olahraga jantung
TRANSCRIPT
MOTIVASI PESERTA OLAHRAGA SENAM JANTUNG
SEHAT DI KLUB TRI LOMBA JUANG SEMARANG TAHUN 2006
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh : Nama : SUPRIYADI NIM : 6401906011 Program Studi : Pend. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006
ii
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari
Tanggal
:
:
Rabu
06 Juni 2007
Panitia Ujian
Ketua,
Drs. Sutardji, MS NIP.
Sekretaris,
Drs. Sulaiman, M. Pd NIP.
Penguji I,
Drs. Tri Rustiadi, M. S. NIP.
Penguji II/ Pembimbing I,
Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP. 13003071
Penguji III/ Pembimbing II,
Drs. Harry Pramono, M.Si NIP. 131469638
iii
S A R I
Penelitian ini berjudul “ Motivasi Peserta Olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006.” Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi Peserta Olahraga Senam jantung Sehat di Klub Senam Jantung Sehat Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi peserta olahraga senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta olahraga senam jantung sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 sejumlah 42 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik angket. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah Diskriptif Prosentase..
Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi peserta olahraga senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 adalah sebagai berikut: Sebanyak 79% atau sejumlah 33 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi tinggi. Sebanyak 21% atau sejumlah 9 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi sedang. Dan sebanyak 0% peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi rendah. Sedangkan hasil penelitian tentang aspek-aspek motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun adalah sebagai berikut: Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun mengenai aspek untuk rekreasi mencapai hasil 69% atau sejumlah 29 orang peserta mempunyai motivasi tinggi, 31% atau sejumlah 13 orang mempunyai motivasi sedang dan sebanyak 0% yang mempunyai motivasi rendah. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun mengenai aspek untuk menjaga kesehatan mencapai hasil 100% atau sejumlah 42 orang peserta mempunyai motivasi tinggi, dan sebanyak 0% mempunyai motivasi sedang serta motivasi rendah. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun mengenai aspek untuk mencari teman mencapai hasil 74% atau sejumlah 31 orang peserta mempunyai motivasi tinggi, 26% atau sejumlah 11 orang mempunyai motivasi sedang dan sebanyak 0% yang mempunyai motivasi rendah. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun mengenai aspek untuk kebanggan kelompok mencapai hasil 57% atau sejumlah 24 orang peserta mempunyai motivasi tinggi, 43% atau sejumlah 18 orang mempunyai motivasi sedang dan sebanyak 0% yang mempunyai motivasi rendah. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah, bahwa terdapat adanya perbedaan prosentase yang cukup menonjol mengenai motivasi peserta olahraga senam jantung sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006, terutama motivasi pada aspek untuk menjaga kesehatan yang mencapai 00%. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
iv
kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan, minat,pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Keadaan ini juga disebabkan oleh adanya informasi-informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga secara tidak langsung informasi tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan suatu aktivitas ataupun tingkah laku.
Oleh karena itu disaran agar dalam pengelolaan klub perlu melibatkan ahli-ahli kesehatan sehingga dapat dicapai tingkat kesehatan yang optimal serta perlu juga dikembangkan bentuk aktivitas klub yang lain, tidak hanya sekedar latihan rutin, sebagai misal kegiatan out bound, sehingga dapat memenuhi keinginan sebagian peserta klub.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ Impikan apa yang berani anda impikan, lakukan apa yang berani anda lakukan,
dan jadilah apa yang berani anda inginkan.”
(Dr. Walter Doyle Staples) Persembahan: Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta
2. Istriku tersayang
3. Anakku terkasih
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga skripsi dengan judul “Motivasi
Olahraga Peserta Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006,” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan fasilitas dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Soedijono Sastro Admodjo, MM, selaku Rektor UNNES
2. Bapak Drs. Sutardji, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
3. Bapk Drs. Harry Pramono, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
4. Ibu Dra. Heny Setyawati, M.Si selaku Pembimbing Utama dan Bapak Drs.
Harry Pramono, M.Si selaku Pembimbing Pembantu, yang telah membimbing
dan memberi saran serta nasehat dalam penyusunan skripsi ini
5. Bapak Dr. Santoso selaku Ketua Klub Senam Jantung Sehat Tri Lomba Juang
Semarang yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk mengambil data
penelitian
6. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu peneliti mengharap saran dan kritik yang membangun.
Pada akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Semarang, Maret 2007
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii
SARI PENELITIAN ………………………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………… iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
1.1 Alasan Pemilihan Judul …………………………………………
1
1.2 Permasalahan …………………………………………………… 3
1.3 Penegasan Istilah ……………………………………………….. 3
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ………………………
5
2.1 Landasan Teori ……………………………………………….
5
2.1.1. Sejarah Singkat Klub KJS Tri Lomba Juang Semarang 5
2.1.2. Informasi dan Komunikasi …………………………… 6
2.1.3
2.1.4. Pengertian Motivasi ………………………………….. 8
2.1.5 Macam Motivasi ……………………………………... 10
2.1.6 Fungsi Motivasi …………………………………….. 13
2.1.7 Sumber Motivasi …………………………………….. 13
viii
2.1.8 Motivasi Berolahraga …………………………………. 14
2.1.9 Olahraga Senam Jantung Sehat ……………………… 16
2.1.10 Program Olahraga Senam Jantung Sehat ……………... 17
2.1.11 Rangkaian Olahraga Senam Jantung Sehat …………… 21
2.1.12 Petunjuk Pelaksanaan Senam Jantung Sehat …………. 22
2.1.13 Pengaruh Olahraga Senam Jantung Sehat 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….
26
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………... 26
3.2 Metode Obyek Penelitian …………………………………... 27
3.3 Metode Pengumpulan Data ………………………………… 28
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………. 31
3.5 Analisis Data ……………………………………………….. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………...
38
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………… 38
4.2 Pembahasan …………………………………………………. 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………...
45
5.1 Simpulan …………………………………………………….. 45
5.2 Saran …………………………………………………………. 47
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 48
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel kisi-kisi angket penelitian ... …………………………… 49
2. Tabel hasil uji coba angket …………………………………… 50
3. Tabel daftar nama anggota Klub SJS Tri Lomba Juang Tahun
2006 ……………………………………………………………
60
4. Tabel hasil jawaban dari responden ………………………….. 62
5. Tabel pengolahan data mengungkap aspek rekreasi ………….. 64
6. Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk kesehatan ... 66
7. Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk mencari
teman ………………………………………………………….
68
8. Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk kebanggaan
kelompok …………………………………………………….
70
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi angket penelitian ……..... ………………………. 49
Lampiran 2 Daftar pertanyaan angket penelitian ……………………… 50
Lampiran 3 Tabel hasil uji coba angket ………………………………. 56
Lampiran 4 Perhitungan validitas dan reliabilitas intrumen penelitian ... 57
Lampiran 5 Daftar susunan pengurus Klub SJS Tri Lomba Juang Tahun
2006 ………………………………………………………
59
Lampiran 6 Daftar nama anggota Klub SJS Tri Lomba Juang Tahun
2006 ………………………………………………………
60
Lampiran 7 Tabel hasil jawaban dari responden ……………………… 62
Lampiran 8 Tabel pengolahan data mengungkap aspek rekreasi ……… 64
Lampiran 9 Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk kesehatan 66
Lampiran 10 Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk mencari
teman ………………………………………………………
68
Lampiran 11 Tabel pengolahan data mengungkap aspek untuk
kebanggaan kelompok ……………………………………..
70
Lampiran 12 Pengkatagorian Tingkat Motivasi ………………………… 72
Lampiran 13 Surat penetapan dosen pembimbing ……………………… 73
Lampiran 14 Surat permohonan ijin penelitian ………………………… 74
Lampiran 15 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ………… 75
Lampiran 16 Foto-foto pelaksanaan penelitian ………………………… 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat
sebagai suatu konsep perwujudan secara nyata pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya, seperti tercantum dalam TAP MPR, yaitu,”Gerakan memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat terus ditingkatkan agar lebih meluas
dan merata di seluruh tanah air untuk menciptakan budaya berolahraga dan iklim
yang sehat yang mendorong peran serta aktif masyarakat dalam peningkatan
prestasi olahraga. Perlu ditumbuhkan sikap masyarakat yang sportif dan
bertanggung jawab dalam semua kegiatan keolahragaan (TAP MPR No.
II/MPR/1993:121)
Mengolahragakan masyarakat adalah mengubah masyarakat agar kegiatan
olahraga dapat diaktualisasikan, sehingga keberhasilannya terletak pada jumlah
penduduk yang berolahraga secara aktif sebagai suatu kebutuhan.
Pada dasarnya kegiatan olahraga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, sebab dengan berolahraga prestasi maupun kesegaran
jasmani dapat tercapai.
