ombudsman ri

37
Company LOGO Peranan Ombudsman RI dalam Peningkatan ,Pengawasan Pelayanan Publik dan Pencegahan Korupsi Sumedang, 23 Desember 2014

Upload: dewi-sartika

Post on 04-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Korupsi, Koruptif dan Tindak Pidana KorupsiPemahaman makna korupsi yang diukur dari rangkaian tindakan hukum oleh aparat yang menggunakan UU dalam bentuk penyelidikan, penyidikan, penuntutan serta peradilan trhdp pelaku tindak pidanan korupsi

    Area penanganan korupsi dalam arti ini berada di Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan Pengadilan.

    Bagaimana dengan permintaan imbalan, suap pada pemberian pelayanan? Bukankah ini dapat disebut sebagai perilaku koruptif yang mengarah pada maladministrasi?

  • MALADMINISTRASI=KORUPTIFProf. Sunaryati Hartono, bahwa Maladministrasi adalah salah satu perbuatan yang dapat mengarah dan dapat mengakibatkan terjadinya KKN

    Pintu masuk terjadinya KORUPSI adalah MALADMINISTRASI (pelanggaran administrasi)

  • Penanggulangan Korupsi dan Praktik Koruptif Political willMeningkatkan kualitas pelayanan merupakan prinsip utama dari asas pemerintahan yang baik (good governance)Pencegahan MaladministrasiPelayanan publik oleh aparatur harus gratis, karena itu bentuk pemberian apapun baik sebelum, pada waktu ataupun setelah pemberian pelayanan publik harus dilarang dan diambil tindakan tegas terhadap pelakunya

  • Good Governance (GG) dan OmbudsmanKonsep GG : tuntutan kualitas demokrasi, HAM, partisipasi masyarakat; hilangnya efektifitas Pemerintahan; perdebatan ttg keseimbangan antara negara, masyarakat sipil dan pasar

    redefinisi terhadap peran Pemerintahan dalam hubungannya dengan masyarakat dan sektor swasta

  • Dalam konteks GG, Ombudsman dengan kewenangannya dapat melakukan peninjauan kebijakan publik, memberi peran langsung dalam upaya memperkuat dan melembagakan partisipasi masyarakat dalam mengontrol pemerintahan agar lebih transparan, akuntabel dan partisipatif.

    Tata kelola Pemerintahan yang baik hanya dimungkinkan jika ada keseimbangan hubungan yang sehat antara negara, masyarakat dan sektor swasta.

  • Ombudsman Republik Indonesia (ORI)Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintah termasuk yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD,dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/ atau APBD. ( Pasal 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia).Sasaran Pengawasan adalah pemberian layanan yang dilakukan oleh penyelenggara dan pemerintah apakah sesuai dengan standar pelayanan dalam peraturan perundangan.

  • TUJUAN diadakannya OMBUDSMAN

    Mewujudkan negara hukum yang demokratis,adil, dan sejahtera;Mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan efisiensi, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari KKN;Meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin baik;Membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan praktik Maladministrasi, diskriminasi, KKN;Meningkatkan budaya hukum nasional,kesadaran hukum masyarakat, dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan

  • Mengapa Ombudsman perlu ada??Untuk menghadapi penyalahgunaan oleh aparatur pemerintah.

    Membantu aparatur negara dalam melaksanakan pemerintahan secara efisien dan adil

    Memaksa para pemegang kekuasaan untuk melaksanakan pertanggungjawaban yg baik.

  • Kewenangan Meminta keterangan/penjelasan/klarifikasi, memeriksa keputusan/ dokumen terkait dengan laporan.Memanggil pihak-pihak terkait untuk mendapatkan keterangan/ klarifikasi.Melakukan mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak.Membuat rekomendasi mengenai penyelesaian laporan, termasuk rekomendasi untuk membayar ganti rugi/ rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan.Mengumumkan/ publikasi hasil temuan, kesimpulan dan rekomendasi.Memberi saran kepada Presiden/ Kepala Daerah/ Pimpinan Penyelenggara lain, guna perbaikan/ penyempurnaan organisasi atau prosedur pelayanan publik.Memberi saran kepada DPR/D atau Presiden/ Kepala Daerah guna penyempurnaan/perubahan perundang-undangan dalam rangka mencegah maladministrasi.

