oleh: abeng daisuri i 111 13 090 - core.ac.uk filedan bahan organik fodder jagung hasil penanaman...

44
i KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER JAGUNG HASIL PENANAMAN SISTEM HIDROPONIK PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: vutuyen

Post on 06-Aug-2019

275 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

i

KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER

JAGUNG HASIL PENANAMAN SISTEM HIDROPONIK

PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

ABENG DAISURI

I 111 13 090

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

ii

KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER

JAGUNG HASIL PENANAMAN SISTEM HIDROPONIK

PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

ABENG DAISURI

I 111 13 090

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abeng Daisuri

NIM : I111 13 090

menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a) Karya Skripsi yang saya tulis adalah asli

b) Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab

Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Page 4: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

iv

Page 5: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan rahmat dan karunia Allah

SWT. yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kandungan Bahan Kering

Dan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada

Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis

haturkan kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Syahriani, M.Si selaku Pembimbing Utama dan Ibu

Dr. Rinduwati, S.Pt., M.P selaku Pembimbing Anggota, atas keikhlasannya

dalam memberikan bimbingan, motivasi, nasehat dan saran-saran sejak awal

penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Ir. Dr. Ismartoyo, M.Agr.s selaku Penasehat Akademik yang

telah membimbing penulis dalam bidang akademik selama menjadi mahasiswa

Fakultas Peternakan.

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Rohmiyatul Islamiyati, MP dan ibu Dr. Ir. Anie Asriany,

M.Si selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah

membimbing dalam pelaksanaan PKL, serta Ummy Kalsum selaku tim PKL

atas kerjasama selama pelaksanaan PKL.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M,Sc. selaku Dekan Fakultas

Peternakan, Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc. selaku Wakil

Dekan I dan ketua Program Studi Peternakan, Ibu Dr. Ir. Hastang, M.Si.

Page 6: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

vi

selaku Wakil Dekan II serta Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si.

selaku Wakil Dekan III, terima kasih atas segala bantuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa di Fakultas Peternakan.

5. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS selaku Panitia Ujian Meja, Ibu Dr. Hj.

Jamila, S.Pt, M.Si selaku Panitia Seminar Hasil Penelitian, bapak Dr. Ir

Syamsuddin, MP selaku Panitia Usulan Penelitian, dan Ibu Jamilah S.Pt,

M.Si selaku Panitia Seminar Jurusan, terima kasih atas bantuan dan dukungan

selama ini.

6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing penulis selama

kuliah di Fakultas Peternakan dan seluruh Pegawai Fakultas Peternakan

terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Kedua orang tua, ayahanda ABD Hamid dan ibunda

Andi Suriaty Asdar atas segala doa, motivasi, pengetahuan dan dukungan

serta kasih sayang yang tak terbatas sehingga penulis selalu berusaha. Kepada

kakak penulis Idam Daisuri. yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

Adik penulis Gilang Daisuri, Alif Daisuri dan Bambang Daisuri yang telah

banyak memberikan semangat bagi penulis dalam menjalankan aktivitasnya

serta nenek tercinta HJ. Andi Zaenab Asdar yang banyak memberikan

semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis.

8. Saudara hidup semasa kuliah Ummy Kalsum dan Nadra Juharis yang telah

berbagi kebahagian dan kesusahan bersama penulis.

9. Teman lama Muh Sanusi, Cempreng, Ahmad Burhanuddin dan Andi

Fatriani Razak yang telah berbagi kebahagiaan bersama penulis.

Page 7: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

vii

10. Teman-teman satu tim FODDER Ummy Kalsum, Nadra Juharis, Nur

Fitriani Amir, Asfianti, Fitria Ananda, Fredy Pampang, Nasaruddin

Usman, Nanang dan para pembimbing lapangan kami Edi Tompo, Alfian Adi

Firansyah, Syamsul Bahri terima kasih atas kerjasama dan bantuannya

selama pelaksanaan penelitian.

11. Teman-teman terkhususnya Sari Putri, Hamdana Darsan, Andi Musdalifa ,

Arda Runita, Dwi Suprapto, Muh Nurhidayat, Nur Hasna, Kharisma

Mulya Utari, Tri Wahyuni, Syahida, Gede Suamba, Wahyu, Aswan

Mandala Putra, Fulki Alen, Nabila Chairunnisa, Muhammad Jabar

Anugrah NR dan Insan Putra Pratama atas segala semangat dan motivasi

selama ini.

12. Kakanda Tilawati yang telah banyak membantu dan memberikan pengetahuan

selama penelitian.

13. Teman Kelas B dan Larfa 2013 terima kasih telah berbagi ilmu pengetahuan

dengan penulis dan terima kasih atas kebersamaannya.

14. Kakanda senior NMT dan Teman-teman HUMANIKA_UH (2010, 2011,

2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016), yang telah menjadi wadah bagi penulis

untuk belajar.

15. Rekan-rekan ”Tellu Limpoe” Puang Manja, Ibu Puang Anna, Qois Alfaruqi,

Clara Muri, Ratih Kadrianti, Rasni dan Ulla alias AL serta teman-teman

KKN Desa Polewali Kab. Sidenreng Rappang 93 atas pengalaman yang

diberikan di lokasi KKN Desa Polewali, Kec. Tellu Limpoe, Kab. Sidrap.

