oleh: sri suryanti c1g 109 048 fakultas pertanian ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf ·...

16
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN BUAH NAGA DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2 0 1 5 Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok Tengah

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN BUAH NAGA

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

JURNAL

Oleh:

SRI SURYANTI

C1G 109 048

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2 0 1 5

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

Page 2: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN BUAH NAGA

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Financial Feasibility Analysis And Dragon Fruit Marketing In Central Lombok

Sri Suryanti*, (BambangDipokusumo**, AsriHidayati**)

Program Agribisnis Reguler Sore

Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Dalam sebuah proses produksi pertanian ( usahatani Buah Naga) tidak terlepas dari

persoalan biaya produksi dan penerimaan yang akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan

yang diperoleh petani. Lebih lanjut, sebuah usahatani ( berdasarkan biaya produksi dan

penerimaan ) juga harus layak secara finansial. Tujuan penelitian : (1) mengetahui

bagaimana struktur pembiayaan usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, (2)

mengetahui berapa besar pendapatan usatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, ( 3)

mengetahui bagaimana saluran pemasaran Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah.

Penentuan daerah sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan pertimbangan

bahwa dI dua Kecamatan tersebut merupakan lokasi yang memproduksi Buah Naga yang

paling banyak. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Struktur biaya produksi usahatani buah naga dimana total

biaya produksi Rp. 11.621.235 /LLG atau Rp. 128.328.227 /Ha, (2) Keuntungan petani pada

usahatani Buah Naga sebesar Rp.100.261.540 /Ha atau Rp. 9.310.955 /LLG, (3) terdapat tiga

saluran pemasaran yang terlibat dalam penelitian ini : Saluran I ( petani - pedagang

pengumpul desa – pedagang pengecer – konsumen akhir, Saluran II ( Petani – pedagang

pengumpul desa – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen akhir), Saluran III (

Petani - pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen akhir).

Page 3: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

2

ABSTRACT

In a process of agricultural production (Dragon Fruit Farming) in Central Lombok district

can not be separated from the issue of the cost of production and reception that ultimately

affect the profits of farmers. Furthermore, a farm (based on the cost of production and

reception) should also be financially feasible. research objectives: (1) Knowing how to

structure financing dragon fruit farming in Central Lombok regency, (2) Knowing how

much the farm income in Central Lombok regency, (3) Knowing how marketing channels

dragon fruit farming in Central Lombok. Determination of sample area using purposive

sampling method, with the consideration that in two of the sub-district is the location which

produces dragon fruit most. Source of data in this study include primary data and secondary

data. The results showed: (1) The structure of the production costs of dragon fruit farm

where the total production cost of Rp. 11,621,235 / LLG or Rp. 128 328 227 / ha, (2) Gain

dragon fruit farmers in farming for Rp.100.261.540 / ha or Rp. 9310955 / LLG, (3) There

are three marketing channels involved in the marketing of dragon fruit, namely: Channel I

(farmers' traders rural-retailers - end consumers), Channel II (Farmers - merchants collecting

large-rural -Traders Traders retailers- and consumers), channel III (farmers' merchant Large

- and Consumers).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah Naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga

Hylocereus dan Selenicereus. Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika

Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,

Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia Utara dan

Tiongkok Selatan (Anonim, 2008). Tanaman buah naga (dragon fruit ) yang awalnya

dikenal sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam,

maupun Thailand. Terlebih saat diketahui bahwa buahnya dapat dikonsumsi, semakin

banyak yang mengenalnya. Bagi masyarakat di negara tersebut, usaha budidaya tanaman

buah naga terus dilakukan karena sangat menguntungkan (Kristanto, 2008).

Page 4: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

3

Buah naga yang dijuluki king of the fruit atau rajanya buah ini tampaknya sudah

mendunia. Hal ini sangat didukung oleh keinginan negara produsen untuk

mempromosikannya. Salah satu contoh ialah Vietnam yang menggunakan media maskapai

penerbangannya untuk promosi buah naga, yaitu dijadikan sebagai sajian pencuci mulut di

pesawat untuk tujuan Eropa. Tidak heran jika pengenalan hingga penjuru dunia dapat cepat

terlaksana (Kristanto, 2008).

