pengembangan pedoman home pharmacy care untuk … · study with the design of one group pretest...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PEDOMAN HOME PHARMACY CARE UNTUK
PASIEN KOLESTEROL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Agnes Chyntia Silalahi
NIM : 148114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PEDOMAN HOME PHARMACY CARE UNTUK
PASIEN KOLESTEROL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Agnes Chyntia Silalahi
NIM : 148114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Oh yes, the past can hurt. But the way I see it, you can either
RUN from it, or LEARN from it.” – Rafiki, The Lion King
“Maybe I made a mistake yesterday, but yesterday’s me is still me. I am
who I am today, with all my faults dan mistakes. Tomorrow I might be
a tiny bit wiser, and that will be me, too.” – Kim Namjoon, BTS
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu mendampingi dan melindungi sampai selesainya
penelitian ini
Kedua orang tuaku, Bapak Sabar Silalahi dan Ibu Sinto Warti dengan doa dan
dukungan yang tak pernah putus
Adik-adikku, Febiola Gracia Silalahi, Bramanda Bagas Immanuel Silalahi,
Dewi Adelyna Villerin Silalahi yang selalu menyemangati
Teman-temanku yang selalu memberikan dukungan dan semangat
Semua pihak yang terlibat
Almamater yang ku banggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat,
lindungan, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Pedoman Home Pharmacy Care Untuk Pasien Kolesterol” untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, saran, dan
semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan berupa ilmu, dukungan, dan saran dalam penelitian
ini.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.
4. Ibu Yunita Linawati, S.Si., M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.
5. Warga Minomartani yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan berupa doa, motivasi, dan
finansial dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.
7. Bernadeta Dhiyana Krismadanti, Margareta Anindhita Oktaviani, Jessica,
Eleonora, Paulus Wikan, Suster Frida, yang telah memberikan dukungan,
motivasi, waktu, dan perhatian selama penyusunan skripsi.
8. Tim Home Pharmacy Care, Thomas Aji Puspito dan Veronica Erlinda yang
telah mendampingi, memberikan masukan, dan semangat dari awal hingga
akhir penelitian ini.
9. Segenap pihak yang terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................................... vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5
KESIMPULAN .................................................................................................. 21
SARAN .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22
LAMPIRAN ....................................................................................................... 25
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Prevalensi Dislipidemia di India ................................................... 2
Tabel II. Perubahan Pernyataan Kuesioner ................................................. 5
Tabel III. Perubahan Pertanyaan Wawancara ............................................... 5
Tabel IV. Hasil Uji Pemahaman Bahasa ....................................................... 5
Tabel V. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pertama .......................... 6
Tabel VI. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kedua ................................... 6
Tabel VII. Pernyataan Akhir yang Valid dan Reliabel ................................... 7
Tabel VIII. Rincian Kegiatan Home Pharmacy Care ...................................... 8
Tabel IX. Karakteristik Responden ............................................................... 9
Tabel X. Peningkatan Pengetahuan Per Dimensi ........................................ 10
Tabel XI. Pertanyaan Wawancara Setiap Pertemuan .................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Hasil Pretest Dan Posttest ................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin ........................................................................................ 26
Lampiran 2. Surat Keterangan Kelaikan Etik .................................................... 27
Lampiran 3. Sertifikat Lisensi SPSS CE&BU ................................................... 28
Lampiran 4. Uji Konstruk Kuesioner ................................................................. 29
Lampiran 5. Uji Pemahaman Bahasa Kuesioner ................................................ 30
Lampiran 6. Perbaikan Kuesioner ...................................................................... 32
Lampiran 7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner ...................................... 34
Lampiran 8. Lembar Informasi Subjek .............................................................. 42
Lampiran 9. Informed Consent .......................................................................... 45
Lampiran 10. Hasil Pretest ................................................................................ 50
Lampiran 11. Hasil Posttest ............................................................................... 55
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest .......................... 60
Lampiran 13. Hasil Uji T Berpasangan Data Pretest Dan Posttest ................... 60
Lampiran 14. Perubahan Pertanyaan Wawancara .............................................. 61
Lampiran 15. Hasil Wawancara ......................................................................... 63
Lampiran 16. Pedoman Home Pharmacy Care Sebelum Penelitian ................. 75
Lampiran 17. Pedoman Home Pharmacy Care Setelah Penelitian .................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko dari beberapa penyakit tidak
menular lainnya, terutama penyakit jantung koroner, sehingga perlu dilakukan
pengendalian kadar kolesterol dan faktor-faktor lainnya. Pengelolaan pasien
dislipidemia sebagai bentuk pencegahan primer terhadap komplikasi penyakit
jantung koroner terdiri dari non obat dan obat, dan dapat diberikan dengan
meningkatkan pengetahuan pasien melalui pelayanan kefarmasian yang diberikan
oleh Apoteker, yaitu Home Pharmacy Care. Di sisi lain, masih sedikit Apoteker
yang melakukan home pharmacy care, dikarenakan beberapa faktor, salah satunya
adalah tidak adanya pedoman yang dapat digunakan. Tujuan dari penelitian ini
ialah menghasilkan sebuah pedoman home pharmacy care untuk meningkatkan
pengetahuan pasien kolesterol terkait penyakit dan obat yang dikonsumsi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan one
group pretest posttest, melibatkan 5 orang pasien kolesterol. Hasil dari uji T
berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%, didapatkan hasil p=0,006 yang
berarti terdapat perbedaan bermakna antara nilai pretest dan posttest berupa
peningkatan pengetahuan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa home
pharmacy care dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
kolesterol dan obat kolesterol, namun tidak semua pasien melakukan perubahan
perilaku untuk membantu pengobatan yang dijalani.
Kata kunci: home pharmacy care, kolesterol, pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Dyslipidemia is a risk factor for several other non-communicable diseases,
especially coronary heart disease, so it is necessary to control cholesterol levels
and other factors. Management of dyslipidemia patients as a form of primary
prevention of complications of coronary heart disease consists of non-drugs and
drugs, and can be given by increasing patient knowledge through pharmacy
services provided by Pharmacists, namely Home Pharmacy Care. However, there
are still a few pharmacists who do home pharmacy care, due to several factors,
one of which is the absence of guidelines that can be used. The purpose of this
study was to produce a guideline to increase cholesterol patients' knowledge
regarding diseases and drugs consumed. This study was a quasi-experimental
study with the design of one group pretest posttest, involving 5 cholesterol
patients. The results of the paired T test with a confidence level of 95%, the
results obtained p=0.006 which means that there are significant differences
between the pretest and posttest values in the form of increased knowledge. From
the results of the study it can be concluded that home pharmacy care can increase
patients' knowledge about cholesterol disease and cholesterol drugs, but not all
patients make behavioral changes to help with the treatment they are undergoing.
Keyword: home pharmacy care, cholesterol, guideline
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Dislipidemia atau hiperlipidemia atau lebih dikenal dengan istilah
kolesterol di kalangan masyarakat, merupakan suatu faktor risiko utama untuk
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, selain hipertensi, merokok,
abnormalitas glukosa darah, dan inaktifitas fisik (PERKENI, 2015). Penyakit
jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan
darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Penyakit jantung
koroner juga dapat terjadi diakibatkan oleh pengerasan dinding pembuluh darah
akibat penumpukan lemak atau kolesterol. Prevalensi jantung koroner berdasarkan
wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5%, dan berdasarkan
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Prevalensi jantung koroner
berdasarkan terdiagnosis tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%). Sementara prevalensi
jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur
(4,4%). Sedangkan untuk DI Yogyakarta prevalensi terdiagnosis 0,6%, dan
menurut diagnosis atau gejala 1,3% (RISKESDAS, 2013). Dislipidemia,
khususnya kolesterol LDL, mempunyai hubungan kausal dengan penyakit
kardiovaskular aterosklerotik berdasarkan studi genetik, observasional, dan luara
klinis (PERKI, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufi dan Rosita (2014) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara kadar LDL >130 mg/dL (p=0,045) dengan
kejadian penyakit jantung koroner pada penderita yang dirawat di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Firdiansyah (2014), terdapat hubungan
antara rasio kolesterol total terhadap nilai HDL (high-density lipoprotein) dengan
kejadian PJK, rasio kadar kolesterol total terhadap HDL yang tinggi merupakan
faktor risiko timbulnya PJK. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien
dengan rasio kadar kolesterol total terhadap HDL yang tinggi berisiko menderita
PJK 2,15 kali lebih besar dibandingkan pasien dengan kadar kolesterol total
terhadap HDL yang normal (signifikansi p<0,05).
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan ada 35.9% dari penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Indonesia berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal dimana
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan
yang dapat disebabkan oleh perbedaan gaya hidup (PERKENI, 2015). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Estari (2009) di India, prevalensi terjadinya
dislipidemia seperti pada tabel berikut.
Tabel I. Prevalensi Dislipidemia di India
Hiperkolesterolemia
(%)
Hipertrigliserida
(%)
HDL
Rendah
(%)
Pria
Usia muda (20-39
tahun)
14.8 24.7 7.1
Usia menengah (40-59
tahun) 38.4 45.1 7.7
Usia lanjut (>60 tahun) 40.5 40.2 6.2
Wanita
Usia muda (20-39
tahun)
8.8 7.3 1.8
Usia menengah (40-59
tahun) 37 27.9 1.5
Usia lanjut (>60 tahun) 62 46.5 1.6
(Estari, 2009)
Pada kelompok usia muda, prevalensi dislipidemia lebih banyak dialami
oleh pria, namun terjadi peningkatan prevalensi dislipidemia pada wanita di
kelompok usia menengah dan usia lanjut. Hal ini disebabkan oleh menurunnya
kadar hormon estrogen yang mengatur keseimbangan kolesterol dan profil lipid
darah lainnya (Seoharto, 2004).
Dikarenakan dislipidemia merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit
tidak menular lainnya, terutama penyakit jantung koroner, perlu dilakukan
pengendalian kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya seperti hipertensi,
diabetes dan obesitas. Pengelolaan pasien dislipidemia terdiri dari non
farmakologis dan farmakologis (PERKENI, 2015). Pengelolaan pasien
dislipidemia sebagai bentuk pencegahan primer terhadap komplikasi penyakit
jantung koroner dapat diberikan dengan meningkatkan pengetahuan pasien
melalui pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh Apoteker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(MENKES, 2016). Adanya pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari
fokus kepada pengelolaan obat, menjadi pelayanan komprehensif (pharmaceutical
care), membuat pelayanan kefarmasian tidak hanya mengelola obat saja namun
dalam pengertian yang lebih luas, mencakup pelaksanaan pemberian informasi
untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error), (MENKES, 2009).
Adanya pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian ini, Apoteker
dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat
melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara
lain adalah pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yang
membutuhkan. Salah satu jenis pelayanan kefarmasian yang dapat dilakukan oleh
Apoteker menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek adalah dilakukannya home pharmacy
care atau pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya
untuk kelompok lansia dan pasien dengan penyakit kronis.
Home pharmacy care merupakan salah satu kegiatan tindak lanjut dari
pengobatan pasien di apotek. Namun, menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Istiqomah pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Apoteker di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta masih sedikit yang melakukan home pharmacy care sebagai
tindak lanjut pengobatan pasien, yaitu hanya sebesar 8,57% responden. Penelitian
menurut Soedarsono pada tahun 2007 mengungkapkan alasan rendahnya
pelaksanaan home pharmacy care adalah kurangnya waktu yang dimiliki
Apoteker, kurangnya personil di apotek, dan ketidaktahuan Apoteker terhadap
peraturan tentang pelayanan kefarmasian ini. Selain alasan diatas, Apoteker tidak
melaksanakan home pharmacy care untuk pasien dislipidemia dikarenakan belum
adanya pedoman yang dibuat untuk membantu Apoteker melaksanakan home
pharmacy care. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
home pharmacy care untuk meningkatkan pengetahuan pasien dislipidemia yang
dapat digunakan oleh Apoteker.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah kuasi
eksperimental, dengan rancangan penelitian one group pretest posttest.
Responden pada penelitian ini adalah 5 pasien kolesterol yang berdomisili di
Kelurahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah responden yang mengidap penyakit kolesterol
tanpa komplikasi, umur 40 tahun hingga 60 tahun, latar belakang pendidikan
minimal SMA, dan bukan dari latar belakang kesehatan. Kriteria eksklusi yaitu
responden yang tidak menyelesaikan keseluruhan program, dan responden yang
tidak mengisi kuesioner secara lengkap.
Sampel sebanyak 5 responden ditentukan secara non random yang
tergolong dalam pengambilan sampel non probabilitas. Sampel diambil dengan
metode sampling purposive yaitu pemilihan sampel atau responden yang bersedia
dan didasarkan pada pertimbangan atau kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2012, Noor, 2011).
Penelitian dilakukan di Kelurahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta pada bulan Januari 2019. Perlakuan yang akan diberikan
kepada responden adalah berupa layanan kefarmasian di rumah atau home
pharmacy care. Responden akan diberikan perlakuan berupa edukasi materi
sebanyak tiga kali dalam satu bulan, pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga.
Pada pertemuan pertama akan diberikan pretest dan pada pertemuan keempat
responden akan diberikan posttest. Hasil data penelitian yang akan diambil berupa
pengetahuan responden mengenai obat kolesterol, dan hasil data sebelum dan
sesudah perlakuan akan dibandingkan.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah materi
home pharmacy care, kuesioner, dan pertanyaan wawancara. Materi home
pharmacy care dibuat dengan mengacu pada literatur British National Formulary
70 (2015), Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia oleh PERKENI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(2015), dan Pharmacotherapy Handbook Edisi Sembilan oleh DiPiro et al (2015).
Kuesioner dibuat dengan mengacu pada materi edukasi home pharmacy care yang
telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan wawancara dibuat dengan mengikuti alur
kuesioner, untuk membantu dalam pengambilan data selama home pharmacy
care.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner, materi, dan panduan wawancara yang telah dibuat terlebih
dahulu dilakukan uji konstruk oleh ahli. Terdapat perubahan pada panduan
wawancara dan kuesioner, sedangkan materi tidak mengalami perubahan.
Perubahan dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel II. Perubahan pernyataan kuesioner
Sebelum diuji oleh ahli Setelah diuji oleh ahli
Amlodipin adalah obat untuk menurunkan
kadar kolesterol.
