serta semua pihak yang
selalu memberi masukan.
Almamaterku UNNES yang telah memberikanku pengetahuan
fasilitas, pengalaman, dan keluarga selama aku belajar.
KATA PENGANTAR
vi
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya
yang senantiasa tercurah sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Learning Start With A Question
pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Kendal” dapat selesai.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa
saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi M.Si., Ketua Jurusan FisikaUniversitas Negeri Semarang.
4. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si, Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
5. Sugiyanto, M.Si, Dosen wali yang telah memberikan arahan dan motivasi
kepada penulis selama masa kuliah.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal
pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sunarto, S.Pd, M.Pd, Kepala SMAN 1 Kendal yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Markamah,S.Pd, M.Pd, Guru Fisika kelas XI SMAN 1 Kendal yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini.
9. Guru-guru, karyawan, dan siswa-siswi kelas XI IPA SMAN 1 Kendal
yang telah membantu dalam penelitian ini.
vii
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga, masyarakat,
dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 28 Januari 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Nugroho, Adhi Tya Restu. 2015. Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa melalui Metode Learning Start With A Question pada Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kendal. Skirpsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Sukiswo
Supeni Edie, M.Si.
Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Learning Start With A Question.
Salah satu penyebab rendahnya minat dan hasil belajar kognitif siswa adalah
proses pembelajaran yang masih dimominasi metode ceramah yang berpusat pada
guru sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran
saat ini meyakini bahwa anak akan belajar lebih baik jika mereka ikut aktif dalam
proses pembelajaran. Minat dan hasil belajar kognitif siswa yang rendah terjadi
pada banyak mata pelajaran, termasuk fisika. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui bahwa metode pembelajaran Learning Start With A Question dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar kognitif siswa pada siswa kelas XI SMAN 1
Kendal tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian yang dilakukan tergolong sebagai penelitian eksperimental
dengan one group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas XI SMAN 1 Kendal tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, yang kemudian
diperoleh kelas XI MIA 2.1 sebagai sampel. Peningkatan hasil belajar kognitif
diketahui dari nilai rata-rata pretest dan posttes siswa, sedangkan peningkatan
minat diketahui dari skor rata-rata angket yang diberikan sebelum dan setelah
pembelajaran. Uji yang digunakan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil
belajar siswa adalah uji gain. Analisis uji gain menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,455 dengan kategori sedang dan peningkatan
minat siswa sebesar 0,24 dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran Learning Start With A Question dapat
digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar fisika.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian. ................................................................... 5
1.5 Pembatasan Masalah. ................................................................ 6
1.6 Penegasan Istilah . .................................................................... 6
1.6.1 Peningkatan .................................................................... 6
1.6.2 Minat………. .................................................................. 7
1.6.3 Hasil Belajar .................................................................... 7
1.6.4 Metode Learning Start With A Question ........................ 8
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI .. .................................................................... 11
2.1 Belajar ……… .......................................................................... 10
2.2 Metode Pembelajaran ............................................................... 11
2.3 Minat ………….. .................................................................... 12
2.4 Hasil Belajar ............................................................................. 14
x
2.5 Pembelajaran Fisika dengan Metode Learning Start With
A Question ................................................................................ 16
2.5.1 Pengertian Metode Learning Start With A Question....... 16
2.5.2 Langkah-langkah Metode Learning Start With A
Question .......................................................................... 17
2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Learning Start
With A Question .............................................................. 18
2.5.4 Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Fisika
Siswa melalui Metode Learning Start With A Question . 18
2.6 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 20
2.7 Momentum, Impuls dan Tumbukan ......................................... 23
2.7.1 Momentum dan Impuls ................................................... 23
2.7.2 Hubungan Momentum dengan Impuls ............................ 23
2.7.3 Hukum Kekekalan Momentum ....................................... 24
2.7.4 Tumbukan ....................................................................... 25
2.8 Hipotesis ................................................................................... 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 27
3.1 Populasi dan Sampel ................................................................ 27
3.1.1 Populasi ........................................................................... 27
3.1.1 Sampel ............................................................................. 27
3.2 Lokasi, waktu dan subjek penelitian ........................................ 27
3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 27
3.1.1 Variabel Independen ....................................................... 28
3.1.1 Variabel Dependen .......................................................... 28
3.4. Prosedur Penelitian................................................................... 28
3.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 29
3.5.1 Metode Observasi............................................................ 29
3.5.2 Metode Dokumentasi ...................................................... 29
3.5.3 Metode Angket ................................................................ 29
3.5.4 Metode Tes ...................................................................... 30
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................. 31
xi
3.6.1 Validitas .......................................................................... 31
3.6.2 Reabilitas ......................................................................... 33
3.6.3 Tingkat Kesukaran .......................................................... 34
3.6.4 Daya Pembeda Soal ........................................................ 35
3.7 Metode Analisis Data ............................................................... 36
3.7.1 Analisis Tahap Awal ................................................... 36
3.7.2 Analisis Tahap Akhir ................................................... 38
3.7.2.1 Uji Normalitas Data ...................................... 38
3.7.2.2 Uji t-test Satu Pihak ...................................... 39
3.7.2.3 Uji Gain ......................................................... 40
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 42
4.1 Kegiatan Penelitian .................................................................. 42
4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 42
4.1.2 Hasil Belajar Siswa ...................................................... 43
4.1.3 Analisis Tahap Akhir ................................................... 46
4.1.3.1 Uji Normalitas ................................................ 46
4.1.3.2 UJi Hipotesis (uji pihak kanan) ...................... 46
4.2 Pembahasan …. ........................................................................ 47
4.2.1 Hasil Belajar kognitif ...................................................... .. 47
4.2.2 Hasil Belajar Afektif (minat siswa) ............................. ... 49
BAB 5 PENUTUP………………… ............................................................ 52
5.1 Kesimpulan……. ..................................................................... 52
5.2 Saran...................................................... ................................... 52
5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................... ...... 53
DAFTAR PUSTAKA............. ………………………. ................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………. ................... 57
xii
DAFTAR TABEL
3.1 One group pretest posttest design .............................................................. 29
3.2 Hasil uji validitas instrumen tes ................................................................. 33
3.3. Tingkat kesukaran instrumen tes ............................................................... 36
3.4 Klasifikasi daya pembeda… ...................................................................... 37
3.5 Daya Pembeda insrumen tes ...................................................................... 37
3.6 Uji homogenitas sampel penelitian… ........................................................ 39
4.1 Hasil belajar kognitif siswa dan afektif siswa
............................................... .................................................................... 43
4.2 Analisis uji t pihak kanan hasil belajar kognitif dan afektif siswa ............. 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka berpikir penelitian.............. ........................................................ 22
2.2 Tumbukan dua buah benda..... ................................................................... 24
4.1 Grafik rata-rata nilai pretest dan posttest siswa ..... ................................... 44
4.2 Grafik presentase rata-rata minat siswa sebelum dan setelah
pembelajaran............................................................................................... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.Silabus .......................................................................................................... 57
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 60
3. Daftar Nama Siswa kelas XI MIA 2.1 ......................................................... 67
4. Uji Homogenitas Populasi ........................................................................... 78
5. Analisis Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal ............... 70
6. Analisis Reliabilitas Instrumen ................................................................... 73
9. Instrumen tes ................................................................................................ 74
10. Kisi-kisi Instrumen tes ............................................................................... 78
11. Angket Minat Siswa .................................................................................. 81
13. Lembar Praktikum Impuls dan Momentum .............................................. 83
14. Lembar Praktikum Tumbukan .................................................................. 85
15. Hasil Belajar Kognitif Siswa ...................................................................... 88
16. Analisis Minat Siswa ................................................................................ 89
20. Uji Normalitas Nilai Posttest Siswa ........................................................... 90
21. Analisis Uji t Hasil Belajar Siswa .............................................................. 91
22. Analisis Uji t Minat Siswa ......................................................................... 93
22. Analisis Uji Gain Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................................. 95
22. Analisis Uji Gain Peningkatan Minat Siswa .............................................. 96
23. Foto-foto Penelitian ................................................................................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk
perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu
masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikanya. Menurut Ihsan (2008:
1), “pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan”.
Di Indonesia, tujuan pendidikan nasional dirumuskan dalam Undang-
undang No.20 tahun 2003 pasal 3 yaitu: (i) mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, (ii) mengembangkan
potensi peserta didik, (iii) menjadikan peserta didik manusia yang beriman,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai secara optimal apabila guru
sebagai pendidik selalu mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi terkini. Salah satu masalah yang dihadapi untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah proses pembelajaran yang masih lemah. Trianto (2007: 2)
menyatakan hasil belajar yang masih rendah disebabkan oleh proses pembelajaran
yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pembelajaran tradisional
2
menggunakan metode ceramah dengan suasana kelas cenderung teacher-centered
sehingga membuat siswa pasif.
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang
diharapkan sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam. Tujuan pembelajaran mata pelajaran fisika SMA yang
dicanangkan Depdiknas (2006: 443) adalah: (i) sebagai sarana meningkatkan
keyakinan terhadap tuhan YME, (ii) memupuk sikap ilmiah dan dapat bekerja
sama dengan orang lain, (iii) memberi pengalaman untuk dapat merumuskan
masalah dan mengajukan hipotesis, (iv) mengembangkan kemampuan berpikir
analisis induktif dan deduktif, dan (v) menguasai pengetahuan, konsep, dan
prinsip fisika, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah.
Hasil belajar mata pelajaran fisika yang terukur pada nilai rata-rata
ulangan umum masih kurang memuaskan dan membawa keprihatinan para
pendidik khususnya guru-guru fisika. Minat untuk mempelajari konsep-konsep
fisika juga masih rendah. Hasil penelitian Hari (2008) sebagaimana dikutip oleh
Samudra et al. (2014:1) menyatakan bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit
untuk dipelajari dan tidak disukai oleh siswa khususnya siswa SMA. Kondisi
pembelajaran fisika yang seperti itu dan kurangnya minat belajar siswa,
menyebabkan ketuntasan pembelajaran fisika relatif rendah.
SMAN 1 Kendal merupakan sekolah unggulan di Kabupaten Kendal. Nilai
rata-rata siswa yang terukur pada raport tinggi, termasuk mata pelajaran fisika.
Kegiatan belajar mengajar di kelas menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi
3
metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah
yang berpusat pada guru (teacher-centered). Metode ceramah menyebabkan siswa
menjadi cepat bosan dan kurang aktif dalam belajar. Oleh karena itu perlu ada
inovasi baru yang bisa merubah pendekatan pembelajaran dari teacher-centered
menjadi student-centered, agar siswa menjadi lebih aktif dan kondisi kelas
menjadi lebih menyenangkan.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran fisika di
SMAN 1 Kendal masih belum maksimal. Perlu ada metode pembelajaran yang
lebih baik daripada metode ceramah. Metode pembelajaran yang digunakan harus
mampu memunculkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, yang
meliputi kemampuan untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengungkapkan
gagasan dalam diskusi kelompok sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa
adalah model pembelajaran aktif (Active Learning). Active Learning suatu
pembelajaran menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka (Sanjaya, 2005: 109).
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan aktivitas siswa di kelas adalah metode Learning Starts with A
Question. Zaini et al. (2008:44) menyatakan “Learning Starts with A Question
adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya”. Metode ini
4
mengharuskan siswa untuk membaca materi terlebih dahulu dengan tuuan agar
siswa aktif dalam bertanya Dengan membaca, maka siswa memiliki gambaran
tentang materi yang akan dipelajari sehingga apabila dalam pembelajaran terjadi
kesalahan konsep, dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama.
Pembelajaran dengan metode Learning Starts With A Question dimulai dari
pertanyaan siswa yang bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang.
Metode ini dapat merangsang keaktifan belajar siswa karena siswa akan saling
berkelompok dalam membuat pertanyaan dan berbagi pengetahuan ketika
menyelesaikan tugas.
Dari keterangan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan
metode pembelajaran Learning Start with A Question untuk diterapkan dalam
pembelajaran fisika di SMAN 1 Kendal. Dari hasil penelitian akan diketahui
apakah metode pembelajaran ini efektif atau tidak dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran fisika dengan metode
pembelajaran Learning Start With A Question pada siswa kelas XI SMAN 1
Kendal tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan
afektif berupa minat siswa?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: meningkatkan hasil
belajar kognitif dan afektif berupa minat siswa melalui metode pembelajaran
Learning Start With A Question pada siswa kelas XI SMAN 1 Kendal tahun
ajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Siswa
1. Siswa dapat memperoleh cara belajar yang lebih efektif dan
menyenangkan dalam mempelajari materi fisika di kelas.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dan keefektifan belajar siswa di dalam kelas.
b. Bagi Guru
1. Mengetahui keunggulan dari metode Learning Start With A Question
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar kognitif siswa pada
pembelajaran fisika.
2. Sebagai pertimbangan dalam variasi pembelajaran fisika.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperkaya
metode pembelajaran yang dipakai saat ini di SMAN 1 Kendal sehingga dapat
meningkatkan potensi belajar siswa.
d. Bagi Penulis
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi penulis
sehingga dapat diterapkan di kehidupan mendatang.