Tanaman buah naga mulai dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 2001,

dibeberapa daerah di Jawa Timur diantaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya.

Tetapi sampai saat ini areal penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada

di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat

luas. Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah terbesar dunia, tetapi

permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50 persen. Pasar lokal saat ini dibanjiri

produk ekspor berdasarkan catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga ini masuk ke

tanah air mencapai antara 200-400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam. Tingginya

permintaan buah naga ini di sebabkan oleh promosi yang menyebutnya sebagai buah meja

(sangat menarik dan menggiurkan bila di sajikan di meja makan), berkhasiat mujarab untuk

berbagai penyakit dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan

makanan, minuman, kosmetik serta produk kesehatan (Anonim, 2008).

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:1)

Bagaimanastruktur pembiayaan usahatani buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, 2)

BerapaBesarPendapatan usahatani di Kabupaten Lombok Tengah, 3) Bagaimana saluran

pemasaran usahataniBuah Naga di Kabupaten Lombok Tengah.

Tujuan penelitian ini adalah: 1)Mengetahuistruktur pembiayaan usahataniBuah Naga

di Kabupaten Lombok Tengah, 2) Mengetahui besar pendapatan usahatani di Kabupaten

Lombok Tengah, 3) Mengetahui bagaimana saluran pemasaran usahataniBuah Naga di

Kabupaten Lombok Tengah.

Page 5: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

4

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian dan Sampling

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,

1988).

Penelitiandilakukan di KecamatanPringgaratadanKecamatanJonggatKabupaten

Lombok Tengah Penentuan daerah sampel ditetapkan secara “Purposive

Sampling”,denganpertimbanganbahwa di duaKecamatantersebutmerupakanlokasi yang

memproduksiBuah Naga paling banyak. Penentuan jumlah petani responden dengan

“Proportional Random Sampling”sebanyak 60 orang petani yang

melakukanusahataniBuah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, Responden untuk

lembaga pemasaran ditentukan dengan menggunakan metode “ Snow Ball” yaitu

menelusuri rantai pemasaran buah naga dari petani responden sampai ke konsumen

akhir

Analisis Data

Untuk mengetahui besarnya keuntungan usahatani buah naga di Kabupaten

Lombok Tengah, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi,

1987) :

π = TR – TC

Keterangan :

π = Keuntungan

TR = Total Revenue ( Total penerimaan/nilai produksi)

TC = Total Cost (Total biaya/pengeluaran)

Untuk mengetahui efisiensi usahatani digunakan rumus :

R/C Ratio =

Dengan kriteria keputusan sebagai berikut :

Page 6: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

5

Jika R/C Ratio ≥ 1, maka usahatani buah naga efisien atau layak untuk diusahakan

Jika R/C Ratio < 1, maka usahatani buah naga tidak efisien atau tidak layak untuk

diusahakan.

Untuk mengetahui saluran pemasaran dianalisis dengan analisis deskriptof yaitu dengan

menelusuri saluran pemasaran buah naga dari tingkat produsen ke tingkat konsumen.

Untuk mengetahui efisiensi pemasaran digunakan indikator : margin pemasaran,

distribusi keuntungan, share harga, dan volume penjualan.

Margin Pemasaran

Margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus :

MP = Pr – Pf

Keterangan :

MP = Margin Pemasaran

Pr = Harga Konsumen akhir

Pf = Harga dari produsen

Share Harga

Besarnya share harga yang diterima petani/produsen (%) dan harga eceran yang dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

Fs =

x 100%

Keterangan :

Fs = Farmeis share

Pf = Harga ditingkat produsen

Pr = Harga ditingkat konsumen

Kriteria keputusan :

Jika X ≥ 60% berarti pemasaran buah naga adil

Jika X < 60% berarti pemasaran buah naga tidak adil

Volume penjualan

Besarnya penjualan dapat dilihat dari jumlah produksi buah naga yang dijual produsen

maupun lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam kilogram.

Page 7: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Pembiayaan Usahatani Buah Naga

Tabel 4.10 Rata-Rata Biaya Produksi pada Usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok

Tengah, Tahun 2014

No

Jenis Biaya

Nilai/LLG ( 0,092)

(Rp)

Nilai/Ha

(Rp)

Persentase

(%)

1.

Biaya Variabel

a. Biaya Bibit

b. Biaya Pupuk

c. Biaya Obat-Obatan

d. Biaya Tenaga Kerja

5.579.000

1.573.217 67.167

1.867.858

61.737.366

17.409.259 742.583

20.669.771

61,39

17,31

0,74

20,55

(a) Sub Total 9.087.242 100.558.979 100

2. Biaya Tetap

a. Penyusutan alat:

Cangkul

Paranng

Gunting

Ember

Tali Rafiah

Sprayer

Sabit

Ban

Linggis

Beton

Arcko

b. Sewa Lahan

c. PajakLahan

c. Pajak Tanah

21.625

17.000

11.086

19.237

25.000

290.000

11.638

464.720

6.558

664.934

69.825

923.083

9.287

245.066

188.122

122.685

212.882

276.651

3.209.148

128.781

5.142.604

72.567

7.358.179

772.685

9.939.878

100.000

0,88

0,68

0,44

0,77

1,00

11,56

0,46

18,52

0,26

26,50

2,78

35,76

0,36

(b) Sub Total 2.533.993 27.769.248 100

Total Biaya (a 11.621.235 128.328.227 100%

Sumber: Data Primer Diolah

92

Page 8: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

7

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan bahwa, rata-rata biaya produksi

yang dikeluarkan dalam usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah sebesar

Rp. 11.621.235 /LLG atau sebesar 128.328.227/Ha yang terdiri atas biaya variabel

sebesar Rp. 9.087.242/LLG (77,94 %) atau sebesar Rp. 100.558.979 (78,10%) dan

biaya tetap sebesar Rp. 2.533.993/LLG (21,80) atau sebesar Rp. 27.769.248/Ha (21,63).

Biaya variabel merupakan komponen terbesar dari biaya produksi usahatani Buah

Naga. Rata-rata biaya variabel yang dimaksud dalam hal ini adalah, biaya bibit dengan

total rata-rata sebesar Rp. 5.579.000/LLG atau Rp. 61.737.366/Ha (61,39 %), kemudian

biaya pupuk sebesar Rp. 1.573.217/LLG atau Rp.17.409.259/Ha (17,31%), biaya obat-

obatan sebesar Rp. 67.167/LLG atau Rp.742.583/Ha (0.74%), dan biaya tenaga kerja

sebesar Rp. 1.867.858/LLG atau Rp. 20.669.771/Ha (20,55%).

Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung jenis

aktivitas usahatani yang dilakukan. Aktivitas usahatani yang dimaksud antara lain, biaya

penyiapan lahan yaitu sebesar Rp. 208.167/LLG atau Rp. 2.303.578/Ha (11.14%), biaya

penanaman sebesar Rp. 178.500/LLG atau Rp. 1.975.286/Ha (9.55%), biaya pembuatan

tegakan/ bedengan sebesar Rp. 472.833/LLG atau Rp. 5.232.387/Ha (25.31%), biaya

pemberian pupuk sebesar Rp. 78.167/LLG atau Rp. 864.994/Ha (4.18%), biaya

penyiraman sebesar Rp. 71.833/LLG atau Rp. 794.910/Ha (3.84%), biaya pembuatan

lubang sebesar Rp. 324.831/LLG atau Rp. 3.534.674/Ha (17.10%), biaya pemangkasan

cabang sebesar Rp. 70.708/LLG atau Rp. 782.460/Ha (3.78%), biaya pengerjaan

kuntum buah sebesar Rp. 160.000/LLG atau Rp. 1.770.564/Ha (8.56%), biaya

penyerbukan sebesar Rp. 159.733/LLG atau Rp. 1.767.613/ Ha (8.55%), biaya

pemanenan sebesar Rp. 148.500/LLG atau Rp. 1.643.305/Ha (7.90%)

Biaya tetap yang dimaksud dalam usahatani buah naga ini adalah, biaya

penyusutan alat, dan biaya pajak tanah, seperti yang tertera pada tabel 4.10 yang

menjelaskan bahwa biaya penyusutan alat yang paling besar dikeluarkan yaitu

penyusutan beton sebesar Rp. 664.934/LLG atau Rp. 7.358.179/Ha (26,50), kemudian

diikuti oleh biaya penyusutanban sebesar Rp.464.720/LLG atau Rp. 5.142.604/ Ha (18,52),

rata- rata penyusutan alat yaitu sebesar Rp. 1.601.623/LLG atau sebesar Rp.

Page 9: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

8

17.729.370/Ha (63,84%). Besarnya biaya penyusutan alat petani responden berbeda-beda

tergantung dari jumlah dan lama pakai alat yang dimiliki. biaya sewa lahan sebesar Rp.

923.083/LLG atau Rp. 9.939.878/Ha (35,76%). Biaya pajak tanah merupakan biaya paling

rendah yakni Rp. 9.287/LLG atau Rp. 100.000/Ha (0.36%).

Produksi, Nilai Produksi dan Keuntungan Usahatani Buah Naga

Tabel 4.13 Rata-rata Produksi, Nilai Produksi, Biaya Produksi, Keuntungan dan R/C Ratio

Usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014

No. Uraian Nilai/ LLG

(0,092)

Nilai/ Ha

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Produksi (Kg)

Frekwensi Panen (Kg)

- Panen 1

- Panen 2

- Panen 3

- Panen 4

- Panen 5

- Panen 6

- Panen 7

- Panen 8

Harga (Rp/Kg)

Harga (Rp/Kg)Nilai Produksi (Rp)

Keuntungan (Rp)

RC/ Ratio

730,04

85,40

86,83

91,19

88,02

87,48

96,20

91,52

103,40

25.000

17.590.195

9.310.955

1,69

7861,19

919,60

935,03

981,98

947,85

941,95

1.035,89

985,46

1.113,42

25.000

189.413.442

100.261.540

1,69

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4.13. Menunjukkan rata-rata nilai produksi atau total

penerimaan bisa dikatakan cukup tinggi, pada tabel terlihat nilai produksi atau total

penerimaan usahatani buah naga dengan rata-rata luas lahan garapan 0,09 dapat

menghasilkan produksi sebesar 730,04 Kg/LLG atau menghasilkan 7861,19 Kg/Ha,

dengan frekwensi panen tertingi pada panen ke 7 yaitu 103,40 Kg/LLG atau 1.113,42

Kg/Ha, dengan nilai produksi Rp.17.590.195 /LLG atau Rp.189.413.442/Ha.

Nilai produksi usahatani sangat ditentukan oleh harga yang berlaku, sebesar

apapun produksi kalau tidak didukun dengan harga yang tinggi maka nilai produksi

akan sedikit yang mengakibatkan pendapatan petani sedikit bahkan bisa rugi. Harga

Page 10: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

9

buah naga di Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp.25.000/Kg, sedangkan harga buah

naga pada saat langka harganya cukup mahal yaitu berkisar antara Rp.25.000-

30.000/Kg. Keuntungan petani dari usahatani buah naga sebesar Rp 9.310.955/LLG

atau Rp.100.261.540/Ha, dengan tingkat R/C Ratio rata-rata sebesar 1,69. Tingkat ratio

antara penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan atau rata-rata R/C Ratio sebesar

1,69 yang artinya setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan perimaan

sebesar Rp 1,69 sehingga berdasarkan kriteria R/C Ratio tersebut dapat disimpulkan

bahwa usahatani buah naga yang di kembangkan di kabupaten Lombok Tengah jika

ditinjau dari srgi biaya dan keuntungan maka tergolong efisien atau layak diusahakan.

Saluran Pemasaran Buah Naga

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3(tiga ) pedagang perantara yang terlibat

dalam pemasaran buah naga yaitu pedagang pengumpul desa (1) , pedagang besar (2) ,

dan pedagang pengecer. Terdapat 3 (tiga) saluran pemasaran buah naga di Kabupaten

Lombok (3) Tengah yaitu: (I) Petani - pedagang pengumpul desa - pedagang pengecer -

konsumen akhir. (II) petani - pedagang pengumpul desa - pedagang besar - pedagang

pengecer - konsumen akhir.

Page 11: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

10

Gambar 4.1 Saluran pemasaran Buah Naga

Keterangan :Saluran I

Saluran II

Saluran III

I. Petani PPDPR Konsumen Akhir

II. Petani PPD PB PR Konsumen Akhir

III. PetaniPB PR Konsumen akhir

Petani Buah Naga

N=60

orangVolume =

4379 Kg

PPD

N= 10 Orang

Volume2969Kg

Kr= 67.8 %

Pengecer

N= 9 Orang

Volume 4379 Kg

Kr=8%

PB

N= 5 Orang

Volume1410Kg

Kr= 32.2%

Konsumen Akhir

Sasaluran II

Sasaluran I

Sasaluran III

(N=10) (N=25) (N=9)

(N=22) (N=10) (N=5) (N=9)

(N=13) (N=5) (N=9)

Petani 13 orang

1410 Kg

32.1 % Petani

13 orang

1410 Kg

32.1 %

Petani 13 orang

1410 Kg

32.1 %

Page 12: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

11

Hasil penelitian terhadap 60 petani , pedagang yang terlibat di pemasaran buah

naga di Kabupaten Lombok Tengah meliputi 10 Pedagang Pengumpul Desa (PPD), 5

Pedagang Besar (PB) Dan 9 Pedagang Pengecer (PR) sehingga jumlah pedagang

sebanyak 24 orang.

Pada saluran pemasaran I, 25 (orang) petani menjual produksi buah naga

sebesar 804 Kg (18,3%) ke 10 Pedagang Pengumpul Desa (PPD)kemudian pedagang

pengumpul desa menjual produksi buah naga ke 9 pedagang pengecer sebesar 2969 kg (

67,8%), lalu pedagang pengecer yang menjual langsung ke konsumen akhir. saluran

pemasaran II, 22 (orang) petani menjual produksi buah naga sebesar 2165 Kg (49,4%)

ke10 Pedagang Pengumpul Desapedagang pengumpul desa (PPD), kemudian Pedagang

Pengumpul Desa menjual Produksi buah nagake 5 Pedagang Besar (PB)sebasar 1410 kg

(32,2%), dengan cara pedagang pengumpul desa mendatangi Pedagang Besar (PB) dan

selanjutnya pedagang besar ini yang menjual produksi buah naga ke 9

pedagangpengecer, lalu pedagang pengecer yang akan langsung menjual buah naga ke

konsumen akhir. dan Pada saluran pemasaran III, 13 (orang) petani menjual produksi

buah sebesar 1410 Kg (32,1%) melalui 5 pedagang besar (PB), Pedagang besar membeli

produksi buah naga dari petani dengan cara mendatangi petarni langsung dan

selanjutnya dijual ke 9 pedangangpengecer dengan cara pengecer mendatangi Pedagang

Besar lalu pedagang pengecer menjual buah naga langsung ke konsumen akhir.

Page 13: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

12

EfisiensiPemasaranBuah Naga

Tabel 4.14Rata-rata Biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran, Share Petani,pada

Pemasaran Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah. Tahun 2014

No Pedagang

Saluran

Pemasaran

I

(Rp/Kg)

Saluran

Pemasaran

II

(Rp/Kg)

Saluran

Pemasaran

III

(Rp/Kg)

1 Produksi (Kg) 804 2.165 1.410

`

2 Pedagang pengumpul desa

Harga beli

Total biaya

a. Biaya transportasi

b. Biaya buruh

Harga jual

Keuntungan

Margin pemasaran

25.000

50

35

15

30.000

4.850

5000

25.667

60

35

25

27.600

1.833

1.933

3 Pedagang besar

Harga beli

Total biaya pemasaran

c. Biaya transportasi

d. Biaya buruh

Harga jual

Keuntungan

Margin pemasaran

27.333

20

0

20

30.667

3.283

3.333

29.000

60

40

20

32.000

2.850

3.000

4 Pedagang pengecer

Harga beli

Total biaya pemasaran

a. Biaya transportasi

b. Biaya buruh

Harga jual

Keuntungan

Margin pemasaran

30.000

35

35

0

35.000

4.900

5000

30.667

40

40

0

35.000

4.283

4.333

32.000

35

35

0

35.500

3.350

3.500

Total biaya 250 200 300

Total keuntungan 9.750 9.400 6.200

Total margin pemasaran 10.000 9.600 6.500

Shere petani (%) 83,33 73,33 81,69

Kriteria Efisien Efisien Efisien

Page 14: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

13

BerdasarkanTabel 4.14 menunjukan bahwa total margin pemasaran pada saluran

pemasaran I,II dan saluran pemasaran III masing-masing sebesar Rp 10.000/Kg, 9.600

/Kg dan Rp 6.500/Kg. Margin pemasaran rendahmasing-masing saluran pemasaran,

sehingga saluran pemasaran Buah Naga ketiga saluran pemasaran tersebut adalah

efisien, namun yang paling efisien terdapat pada saluran pemasaran III karena margin

pemasaran lebih rendah. Hal ini mengacu pada pendapat Mubyarto (1989), bahwa

semakin rendah margin pemasaran maka semakin efisien dan sebaliknya.

Share petani pada saluran pemasaran I,II dan III masing-masing sebesar 83,33%,

73,33% dan 81,69%. Karena share petani pada masing-masing saluran pemasaran lebih

besar dan 60% maka dapat dikatakan bahwa pemasaran buah naga di Kabupaten

Lombok Tengah pada ketiga saluran pemasaran tersebut adalah efisien.

KESIMPULAN

1. Struktur biaya produksi usahatani buah naga dimana total biaya variabel sebesar

Rp.9.087.242 /LLG atau Rp.100.558.979 /Ha, dan biaya tetap sebesar Rp.2.533.993

/LLG atau Rp.27.769.248 /Ha, dengan total biaya produksi Rp.11.621.235 /LLG

atau Rp.128.328.227 /Ha.

2. Keuntungan petani pada usahatani buah naga sebesar Rp.100.261.540 /Ha atau Rp.

9.310.955 /LLG dan secara finansial usahatani buah naga adalah mengutungkan

atau layak untuk diusahakan, Hal ini di lihat dari nilai R/C ratio lebih besar dari 1

yaitu 1,69, artinya jika pengeluaran Rp 1, petani akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp1,69.

3. Terdapattigasaluranpemasaran yang terlibatdalampemasaranbuahnagayaitu:

(a) Saluran I (Petani- pedagangpengumpuldesa- pedagangpengecer- konsumenakhir), (b)

Saluran II( Petani- pedagangpengunmpuldesa- PedagangBesar- Pedagangpengecer-

konsumenakhir), (c) Saluran III (Petani- PedaganBesar- PedagangPengecer-

KonsumenAkhir).

Page 15: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

14

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat diajukan saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan kepada pemerintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan penyuluhan

kepada petani mengenai teknis usahatani buah naga yang baik dan efisien.

2. Diharapkan kepada pemerintah atau dinas terkait untuk dapat memberikan bantuan

modal agar petani bisa mengembangkan usahanya.

3. Diharapkankepadapemerintahataudinasterkaituntuklebihmemberikanlagipengetahuan

kepadapetanidenganmemberikanbukupanduanbagaimanacaraberusahataniBuah Naga.

4. Diharapkankepada pemerintah agar

selalumemberikanapresiasidandukungandenganmemperhatikanhargabuahnagadipasar

an agar tetapstabil.

Page 16: Oleh: SRI SURYANTI C1G 109 048 FAKULTAS PERTANIAN ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf · Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang

Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok

Tengah

15

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.PenebarSwadaya.Jakarata.

Anonim. 2008. Buahnaga. http://www.wikipedia.org/buahnaga.

Nazir, M. 1988. MetodePenelitian.Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 1991. AgribisnisTeoridanAplikasinya. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Mubyarto. 1989. dalamPuspitadewi W. 2008.

Skripsi.AnalisisUsahatanidanPemasaranJamurTiram di Pulau

Lombok.FakultasPertanian. UniversitasMataram.