Simvastatin adalah contoh obat yang
diminum lebih dari sekali untuk sehari.
Tabel III. Perubahan pertanyaan wawancara
Sebelum diuji oleh ahli Setelah diuji oleh ahli
Apakah obat golongan statin memiliki
interaksi obat dengan golongan lain?
Apakah obat kolesterol simvastatin memiliki
interaksi obat dengan obat kolesterol
fenofibrate?
Setelah kuesioner lulus uji konstruk, kemudian dilakukan uji pemahaman
bahasa kuesioner dengan 2 pasien kolesterol yang memiliki karakteristik yang
mirip dengan responden yang akan dilibatkan. Dari hasil uji pemahaman bahasa,
terdapat 1 kalimat pernyataan yang tidak dimengerti maknanya oleh pasien,
seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel IV. Hasil uji pemahaman bahasa
Sebelum uji pemahaman bahasa Setelah uji pemahaman bahasa
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi
bukan tanda dari kolesterol.
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi
bukan tanda dari penyakit kolesterol.
Setelah kuesioner diperbaiki dan diacak nomor urutnya, dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas yang melibatkan 32 orang responden. Suatu
pernyataan dikatakan valid jika mempunyai koefisien korelasi terkoreksi minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
0,3 (Dahlan, 2014). Setelah diuji, didapatkan 10 butir kuesioner yang tidak valid,
dengan nilai Chronbach’s Alpha sebesar 0,588 seperti tertera pada tabel V.
Tabel V. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas pertama
No. Koefisien Korelasi No. Koefisien Korelasi
1 0,488 12 0,525
2 0,330 13 0,188
3 0,614 14 0,255
4 -0,076 15 0,377
5 0,306 16 0,313
6 0,467 17 0,013
7 0,274 18 0,086
8 0,393 19 0,062
9 0,179 20 0,511
10 0,239 21 0,418
11 0,550 22 0,078
Kuesioner kemudian ditambahkan sebanyak 12 pernyataan sesuai dengan
dimensi pernyataan yang tidak valid sebelumnya sehingga menjadi 34 pernyataan,
dan diuji kembali kepada 34 orang responden. Dari 34 butir kuesioner didapatkan
hasil 14 pernyataan yang tidak valid dengan nilai Chronbach’s Alpha sebesar
0,764, seperti tertera pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil uji validitas dan reliabilitas kedua
No. Koefisien
Korelasi No.
Kofisien
Korelasi No.
Koefisien
Korelasi No.
Koefisien
Korelasi
1 0,343 11 0,442 21 0,559 31 0,506
2 0,295 12 0,573 22 0,588 32 -0,013
3 0,512 13 -0,004 23 0,025 33 0,050
4 0,470 14 0,567 24 0,374 34 0,451
5 -0,098 15 0,225 25 0,421
6 0,463 16 0,552 26 0,468
7 0,226 17 0,073 27 0,604
8 0,485 18 0,120 28 0,545
9 0,281 19 0,190 29 0,344
10 0,294 20 0,316 30 0,084
Setelah pernyataan yang tidak valid dihapus menjadi 20 pernyataan,
didapatkan nilai Chronbach’s Alpha sebesar 0,805.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel VII. Pernyataan akhir yang valid dan reliabel
Pengetahuan No. Pernyataan Koefisien
Korelasi
Penyakit
kolesterol
Definisi
Penyakit
Kolesterol
5
Penyakit kolesterol ditandai dengan
peningkatan kolesterol HDL. 0,413
Tanda/Gejala
Penyakit
Kolesterol
1
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi
bukan tanda dari penyakit kolesterol. 0,379
Obat
kolesterol
Contoh Obat
4 Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan kadar kolesterol. 0,472
14
Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan dan menjaga kadar
kolesterol.
0,427
3 Simvastatin adalah contoh obat yang
diminum lebih dari sekali untuk sehari. 0,515
Dosis Obat 15
Dosis Simvastatin yang umum digunakan
adalah 10 mg. 0,533
7 Dosis semua obat kolesterol sama. 0,631
Aturan Pakai
Obat
10 Pemakaian obat simvastatin adalah sehari
adalah 10mg. 0,567
17
Pemakaian obat kolesterol dapat
dihentikan sewaktu-waktu oleh pasien
sendiri.
0,600
Efek
Samping
Obat
6 Efek samping dari obat kolesterol ialah
rasa pegal. 0,432
18 Efek samping terjadi dalam waktu yang
singkat. 0,620
Interaksi
Obat
13
Salah satu dampak interaksi obat antara
golongan statin dan golongan fibrat adalah
rasa pegal/nyeri pada otot.
0,580
8 Obat golongan statin tidak berinteraksi
dengan obat kolesterol golongan lain. 0,583
Pengobatan Tujuan
Pengobatan 16
Pengobatan dapat menyembuhkan
kolesterol. 0,470
Indikator
Tujuan
12
Nilai kolesterol total yang baik
(<200mg/dL) merupakan tujuan
pengobatan.
0,514
20
Nilai Trigliserida sebaiknya lebih dari 150
mg/dL
0,538
Non
Farmakologi
(Gaya
Hidup)
Manajemen
Nutrisi
9 Diet lemak dapat membantu menjaga
kadar kolesterol. 0,440
11 Diet rendah kalori berarti tidak makan
kalori sama sekali. 0,314
Aktivitas
Fisik
19
Olahraga ringan sebaiknya dilakukan
secara rutin.
0,350
2
Olahraga yang dilakukan lebih baik
dengan durasi yang lama.
0,335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas didapatkan hasil akhir 20
pernyataan yang telah memenuhi seluruh dimensi pada kuesioner. Menurut
George & Mallery (2003) nilai chronbach’s alpha 0,8 dikatakan baik yang berarti
kuesioner dinyatakan reliabel.
Pemberian materi Home Pharmacy Care dilakukan sebanyak 4 kali
pertemuan, dengan pertemuan pertama dilakukan pretest terlebih dahulu,
kemudian pemberian materi tentang penyakit kolesterol; pertemuan kedua
dilakukan pemberian materi tentang tujuan pengobatan, terapi dengan obat dan
komplikasi penyakit; pertemuan ketiga dilakukan pemberian materi terapi non-
obat atau perubahan gaya hidup; dan pertemuan keempat hanya dilakukan
posttest.
Tabel VIII. Rincian kegiatan home pharmacy care
Pertemuan Agenda
Pertemuan ke-1 Pretest.
Wawancara
Edukasi materi tentang penyakit
kolesterol.
Pertemuan ke-2 Review.
Wawancara
Edukasi materi: tujuan pengobatan, terapi
dengan obat kolesterol, dan komplikasi
penyakit.
Pertemuan ke-3 Review.
Wawancara
Edukasi materi tentang terapi non-obat
atau perubahan gaya hidup.
Pertemuan ke-4 Review.
Posttest.
Materi home pharmacy care dibuat dengan mengacu pada pada literatur
yang terdiri dari:
a) Penyakit kolesterol: meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
penyakit kolesterol (DiPiro, 2015; PERKENI, 2015).
b) Pengobatan kolesterol: meliputi tujuan pengobatan dan komplikasi dari
penyakit kolesterol (PERKENI, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c) Obat kolesterol: meliputi contoh obat kolesterol, aturan pakai, dosis
umum, interaksi obat, dan efek samping obat (PERKENI, 2015; PERKI,
2013).
d) Terapi non-obat: meliputi aktivitas fisik, diet, penurunan berat badan,
konsumsi rokok, dan BMI (DepKes, 2011; PERKENI, 2015).
Pembagian dalam pemberian materi dilakukan untuk mencegah terlalu
banyaknya informasi yang diterima oleh responden sehingga responden lebih
mudah menerima materi dan lebih fokus terhadap materi yang diberikan. Lima
responden yang dilibatkan memiliki karakteristik seperti tertulis pada tabel VII.
Tabel IX. Karakteristik responden
No Responden Jenis
kelamin Usia Pekerjaan
Latar
belakang
pendidikan
Lamanya
menderita
penyakit
kolesterol
1 Responden 1 Wanita 47 tahun Guru S1 7 tahun
2 Responden 2 Wanita 57 tahun Guru S1 6 tahun
3 Responden 3 Wanita 50 tahun IRT S1 1 tahun
4 Responden 4 Wanita 44 tahun Guru S1 5 tahun
5 Responden 5 Wanita 50 tahun IRT S1 5 tahun
Dipilih responden dengan latar belakang pendidikan minimal SMA. Hal
tersebut dikarenakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
adalah tingkat pendidikan seseorang. Seseorang dengan pendidikan tinggi akan
memiliki cakupan informasi yang lebih luas sehingga pengetahuannya akan lebih
banyak daripada orang yang berpendidikan rendah (Broewer, 1993).
Kelima responden diberi perlakuan yaitu edukasi materi Home Pharmacy
Care, serta pretest dan posttest. Didapatkan nilai pretest responden 1, 2, 3, 4, dan
5 secara berturut-turut adalah 71, 75, 62, 74, dan 72; serta didapatkan nilai
posttest secara berturut-turut adalah 88, 82, 77, 92, dan 79.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 1. Hasil pretest dan posttest
Nilai hasil pretest dan posttest sebelumnya harus diuji normalitasnya
dengan menggunakan Shapiro-Wilk. Didapatkan hasil normalitas pretest sebesar
0,119 dan posttest sebesar 0,651. Suatu data dapat dikatakan terdistribusi normal
apabila nilai signifikansi p > 0,05 (Dahlan, 2014), sehingga dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa nilai pretest dan posttest terdistribusi normal. Kemudian
dilakukan uji T berpasangan, dengan interval kepercayaan 95% dan didapatkan
hasil p=0,006 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara
nilai pretest dan posttest berupa peningkatan pengetahuan setelah diberikan
perlakuan edukasi materi Home Pharmacy Care.
Tabel X. Peningkatan pengetahuan per dimensi
Responden
Penyakit
Kolesterol Obat Kolesterol Pengobatan Gaya Hidup
Pre Post % Pre Post % Pre Post % Pre Post %
1 6 10 66,7 37 45 21,6 11 14 27,3 17 19 11,8
2 6 6 - 38 43 13,6 11 14 27,3 20 19 -5
3 6 5 -20 33 41 24,2 7 13 85,7 16 18 12,5
4 4 9 125 43 52 20,9 9 12 33,3 18 19 5,5
5 6 8 33,3 39 43 10,2 9 10 11,1 18 18 -
Pada responden 1 dan 4 terjadi peningkatan pengetahuan di seluruh
dimensi, responden 2 terjadi peningkatan pada dimensi obat kolesterol dan
pengobatan, responden 3 terjadi peningkatan pengetahuan pada dimensi obat
kolesterol, pengobatan, dan gaya hidup, dan pada responden 5 terjadi peningkatan
pengetahuan pada dimensi penyakit kolesterol, obat kolesterol, dan pengobatan.
0
20
40
60
80
100
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
71 75
62
74 72
8882
77
92
79
Pretest Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pada dimensi obat kolesterol peningkatan terjadi pada kategori efek samping dan
interaksi obat, sedangkan pada dimensi pengobatan peningkatan terjadi pada
kedua kategori yaitu tujuan pengobatan dan indikator tujuan.
Pada dimensi gaya hidup memang terjadi peningkatan pada responden 1,
responden 3, dan responden 4, namun peningkatan yang terjadi tidak signifikan
jika dibandingkan dengan dimensi lain yang mengalami peningkatan. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan seluruh responden telah mengetahui beberapa gaya
hidup yang dapat membantu dalam pengendalian kadar kolesterol.
Selama proses home pharmacy care, selain pemberian materi turut
dilakukan proses wawancara untuk membantu memeroleh informasi yang
dibutuhkan. Wawancara dilakukan saat sebelum dimulai pemberian materi, saat
pemberian materi, dan setelah pemberian materi.
Tabel XI. Pertanyaan wawancara setiap pertemuan
Pertemuan Pertanyaan Wawancara Keterangan Pertanyaan
Pertemuan ke-1 1. Apakah penyebab penyakit
kolesterol?
2. Apakah Anda mengetahui jika
penyakit kolesterol dapat timbul
tanpa gejala?
3. Apakah salah satu tanda
penyakit kolesterol?
Pengetahuan
4. Sudah berapa lama menderita
penyakit kolesterol?
Informasi pribadi
Pertemuan ke-2 1. Apakah tujuan dari pengobatan
penyakit kolesterol?
2. Apakah Anda dapat
menyebutkan contoh obat
kolesterol?
3. Berapakah dosis dari tablet
simvastatin?
4. Apakah semua dosis obat
kolesterol sama?
5. Bagaimana aturan pakai dari
obat simvastatin?
6. Apakah efek samping yang
dapat terjadi saat mengonsumsi
terapi obat kolesterol?
7. Apakah efek samping yang
terjadi dapat mempengaruhi
kegiatan sehari-hari?
Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
8. Apakah obat yang digunakan
selama ini untuk mengendalikan
kadar kolesterol?
9. Apakah ada efek samping yang
dirasakan selama mengonsumsi
obat kolesterol?
Informasi pribadi
Pertemuan ke-3 1. Apa saja terapi non obat yang
dapat dilakukan dalam terapi
pengobatan kolesterol?
2. Apa saja aktivitas fisik yang
disarankan untuk membantu
menjaga kadar kolesterol?
3. Bagaimana cara melakukan diet
rendah kalori?
4. Bagaimana cara melakukan diet
lemak?
Pengetahuan
5. Apakah responden melakukan
aktivitas fisik sebagai terapi
suportif?
6. Apakah responden tahu apa itu
BMI?
Informasi pribadi
Berikut ini disampaikan hasil wawancara dengan responden selama home
pharmacy care dilakukan.
Responden 1
Pada pertemuan pertama diketahui bahwa responden telah mengetahui
salah satu penyebab penyakit kolesterol, yaitu terlalu banyak mengonsumsi
makanan berlemak dan kurang berolahraga; mengetahui tanda dan gejala yang
dirasakan ketika kadar kolesterol yang tinggi. Namun, responden masih belum
mengetahui jika penyakit kolesterol dapat disebabkan oleh penyakit metabolik
lainnya, dan komplikasi dari penyakit kolesterol. Berikut informasi dari
responden.