1.5 Pembatasan Masalah
Agar dalam penelitian ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
diharapkan secara optimal, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai
berikut:
1) Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas XI MIA 2.1 SMA Negeri
1 Kendal tahun ajaran 2014/2015 dengan materi impuls dan momentum.
2) Penelitian terbatas pada pembelajaran dengan metode Learning Start With A
Question untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
3) Penelitian ini mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif,
sedangkan minat siswa termasuk dalam ranah afektif.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran yang berbeda mengenai judul skripsi,
maka beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut perlu dijelaskan.
Adapun istilah yang perlu dijelaskan:
1.6.1 Peningkatan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1712), kata peningkatan adalah
“proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb)”.
7
Sedangkan peningkatan yang penulis maksudkan dalam penelitian ini
adalah proses meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan cara
meningkatkan keterampilan belajarnya.
1.6.2 Minat
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 957), kata minat berarti
“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.
Menurut Yamin (2009: 80) minat berhubungan erat dengan motivasi.
Motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dalam diri seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.
Dalam penelitian nanti, penulis akan mengukur minat siswa terhadap mata
pelajaran fisika dengan menggunakan angket yang akan diisi oleh siswa.
1.6.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerima perlakukan dari pengajar.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan karena ada hasil belajar yang bersifat
intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh guru
adalah mengamati perubahan tingkah laku yang dapat mencerminkan perubahan
akibat hasil belajar siswa, yaitu di ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syah,
2010: 148).
8
1.6.4 Metode Learning Start With A Question
Menurut Zaini et al. (2008:44), “Learning Start With A Question adalah
suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya”. Metode ini mengharuskan
siswa untuk membaca materi terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih aktif
dalam pembelajaran. Membaca juga dapat merangsang siswa untuk memetik
bahan-bahan pokok penting.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 3 bagian yaitu sebagai berikut:
1) Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2) Bagian isi
Bagian ini terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penegasan
istilah, dan sistematika penulisan skripsi
Bab II : Landasan Teori
9
Berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan
permasalahan serta hipotesis penelitian
Bab III : Metode Penelitian
Berisi waktu dan lokasi penelitian, populasi dan sampel,
rancangan dan desain penelitian, variabel penelitian, serta teknik
pengumpulan, teknik pengolahan, dan analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Berisi hasil-hasil penelitian dan pembahasannya.
Bab V : Penutup
Berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran.
3) Bagian Akhir
Berisi daftar pustaka dan lampiran
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa.
Ada banyak definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli.
Skinner sebagaimana dikutip oleh Syah (2003:64), berpendapat belajar adalah
suatu proses adaptasi yang berlangsung secara pogresif. Menurut Chaplin
sebagaimana dikutip oleh Syah (2003:65), belajar adalah proses memperoleh
respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Sedangkan menurut
Hintzman sebagaimana dikutip oleh Syah (2003:65), belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Dari definisi diatas kita tahu bahwa belajar merupakan sebuah proses suatu
kegiatan, bukan suatu hasil maupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi
mengalami. Dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan.
11
2.2 Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran di kelas pasti melahirkan interaksi antara guru dan
siswa. Guru akan berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak
didik sehingga harus mempersiapkan program pengajaran yang baik dan
sistematis.
Seorang guru harus dapat memahami metode pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas. Metode pembelajaran adalah salah satu komponen yang
berperan dalam keberhasilan belajar mengajar. Dengan memahami metode
pembelajaran, maka guru akan lebih baik dalam menyampaikan suatu materi
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Ada banyak metode yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Ibrahim & Syaodih (2003: 105-107) menjelaskan beberapa metode pembelajaran
yang sering digunakan oleh guru, diantaranya: metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode
pemberian tugas, metode karyawisata, dan metode sosiodrama (role-playing).
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Learning Starts with A Question
termasuk dalam metode tanya jawab, diskusi, dan eksperimen.
Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu metode
pembelajaran. Ibrahim & Syaodih (2003: 108) menjelaskannya sebagai berikut:
1) Kesesuaian dengan tujuan instruksional
Setiap metode pembelajaran memiliki kekuatan dan kelemahan. Namun
metode pembelajaran apapun yang digunakan harus jelas tujuan yang dicapai,
baik tujuan instruksional khusus maupun tujuan instruksional umum. Mengingat
12
setiap program pengajaran memiliki berbagai tujuan instruksional yang berbeda,
sebaiknya digunakan kombinasi berbagi metode mengajar yang relevan, yang
akan membuat proses belajar lebih hidup, aktif, dan bermakna.
2) Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana
Dalam memilih metode pembelajaran juga perlu dipertimbangkan waktu
dan sarana yang tersedia. Sebagai contoh metode karyawisata tidak bisa dilakukan
setiap hari. Dalam memilih metode pengajaran hendaknya diupayakan pula agar
dapat terwujud proses belajar-mengajar yang menantang dan bermakna serta
banyak melibatkan keaktifan siswa.
2.3 Minat
Hamalik (2009: 33) menyatakan belajar dengan minat akan mendorong
siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila
siswa tertarik akan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya dan merasakan hal
itu bermakna bagi dirinya. Namun jika sudah ada minat tapi tanpa adanya usaha
yang baik dalam belajar, maka belajar juga akan sulit berhasil.
Menurut Ibrahim & Syaodih (2003: 26-27) setiap anak mempunyai minat
dan kebutuhan sendiri-sendiri. Bahan ajar dan cara penyampaian disesuaiakan
dengan minat dan kebutuhan tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin
menyesuaiakan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, namun
sedapat mungkin hal tersebut harus dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan
minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya
13
perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik
perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.
Dalam penelitian ini, minat belajar siswa termasuk dalam penilaian afektif.
Menurut Krathwol sebagaimana dikutip oleh Phopam & Baker (2005:31-32)
penilaian afektif dibagi dalam lima taraf, yaitu:
1) Memperhatikan
Taraf pertama ini adalah mengenai kepekaan siswa terhadap sesuatu, yaitu
menyangkut kesediaan siswa untuk menerima atau memperhatikannya.
2) Merespon
Pada taraf ini siswa sudah memiliki motivasi yang cukup sehingga mereka
sudah merespon suatu fenomena, tidak hanya memperhatikan saja fenomena
tersebut.
3) Menghayati nilai
Pada taraf ini tampak bahwa siswa sudah menghayati nilai tertentu. Perilaku
siswa sudah cukup konsisten sehingga mereka sudah dipandang sebagai
orang yang sudah menghayati nilai yang bersangkutan.
4) Mengorganisasikan
Dalam mempelajari suatu nilai, siswa akan menghadapi situasi yang
mengandung lebih dari satu nilai. Karena itu siswa perlu mengorganisasikan
nilai-nilai tersebut menjadi suatu sistem sehingga nilai tersebut lebih
memberikan pengarahan terhadapnya.
5) Seperangkat nilai
14
Pada taksonomi afektif ini siswa telah mendarah-dagingkan nilai-nilai
sedemikian rupa sehingga dalam prakteknya mereka sudah dapat digolongkan
sebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai tertentu.
Taraf-taraf di atas digunakan oleh penulis sebagai dasar membuat
instrumen penelitian untuk mengukur seberapa besar minat siswa pada
pembelajaran fisika.
2.4 Hasil Belajar
Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pada
kenyataannya untuk dapat mengungkapkan hal tersebut sangatlah sulit
dikarenakan beberapa perubahan hasil belajar ada yang bersifat intangible (tidak
dapat diraba), oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan diambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar, yaitu perubahan pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syah, 2010: 148). Yamin (2009: 86)
menyatakan hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Untuk mengungkap hasil belajar pada ketiga ranah (kognitif, afektif, dan
psikomotor), diperlukan indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang
telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu. Pengetahuan dan pemahaman
yang mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan
ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi.
15
Dalam penelitian ini, peningkatan hasil belajar siswa lebih
menitikberatkan pada penilaian kognitif. Menurut Bloom sebagaimana dikutip
oleh Phopam & Baker (2005: 29-30) penilian kognitif memiliki enam taraf, yaitu:
1) Pengetahuan
Pengetahuan mencakup ingatan tantang sesuatu yang khusus dan umum,
tentang metode dan proses, dan tentang pola struktur.
2) Pemahaman
Taraf ini mencakup bentuk pengertian yang paling rendah. Taraf ini
berhubungan dengan pemahaman yang menunjukkan bahwa siswa
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan
pengetahuan tanpa perlu menghubungkannya dengan yang lain.
3) Aplikasi
Aplikasi mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus atau
konkret. Abstraksi yang diterapkan dapat berbentuk prosedur, gagasan umum,
atau metode yang digeneralisasikan. Dapat juga berupa ide, prinsip-prinsip
teknis, atau teori-teori yang harus diingat dan diterapkan.
4) Analisis
Analisis mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya
sehingga menjadi lebih jelas. Analisis digunakan untuk memperjelas suatu ide
dan menunjukkan bagaimana ide tersebut disusun.
5) Sintesis
Sintesis mencakup kemampuan menyatakan unsur-unsur atau bagian-bagian
sehingga menjadi sebuah kesatuan. Sintesis ini adalah kegiatan
16
menghubungkan potongan-potongan dan menyusunnya sehingga terbentuklah
pola atau struktur yang sebelumnya belum tampak jelas.
6) Evaluasi
Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan
tertentu.Penilaian kuantutatif dan kualitatif diadakan untuk melihat sejauh
mana bahan dan metode memenuhi kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
ditentukan oleh siswa sendiri, maupun oleh orang lain.
Taraf-taraf di atas digunakan oleh penulis sebagai dasar membuat
instrumen tes untuk mengukur seberapa besar kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran fisika.
2.5 Pembelajaran Fisika dengan Metode Learning Start With A
Question
2.5.1 Pengertian Metode Learning Start With A Question
Menurut Zaini et al. (2008:44), “Learning Start With A Question adalah
suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya”. Metode ini mengharuskan
siswa untuk membaca materi terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih aktif
dalam pembelajaran. Membaca juga dapat merangsang siswa untuk memetik
bahan-bahan pokok penting. Pembelajaran dengan metode ini dimulai dari
menjawab pertanyaan siswa yang bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah
4-6 orang.
17
Menurut Silberman (2009:144) satu cara menciptakan pola belajar aktif
adalah dengan merangsang siswa untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka.
Metode Learning Start With A Question adalah suatu strategi sederhana yang
dapat merangsang siswa untuk bertanya, dan bertanya adalah kunci belajar.
Learning Starts with A Question merupakan strategi sederhana yang dapat
diaplikasikan pada situasi sehari-hari dalam proses pembelajaran. Metode ini
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan dapat memberikan
langkah untuk berkomunikasi dua arah antara guru dan siswa, sehingga mampu
menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran Fisika dengan Metode Learning Start
With A Question
Langkah-langkah dalam menerapkan Learning Starts with a Question
menurut Marno dan Idris (2009: 151-152) adalah sebagai berikut :
1) Bagikan bahan belajar berupa modul atau buku dan mintalah mereka belajar
secara berkelompok.
2) Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan untuk
merangsang keaktifan siswa di awal pembelajaran.
3) Siswa diminta membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti.
4) Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya atau yang paling
banyak dibutuhkan siswa.
5) Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal yang ditanyakan.
6) Dengan cara ini, akan terjadi pembelajaran tanya jawab secara aktif.
18
2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Learning Start With A Question
Semua metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Demikian juga dengan metode Learning Starts with a Question. Susatyo et al.
(2009: 407) menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan metode ini.
Kelebihan dari metode Learning Starts with a Question adalah: (i) siswa
menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga
memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapatkan
tambahan penjelasan dari guru, (ii) siswa akan lebih aktif untuk membaca, (iii)
materi akan dapat diingat lebih lama, (iv) kecerdasan siswa diasah pada saat siswa
mencari informasi tentang materi tanpa bantuan guru, (v) mendorong tumbuhnya
keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka, dan (vi) memperluas wawasan
melalui bertukar pendapat secara kelompok.
Metode Learning Starts with a Question juga memiliki beberapa
kelemahan, seperti: ada siswa yang malu untuk bertanya sehingga guru tidak
mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa dan tidak semua siswa membaca
materi pelajaran sehingga siswa sulit untuk memahami konsep materi pelajaran.
2.5.4 Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui
Metode Learning Start With A Question
Fisika adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
mempelajari gejala alam dan menerangkan bagaimana gejala tersebut terjadi.
Supriyadi (2010: 98) menyatakan fisika pada hakikatnya adalah sebuah ilmu
yang memerlukan pemahaman konsep dan model-model ilmiah yang dapat
membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik. Fisika tidak hanya berisi teori-
19
teori atau rumus-rumus untuk dihafal tetapi fisika juga berisi banyak konsep yang
harus dipahami secara mendalam. Dengan demikian, siswa dituntut untuk dapat
membangun pengetahuan mereka melalui peran aktifnya dalam proses
pembelajaran.
Metode Learning Start With A Question adalah suatu metode pembelajaran
aktif dalam bertanya . Ketika siswa aktif dalam bertanya, pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga
mereka akan menyukai sistem pembelajaran di kelas. Ketika siswa menyukai
sistem pembelajaran di kelas, maka mereka akan menyukai materi pelajarannya
juga. Ini berarti terjadi peningkatan minat siswa dalam pembelajaran fisika.
