ombrograf dan ombrometer

9
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI OMBROGRAF DAN OMBROMETER NAMA : FAUZI HIMAWAN NIM : 14.05.016 PRODI : BTP-D4 (A) PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIV POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2015

Upload: kiju1

Post on 20-Nov-2015

1.418 views

Category:

Documents


82 download

DESCRIPTION

OMBROGRAF DAN OMBROMETER

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI

OMBROGRAF DAN OMBROMETER

NAMA

: FAUZI HIMAWAN

NIM

: 14.05.016

PRODI

: BTP-D4 (A)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

DIV

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA

2015

ACARA I.

Ombrograf dan Ombrmeter

I. TUJUAN

Agar mahasiswa mengetahui fungsi alat, bagian-bagian alat, prinsip kerja alat, yang baik dan benar pada alat Ombrograf dan Ombrometer.

II. ALAT

A.Peralatan manual1.Alat Pengukur Curah Hujan

a.Nama alat : Ombrometer tipe Observatorium

Gambar alatKeterangan gambar

Mulut penakar seluas 100 cm Corong sempitLeher Penakar

c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300-500 mm CHd. Kran Penampang Kedudukan

Satuan alat

: mm

Satuan Pengukuran: mm

Ketelitian alat

: 0,5 mm

Prinsip Kerja

: Penampung curah hujan

Cara kerja alat :

1.Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.2.Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan. 3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya.Cara pemasangan alat :

1.Alat di tempatkan dilapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut.

2.Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan di pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.

Cara pengamatan :

Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00 pagi.

1.Data curah hujan harian didapat dengan jalan dibuka dan airnya ditampung dalam gelas penakar yang bersatuann mm tinggi air.

2.Ketelitian pengamatan sampai 0,2 mm.

3.Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada meskipun tetap dicatat.

4.Jika gelas penakar penuh, pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur volume air yang tertampung dengan gelas ukur biasa. Karena luas penampang pengukuran curah hujan 100 cm sehingga setiap volume 10 cm berarti sama dengan 1 mm tinggi permukaan air.b.Nama alat : OmbrografGambar alatKeterangan alat

a.1.Mulut penakar

b.2.Corong sempit.3.Silinder kertas grafik

g.Pelampung

4.Pena Penara

5.Pipa Penghubung

6.Pelampung 7.Saluran pembuangan air

Satuan alat : mm

Satuan Pengukuran : mm

Ketelitian alat : 2 mm

Prinsip Kerja : Berdasar sistem pelampungCara kerja alat :1.Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.3.Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya.Cara pemasangan alat :

1.Syarat penempatan alat seperti Ombrometer.

2.Alat dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40 cm dari permukaan tanah.

Cara pengamatan :

1.kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara teratur secara otomatis.

2.Penggantian kertas grafik dilakukan 1 minggu sekali.

3.Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum penampungan 60 mm (satuan pencatat dalam mm).

4.Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitas) dapat dibaca dari kertas grafik.

III. METODOLOGI

Mencatat apa yang dijelaskan pembimbing mengenai alat yang diperagakan dan mencari penjelasan lebih lanjut di pustaka mengenai ketelitian serta kegunaan lain.

IV. PEMBAHASAN

Terdapat tabel pengamatan antara curah hujan (CH/mm) yang telah diukur dengan ombrograf mempengaruhi Produksi TBS kelapa sawit.1.1 Tabel produksi TBS kelapa sawit

CH(mm)Produksi TBS

9551,6

48,67103,86

184,1161,15

114,1187,12

215,67224,3

231,03175

265,65226,67

233,35197,53

201,73295,67

176,48175

130,67265,33

94,43167,33

1.2 Grafik pengaruh curah hujan terhadap produksi TBS kelapa sawit

V. Kesimpulan

Prinsip pengukuran hujan ialah mengukur tinggi air hujan lebih dari 0,5 mm. Alat pengukuran hujan terdapat tipe kolektor (penampungan) dan tipe perekam data (otomatis). Ombrometer merupakan alat pengukur curah hujan tipe kolektor. Sedangkan ombrograf merupakan alat pengukuran curah hujan tipe perekam data (otomatis). Tentunya, baik ombrometer maupun ombrograf mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1. Ombrometer tipe observatorium

Kelebihan :

a. Mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan tipe perekam data (otomatis).

b. Satuan alat sama dengan satuan pengukuran sehingga memudahkan pengukuran.

c. Pengukuran : jika gelas penakar pecah dan diganti dengan mengukur volume air yang terpampang dengan jelas ukuran biasa sebab penampang curah hujan 100 cm sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1 mm muka air.

Kekurangan :

a. Alat ini harus dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga dibutuhkan alat khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut.

b. Alat ini tidak bisa mengukur intensitas curah hujan.

c. Alat ini kurang praktis dan efisien dalam waktu dan tenaga kerja sebab setiap hari harus ada yang membuka kran tersebut agar hari berikutnya dapat diukur curah hujannya lagi dan tiap hari juga pengamat harus rutin mengukur curah hujan tersebut.

2. Ombrograf tipe perekamKelebihan :

a. Dapat mengukur curah hujan secara otomatis. Data-data curah hujan secara otomatis tersimpan di kertas grafik tanpa harus pengamat mengukur secara manual.

b. Selain dapat mengukur banyaknya curah hujan, alat ini bisa mengukur intensitas curah hujan sehingga melalui alat ini dapat diduga tingkat erosivitas dan dalam penelitian intersepsi hujan.

c. Penempatan alat ini hanya berada di ketinggian 40 m sehingga tidak memerlukan alat khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut.

d. Ombrograf ini menggunakan prinsip bejana berhubungan sehingga bila terdapat kelebihan air maka secara otomatis terbuang.

Kekurangan :

a. Mempunyai ketelitian yang lebih rendah dibandingkan ombrometer.

b. Pengamat harus mengganti kertas grafik setiap minggu.

c. Dibutuhkan keahlian membaca grafik.

DAFTAR PUSTAKA

Manullang, Valentina Sophia. Penakar Hujan Otomatis. 16 Ferbruari 2015. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/41256

16 Februari 2015.

www.ilmusipil.com/alat-pengukuran-hujanPanduan Praktikum Klimatologi Dasar, Laboratorium Agroklimatologi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.