kti kartika putri

51
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO dan beberapa badan dunia lainnya pada tahun 1998 menghimbau semua negara Asia tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan, lingkungan yang umum dan kesehatan reproduksi remaja (soetjiningsih, 2004) Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja (10-19 tahun) sekitar 900 juta berada di negara berkembang, di Amerika Serikat tahun 1990 menunjukan remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi, di Asia Pasifik di mana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia seperlimanya adalah remaja 10-19 adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Nancy. 2002). Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 1

Upload: yudhisetiawan

Post on 25-Jun-2015

1.552 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI KARTIKA PUTRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO dan beberapa badan dunia lainnya pada tahun 1998 menghimbau semua

negara Asia tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan

melindungi remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan, lingkungan yang umum dan

kesehatan reproduksi remaja (soetjiningsih, 2004)

Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja (10-19

tahun) sekitar 900 juta berada di negara berkembang, di Amerika Serikat tahun 1990

menunjukan remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi, di Asia Pasifik di mana

penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia seperlimanya adalah remaja 10-19

adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan

(Nancy. 2002).

Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan

akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang

secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat

singkat. (Hurlock, 2000).

Sedangkan menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Namun jika

pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan

lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada

orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan dalam kelompok remaja.

1

Page 2: KTI KARTIKA PUTRI

Sejak tahun 2000, pemerintah mencanangkan suatu program yang berhubungan

dengan kesehatan reproduksi remaja yang sasarannya adalah siswa SLTP, dan Remaja

Karang Taruna. Pelaksanaan program ini secara lintas sektoral instansi pemerintah dan

swasta dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja tentang

kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual (Llywellyn-Jones, 1997).

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering

disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada

tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri

dalam masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari

proses pematangan kejiwaan. (Hendriati Agustian,2006).

Masa permulaan pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi antara usia 10

sampai 14 tetapi bisa lebih awal (pubertas dini) atau terlambat, tergantung dengan faktor-

faktor genetik individu. Masa pubertas berlangsung selama kira-kira lima tahun dan

sebagaimana terjadi pada anak laki-laki, diawali dengan pelepasan hormon-hormon dari

kelenjar pituitary yang kemudian bertindak secara langsung pada organ-organ seksual.

Kejadian yang paling dramatis bagi para anak perempuan adalah masa awal menstruasi

(menarche) sebagai respon untuk produksi dan pelepasan hormon-hormon perempuan

tersebut, estrogen dan progesteron. Indung telur matang dan mulai melepaskan telur-telur

dan uterus membesar, bersamaan dengan perkembangan dan kedewasaan organ-organ

kemaluan. Masa pertumbuhan yang cepat yang menghasilkan tinggi dan berat menyertai

perubahan-perubahan tersebut. Kedua pinggul melebar dan pola pendistribusian lemak

berubah untuk memproduksi bentuk tubuh perempuan yang karakteristik. Juga

karakteristik-karakteristik seksual sekunder berkembang sebagai kelanjutan-kelanjutan

Page 3: KTI KARTIKA PUTRI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adalah rendahnya pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder dan belum diketahui factor-faktor yang

mempengaruhi tentang peruban seks sekunder.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara Umur, Pendidikan orang tua, Psikologis,

Sumber informasi, Peran Teman Sebaya dengan tingkat pengetahuan remaja putri

tentang perubahan seks sekunder di SMPN 09 Jakarta Timur.

b. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder berdasarkan umur.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder berdasarkan pendidikan orang tua.

d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder berdasarkan psikologis.

e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder berdasarkan sumber informasi.

Page 4: KTI KARTIKA PUTRI

f. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang

perubahan seks sekunder berdasarkan peran teman sebaya.

g. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan pengetahuan remaja putri

tentang perubahan seks sekunder.

h. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua dengan

pengetahuan remaja putri tentang perubahan seks sekunder.

i. Untuk mengetahui hubungan antara psikologis dengan pengetahuan remaja

putri tentang perubahan seks sekunder.

j. Untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder.

k. Untuk mengetahui hubungan antara peran teman sebaya dengan

pengetahuan remaja putri tentang perubahan seks sekunder.

D. Mamfaat Penelitian

a. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

pengetahuan remaja putri tentang perubahan seks sekunder dan sebagai

bahan bacaan di perpustakaan.

b. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri

tentang perubahan seks sekunder sehigga pihak sekolah dapat memasukkan

materi mengenai perubahan seks sekunder dalam mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah.