Sedangkan dalam peningkatan hasil belajar kognitif siswa, metode
Learning Start With A Question berperan sebagai media dan alat bantu. Metode
ini membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Aktif untuk bertanya dan menjawab,
serta kreatif untuk belajar sebelum diterangkan dan belajar sendiri bersama teman
satu kelompok. Belajar dalam kelompok membuat siswa dapat mengetahui
kekurangannya dalam mempelajari suatu materi. Ketika siswa aktif bertanya, guru
akan mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sehingga guru akan fokus
menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. Metode ini memungkinkan
siswa dapat membelajari semua materi secara detail sehingga akan meningkatkan
hasil belajar kognitif mereka.
20
2.6 Kerangka Berpikir Penelitian
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara optimal seperti yang
dirumuskan dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3, guru sebagai
pendidik harus mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan zaman
sekarang. Salah satu masalah yang dihadapi untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah proses pembelajaran yang masih lemah. Trianto (2007: 2) menyatakan
hasil belajar yang masih rendah disebabkan oleh proses pembelajaran yang
didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pembelajaran tradisional menggunakan
metode ceramah dengan suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga
membuat siswa pasif.
Hasil belajar mata pelajaran fisika yang terukur pada nilai rata-rata
ulangan umum yang masih kurang memuaskan membawa keprihatinan para
pendidik khususnya guru-guru fisika. Minat untuk mempelajari konsep-konsep
fisika juga masih rendah. Hasil penelitian Hari (2008) sebagaimana dikutip oleh
Samudra et al. (2014:1) menyatakan bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit
untuk dipelajari dan tidak disukai oleh siswa khususnya siswa SMA. Kondisi
pembelajaran fisika yang seperti itu dan kurangnya minat belajar siswa,
menyebabkan ketuntasan pembelajaran fisika relatif rendah.
Kegiatan pembelajaran yang sesuai saat ini yaitu kegiatan pembelajaran
yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam membangun makna dan gagasan
untuk berfikir mandiri serta bersikap ilmiah. Pembelajaran yang menarik dan
melibatkan peran aktif siswa, dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan
belajar siswa sehingga sasaran pembelajaran tercapai.
21
Menurut Silberman (2009:144) satu cara menciptakan pola belajar aktif
adalah dengan merangsang siswa untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka.
Metode Learning Start With A Question dapat merangsang siswa untuk bertanya,
dan bertanya adalah kunci belajar.
Menurut Zaini et al. (2008:44), “Learning Start With A Question adalah
suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya”. Metode ini mengharuskan
siswa untuk membaca materi terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih aktif
dalam pembelajaran. Membaca juga dapat merangsang siswa untuk memetik
bahan-bahan pokok penting.
Ketika siswa aktif dalam bertanya, pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Siswa akan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar
sehingga mereka akan menyukai sistem pembelajaran di kelas. Jika siswa telah
menyukai sistem pembelajaran di kelas, maka mereka akan menyukai materi
pelajarannya juga. Dalam hal ini berarti terjadi peningkatan minat siswa dalam
pelajaran fisika.
Metode ini juga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Metode
ini membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Aktif untuk bertanya dan menjawab,
serta kreatif untuk belajar sebelum diterangkan dan belajar sendiri bersama teman
satu kelompok. Ketika belajar dalam kelompok, siswa akan mengetahui
kekurangan dan kelebihannya. Dan ketika siswa aktif bertanya, guru akan
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sehingga guru akan fokus
menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. Hal ini akan membuat siswa
22
Latar Belakang
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Pembelajaran harus sesuai dengan kondisi zaman sekarang.
3. Pentingnya penanaman pemahaman konsep-konsep dasar
pengembangan keterampilan sains dan keterampilan berpikir.
4. Pembelajaran harus menyenangkan dan melibatkan aktivitas siswa
secara optimal.
Identifikasi masalah
1. Pembelajaran tradisionaldengan metode ceramah yang membuat suasana kelas
menjadi teacher centered.
2. Siswa memahami konsep fisika dengan pengetahuan teoritis dan
menghafal konsep yang dipelajarinya dalam bentuk rumus-rumus
sehingga hasil belajar kognitif siswa rendah.
3. Pembelajaran yang membosankan.
4. Kurangnya minat belajar siswa.
Solusi
Pembelajaran aktif dengan metode pembelajaran Learning Start With A
Question :
1. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
2. Siswa mampu bertanya, menjawab, serta mengemukakan
pendapatnya sendiri.
3. Proses pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan.
4. Proses pembelajaran langsung sehingga siswa memperoleh konsep,
keterampilan, dan sikap ilmiah.
Tujuan
Meningkatnya minat dan hasil belajar siswa
mengetahui semua materi yang dipelajari secara detail sehingga akan
meningkatkan hasil belajar mereka.
Dari penjelasan diatas, kerangka berpikir penelitian ini secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian
23
2.7 Momentum, Impuls, dan Tumbukan
2.7.1 Momentum dan Impuls
Setiap benda yang bergerak pasti memiliki momentum. “Momentum
sebuah partikel didefinisiskan sebagai hasil kali massa dan kecepatannya” (Tipler,
1998:219). Kecepatan merupakan besaran vektor, maka momentum juga termasuk
besaran vektor yang arahnya sama dengan arah kecepatan benda. Secara
matematis, persamaan momentum dapat ditulis sebagai berikut :
p = mv (2.1)
Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang
waktu ( t) gaya itu bekerja pada benda. “Gaya yang bekerja biasanya sangt besar
dan bekerja pada waktu yang sangat singkat” (Tipler, 1998:242). Impuls temasuk
besaran vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Untuk menghitung besar
impuls dalam satu arah dapat menggunakan persamaan berikut:
I = F t (2.2)
2.7.2 Hubungan Impuls dengan Momentum
Sebuah benda yang massanya m mula-mula bergerak dengan kecepatan vo.
Kemudian dalam selang waktu t kecepatan benda tersebut berubah menjadi vt.
Menurut hukum II Newton, jika benda menerima gaya yang searah dengan
gerak benda, maka benda akan dipercepat. Percepatan rata- rata yang disebabkan
oleh gaya F sebagai berikut:
= dimana = (2.3)
= (2.4)
24
F. t = mvt – mvo (2.5)
Jadi: I = m(vt – vo) (2.6)
sehingga I = pt –po = p (2.7)
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung
impuls dapat dicari dengan menghitung perubahan momentum benda, p.
2.7.3 Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah bola bergerak berlawanan arah dan saling mendekati. Bola
pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua
massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan
yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan.
m1v1 m2v2
tabrakan/tumbukan
m1v’1 m2v’2
Gambar 2.2 Tumbukan dua buah benda
Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas
ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan
saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan.
Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu t tersebut, kedua bola
akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar
Faksi = -Freaksi (2.8)
F1 = -F2 (2.9)
25
Impuls yang terjadi selama interval waktu t adalah F1 t = - F2 t. Kita
tahu bahwa = t = p , maka persamaannya menjadi seperti berikut:
= - p2 (2.10)
m1v1 – m1v'1 = - (m2v2 – m2v'2) (2.11)
m1v1 + m2v2 = m1v'1 + m2v'2 (2.12)
Dapat diketahui bahwa jumlah momentum awal = jumlah momentum
akhir. Hasil ini dikenal sebagai hukum kekekalan momentum. Menurut Tipler
(1998: 221) hukum kekekalan momentum berbunyi: jika gaya eksternal pada
suatu sistem nol, maka momentum total sistem tetap konstan.
2.7.4 Tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika
pada tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik
total kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap. Oleh karena
itu, pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan
hukum kekekalan energi kinetik (Surya, 2003:50-51).
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, terjadi kehilangan energi
kinetik sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Pada
tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar.
Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting
sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu,
26
hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif
juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila
koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya
kecepatan relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut:
e = - ( ) (2.13)
Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 e 1 ). Untuk tumbukan lenting
sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0.Sedangkan untuk
tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
2.8 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) = tidak ada peningkatan minat siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan metode Learning Start With A Question.
= ada peningkatan minat siswa setelah diberikan pembelajaran dengan
metode Learning Start With A Question.
2) = tidak ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan metode Learning Start With A Question.
= ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan metode Learning Start With A Question.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI SMAN 1
Kendal.
3.1.2 Sampel
Pada penelitian ini, yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI MIA 2.1.
Penulis mengambil sampel dengan teknik random sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka penulis memberi hak yang
sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
3.2 Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kendal khususnya
pada siswa kelas XI MIA 2.1 Tahun Ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 sampai
dengan 30 November 2014.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dikaji, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.
28
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “metode pembelajaran
Learning Start With A Question”.
3.3.2 Variabe Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “minat dan hasil belajar
siswa”.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan tergolong sebagai penelitian eksperimental.
Menurut Margono (2003: 110) penelitian eksperimental menggunakan suatu
percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Menurut
Arikunto (2006: 78) one group pretest posttest design adalah desain penelitian
dengan satu kelompok subjek yang diberikan pretest sebelum eksperimen dan
posttest sesudah ekperimen. Menurut Sugiyono (2009:111) desain penelitian one
group pretest posttest design digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 One group pretest posttest design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
29
Keterangan:
O1 : nilai pretest atau skor minat siswa sebelum menggunakan metode
pembelajarn Learning Start With A Question.
O2 : nilai posttest atau skor minat siswa sesudah menggunakan metode
pembelajarn Learning Start With A Question.
X : perlakuan dengan metode pembelajaran Learning Start With A Question.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini yaitu:
3.5.1 Metode Observasi
Observasi dilakukan saat guru memberikan materi sehingga bisa
memberikan gambaran kepada peneliti bagaimana metode dan cara mengajar
guru, respon siswa terhadap guru, serta kondisi lingkungan penelitian.
3.5.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan data nama siswa,
nilai siswa, dan semua hal yang berkaitan dengan masalah penelitian yang akan
digunakan untuk menguji homogenitas sampel penelitian.
3.5.3 Metode Angket
Angket termasuk ke dalam instrumen non tes, yaitu instrumen yang
digunakan untuk mengukur berbagai aspek selain hasil belajar. Hal-hal yang bisa
diukur oleh instrumen non tes diantaranya sikap dan minat.
30
Ditinjau dari segi cara menjawab atau strukturnya, angket dibagi menjadi
dua yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket tertutup adalah angket yang telah
disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang sesuai
dengan keadaan dirinya. Angket terbuka adalah angket yang jawabannya belum
disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang dia rasakan. Satu hal
yang menjadi ciri utama angket adalah tidak ada jawaban benar atau salah
(Sudijono 2006: 84-89).
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa. Dasar yang
digunakan penulis untuk membuat angket adalah klasifikasi ranah afektif yang
dikemukakan Krathwol dalam Phopam & Baker (2005:31-32), yaitu:
memperhatikan, merespon, menghayati nilai, mengorganisasikan, dan
seperangkan nilai.
3.5.4 Metode Tes
Dalam penelitian ini, metode tes diberikan sebelum perlakuan dalam
bentuk pretest dan sesudah perlakuan dalam bentuk posttest. Pretest bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan postest bertujuan untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa setelah diberikan perlakuan
Dasar yang digunakan penulis untuk membuat instrument tes adalah
klasifikasi ranah kognitif yang dikemukakan Bloom dalam Phopam & Baker
(2005:29-30), yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan
evaluasi.
31
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di
luar sampel dengan tujuan untuk menghindari biasnya hasil penelitian. Instrumen
penelitian dalam penelitian ini diujicobakan pada siswa kelas XII IPA 2.
Analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini meliputi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Langkah-langkah
analisisnya adalah sebagai berikut:
3.6.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).
Validitas suatu tes tidaklah berlaku untuk semua tujuan ukur. Sebuah tes
biasanya hanya menghasilkan ukuran yang valid untuk satu tujuan ukur tertentu.
Oleh karena itu pernyataan valid harus diiringi oleh keterangan yang menunjuk
kepada tujuan, yaitu valid untuk mengukur apa, lebih lanjut bagi siapa. Untuk
menguji validitas instrumen yang berupa tes digunakan rumus Pearson Product
Moment Corelation yang dikemukakan oleh Pearson:
Rumus 1 : dengan nilai simpangan
22 yx
xyrxy
(3.1)
32
dengan
x : X - X
y : Y - Y
X : skor rata-rata dari X
Y : skor rata-rata dari Y
xyr : koefisien korelasi skor item dan skor total
2x : jumlah kuadrat skor item
2y : jumlah kuadrat skor total
Rumus 2 : dengan angka kasar
)()(
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(3.2)
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan rtabel dengan taraf kesalahan
5%. Jika rxy>rtabel maka instrumen tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2006:170).
Hasil uji validitas instrumen dari 50 butir soal dapat dilihat pada halaman
70-72 dan terangkum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil uji validitas instrumen tes
No Kriteria Soal Nomor Soal Jumlah
1 Valid
1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 16,18, 20, 21, 23,
24, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 42,
44, 45, 47, 48, 49, 50 33
2 Tidak Valid
3, 8, 12, 13, 15, 17, 19, 22, 25, 26, 27, 29, 34,
39, 41, 43, 46 17
33
Uji validitas instrumen non tes seperti angket, menggunakan validitas isi
dan validitas konstruk. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui isi dari suatu
alat ukur (bahan, topik, dan substansinya) apakah sudah representatif atau belum.