Kegiatan olahraga di kota-kota besar terjadi perkembangan yang pesat
seperti lari pagi, senam sehat Indonesia, dan senam jantung sehat. Di Kota
Semarang olahraga tersebut banyak dilakukan oleh warga masyarakat, terutama
pada hari Minggu atau hari libur lainnya.
2
Salah satu dari aktivitas olahraga tersebut yang memasyarakat adalah
olahraga senam jantung sehat. Hal ini terlihat dari banyaknnya aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat terutama orang dewasa dan orang tua, baik secara
kelompok-kelompok kecil maupun di klub-klub senam jantung sehat yang memang
cukup banyak di kota Semarang.
Tujuan inti dari olahraga senam jantung sehat adalah olahraga yang
mempunyai tujuan untuk menyehatkan jantung. Selain itu, olahraga senam jantung
sehat adalah olahraga yang tidak terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya.
Hal ini disebabkan karena banyak buku petunjuk serta pelatih dan beberapa klub
senam jantung sehat yang tersebar di seluruh pelosok daerah, bahkan ke tingkat
Kecamatan baik yang berada di jalur dinas maupun swasta.
Pada dasarnya olahraga ini berintikan olahraga aerobik yakni olahraga yang
banyak menghirup oksigen. Olahraga ini juga mempunyai prinsip: Murah, Mudah,
Meriah, Massal, Manfaat dan Aman (5 M dan 1A). Mudah dan meriah, olahraga ini
harus dapat dilakukan setiap orang tanpa harus mempunyai keterampilan khusus
yaitu jalan kaki joging, lari. Olahraga tersebut dapat dilakukan bersama-sama
secara massal dan tentu saja meriah. Disebut mudah, karena untuk berjalan, joging
atau lari tidak diperlukan keterampilan khusus dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Disebut manfaat karena olahraga sangat bermanfaat untuk melancarkan peredaran
darah dan memperbesar pembuluh darah, memberikan kelenturan otot dan sendi
serta dapat menghilangkan kekakuan otot dan sendi. Dengan demikian maka
olahraga Jantung Sehat adalah olahraga yang berintikan aerobik ditambah dengan
3
olahraga yang dapat memberikan kelenturan, kekuatan dan peningkatan otot-otot
secara mudah, murah, meriah, massal dan manfaat serta aman.
Pengamanan berbentuk sederhana hanya menghitung denyut nadi tetapi
kegunaannya sangat bermanfaat. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan umur.
Rumus yang mudah yakni rumus 200 yaitu 200 dikurangi umur. Itulah nadi
maksimal yang boleh dilakukan sewaktu melaksanakan latihan.
Dari gambaran tersebut olahraga jantung sehat dapat dilakukan oleh siapa
saja, dimana saja dan kapan saja.
Pada dasarnya suatu aktivitas, kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan
oleh seseorang selalu didasari oleh adanya motivasi. Semakin besar motivasi yang
dimiliki oleh seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk berhasil.
Sebaliknya semakin kecil motivasi yang dimiliki, maka kemungkinannya untuk
berhasil juga semakin kecil pula (Hamalik Oemar, 1994:43).
Menurut Heckhausen yang dikutip oleh Sudibyo Setyobroto (1980:24),
motiv adalah sebagai sumber penggerak dan pendorong perbuatan manusia,
sedangkan motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak dan
pendorong (motiv).
Sedangkan menurut WJS Poerwadarminto (1976:655), motivasi adalah
sebab-sebab yang menjadi dorongan atau tindakan seseorang.
Menurut Heckhausen dalam Soegiyanto KS (1997:12), motivasi dalam
berolahraga bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan kebutuhan dan kepentingan yang disebabkan
oleh perbedaan perkembangan umur, minat, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan
4
lainnya. Pertandingan pada anak-anak, remaja, dewasa dan para orang tua yang
tidak dipersiapkan, antara lain: (1) untuk bersenang-senang, (2) rekreasi, (3)
mendapat pengalaman estetika, (4) berhubungan dengan orang lain, (5)
kepentingan kebanggan kelompok, (6) kesehatan, (7) kebutuhan praktis sesuai
dengan pekerjaannya.
Dari survey awal yang telah dilakukan didapatkan data bahwa orang yang
mengikuti olahraga senam jantung sehat di klub Tri Lomba Juang Semarang
berdasarkan alasan untuk rekreasi, untuk kesehatan, untuk mencari teman dan
untuk kebanggaan kelompok.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian tentang motivasi
peserta olahraga senam jantung sehat di klub Tri Lomba Juang Semarang tahun
2006 perlu untuk diteliti.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini timbul suatu
permasalahan yaitu bagaimanakah motivasi Peserta Olahraga Senam jantung Sehat
di Klub Senam Jantung Sehat Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 ?
1.3 Penegasan Istilah
Sesuai dengan judul penelitian di atas, yaitu Motivasi Peserta Olahraga
Senam jantung Sehat di Klub Senam Jantung Sehat Tri Lomba Juang Semarang
Tahun 2006, perlu ditegaskan pengertian-pengertian dalam judul tersebut sehingga
tidak terjadi salah penafsiran, sebagai berikut:
5
1.3.1 Motivasi
Motivasi adalah proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkah
laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu (Sudibyo
Setyobroto, 1989:63).
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber penggerak dan
pendorong apa bagi peserta olahraga senam jantung sehat di klub Tri Lomba Juang
Semarang tahun 2006.
1.3.2 Peserta
Menurut WJS Poerwadarminto (1976:932), peserta adalah orang yang ikut
serta atau orang yang mengikuti suatu kegiatan.
Peserta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang mengikuti
kegiatan senam jantung sehat di kub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006.
1.3.3 Olahraga Senam Jantung Sehat
Olahraga senam jantung sehat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu aktifitas latihan gerak badan dengan aturan dan takaran tertentu yang
bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan jantung.
1.4 Tujuan Penelitian
Berpijak dari permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui motivasi Peserta Olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Senam
Jantung Sehat Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006.
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HEPOTISIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Sejarah Singkat Klub SJS Tri Lomba Juang Semarang
Pemikiran untuk mendirikan sebuah Klub jantung Sehat di Semarang
memang sudah lama, namun sebenarnya titik awal pencetusan ide tersebut secara
kongkrit baru dimulai dalam sebuah pertemuan antara Yayasan Jantung Indonesia
“Dewi Sartika” Cabang Jawa Tengah dengan Pengurus Pusat Jantung Sehat
Indonesia yang berlangsung pada tanggal 21 September 1979 bertempat di Jade
Room, seusai peresmian Pameran Kesehatan Jantung yang berlangsung di
Auditorium Universitas Diponegoro Semarang.
Melalui beberapa kali rapat Pengurus Yayasan Jantung Sehat Indonesia
“Dewi Sartika” Cabang Jawa Tengah dan peninjauan Klub Jantung Sehat Jakarta
oleh dr. Anityo Mochtar dan Drs. Arif Soenarto, MPH, kemudian terbentuk
“embrio” Klub Jantung Sehat “Tri Lomba Juang” Cabang Semarang.
Pada awalnya dibentuklah susunan calon pengurus Klub Jantung Sehat yang
meliputi unsur-unsur medik, sarjana olahraga, pelatih olahraga serta peminat
olahraga yang berada di kota Semarang, kemudian diadakan beberapa kali
pertemuan ataupun rapat pendahuluan untuk memilih formatur kepengurusan. Tim
ini kemudian oleh Ibu dr. Farida Heyder, selaku ketua Umum Yayasan Jantung
Sehat Indonesia “Dewi sartika” Cabang Jawa Tengah dikukuhkan sebagai Pengurus
Klub Jantung Sehat Indonesia “ Tri Lomba Juang” Cabang Semarang. Peresmian
6
pengurus berlangsung di Aula bank Pembangunan Daerah (sekarang Bank Jateng)
pada tanggal 4 Mei 1980. Sejak tanggal tersebut maka secara resmi Klub Jantung
Sehat Indonesia “ Tri Lomba Juang” Cabang Semarang mulai berdiri dan mulai
melakukan aktivitas yaitu melakukan pendaftaran anggota yang ternyata mendapat
sambutan yang cukup besar di kalangan masyarakat di kota Semarang.
Pada tanggal 22 Juni 1980, Klub Jantung Sehat Indonesia “ Tri Lomba
Juang” Cabang Semarang benar-benar memulai latihan perdananya, dan dalam
latihan perdana tersebut dilakukan juga peresmian oleh Gubernur Jawa Tengah
pada waktu itu dijabat oleh Bapak Soepardjo Roestam. Peresmian yang meriah
tersebut juga dihadiri oleh Ibu Soepardjo Roestam, Bapak Walikota Semarang dan
beberapa pejabat lainnya.