Page 5: KTI KARTIKA PUTRI

c. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat jadi pengalaman bagi penulis dalam

melakukan sebuah penelitian, dapat memberikan masukan mengenai hal-hal

apa saja yang akan diteliti untuk penelitian lain yang meneliti mengenai

perubahan seks sekunder.

d. Bagi Responden

Agar remaja putri di SMPN 09 Jakarta Timur mendapat tambahan

pengetahuan perubahan tentang pubertas khususnya tentang seks sekunder.

E. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di SMPN 09 Jakarta Timur melalui pengumpulan data

yang diambil mulai Oktober s/d November 2010 dengan jumlah sample Orang remaja

putri terdiri dari kelas I dan II. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan tentang tingkat

pengetahuan remaja tentang perubahan seks sekunder, dan pembagian kuesioner. Variable

yang diteliti yaitu: umur, pendidikan orangtua, psikologis, sumber informasi, teman

sebaya.

Page 6: KTI KARTIKA PUTRI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

a. Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik,

psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan biasanya

dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun, dan berakhir lebih kurang di

usia 15 tahun sampai 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan

perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai

dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan

mimpi basah. Kini dikenal dengan adanya pubertas dini pada remaja. Penyebab

pubertas dini ialah bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip

dengan hormone estrogen. Hormon ini diketahui sangat berperan dalam mengatur

perkembangan seks wanita. (http:/wikipedia_indonesia.com).

b. Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentra

yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah

adolescence , seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas

mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. (Hurlock, 2000).

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi

dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama. (Hurlock,

2000).

Page 7: KTI KARTIKA PUTRI

Menurut WHO (1974) memberikan definisi remaja berbunyi sebagai berikut. Remaja

adalah suatu masa dimana :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak

menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang

relatif lebih mandiri.

c. Perkembangan Seksual Remaja

Sejak remaja pada diri seorang anak, terlihat adanya perubahan-perubahan pada

bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi pematangan kelenjar

pituitary, berpengaruh pada proses pertumbuhan pada tubuh sehingga remaja

mendapatkan ciri-cirinya sebagai perempuan dewasa / laki-laki dewasa.

Karakteristik seks primer mencakup, perkembangan organ-organ reproduksi.

Sedangkan perubahan primer pada masa pubertas adalah tanda-tanda/perubahan yang

menentukan sudah mulai berfungsi optimalnya organ reproduksi pada manusia.

Dan karakteristik seks sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai

dengan jenis kelamin atau perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-

perubahan primer yang terlihat dari luar.

Akil baligh adalah satu peringkat dalam hidup anda di mana tubuh badan anda

berubah dari seorang kanak-kanak ke seorang dewasa. Perubahan-perubahan ini

6

Page 8: KTI KARTIKA PUTRI

termasuklah ciri-ciri seks 'primer' dan 'sekunder'.Ia disebabkan bahan kimia di dalam

badan yang dipanggil hormon.

B. Batasan Usia Remaja

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 10-19 tahun. Namun jika pada usia

remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi

remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang

tua (tidak mandiri), maka dimasukkan dalam kelompok remaja.

Menut Hurlock ( 1999 ) membagi masa remaja menjadi pra remaja, remaja awal

dan remaja akhir dengan rincian sebagai berikut :

a. Pre adolescent : usia 10-12 tahun

b. Early adolescent : usia 13-16 tahun

c. Late adolescent : usia 17-21 tahun

Ada empat perubahan yang terjadi pada remaja, yaitu :

a. Meningginya emosi, biasanya lebih menonjol pada masa awal periode dan masa akhir

periode.

b. Perubahan tubuh.

Perubahan terhadap minat dan pola perilaku sehingga nilai-nilai juga berubah.

c.Sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, dimana remaja

menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi remaja sering takut untuk bertanggung

jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.

Sedangkan menurut Dep-Kes RI (2001), membagi masa remaja berdasarkan ciri

perkembangannya menjadi 3, yaitu :

Page 9: KTI KARTIKA PUTRI

a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)

Ciri-cirinya adalah lebih dekat dengan teman sebayanya, ingin bebas dan lebih

banyak memperhatikan keadaan tubuh, serta mulai berfikir abstrak

b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)

Ciri-cirinya adalah mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan,

mengembangkan kemampuan berfikir abstrak dan berkhayal tentang aktifitas seksual

c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

Ciri-cirinya adalah pengungkapan kebebasan diri. Lebih selektif dalam mencari

teman sebaya dan dapat mewujudkan rasa cinta. (Jurnal Kesehatan dan

Kedokteran, 2005)

Pada masa adolesensi ini terjadi proses kematangan yang berlangsung secara

lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Menurut banyak

ahli jiwa, batas waktu adolesensi itu ialah 17-19 tahun atau 17-21 tahun. (Kartono,

Kartini, 1992 )

Sedangkan menurut BKKBN ( Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak

reproduksi ) batasan remaja ialah antara 10-21 tahun.