  • PENDEKATAN OMBUDSMAN/STYLE

  • IMUNITAS OMBUDSMANPasal 10 UU N0. 37/2008

  • Ancaman

    Ancaman pidana bagi setiap orang yang menghalangi Ombudsman dalam melakukan pemeriksaaan, dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.1 milyar (Pasal 44 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman RI).

    Instruksi Presiden No.9 Tahun 2011, bahwa semua Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, wajib berkoordinasi dengan ORI (Ombudsman Republik Indonesia), KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), PPATK (Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan), BI (Bank Indonesia), LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) serta MA (Mahkamah Agung).

  • Fokus TugasPenyelesaian LaporanMenindaklanjuti dan menyelesaikan laporan atas dugaan maladministrasi

    Pencegahaninvestigasi sistemik untuk mencegah terjadinya praktik maladministrasi dalam pelayanan publiksosialisasi untuk mendorong perbaikan kualitas pelayanan publik

    PengawasanSupervisi pelayanan publik melalui pemeriksaan tanpa pemberitahuan.Pengawasan Kode Etik dan Pengawasan internal

  • MALADMINISTRASIPasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik IndonesiaPerilaku/perbuatan Penyelenggara Negara dan PemerintahanMelawan HukumMelampaui WewenangMenggunakan Wewenang untuk tujuan lain dari tujuan tersebutKelalaianPengabaian Kewajiban HukumMenimbulkan kerugian materil/immateril bagi masyarakat dan/atau perorangan

  • Menunda pelayanan, penanganan berlarut/tdk menangani (undue delay).Penyalahgunaan wewenang/berlebihan (abuse of power).Bersikap tidak adil/nyata-nyata berpihak (not impartiality).Bersikap diskriminatif, sifat tidak patut yg tidak sesuai dengan aturan/fakta.Pemalsuan/persekongkolan (conspiracy).Intervensi (intervention).Inkompetensi (incompetence).Imbalan/praktek KKN.Penyimpangan prosedur (procedure deviation).Penggelapan barang bukti/penguasaan tanpa hak (illegal possesion & ownership).Bertindak tidak layak (inappropriate practices).Melalaikan kewajiban (neglecting obligation).

  • *BY: LITBANG OMBUDSMAN RIKELOMPOK INSTANSI TERLAPOR (LAPORAN OMBUDSMAN RI SELAMA 2014)

    Chart1

    0.4309831182

    0.1238000662

    0.0900364118

    0.079774909

    0.076795763

    0.0410460113

    0.0254882489

    0.0182058921

    0.0168818272

    0.0129096326

    0.0112545515

    0.005958292

    0.0043032109

    0.0039721946

    0.0039721946

    0.0546176763

    Sheet1

    Pemerintah DaerahKepolisianInstansi Pemerintah / KementerianBadan Pertanahan NasionalBUMN/BUMDLembaga PeradilanLembaga Pemerintah Non KementerianKejaksaanLembaga/Komisi NegaraPerguruan Tinggi NegeriPerbankanTentara Nasional IndonesiaRumah Sakit PemerintahDewan Perwakilan RakyatLembaga Pendidikan NegeriLain-lain

    43.1%12.4%9.0%8.0%7.7%4.1%2.5%1.8%1.7%1.3%1.1%0.6%0.4%0.4%0.4%5.5%

  • *JENIS MALADMINISTRASI By : Litbang Ombudsman RI

    Chart1

    0.016550811

    0.0201919894

    0.0056272757

    0.2810327706

    0.1357166501

    0.1989407481

    0.0575968222

    0.0897053956

    0.1307514068

    0.0638861304

    Sheet1

    BerpihakDiskriminasiKonflik KepentinganPenundaan BerlarutPenyalahgunaan WewenangPenyimpangan ProsedurPermintaan Imbalan Uang, Barang dan JasaTidak KompetenTidak Memberikan PelayananTidak Patut

    Ya1.7%2.0%0.6%28.1%13.6%19.9%5.8%9.0%13.1%6.4%

    Tidak memenuhi syarat TMT40.2%Berpihak13Berpihak3.6%Penundaan Berlarut40.8%

    Data / Dokumen / SK Pengangkatan Honorer Fiktif / Palsu / di manipulasi25.5%Diskriminasi3Diskriminasi0.8%Penyalahgunaan Wewenang14.9%

    Tidak diangkat oleh pejabat yang berwenang16.2%Penundaan Berlarut148Penundaan Berlarut40.8%Penyimpangan Prosedur14.0%