Kolesterol itu karena makan makanan yang berlemak, terus kurang
olahraga. Itu saja yang saya tahu mbak. Kalau tanda kolesterol, ada
nyeri disebelah kiri, di belikat ini mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Responden pada pertemuan kedua telah mengetahui jika penyakit
kolesterol tidak dapat disembuhkan, dan sering mengalami peningkatan kadar
kolesterol dalam darah karena tidak rutin mengonsumsi obat. Di sisi lain,
responden belum mengetahui tentang interaksi obat dan efek samping yang dapat
disebabkan oleh obat kolesterol golongan statin, dikarenakan tidak pernah
mengalami efek samping sebelumnya. Berikut informasi dari responden.
Obat yang saya minum Simvastatin yang 20mg, diminum satu kali
saat malam hari saja. Kalau sedang turun kolesterolnya nggak minum
obat lagi, eh terus nanti naik lagi kolesterolnya. Kalau efek samping
saya nggak ada kerasa mbak, mungkin karena malam minumnya. Tapi
saya dulu pernah minum obat waktu siang dan belum makan, jantung
terasa berdebar-debar.
Pada pertemuan ketiga, responden telah mengetahui tujuan pengobatan
kolesterol, yaitu untuk menurunkan kadar kolesterol bukan untuk kesembuhan,
dan terapi perubahan gaya hidup yaitu berolahraga dan diet. Responden bertanya
hubungan antara merokok dan kolesterol. Berikut informasi dari responden.
Boleh makan kalori, tapi dibatasi mbak, jangan berlebihan. Kalau
lemak juga boleh dimakan, tapi tidak banyak-banyak. Kalau olahraga
itu bisa jogging. Kalau jalan pagi boleh kan ya mbak? Saya biasanya
jalan-jalan sekitar rumah.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, responden 1 mengalami
peningkatan sebanyak 17 poin (23,94%), dimana peningkatan dominan terjadi
pada dimensi obat kolesterol dan pengobatan, dengan kategori efek samping
obat, interaksi obat, dan indikator tujuan. Responden baru mengetahui efek
samping dan interaksi obat yang dapat terjadi setelah mendapatkan edukasi
materi. Responden juga baru mengetahui kadar kolesterol normal yang
disarankan, sebagai indikator pengobatan.
Responden 2
Pada pertemuan pertama, pasien telah mengetahui penyebab dari
penyakit kolesterol dan merasakan tanda dan gejala, berupa rasa berat dan
kencang disekitar leher dan bahu. Berikut informasi dari responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Penyebabnya ya seperti makanan berlemak, contohnya lemak daging,
gorengan. Kata dokter kalau ingin sekali, boleh lah makan sedikit,
jeroan juga bisa mbak. Setiap saya cek ke dokter, dan kolesterolnya
tinggi, saya pasti ditanya habis makan apa. Kalau tanda ada mbak,
terasa berat dan kencang di leher dan bahu, dan kadang bengkak.
Terakhir kali saya cek ke dokter, kolesterol saya sampai 330mg/dL.
Kalau badan sudah berat dan kencang mbak, itu pasti sudah 300-an
kolesterolnya.
Selama proses home pharmacy care pertemuan kedua, responden telah
mengetahui makanan yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi, terutama
untuk penyakit kolesterol dan asam urat yang juga diderita. Responden juga telah
mengetahui jika penyakit kolesterol bisa terjadi tanpa tanda dan gejala, dan dapat
menyebabkan penyakit jantung. Namun responden belum memahami tujuan
pengobatan, dan mengaku tidak rutin minum obat kolesterol, karena badan tidak
merasakan sakit. Responden juga mengonsumsi tanaman herbal, namun lupa
nama dari tanaman herbal tersebut. Berikut informasi dari responden.
Saya minum Simvastatin 20 mg, sekali sehari, biasanya jam 8 malam
mbak. Kalau misalnya ketiduran, saya pasti tidak minum obatnya, jadi
setiap ke dokter pasti bilang untuk minum rutin, kalau tidak dosis
bakal naik terus. Kalau efek samping tidak ada efek samping terasa
mbak. Dulu pernah saya coba tidak minum obat selama sebulan,
terasa berat kepala saya mbak, mungkin karena saya masih makan
yang dipantangkan oleh dokter.
Sama seperti orangtua saya mbak, tidak pernah periksa tiba-tiba
sudah terkena serangan terus besoknya meninggal dunia. Apa
mungkin karena kolesterol tidak ada tandanya ya mbak?
Pada pertemuan ketiga responden telah mengetahui tujuan pengobatan,
yaitu untuk mengendalikan kadar kolesterol, dan juga aktivitas fisik yang dapat
dilakukan yaitu berolahraga, namun mengaku kurang berolahraga, dan pernah
melakukan terapi pijat tubuh. Responden mengetahui diet yang dimaksud adalah
pembatasan makanan yang dikonsumsi. Berikut informasi dari responden.
Saya kalau terapi non-obat dulu pernah hanya pijat. Saya juga
pernah diberitahu kalau olahraga juga perlu, tapi ya itu mbak, sehari
dua hari sudah malas lagi. Saya merasakan juga sih mbak, kalau
misalnya saya banyak bergerak pasti badan terasa enak, tidurnya
juga enak. Kalau saran dari dokter, saya bisa makan sayur itu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sayur buah saja, bukan yang berserat, apalagi bayam, karena ada
riwayat asam urat.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, responden 2 mengalami
peningkatan pengetahuan sebanyak 7 poin (9,33%), dimana dominan peningkatan
pengetahuan terjadi pada dimensi obat kolesterol dan pengobatan. Responden
baru mengetahui efek samping dan interaksi yang dapat terjadi. Responden 2 juga
baru mengetahui bahwa tujuan pengobatan penyakit kolesterol bukanlah
kesembuhan, namun pengendalian kadar kolesterol untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
Responden 3
Pada pertemuan pertama responden telah mengetahui salah satu
penyebab penyakit kolesterol, yaitu makanan berlemak. Responden juga mampu
merasakan tanda dan gejala kolesterol yang tinggi, yaitu bahu yang terasa pegal,
dan biasanya sulit tidur. Responden belum mengetahui komplikasi yang dapat
diakibatkan oleh penyakit kolesterol, serta belum mengetahui jika penyakit
kolesterol bisa terjadi tanpa adanya tanda dan gejala. Berikut informasi dari
responden.
Penyebabnya itu makanan berlemak, gorengan. Kalau tanda ada
mbak, biasanya saya susah tidur, bahu terasa pegal.
Pada pertemuan kedua, responden telah mengetahui tujuan pengobatan
yaitu untuk mengendalikan kadar kolesterol, bukan penyembuhan. Namun
demikian, responden belum mengetahui interaksi obat dan efek samping yang
dapat disebabkan oleh obat kolesterol yang dikonsumsi. Berikut informasi dari
pasien.
Saya minum Simvastatin 10 mg mbak. Minumnya sekali sehari. Kalau
tujuan berobat kayaknya hanya untuk menurunkan ya mbak, bukan
sembuh. Memang bisa sembuh mbak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada pertemuan ketiga, responden telah mengetahui tentang perubahan
gaya hidup yang meliputi aktivitas fisik dan diet rendah kalori dan lemak. Berikut
informasi dari pasien.
Olahraga, makanan dijaga. Kalau diet lemak itu yang berminyak,
seperti gorengan dikurangi, yang bersantan juga dikurangi. Diet
rendah kalori itu makanan berkalori dikurangi, diganti sama buah ya
mbak. Kalau saya biasanya jalan-jalan saja, tapi biasanya cuma dua
kali putaran sudah berhenti, terus olahraga yang paling sering itu
nyuci baju mbak.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, didapatkan bahwa responden 3
mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 15 poin (24,19%), dengan
dominan peningkatan pengetahuan terjadi pada dimensi obat kolesterol dan
pengobatan, pada kategori efek samping obat, interaksi obat, dan indikator
tujuan. Responden 3 baru mengetahui efek samping dan interaksi obat yang dapat
terjadi, dan indikator tujuan pengobatan berupa kadar normal kolesterol yang
disarankan setelah diberikan edukasi materi.
Responden 4
Pada pertemuan pertama, diketahui responden telah mengetahui tentang
penyebab penyakit kolesterol. Responden juga mengenali tanda dan gejala jika
kadar kolesterol dalam darah meningkat. Selain itu, responden telah mengetahui
jika penyakit kolesterol bisa terjadi tanpa terlihat adanya tanda dan gejala. Berikut
informasi dari responden.
Suka makanan yang berlemak, yang digoreng, yang bersantan, terus
kurang olahraga. Ada tandanya mbak, pegal dan kencang di daerah
bahu, terus kepala terasa sakit kalau dipijat-pijat. Yang tanpa tanda
itu yang lebih bahaya mbak.
Pada pertemuan kedua, responden telah mengetahui tujuan pengobatan,
yaitu untuk mengendalikan kadar kolesterol, dan juga komplikasi yang dapat
diakibatkan oleh penyakit kolesterol. Namun, responden belum mengetahui efek
samping dan interaksi obat yang dapat disebabkan oleh obat yang dikonsumsi.
Berikut informasi dari responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pengobatan bisa untuk mencegah penyakit jantung dan diabetes
mbak.
Saya minum Simvastatin yang 10 mg, diminum satu kali sehari,
sebaiknya di malam hari mbak. Kalau saya pribadi tidak ada efek
samping mbak, tapi ada orang lain yang kakinya bengkak, kalau saya
tidak.
Pada pertemuan ketiga responden telah mengetahui aktivitas fisik yang
disarankan untuk dilakukan, serta mengetahui yang dimaksud diet rendah kalori
dan diet lemak. Berikut informasi dari responden.
Olahraga yang paling bagus itu jogging, bersepeda, berenang, senam
yang disesuaikan dengan umur mbak. Saya ada treadmill, tapi karena
ada saraf kejepit sama pengapuran tulang, saya dilarang sama dokter
mbak. Disarankannya olahraga berenang mbak. Dietnya itu mungkin
kurangi yang digoreng-goreng, makanannya bisa dikukus. Ikan ekor
kuning yang paling bagus mbak, tanpa kolesterol. Lalu kalau daging
itu cukup dimakan sebulan sekali aja. Diet untuk menurunkan berat
badan itu susah tapi mbak, saya sulit mau membatasi makan.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, responden 4 mengalami
peningkatan pengetahuan sebanyak 18 poin (24,32%), dimana peningkatan
pengetahuan dominan terjadi pada dimensi penyakit kolesterol, obat kolesterol
dan pengobatan, dengan kategori definisi penyakit kolesterol, efek samping obat,
dan tujuan pengobatan. Responden baru mengetahui jenis kolesterol dalam tubuh
dan kadar normalnya setelah diberikan materi. Responden juga baru mengetahui
efek samping dan interaksi obat yang dapat terjadi.
Responden 5
Pada pertemuan pertama, responden telah mengetahui penyebab penyakit
kolesterol. Responden memiliki tanda dan gejala jika kadar kolesterol dalam
darah meningkat, namun belum mengetahui jika penyakit kolesterol dapat terjadi
tanpa tanda dan gejala. Berikut informasi dari responden.
Tanda kolesterol itu kelebihan lemak dalam darah bukan ya mbak,
karena makan gorengan sama daging. Kalau tanda lain itu terasa
pegal-pegal di pundak mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pada pertemuan kedua, responden belum mengetahui komplikasi
penyakit kolesterol, namun telah mengetahui tujuan pengobatan yaitu
menurunkan dan mengendalikan kadar kolesterol, bukan penyembuhan. Di sisi
lain, responden belum mengetahui efek samping dan interaksi obat yang dapat
disebabkan oleh obat yang dikonsumsi. Berikut informasi dari responden.
Kalau penyakit ini sepertinya tidak bisa sembuh mbak, karena nanti
setelah turun kolesterolnya, pasti nanti naik lagi. Saya minum obatnya
Simvastatin 20 mg. Efek samping saya tidak ada merasakan mbak.
Saya minum obat cuma pas naik aja mbak kolesterolnya, pergi ke
dokter, terus di kasih obat sama dokter.
Pada pertemuan ketiga, responden telah mengetahui aktivitas fisik yang
disarankan untuk dilakukan. Responden juga telah mengetahui diet lemak. Berikut
informasi dari responden.
Olahraga yang bagus itu senam, jogging. Diet ini mengurangi
makanan berlemak ya mbak. Susah tapi mbak mau diet itu, ini BMI
saya tinggi ya mbak, mau olahraga juga jarang.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, responden 5 mengalami
peningkatan pengetahuan sebanyak 7 poin (9,72%), dimana dominan peningkatan
pengetahuan terjadi pada dimensi obat kolesterol dan pengobatan, dengan
kategori efek samping, interaksi obat, dan tujuan pengobatan. Responden baru
mengetahui efek samping dan interaksi obat yang dapat terjadi, dan tujuan
pengobatan yaitu pengendalian kadar kolesterol setelah diberikan edukasi materi
home pharmacy care.
Dari kelima responden, responden 1, responden 3, dan responden 4
memiliki peningkatan pengetahuan yang cukup baik. Selama proses home
pharmacy care, ketiga responden tersebut terlihat antusias dalam menerima
materi, dan cenderung bertanya jika ada materi yang dirasa belum dimengerti.
Selain itu, responden 4 juga melakukan pencarian informasi secara mandiri di luar
waktu pertemuan, sehingga peningkatan pengetahuan responden 4 menjadi lebih
banyak dibandingkan dengan responden lainnya yang hanya mendengarkan
informasi saat diberikan materi. Sedangkan responden 2 dan responden 5
mengalami peningkatan pengetahuan yang paling sedikit dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
responden lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh minat kedua responden selama
mengikuti penelitian ini. Responden 2 cenderung bercerita tentang dirinya sendiri
saat diberikan materi edukasi, sedangkan responden 5 cenderung melupakan
materi yang telah diberikan, hal ini dapat diketahui ketika dilakukan review di
pertemuan selanjutnya.
Selama proses wawancara dilakukan, responden mempertanyakan
hubungan merokok dengan kadar kolesterol, dan dapat dijawab oleh peneliti. Dari
daftar pertanyaan wawancara yang sebelumnya telah dibuat terdapat perubahan
dimana ada pertanyaan yang sama sekali tidak ditanyakan oleh peneliti karena
dirasa tidak diperlukan selama home pharmacy care, sehingga pertanyaan tersebut
dapat dihapus dari daftar pertanyaan wawancara, dan terdapat penambahan
pertanyaan wawancara oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan selama pemberian materi edukasi.