Page 8: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

viii

16. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi UNHAS, Himpunan

Mahasiswa Islam Komisariat Peternakan dan Fosil yang telah berbagi

pengalaman dan senantiasa memberikan motivasi pada penulis.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas

segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan limpahan berkah, rahmat,

karunia dan hidayah-Nya. Aamiin. Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan Skripsi ini

terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca. Aamiin. Wassalam.

Makassar, Agustus 2017

Penulis

Page 9: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

ix

ABSTRAK

Abeng Daisuri (I 111 13 090). Kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik

Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik pada Umur Panen yang

Berbeda. Dibawah bimbingan Syahriani Syahrir dan Rinduwati.

Salah satu kendala yang dihadapi usaha peternakan pada saat ini adalah

keterbatasan pengetahuan peternak mengetahui cara membuat pakan yang efesien

dan efektif dengan waktu pertumbuhan yang cepat sehingga dapat diproduksi

dalam waktu singkat. Alternatif yang dapat ditawarkan untuk pemenuhan nutrisi

ternak ruminansia adalah fodder jagung. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh perbedaan umur panen terhadap kandungan bahan kering

dan bahan organik fodder jagung yang ditanam pada sistem hidroponik.

Percobaan dilaksanakan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 x 4 (4

perlakuan, 4 ulangan), dimana perlakuan adalah P1 = Media tanam hidroponik

umur pemanenan 7 hari, P2 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 9 hari,

P3 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 11 hari, dan P4 = Media tanam

hidroponik umur pemanenan 13 hari. Hasil penelitian ini memperlihatkan rata-rata

kandungan bahan kering fodder jagung dari media hidroponik pada umur

pemanenan yang berbeda (%) P1 = 13,53±0,95, P2 = 12,48±0,84, P3 = 9,84±1,64,

dan P4 = 8,19±1,61; dan rata-rata bahan organik fodder jagung dari media

hidroponik pada umur pemanenan yang berbeda (%) P1 = 97,88±0,10, P2 =

97,72±0,15, P3 = 97,22±0,39, dan P4 = 96,65±0,49. Disimpulkan bahwa

kandungan bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari media hidroponik

dengan umur panen yang berbeda-beda menunjukan hasil terbaik pada dengan

umur panen 7 hari.

Kata Kunci : Bahan Kering, Bahan Organik, Fodder Jagung, Hidroponik, Umur

Panen

Page 10: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

x

ABSTRACT

Abeng Daisuri (I 111 13 090). The Content of Dry Material and Organic Material

of Corn Fodder Result of Hydroponics System Planting at Different Harvesting

Period. Under the supervision of Syahriani Syahrir and Rinduwati.

One of the obstacles faced by livestock business at the moment is the

limited knowledge of farmers know how to make efficient and effective feed with

a fast growth time so that it can be produced in a short time. The alternative can

be offered for the fulfillment of ruminant livestock nutrition is corn fodder. The

aim of this study was to determine the effect of harvest age differences on dry

matter content and organic material of corn fodder grown on hydroponics system.

The experiment was carried out according to Group Randomized Design (RAK) 4

x 4 (4 treatments, 4 replications), the treatments were P1 = Hydroponic cropping

media harvesting 7 days, P2 = Hydroponic cropping media harvesting 9 days, P3

= Hydroponic cropping media harvesting 11 days, and P4 = Hydroponic cropping

media harvesting 13 days. The results of this study showed the average of dry

matter content of corn fodder from the hydroponic medium at different harvesting

ages (%) was P1 = 13,53±0,95, P2 = 12,48±0,84, P3 = 9,84±1,64, and P4 =

8,19±1,61; and the average of organic matter content of corn fodder from the

hydroponic medium at different harvesting ages (%) P1 = 97,88±0,10, P2 =

97,72±0,15, P3 = 97,22±0,39, and P4 = 96,65±0,49. In conclusion, dry matter

content and organic material of corn fodder from hydroponics medium with

different harvesting age show best result at 7 day harvest time.

.

Keywords : Dry Material, Organic Material, Corn Fodder, Hydroponics, Harvest

Age

Page 11: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

PERYATAAN KEASLIAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................. 1

Rumusan Masalah ......................................................................... 2

Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Jagung dan Syarat Tumbuh Tanaman Jagung .. 3

Perkecambahan pada Tanaman Jagung .......................................... 5

Sistem Hidroponik ......................................................................... 6

Hidroponik Fodder Jagung ............................................................. 9

Bahan Kering dan Bahan Organik ................................................. 10

Hipotesis ......................................................................................... 11

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 12

Materi Penelitian ........................................................................... 12

Prosedur Penelitian......................................................................... 12

Rancangan Percobaan ................................................................... 13

Page 12: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

xii

Parameter Yang Diukur.................................................................. 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Bahan Kering .............................................................. 16

Kandungan Bahan Organik ............................................................ 17

PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................... 20

Saran ............................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21

LAMPIRAN ............................................................................................. 24

DOKUMENTASI .................................................................................... 26

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 30

Page 13: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

xiii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Rataan Kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik Fodder Jagung dari

Media Hidroponik........................................................................................ 16

Page 14: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Pemanenan Hidroponik Fodder ............................................................. 9

Page 15: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor keberhasilan suatu peternakan adalah ketersediaan

hijauan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan, khususnya pada ternak

ruminansia. Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia,

karena pakan yang dikonsumsi oleh ternak sebagian besar dalam bentuk hijauan.