Pada awal berdirinya Klub Senam Jantung Sehat “Tri Lomba Juang”
Cabang Semarang ini mampu mempunyai jumlah anggota sebesar 100 orang dan
dari tahun ke tahun terus berkembang meningkat menjadi 368 orang. Pada tahun
2006 jumlah anggota mengalami penurunan menjadi 90 orang tetapi yang aktif
hanya sekitar 50 orang saja.
2.1.2. Informasi dan Komunikasi
Melalui pendidikan formal maupun non formal, informasi dan komunikasi
banyak disampaikan kepada masyarakat. Informasi dan komunikasi ini dapat
mempengaruhi proses berpikir yang berhubungan dengan proses kesadaran sikap
dan tingkah laku manusia, dengan demikian ada perbuatan dari diri manusia
tersebut untuk berbuat dan melakukan suatu aktifitas.
7
Dengan semakin canggih dan berkembangnya dunia informasi dan
komunikasi dewasa ini, maka segala bentuk informasi yang ada di muka bumi ini
dapat secara cepat diketahui oleh segenap masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Melalui informasi yang didapat, baik melalui media elektronik
maupun cetak sedikit banyak dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat baik
positif maupun negatif. Pengaruh negatifnya yaitu tidak secara langsung tayangan-
tayangan film di televisi yang menonjolkan kebrutalan dan kekejaman dapat
mempengaruhi perbuatan dan tindakan anggota masyarakat sehingga masyarakat
cenderung untuk berbuat semacam itu. Sedangkan pengaruh positifnya yaitu
dengan adanya tayangan-tayangan di televisi maupun surat kabar atau majalah
tentang suatu kegiatan olahraga dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk
melakukan kegiatan olahraga, misalnya pada saat ada event piala dunia, maka
banyak sekali terlihat masyarakat yang demam sepakbola. Hal ini menunjukkan
bahwa informasi dan komunikasi pada dasarnya dapat mempengaruhi perubahan
tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat pada umumnya.
2.1.3. Pengertian Motivasi
Dalam penggunaan istilah sering terdapat penggunaan motiv dan motivasi
untuk menyatakan hal yang sama. Mempersamakan kedua istilah tersebut memang
tidak timbul kerugian, akan tetapi kedua istilah tersebut tidak persis sama (Hamalik
Oemar, 1994:45).
Menurut Winkel dalam Hamalik Oemar (1994:45), motiv adalah daya
penggerak di dalam diri seseorang dalam beraktivitas demi tercapainya tujuan
8
tertentu. Jadi motiv itu merupakan suatu kondisi internal. Dalam bahasa yang lebih
sederhana, motiv itu adalah “kesiap-siagaan” dalam diri seseorang. Motivasi
diartikan sebagai motiv yang sudah menjadi aktif pada saat suatu perbuatan
dilakukan, sedangkan motiv sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum suatu
perbuatan dilakukan.
Sedangkan pengertian motiv menurut Sri Mulyani dalam Hamalik Oemar
(1994:34), adalah suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke
tujuan tertentu. Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi atau kekuasaan.
Menurut Sudibyo Setyobroto (1989:23), motiv adalah sumber penggerak
dan pendorong tingkah laku individu untuk mencapai tujuan tertentu dalam
memenuhi kebutuhannya.
Adapun James O Wittaker dalam Hamalik Oemar (1994:45), motiv dide-
finisikan sebagai suatu istilah yang sifatnya luas, yang digunakan dalam psikologi
yang meliputi kondisi atau keadaan internal.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa motiv adalah daya
penggerak seseorang dalam beraktivitas agar tujuannya dapat tercapai.
Pada dasarnya seseorang dalam beraktivitas atau bertingkah laku selalu
didasari oleh adanya motivasi selain itu aspek motivasi merupakan aspek yang
paling banyak disoroti dalam program pembinaan olahraga (Weilberg & Gould
dalam Monty, 2000:71). Motivasi berasal dari kata bahasa Latin “movere” yang
artinya bergerak. Alderman dalam Monty, 2000:71) mendefinisikan motivasi
sebagai suatu kecenderungan untuk berperilaku secara selektif ke suatu arah
tertentu yang dikendalikan oleh adanya konsekuensi tertentu, dan perilaku tersebut
9
akan bertahan sampai sasaran perilaku dapat dicapai. Sifat selektif dari perilaku
berarti individu yang berperilaku membuat suatu keputusan untuk memilih
tindakannya.Arah tertentu dari perilaku artinya tindakan yang dilakukan memiliki
suatu tujuan sesuai dengan keinginan. Adapun yang dimaksud dengan konsekuensi
adalah suatu kondisi negatif yang diperoleh individu jika ia tidak melakukan
perilakunya tersebut. Sage dalam Monty (2000:71), secara lebih sederhana
mengemukakan bahwa, motivasi adalah arah dan intensitas usaha seseorang. Yang
dimaksud dengan arah usaha adalah situasi yang menarik dan membangkitkan
minat seseorang sehingga ada upaya orang tersebut untuk mendekatinya.
Sedangkan intensitas adalah besarnya upaya seseorang untuk dapat mendekati
situasi atau kondisi yang diminatinya.
Menurut Singer dalam Singgih D Gunarso (1989:92), motivasi adalah
dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang berpengaruh terhadap keinginan dan
tujuan yang menjadi pendorong untuk bertingkah laku.
Adapun menurut Soedibyo Setyobroto (1989:63), motivasi adalah sumber
penggerak dan pendorong yang bersifat dinamika, dapat dipengaruhi, merupakan
determinan sikap dan pendorong suatu tindakan ke arah tujuan tertentu untuk
menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari dan ada hubungannya dengan
aspek kognitif, konatif dan efektif.
Motivasi menurut Heckhausen dalam Sudibyo Setyobroto (1989:20), adalah
proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong (motiv) tersebut.
Dari berbagai definisi tersebut di atas, walaupun dinyatakan dengan kalimat
yang berbeda dapat diartikan bahwa motivasi adalah keinginan, tujuan dan
10
perasaan yang didorong atau digerakkan seseorang sehingga suatu kegiatan atau
tingkah laku tertentu dapat terlaksana.
2.1.4 Macam Motivasi
Menurut Sri Mulyani dalam Hamalik Oemar (1994:32), motivasi yang
mendasari tingkah laku manusia banyak jenisnya, dan dapat digolongkan
berdasarkan latar belakang perkembangannya. Motivasi dalam hal ini dapat dibagi
menjadi dua, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
Motivasi primer adalah motivasi bawaan, dan tidak dipelajari. Motivasi ini
timbul akibat proses kimia fisiologik yang terdapat pada setiap orang. Termasuk
dalam motivasi primer ini antara lain rasa haus, lapar, dan hasrat seksual.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui
pengalaman. Motivasi sekunder ini oleh beberapa ahli disebut juga motivasi sosial.
Lindgren dalam Hamalik Oemar (1994:14) menyatakan bahwa motivasi
sosial adalah motivasi yang dipelajari dan peranan yang penting dipegang oleh
lingkungan individu. Motivasi yang tergolong dalam motivasi sosial ini antara lain
adalah motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa.
Menurut Mc Cleilend dalam Hamalik Oemar (1994:34) yang dimaksud
motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong individu untuk mencapai
kesuksesan dan keberhasilan. Sedangkan motivasi berafiliasi adalah motivasi yang
mendorong individu untuk berhubungan dengan orang lain, misalnya suka
bekerjasama atau suka berteman. Adapun motivasi berkuasa adalah motivasi yang
11
mendorong individu untuk menguasai orang lain, misalnya suka memimpin suatu
kelompok.
Menurut Winkel (1983), Wahyo Sumidjo (1985) dan Kamples (1983) dalam
Singgih D Gunarso (1989:95) macam-macam motivasi ada dua, yaitu motivasi
instrisik dan motivasi ekstrisik.
Motivasi intrisik menurut Sardiman AM (1990:88) adalah motiv-motiv yang
menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Singgih D
Gunarso (1989:100) menyatakan bahwa motivasi intrisik adalah dorongan dari
dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi.
Dari kedua definisi di atas dapat diartikan bahwa motivasi instrisik adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, individu bertingkah laku
karena mendapat dorongan dari dalam tanpa adanya pengaruh dari luar.
Motivasi instrisik sering pula disebut competence motivation, karena orang
dengan motivasi instrisik biasanya sangat bergairah untuk meningkatkan
kompetensi dalam usaha untuk mencapai kesempatan (Soegiyanto KS, 1997:13).
Aktivitas yang didorong oleh motivasi instrisik biasanya akan bertahan lebih
lama dibandingkan dengan aktivitas yang didorong oleh motivasi ekstrisik. Oleh
karena itu motivasi instrisiklah yang harus ditumbuhkan dalam setiap aktivitas dan
besar harapan aktivitas.
Motivasi ekstrisik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang
menyebabkan individu tersebut berpartisipasi (Singgih D Gunarso, 1989:101).