Pertanyaan yang dihapus antara lain:
1. Apakah obat kolesterol simvastatin dapat dikonsumsi dengan obat kolesterol
fenofibrate?
2. Apakah obat kolesterol simvastatin memiliki interaksi obat dengan obat
kolesterol fenofibrate?
Kedua pertanyaan tersebut tidak relevan dengan responden yang hanya
mengonsumsi satu jenis obat kolesterol, sehingga tidak ada informasi yang bisa
didapatkan dari pertanyaan tersebut. Penghapusan pertanyaan tersebut menjadikan
pertanyaan wawancara yang sebelumnya 16 butir, menjadi 14 butir pertanyaan.
Penambahan pertanyaan dilakukan karena pertanyaan yang sebelumnya
ada dirasa masih belum dapat menunjang proses edukasi materi home pharmacy
care. Beberapa pertanyaan tambahan yang diberikan kepada seluruh responden
adalah:
1. Sudah berapa lama menderita penyakit kolesterol?
2. Apakah obat yang digunakan selama ini untuk mengendalikan kadar
kolesterol?
3. Apakah ada efek samping yang dirasakan selama mengonsumsi obat
kolesterol?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Apakah responden melakukan aktivitas fisik sebagai terapi suportif?
5. Apakah responden tahu apa itu BMI?
Perkembangan pertanyaan tersebut kemudian menjadikan daftar pertanyaan
wawancara yang sebelumnya 14 pertanyaan, berkembang menjadi 19 pertanyaan.
Dilihat dari hasil pretest dan posttest, seluruh responden mengalami
peningkatan yang cukup baik, dimana tiga dari kelima responden memiliki
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan responden lainnya, sehingga
pertemuan home pharmacy care yang dilakukan sebanyak 4 kali dirasa sudah
cukup efektif. Namun peningkatan nilai tersebut belum berbanding lurus dengan
perubahan perilaku dari responden. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran
untuk patuh meminum obat kolesterol dan melakukan perubahan gaya hidup
seperti rutin berolahraga dan menjaga asupan makanan.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest dimensi gaya hidup seperti tertera
pada tabel X, dengan nilai peningkatan responden 1 hingga responden 5 berturut-
turut adalah 11,8, -5, 12,5, 5,5, dan 0 persen, dapat disimpulkan tidak ada
peningkatan pengetahuan yang signifikan terjadi dibandingkan dengan dimensi
lainnya. Hal ini disebabkan karena responden telah mengetahui gaya hidup yang
dapat membantu menjaga kadar kolesterol yang terdapat dalam materi yang
diberikan. Walau demikian, responden belum melakukan perubahan gaya hidup
yang disarankan pada penelitian. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara
yang dilakukan, seperti pada lampiran 15. Hal tersebut dapat terjadi karena
keterbatasan waktu dan niat yang dimiliki oleh responden. Tiga dari lima
responden berprofesi sebagai guru, dimana mayoritas waktu dihabiskan
dilingkungan sekolah. Sedangkan dua responden lain merupakan ibu rumah
tangga yang sehari-hari mengurus rumah dan keluarga. Kelima responden merasa
tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan olahraga ringan secara teratur.
Pada akhir penelitian, kuesioner yang digunakan memiliki 20 pernyataan;
19 pertanyaan wawancara, dengan 4 kali pertemuan sudah cukup efektif dalam
meningkatkan pengetahuan responden, sehingga pedoman yang digunakan pada
hasil penelitian ini seperti dilampiran 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian “Pengembangan Pedoman Home Pharmacy
Care Untuk Pasien Kolesterol”, disimpulkan bahwa metode home pharmacy care
dapat meningkatkan pengetahuan pasien kolesterol tanpa komplikasi secara
signifikan (p=0,006).
SARAN
Pada penelitian ini jumlah responden yang dilibatkan hanya 5 orang
pasien kolesterol sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada
populasi yang lebih luas, sehingga disarankan dilakukan penelitian dengan jumlah
responden yang lebih banyak. Selain itu, pada saat pemberian materi edukasi
dapat diberikan booklet berisi materi edukasi kepada responden untuk membantu
responden lebih mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan.
Materi edukasi dalam penelitian ini masih memiliki kekurangan, sehingga
kedepannya dapat ditambahkan materi lain mengenai BMI, komplikasi penyakit
kolesterol, dan interaksi obat kolesterol dengan obat yang dikonsumsi sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
DAFTAR PUSTAKA
AACE, 2017, Guidelines For Management Of Dyslipidemia And Prevention Of
Cardiovascular Disease. USA: AACE. 31-35.
Balitbang Kementrian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS
2013, Balitbang Kemenkes RI, Jakarta.
BINFAR, 2008, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy
Care), DEPKES RI, Jakarta, hal. 14, 18-24.
BNF, 2015, British National Formulary 70, BMJ Group and the Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain, UK, 170-182.
Dahlan, S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat
DepKes, 2011, Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa,
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/ped-praktis-stat-
gizi-dewasa.doc, diakses pada tanggal 03 April 2019.
DiPiro, J.T., dkk, 2015, Pharmacotherapy Handbook, 9th Edition, McGraw-Hill
Education, US, 65-74.
Estari, M, et al., 2009, The Investigation of Serum Lipids and Prevalence of
Dyslipidemia in Urban Adult Population of Warangal District,
Andhra Pradesh, India, Biology and Medicine.
Firdiansyah, M.,H., 2014, Hubungan Antara Rasio Kadar Kolesterol Total
Terhadap High-Density Lipoprotein (HDL) dengan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner di RSUD Dr. Moewardi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
George, D., & Mallery, P., 2003, SPSS for Windows step by step: A simple guide
and reference, 11.0 update (4th ed.), Boston: Allyn & Bacon.
Istiqomah, F, N., 2012, Evaluasi Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian
Oleh Apoteker, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Jacobson et al, 2015, National Lipid Association Recommendations For Patient-
Centered Management Of Dyslipidemia: Part 1 - Full Report,
National Lipid Association, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ma’rufi, R., Rosita, L., 2014, Hubungan Dislipidemia dan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
MENKES, 2009, Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, MENKES,
Jakarta.
MENKES, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 Tentang Klinik, MENKES, Jakarta.
MENKES, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
MENKES, Jakarta.
Noor, 2011, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah,
Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 7-8, 115,
155.
Notoadmojo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta, hal.57, 124 dan 125.
PERKENI, 2015, Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia,
PB.PERKENI, hal. 4-8, 15-23.
PERKI, 2013, Pedoman Tatalaksana Dislipidemia, Edisi Pertama, Centra
Communications, hal. 2.
PERKI, 2017, Pedoman Tatalaksana Dislipidemia 2017, Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, hal. 1.
PIONAS, 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan
Makanan, http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-
0/210-hipolipidemik, diakses pada tanggal 2 Oktober 2017.
Soedarsono, A, K., 2007, Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan KEPMENKES RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/20114 di
Kabupaten Sleman Periode Oktober-Desember 2006, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Seoharto, Iman, 2004, Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak
dan Kolesterol, Edisi Kedua, PT, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Yuliana, D, J., 2014, Pengaruh Pemberian Konseling Apoteker Terhadap
Kepatuhan dan Penurunan Kadar Kolesterol Total Pasien
Hiperkolesterolemia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 6. Perbaikan Kuesioner
+/- No.
No.
Acak Pernyataan STS TS R S SS
Penyakit
kolesterol Definisi
Penyakit
Kolesterol
+
1 5 Penyakit kolesterol disebabkan oleh kadar lemak dalam
darah tinggi.
-
2 6 Penyakit kolesterol ditandai dengan peningkatan
kolesterol HDL.
Tanda/Gejala
Penyakit
Kolesterol
+ 3 13 Gejala penyakit kolesterol tidak selalu terlihat.
-
4 1 Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bukan tanda
dari penyakit kolesterol.
Obat
kolesterol
Contoh Obat + 5 4 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
- 6 3 Simvastatin adalah contoh obat yang diminum lebih
dari sekali untuk sehari.
Dosis Obat + 7 7 Dosis obat simvastatin tablet adalah 10mg.
- 8 12 Dosis semua obat kolesterol sama.
Aturan Pakai
Obat
+ 9 18 Pemakaian obat simvastatin adalah 1 x sehari 10mg.
- 10 19 Pemakaian obat kolesterol simvastatin tidak dapat
berdampingan dengan obat kolesterol lain.
Efek Samping
Obat
+ 11 11 Efek samping dari obat kolesterol ialah rasa pegal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
- 12 8 Efek samping rasa pegal tidak berdampak pada
keseharian.
Interaksi Obat + 13 22 Salah satu dampak interaksi obat antara golongan statin
dan golongan fibrat adalah rasa pegal/nyeri pada otot.
- 14 14 Obat golongan statin tidak berinteraksi dengan obat
kolesterol golongan lain.
Pengobatan Tujuan
Pengobatan
+ 15 10 Pengobatan bertujuan untuk mengontrol kadar
kolesterol.
- 16 16 Pengobatan dapat menyembuhkan kolesterol.
Indikator
Tujuan
+ 17 21 Nilai kolesterol total yang baik (<200mg/dL)
merupakan tujuan pengobatan.
- 18 9 Penurunan berat badan tidak berpengaruh pada
pengobatan.
Non
Farmakologi
(Gaya Hidup)
Manajemen
Nutrisi
+ 19 15 Diet lemak dapat membantu menjaga kadar kolesterol.
- 20 20 Diet rendah kalori berarti tidak makan kalori sama
sekali.
Aktifitas
Fisik
+ 21 17 Olahraga ringan dapat membantu menjaga kadar
kolesterol.
- 22 2 Olahraga yang dilakukan lebih baik dengan durasi yang
lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
A. Cara uji data pada aplikasi SPSS
a. Siapkan lembar kerja SPSS
b. Masukan data yang akan diuji. Data dapat di copy dari file Excel. Akan
muncul tampilan seperti dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Klik Variable View pada bagian kiri bawah, akan muncul tampilan
seperti dibawah ini.
d. Pada bagian kolom Name dapat dilakukan penggantian nama sesuai
dengan yang diinginkan, misalnya diganti dengan P1, P2 dan seterusnya.
Pada kolom Decimals dapat diganti menjadi 0, untuk mempermudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
e. Klik Data View, lalu simpan file.
f. Untuk melakukan uji, klik Analyze > Scale > Reliability Analysis
g. Kemudian akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Pilih seluruh
pernyataan, kecuali Total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
h. Klik Statistics, centang pilihan Item, Scale, Scale if item deleted, lalu
klik Continue. Kemudian klik OK.
i. Kemudian akan muncul hasil, dimana untuk melihat Reliabilitas dapat
dilihat pada nilai Chronbach’s Alpha, dan untuk mengetahui Validitas
suatu pernyataan, dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi terkoreksi, atau
Corrected Item-Total Correlation >0,3.
B. Hasil uji validitas dan reliabilitas pertama
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,588 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 75,91 39,314 ,488 ,525
P2 75,56 45,157 ,330 ,574
P3 75,78 39,531 ,614 ,526
P4 75,38 49,403 -,076 ,610
P5 75,25 45,871 ,306 ,576
P6 76,41 41,281 ,467 ,559
P7 75,38 45,597 ,274 ,582
P8 76,69 43,383 ,393 ,569
P9 76,50 46,710 ,179 ,603
P10 75,69 45,964 ,239 ,588
P11 75,53 41,676 ,550 ,542
P12 75,56 41,480 ,525 ,545
P13 75,53 46,644 ,188 ,596
P14 76,06 45,609 ,255 ,589
P15 75,06 45,996 ,377 ,572
P16 76,63 44,435 ,313 ,585
P17 75,25 48,452 ,013 ,598
P18 75,34 47,910 ,086 ,599
P19 76,69 48,415 ,062 ,614
P20 75,63 41,468 ,511 ,547
P21 75,69 43,706 ,418 ,563
P22 75,38 47,984 ,078 ,599
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Hasil uji validitas dan reliabilias kedua
+/-
No. Pernyataan
Koefisien
Korelasi
Penyakit
kolesterol
Definisi
Penyakit
Kolesterol
+ 5 Penyakit kolesterol disebabkan oleh
kadar lemak dalam darah tinggi. -0,098
- 6 Penyakit kolesterol ditandai dengan
peningkatan kolesterol HDL. 0,463
Tanda/Gejala
Penyakit
Kolesterol +
13 Gejala penyakit kolesterol tidak
selalu terlihat. -0,004
23 Gejala penyakit kolesterol tidak
dirasakan oleh semua orang. 0,025
- 1 Kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi bukan tanda dari kolesterol. 0,343
Obat
kolesterol
Contoh Obat
+
4 Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan kadar kolesterol. 0,470
24 Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan dan menjaga kadar
kolesterol.
0,374
-
3 Simvastatin adalah contoh obat
yang diminum lebih dari sekali
untuk sehari.
0,512
Dosis Obat
+
7 Dosis obat simvastatin tablet adalah
10mg. 0,226
25 Dosis Simvastatin yang umum
digunakan adalah 10 mg. 0,421
- 12 Dosis semua obat kolesterol sama. 0,573
Aturan Pakai
Obat +
18 Pemakaian obat simvastatin adalah
1 x sehari 10mg. 0,120
26 Pemakaian obat Simvastatin sehari
adalah 10 mg. 0,468
-
19 Pemakaian obat kolesterol
simvastatin tidak dapat
berdampingan dengan obat
kolesterol lain.
0,190
27 Pemakaian obat kolesterol dapat
dihentikan sewaktu-waktu oleh
pasien sendiri.
0,604
Efek Samping
Obat +
11 Efek samping dari obat kolesterol
ialah rasa pegal. 0,442
-
8 Efek samping rasa pegal tidak
berdampak pada keseharian. 0,485
28 Efek samping terjadi dalam waktu
yang singkat. 0,545
Interaksi Obat
+
22 Salah satu dampak interaksi obat
antara golongan statin dan golongan
fibrat adalah rasa pegal/nyeri pada
otot.
0,588
32 Interaksi obat dapat terjadi jika
digunakan bersamaan dalam waktu
yang lama.
-0,013
- 14 Obat golongan statin tidak
berinteraksi dengan obat kolesterol 0,567
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
golongan lain.