Validitas isi secara mendasar merupakan suatu pendapat, baik pendapat sendiri
atau orang lain. Adapun validitas konstruk adalah suatu abstraksi dan generalisasi
khusus dan merupakan suatu konsep yang dibuat khusus untuk kebutuhan ilmiah
dan mempunyai pengertian terbatas. Untuk menguji validitas konstruk suatu
unstrumen non tes diperlukan landasan teori dan bukti empiris yang
memperlihatkan ada tidaknya keterkaitan antara konsep dengan komponen-
komponennya (Sudijono 2008: 164-167).
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas Mengandung pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan
(Arikunto, 2006: 178).
Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah
menggunakan rumus Kuder – Richardson 21 (KR-21).
Rumus KR-21
r11 = ( ) ( 1- ) (3.3)
Dengan keterangan:
11r : reliabilitas instrumen
34
k : banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
m : skor rata-rata
Vt : varians total (Arikunto, 2006: 189)
Berdasarkan hasil analisis instrumen diperoleh data r11= 0,6713 dan harga
rtabel= 0,329 untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 36. Sedangkan hasil analisis tes
Dari perhitungan dapat diketahui bahwa r11> rtabel, sehingga perangkat tes
dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada halaman 73.
3.6.3 Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks
kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00
menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah (Arikunto, 2009: 207).
Arikunto (2009: 208-210) menyatakan bahwa taraf kesukaran dapat
dihitung melalui perhitungan berikut.
S
BP
(3.4)
Keterangan:
P = taraf kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
S = jumlah seluruh peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagi berikut:
Soal dengan 0,00 P <0,30 adalah soal sukar
Soal dengan 0,30 P < 0,70 adalah soal sedang
35
Soal dengan 0,70 P < 1,00 adalah soal mudah.
Hasil analisis taraf kesukaran instrumen dari 50 butir soal dapat dilihat
pada halaman 70-72 dan terangkum pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Tingkat kesukaran instrumen tes
No Kriteria Soal Nomor Soal
1 Mudah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 25, 28,
30, 32, 36, 37, 46, 48, 49, 50
2 Sedang 5, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 24, 26, 29, 31, 33,
34, 35, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 47
3 Sukar 27, 41
3.6.4 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Menurut
Arikunto (2006: 213) untuk menghitung besarnya daya pembeda soal bentuk
pilihan ganda rumus yang dipakai adalah:
JB
BB
JA
BADP
(3.5)
Keterangan:
DP = daya pembeda soal
JA = banyaknya peserta kelas atas
JB = banyaknya peserta kelas bawah
BA = banyaknya kelas atas yang menjawab benar
BB = banyaknya kelas bawah yang menjawab benar
36
Daya pembeda membagi soal dalam beberapa kriteria, yaitu: jelek,
cukup, baik, dan baik sekali. Tabel klasifikasi daya pembeda soal selengkapnya
tersaji di bawah ini.
Tabel 3.4 Klasifikasi daya pembeda:
Interval Daya Pembeda Kriteria
DP : 0,00 - 0,20
DP : 0,21 - 0,40
DP : 0,41 - 0,70
DP : 0,71 - 1,00
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
Hasil analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada halaman 70-72 dan
terangkum pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Daya pembeda instrumen tes
No Kriteria Soal Nomor Soal
1 Baik Sekali 16, 30, 33, 42, 50
2 Baik 1, 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 18, 20, 23, 31, 32, 35, 36, 37, 38,
40, 44, 45, 48
3 Cukup 8, 9, 14, 21, 24, 25, 28, 34, 39, 41, 46, 47, 49
4 Jelek 3, 12, 13, 15, 17, 19, 22, 26, 27, 29, 44
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini ada dua tahap yaitu analisis data tahap
awal dan analisis data tahap akhir. Analisis data tahap awal dilakukan uji
homogenitas. Analisis data tahap akhir terdiri dari uji normalitas, uji t-test satu
pihak, dan uji gain.
3.7.1 Analisis Data Tahap Awal
Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelas-kelas dalam
37
populasi mempunyai varians yang sama maka populasi tersebut dikatakan
homogen. Hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : 2
2
2
1 (Varians antar kelompok tidak berbeda/data homogen).
Ha :2
2
2
1 (Varians antar kelas tidak sama/ data tidak homogen).
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji Bartlett sebagai berikut:
(3.6)
dengan:
(3.7)
dan
(3.8)
Keterangan:
2
iS = varian masing-masing kelompok
S = varian gabungan
B = koefisien Barlett
ni = jumlah siswa dalam kelas
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika X2
hitung < X2
tabel dengan
taraf signifikasi 5% yang artinya data yang diuji bersifat homogen (Sudjana, 2005:
263).
Hasil pengujian homogenitas untuk siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kendal
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
38
Tabel 3.6 Uji homogenitas sampel penelitian
Kelas Varians N X2
hitung X2
tabel Kriteria
XI MIA 1 11,08 31
2,108 5,991 Homogen XI MIA 2.1 8,02 34
XI MIA 2.2 6,73 33
Berdasarkan analisis uji homogenitas yang telah terlampir, setelah
dilakukan perhitungan didapatkan X2
hitung = 2,108. Pada taraf signifikasi 5%
dengan dk = 3-1 =2 diperoleh X2
tabel sebesar 5,991. Nilai X2hitung < X
2tabel sehingga
H0 diterima dan populasi kedua kelas homogen. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada halaman 68-79.
3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir
Sampel diberikan posttest setelah menerima pembelajaran dengan metode
Learning Start With A Question. Dari hasil posttest akan diperoleh data yang
digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Analaisis
data tahap akhir terdiri dari:
3.7.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi
data variabel terikat. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakanuji chi-
kuadrat dengan rumus:
= (3.9)
Keterangan:
= chi kuadrat
39
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas
Kriteria pengujian hipotesis adalah membandingkan harga chi kuadrat
perhitungan dengan chi kuadrat tabel, dengan dk = n-1.
Jika 2hitung
2tabel, maka data terdistribusi normal.
Jika 2hitung >
2tabel, maka data terdistribusi tidak normal.
3.7.2.2 Uji t-test Satu Pihak
Pada penelitian ini, untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis
penelitian digunakan uji t-test satu pihak.
Data yang digunakan adalah nilai pretest dan posttest siswa serta skor
minat siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Rumus uji t-test satu pihak dapat
dituliskan:
ns
ns
ns
ns
xx
r
t
2
2
1
1
2
2
1
2
21
221
___
__
(3.10)
Keterangan:
__
1x = rata-rata nilai posttest
__
2x = rata-rata nilai pretest
s1 = simpangan baku nilai posttest
s2 = simpangan baku nilai pretest
40
s1
2
= varian nilai posttest
s2
2
= varian nilai pretest
r = korelasi antara nilai pretest dengan posttest
Dengan:
, (3.11)
Harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n1 +
n2 – 2, taraf kesalahan 5%. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
(Sugiyono, 2007: 197).
3.7.2.3 Uji Gain
Uji gain dalam penilitian ini digunakan untuk mengetahui signifikansi
metode pembelajaran Learning Start With A Question terhadap minat dan hasil
belajar siswa. Signifikasi tersebut dapat dihitung dengan rumus gain
ternormalisasi yang dikemukakan oleh Savinainen & Scott sebagaimana dikutip
oleh Wiyanto (2008:86) sebagai berikut:
S
SS
pre
prepost
g
%100 (3.12)
Keterangan:
g= besarnya faktor g
S pre = skor rata-rata pretest (%)
S post = skor rata-rata postest (%)
41
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut :
Tinggi: g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g > 70%
Sedang: 0,3 < g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g ≤ 70%
Rendah: g ≤0,3 atau dinyatakan dalam persen g ≤ 30%
52
BAB 5
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran Learning Start With A Question dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif dan afektif berupa minat pada siswa kelas XI SMAN 1 Kendal
tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar kognitif terlihat dari
peningkatan nilai rata-rata posttes dibandingkan nilai rata-rata pretest siswa
dengan faktor gain (g) sebesar 0,455 dan termasuk dalam kategori sedang.
Peningkatan minat siswa terlihat dari peningkatan skor rata-rata angket siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan faktor gain (g) sebesar 0,24 yang
termasuk dalam kategori rendah.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyampaikan
saran sebagai berikut:
1) Bagi peneliti yang ingin melaksanakan metode Learning Start With A
Question sebaiknya siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan
yang heterogen (secara nilai atau jenis kelamin) agar setiap kelompok dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.
53
2) Guru sebaiknya selalu menekankan kepada siswa untuk mempelajari materi
terlebih dahulu agar siswa dapat aktif ketika pembelajaran berlangsung.
3) Bagi guru dan calon guru, metode Learning Start With A Question dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktifitas siswa.
4) Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran dengan metode
Learning Start With A Question agar dapat membantu tenaga pendidik dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
5.3. KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan dalam peneltian ini antara lain:
1. Penelitian ini hanya meneliti peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah
kognitif dan afektif (minat siswa), tanpa meneliti peningkatan hasil belajar
siswa dalam ranah psikomotorik.
2. Angket minat siswa dalam penelitian ini adalah angket positif sehingga
dimungkinkan ada kecenderungan responden untuk menjawab jawaban
positif tanpa memperhatikan indikator sikap.
3. Penelitian dilakukan terbatas pada satu tempat dalam waktu yang relatif
singkat sehingga jika penelitian ini dilaksanakan di tempat lain
dimungkinkan mendapat hasil yang berbeda.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat
Bahasa.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, R. & N. Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ihsan, F. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Karya.
Kusuma, D.L. & I.N. Parta. 2013. Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran dengan Strategi Learning Start With A Question pada Materi
Segitiga dan Segiempat untuk Siswa kelas VII-H SMPN 1 Blitar. FMIPA
Universitas Negeri Malang: 7-8. Tersedia di http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelBF44977EFB0B3B000F565225136BCA31.pdf
[diakses 18-11-2014].
Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marno & M Idris. 2009. Strategi & Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media Group.
Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Phopam, W.J. & E.L. Baker. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Riswani, E.F. & A. Widayati. 2012. Model Active Learning dengan Teknik
Learning Start With A Question dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada
Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia, 10(2): 18-19. Tersedia
di http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/910 [diakses 18-11-
2014].
55
Samudra, G.B. et al. 2014. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Siswa
SMA di Kota Singaraja dalam Mempelajari Fisika. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1): 1-2. Tersedia di
http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/1093
[diakses 10-12-2014].
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputri, G. E. 2011. Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Learning Starts With A Question pada Siswa Kelas VII SMPN 2
Tegowanu Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
Silberman, M. L. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitafif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyadi. 2010. Teknologi Pendidikan Fisika. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Surya, Y. 2003. Fisika itu Mudah. Jakarta: Bina Sumber Daya Mipa.
Susatyo, E.B. et al. 2009. Penggunaan Model Learning Start With A Question dan
Self Regulated Learning pada Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia, 3(1): 411-412. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1273/1324 [diakses 18-
11-2014].
Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tipler, P.A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik: Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
56
Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: UNNES PRESS.
Yamin, M. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Zaini, H. et al. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
54
LAMPIRAN
57
Silabus Mata Pelajaran Fisika
Sekolah : SMA Negeri 1 Kendal
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Materi Pokok : Momentum, Impuls, dan Tumbukan
Semester : 1
Kompetensi Inti :
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
58
Kompetensi Dasar
Materi
Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melalui pengamatan
fenomena alam fisis dan
pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan, melaporkan,
dan berdiskusi
3.5 Mendeskripsikan momentum dan
impuls, hukum kekekalan
momentum, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Memodifikasi roket sederhana
dengan menerapkan hukum
kekekalan momentum
Momentum,
impuls,
dan tumbukan
Mengamati
Mencari informasi tentang
momentum, impuls, hubungan
antara impuls dan momentum
serta tumbukan dari berbagai
sumber belajar.
Menyimak ilustrasi tentang
tumbukan benda yang
dihubungkan dengan konsep-
konsep momentum, impuls
dan hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan
sehari-hari
Menanyakan
Menanyakan konsep
momentum, impuls,
hubungan antara impuls dan
momentum serta hukum
kekekalan momentum
Mengasosiasi
Menganalisis berbagai
masalah tumbukan dengan
menggunakan hukum
kekekalan momentum
Tugas
Menyelesaikan
masalah
tentang
momentum,
impuls dan
hubungan
antara impuls
dan momentum
serta tentang
hukum
kekekalan
momentum
Tes
Tertulis tentang
impuls,
momentum dan
hukum
kekekalan
momentum
dalam berbagai
pemecahan
16 JP
(4 x 4
JP)
Sumber
FISIKA SMA
Jilid2, Pusat
Perbukuan
Panduan
Praktikum
Fisika SMA,
Erlangga
e-dukasi.net
Alat
botol plastik
pompa dan pentil
sepeda
pipa dan lem PVC
59
Kompetensi Dasar
Materi
Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Ekperimen/eksplorasi
Mendiskusikan konsep
momentum, impuls, hubungan
antara impuls dan momentum
serta hukum kekekalan
momentum dalam berbagai
penyelesaian masalah
Merancang dan membuat
roket sederhana dengan
menerapkan hukum kekekalan
momentum secara
berkelompok
Mengomunikasikan
Presentasi laporan membuat
roket sederhana.
masalah
Observasi
Checklist
lembar
pengamatan
kegiatan
diskusi
kelompok
Portopolio
Hasil karya dan
Laporan
eksperimen
membuat roket
sederhana
60
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah : SMA Negeri 1 Kendal
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI IPA
Materi Pokok : Impuls dan Momentum
Semester : 1
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memformulasikan konsep momentum dan impuls serta keterkaitan antara
keduanya.
2. Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
3. Membedakan jenis-jenis tumbukan.
61
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tumbukan secara kuantitatif.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
Siswa dapat memformulasi konsep momentum dan impuls serta keterkaitan antara
keduanya.
Siswa dapat merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya
luar.
2. Pertemuan kedua
Siswa dapat membedakan jenis-jenis tumbukan.
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tumbukan secara
kuantitatif.
3. Pertemuan ketiga
Siswa dapat mengetahui aplikasi dari hukum kekekalan momentum dalam
kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan 1
Impuls dan momentum
Momentum adalah hasil kali antara massa (m) dan kecepatan (v).
Rumus : p = m v
Impuls adalah hasil kali antara gaya (F) dengan selang waktu ( ∆t ).
Rumus : I = F . ∆t
Impuls = perubahan momentum.
Rumus : I = m 2 . v 2 – m 1 . v 1
I = p2 – p1
Hukum kekekalan momentum :
Momentum awal sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum akhir sistem
sesudah tumbukan.
2. Pertemuan 2
Jenis-jenis tumbukan
Tumbukan lenting sempurna.
Tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan lenting sebagian.
Koefisien restitusi benda jatuh.
62
3. Pertemuan 3
Penerapan konsep momentum dan impuls
Peluncuran roket.
Tembakan peluru dari senapan atau meriam.
Ayunan Balistik
E. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Active Learning
Metode pembelajaran : Learning Start with A Question yang terdiri dari :
Tanya jawab
Diskusi kelompok
Demonstrasi
Eksperimen
F. Sumber/Bahan Pembelajaran
1. Buku fisika kelas XI oleh Marthen Kanginan penerbit Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Buku fisika kelas XI yang lain
G. Media Pembelajaran
1. Media: Lembar Kerja Siswa (LKS), paparan dengan power point, video, dan gambar
gambar yang relevan
2. Alat dan bahan: komputer, proyektor, spidol, dan papan tulis
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 (2 JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menyapa siswa
2. Guru dan siswa berdoa untuk memulai pembelajaran
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru meminta siswa mengisi angket minat siswa
5. Guru meminta siswa untuk melaksanakan pretest
40 menit
Kegiatan
Inti
Mengamati
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil dan
membagikan LKS
45 menit
63
2. Siswa belajar bersama teman satu kelompok tentang materi
impuls dan momentum
3. Siswa membuat daftar pertanyaan yang belum dimengerti
Pengumpulan Data (Eksperimen/Eksplorasi)
8. Guru mengumpulkan daftar pertanyaan siswa
9. Guru mengelompokkan jenis pertanyaan yang paling banyak
dibutuhkan siswa
Menanya
10. Guru mulai menjelaskan materi dari hal hal yang ditanyakan
siswa tentang impuls dan momentum
11. Setelah guru selesai menjelaskan, siswa diberi kesempatan
saling bertanya dan menjawab. Setiap siswa yang bertanya
atau menjawab akan diberikan tambahan nilai
Mengasosiasikan
12. Siswa melakukan praktikum tentang hukum kekekalan
momentum, menulis data hasil percobaan dan menjawab
pertanyaan pada LKS.
Mengomunikasikan
13. Guru meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil
praktikumnya di depan kelas
14. Kelompok lain dipersilahkan untuk memberikan tanggapan
atau pertanyaan
Penutup 15. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan kali ini
16. Meminta siswa untuk membaca materi selanjutnya tentang
tumbukan
17. Menutup pertemuan dengan salam
5 menit
2. Pertemuan 2 (2 JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menyapa siswa
2. Guru dan siswa berdoa untuk memulai pembelajaran
10 menit
64
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dengan cara
guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan konsep
impuls dan momentum
Kegiatan
Inti
Mengamati
5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil
6. Siswa belajar bersama teman satu kelompok tentang materi
tumbukan
7. Siswa membuat daftar pertanyaan yang belum dimengerti
Pengumpulan Data
8. Guru mengumpulkan daftar pertanyaan siswa
9. Guru mengelompokkan jenis pertanyaan yang paling banyak
dibutuhkan siswa
Menanya
10. Guru mulai menjelaskan materi dari hal hal yang ditanyakan
siswa tentang materi tumbukan
11. Setelah guru selesai menjelaskan, siswa diberi kesempatan
saling bertanya dan menjawab. Setiap siswa yang bertanya
atau menjawab akan diberikan tambahan nilai
Mengasosiasikan
12. Siswa melakukan praktikum tentang tumbukan, menulis data
hasil percobaan dan menjawab pertanyaan pada LKS
Mengomunikasikan
13. Guru meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas
14. Kelompok lain yang merasa jawabannya tidak sama
dipersilahkan memberikan tanggapan
70 menit
Penutup 18. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan kali ini
19. Guru meminta siswa untuk belajar tentang materi selanjutnya
yaitu penerapan konsep impuls dan momentum dalam
kehidupan sehari-hari
20. Guru menutup pertemuan dengan salam
10 menit
65
3. Pertemuan 3 (2 JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menyapa siswa
2. Guru dan siswa berdoa untuk memulai pembelajaran
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengulas materi pertemuan sebelumnya dengan cara
guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan konsep
tumbukan
10 menit
Kegiatan
Inti
Mengamati
5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil
6. Siswa belajar bersama teman satu kelompok tentang
penerapan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan
sehari hari
7. Siswa membuat daftar pertanyaan yang belum dimengerti
Pengumpulan Data
8. Guru mengumpulkan daftar pertanyaan siswa
9. Guru mengelompokkan jenis pertanyaan yang paling banyak
dibutuhkan siswa
Mengasosiasikan
10. Guru mulai menjelaskan materi dari hal hal yang ditanyakan
siswa
11. Guru menjelaskan materi dengan disertai video dan gambar-
gambar yang berhubungan dengan konsep impuls dan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
Mengomunikasikan
12. Guru meminta siswa untuk memberikan pendapatnya tentang
pendapat tentang video dan gambar yang ditampilkan
Menanya
13. Setelah guru selesai menjelaskan, siswa diberi kesempatan
saling bertanya dan menjawab. Setiap siswa yang bertanya
atau menjawab akan diberikan tambahan nilai
30 menit
66
Penutup 14. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan kali ini.
15. Guru meminta siswa untuk melakukan posttest
16. Guru meminta siswa untuk mengisi angket minat siswa
17. Meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
18. Menutup pertemuan dengan salam.
50 menit
I. Penilaian
Penilaian Metode Bentuk Instrumen Keterangan
Kognitif Tes tertulis Soal pilihan ganda (pretest dan posttest) Terlampir
Afektif Observasi Lembar observasi Terlampir
Psikomotor Portofolio Lembar portofolio Terlampir
Minat Angket Angket minat Terlampir
Mengetahui,
Guru Fisika
Semarang, November 2014
Peneliti
(Markamah, S.Pd, M.Pd.)
NPP.
( Adhi Tya Restu Nugroho )
NIM. 4401410080
67
Daftar Nama Siswa Kelas XI MIA 2.1
No Anggota Kelas Kode
Nilai tengah
semester
1 Adinda Kurnia Islami XI MIA 2.1-01 88
2 Aditya Mila Karmila XI MIA 2.1-02 79
3 Aditya Risqiantama XI MIA 2.1-03 92
4 Almalia Mayangfauni XI MIA 2.1-04 95
5 Aranzsa Pramesthi Laras Cendani XI MIA 2.1-05 92
6 Ardhia Revarti Azhar XI MIA 2.1-06 89
7 Arini Amalia Rahma XI MIA 2.1-07 80
8 Bahtiar Ilham Triyunanto XI MIA 2.1-08 89
9 Budhi Fatanza Wiratama XI MIA 2.1-09 93
10 Cici Indriyani XI MIA 2.1-10 88
11 Dea Febia Rizka Umbaran XI MIA 2.1-11 84
12 Degrita Herdianti Asriningpuri XI MIA 2.1-12 89
13 Devi Talitha XI MIA 2.1-13 90
14 Dewi Indah Lestari XI MIA 2.1-14 89
15 Dian Setyowati XI MIA 2.1-15 94
16 Early Safira Dara Subekti XI MIA 2.1-16 93
17 Fara Aini Fitriarti XI MIA 2.1-17 95
18 Garindra Yogiswara XI MIA 2.1-18 90
19 Iftitachul Kurnia Shafa XI MIA 2.1-19 87
20 Iskandar Ali Mubarok XI MIA 2.1-20 89
21 Isnani Nafi'ah XI MIA 2.1-21 90
22 Lia Wahyu Anggraeni XI MIA 2.1-22 90
23 Malyda Savira XI MIA 2.1-23 87
24 Masturoh XI MIA 2.1-24 94
25 Miftah Adhi Yuwono XI MIA 2.1-25 86
26 Muhammad Ridhwan XI MIA 2.1-26 90
27 Naufal Nabila Faruq XI MIA 2.1-27 86
28 Rendy Kastanto XI MIA 2.1-28 89
29 Rifki Lukman Satria XI MIA 2.1-29 79
30 Rizkia Indah Oktaviana XI MIA 2.1-30 85
31 Ruben Haswinsa XI MIA 2.1-31 95
32 Shelin Nilam Sari XI MIA 2.1-32 81
33 Vareza Vimaretantyo XI MIA 2.1-33 81
34 Yeni Sulistyawati Pamungkas XI MIA 2.1-34 90
68
No Anggota Kelas Nilai No Anggota Kelas Nilai No Anggota Kelas Nilai
1 XI MIA 1-01 82 1 XI MIA 2.1-01 82 1 XI MIA 2.1-01 84
2 xi MIA 1-02 97 2 XI MIA 2.1-02 80 2 XI MIA 2.1-02 83
3 XI MIA 1-03 80 3 XI MIA 2.1-03 80 3 XI MIA 2.1-03 83
4 XI MIA 1-04 81 4 XI MIA 2.1-04 88 4 XI MIA 2.1-04 88
5 XI MIA 1-05 81 5 XI MIA 2.1-05 80 5 XI MIA 2.1-05 84
6 XI MIA 1-06 81 6 XI MIA 2.1-06 79 6 XI MIA 2.1-06 83
7 XI MIA 1-07 82 7 XI MIA 2.1-07 90 7 XI MIA 2.1-07 83
8 XI MIA 1-08 80 8 XI MIA 2.1-08 83 8 XI MIA 2.1-08 90
9 XI MIA 1-09 80 9 XI MIA 2.1-09 83 9 XI MIA 2.1-09 85
10 XI MIA 1-10 80 10 XI MIA 2.1-10 79 10 XI MIA 2.1-10 81
11 XI MIA 1-11 79 11 XI MIA 2.1-11 83 11 XI MIA 2.1-11 84
12 XI MIA 1-12 79 12 XI MIA 2.1-12 80 12 XI MIA 2.1-12 80
13 XI MIA 1-13 80 13 XI MIA 2.1-13 80 13 XI MIA 2.1-13 83
14 XI MIA 1-14 79 14 XI MIA 2.1-14 83 14 XI MIA 2.1-14 80
15 XI MIA 1-15 79 15 XI MIA 2.1-15 82 15 XI MIA 2.1-15 83
16 XI MIA 1-16 81 16 XI MIA 2.1-16 80 16 XI MIA 2.1-16 85
17 XI MIA 1-17 85 17 XI MIA 2.1-17 90 17 XI MIA 2.1-17 80
18 XI MIA 1-18 80 18 XI MIA 2.1-18 80 18 XI MIA 2.1-18 83
19 XI MIA 1-19 79 19 XI MIA 2.1-19 80 19 XI MIA 2.1-19 80
20 XI MIA 1-20 79 20 XI MIA 2.1-20 80 20 XI MIA 2.1-20 80
21 XI MIA 1-21 80 21 XI MIA 2.1-21 79 21 XI MIA 2.1-21 80
22 XI MIA 1-22 81 22 XI MIA 2.1-22 80 22 XI MIA 2.1-22 79
23 XI MIA 1-23 80 23 XI MIA 2.1-23 81 23 XI MIA 2.1-23 84
24 XI MIA 1-24 83 24 XI MIA 2.1-24 80 24 XI MIA 2.1-24 80
25 XI MIA 1-25 79 25 XI MIA 2.1-25 81 25 XI MIA 2.1-25 81
26 XI MIA 1-26 79 26 XI MIA 2.1-26 81 26 XI MIA 2.1-26 79
27 XI MIA 1-27 79 27 XI MIA 2.1-27 81 27 XI MIA 2.1-27 80
28 XI MIA 1-28 80 28 XI MIA 2.1-28 83 28 XI MIA 2.1-28 80
29 XI MIA 1-29 79 29 XI MIA 2.1-29 79 29 XI MIA 2.1-29 81
30 XI MIA 1-30 79 30 XI MIA 2.1-30 79 30 XI MIA 2.1-30 79
31 XI MIA 1-31 79 31 XI MIA 2.1-31 83 31 XI MIA 2.1-31 81
Ʃ = 2502 32 XI MIA 2.1-32 82 32 XI MIA 2.1-32 84
mean = 80.7 33 XI MIA 2.1-33 79 33 XI MIA 2.1-33 80
si2
= 11.08 34 XI MIA 2.1-34 81 Ʃ = 2710
si = 3.33 Ʃ = 2771 mean = 82.121
n = 31 mean = 81.5 si2
= 6.73
si2
= 8.02 si = 2.60
si = 2.83 n = 33
n = 34
Kelas XI MIA 2.2
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Kelas XI MIA 1 Kelas XI MIA 2.1
69
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 11 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 11 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 11 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 11 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 01 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 00 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 01 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 00 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 01 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 11 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 11 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 10 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 00 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 00 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 11 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
31 31 30 28 21 28 27 30 29 14 13 11 19 23 17 2718 18 14 16 13 17 16 16 16 10 9 6 10 13 9 1713 13 16 12 8 11 11 14 13 4 4 5 9 10 8 10
0.5 0.5 -0.2 0.4 0.5 0.6 0.5 0.2 0.3 0.6 0.5 0.1 0.1 0.3 0.1 0.7baik baik jelek baik baik baik baik cukup cukup baik baik jelek jelek cukup jelek sanga