C. Ciri-ciri Remaja

Menurut Hurlock ( 1994 ) ciri-ciri remaja adalah sebagai berikut :

a. Masa remaja sebagai periode penting

Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental,

terutama pada awal masa remaja, hal ini dapat menimbulkan perlunya pembentukan

sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Page 10: KTI KARTIKA PUTRI

Pada periode ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa tapi

status ini menguntungkan karena status tersebut memberikan waktu kepada remaja

untuk mencoba gaya hidup yang berbeda yang menentukan pola perilaku, nilai dan sifat

yang paling sesuai dengan dirinya.

c. Masa remaja sebagai masa perubahan

Pesatnya perubahan fisik pada awal masa remaja, berlangsung juga perubahan perilaku

dan sikap dengan pesat pula.

Ada empat perubahan yang terjadi pada remaja, yaitu :

d. Meningginya emosi, biasanya lebih menonjol pada masa awal periode dan masa akhir

periode.

e. Perubahan tubuh, perubahan terhadap minat dan pola perilaku sehingga nilai-nilai

juga berubah.

f. Sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, dimana remaja

menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi remaja sering takut untuk bertanggung

jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.

D. Fungsi organ Reproduksi

Mimpi Basah

Buah pelir (testis) yang terletak pada kantong pelir laki-laki menghasilkan sperma.

Seperma berenang melalui saluran sperma (vas deverens) yang mengeluarkan cairan

khusus sehingga bercampur menjadi air mani. Hormone yang mempengaruhi produksi

air mani ini adalah “Testosteron” yang dihasilkan oleh testis, pada masa pubertas,

Page 11: KTI KARTIKA PUTRI

produksi ini bisa sangat cepat sehingga dalam dua hari saja sudah berkumpul air mani

yang kadang-kadang keluar spontan dari penis saat tidur /bangun tidur ini di sebut“

Mimpi Basah “.

Haid/Menstruasi

Seorang perempuan di lahirkan dengan ratusan ribu sell telur dalam indung

telurnya (ovarium). Setelah perempuan memasuki masa pubertas ovariumnya mulai

berfungsi,pada masa itu, satu kali perbulan (sekitar 28 hari sekali) indung telur melepas

satu sel telurke saluran indung telur. Sel telur itu bergerak menuju rahim.bila sel telur

dalam perjalananya menuju dinding rahim tidak bertemu sel sperma (tidak terjadi

hubungan seksual pada masa subur), maka sel telur beserta lapisan dalam dinding rahim

tempat sel telur itu bersarangakan luruh dan keluar melalui lubang vagina sebagai darah

haid/menstruasi. Seloesai (sekitar 5-7 hari), indung telur mulai bersiap untuk melepas

sel telur berikutnya.

Proses pembuahan /konsepsi dan kehamilan

Ketika penis laki-laki masuk kedalam vagina perempuan, di ikuti ejakulasi, maka

jutaan seperma laki-laki berenang menujunrahim, hanya satu sperma yang menembus

sel telur. Kalau seks tersebut terjadi pada masa subur perempuan dan sperma

menembus sel telur, maka bisa terjadi kehamilan.seki pun seks itu terjadi untuk pertama

kalinya. Proses ini di sebut pembuahan (konsepsi).

Page 12: KTI KARTIKA PUTRI

Kehamilan diawali dengan menempelnya sel telur yang sudah di buahi oleh

sperma di lapisan sperma di lapisan dinding rahim.hasil pembuahan itu di sebut embrio

yang terus berubah menjadi janin bayi selama 280 hari atau sekitar 9 bln.

Kehamilan bisa terjadi pada remaja karena alat reproduksi secara fisik sudah

siap.namun bukan berarti remaja telah siap secara mental dan social untuk

melaksanakan peran sebagai orang tua. Kehamilan pada remaja yang belum menikah

biasanya disebut Kehamilan Yang Tak Di inginkan (KTD). Selan itu pada usia di

bawah 19 tahun walaupun organ reproduksisudah siap melakukan fungsi reproduksi,

pertumbuhan tulang panggul remaja perempuan belum sempurna,akibatnya kesulitan

persalinan

E. Perubahan Seks Primer dan Seks Sekunder Pada Remaja

Perubahan Seks Primer

1. Pada pria – Gonad atau testis yang terletak di skrotum, di luar tubuh, pada usia 14

tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat

selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang

penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Kalau fungsi organ-organ pria sudah matang, maka

biasanya mulai terjadi mimpi basah.