29 Tidak ada interaksi antar obat
kolesterol. 0,344
Pengobatan Tujuan
Pengobatan +
10 Pengobatan bertujuan untuk
mengontrol kadar kolesterol. 0,294
30 Pengobatan untuk mencegah
komplikasi penyakit seperti stroke. 0,084
-
16 Pengobatan dapat menyembuhkan
kolesterol. 0,552
31 Penyakit kolesterol dapat
disembuhkan. 0,506
Indikator
Tujuan +
21 Nilai kolesterol total yang baik
(<200mg/dL) merupakan tujuan
pengobatan.
0,559
-
9 Penurunan berat badan tidak
berpengaruh pada pengobatan. 0,281
34 Nilai Trigliserida sebaiknya lebih
dari 150 mg/dL 0,451
Non
Farmakologi
(Gaya
Hidup)
Manajemen
Nutrisi +
15 Diet lemak dapat membantu
menjaga kadar kolesterol. 0,225
- 20 Diet rendah kalori berarti tidak
makan kalori sama sekali. 0,316
Aktifitas
Fisik +
17 Olahraga ringan dapat membantu
menjaga kadar kolesterol. 0,073
33 Olahraga ringan sebaiknya
dilakukan secara rutin. 0,050
- 2 Olahraga yang dilakukan lebih baik
dengan durasi yang lama. 0,295
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,764 ,768 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Hasil uji validitas dan reliabilitas setelah penghilangan pernyataan yang
tidak valid
Pengetahuan No. Pernyataan Koefisien
Korelasi
Penyakit
kolesterol
Definisi
Penyakit
Kolesterol
5
Penyakit kolesterol ditandai dengan
peningkatan kolesterol HDL. 0,413
Tanda/Gejala
Penyakit
Kolesterol
1
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi
bukan tanda dari penyakit kolesterol. 0,379
Obat
kolesterol
Contoh Obat
4 Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan kadar kolesterol. 0,472
14
Simvastatin adalah obat untuk
menurunkan dan menjaga kadar
kolesterol.
0,427
3 Simvastatin adalah contoh obat yang
diminum lebih dari sekali untuk sehari. 0,515
Dosis Obat 15
Dosis Simvastatin yang umum digunakan
adalah 10 mg. 0,533
7 Dosis semua obat kolesterol sama. 0,631
Aturan Pakai
Obat
10 Pemakaian obat simvastatin adalah sehari
adalah 10mg. 0,567
17
Pemakaian obat kolesterol dapat
dihentikan sewaktu-waktu oleh pasien
sendiri.
0,600
Efek
Samping
Obat
6 Efek samping dari obat kolesterol ialah
rasa pegal. 0,432
18 Efek samping terjadi dalam waktu yang
singkat. 0,620
Interaksi
Obat
13
Salah satu dampak interaksi obat antara
golongan statin dan golongan fibrat adalah
rasa pegal/nyeri pada otot.
0,580
8 Obat golongan statin tidak berinteraksi
dengan obat kolesterol golongan lain. 0,583
Pengobatan Tujuan
Pengobatan 16
Pengobatan dapat menyembuhkan
kolesterol. 0,470
Indikator
Tujuan
12
Nilai kolesterol total yang baik
(<200mg/dL) merupakan tujuan
pengobatan.
0,514
20 Nilai Trigliserida sebaiknya lebih dari 150
mg/dL 0,538
Non
Farmakologi
(Gaya
Hidup)
Manajemen
Nutrisi
9 Diet lemak dapat membantu menjaga
kadar kolesterol. 0,440
11 Diet rendah kalori berarti tidak makan
kalori sama sekali. 0,314
Aktivitas
Fisik
19 Olahraga ringan sebaiknya dilakukan
secara rutin. 0,350
2 Olahraga yang dilakukan lebih baik
dengan durasi yang lama. 0,335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,805 ,816 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 8. Lembar Informasi Subjek
LEMBAR INFORMASI SUBJEK
Judul Penelitian : PENGEMBANGAN PEDOMAN HOME
PHARMACY CARE UNTUK PASIEN
KOLESTEROL
Jenis Penelitian : Kuasi eksperimental
Nama Peneliti : Agnes Chyntia Silalahi
Lokasi (Tempat) Penelitian : Minomartani
1. Pendahuluan
Dislipidemia atau hiperlipidemia atau lebih dikenal dengan istilah
kolesterol dikalangan masyarakat, merupakan suatu faktor risiko utama
untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, selain hipertensi,
merokok, abnormalitas glukosa darah, dan inaktifitas fisik. Data di
Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional (RISKESDAS)
pada tahun 2013 menunjukkan ada 35.9% dari penduduk Indonesia berusia
≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal.
Dislipidemia merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit tidak
menular lainnya, terutama penyakit jantung koroner, sehingga perlu
dilakukan pengendalian kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya
seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Pengelolaan pasien dislipidemia
sebagai bentuk pencegahan primer terhadap komplikasi penyakit jantung
koroner terdiri dari non obat dan obat, dan dapat diberikan dengan
meningkatkan pengetahuan pasien melalui pelayanan kefarmasian yang
diberikan oleh Apoteker, yaitu Home Pharmacy Care.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek home pharmacy care
merupakan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan penyakit kronis.
Home pharmacy care merupakan salah satu kegiatan tindak lanjut dari
pengobatan pasien di apotek. Namun menurut hasil beberapa penelitian,
masih sedikit Apoteker yang melakukan home pharmacy care, terutama
untuk penyakit kolesterol, dikarenakan beberapa faktor, salah satunya
adalah tidak adanya pedoman yang dapat digunakan.
Sebelum menyetujui untuk berpartisipasi dalam studi kuasi
eksperimental ini, Anda harus membaca dan memahami terlebih dahulu
formulir ini. Formulir ini menggambarkan tujuan, prosedur, manfaat dan
risiko dalam penelitian ini. Silahkan minta peneliti maupun asisten peneliti
untuk menjelaskan bagian formulir yang tidak anda pahami. Luangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
waktu Anda dan jika perlu, diskusikan partisipasi Anda dengan teman atau
kerabat Anda.
2. Tujuan Studi Kuasi Eksperimental
Studi kuasi eksperimental ini bertujuan untuk mendapatkan
perbandingan tingkat pengetahuan pasien kolesterol sebelum dan setelah
diberikan materi home pharmacy care, dengan hasil akhir berupa pedoman
home pharmacy care untuk pasien kolesterol.
Bila Anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda
diminta untuk menandatangani dan menuliskan tanggal pada lembar
konfirmasi persetujuan untuk berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian ini. Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi maka hal
ini tidak akan mempengaruhi perawatan medis Anda di masa depan.
Keikutsertaan Anda pada penelitian ini bersifat sukarela. Anda memiliki
hak penuh untuk mengundurkan diri atau menyatakan batal untuk
berpartisipasi kapan saja.
3. Prosedur Studi
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimental dengan disain
one group pretest posstest, yang bersifat prospektif. Studi kuasi
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pemberian
perlakuan/intervensi yang semu, dimana dalam penelitian ini berupa
materi home pharmacy care. Pada penelitian ini pengumpulan data akan
diambil berdasarkan pengisian kuisioner pretest dan posttest, serta
wawancara singkat.
Jika Anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka
Anda akan diminta untuk mengisi kuisioner terlebih dahulu sebagai
pretest, untuk melihat pengetahuan Anda terkait penyakit kolesterol
sebelum diberikan materi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi
home pharmacy care dan wawancara singkat, dan ditutup dengan
pengisian kembali kuisioner sebagai posttest untuk melihat pengetahuan
Anda terkait penyakit kolesterol setelah diberikan materi. Semua data akan
dikumpulkan sedemikian rupa sehingga nama dan identitas Anda tidak
akan disebutkan. Dengan menandatangani lembar konfirmasi persetujuan,
Anda setuju untuk tidak membatasi penggunaan data atau hasil yang
diperoleh dari penelitian ini, asalkan hanya untuk tujuan ilmiah. Anda
memiliki hak atas kerahasiaan mengenai data yang telah Anda beri dan
privasi informasi medis Anda. Semua informasi pribadi yang disediakan
akan sangat dirahasiakan.
4. Risiko Yang Terjadi Dalam Studi
Sebagai subjek dalam studi ini, Anda tidak akan terkena risiko apa-
apa karena pada penelitian ini, peneliti tidak akan melakukan intervensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
apapun pada Anda. Pemberian materi home pharmacy care akan
berlangsung selama 15-20 menit, wawancara dan pengisian kuisioner akan
berlangsung selama 10-15 menit. Ada risiko ketidaknyamanan akibat
waktu yang diperlukan untuk pemberian materi dan wawancara.
5. Manfaat Studi Bagi Subjek
Dengan berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat
meningkatkan pengetahuan Anda terkait penyakit kolesterol dan obat yang
dikonsumsi, serta terapi non obat (perubahan gaya hidup) yang akan
membantu pencegahan komplikasi jantung koroner.
6. Kompensasi
Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi
sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan Anda menjadi responden
sehingga membantu berlangsungnya penelitian ini. Kompensasi yang akan
diberikan berupa souvenir seharga Rp25.000,00.
7. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih
detail dapat ditanyakan kepada peneliti melalui SMS/telp ke nomor
085392248216 atau e-mail ke [email protected] atau dapat juga
menghubungi Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana, alamat Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-
25 Yogyakarta Indonesia Telp.0247-563929 ext.124. Email:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 12. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest
Tests of Normality
Test Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Prestest ,315 5 ,116 ,821 5 ,119
Posttest ,201 5 ,200* ,938 5 ,651
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 13. Uji T berpasangan data pretest dan posttest
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest - Posttest -12,800 5,404 2,417 -19,510 -6,090 -5,297 4 ,006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 14. Perubahan Pertanyaan Wawancara
A. Pertanyaan wawancara sebelum dilakukan home pharmacy care
1. Apakah penyebab penyakit kolesterol?
2. Apakah anda mengetahui jika penyakit kolesterol dapat timbul tanpa gejala?
3. Apakah salah satu tanda penyakit kolesterol?
4. Apakah anda dapat menyebutkan contoh obat kolesterol?
5. Berapakah dosis dari tablet simvastatin?
6. Apakah semua dosis obat kolesterol sama?
7. Bagaimana aturan pakai dari obat simvastatin?
8. Apakah obat kolesterol simvastatin dapat dikonsumsi dengan obat kolesterol
fenofibrate?
9. Apakah efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
10. Apakah efek samping yang terjadi dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari?
11. Apakah obat kolesterol simvastatin memiliki interaksi obat dengan kolesterol
fenofibrate?
12. Apakah tujuan dari pengobatan penyakit kolesterol?
13. Apa saja terapi non obat yang dapat dilakukan dalam terapi pengobatan
kolesterol?
14. Apa saja aktivitas fisik yang disarankan untuk membantu menjaga kadar
kolesterol?
15. Bagaimana cara melakukan diet rendah kalori?
16. Bagaimana cara melakukan diet lemak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Pertanyaan wawancara setelah dilakukan home pharmacy care
1. Apakah penyebab penyakit kolesterol?
2. Apakah anda mengetahui jika penyakit kolesterol dapat timbul tanpa gejala?
3. Apakah salah satu tanda penyakit kolesterol?
4. Apakah anda dapat menyebutkan contoh obat kolesterol?
5. Berapakah dosis dari tablet simvastatin?
6. Apakah semua dosis obat kolesterol sama?
7. Bagaimana aturan pakai dari obat simvastatin?
8. Apakah efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
9. Apakah efek samping yang terjadi dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari?
10. Apakah tujuan dari pengobatan penyakit kolesterol?
11. Apa saja terapi non obat yang dapat dilakukan dalam terapi pengobatan
kolesterol?
12. Apa saja aktivitas fisik yang disarankan untuk membantu menjaga kadar
kolesterol?
13. Bagaimana cara melakukan diet rendah kalori?
14. Bagaimana cara melakukan diet lemak?
15. Sudah berapa lama menderita penyakit kolesterol?
16. Apakah obat yang digunakan selama ini untuk mengendalikan kadar
kolesterol?
17. Apakah ada efek samping yang dirasakan selama mengonsumsi obat
kolesterol?
18. Apakah responden melakukan aktivitas fisik sebagai terapi suportif?
19. Apakah responden tahu apa itu BMI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 15. Hasil Wawancara
A. Rincian pertanyaan wawancara dan jawaban responden
Pertemuan 1
Pertanyaan Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
Apakah penyebab penyakit kolesterol? Konsumsi
makanan
berlemak, dan
tidak berolahraga.
Konsumsi
makanan
berlemak.
Konsumsi
makanan
berlemak.
Konsumsi makanan
berlemak, kurang
berolahraga.
Konsumsi makanan
berlemak.
Apakah Anda mengetahui jika
penyakit kolesterol dapat timbul tanpa
gejala?
Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tahu. Tidak tahu.
Apakah salah satu tanda penyakit
kolesterol?
Rasa sakit dan
pegal di daerah
belikat kiri.
Terasa berat
dan kencang
disekitar leher
dan bahu.
Susah tidur, dan
bahu terasa pegal.
Pegal dan kencang di
daerah bahu, kepala
terasa sakit kalau
dipijat-pijat.
Terasa pegal-pegal
di pundak.
Sudah berapa lama menderita penyakit
kolesterol?
7 tahun. 6 tahun. 1 tahun. 5 tahun. 5 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pertemuan 2
Pertanyaan Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
Apakah tujuan dari pengobatan
penyakit kolesterol?
Untuk
mengendalikan
kolesterol.
Untuk
menyembuhkan
kolesterol.
Untuk
menurunkan
kolesterol.
Untuk mengendalikan
kolesterol, dan untuk
mencegah komplikasi.
Untuk menurunkan
kadar kolesterol.
Apakah Anda dapat menyebutkan
contoh obat kolesterol?
Simvastatin. Simvastatin. Simvastatin. Simvastatin. Simvastatin.
Berapakah dosis dari tablet
simvastatin?
20mg. 20mg. 10mg. 10mg. 20mg.
Apakah semua dosis obat kolesterol
sama?
Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu.
Bagaimana aturan pakai dari obat
simvastatin?
Sekali sehari. Sekali sehari. Sekali sehari. Sekali sehari. Sekali sehari.
Apakah obat yang digunakan selama
ini untuk mengendalikan kadar
kolesterol?
Simvastatin 20mg. Simvastatin
20mg.