Akan tetapi ketersediaan hijauan sangat bervariasi, pada musim hujan

ketersediaan cukup melimpah, namun sebaliknya pada musim kemarau

ketersediaan hijauan berkurang, sehingga peternak kesulitan untuk mendapatkan

hijauan dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang

dapat menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan hijauan dengan memproduksi

hijauan

Hidroponik fodder jagung dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif

untuk memproduksi pakan hijauan. Hidroponik adalah suatu istilah yang

digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media

tanamnya serta menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan di dalam

air (Sodarmodjo 2008). Teknik hidroponik memiliki kemampuan untuk

menghasilkan produk berkualitas.

Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik umumnya dilakukan di

dalam greenhouse (Suhardiyanto, 2009). Keunggulan lain dari jagung yang

ditanam dengan sistem hidroponik yaitu biji jagung memiliki waktu pertumbuhan

yang cepat sehingga dapat diproduksi dalam waktu singkat. Salah satu alternatif

untuk memenuhi bahan pakan saat musim kemarau agar ketersedian pakan

Page 16: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

2

terpenuhi dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat yaitu dengan pembuatan

fodder jagung yang di panen dengan perbedaan umur untuk melihat kandungan

nutrisi pakan bahan kering dan bahan organik.

Perumusan Masalah

Salah satu kendala yang dihadapi usaha peternakan pada saat ini adalah

keterbatasan pengetahuan peternak mengetahui cara membuat pakan yang efesien

dan efektif dengan waktu pertumbuhan yang cepat sehingga dapat diproduksi

dalam waktu singkat. Alternatif yang dapat ditawarkan untuk pemenuhan nutrisi

ternak ruminansia adalah fodder jagung. Fodder jagung mengandung banyak

nutrisi sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ruminansia dan waktu

pertumbuhan yang cepat sehingga dapat memproduksi dalam wakru singkat. Oleh

karena itu diperlukan penelitian tentang kandungan bahan kering dan bahan

organik fodder jagung yang di panen pada umur yang berbeda untuk

menghasilkan hijauan pakan yang cukup banyak dan relaif cepat.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur

panen terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik fodder jagung yang

ditanam pada sistem hidroponik.

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai

kandungan bahan kering dan bahan organik fodder jagung, dengan perbedaan

umur panen untuk meningkatkan penggunaan fodder jagung sebagai sumber

hijauan pakan berkualitas.

Page 17: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Jagung dan Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai

peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia

karena memiliki potensi dalam kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri,

dan kerajinan tangan (Wahyudin dkk, 2017).

Jagung dapat juga disebut tanaman berumah satu (monoceous) karena

bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga jantan (tassel)

berkembang dari titik tumbuh apikal diujung tanaman dan bunga betina (tongkol)

muncul dari axillary apical tajuk. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari

saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95% dari persariannya

berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari

tanaman sendiri Karena itu disebut juga tanaman bersari bebas (cross pollinated

crop) (Aria dkk, 2009).

Butiran jagung mempunyai total nutrien tercerna (TDN) dan net energi

(NE) yang tinggi. Kandungan (TDN) yang tinggi (81,9%), karena jagung sangat

kaya akan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N) yang hampir semuanya pati.

Jagung mengandung lemak yang tinggi dibandingkan semua butiran kecuali oat,

dan jagung mengandung sangat rendah serat kasar, oleh karena itu mudah dicerna.

Kandungan protein jagung rendah dan defisiensi asam amino lisin. Butiran jagung

Page 18: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

4

yang ada, hanya jagung kuning yang mengandung karoten. Kandungan karoten

jagung akan menurun atau hilang selama penyimpanan. Benih yang bermutu baik

dan berasal dari varietas unggul merupakan faktor terpenting yang dapat

menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman jagung. Usaha-usaha lain seperti

perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan yang berimbang

serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang

maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul

(Udinaya, 2008). Menurut Sunantara (2013) varietas unggul jagung adalah jenis

jagung yang mempunyai sifat-sifat lebih baik dari pada jenis-jenis lainnya. Sifat

penting yang harus dimiliki suatu varietas unggul adalah berpotensi hasil tinggi,

berumur pendek (genjah), dapat menyerap pupuk sebaik mungkin dan tahan

terhadap hama maupun penyakit.

Tanaman jagung dapat hidup didaerah dengan ketinggian 0-1.300 m dari

permukaan laut dan dapat tumbuh dengan baik didaerah dingin maupun panas,

selama pertumbuhan tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari yang

cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya (Sutoro dkk, 1998).

Menurut Muhadjir (1988) jumlah radiasi surya yang diterima tanaman selama fase

pertumbuhan merupakan faktor yang penting untuk penentuan jumlah biji.

Intensitas cahaya merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman jagung,

oleh sebab itu tanaman jagung harus mendapatkan cahaya matahari langsung. Bila

kekurangan cahaya batangnya akan kurus, lemah, dan tongkol kecil serta hasil

yang didapatkan rendah (Mulyadi dkk, 2011).

Page 19: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

5

Secara umum tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung yaitu,

subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik.

Pengolahan tanah yang baik dapat menjadi faktor tanaman jagung dapat tumbuh

dengan baik walaupun dengan berbagai jenis tanah. Tanah-tanah dengan tekstur

berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik, apabila pengelolaan

tanah dikerjakan secara optimal, agar aerase dan ketersediaan air didalam tanah

berada dalam kondisi baik. Kemasaman tanah atau pH yang baik untuk

pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Rochani, 2007).

Perkecambahan pada Tanaman Jagung

Umumnya tanaman jagung memiliki pola pertumbuhan yang sama, tetapi

jumlah daun yang berkembang dan interval waktu antar tahap pertumbuhan dapat

berbeda. Fase pertumbuhan tanaman jagung dapat dikelompokan dalam 3 tahap

yaitu: (1) fase perkecambahan, dimana dalam fase ini, pada saat proses imbibisi

air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya

daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, dimana pada fase ini mulai

munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum

keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang

terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai

masak fisiologis (Subekti dkk, 2006).

Perkecambahan benih jagung dapat terjadi jika kadar air benih pada saat di

dalam tanah meningkat >30%, perkecambahan benih jagung terjadi ketika

radikula muncul dari kulit biji. Proses perkecambahan biji jagung, pertama-tama

benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih mulai membengkak yang

Page 20: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

6

diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal

sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan

dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino

yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Perkecambahan

pertama, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus

koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga

muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh

koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang

mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam

pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar

permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari

koleoptil dan menembus permukaan tanah (Baskin and Baskin, 2014).

Secara umum kedalaman yang baik dalam menanam benih jagung adalah

5-8 cm. Pemunculan kecambah dapat seragam dalam 4-5 hari setelah ditanam,

bila kelembaban tepat. Pemunculan kecambah keatas permukaan tanah dapat

dipengaruhi oleh dalamnya lubang tanaman. Pada kondisi lingkungan yang

lembab, tahap pemunculan berlangsung 4-5 hari setelah ditanam, namun pada

kondisi yang dingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga

dua minggu atau lebih setelah ditanam. Keseragaman perkecambahan sangat

penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika

daya tumbuh benih rendah. Tanaman yang terlambat tumbuh akan ternaungi dan

gulma lebih bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh

Page 21: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

7

tidak normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh

lebih awal dan seragam (Subekti dkk, 2006).

Sistem Hidroponik

Hidroponik berasal dari kata yunani “hydroponics” kata tersebut gabungan

dari dua kata yaitu, hidro yang artinya air, dan ponos yang artinya bekerja. Jadi,

hidroponik artinya pekerjaan air atau bekerja dengan air. Umumnya orang

bertanam menggunakan tanah. Namun dalam hidroponik tidak lagi menggunakan

tanah, tetapi menggunakan air yang ditambahi nutrisi sebagai sumber hara bagi

tanaman (Jones, 2005). Media tanam berfungsi sebagai tempat berpegangan akar

tanaman hidroponik yang ditanam dan untuk menyerap larutan nutrisi saat disiram

atau diteteskan. Larutan nutrisi tersebut lalu diserap oleh perakaran. Beberapa

persyaratan untuk media tanam hidroponik adalah steril, porus, ringan, mudah

didapat, dan murah (Hartus, 2008)

Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk berdiri

tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril),

sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam

media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut

dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolite atau tanpa media agregat (hanya

air). Yang paling penting dalam menggunakan media tanam tersebut harus bersih

dari hama sehingga tidak menumbuhkan jamur atau penyakit lainnya (Istiqomah,

2006).

Menurut Suhl et al (2016) bahwa sistem hidroponik memiliki keuntugan

dan kelemahan, beberapa keuntugan dalam sistem hidroponik yaitu:

Page 22: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

8

1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.

2. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.

3. Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).

4. Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru.

5. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat

dan memiliki standarisasi.

6. Tanaman dapat tumbuh Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan

keadaan yang tidak kotor dan rusak.

7. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi dibanding dengan

penanamam ditanah.

8. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non hydroponic.

9. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.

10. Tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan

kondisi alam.

11. Menanam hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas,

misalnya di atap, dapur atau garasi.

Kelemahan sistem hidroponik yaitu:

1. Investasi awal yang mahal.

2. Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan

kimia.

3. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.

Page 23: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

9

Hidroponik Fodder jagung

Hidroponik fodder dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif untuk

memproduksi pakan hijauan. Hidroponik adalah satu sistem bercocok tanam tanpa

menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Sistem hidroponik biasanya

menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan di dalam air (Roidah,

2014). Teknik hidroponik memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk

Kandungan Nutrisi berkualitas selain itu sistem hidroponik tidak tergantung

dengan musim sehingga tanaman dapat ditanam sepanjang tahun dan dapat

ditanam di lahan yang sempit. Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik

umumnya dilakukan didalam greenhouse (Suhardiyanto, 2009).

Gambar 1. Pemanenan Hidroponik Fodder

Hidroponik fodder jagung merupakan salah satu teknik tanam yang dapat

dijadikan sebagai solusi untuk penyediaan hijauan bagi ternak ruminansia, karena

dengan sistem hidroponik ini penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa

dipengaruhi oleh musim sehingga dapat mengatasi kekurangan pakan hijauan

khususnya saat musim kemarau (Prihartini, 2014).

Menurut Sutiyoso (2004), kultur hidroponik terdiri dari beragam sistem

antara lain sistem substrat, Nutrient Film Technique (NFT), Floating Raft

Page 24: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

10

Hydroponic atau Hidroponik Rakit Apung, kombinasi NFT-Rakit Apung,

Aeroponik dan kombinasi Aeroponik-Rakit Apung. Beberapa model dasar

hidroponik yang biasa dikembangkan di Indonesia yaitu : Sistem sumbu (Wick

System), Kultur air (Water Culture), Pasang surut (Ebb and Flow), Irigasi tetes

(Drips System), NFT ( Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique),

Rakit apung (Floating) dan Kultur udara/kabut (Aeroponic).

Bahan Kering dan Bahan Organik

Bahan pakan mengandung zat nutrisi yang terdiri dari air, bahan kering,

bahan organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak dan vitamin. Bahan

kering terdiri dari bahan organik yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh dalam

jumlah cukup untuk pembentukan tulang dan berfungsi sebagai bagian dari enzim

dan hormone (Hartadi dkk, 1991).

Bahan kering merupakan salah satu hasil dari pembagian fraksi yang

berasal dari bahan pakan setelah dikurangi kadar air. Analisa bahan kering

menggunakan alat yang berupa oven 1050C, timbangan analitik, cawan porselin,

eksikator dan penjepit. masing – masing dari alat ini mempunyai fungsi sesuai

dengan kebutuhan dalam analisa bahan kering seperti misalnya cawan porselin

digunakan untuk tempat sampel yang akan dianalisa setelah penimbangan. Oven

digunakan untuk memanaskan sampel yang bertujuan untuk menghilangkan kadar

air. Pada prinsipnya dalam analisa bahan kering ini adalah dengan pemanasan

menggunakan oven 1050C selama 4 jam dengan sampel 1-2 gram diharapkan

kadar air dalam bahan pakan akan menguap sehingga yang tersisa hanyalah bahan

kering dan cawan (Watitari, 2012).

Page 25: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

11

Bahan organik utamanya berasal dari golongan karbohidrat, yaitu BETN

dengan komponen penyusun utama pati dan gula yang digunakan oleh bakteri

untuk menghasilkan asam laktat. Bahan organik berkaitan erat dengan bahan

kering karena bahan organik merupakan bagian terbesar dari bahan kering.

Tinggi rendahnya konsumsi bahan organik akan dipengaruhi oleh tinggi

rendahnya konsumsi bahan kering. Sebagian besar komponen bahan kering terdiri

dari komponen bahan organik, perbedaan keduanya terletak pada kandungan

abunya (Murni dkk, 2012). Metode analisis proksimat pertama kali dikembangkan

oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian

di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan

bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu,

protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Hipotesis

Diduga bahwa perbedaan umur panen berpengaruh terhadap kandungan

bahan kering dan bahan organik fodder jagung yang ditanam pada sistem

hidroponik

Page 26: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

12

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian budidaya hidroponik fodder jagung dilakukan di Unit Pengujian

Pakan Terpadu. Analisis bahan kering dan bahan organik dilakukan di

Laboratorium Kimia Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini dilakukan dari bulan

Mei 2017 sampai dengan Juni 2017.

Materi Penelitian

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rak, tray,

nampan ukuran 32 cm x25 cm yang telah dilubangi, gayung, kain hitam, sprayer

kapasitas 2L, ember, saringan, thermometer, penggaris dan alat tulis, timbangan

digital, rak besi dengan panjang 2 meter, lebar 76 cm, dan tinggi masing-masing

rak satu ke rak yang lain adalah 40 cm, serta seperangkat alat-alat untuk analisis

bahan kering dan bahan organik.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji jagung kuning 1,6

kg kg masing-masing nampan 100 gr, dan air.

Prosedur Penelitian

Benih jagung yang digunakan terlebih dahulu disortir dengan cara

direndam dalam air untuk mengetahui benih yang baik dan yang tidak, benih yang

tidak baik mengapung keatas permukaan air, benih yang mengapung lalu di

Page 27: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

13

buang. Kemudian persiapkan nampan atau wadah plastik ukuran 32 cm x 25 cm

yang sudah dilubangi. Nampan dilubangi dengan menggunakan solder agar air

tidak tergenang, yang nantinya bisa menyebabkan pembusukan pada akar. Lalu

membuat rak besi dengan tinggi 2 meter, lebar 76 cm, dan tinggi tiap rak 40 cm

dan dasarnya dilapisi dengan nampan atau wadah plastik yang telah dilubangi

dibagian bawah.

Benih jagung yang telah dipilih lalu ditiriskan, jagung dicuci kembali

kemudian disiram air dengan suhu awal 50oC dan direndam selama 24 jam.

Setelah 24 jam direndam, jagung ditiriskan kemudian disebar ke wadah atau

nampan sebanyak 100 gr per nampan lalu ditutup kain hitam,. Kegunaan ditutup

kain hitam agar benih jagung tetap lembab dan tidak kering. Setiap 1 jam sekali

benih jagung di semprot dengan air. Pada hari ke-2 akan mulai muncul tunas kecil

atau bakal akar, tutup kain hitam disingkirkan, seterusnya dilakukan penyiraman

setiap 1 jam sekali, dimulai dari jam 7 pagi sampai 10 malam.

Pemanenan dilakukan pada hari ke 7, 9, 11 dan 13, fodder jagung yang

siap dipanen masing-masing ditimbang dengan timbangan elektrik, lalu

dimasukan ke amplop coklat dengan cara menggulung foddernya dan dimasukan

kedalam oven 70oC untuk dikeringkan.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4

perlakuan dan 4 kelompok, perlakuan sebagai berikut :

P1 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 7 hari

P2 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 9 hari

Page 28: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

14

P3 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 11 hari

P4 = Media tanam hidroponik umur pemanenan 13 hari

Model matematikanya adalah sebagai berikut :

Yij = μ + αi + βj + εij

keterangan :

Y = nilai pengamatan atau pengukuran

μ = nilai rata-rata harapan

δi = pengaruh perlakuan

βj = pengaruh blok atau kelompok atau ulangan

ε = pengaruh kesalahan percobaan

i = perlakuan ke-i

j = ulangan ke-j

Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji duncan

Parameter Yang Diukur

Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kandungan bahan

kering dan bahan organik fodder jagung. Analisis bahan kering dan bahan organik

dilakukan berdasarkan analisis proksimat.

Bahan Kering

1. Cawan porselin yang bersih dimasukan kedalam oven pada suhu 105oC

dan ditimbang (a gram)

2. Menimbang sampel sebanyak 1 gram kemudian dimasukan ke dalam

cawan porselin (b gram)

3. Kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam dan

setelah kering didiginkan dalam desikator dan timbang kembali (c gram)

Page 29: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

15

Rumus yang digunakan adalah:

Bahan kering

X 100%

Kadar air = 100% - bahan kering

Keterangan : a : berat cawan kosong (gram)

b : berat sampel sebelum dioven (gram)

c : berat cawan + sampel setelah oven (gram)

Rumus yang digunakan adalah:

Kadar abu =Produksi bahan segar - Produksi Bahan kering x 100%

Produksi bahan segar

Kandungan bahan kering = 100 - Kadar abu

Bahan Organik

1. Sampel ditambah cawan penetapkan kadar air diatas dimasukan kedalam

tanur listrik selma 3 jam pada suhu 600oC.

2. Dibiarkan agak dingin (suhu sekitar 200oC), kemudian dimasukan

kedalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang (d gram)

Rumus yang digunakan adalah:

Kadar abu

X 100%

Kadar bahan organik = 100% - % Abu

Keterangan = a : berat cawan kosong

b : berat cawan + sampel sebelum ditanur

d : berat cawan + sampel setelah ditanur

Page 30: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan kandungan bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari

media hidroponik pada umur pemanenan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik Fodder Jagung dari

Media Hidroponik

Parameter

Perlakuan

P1 P2 P3 P4

Bahan Kering (%) 13,53b±0,95 12,48

b±0,84 9,84

a±1,64 8,19

a±1,61

Bahan Organik (%) 97,88c±0,10 97,72

bc±0,15 97,22

b±0,39 96,65

a±0,49

Keterangan: Superskrip pada kolom dan baris yang sama menunjukkan adanya

perbedaan yang nyata (P<0,05). P 1 = umur panen 7 hari, P 2 =

umur, panen 9 hari, P 3 = umur panen 11 hari, dan P 4 = umur panen

13 hari.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada umur pemanenan yang

berbeda pada perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan bahan

kering dan bahan organik fodder jagung. Hal ini terjadi karena pertumbuhan dan

perkembangan perkecambahan yang cukup baik dan umur panen yang optimal.

Kandungan Bahan Kering

Rataan kandungan bahan kering yang peroleh adalah P1= 13,53 %, P2 =

12,48 %, P3 = 9,84 % dan P4 = 8,19 %. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan

kandungan bahan kering fodder jagung dengan sistem hidroponik dengan waktu

panen yang berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,05) dari

perlakuan P1, P2, P3, dan P4. Dari masing-masing perlakuan tersebut ada

kecenderungan perlakuan P1 dan P2 menunjukkan kandungan bahan kering yang

lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P3 dan P4. Hal ini dikarenakan pada

Page 31: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

17

pemanenan yang cepat mempengaruhi kandungan bahan kering fodder jagung

yang diketahui bahwa bahan kering biji jagung cukup tinggi maka kandungan

bahan kering pun tetap tinggi yang dikarenakan masih terdapatnya benih yang

masih utuh pada pemanenan umur 7 hari. Hal ini juga berhubungan dengan

kemapuan tanaman pada perlakuan P1 dalam menyerap air masih rendah

dibadingkan dengan P2, P3 dan P4 yang umur panennya lebih lama akan

menyerap air dan mineral yang lebih tinggi. Rendahnya kadar air pada hijauan

dapat pula menunjukan bahwa kandungan tanaman menghasilkan berat kering

hijauan yang tinggi. Hal ini juga didukung oleh pendapat Schipanski et al (2017),

menyatakan bahwa jumlah kandungan bahan kering hijauan diketahui lebih tinggi

dengan tingkat kepadatan tanaman masih terdapat benih utuh yang tidak tumbuh

baik. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Chavan and Kadam (1989) yang

menyatakan bahwa bahan kering biji jagung cukup tinggi 89.97%, maka produksi

bahan kering pun tetap tinggi yang dikarenakan masih terdapatnya benih utuh

tersebut. Selanjutnya dijelaskan oleh Riley (2017), bahwa tanaman akan tumbuh

subur dan memberikan hasil yang baik jika unsur hara yang dibutuhkannya

tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang seperti sumber mineral dan air. Unsur-

unsur tersebut berperan dalam pembentukan organ-organ tanaman. Seperti

dikemukakan oleh Setyati (1995) bahwa hasil metabolisme (karbohidrat, protein

dan lipida) digunakan tanaman untuk keperluan pembentukan dan pembesaran sel

tanaman.

