oleh: kartika anisa putri 1111101000117 program studi...

167
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA KELAS 5 DAN 6 SDIT AL SYUKRO UNIVERSAL TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

Upload: vuthien

Post on 16-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN ENERGI

SISWA KELAS 5 DAN 6 SDIT AL SYUKRO UNIVERSAL TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH:

Kartika Anisa Putri

1111101000117

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2015 M

Page 2: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

i

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI SKRIPSI, NOVEMBER 2015 Nama: Kartika Anisa Putri NIM: 1111101000117

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Asupan Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 (xliv + 117 halaman, 2 gambar, 15 tabel, 3 lampiran)

ABSTRAK Malnutrisi adalah kesalahan atau ketidaksesuaian asupan nutrisi dengan

kebutuhan yang merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas karena dapat

memperparah keadaan dari penyakit yang dialami oleh seseorang. Determinan utama

dari kejadian malnutrisi ini adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan

dari siswa. Sebanyak 44,44% siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

memiliki asupan energi sesuai dengan AKG, 21,05% anak memiliki asupan energi

lebih besar dari AKG sementara 33,33% lainnya memiliki asupan energi yang kurang

dari 70% AKG untuk golongan usianya. Penelitian ini menggunakan desain cross

sectional yang dilakukan terhadap 122 orang siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro

Universal beserta ibu siswa yang didapat dari jumlah total populasi. Pengumpulan

data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan formulir food record untuk ibu dan

pengisian kuesioner serta wawancara food recall untuk anak.

Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan

chi square. Hasil penelitian menunjukkan 32,8% siswa memiliki asupan energi yang

tidak sesuai dengan AKG. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang

sama yaitu masing-masing sebanyak 61 orang. 40,2% siswa memiliki praktek

pemberian makan yang kurang baik, 42,6% siswa memiliki ketersediaan makanan

yang kurang baik, 56,6% ibu siswa memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan

AKG, 51,6% ibu memiliki pengetahuan yang kurang baik, 63,1% siswa memiliki

interaksi yang kuat dengan teman dan 52,5% siswa tergolong dalam siswa yang aktif.

Hasil analisis chi square menemukan adanya hubungan bermakna antara asupan

energi ibu dengan asupan energi anak dengan nilai p sebesar 0,002. Tidak ditemukan

adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin, praktek pemberian makan,

ketersediaan makan, pengetahuan ibu, interaksi dengan teman dan aktivitas fisik

dengan asupan energi siswa. Peneliti menyarankan SDIT Al Syukro Universal untuk

menambahkan suplementasi materi pada mata pelajaran Penjaskes terkait asupan gizi

yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan ibu siswa.

Kata kunci: Asupan energi siswa, siswa sekolah dasar, asupan energi orang tua

Daftar bacaan: 88 (1991-2015)

Page 4: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA FACULTY OF MEDECINE AND HEALTH SCIENCE NUTRITION MAJOR OF PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY UNDERGRADUATED THESIS, NOVEMBER 2015 Name: Kartika Anisa Putri NIM: 1111101000117 The Factors that Associated with Energy Intake of 5th and 6th Grade Students of SDIT Al Syukro Universal 2015 (xliv + 117 pages, 2 pictures, 15 tables, 3 appendices)

ABSTRACT Malnutrition is an impact from condition between nutrition intake and

nutrition requirements, it causes morbidity and mortality because it can aggravate

circumstances of a disease. The major determinant of malnutrition is an inadequate of

energy intake and student requirement. It is known that 44.44% of the 5th and 6th

grade students of SDIT Al Syukro Universal have adequate energy intake as their

requirement, 21.05% students have energy intake more than their requirement, and

33.33% students have energy intake less than 70% of their requirement. This is a

cross sectional study of 122 students from 5th and 6th grade of SDIT Al Syukro

Universal and their mothers that taken from their population. Data had been collected

from mothers by filling the questionnaires and food record form while data from

students had been collected by filling the questionnaires and food recall form.

Data analysis had been done by univariate and bivariate analysis using chi

square analysis. This study shows that 32.8% of the students have inadequate energy

intake. There are 61 male and female students as well, where 40.2% of them have bad

feeding practice, 42.6% have bad food availability, 56.6% of their mothers have

inadequate energy intake as their requirement, 51.6% mothers have bad knowledge,

63.1% students have a strong interaction with their friends and 52.5% students are

active students. It is shown that there is a significant association between mother’s

energy intake and student’s energy intake with 0.002 of p value. There are no

significant association between gender, child feeding practice, food availability,

mother’s knowledge, interaction with friends and physical activity with student’s

energy intake. Researcher suggests SDIT Al Syukro Universal to add a

supplementational leasson in physical and spiritual education subject about an

adequate nutrition intake for children and mothers.

Keywords : student’s energy intake, elementary student, mother’s energy intake

References: 88 (1991-2015)

Page 5: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 6: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

v

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Page 7: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kartika Anisa Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang/ 21 Oktober 1993

Alamat : Perum Periuk Jaya Permai, Jalan Periuk Jaya Permai 2

no 56, Periuk Jaya, Periuk, Kota Tangerang

No. Telp : 08176423741

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2011-sekarang : Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)``

Syarif Hidayatullah Jakarta

2008-2011 : SMA Negeri 1 Kota Tangerang

2005-2008 : SMP Negeri 1 Kota Tangerang

1999-2005 : SD Kartini

1998-1999 : TK Kartini

Page 8: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Asupan

Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015”. Sholawat serta salam

penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di

akhirat nanti. Aamiin.

Dalam penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes. selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, SKM, MHS sebagai pembimbing I yang telah membimbing

dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama penyusunan skripsi.

4. Ibu Yuli Amran, MKM sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama penyusunan skripsi.

5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen Peminatan

Gizi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

6. Ayah dan Ibu, terima kasih atas doa, dukungan dan nasihat yang selalu diberikan.

Terima kasih selalu mengingatkan untuk ikhlas selama proses penyelesaian skripsi

ini.

Page 9: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

viii

7. Bude dan kakak-kakak yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tak putus-

putusnya dipanjatkan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman Gizi 2011 yang selalu kompak melewati beratnya perkuliahan dengan

berbagai macam tugas untuk mencapai, kalian adalah teman paling hebat yang

pernah kumiliki.

9. Teman-teman Kesmas 2011 yang selalu berjuang bersama serta memberikan

semangat dan dorongan satu sama lain.

10. Latanza Shima, Widya Umami, Donna Pertiwi dan Nurlina Bintan yang dengan

keikhlasannya meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membantu proses

pengambilan data.

11. Daily Lintang dan Rizki Asriani yang selalu menjadi tempat perilisan rasa penat

walau terkadang justru menambah beban pikiran.

12. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa dalam proses

penyelesaian skripsi ini, khususnya Efri Malisa, Anisa Ajeng, Aqmarina Mahadibya,

Dwi Ramadhani, Nurlidyawati, Chandra Perdana, Lestari Andayani, Aldila Faza,

Widya Sulistiani, Bintang Almira, Laila Azzahrah, Fina Desvyanita, Balqis Afifah,

Noviani K K dan Tyara Yuliati.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Ciputat, 4 November 2015

Penulis

Page 10: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

ix

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................................ ii

ABSTRACT ............................................................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................................iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ..................................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................... 7

D. Tujuan ........................................................................................................................... 8

1. Tujuan Umum ........................................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus .......................................................................................................... 8

E. Manfaat ....................................................................................................................... 10

1. Bagi SDIT Al Syukro Universal ............................................................................. 10

2. Bagi Ibu Siswa SDIT Al Syukro Universal ............................................................ 10

3. Bagi Peneliti ............................................................................................................ 10

F. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 11

A. Asupan Energi Siswa .................................................................................................. 11

B. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Asupan Energi ........................................... 14

1. Jenis Kelamin .......................................................................................................... 14

2. Praktek pemberian makan ....................................................................................... 16

3. Ketersediaan Makanan ............................................................................................ 20

4. Pengetahuan gizi ibu ............................................................................................... 22

5. Asupan energi ibu ................................................................................................... 24

6. Interaksi dengan teman ........................................................................................... 27

7. Program Makan Siang Sekolah ............................................................................... 29

Page 11: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

x

8. Program olahraga sekolah ....................................................................................... 29

9. Aktivitas Fisik ......................................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS .............. 34

A. Kerangka Konsep ........................................................................................................ 34

B. Definisi Operasional ................................................................................................... 37

C. Hipotesis ..................................................................................................................... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................................................... 41

A. Design Penelitian ........................................................................................................ 41

B. Waktu dan lokasi penelitian ........................................................................................ 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................. 41

1. Populasi ................................................................................................................... 41

2. Sampel..................................................................................................................... 42

D. Metode pengumpulan data .......................................................................................... 43

1. Jenis data ................................................................................................................. 43

2. Mekanisme pengumpulan data ................................................................................ 44

a. Asupan energi siswa ............................................................................................... 44

b. Jenis kelamin ........................................................................................................... 45

c. Praktek pemberian makan ....................................................................................... 45

d. Ketersediaan makanan ............................................................................................ 47

e. Pengetahuan gizi ibu ............................................................................................... 49

f. Asupan energi ibu ................................................................................................... 50

g. Interaksi dengan teman ........................................................................................... 50

h. Aktivitas Fisik ......................................................................................................... 51

E. Manejemen data .......................................................................................................... 52

1. Editing ..................................................................................................................... 53

2. Coding ..................................................................................................................... 53

3. Entry data ................................................................................................................ 53

4. Transformasi data .................................................................................................... 54

5. Cleaning .................................................................................................................. 54

F. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................................. 54

1. Uji Validitas ............................................................................................................ 55

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................................ 58

Page 12: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xi

G. Analisis Data ............................................................................................................... 59

1. Univariat ................................................................................................................. 59

2. Bivariat .................................................................................................................... 59

BAB V HASIL ........................................................................................................................ 62

A. Analisis Univariat ....................................................................................................... 62

1. Asupan Energi Siswa .............................................................................................. 62

2. Jenis Kelamin .......................................................................................................... 63

3. Praktek Pemberian Makan ...................................................................................... 63

4. Ketersediaan Makanan ............................................................................................ 64

5. Pengetahuan Ibu ...................................................................................................... 65

6. Asupan Energi Ibu .................................................................................................. 66

7. Interaksi dengan Teman .......................................................................................... 67

8. Aktivitas Fisik Anak ............................................................................................... 68

B. Analisis Bivariat .......................................................................................................... 68

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa ........................................ 68

2. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa ..................... 69

3. Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa .......................... 70

4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa .................................... 72

5. Hubungan Asupan Energi Ibu dengan Asupan Energi Siswa ................................. 73

6. Hubungan Interaksi Siswa dengan Teman Dengan Asupan Energi Siswa ............. 74

7. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Asupan Energi Siswa ....................................... 75

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 107

A. Simpulan ................................................................................................................... 107

B. Saran ......................................................................................................................... 109

1. Bagi SDIT Al Syukro Universal ........................................................................... 109

2. Bagi Ibu siswa SDIT Al Syukro Universal .......................................................... 110

3. Bagi peneliti selanjutnya ....................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 112

LAMPIRAN ..............................................................................................................................vi

Lampiran 1 Kuesioner Ibu .............................................................................................. vii

Lampiran 2 Kuesioner anak .......................................................................................... xxv

Lampiran 3 Output SPSS ............................................................................................. xxxi

Page 13: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................... 37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Asupan Energi Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 .................... 59

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syuro Universal Tahun 2015 ................................... 60

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Praktek Pemberian Makan

Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 .......... 61

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Makanan Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 .................... 62

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ................................. 62

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Energi Ibu Siswa Kelas

5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 .............................. 63

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Interaksi Siswa Kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal dengan Teman Tahun 2015 ................... 64

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Aktivitas Fisik Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ................................. 65

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ..................... 66

Page 14: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xiii

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan

Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun

2015 ................................................................................................ 67

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan

Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun

2015 ................................................................................................ 68

Tabel 5.12 Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi

Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ....... 69

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Asupan Energi Ibu dengan Asupan Energi

Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ....... 70

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Interaksi Siswa dengan Teman dengan

Asupan Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

Tahun 2015 .................................................................................... 71

Tabel 5.15 Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Asupan Energi

Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 ....... 72

Page 15: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 34

Bagan 3.1. Kerangka Konsep ................................................................................. 35

Page 16: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi merupakan salah satu zat gizi yang didapat dari makanan yang

melalui proses pencernaan, kemudian hasil pencernaan tersebut diedarkan ke

seluruh sel-sel jaringan tubuh dan digunakan untuk melakukan pertumbuhan,

pergantian sel-sel yang rusak serta untuk pemeliharaan jaringan-jaringan

tubuh khususnya pada anak yang sedang mengalami pertumbuhan (Shetty,

2010). Proses pertumbuhan setiap anak tergantung pada kuantitas dan kualitas

asupan energi yang dikonsumsi setiap harinya, sehingga anak dapat mencapai

pertumbuhan maksimalnya (Shetty, 2010)

Pada anak usia sekolah dasar khususnya pada usia 10-12 tahun, anak

mengalami proses percepatan dalam pertumbuhan dan perkembangan dengan

pertambahan berat badan per tahunnya mencapai 2,5 kg dibandingkan dengan

usia sekolah dasar lainnya (Taras, 2005). Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang

ditetapkan pada tahun 2013, menganjurkan anak usia 7-9 tahun untuk

memiliki asupan energi sebesar 129 kkal-2405 kkal, anak perempuan usia 10-

12 tahun dianjurkan untuk memiliki asupan energi sebesar 1470 kkal-2730

kkal dan laki-laki usia 10-12 tahun dianjurkan untuk memiliki asupan energi

1400 kkal-2600 kkal (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013a).

Page 17: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

2

Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa

28,2% anak usia sekolah (7-12 tahun) masih memiliki tingkat konsumsi

energi dibawah kebutuhannya berdasarkan AKG (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2010). Di Provinsi Banten 29,7% anak berusia 7-12

tahun yang memiliki asupan energi yang kurang dari kebutuhannya

berdasarkan AKG. Sementara penelitian yang dilakukan di Tangerang Selatan

pada tahun 2014, menunjukkan bahwa sebanyak 54,17% siswa memiliki

asupan energi yang kurang dari anjuran, 16,17% siswa memiliki asupan yang

berlebihan dan hanya 29,17% siswa yang dapat memiliki asupan energi sesuai

dengan anjuran kebutuhannya (Kolopaking dkk., 2015).

Hasil analisis yang dilakukan terhadap beberapa penelitian di

Amerika, Australia, Selandia Baru dan Brazil, menemukan bahwa asupan

energi merupakan determinan utama dari kejadian malnutrisi pada anak usia

sekolah (Swinburn dkk., 2006). Malnutrisi adalah kesalahan atau

ketidaksesuaian asupan nutrisi dengan kebutuhan, baik kondisi dimana

menyebabkan seseorang mengalami kurang gizi maupun kelebihan zat gizi di

dalam tubuhnya (Cope, 1996). Sehingga angka malnutrisi pada penelitian ini

menggunakan hasil penjumlahan prevalensi anak yang mengalami obesitas,

gemuk, kurus dan sangat kurus.

Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2013 diketahui bahwa prevalensi

malnutrisi tahun 2013 mencapai angka 30% pada golongan usia 5-12 tahun

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013b). Provinsi Banten

merupakan provinsi dengan prevalensi malnutrisi melebihi rata-rata nasional

Page 18: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

3

dengan menempati urutan ke sembilan dengan prevalensi sebesar 32%.

Malnutrisi yang terjadi pada anak usia sekolah dasar ini harus diberikan

perhatian khusus, mengingat pada usia tersebut anak sedang mengalami masa

pertumbuhan yang pesat baik perkembangan fisik maupun kognitif

(Soetjoningsih, 1995).

Keadaan malnutrisi dimana anak mengalami kekurangan energi dalam

jangka waktu yang lama, akan menyebabkan hilangnya otot dan cadangan

lemak ditubuhnya sehingga akan menyebabkan anak kekurangan vitamin A,

D, E dan K, terhambat pertumbuhannya, rentan terhadap penyakit infeksi dan

sulit untuk beraktivitas karena tubuhnya yang lemah (Pahlevi, 2012).

Sedangkan anak malnutrisi yang mengalami kelebihan berat badan, rentan

untuk memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi hingga dapat

mengakibatkan aterosklerosis serta mengakibatkan sindroma hipoventilasi

yang membuat seseorang sulit bernapas saat tidur malam hari (Isselbacher

dkk., 1999).

Anak berusia 10-12 tahun pada umumnya menghabiskan waktu lebih

banyak di sekolah, terutama bagi anak yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD)

yang berbasis keagamaan dibandingkan dengan anak yang bersekolah di SD

tidak berbasis keagamaan. Perbedaan waktu yang dihabiskan di sekolah

tersebut disebabkan adanya tambahan mata pelajaran keagamaan yang

termasuk ke dalam kurikulim pembelajaran SD berbasis keagamaan. SD yang

memiliki basis keagamaan yang dimaksud antara lain, Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berbasis Agama Islam.

Page 19: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

4

Waktu yang lebih banyak dihabiskan di sekolah dengan pelajaran tambahan

untuk anak, mengharuskan anak untuk memiliki asupan yang sesuai dengan

kebutuhannya agar dapat terus berkonsentrasi dalam menerima pelajaran yang

diberikan (Hakim, 2005).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan 3 Sekolah Dasar

berbasis Agama Islam di Tangerang Selatan, yaitu MI Negeri 1 Ciputat,

Madrasah Pembangunan dan SDIT Al Syukro Universal, diketahui bahwa

SDIT Al Syukro Universal merupakan sekolah dengan prevalensi malnutrisi

tertinggi dibandingkan 2 sekolah lainnya sekolah lainnya. Sebanyak 42,6%

siswa SDIT Al Syukro Universal mengalami malnutrisi.

Pengukuran menggunakan food recall yang dilakukan oleh peneliti

kepada siswa SDIT Al Syukro Universal untuk mengetahui asupan energi

yang dimilikinya menunjukkan bahwa hanya 44,44% siswa yang memiliki

asupan energi sesuai dengan anjuran AKG 2013, 21,05% anak memiliki

asupan energi lebih besar dari anjuran AKG 2013 sementara 33,33% lainnya

memiliki asupan energi yang kurang dari ajuran AKG 2013 untuk golongan

usianya. Asupan energi dari setiap anak berbeda karena hal tersebut

dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya jenis kelamin, praktek pemberian

makan, ketersediaan makanan di rumah, pengetahuan ibu, asupan energi ibu,

interaksi dengan teman, serta program sekolah berupa program makan siang

dan program olahraga (Davison dan Birch, 2001). Selain itu, faktor lain yang

mempengaruhi tingkat asupan energi dari anak usia sekolah adalah aktivitas

fisik yang dilakukannya (Brown dkk., 2011).

Page 20: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

5

Orang tua berperan cukup besar dalam pembentukan pola makan yang

dapat dilihat dari jumlah asupan energi anak. Khususnya seorang ibu yang

bisa dikatakan sebagai arsitektur dalam rumah tangga yang mamu mengatur

suasana di dalam rumah dan menjadi kunci utama dalam pemembentukan

kebiasaan makannya. Salah satu penelitian menunjukkan, orang tua yang

memaksa anak menghabiskan makanan di piringnya selama waktu makan,

mengonsumsi lemak tinggi lebih banyak per minggunya dibandingkan orang

tua yang tidak memaksakan anaknya menghabiskan makanan (Eisenberg dkk.,

2012).

Hasil penelitian lain menemukan bahwa orang tua yang menyediakan

makanan tinggi lemak yang lebih sedikit, memiliki anak dengan pola

konsumsi lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang

disediakan makanan tinggi lemak lebih banyak (Eisenberg dkk., 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Latin, didapatkan bahwa

ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, diketahui memiliki anak yang

mengonsumsi makanan sehat lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang

tidak memiliki pengetahuan gizi yang baik (Vitolo dkk., 2010).

Penelitian lainnya menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

antara konsumsi orang tua dengan konsumsi dari anak (Dickens dan Ogden,

2014). Terdapat pula penelitian yang menunjukkan bahwa teman sebaya

memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku makan anak usia sekolah

(Saifah, 2011). Penelitian yang dilakukan di Jakarta menemukan bahwa

aktivitas fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat asupan

Page 21: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

6

energi (Mulyadi dkk., 2013). Penelitian di Korea Selatan, menemukan adanya

hubungan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki dimana perempuan

memiliki asupan energi yang lebih rendah dibandingkan siswa laki-laki (Kim

dan Lee, 2009).

Ketidaksesuaian asupan energi siswa SDIT Al Syukro Universal

dengan AKG tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi asupan energi dari siswa SDIT Al Syukro

Universal kelas 5 dan 6 Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan AKG 2013, anak 9 tahun dianjurkan dapat memenuhi

asupan energi sebesar 1295 kkal-2405 kkal. Anak laki-laki dengan usia 10-11

tahun dianjurkan memiliki asupan energi 1470 kkal-2730 kkal dan anak

perempuan dengan usia 10-11 tahun dianjurkan untuk memiliki asupan energi

sebesar 1400 kkal-2600 kkal. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada

bulan Mei 2015 kepada siswa SDIT Al Syukro Universal menunjukkan bahwa

hanya 44,44% siswa yang memiliki asupan energi sesuai dengan AKG 2013,

21,05% anak memiliki asupan energi lebih besar dari anjuran dengan kisaran

2596,2 kkal-3852,5 kkal, sementara 33,33% lainnya memiliki asupan energi

yang lebih rendah dengan kisaran 817 kkal-1358 kkal. Oleh karena itu,

peneliti hendak mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal, Tangerang Selatan

tahun 2015.

Page 22: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

7

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro

Universal?

2. Bagaimana gambaran jenis kelamin siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro

Universal?

3. Bagaimana gambaran praktek pemberian makan siswa kelas 5 dan 6 SDIT

Al Syukro Universal?

4. Bagaimana gambaran ketersediaan makan di rumah siswa kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal?

5. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal?

6. Bagaimana gambaran asupan energi ibu siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal?

7. Bagaimana gambaran interaksi siswa dengan teman siswa kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal?

8. Bagaimana gambaran aktivitas fisik siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro

Universal?

9. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

10. Apakah terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

11. Apakah terdapat hubungan antara ketersediaan makan di rumah dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

Page 23: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

8

12. Apakah terdapat hubungan antara asupan energi orang tua dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

13. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

14. Apakah terdapat hubungan antara interaksi dengan teman dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

15. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan

energi kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT

Al Syukro Universal.

b. Diketahuinya gambaran jenis kelamin siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal.

c. Diketahuinya gambaran praktek pemberian makan siswa kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

d. Diketahuinya gambaran ketersediaan makanan di rumah siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

e. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu siswa kelas 5 dan 6 SDIT

Al Syukro Universal.

Page 24: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

9

f. Diketahuinya gambaran asupan energi ibu siswa kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal.

g. Diketahuinya gambaran interaksi siswa dengan teman siswa kelas

5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

h. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal.

i. Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan asupan energi siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

j. Diketahuinya hubungan antara praktek pemberian makan dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

k. Diketahuinya hubungan antara ketersediaan makan di rumah

dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro

Universal.

l. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

m. Diketahuinya hubungan antara asupan energi ibu dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

n. Diketahuinya hubungan antara interaksi dengan teman dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

o. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

Page 25: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

10

E. Manfaat

1. Bagi SDIT Al Syukro Universal

Sebagai acuan dalam membuat bahan suplementasi materi pada

mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dan

pramuka terkait asupan energi yang sesuai dengan kebutuhan dari

siswa berdasarkan AKG 2013. Serta memberikan informasi tambahan

kepada ibu siswa terkait asupan energi yang sesuai dengan kebutuhan

anak dan ibu menurut golongan usia dan jenis kelaminnya.

2. Bagi Ibu Siswa SDIT Al Syukro Universal

Sebagai acuan dalam upaya memperbaiki asupan energi siswa.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

asupan energi anak usia sekolah. Selain itu juga dapat menjadi bahan

pembelajaran untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup

Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal dilakukan di sekolah

tersebut terhadap siswa dan ibu siswa SD kelas 5 dan 6 yang dilakukan pada

Mei hingga Agustus 2015 dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain

studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner untuk

pertanyaan terkait praktek pemberian makan, ketersediaan makanan,

pengetahuan ibu, interaksi dengan teman, serta aktivitas fisik siswa.

Sedangkan untuk mengukur asupan energi pada siswa, digunakan instrumen

Page 26: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

11

3x24 hours food recall dan instrumen 3x24 hours food record digunakan

untuk mengukur asupan energi pada ibu. Analisis data menggunakan analisis

chi-square untuk melihat hubungan antara masing-masing faktor dengan

asupan energi siswa.

Page 27: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asupan Energi Siswa

Energi merupakan salah satu zat gizi yang didapat dari makanan yang

melalui proses pencernaan, kemudian hasil pencernaan tersebut diedarkan ke

seluruh sel-sel jaringan tubuh. Bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber

energi berasal dari karbohidrat, protein dan lemak. Satuan energi yang dihasilkan

oleh bahan makanan disebut kalori (Saktiyo, 2006). Energi diperlukan oleh

seluruh makhluk hidup untuk bergerak, berpikir, berbicara, makan dan melakukan

kegiatan lainnya (Gunawan, 2006). Selain itu, energi juga dibutuhkan khususnya

oleh anak untuk melakukan pertumbuhan, pergantian sel-sel yang rusak serta

untuk pemeliharaan jaringan-jaringan tubuh (Shetty, 2010). Asupan energi sangat

mempengaruhi laju pembelahan sel serta pembentukan struktur organ-organ

tubuh (Asydhad dan Mardiah, 2006).

Proses pertumbuhan setiap anak tergantung pada kuantitas dan kualitas

asupan energi yang dikonsumsi setiap harinya yang dapat mengakibatkan proses

pertumbuhan tidak mencapai pertumbuhan maksimalnya (Shetty, 2010).

Ditetapkan bahwa AKE bagi anak sekolah dasar usia 9 tahun, sebesar 1859 per

hari. Sedangkan bagi anak usia sekolah dasar usia 10-12 tahun, angka kecukupan

energi yang ditetapkan sebesar 2100 kkal per hari bagi

Page 28: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

12

siswa laki-laki dan 2000 kkal per hari bagi siswa perempuan (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013a).

Kurangnya asupan energi dari angka anjuran tersebut menyebabkan tubuh

lebih rentan terhadap penyakit, lesu berkepanjangan, rambut dan wajah kusam,

bahkan penuaan sebelum waktunya (Gunawan, 2006). Kekurangan energi pada

anak biasanya disebabkan oleh kekurangan protein sehingga umunya disebut

dengan Kekurangan Energi Protein (KEP). KEP ini disebabkan oleh kurangnya

asupan protein dan energi dalam waktu yang cukup lama. Pada golongan anak

yang memiliki keadaan tersebut, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami kematian (Suhardjo, 2002). Tanda-tanda klinis dari KEP adalah badan

menjadi kurus, jaringan lemak mulai terasa lunak dan otot-otot daging tidak

kencang dan ini biasanya tampak bila paha bagian dalam diraba (Suhardjo, 2002).

Penyusutan otot mudah terlihat pada bagian lengan belakang (Gunawan, 2006).

Biasanya KEP disertai keadaan perut yang buncit, anak cenderung menjadi apatis

dan perkembagan kepandaian lebih lambat daripada yang normal (Suhardjo,

2002).

Dampak yang bisa ditimbulkan dari kondisi kekurangan energi antara lain,

mudah lelah, lesu, gelisah, mudah marah, sulit konsentrasi, kelusitan dalam

mengingat. Apabila keadaan KEP dibiarkan terus menerus, maka hal yang dapat

terjadi adalah marasmus dan kwashiorkor. Pada anak yang sudah mengalami

marasmus atau kwashiorkor biasanya sudah mengalami kesulitan untuk

melakukan aktivitas sehingga mereka tidak dapat bersekolah lagi. Apabila kondisi

anak masih belum terlalu parah, KEP dapat diukur dengan membandingkan berat

Page 29: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

13

badan dengan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan tabel standar BB/TB anak

Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

12 Tahun 2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Namun apabila keadaan ini

sudah kronis, maka KEP dapat diukur melalui perbandingan nilai TB/U

berdasarkan tabel standar TB/U sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 12 Tahun 2010.

Sementara itu, seorang anak dikatakan mengalami kelebihan energi

apabila memiliki asupan energi yang lebih besar dibandingkan dengan energi

yang digunakannya untuk beraktivitas dan menjalankan fungsi tubuhnya (Food

and Agriculture Organization, 2005). Asupan energi yang terlalu banyak akan

mempercepat laju pembelahan sel tenunan lemak dan mengakibatkan penimbunan

sel lemak yang terlalu banyak secara permanen sehingga anak akan mengalami

kelebihan berat badan (Asydhad dan Mardiah, 2006).

Kelebihan asupan energi ini akan disimpan dalam bentuk cadangan lemak

di bawah jaringan kulit yang apabila cadangan lemak tersebut terus menerus

bertambah dan tidak digunakan, akan berdampak pada pertambahan berat badan

dan menyebabkan anak memiliki berat badan yang berlebih (Sumanto, 2009).

Anak yang memiliki berat badan berlebih akan mengalami kesulitan dalam

bergerak karena memiliki bobot tubuh yang besar serta memiliki risiko lebih

tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (Food and Agriculture Organization,

2005). Bagi anak, kelebihan berat badan akan menyebabkan hormon pertumbuhan

berkurang di dalam plasma sehingga dapat mengganggu pertumbuhan yang harus

Page 30: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

14

dilakukan oleh tubuh anak. Berkurangnya hormon pertumbuhan ini disebabkan

oleh adanya penurunan respon terhadap rangsangan dari hipoglikemia dan insfus

arginin (Isselbacher dkk., 1999).

Asupan energi dari seseorang dapat dihitung melalui beberapa cara

pengambilan data, diantaranya adalah food recall dan food record. Pengambilan

data menggunakan food recall dan food record ini dapat dilakukan selama 3 hari

berturut-turut maupun dengan 3 hari secara tidak berturut-turut. Namun,

pengambilan data makanan selama 3 hari berturut-turut hanya bisa menunjukkan

variasi yang kecil jika dibandingkan dengan pengambilan data yang tidak

dilakukan secara berturut-turut (Willet, 2013).

B. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Asupan Energi

1. Jenis Kelamin

Identitas jenis kelamin merujuk pada kesadaran individu sebagai

laki-laki atau wanita. Identitas jenis kelamin seseorang dikatakan utuh

apabila identitas biologi laki-laki diakuinya sebagai orang laki-laki dan

identitas biologi wanita diakuinya sebagai wanita (Behrman dkk., 2000).

Kebutuhan energi bagi anak dengan usia 10-12 tahun relatif lebih besar

dibandingkan dengan anak dengan usia 7-9 tahun. Hal ini dikarenakan

adanya percepatan pertumbuhan yang dialami oleh anak terutama dalam

hal pertambahan tinggi badan (Istiany dan Rusilanty, 2013).

Mulai usia 10 tahun, kebutuhan energi anak akan berbeda

berdasarkan jenis kelaminnya. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan

aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak laki-laki dimana anak laki-laki

Page 31: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

15

memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan,

sehingga dibutuhkan lebih banyak asupan energi dibandingkan anak

perempuan (Istiany dan Rusilanty, 2013). Selain itu, pada usia anak

sekolah, anak perempuan mengalami pertambahan persen lemak tubuh

yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki.

Sedangkan anak laki-laki memiliki massa tubuh yang lebih rendah per

centimeter tinggi badannya dibandingkan dengan anak perempuan,

sehingga asupan energi dari masing-masing siswa pun akan memiliki

perbedaan sesuai dengan jenis kelaminnya (Brown dkk., 2011).

Adanya perbedaan selera makan antara siswa perempuan dan laki-

laki menyebabkan perbedaan asupan energi dari siswa laki-laki dan

perempuan. Siswa perempuan memiliki risiko yang lebih besar untuk

memiliki asupan yang tidak sesuai dengan anjuran lantaran selera

makannya yang berubah-ubah dan cenderung lebih memerhatikan

makanan yang mereka konsumsi dibandingkan dengan siswa laki-laki

(Suhardjo, 1989 dalam Septiana, 2011). Adanya keinginan yang lebih

besar dari siswa perempuan untuk melakukan kontrol terhadap berat

badannya juga turut memengaruhi pilihan makanan dan jumlah energi

yang diasupnya (Arganini dkk., 2012). Hal tersebut juga terbukti pada

penelitian yang dilakukan di Korea Selatan, dimana lebih banyak siswa

perempuan yang memiliki asupan energi yang lebih rendah dibandingkan

dengan siswa laki-laki (Kim dan Lee, 2009).

Page 32: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

16

2. Praktek pemberian makan

Dalam kehidupan rumah tangga, ibu memiliki porsi yang cukup

besar dalam proses pengasuhan anak, salah satunya dalam hal

pembentukan kebiasaan makan anak melalui keputusan-keputusan yang

dibuat ibu selama proses makan berlangsung (Susilowati, 2013).

Keputusan-keputusan tersebut dijadikan aturan oleh ibu selama praktek

pemberian makan berlangsung. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh ibu

berdasarkan kesadaran akan kesehatan anak yang kian meningkat melalui

pemberian makan (Soenardi, 2011). Aturan tersebut diterapkan oleh ibu

dalam berbagai macam dimensi, diantaranya adalah tipe makanan yang

dimakan anak, frekuensi makan, kuantitas makanan, cara pengolahan

makanan dan pemberian makanan padat satu jenis zat gizi. Keseluruhan

peraturan yang diterapkan oleh ibu dalam praktek makan anak ini

membentuk pola makan anak yang akan memengaruhi kesehatan dan

status gizi anak (Ruel dan Arimond, 2003).

Meskipun ibu tidak selalu bersama anak selama waktu makan

berlangsung dikarenakan banyaknya ibu yang memiliki aktivitas di luar

rumah, ibu pada umumnya memilih sekolah yang memiliki program

makan siang agar makan siang anak terpantau oleh guru selaku pengawas

anak di sekolah. Sementara untuk menjaga praktek pemberian makan pada

anak di rumah, orang tua menyediakan pengasuh khusus untuk memantau

praktek pemberian makan bagi anaknya sesuai dengan aturan-atuan yang

telah ditetapkan oleh ibu (Soenardi, 2011).

Page 33: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

17

Bentuk aturan dalam praktek pemberian makan yang ditetapkan

oleh ibu adalah dengan memberikan tuntutan-tuntuan bagi anak yang

dimaksudkan untuk mengendalikan diri dan bertanggung jawab atas anak

mereka melalui pengawasan, aturan atau bentuk dan upaya disiplin yang

dibangun oleh orang tua (Berge dkk., 2010). Aturan yang diberlakukan

selama praktek pemberian makan berlangsung ini juga merupakan respon

dari perlakuan lingkungan terhadap tujuan orang tua untuk anak (Birch

dan Ventura, 2009).

Praktek pemberian makan yang terjadi ini dapat menciptakan anak

yang memiliki asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan energi pada

usianya. Ketidaksesuaian tersebut didapat dari kombinasi makanan dengan

porsi yang kurang tepat (Birch dan Ventura, 2009). Hal tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa macam praktek pemberian makan yang

dilakukan oleh orang tua khususnya ibu (Blissett, 2011).

Macam-macam bentuk aturan praktek pemberian makan yang

diterapkan oleh orang tua dan dapat menyebabkan anak memiliki asupan

energi yang tidak sesuai (Birch dan Ventura, 2009), antara lain:

a. Memberi makan secara berkala

b. Memberi makan dengan porsi yang kurang tepat

c. Memberi makan makanan yang tidak beragam

d. Memberi makan sebagai respon dari menangis atau merasa tertekan

e. Memberi makan saat makanan tersedia meskipun anak tidak lapar.

Page 34: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

18

Selain macam-macam praktek pemberian makan tersebut, terdapat

pula beberapa macam praktek pemberian makan lainnya yang dapat

menyebabkan anak memiliki asupan yang kurang tepat. Praktek

pemberian makan tersebut, antara lain praktek pemberian makan yang

dilakukan dengan memberlakukan peraturan ketat tentang konsumsi

makanan, dimana anak harus makan tepat pada waktunya yang bisa

disebut dengan praktek pemberian makan otoriter. Ada pula praktek

pemberian makan yang berwibawa biasanya memberikan pelajaran kepada

anak terkait asupan makannya yang dikombinasikan dengan negosiasi dan

kehangatan yang diberikan oleh orang tua selama waktu makan. Praktek

pemberian makan permisif biasanya tidak memberlakukan aturan dalam

waktu makan anak tanpa memberikan pelajaran terkait kualitas dan

kuantitas makanan anak dan tidak pernah melarang anaknya untuk makan

selagi makanan masih tersedia (Blissett, 2011). Pada anak, kontrol

berlebihan pada waktu, jumlah dan jenis makanan yang dimakan akan

membuat anak mengabaikan rasa laparnya dan dapat mendorong anak

untuk meningkatkan asupan zat gizinya (Birch, 1992).

Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan terhadap

orang latin dimana ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara

praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa (Arredondo dkk.,

2006). Namun terdapat pula penelitian prospektif yang tidak dapat

menemukan adanya hubungan antara praktek pemberian makan dengan

asupan energi siswa. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

Page 35: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

19

kebiasaan makan orang tua memberikan pengaruh lebih besar terhadap

asupan energi siswa dibandingkan dengan praktek pemberian makan

karena anak memiliki kecenderungan untuk mengimitasi kebiasaan yang

dimiliki oleh ibunya termasuk kebiasaan dalam konsumsi energi (Dickens

dan Ogden, 2014).

Ibu dengan anak yang memiliki kebiasaan memilih makanannya

merasa anaknya tersebut butuh lebih banyak kontrol eksternal untuk

menjaga agar asupan makanannya tetap sesuai dengan kebutuhan. Bagi

ibu yang bekerja, kontrol tersebut dipercayakan kepada pengasuh atau

orang yang dipercaya untuk mengasuh anaknya selama ibu bekerja

(Gubbels dkk., 2011). Orang yang dipercaya untuk mengasuh anaknya

tersebut terkadang tidak bisa memberikan kontrol yang ketat kepada anak

dibandingkan dengan ibu yang mengontrol langsung asupan anaknya

(Gubbels dkk., 2011).

Praktek pemberian makan juga dipengaruhi oleh perbedaan emosi

yang dimiliki anak serta kemampuan anak dalam hubungan sosial dengan

pengasuh yang dimilikinya (Ruel dan Arimond, 2003). Karakteristik anak

tersebut dapat mempengaruhi keefektifan praktek pemberian makan pada

anak. Karakteristik yang dimiliki oleh pengasuh yang menjalankan

praktek pemberian makan pada anak juga turut mempengaruhi keefektifan

peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ibu dalam praktek pemberian

makan anak (Ruel dan Arimond, 2003).

Page 36: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

20

Praktek pemberian makan ini dapat diukur dengan kuesioner

terkait praktek pemberian makan yang terdiri dari beberapa pernyataan

yang diisi oleh ibu. Salah satu contoh pernyataan kuesioner yang dijadikan

alat ukur praktek pemberian makan adalah: saya melarang anak untuk

tidak makan banyak makanan yang manis-manis. Pilihan jawaban yang

diberikan adalah selalu, sering, kadang, jarang dan tidak pernah (Birch

dkk., 2001).

3. Ketersediaan Makanan

Keinginan seluruh orang tua adalah untuk membesarkan anaknya

dengan baik. Salah satu hal yang dapat mengganggu tercapainya tujuan itu

adalah kerawanan pangan yang mungkin saja terjadi kapanpun, makanan

yang tersedia tidak bisa dinikmati dan tidak bervariasi, padat energi serta

makanan yang tinggi nutrisi terbatas dan kondisinya tidak baik (Birch dan

Ventura, 2009). Oleh karena itu, ketersediaan makanan di rumah

merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam pembentukan

kualitas diet anak (Santiago-Torres dkk., 2014).

Orang tua yang memiliki fokus lebih terhadap kesehatan

cenderung menyediakan lebih banyak makanan sehat seperti buah dan

sayur, dimana akan menjadi determinan dalam pemilihan dan asupan

makanan bagi anak (Davison dan Birch, 2001). Penelitian menunjukkan

bahwa orangtua menyediakan makanan yang salah untuk mereka sehari-

harinya, anak mengurangi kualitas makanan anak saat usianya masih

Page 37: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

21

sangat muda dan bisa merugikan kesehatan anak dan status gizinya (Birch

dan Ventura, 2009).

Anak dari orang tua yang mengontrol penyediaan makanan sehat

saat waktu makan dan mengontrol akses anak dalam mengonsumsi

makanan ringan (tinggi kalori, rendah nutrisi), memiliki pola konsumsi

lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak lainnya (Eisenberg

dkk., 2012). Sementara orang tua yang memiliki fokus lebih terhadap

kesehatan cenderung menyediakan lebih banyak makanan sehat seperti

buah dan sayur, dimana akan menjadi determinan dalam pemilihan dan

asupan zat gizi bagi anak (Davison dan Birch, 2001). Penelitian

menunjukkan bahwa anak dari orang tua yang mengontrol penyediaan

makanan sehat saat waktu makan dan yang mengontrol akses anak dalam

mengonsumsi makanan ringan (tinggi kalori, rendah nutrisi), terbukti

memiliki pola konsumsi lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan

anak lainnya dengan nilai p< 0.05 (Eisenberg dkk., 2012).

Tersedianya makanan-makanan yang kurang nutrisi namun tinggi

energi di rumah, seperti makanan cepat saji yang sering disediakan oleh

ibu sebagai bentuk dari kepraktisan dapat menyebabkan anak memiliki

asupan energi yang berlebihan karena tingginya lemak dari makanan-

makanan tersebut. Tingginya asupan energi akibat ketersediaan makanan

cepat saji juga menunjukkan adanya asupan yang rendah dari makanan-

makanan kaya nutrisi lainnya seperti sayur dan buah (Boutelle dkk.,

2007).

Page 38: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

22

Pengukuran yang dilakukan untuk ketersediaan makanan di rumah

ini berupa pertanyaan dalam kuesioner, seberapa sering dalam seminggu

orang tua menyediakan makanan di rumah, berupa : sayur, buah, snack,

makanan ringan. Sementara jawaban yang ditawarkan, antara lain: tidak

pernah, satu hari dalam seminggu, 2-3 hari dalam seminggu, 4-6 hari

dalam seminggu dan setiap hari (Eisenberg dkk., 2012).

4. Pengetahuan gizi ibu

Memasuki usia sekolah, anak akan melakukan praktek makan

sendiri, pada tahap ini fokus diberikan pada bagaimana dan apa yang

dipelajari oleh anak tentang makanan dan makan, dan bagaimana orang

tua serta pengasuh membentuk cara pengajarannya dan mempengaruhi

kualitas diet dan status gizi anak (Birch dan Ventura, 2009). Sehingga

praktek makan yang mulai dilakukan anak tersebut bergantung pada

pengetahuan gizi ibu dalam memberikan pelajaran kepada anak terkait

makanan apa, kapan, seberapa sering dan seberapa banyak anak makan

(Birch dan Ventura, 2009).

Tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku orang tersebut mengenai suatu objek karena berhubungan

dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep mengenai objek

yang dimaksud. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan memiliki

dorongan lebih untuk menyediakan makanan bergizi yang dapat

mencukupi kebutuhan anaknya. Semakin tinggi pengetahuan gizi

Page 39: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

23

seseorang, maka pilihan jenis, jumlah dan cara pengolahan makanan yang

dikonsumsi pun akan semakin diperhatikan (Sediaoetama, 2008).

Ibu dengan pengetahuan yang kurang baik, memiliki cara

pengaturan makanan yang tidak seimbang bagi anaknya. Ibu dengan

pengetahuan yang kurang tersebut cenderung membebaskan anak untuk

mengonsumsi makanan yang diinginkan oleh anaknya sehingga anak

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran angka

kecukupan energi menurut usianya (Sherry dan Dietz, 2005). Sedangkan

pengetahuan yang kurang dalam pemorsian makan berhubungan dengan

asupan zat gizi yang tidak adekuat (Rolls dkk., 2000). Hal tersebut juga

dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di Oman yang menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan

asupan energi anak yang menggunakan food frequency questioner sebagai

alat ukur dalam mengukur asupan energi anak (Al-Shookri dkk., 2011).

Pengetahuan yang kurang dalam pemorsian makan berhubungan

dengan asupan makanan yang tidak adekuat yang terbukti secara statistik

dengan nilai p < 0.002 (Rolls dkk., 2000). Ibu yang telah mengikuti

konseling gizi dan memiliki pengetahuan yang lebih baik, diketahui

memiliki anak yang mengonsumsi makanan sehat lebih banyak

dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu berpengetahuan kurang baik

(Vitolo dkk., 2010),

Cara pengukuran terkait pengetahuan gizi ibu, menggunakan

kuesioner yang diberikan kepada ibu berupa pertanyaan terkait pilihan

Page 40: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

24

makanan yang merupakan sumber suatu zat gizi. Misalkan diberikan

pertanyaan berdasarkan pilihan makanan berikut, yang manakah yang

merupakan sumber protein: a) apel, b) daging, c) roti tawar, d) nasi.

5. Asupan energi ibu

Kebutuhan energi merupakan konsumsi energi seseorang yang

berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran

energinya bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat

aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang

memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial

dan ekonomi. Orang dewasa membutuhkan energi untuk melakukan

metabolisme basal, aktivitas fisik dan efek makanan atau pengaruh

dinamik khusus. Kebutuhan energi paling besar dibutuhkan untuk

melakukan metabolisme basal (Almatsier, 2001).

Ibu merupakan orang tua wanita yang sudah mencapai kematangan

tubuh secara optimal dan sudah dapat bereproduksi (Istiany dan Rusilanty,

2013). Kematangan yang dicapai oleh orang tua ini disertai oleh

serangkaian pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang tua setiap

harinya. Apabila konsumsi energi dari ibu tidak dapat memenuhi

kebutuhannya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang ada, ibu akan

menjadi cepat lelah, lambat dalam berpikir dan lambat dalam bertindak.

Selain itu, kurangnya asupan energi pada ibu dapat menjadikannya di

rentan terhadap penyakit infeksi serta menurunkan produktivitasnya dalam

bekerja (Istiany dan Rusilanty, 2013). Sebaliknya, apabila ibu memiliki

Page 41: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

25

asupan energi yang berlebih, dapat menyebabkan ibu memiliki berat

badan berlebih akibat adanya penumpukan cadangan lemak di bawah kulit

dan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Peningkatan kadar

kolesterol dalam darah dapat menyebabkan beberapa penyakit bagi ibu,

diantaranya diabetes melitus, hipertensi, atheroma dan arteriosclerosis,

arteriosclerosis heart disease dan cerebro-vascular disease yang disertai

dengan chronic bronchitis (Food and Agriculture Organization, 2005).

Gangguan kesehatan lainnya yang umum dialami oleh orang yang

mengalami kelebihan berat badan adalah hiperinsulinemia. Kebanyakan

orang dengan berat badan berlebih, mengalami diabetes karena

hiperinsulinemia yang mengakibatkan resistensi insulin. Resistensi insulin

ini disebabkan oleh disfungsi dari sel beta yang mengakibatkan

ketidakmampuan sel pulau pankreas menghasilkan insulin yang memadai

untuk mengompensasi resistensi insulin dan untuk menyediakan insulin

yang cukup setelah sekresi insulin dipergunakan (Brashers, 2007).

Ibu dengan kebiasaan memiliki asupan energi yang tidak sesuai,

memiliki pengaruh yang cukup besar bagi anak untuk memiliki asupan

energi yang juga tidak sesuai dengan ajuran (Sherry dan Dietz, 2005). Hal

tersebut dikarenakan ibu memberikan informasi dalam hal jumlah dan

membentuk pilihan makan bagi anak (Davison dan Birch, 2001). Selain

itu, kebiasaan dan praktek makan ibu juga sangat kuat dalam memberikan

pengaruh kepada asupan makanan anak. Penelitian membuktikan bahwa

selama masa kanak-kanak, asupan orang tua seperti lemak, karbohidrat

Page 42: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

26

dan energi memberikan 23-97% varians asupan ketiga zat gizi tersebut

pada anak (Sherry dan Dietz, 2005).

Ibu yang terbukti baik secara gen maupun lingkungan mempengaruhi

perkembangan asupan zat gizi anak dan status gizi anak (Birch dan

Ventura, 2009). Namun, pengaruh dalam hal kesamaan asupan energi ini

terjadi lebih kepada hasil dari pengamatan kebiasaan ibu dibandingkan

dengan hasil genetik yang diturunkan kepada anaknya (Sherry dan Dietz,

2005). Hal ini disebabkan karena pada umumnya anak menjadikan orang

tuanya sebagai panutan dalam jenis dan jumlah makanan yang diinginkan

oleh anak, biasanya karena adanya paparan yang berulang dan makanan

yang sering dikonsumsi oleh orang tua mereka (Dickens dan Ogden,

2014). Selain itu, adanya kesamaan pilihan rasa, pilihan makanan dan

reflek lapar serta kenyang dari reflek genetik yang dimilikinya juga turut

menjadi penyebab dari kesamaan jumlah asupan zat gizi anak dengan

orang tuanya (Davison dan Birch, 2001).

Banyak aspek yang dapat menyebabkan asupan ibu mempengaruhi

asupan energi anak. Pertama, sejak dini ibu merupakan pembuat

keputusan bagi jumlah dan jenis makanan yang dibeli dan disajikan baik

di rumah maupun di luar rumah. Ibu sering merencanakan dan

menyiapkan makanan utama, makanan ringan dan serta cara pengolahan

makanan yang dapat mempengaruhi asupan energi dari anak mereka.

Selanjutnya, ibu menjadi panutan anak dalam konsumsi energi dan

pengeluaran energi. Anak melihat sekelilingnya untuk mempelajari

Page 43: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

27

persepsi dari kebiasaan-kebiasaan orang lain. Pada kasus asupan energi,

hal tersebut dapat dikatakan bahwa anak mengimitasi ibunya dalam hal

jenis, jumlah, frekuensi, waktu makan serta durasi dalam sekali makan

(White, 2006).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya anak

menjadikan orang tuanya sebagai panutan dalam kebiasaan makannya

yang dapat dilihat dari jenis makanan yang diinginkan oleh anak, biasanya

karena adanya paparan yang berulang dan pilihan makanan dari orang tua

mereka (Dickens dan Ogden, 2014). Penelitian tersebut juga menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan dengan nilai p sebesar 0.001 antara pola

makan orang tua dengan pola makan anak (Dickens dan Ogden, 2014).

Alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada asupan

energi ibu adalah 3-days food record.

6. Interaksi dengan teman

Setiap anak pada dasarnya masih terus dipengaruhi secara

bermakna oleh keluarga, budaya keluarga dan faktor lingkungan, namun

pada usia sekolah, anak mulai terpengaruh, baik dalam kebiasaan, cara

berpakaian, hingga gaya hidup dari teman yang ditemuinya, khususnya

teman sebaya (Behrman dkk., 2000). Hal tersebut dipertegas oleh adanya

teori yang menyatakan bahwa hubungan dengan teman sebaya dan

aktivitas di luar rumah semakin memainkan peran penting terhadap

kehidupan anak usia sekolah (Friedman, Bowden dan Jones, 2003 dalam

Saifah, 2011).

Page 44: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

28

Perilaku makan siswa yang sedang beranjak menuju remaja

memiliki kecenderungan untuk lebih senang bila makan dengan orang

terdekat, yang mana biasanya teman sebaya yang dijadikan sebagai pilihan

dalam menghabiskan waktu bersama (Behrman dkk., 2000). Siswa yang

senang menghabiskan waktu bersama dengan teman sebayanya tersebut

cenderung memiliki keputusan-keputusan yang bisa mereka terima yang

mana pada akhirnya akan membentuk perilaku standar mereka. Pada masa

anak sekolah, anak sering membandingkan dirinya dengan teman-

temannya dimana mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan

ejekan teman (Gunarsa, 2008). Anak pada usia ini juga memiliki

kecenderungan untuk merasa lebih nyaman berada di sekitar teman-teman

sebayanya dibandingkan berada di sekitar keluarganya dengan lebih

banyak menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman-teman

sebayanya (Brown dkk., 2011).

Penelitian menemukan bahwa anak akan mengonsumsi lebih

banyak makanan tinggi energi ketika sedang bersama dengan temannya

dibandingkan saat sedang berada bersama dengan orang tuanya (Salvy

dkk., 2011). Teman lebih banyak mempengaruhi asupan energi seorang

anak pada usia sekolah seiring dengan lebih banyaknya waktu yang

dihabiskan bersama teman dan motivasi yang diberikan oleh teman

dibandingkan dengan orang tua (Salvy dkk., 2011). Asupan energi saat

anak bersama dengan teman mungkin terjadi karena adanya pemberian

Page 45: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

29

izin untuk mengonsumsi makanan tinggi energi yang biasanya dibatasi

saat anak bersama dengan orang tua (Salvy dkk., 2011).

Penelitian lainnya menunjukkan hasil yang berbeda, dimana

ditemukan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh positif terkait

perilaku makan anak usia sekolah dengan mendorong anak untuk

mengonsumsi makanan sehat seperti sayur (Saifah, 2011). Penelitian

lainnya juga menyatakan bahwa teman perempuan dari siswa perempuan

dapat mendorong siswa tersebut untuk memiliki asupan energi yang baik

dibandingkan dengan orang tua (Salvy dkk., 2011). Ketika anak familiar

dengan makanan sehat yang dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari

dan itu dilakukan oleh teman sebayanya, anak akan lebih menerima dan

menjadikan makanan tersebut sebagai salah satu pilihan makannya (Birch

dan Ventura, 2009).

7. Program Makan Siang Sekolah

Selain orang tua, hal lain yang dapat mempengaruhi pola makan

anak adalah lingkungan, salah satunya adalah lingkungan sekolah dengan

adanya interaksi dengan teman sebayanya (Birch dan Ventura, 2009). Saat

sekolah mengadakan program makan siang, anak akan terpapar dengan

pola makan dari teman sebayanya yang dapat mempengaruhi pola

makannya sendiri.

8. Program olahraga sekolah

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur,

berulang dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani

Page 46: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

30

(Ganley dan Sherman, 2000). Program olah raga sekolah berhubungan

dengan perilaku anak berupa peningkatan pola aktivitas fisik anak dan

penurunan waktu anak dalam menonton TV (Simon dkk., 2008).

Berdasarkan penelitian, didapatkan adanya penurunan IMT pada anak

obesitas setelah diberikan waktu olah raga tambahan pada remaja

(Adiwinanto, 2008).

9. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang menghasilkan pengeluaran energi melebihi energi yang

dikeluarkan pada saat istirahat (Thompson dkk., 2003). Pada kondisi

istirahat, kita menggunakan sekitar 60% energi dalam tubuh untuk

menjaga fungsi-fungsi penting agar tetap berjalan disebut dengan basal

metabolic rate (BMR). Orang dengan ukuran tubuh normal rata-rata

banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas fisik dibandingkan dengan

anak yang memiliki tubuh dengan kelebihan berat badan atau yang

mengalami KEP (Utami, 2013). Aktivitas fisik sendiri merupakan salah

satu determinan dalam tingkat asupan energi pada anak usia sekolah

(Brown dkk., 2011).

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas seseorang dapat

mempengaruhi asupan energinya karena energi yang dikeluarkan untuk

aktivitas fisik didapatkan dari hasil oksidasi cadangan lemak dan

karbohidrat yang ada di dalam tubuh orang tersebut. Sehingga orang

tersebut akan berusaha untuk menggantikan cadangan lemak dan

Page 47: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

31

karbohidrat di dalam tubuhnya dengan mengonsumsi energi lebih banyak

(King, 1998). Anak pada umumnya lebih senang untuk menghabiskan

waktu dengan bermain di luar rumah bersama dengan teman-teman

sebayanya dan membeli makanan jajanannya sendiri tanpa pendampingan

dari orang tua.

Beberapa anak akan memiliki ketertarikan yang lebih pada

permainan yang cenderung pasif dalam gerakan seperti bermain video

games atau lebih banyak berada di depan televisi (TV) untuk menonton

acara yang mereka sukai. Namun beberapa anak lainnya memiliki

kesenangan lain untuk bermain dengan menggerakkan tubuhnya seperti

bermain sepak bola, bermain sepeda dll (Brown dkk., 2011).

Penelitian menemukan bahwa anak yang memiliki tingkat aktivitas

fisik yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki asupan

energi yang tidak sesuai dengan anjuran karena menonton TV

berhubungan positif dengan penambahan asupan zat gizi terutama

konsumsi makanan tinggi kalori (Dixon dkk., 2007). Aktivitas fisik yang

rendah serta diikuti oleh asupan energi yang tinggi, biasa disebut dengan

rentang aktivitas sedentari (Arundhana, 2013)

Perilaku sedentari sendiri merupakan perilaku bersantai yang tidak

mengeluarkan banyak energi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

didapatkan bahwa anak sekolah dasar memiliki perilaku sedentari yang

tinggi berupa aktivitas menonton TV, bermain game, membaca novel,

yang semuanya dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring tanpa ada

Page 48: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

32

aktivitas fisik lainnya yang mengeluarkan banyak energi (Arundhana,

2010). Seiring dengan perkembangan permainan yang modern semacam

video game ataupun video online yang menyebabkan anak lebih banyak

menghabiskan waktu untuk duduk dibandingkan melakukan aktivitas yang

membutuhkan banyak gerak dan mengeluarkan keringat (Wahyu, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa 1 jam menonton TV per

hari berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan cepat saji,

makanan manis, keripik, pizza dan rendah konsumsi buah dan sayur

dengan nilai p<0.001 (Dixon dkk., 2007).

Cara pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur aktivitas

fisik ini adalah dengan menggunakan kuesioner aktivitas fisik dengan

beberapa pertanyaan seperti; dalam satu minggu, berapa lama waktu yang

kamu habiskan untuk melakukan aktivitas-aktivitas berikut ini: (a) olah

raga berat seperti bersepeda, menari/aerobic, lari, jogging, berenang, (b)

olah raga sedang, seperti berjalan cepat, senam, baseball, skate board,

bersepeda santai (Kowalski dkk., 2004).

Page 49: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

33

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Sumber: Adaptasi dari Birch (2000), Brown (2011) dan Istiany dan Rustianty

(2013)

Status gizi

Praktek pemberian makan

Ketersediaan makanan

Asupan Energi

Jenis kelamin

Ibu

Pengetahuan

Asupan energi

Interaksi

dengan

teman

Program sekolah

Makan siang dan olahraga

Aktivitas

fisik

Page 50: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

34

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Energi merupakan salah satu zat gizi makro yang sangat diperlukan oleh

tubuh untuk melakukan bergerak, berpikir, berbicara, makan dan melakukan

kegiatan lainnya (Gunawan, 2006). Bagi anak usia sekolah, energi dibutuhkan

untuk melakukan pertumbuhan, pergantian sel-sel yang rusak serta untuk

pemeliharaan jaringan-jaringan tubuh (Shetty, 2010). Tidak sesuainya asupan

energi dengan angka kecukupan energi bagi usianya, dapat menyebabkan

beberapa masalah kesehatan bagi anak, seperti kesalahan dalam pertumbuhan,

memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif serta

tubuh menjadi rentan terhadap penyakit infeksi.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran asupan

energi pada siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal serta faktor-faktor

apa saja yang berhubungan dengan asupan energi pada siswa-siswa tersebut.

Untuk itu, peneliti merumuskan kerangka konsep berdasarkan kerangka teori

yang digunakan untuk penelitian ini, sebagai berikut:

Page 51: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

35

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, terdapat 2 buah variabel dari

kerangka teori yang tidak diteliti oleh peneliti. Kedua variabel tersebut adalah

variabel program makan siang dan program olah raga di sekolah. Keduanya

tidak diikutsertakan dalam penelitian lantaran seluruh siswa yang akan menjadi

sampel dalam penelitian ini, berasal dari sekolah yang sama sehingga mereka

memiliki program yang sama pula.

Jenis kelamin

Praktek pemberian makan

Ketersediaan makanan

Pengetahuan ibu

Asupan energi ibu

Interaksi dengan teman

Aktivitas fisik

Asupan energi siswa

SDIT Al Syukro Kelas

5 dan 6

Page 52: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

36

Selain itu, analisis pada penelitian ini tidak dilakukan hingga tingkat status

gizi karena penelitian ini menggunakan status gizi sebagai dasar dalam

penetapan masalah yang kemudian berdasarkan teori diketahui bahwa

timbulnya masalah status gizi tersebut diakibatkan oleh asupan energi yang

tidak sesuai dengan anjuran kecukupan energi menurut usianya.

Page 53: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

37

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Asupan energi Siswa

Tingkat rata-rata asupan energi siswa dalam 3 hari, yang terdiri dari 2 hari sekolah dan 1 hari pada akhir pekan

Mengisi formulir 3-days Food Recall

formulir 3-days Food Recall

0. Asupan tidak sesuai, apabila rata-rata asupan energi >130% AKE 2013 sesuai golongan usia atau rata-rata asupan energi<70% AKE 2013 sesuai golongan usia

1. Asupan sesuai apabila rata-rata asupan energi 70% ≤ asupan energi ≤130% AKE 2013

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)

Ordinal

2 Jenis Kelamin

Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang sudah dimilikinya sejak lahir

Mengisi kuesioner

Kuesioner 0. Perempuan 1. Laki-laki

Ordinal

3 Praktek pemberian makan

Tingkat skor dari pernyataan tentang peraturan-peraturan dan tindakan yang diberikan oleh ibu kepada anaknya selama waktu makan anak

Mengisi pertanyaan kuesioner

Kuesioner

0. Kurang apabila skor < median 1. Baik apabila skor ≥ median

(Bertram, 2009)

Ordinal

Page 54: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

38

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

4 Ketersediaan Makanan

Tingkat skor dari pernyataan tentang makanan yang disediakan oleh orang tua di rumah

Mengisi pertanyaan kuesioner

Kuesioner

0. Kurang apabila skor< mean 1. Baik apabila skor ≥ mean

(Bertram, 2009)

Ordinal

5 Pengetahuan Gizi

Tingkat skor dari pertanyaan tentang pemahaman ibu siswa terkait bahan-bahan makanan sumber zat gizi

Mengisi pertanyaan kuesioner

Kuesioner

0. Kurang apabila jawaban benar ≤ 80%

1. Baik apabila jawaban benar > 80%

(Wahyutomo, 2010)

Ordinal

6 Asupan energi ibu

Tingkat rata-rata asupan energi ibu dari siswa dalam 3 hari, yang terdiri dari 2 hari kerja dan 1 hari pada akhir pekan

Mengisi formulir 3-days Food Record

formulir 3-days Food Record

0. Asupan tidak sesuai, apabila rata-rata asupan energi >130% AKE 2013 sesuai golongan usia atau rata-rata asupan energI <70% AKE 2013 sesuai golongan usia

1. Asupan sesuai apabila rata-rata asupan energi 70% ≤ asupan energi ≤130% AKE 2013 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)

Ordinal

Page 55: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

39

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

7 Interaksi dengan teman

Tingkat skor dari pertanyaan tentang kegiatan yang dilakukan dan makanan yang dikonsumsi karena ajakan dari teman

Mengisi pertanyaan kuesioner

Kuesioner 0. Kuat apabila skor ≥ median 1. Lemah apabila skor < median

(Saifah, 2011) Ordinal

8 Aktivitas fisik siswa

Tingkat skor dari pertanyaan tentang kegiatan yang dilakukan anak selama satu minggu terakhir baik yang mengeluarkan banyak keringat seperti berolahraga, maupun kegiatan bersantai seperti duduk-duduk

Mengisi kuesioner aktivitas fisik

Kuesioner

0. Kurang aktif, apabila skor aktivitas fisik < mean

1. Aktif apabila skor aktivitas fisik ≥ mean (Kowalski dkk., 2004)

Ordinal

Page 56: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

40

C. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa kelas

5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

2. Terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

3. Terdapat hubungan antara ketersediaan makan di rumah dengan asupan

energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

4. Terdapat hubungan antara asupan energi ibu dengan asupan energi siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

5. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

6. Terdapat hubungan antara interaksi dengan teman dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

7. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan energi siswa kelas

5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

Page 57: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross

sectional tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah praktek pemberian makan, ketersediaan makanan di rumah,

pengetahuan ibu, asupan energi ibu, interaksi dengan teman serta aktivitas fisik

anak. Sementara variabel dependen dalam penelitian ini adalah asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 yang bersekolah di SDIT Al Syukro Universal Kota

Tangerang Selatan.

B. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDIT Al Syukro Universal Kota Tangerang

Selatan mulai dari bulan Mei 2015 hingga Agustus 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa beserta ibu dari

masing-masing siswa kelas 5 yang berjumlah 57 siswa dan kelas 6

dengan jumlah siswa sebanyak 72. Sehingga total dari seluruh

populasi penelitian ini berjumlah 129 pasang ibu dan siswa yang

Page 58: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

42

bersekolah di SDIT Al Syukro Universal pada tahun ajaran 2015-

2016.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh total populasi dari

pasangan ibu dan siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal.

Berdasarkan jumlah populasi yang ada, didapatkan jumlah responden

pada penelitian ini sebanyak 129 pasang ibu dan siswa. Untuk

mengetahui kekuatan dari jumlah sampel tersebut, dilakukan

perhitungan tingkat uji (Z1- β) menggunakan rumus berikut ini:

�1 − � = √[�(�� − ��)2− ��1 −�

���(1 − �)�2]

√[��(1 − ��) + ��(1 − ��)]

Keterangan :

n = besar sample minimal

Z1 – α/2 = derajat kemaknaan

Z1 - β = tingkat kekuatan uji

P1 = Proporsi 1, menggunakan proporsi pengetahuan ibu yang baik dengan

asupan energi anak yang rendah, dengan nilai P sebesar 0.78

P2 = Proporsi 2, menggunakan proporsi pengetahuan ibu yang kurang

dengan asupan energi anak yang kurang, dengan nilai P sebesar 0.26

P = P1+P2

Page 59: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

43

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan tingkat kekuatan uji

untuk sampel sebanyak 129 orang ibu dan anak sebesar 82.5%

sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah sampel tersebut cukup kuat

untuk digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini. Namun pada

proses pengumpulan data, hanya didapatkan sampel sebanyak 122

orang siswa dan ibu siswa. Berkurangnya jumlah sampel tersebut

dikarenakan adanya 1 orang siswa tidak melanjutkan kembali studinya

di SDIT Al Syukro Universal, sedangkan 6 orang siswa lainnya tidak

menjadi sampel penelitian dikarenakan ketidaksediaan ibu siswa untuk

mengikuti penelitian terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun

2015. Jumlah sampel sebanyak 122 orang ini juga memiliki tingkat

kekuatan uji sebesar 82.5%, sehingga jumlah sampel tersebut masih

cukup kuat untuk digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini.

D. Metode pengumpulan data

1. Jenis data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data primer melalui pengisian formulir 3-days food

recall dan kuesioner aktivitas fisik bagi siswa serta pengisian

kuesioner praktek pemberian makan, ketersediaan makanan,

pengetahuan gizi dan formulir 3-days food record oleh ibu dari siswa.

Sementara data sekunder didapatkan dari sekolah berupa data jumlah

dari siswa dan ibu siswa kelas 5 dan 6 yang bersekolah di sekolah

Page 60: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

44

tersebut, serta data tinggi badan dan berat badan dari siswa yang

digunakan dalam studi pendahuluan.

2. Mekanisme pengumpulan data

Pengumpulan data untuk kebutuhan analisis setiap variabel,

dilakukan sesuai dengan mekanisme berikut ini:

a. Asupan energi siswa

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden terkait

makanan yang dikonsumsinya selama 3 hari yang terdiri dari 2

hari pada hari sekolah dan 1 hari pada akhir pekan. Instrumen

food recall yang digunakan ini didapat dari Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013.

Setelah dilakukan pencatatan makanan selama 3 hari,

daftar makanan yang dikonsumsi oleh siswa selama 3 hari

tersebut akan dihitung jumlah asupan energi per harinya

menggunakan program nutrisurvey untuk kemudian dihitung

rata-rata asupan energi dari masing-masing siswa. Setelah

didapatkan hasil rata-rata konsumsi perharinya, data akan

ditransformasi menjadi dua kelompok, yaitu (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

0. Asupan tidak sesuai, apabila rata-rata asupan energi >130%

AKE 2013 sesuai golongan usia atau rata-rata asupan

energi<70% AKE 2013 sesuai golongan usia

Page 61: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

45

1. Asupan sesuai apabila rata-rata asupan energi 70% ≤

asupan energi ≤130% AKE 2013

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin dari setiap anak diukur menggunakan

instrumen kuesioner yang akan langsung dijawab oleh siswa

berupa pertanyaan terkait jenis kelamin siswa dengan 2 buah

pilihan jawaban, yaitu laki-laki dan perempuan. Setelah

pertanyaan tersebut terisi, peneliti akan melakukan pengecekan

agar tidak ada kuesioner yang tidak terisi. Setelah itu, kuesioner

yang sudah terisi tersebut akan diberikan kode pada pilihan

jawaban jenis kelamin siswa, kode tersebut antara lain:

0. Perempuan

1. Laki-laki

Setelah pengodean dilakukan, data jenis kelamin yang ada

akan dimasukkan ke dalam perangkat lunak computer untuk

kemudian dilakukan analisis lebih lanjut.

c. Praktek pemberian makan

Praktek pemberian makan ini diukur menggunakan

instrumen kuesioner pada pernyataan-pernyataan pada kolom A

mulai dari nomor 1 sampai 18. Instrumen ini dibuat berdasarkan

kuesioner praktek pemberian makan dari Birch yang kemudian

diubah menggunakan Bahasa Indonesia dan digunakan pada

Page 62: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

46

penelitian yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar di

Jabodetabek (Kolopaking dkk., 2015).

Ibu dari siswa akan diberikan kuesioner yang di dalamnya

terdiri dari 8 kolom yang salah satu kolomnya berisikan

pertanyaan untuk mengukur praktek pemberian makan siswa

SDIT Al Syukro Universal. Paket kuesioner tersebut diberikan

kepada ibu melalui siswa untuk diisi oleh ibu di rumah. Paket

kuesioner juga disertai oleh surat pengantar dari sekolah yang

ditujukan kepada ibu, agar ibu berkenan mengisi paket kuesioner

yang diberikan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

Pada lembar pertama kuesioner, peneliti memberikan

prosedur petunjuk cara pengisian kuesioner bersamaan dengan

pernyataan ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Setelah ibu mengisi kuesioner tersebut, kuesioner kembali

diberikan kepada siswa untuk dikembalikan kepada peneliti.

Setelah kuesioner dikembalikan, peneliti melakukan pengecekan

terhadap kuesioner untuk memastikan kuesioner terisi dengan

lengkap.

Setelah kuesioner terisi, jawaban yang diberikan oleh ibu

siswa akan diberikan kode-kode mulai dari angka 1-5 sesuai

dengan model pernyataan yang positif atau negatif. Apabila

model pernyataan merupakan model positif, maka kode 1 akan

Page 63: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

47

diberikan pada pernyataan dengan jawaban tidak pernah, kode 2

pada jawaban pernyataan jarang, hingga kode 5 akan diberikan

pada jawaban pernyataan sangat sering. Sementara pada model

pernyataan yang negatif, kode 1 diberikan pada pernyataan

dengan jawaban sangat sering, hingga kode 5 dengan jawaban

tidak pernah.

Setelah seluruh pernyataan selesai diberikan kode, kode-

kode tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak komputer

untuk dihitung jumlah skor yang didapat dari seluruh sampel.

Setelah jumlah skor dari seluruh sampel didapatkan, dilakukan

uji normalitas data. Hasil normalitas data menunjukkan bahwa

data yang didapat dari setiap sampel merupakan data yang tidak

normal, sehingga dilakukan transformasi data menggunakan

median dari jumlah skor setiap sampel. Kategori dari

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

0. Kurang apabila skor < median

1. Baik apabila skor ≥ median (Bertram, 2009)

d. Ketersediaan makanan

Ketersedian makanan ini diukur menggunakan instrumen

kuesioner pada pertanyaan kolom B mulai dari nomor 1 sampai

4. Instrumen ini dibuat berdasarkan kuesioner ketersediaan

makanan dalam keluarga yang berasal dari penelitian

sebelumnya (Eisenberg dkk., 2012). Kuesioner serupa juga

Page 64: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

48

pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan di

Jabodetabek pada tahun 2014 (Kolopaking dkk., 2015).

Pilihan yang disediakan oleh peneliti untuk menilai

ketersediaan makanan adalah ketersediaan sayur, buah, makan

ringan seperti chiki dll dan makanan tambahan seperti kue, donat

dll. Makanan tinggi energi lainnya seperti mie instan, termasuk

ke dalam kategori makanan tambahan, namun tidak dijabarkan

oleh peneliti. Makanan tambahan dimasukkan ke dalam pilihan

makanan untuk menilai ketersediaan makanan karena anak yang

disediakan makanan tambahan di rumah, akan menurunkan

motivasinya untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi

sehingga anak akan cenderung untuk mengonsumsi makanan

tambahan yang padat energi (Hill dkk., 1998).

Sayur dan buah dipilih sebagai bahan makanan yang

dijadikan pilihan dalam penyediaan makanan di rumah lantaran

anak dengan ketersediaan sayur dan buah yang baik di rumah

cenderung memiliki preferensi untuk memilih sayur dan buah

sebagai makanan selingan mereka dibandingkan makanan tinggi

energi dan lemak seperti keripik kentang dan goreng-gorengan.

Anak yang lebih memilih sayur dan buah sebagai makanan

tambahan dan selingannya ini menunjukkan bahwa anak tidak

banyak mengonsumsi makanan tinggi energi (Hill dkk., 1998).

Page 65: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

49

Setelah kuesioner terisi, jawaban dari kuesioner diberikan

kode seperti yang diberikan pada variabel praktek pemberian

makan. Setelah diberikan kode, kode-kode tersebut dimasukkan

ke dalam perangkat lunak komputer untuk kemudian diuji

kenormalan datanya. Berdasarkan hasil uji normalitas data,

diketahui bahwa data yang diperoleh merupakan data yang

normal sehingga dilakukan transformasi untuk menghasilkan dua

buah kategori menggunakan mean, dengan kategori sebagai

berikut:

0. Kurang apabila skor < mean

1. Baik apabila skor ≥ mean (Bertram, 2009)

e. Pengetahuan gizi ibu

Pengetahuan gizi ibu ini diukur menggunakan instrumen

kuesioner yang didapat dari penelitian yang dilakukan di

Semarang yang diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan pada kolom

C pertanyaan nomor 1 sampai 5 (Anjani, 2013). Setelah ibu

mengisi pertanyaan dan dilihat kelengkapannya, peneliti

memasukan hasil dari jawaban ibu ke dalam perangkat lunak

komputer. Setelah data dimasukkan, dilakukan transformasi data

untuk kemudian dibuat menjadi 2 kategori, yaitu:

0. Kurang apabila jawaban benar ≤ 80%

1. Baik apabila jawaban benar > 80% (Wahyutomo, 2010).

Page 66: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

50

f. Asupan energi ibu

Ibu siswa yang dijadikan responden akan diminta untuk

mengisi formulir 3x24 hours food record untuk melihat makanan

yang dikonsumsi oleh ibu selama 3 hari yang terdiri dari 2 hari

kerja dan 1 hari akhir pekan. Setelah melakukan pengisian

terhadap formulir yang diberikan, hasil pencatatan makanan

selama 3 hari dimasukkan ke dalam software perhitungan zat gizi

untuk dihitung rata-rata asupan energinya perhari. Setelah di

masukkan ke dalam software komputer untuk dihitung rata-rata

asupan energinya, hasil rata-rata dari setiap ibu kemudian

ditransformasi menjadi dua kelompok, yaitu (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2014):

0. Asupan tidak sesuai, apabila rata-rata asupan energi >130%

AKE 2013 sesuai golongan usia atau rata-rata asupan

energi<70% AKE 2013 sesuai golongan usia

1. Asupan sesuai apabila rata-rata asupan energi 70% ≤ asupan

energi ≤ 130% AKE 2013

g. Interaksi dengan teman

Interaksi dengan teman diukur menggunakan intrumen

kuesioner berupa pernyataan-pernyataan terkait peran teman

dalam praktek makan siswa yang diisi langgung oleh siswa

dibawah pengawasan langsung dari peneliti. Kuesioner ini

didapat dari penelitian yang pernah dilakukan di Kota Palu

Page 67: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

51

dengan sasaran yang sama, yaitu siswa SD (Saifah, 2011).

Kuesioner ini terdiri dari 9 buah pernyataan yang masing-masing

pernyataan dijawab oleh siswa dengan pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’.

Setelah seluruh pernyataan terisi, peneliti melakukan pengecekan

terhadap kuesioner yang terkumpul. Setelah itu, pilihan-pilihan

dari siswa dimasukkan ke dalam perangkat lunak komputer

sesuai dengan jenis pertanyaannya (jenis pertanyaan positif atau

negatif) untuk kemudian di uji normalitas datanya. Hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa data yang didapat bukan

merupakan data yang normal, sehingga dilakukan transformasi

menggunakan median dan dikelompokkan menjadi 2 buah

kelompok, yaitu:

0. Kuat, apabila skor ≥ median

1. Lemah, apabila skor < median

h. Aktivitas Fisik

Instrumen untuk mengukur aktivitas fisik adalah kuesioner

aktivitas fisik untuk anak (Kowalski dkk., 2004). Kuesioner

tersebut kemudian dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia

dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada proses pengujian

validitas kuesioner, ditemukan dua buah pertanyaan yang tidak

valid, sehingga dilakukan perubahan kalimat yang dijelaskan

pada sub bab uji validitas. Setelah dilakukan uji validitas ulang

terhadap kuesioner yang telah diubah redaksi kalimatnya,

Page 68: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

52

perubahan kalimat tersebut diketahui tidak lantas membuat

pertanyaan tersebut menjadi valid. Oleh karena itu, peneliti

kemudian mengeluarkan dua buah pertanyaan tersebut. Setelah

seluruh pertanyaan valid, dilakukan uji reliabilitas yang

menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan pada kuesioner reliabel

untuk dijadikan instrumen dalam pengukuran aktivitas fisik.

Setelah pengurangan dua buah pertanyaan tersebut,

pertanyaan yang dijadikan alat ukur dalam kuesioner aktivitas

fisik pada penelitian ini diwakili oleh 30 pertanyaan yang akan

dijawab langsung oleh siswa dibawah pengawasan peneliti untuk

menjaga independensi kuesioner yang diisi oleh siswa. Setelah

kuesioner terisi, jawaban dari kuesioner dimasukkan ke dalam

perangkat lunak komputer untuk dilakukan uji normalitas data.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data yang didapat

merupakan data yang normal, sehingga dilakukan transformasi

data menggunakan mean untuk menghasilkan dua buah kategori,

yaitu:

1. Kurang aktif apabila skor aktivitas fisik < mean

2. Aktif apabila skor aktivitas fisik ≥ mean

E. Manejemen data

Pengolahan data dilakukan menggunakan software komputer melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

Page 69: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

53

1. Editing

Pengecekan data terhadap lembar kuesioner dilakukan selama

proses pengumpulan data yang bertujuan untuk memastikan semua

variabel terisi. Selama proses tersebut dilakukan penyuntingan oleh

peneliti agar data yang salah atau meragukan dapat ditelusuri kembali

kepada responden yang bersangkutan.

2. Coding

Proses pengkodean dilakukan terhadap beberapa jawaban dari

pertanyaan terkait variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, yaitu

praktek pemberian makan, ketersediaan makanan di rumah, pengetahuan

ibu, interaksi dengan teman serta aktivitas fisik siswa. Kode yang

diberikan pada pilihan-pilihan jawaban tersebut berupa angka 1 hingga 5,

sesuai dengan pilihan jawaban dari setiap pertanyaan. Khusus untuk

variabel jenis kelamin, kode yang diberikan adalah angka 0 dan angka 1

untuk pilihan jawabannya. Pengkodean ini diberikan untuk memudahkan

peneliti saat memasukkan data ke dalam perangkat lunak saat akan

melakukan analisis data.

3. Entry data

Setelah seluruh pertanyaan dari masing-masing variabel dari

kuesioner sudah dipastikan terjawab seluruhnya, jawaban-jawaban dari

kuesioner tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak yang akan

digunakan untuk menganalisis data-data yang ada dari setiap siswa dan

ibu siswa.

Page 70: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

54

4. Transformasi data

Setelah seluruh data dari seluruh kuesioner selesai dimasukkan ke

dalam perangkat lunak, data-data tersebut kemudian dijumlahkan menurut

variabelnya masing-masing untuk diberikan skor. Setelah skor dari setiap

variabel didapatkan, skor-skor tersebut di transformasi ke dalam beberapa

kelompok berdasarkan nilai skor dari masing-masing variabel.

5. Cleaning

Selanjutnya dilakukan pembersihan data atau pengecekan kembali

untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam melakukan entry.

Pembersihan data perlu dilakukan untuk membersihkan data dari kesalahan

yang mungkin terjadi. Dalam pembersihan data dilakukan pula pengecekan

ulang dengan melihat distribusi frekuensi variabel dan menilai kelogisan

serta konsistensinya.

F. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir

food recall dan food record dari Kementrian Kesehatan serta beberapa jenis

kuesioner yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Kuesioner-kuesioner

tersebut digunakan untuk mengukur praktek pemberian makan, ketersediaan

makanan, pengetahuan ibu, interaksi dengan teman serta aktivitas fisik siswa.

Untuk mengetahui ketepatan kuesioner yang akan digunakan dalam pengukuran

variabel penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada siswa kelas 5

dan 6 serta ibu dari siswa kelas 5 dan 6 dari Sekolah Dasar lainnya yang memiliki

Page 71: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

55

karakteristik yang mirip dengan SDIT Al Syukro Universal. Sekolah yang

dimaksud adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciputat Timur. Berikut

merupakan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti:

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2007). Untuk

mengetahui validitas dari instrumen yang digunakan, dilakukan dengan

cara mengukur korelasi setiap pertanyaan pada instrumen penelitian yang

dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui praktek

pemberian makan anak dan aktivitas fisik anak dengan skor total variabel

dari nilai corrected item correlation pada hasil reability. Nilai r tabel yang

digunakan dalam uji validitas kuesioner praktek pemberian makan untuk

21 orang responden dengan nilai α= 5% adalah 0.433. Sementara untuk

kuesioner aktivitas fisik dan interaksi dengan teman, nilai r tabel yang

digunakan untuk 65 orang responden dengan nilai α= 5% adalah 0.224.

Pertanyaan pada kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung > nilai r

tabel.

Pada uji validitas yang dilakukan untuk kuesioner praktek pemberian

makan anak, dari delapan belas pertanyaan yang terdapat pada kuesioner,

seluruh pertanyaan memiliki nilai r lebih besar dari nilai tabel r. Sehingga

dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan valid untuk mengukur praktek

pemberian makan anak. Pada kuesioner aktivitas fisik, uji validitas

menunjukkan sebanyak dua buah pertanyaan dari tiga puluh dua

Page 72: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

56

pertanyaan memiliki nilai r yang lebih kecil dari nilai r tabel, sehingga

dapat dikatakan bahwa kedua pertanyaan tersebut tidak valid.

Dua buah pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan terkait status

sakit yang dialami oleh siswa selama satu minggu terakhir yang

menyebabkan siswa tidak dapat melakukan aktivitas fisik dan aktivitas

fisik apa yang dilarang untuk dilakukan oleh siswa. Peneliti kemudian

mengganti kalimat pada dua buah pertanyaan tersebut yang sebelumnya

berbunyi “Apakah kamu sakit dalam satu minggu terakhir?” menjadi

“Apakah kamu pernah sakit sampai tidak boleh berkativitas dalam satu

minggu terakhir?”. Sedangkan pertanyaan lainnya yang diubah adalah

“Jika ya, apakah ada kegiatan yang kamu hindari dari kegiatan yang

biasanya kamu lakukan setiap harinya?”, diubah menjadi “Jika ya,

aktivitas apa yang tidak boleh kamu lakukan selama kamu sakit?”.

Diubahnya kedua pertanyaan tersebut dikarenakan adanya kebingungan

dari siswa yang menjawab pertanyaan tersebut. Kalimat yang digunakan

sebagai pengganti dari pertanyaan sebelumnya diharapkan akan lebih

mudah dimengerti oleh siswa saat menjawab.

Setelah dilakukan perubahan kalimat pada dua buah pertanyan

tersebut, dilakukan kembali uji validitas dan reliabilitas. Namun,

berdasarkan uji validitas dan reliabilitas ulang yang dilakukan, kedua

pertnyaan tersebut masih memiliki nilai r yang lebih kecil dari nilai tabel

r. Peneliti kemudian mengeluarkan dua buah pertanyaan tersebut dari

kuesioner karena pertanyaan tersebut masih menyebabkan siswa

Page 73: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

57

kebingungan dalam proses pengisian kuesioner. Selain itu alasan

dikeluarkannya kedua pertanyaan tersebut adalah jawaban yang homogen

dari seluruh siswa yang dijadikan sampel dalam uji validitas kuesioner ini.

Pada kuesioner pengetahuan ibu, ketersediaan makan dan interaksi

siswa dengan teman, peneliti melakukan uji validitas dengan menanyakan

setiap pertanyaan kepada 20 orang siswa dan 21 orang ibu siswa kelas 5

dan 6. Apabila siswa dan ibu siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut

tanpa adanya pertanyaan untuk menanyakan kejelasan dari pertanyaan

yang dimaksud oleh peneliti, maka dapat dikatakan bahwa pertanyaan

tersebut valid karena dapat dengan mudah dipahami oleh ibu siswa.

Sejumlah empat buah pertanyaan pada kuesioner ketersediaan

makanan dapat dijawab oleh ibu siswa tanpa adanya pertanyaan tambahan

dari ibu siswa untuk meminta kejelasan, sehingga dapat dikatakan bahwa

keempat pertanyaan tersebut valid. Sejumlah lima buah pertanyaan untuk

mengukur pengetahuan ibu, ditanyakan oleh peneliti kepada 21 orang ibu

siswa yang juga dijawab dengan cepat oleh ibu siswa tanpa adanya

kebingungan dari maksud pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Sehingga

dapat dikatakan pula kelima pertanyaan valid untuk mengukur

pengetahuan ibu. Kuesioner untuk menghitung interaksi siswa dengan

teman juga dilakukan terhadap 20 orang siswa yang ditanya secara

langsung oleh peneliti. Selama proses uji validitas berlangsung, seluruh

siswa yang ditanyai dapat menjawab enam buah pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti dengan cepat tanpa adanya kebingungan. Sehingga keenam

Page 74: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

58

pertanyaan tersebut juga dapat dikatakan valid untuk mengukur interaksi

dengan teman.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu alat ukur

dapat menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan di waktu

yang berbeda dengan kuesioner yang sama (Hastono, 2007). Pengukuran

reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dua buah cara, yaitu

reapeted measure dan one shot (Hastono, 2007). Reapeted measure

merupakan cara pengukuran reliabilitas yang dilakukan lebih dari satu kali

pada waktu yang berbeda untuk dilihat konsistensi dari jawaban yang

diberikan. Sementara one shot merupakan cara pengukuran reliabilitas

yang hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lainnya (Hastono, 2007).

Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

reliabilitas dengan cara one shot. Kuesioner akan diuji reliabilitasnya

apabila seluruh pertanyaan dalam kuesioner sudah dinyatakan valid.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai

uji chronbach’s alpha lebih besar sama dengan nilai r tabel. Pada

penelitian ini, kuesioner yang diuji dengan menggunakan nilai

chronbach’s alpha adalah kuesioner praktek pemberian makan, dan

aktivitas fisik anak.

Kuesioner praktek pemberian makan dinyatakan reliabel apabila

nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0.433.

Page 75: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

59

Pada uji reliabilitas yang dilakukan terhadap kuesioner praktek pemberian

makan tersebut, nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan adalah 0.616.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel untuk

digunakan sebagai alat ukur praktek pemberian makan.

Untuk kuesioner aktivitas fisik siswa dinyatakan reliabel apabila

nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0.224.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap kuesioner aktivitas fisik

tersebut menghasilkan nilai chronbach’s alpha sebesar 0.899 sehingga

dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliabel untuk digunakan sebagai alat

ukur dalam mengukur aktivitas fisik siswa.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat.

1. Univariat

Analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi

dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi asupan energi siswa,

jenis kelamin, praktek pemberian makan, ketersediaan makanan di rumah,

pengetahuan ibu, asupan energi ibu, pilihan makanan ibu, interaksi dengan

teman serta aktivitas fisik siswa.

2. Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (jenis kelamin, praktek pemberian makan, ketersediaan

makanan di rumah, pengetahuan ibu, asupan energi ibu, interaksi dengan

Page 76: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

60

teman serta aktivitas fisik) dengan variabel dependen (asupan energi

siswa). Ada pun rumus uji chi-square yaitu:

dF = (k – 1)(b – 1)

Keterangan:

X2 = Chi Square

O = Nilai observasi

E = Nilai ekspektasi

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan perangkat lunak

komputer, sehingga tidak dilakukan perhitungan menggunakan rumus

tersebut. Hasil yang akan didapatkan dari perangkat lunak tersebut berupa

nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) =

0,05 yaitu jika diperoleh nilai p≤0,05 berarti ada hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan dependen, dan jika diperoleh

nilai p>0,05, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

independen dan dependen (Hastono, 2007).

Untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dan

independen maka dilihat nilai Odds Ratio (OR). Bila nilai OR = 1 artinya

tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Page 77: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

61

Jika nilai OR<1 artinya variabel independen sebagai faktor protektif

terhadap variabel dependen dan jika OR>1 artinya variabel independen

sebagai faktor risiko terhadap variabel dependen.

Page 78: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

62

BAB V

HASIL

A. Analisis Univariat

1. Asupan Energi Siswa

Asupan energi siswa didapatkan dari hasil food recall 3x24 yang

kemudian dikategorikan menjadi asupan energi yang sesuai dan tidak sesuai.

Asupan energi siswa dikatakan sesuai apabila asupan energi memenuhi 70%-

130% AKE menurut AKG 2013 berdasarkan jenis kelamin dan usianya

masing-masing, sementara asupan energi dikatakan tidak sesuai apabila

asupan energi kurang dari 70% atau lebih dari 130% AKE menurut AKG

2013. Distribusi frekuensi berdasarkan asupan energi siswa dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Asupan Energi Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Asupan Energi Jumlah siswa

n Persentase

% Tidak Sesuai 40 32,8

Sesuai 82 67,2 Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dari 122 siswa, lebih banyak siswa

yang memiliki asupan yang sesuai dengan angka kecukupan energi menurut

Page 79: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

63

AKG 2013, hanya 40 orang siswa (32,8%) yang memiliki asupan yang tidak

sesuai dengan angka kecukupan energi AKG 2013.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin siswa SDIT Al Syukro Universal dibedakan menjadi 2

kategori yaitu laki-laki dan perempuan dimana data tersebut didapatkan dari

data siswa yang bersekolah di sekolah tersebut. Berikut merupakan distribusi

frekuensi berdasarkan jenis kelamin siswa:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas 5 dan 6

SDIT Al Syuro Universal Tahun 2015

Jenis Kelamin Jumlah anak

n Persentase

% Perempuan 61 50 Laki-laki 61 50 Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari 122 orang siswa, siswa laki-laki

dan perempuan memiliki jumlah yang sama, yaitu 61 (50%) siswa berjenis

kelamin laki-laki dan 61 (50%) siswa lainnya berjenis kelamin perempuan.

3. Praktek Pemberian Makan

Pada penelitian ini, praktek pemberian makan dibagi menjadi dua

kategori, yaitu praktek pemberian makan yang baik dan praktek pemberian

makan yang kurang baik. Pembagian kedua kategori tersebut didapatkan dari

hasil skoring yang dilakukan berdasarkan jawaban kuesioner dari ibu siswa.

Praktek pemberian makan yang baik didapat dari hasil skor yang lebih besar

sama dengan mean serta praktek pemberian makan yang kurang baik didapat

Page 80: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

64

dari hasil skor interaksi yang kurang dari mean. Berikut merupakan distribusi

frekuensi berdasarkan praktek pemberian makan:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Praktek Pemberian Makan Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Praktek Pemberian Makan Jumlah anak

n Persentase

% Kurang 49 40,2

Baik 73 59,8 Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dari 122 orang siswa, jumlah siswa dengan

praktek pemberian makan yang baik memiliki jumlah yang lebih banyak

dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kuran

baik dengan jumlah siswa sebanyak 73 siswa (59,8%) untuk siswa dengan

praktek pemberian makan yang baik.

4. Ketersediaan Makanan

Hasil ukur untuk variabel ketersediaan makanan dibagi menjadi 2

buah kategori, yaitu ketersediaan makanan yang baik dan ketersediaan

makanan yang kurang baik. Ketersediaan makanan yang baik didapat dari

hasil skor pernyataan pada kuesioner yang hasil skornya lebih besar sama

dengan mean. Sedangkan ketersediaan makanan yang kurang baik didapatkan

dari hasil skor pernyataan yang kurang dari mean. Berikut merupakan

distribusi frekuensi berdasarkan ketersediaan makanan:

Page 81: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

65

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Makanan Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Ketersediaan makanan di rumah

Jumlah anak n

Persentase %

Kurang 52 42,6 Baik 70 57,4

Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa dari 122 orang siswa, siswa

yang memiliki ketersediaan makanan yang baik lebih banyak dibandingkan

dengan siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang kurang baik baik,

dengan jumlah 70 siswa (57,4%) memiliki ketersediaan makanan yang baik.

5. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan ibu didapatkan dari jumlah jawaban benar dari

pertanyaan pada kuesioner, yang kemudian dibagi menjadi 2 buah kategori,

yaitu pengetahuan ibu yang baik dan pengetahuan ibu yang kurang.

Pengetahuan ibu yang baik didapat dari jumlah jawaban benar yang lebih dari

80% total pertanyaan, sedangkan pengetahuan ibu yang kurang didapat dari

jawaban benar yang kurang dari sama dengan 80% total pertanyaan. Berikut

merupakan distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu siswa kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Siswa Kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Pengetahuan ibu Jumlah anak

n Persentase

% Kurang 59 48,4

Baik 63 51,6 Jumlah 122 100,0

Page 82: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

66

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa dari 122 siswa, lebih banyak

siswa yang memiliki ibu dengan pengetahuan gizi yang baik dibandingkan

siswa yang memiliki ibu dengan pengetahuan gizi yang kurang baik, dengan

jumlah siswa sebanyak 63 siswa (51,6%) untuk siswa yang memiliki ibu

dengan pengetahuan gizi yang baik.

6. Asupan Energi Ibu

Asupan energi ibu didapatkan dari hasil food record 3x24 jam yang

kemudian dibagi ke dalam 2 buah kategori, yaitu asupan energi yang sesuai

dengan anjuran angka kecukupan energi serta asupan yang tidak sesuai

dengan anjuran angka kecupukan energi. Asupan energi dikatakan sesuai

dengan angka anjuran apabila memenuhi 70%-130% anjuran AKE sesuai

AKG 2013 berdasarkan golongan usia masing-masing ibu, sedangkan asupan

energi dikatakan tidak sesuai apabila asupan energi ibu kurang dari 70% atau

lebih dari 130% anjuran AKE sesuai AKG 2013 berdasarkan golongan usia

ibu siswa. Distribusi frekuensi berdasarkan asupan energi ibu siswa kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Energi Ibu Siswa Kelas 5 dan

6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Asupan energi ibu Jumlah anak

n Persentase

% Tidak Sesuai 69 56,6

Sesuai 53 43,3 Jumlah 122 100,0

Page 83: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

67

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 122 orang ibu siswa, ibu

yang memiliki asupan energi yang tidak sesuai lebih banyak dibandingan

dengan ibu yang memiliki asupan energi sesuai dengan anjuran angka

kecukupan energi dengan jumlah ibu sebanyak 69 orang ibu (56,6%) yang

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan

energi menurut golongan usianya.

7. Interaksi dengan Teman

Interaksi dengan teman didapatkan dari hasil skor pernyataan yang

kemudian dibagi menjadi 2 buah kategori, yaitu interaksi yang kuat dan

interaksi yang lemah. Interaksi yang kuat didapatkan dari hasil skor

pernyataan yang lebih besar sama dengan median, sementara interaksi dengan

teman yang lemah didapat dari skor pernyataan yang kurang dari median.

Berikut merupakan distribusi frekuensi interaksi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal dengan teman tahun 2015:

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Interaksi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT

Al Syukro Universal dengan Teman Tahun 2015

Interaksi dengan Teman Jumlah anak

n Persentase

% Kuat 65 53,3

Lemah 57 46,7 Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui dari 122 orang siswa, siswa yang

memiliki interaksi dengan teman yang kuat lebih banyak dibandingkan

dengan siswa yang memiliki interaksi yang lemah dengan temannya dengan

jumlah siswa sebanyak 65 siswa (53,3%) yang memiliki interaksi yang kuat.

Page 84: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

68

8. Aktivitas Fisik Anak

Aktivitas fisik anak didapat dari penjumlahan skor dari kuesioner

aktivitas fisik yang kemudian dibagi menjadi 2 buah kategori, yaitu siswa

aktif dan siswa kurang aktif. Siswa yang tergolong dalam kategori kurang

aktif didapat dari hasil skor aktivitas fisik yang kurang mean. Sedangkan

siswa yang tergolong dalam kategori aktif didapat dari skor aktivitas fisik

yang lebih besar sama dengan mean. Berikut merupakan distribusi frekuensi

berdasarkan aktivitas fisik siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

tahun 2015:

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Aktivitas Fisik Siswa Kelas 5 dan 6

SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Aktivitas Fisik Jumlah anak

n Persentase

% Kurang aktif 58 47,5

Aktif 64 52,5 Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan bahwa dari 122 orang siswa, siswa

yang tergolong dalam kategori aktif lebih banyak dibandingkan dengan siswa

yang tergolong dalam kategori siswa yang kurang aktif dengan jumlah siswa

sebanyak 64 siswa (52,5%) untuk anak yang aktif.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara asupan energi siswa dengan jenis

kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 85: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

69

Tabel 5.9

Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa Kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Jenis kelamin

Asupan energi siswa Total Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai Sesuai

N % n % N %

Perempuan 24 39,3 37 60,7 61 100 0,177 1,824 (0,847-3,931) Laki-laki 16 26,2 45 73,8 61 100

Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa paling banyak siswa yang

memiliki asupan energi yang tidak sesuai adalah siswa perempuan dengan

jumlah siswa sebanyak 24 siswa perempuan (39,3%) dibandingkan dengan

siswa laki-laki. Berdasarkan hasil uji statistik chi square yang dilakukan,

didapatkan nilai p value sebesar 0,177 yang artinya pada α = 5%, tidak ada

hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015. Didapatkan pula nilai OR

sebesar 1,824 (95%CI: 0,847-3,931) yang artinya anak perempuan memiliki

risiko sebesar 1,824 untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai anjuran

dibandingkan dengan siswa laki-laki.

2. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara praktek pemberian makan dengan asupan

energi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 86: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

70

Tabel 5.10

Analisis Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan

Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Praktek Pemberian

Makan

Asupan energi siswa Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai

Sesuai n %

n % n % Kurang 15 30,6 34 69,4 49 100

0,824 0,847 (0,390-1,841) Baik 25 34,2 48 65,8 73 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa siswa dengan asupan

energi yang tidak sesuai, lebih banyak berasal dari siswa dengan praktek

pemberian makan yang baik dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa

(34,2%) dibanding dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang

kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, didapatkan p value

sebesar 0,824 yang mengandung arti pada α=5%, tidak ditemukan adanya

hubungan bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015.

Didapatkan pula nilai OR sebesar 0,847 (95%CI:0,390-1,841) yang

artinya anak dengan praktek pemberian makan yang kurang baik memiliki

efek proteksi sebesar 0,847 kali terhadap asupan energi yang tidak sesuai

dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang

baik.

3. Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara ketersediaan makanan dengan asupan

energi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 87: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

71

Tabel 5.11

Analisis Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi

Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Ketersediaan makanan

Asupan energi siswa

Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai

Sesuai n %

n % N % Kurang 19 36,5 33 63,5 52 100

0,572 1,343 (0,627-2,877) Baik 21 30 49 70 70 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki

asupan energi tidak sesuai, paling banyak adalah siswa yang memiliki

ketersediaan makanan yang kurang baik dengan jumlah siswa sebanyak 19

siswa (36,5%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki ketersediaan

makanan yang baik. Berdasarkan uji statistik chi square yang dilakukan,

didapatkan p value sebesar 0,572 yang berarti bahwa pada α=5%, tidak

ditemukan adanya hubungan bermakna antara ketersediaan makanan dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015.

Didapatkan pula nilai OR sebesar 1,343 (95%CI: 0,627-2,877) yang artinya

siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang kurang baik memiliki risiko

sebesar 1,343 untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai anjuran

dibandingkan dengan siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang baik

di rumah.

Berdasarkan hasil food recall diketahui bahwa ketersediaan makanan

yang tersedia di luar rumah, seperti ketersediaan makanan yang terdapat di

kantin sekolah dan ketering yang didapatkan anak saat makan siang di

Page 88: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

72

sekolah, makanan yang tersedia tersebut merupakan makanan yang tinggi

energi. Jajanan yang tersedia di kantin sekolah lebih banyak makanan yang

mengandung energi tinggi seperti bubur ayam, mie instan, nasi goreng, nasi

goreng yang dicampur dengan mie instan, siomay, bakso, pekmpek, kentang

goreng dan minuman manis yang diseduh dan ditambahkan lagi dengan gula.

Makanan yang didapatkan anak dari pihak ketering juga berupa

makanan padat energi berupa makanan cepat saji seperti nugget, sosis dan

daging asap. Kontribusi makanan yang dikonsumsi anak selama di sekolah

ini, rata-rata menyumbangkan 27,38% asupan energi total yang dikonsumsi

anak dalam satu hari.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Analisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa

kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.12

Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Pengetahuan ibu

Asupan energi siswa Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai

Sesuai n %

n % n % Kurang 24 40,7 35 59,3 59 100

0,109 2,496 (0,933-4,347) Baik 16 25,4 47 74,6 63 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa siswa dengan asupan

energi yang tidak sesuai anjuran angka kecukupan, paling banyak adalah

siswa dengan ibu yang berpengetahuan kurang baik yang berjumlah 24 siswa

Page 89: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

73

(40,7%) dibadingkan dengan siswa yang memiliki ibu berpengetahuan baik.

Berdasarkan uji statistik yang chi square, didapatkan p value sebesar 0.109

yang berarti bahwa pada α=5%, tidak ditemukan adanya hubungan bermakna

antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al

Syukro Universal tahun 2015. Didapatkan nilai OR sebesar 2,496 (95%CI:

0,933-4,347) yang artinya anak yang memiliki ibu berpengetahuan kurang

baik memiliki risiko sebesar 2,496 untuk memiliki anak dengan asupan

energi yang tidak sesuai anjuran dibandingkan dengan ibu yang

berpengetahuan baik.

5. Hubungan Asupan Energi Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Analisis hubungan antara asupan energi ibu dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.13

Analisis Hubungan Asupan Energi Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Asupan energi ibu

Asupan energi siswa Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai

Sesuai n %

n % n % Tidak Sesuai 31 44,9 38 55,1 69 100

0,002 3,988 (1,688-9,423) Sesuai 9 17,0 44 83,0 53 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa siswa dengan asupan energi

yang tidak sesuai, paling banyak adalah siswa yang memiliki ibu dengan

asupan energi yang tidak sesuai anjuran yang berjumlah 31 siswa (44,9%).

Berdasarkan hasil uji statistik chi square didapatkan p value sebesar 0,002

Page 90: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

74

yang berarti pada α=5%, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara

asupan energi ibu dengan asupan energi anak. Didapatkan pula nilai OR

sebesar 3,988 (95%CI:1,688-9,423) yang berarti bahwa ibu dengan asupan

energi yang tidak sesuai, memiliki risiko sebesar 3,988 kali untuk memiliki

anak dengan asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan ibu yang

memiliki asupan energi sesuai dengan anjuran.

6. Hubungan Interaksi Siswa dengan Teman Dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara interaksi siswa dengan teman dengan

asupan energi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.14

Analisis Hubungan Interaksi Siswa dengan Teman dengan Asupan

Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Interaksi dengan teman

Asupan energi siswa Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai

Sesuai n %

n % n % Kuat 23 35,4 42 64,4 65 100

0,646 1,289 (0,601-2,760) Lemah 17 29,8 40 70,2 57 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa siswa dengan asupan energi

yang tidak sesuai anjuran, paling banyak adalah siswa yang memiliki

interaksi lemah dengan temannya dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa

(29,8%). Berdasarkan uji statistik chi square yang dilakukan didapatkan p

value sebesar 0,646 yang berarti bahwa pada α=5%, tidak ditemukan adanya

hubungan bermakna antara interaksi dengan teman dengan asupan energi

siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015. Didapatkan pula

nilai OR sebesar 1,289 (95%CI:0,602-2,760) yang berarti siswa yang

Page 91: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

75

memiliki interaksi yang kuat dengan teman memiliki risiko sebesar 0,702

kali untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan

siswa yang berinterkasi lemah dengan temannya.

7. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis hubungan aktivitas fisik dengan asupan energi siswa

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.15

Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Asupan Energi Siswa

Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015

Aktivitas fisik Asupan energi siswa Total

Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai Sesuai n %

n % n % Kurang aktif 23 39,7 35 60,3 58 100

0,179 1,817 (0,846-3,902) aktif 17 26,6 47 73,4 64 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa siswa dengan asupan

energi yang tidak sesuai anjuran paling banyak adalah siswa dengan aktivitas

fisik yang tergolong kurang aktif dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa

(39,7%). Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diketahui bahwa p value

sebesar 0,179, yang berarti bahwa pada α=5%, tidak ditemukan adanya

hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan asupan energi siswa kelas 5

dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015. Didapatkan pula nilai OR

sebesar 1,817 (95%CI: 0,846-3,902) yang berarti siswa dengan aktivitas fisik

yang kurang baik memiliki risiko sebesar 1,817 untuk memiliki asupan

energi yang tidak sesuai anjuran angka kecukupan energi dibandingkan

dengan siswa yang memiliki aktivitas fisik yang baik.

Page 92: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

76

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

1. Penggunaan metode pengumpulan data dengan food recall 3x24 jam yang

dilakukan selama 3 hari berturut-turut kepada 51 orang siswa menyebabkan

penelitian ini tidak dapat menggambarkan variasi makanan dalam jangka

waktu panjang dikarenakan variasinya yang sedikit.

2. Kuesioner praktek pemberian makan diberikan kepada seluruh ibu dari siswa

tanpa menanyakan terlebih dahulu terkait siapa yang lebih berperan dalam

praktek pemberian makan anak setiap harinya. Adanya pengasuh lain dalam

praktek pemberian makan menyebabkan hasil ukur dari praktek pemberian

makan kurang akurat lantaran tidak semua ibu selalu memberikan praktek

pemberian makan secara langsung kepada anaknya.

3. Penggunaan food record untuk ibu siswa memungkinkan terjadinya bias

karena ukuran makanan yang berbeda-beda di setiap rumah tangga. Sehingga

untuk meminimalisir terjadinya bias, peneliti memberikan beberapa buah

gambar makanan, diantaranya makanan pokok, lauk, sayur, buah dan

makanan tambahan dengan ukuran tertentu. Meskipun peneliti sudah

melakukan penanganan guna meminimalisir terjadinya bias, kesalahan dalam

estimasi pengukuran makanan masih mungkin terjadi karena adanya

perbedaan ukuran rumah tangga dari setiap rumah tangga.

Page 93: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

77

4. Tidak dijabarkannya makanan tambahan yang dimaksud oleh peneliti, seperti

mie instan dan makanan tinggi energi lainnya, memungkinkan adanya bias

pada saat ibu mengisi kuesioner yang diberikan.

5. Adanya bias yang mungkin terjadi dari independensi saat pengisian kuesioner

yang diisi oleh ibu siswa di rumah tanpa adanya pemantauan langsung dari

peneliti. Sehingga pada proses pengisiannya ibu bisa saja dipengaruhi oleh

anggota keluarga lain terutama pada kuesioner terkait praktek pemberian

makan, ketersediaan makanan dan pengetahuan ibu.

B. Gambaran asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

Angka kecukupan energi yang ditetapkan sejak tahun 2013 bagi anak usia

9 tahun adalah 1850 kal per hari. Sementara bagi anak laki-laki usia 10-12 tahun

ditetapkan angka kecukupan energi sebesar 2100 kkal per hari dan 2000 kkal per

ditetapkan sebagai angka kecukupan energi bagi anak perempuan usia 10-12

tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013a). Energi ini dibutuhkan

setiap orang untuk mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang terutama

bagi siswa sekolah dasar yang membutuhkan energi yang cukup untuk

memaksimalkan pertumbuhannya (Shetty, 2010). Asupan energi pada anak sangat

mempengaruhi laju pembelahan sel serta pembentukan struktur organ-organ

tubuh (Asydhad dan Mardiah, 2006).

Kekurangan energi yang dialami oleh siswa usia sekolah dasar dapat

menyebabkan kematian bagi anak bila kekurangan tersebut berlangsung terus-

menerus hingga cadangan karbohidrat, lemak dan protein dalam tubuh sudah

terpakai seluruhnya (Grover dan C.Ee, 2009). Sementara kelebihan energi yang

Page 94: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

78

dialami oleh siswa usia sekolah dasar dapat menyebabkan anak memiliki

timbunan lemak di bawah jaringan kulit akibat dari energi yang tidak terpakai.

Penimbunan lemak ini dapat menyebabkan anak mengalami pertambahan berat

badan yang jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan siswa memiliki

berat badan berlebih (Asydhad dan Mardiah, 2006).

Perhitungan asupan energi dilakukan menggunakan nutrisurvey yang

mana data asupan makanan diambil menggunakan 3x24 hours food recall. 3x24

hours food recall dapat dilakukan selama 3 hari berturut-turut maupun dengan 3

hari secara tidak berturut-turut. Namun pengambilan data makanan selama 3 hari

berturut-turut hanya bisa menunjukkan variasi yang kecil jika dibandingkan

dengan pengambilan data yang tidak dilakukan secara berturut-turut (Willet,

2013).

Hasil penelitian yang dilakukan di SDIT Al Syukro Universal terhadap

122 orang siswa kelas 5 dan 6 yang memiliki rentang usia 9-12 tahun,

menunjukkan bahwa sebanyak 82 siswa (67,2% siswa) dapat memenuhi asupan

energi sesuai dengan AKG 2013 menurut jenis kelamin dan usianya masing-

masing. Sedangkan 40 siswa (33,8%) lainnya tidak dapat memenuhi asupan

energi sesuai dengan jenis kelamin dan golongan usianya berdasarkan AKG 2013.

Ketidaksesuaian asupan energi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah asupan

energi siswa yang tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan energi, baik

kekurangan asupan energi maupun kelebihan asupan energi. Berdasarkan data

food recall, diketahui bahwa makanan yang dikonsumsi anak selama di sekolah

yang berasal dari makanan ketering dan jajanan yang dikonsumsi siswa selama

Page 95: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

79

berada di sekolah, rata-rata menyumbang 27,38% asupan energi siswa dalam 1

hari.

Sementara penelitian yang dilakukan pada pada siswa sekolah dasar usia

9-11 tahun di Manado, menunjukkan hasil sebaliknya, dengan persentase

sebanyak 66,3% siswa memiliki asupan energi yang kurang sementara 33,3%

lainnya memiliki asupan energi yang kurang dari AKG (Mananoru dkk., 2013).

Penelitian yang dilakukan di Makassar juga menunjukkan hal serupa dengan

63,3% siswa memiliki asupan yang tidak sesuai dan 36,7% siswa lainnya

memiliki asupan energi yang sesuai dengan AKG menurut jenis kelamin dan

golongan usianya (Yulni dkk., 2013).

Lebih banyaknya siswa yang memiliki asupan energi yang sesuai

dibandingkan dengan siswa yang memiliki asupan tidak sesuai dimungkinkan

terjadi karena adanya perbedaan waktu dalam proses pengambilan data, dimana

sebanyak 51 orang siswa diambil data makanannya menggunakan food recall

selama 3 hari berturut-turut, sedangkan 71 siswa lainnya diambil data

makanannya dalam 3 hari yang tidak berturut-turut. Pengambilan data makanan

menggunakan food recall selama 3 hari berturut-turut menghasilkan variasi

asupan energi yang kecil sehingga hal tersebut dimungkinkan menjadi salah satu

penyebab dari lebih banyaknya siswa dengan asupan yang sesuai.

Selain itu, adanya program makan siang di sekolah yang diselenggarakan

oleh beberapa jenis ketering dimungkinkan juga menjadi salah satu penyebab

siswa memiliki asupan energi yang sesuai. Hal tersebut diperkuat oleh data food

recall yang didapat, yang menunjukkan bahwa siswa cenderung mengonsumsi

Page 96: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

80

makanan-makanan sumber energi dibandingkan dengan sumber-sumber zat gizi

lainnya, sehingga terdapat kemungkinan bahwa siswa yang mengalami gizi

kurang atau gizi lebih, diakibatkan oleh adanya kontribusi dari zat gizi lain yang

dikonsumsi tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan gizi bagi usianya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan food recall juga

diketahui bahwa pihak ketering lebih sering menyediakan makanan dalam paket

ketering berupa makanan cepat saji seperti nugget, sosis dan daging asap. Jajanan

yang tersedia di sekolah juga merupakan jajanan tinggi energi seperti nasi goreng,

mie goreng yang dicampur dengan nasi goreng, siomay, bakso, pekmpek, cireng,

bubur ayam, nasi uduk, kentang goreng dan minuman manis tinggi energi seperti

minuman bubuk yang diseduh dan ditambahkan gula.

Oleh karena itu, sebaiknya dalam mengukur asupan zat gizi menggunakan

metode food recall, peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan pengambilan data

tidak selama 3 hari berturut-turut. Peneliti lebih baik melakukan pengambilan data

food recall selama 3 hari tidak berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang

memiliki variasi yang besar agar dapat menggambarkan asupan zat gizi dalam

jangka waktu yang cukup panjang.

C. Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa

Siswa perempuan memiliki risiko lebih besar untuk memiliki asupan yang

tidak sesuai dengan anjuran dikarenakan siswa perempuan memiliki selera makan

yang berubah-ubah dan cenderung lebih memperhatikan makanan yang mereka

konsumsi, sedangkan siswa laki-laki cenderung menerima apapun jenis makanan

yang disediakan (Suhardjo, 1989 dalam Septiana, 2011). Selain itu, perbedaan

Page 97: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

81

yang dimiliki antara siswa laki-laki dan perempuan khususnya pada era modern

ini adalah adanya keinginan dari siswa perempuan untuk melakukan kontrol pada

berat badannya yang pada akhirnya turut mempengaruhi pilihan makanannya dan

jumlah energi yang diasupnya (Arganini dkk., 2012).

Kencenderungan siswa perempuan untuk memiliki asupan yang tidak

sesuai dengan anjuran tersebut juga terbukti pada penelitian ini, dimana hasil

penelitian menunjukkan jumlah siswa perempuan lebih banyak memiliki asupan

energi yang tidak sesuai dengan anjuran dengan jumlah sebanyak 24 siswa

perempuan (39,3%) dibandingkan dengan siswa laki-laki yang memiliki asupan

energi yang tidak sesuai dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa laki-laki

(26,2%).

Hasil analisis chi square juga menunjukkan adanya risiko sebesar 1,825

kali bagi siswa perempuan untuk memiliki asupan yang tidak sesuai dibandingkan

dengan siswa laki-laki. Namun, besarnya risiko dari setiap siswa tidaklah sama,

nilai CI menunjukkan rentang risiko yang dimiliki setiap siswa perempuan untuk

memiliki asupan energi yang tidak sesuai mulai dari 0,847 kali hingga 3,931 kali

dibandingkan dengan siswa laki-laki. Hasil penelitian yang dilakukan di Korea

Selatan juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu siswa perempuan memiliki

asupan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa laki-laki (Kim dan

Lee, 2009). Adanya kesamaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan di Korea Selatan dimungkinkan terjadi karena karakteristik usia sampel

yang digunakan dalam penelitian tersebut sama dengan sampel pada penelitian

ini, yaitu siswa sekolah dasar usia 10-12 tahun.

Page 98: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

82

Meskipun kecenderungan menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak

yang memiliki asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan laki-laki,

hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis

kelamin dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

tahun 2015 dengan nilai p sebesar 0,177. Dapat dikatakan bahwa hasil penelitian

ini tidak dapat membuktikan hipotesis dari teori Birch dan Davidson yang

digunakan sebagai dasar teori dilakukannya penelitian, dimana teori tersebut

menyatakan bahwa jenis kelamin berhubungan asupan energi siswa.

Penelitian yang dilakukan terhadap anak ras putih dan ras Afrika juga

yang tidak dapat membuktikan hipotesis dari teori Birch dan Davidson dengan

tidak menemukan adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

asupan energi siswa (Spruijt-Metz dkk., 2002). Penelitian lainnya yang dilakukan

terhadap siswa sekolah dasar di Korea Selatan juga menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa (Kim

dan Lee, 2009).

Kesamaan hasil penelitian yang tidak menemukan adanya hubungan jenis

kelamin dengan asupan energi pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan

dengan kedua penelitian lainnya dimungkinkan terjadi karena adanya karateristik

usia yang mirip pada kedua penelitian tersebut. Selain itu, pada kedua penelitian

tersebut yang digunakan adalah sampel dengan karakteristik etnik yang sama

yang kemungkinan menyebabkan adanya perbedaan proporsi yang kecil dan

menyebabkan tidak ditemukan adanya hubungan antara kedua variabel tersebut.

Penelitian lainnya yang dilakukan di Jakarta terhadap siswa dengan karakteristik

Page 99: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

83

usia yang mirip juga menunjukkan hasil yang serupa, dimana penelitian tersebut

juga tidak menemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan asupan

energi siswa (Kirana, 2007).

Namun penelitian yang dilakukan di Depok dapat membuktikan hipotesis

teori yang digunakan dengan menemukan adanya hubungan bermakna antara

jenis kelamin dengan asupan energi (Hakim, 2001). Perbedaan hasil penelitian

yang didapatkan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dimungkinkan terjadi karena adanya perbedaan rentang usia sampel yang

digunakan pada kedua penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan di Depok

tersebut memiliki rentang usia sampel mulai dari usia 11 hingga 15 tahun yang

mana seluruh sampelnya memiliki perbedaan angka anjuran kecukupan energi

menurut jenis kelaminnya berdasarkan AKG 2013. Sedangkan sampel penelitian

yang digunakan oleh peneliti memiliki rentang usia 9 sampai 12 tahun yang mana

siswa masih memiliki angka kecukupan energi yang sama baik laki-laki maupun

perempuan hingga usia 10 tahun. Selain itu, perbedaan rentang usia tersebut juga

memungkinkan siswa memiliki perbedaan cara berpikir yang turut mempengaruhi

asupan energi siswa yang dijadikan sampel penelitian.

Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

asupan energi terjadi karena adanya kecilnya perbedaan proporsi antara siswa

perempuan dan siswa laki-laki yang memiliki asupan energi yang tidak sesuai

dengan jumlah siswa perempuan sebanyak 39,3% (24 siswa) dan siswa laki-laki

sebanyak 26,2% (16 orang) yang memiliki asupan energi yang tidak sesuai.

Kemungkinan lainnya yang menyebabkan tidak ditemukan adanya hubungan

Page 100: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

84

bermakna antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa adalah adanya

perbedaan waktu dalam pengambilan data pada food recall yang hanya dapat

memberikan variasi asupan energi yang kecil. Kecilnya variasi tersebut yang

dimungkinkan menjadi penyebab dari tidak ditemukannya hubungan antara jenis

kelamin dengan asupan energi siswa SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015.

Kebiasaan makan pada usia sekolah dasar sudah mulai muncul namun

masih belum merupakan kebiasaan yang permanen (Kim dan Lee, 2009). Oleh

karena itu, peneliti menyarankan untuk memberikan suplementasi materi pada

mata pelajaran Penjaskes dan Pramuka terkait asupan gizi yang sesuai dengan

jenis kelamin dan golongan usia siswa agar siswa dapat memiliki asupan energi

yang sesuai dengan kebutuhannya hingga dewasa mengingat pendidikan gizi

sangat baik diberikan pada usia ini untuk membentuk kebiasaan makan siswa.

Selain itu, agar siswa terus mengingat dan mengaplikasikan materi terkait asupan

energi tersebut, pihak sekolah juga disarankan untuk mengadakan kelas khusus

terkait kebutuhan gizi siswa terutama kebutuhan energi pada saat pembagian

rapor dilaksanakan.

D. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa

Praktek pemberian makan terdiri dari peraturan ibu terkait berbagai

macam dimensi, diantaranya adalah tipe makanan yang dimakan anak, frekuensi

makan, kuantitas makanan, cara pengolahan makanan dan pemberian makanan

padat satu jenis zat gizi. Keseluruhan peraturan yang diterapkan oleh ibu dalam

praktek makan anak ini membentuk pola makan anak yang akan mempengaruhi

kesehatan dan status gizi anak (Ruel dan Arimond, 2003).

Page 101: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

85

Ibu sering memberikan kontrol terhadap kebiasaan makan anaknya dengan

mengatur kapan, berapa banyak dan makanan apa yang dimakan untuk

mempertahankan kesehatan anak dan mencegah anak mengalami malnutrisi

(White, 2006). Praktek pemberian makan yang kurang baik seperti membebaskan

anak memilih makanan yang ingin dikonsumsinya sendiri, memberikan makanan

kesukaan anak sebagai hadiah, memaksa anak untuk makan dan selalu

menyediakan makanan kesukaannya, dapat menyebabkan anak memiliki asupan

energi yang tidak sesuai dengan anjuran (Birch, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, dimana lebih banyak

siswa dengan praktek pemberian makan yang baik memiliki asupan energi yang

tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang

kurang baik dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa (34,2%). Hasil penelitian

yang menunjukkan kecenderungan siswa dengan praktek pemberian makan yang

baik memiliki asupan energi yang tidak sesuai, dimungkinkan terjadi karena tidak

semua siswa diasuh secara langsung oleh ibu mereka kendati ibu tetap memegang

kendali di rumah.

Peraturan-peraturan yang dibuat ibu selama praktek pemberian makan,

tidak hanya dijalankan oleh ibu saja, namun juga dipercayakan kepada orang lain

yang dipercaya untuk ikut andil dalam pengasuhan anaknya. Orang yang

diberikan kepercayaan dalam praktek pemberian makan anak ini dimungkinkan

turut mempengaruhi asupan energi. Pemberian kuesioner praktek pemberian

makan kepada ibu siswa tanpa mempertimbangkan adanya pengasuh lain dalam

Page 102: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

86

praktek pemberian makan dimungkinkan menjadi penyebab dari adanya

perbedaan kecenderungan yang terjadi pada penelitian ini.

Ibu dengan anak yang memiliki kebiasaan memilih makanannya merasa

anaknya tersebut butuh lebih banyak kontrol eksternal untuk menjaga agar asupan

makanannya tetap sesuai dengan kebutuhan. Bagi ibu yang tidak selalu bisa

memberikan pemantauan langsung kepada anak selama praktek pemberian

makan, kontrol tersebut dipercayakan kepada pengasuh atau orang yang dipercaya

untuk mengasuh anaknya selama ibu tidak bisa memantau praktek pemberian

makan tersebut (Gubbels dkk., 2011). Orang yang dipercaya untuk mengasuh

anaknya tersebut terkadang tidak bisa memberikan kontrol yang ketat kepada

anak dibandingkan dengan ibu yang mengontrol asupan anaknya secara langsung

(Gubbels dkk., 2011).

Praktek pemberian makan juga dipengaruhi oleh perbedaan emosi yang

dimiliki anak serta kemampuan anak dalam hubungan sosial dengan pengasuhnya

(Ruel dan Arimond, 2003). Karakteristik anak tersebut dapat mempengaruhi

keefektifan praktek pemberian makan pada anak. Karakteristik yang dimiliki oleh

pengasuh yang menjalankan praktek pemberian makan pada anak juga turut

mempengaruhi keefektifan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ibu dalam

praktek pemberian makan anak (Ruel dan Arimond, 2003).

Berdasarkan analisis chi square diketahui pula bahwa anak dengan

praktek pemberian makan kurang baik memiliki efek proteksi sebesar 0,847 kali

terhadap asupan energi yang tidak sesuai. Besarnya efek proteksi ini berbeda-beda

untuk setiap individu. Pada penelitian ini, rentang efek proteksi yang dimiliki oleh

Page 103: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

87

setiap siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik adalah 0,390 kali

hingga 1,841 kali terhadap asupan energi tidak sesuai.

Hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya hubungan

bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi yang

ditunjukkan oleh nilai p sebesar 0,824. Hasil penelitian ini tidak dapat

membuktikan hipotesis dari teori Birch dan Davidson yang menyatakan bahwa

praktek pemberian makan dapat mempengaruhi asupan energi seorang anak.

Penelitian prospektif yang dilakukan di United Kingdom juga tidak dapat

membuktikan hipotesis tersebut karena tidak menemukan adanya hubungan

bermakna antara kontrol yang dilakukan oleh ibu selama proses praktek

pemberian makan dengan asupan energi selama anak masih dalam pengasuhan

orang tua (Dickens dan Ogden, 2014). Penelitian tersebut menemukan bahwa

kontrol dalam praktek pemberian makan anak tidak dapat mempengaruhi asupan

energi anak, asupan energi anak lebih dipengaruhi oleh kebiasaan makan orang

tua yang kemudian dicontoh oleh anak dan mempengaruhi anak dalam pemilihan

makanannya yang kemudian turut mempengaruhi asupan energinya.

Namun penelitian yang dilakukan terhadap ras latin menunjukkan hasil

yang berbeda, dimana ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek

pemberian makan dengan asupan energi anak yang sesuai (Arredondo dkk.,

2006). Perbedaan hasil penelitian yang didapatkan oleh penelitian yang dilakukan

terhadap ras latin dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jumlah

sampel dan karakteristik yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Pada

penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, sampel didapatkan dari 13 sekolah

Page 104: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

88

yang berada di barat daya San Diego, sehingga terdapat perbedaan pada

karakteristik sampel dari setiap sekolah, sementara penelitian yang dilakukan

peneliti, hanya dilakukan pada satu sekolah yang karakteristik sampelnya mirip.

Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek pemberian

makan dengan asupan energi siswa terjadi karena perbedaan proporsi yang tidak

jauh berbeda antara siswa dengan praktek pemberian makan yang baik namun

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan

praktek pemberian makan yang kurang baik dan memiliki asupan energi yang

tidak sesuai. Praktek pemberian makan yang tidak hanya dilakukan oleh ibu

dimungkinkan menjadi penyebab dari tidak ditemukan adanya hubungan antara

praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa.

Kecilnya variasi asupan energi akibat dari perbedaan waktu pengambilan

data makanan juga diduga menjadi penyebab tidak ditemukannya hubungan

bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa. Hal

lainnya yang diduga menjadi penyebab dari tidak ditemukannya hubungan

bermakna antara kedua variabel ini adalah waktu yang dihabiskan anak di sekolah

lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan anak di rumah

bersama dengan ibu atau pengasuhnya. Sehingga anak mengatur sendiri makanan

yang dikonsumsinya selama berada di sekolah tanpa adanya kontrol langsung dari

ibu maupun pengasuh.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam praktek pemberian

makan anak, sebaiknya dilakukan pendataan terlebih dahulu terkait peran ibu atau

pengasuh dalam hal praktek pemberian makan pada anak. Bagi anak yang

Page 105: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

89

diberikan pengasuhannya hanya dilakukan langsung oleh ibu, dapat dilakukan

pengambilan data praktek pemberian makan kepada ibu, namun apabila anak

tidak hanya diasuh oleh ibu, sebaiknya dilakukan pengambilan data kepada orang

yang lebih sering menjalankan praktek pemberian makan pada anak.

E. Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa

Ketersediaan makanan merupakan salah satu hal yang berperan penting

dalam pembentukan kualitas diet anak (Santiago-Torres dkk., 2014). Tersedianya

makanan-makanan yang kurang nutrisi namun tinggi energi di rumah, seperti

makanan cepat saji yang sering disediakan oleh ibu sebagai bentuk dari

kepraktisan dapat menyebabkan anak memiliki asupan energi yang berlebihan

karena tingginya lemak dari makanan-makanan tersebut. Tingginya asupan energi

akibat ketersediaan makanan cepat saji juga menunjukkan adanya asupan yang

rendah dari makanan-makanan kaya nutrisi lainnya seperti sayur dan buah

(Boutelle dkk., 2007).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal serupa, dimana lebih banyak

siswa dengan ketersediaan makanan yang kurang baik memiliki asupan energi

yang tidak sesuai sebanyak 19 siswa (36,5%) dibandingkan dengan siswa dengan

ketersediaan makanan yang baik. Hasil analisis chi square menunjukkan siswa

dengan ketersediaan makanan yang kurang baik memiliki risiko sebesar 1,343

kali untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan siswa

dengan ketersediaan makanan yang baik. Risiko ini berbeda-beda setiap individu,

perbedaan risiko tersebut dapat dilihat dari interval nilai CI sebesar 0,627 kali

sampai 2,877 kali.

Page 106: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

90

Menurut peneliti, hasil tersebut didapatkan karena banyak ibu yang

menyediakan makanan cepat saji untuk anaknya di rumah. Selain itu, banyak pula

ibu yang memilih makanan padat energi sebagai makanan selingan bagi anak

mereka yang mana hal tersebut dapat menyebabkan anak memiliki asupan energi

yang tidak sesuai dengan AKG. Hal tersebut diperkuat oleh teori yang

mengatakan bahwa makanan yang selalu tersedia di rumah akan mempengaruhi

asupan makanan anak dan keseluruhan kualitas dietnya (Santiago-Torres dkk.,

2014). Tingginya konsumsi makanan yang padat energi menyebabkan anak

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan AKG.

Hasil analisis chi square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna

antara ketersediaan makanan dengan asupan energi siswa yang ditunjukkan oleh

nilai p sebesar 0,572. Hasil penelitian yang tidak menunjukkan adanya hubungan

tersebut juga menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan

hipotesis teori Birch dan Davidson yang menyatakan bahwa ketersediaan

makanan berhubungan dengan asupan energi anak. Analisis yang dilakukan

terhadap survei di Amerika Serikat juga menemukan bahwa anak lebih

dipengaruhi oleh makanan yang tersedia di luar rumahnya, termasuk lingkungan

sekolah dan lingkungan tempat anak biasa menghabiskan waktunya dibangingkan

dengan makanan yang tersedia di rumah (Poti dan Popkin, 2011).

Namun hipotesis adanya hubungan bermakna antara ketersediaan

makanan dengan asupan energi anak dapat dibuktikan oleh penelitian yang

dilakukan di Australia yang menemukan adanya hubungan bermakna antara

ketersediaan makanan yang baik di rumah dengan asupan energi anak (Campbell

Page 107: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

91

dkk., 2013). Perbedaan hasil yang ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan di

Australia dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah adanya

perebedaan cara ukur, dimana pada penelitian yang dilakukan di Australia,

sampel melaporkan makanan yang disediakan selama proses penelitian

berlangsung, sementara pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sampel

diminta untuk mengingat makanan yang disediakannya selama satu minggu

terakhir, sehingga cara pengukuran tersebut memiliki risiko untuk terjadi bias

yang lebih besar karena terdapat kemungkinan sampel lupa akan makanan yang

disediakannya selama satu minggu terakhir.

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa ketersediaan makanan

tambahan seperti kue kering, soda dan makanan serta minuman manis lainnya

yang padat energi menyebabkan anak memiliki asupan energi yang tidak sesuai

dengan anjuran (Santiago-Torres dkk., 2014). Perbedaan lokasi penelitian

merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan dalam hasil yang didapatkan

dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan kedua penelitian yang dapat

membuktikan adanya hubungan bermakna antara ketersediaan makanan dan

asupan energi siswa.

Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara ketersediaan

makanan dengan asupan energi pada penelitian ini disebabkan oleh perbedaan

proporsi yang kecil antara siswa dengan ketersediaan makanan yang kurang baik

dan memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan siswa yang memiliki

ketersediaan makanan yang baik di rumah namun memiliki asupan energi yang

tidak sesuai. Selain itu, ketersediaan makanan yang dihitung dalam penelitian ini

Page 108: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

92

hanyalah ketersediaan makanan di rumah, peneliti tidak menghitung ketersediaan

makanan di lingkungan anak selain di rumah, seperti di sekolah atau tempat-

tempat dimana anak banyak menghabiskan waktu.

Tidak dihitungnya ketersediaan makanan di luar rumah tersebut

dimungkinkan menjadi salah satu penyebab tidak ditemukan adanya hubungan

ketersediaan makanan dengan asupan energi siswa. Karena berdasarkan data food

recall yang dikumpulkan oleh peneliti, diketahui bahwa makanan yang

dikonsumsi anak di luar rumah, baik makanan yang didapat dari ketering, jajanan

yang dikonsumsi di sekolah dan di tempat anak menghabiskan waktu selain di

rumah, seperti di tempat les, menyumbang 27,38% asupan energi siswa dalam 1

hari.

Penyebab lain yang dimungkinkan menjadi penyebab tidak ditemukan

adanya hubungan bermakna antara ketersediaan makanan dengan asupan energi

siswa adalah tidak dijabarkan seluruh makanan dengan spesifik, makanan cepat

saji seperti mie instan dimasukkan peneliti ke dalam kategori makanan tambahan,

namun tidak disebutkan secara spesifik. Penjabaran yang tidak spesifik tersebut

memungkinkan adanya bias lantaran ibu tidak mengetahui bahwa makanan cepat

saji seperti mie instan tersebut termasuk ke dalam jenis makanan tambahan dalam

kuesioner.

Penyebab lainnya tidak ditemukan adanya hubungan antara ketersediaan

makanan dengan asupan energi anak adalah adanya penggolongan kategori

ketersediaan makanan ke dalam 2 buah kategori sehingga ketersediaan makanan

tidak tergambarkan dengan baik. Sebaiknya penggolongan ketersediaan makanan

Page 109: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

93

dibagi menjadi 3 buah kategori, yaitu kurang, cukup dan lebih agar ketersediaan

makanan bisa tergambar dengan baik. Penggabungan asupan energi lebih dan

asupan energi kurang juga dimungkinkan menjadi penyebab dari tidak

ditemukannya hubungan antara dua variabel tersebut.

Untuk mengurangi adanya asupan energi yang tidak sesuai, sebaiknya ibu

menyediakan makanan yang kaya akan zat gizi lainnya. Ibu sebaiknya

mengurangi penyediaan makanan yang padat salah satu zat gizi, seperti makanan

cepat saji yang padat energi. Ibu disarankan untuk lebih banyak menyediakan

makanan seperti sayur dan buah atau makanan selingan yang diolah

menggunakan bahan-bahan tersebut yang juga memiliki kandungan zat gizi

lainnya seperti vitamin dan mineral yang juga dibutuhkan oleh anak untuk

membantu proses pertumbuhannya. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya

menghitung ketersediaan makanan selain di rumah, sehingga dapat terlihat

dengan lebih jelas hubungan antara ketersediaan makanan dengan asupan energi

siswa. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih menjabarkan jenis-

jenis makanan yang dimaksud di dalam kuesioner untuk mengurangi adanya

kesalahan dalam pengumpulan data.

F. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku orang tersebut mengenai suatu objek karena berhubungan dengan daya

nalar, pengalaman dan kejelasan konsep mengenai objek yang dimaksud. Ibu

dengan pengetahuan gizi yang baik akan memiliki dorongan lebih untuk

menyediakan makanan bergizi yang dapat mencukupi kebutuhan anaknya.

Page 110: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

94

Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang, maka pilihan jenis, jumlah dan cara

pengolahan makanan yang dikonsumsi pun akan semakin diperhatikan

(Sediaoetama, 2008). Ibu dengan pengetahuan yang kurang baik, memiliki cara

pengaturan makanan yang tidak seimbang bagi anaknya. Ibu dengan pengetahuan

yang kurang tersebut cenderung membebaskan anak untuk mengonsumsi

makanan yang diinginkan oleh anaknya sehingga anak memiliki asupan energi

yang tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan energi menurut usianya

(Sherry dan Dietz, 2005).

Hasil penelitian juga menunjukkan hal serupa, dimana lebih banyak ibu

dengan pengetahuan yang kurang baik memiliki anak dengan asupan energi yang

tidak sesuai dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik dengan jumlah

sebanyak 24 ibu yang berpengetahuan kurang baik memiliki anak dengan asupan

energi yang tidak sesuai. Hasil analisis juga menunjukkan ibu dengan

pengetahuan yang kurang baik, memiliki risiko sebesar 2,014 kali untuk memiliki

anak dengan asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran. Besar risiko yang

dimiliki oleh siswa dengan ibu yang berpengetahuan kurang baik ini beragam,

mulai dari 0,933 kali hingga 4,347 kali untuk memiliki asupan yang tidak sesuai

dibandingkan dengan siswa dengan ibu yang berpengetahuan baik.

Berdasarkan hasil analisis chi square tidak ditemukan adanya hubungan

bermakna antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa yang ditunjukkan

oleh nilai p sebesar 0,109. Hasil penelitian yang dilakukan di Mesir pada tahun

2013 juga tidak menemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan ibu

dengan asupan energi siswa (El-Nmer dkk., 2014). Kesamaan hasil penelitian

Page 111: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

95

antara penelitian yang dilakukan di Mesir dengan penelitian yang dilakukan

peneliti dimungkinkan terjadi karena adanya kesamaan karakteristik usia sampel

yang mirip serta berasal dari satu sekolah yang sama.

Namun penelitian yang dilakukan di Oman dapat menunjukkan adanya

hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi anak (Al-

Shookri dkk., 2011). Adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dengan penelitian yang dilakukan di Oman dikarenakan adanya

perbedaan metode yang digunakan dalam pengambilan data asupan energi.

Penelitian yang dilakukan di Oman menggunakan FFQ sebagai metode

pengambilan data, sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan food recall sebagai metode pengambilan data asupan energi anak.

Tidak ditemukan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan

energi siswa terjadi karena jumlah ibu yang berpengetahuan kurang baik dan

memiliki anak dengan asupan energi yang tidak sesuai memiliki proporsi yang

tidak jauh berbeda dengan ibu berpengetahuan baik namun memiliki anak dengan

asupan energi yang tidak sesuai pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada

sampel penelitian ini, banyak pula ibu yang berpengetahuan baik namun tidak

dapat menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi anaknya.

Sehingga bagi ibu dengan pengetahuan yang kurang baik disarankan

untuk meningkatkan lagi pengetahuannya terkait jumlah, jenis, cara olah dan

frekuensi makan yang sesuai dengan kebutuhan energi anak serta bagi ibu dengan

pengetahuan yang sudah baik, disarankan untuk bisa mengaplikasikan

pengetahuannya agar bisa menjaga asupan anak sesuai dengan angka anjuran

Page 112: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

96

kecukupan energi sesuai jenis kelamin dan usianya. Arus informasi yang cepat

dan mudah diakses diharapkan dapat membantu ibu dalam peningkatan

pengetahuan guna memperbaiki asupan energi anak. Selain itu pihak sekolah

dapat membantu ibu untuk meningkatkan pengetahuan ibu agar asupan energi

anak juga menjadi lebih baik dan sesuai dengan anjuran angka kecukupan energi.

Pihak sekolah juga dapat membantu ibu dengan memberikan informasi

terkait asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sesuai dengan golongan

usianya dan asupan gizi terutama asupan energi yang sesuai dengan anak sesuai

dengan jenis kelamin dan usianya. Pemberian informasi tambahan kepada ibu

dapat diberikan melalui kelas parenting yang dilaksanakan pada saat pembagian

rapor dengan alat bantu leaflet atau modul yang berisi materi yang diberikan.

G. Hubungan Asupan Energi Ibu dengan Asupan Energi Siswa

Ibu dengan kebiasaan memiliki asupan energi yang tidak sesuai, memiliki

pengaruh yang cukup besar bagi anak untuk memiliki asupan energi yang juga

tidak sesuai dengan ajuran. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan dan praktek

makan ibu sangat kuat dalam memberikan pengaruh kepada asupan makanan

anak. Selama masa kanak-kanak, asupan ibu seperti lemak, karbohidrat dan energi

memberikan 23-97% varians asupan ketiga zat gizi tersebut pada anak. Pengaruh

dalam hal kesamaan asupan energi ini terjadi lebih kepada hasil dari pengamatan

kebiasaan orang tua dibandingkan dengan hasil genetik yang diturunkan orang tua

kepada anaknya (Sherry dan Dietz, 2005).

Hasil penelitian juga menunjukkan hal serupa, dimana lebih banyak ibu

dengan asupan energi yang kurang baik memiliki anak dengan asupan energi yang

Page 113: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

97

tidak sesuai pula dengan jumlah sebanyak 31 ibu (44,9%) dibandingkan dengan

ibu yang memiliki asupan energi yang sesuai. Banyak aspek yang dapat

menyebabkan asupan ibu mempengaruhi asupan energi anak. Pertama, sejak dini

ibu merupakan pembuat keputusan bagi jumlah dan jenis makanan yang di beli

dan disajikan baik di rumah maupun di luar rumah. ibu sering merencanakan dan

menyiapkan makanan utama, makanan ringan dan serta cara pengolahan makanan

yang dapat mempengaruhi asupan energi dari anak mereka. Selanjurnya, ibu

menjadi panutan anak dalam konsumsi energi dan pengeluaran energi. Anak

melihat sekelilingnya untuk mempelajari persepsi dari kebiasaan-kebiasaan orang

lain. Pada kasus asupan energi, hal tersebut dapat dikatakan bahwa anak

mengimitasi perilaku makan ibunya dalam hal jenis, jumlah, frekuensi, waktu

makan serta durasi dalam sekali makan (White, 2006).

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ibu yang memiliki asupan yang

tidak sesuai memiliki risiko sebesar 3,988 kali untuk memiliki anak dengan

asupan energi yang tidak sesuai pula. Namun besarnya risiko tersebut berbeda-

beda untuk setiap individu, sampel ibu dengan asupan energi yang tidak sesuai

dalam penelitian ini memiliki risiko untuk memiliki anak dengan asupan yang

tidak sesuai mulai dari 1,688-9,423 kali dibandingkan dengan ibu dengan asupan

energi yang sesuai.

Kebiasaan makan pada usia anak-anak sangat merefleksikan kebiasaan

ibu. Contohnya penelitian yang dilakukan di Australia menemukan bahwa ibu

dengan konsumsi buah dan sayur sedikit, memiliki anak yang banyak

mengonsumsi makanan tinggi energi (Hendrie dkk., 2012). Hal tersebut terjadi

Page 114: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

98

karena anak mencontoh perilaku makan ibunya yang lebih memilih makanan

tinggi energi dibandingkan dengan makanan yang kaya akan nutrisi lainnya

(Hendrie dkk., 2012). Kebiasaan makan ibu dalam hal pemilihan jenis makanan

yang tinggi energi, kuantitas makanan yang dikonsumsinya serta frekuensi makan

makanan tinggi energi tersebut yang kemudian dicontoh oleh anak dan dapat

mempengaruhi asupan energi anak (Santiago-Torres dkk., 2014).

Berdasarkan hasil analisis chi square ditemukan adanya hubungan antara

asupan energi ibu dengan asupan energi siswa yang ditujukkan oleh nilai p

sebesar 0,002. Sehingga dapat dikatakan bahwa peneliti berhasil membuktikan

hipotesis dari teori Birch dan Davidson yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara asupan energi ibu dengan asupan energi anak. Hasil penelitian

yang dilakukan di Amerika Serikat juga menunjukkan hasil yang sama dengan

menemukan adanya hubungan antara asupan ibu dengan asupan anak (Hanson

dkk., 2004). Penelitian tersebut menemukan adanya hubungan bermakna antara

asupan energi harian ibu dengan asupan energi harian anak laki-laki dan

perempuan dengan nilai p sebesar 0,01 untuk anak perempuan dan nilai p sebesar

0,04 untuk anak laki-laki.

Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa asupan makanan ibu dapat

mempengaruhi asupan anak karena adanya paparan berulang dari ibu selama

praktek makan bersama. Paparan berulang ini menyebabkan anak memiliki

asupan makanan yang sama dengan kebiasaan dari ibunya, anak akan memiliki

selera makan yang sama mulai dari jenis makanan yang dipilih hingga jumlah

makanan yang dikonsumsinya (Santiago-Torres dkk., 2014).

Page 115: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

99

Lebih jauh lagi, penelitian prospektif membuktikan bahwa asupan energi

anak yang tidak sesuai dengan anjuran tersebut didapatkan dari kebiasaan makan

ibu yang juga tidak sesuai dengan dengan anjuran AKG 2013 menurut golongan

usia mereka (Dickens dan Ogden, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh

peneliti juga diketahui bahwa distribusi ketidaksesuaian asupan energi, baik

asupan energi anak maupun ibu, paling banyak disumbangkan oleh anak dan ibu

dengan asupan energi yang kurang dari AKG 2013. Banyaknya ibu yang memiliki

asupan energi yang kurang terjadi akibat adanya kecenderungan ibu untuk

menjaga berat badan dan memilih makanan yang dikonsumsinya (Arganini dkk.,

2012). Rendahnya asupan energi akibat pilihan jenis, jumlah dan frekuensi

makanan yang dipilih ibu dimungkinkan menyebabkan anak mengikuti pilihan

tersebut sehingga asupan energi yang dimiliki anak juga kurang dari anjuran AKG

2013.

Penelitian lainnya juga menemukan adanya pola penyelarasan asupan

energi dari anak yang terbentuk dari orang tua dengan asupan energi yang tidak

sesuai. Pola penyelarasan tersebut terbentuk dari anak yang melihat kebiasaan

orang tuanya dalam mengonsumsi makanan padat energi namun tidak kaya akan

nutrisi lainnya (Dickens dan Ogden, 2014). Namun, ditemukan pula pola dimana

orang tua dengan kebiasaan makan makanan kaya nutrisi dapat memiliki anak

dengan kebiasaan yang berbeda yang kemudian menyebabkan anak memiliki

asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran (Dickens dan Ogden, 2014). Hal

tersebut menunjukkan bahwa meskipun kebiasaan makan ibu memberikan peran

penting dalam membentuk kebiasaan makan anak yang kemudian terlihat dari

Page 116: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

100

jumlah asupan energi yang dikonsumsi, kebiasaan tersebut juga merupakan

respon dari aksi dan reaksi yang dialami oleh anak selama dia membentuk

kebiasaan makannya tersebut.

Untuk itu, dibutuhkan pemberian informasi tambahan kepada ibu terkait

pola makan yang baik untuk mengubah kebiasaan asupan energi yang tidak sesuai

dengan anjuran tersebut. Perubahan kebiasaan asupan energi yang dilakukan oleh

ibu diharapkan dapat mempengaruhi kebiasaan anak dalam kebiasaan makan dan

pilihan makanannya sehingga asupan energi anak juga mengalami perbaikan.

Pihak sekolah dapat memberikan materi tambahan kepada anak terkait asupan

gizi yang sesuai dengan kebutuhan menurut usia ibunya serta makanan yang

sebaiknya dikonsumsi dan sebaiknya dihindari oleh siswa dan ibu mereka untuk

kemudian di praktekkan oleh anak di rumah agar asupan energi mereka sesuai

dengan AKG.

H. Hubungan Interaksi dengan Teman dengan Asupan Energi Siswa

Perilaku makan siswa yang sedang beranjak menuju remaja memiliki

kecenderungan untuk lebih senang bila makan dengan orang terdekat, yang mana

biasanya teman sebayalah yang dijadikan sebagai pilihan dalam menghabiskan

waktu bersama (Behrman dkk., 2000). Siswa yang senang menghabiskan waktu

bersama dengan teman sebayanya tersebut cenderung memiliki keputusan-

keputusan yang bisa mereka terima yang mana pada akhirnya akan membentuk

perilaku standar mereka. Pada masa anak sekolah, anak sering membandingkan

dirinya dengan teman-temannya di mana mudah sekali dihinggapi ketakutan akan

kegagalan dan ejekan teman (Gunarsa, 2008). Penelitian menemukan bahwa anak

Page 117: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

101

akan mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi energi ketika sedang bersama

dengan temannya dibandingkan saat sedang berada bersama dengan orang tuanya

(Salvy dkk., 2011).

Hasil penelitian juga menunjukkan hal yang serupa, dimana lebih banyak

anak dengan interaksi yang kuat dengan temannya memiliki asupan energi yang

tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan energi. Hasil analisis chi square

yang dilakukan, menunjukkan bahwa siswa dengan interaksi yang kuat dengan

teman memiliki risiko sebesar 1,289 kali untuk memiliki asupan yang tidak sesuai

dengan anjuran dibandingkan dengan siswa dengan interaksi yang lemah dengan

teman. Besar risiko yang dimiliki setiap siswa memiliki interaksi yang kuat

dengan teman ini berbeda-beda dengan rentang risiko untuk memiliki asupan

yang tidak sesuai mulai dari 0,323 kali hingga 1,523 kali dibandingkan dengan

siswa yang memiliki interaksi yang lemah dengan temannya.

Penelitian juga membuktikan bahwa teman lebih banyak mempengaruhi

asupan energi seorang anak pada usia sekolah seiring dengan lebih banyaknya

waktu yang dihabiskan bersama teman dan motivasi yang diberikan oleh teman

dibandingkan dengan orang tua (Salvy dkk., 2011). Asupan energi yang lebih

tinggi saat anak bersama dengan teman mungkin terjadi karena adanya pemberian

izin untuk mengonsumsi makanan tinggi energi yang biasanya dibatasi saat anak

bersama dengan orang tua (Salvy dkk., 2011).

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, tidak ditemukan adanya

hubungan bermakna antara interaksi dengan teman dengan asupan energi siswa

yang ditunjukkan oleh nilai p sebesar 0,485. Hasil penelitian ini tidak dapat

Page 118: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

102

membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara interaksi dengan teman dengan asupan energi siswa. Penelitian lainnya

yang juga dilakukan di Jakarta Selatan juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu

tidak menemukan adanya hubungan antara interaksi dengan teman dengan asupan

energi (Kirana, 2007). Kesamaan desain penelitian dan analisis yang digunakan

serta adanya kemiripan karakteristik usia pada sampel yang digunakan

dimungkinkan menjadi penyebab adanya kesamaan hasil pada penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dan penelitian yang di lakukan di Jakarta Selatan tersebut.

Terdapat pula penelitian yang dilakukan di Jakarta Selatan terhadap

sampel dengan karakteristik usia yang mirip dan tidak dapat membuktikan

hipotesis penelitian dengan tidak menemukan adanya hubungan yang bermakna

antara interaksi dengan teman dengan asupan energi siswa (Pramita, 2007).

Penelitian lainnya yang menggunakan desain studi yang sama serta sampel yang

mirip juga tidak dapat membuktikan hipotesis dengan tidak menemukan adanya

hubungan bermakna antara interaksi dengan teman dengan asupan energi anak

(Finnerty dkk., 2010).

Namun penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dapat membuktikan

hipotesis penelitian dengan menemukan adanya hubungan bermakna antara

interaksi dengan teman dengan asupan energi siswa (Salvy dkk., 2011). Penelitian

yang dilakukan di Amerika Serikat ini membandingkan asupan energi dari siswa

dengan usia sampel yang mirip, namun membedakan keduanya kedalam golongan

usia anak (5-9 tahun) dengan siswa yang sudah termasuk ke dalam kategori

remaja awal (12-15 tahun), dimana siswa yang sudah mulai memasuki usia

Page 119: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

103

remaja awal sudah mulai dipengaruhi asupan energinya oleh teman, terutama

remaja perempuan. Sehingga perbedaan hasil penelitian ini dimungkinkan karena

dengan usia sampel yang mirip, peneliti tidak membedakan golongan usia anak

dan remaja awal, sedangkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat

tersebut membedakan golongan usia siswa yang diteliti.

Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara interaksi dengan

teman dengan asupan energi siswa terjadi karena adanya perbedaan proporsi yang

kecil antara siswa dengan interaksi yang kuat dengan teman dan memiliki asupan

energi yang tidak sesuai dengan siswa yang memiliki interkasi yang lemah

dengan teman dan memiliki asupan energi yang tidak sesuai. Banyaknya siswa

dengan interaksi yang lemah dengan teman namun memiliki asupan energi yang

juga tidak sesuai anjuran dimungkinkan terjadi karena adanya faktor lainnya yang

dapat mempengaruhi asupan energi siswa seperti saudara kandung atau pengasuh

yang lebih sering menyiapkan makanan yang dikonsumsi oleh siswa di rumah.

I. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Asupan Energi Siswa

Aktivitas fisik sendiri merupakan salah satu determinan dalam tingkat

asupan energi pada anak usia sekolah (Brown dkk., 2011). Anak yang memiliki

tingkat aktivitas fisik yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran karena menonton TV

berhubungan positif dengan penambahan asupan zat gizi terutama konsumsi

makanan tinggi kalori (Dixon dkk., 2007).

Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian ini yang juga

menemukan adanya kecenderungan anak dengan aktivitas fisik yang kurang aktif,

Page 120: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

104

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran angka kecukupan

energi. Hasil analisis chi square juga menunjukkan bahwa siswa dengan aktivitas

yang tidak sesuai memiliki risiko sebesar 1,817 kali untuk memiliki asupan yang

tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan aktivitas yang sesuai. Rentang

besar risiko yang dimiliki oleh setiap siswa dengan aktivitas yang tidak sesuai

untuk memiliki asupan yang tidak sesuai adalah 0,846 kali hingga 3,902 kali

dibandingkan dengan siswa dengan aktivitas fisik yang sesuai.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa tidak

ditemukan adanya hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan asupan energi

siswa yang ditunjukan oleh nilai p sebesar 0,179. Hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak dapat membuktikan hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik

dengan asupan energi.

Hasil penelitian lain yang juga tidak dapat membuktikan hipotesis

penelitian juga terjadi pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 dimana

penelitian tersebut juga tidak menemukan adanya perbedaan asupan energi antara

siswa dengan aktivitas yang baik dan kurang baik (Ottevaere dkk., 2011).

Penelitian tersebut menyatakan bahwa anak dengan aktivitas fisik yang baik,

belum tentu memiliki asupan energi yang baik juga, karena sebagian anak justru

tidak dapat memenuhi asupan energi yang harus dikonsumsinya untuk

menggantikan cadangan energi yang digunakannya, sedangkan sebagian anak

lainnya yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi justru mengonsumsi

lebih banyak energi yang dibutuhkannya.

Page 121: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

105

Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan juga menunjukkan hasil

serupa, dimana tidak ditemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan

asupan energi (Kim dkk., 2010). Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan ini

menunjukkan bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan yang memiliki

aktivitas fisik yang kurang dari anjuran, memiliki asupan energi kurang yang juga

kurang dari AKG. Namun, kecenderungan tersebut tidak menunjukkan adanya

hubungan diantara kedua variabel. Hal tersebut dimungkinkan karena karena

tingkat aktivitas fisik setiap orang yang berbeda-beda setiap harinya tidak selalu

diiringi oleh perubahan langsung asupan energi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa

asupan energi dengan pengeluaran energi melalui aktivitas fisik tidak selalu

seimbang setiap harinya (Ottevaere dkk., 2011).

Namun sebuah penelitian eksperimental yang digunakan untuk membuat

sebuah program, menemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan

asupan energi siswa sekolah dasar (Luepker dkk., 1996). Penelitian tersebut

menemukan bahwa siswa yang diberikan aktivitas fisik tambahan, memiliki

asupan energi dari lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lebih

banyak memiliki aktivitas sedentari. Penelitian serupa yang dilakukan pada tahun

2012 juga menunjukkan hal yang sama, bahwa anak dengan aktivitas fisik yang

rendah memiliki asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak

dengan aktivitas sedentari yang lebih rendah (Fung dkk., 2012).

Tidak ditemukannya hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan energi

siswa pada penelitian ini dimungkinkan terjadi karena adanya variasi yang kecil

dari hasil perhitungan asupan energi akibat perbedaan waktu dalam pengambilan

Page 122: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

106

data asupan makanan melalui food recall. Selain itu, penggolongan tingkat

aktivitas fisik pada penelitian ini yang menggabungkan antara aktivitas yang

sedang dengan aktivitas tinggi menjadi kategori aktif juga dimungkinkan menjadi

salah satu penyebab tidak ditemukan adanya hubungan antara kedua variabel

tersebut. Penggabungan kedua kategori aktivitas fisik tersebut dilakukan lantaran

pada analisis data chi square yang dilakukan, hanya ditemukan 1 orang siswa

yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi dan memunculkan nilai harapan

yang lebih dari 20%. Sehingga, untuk menghindari angka harapan yang lebih dari

20%, peneliti menggabungkan tingkat aktivitas fisik tinggi dan tingkat aktivitas

sedang ke dalam kategori aktif.

Peneliti yang ingin melakukan penelitian terkait aktivitas fisik dan asupan

energi, sebaiknya membedakan kedua variabel tersebut ke dalam 3 kategori, yaitu

aktivitas rendah, sedang dan tinggi serta untuk variabel asupan energi dibagi

menjadi kategori kurang, cukup dan lebih. Tiga buah kategori dari kedua variabel

ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai hubungan

antara keduanya.

Page 123: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

107

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015” yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2015 hingga Oktober 2015, menghasilkan simpulan

sebagai berikut:

1. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang memiliki

asupan yang sesuai dengan AKG 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 82

orang siswa (67,2%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki asupan yang

tidak sesuai dengan anjuran.

2. Siswa laki-laki memiliki jumlah yang sama dengan siswa perempuan di kelas

5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal dengan jumlah sebanyak 61 siswa untuk

masing-masing jenis kelamin.

3. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal dengan praktek

pemberian makan yang baik dengan jumlah sebanyak 73 orang siswa (59,8%)

dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang

baik.

4. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang memiliki

ketersediaan makanan yang baik di rumah dengan jumlah siswa sebanyak 70

Page 124: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

108

orang siswa (57,4%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki ketersediaan

makanan yang kurang baik di rumah.

5. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang memiliki

ibu dengan pengetahuan yang baik dengan jumlah 63 orang siswa (51,6%)

dibandingkan dengan siswa yang memiliki ibu dengan pengetahuan yang

kurang baik.

6. Lebih banyak ibu siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang

memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan jumlah 69 orang ibu siswa

(56,6%) dibandingkan dengan ibu siswa yang memiliki asupan energi yang

sesuai dengan anjuran AKE berdasarkan AKG 2013.

7. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang memiliki

interaksi yang kuat dengan teman dengan jumlah sebanyak 77 orang siswa

(63,1%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki interaksi yang lemah

dengan temannya.

8. Lebih banyak siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal yang memiliki

tingkat aktivitas fisik yang aktif dengan jumlah sebanyak 64 orang siswa

(52,5%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik

yang kurang aktif.

9. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015.

10. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek pemberian

makan dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal

tahun 2015.

Page 125: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

109

11. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara ketersediaan makanan

dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun

2015.

12. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015.

13. Ditemukan adanya hubungan bermakna antara asupan energi ibu dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015

dengan nilai p sebesar 0.002.

14. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara interaksi dengan teman

dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun

2015.

15. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan

asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015.

B. Saran

1. Bagi SDIT Al Syukro Universal

Pihak sekolah disarankan untuk memberikan suplementasi materi

terkait kebutuhan energi siswa, terutama terkait asupan energi yang sesuai

dengan kebutuhan siswa menurut usia dan jenis kelaminnya berdasarkan

AKG 2013 pada mata pelajaran Penjaskes dan Pramuka. Pemberian materi di

sekolah diharapkan dapat mengubah asupan energi anak menjadi sesuai

dengan AKG 2013. Pengulanan materi yang diberikan pada mata pelajaran

Penjaskes dan Pramuka terkait asupan energi ini diharapkan dapat senantiasa

mengingatkan anak untuk memenuhi kebutuhan asupan energinya.

Page 126: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

110

Pemberian informasi tambahan kepada ibu juga dapat dilakukan pada

saat pembagian rapor dengan mengadakan kelas parenting tentang kebutuhan

zat gizi khususnya energi bagi ibu sesuai dengan golongan usianya dan

kebutuhan zat gizi bagi siswa sesuai dengan jenis kelamin dan usianya. Pada

kelas parenting yang diadakan ini, ibu dapat diberikan leaflet atau modul

terkait materi yang diberikan. Disarankan pula untuk mengadakan kelas

dengan materi terkait asupan gizi yang sesuai untuk anak saat ibu sedang

mengikuti kelas parenting dengan tujuan untuk mengingatkan anak terkait

kebutuhan asupan gizinya terutama asupan energi.

Disarankannya pemberian informasi kepada ibu ini diberikan karena

adanya kecenderungan ibu dengan pengetahuan yang kurang baik, memiliki

anak dengan asupan energi yang tidak sesuai dengan AKG. Oleh karena itu,

pemberian informasi tambahan ini hanya diberikan 2 kali dalam setahun,

diharapkan tetap dapat meningkatkan pengetahuan ibu terkait asupan energi

sesuai dengan AKG.

2. Bagi Ibu siswa SDIT Al Syukro Universal

Ibu disarankan merubah pola makannya agar dapat memenuhi asupan

energi sesuai dengan AKG 2013 sesuai dengan golongan usianya. Perubahan

pola makan ibu ini diharapkan dapat turut mempengaruhi perilaku makan

anak yang pada akhirnya dapat memperbaiki asupan energi anak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, pemberian lembar kuesioner praktek

pemberian makan sebaiknya diberikan kepada pihak yang lebih sering

Page 127: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

111

melakukan praktek pemberian makan kepada anak, misalnya anak lebih sering

bersama dengan pengasuh dibandingkan dengan orang tuanya selama praktek

pemberian makan, maka pengisian lembar kuesioner itu lebih baik dilakukan

oleh pengasuh anak. Untuk mengukur ketersediaan makanan, sebaiknya

peneliti selanjutnya menghitung ketersediaan makanan di luar rumah agar

lebih hasil analisis hubungan ketersediaan makanan dengan asupan energi

siswa dapat tergambar dengan baik.

Pada kuesioner ketersediaan makanan juga sebaiknya dilakukan

penjabaran jenis makanan lebih spesifik untuk mengurangi kesalahan dalam

pengumpulan data ketersediaan makanan. Selain itu, disarankan kepada

peneliti selanjutnya untuk melakukan recall dan record kepada sampel

penelitian selama tiga hari yang dilakukan secara tidak berturut-turut agar

hasil asupan energi mamiliki variasi yang cukup besar dan dapat

menggambarkan asupan energi dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Page 128: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

112

DAFTAR PUSTAKA

Adiwinanto, W. 2008. Pengaruh Intervensi Olahraga Di Sekolah Terhadap Indeks Masa Tubuh Dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi Pada Remaja Obesitas. Universitas Diponegoro

Al-Shookri, A., Al-Shukaily, L., Hassan, F., Al-Sheraji, S. & Al-Tobi, S. 2011. Effect of Mothers Nutritional Knowledge and Attitudes on Omani Children’s Dietary Intake. Oman Medical Journal, 26, 253-257.

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Anjani, R. P. 2013. Perbedaan Pengetahuan Gizi Dan Asupan Zat Gizi Pada Dewasa

Awal. Skripsi, Universitas Diponegoro. Arganini, C., Saba, A., Comitato, R., Virgili, F. & Turrini, A. 2012. Gender

Differences in Food Choice and Dietary Intake in Modern Western Societies InTech, 83-102.

Arredondo, E. M., Elder, J. P., Ayala, G. X., Campbell, N., Baquero, B. & Duerksen, S. 2006. Is Parenting Style Related to Children's Healthy Eating and Physical Activity in Latino Families? Health Educ Res, 21, 862-71.

Arundhana, A. I. 2010. Pola Perilaku Sedentari Merupakan Faktor Resiko Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Bantul. Thesis, Universitas Gadjah Mada.

Arundhana, A. I. 2013. Pola Perilaku Sedentari Merupakan Faktor Resiko Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Bantul. Universitas Gadjah Mada.

Asydhad, L. A. & Mardiah 2006. Makanan Tepat Untuk Balita, Jakarta, Kawan Pustaka.

Behrman, Klirgman & Arvin 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Berge, J. M., Wall, M., Loth, K. & Neumark-Sztainer, D. 2010. Parenting Style as a Predictor of Adolescent Weight and Weight-Related Behaviors. J Adolesc Health, 46, 331-8.

Bertram, D. 2009. Likert Scales. Serbia: University Of Belgrade. Birch, L. L. 1992. Children's Preferences for High-Fat Foods. Nutr Rev, 50, 249-255. Birch, L. L. 2006. Child Feeding Practices and the Etiology of Obesity. Obesity

(Silver Spring, Md.), 14, 343-344. Birch, L. L., Fisher, J. O., Grimm-Thomas, K., Markey, C. N., Sawyer, R. & Johnson,

S. L. 2001. Confirmatory Factor Analysis of the Child Feeding Questionnaire: A Measure of Parental Attitudes, Beliefs and Practices About Child Feeding and Obesity Proneness. Appetite, 36, 201-210.

Birch, L. L. & Ventura, A. K. 2009. Preventing Childhood Obesity: What Works? Int J Obes (Lond), 33 Suppl 1, S74-81.

Page 129: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

113

Blissett, J. 2011. Relationships between Parenting Style, Feeding Style and Feeding Practices and Fruit and Vegetable Consumption in Early Childhood. Appetite, 57, 826-831.

Boutelle, K. N., Fulkerson, J. A., Neumark-Sztainer, D., Story, M. & French, S. A. 2007. Fast Food for Family Meals: Relationships with Parent and Adolescent Food Intake, Home Food Availability and Weight Status. Public Health Nutrition, 10, 16-23.

Brashers, V. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Brown, J. E., Isaacs, J. S., Krinke, U. B., Lechtenberg, E., Murtaugh, M. A., Sharbaugh, C., Splett, P. L., Stang, J. & Wooldriedge, N. H. 2011. Nutrition through the Life Cycle United States of America, Wadsworth.

Campbell, K. J., Abbott, G., Spence, A. C., Crawford, D. A., McNaughton, S. A. & Ball, K. 2013. Home Food Availability Mediates Associations between Mothers' Nutrition Knowledge and Child Diet. Appetite, 71, 1-6.

Cope, K. 1996. Malnutrition in the Elderly, Seattle, Wahington, U.S. Administration on Aging.

Crepinsek, M. K. & Burstein, N. R. 2004. Maternal Employment and Children’s Nutrition. Electronic Publications from the Food Assistance & Nutrition Research Program, 1.

Datar, A., Nicosia, N. & Shier, V. 2014. Maternal Work and Children's Diet, Activity, and Obesity. Social Science & Medicine, 107, 196-204.

Davison, K. K. & Birch, L. L. 2001. Childhood Overweight: A Contextual Model and Recommendations for Future Research. Obes Rev, 2, 159-71.

Dickens, E. & Ogden, J. 2014. The Role of Parental Control and Modelling in Predicting a Child's Diet and Relationship with Food after They Leave Home. A Prospective Study. Appetite, 76, 23-9.

Dixon, H. G., Scully, M. L., Wakefield, M. A., White, V. M. & Crawford, D. A. 2007. The Effects of Television Advertisements for Junk Food Versus Nutritious Food on Children's Food Attitudes and Preferences. Social Science & Medicine, 65, 1311-1323.

Eisenberg, C. M., Ayala, G. X., Crespo, N. C., Lopez, N. V., Zive, M. M., Corder, K., Wood, C. & Elder, J. P. 2012. Examining Multiple Parenting Behaviors on Young Children's Dietary Fat Consumption. J Nutr Educ Behav, 44, 302-9.

El-Nmer, F., Salama, A. A. & Elhawary, D. 2014. Nutritional Knowledge, Attitude, and Practice of Parents and Its Impact on Growth of Their Children. Menoufia Medical Journal, 27, 612–616.

Finnerty, T., Reeves, S., Dabinett, J., Jeanes, Y. M. & Vögele, C. 2010. Effects of Peer Influence on Dietary Intake and Physical Activity in Schoolchildren. Public Health Nutrition, 13, 376-383.

Food and Agriculture Organization 2005. Nutrition Education in Primery Schools. Vol 2. : FAO.

Page 130: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

114

Fung, C., Kuhle, S., Lu, C., Purcell, M., Schwartz, M., Storey, K. & Veugelers, P. J. 2012. From "Best Practice" to "Next Practice": The Effectiveness of School-Based Health Promotion in Improving Healthy Eating and Physical Activity and Preventing Childhood Obesity. Int J Behav Nutr Phys Act, 9, 27.

Ganley, T. & Sherman, C. 2000. Exercise and Children's Health: A Little Counseling Can Pay Lasting Dividends. Phys Sportsmed, 28, 85-92.

Grover, Z. & C.Ee, L. 2009. Protein Energy Malnutrition. Pediatric The Clinics, 56, 1055–1068.

Gubbels, J. S., Kremers, S. P., Stafleu, A., Vries, S. I. d., Goldbohm, R. A., Dagnelie, P. C., Vries, N. K. d., Buuren, S. v. & Thijs, C. 2011. Association between Parenting Practices and Children’s Dietary Intake, Activity Behavior and Development of Body Mass Index: The Koala Birth Cohort Study. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 8.

Gunarsa, S. D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Jakarta, Gunung Mulia.

Gunawan, A. 2006. Food Combining, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Hakim, L. 2001. Tinjauan Tentang Konsumsi Energi Dan Beberapa Faktor Yang

Mempengaruhi Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Siswa Mts Al-Hamidiyah Depok Tahun 2001. Skripsi, Universitas Indonesia.

Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif, Jakarta, Niaga Swadaya. Hanson, N. I., Neumark-Sztainer, D., Eisenberg, M. E., Story, M. & Wall, M. 2004.

Associations between Parental Report of the Home Food Environment and Adolescent Intakes of Fruits, Vegetables and Dairy Foods. Public Health Nutrition, 8, 77-85.

Hastono, S. P. 2007. Analisis Data Kesehatan, Depok, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hendrie, G. A., Coveney, J. & Cox, D. N. 2012. Defining the Complexity of Childhood Obesity and Related Behaviours within the Family Environment Using Structural Equation Modelling. Public Health Nutr, 15, 48-57.

Hill, L., Casswell, S., Maskill, C., Jones, S. & Wyllie, A. 1998. Fruit and Vegetables as Adolescent Food Choices in New Zealand. HEALTH PROMOTION INTERNATIONAL 13, 55-66.

Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci & Kasper 1999. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Istiany, A. & Rusilanty 2013. Gizi Terapan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010. Riset Kesehatan Dasar Indonesia. :

Kementerian Kesehatan Republik Inonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/Sk/Xii/2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomomr 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi

Page 131: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

115

Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013b. Riset Kesehatan Dasar Indonesia. : Kementerian Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014. Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia 2014. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kim, S.-Y. & Lee, Y. J. 2009. Seasonal and Gender Differences of Beverage Consumption in Elementary School Students. Nutrition Research and Practice, 3, 234-241.

Kim, Y., Kim, H. A., Kim, J.-H., Kim, Y. & Lim, Y. 2010. Dietary Intake Based on Physical Activity Level in Korean Elementary School Students. Nutrition Research and Practice, 4, 317-322.

King, N. A. The Relationship between Physical Activity and Food Intake Proceedings of the Nutrition Society 1998. : Nutrition Society, 77-84.

Kirana, P. O. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecukupan Energi Dan Protein Pada Peserta Didik Sltpn 57 Jakarta Tahun 2007. Skripsi, Universitas Indonesia.

Kolopaking, R., Arianti, F., Fahmida, U., Karyadi, E. & Haryanthi, L. Using Precede Model to Develop Nutrition Education Program for Mid-Low Income Islamic Elementary School Children in Urban Area of Indonesia. Dipresentasikan pada simposium Nutrition Education from Assessment to Intervesion, 12th Asian Congress of Nutrition, 15-18 Mei, 2015 Yokohama, Jepang. : .

Kowalski, K. C., Crocker, P. R. E. & Donen, R. M. 2004. The Physical Activity Questionnaire for Older Children (Paq-C) and Adolescents (Paq-a) Manual. Canada: Collage of Kinesiology University of Saskatchewan.

Luepker, R. V., Perry, C. L., McKinlay, S. M., Nader, P. R., Parcel, G. S., Stone, E. J., Webber, L. S., Elder, J. P., Feldman, H. A., Johnson, C. C. & et al. 1996. Outcomes of a Field Trial to Improve Children's Dietary Patterns and Physical Activity. The Child and Adolescent Trial for Cardiovascular Health. Catch Collaborative Group. Jama, 275, 768-76.

Mananoru, W., Anita Basuki & Kawengian, S. E. S. 2013. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Status Gizi Pada Siswasekolah Dasar Di Pulau Bunaken Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado Sulawesi Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Mulyadi, C. K., Fransisca, Pramudya, K. M., Kevin, Lenardi, M. & Sukmarinah, S. 2013. Hubungan Antropometri, Aktivitas Fisik, Dan Pengetahuan Gizi Dengan Asupan Energi Dan Komposisi Makronutrien Pada Remaja. Jurnal Universitas Indonesia, 1, 90-99.

Ottevaere, C., Huybrechts, I., Béghin, L., Cuenca-Garcia, M., Bourdeaudhuij, I. D., Gottrand, F., Hagströmer, M., Kafatos, A., Donne, C. L., Moreno, L. A., Sjöström, M., Widhalm, K. & Henauw, S. D. 2011. Relationship between Self-Reported Dietary Intake and Physical Activity Levels among

Page 132: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

116

Adolescents: The Helena Study. nternational Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 8.

Pahlevi, A. E. 2012. Determinan Status Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7, 122-126.

Poti, J. M. & Popkin, B. M. 2011. Trends in Energy Intake among Us Children by Eating Location and Food Source, 1977-2006. J Am Diet Assoc, 111, 1156-64.

Pramita, W. K. 2007. Pola Konsumsi Makanan Serta Kecukupan Energi Dan Protein Pada Siswa Kelas 4 Dan 5 Sd Ar-Rahman Motik Jakarta Selatan. Skripsi, Universitas Indonesia.

Rolls, B. J., Engell, D. & Birch, L. L. 2000. Serving Portion Size Influences 5-Year-Old but Not 3-Year-Old Children's Food Intakes. J Am Diet Assoc, 100, 232-4.

Ruel, M. T. & Arimond, M. 2003. Measuring Childcare Practices, Washington, D.C, International Food Policy Research Institute.

Saibul, N., Shariff, Z. M., Lin, K. G., Kandiah, M., Ghani, N. A. & Rahman, H. A. 2009. Food Variety Score Is Associated with Dual Burden of Malnutrition in Orang Asli (Malaysian Indigenous Peoples) Households: Implications for Health Promotion Asia Pasific J Clin Nutrition, 18, 412-422.

Saifah, A. 2011. Hubungan Peran Keluarga, Guru, Teman Sebaya Dan Media Masa Dengan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu. Thesis, Universitas Indonesia.

Saktiyo 2006. Ipa Biologi Smp Jilid 2, Jakarta, Erlangga. Salvy, S.-J., Elmo, A., Nitecki, L. A., Kluczynski, M. A. & Roemmich, J. N. 2011.

Influence of Parents and Friends on Children's and Adolescents' Food Intake and Food Selection. The American Journal of Clinical Nutrition, 93, 87-92.

Santiago-Torres, M., Adams, A. K., Carrel, A. L., LaRowe, T. L. & Schoeller, D. A. 2014. Home Food Availability, Parental Dietary Intake, and Familial Eating Habits Influence the Diet Quality of Urban Hispanic Children. Childhood Obesity, 10, 408-415.

Sediaoetama, A. D. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid 1, Jakarta, PT Dian Rakyat.

Sherry, B. & Dietz, W. H. 2005. Handbook of Obesity Etiology and Pathophysiology. In: Bray, G. A. & Bouchard, C. (eds.) 2nd ed. : .

Shetty, P. S. 2010. Nutrition, Imunity, and Infection, London, CABI International. Simon, C., Schweitzer, B., Oujaa, M., Wagner, A., Arveiler, D., Triby, E., Copin, N.,

Blanc, S. & Platat, C. 2008. Successful Overweight Prevention in Adolescents by Increasing Physical Activity: A 4-Year Randomized Controlled Intervention. Int J Obes (Lond), 32, 1489-98.

Soenardi, T. 2011. 100 Resep Hidangan Organik Untuk Anak Sekolah, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Soetjoningsih 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 133: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

117

Spruijt-Metz, D., Lindquist, C. H., Birch, L. L., Fisher, J. O. & Goran, M. I. 2002. Relation between Mothers’ Child-Feeding Practices and Children’s Adiposity. Am J Clin Nutr, 75, 581–586.

Suhardjo 2002. Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak, Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

Sumanto, A. 2009. Tetap Langsing Dan Sehat Dengan Terapi Diet, Jakarta, PT AgroMedia Pustaka.

Susilowati, A. 2013. Sosialisasi Anak Pada Keluarga Nelayan. Skripsi, Universitas Hasanuddin.

Swinburn, B. A., Jolley, D., Kremer, P. J., Salbe, A. D. & Ravussin, E. 2006. Estimating the Effects of Energy Imbalance on Changes in Body Weight in Children. Am J Clin Nutr, 83, 859-63.

Taras, H. 2005. Nutrition and Student Performance at School. J Sch Health, 75, 199-213.

Thompson, P. D., Buchner, D., Pina, I. L., Balady, G. J., Williams, M. A., Marcus, B. H., Berra, K., Blair, S. N., Costa, F., Franklin, B., Fletcher, G. F., Gordon, N. F., Pate, R. R., Rodriguez, B. L., Yancey, A. K. & Wenger, N. K. 2003. Exercise and Physical Activity in the Prevention and Treatment of Atherosclerotic Cardiovascular Disease: A Statement from the Council on Clinical Cardiology (Subcommittee on Exercise, Rehabilitation, and Prevention) and the Council on Nutrition, Physical Activity, and Metabolism (Subcommittee on Physical Activity). Circulation, 107, 3109-16.

Utami, P. 2013. Diet Aman Dan Sehat Berkat Herbal, Jakarta, FMedia. Vitolo, M. R., Rauber, F., Campagnolo, P. D., Feldens, C. A. & Hoffman, D. J. 2010.

Maternal Dietary Counseling in the First Year of Life Is Associated with a Higher Healthy Eating Index in Childhood. J Nutr, 140, 2002-7.

Wahyu, G. G. 2009. Obesitas Pada Anak, Jakarta, Bentang Pustaka. Wahyutomo, A. H. 2010. Hubungan Karakteristik Dan Peran Kader Posyandu

Dengan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Di Puskesmas Kalitidu-Bojonegoro. Tesis, Universitas Sebelas Maret.

White, T. M. 2006. Food Variety and Energy Intake in Siblings Discordant for Adiposity. Thesis, The State University of New York.

Willet, W. 2013. Nutritional Epidemiology, New York, Oxford Press. Yulni, Hadju, V. & Virani, D. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dengan

Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Page 134: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

vi

LAMPIRAN

Page 135: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

vii

Page 136: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

vii

Lampiran 1 Kuesioner Ibu

Kuesioner Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Asupan Energi siswa SDIT Al

Syukro Kelas 5 dan 6 Tahun 2015

Assalamualaikum Wr. Wb,

Saya Kartika Anisa Putri, Mahasiswi Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta hendak memohon bantuan Ibu untuk meluangkan waktu guna

menjawab pertanyaan dalam angket ini guna kepentingan penyelesaian studi yang saya

kerjakan.Angket ini diberikan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Asupan Energi siswa SDIT Al Syukro Kelas 5 dan 6 Tahun 2015.

Wali murid yang terhormat, dengan kerendahan hati saya memohon keihklasan dari Ibu

untukmenjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Seluruh pernyataan dalam angket

ini tidak mengandung unsur penilaian yang berpengaruh terhadap nama baik, nilai, maupun

prestasi anak anda di sekolah, serta apapun yang anda isi pada lembar jawaban akan dijamin

kerahasiaannya. Apabila Ibu berkenan untuk membantu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut, harap membubuhkan tanda tangan pada lembar berikutnya.

Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih

Hormat saya,

Kartika Anisa Putri

Page 137: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

viii

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Ibu :

Usia : Tahun

Orang tua dari siswa yang bernama:

Kelas :

Bersedia membantu dan mengisi seluruh pertanyaan dan pernyataan yang ada di dalam angket ini

dengan jawaban yang sejujur-jujurnya. Selain itu, saya juga bersedia untuk menuliskan makanan yang

saya konsumsi selama 3 hari pada lembar yang disediakan.

Tangerang, Agustus 2015

(Nama Jelas)

Page 138: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

ix

*petunjuk jawaban

Selalu: dilakukan setiap hari Sering: dilakukan hampir setiap hari Kadang: dilakukan paling tidak seminggu sekali

Jarang: dilakukan paling tidak satu bulan sekali Tidak pernah: tidak pernah dilakukan

*Beri tanda (√) pada kolom pilihan jawaban yang disediakan

A. Praktek Pemberian Makan

Pernyataan Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

1. Saya memerhatikan cukup atau tidaknya porsi makan yang diperlukan oleh

anak saya

2. Saya melarang anak untuk makan banyak makanan yang manis-manis

(permen, es krim, kue-kue, biskuit, dll)

3. Saya melarang anak untuk makan banyak makanan berlemak tinggi

4. Saya menawarkan makanan manis (permen, es krim, kue, biskuit, dll) kepada

anak saya sebagai hadiah untuk perilaku baik

5. Saya menawarkan makanan kesukaannya apabila anak berperilaku baik

6. Jika saya tidak mengatur pilihan makan anak saya, ia akan banyak memilih

makanan jajanan daripada makanan utama

7. Jika saya tidak mengatur pilihan makan anak saya, maka ia akan memilih

makanan kesukaannya saja

8. Saya memastikan anak memilih makanan yang menyehatkan

9. Saya mendorong anak untuk makan sayuran dan buah-buahan

Page 139: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

x

Pernyataan Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

10. Saya membebaskan anak untuk memilih makanan apa saja untuk makanan

utamanya

11. Saya menentukan jumlah dan jenis makanan ringan/jajanan yang boleh

dimakan oleh anak

12. Saya menentukan jadwal teratur untuk waktu makan anak

13. Saya membolehkan anak memilih makanan ringan/jajanan sesukanya

14. Saya mengatur anak untuk menghabiskan makannya

15. Saya mengatur anak untuk makan bersama keluarga

16. Saya membiarkan anak untuk memutuskan kapan dia ingin makan

17. Saya membiarkan anak untuk ngemil diantara waktu makan

18. Saya memberikan makanan olahan (nugget, sosis, bakso) agar praktis

B. Ketersediaan Makanan

*petunjuk jawaban

Selalu: dilakukan setiap hari Sering: dilakukan hampir setiap hari Kadang: dilakukan paling tidak seminggu sekali

Jarang: dilakukan paling tidak satu bulan sekali Tidak pernah: tidak pernah dilakukan

Pernyataan Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

1. Dalam satu minggu terakhir, saya menyediakan sayur untuk anak saya

2. Dalam satu minggu terakhir, saya menyediakan buah untuk anak saya

3. Dalam satu minggu terakhir, saya menyediakan makanan ringan seperti chiki

untuk anak saya

Page 140: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xi

Pernyataan Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

4. Dalam satu minggu terakhir, saya menyediakan makanan tambahan seperti

kue, donat, dll untuk anak saya

C. Pengetahuan Gizi

*Lingkari salah satu pilihan jawaban

1. Contoh makanan yang berfungsi sebagai zat tenaga adalah.. 1. Ikan dan daging

2. Sayur dan buah

3. Ubi dan roti

4. Tempe dan tahu

2. Frekuensi makan yang baik yaitu.. 1. 3x makan besar dan 2-3x selingan

2. 3x makan besar tanpa selingan

3. 3x makan besar dan cemilan sesuai keinginan

4. 3x makan besar dan 1x selingan

3. Makanan selingan adalah… 1. Makanan camilan yang bisa dimakan sesuai keinginan

2. Makanan yang porsinya lebih besar dari makanan

utama

3. Makanan kecil yang dimakan diantara dua waktu

makan utama

4. Makanan ringan yang dimakan pada malam hari

4. Kekurangan asupan energi protein pada anak usia sekolah akan

menyebabkan…

1. Penyakit ginjal

2. Penyakit jantung

3. Kekurangan Energi Protein (KEP)

4. Gizi buruk

Page 141: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xii

5. Penyebab anak menjadi gemuk yaitu karena kelebihan asupan… 1. Protein dan vitamin

2. Serat

3. Karbohidrat dan lemak

4. Vitamin dan mineral

Page 142: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xix

Food Record

Assalamualaikum Wr Wb Ibu Wali murid terhormat, pada formulir ini, saya

mengharapkan kesediaan dari Ibu untuk menuliskan makanan yang ibu makan mulai dari

bangun di pagi hari hingga menjelang ibu tidur di malam hari selama 3 hari yaitu pada hari

Minggu, Senin dan Selasa. Ibu dapat mengisi formulir dengan format seperti berikut:

Hari ke 1

Hari/ Tanggal : Minggu, 15 Agustus 2015

Waktu

Makan Masakan/Menu

Jenis bahan makanan

Jumlah yang di habiskan

Ukuran Rumah Tangga Berat (gram)

06.30 Nasi goreng Nasi 1 centong A

Sosis 1 buah B

Bakso 2 butir C

06.30 Teh manis ½ gelas B

10.00 Semangka 2 potong ukuran papaya B

12.30 Nasi putih 1 centong A

12.30 Ayam goreng Paha ayam 1 potong A

12.30 Sambal 1 sendok makan

12.30 Sayur bayam Bayam 1 sendok A

Jagung ½ sendok B

12.30 Air putih 1 gelas A penuh

…..dst

Diisi oleh peneliti

*Berikut merupakan jenis alat minum yang dapat digunakan dalam penulisan jumlah

cairan yang dikonsumsi pada kolom Ukuran Rumah Tangga

A B C D

Page 143: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xx

Berikut merupakan contoh dari beberapa ukuran yang bisa ibu gunakan dalam menuliskan banyaknya makanan yang dimakan pada kolom Ukuran Rumah Tangga:

Nasi perkedel

Jagung Kentang

Roti tawar

Daging Sosis

Page 144: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxi

Ayam goreng

Bakso

Ikan mas

Ikan Lele Ikan gurame

Cumi-cumi Udang

Page 145: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxii

Ikan sarden Tahu

Tempe

Sayur asam/ lodeh

Sayur tumis

Wortel Buncis/kacang panjang

Apel Jambu biji

Page 146: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxiii

Pepaya Semangka

Mangga Jeruk

Pisang

Kue bolu

Page 147: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxiv

Food Record

Hari ke….

Hari/Tanggal:

Waktu Makan

Masakan/Menu

Jenis bahan

makanan

Jumlah yang di habiskan

Ukuran Rumah

Tangga

Berat (gram)

*diisi peneliti

Page 148: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxv

Lampiran 2 Kuesioner anak

Physical Activity Questionnaire (Elementary School)

Nama:_________________________

Tanggal lahir :___________________

Jenis kelamin :___________________

Kelas :___ (A/B/C)

Assalamualaikum Wr Wb.

Saya Kartika Anisa Putri, Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Kesehatan

Masayrakat hendak meminta bantuan dari adik-adik Siswa SDIT Al Syukro Universal untuk

mengisi beberapa pertanyaan dibawah ini untuk keperluan dalam penyelesaian studi saya

sebagai mahasiswa.

Saya hendak mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh adik-adik sekalian selama 7 hari

terakhir (1 minggu terakhir). Kegiatan ini termasuk kegiatan olahraga atau kegiatan lainnya

yang mengeluarkan keringat yang dilakukan oleh adik-adik seperti menari, bermain sepeda

dan berlari yang membuat kaki adik-adik terasa lelah.

Atas bantuan adik-adik sekalian, saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

Wassalamualaikum Wr Wb.

Catatan :

1. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang harus dilakukan hanyalah menjawab

2. Tolong jawab seluruh pertanyaan dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya

1. Kegiatan yang dilakukan di waktu senggang: apakah kamu melakukan kegiatan-

kegiatan berikut ini dalah 7 hari terakhir? Jika ya, berapa kali? (tandai setiap baris

1)

Contoh: Tidak Pernah 1-2 Kali 3-4 Kali 5-6 Kali Lebih Dari 7 Kali

Skipping

In-line skating

Tidak pernah 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali lebih dari 7 kali

Lompat tali

Bermain sepatu roda

Page 149: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxvi

Tidak pernah 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali lebih dari 7 kali

Melompat-Lompat

Berjalan Pagi

Bersepeda

Jogging Atau Lari

Aerobic

Berenang

Baseball Atau Softball

Dance atau menari

Sepak Bola

Badminton

Skateboarding

Bermain Voli

Bermain Basket

Ice Skating

Lainnya:

___________________

___________________

2. Dalam 7 hari terakhir, selama mata pelajaran olahraga, seberapa sering kamu

bergerak dengan sangat aktif, seperti bermain sepak bola, basket, berlari,

melompat)? (lingkari salah satu)

a. Saya tidak mengikuti mata pelajaran olah raga

b. Sangat jarang

c. Jarang

d. Cukup sering

e. Selalu

3. Dalam 7 hari terakhir, apa yang paling sering kamu lakukan saat waktu

istirahat? (lingkari salah satu)

a. Duduk (membaca, mengobrol, mengerjakan tugas sekolah)

b. Berdiri atau berkeliling

Page 150: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxvii

c. Bermain lari-larian

d. Berlari cukup jauh

e. Bermain permainan yang mengeluarkanbanyak keringat

4. Dalam 7 hari terakhir, apa yang paling sering kamu lakukan pada saat waktu

makan siang (selain makan siang)? (lingkari salah satu)

a. Duduk (membaca, mengobrol, mengerjakan tugas sekolah)

b. Berdiri atau berkeliling

c. Bermain lari-larian

d. Berlari cukup jauh

e. Bermain permainan yang mengeluarkan banyak keringat

5. Dalam 7 hari terakhir, tepat setelah waktu sekolah berakhir, berapa kali kamu

berolah raga, menari atau bermain yang mengeluarkan banyak keringat?

(lingkari salah satu)

a. Tidak pernah

b. Satu kali seminggu

c. 2-3 kali seminggu

d. 4 kali seminggu

e. 5 kali seminggu

6. Dalam 7 hari terakhir, saat sore hari, berapa kali kamu berolah raga, menari

atau bermain yang mengeluarkan banyak keringat? (lingkari salah satu)

a. Tidak pernah

b. Satu kali seminggu

c. 2-3 kali seminggu

d. 4-5 kaliseminggu

e. 6 kali atau lebih dalam seminggu

7. Dalam akhir pekan kemarin (jum’at, sabtu dan minggu), berapa kali kamu

melakukan kegiatan seperti berolah raga, bermain sepeda, menari atau

bermain yang mengeluarkan banyak keringat? (lingkari salah satu)

a. Tidak pernah

b. Satu kali

c. 2-3 kali

d. 4-5 kali

e. 6 kali atau lebih

Page 151: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxviii

8. Dari salah satu pernyataan dibawah ini, pernyataan yang manakah yang

menurut kamu paling menggambarkan dirimu? (lingkari salah satu)

a. Sebagian besar waktu luang saya, saya habiskan untuk bersantai

(melakukan aktivitas yang tidak mengeluarkan banyak keringat seperti

duduk)

b. Saya kadang-kadang (1-2 kali dalam seminggu) melakukan aktivitas fisik

dalam waktu luang saya

c. Saya sering (3-4 kali dalam seminggu) melakukan aktivitas fisik dalam

waktu luang saya

d. Saya cukup sering (5-6 kali dalam seminggu) melakukan aktivitas fisik

dalam waktu luang saya

e. Saya sangat sering (7 kali dalam seminggu) melakukan aktvitas fisik

dalam waktu luang saya

9. Tandai seberapa sering kamu melakukan kegiatan seperti berolahraga,

bermain permainan yang mengeluarkan banyak keringat setiap harinya selama

satu mingggu terakhir.

Tidak pernah sedikit sedang sering sangat sering

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Sabtu

Minggu

Page 152: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxix

Interaksi dengan teman

1. Saya mencontoh teman makan 3 kali dalam sehari 1. Ya

2. Tidak

2. Saya mencontoh teman makan sayur khususnya yang berwarna

hijau

1. Ya

2. Tidak

3. Saya dianjurkan teman untuk makan buah-buahan yang

berwarna kuning atau jingga

1. Ya

2. Tidak

4. Saya sering janjian dengan teman untuk jajan sehingga tidak

sarapan sarapan di rumah

1. Ya

2. Tidak

5. Saya diajak teman untuk jajan setiap hari 1. Ya

2. Tidak

6. Saya sering diajak teman untuk membeli minuman berwarna

(seperti sirup, minuman bersoda, dll)

1. Ya

2. Tidak

Page 153: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxx

Food Recall

Hari ke….

Waktu Makan

Masakan/Menu

Jenis bahan

makanan

Jumlah yang di habiskan

Ukuran Rumah

Tangga

Berat (gram)

Page 154: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxi

Lampiran 3 Output SPSS

Normalitas Statistics

praktek pemberian makan ketersediaan makanan di rumah

N Valid 122 122

Missing 0 0

Mean 3.5956 3.6639

Median 3.5556 3.7500

Std. Deviation .35399 .48720

Skewness -.070 -.103

Std. Error of Skewness .219 .219

Kurtosis -.335 .159

Std. Error of Kurtosis .435 .435

Minimum 2.56 2.50

Maximum 4.33 5.00

Percentiles 25 3.3333 3.2500

50 3.5556 3.7500

75 3.8472 4.0000

Statistics

interaksi dengan teman

Valid 122

Missing 0

Mean 1.3689

Median 1.3333

Skewness .550

Std. Error of Skewness .219

Kurtosis -.134

Std. Error of Kurtosis .435

Statistics

aktifitas fisik

N Valid 122

Missing 0

Mean 2.8847

Median 2.9000

Skewness -.021

Std. Error of Skewness .219

Page 155: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxii

Frequency Table ket_energi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak sesuai 40 32.8 32.8 32.8

sesuai 82 67.2 67.2 100.0

Total 122 100.0 100.0

Jk

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid perempuan 61 50.0 50.0 50.0

laki-laki 61 50.0 50.0 100.0

Total 122 100.0 100.0 Praktek pemberian makan edit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 49 40.2 40.2 40.2

baik 73 59.8 59.8 100.0

Total 122 100.0 100.0 ketersediaan makanan edit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 52 42.6 42.6 42.6

baik 70 57.4 57.4 100.0

Total 122 100.0 100.0

pengetahuan ibu edit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 59 48.4 48.4 48.4

baik 63 51.6 51.6 100.0

Total 122 100.0 100.0 keterangan makan ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SESUAI 69 56.6 56.6 56.6

SESUAI 53 43.4 43.4 100.0

Total 122 100.0 100.0

Page 156: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxiii

temaninter

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kuat 65 53.3 53.3 53.3

lemah 57 46.7 46.7 100.0

Total 122 100.0 100.0

aktivitas fisik fix

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang akif 58 47.5 47.5 47.5

aktif 64 52.5 52.5 100.0

Total 122 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jk * ket_energi 122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

Praktek pemberian makan edit * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

ketersediaan makanan edit * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

pengetahuan edit * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

keterangan makan ibu * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

interaksi dengan teman edit * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

aktivitas fisik edit * ket_energi

122 100.0% 0 .0% 122 100.0%

Page 157: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxiv

jk * ket_energi jk * ket_energi Crosstabulation

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

jk perempuan Count 24 37 61

% within jk 39.3% 60.7% 100.0%

laki-laki Count 16 45 61

% within jk 26.2% 73.8% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within jk 32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.380a 1 .123

Continuity Correctionb 1.823 1 .177

Likelihood Ratio 2.393 1 .122 Fisher's Exact Test .177 .088

Linear-by-Linear Association 2.361 1 .124 N of Valid Cases

b 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.

b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jk (perempuan / laki-laki)

1.824 .847 3.931

For cohort ket_energi = tidak sesuai

1.500 .889 2.532

For cohort ket_energi = sesuai

.822 .639 1.057

N of Valid Cases 122

Page 158: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxv

Praktek pemberian makan edit * ket_energi

Crosstab

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

Praktek pemberian makan edit

kurang Count 15 34 49

% within praktek pemberian makan edit

30.6% 69.4% 100.0%

baik Count 25 48 73

% within praktek pemberian makan edit

34.2% 65.8% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within praktek pemberian makan edit

32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .176a 1 .675

Continuity Correctionb .050 1 .824

Likelihood Ratio .176 1 .674 Fisher's Exact Test .699 .414

Linear-by-Linear Association .174 1 .676 N of Valid Cases

b 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.07.

b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for praktek pemberian makan edit (kurang / baik)

.847 .390 1.841

For cohort ket_energi = tidak sesuai

.894 .527 1.516

For cohort ket_energi = sesuai

1.055 .823 1.354

N of Valid Cases 122

Page 159: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxvi

ketersediaan makanan edit * ket_energi

Crosstab

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

ketersediaan makanan edit kurang Count 19 33 52

% within ketersediaan makanan edit

36.5% 63.5% 100.0%

baik Count 21 49 70

% within ketersediaan makanan edit

30.0% 70.0% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within ketersediaan makanan edit

32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .579a 1 S.447

Continuity Correctionb .320 1 .572

Likelihood Ratio .577 1 .448 Fisher's Exact Test .559 .285

Linear-by-Linear Association .574 1 .449 N of Valid Cases

b 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.05.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ketersediaan makanan edit (kurang / baik)

1.343 .627 2.877

For cohort ket_energi = tidak sesuai

1.218 .734 2.021

For cohort ket_energi = sesuai

.907 .701 1.172

N of Valid Cases 122

Page 160: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxvii

pengetahuan edit * ket_energi

pengetahuan ibu edit * ket_energi Crosstabulation

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

pengetahuan ibu edit kurang Count 24 35 59

% within pengetahuan ibu edit

40.7% 59.3% 100.0%

baik Count 16 47 63

% within pengetahuan ibu edit

25.4% 74.6% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within pengetahuan ibu edit

32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.228a 1 .072

Continuity Correctionb 2.572 1 .109

Likelihood Ratio 3.242 1 .072 Fisher's Exact Test .085 .054

Linear-by-Linear Association 3.202 1 .074 N of Valid Cases

b 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.34.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan ibu edit (kurang / baik)

2.014 .933 4.347

For cohort ket_energi = tidak sesuai

1.602 .949 2.704

For cohort ket_energi = sesuai

.795 .616 1.027

N of Valid Cases 122

Page 161: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxviii

keterangan makan ibu * ket_energi

Crosstab

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

keterangan makan ibu TIDAK SESUAI Count 31 38 69

% within keterangan makan ibu

44.9% 55.1% 100.0%

SESUAI Count 9 44 53

% within keterangan makan ibu

17.0% 83.0% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within keterangan makan ibu

32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.623a 1 .001

Continuity Correctionb 9.393 1 .002

Likelihood Ratio 11.134 1 .001 Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 10.536 1 .001 N of Valid Cases

b 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.38.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for keterangan makan ibu (TIDAK SESUAI / SESUAI)

3.988 1.688 9.423

For cohort ket_energi = tidak sesuai

2.646 1.381 5.068

For cohort ket_energi = sesuai

.663 .519 .848

N of Valid Cases 122

Page 162: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xxxix

interaksi dengan teman edit * ket_energi

temaninter * ket_energi Crosstabulation

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

temaninter kuat Count 23 42 65

% within temaninter 35.4% 64.6% 100.0%

lemah Count 17 40 57

% within temaninter 29.8% 70.2% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within temaninter 32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .426a 1 .514

Continuity Correctionb .211 1 .646

Likelihood Ratio .427 1 .513

Fisher's Exact Test .565 .324

Linear-by-Linear Association .423 1 .516

N of Valid Casesb 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.69.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for temaninter

(kuat / lemah) 1.289 .601 2.760

For cohort ket_energi = tidak

sesuai 1.186 .708 1.988

For cohort ket_energi =

sesuai .921 .719 1.179

N of Valid Cases 122

Page 163: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xl

aktivitas fisik edit * ket_energi

aktivitas fisik fix * ket_energi Crosstabulation

ket_energi

Total tidak sesuai sesuai

aktivitas fisik fix kurang akif Count 23 35 58

% within aktivitas fisik fix 39.7% 60.3% 100.0%

aktif Count 17 47 64

% within aktivitas fisik fix 26.6% 73.4% 100.0%

Total Count 40 82 122

% within aktivitas fisik fix 32.8% 67.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.367a 1 .124

Continuity Correctionb 1.810 1 .179

Likelihood Ratio 2.371 1 .124

Fisher's Exact Test .176 .089

Linear-by-Linear Association 2.347 1 .125

N of Valid Casesb 122

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for aktivitas fisik

fix (kurang akif / aktif) 1.817 .846 3.902

For cohort ket_energi = tidak

sesuai 1.493 .891 2.502

For cohort ket_energi =

sesuai .822 .637 1.061

N of Valid Cases 122

Page 164: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xli

VALIDITAS AKTIVITAS FISIK

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 65 100.0

Excludeda 0 .0

Total 65 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.901 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

skipping 89.5093 386.257 .597 .896

in line skate 91.1555 410.894 .330 .900

melompat 88.4170 411.594 .265 .901

jalan pagi 89.4170 396.818 .515 .897

bersepeda 88.7093 395.208 .537 .897

Jogging atau lari 89.0940 388.605 .654 .895

aerobic 90.7401 399.213 .452 .898

berenang 89.1401 379.169 .701 .893

baseball/softball 90.0170 385.238 .644 .895

dance 90.3247 394.443 .483 .898

sepak bola 89.5863 382.411 .658 .894

badminthon 89.2632 389.037 .553 .897

skateboarding 90.8940 400.568 .465 .898

voli 90.4324 394.328 .615 .896

basket 89.4016 383.349 .709 .894

ice skating 90.6940 405.858 .319 .901

mengikuti pelajaran olah raga

88.4632 414.771 .359 .900

saat istirahat 90.5863 405.028 .315 .901

saat makan siang 91.1401 419.932 .200 .904

tepat saat waktu sekolah 89.5093 398.956 .539 .897

tepat saat sore hari 89.6016 403.139 .428 .899

akhir pekan 89.7093 403.653 .405 .899

pernyataan 90.5093 427.397 .262 .906

senin 90.2324 402.757 .499 .898

selasa 89.8478 401.727 .498 .898

rabu 89.8170 408.695 .304 .901

kamis 89.1555 403.973 .393 .899

jum'at 89.4478 396.325 .460 .898

Page 165: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xlii

sabtu 89.7709 407.597 .309 .901

minggu 89.4632 400.484 .421 .899

sakit 91.0016 428.193 -.135 .904

kegiatan saat sakit 90.8632 428.704 -.190 .904

RELIABILITAS AKTIVITAS FISIK

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.899 .895 30

VALIDITAS PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 21 100.0

Excludeda 0 .0

Total 21 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Cukup atau tidaknya

makanan yang diperlukan

anak saya

62.71 35.114 .451 .618

menjaga anak agar tidak

banyak makan banyak

makanan yang manis

62.43 34.657 .482 .595

Page 166: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xliii

menjaga anak agar tidak

makan banyak makanan

berlemak tinggi

62.86 34.129 .464 .611

menawarkan makanan

manis kepada anak sebagai

hadiah perilaku baik

62.67 34.733 .408 .616

menawarkan makanan

manis kesukaannya apabila

anak berperilaku baik

62.62 36.248 .570 .616

jika tidak mengatur pilihan

makan anak, ia akan banyak

memilih makanan jajanan

daripada makanan utama

62.95 35.748 .434 .582

saya tidak mengatur pilihan

anak, maka ia akan memilih

makanan kesukaannya saja

63.52 35.662 .440 .568

memastikan anak memilih

makanan yang menyehatkan 62.01 35.214 .518 .621

mendorong anak untuk

makan sayuran dan buah-

buahan

62.57 34.557 .485 .613

membebaskan anak untuk

memilih makanan apa saja

untuk makanan utamanya

62.95 35.748 .434 .564

menentukan jumlah dan jenis

makanan ringan yang boleh

dimakan oleh anak saya

62.48 34.062 .454 .625

menentukan jadwal teratur

untuk waktu makan anak 62.24 33.690 .451 .598

membolehkan anak memilih

makanan ringan sesukanya 62.00 35.200 .552 .580

mengatur anak untuk

menghabiskan makanannya 61.95 36.648 .443 .589

mengatur anak untuk makan

bersama keluarga 62.05 36.348 .569 .554

Page 167: OLEH: Kartika Anisa Putri 1111101000117 PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29593/1/KARTIKA... · faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi

xliv

membiarkan anak untuk

memutuskan kapan dia ingin

makan

62.81 34.662 .487 .553

membiarkan anak untuk

ngemil diantara waktu makan 62.19 36.762 .572 .611

memberikan makanan

olahan agar praktis 62.00 36.200 .530 .593

RELIABILITAS PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.616 18