Simvastatin 10mg. Simvastatin 10mg. Simvastatin 20mg.
Apakah efek samping yang dapat
terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu, tapi ada
orang lain yang
mengalami bengkak
pada kaki.
Tidak tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Apakah efek samping yang terjadi
dapat mempengaruhi kegiatan sehari-
hari?
Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu.
Apakah ada efek samping yang
dirasakan selama mengonsumsi obat
kolesterol?
Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada.
Pertemuan 3
Pertanyaan Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
Apakah semua dosis obat kolesterol
sama?
Tidak sama. Tidak sama. Tidak sama. Tidak sama. Tidak ingat.
Apakah efek samping yang dapat
terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
Pegal. Pegal. Pegal. Pegal, maag. Pegal.
Apa saja terapi non obat yang dapat
dilakukan dalam terapi pengobatan
kolesterol?
Berolahraga dan
diet.
Berolahraga. Olahraga, dan
batasi makanan
yang dikonsumsi.
Berolahraga dan diet. Berolahraga.
Apa saja aktivitas fisik yang
disarankan untuk membantu menjaga
kadar kolesterol?
Jogging, lari pagi
sekitar rumah.
Olahraga
ringan.
Olahraga, seperti
jalan sekitar
rumah.
Olahraga seperti
jogging, bersepeda,
berenang, senam.
Senam, jogging.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Bagaimana cara melakukan diet rendah
kalori?
Membatasi
makanan berkalori.
Tidak makan
makanan yang
berkalori.
Makanan yang
berkalori dibatasi,
dapat diganti
dengan buah.
Membatasi makanan
berkalori.
Mengurangi makanan
berkalori.
Bagaimana cara melakukan diet
lemak?
Membatasi
makanan
berlemak.
Tidak makan
makanan yang
berlemak.
Membatasi
makanan
berlemak.
Mengurangi konsumsi
makanan berlemak,
dengan mengganti
dengan makanan yang
dikukus.
Mengurangi makanan
berlemak.
Apakah responden melakukan aktivitas
fisik sebagai terapi suportif?
Jarang melakukan. Jarang
melakukan.
Jarang melakukan. Jarang melakukan,
karena memiliki
riwayat pengapuran
tulang.
Jarang melakukan.
Apakah responden tahu apa itu BMI?
Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Uraian hasil wawancara
Nama : Responden 1
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Minomartani
Tanggal : 4 Januari 2019
Sebelum diberikan materi, responden terlebih dahulu diberikan
pertanyaan mengenai penyakit kolesterol. Responden mengetahui bahwa penyakit
kolesterol dapat terjadi dikarenakan mengonsumsi makanan yang berlemak, dan
tidak berolahraga. Selain itu responden mengatakan bahwa selama ini memiliki
tanda dan gejala saat kadar kolesterol meningkat, yaitu rasa sakit dan pegal di
daerah belikat kiri.
Pada pertemuan ini responden diberikan materi terkait penyakit
kolesterol, meliputi pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala dari penyakit
kolesterol. Responden mengaku tidak tahu jika penyakit kolesterol bisa terjadi
tanpa adanya gejala, dikarenakan responden memiliki gejala saat kadar kolesterol
dalam darah naik.
Tanggal : 11 Januari 2019
Pada pertemuan kedua ini, dilakukan review materi pertemuan
sebelumnya dan pemberian pertanyaan wawancara. Materi yang diberikan pada
pertemuan ini adalah tentang obat kolesterol dan komplikasi yang dapat terjadi
apabila kadar kolesterol dalam darah tidak dikendalikan. Responden mengatakan
jika tidak mengetahui bahwa kadar kolesterol darah yang tinggi dapat
menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan
diabetes.
Materi obat kolesterol meliputi golongan obat, contoh obat, aturan pakai,
interaksi obat, dan efek samping obat. Obat kolesterol yang dikonsumsi oleh
responden 1 adalah Simvastatin 20 mg dengan aturan pakai sekali sehari, pada
malam hari. Ketika ditanya tentang efek samping obat, responden mengatakan
tidak mengetahui efek samping dari obat yang digunakan. Setelah dijelaskan
tentang efek samping obat, responden mengaku belum pernah mengalami efek
samping obat.
Tanggal : 18 Januari 2019
Pada pertemuan ketiga, dilakukan review materi pertemuan sebelumnya,
dan pemberian materi perubahan gaya hidup (life style) sebagai terapi suportif.
Perubahan gaya hidup meliputi aktivitas fisik yaitu olahraga ringan, diet rendah
kalori dan diet lemak, penurunan berat badan, dan berhenti merokok. Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengetahui aktivitas fisik yang disarankan untuk dilakukan, seperti jogging, lari
pagi disekitar rumah.
Responden mengetahui yang dimaksud dengan diet rendah kalori dan
diet lemak, dimana konsumsi kalori dan lemak harus dibatasi. Namun responden
mengakui sulit untuk membatasi makanan tersebut, terutama gorengan. Ketika
ditanya mengenai BMI, responden mengakui belum mengetahui apa itu BMI, lalu
dilakukan pengukuran BMI responden, dan didapatkan nilai sebesar 26, yang
termasuk dalam kategori kelebihan berat badan tingkat ringan. Responden juga
bertanya hubungan merokok dan kolesterol, sehingga peneliti menjelaskan
hubungan merokok sebagai faktor risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Nama : Responden 2
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Minomartani
Tanggal : 4 Januari 2019
Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah materi mengenai
penyakit kolesterol, meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala penyakit
kolesterol. Sebelum dilakukan pemberian materi, responden diberikan beberapa
pertanyaan wawancara seperti penyebab penyakit kolesterol dan tanda dan gejala
penyakit kolesterol. Responden mengetahui penyebab penyakit kolesterol adalah
makanan berlemak, seperti gorengan. Responden mengatakan jika kadar
kolesterol sedang meningkat, akan terasa berat dan kencang disekitar leher dan
bahu.
Responden bercerita bahwa terakhir kali pemeriksaan, kolesterolnya
mencapai 330 mg/dL. Respoden mengaku sulit untuk menjaga pola makan dengan
pantangan seperti makanan yang digoreng. Namun respoden mengatakan jika
sudah sering mengonsumsi makanan yang hanya direbus dan dikukus.
Tanggal : 11 Januari 2019
Pada pertemuan kedua, dilakukan review terkait materi pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan ini diberikan materi terkait obat kolesterol dan
komplikasi penyakit. Responden sebelumnya tidak mengetahui jika kadar
kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti penyakit
jantung koroner dan stroke, dan bercerita tentang orangtuanya yang mendadak
terkena stroke dan menyadari jika kolesterol yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan terjadinya stroke.
Responden 2 mengonsumsi Simvastatin 20 mg, dikonsumsi sekali sehari
pada malam hari, biasanya pada pukul 8 malam. Responden mengatakan hanya
mengonsumsi obat kolesterol saat gejala kolesterol tinggi muncul. Peneliti
menganjurkan kepada responden agar obat kolesterol yang diterima untuk
diminum secara rutin, untuk menghindari terjadinya komplikasi. Saat ditanya
apakah responden merasakan efek samping saat mengonsumsi obat kolesterol,
responden menjawab bahwa tidak merasakan efek samping apa-apa sebelumnya.
Responden juga mengonsumsi herbal yang disarankan oleh keluarganya, dengan
cara direbus, kemudian air rebusan diminum, namun responden lupa nama dari
tanaman tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tanggal : 18 Januari 2019
Pada pertemuan ketiga, dilakukan kembali review pertemuan sebelumnya
dan wawancara. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah perubahan gaya
hidup (life style) sebagai terapi suportif dalam pengendalian kadar kolesterol.
Ketika ditanya tentang aktivitas fisik yang disarankan, responden mengaku kurang
berolahraga, tetapi responden pernah melakukan pijat untuk menghilangkan
pegal-pegal yang dirasakan. Responden mengetahui yang dimaksud diet rendah
kalori dan diet lemak. Ketika ditanya mengenai BMI (Body Mass Index/Indeks
Masa Tubuh), responden menjawab tidak tahu dan bersedia untuk dihitung indeks
masa tubuhnya, dan didapatkan nilai sebesar 27 yang berarti responden sudah
mengalami kelebihan berat badan tingkat ringan. Peneliti menyarankan kepada
responden untuk mulai melakukan diet dan berolahraga, untuk membantu
penurunan berat badan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Nama : Responden 3
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Minomartani
Tanggal : 4 Januari 2019
Sebelum pemberian materi, responden diberikan beberapa pertanyaan
wawancara. Responden mengetahui penyebab penyakit kolesterol, yaitu makanan
berlemak. Responden memiliki tanda dan gejala yaitu bahu yang terasa pegal, dan
biasanya kesulitan untuk tidur. Materi yang diberikan pada pertemuan pertama
adalah seputar penyakit kolesterol, meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala
penyakit kolesterol. Responden memiliki pertanyaan, yaitu apa yang dimaksud
dengan trigliserida, yang kemudian langsung dijawab oleh peneliti.
Tanggal : 11 Januari 2019
Pada pertemuan kedua, dilakukan review materi sebelumnya terlebih
dahulu. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah obat kolesterol dan
komplikasi penyakit. Responden belum mengetahui jika penyakit kolesterol dapat
menyebabkan penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke,
hipertensi, dan diabetes.
Responden 3 mengonsumsi Simvastatin 10 mg, sekali sehari. Responden
3 mengetahui tujuan pengobatan yaitu untuk mengendalikan kadar kolesterol
dalam darah, dan penyakit kolesterol tidak dapat disembuhkan. Ketika ditanya
apakah ada efek samping yang dirasakan setelah mengonsumsi obat kolesterol,
responden menjawab bahwa tidak merasakan efek samping apapun.
Tanggal : 18 Januari 2019
Pada pertemuan ketiga, dilakukan review materi pertemuan sebelumnya
terlebih dahulu. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah perubahan gaya
hidup (life style) sebagai terapi suportif, meliputi aktivitas fisik, diet rendah kalori
dan diet lemak, penurunan berat badan, dan berhenti merokok. Responden 3
mengatakan aktivitas fisik yaitu olahraga, namun responden 3 mengaku tidak
berolahraga, hanya pekerjaan rumah tangga yang dilakukan setiap hari, dan
berjalan-jalan disekitar rumah. Responden 3 mengetahui apa yang dimaksud diet
rendah kalori dan diet lemak, yaitu membatasi mengonsumsi kalori dan lemak.
Ketika ditanya mengenai BMI, responden menjawab tidak mengetahui BMI
tersebut, dan setelah dihitung didapatkan nilai BMI sebesar 22, yang berarti
responden masuk ke dalam kategori berat badan normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Nama : Responden 4
Usia : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Minomartani
Tanggal : 5 Januari 2019
Materi yang diberikan pada pertemuan pertama adalah informasi seputar
penyakit kolesterol, meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala penyakit
kolesterol. Sebelum diberikan materi, responden diberikan pertanyaan wawancara
terlebih dahulu. Dari wawancara singkat yang dilakukan, didapatkan jika
responden 4 telah mengetahui penyebab penyakit kolesterol yaitu makanan yang
berlemak dan kurang berolahraga. Responden memiliki gejala meningkatnya
kadar kolesterol yaitu rasa pegal dari bahu sampai ke leher, dan kepala sakit saat
ditekan.
Tanggal : 12 Januari 2019
Pada pertemuan kedua, dilakukan review materi pertemuan sebelumnya,
lalu pemberian materi meliputi obat kolesterol dan komplikasi penyakit yang
dapat terjadi. Responden 4 telah mengetahui komplikasi yang dapat terjadi apabila
kadar kolesterol dalam darah tidak terkendali, yaitu dapat terkena serangan
jantung. Responden 4 mengonsumsi Simvastatin 10 mg, sekali sehari pada malam
hari. Ketika ditanya tentang efek samping yang mungkin dirasakan, responden
menjawab bahwa sejauh ini belum ada efek samping seperti yang tertulis di dalam
materi yang terjadi.
Tanggal : 19 Januari 2019
Pada pertemuan ketiga, dilakukan review materi dari pertemuan
sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi terkait perubahan
gaya hidup (life style) sebagai terapi suportif, meliputi aktivitas fisik, diet rendah
kalori dan diet lemak, penurunan berat badan, dan berhenti merokok.
Responden 4 diberikan pertanyaan wawancara mengenai aktivitas fisik
yang disarankan, dan menjawab contoh aktivitas fisik secara umum adalah
lari/jogging, dan senam. Responden 4 mengaku pernah disarankan untuk berenang
dan bersepeda statis, dan memiliki treadmill di rumah untuk berolahraga, namun
sekarang sudah jarang digunakan. Responden 4 mengetahui apa yang dimaksud
dengan diet rendah kalori dan diet lemak, namun mengaku masih sulit untuk
melakukan diet tersebut. Ketika responden ditanya tentang BMI, responden
mengaku tidak mengetahui apa itu BMI. Peneliti kemudian menjelaskan apa yang
dimaksud dengan BMI dan menghitung BMI responden, dan didapatkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sebesar 28, yang berarti responden 4 sudah termasuk ke dalam kategori kelebihan
berat badan tingkat berat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Nama : Responden 5
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Minomartani
Tanggal : 5 Januari 2019
Pada pertemuan ini responden 5 diberikan materi seputar penyakit
kolesterol, meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala penyakit kolesterol.
Sebelum pemberian materi dilakukan, responden 5 diberikan pertanyaan
wawancara, dan diketahui responden 5 telah mengetahui penyebab umum
penyakit kolesterol yaitu kelebihan lemak dalam darah karena makanan berlemak
seperti gorengan. Responden 5 memiliki tanda dan gejala seperti pegal-pegal dan
pusing.
Tanggal : 12 Januari 2019
Pada pertemuan kedua, dilakukan review terlebih dahulu untuk
pertemuan sebelumnya. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah obat
kolesterol dan komplikasi penyakit kolesterol. Responden mengatakan tidak tahu
bahwa penyakit kolesterol dapat menyebabkan penyakit kronis lainnya, seperti
stroke, dan bertanya bagaimana bisa terjadi stroke yang disebabkan oleh
kolesterol.
Responden 5 mengonsumsi Simvastatin 20 mg diminum sekali sehari,
pada malam hari. Ketika ditanya tentang efek samping, responden mengaku
selama ini tidak merasakan efek samping seperti yang tertulis di dalam materi
edukasi.