12
Sedangkan menurut Sardiman (1990:90) motivasi ekstrisik adalah motiv-motiv
yang aktif dan berfungsinya karena adanya persyaratan dari luar.
Berdasarkan dua definisi di atas dapat diartikan bahwa motivasi ekstrisik
adalah motivasi yang menyebabkan individu bertingkah laku karena adanya
dorongan atau rangsangan dari luar individu.
Dalam dunia olahraga motivasi ekstrisik sering pula disebut competitive
motivation, oleh karena dorongan untuk bersaing, untuk lebih dari individu yang
lain. Motivasi kompetitif biasanya menyebabkan seseorang merasa superior, karena
dia lebih unggul dari yang lain. Perasaan ini mudah berkembang menjadi sifat
egosentrik, karena itu orang tersebut biasanya akan kurang peka terhadap perasaan
atau pendapat orang lain yang akan selalu dipengaruhi oleh obsesi lebih unggul dan
satu-satunya tujuan adalah mengalahkan lawan. Dalam kondisi seperti tersebut
biasanya akan cenderung untuk mencari berbagai akal demi tercapainya suatu
tujuan (Sugiyanto KS, 1997:11).
Motivasi ekstrinsik tidak selalu harus menyebabkan timbulnya hal-hal atau
efek yang negatif. Motivasi ekstrinsik tetap dapat merupakan dorongan yang kuat
bagi seseorang untuk berusaha dan mencurahkan kemampuannya yang maksimal
dan untuk berprestasi yang sebaik-baiknya.
Dalam aktivitas olahraga, motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik tidak
berdiri sendiri melainkan bersama-sama menentukan tingkah laku individu
(Singgih D Gunarso, 1989:102).
Manusia hidup dengan lingkungannya dan bertingkah laku terhadap
lingkungannya sehingga pengaruh lingkungan tidak terlepas dari kehidupan
13
manusia.
Ada satu jenis motivasi yang tidak hanya sekedar bersifat motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik, maksudnya adalah suatu tingkah laku tidak hanya didorong
oleh keinginan sendiri atau karena rangsangan dari luar, tetapi karena perintah
Tuhan. Motivasi ini lebih tinggi tingkatannya dari motivasi intrinsik atau motivasi
ekstrinsik. Motivasi ini hanya dimiliki oleh manusia sebagi makhluk yang paling
tinggi martabatnya di antara makhluk yang lain. Misalnya yang termasuk dalam
motivasi ini adalah beribadah sesuai dengan ajaran agama yang didasari oleh
motivasi beragama.
2.1.6 Fungsi Motivasi
Pada dasarnya dalam beraktivitas adanya motivasi sangatlah diperlukan
agar cita-cita atau karier seseorang dapat tercapai. Makin besar motivasi yang
diberikan, maka kemungkinan berhasil pula karier seseorang. Dengan demikian
motivasi sangatlah berpengaruh terhadap karier.
Menurut Sardiman (1990:88) ada 3 fungsi motivasi, yaitu: (1) Pendorong
manusia untuk berbuat, jadi berfungsi sebagai penggerak atau motor, (2) Penentu
arah perbuatan, yaitu sebagai penentu perbuatan yang hendak dicapai, (3)
Penyeleksi perbuatan yaitu sebagai penentu perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna tercapainya suatu tujuan.
2.1.7 Sumber Motivasi
Sejumlah pakar (Anshel, 1997, Duda, 1993, Weinberg & Gould, 1995
14
dalam Monty P. Satiadarma (2000:74), mengemukakan adanya beberapa sumber
motivasi sebagai berikut:
a. Orientasi Pelaku (Trait Centered / Participant Centered Orientation)
Orientasi ini mengemukakan bahwa sumber motivasi terletak pada diri
individu yang bersangkutan. Jadi, motivasi merupakan bentuk
kecenderungan pribadi atau “trait”.
b. Orientasi Situasional/Lingkungan (Situasition Centered Orientation)
Pandangan ini mengemukakan bahwa kecenderungan pribadi saja tidak
cukup memotivasi individu. Sebaliknya, lingkunganlah yang memberikan
peluang serta memupuk motivasi individu. Jika lingkungan tidak cukup
menunjang, betapapun besarnya intensitas motivasi individu, ia tidak akan
cukup termotivasi untuk melakukan tindakannya.
c. Orientasi Interaksional ( Interactional Orientation)
Pandangan Interaksional berpendapat bahwa motivasi terbentuk karena
adanya kombinasi factor perilaku dan lingkungan. Jadi, jika memang pada
dasarnya seseorang individu telah memiliki motivasi pribadi dan pada
waktu yang sama lingkungannya juga memberikan kesempatan besar
baginya, maka motivasi individu tersebut semakin besar.
2.1.8 Motivasi Berolahraga
Menurut Heckhausan (1967) dalam Soegiyanto KS (1997:12) motivasi
dalam berolahraga bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Karena kebutuhan dan kepentingan yang disebakan oleh perbedaan perkembangan
15
umurnya, minat, pekerjaaan dan kebutuhan lainnya. Motivasi bagi anak-anak,
remaja, dewasa dan para orang tua yang tidak dipersiapkan untuk pertandingan
antara lain: (1) Untuk bersenang-senang dan mendapatkan kegembiraan, (2) Untuk
melepaskan ketegangan psikis, (3) Untuk mendapatkan pengalaman estetika, (4)
Untuk dapat berhubungan dengan orang lain atau mencari teman, (5) Untuk
kepentingan kelompok, (6) Untuk memelihara kesehatan badan, (7) Untuk
kebutuhan praktis sesuai dengan pekerjaannya.
Sedangkan menurut Singer (1984) dalam Soegiyanto KS (1997:13)
meskipun anak yang satu berbeda dengan yang lain, namun Michael Passer,
seorang psikolog olahraga di kalangan pemuda atas hasil penelitiannya
menunjukkan adanya indikasi enam kategori utama motiv yang menumbuhkan
minat anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga yaitu: (1) Untuk
mengembangkan ketrampilan dan kemampuan, (2) Untuk berhubungan dengan
orang lain dan mencari teman, (3) Untuk mencapai sukses dan pengakuan, (4)
Untuk latihan mencapai kebugaran, (5) Untuk menyalurkan energi, (6) Untuk
mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan menggembirakan.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa terdapat kecenderungan perbedaan motivasi
melakukan kegiatan olahraga antara atlet muda, karena perbedaan umur, jenis
kelamin, jenis olahraga dan keadaan yang berhubungan dengan masyarakat.
Hasil penelitian Sudibyo Setyobroto (1984) dalam Soegiyanto KS (1997:13)
terhadap anggota unit kegiatan mahasiswa di Jakarta, Jawa Barat dan Lampung
menunjukkan adanya tiga motivasi yang mendorong para mahasiswa bergabung
16
dalam unit kegiatan olahraga, yaitu: (1) Motivasi aktualisasi diri, (2) Motivasi
berprestasi, dan (3) Motivasi gabungan (kebanggaan pada almamaternya).
2.1.9 Olahraga Senam Jantung Sehat
Pada saat ini banyak timbul pertanyaan apakah olahraga jantung sehat itu.
Sesuai dengan misinya yang sudah dikembangkan sejak tahun 78 maka olahraga
jantung sehat adalah olahraga yang mempunyai tujuan untuk menyehatkan jantung.
Selain itu olahraga senam jantung sehat adalah olahraga yang tidak terdapat
banyak kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena banyak buku
petunjuk serta pelatih dan beberapa klub senam jantung sehat yang tersebar di
seluruh pelosok daerah, bahkan ke tingkat Kecamatan baik yang berada di jalur
dinas maupun swasta. Seperti tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan
olahraga senam jantung sehat seri III, dijelaskan dengan rinci seperti jenis latihan,
tujuan gerakan, sikap permulaaan, serta pelaksanaannya, sampai pada sikap akhir
untuk menghadapi gerakan berikutnya (SJS Seri III, tanpa tahun:1-26).
Pada dasarnya olahraga ini berintikan olahraga erobik yakni olahraga yang
banyak menghirup oksigen. Di samping olahraga wajib maka olahraga itu harus
mempunyai prinsip: Murah, Mudah, Meriah, Massal, Manfaat dan Aman (5 M dan
1A). Mudah dan meriah, olahraga ini harus dapat dilakukan setiap orang tanpa
harus mempunyai keterampilan khusus yaitu jalan kaki joging, lari. Olahraga
tersebut dapat dilakukan bersama-sama secara massal dan tentu saja meriah.
Disebut mudah, karena untuk berjalan, joging atau lari tidak diperlukan
keterampilan khusus dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Disebut manfaat karena
17
olahraga sangat bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah dan memperbesar
pembuluh darah.
Memberikan kelenturan otot dan sendi dapat menghilangkan kekakuan otot
dan sendi tersebut dapat dihilangkan dengan memberikan Senam Jantung Sehat dan
senam-senam lainnya yang sesuai. Menambah kekuatan otot-otot pada tangan dan
kaki.
Dengan demikian maka olahraga Jantung Sehat adalah olahraga yang
berintikan erobik ditambah dengan olahraga yang dapat memberikan kelenturan,
kekuatan dan peningkatan otot-otot secara mudah, murah, meriah, massal dan
manfaat serta aman.
Pengamanan berbentuk sederhana hanya menghitung denyut nadi tetapi
kegunaannya sangat bermanfaat. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan umur.
Rumus yang mudah yakni rumus 200 yaitu 200 dikurangi umur. Itulah nadi
maksimal yang boleh dilakukan sewaktu melaksanakan latihan.
Dari gambaran tersebut olahraga jantung sehat dapat dilakukan oleh siapa
saja, dimana saja dan kapan saja.
2.1.10 Program Olahraga Jantung Sehat
Dalam buku Petunjuk Senam Jantung Sehat Seri I (1995:7) dinyatakan,
bahwa program olahraga jantung sehat dalam pelaksanaan latihannya haruslah
disusun berdasarkan beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Umur
Dalam pelaksanaan latihan Senam Jantung Sehat harus dilakukan pengelompok-
18
kan menurut umur. Hal ini dikarenakan kemampuan individual dari masing-
masing tingkatan umur tidaklah sama.
b. Jenis Kelamin
Program latihan untuk pria dan wanita haruslah berbeda.
c. Kapasitas Aerobic
Program latihan disesuaikan dengan kemampuan aerobic perorangan. Adalah
wajib mengukur kemampuan aerobic sebelum melakukan program latihan.
d. Dosis Latihan
Olah karena kemampuan setiap orang tidak sama, maka dosis perorangan harus
sesuai dengan kemampuannya, serta diberikan pada daerah AMAN, artinya tidak
membahayakan, tetapi tetap memberi manfaat.
e. Program Berencana
Oleh karena olahraga Senam Jantung Sehat mempunyai target sasaran, maka
program latihan haruslah direncanakan bertahap, yang akhirnya mencapai taraf
pemneliharaan. Secara singkat program latihyan mengikuti pola: 1) program
awal, 2) program kondisi, dan 3) program pemeliharaan.
Di dalam upaya mencapai sasaran tersebut, untuk tahap pertama, semua
anggota diarahkan mampu menyelesaikan program dasar, atau program aerobic
sederhana sebagai inti, yaitu: 1) Jalan kaki 6,4 km dalam waktu 1 jam, 2) Jogging
atau jalan diselingi lari 4,8 km dalam waktu 30 menit, 3) Lari 3,2 km dalam waktu
20 menit.
Program dasar butir (1) yaitu jalan kai 1 jam, harus menjadi program latihan
19
dasar yang harus dikuasai para anggota, sebelum anggota tersebut meneruskan
program butir (2) atau butir (3).
Di samping itu, program (1) sudah cukup baik untuk para anggota yang
berusia 50 tahun ke atas, maupun yang mempunyai kelebihan berat badan atau
obesitas.
Para anggota yang telah mampu melaksanakan program butir (1) serta
usianya 40 tahun sampai 49 tahun, dapat mencoba program butir (2) yaitu jogging
(andaikata syarat-syarat untuk itu dipenuhi). Untuk yang berusia di bawah 40
tahun, jelas program butir (2) harus pula dikuasai atau ditargetkan.
Para anggota yang telah menyelesaikan program butir (2) serta usianya di
bawah 30 tahun, dapat meningkatkan program latihan butir (3) yaitu lari 3,2 km
dalam waktu 16 – 20 menit.
Dengan demikian, setiap orang yang ingin berolahraga Jantung Sehat dapat
melakukan programnya sesuai dengan umur dan kemampuannya. Di samping itu
harus menguasai teknik-teknik dasar Senam Jantung Sehat, seperti:
a. Menghitung denyut nadi secara tepat dan terampil
b. Mengusai teknik peregangan/pemanasan/pendinginan
c. Menguasai senam kelentukan yang benar
d. Menguasai teknik jalan, jogging atau lari dengan benar sesuai program latihan
yang dipilih atau peruntukkannya
e. Mengetahui dosis/takaran latihan bagi dirinya secara tepat
f. Mengetahui kapan olahraga harus dihentikan
g. Mampu mengenali dan mengatasi bahaya/kegawatan (SJS seri 1, 1995:8).
20
Senam Jantung Sehat yang telah dilakukan diharapkan akan mempunyai
nilai tambah dalam bentuk pengetahuan sehinggamenghasilkan sikap yang baik,
seperti:
a. Tidak merokok
b. Menjaga keseimbangan tinggi dan berat badan
c. Menjaga dan mengatasi faktor resiko lainnya yang ada, seperti kadar lemak
dalam darah/kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes militus
d. Menjaga keseimbangan antara anggota dan sesama manusia
e. Selalu taat menjalakan agamanya, sehingga mencapai ketentraman lahir dan
batin.
Untuk mengetahui apakah seseorang dapat dikatakan telah berhasil
mencapai program latihan, dapat dipakai bebrapa tolok ukur/parameter, antara lain
sebagai berikut:
a. Program latihan tercapai
b. Berat dan tinggi badan seimbang
c. Tekanan darah normal atau terkendali
d. Denyut nadi istirahat semakin bertambah lambat (relatif bradikardi)
e. Keluhan semakin hilang
f. Jumlah hari sakit berkurang
g. Faktor resiko hilang atau terkendali
h. Tingkat kesegaran jasmani baik.
21
2.1.11 Rangkaian Gerak Senam Jantung Sehat
Rangkaian gerak Senam Jantung Sehat sebagai bagian dari olahraga jantung
sehat, disusun dengan selalu mengutamakan klemampuan jantung, gerakan otot
besar dan kelentukan sendi, serta upaya memasukkan oksigen sebanyak mungkin
(SJS seri 1, 1995:10).
Untuk melatih jantung, maka setiap rangkaian gerakan haruslah mampu
meningkatkan beban latihan agar dosis latihan/denyut nadi/jantung terpelihara.
Selama berolahraga, grak kai harus tetap dijaga. Sikap kaki berjalan, seperti jalan di
tempat atau mengangkat kaki dilakukan secara sambung menyambung, di samping
gerakan anggota tubuh lainnya.
Bagi anggota yang lebih muda, gerakan jalan di tempat dapat ditingkatkan
menjadi lari di tempat atau mengangkat kaki lebih tinggi, misalnya untuk usia 30
tahun ke bawah atau usia 40 tahun tetap berlatih.
Bagi anggota yang lebih tua, usia 50 tahun ke atas, gerakan jalan di tempat
cukup memacu jantung agar mencapai sasaran. Tinggi kaki disesuaikan dengan
hasil latihan, bisa lebih rendah atau lebih tinggi.
Gerakan yang dilakukan pada setiap persendian, hendaklah diikuti dengan
benar dan sungguh-sungguh agar hasil kerja otot memmberikan efek optimal, serta
mampu mengoreksi sikap dan gerak yang salah. Akhirnya akan mampu
meningkatkan kecepatan gerak sehingga tercapai gerakan yang berkualitas.
Pada akhir gerakan Senam Jantung Sehat, sengaja ada pemcuan denyut
jantung dengan menambah beban latihan, agar dosis latihan/denyut jantung latihan
tercapai.
22
Dalam menyusun Senam Jantung Sehat telaha dimasukkan prinsip latihan,
yaitu:
a. Latihan peregangan / pemanasan
- Ketukan musik 130 ketukan / menit
- Lamanya 6 menit
b. Latihan Inti
- Ketukan musik 145 ketukan / menit
- Lamanya 12 menit
c. Latihan pendinginan / penenangan.
- Ketukan musik 120 ketukan / menit
- Lamanya 4 menit 30 detik
2.1.12 Petunjuk Pelaksanaan Senam Jantung Sehat
Olahraga Jantung Sehat khususnya Senam Jantung Sehat adalah salah satu
upaya kegiatan promotif, preventif dan rehabilitatif Klub Senam Jantung Sehat
yayasan jantung Sehat Indonesia untuk anggota Klub Jantung Sehat ataupun
masyarakat umum lainnya.