2. Pada wanita – Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,

meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia 11 atau 12

tahun berkisar 5,3 gram, pada usia 16 rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-

Page 13: KTI KARTIKA PUTRI

telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme

reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya menstruasi.

Perubahan seks sekunder

1. Pada perempuan: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; pertumbuhan

payudara; tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina; panggul mulai

melebar; tangan dan kaki bertambah besar; tulang-tulang wajah mulai memanjang

dan membesar; vagina mengeluarkan cairan; keringat bertambah banyak; kulit dan

rambut mulai berminyak; pantat bertambah lebih besar.

2. Pada pria: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah

besar; pundak dan dada bertambah besar dan membidang; otot menguat; tulang wajah

memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi; tumbuh jakun;

tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan; penis dan buah

zakar membesar; suara menjadi besar; keringat bertambah banyak; kulit dan rambut

mulai berminyak.

Matriks perubahan seks sekunder

Perumpuan Laki-laki

Perubahan fisik -Tinggi badan.

-Tumbuh bulu-bulu halus sekitar

kelamin dan ketiak

-Payudara membesar

-Rongga panggul membesar

-Haid pertama/menarce

-Tinggi badan

-Tumbuh bulu-bulu halus sekitar

kelamin dan ketiak

-Testis membesar

- Suara membesar

- Mimpi basah

Page 14: KTI KARTIKA PUTRI

Perubahan psikologis -Tertarik pada lawanjenis

-Kecemasan

-Lebih perasa

-Ingin menonjolkan diri dan di

perhatikan

-Mudah sedih dan sedih

-Tertarik pada lawan jenis

- Kecemasan

- Sulit bersepakat

- Ingin menonjolkan diri dan di

perhatikan

- Kurang pertimbangan-

- Mudah terpengaruh

Gambar 1. Matriks Perubahan Seks Sekunder

Perubahan Emotional / Psikologis

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan

Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari

perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi

pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama

karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi

kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk

menghadapi keadaan-keadaan itu

Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada

perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga

diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja.

Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar

juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu

sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan

sosial yang baru.

Page 15: KTI KARTIKA PUTRI

F. Penyebab Perubahan Pubertas

a. Peran Kelenjar Pituitary – Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu

hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan

hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum

masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan

kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga

semakin bertambah, dalam keadaan demikian perubahan-perubahan pada masa puber

mulai terjadi.

b. Peran Gonad- Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks

yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri

seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.

c. Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad,

yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar

pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara

berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga

menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad

berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang

menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.

G. Ciri-ciri seks 'primer' dan 'sekunder'. Yang disebabkan bahan kimia di dalam

badan yang dipengaruhi hormon.

Page 16: KTI KARTIKA PUTRI

Ciri-ciri pada pria

Ciri-ciri seks primer yang berubah adalah perubahan zakar (penis) dan buah

zakar (testis).

Manakala ciri-ciri seks sekunder pula melibatkan pertumbuhan misai dan janggut

serta suara yang lebih garau.

Bulu ketiak serta di bahagian kemaluan juga merupakan tanda-tanda akil baligh.

Ciri-ciri pada perumpuan

Ciri-ciri seks primer yang berubah adalah perubahan ovari.

Manakala ciri-ciri seks sekunder pula melibatkan perubahan payudara serta

punggung membesar.

Bulu dari ketiak dan di bahagian kemaluan juga merupakan tanda- tanda akil balig.

Tahap Perubahan Untuk Tumbuh besaran Zakar Lelaki

Zakar (Penis) dan Kerandut Buah Zakar (Skrotum)

Tahap 1: Keadaan kanak-kanak yang ada dari lahir hingga akil baligh. Pada masa

ini penis memanjang sedikit tetapi tiada banyak perubahan yang ketara boleh

dilihat.

Tahap 2: Skrotum mulai membesar, dan terdapat kemerahan dan perubahan tekstur

pada kulit skrotum.

Tahap 3: Penis akan lebih memanjang dan sedikit lebar. Terdapat juga pembesaran

pada skrotum.

Page 17: KTI KARTIKA PUTRI

Tahap 4: Penis semakin memanjang, melebar dan glans (kepala penih) telah

terbentuk. Skrotum lebih membesar dan kulit skrotum telah semakin gelap

warnanya.

Tahap 5: Kemaluan sekarang sudah mencapai saiz orang dewasa. Bentuk kemaluan

mungkin akan berada pada satu tahap yang tertentu buat masa yang lama sebelum ia

membesar ke tahap yang seterusnya.