Tanggal : 19 Januari 2019
Pada pertemuan ketiga, dilakukan kembali review materi pertemuan
sebelumnya. Materi yang diberikan pada pertemuan ini meliputi perubahan gaya
hidup (life style) sebagai terapi suportif, meliputi aktivitas fisik, diet rendah kalori
dan diet lemak, penurunan berat badan, dan berhenti merokok.
Ketika ditanya tentang aktivitas fisik yang disarankan, responden 5
menjawab senam dan jalan-jalan. Responden 5 mengetahui yang dimaksud
dengan diet lemak yaitu mengurangi makanan berlemak. Responden 5 tidak
mengetahui apa itu BMI, sehingga peneliti menjelaskan terkait BMI dan
menghitung BMI responden 5, dan didapatkan nilai sebesar 33 yang berarti
responden 5 sudah termasuk ke dalam kategori kelebihan berat badan tingkat
berat. Responden 5 bercerita masih sulit untuk menjaga pola makan, terutama
makanan seperti gorengan, dan mengaku jarang berolahraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 16. Pedoman Home Pharmacy Care sebelum penelitian
PEDOMAN HOME PHARMACY CARE
UNTUK PASIEN KOLESTEROL
Disusun Oleh:
Agnes Chyntia Silalahi
NIM : 148114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
A. Latar Belakang
Dislipidemia atau hiperlipidemia atau lebih dikenal dengan istilah
kolesterol dikalangan masyarakat, merupakan suatu faktor risiko utama untuk
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, selain hipertensi, merokok,
abnormalitas glukosa darah, dan inaktifitas fisik (PERKENI, 2015).
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan ada 35.9% dari penduduk
Indonesia berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal dimana
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan
(PERKENI, 2015). Dikarenakan dislipidemia merupakan faktor risiko dari
beberapa penyakit tidak menular lainnya, terutama penyakit jantung koroner,
perlu dilakukan pengendalian kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya
seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Pengelolaan pasien dislipidemia terdiri
dari non farmakologis dan farmakologis (PERKENI, 2015).
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(MENKES, 2016). Adanya pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari
fokus kepada pengelolaan obat, menjadi pelayanan komprehensif (pharmaceutical
care), membuat pelayanan kefarmasian tidak hanya mengelola obat saja namun
dalam pengertian yang lebih luas, mencakup pelaksanaan pemberian informasi
untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error), (MENKES, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil perbandingan tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah dilaksanakannya layanan residensial.
2. Tujuan Khusus
a) Mengukur tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obat sebelum
diberikan home pharmacy care.
b) Mengukur tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obat setelah
diberikan home pharmacy care.
c) Membandingkan tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obar
sebelum dan sesudah diberikan home pharmacy care.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
C. Materi Home Pharmacy Care
1. Penyakit Kolesterol
Penyakit kolesterol merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
terganggunya metabolisme lemak (lipid) karena adanya faktor genetik
dan/atau faktor lingkungan. Penyakit kolesterol dapat diketahui dari kadar
kolesterol total dan kadar LDL (Low-Density Lipoprotein) yang
meningkat; dan kadar HDL (High-Density Lipoprotein) yang menurun
didalam darah, atau kombinasi dari ketiganya. Kadar kolesterol total yang
baik adalah sebesar <200mg/dL, sedangkan kadar kolesterol LDL yang
diinginkan adalah sebesar <100mg/dL dan kadar HDL yang diinginkan
adalah sebesar <40mg/dL.
Penyakit kolesterol dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Penyakit kolesterol
dapat berpeluang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler
apabila tidak dilakukan kontrol terhadap kadar kolesterol dalam darah.
Pada kebanyakan penderita kolesterol, penyakit kolesterol tidak
menunjukkan gejala yang jelas atau pasti. Namun pada penderita
kolesterol yang menunjukkan gejala, memiliki keluhan nyeri pada dada,
detak jantung yang terasa lebih cepat, berkeringat, kecemasan, nafas
pendek, rasa nyeri pada perut, atau kehilangan kesadaran, atau kesulitan
dalam berbicara atau bergerak. Selain itu tingginya tekanan darah dan
peningkatan BMI atau ukuran pinggang juga dapat menjadi gejala
penyakit kolesterol.
2. Pengobatan Kolesterol
Pengobatan kolesterol lebih ditekankan pada pengendalian kadar
kolesterol di dalam darah dan faktor-faktor lainnya seperti hipertensi,
diabetes, dan obesitas. Pengendalian kadar kolesterol dilakukan untuk
mencegah risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler seperti penyakit
jantung koroner, stroke, dan lainnya, dan/atau mencegah terjadinya
komplikasi kardiovaskuler lanjutan pada pasien yang telah menderita
penyakit kardiovaskuler. Pengobatan kolesterol meliputi terapi non-obat
(perubahan gaya hidup) dan obat anti kolesterol.
3. Obat Kolesterol (Obat anti lipid)
Obat yang digunakan untuk mengontrol kadar kolesterol dalam
darah antara lain:
a) Golongan Statin
Golongan statin direkomendasikan sebagai lini pertama pada
pengobatan kolesterol. Statin dapat digunakan baik sebagai bagian
dari pencegahan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sebagai terapi pada penderita kolesterol yang telah memiliki risiko
penyakit kardiovaskuler. Statin memiliki mekanisme kerja dengan
mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan menghambat
secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA redukatse, dan dapat
menurunkan konsentrasi awal kolesterol.
Aturan pakai: dosis awal golongan statin adalah 1x10mg sehari,
kecuali Pitavastatin.
Efek samping dari golongan statin ialah miopati (pegal, kram, tegang,
kelemahan pada otot), peningkatan enzim hati.
Interaksi obat dari golongan statin ialah risiko miopati jika
dikonsumsi bersamaan dengan golongan fibrat; risiko rhabdomyolisis
(kerusakan pada otot) jika dikonsumsi bersamaan dengan golongan
asam nikotinik dan asam fusidat.
Contoh obat dari golongan statin ialah Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin, Fluvastatin, dan Pravastatin.
b) Golongan Asam Fibrat
Bekerja dengan menurunkan kadar trigliserida dengan mengaktifkan
enzim lipoprotein lipase yang akan memecah trigliserida. Selain
menurunkan kadar trigliserida, obat golongan ini juga meningkatkan
kadar kolesterol HDL.
Aturan pakai: Fenofibrat dosis awal 300mg sehari dalam dosis terbagi.
Efek samping dari golongan asam fibrat ialah dispepsia, miopati,
risiko terbentuknya batu empedu.
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko kerusakan
otot bila dikonsumsi bersamaan dengan golongan statin.
Contoh obat dari golongan ini ialah Ciprofibrate, Fenofibrate, dan
Gemfibrozil.
c) Golongan Asam Nikotinik
Obat golongan ini berfungsi menurunkan jumlah asam lemak bebas,
dengan menghambat enzim hormone sensitive lipase pada jaringan
lemak tubuh. Asam lemak yang berkurang jumlahnya menyebabkan
penurunan kadar trigliserida. Selain itu golongan ini juga dapat
meningkatkan jumlah kolesterol HDL.
Aturan pakai : dosis awal 1x375mg sehari, yang akan ditingkatkan
dosisnya jika dapat ditoleransi dengan baik.
Efek samping dari obat golongan ini ialah wajah memerah,
hiperglikemia (kelebihan gula darah), hiperurisemia (kelebihan ureum
dalam darah), gangguan pencernaan, hepatotoksitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko miopati jika
diberikan bersamaan dengan golongan statin.
d) Golongan Ezetimibe
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol
oleh usus halus.
Aturan pakai : 10mg sehari.
Efek samping dari obat golongan ini ialah rasa lelah, gangguan
pencernaan, sakit kepala, sakit otot.
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko
rhabdomyolisis ketika dikonsumsi bersamaan dengan golongan statin.
4. Terapi Non-Obat (Gaya Hidup)
Selain terapi dengan obat kolesterol, dapat dilakukan juga terapi
non-obat untuk membantu menjaga kadar kolesterol di dalam darah.
Terapi perubahan gaya hidup untuk penyakit kolesterol meliputi aktivitas
fisik, terapi nutrisi medis, dan berhenti merokok (bila pasien kolesterol
merokok).
a) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang disarankan meliputi program latihan setidaknya
selama 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang, 4 sampai 6
kali dalam seminggu. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat,
bersepeda statis, ataupun berenang. Selain aerobik, aktivitas
penguatan otot dianjurkan minimal 2 hari seminggu.
b) Terapi nutrisi medis
Bagi orang dewasa, disarankan untuk mengonsumsi diet rendah kalori
yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran (≥5 porsi/hari), biji-bijian
(≥6 porsi/hari), ikan, dan daging tanpa lemak. Asupan lemak jenuh,
lemak trans (lemak jahat), dan kolesterol harus dibatasi.
c) Penurunan berat badan
Terapi aktivitas fisik dan diet rendah kalori dapat membantu
penurunan berat badan pada pasien yang mengalami obesitas.
d) Berhenti merokok
Merokok dapat mempercepat pembentukan plak lemak pada
pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah yang dapat menjadi faktor risiko
terjadinya penyakit jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan
stroke. Selain itu, merokok dapat mempengaruhi kadar dari kolesterol
HDL dan rasio kolesterol LDL/kolesterol HDL. Berhenti merokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam 30 hari dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL secara
signifikan.
D. Prosedur Edukasi
Pemberian pre test berupa kuisioner
Pemberian materi Home Pharmacy
Care
Wawancara kepada pasien
Pemberian post test berupa kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Pre-Test Home Pharmacy Care Kolesterol
Kuisioner Home Care Kolesterol
Nama inisial :
Alamat :
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bukan
tanda dari kolesterol.
2 Olahraga yang dilakukan lebih baik dengan durasi
yang lama.
3 Amlodipin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
4 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
5 Penyakit kolesterol disebabkan oleh kadar lemak
dalam darah tinggi.
6 Penyakit kolesterol ditandai dengan peningkatan
kolesterol HDL.
7 Dosis obat simvastatin tablet adalah 10mg.
8 Efek samping rasa pegal tidak berdampak pada
keseharian.
9 Penurunan berat badan tidak berpengaruh pada
pengobatan.
10 Diet lemak dapat membantu menjaga kadar
kolesterol.
11 Efek samping dari obat kolesterol ialah rasa pegal.
12 Dosis semua obat kolesterol sama.
13 Gejala penyakit kolesterol tidak selalu terlihat.
14 Obat golongan statin tidak berinteraksi dengan obat
kolesterol golongan lain.
15 Pengobatan bertujuan untuk mengontrol kadar
kolesterol.
16 Pengobatan dapat menyembuhkan kolesterol.
17 Olahraga ringan dapat membantu menjaga kadar
kolesterol.
18 Pemakaian obat simvastatin adalah 1 x sehari 10mg.
19 Pemakaian obat kolesterol statin tidak dapat
berdampingan dengan obat kolesterol lain.
20 Diet rendah kalori berarti tidak makan kalori sama
sekali.
21 Nilai kolesterol total yang baik (<200mg/dL)
merupakan tujuan pengobatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
22 Salah satu dampak interaksi obat antara golongan
statin dan golongan fibrat adalah rasa pegal/nyeri
pada otot.
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
R : ragu-ragu
S : setuju
SS : sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 2. Kuisioner Post-Test Home Pharmacy Care Kolesterol
Kuisioner Home Care Kolesterol
Nama inisial :
Alamat :
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Penyakit kolesterol ditandai dengan peningkatan
kolesterol HDL.
2 Efek samping rasa pegal tidak berdampak pada
keseharian.
3 Nilai kolesterol total yang baik (<200mg/dL)
merupakan tujuan pengobatan.
4 Olahraga yang dilakukan lebih baik dengan durasi
yang lama.
5 Dosis obat simvastatin tablet adalah 10mg.
6 Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bukan
tanda dari kolesterol.
7 Penyakit kolesterol disebabkan oleh kadar lemak
dalam darah tinggi.
8 Gejala penyakit kolesterol tidak selalu terlihat.
9 Efek samping dari obat kolesterol ialah rasa pegal.
10 Pemakaian obat simvastatin adalah 1 x sehari 10mg.
11 Penurunan berat badan tidak berpengaruh pada
pengobatan.
12 Salah satu dampak interaksi obat antara golongan
statin dan golongan fibrat adalah rasa pegal/nyeri
pada otot.
13 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
14 Obat golongan statin tidak berinteraksi dengan obat
kolesterol golongan lain.
15 Diet rendah kalori berarti tidak makan kalori sama
sekali.
16 Pengobatan dapat menyembuhkan kolesterol.
17 Pemakaian obat kolesterol statin tidak dapat
berdampingan dengan obat kolesterol lain.
18 Dosis semua obat kolesterol sama.
19 Olahraga ringan dapat membantu menjaga kadar
kolesterol.
20 Pengobatan bertujuan untuk mengontrol kadar
kolesterol.
21 Diet lemak dapat membantu menjaga kadar
kolesterol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
22 Amlodipin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
R : ragu-ragu
S : setuju
SS : sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 3. Pertanyaan Wawancara
17. Apakah penyebab penyakit kolesterol?
18. Apakah anda mengetahui jika penyakit kolesterol dapat timbul tanpa gejala?
19. Apakah salah satu tanda penyakit kolesterol?
20. Apakah anda dapat menyebutkan contoh obat kolesterol?
21. Berapakah dosis dari tablet simvastatin?
22. Apakah semua dosis obat kolesterol sama?
23. Bagaimana aturan pakai dari obat simvastatin?
24. Apakah obat kolesterol simvastatin dapat dikonsumsi dengan obat kolesterol
fenofibrate?
25. Apakah efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
26. Apakah efek samping yang terjadi dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari?
27. Apakah obat kolesterol simvastatin memiliki interaksi obat dengan kolesterol
fenofibrate?
28. Apakah tujuan dari pengobatan penyakit kolesterol?
29. Apa saja terapi non obat yang dapat dilakukan dalam terapi pengobatan
kolesterol?
30. Apa saja aktivitas fisik yang disarankan untuk membantu menjaga kadar
kolesterol?