Penyusunan gerakan Senam Jantung Sehat didasarkan pada prinsip dasar
olahraga yang berguna untuk pembinaan kesehatan jantung dan kesegaran jasmani
yang mencakup bebarapa komponen, yaitu sebagai beriakut:
a. Peningkatan ketahanan jantung dan alat peredaran darah serta
pernafasan/paru (cardiorespiratory endurance)
b. Kekuatan otot (strength)
23
c. Ketahanan otot (muscle endurance)
d. Kelenturan (flexibility)
e. Koordinasi gerak (coordination)
f. Kelincahan (agility)
g. Keseimbangan (balance)
Sedangkan prinsip dasar pelaksanaan gerak dari Senam Jantung Sehat baik
itu seri I. II, III maupun IV adalah melalui tahapan latihan sebagai berikut:
1. Sikap Sempurna
Sikap sempurna adalah berdiri tegak, kedua tumit rapat, ujung jari terbuka
selebar kepalan tangan 5 (lima) titik, mulai dari telinga, bahu, pinggul, lutut dan
mata kaki merupakan satu garis lurus, tegak lurus dengan lantai. Pandangan
lurus ke depan dan kedua lengan lurus di samping badan, telapak tangan
menghadap ke dalam, jari-jari tangan rapat di samping badan serta tangan tidak
dikepal. Siap untuk olahraga.
2. Berdoa
Berdoa dilakukan menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, semoga
olahraga yang segera dilakukan memberi manfaat kekuatan dan kesehatan lahir
dan batin. Pusatkan pikiran dan perasaan dalam suasana gembira. Setelah aba—
aba “berdoa mulai” tundukkan kepala dan setelah aba-aba” berdoa selesai”
kepala kembali tegak.
3. Menghitung Denyut Nadi
Menghitung denyut nadi dilakukan dengan cara jari telunjuk dan jari tangan
24
kanan meraba nadi radialis lengan kiri (pergelangan tangan kiri) selam 10
(sepuluh) detik dan jumlahnya dikalikan 6, berarti nadi satu menit, dengana
sikap dua pergelangan tangan satu jengkal di depan dada menghadap ke dalam.
Ada beberapa macam cara penghitungan denyut nadi, yaitu:
1. Denyut nadi istirahat, biasanya tidak melebihi 100 kali per menit
2. Denyut nadi pemanasan, biasanya tidak melebihi 120 kali per menit
3. Denyut nadi latihan:
- Minimal = (3/4 x nadi maksimal) per menit
- Optimal = (nadi maksimal - 10) per menit
- Maksimal = (200 – umur) per menit.
2.1.13 Pengaruh Olahraga Senam Jantung Sehat
Dewasa ini banyak orang berolahraga dengan tujuan agar jantungnya tetap
baik. Namun belum banyak yang tahu dengan berolahraga jantung dapat menjadi
kuat. Sepanjang hidup, jantung yang besarnya kurang lebih sebesar kepalan tangan,
berfungsi sebagai penghisap dan pemompa darah ke bagian-bagian tubuh yang
diperlukan. Jantung merupakan organ tubuh yang mengatur kardiovaskuler, kurang
lebih terdiri dari 11.000 km pembuluh darah balik (vena) dan pembuluh darah nadi
(arteri), dan pembuluh-pembuluh darah kecil (arteriale). Meskipun begitu
menakjubkan, tetapi jantung juga tidak benar-benar sempurna seperti mobil, karena
perawatan yang memadai juga diperlukan agar jantung dapat berfungsi dengan baik
(Sadoso Sumosardjuna, 1995:85).
25
Cara perawatan jantung di antaranya dengan olahraga senam jantung sehat
dengan teratur dan dengan takaran yang sesuai dengan kemampuannya. Senam
jantung sehat yang dilakukan dengan takaran yang cukup dapat mempengaruhi
organ tubuh. Pengaruh yang nyata dari olahraga ini, yaitu daya tahan tubuh menjadi
semakin baik, hal ini disebabkan olahraga senam jantung sehat dalam
pelaksanaannya banyak melakukan aktivitas yang bersifat aerobic. Karena bersifat
aerobic ini pula, maka olahraga senam jantung sehat ini juga banyak berpengaruh
terhadap paru, dan kerja jantung.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dan syarat mutlak
dari suatu penelitian. Berbobot tidaknya suatu penelitian tergantung pada
pengambilan langkah-langkah dalam metode penelitiannya. Seperti yang
dikemukakann oleh Sutrisno Hadi (1986:4), bahwa,” Metode penelitian
sebagaimana yang dikenal sekarang, memberikan garis-garis yang cermat dan
mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar
pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang
setinggi-tingginya”.
Penggunaan metode penelitian harus dapat mengarah pada tujuan penelitian,
tidak berbelit-belit dan mudah untuk dipahami, agar hasil penelitian yang diperoleh
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan metode penelitian juga harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dalam penelitian ini akan diuraikan metode penelitian sebagai berikut:
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian survei yaitu penelitian
yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual dari suatu kelompok atau daerah.
Penelitian survei membelah dan menguliti masalah-masalah untuk
mendapatkan pembenaran-pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang
sedang berlangsung. Dalam penelitian survei juga dikerjakan dalam menangani
27
situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan
rencana. Jadi penelitian survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana
dan pengambilan keputusan di masa mendatang (Moh. Nasir, 1983:65)
3.2. Metode Penentuan Obyek Penelitian
Metode penentuan obyek penelitian dalam penelitian ini akan dibahas tiga
hal, yaitu: penentuan populasi, penentuan sampel dan penentuan variabel.
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi Arikunto,
1991:220). Populasi adalah keseluruahn penduduk yang dimaksud untuk diselidiki
atau universum. Pengertian di atas dimaksudkan bahwa populasi adalah seluruh
individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu itu
paling tidak mempunyai sifat yang sama.
Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987:120).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta olahraga senam jantung
sehat di klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 yang berjumlah 90 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Suharsimi Arikunto,
28
1991:5). Menurut Nana Sudjana (1995:71), sampel adalah sebagian subyek, gejala
atau obyek yang ada pada populasi. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1987:221)
yang dimaksud sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari
populasi. Penarikan sampel harus representatif, dalam arti segala karakteristik
populasi hendaknya tercermin pula dalam sample yang diambil.
Sampel dalam penelitian ini diambil secara proporsional Sampling, yaitu
peserta yang selama ini aktif dalam mengikuti kegiatan latihan. Sebagai sampel
dalam penelitian ini adalah peserta olahraga senam jantung sehat di klub Tri Lomba
Juang Semarang sejumlah 42 orang.
3.2.3. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993:99). Variabel secara sederhana dapat
diartikan ciri dari individu, obyek, gejala, peristiwa yang dapat diukur secara
kualitatif maupun kuantitatif (Sudjana, 1995:23). Sedangkan menurut pendapat
Sutrino Hadi (1986:224) yang dimaksud dengan variabel adalah gejala yang
menunjukkan variasi baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya. Variabel
dalam penelitian ini adalah motivasi peserta olahraga senam jantung sehat di klub
Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006.
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Metode Dokumenter
Metode dokumenter digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
29
daftar nama peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang yang natinya akan dijadikan sebagai sampel penelitian, lama ikut latihan,
tingkat pendidikan, usia, serta riwayat kesehatan.
3.3.2. Metode Angket atau Kuisioner
Untuk mendapatklan data, banyak teknik-teknik dan cara-cara yang dapat
ditempuh. Namun demikian agar data yang terkumpul nanti sesuai dengan tujuan
penelitian, maka harus menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
Dengan berpedoman pada tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana
motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang tahun 2006, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dengan teknik angket atau kuisioner.
Metode angket atau kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disipakan dan disusun
sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau
menandainya dengan mudah dan cepat Sudjana, 84:7).
Metode angket adalah suatu teknik pengumpulan data dan alat pengumpul
data dengan melalui daftar pertanyaan yang tertulis, disusun dan disebarkan untuk
mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber responden (Snafiah Faisal,
181:2).
Jadi dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
angaket adalah suatu daftar berisikan serangkaian pertanyaan tentang gejala yang
akan diselidiki.
30
Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket
langsung tertutup dengan menggunakan pilihan ganda. Metode angket langsung
adalah bila item pertanyaannya bermaksud menggali atau merekam informasi
mengenai diri responden itu sendiri, sedangkan angket tertutup adalah bila item
pertanyaan pada angket tersebut juga disertai kemungkinan jawaban yang
dinilainya paling sesuai Sanafiah Faisal, 981:5).
Adapun alasan menggunakan metode angket langsung adalah sebagai
berikut:
a. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
b. Bahwa apa yang dinyatakan benar dan dapat dipercaya
c. Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Sedangkan alasan menggunakan tipe pilihan ganda adalah, sebagai berikut:
a. Item pilihan pada umumnya lebih menarik bagi responden bila
dibandingkan dengan tipe lain
b. Untuk responden lebih mudah untuk menjawabnya
c. Menghemat waktu
d. Baik untuk menyelidiki fakta-fakta subyeltif maupun fakta obyektif.
Untuk menghindari kelemahan angket dilengkapi dengan metode
pengumpul data yang lain dan perlu dijelaskan kepada responden tentang maksud
dan tujuan angket yang diberikan agar informasi yang diberikan benar-benar
31
obyektif, dta yang yang digunakan tidak memberatkan responden atau tidak bersifat
memaksa.
Adapun pertanyaan yang ada dalam ini digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai bagaimanakah maotivasi peserta olahraga Senam Jantung
Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 6.
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Persiapan Penelitian
3.4.1.1.Penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam ini adalah mengadakan
pembatasan materi yang digunakan untuk menyusun instrumen yang mengacu pada
ruang lingkup mtivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Semarang Tahun 2006.
Dalam tahap ini angket yang telah disusun akan diungkap aspek-aspek
antara lain:
a) Aspek untuk rekreasi, b) Aspek untuk menjaga kesehatan, c) Aspek untuk
mencari teman, dan d) Aspek untuk kebanggan kelompok.
Selanjutnya masing-masing aspek dijabarkan menjadi indikator-indikator
dengan perincian sebagai berikut:
a. Aspek untuk rekreasi 3 indikator teridiri dari: 1) mengisi waktu luang, 2)
rutinitas pekerjaan, 3) mendapatkan kegembiraan.
b. Aspek untuk menjaga kesehatan 3 indikator teridiri dari: 1) frekuensi
latihan, 2) kesungguhan, 3) pemenuhan gizi.
32
c. Aspek mencari teman 2 indikator terdiri dari: 1) berhubungan dengan orang
lain, 2) mendapatkan teman/kenalan baru
d. Aspek untuk kebanggan kelompok 1 indikator, yaitu perasaan bangga
terhadap kelompoknya.
3.4.1.2.Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk kesempurnaan penelitian, maka instrumen penelitian tersebut perlu
diujicobakan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengambil data atau tidak, selain juga untuk mengetahui
apakah pertanyaan-pertanyaan dalam angket tersebut apakah responden mengalami
kesulitan dalam menjawab atau tidak.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang memenuhi syarat validitas
dan reliabilitas. Uji instrumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Suharsimi Arikunto, 1991:36). Dari hasil ujicoba terhadap instrumen penelitian
yang telah dilaksanakan didapatkan hasil, bahwa angket yang valid untuk
mengambil data penelitian adalah sejumlah 16 item, sedangkan angket yang tidak
valid adalah sejumlah 8 item. Untuk itu angket sejumlah 16 item pertanyaan
tersebut kemudian digunakan untuk mengambil data penelitian, sedangkan angket
sejumlah 8 item pertanyaan yang tidak valid dibuang atau tidak terpakai.
33
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik.
Reliabilitas menuju pada tingkat keterandalan sesuatu, reliable artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 1991:142).
Ada bermacam-macam cara untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian
ini untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Ganjil – Genap
Spearman Brown.
Dari hasil uji reliabilitas terhadap intrumen penelitian didapatkan hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus Ganjil – Genap dari Spearman Brown
didapat r hitung sebesar 0,745 pada taraf signifikasi 0,01% dengan sampel
penelitian sejumlah 15 orang . Karena r hitung ternyata lebih besar dari r tabel pada
taraf signifikansi 0,01%, maka ini artinya angket tersebut reliabel untuk digunakan
dalam penelitian.
3.4.2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah angket diuji cobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan
reliabitas, kemudian angket tersebut dibagikan kepada sampel atau responden yang
dalam hal ini adalah peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang.
Tahap pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yang
meliputi:
34
a. Pemberian Angket
Pelaksanaan pengiriman angket dilakukan dengan cara mengunjungi
responden pada saat melakukan latihan. Kemudian angket tersebut dibagikan
kepada seluruh peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang.
b. Pengambilan Angket
Pengambilan angket dilakukan seminggu setelah angket tersebut dibagikan
dengan cara mendatangi setiap jadwal latihan yang ada di Klub Senam Jantung
Sehat Tri Lomba Juang Semarang, yaitu pada hari Minggu pagi, Rabu pagi dan
Jumat pagi.
c. Penyusunan Data
Jumlah angket yang kembali dari responden sebanyak angket sesuai
dengan jumlah angket yang telah dibagikan. Semua angket telah diteliti dan telah
diisi dengan baik serta tidak ada yang rusak.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi unsur penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Intern
Faktor Intern adalah factor yang ada dalam diri atau invidu responden,
faktor intern tersebut terdiri atas
- Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan faktor tubuh
- Faktor psikologi terdiri dari intelegensia/kecerdasan, perhatian,
minat, bakat dari responden
- Faktor kelelahan, terdiri dari kelelahan jasmani dan rokhani.
35
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar tuibuh individu atau
responden, yang meliputi:
- Faktor keluarga terdiri dari keadaan ekonomi dan latar belakang
budaya.
- Faktor pendidikan yang dicapai oleh responden
- Arahan dokter
- Pengaruh teman / Saudara.
3.5. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
penting dalam suatu penelitian, sebab jika analisis salah, maka dalam pengambilan
kesimpulan tentu akan salah juga.
Untuk menganalisis data diperlukan teknik analisis yang sesuai dengan data
yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini analaisis yang akan digunakan adalah
analaisis data statistik. Menurut Sutrisno Hadi (1987:157) mernyatakan hal sebagai
berikut: “Analisis statistik adalah cara-cara yang ilmiah yang disiapkan untuk
mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penelitian yang
berwujud angka”.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan pendahuluan dari analisa
kuantitatif yang meliputi:
1. Editing
36
Yaitu suatu proses yang dilakukan setelah semua angket dikembalikan dan
terkumpul semuanya, kemudian dilihat apakah jawaban-jawaban dalam
angket tersebut telah terisi semua atau belum.
2. Skoring
Yaitu kegiatan berupa pemberian nilai atau skor pada jabawan-jawaban
dalam daftar pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang kemudia
dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau kategori dari tiap-
tiap aspek atau variabel.
Pemberian skor atau nilai dari tiap-tiap jawaban dari responden
dilakukan dengan berpedoman sebagai berikut:
a. Untuk jawaban (a) mendapat skor 4
b. Untuk jawaban (b) mendapat skor 3
c. Untuk jawaban (c) mendapat skor 2
d. Untuk jawaban (d) mendapat skor 1
Penggunaan analaisis data statistik ini dengan pertimbangan-pertimbangan
bahwa dengan menggunakan analisis ini maka akan lebih efektif dalam
mengerjakan dan bentuknya lebih sederhana, sehingga mudah diketahui orang lain
yang membutuhkan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis diskriptif prosentase atau disebut Procentages Correction.
Rumus diskriptif prosentase adalah sebagai berikut:
Jumlah Responden (R)
NP = ------------------------------------------------------- X 100%
37
Jumlah Total Respon (TR)
dimana:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Jumlah Responden
TR = Jumlah Total Responden
100 = Bilangan tetap
(Ngalim purwanto, 1990:102)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pengolahan data hasil penelitian jawaban yang diberikan oleh responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam angket atau kuesioner tentang
motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang Tahun 2006 terdapat pada tabel 8 lampiran 7.
Hasil perhitungan yang diperoleh dari responden, dan data yang terkumpul
lalu diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Adapun data yang bersifat kualitataif yaitu data yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa angka-
angka.
Hasil penelitian secara keseluruhan mengenai motivasi peserta olahraga
Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 seperti
terlihat pada gambar di bawah ini:
39
0
20
40
60
80
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi 79
Sedang 21
Rendah 0
Gambar. 1 Diagram Prosentase Secara Keseluruhan
Terhadap Motivasi Peserta Senam Jantung Sehat Tahun 2006
Dari diagram batang tersebut di atas dapat dijelaskan besarnya prosentase
secara keseluruhan terhadap motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di
Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1) Sebanyak
79% atau sejumlah 33 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri
Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi tinggi, 2) Sebanyak
21% atau sejumlah 9 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri
Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi sedang, 3) Tidak ada
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mempunyai motivasi rendah.
Sedangkan hasil penelitian yang mengungkap mengenai aspek-aspek
motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang Tahun 2006 dapat dilihat pada gambar – gambar di bawah ini:
40
010203040506070
TinggiSedang
Rendah
Tinggi 69
Sedang 31
Rendah 0
Gambar. 2 Diagram Prosentase Terhadap Motivasi Peserta Senam
Jantung Sehat Tahun 2006 Mengenai Aspek Untuk Rekreasi
Dari diagram batang pada gambar 2 tersebut di atas terlihat bahwa motivasi
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mengenai aspek untuk rekreasi mencapai hasil 69% atau sejumlah 29 orang
mempunyai motivasi tinggi, 31% atau sejumlah 13 orang mempunyai motivasi
sedang dan sebesar 0% mempunyai motivasi rendah.