Tahap Perubahan Untuk Tumbuh besar Bulu Kemaluan Lelaki

Bulu Kemaluan

Tahap 1: Tiada bulu kemaluan kelihatan, tetapi mungkin terdapat bulu-bulu halus

seperti terdapat pada bahagian perut.

Tahap 2: Kelihatan terdapat pertumbuhan yang berwarna cerah dan jarang. Ia

selalunya lurus atau sedikit kerinting. Ia selalunya tumbuh di sebelah pangkal penis.

Tahap 3: Bulu tersebut mula tumbuh di bahagian ari0ari dan kelihatan lebih gelap,

kasar dan lebih kerinting.

Tahap 4: Bulu tersebut adalah menyerupai seorang dewasa tetapi melitupi kawasan

yang lebih kecil daripada dewasa. Tiada pertumbuhan di bahagian dalam paha.

Tahap 5: Bulu dilihat meliputi kawasan tiga segi terbalik pada bahagian ari0ari

(seperti seorang wanita). bulu juga telah tumbuh di bahagian dalam peha, tetapi

bukan di bahagian lain (kawasan linea alba dan melebih isegi tida terbalik tersebut).

Tahap Perubahan Tumbuh besar Payudara

Payudara

Tahap 1: Tiada perkembangan payudara.

Page 18: KTI KARTIKA PUTRI

Tahap 2: Tanda awal perkembangan payudara mula kelihatan. Ia juga dikenali

sebagai perkembangan putik payudara (breast bud stage). Terdapat sedikti tisu

payudara di bawahputing yang

boleh dirasa. Kawasan areola (bahagian gelap dan leper yang mengelilingi puting)

sudah mula membesar.

Tahap 3: Payudara kelihatan lebih menonjol, walaupun begitu tiada pembahagian

yang jelas antara puting dan payudara.

Tahap 4: Payudara mula membesar. Terdapat pembahagian jelas antara

puting dan payudara, di mana puting dan areola mula membentuk bonjolan

sekunder di atas payudara.

Tahap 5:Payudara sudah matang sepenuhnya. Kontur payudara adalah jelas dan

areola kelihatan mengundur di dalam kontur keseluruhan payudara.

Tahap Perubahan untuk Tumbuh besar Bulu Kemaluan Perempuan

Bulu kemaluan

Tahap 1: Tiada bulu kemaluan

Tahap 2: Terdapat sedikit bulu kemaluan yang panjang yang tumbuh di sekitar

kemaluan.

Tahap 3: Bulu-bulu lebih gelap, kasar, kerinting dan tumbuh dengan jarang di

sekitar kemaluan.

Tahap 4: Bulu-bulu sudah seperti dewasa, tetapi ia tumbuh di kawasan yang lebih

kecil dari orang dewasa. Tiada bulu tumbuh di bahagian dalam paha.

Page 19: KTI KARTIKA PUTRI

Tahap 5: Bulu-bulu seperti orang dewasa, tumbuh seperti segi tiga terbalik di

kawasan ari-ari. Mungkin terdapat bulu tubuh di kawasan dalam paha.

H. DAMPAK DARI KETIDAKTAHUAN REMAJA

a. kehamilan tak diinginkan/KTD

KTD adalah kehamilan yang sesungguhnya tidak diinginkan. Biasanya kehamilan

ini terjadi pada remaj / orang-orang yang belum cukup memahami proses kehamilan,

banyak factor yang tak di harapkan, antara lain:

- Usia haid / menstruasi yang sangat muda,disisi lain usia menikah yang semakin

lama, sehingga masa gejolak seksual semakin panjang.

- Tidak cukup memiliki pengetahuan tentang seksualitasdan kesehatan reproduksi

serta resiko-resiko prilaku seksual yang tidak aman.

- Tidak mengunakan alat kontrasepsi ketika melkukan hubungan seksual.

Kehamilan yang tak diharapkan pada masa remaja mempunyai resiko

fisik/medis,psikologis dan seksual:

a. Resiko fisik antara lain: mudah terjadi perdarahan selama hamil karena hormone

belum stabil, mudah terjadi keguguran karena otot-otot rahim belum kuat,ganguan

selam kehamilan seperti keracunan kehamilan, kejang, Prematur, BBLR, dll.

b. Resiko psikologis: perasaan tertekan (stres), kecemasan / kekhawatiran yang

tinggi karena menanggung beban akan menjadi ibu atau ayah,perasaan malu dan

bersalah dikucilkan orang tua, bahkan laki-laki yang menghamilinya tidak

bertanggung jawab.