31. Bagaimana cara melakukan diet rendah kalori?
32. Bagaimana cara melakukan diet lemak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 17. Pedoman Home Pharmacy Care sesudah penelitian
PEDOMAN HOME PHARMACY CARE
UNTUK PASIEN KOLESTEROL
Disusun Oleh:
Agnes Chyntia Silalahi
NIM : 148114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
A. Latar Belakang
Dislipidemia atau hiperlipidemia atau lebih dikenal dengan istilah
kolesterol dikalangan masyarakat, merupakan suatu faktor risiko utama untuk
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, selain hipertensi, merokok,
abnormalitas glukosa darah, dan inaktifitas fisik (PERKENI, 2015).
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan ada 35.9% dari penduduk
Indonesia berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal dimana
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan
(PERKENI, 2015). Dikarenakan dislipidemia merupakan faktor risiko dari
beberapa penyakit tidak menular lainnya, terutama penyakit jantung koroner,
perlu dilakukan pengendalian kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya
seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Pengelolaan pasien dislipidemia terdiri
dari non farmakologis dan farmakologis (PERKENI, 2015).
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(MENKES, 2016). Adanya pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari
fokus kepada pengelolaan obat, menjadi pelayanan komprehensif (pharmaceutical
care), membuat pelayanan kefarmasian tidak hanya mengelola obat saja namun
dalam pengertian yang lebih luas, mencakup pelaksanaan pemberian informasi
untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error), (MENKES, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil perbandingan tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah dilaksanakannya layanan residensial.
2. Tujuan Khusus
d) Mengukur tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obat sebelum
diberikan home pharmacy care.
e) Mengukur tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obat setelah
diberikan home pharmacy care.
f) Membandingkan tingkat pengetahuan pasien kolesterol tentang obar
sebelum dan sesudah diberikan home pharmacy care.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C. Materi Home Pharmacy Care
1. Penyakit Kolesterol
Penyakit kolesterol merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
terganggunya metabolisme lemak (lipid) karena adanya faktor genetik
dan/atau faktor lingkungan. Penyakit kolesterol dapat diketahui dari kadar
kolesterol total dan kadar LDL (Low-Density Lipoprotein) yang meningkat;
dan kadar HDL (High-Density Lipoprotein) yang menurun didalam darah,
atau kombinasi dari ketiganya. Kadar kolesterol total yang baik adalah
sebesar <200mg/dL, sedangkan kadar kolesterol LDL yang diinginkan adalah
sebesar <100mg/dL dan kadar HDL yang diinginkan adalah sebesar
<40mg/dL.
Penyakit kolesterol dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Penyakit kolesterol dapat
berpeluang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler apabila
tidak dilakukan kontrol terhadap kadar kolesterol dalam darah.
Pada kebanyakan penderita kolesterol, penyakit kolesterol tidak
menunjukkan gejala yang jelas atau pasti. Namun pada penderita kolesterol
yang menunjukkan gejala, memiliki keluhan nyeri pada dada, detak jantung
yang terasa lebih cepat, berkeringat, kecemasan, nafas pendek, rasa nyeri
pada perut, atau kehilangan kesadaran, atau kesulitan dalam berbicara atau
bergerak. Selain itu tingginya tekanan darah dan peningkatan BMI atau
ukuran pinggang juga dapat menjadi gejala penyakit kolesterol.
2. Pengobatan Kolesterol
Pengobatan kolesterol lebih ditekankan pada pengendalian kadar
kolesterol di dalam darah dan faktor-faktor lainnya seperti hipertensi,
diabetes, dan obesitas. Pengendalian kadar kolesterol dilakukan untuk
mencegah risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung
koroner, stroke, dan lainnya, dan/atau mencegah terjadinya komplikasi
kardiovaskuler lanjutan pada pasien yang telah menderita penyakit
kardiovaskuler. Pengobatan kolesterol meliputi terapi non-obat (perubahan
gaya hidup) dan obat anti kolesterol.
3. Obat Kolesterol (Obat anti lipid)
Obat yang digunakan untuk mengontrol kadar kolesterol dalam
darah antara lain:
a) Golongan Statin
Aturan pakai: dosis awal golongan statin adalah 1x10mg sehari, kecuali
Pitavastatin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Efek samping dari golongan statin ialah miopati (pegal, kram, tegang,
kelemahan pada otot), peningkatan enzim hati.
Interaksi obat dari golongan statin ialah risiko miopati jika dikonsumsi
bersamaan dengan golongan fibrat; risiko rhabdomyolisis (kerusakan
pada otot) jika dikonsumsi bersamaan dengan golongan asam nikotinik
dan asam fusidat.
Contoh obat dari golongan statin ialah Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin, Fluvastatin, dan Pravastatin.
b) Golongan Asam Fibrat
Aturan pakai: Fenofibrat dosis awal 300mg sehari dalam dosis terbagi.
Efek samping dari golongan asam fibrat ialah dispepsia, miopati, risiko
terbentuknya batu empedu.
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko kerusakan otot
bila dikonsumsi bersamaan dengan golongan statin.
Contoh obat dari golongan ini ialah Ciprofibrate, Fenofibrate, dan
Gemfibrozil.
c) Golongan Asam Nikotinik
Aturan pakai : dosis awal 1x375mg sehari, yang akan ditingkatkan
dosisnya jika dapat ditoleransi dengan baik.
Efek samping dari obat golongan ini ialah wajah memerah, hiperglikemia
(kelebihan gula darah), hiperurisemia (kelebihan ureum dalam darah),
gangguan pencernaan, hepatotoksitas.
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko miopati jika
diberikan bersamaan dengan golongan statin.
d) Golongan Ezetimibe
Aturan pakai : 10mg sehari.
Efek samping dari obat golongan ini ialah rasa lelah, gangguan
pencernaan, sakit kepala, sakit otot.
Interaksi obat dari golongan ini ialah meningkatnya risiko
rhabdomyolisis ketika dikonsumsi bersamaan dengan golongan statin.
Selain berinteraksi dengan obat kolesterol lain, obat kolesterol juga
memiliki interaksi dengan obat-obatan lain yang mungkin digunakan pasien
sehari-hari, seperti tertera pada tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel I. Interaksi obat kolesterol dengan obat lain
Interaksi obat kolesterol dengan obat lain
Aspirin Simvastatin Menurunkan metabolisme aspirin
Atorvastatin Meningkatkan konsentrasi serum aspirin
Paracetamol Simvastatin Menurunkan metabolisme simvastatin
Fenofibrate Meningkatkan konsentrasi serum
paracetamol
Amlodipine Fenofibrate Menurunkan metabolisme fenofibrate
Simvastatin Meningkatkan konsentrasi serum simvastatin
4. Terapi Non-Obat (Gaya Hidup)
Selain terapi dengan obat kolesterol, dapat dilakukan juga terapi
non-obat untuk membantu menjaga kadar kolesterol di dalam darah. Terapi
perubahan gaya hidup untuk penyakit kolesterol meliputi aktivitas fisik, terapi
nutrisi medis, dan berhenti merokok (bila pasien kolesterol merokok).
a) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang disarankan meliputi program latihan setidaknya
selama 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang, 4 sampai 6 kali
dalam seminggu. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat,
bersepeda statis, ataupun berenang. Selain aerobik, aktivitas penguatan
otot dianjurkan minimal 2 hari seminggu.
b) Terapi nutrisi medis
Bagi orang dewasa, disarankan untuk mengonsumsi diet rendah kalori
yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran (≥5 porsi/hari), biji-bijian (≥6
porsi/hari), ikan, dan daging tanpa lemak. Asupan lemak jenuh, lemak
trans (lemak jahat), dan kolesterol harus dibatasi.
c) Penurunan berat badan
Terapi aktivitas fisik dan diet rendah kalori dapat membantu penurunan
berat badan pada pasien yang mengalami obesitas.
d) Berhenti merokok
Merokok dapat mempercepat pembentukan plak lemak pada pembuluh
darah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit
jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan stroke. Selain itu,
merokok dapat mempengaruhi kadar dari kolesterol HDL dan rasio
kolesterol LDL/kolesterol HDL. Berhenti merokok dalam 30 hari dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL secara signifikan.
Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia Indeks Masa
Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kelebihan berat badan. Berat badan yang kurang dapat meningkatkan risiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih dapat meningkatkan
risiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat
badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup
yang lebih panjang. BMI hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat digunakan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai BMI, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Tabel II. Batas ambang BMI
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
(DepKes RI, 2011)
D. Prosedur Edukasi
Pemberian pre test berupa kuisioner
Pemberian materi Home Pharmacy
Care
Wawancara kepada pasien
Pemberian post test berupa kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 1. Kuesioner pretest
Kuesioner Home Care Kolesterol
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bukan tanda
dari penyakit kolesterol.
2 Olahraga yang dilakukan lebih baik dengan durasi
yang lama.
3 Simvastatin adalah contoh obat yang diminum lebih
dari sekali untuk sehari.
4 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
5 Penyakit kolesterol ditandai dengan peningkatan
kolesterol HDL.
6 Efek samping dari obat kolesterol ialah rasa pegal.
7 Dosis semua obat kolesterol sama.
8 Obat golongan statin tidak berinteraksi dengan obat
kolesterol golongan lain.
9 Diet lemak dapat membantu menjaga kadar kolesterol.
10 Pemakaian obat Simvastatin sehari adalah 10 mg.
11 Diet rendah kalori berarti tidak makan kalori sama
sekali.
12 Nilai kolesterol total yang baik (<200mg/dL)
merupakan tujuan pengobatan.
13 Salah satu dampak interaksi obat antara golongan
statin dan golongan fibrat adalah rasa pegal/nyeri pada
otot.
14 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan dan
menjaga kadar kolesterol.
15 Dosis Simvastatin yang umum digunakan adalah 10
mg.
16 Pengobatan dapat menyembuhkan kolesterol.
17 Pemakaian obat kolesterol dapat dihentikan sewaktu-
waktu oleh pasien sendiri.
18 Efek samping terjadi dalam waktu yang singkat.
19 Olahraga ringan sebaiknya dilakukan secara rutin.
20 Nilai Trigliserida sebaiknya diatas 150 mg/dL.
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
R : ragu-ragu
S : setuju
SS : sangat setuju
No. Responden........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 2. Kuesioner posttest
Kuisioner Home Care Kolesterol
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Penyakit kolesterol ditandai dengan peningkatan
kolesterol HDL.
2 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar
kolesterol.
3 Simvastatin adalah contoh obat yang diminum lebih
dari sekali untuk sehari.
4 Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bukan tanda
dari penyakit kolesterol.
5 Diet rendah kalori berarti tidak makan kalori sama
sekali.
6 Nilai kolesterol total yang baik (<200mg/dL)
merupakan tujuan pengobatan.
7 Dosis semua obat kolesterol sama.
8 Olahraga yang dilakukan lebih baik dengan durasi
yang lama.
9 Salah satu dampak interaksi obat antara golongan
statin dan golongan fibrat adalah rasa pegal/nyeri pada
otot.
10 Pengobatan dapat menyembuhkan kolesterol.
11 Obat golongan statin tidak berinteraksi dengan obat
kolesterol golongan lain.
12 Efek samping dari obat kolesterol ialah rasa pegal.
13 Diet lemak dapat membantu menjaga kadar kolesterol.
14 Nilai Trigliserida sebaiknya diatas 150 mg/dL.
15 Dosis Simvastatin yang umum digunakan adalah 10
mg.
16 Pemakaian obat Simvastatin sehari adalah 10 mg.
17 Pemakaian obat kolesterol dapat dihentikan sewaktu-
waktu oleh pasien sendiri.
18 Efek samping terjadi dalam waktu yang singkat.
19 Olahraga ringan sebaiknya dilakukan secara rutin.
20 Simvastatin adalah obat untuk menurunkan dan
menjaga kadar kolesterol.
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
R : ragu-ragu
S : setuju
SS : sangat setuju
No. Responden........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3. Pertanyaan Wawancara
1. Apakah penyebab penyakit kolesterol?
2. Apakah anda mengetahui jika penyakit kolesterol dapat timbul tanpa gejala?
3. Apakah salah satu tanda penyakit kolesterol?
4. Apakah anda dapat menyebutkan contoh obat kolesterol?
5. Berapakah dosis dari tablet simvastatin?
6. Apakah semua dosis obat kolesterol sama?
7. Bagaimana aturan pakai dari obat simvastatin?
8. Apakah efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi terapi obat
kolesterol?
9. Apakah efek samping yang terjadi dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari?
10. Apakah tujuan dari pengobatan penyakit kolesterol?
11. Apa saja terapi non obat yang dapat dilakukan dalam terapi pengobatan
kolesterol?
12. Apa saja aktivitas fisik yang disarankan untuk membantu menjaga kadar
kolesterol?
13. Bagaimana cara melakukan diet rendah kalori?
14. Bagaimana cara melakukan diet lemak?
15. Sudah berapa lama menderita penyakit kolesterol?
16. Apakah obat yang digunakan selama ini untuk mengendalikan kadar
kolesterol?
17. Apakah ada efek samping yang dirasakan selama mengonsumsi obat
kolesterol?
18. Apakah responden melakukan aktivitas fisik sebagai terapi suportif?
19. Apakah responden tahu apa itu BMI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Agnes Chyntia Silalahi, dan
lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 22 Agustus 1996,
merupakan anak pertama dari Bapak Sabar Silalahi
dan Ibu Sinto Warti. Penulis telah menempuh
pendidikan di TK Tunas Peco pada tahun 2000-2001,
lalu melanjutkan pendidikan di SD Negeri 042
Samarinda pada tahun 2001-2007, SMP Negeri 29
Samarinda pada tahun 2007-2010, dan SMK Negeri
17 Samarinda jurusan Farmasi pada tahun 2010-
2013. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma pada tahun 2014-2019. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis mengikuti kepanitiaan Seminar
Nasional JMKI 2016 sebagai anggota, Seminar Nasional JMKI 2017 sebagai
anggota, Donor Darah JMKI 2016, Ekaristi Akhir Semester Genap TA 2014/2015
dan Awal TA 2015/2016 sebagai anggota. Penulis juga mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh Ristekdikti pada tahun 2017. Selain
itu, penulis juga aktif menjadi Asisten Dosen untuk mata kuliah Praktikum
Farmasetika, Praktikum Pharmaceutical Care 3, Praktikum Pelayanan Informasi
Obat, Praktikum Peracikan Obat, dan Praktikum Komunikasi Farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI