[(ompas -...

2
[(OMPAS Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 B 9 10 11 12e 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 7 28 29 30 31 OPeb o Mar OApr OMei OJun eJul OAgs OSep OOk t ONov ODes SuZitnya Menjadi PemiZih Cerdas O/eh SUWANDI SUMARTIAS ~ bupaten Bandung akan menyelenggarakan pemi- lihan kepaladaerah pada 29 Agustus 2010. Delapan asangan calon bupati dan wakil bupati hasil koalisi alias "gado-gado" partai politik telah ditetapkan Komisi Pe- milihan Umum Kabupaten Bandung. Mereka adalah Mar- wan Efendi-Asep Nurjaman (nomorurut 1),Atori Herdiana- jaya-Dadi Gyardani Jiwapraja (2), TatangRustandar- Ujang Sutisna (3), DedingIshak-SiswandaHarso Swnarso (4), Yadi Srimulyadi- Rusna Kosasih (5), Asep Soleh- Dayat Somantri (6), Dadang Mohamad Naser- Deden Rukman Rumaji (7), dan Ridho Budiman Utama- Dadang Rusdiana (8). Penulis sebagai penikmat me- dia cetak dan mediajejaring sosial (oniine) barn sekadar tahu nama- nama kandidat bupati dan wakil- nya, Selain itu, barn dua foto yang terpampang di baliho besar. Di luar itu, sejujurnya, karena bukan te- tangga atati saudara, betapa sulit mengenal mereka lebih jauh. Ke- bingungan ini mungkin hanya di- miliki sebagian warga Kabupaten Bandung, yang secara geografis dan psikologis tersebar di pinggir- an Kota Bandung, yang masih pe- dull pada dunia perpolitikan (pil- kada). Jika tidak ingin lagi muncul pemimpin yang mengecewakan rakyat, kembali saja ke hati nura- ni. Siapa di antara para kandidat yang memenuhi unsur kepemim- pinan (cageur, bener,pinter, tursi- nger). Melalui naskah Sanghyang Ha- yu, naskah berbahan nipah abad XVI Masehi, dipaparkan 15 unsur penting yang harus dimiliki pe- mimpin. Hal itu terangkum dalam lima kelompok, sebagaimana dike- mukakan Darsa (1998). Kelima hal itu adalah budi-guna-pradana (bi- jak-arif-saleh), kaya-wak-cita (se- hatjkuat-bersabda-hati), pratiwi- akasa-antara (bumi-angkasa-an- tara), mata-tutuk-talinga (pengli- hatan-ucapan-pendengaran); ba- yu-sabda-hedap (energi-ucap- an/sabda-itikad/kalbu dan pikir- an). Semua berhubungan satu sama lain, membangun sikap dan karak- ter pemimpin ideal. Dengan demi- kian, muncul sosok pemimpin yang nyaah ka sakabeh rahayat; si- lih ssih, silih asah,jeung silih asuh; moal cieut kanu hideung, moal ponteng kanu koneng. Delapan kearifan Dalam naskah buhun itu pe- mimpin yang baik dan ideal juga harus berpegang teguh pada prin- sip astaguna (delapan kearifan) agar kepemimpinannya selaras, baik, dan harmonis. Pertama, animan (lemah lembut). Pemim- pin harus memiliki sifat lemah lembut, dalam arti tidak berperila- ku kasar. Kedua, ahiman (tegas). Bersikap tegas mengandung pe- ngertian tidak plinplan (panceg hate). Ketiga, mahiman (berwa- wasan luas), memiliki berbagai macam pengetahuan, dan berwa- wasan tinggi agar tidak kalah dari bawahannya. Keempat, lagiman (gesitjcekat- an/terampil), Pemimpin dituntut terampil, gesit, serta cekatan da- lam bertindak atau melakukan suatu pekerjaan. Kelima, prapti (tepat sasaran), memiliki ketajam- an berpikir, serta tepat sasaran. Se- bab, keliru atau berspekulasi akan menghambat pekerjaan, Keenam, prakamya (ulet/tekun), memiliki keuletan dan ketekunan yang sa- ngat tinggi. Ketujuh, isitna (jujur). Pemim- pin dituntut memiliki kejujuran, baik dalam perkataan, pemikiran, maupun perbuatan, agar diperca- ya orang lain (rekan kerja/bis- nis/perusahaan/negara lain) dan bawahannya. Dengan demikian, terjalin kesepahaman yang har- monis. Kedelapan, wasitwtl (ter- Kliping Hurnas Unpad 2010

Upload: lyliem

Post on 26-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: [(OMPAS - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/kompas-27072010...Sutisna (3),DedingIshak-SiswandaHarso Swnarso (4),Yadi Srimulyadi- Rusna Kosasih (5),Asep

[(OMPAS• Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 B 9 10 11 12e 13 14 1518 19 20 21 22 23 24 25 26 7 28 29 30 31

OPeb oMar OApr OMei OJun eJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

SuZitnya Menjadi PemiZih CerdasO/eh SUWANDI SUMARTIAS

~

bupaten Bandung akan menyelenggarakan pemi-lihan kepaladaerah pada 29 Agustus 2010. Delapanasangan calon bupati dan wakil bupati hasil koalisi

alias "gado-gado" partai politik telah ditetapkan Komisi Pe-milihan Umum Kabupaten Bandung. Mereka adalah Mar-wan Efendi-Asep Nurjaman (nomorurut 1),Atori Herdiana-jaya-Dadi Gyardani Jiwapraja (2), TatangRustandar- UjangSutisna (3), DedingIshak-SiswandaHarso Swnarso (4), YadiSrimulyadi- Rusna Kosasih (5), Asep Soleh- Dayat Somantri(6), Dadang Mohamad Naser- Deden Rukman Rumaji (7),dan Ridho Budiman Utama- Dadang Rusdiana (8).

Penulis sebagai penikmat me-dia cetak dan mediajejaring sosial(oniine) barn sekadar tahu nama-nama kandidat bupati dan wakil-nya, Selain itu, barn dua foto yangterpampang di baliho besar. Di luaritu, sejujurnya, karena bukan te-tangga atati saudara, betapa sulitmengenal mereka lebih jauh. Ke-bingungan ini mungkin hanya di-miliki sebagian warga KabupatenBandung, yang secara geografisdan psikologis tersebar di pinggir-an Kota Bandung, yang masih pe-dull pada dunia perpolitikan (pil-kada).

Jika tidak ingin lagi munculpemimpin yang mengecewakanrakyat, kembali saja ke hati nura-ni. Siapa di antara para kandidatyang memenuhi unsur kepemim-pinan (cageur, bener,pinter, tursi-nger).

Melalui naskah Sanghyang Ha-yu, naskah berbahan nipah abadXVI Masehi, dipaparkan 15 unsurpenting yang harus dimiliki pe-mimpin. Hal itu terangkum dalamlima kelompok, sebagaimana dike-mukakan Darsa (1998). Kelima halitu adalah budi-guna-pradana (bi-jak-arif-saleh), kaya-wak-cita (se-

hatjkuat-bersabda-hati), pratiwi-akasa-antara (bumi-angkasa-an-tara), mata-tutuk-talinga (pengli-hatan-ucapan-pendengaran); ba-yu-sabda-hedap (energi-ucap-an/sabda-itikad/kalbu dan pikir-an).

Semua berhubungan satu samalain, membangun sikap dan karak-ter pemimpin ideal. Dengan demi-kian, muncul sosok pemimpinyang nyaah ka sakabeh rahayat; si-lih ssih, silih asah,jeung silih asuh;moal cieut kanu hideung, moalponteng kanu koneng.

Delapan kearifanDalam naskah buhun itu pe-

mimpin yang baik dan ideal jugaharus berpegang teguh pada prin-sip astaguna (delapan kearifan)agar kepemimpinannya selaras,baik, dan harmonis. Pertama,animan (lemah lembut). Pemim-pin harus memiliki sifat lemahlembut, dalam arti tidak berperila-ku kasar. Kedua, ahiman (tegas).Bersikap tegas mengandung pe-ngertian tidak plinplan (panceghate). Ketiga, mahiman (berwa-wasan luas), memiliki berbagaimacam pengetahuan, dan berwa-

wasan tinggi agar tidak kalah daribawahannya.

Keempat, lagiman (gesitjcekat-an/terampil), Pemimpin dituntutterampil, gesit, serta cekatan da-lam bertindak atau melakukansuatu pekerjaan. Kelima, prapti(tepat sasaran), memiliki ketajam-an berpikir, serta tepat sasaran. Se-bab, keliru atau berspekulasi akanmenghambat pekerjaan, Keenam,prakamya (ulet/tekun), memilikikeuletan dan ketekunan yang sa-ngat tinggi.

Ketujuh, isitna (jujur). Pemim-pin dituntut memiliki kejujuran,baik dalam perkataan, pemikiran,maupun perbuatan, agar diperca-ya orang lain (rekan kerja/bis-nis/perusahaan/negara lain) danbawahannya. Dengan demikian,terjalin kesepahaman yang har-monis. Kedelapan, wasitwtl (ter-

Kliping Hurnas Unpad 2010

Page 2: [(OMPAS - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/kompas-27072010...Sutisna (3),DedingIshak-SiswandaHarso Swnarso (4),Yadi Srimulyadi- Rusna Kosasih (5),Asep

b'uka untuk dikritik), memiliki si-kap Jegawa (jembar hate), dan bi-jaksana. Pemimpin harus mau me-nerima saran dan terbuka untukdikritik jika salah atau menyim-pang dari aturan.

Dengan karakteristik pemim-pin seperti itu, tanggungjawab se-penuhnya berada pada parpolpengusung ealon bupati dan wakilbupati Kabupaten Bandung. Apa-kah para ealon sudah merasa me-lakukan verifikasi dan menyadaribahwa aspek-aspek itu, selain as-pek administrasi oleh KPU Kabu-paten Bandung, sangat penting?Jika hal tersebut belum dilakukan,kekeeewaan rakyat pemilih sudahdapat diramal serta akan lahir pe-mimpin karbitan dan lupa darat-an.

Hakikatnya, parpol didirikansebagai salah satu upaya untuk

mengakomodasi dinamika kepen-tingan masyarakat yang sangatberagam. Parpol merupakan salahsatu alternatif atau antitesis padadominasi politik oleh segelintir re-zim penguasa di ranah birokrasiyang nyatanya menimbulkan ke-terpurukan dan pelanggaran hu-kum luar biasa (korupsi, kolusi,dan nepotisme). Dampaknya sam-pai detik ini masih marak dan solu-sinya belum ditemukan kendatitelah lahir banyak lembaga antiko-rupsi.

Yang lebih memprihatinkan,kehadiran multiparpol dalam ra-nah birokrasi bukannya memberi-kan pencerahan, tetapi sebaliknyatelah menambah semakin karut-marut urusan dan atau beban ne-gara. Banyak politisi teIjebak danterbuai nikmatnya dunia birokrasidan kekuasaan. Pada gilirannyamereka melupakan fungsi sebe-narnya sebagai lembaga solutifyang aspiratif bagi kepentinganmayoritas rakyat.

Pentingkah parpol?Idealnya parpol lahir sebagai

model penyeimbang dari domina-si kekuasaan yang memusat..Lalu,muneul pemikiran kritis yang da-pat mengontrol rezim penguasaagar berada pada koridor hukumdan tanggungjawab sosialnya me-ngelola amanah untuk kepenting-an, kemaslahatan, serta kesejahte-raan warga negara dalam payungdemokrasi. Namun, dalam perja-lanannya, parpol dikonstruksi se-suai dengan kepentingan para eliteyang teramat pragmatis. Bahkanparpol menjadi komoditas sekali-gus kendaraan untuk meraih ja-batan dan kekuasaan bagi anggotadan kelompoknya.

Janji politik yang masif saatkampanye hilang ditelan ambisi

LUHUR

dan energi untuk mempertahan-kan status quo yang sangat men-janjikan seearamateri.Apalagi, ba-tas-batas ideologi parpol teramateair sehingga parpol yang inferiormerasa perlu berkoalisi. Rakyatpun semakin dibuat bingung un-tuk memilih pemimpinnya. Dalamsituasi ini, parpol telah kehilanganmakna sejatinya, keeuali hanyauntuk berkuasa. Maka, kiranyaperlu kajian dan renungan bersa-ma bahwa penyederhanaan parpolsemakin mendesak dilakukan. Ji-ka tidak, akan muneul perubahansignifikan bagi mayoritas rakyat.

Sebagai alternatif solusi dari si-tuasi yang membingungkan, kinikiranya rakyat telah dan akanmampu belajar dari pengalamanberdemokrasi sebelumnya. Rak-yat di Kabupaten Bandung haruseerdas dan hati-hati menentukantalon pemimpinnya, paling tidaksesuai dengan karakteristik kepe-mimpinan yangtelah disebutkan.

Semoga demokrasi yang akandiusung dalam pilkada Agustus2010 melahirkan pemimpin yangbenar-benar memiliki komitmenpada perubahan nasib mayoritasrakyat. Perlu disadari bahwa per-gelaran pilkada sebagai aktivitaspolitik kekuasaan tidak terbataspada pengendalian sarana teknisdan sistem reproduksi material.Namun, yang tak kalah pentingadalah upaya merekonstruksi sis-tem-sistem reproduksi ideasional.Ruang publik yang egaliter danbertanggungjawab harus tersediaJadi, akses bagi mayoritas rakyatuntuk mengontrol elite birokrasisebagai pelaku utama dalam prak-tik kenegaraan terbuka lebar.

SUWANDISUMARTIASKetua Jurusan Ilmu Humas

dan Pengajar Komunikasi PoJitikdi Fikom Unpad