Page 20: KTI KARTIKA PUTRI

c.Resiko social berupa di kucilkan dan mendapat cemoohan dari orang-orang lain, di

keluarkan dari sekolah, terganggu rencana masa depanya, menjadi ibu tunggal ( laki-

laki yang menghamilinya tidak bertanggung jawab), cap buruk bagi ibu maupun anak.

b. ABORSI

Kehamilan yang tak diharapkan pada masa remaja dapat memicu terjadinya

penghentian kehamilan /Aborsi. Adlah gu-gurnya kehamilan sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan secara mandiri. Ada aborsi yang terjadi secara sepontan dan

ada yang sengaja.

Aborsi mengandung resiko yang sangat tinggi apabila di kerjakan secara illegal,

tanpa prosedur dan cara baku kedokteran yang benar.misalnya:

- penggunaan ramuan, jamu-jamuan, obat peluntur.

- Pijatan di rahim, lompat-lompat atau melakukan gerakan-gerakan keras.

- Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul, dedaunan.

Tindakan aborsi dengan cara tersebut sangat beresiko,antara lain:

a. Bisa menyebabkan perdarahan sampai mengalami scok atau pingsan

bahkan bisa menyebabkan kematian.

b. Robekan rahim

c. Infeksi dan berbagai penyakit lain.

c. INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Page 21: KTI KARTIKA PUTRI

IMS / penyakit kelamin yaitu penyakit-penyakit yang sebagian besar ditularkan

melalui hubungan seksual, Beberapa jenis IMS:

-Kencing nanah (Gonore)

-Raja singa (Sifilis)

-Herpes

-Klamidia

Orang yang mengidap IMS memiliki resiko yang lebih besar untuk infeksi HIV,

karena luka yang terbuka memberi jalan masuk untuk virus sepertii HIV.Beberapa tanda

dan gejala IMS adalah :

- ada cairan yang keluar dari penis,vagina atau dubur.

- Terasa panas atau pedeih saat buang air kecil dan melkukan hubungan seksual.

- Nyeri di bagian perut bagian bawah (perempuan), buah pelir (laki-laki) serta pantat

dan kaki. Pada perempuan sering kali gejala ini tidak dirasakan, walaupun

sebenarnya sudah terkena IMS.

- Melepuh, lecet, kutil, ruam dan pembengkakan di sekitar alat kelamin.

- gejala lainya adalah demam,pusing, nyeri otot dan pembengkakan kelenjar.

Jika merasakan salah satu atau lebih gejala-gejal tersebut maka segeralah periksa ke

dokter atau layanan kesehatan terdekat, habiskan obat yang di berikan, jangan

berhubungan seks.

I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN SEKS

SEKUNDER

a. Pengetahuan

Page 22: KTI KARTIKA PUTRI

Menurut Notoatmojo (2003) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Rogers (1974) ynag dikutip oleh

Notoadmodjo (2005) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati 5

tahap yaitu awarenest (kesadaran), interest (tertarik pada stimulus), evaluation

(mengevaluasi atau menimbang baik tidaknya stimulus), dan trial (mencoba) serta adoption

(subjek telah berprilaku baru). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

disadari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku tidak disadari pengetahuan, kesadaran

maka tidak akan berlangsung lama.Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu : Tahu (Know)

Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

a. Memahami (Comprehension)

Yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi secara benar.

b. Aplikasi (Aplication)

Page 23: KTI KARTIKA PUTRI

Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil, yaitu penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, prinsip dan sebagainya

dalam konteks dan situasi yang lain.

c. Analisi (Analysis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama

lainnya.

d. Sintesis (Synnthesis)

Artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang telah ada.

e. Evaluasi (Evaluation)

Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

b. Umur

Dalam hal ini semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi pula tingkat

pengetahuannya (Dianawati, 2003). Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian

Husni (1998) bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara umur

dengan pengetahuan tentang Perubahan Seks Sekunder.

c. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Page 24: KTI KARTIKA PUTRI

Pendidikan orang tua dalam hal ini dapat menentukan tahu atau

ketidaktahuannya, maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan

mengenai masalah remaja dengan anak, sehingga mereka tidak terbuka terhadap

anaknya, bahkan cenderung membuat jarak dengan anaknya dalam masalah ini.

(Sarwono, 2001).

d. Sumber informasi

Informasi kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan

prilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan (Notoatmojo. 1997) Informasi

merupakan keterangan secara potensial dapat menambah pengetahuan atau yang

mempunyai kemampuan untuk mengetahuai sesuatu hal.

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk

atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya ang pada giliranya

akan tiba ada saling pengertian yang mendalam.

Menurut Kar (1983) dan Notoatmojo (1993) mengemukakan bahwa

pengetahuan seseorang akan terbentuk karena adanya informasi, maka semakin

banyak informasi yang didapatkan semakin tinggi pengetahuan seseorang.

Menurut teori siregar 2002, informasi merupakan suatu hal yang potensial

dalam memberikan pengetahuan. Dan komunikasi merupakan suatu proses dimana

dua orang atau lebih dapat melakukan pertukaran informasi, sedangkan berdasarkasn

hasil penelitian sumber informasi terbanyak di perkotaan berasal dari Media

elektronik (74%), majalah / surat kabar (33%), Dan hasil penelitian lain

mengemukakan factor yang berkontribusi terhadap pengetahuan kesehatan adalah

komunikasi seperti pelayanan kesehatan, sekolah, dan orang tua.

Page 25: KTI KARTIKA PUTRI

e. Peran teman sebaya

Dari berbagai wadah interaksi, remaja cenderung memiliki kelompok

sebaya sebagai wadah interaksi yang dirasa sangat sesuai dengan dirinya saling

bertukaran pikiran, saling mengerti. Hal ini dikarenakan mereka mengalami keadaan

yang sama, sehingga mereka sering “tampak aneh” bagi orang yang tidak sebaya.

Oleh sebab itu pula remaja jarang bergaul dengan orang-orang di luar kelompok

sebayanya. Kelompok sebaya merupakan panutan utama para remaja sejalan dengan

makin menjauhnya remaja dari lingkungan keluarga dan orang dewasa lainya

(Hurlock, 1973).

J. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

Pengetahuan

Umur

Pendidikan Orang tua

Page 26: KTI KARTIKA PUTRI

Sumber : Notoatmojo 2002

Gambar 2. Kerangka Teori

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Seks Sekunder

Faktor Pemungkin

Teman Sebaya

Jenis Kelamin

Pergaulan

Kemajuan Teknologi

Faktor Penguat

Guru

Orang Tua

Lingkungan

Sumber Informasi

Page 27: KTI KARTIKA PUTRI

PENGETAHUAN

REMAJA

Umur

Pendidikan Ayah

Pendidikan Ibu

Sumber informasi

Peran Teman Sebaya

BAB III

KERANGKA KONSEP

DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori di atas, pengetahuan remaja putri

tentang perubahan seks sekunder dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan orang tua,

sumber informasi, dan peran teman sebaya, yang kemudian diambil sebagai variable yang

diduga berhubungan dengan pengetahuan remaja putri tentang perubahan seks sekunder.

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka diperlukan kerangka konsep sebagai dasar

pegangan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep dalam penelitian dapat digambarkan dalam

ilustrasi berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambaran Pengetahuan

Remaja Putri Tentang

Perubahan Seks Sekunder

29

Page 28: KTI KARTIKA PUTRI

Gambar 3. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang menggunakan bagaimana cara

mengukur suatu variabel.

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki

atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang konsep penelitian tertentu.

Tabel 1

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur kategori

Skala

Penguk

uran

1.

Dependent

Pengetahuan

tentang

Perubahan

seks sekunder

Pengetahuan Siswa

mengenai perubahan

seks sekunder

Kuesioner 1.Baik

(jika skor 70%-

100%)

2. kurang

(<70%)

Ordinal

2.

Independent

Umur Umur Individu saat ini

yang dilihat dari data

yang di peroleh dari

responden berdasarkan

kuesioner.

Kuesioner 1. Umur

(Usia <13 thn)

2. Umur

Ordinal

Page 29: KTI KARTIKA PUTRI

( jika usia ≥13 thn

)

3 Tingkat

Pendidikan

(Ayah)

Proses belajar mengajar

secara formal di

institusi resmi dan

berijazah yang terakhir

ditempuh orang tua

siswa

Kuesioner 1.PendidikanRendah

(tidak sekolah –

tamat

SMP)

2.Pendidikan Tinggi

(SMA-Perguruan

tinggi)

Ordinal

4 Tingkat

Pendidikan

(Ibu)

Proses belajar mengajar

secara formal di

institusi resmi dan

berijazah yang terakhir

ditempuh orang tua

siswa

Kuesioner 1.Pendidikan

Rendah

(tidak sekolah –

tamat

SMP).