Page 32: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

18

Kandungan Bahan Organik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh rataan kandungan bahan

organik fodder jagung adalah P1 = 97,88 %, P2 = 97,72 %, P3 = 97,22 % dan P4

= 96,65 %. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan kandungan bahan organik fodder

jagung dengan sistem hidroponik dengan waktu panen yang berbeda

menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,05) dari perlakuan P1, P2, P3, dan

P4. Dari masing-masing perlakuan tersebut ada kecenderungan perlakuan P1

menunjukkan kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan pada

perlakuan P2, P3 dan P4. Tingginya kandungan bahan organik fodder jagung

pada perlakuan P1 karena di pengaruhi oleh sumber nutrient berupa mineral dan

air yang diserap oleh tanaman yang masih muda. Hal ini juga disebabkan

ketersediaan dan serapan unsur hara sangat diperlukan untuk pembentukan

senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lipida. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Lakitan (1993), bahwa tinnginya kadar air tanaman muda

karena pada bagian tanaman muda terdapat lebih banyak sel yang aktif

dibandingkan dengan tanaman yang tua yang memiliki sel yang rusak dan mati.

Air sendiri di dalam sel daun diperlukan sebagai seaksi biokimia misalnya proses

fotosintesis. Hal ini didukung oleh pendapat Arpah (2001) yang menyatakan

bahwa salah satu faktor yang dapat menurunkan kualiatas nutrisi pada suatu bahan

pakan adalah faktor lingkungan. Yang dimana faktor lingkungan itu meliputi air,

suhu, Ph, kelembapan, mikroorganisme dan keadaan bahan pakan tersebut.

Fodder jagung diharapkan mampu menjadi bahan pakan alternatif dimana

ketersediaan bahan baku dan komposisi nutrisi yang mencukupi untuk kebutuhan

Page 33: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

19

ternak serta dapat diketahui masa produksi yang maksimal untu meningkatkan

bahan organik dan bahan kering dengan umur pemanenan yang berbeda. Hal ini

sesuai dengan pendapat Furqaanida (2004) yang menyatakan bahwa syarat bahan

pakan sebagai pakan alternatif yaitu produksi melimpah, perkembangan yang

cepat, dan mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak serta berharga

ekonomi.

Page 34: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

20

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa kandungan bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari media

hidroponik dengan umur panen yang berbeda-beda menunjukan hasil terbaik pada

dengan umur panen 7 hari.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari pemberian

fodder jagung untuk pengaplikasian langsung keternak ruminansia khususnya

pada ternak kambing.

Page 35: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

21

DAFTAR PUSTAKA

Aria, B., dan M.A. Chozin. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi

Pemberian Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea

Mays L.) di Lahan Kering. Makalah Ilmiah. Bogor : Departemen Agronomi

dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Arpah. 2001. Penentuan Kedaluwarsa Produk Pangan. Program Studi Ilmu

Pangan, Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Baskin, C.C., and M.J. Baskin. 2104. Chapter 11 – Germination Ecology of Plants

with Specialized Life Cycles and/or Habitats. Seeds (Second Edition).

869:1004.

Chavan, J., and S.S. Kadam. 1989. Nutritional improvement of cereals by

sprouting. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 28 (5): 401-437.

Furqanida, N. 2004. Pemanfaatan Klobot Jagung sebagai Substitusi Sumber Serat

ditinjau dari Kualitas Fisik dan Palatabilitas Wafer Ransum Komplit untuk

Domba (Skripsi). Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hartadi, H., A.D. Tilman, S. Reksohadiprojo, S.P. Kusumo, dan S. Lebdosoekodj.

1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press,

Yogyakarta. Hidayat, N.M.C.,dan Suhartini.

Hartadi, H., R. Soedomo, L. Soekanto, D. Allen, dan Tillman. 1997. Tabel-tabel

dari Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Fakultas

Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik secara Murah Edisi IX. PT. Agromedia

Pustaka: Jakarta.

Istiqomah, S. 2006. Menanam Hidroponik. Azka Press: Jakarta.

Jones, Jr., and J. Benton. 2005. Hydroponics Apractical Guide For The Soilless

Grower Second Edition. CRC Press: Florida.

Lakitan, B. 1993 .Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada Jakarta.

Mc Donald, P., R. A. Edwards. J.F. Greenhalgh, and C.A. Morgan. 1995. Animal

Nutrition Prentice Hall.

Muhadjir, F. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor. 423 hal.

Mulyadi, Sutardi, dan B. Sudaryabto. 2011. Pengkajian Penggunaan Urea dan

Kompos pada Pertanaman Jagung Verietas Lamuru di Lahan Kering

Page 36: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

22

Beriklim Kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Yogyakarta. Seminar Nasional Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian

Sebagai Penggerak Ketahanan Pangan. Mataram 5-6 September 2011.

Prosiding, Jidil I. Hal : 51 – 53.

Murni, R., Akmal, dan Y. Okrisandi. 2012. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan

Organik Kulit Buah Kakao yang difermentasi dengan Kapang

Phanerochaete Chrysosporium sebagai Pengganti Hijauan dalam Ransum

Ternak Kambing Agrinak. Vol. 02 No. 1 Maret 2012:6-10.

Prihartini, R. 2014. Hidroponik Fodder Sebagai Pakan Alternatif Untuk

Memenuhi Kekuragan Hijauan Bagi Sapi Perah Selama Musim Kemarau.

Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Riley, B. 2017. The state of the art of living walls: Lessons learned. Building and

Environment. 144: 219-232.

Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press. Hal 59.

Roidah I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.

Jurnal Universitas Tulung Jagung Bonorowo. 1 (2): 122

Schipanski, E.M., E.M. Barberch, G.E. Murrell, J. Harper. and G.R. Smith. 2017.

Balancing multiple objectives in organic feed and forage cropping systems.

Agriculture, Ecosystems & Environment. 239:219-227.

Harjadi, S.M. 1995. Pengantar Ilmu Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. Hal 9.