t baik0.86 0.86 0.83 0.78 0.58 0.78 0.75 0.83 0.81 0.39 0.36 0.31 0.53 0.64 0.47 0.75mudah mudah mudah mudahsedangmudah mudah mudah mudahsedangsedangsedangsedangsedangsedangmudah
0.36 0.34 -0.2 0.41 0.38 0.39 0.36 0.01 0.37 0.38 0.35 0.12 0.03 0.44 0.17 0.36
valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak tidak valid tidak validpakai pakai tidak pakai pakai pakai pakai tidak pakai pakai pakai tidak tidak pakai tidak pakai
Kategori TKrxy
validitasketerangan
BABBDB
Kategori DB
TK
No. Absen
jumlah
21238
2541
323
18261120287
15
293519
309
331022
Analisis validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal
14
Nomor Butir Soal
1727362
16
311256
24
3413
71
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 351 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 01 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 01 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 01 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 01 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 01 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 01 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 01 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 10 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 01 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 11 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 00 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 01 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 01 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 11 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 01 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 00 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 01 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 01 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 01 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 01 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 00 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 01 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 01 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
31 15 28 24 26 30 25 14 26 19 6 29 16 27 24 29 15 24 1516 10 14 15 14 15 15 8 14 10 2 16 6 17 15 17 11 13 1015 5 14 9 12 15 10 6 12 9 4 13 10 10 9 12 4 11 5
0.1 0.5 0 0.6 0.2 0 0.5 0.2 0.2 0.1 -0.2 0.3 -0.4 0.7 0.6 0.5 0.7 0.2 0.5jelek baik jelek baik cukup jelek baik cukup cukup jelek jelek cukup jelek sanga
t baikbaik baik sanga
t baikcukup baik
0.86 0.42 0.78 0.67 0.72 0.83 0.69 0.39 0.72 0.53 0.17 0.81 0.44 0.75 0.67 0.81 0.42 0.67 0.42mudahsedangmudahsedangmudah mudah mudahsedangmudahsedang sukar mudahsedangmudahsedangmudahsedangsedangsedang
0.07 0.33 -0 0.48 0.38 0.04 0.37 0.39 -0.2 0.06 -0.1 0.41 -0.2 0.47 0.34 0.4 0.5 0.04 0.35
tidak valid tidak valid valid tidak valid valid tidak tidak tidak valid tidak valid valid valid valid tidak validtidak pakai tidak pakai pakai tidak tidak pakai tidak tidak tidak tidak tidak pakai pakai pakai pakai tidak pakai
Nomor Butir Soal
72
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 501 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 43 18491 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 40 16001 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 39 15211 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 38 14441 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 37 13691 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 37 13691 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 37 13691 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 37 13691 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 36 12960 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 35 12251 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 35 12251 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 34 11560 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 34 11561 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 34 11561 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 34 11561 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 33 10891 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 31 9611 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 31 9611 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 30 9001 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 30 9001 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 30 9001 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 30 9001 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 29 8410 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 29 8410 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 28 7841 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 28 7841 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 28 7840 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 28 7841 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 25 6250 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 25 6250 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 25 6251 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 25 6250 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 5761 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 22 4841 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 18 3240 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18 324
27 25 18 15 13 9 23 21 18 18 26 16 28 31 27 1117 3589716 15 12 9 9 6 15 10 12 11 14 9 17 17 1711 10 6 6 4 3 8 11 6 7 12 7 11 14 10
0.5 0.5 0.6 0.3 0.5 0.3 0.7 -0.1 0.6 0.4 0.2 0.2 0.6 0.3 0.7baik baik baik cukup baik cukup sanga
t baikjelek baik baik cukup cukup baik cukup sanga
t baik0.75 0.69 0.5 0.42 0.36 0.25 0.64 0.58 0.5 0.5 0.72 0.44 0.78 0.86 0.75mudah mudahsedangsedangsedang sukar sedangsedangsedangsedangmudahsedangmudah mudah mudah
0.36 0.33 0.34 0.04 0.36 0.3 0.36 0.01 0.37 0.34 0.17 0.36 0.33 0.33 0.53
valid valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid valid validtidak pakai pakai tidak pakai tidak pakai tidak pakai pakai tidak pakai pakai pakai pakai
Skor
Total Y^2
Nomor Butir Soal
73
Keterangan:
: Banyaknya butir soal
: Rata-rata skor total
: Varians total
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
=
=
2
50 -
50 1 50
Pada a = 5% dengan n = 36 diperoleh r tabel = 0,329
Vt =
35897
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
k
M
Vt
Kriteria
k 50
M 31.03
1117
= 34.415936
36
31.03
34.42
= 0.6713
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
r11 =50
131.03
kVt
MM(k1
1-k
k r11
74
Instrumen Tes
Nama : .... .... .... . . .
No. Absen : .... .... .... . . .
Mata Pelajaran : Fisika Jumlah Soal : 30 butir
Kelas/Semester : XI/Gasal Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Materi Pokok : Impuls dan momentum Waktu : 50 menit
Petunjuk mengerjakan.
1. Tulislah identitas pada lembar soal pada kolom yang telah disediakan.
2. Periksa soal dengan teliti sebelum mengerjakan.
3. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, atau e pada jawab yang paling tepat.
4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, anda dapat memberikan tanda strip
dua pada jawaban yang anda anggap salah.
5. Periksa jawaban anda sebelum diserahkan kepada guru.
1. Dimensi dari besaran momentum adalah ....
a. MLT2
d. ML-2
T 2
b. ML-1
T-1
e. ML-1
T2
c. MLT -1
2. Dimensi dari besaran impuls adalah ....
a. MLT-1
d. ML2T
b. MLT-2
e. ML2T
-2
c. ML-1
T-1
3. Sebuah benda bergerak dengan momentum sebesar p. Tiba-tiba benda tersebut
pecah menjadi dua bagian yang masing-masing besar momentumnya p1 dan p2.
Pernyataan berikut ini yang benar adalah ....
a. p = p1 + p2 d. p = (p1 + p2)1/2
b. p = p1 – p2 e. p = (p12 +p2
2)
c. p = p2 – p1
4. Sebuah truk yang massanya 2 ton melaju dengan kecepatan 36 km/jam, menabrak
sebuah pohon dan berhenti dalam selang waktu 0,1 detik. Gaya rata-rata pada truk
selama berlangsungnya tabrakan adalah ....
a. 200 N d. 2 x 105 N
b. 2.000 N e. 2 x 106 N
c. 2 x 104 N
5. Sebuah benda bermassa 2 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s keutara. Sedangkan
benda lain yang bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 1 m/s keutara. Besar
momentum total kedua benda adalah ....
a. Nol d. 8 kgm/s
b. 1 kgm/s e. 7 kgm/s
c. 3 kgm/s
6. Jika kecepatan gerak benda dibuat menjadi 4 kali kecepatan mula-mula, maka
momentum benda menjadi ... momentum mula-mula.
a. 2 kali d. 8 kali
75
b. 4 kali e. 1 kali
c. 16 kali
7. Bola A dan B memiliki momentum yang sama dan massa A > B maka ….
a. Kecepatan A > kecepatan B
b. Energi kinetik A = energi kinetik B
c. Energi kinetik A > energi kinetik B
d. Energi kinetik A < energi kinetik B
e. Kecepatan A = kecepatan B
8. Benda bermassa m memiliki momentum p dan energi kinetik E. Jika energi kinetik
diubah menjai 4E maka momentumnya menjadi …..
a. p d. 2p
b. 3p e. 4p
c. 5p
9. Dua benda memiliki massa yang sama. Momentum benda pertama dua kali momentum
benda kedua. Perbandingan energi kinerik benda pertama dan benda kedua adalah ….
a. 1 : 1 d. 2 : 1
b. 1 : 2 e. 4 : 1
c. 1 : 4
10. Sebuah bola dipukul dengan gaya 100 N, sehingga melambung dengan kecepatan 200
m/s. Pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,2 detik. Massa bola tersebut adalah . . .
a. 0,1 kg d. 5 kg
b. 0,4 kg e. 10 kg
c. 0,5 kg
11. Sebuah mobil massanya 2 ton, mula-mula diam, kemudian bergerak selama 5 sekon
hingga kecepatannya mencapai 10 m/s. Gaya dorong (penggerak) yang diperlukan
mobil tesebut adalah ....
a. 500 N d. 4000 N
b. 1000 N e. 100000 N
c. 2000 N
12. Sebuah benda bermassa m bergerak dengan kecepatan tetap = v, maka
impuls dari benda tersebut adalah ....
a. Nol d. mv2
b. mv e. ½ mv2
c. 2mv
13. Sebuah bola biliar disodok menggunakan tongkat dengan gaya 50 N dalam waktu 10
milisekon. Jika massa bola 0,2 kg, kecepatan bola setelah disodok adalah ….
a. 0,25 m/s d. 250 m/s
b. 2,5 m/s e. 2500 m/s
c. 25 m/s
14. Sebuah bola dari keadaan diam dipukul dengan gaya 600 N hingga melesat dengan
kecepatan 60 m/s. Jika massa bola 0,5 kg, maka pemukul menyentuh bola selama ….
a. 5 x10-1
s d. 5 x10-4
s
b. 5 x10-2
s e. 5 x10-5
s
c. 5 x10-3
s
15. Sebuah partikel yang bermassa 2 kg bergerak lurus menyusuri sumbu x dengan besar
kecepatan mula-mula 3 m/s searah sumbu x positif. Bila gaya 6 N searah sumbu x
negatif bekerja pada partikel itu selama 3s, maka :
(1) besar kecepatan akhir 6 m/s
(2) arah kecepatan akhir searah sumbu x negatif
(3) partikel pernah berhenti
76
(4) setelah 3s kecepatan partikel tetap
Pernyataan yang benar adalah ....
a. Semua benar d. 2 dan 4
b. 1, 2, dan 3 e. 4 saja
c. 1 dan 3
16. Sebutir peluru massanya 0,005 kg ditembakkan pada balok kayu yang terletak
pada permukaan datar yang licin. Massa balok kayu 0,035 kg. Bila kemudian peluru
bersarang dan bergerak bersama balok kayu dengan kecepatan 10 m/s maka
kecepatan peluru saat mengenai balok kayu adalah ....
a. 35 m/s d. 70 m/s
b. 40 m/s e. 80 m/s
c. 45 m/s
17. Bola A bergerak lurus memiliki momentum mv , menumbuk bola B yang bergerak
pada garis yang sama. Jika setelah tumbukan bola A mempunyai momentum -3 mv
maka pertambahan momentum bola B adalah ....
a. 2 mv d. -4 mv
b. -2 mv e. 4 mv
c. 3 mv
18. Sebuah senapan mempunyai massa 4 kg menembakan peluru yang massanya 10 gram
dengan kecepatan 500 m/s. Kecepatan gerak senapan pada saat peluru meledak
adalah ....
a. 0,8 m/s d. 1250 m/s
b. 1,25 m/s e. 200000 m/s
c. 20 m/s
19. Sebuah granat bermassa 5 kg pecah menjadi 2 bagian dengan perbandingan
massa 2 : 3. Jika bagian yang besar berkecepatan 10 m/s maka perbandingan energi
kinetik bagian yang kecil dan yang besar adalah ....
a. 1 : 2 d. 2 : 3
b. 3 : 1 e. 3 : 2
c. 1 : 3
20. Sebuah benda massa 1/2 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s, menumbuk sebuah benda
lain bermassa 1/3 kg yang dalam keadaan diam. Bila setelah menumbuk kedua
benda bergabung dalam geraknya, maka kecepatan benda setelah tumbukan
adalah ....
a. 2,0 m/s d. 5,0 m/s
b. 2,5 m/s e. 6,0 m/s
c. 3,0 m/s
21. Benda yang beratnya 40 N bergerak lurus dengan kecepatan tetap 35 m/s. Besarnya
momentum benda setelah bergerak 2 detik adalah ....
a. 80 kgm/s d. 140 kgm/s
b. 1400 kgm/s e. 70 kgm/s
c. 2800 kgm/s
22. Seorang anak yang massanya 30 kg sedang berdiri di atas perahu yang massanya 20 kg
yang sedang meluncur kearah utara dengan kecepatan 10 m/s. Tiba tiba anak tersebut
meloncat ke selatan dengan kecepatan 6 m/s. Kecepatan perahu tersebut menjadi ….
a. 4 m/s d. 34 m/s
b. 16 m/s e. 30 m/s
c. 27 m/s
77
23. Sebuah balok yang massanya 1 kg terikat pada tali yang panjangnya 1 m. Sebuah
peluru bermassa 10 gram ditembakkan horisontal mengenai balok tersebut dan diam di
dalam balok. Balok terayun setinggi 0,2 m dari keadaan semula. Jika g = 10 m/s2,
kecepatan peluru menumbuk balok adalah ....
a. 102 m/s d. 252 m/s
b. 200 m/s e. 302 m/s
c. 202 m/s
24. Dua buah bola A dan B dengan massa mA = 3 kg; mB = 2 kg bergerak saling mendekati
dengan laju vA = 2 m/s; vB = 3 m/s. Keduanya bertumbukan secara lenting sempurna,
maka laju bola A sesaat setelah tumbukan adalah ....
a. 2 m/s d. 6 m/s
b. 3 m/s e. 12 m/s
c. 5 m/s
25. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan ….
a. Momentum d. kesetimbangan
b. Energi kinetik e. energi kinetik dan momentum
c. Energi potensial
26. Sebuah benda bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 6 m/s dan menumbuk
benda lain yang bermassa 2 kg dan bergerak ke kiri dengan besar kecepatan 3 m/s. Jika
kedua benda saling melekat setelah tumbukan, kecepatan kedua benda tersebut adalah
….
a. 4 m/s ke kanan d. 2 m/s ke kiri
b. 4 m/s ke kiri e. Nol
c. 2 m/s ke kanan
27. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s.
Setelah tumbukan balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan
benda semula. Kecepatan benda setelah tumbukan bila besar koefisien restitusi e = 0,4
adalah ....
a. 7 m/s searah dengan kecepatan semula
b. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula
c. 5 m/s searah dengan kecepatan semula
d. 5 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula
e. 12.5 m/s searah dengan kecepatan semula
28. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m dari lantai. Jika koefisien restitusi 0,5
maka tinggi bola setelah tumbukan pertama adalah ....
a. 2,5 cm d. 50 cm
b. 12,5 cm e. 80 cm
c. 25 cm
29. Sebuah bola jatuh bebas dari ketinggian 20 m di atas lantai. Jika tumbukan dengan lantai
elastis sebagian dengan koefisien restitusinya 0,4 kecepatan pantul bola setelah
menumbuk lantai adalah ….
a. 4 m/s d. 9 m/s
b. 6 m/s e. 10 m/s
c. 8 m/s
30. Sebuah bola jatuh bebas dari ketinggian 100 m di atas lantai, jika koefisien restitusi
antarabola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah ….
a. 80 m d. 25 m
b. 75 m e. 20 m
c. 50 m
78
Kisi-kisi Instrumen Tes
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kendal Jumlah Soal : 30 butir
Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 50 menit
Materi Pokok : Impuls dan momentum Bentuk : Pilihan Ganda
No Materi Pokok Indikator Nomor
Soal
Nomor dan Penyebarannya
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Impuls dan momentum Menjelaskan konsep impuls dan
momentum
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
79
No Materi Pokok Indikator Nomor
Soal
Nomor dan Penyebarannya
C1 C2 C3 C4 C5 C6
9 √
2 Hubungan impuls dan
momentum
Memformulasikan hubungan
impuls dan momentum
10 √
11 √
12 √
13 √
14 √
15 √
3 Hukum kekekalan momentum Memformulasikan hukum
kekekalan momentum untuk
sistem tanpa gaya luar
16 √
17 √
18 √
19 √
20 √
80
No Materi Pokok Indikator Nomor
Soal
Nomor dan Penyebarannya
C1 C2 C3 C4 C5 C6
21 √
22 √
4 Penerapan konsep impuls dan
momentum
Penerapan impuls dan
momentum dalam ayunan
balistik
23 √
5 Tumbukan Memformulasikan beberapa
kasus tumbukan
24 √
25 √
26 √
27 √
28 √
29 √
30 √
Jumlah 1 2 7 12 7 1
80
Keterangan
C1 :Pengetahuan atau ingatan C4 : Analisis
C2 :Pemahaman C5 : Sintesis
C3 :Aplikasi C6 : Evaluasi
81
Angket Minat Siswa
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Petunjuk pengisian : berilah tanda chek list (√) pada pernyataan yang sesuai dengan
kondisi kalian saat ini.
Keterangan jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Indikator sikap Pernyataan SS S TS STS
1
Memperhatikan
Saya senang mengikuti pelajaran fisika karena
materi yang diajarkan menarik dan
menyenangkan
2 Saya semangat belajar fisika karena membahas
materi yang bermanfaat bagi saya
3 Saya suka belajar fisika karena konsep konsep
fisika dapat ditemukan di kehidupan sehari hari
4
Merespons
Saya akan bertanya apabila menemui materi
yang saya tidak mengerti pada saat mengikuti
KBM fisika
5
Saya selalu mengerjakan soal latihan yang
diberikan oleh guru pada saat kegatan belajar
mengajar berlangsung
6 Saya selalu mengumpulkan tugas tepat waktu
untuk melatih kedisiplinan
82
7
Menghayati
nilai
Sebelum mata pelajaran fisika berlangsung saya
membaca materi yang diajarkan terlebih dahulu
8
Saya suka pembelajaran fisika melalui
pertanyaan diawal karena menguji kesiapan saya
dalam menerima pelajaran
9
Saya suka pembelajaran fisika melalui
pertanyaan diawal karena menjadikan saya giat
belajar
10
Saya suka pembelajaran fisika melalui
pertanyaan diawal karena menjadikan saya rajin
membaca
11
Mengorganisasi
kan
Saya terbiasa berdiskusi dengan teman satu
kelas ketika menemui materi yang tidak saya
pahami
12 Saya senang melakukan berbagai praktikum
fisika secara berkelompok
13
Memperhatikan
nilai atau
seperangkat
nilai
Saya menyukai pembelajaran fisika dengan
disertai praktikum dan demonstrasi
14 Saya bisa memahami materi pada mata pelajaran
fisika dengan metode tanya jawab
15
Saya menjadi lebih semangat belajar fisika
karena pembelajaran kali ini menyenangkan dan
membuat saya semakin giat untuk belajar
83
Lembar Praktikum Impuls dan Momentum
A. Tujuan
Membuktikan hukum kekekalan momentum
B. Landasan Teori
Hukum kekekalan momentum adalah salah satu hukum dasar yang ada dalam
ilmu Fisika. Hukum ini menyatakan bahwa “Jika tidak ada gaya luar yang bekerja
maka momentum sistem sebelum dan sesudah tumbukan tetap”.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa nilai momentum total ketika benda
bertumbukan adalah konstan atau tidak berubah. Untuk memahami hukum ini, dapat
kita mulai dengan memahami Hukum ketiga Newton tentang Aksi-Reaksi.
C. Alat dan Bahan
2 buah bola bekel yang identik
1 buah kelereng
1 buah bola besi
3 stopwatch
1 buah rel presisi (1 meter)
Penggaris
D. Langkah kerja
1. Siapkan alat untuk memulai percobaan.
2. Timbang masing-masing berat dari bola bekel, kelereng dan bola besi.
3. Letakkan 1 buah bola bekel (bola A) di dalam rel presisi sesuai dengan jarak yang
kita inginkan dan 1 buah bola bekel (bola B) kita letakkan di ujung rel presisi.
4. Luncurkan bola A hingga menumbuk bola B, hitung kecepatan bola A saat
bertumbukkan dengan bola B sebagai kecepatan awal bola A (υA) dengan
menggunakan stopwatch.
5. Setelah bola A bertumbukan dengan bola B hitung kembali kecepatan bola A dan
B menggunakan stopwatch hingga bola A dan B berhenti, sebagai υA‟ dan υB‟
dan hitung jarak berhentinya bola A dan B.
6. Catat hasil υA, υA‟ dan υB‟ dalam tabel hasil percobaan.
84
7. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali dengan variasi kecepatan awal bola bekel
kemudian catat hasilnya.
8. Lakukan langkah 3-7 menggunakan sebuah bola besi (benda A) dan sebuah
kelereng (benda B).
E. Data hasil percobaan
1. Tabel percobaan bola bekel
Percobaan mA mB υA υB mA υA + mB υB υA‟ υB‟ mA υA‟ + mB υB‟
1
2
3
2. Tabel percobaan bola besi dan kelereng
Percobaan mA mB υA υB mA υA + mB υB υA‟ υB‟ mA υA‟ + mB υB‟
1
2
3
F. Analisis data hasil pengamatan
1. Dari hasil pengamatan Tabel 1 apakah sebelum dan sesudah tumbukan terdapat
perbedaan momentum ?
Jawab :
2. Dari hasil pengamatan Tabel 2 apakah sebelum dan sesudah tumbukan terdapat
perbedaan momentum ?
Jawab :
G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari praktikum yang telah kalian lakukan!
85
Lembar Praktikum Tumbukan
A. Tujuan
Menentukan besar koefisien tumbukan / koefisien restitusi (e)
B. Landasan Teori
Kofisien restitusi
Koefisien restitusi didefininisan sebagai perbandingan selisih kecepatan kedua
benda setelah tumbukan dengan selisih kecepatan sebelum tumbukan.
e = -
Diberi tanda negatif karena v1‟ < v2‟ ( kita berharap nilai e positif)
Tumbukan
Jenis-jenis tumbukan:
1. tumbukan lenting sempurna, yaitu tumbukan yang tidak mengalami perubahan
energi kinetik, dengan e = 1
2. tumbukan lenting sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik, sebab ada sebagian energi yang diubah dalam
bentuk lain, dengan 0 < e < 1
3. tumbukan tidak lenting, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik, dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak
bersama-sama, dengan e = 0
Tumbukan yang terjadi pada benda yang dijatuhkan dari ketinggian h meter
Dari persamaan gerak jatuh bebas kita bisa tau bahwa kecepatan benda sesaat
sebelum menumbuk lantai adalah : v1 = - . Dan kecepatan benda sesaat setelah
menumbuk lantai adalah : v1‟ = .
Dari persamaan koefisien restitusi kita bisa mencari ketinggian pantulan
benda.dimana v2 dan v2‟ adalah kecepatan lantai = 0. Dapat diperoleh :
e = - e = e = e =
C. Alat dan Bahan
Bola bekel.
86
Bola besi.
Bola tenis.
Meteran (mistar).
Rel
D. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat, dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini.
2. Ambil bola bekel kemudian angkat bola tersebut pada ketinggian tertentu.
3. Ukur ketinggian bola saat itu.
4. Jatukkan bola dan amati pantulan bola yang pertama kalinya.
5. Tandai dan ukur tinggi pantulan bola yang pertama kalinya dengan meteran.
6. Ulangi langkah 2-5 untuk dengan variasi ketinggian bola bekel.
7. Lakukan percobaan hingga mendapat 5 data.
8. Catat data yang didapatkan pada tabel yang sudah disediakan.
9. Lakukan langkah 2-8, tetapi bola bekel diganti dengan bola tenis, dan bola besi.
E. Data hasil percobaan
Bola bekel
No h (cm) h‟ (cm) e
1
2
3
4
5
Rata-rata
87
Bola tenis
No h (cm) h‟ (cm) e
1
2
3
4
5
Rata-rata
Bola besi
No h (cm) h‟ (cm) e
1
2
3
4
5
Rata-rata
F. Analisis data hasil pengamatan
3. Dari ketiga percobaan yang telah kalian lakukan, tumbukan manakah yang
memiliki koefisien restitusi paling tinggi? Jelaskan jawaban kalian!
Jawab :
4. Dari ketiga percobaan yang telah kalian lakukan, tumbukan manakah yang
memiliki koefisien restitusi paling rendah? Jelaskan jawaban kalian!
Jawab :
G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari praktikum yang telah kalian lakukan!
88
1 XI MIA 1-01 50 93
2 XI MIA 1-02 33 90
3 XI MIA 1-03 40 83
4 XI MIA 1-04 43 87
5 XI MIA 1-05 30 97
6 XI MIA 1-06 43 97
7 XI MIA 1-07 37 77
8 XI MIA 1-08 43 90
9 XI MIA 1-09 57 90
10 XI MIA 1-10 40 87
11 XI MIA 1-11 50 93
12 XI MIA 1-12 37 87
13 XI MIA 1-13 47 93
14 XI MIA 1-14 50 93
15 XI MIA 1-15 57 100
16 XI MIA 1-16 43 97
17 XI MIA 1-17 33 87
18 XI MIA 1-18 37 97
19 XI MIA 1-19 30 83
20 XI MIA 1-20 53 97
21 XI MIA 1-21 50 100
22 XI MIA 1-22 43 93
23 XI MIA 1-23 43 90
24 XI MIA 1-24 50 90
25 XI MIA 1-25 53 93
26 XI MIA 1-26 43 97
27 XI MIA 1-27 47 93
28 XI MIA 1-28 50 90
29 XI MIA 1-29 63 97
30 XI MIA 1-30 57 83
31 XI MIA 1-31 50 97
32 XI MIA 1-32 60 87
33 XI MIA 1-33 37 90
34 XI MIA 1-34 40 83
1539 3101
45.26470588 91.20588235
34 34
72.32174688 30.7745098
8.504219358 5.547477788
63 100
30 77
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
standar deviasi
nilai maksimum
nilai minimun
n
varians
POST-TEST
jumlah
rata-rata
NO NAMA
NILAI
PRE-TEST
89
1 XI MIA 2-01 34 56.67 sedang 49 81.67 sangat tinggi
2 xi MIA 2-02 37 61.67 sedang 52 86.67 sangat tinggi
3 XI MIA 2-03 25 41.67 rendah 45 75.00 tinggi
4 XI MIA 2-04 38 63.33 tinggi 50 83.33 sangat tinggi
5 XI MIA 2-05 20 33.33 rendah 48 80.00 tinggi
6 XI MIA 2-06 39 65.00 tinggi 54 90.00 sangat tinggi
7 XI MIA 2-07 46 76.67 tinggi 58 96.67 sangat tinggi
8 XI MIA 2-08 40 66.67 tinggi 49 81.67 sangat tinggi
9 XI MIA 2-09 23 38.33 rendah 46 76.67 tinggi
10 XI MIA 2-10 36 60.00 sedang 52 86.67 sangat tinggi
11 XI MIA 2-11 45 75.00 tinggi 55 91.67 sangat tinggi
12 XI MIA 2-12 27 45.00 sedang 49 81.67 sangat tinggi
13 XI MIA 2-13 42 70.00 tinggi 58 96.67 sangat tinggi
14 XI MIA 2-14 36 60.00 sedang 48 80.00 tinggi
15 XI MIA 2-15 44 73.33 tinggi 60 100.00 sangat tinggi
16 XI MIA 2-16 49 81.67 sangat tinggi 58 96.67 sangat tinggi
17 XI MIA 2-17 22 36.67 rendah 47 78.33 tinggi
18 XI MIA 2-18 34 56.67 sedang 44 73.33 tinggi
19 XI MIA 2-19 25 41.67 rendah 37 61.67 sedang
20 XI MIA 2-20 31 51.67 sedang 46 76.67 tinggi
21 XI MIA 2-21 37 61.67 sedang 45 75.00 tinggi
22 XI MIA 2-22 29 48.33 sedang 50 83.33 sangat tinggi
23 XI MIA 2-23 35 58.33 sedang 51 85.00 sangat tinggi
24 XI MIA 2-24 30 50.00 sedang 45 75.00 tinggi
25 XI MIA 2-25 41 68.33 tinggi 54 90.00 sangat tinggi
26 XI MIA 2-26 38 63.33 tinggi 55 91.67 sangat tinggi
27 XI MIA 2-27 40 66.67 tinggi 48 80.00 tinggi
28 XI MIA 2-28 33 55.00 sedang 40 66.67 tinggi
29 XI MIA 2-29 36 60.00 sedang 53 88.33 sangat tinggi
30 XI MIA 2-30 38 63.33 tinggi 56 93.33 sangat tinggi
31 XI MIA 2-31 27 45.00 sedang 42 70.00 tinggi
32 XI MIA 2-32 23 38.33 rendah 40 66.67 tinggi
33 XI MIA 2-33 37 61.67 sedang 46 76.67 tinggi
34 XI MIA 2-34 34 56.67 sedang 49 81.67 sangat tinggi
1171 1951.67 1679 2798.33
34.4411765 57.40 49.382353 82.30
34 34 34 34
49 81.67 60 100
20 33.33 37 61.67
nilai maksimum
nilai minimun
ANALISIS MINAT SISWA
jumlah
rata-rata
n
NO NAMA sebelum
pembelajaran
presentase
(%)
NILAIsetelah
pembelajaranKategori
presentase (%)Kategori
90
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
Pengujian Hipotesis
Menggunakan rumus
Kriteria
Ho diterima jika 2
hitung < 2
tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal 100 Panjang kelas 4
Nilai minimal 77 Rata-rata 91.21
Rentang 23 s 5.55
Banyak Kelas 6 n 34
(Oi-Ei)²
Ei
77 - 80 76.50 -2.65 0.50 0.02 0.78 1 0.07
81 - 84 80.50 -1.93 0.47 0.09 2.94 4 0.38
85 - 88 84.50 -1.21 0.39 0.20 6.78 5 0.47
89 - 92 88.50 -0.49 0.19 0.28 9.50 7 0.66
93 - 96 92.50 0.23 0.09 0.24 8.09 7 0.15
97 - 100 96.50 0.95 0.33 0.12 4.18 10 8.09
100.50 1.68 0.45 2
= 9.81
11.07
9.81 11.07
Kelas Interval Batas KelasZ untuk
batas
kelas
Peluang
untuk Z
UJI NORMALITAS NILAI POSTTEST SISWA
Ei Oi
Luas
untuk Z
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
91
no pretest posttest x y x^2 y^2 x.y
1 50 93 4.735294 1.794118 22.42301038 3.218858 8.495675
2 33 90 -12.2647 -1.20588 150.4230104 1.454152 14.78979
3 40 83 -5.26471 -8.20588 27.71712803 67.33651 43.20156
4 43 87 -2.26471 -4.20588 5.128892734 17.68945 9.525087
5 30 97 -15.2647 5.794118 233.0112457 33.5718 -88.4455
6 43 97 -2.26471 5.794118 5.128892734 33.5718 -13.122
7 37 77 -8.26471 -14.2059 68.30536332 201.8071 117.4074
8 43 90 -2.26471 -1.20588 5.128892734 1.454152 2.730969
9 57 90 11.73529 -1.20588 137.717128 1.454152 -14.1514
10 40 87 -5.26471 -4.20588 27.71712803 17.68945 22.14273
11 50 93 4.735294 1.794118 22.42301038 3.218858 8.495675
12 37 87 -8.26471 -4.20588 68.30536332 17.68945 34.76038
13 47 93 1.735294 1.794118 3.011245675 3.218858 3.113322
14 50 93 4.735294 1.794118 22.42301038 3.218858 8.495675
15 57 100 11.73529 8.794118 137.717128 77.33651 103.2016
16 43 97 -2.26471 5.794118 5.128892734 33.5718 -13.122
17 33 87 -12.2647 -4.20588 150.4230104 17.68945 51.58391
18 37 97 -8.26471 5.794118 68.30536332 33.5718 -47.8867
19 30 83 -15.2647 -8.20588 233.0112457 67.33651 125.2604
20 53 97 7.735294 5.794118 59.83477509 33.5718 44.8192
21 50 100 4.735294 8.794118 22.42301038 77.33651 41.64273
22 43 93 -2.26471 1.794118 5.128892734 3.218858 -4.06315
23 43 90 -2.26471 -1.20588 5.128892734 1.454152 2.730969
24 50 90 4.735294 -1.20588 22.42301038 1.454152 -5.71021
25 53 93 7.735294 1.794118 59.83477509 3.218858 13.87803
26 43 97 -2.26471 5.794118 5.128892734 33.5718 -13.122
27 47 93 1.735294 1.794118 3.011245675 3.218858 3.113322
28 50 90 4.735294 -1.20588 22.42301038 1.454152 -5.71021
29 63 97 17.73529 5.794118 314.5406574 33.5718 102.7604
30 57 83 11.73529 -8.20588 137.717128 67.33651 -96.2984
31 50 97 4.735294 5.794118 22.42301038 33.5718 27.43685
32 60 87 14.73529 -4.20588 217.1288927 17.68945 -61.9749
33 37 90 -8.26471 -1.20588 68.30536332 1.454152 9.966263
34 40 83 -5.26471 -8.20588 27.71712803 67.33651 43.20156
jumlah 1083 3101 2386.617647 1015.559 479.1471
rata-rata 45.26470588 91.20588235
sx 48.85302086
sy 31.86783368
r 0.307768991
korelasi pearson produck moment hasil kognitif siswa
92
jumlah
N
rata-rata
varians
standar
deviasi
45.26470588
1083
34
91.20588235
30.7745098
5.547477788
nilai posttest
0.30776899 31.12851 1.66
thitungr
72.32174688
8.504219358
ttabel
ANALISI UJI-T HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Sumber
variasi
nilai pretest
34
3101
93
no pretest posttest x y x^2 y^2 x.y
1 50.00 81.67 4.439118 -0.637255 19.70576548 0.406094 -2.828849
2 33.33 86.67 -12.23088 4.362745 149.5944831 19.03354 -53.36022
3 40.00 75.00 -5.560882 -7.303922 30.92341254 53.34727 40.61625
4 43.33 83.33 -2.230882 1.029412 4.976836073 1.059689 -2.296497
5 30.00 80.00 -15.56088 -2.303922 242.1410596 5.308055 35.85105
6 43.33 90.00 -2.230882 7.696078 4.976836073 59.22962 -17.16905
7 37.67 96.67 -7.890882 14.36275 62.26602431 206.2884 -113.3347
8 43.33 81.67 -2.230882 -0.637255 4.976836073 0.406094 1.421641
9 57.67 76.67 12.10912 -5.637255 146.6307302 31.77864 -68.26218
10 40.00 86.67 -5.560882 4.362745 30.92341254 19.03354 -24.26071
11 50.00 91.67 4.439118 9.362745 19.70576548 87.661 41.56233
12 37.67 81.67 -7.890882 -0.637255 62.26602431 0.406094 5.028503
13 47.67 96.67 2.109118 14.36275 4.448377249 206.2884 30.29272
14 50.00 80.00 4.439118 -2.303922 19.70576548 5.308055 -10.22738
15 57.67 100.00 12.10912 17.69608 146.6307302 313.1512 214.2839
16 43.37 96.67 -2.190882 14.36275 4.799965484 206.2884 -31.46708
17 33.37 78.33 -12.19088 -3.970588 148.6176125 15.76557 48.40497
18 37.67 73.33 -7.890882 -8.970588 62.26602431 80.47145 70.78586
19 30.00 61.67 -15.56088 -20.63725 242.1410596 425.8963 321.1339
20 53.33 76.67 7.769118 -5.637255 60.35918901 31.77864 -43.7965
21 50.00 75.00 4.439118 -7.303922 19.70576548 53.34727 -32.42297
22 43.33 83.33 -2.230882 1.029412 4.976836073 1.059689 -2.296497
23 43.33 85.00 -2.230882 2.696078 4.976836073 7.268839 -6.014634
24 50.00 75.00 4.439118 -7.303922 19.70576548 53.34727 -32.42297
25 53.33 90.00 7.769118 7.696078 60.35918901 59.22962 59.79174
26 43.33 91.67 -2.230882 9.362745 4.976836073 87.661 -20.88718
27 47.67 80.00 2.109118 -2.303922 4.448377249 5.308055 -4.859242
28 50.00 66.67 4.439118 -15.63725 19.70576548 244.5237 -69.41561
29 63.33 88.33 17.76912 6.029412 315.741542 36.35381 107.1373
30 57.67 93.33 12.10912 11.02941 146.6307302 121.6479 133.5564
31 50.00 70.00 4.439118 -12.30392 19.70576548 151.3865 -54.61856
32 60.00 66.67 14.43912 -15.63725 208.4881184 244.5237 -225.7882
33 37.67 76.67 -7.890882 -5.637255 62.26602431 31.77864 44.48292
34 40.00 81.67 -5.56 -0.637255 30.92341254 0.406094 3.5437
jumlah 1549.07 2798.33 2390.666874 2866.748 342.1642
rata-rata 45.56 82.30
sx 48.89444624
sy 53.5420243
rhitung 0.330487
korelasi peardson produck moment minat siswa
94
jumlah
N
rata-rata
varians
standar
deviasi
86.87116261
Sumber
variasiSebelum pembelajaran
1549.07
34
45.56088235
ANALISI UJI-T MINAT SISWA
r thitung ttabel
20.72363 1.66
9.320470085
Setelah pembelajaran
0.33048772.44445071
8.511430591
2798.333333
34
82.30392157
95
Nilai rata-rata kelas sampel Gain
ANALISI UJI GAIN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
pre-test
post-test
45.26
91.210.4548853
96
sebelum pembelajaran(%)
setelah pembelajaran(%)
Rata-rata Kelompok
kontrol
Gain
ANALISIS UJI GAIN PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA
82.30.24326
57.4
97
Foto-foto Penelitian
98
99
100
101
102