2.Pndidikan Tnggi

(SMA-Perguruan

Tinggi)

Ordinal

5

Sumber

Informasi

Sumber dari informasi

Berasal yang di ukur

daripertanyaan

Kuesioner 1.Terpapar

(jika skor 70-

100%)

2.Kurang terpapar

Ordinal

Page 30: KTI KARTIKA PUTRI

(Jika Skor jika

70%)

6 Peran Teman

Sebaya

Pergaulan dengan

teman sebaya yang

saling berbagi informasi

tentang perubahan seks

sekunder remaja

Kuesioner 1.Berperan

(jika skor 70-

100%)

2.Kurang Berperan

(Jika skor <70%)

Ordinal

C. Hipotesis

1. Adanya hubungan antara umur dengan pengetahuan remaja putri

tentang perubahan seks sekunder

2. Adanya hubungan antara pendidikan ayah dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder

3. Adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder

4. Adanya hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder

5. Adanya hubungan antara peran teman sebaya dengan pengetahuan

remaja putri tentang perubahan seks sekunder

Page 31: KTI KARTIKA PUTRI

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional yaitu penulis

ingin mengetahui hubungan variable bebas dan variable terikat yang dilihat pada saat

bersamaan. Diambil dengan menggunakan data primer, dimana variable bebasnya adalah

umur, tingkat pendidikan orang tua responden, sumber informasi, serta peran teman sebaya,

dan variable terikatnya adalah pengetahuan remaja putri tentang perubahan seks sekunder.

B. Waktu dan Tempat

Tempat penelitian dilakukan di SMPN 09 Jakarta timur, waktu penelitian dilakukan pada

bulan Oktober 2010

C. Populasi dan Sample Penelitian

6. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMPN 09 Jakarta timur yang di

data pada bulan Oktober 2010.

7. Sample

a. Kriteria sample

Sample dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri yang mengetahui

tentang perubahan seks sekunder di SMPN 09 Jakarta timur pada bulan Oktober

2010.

Page 32: KTI KARTIKA PUTRI

b. Besar Sample

Besar sample yang menjadi objek penelitian dihitung dengan menggunakan

Rumus : n = Z 2 1-α/2 P (1-P)

d2

d = 10 %

n = Z 2 1-α/2 P (1-P)

d2

= (1,64) 2 . 0,5. (1-0,5)

(0,1)2

= 2,689 . 0,25

0,01

= 67 Sample

c. Cara Pengambilan Sample

Pengambilan dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu metode

pengambilan secara acak sederhana tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi.

Page 33: KTI KARTIKA PUTRI

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu peneliti

mengambil data langsung dari responden.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian didapat melalui

wawancara dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti dengan dibantu oleh guru pengajar.

E. Etika Penelitian

Etika penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah meminta surat izin dari institusi

pendidikan Akademi Kebidanan Yaspen Tugu Ibu, kemudian surat izin diberikan

kepada pihak sekolah.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual yaitu dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

Page 34: KTI KARTIKA PUTRI

1. Editing: Kegiatan ini dilakukan untuk

memastikan bahwa data yang dikumpulkan telah terisi lengkap yang memuat

semua variabel penelitian

2. Koding : Dimana data yang telah di edit

kemudian diberi kode dengan kode yang telah ditentukan sebelum dimasukkan

dalam computer

3. Tabulating : Untuk memudahkan pembacaan

data yang diperoleh, diperingkas dalam bentuk table

G. Analisa Data

1. Analisa Univariat adalah langkah untuk mengekslorasi data dari suatu variabel,

biasanya dilakukan untuk meringkas data menjadi ukuran tertentu. Analisa

Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dengan proporsi dari

masing-masing variabel yang diteliti. Data presentasi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus :

F = X x 100 %

N

Dimana : X = Jumlah yang didapat

Page 35: KTI KARTIKA PUTRI

N = Jumlah populasi

F = Frekuensi

2. Analisa Bivariat adalah tabel silang 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat. Uji yang dilakukan adalah uji Kai Kuadrat dengan ketentuan, x2

hitung > x2 tabel berarti ada perbedaan bermakna.

Rumus :

X = ∑ ( O – E ) 2 DF = ( k-1)(b-1)

E

Dimana :

X = Kai kuadrat b = Jumlah baris

O = Nilai observasi k = Jumlah kolom

E = Nilai Expected Df = Degree of freedom

Atau dengan rumus ( ad – bc ) :

X2 = (ad – bc ) 2 N

(a+b)(a+c)(b+d)(c+d)

Dimana :

N : Jumlah populasi

A,b,c,d = Jumlah sample dalam kolom

Page 36: KTI KARTIKA PUTRI

Hasil uji bivariat secara manual tersebut akan diklasifikasikan kembali dengan

menggunakan program Efi Info Versi 6 untuk tabel 2x2 yang pada kolomnya terdapat

nilai observasi, F < 5 dan > 20 %, maka digunakan Fisher Exact.

Rumus Fisher Exact

P = (a+b)!(b+d)!(a+c)!(b+d)

N!a!b!c!d!

Keterangan : P = Fisher Exact

N = Total Sample

A,b,c,d = Jumlah sample tiap kolom