    Pengabdian terputus /Honorer terputus /masa Kerja terputus10.3%Penyalahgunaan Wewenang54Penyalahgunaan Wewenang14.9%Tidak Kompeten10.5%

    Tidak Pernah / Tidak tercatat menjadi tenaga honorer5.6%Penyimpangan Prosedur51Penyimpangan Prosedur14.0%Tidak Memberikan Pelayanan5.5%

    Lainnya2.2%Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa17Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa4.7%Tidak Patut5.2%

    Tidak Kompeten38Tidak Kompeten10.5%Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa4.7%

    Tidak Memberikan Pelayanan20Tidak Memberikan Pelayanan5.5%Berpihak3.6%

    Tidak Patut19Tidak Patut5.2%Diskriminasi0.8%

    363

  • Atasan Langsung dan Inspektorat Penegak Hukum dan Ombudsman Masyarakat/PersSistem Pengawasan

  • Penyelesaian PengaduanYang TerlibatPemberi PelayananPenerima PelayananPengawas Pelayanan

    (Terlapor)Yang dilaporkanYang diadukan(Pelapor)

    Yang melaporkanYang mengadukan(Penerima Laporan)Menyelesaikan LaporanMemberi RekomendasiMencegah Maladministrasi

  • Pelayanan Publik, Maladministrasi dan Korupsi

    TAP MPR No.VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan KKN antara lain merekomendasikan: - Pembentukan KPK melalui UU, - Pembentukan Ombudsman melalui UU

    Pelayanan Publik

    KorupsiMaladministrasi

  • Pelayanan Publik, Maladministrasi dan Korupsi

    Pelayanan publik yang buruk adalah Entry Point untuk terjadinya korupsi

    Maladministrasi adalah perilaku koruptif yang meskipun tidak merugikan negara tetapi merugikan masyarakat/perseorangan

    Mengawasi pelayanan publik -- mencegah maladministrasi -- mencegah korupsi

    Penindakan / penegakan hukum terhadap korupsi tidak akan efektif tanpa upaya pencegahan terhadap korupsi melalui pengawasan terhadap pelayanan publik

  • Ombudsman RI dan Pelayanan PublikSejak dilahirkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, maka Pelayanan publik tidak dapat dilepaskan dari eksistensi Ombudsman. Secara eksplisit, Ombudsman telah disebut sebanyak 22 kali dalam UU Pelayanan Publik.

    Efek positif UU Pelayanan Publik (selanjutnya disebut UU PP) terhadap Ombudsman RI yaitu, UU PP mempertegas,memperjelas,memperkuat fungsi, tugas, kewenangan Ombudsman, serta menambah kewenangan Ombudsman. Dengan kata lain Ombudsman dan Pelayanan Publik bagai 2 sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

  • Ombudsman RI dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 351 ayat (1) : Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada Pemerintah Daerah, Ombudsman, dan/atau DPRDAyat (4): Kepala Daerah wajib melaksanakan rekomendasi Ombudsman sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1).Ayat (5): Kepala Daerah yang tidak melaksanakan rekomendasi Ombudsman sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (4) diberikan sanksi berupa pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian serta tugas dan kewenangannya dilaksanakan oleh wakil kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk.

  • Kedudukan Ombudsman RI semakin diperkuat setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

    Ombudsman tidak hanya memberikan rekomendasi kepada pejabat politik di daerah. Tetapi juga dapat menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang tidak melaksanakan rekomendasi Ombudsman RI.

  • STRATEGI NASIONAL PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN KORUPSI YANG MELIBATKAN OMBUDSMAN RIReformasi BirokrasiKebijakan Presiden dalam Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang salah satunya menginstruksikan kepada Ombudsman Republik Indonesia untuk melaksanakan langkah-langkah strategi pencegahan,penindakan tindak pidana korupsi bersama dengan lembaga lainnyaPembangunan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi, Ombudsman bekerjasama dengan KPK

  • Grand Design Reformasi BirokrasiTujuanmenciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negaraSasaranterwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme;meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi*

  • Program reformasi birokrasi terkait dengan target outcome kualitas pelayanan publik masih belum tepat sasaran.REFORMASI BIROKRASI ditargetkan untuk mewujudkan tiga hal tersebutMeningkatnya kualitas pelayanan publik

  • Pengawasan Pelayanan Publik: Bagian Mana yang Perlu Diawasi?

  • TERIMA KASIH*

    ******