Subekti, N.A., R. Syarifuddin, Efendi dan S. Sunarti. 2006. Budidaya Tanaman

Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Sudarmodjo, 2008. Hidroponik. PT Kebun Sayur Segar Parung Farm, Bogor.

Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Hidroponik untuk Budidaya Tanaman.

Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

28-40 Hal.

Suhl, O., D. Dannelh, W. Kloas, D. Baganz. and U. Schmidt. 2016. Advanced

aquaponics: Evaluation of intensive tomato production in aquaponics vs.

conventionalhydroponics. Agricultural Water Management. 178 : 335-344.

Sunantara, I.M. 2013. “Pengaruh Cara Tanam dan Frekwensi Pemupukan N

terhadap Produksi Padi Gogo (Oryza sativa L.) (Tesis). Denpasar:

Universitas Udayana.

Page 37: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

23

Sutiyoso. 2004. Hidroponik ala Yos. Mengungkap Tuntas cara Berhidroponik

yang Menguntungkan. Penerbit Penebar Swadaya, Cimanggis Depok.

Sutoro, Y., Soelaeman, dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Balai

Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan . Bogor.

Udiyana, B.P. 2008. Pengaruh Dosis Kompos dan Jarak Tanam terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman jagung (Zea mays L.) Di Lahan Kering

Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. (Tesis). Denpasar

Universitas Udayana.

Watitari, dan Imma. 2012. Analisa Proksimat Bahan Kering. Diakses dari

http://repository.unhas.ac.id.Tanggal 27 Februari 2017.

Page 38: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

24

LAMPIRAN

1. Hasil Analisis Ragam dan Uji Duncan Kandungan Bahan Kering

Anova Kandungan Bahan Organik

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 76.007a 6 12.668 7.004 .005

Intercept 1939.962 1 1939.962 1072.587 .000

Perlakuan 71.431 3 23.810 13.165 .001

Kelompok 4.576 3 1.525 .843 .504

Error 16.278 9 1.809

Total 2032.247 16

Corrected Total 92.285 15

Kandungan bahan kering

perlaku

an

Subset

N 1 2

Duncana,,b

P4 4 8.1900

P3 4 9.8400

P2 4 12.4800

P1 4 13.5350

Sig. .117 .296

Dependent Variable:

Perlaku

an

95% Confidence Interval

Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound

P1 13.535 .672 12.014 15.056

P2 12.480 .672 10.959 14.001

P3 9.840 .672 8.319 11.361

P4 8.190 .672 6.669 9.711

Dependent Variable:

perlaku

an Mean Std. Deviation N

P1 13.5350 .95974 4

P2 12.4800 .84711 4

P3 9.8400 1.64554 4

P4 8.1900 1.61396 4

Total 11.0113 2.48039 16

Page 39: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

25

2. Hasil Analisis Ragam dan Uji Duncan Kandungan Bahan Organik

Anova Kandungan Bahan Organik

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3.743a 3 1.248 11.583 .001

Intercept 151700.513 1 151700.513 1408301.829 .000

perlakuan 3.743 3 1.248 11.583 .001

Error 1.293 12 .108

Total 151705.548 16

Corrected Total 5.036 15

Kandungan Bahan Organik

perlaku

an

Subset

N 1 2 3

Duncana,,b

P4 4 96.6500

P3 4 97.2225

P2 4 97.7275 97.7275

P1 4 97.8875

Sig. 1.000 .050 .504

Dependent Variable:

perlaku

an

95% Confidence Interval

Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound

P1 97.887 .164 97.530 98.245

P2 97.727 .164 97.370 98.085

P3 97.223 .164 96.865 97.580

P4 96.650 .164 96.292 97.008

Dependent Variable:

perlaku

an Mean Std. Deviation N

P1 97.8875 .10905 4

P2 97.7275 .15543 4

P3 97.2225 .39204 4

P4 96.6500 .49105 4

Total 97.3719 .57940 16

Page 40: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

26

DOKUMENTASI

Gambar 1. Benih jagung umur 3 hari

Gambar 2. Fodder jagung hari ke 5

Page 41: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

27

Gambar 3. Menimbang fodder pamanenan hari ke 7

Gambar 4. Fodder jagung Pemanenan hari ke 9

Page 42: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

28

Gambar 5. Fodder jagung pemanenan 11 hari

Gambar 6. Fodder jagung umur 13 hari

Page 43: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

29

Gambar 7. Analisis Kandungan nutrisi fodder jagung

Page 44: Oleh: ABENG DAISURI I 111 13 090 - core.ac.uk fileDan Bahan Organik Fodder Jagung Hasil Penanaman Sistem Hidroponik Pada Umur Panen Yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk

30

RIWAYAT HIDUP

Abeng Daisuri, lahir di Makassar 30 mei 1995, bangsa

Indonesia, agama Islam, alamat Jl. Kubis No 64. Anak ke-

2 dari 5 bersaudara dari pasangan bapak ABD Hamid dan

Ibu Andi Suriaty Asdar. Jenjang pendidikan formal yang

pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri (SD)

Kartika 036 Polewali dan lulus tahun 2007. Kemudian

setelah lulus, melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Polewali 2010 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Polewali, lulus pada

tahun 2013. Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA), saya diterima

di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur , Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makasssar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program

Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar pada

tahun 2017. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif menjadi pengurus

Himpunan Nutrisi dan Makanan Ternak (HUMANIKA UNHAS) dan menjadi

anggota pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Peternakan (HMI).