0
20
40
60
80
100
TinggiSedang
Rendah
Tinggi 100
Sedang 0
Rendah 0
Gambar. 3 Diagram Prosentase Terhadap Motivasi Peserta Senam
Jantung Sehat Tahun 2006 Mengenai Aspek Untuk Kesehatan
41
Dari diagram batang pada gambar 3 tersebut di atas terlihat bahwa motivasi
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mengenai aspek untuk menjaga kesehatan mencapai hasil 100% atau
sejumlah 42 orang mempunyai motivasi tinggi, dan sebanyak 0% mempunyai
motivasi sedang serta motivasi rendah.
0
20
40
60
80
TinggiSedang
Rendah
Tinggi 74
Sedang 26
Rendah 0
Gambar. 4 Diagram Prosentase Terhadap Motivasi Peserta Senam
Jantung Sehat Tahun 2006 Mengenai Aspek Untuk Mencari Teman
Dari diagram batang pada gambar 4 tersebut di atas terlihat bahwa motivasi
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mengenai aspek untuk mencari teman mencapai hasil 74% atau sejumlah 31
orang mempunyai motivasi tinggi, 26% atau sejumlah 11 orang mempunyai
motivasi sedang dan sebesar 0% mempunyai motivasi rendah.
42
0102030405060
TinggiSedang
Rendah
Tinggi 57
Sedang 43
Rendah 0
Gambar. 5 Diagram Prosentase Terhadap Motivasi Peserta Senam Jantung Sehat Tahun 2006 Mengenai Aspek Untuk Kebanggan kelompok Dari diagram batang pada gambar 5 tersebut di atas terlihat bahwa motivasi
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mengenai aspek untuk kebanggan kelompok mencapai hasil 57% atau
sejumlah 24 orang mempunyai motivasi tinggi, 43% atau sejumlah 18 orang
mempunyai motivasi sedang dan sebesar 0% mempunyai motivasi rendah.
4.2. Pembahasan
Hasil perhitungan secara keseluruhan mengenai motivasi peserta olahraga
Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 sebanyak
79% atau sejumlah 33 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri
Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi tinggi, sebanyak 21%
atau sejumlah 9 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi sedang dan sebanyak 0%
peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun
2006 mempunyai motivasi rendah. Hasil ini didasarkan perhitungan terhadap
43
empat aspek motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 yaitu aspek untuk rekreasi, untuk menjaga kesehatan,
untuk mencari teman dan untuk kebanggaan kelompok.
Hasil perhitungan yang mengungkap motivasi peserta olahraga Senam
Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 mengenai aspek
untuk rekreasi mencapai hasil 69% atau sejumlah 29 orang mempunyai motivasi
tinggi, 31% atau sejumlah 13 orang mempunyai motivasi sedang dan sebesar 0%
mempunyai motivasi rendah. Hasil ini didasarkan oleh adanya keinginan para
peserta Senam Jantung Sehat untuk mengisi waktu luang, karena adanya rutinitas
pekerjaan, dan adanya suatu harapan untuk mendapatkan kesenangan dan
kegembiraan.
Hasil perhitungan yang mengungkap motivasi peserta olahraga Senam
Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 2006 mengenai
aspek untuk menjaga kesehatan mencapai hasil 100% atau sejumlah 42 orang
mempunyai motivasi tinggi, dan sebanyak 0% mempunyai motivasi sedang serta
motivasi rendah. Hasil ini didasarkan oleh adanya upaya dari para peserta Senam
Jantung Sehat untuk memenuhi gizi makanannya setiap hari, adanya upaya untuk
menambah intensitas latihan di luar jadwal latihan di Klub Jantung Sehat,
kemudian adanya kesungguhan dalam mengikuti setiap gerakan yang diajarkan
serta adanya adanya suatu harapan kondisi kesehatannya dapat terjaga dengan baik.
Hasil perhitungan yang mengungkap motivasi peserta olahraga Senam
Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 mengenai aspek
untuk mencari teman mencapai hasil 74% atau sejumlah 31 orang mempunyai
44
motivasi tinggi, 26% atau sejumlah 11 orang mempunyai motivasi sedang dan
sebesar 0% mempunyai motivasi rendah. Hasil ini didasarkan oleh adanya
keinginan para peserta Senam Jantung Sehat untuk memanfaatkan setiap moment
latihan untuk berbincang-bincang dengan orang lain atau mengobrol dengan orang
lain, mendapatkan teman atau kenalan baru, serta adanya suatu harapan untuk
selalu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
Hasil perhitungan yang mengungkap motivasi peserta olahraga Senam
Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang tahun 2006 mengenai aspek
untuk kebanggan kelompok mencapai hasil 57% atau sejumlah 24 orang
mempunyai motivasi tinggi, 43% atau sejumlah 18 orang mempunyai motivasi
sedang dan sebesar 0% mempunyai motivasi rendah. Hasil ini didasarkan adanya
perasaan bangga terhadap eksistensi klub serta perasaan lebih mementingkan
kebutuhuan klub di atas kebutuhan pribadinya.
Keadaan yang menunjukkan adanya perbedaan prosentase yang cukup
menonjol mengenai motivasi peserta olahraga senam jantung sehat di Klub Tri
Lomba Juang Semarang tahun 2006, terutama motivasi pada aspek untuk menjaga
kesehatan yang mencapai 00%. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan,
minat, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Selain itu, hal ini juga sangat
dipengaruhi oleh adanya informasi-informasi yang diterima oleh masyarakat baik
melalui media cetak maupun elektronik, sehingga informasi tersebut secara tidak
langsung akan dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam melakukan setiap
aktivitas ataupun tingkah lakunya.
45
45
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
membuktikan bahwa secara keseluruhan motivasi peserta olahraga Senam Jantung
Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 79% atau sejumlah 33 orang peserta olahraga Senam Jantung
Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai
motivasi tinggi.
2. Sebanyak 21% atau sejunlah 9 orang peserta olahraga Senam Jantung Sehat
di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi
sedang.
3. Dan tidak ada peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mempunyai motivasi rendah.
Sedangkan kesimpulan mengenai hasil penelitian yang mengungkap aspek-
aspek motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang
Semarang Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mengenai aspek untuk rekreasi mencapai hasil
69% atau sejumlah 29 orang mempunyai motivasi tinggi, 31% atau sejumlah
14 orang mempunyai motivasi sedang dan tidak ada peserta senam
46
46
jantung sehat yang mempunyai motivasi rendah.
2. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mengenai aspek untuk menjaga kesehatan
mencapai hasil 100% atau sejumlah 42 orang mempunyai motivasi tinggi,
dan sebanyak 0% mempunyai motivasi sedang serta motivasi rendah.
3. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mengenai aspek untuk mencari teman mencapai
hasil 74% atau sejumlah 31 orang mempunyai motivasi tinggi, 26% atau
sejumlah 11 orang mempunyai motivasi sedang dan sebesar 0% mempunyai
motivasi rendah.
4. Untuk motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba
Juang Semarang Tahun 2006 mengenai aspek untuk kebanggan kelompok
mencapai hasil 57% atau sejumlah 24 orang mempunyai motivasi tinggi, 43%
atau sejumlah 18 orang mempunyai motivasi sedang dan sebesar 0%
mempunyai motivasi rendah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi peserta
olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang Tahun 2006
terdapat adanya perbedaan prosentase yang cukup menonjol, terutama motivasi
pada aspek untuk menjaga kesehatan yang mencapai 00%. Kondisi ini disebabkan
oleh adanya perbedaan kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena
perbedaan tingkat pendidikan, minat, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Selain itu, hal ini juga sangat dipengaruhi juga oleh adanya informasi-informasi
47
47
yang diterima oleh masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik,
sehingga secara tidak langsung informasi tersebut akan dapat mempengaruhi pola
pikir masyarakat dalam melakukan setiap aktivitas ataupun tingkah lakunya.
5.2. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melihat besarnya motivasi peserta olahraga Senam Jantung Sehat di Klub
Tri Juang Semarang terutama sekali motivasi untuk mendapatkan
kesehatan, maka sudah saatnya klub Tri Lomba Juang Semarang perlu
melibatkan para ahli olahraga yang pada saat ini belum banyak dilibatkan,
sehingga dalam setiap aktivitas latihannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
2. Selain itu dengan melihat adanya perbedaan motivasi di antara para peserta
olahraga Senam Jantung Sehat di Klub Tri Lomba Juang Semarang perlu
juga dikembangkan bentuk aktivitas klub yang lain, tidak hanya sekedar
latihan rutin, sebagai misal kegiatan out bound, sehingga dapat memenuhi
keinginan sebagian peserta klub.
3. Melihat jumlah anggota yang semakin sedikit, sudah saatnya pengurus
memikirkan perlu adanya kegiatan promosi untuk menambah jumlah
anggota serta cakupan wilayah yang lebih luas.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam wilayah yang lebih luas, sebagai
pembanding.